Transcript
Page 1: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat
Page 2: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

Diterbitkan oleh:

BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR (BPK PENABUR)

I S S N : 1412-2588

Jurnal Pendidikan Penabur (JPP) dapat dipakaisebagai medium tukar pikiran, informasi dan

penelitian ilmiah antar para pemerhati masalah pendidikan.

Penanggung JawabDra. Kristinawati Susatio, M.M.

Pemimpin RedaksiDr. BP. Sitepu, M.A.

Sekretaris RedaksiRosmawati Situmorang

Dewan EditorDr. BP. Sitepu, M.A.

Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.Dra. Mulyani

Dr. Theresia K. BrahimDra. Vitriyani P., M.Pd.

Alamat Redaksi :Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470

Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968http://www.bpkpenabur.or.idE-mail : [email protected]

Page 3: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

Pedoman Penulisan Naskah untuk Jurnal Pendidikan Penabur

Naskah ditulis dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:1. Naskah merupakan laporan penelitian, opini, info, dan resensi buku yang

berhubungan dengan bidang pendidikan serta disajikan dalam bentukbahasa ilmiah populer.

2. Naskah merupakan karya asli dari penulis dan belum pernahdipublikasikan atau sedang dikirimkan ke media lain.

3. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin/batas atas, kanan, danbawah masing-masing 3 cm dan batas kiri 4 cm dari tepi kertas.Menggunakan program MS Word dengan jenis huruf Book Antiqua 10point/spasi ganda.

4. Panjang naskah hasil penelitian + 4500 kata, sedangkan untuk opini,info, serta resensi buku + 2000 kata.

5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata.

6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis, abstrak, isi artikel, daftarpustaka, dan keterangan mengenai penulis.

7. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata.

9. Ilustrasi (grafik, tabel dan foto) harus disajikan dengan jelas. Tulisan padailustrasi menggunakan huruf yang sama pada isi naskah dengan besarhuruf tidak lebih kecil dari 6 point.

10. Naskah dikirim dalam bentuk disket dan hasil print out ke Redaksi JurnalPendidikan Penabur, Jalan Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lantai 5.Jakarta Barat - 11470 atau melalui e-mail: [email protected]

11. Naskah disertai dengan daftar riwayat hidup yang memuat latar belakangpendidikan, pekerjaan dan karya ilmiah lain yang pernah ditulis.

12. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan. Naskah yang tidak dimuattidak dikembalikan.

13. Redaksi berhak mengedit naskah yang dimuat tanpa mengubah isinaskah.

14. Isi Jurnal Pendidikan Penabur tidak mencerminkan pendapat ataukebijakan BPK PENABUR.

Page 4: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

iJurnal Pendidikan Penabur - No.08 /Th.VI/Juni 2007

Jurnal Pendidikan PenaburNomor 08/VI/Juni 2007

ISSN: 1412-2588

Daftar Isi i

Pengantar Redaksi ii-iv

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian, Petrus Trimantara, 1-11

The Analysis of Senior High School State Final Examination 2005-2006, Kaprista Sutikno, 12-20

Upaya Mengembangkan Sikap Siswa Melalui Nilai dan Moral dalam Bacaan dan Dongeng,Keke T. Aritonang, 21-28MBrilliant Class dalam Perspektif Vygotsky, Yuli Kwartolo, 29 - 38

Waralaba TKK BPK PENABUR, Chris Maryadi SB, 39 - 49

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran, Muksin Wijaya,50 - 59

Scaffolding pada Program Pendidikan Anak Usia Dini, Upi Isabella, 60 - 65

Pembentukan Konsep Diri Siswa Melalui Pembelajaran Partisipatif(Sebuah Alternatif Pendekatan Pembelajaran di Sekolah Dasar), Melanie D. Murmanto, 66 -74

Telaah Kritis Terhadap Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Pendeta Sekolah di LingkunganBPK PENABUR, Djudjun Djaenuddin Supriadi, 75 - 81

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah Menengah Kejuruan Kristen BPK PENABUR Jakarta,Elika Dwi Murwani, 82 - 93

Isu Mutakhir, Mulyani dan Rosmawati Situmorang, 94 - 96

Resensi Buku: Jangan Pukul Aku!, Nur Hari Cahyanti, 97 - 101

Profil BPK PENABUR Rengasdengklok, Sarindi, 102 - 106

Keterangan Mengenai Penulis, 107 -108

Page 5: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

iJurnal Pendidikan Penabur - No.08 /Th.VI/Juni 2007

Pengantar Redaksi

i Indonesia pendidikan mulai dari pendidikan dasar sampaipendidikan tinggi diselenggarakan oleh dan merupakantanggung jawab bersama Pemerintah dan masyarakat.Pentingnya peranan pendidikan dalam meningkatkan

kecerdasan dan kesejahteraan individu dan masyarakat mendorongPemerintah dan masyarakat memberikan perhatian besar padapendidikan. Ditetapkannya anggaran untuk penyelenggaraanpendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD dalam AmandemenUndang-Undang Dasar 1945 menunjukkan kesungguhan bangsaIndonesia dalam pembangunan pendidikan. Sedangkan besarnyajumlah lembaga- lembaga pendidikan mulai dari TK sampaiPerguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola olehmasyarakat (swasta), menunjukkan pula besarnya perhatian danperan serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

