Download - Cover Makalah

Transcript

Tugas Pengantar Ilmu komunikasi

Oleh : Nama : Rizky Faradilla Nim : 0564190421 Jam kuliah : 10.20 -12.50 R 404

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA Y.A.IJAKARTA

2011

Pengertian-pengertian komunikasi menurut para ahli ada beberapa pengertian diantaranya yaitu:

1. Komunikasi adalah suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. 2. Menurut Trenholm dan Jensen (Wiryanto, 2006:06) Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran. 3. Menurut Katz dan Robert Khan (Effendy, 2002:20) Komunikasi adalah merupakan suatu proses penyampaian pesan informasi, dan pengertian dari satu orang ke orang lain yang merupakan satu-satunya cara manajemen aktivitas dalam suatu organisasi. 4. Menurut Hovland (Effendy, 2002:14) Komunikasi adalah suatu proses melalui ma seseorang (Komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (Khalayak). 5. Menurut Lasswell (Effendy, 1999:10) Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. 6. Menurut Joseph A Devito (Effendy, 1999:5) Komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang mendapat distori dari gangguan-gangguan dalam suatu konteks yang menimbulkan efek dan kesempatan untuk arus balik. 7. Menurut Sandjaja (1993: 41) Komunikasi adalah sebuah tindakan berbagai informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat di dalamnya guna mencapai kesamaan makna. 8. Menurut Berelson dan Steiner Komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan emosi, keterampilan dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol (kata-kata), gambar, figure, grafik dan sebagainya.

9. Menurut Hovland (Effendy, 2003:10) Komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

Di dalam komunikasi terdapat fungsi-fungsinya, terbagi menjadi 4 fungsi antara lain :

FUNGSI PERTAMA : KOMUNIKASI SOSIAL Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualitasasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasiyang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, dan Negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama. Orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia, bisa dipastikan akan tersesat, karena ia tidak berkesempatan menata dirinya dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasilah ynag memungkinkan individu membangun suatu kerangka rujukan dan menggunakannya sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun yang ia hadapi. Komunikasi pula yang memungkinkannya mempelajari dan menerapkan strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi-situasi problematic yang ia masuki. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara beradab, karena cara-cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya adalah komunikasi. Implisit dalam fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi kultural. Para ilmuwan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai hubungan timbal balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku komunikasi,

dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara, mengembangkan atau mewariskan budaya.

FUNGSI KEDUA : KOMUNIKASI EKSPRESIF Erat kaitannya dengan komunikasi sosial adalah komunikasi ekspresif yang dapat dilakukan baik sendirian ataupun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan saying, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, sakit, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun terutama lewat perilaku nonverbal. Harus diakui, musik juga dapat mengekspresikan perasaan, kesadaran, dan bahkan pandangan hidup (ideologi) manusia. Itu sebabnya pertunjukan musik Iwan Fals yang lirikliriknyabermuatan kritik atau sindiran terhadap penguasa sering dilarang pihak berwajib selama orde baru.

FUNGSI KETIGA : KOMUNIKASI RITUAL Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif adalah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, dan lain-lain. Salat kaum muslim yang mengarah ke Kabah melambangkan kesatuan dan persatuan umat Muslim yang ber-Tuhan satu (Allah). Komunikasi ritual serung juga bersifat ekspresif, menyatakan perasaan terdalam seseorang. Orang menziarahi makam Nabi Muhammad, bahkan menangis di dekatnya, untuk menunjukkan kecintaan kepadanya.

Hingga kapanpun ritual tampaknya akan tetap menjadi kebutuhan manusia, meskipun bentuknya berubah-ubah, demi pemenuhan jati dirinya sebagai individu, sebagai anggota komunitas sosial, dan sebagai salah satu unsure dari alam semesta.

FUNGSI KEEMPAT : KOMUNIKASI INSTRUMENTAL Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga untuk menghibur. Bila diringkas, maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif). Komunikasi yang berfungsi memberitahukan atau menerangkan (to inform) mengandung muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara mengiginkan pendegarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak untuk diketahui. Ketika seseorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pernyataannya dapat membujuk mahasiswa untuk membersihkan ruang kuliah tersebut (to entertain) pun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka. Sebagai instrument, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menhancurkan hubungan tersebut. Jelas lewat komunikasi, para pemimpin politik harus mengemukakan pandangan di hadapan wakil rakyat, pejabat pemerintah, dan wartawan. Pandangan-pandangan mereka tersebut pada gilirannya akan membangun kredibilitas mereka sebagai pemimpin. Seperti definisi dan fungsi komunikasi, prinsip-prinsip komunikasi juga diuraikan dengan berbagai cara oleh para pakar komunikasi, prinsip-prinsip komunikasi terbagi menjadi 12 diantaranya yaitu :