Selama ini dikenal ada empat masalah pokok pendidikannasional yaitu: (1) pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan,(2) peningkatan mutu pendidikan, (3) peningkatan relevansipendidikan, dan (4) peningkatan efisiensi dan akuntabilitaspengelolaan pendidikan. Untuk mengatasi keempat masalah tersebutberbagai upaya telah dilaksanakan oleh Pemerintah, antara lainpendirian dan rehabilitasi gedung sekolah, pengangkatan danpenataran guru, pengadaan buku pelajaran dan laboratorium,penyempurnaan kurikulum, serta menerapkan sistem pengelolaandan pengawasan penyelenggaraan pendidikan. Akan tetapi dalampendirian sekolah baru, tidak jarang terjadi perencanaan danpelaksanaannya kurang memperhatikan kondisi yang ada. Misalnya,di beberapa tempat Pemerintah mendirikan sekolah baru berdekatandengan sekolah swasta yang sudah lama berdiri, sehingga secaraperlahan-lahan sekolah swasta kekurangan peserta didik karenatidak dapat bersaing dengan sekolah negeri yang memiliki berbagaikelebihan dan kemudahan. Di samping itu Pemerintah jugamengutamakan sekolah negeri dari pada sekolah swasta dalampengangkatan dan penataran guru serta pengadaan buku danlaboratorium. Keadaan yang demikian memberikan kesanmasyarakat bukan menjadi mitra tetapi saingan Pemerintah dalampenyelenggaraan pendidikan.

Dewasa ini masyarakat semakin menyadari fungsi lembagapendidikan sebagai penghasil sumber daya manusia yang bermutudan dapat diandalkan. Oleh karena itu dalam memilih sekolah untukanak-anaknya, kriteria “bermutu” itu menjadi perioritas dengancatatan bahwa bermutu itu diartikan secara luas. Bermutu dilihatdari ranah kognitif yang berarti lulusannya memiliki pengetahuanyang unggul, dari ranah psikomotorik yang berarti memilikiketerampilan yang dapat bersaing, dan dari ranah afektif berartimemiliki sikap dan moral yang tangguh. Mutu sumber daya manusiayang demikian dihasilkan melalui proses pembelajaran yangmenggunakan pendidik dan tenaga kependidikan yang ahli dibidangnya, peralatan dan fasilitas belajar-membelajarkan yangmodern dan sangat mendukung, kurikulum yang mengikutiperkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan teknologi serta

D

Page 6: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

ii Jurnal Pendidikan Penabur - No.08 /Th.VI/Juni 2007

kebutuhan lapangan kerja, kegiatan belajar-membelajarkan yangberorientasi pada teknologi pembelajaran yang efektif dan efisien,serta pengelolaan sekolah yang profesional.

Era globalisasi dan era teknologi informasi dan komunikasidalam abad ke-21 ini membuat masyarakat semakin peka terhadappendidikan yang bermutu agar dapat bersaing dan berkolaborasidengan sumber daya manusia dari negara lain. Kebutuhan dantuntutan tidak lagi berorientasi semata-mata pada kondisi lokal ataunasional, tetapi mulai berorientasi pada kondisi regional daninternasional. Dengan demikian, ukuran mutu dan relevansipendidikan pun mulai bergeser ke standar regional daninternasional. Akibatnya, banyak orang tua dan siswa yang tidak lagimempersoalkan hasil Ujian Negara (UN). Bagi mereka hasil UN tidakmempunyai pengaruh yang berarti, sejauh anaknya dapat diterima dilembaga pendidikan di luar negeri. Sebaliknya, mereka akan risauwalaupun memperoleh nilai tinggi dalam UN tetapi anaknya tidakditerima di lembaga pendidikan di luar negeri yang diinginkannya.

Perubahan paradigma masyarakat terhadap pendidikandewasa ini juga dibaca oleh penyelenggara pendidikan baikPemerintah maupun swasta. Belakangan ini kita melihat Pemerintahsendiri menyelenggarakan pendidikan di sekolah-sekolah tertentudengan predikat seperti “Sekolah Nasional BerwawasanInternasional”, “Sekolah Unggulan”, “Sekolah Koalisi” atau“Sekolah Percontohan”. Sedangkan pihak swasta sendirimenggunakan predikat seperti “Sekolah Internasional”, “SekolahAffiliasi dari Lembaga Pendidikan Luar Negeri”, atau “SekolahMultinasional”. Semua predikat itu menunjukkan identitas mutupendidikan di sekolah dipakai antara lain untuk menarik perhatiancalon siswa untuk memasukinya. Keadaan yang demikian timbul,oleh karena dewasa ini terjadi persaingan antar lembaga pendidikansemakin ketat dalam memperoleh peserta didik.

Lulusan yang bermutu dihasilkan melalui proses belajar-membelajarkan dengan persyaratan tertentu mulai dari peserta didik,pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum, sumber-sumberbelajar, strategi dan metodologi pembelajaran, serta lingkunganbelajar-membelajarkan. Oleh karena itu dalam Jurnal PendidikanPenabur edisi ini, berbagai tulisan memuat beberapa hasil penelitiandan gagasan yang dianggap memberikan kontribusi pada mutupendidikan di sekolah. Berkaitan dengan pendidikan bermutu,Petrus Trimantara memaparkan hasil penelitiannya tentang sekolahunggulan serta hal-hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalammemilih sekolah. Berbicara mengenai mutu tidak dapat dipisahkandengan instrumen untuk mengukur mutu itu sendiri. Di sampingkebermanfaatan hasil Ujian Negara, yang dianggap sebagai salahsatu indikator mutu pendidikan, masih menjadi polemik sampaisekarang ini, instrumen yang dipakai dalam UN itu sendiri patutdipertanyakan. Sejauh manakah instrumen yang dipakai dalamevaluasi itu dapat mengukur hasil belajar peserta didik secara akuratdan terpercaya? Dengan menggunakan bahasa Inggris, KapristaSutikno mencoba menganalisis butir-butir soal UN untuk matapelajaran Bahasa Inggris dan mengungkapkan beberapakelemahannya. Walaupun tidak dapat digeneralisasikan, temuannyaitu tentu dapat menggugah semua pihak untuk melakukan penelitianlebih lanjut. Keke T. Aritonang dalam penelitiannya menawarkan