PRINSIP 1 : KOMUNIKASI ADALAH SUATU PROSES SIMBOLIK Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti dikatakan Susanne K. Langer, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Manusia memang satu-satunya hewan yang menggunakan lambang, dan itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama, misalnya memasang bendera dihalaman rumah untuk menyatakan penghormatan atau kecintaan kepada negara. Kemampuan manusia menggunakan lambang verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek (baik nyata ataupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut.

PRINSIP 2: SETIAP PERILAKU MEMPUNYAI POTENSI KOMUNIKASI Kita tidak dapat tidak berkomunikasi (We cannot not communicate). Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Cobalah anda minta seseorang untuk tidak berkomunikasi. Amat sulit baginya untuk berbuat demikian, karena setiap perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan. Contohnya kalau ia tersenyum, ia ditafsirkan bahagia, kalau ia cemberut ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika kita berdiam diri sekalipun, ketika kita mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu menyendiri, sebenarnya kita mengkomunikasikan banyak pesan. Orang lain mungkin menafsirkan diam kita sebagai malu, segan, ragu-ragu, tidak setuju, tidak perduli, marah-marah, atau bahkan sebagai malas atau bodoh.

PRINSIP 3: KOMUNIKASI PUNYA DIMENSI ISI DAN DIMENSI HUBUNGAN Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Dalam komunikasi masa, dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangankan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut. Pengaruh suatu berita atau artikel dalam surat kabar, misalnya, bukan hanya bergantung pada isinya, namun juga pada siapa penulisnya, tata letak (lay out)-nya jenis huruf yang digunakan, format tulisan, dan sebagainya. Pesan yang sama dapat menimbulkan pengaruh yang berbeda bila disampaikan oleh orang yang berbeda.

PRINSIP 4: KOMUNIKASI ITU BERLANGSUNG DALAM BERBAGAI TINGKAT KESENGAJAAN Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali (misalnya ketika anda melamun sementara orang memperhatikan anda) hingga komunikasi yang benar-benar direncanakan dan disadari (ketika anda menyampaikan pidato). Kesengajaaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk ditafsirkan orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Dalam komunikasi sehari-hari, terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang tidak kita sengaja. Namun lebih banyak lagi pesan nonverbal yang kita tunjukkan tanpa kita sengaja. Misalnya, seorang mahasiswa bisa tanpa sengaja melipat kedua tangannya di dada atau bertolak pinggang dengan sebelah lengan ketika presentasi dihadapan suatu tim dosen, sebagai

kompensasi dari kegugupannya, yang boleh jadi dipersepsi oleh tim dosen itu sebagai wujud kegugupan atau kekurangsopanan atau keangkuhan. Jadi, niat atau kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi. Dalam komunikasi antara orang-orang berbeda budaya ketidaksengajaan berkomunikasi ini lebih relevan lagi untuk kita perhatikan. Banyak kesalahpahaman antarbudaya sebenarnya disebabkan oleh perilaku seseorang yang tidak disengaja yang dipersepsi, ditafsirkan, dan direspons oleh orang dari budaya lain.

PRINSIP 5: KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan psikologis. Topic-topik yang lazim dipercakapkan dirumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti lelucon, acara televisi, mobil, bisnis, atau perdagangan terasa kurang sopan bila dikemukakan di mesjid. Tertawa terbahak-bahak atau memakai pakaian dengan warna menyala, seperti merah, sebagai perilaku nonverbal yang tidak menjadi soal bila kita berada dalam suatu pesta dipersepsi kurang beradab bila hal itu ditampakkan diacara pemakaman.

PRINSIP 6: KOMUNIKASI MELIBATKAN PREDIKSI PESERTA KOMUNIKASI Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orangorang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu didasari, dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya misalnya. Anda mengetahui bagaimana tatakrama dalam berbahasa ketika anda berhadapan dengan orang tua anda atau dosen anda. Anda misalnya tidak dapat menyapa orang tua anda atau dosen anda dengan Kamu atau Elu.