Page 7: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

iiiJurnal Pendidikan Penabur - No.08 /Th.VI/Juni 2007

upaya mengembangkan nilai, moral, dan sikap siswa melaluikegiatan membaca siswa.

Berkaitan dengan peningkatan mutu proses dan hasil belajar-membelajarkan, Yuli Kwartolo menjelaskan tentang Brilliant Classdalam perspektif Vygotsky. Oleh karena mutu dan berbagaikeunggulan yang diraihnyalah maka sekolah-sekolah BPKPENABUR dikenal oleh masyarakat luas. Akan tetapi karenaberbagai kendala, Yayasan BPK PENABUR memiliki keterbatasandalam mengembangkan sekolah secara meluas menjangkau seluruhwilayah Indonesia. Chris Maryadi mengemukakan gagasankemungkinan pengembangan sekolah dengan sistem waralaba.

Dalam hubungannya dengan peningkatan mutu proses belajar-membelajarkan, Muksin Wijaya menguraikan gagasannyabagaimana memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasidalam pembelajaran; Upi Isabella menulis tenang scaffolding padaprogram pendidikan usia dini; dan Melanie D. Murmantomenawarkan pendekatan pembentukan konsep diri siswa melaluipembelajaran partisipatif. Pembinaan kepribadian peserta didiksecara utuh diperlukan dari aspek sikap, moral, dan penghayatanserta penerapan nilai-nilai kristiani. Oleh karena itu di sampingmelalui mata pelajaran Agama, diperlukan pembinaan peserta didikmelalui Pendeta Sekolah. Djudjun Supriadi menelaah secaa kritistugas dan tanggung jawab jabatan Pendeta Sekolah di lingkunganBPK PENABUR. Sedangkan Elika Dwi Murwani melaporkan hasiltelaahannya mengenai kebijakan penutupan SMK K BPK PENABURJakarta. Sudah barang tentu hasil kajian tentang fenomena sosialtidak selalu selaras dengan kebijakan yang diambil, karenapertimbangan tertentu. Hal yang sama dapat terjadi dengan hasiltelaahannya tentang penutupan SMK BPK PENABUR Jakarta ituyang lebih bersifat kajian teoritis.

Bulan Juli dan Agustus memberikan kesibukan dan kerepotantersendiri bagi orang tua dan siswa yang melanjutkanpendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Kesibukan yang samajuga dialami oleh lembaga-lembaga pendidikan dalam menghadapitahun ajaran baru, mulai dari pendaftaran, penyaringan, danpenerimaan calon siswa baru. Masih dalam proses penerimaansiswa baru, sekolah umumnya melakukan penyambutan siswa baruyang dapat berdampak positif dan negatif kepada siswa junior dansiswa senior. Dalam edisi ini layaklah kalau penerimaan siswa baruitu diangkat sebagai isu mutakhir.

Tidak jarang orang tua atau guru lupa bahwa anak merupakansubjek, bukan objek pendidikan. Oleh karena itu orang tua, guru, danmasyarakat perlu menyikapi dan memperlakukan anak sesuaidengan kodratnya sebagai anak dan subjek pendidikan, sehinggaproses pendidikan berhasil membentuk anak secara utuh. Edisi inidilengkapi dengan resensi buku Jangan Pukul Aku yang dilakukanoleh Nur Hari Cahyanti. Edisi Jurnal Pendidikan Penabur inidiakhiri dengan penyajian profil BPK PENABUR Rengasdengklok.

Mudah-mudahan Jurnal Pendidikan Penabur ini dapatmemperkaya wacana serta mendorong pembaca melakukanpenelitian atau kajian di bidang pendidikan serta menuliskannyauntuk mengisi edisi berikutnya yang diharapkan terbit akhirDesember 2007 yang akan datang.

Redaksi

Page 8: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

1Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

Sekolah Unggulan:Antara Kenyataan dan Impian

Petrus Trimantara*)

*) Guru SMAK 2 BPK PENABUR Bandung

Penelitian

da lima aspek yang menentukan orang tua dalam memilih sekolah bagi putra/putrinya yaitu,1)kemampuan guru dalam mentransfer ilmu, 2) lingkungan pergaulan siswa, 3) fasilitas/saranaprasarana, 4) citra sekolah, dan 5) penanaman nilai-nilai kristiani. Adapun pengorbananorang tua untuk mendapatkan sekolah unggulan meliputi, uang pangkal, uang sekolah, biaya

fasilitas, lokasi sekolah, dan keterlibatan orang tua. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan orang tuamaupun siswa sebelum menentukan atau memilih sekolah unggulan, yaitu input siswa, proses belajar– mengajar, dan output. Sekolah unggulan harus mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang unggulbaik dari segi akademis maupun kepribadian. Keunggulan lulusan ini baru dapat diketahui setelahlulusan memasuki dunia kerja atau terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

Kata kunci: Unggul, input, output, orang tua, siswa

There are five aspects that help parents choose the best school for their children. They are (1) theability of the teachers to clearly explain their material, (2) the social enviroment of the school, (3)school facilities, (4) the school image, and (5) the upholding of christianity value. To pay for a goodeducation, parents are willing to pay as much as they can afford, in some cases even more than theycan reasoniforly afford. The money goes to award registration fees, school fees, facilities fees,expenses leaving near or travelling to school and the involvement of the parents. There are at leastthree things that need to be focused by parents and students’ before choosing a good school: thestudents’ ability, the learning proces and output. A good school must be able to produce high qualifieldgraduates both in academic aspect and personal character. The quality of these graduates will beproved when they enter the workforce and involve in the community.

Abstrak

A

Pendahuluan

Tahun pelajaran baru merupakan tahun yangpaling memusingkan sekaligus menegangkanbagi orang tua siswa, khususnya orangtua yanganaknya akan melanjutkan ke jenjangpendidikan yang lebih tinggi. Orang tuaberharap agar anaknya mendapatkanpendidikan yang lebih baik meskipun harusmengeluarkan biaya yang tidak sedikitjumlahnya. Bahkan, orangtua maumengeluarkan “uang pelicin” agar anaknya

diterima. Namun, tidak mudah seorang anakditerima di sekolah yang dianggap unggul.Orangtua tidak cukup hanya mau membayardengan biaya yang tinggi. Seorang anak harusmengikuti serangkaian tes dan nilai tes harusmemenuhi standar nilai yang ditetapkan. Makatidak mengherankan, sekolah-sekolah yangdianggap “unggul” selalu menjadi incaran paraorangtua.

Namun, dewasa ini kebingungan orang tuaakan semakin bertambah dengan semakinbertambahnya sekolah yang memproklamasikansebagai sekolah “unggul”. Banyak sekolah yang

Page 9: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

.menggunakan “label” tertentu yangmenunjukkan bahwa sekolah tersebutmerupakan sekolah unggul. Misalnya, SekolahNasional, Sekolah Plus, Sekolah Nasional Plus,Sekolah Berwawasan Internasional, SekolahInternasional, Sekolah Terpadu, SekolahBintang, dan Sekolah Berbasis Informasi danTeknologi. Di samping menggunakan “label”tersebut ada beberapa sekolah yangmenawarkan program khusus untukmenunjukkan bahwa sekolah tersebut sekolahunggul, misalnya program Bilingual, ProgramMatius, program magang di perusahaan, dansebagainya.

Berdasarkan hal tersebut, hal mendasaryang menjadi pertanyaan besar dalam tulisanini adalah faktor-faktor apa yang menjadi dasarbagi orang tua dalammemilih sekolah bagia n a k - a n a k n y a ?Bagaimanakah kriteriasekolah unggul? Keduapersoalan tersebutsangat menarik untukdibahas agar orang tuamendapatkan sekolahyang tepat sesuaidengan keinginannya.Orangtua tidak merasa“tertipu” denganslogan atau propaganda dari sekolah-sekolahyang menyatakan sebagai sekolah unggul. Disamping itu, tulisan ini dapat menjembatanipihak sekolah dengan orang tua sehingga pihaksekolah dapat secara maksimal berupayamemenuhi harapan orangtua siswa.

Praksis Lapangan

Sindhunata (2000: 3) menyatakan bahwa dilihatsecara menyeluruh, pendidikan di tanah airternyata tidak berhasil mengemansipasikanmasyarakat. Pendidikan yang seharusnyamembebaskan, malah menindas sebagian wargayang tidak mampu. Pendidikan yang seharusnyamembahagiakan, malah menderitakan danmemojokkan orang tua miskin ke dalamkemiskinan dan penderitaan yang lebih dalam.Tahun ajaran baru merupakan tahun di manaorang tua bingung, meratap, menjerit danmenangis, menggadaikan dan menjual apa sajademi pendidikan. Pendidikan memang harta

dan nilai mulia. Harta itu ternyata memeras dannilai itu menderitakan. Itulah tragikapendidikan di Indonesia.

Pergeseran dunia pendidikan pada duadasa warsa terakhir yang diakibatkan pesatnyaperkembangan teknologi informasi (sebagai ciriera globalisasi) semakin menguat. Dampakglobalisasi semakin nyata, khususnya di duniapendidikan. Proses pendidikan semakin pekadan berkiblat pada pasaran kerja dalammasyarakat yang mendadak sibukberindustrialisasi. Bahkan industrialisasi sudahnampak jelas dalam bidang pendidikan.Sehingga tidak mengherankan banyakbermunculan sekolah baru yang menawarkansesuatu yang baru. Meskipun sekolah-tersebutmasih relatif baru dan relatif biaya sekolah lebihmahal, banyak orang tua yang berminat

m e n y e k o l a h k a nanaknya. Sekolah-sekolah barucenderung mena-warkan programpendidikan yang baruyang dilengkapidengan fasilitaspenunjang yangmewadahi. Namun,tidak sedikit pulasekolah yang mulai“kembang-kempis”

karena kurang peminat. Persaingan duniapendidikan demikian ketatnya sehingga sekolahharus mempunyai inovasi baru agar tidakditinggalkan peminatnya. Bahkan begituketatnya persaingan, sekolah-sekolah mulai“berebut” untuk mendapatkan siswa.