PRINSIP 7: KOMUNIKASI ITU BERSIFAT SISTEMATIK Setiap individu adalah suatu system yang hidup (a living system). Organ-organ dalam tubuh kita saling berhubungan. Kerusakan pada mata misalnya dapat membuat kepala kita pusing. Bahkan unsur diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan dengan unsur kita yang bersifat rohani. Kemarahan membuat jantung kita berdetak lebih cepat dan berkeringat. Komunikasi juga menyangkut suatu sistem dari unsur-unsurnya. Setidaknya dua system dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi itu Sistem Internal dan Sistem Eksternal. Berbeda dengan system internal, system eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperature ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli public yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi.

PRINSIP 8: SEMAKIN MIRIP LATAR BELAKANG SOSIAL BUDAYA SEMAKIN EFEKTIFLAH KOMUNIKASI Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Misalnya, seorang penjual yang dating ke rumah untuk mempromosikan barang dianggap telah melaksanakan komunikasi yang efektif bila akhirnya tuan rumah membeli barang yang ia tawarkan, sesuai dengan yang diharapkan penjual itu, dan tuan rumah pun merasa puas dengan barang yang dibelinya.

PRINSIP 9: KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL Meskipun terdapat banyak model komunikasi linier atau satu arah, sebenarnya komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya (komunikasi tatap muka) bersifat dua arah. Ketika seseorang berbicara kepada seseorang lainnya, atau kepada sekelompok orang seperti dalam rapat atau kuliah, sebetulnya komunikasi itu berjalan dua arah, karena orang-orang yang kita

anggap sebagai pendengar atau penerima pesan sebenarnya juga menjadi pembicara atau pemberi pesan pada saat yang sama, yaitu lewat perilaku nonverbal mereka.

PRINSIP

10:

KOMUNIKASI

BERSIFAT

PROSESUAL,

DINAMIS,

DAN

TRANSAKSIONAL Seperti juga waktu dan eksistensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung (continuous). Bahkan kejadian yang sangat sederhana pun, seperti Tolong ambilkan garam melibatkan suatu rangkaian kejadian yang rumit bila pendengar memenuhi permintaan tersebut. Pandangan dinamis dan transaksional memberi penekanan bahwa anda mengalami perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi. Pernahkah anda terlibat dalam suatu perdebatan sengit sehingga semakin keras anda katakana betapa marahnya anda.

PRINSIP 11: KOMUNIKASI BERSIFAT IRREVERSIBLE Dalam komunikasi sekali anda mengirimkan suatu pesan, anda tidak dapat

mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menhilangkan efek pesan tersebut sama sekali. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah. Prinsip ini seyogiannya menyadarkan kita bahwa kita harus hatihati untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebab yaitu tadi efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali, meskipun kita berupanya meralatnya. Apalagi bila penyampaian pesan itu dilakukan untuk pertama kalinya.

PRINSIP 12: KOMUNIKASI BUKAN PANASEA UNTUK MENYELESAIKAN BERBAGAI MASALAH Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi itu sendiri bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan

atau konflik itu, karena persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Agar komunikasi efektif, kendala struktural ini harus juga diatasi. Komunikasi antara berbagai etnik, baik antara warga Tionghoa dengan warga pribumi, antara suku Madura dengan suku Dayak di Sambas (Kalimantan), atau warga pendatang (Bugis dan Makassar) dan warga pribumi di Ambon, juga tidak akan efektif bila terdapat kesenjangan ekonomi yang lebar di antara pihak-pihak tesebut, juga bila pihak-pihak tertentu tidak memperoleh akses atau mengalami diskriminasi dalam lapangan pekerjaan yang seharusnya juga terbuka bagi mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti . 2002. Ilmu Komunikasi : Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung. Penerbit : PT. Remaja Rosdakarya . 1999. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sandjaja, Sasa Djuarsa. 1993. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Grasindo

Penjelasan tentang Model KomunikasiModel komunikasi adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model jelas bukan fenomena itu sendiri. Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi komunikasi, model mempermudah penjelasan tersebut. Hanya saja model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikasi, artinya ada nuansa komunikasi lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut. Akibatnya, jika kita kurang hati-hati menggunakan model, model dapat menyesatkan kita. Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model komunikasi merepresentasikan secara abstrak cirri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsure, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model. Model adalah gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori. Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih disederhanakan.