Permasalahan pendidikan memang sangatkompleks, selalu mengandung unsurketidakpastian dan selalu berada pada situasicepat berubah. Ketidakjelasan tujuan sekolahsangat besar pengaruhnya bagi kualitaspembelajaran di sekolah. Sekolah yangseharusnya menjadi media untuk mencerdaskan,memberi keterampilan, bahkan untuk mencapaikesejahteraan masyarakat, tidak lebih daritempat indoktrinasi. Sekolah hanya menjadipewaris dan pelestarian nilai-nilai resmi yangsedang berlaku dan direstui oleh pemerintah.Tidak aneh jika di sekolah terjadi penyeragamanmulai dari pakaian, mata pelajaran, hingga bukupegangan siswa. Begitu juga dengan prosespendidikan dan pembelajarannya ditandai oleh

Sekolah yang seharusnyamenjadi media untuk

mencerdaskan, memberiketerampilan, bahkan untuk

mencapai kesejahteraanmasyarakat, tidak lebih dari

tempat indoktrinasi.

Page 10: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

3Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

otoriter, represif, mematikan kreativitas pesertadidik, satu arah, monolog, dan bahkan menindasperkembangan peserta didik.

Dengan situasi pembelajaran di atas akanmemungkinkan sekolah hanya melahirkangenerasi-generasi yang tidak mandiri, generasi-generasi yang cengeng, penakut, yang tidak siapmenghadapi ganasnya gelombang zaman.Kondisi tersebut juga akan melahirkan generasiyang hanya biasa membeo, tidak kreatif, picik,egois, dan hanya mementingkan diri ataukelompoknya sendiri. Kenyataan tersebut jugahanya akan melahirkan generasi-generasi yangtidak percaya pada kemampuan diri sendiri,generasi yang mau serba cepat dan instant tanpamelihat proses, dan generasi yang hanya maumakmur tanpa usaha.

Sekolah seharusnya menjadi tempat bagianak untuk menemukan kegembiraan dankebahagiaan. Di sekolah anak-anak belajar,bermain, berteman, mengembangkan bakatnya,dan menjadi dirinya sendiri (bukan orang lainatau sesuai keinginan sekolah atau guru). Disekolah anak-anak seharusnya mendapatkanperlindungan dari berbagai ancaman, baik yangdisengaja maupun yang tidak disengaja datangdari masyarakat. Di sekolah anak-anakmendapatkan bimbingan dan dorongan untukmempersiapkan masa depannya.

Namun, kondisi sebaliknya justru yangterjadi. Di sekolah anak-anak menjadi muramkarena menanggung beban pelajaran yangberlebihan. Banyak tugas yang harusdiselesaikan. Di sekolah anak dianggap sebagai“mesin” yang harus menyelesaikan berbagaitugas pelajaran. Di sekolah anak-anak menjaditakut dan gelisah menghadapi guru. Di sekolahanak-anak kehilangan kegembiraan. Di sekolahanak-anak resah, tidak tahu nasib apa yang akanmenimpanya di masa depan. Bahkan yang lebihparah lagi, dunia pendidikan sudahdikendalikan oleh kekuatan kapital, yaitupenindasan oleh mereka yang kuat terhadapyang lemah dan tidak berdaya. Daya penindasanitu terjadi seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya dalam dunia pendidikan.

Sindhunata dalam artikelnya yang dimuatdi Harian Kompas, 19 Februari 2001, menyebutpendidikan sekolah, yang mengakibatkankegelisahan dan ketakutan semacam itu, sebagaischwarzer paedagogik (pedagogi hitam).Kegelisahan dan ketakutan ini tidak hanya

dirasakan oleh siswa tetapi juga orang tua.Kegelisahan dan ketakutan di dalam duniapendidikan ini mulai dirasakan ketika orang tuamau mendaftarkan anaknya ke sekolah. Artinya,sejak pendaftaran siswa baru kegelisahan danketakutan itu terasa. Ketakutan dan kegelisahanini, setidaknya disebabkan dua hal, yaitu biayasekolah tinggi dan kekuatiran anaknya tidakditerima di sekolah yang dikehendaki karenastandar nilai yang tinggi. Dewasa ini, banyaksekolah unggul yang masih menggunakanstandar nilai sebagai satu-satunyapertimbangan untuk menentukan diterima atautidaknya seorang calon siswa.

Impian Orang Tua Siswa

Untuk mendapatkan informasi yang tepattentang keinginan orang tua terhadappendidikan anaknya, khususnya tentangsekolah yang diharapkan orang tua, penulismenyebarkan kuisioner yang harus diisi olehorang tua. Kuisioner ini diberikan kepada 9orang tua siswa BPK PENABUR Bandung dan 6orang tua siswa di luar lingkungan BPKPENABUR.

Kuisioner pertama1. Pilihlah lima hal di bawah ini yang menen-

tukan Anda dalam memilih sekolah bagiputra/putri Anda!a. Kemampuan guru dalam mentransfer

ilmub. Keramahan guruc. Penampilan gurud. Lingkungan pergaulan siswae. Fasilitas/sarana prasaranaf. Citra sekolahg. Kreativitas dalam proses belajar-

mengajarh. Agamai. Penanaman nilai-nilai kristianij. Kedisiplinank. Sekolah yang aman dan nyamanl. Pengembangan kurikulum yang inovatifm. Keragaman ekstrakurikulern. Prestasi sekolaho. Web sekolahp. Pelayanan stafq. Layanan terhadap siswa yang kurang

(bimbingan belajar)

Page 11: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

r. Kurikulum yang menunjangketerampilan hidup

s. Keberhasilan lulusan/alumnit. Pembinaan karakter siswau. Penggunaan instructional technologyv. Pembelajaran di luar kelasw. Kemandirianx. Suasana belajar yang menyenangkany. Pemberian ulangan dan tugas yang

terjadwal baikz. …

2. Pilihlah lima pengorbanan yang akan Andaberikan demi mendapatkan sekolah yangunggul!a. uang pangkalb. uang sekolahc. biaya fasilitasd. lokasi sekolahe. keterlibatan orang tuaf. sumbangan tambahang. perparkiran/akses ke sekolahh. kursus/les bimbeli. …

Hasil kuisioner pertama ini diperoleh datasebagai berikut.1. Lima hal yang menentukan orang tua dalam

memilih sekolah bagi putra/putrinyaadalah:1. kemampuan guru dalam mentransfer

ilmu2. lingkungan pergaulan siswa3. fasilitas/sarana prasarana4. citra sekolah5. penanaman nilai-nilai kristiani

2. Lima pengorbanan yang akan diberikanorang tua demi mendapatkan sekolahunggul adalah:1. uang pangkal2. uang sekolah3. biaya fasilitas4. lokasi sekolah5. keterlibatan orang tua

Kuisioner kedua1. Berilah bobot terhadap lima hal dibawah ini

sedemikian rupa sehingga totalnyamencapai angka 10!1. kemampuan guru dalam mentransfer

ilmu2. lingkungan pergaulan siswa3. fasilitas/sarana prasarana4. citra sekolah

5. penanaman nilai-nilai kristiani2. Berilah bobot untuk setiap pengorbanan

yang Anda berikan demi mendapatkansekolah unggul dengan total angka 10!1. uang pangkal2. uang sekolah3. biaya fasilitas4. lokasi sekolah5. keterlibatan orang tua

Hasil kuisioner kedua ini diperoleh data sebagaiberikut.1. Pembobotan lima hal yang menentukan orang

tua dalam menentukan sekolah bagi putra/putrinya, seperti terlihat pada tabel 1.

Dari data tersebut terlihat bahwa kemam-puan guru dalam mentransfer ilmumerupakan faktor pertama dan utama bagiorang tua dalam memilih sekolah. Guruyang profesional akan mempunyai dayatarik dan daya “jual” yang tinggi. Faktorkedua adalah citra sekolah. Citra sekolahyang baik di mata masyarakat tentunya yangdiharapkan orang tua. Citra sekolah yangbaik meliputi kedisiplinan siswa, ketegasanperaturan, siswa tidak terlibat tawuran,narkoba dan kejahatan/kriminal, kerapiandan kesopanan siswa, siswa menjuarai danterlibat dalam berbagai kegiatan/perlombaan, dan keterlibatan siswa dalamkehidupan bermasyarakat. Faktor ketigaadalah penanaman nilai-nilai kristiani(N2K). Bagi sekolah Kristen, penanamannilai-nilai kristiani merupakan sesuatuyang mutlak/tidak dapat ditawar lagi.Faktor keempat adalah fasilitas danlingkungan pergaulan siswa. Fasilitas danlingkungan pergaulan siswa merupakanfaktor pendukung keberhasilanpembelajaran. Fasilitas belajar yangmemadai dan lingkungan yang nyamanakan menarik minat orang tua dan calonsiswa.

2. Pembobotan lima pengorbanan yang akandiberikan orang tua demi mendapatkansekolah unggulan, seperti terlihat pada tabel 2.

Untuk mendapatkan sekolah unggulan, adalima pengorbanan yang akan diberikanorang tua kepada sekolah. Pertama, lokasisekolah. Lokasi sekolah ini berkaitandengan biaya lain selain uang pangkal danuang sekolah, misalnya biaya kost/kontrak

Page 12: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

5Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

Konsep Sekolah Unggulan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskanbahwa yang dimaksud dengan unggul adalahlebih tinggi (pandai, baik, cakap, kuat, awet)daripada yang lain-lain. Dalam hal ini unggulberarti yang diharapkan untuk menjadi juara.Pengertian ini secara implisit mendata berbagaistandar yang harus dipenuhi oleh yangdiunggulkan atau dijagokan itu sebagai juara.Dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2005ditetapkan bahwa proses pendidikanhendaknya dilaksanakan berdasarkan standartertentu, yang meliputi standar isi, standarproses, standar kompetensi lulusan, standarkompetensi pendidik, standar kompetensi tenagakependidikan, standar sarana dan prasarana,standar perngelolaan, standar pembiayaan, danstandar penilaian. Dari sembilan standartersebut, pemerintah baru menetapkan standarisi dan standar kompetensi lulusan sebagaiacuan pelaksanaan. Standar isi berkaitandengan standar kompetensi dan kompetensi

halokeShilimeMmaladutneneProtkaFnatobobmeP.1lebaT

maladutneneProtkaFhalokeShilimem

nednopseRnatobobmeP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 01 11 21 31 41 51 halmuJ

.1 maladurugnaupmameKumlirefsnartnem

2 2 4 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 63

.2 naluagrepnagnukgniLawsis

2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 42

.3 anarasarpanaras/satilisaF 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 1 42