Fungsi-fungsi dalam model komunikasiMenurut Gordon Wiseman dan Larry Barker mengemukakan bahwa model komunikasi mempunyai tiga fungsi yaitu : pertama, melukiskan proses komunikasi. Kedua, menunjukkan hubungan visual dan ketiga, membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. Deutsch menyebutkan bahwa model mempunyai fungsi komunikasi yaitu : Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati. Heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui). Prediktif memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga yang kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan berapa banyak, pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi. Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi, yaitu: pertama, pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan. Kedua, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespons lingkungan dan Ketiga, transmisi warisan social dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Pengertian model komunikasiModel Lasswell Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal, yakni : Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effecti. Model ini dikemukakan Harold Lasswell tahun 1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Model Lasswell sering diterapkan dalam dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Model Lasswell dikritik karena model itu tampaknya mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model itu juga dianggap terlalu mnyederhanakan masalah. Tetapi, seperti setiap model yang baik, baik model Lasswell memfokuskan perhatian pada aspek-aspek penting komunikasi. Model Shannon dan Weaver Salah satu model awal komunikasi dikemukakan Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical Theory of Communication. Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi itu mungkin adalah model yang pengaruhnya paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya. Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui saluran kepada seorang penerima yang menyandi-balik atau mencipta-ulang pesan tersebut. Dengan kata lain, model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan pesan untuk dikonsumsikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Model Schramm Wilbur Schramm membuat serangkaian model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu. Model pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver. Dalam model yang kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Model ketiga Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal. Disini kita melihat umpan balik dan lingkaran yang berkelanjutan untuk barbagi informasi.

Model Berlo Model lain yang dikenal luas adalah model David K. Berlo, yang ia kemukakan pada tahun 1960. Model ini dikenal dengan model SMCR, kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima). Sebagaimana dikemukakan Berlo, sumber adalah pihak yang menciptakan pesan baik seseorang ataupun suatu kelompok. Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbolik, seperti bahasa atau isyarat, saluran adalah medium yang membawa pesan, dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi. Salah satu kelebihan model Barlo adalah adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi public atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model Berlo juga bersifat heuristic (merangsang penelitian), karena merinci unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model ini misalnya dapat memandu anda untuk meneliti efek keterampilan komunikan penerima atas penerimaan pesan yang anda kirimkan kepadanya atau anda sebagai pembicara mungkin mulai menyadari bahwa latar belakang social anda mempengaruhi sikap penerima pesan anda. Model Berlo juga punya keterbatasan. Meskipun Berlo menganggap komunikasi sebagai proses, model Berlo, seperti juga model Aristoteles, menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis ketimbang fenomena yang dinamis dan terus berubah. Lebih jauh lagi, umpan balik yang diterima pembicara dari khalayak tidak dimasukkan dalam model grafiknya, dan komunikasi non-verbal tidak dianggap penting dalam mempengaruhi orang lain.

Pengertian Komunikasi Antarpribadi (KAP) Komunikasi Antarpribadi menurut Sendjaja & T Rahardjo pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi Ciri-ciri dalam komunikasi Antarpribadi adalah : 1. Komunikasi Antarpribadi dimulai dari diri sendiri 2. Komunikasi Antarpribadi bersifat transaksional 3. Komunikasi Antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi 4. Komunikasi berkomunikasi 5. Komunikasi Antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya 6. Komunikasi Antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang Antarpribadi adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang adalah suatu proses

Pengertian Model dalam Komunikasi Antarpribadi (KAP) Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut Model komunikasi adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Model jelas bukan fenomena itu sendiri. Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi komunikasi, model mempermudah penjelasan tersebut. Hanya saja model tersebut sekaligus mereduksi fenomena komunikasi, artinya ada nuansa komunikasi lainnya yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut. Akibatnya, jika kita kurang hati-hati menggunakan model, model dapat menyesatkan kita.

Model S-R Model stimulus-respon adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi. Model ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses aksi-reaksi yang sangat sederhana. Model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu, sehingga proses ini dapat dianggap sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan.

Model Harold Lasswell Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal, yakni : Who, Says What, In Which Channel, To Whom, With What Effectt. Model ini dikemukakan Harold Lasswell tahun 1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembannya dalam masyarakat. Model Lasswell sering diterapkan dalam dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan. Model Lasswell dikritik karena model itu tampaknya mengisyaratkan kehadiran

komunikator dan pesan yang bertujuan. Model itu juga dianggap terlalu mnyederhanakan masalah. Tetapi, seperti setiap model yang baik, baik model Lasswell memfokuskan perhatian pada aspek-aspek penting komunikasi.