.4 halokesartiC 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 4 5 2 3 43

.5 ialin-ialinnamananePinaitsirk

2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 3 23

rumah, biaya transportasi, dan sebagainya.Meskipun lokasi sekolah jauh, hal itubukanlah menjadi masalah untukmendapatkan sekolah unggulan. Kedua,keterlibatan orang tua. Dewasa ini,Keterlibatan orang tua dalam pendidikananak di sekolah jarang ditemukan. Orangtua cenderung menyerahkan tanggungjawab pendidikan anak kepada sekolah.Namun, demi mendapatkan sekolahunggulan, orang tua mau bekerjasamadengan pihak sekolah. Ketiga, biayafasilitas. Fasilitas belajar yang mewadahimerupakan faktor penentu keberhasilanbelajar siswa. Dengan demikian, orang tuamau berkorban dengan mengeluarkan biayatambahan untuk kelengkapan sarana danprasarana pembelajaran. Keempat, uangpangkal. Kelima, uang sekolah. Dalam datatersebut, uang pangkal dan uang sekolahmempunyai bobot yang sama. Hal inidisebabkan uang pangkal dan uang sekolahmerupakan kewajiban yang memang harusdibayar oleh orang tua.

naluggnUhalokeSnaktapadneMkutnuauTgnarOnanabrognePnatobobmeP.2lebaT

auTgnarOnanabrognePnednopseRnatobobmeP

1 2 3 4 5 6 7 8 9 01 11 21 31 41 51 halmuJ

.1 lakgnapgnaU 2 1 2 1 3 2 3 2 1 2 2 1 1 2 1 62

.2 halokesgnaU 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 62

.3 satilisafayaiB 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 82

.4 halokesisakoL 5 4 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 33

.5 autgnaronatabilreteK 1 1 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 13

Page 13: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

dasar yang harus dikuasai siswa. Sedangkan,dalam standar kompetensi lulusan ditetapkanbahwa hendaknya lulusan mempunyaikompetensi sebagai berikut.1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama

yang dianut sesuai dengan perkembanganremaja

2. Mengembangkan diri secara optimaldengan memanfaatkan kelebihan diri sertamemperbaiki kekurangannya

3. Menunjukkan sikap percaya diri danbertanggung jawab atas perilaku,perbuatan, dan pekerjaannya

4. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa,suku, ras, dan golongan sosial ekonomidalam lingkup global

6. Membangun dan menerapkan informasidan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif,dan inovatif

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis,kritis, kreatif, dan inovatif dalampengambilan keputusan

8. Menunjukkan kemampuanmengembangkan budaya belajar untukpemberdayaan diri

9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportifuntuk mendapatkan hasil yang terbaik

10. Menunjukkan kemampuan menganalisisdan memecahkan masalah kompleks

11. Menunjukkan kemampuan menganalisisgejala alam dan sosial

12. Memanfaatkan lingkungan secara produktifdan bertanggung jawab

13. Berpartisipasi dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegarasecara demokratis dalam wadah NegaraKesatuan Republik Indonesia

14. Mengekspresikan diri melalui kegiatan senidan budaya

15. Mengapresiasi karya seni dan budaya16. Menghasilkan karya kreatif, baik individual

maupun kelompok17. Menjaga kesehatan dan keamanan diri,

kebugaran jasmani, serta kebersihanlingkungan

18. Berkomunikasi lisan dan tulisan secaraefektif dan santun

19. Memahami hak dan kewajiban diri danorang lain dalam pergaulan di masyarakat

20. Menghargai adanya perbedaan pendapatdan berempati terhadap orang lain

21. Menunjukkan keterampilan membaca danmenulis naskah secara sistematis dan estetis

22. Menunjukkan keterampilan menyimak,membaca, menulis, dan berbicara dalambahasa Indonesia dan Inggris

23. Menguasai pengetahuan yang diperlukanuntuk mengikuti pendidikan tinggiSecara umum sekolah yang dikategorikan

unggul harus meliputi tiga aspek. Ketiga aspektersebut adalah:

1. InputMasyarakat secara umum berasumsi bahwamasukan siswa yang berkemampuan tinggiakan menghasilkan lulusan yangberkemampuan tinggi juga. Sebaliknya,masukkan yang rendah akan menghasilkanlulusan yang berkemampuan rendah juga.Sehingga, dalam penerimaan siswa baru,sekolah berusaha semaksimal mungkin untukmendapatkan siswa baru yang memilikikemampuan lebih. Asumsi tersebut tidaksepenuhnya benar. Justru, sekolah unggul harusmampu mengelola input yang biasa atau sedang-sedang saja menjadi lulusan yangberkemampuan luar biasa.

Sistem penerimaan siswa baru denganmenggunakan standar nilai sebenarnyamerupakan proses seleksi yang kurang tepat.Apalagi tes yang dilakukan hanya meliputi matapelajaran tertentu yang dianggap sebagai matapelajaran favorit. Hakikat pendidikan perludipahami oleh semua pihak. Pendidikanmempunyai dimensi yang sangat luas.Pendidikan tidak boleh diartikan hanya sebagaiproses transfer ilmu saja, namun juga harusdiartikan sebagai upaya membantu siswa untukmampu mengenal diri dan lingkungannya.