Model Shannon dan Weaver Model ini mengasumsikan bahwa sumber informasi : menghasilkan suatu pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Transmitter (pemancar) : mengubah pesan menjadi suatu sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Channel (saluran) : medium yang mengirimkan sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver).

Dalam percakapan sumber informasi ini adalah otak, transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan) yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni mekanisme pengdengaran, melakukan operasi yang sebaliknya yang dilakukan transmitter dengan merekonstruksi pesn dari sinyal. Sasaran (destination) adalah (otak) orang yang menjadi pesan tersebut. Konsep penting dalam model ini adalah gangguan (noise), yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.

Curriculum VitaeNama Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Status Alamat Telepon Mobile Email : : : : : : : : Rizky Faradilla Jakarta, 16 Juni 1987 Perempuan Lajang Jl. Pisangan Lama III RT 006 / 011 No. 14 Pisangan Timur - Jakarta Timur 13230 021- 94498188 0856-97488733 [email protected]

Kualifikasi Jujur, Disiplin, Berdedikasi Tinggi, Tanggung Jawab, Dapat bekerja secara tim maupun individu. Pendidikan Formal 1993 1999 1999 2002 2002 2005 2005 2010 Pendidikan Informal 2005 2005 : Kursus Komputer : Kursus Primagama : : : : SD BPS&K 1, Jakarta Timur SMPN 74, Jakarta Timur SMU Muhammadiyah 11, Jakarta Timur Universitas Persada Indonesia Y.A.I

Pengalaman Organisasi 1999 2002 2002 2005 2002 2005 : OSIS. : Paskibra. : Hizbul waton.

Jakarta,15 Februari 2011

Kepada : HR Departement PT. Bank Mega Tbk. Di tempat, Berdasarkan informasi yang ada di Bank Mega yang Bapak / Ibu pimpin, saya tertarik untuk mengisi posisi tersebut maka dari itu saya mengajukan surat lamaran ini dengan memberikan identitas diri untuk diketahui olah Bapak / Ibu sebagai berikut : Nama Tempat ,Tanggal lahir Usia Status Alamat Pendidikan Telepon : Rizky Faradilla : Jakarta,16 Juni 1987 : 23 Tahun : Lajang : Jl. Pisangan Lama III RT 006 / 011 No. 14 Pisangan Timur, Jakarta Timur 13230 : S-1 : 021 94498188 / 0856 - 97488733

Saya adalah Sarjana Ilmu komunikasi Universitas Persada Indonesia Y.A.I jurusan Broadcasting. Diharapkan saya bisa mengisi posisi tersebut. Dengan ini saya turut melampirkan fotocopy KTP, fotocopy SKL, fotocopy SKCK, CV, transkip nilai, pas foto terbaru, sebagai dokumen pendukung lamaran ini. Demikian surat lamaran ini, dan terima kasih atas perhatian Bapak / Ibu. Hormat saya,

Rizky Faradilla

Jakarta, 12 April 2011 Kepada Yth, PT. Bank Mandiri (Persero),Tbk. Human Resource Kanwil IV Wisma Mandiri I Lantai 7 Jl. MH Thamrin Kav.5 Jakarta Pusat

UP : Bapak Pungki

Dengan Hormat, Berdasarkan informasi yang saya terima melalui saudara saya yang bernama Nurbaniah yang bekerja sebagai Relationship officer (RO) area Thamrin, bahwa perusahaan Bapak membutuhkan staff untuk Divisi Frontliner sebagai Customer Service (CS), maka dengan ini saya mengajukan diri sebagai staff untuk posisi tersebut diatas. Dengan ini saya lampirkan identitas diri saya sebagai berikut: Nama Tempat / Tanggal Lahir Jenis Kelamin Status Alamat Universitas Fakultas : Rizky Faradilla : Jakarta, 16 Juni 1987 (23 thn) : Perempuan : Lajang : Jl. Pisangan Lama III RT 006 / 011 No. 14 Pisangan Timur, Jakarta Timur 13230 : UPI YAI : Ilmu Komunikasi :

Berikut juga saya lampirkan dokumen pendukung surat lamaran ini sebagai berikut: 1. Fotocopy KTP 2. Pas Photo 3x4 (2lembar) 3. CV 4. Fotocopy transkip nilai 5. Fotocopy Surat Kelakuan Baik (SKCK) Demikianlah surat lamaran ini saya buat dengan sebaik-baiknya, atas perhatian Bapak / Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Rizky Faradilla


Top Related