Daniel Goleman, dalam bukunya,menyebutkan bahwa kemampuan mengenal diridan lingkungannya adalah kemampuan untukmelihat secara objektif atau analisis, dankemampuan untuk merespon secara tepat, yangmembutuhkan kecerdasan otak/IntelligenceQuotien(IQ) dan kecerdasan emosional/Emotional Quotien (EQ). Di samping itu,kecerdasan spiritual/Spiritual Quotien (SQ) calonsiswa hendaknya dapat terukur saat seleksisiswa baru. Dengan demikian, tes seleksi siswabaru hendaknya dapat mengukur ketiga aspekkecerdasan atau bahkan dapat mengukurberbagai kecerdasan/multy intellegence.Sehingga, tes seleksi siswa baru tujuannya tidaksemata-mata untuk menerima atau menolak

Page 14: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

7Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

siswa tersebut tetapi jauh ke depan untukmengetahui tingkat kecerdasan siswa. Dengandata tingkat kecerdasan siswa tersebut dapatdigunakan sebagai dasar untuk menentukanproses pembinaannya dan bahkan dapat untukmenentukan target atau arah pendidikan di masadepan.

2. ProsesProses belajar-mengajar sekolah unggul inisetidaknya berkaitan dengan kemampuan guru,fasilitas belajar, kurikulum, metodepembelajaran, program ekstrakurikuler, danjaringan kerjasama.a. Kemampuan guru Sekolah unggul harus memiliki guru yang

unggul juga. Artinya, guru tersebut harusprofesional dalam melaksanakan prosesbelajar -mengajar. Adapun kompetensi guruyang memungkinkan untukmengembangkan suatu lembagapendidikan yang unggul adalah:1. Kompetensi penguasaan mata

pelajaran2. Kompetensi dalam pembelajaran3. Kompetensi dalam pembimbingan4. Kompetensi komunikasi dengan

peserta didik5. Kompetensi dalam mengevaluasi

Adapun karakter/kepribadian guru yangmendukung dan memungkinkan untukmengembangkan lembaga pendidikan ungguladalah:1. Kompetensi belajar terus menerus2. Kompetensi pelayanan3. Kompetensi kepercayaan kepada orang lain4. Kompetensi hidup seimbang5. Kompetensi sinergistik

Guru yang profesional, dalam pembelajaranharus menempuh empat tahap, yaitu persiapan,pelaksanaan, penilaian, dan refleksi/P3R(Suparno 1998: 172).

Persiapan merupakan hal yang sangatpenting dalam melaksanakan suatu pekerjaan.Persiapan dalam pembelajaran di sekolahmencakup persiapan dalam arti yang luasmaupun persiapan dalam arti yang sempit.Persiapan dalam arti yang luas adalah segalausaha (misalnya membaca, kursus, pelatihan,seminar, diskusi, lokakarya, rekoleksi, dan retret)yang dilakukan oleh guru dalam rangkamengembangkan profesionalitasnya. Persiapandalam perngertian yang sempit adalah kegiatanpembuatan program kerja guru yang meliputi

penyusunan kegiatan pembelajaran selama satutahun, program semester, penyusunan silabus,dan pembuatan rencara pelaksanaanpembelajaran (RPP) sesuai dengan kurikulum.

Tahap berikutnya adalah pelaksanaanprogram pembelajaran. Dalam pelaksanaanprogram, guru harus fleksibel, artinyapelaksanaan program disesuaikan dengankondisi dan situasi peserta didik. Fokuspelaksanaan pembelajaran adalah pengalamanpeserta didik, baik pengalaman kognitif, afektif,maupun psikomotor.

Setelah tahap pelaksanaan, dilakukanpenilaian. Penilaian perlu dilakukan terhadapkedua belah pihak, baik guru maupun siswa.Penilaian harus dilakukan secara objektif dantransparan.

Tahap keempat adalah refleksi. Berkaitandengan kegiatan refleksi, John Dewey(sebagaimana dikutip oleh Sarkim (2005: 114-115) menganalisis kegiatan guru di kelas menjaditiga tindakan, yaitu tindakan impulsif, tindakanrutin, dan tindakan reflektif. Tindakan impulsifadalah tindakan yang ditentukan oleh situasidan semata-mata tindakan ini dilakukan untukmenanggapi situasi. Tindakan rutin merupakantindakan yang dilakukan berdasarkan otoritasdan tradisi(kebiasaan). Sedangkan tindakanreflektif merupakan tindakan yang dilakukandengan memikirkan aktivitas pembelajarannyadan melaksanakan pembelajarannyaberdasarkan tujuan yang jelas atas dasarpertimbangan moral dan etika.

b. Fasilitas belajar Tidak dapat dimungkiri bahwa sekolah

unggul harus dilengkapi dengan fasilitasyang mewadahi. Masyarakat yang bolehdikatakan “shock” menghadapiperkembangan ilmu pengetahuan danteknologi yang begitu pesat, menambah satulagi kriteria lagi untuk menggolongkansekolah unggul, yaitu memiliki sarana danprasarana yang mewadahi bagi siswauntuk menguasai ilmu pengetahuan danteknologi.

c. KurikulumSekolah unggul tidak harus menggunakankurikulum yang berstandar internasional.Kurikulun nasional dengan berbagaipenyempurnaan sesuai dengan kebutuhanperkembangan siswa pun cukup baik.

Page 15: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

Terutama dari segi bahan, misalnya bidangIPA, masih terlalu menekankan bahan-bahan klasik yang memang penting, tetapikurang memasukkan bahan dan penemuanmodern yang lebih dekat dengan situasiteknologi saat ini. Di samping itu,penguasaan bahasa Inggris dan bahasaIndonesia mutlak diperlukan. Sehinggasiswa dapat mengkomunikasikan gagasandan pengetahuannya kepada orang lainsecara sistematis dengan menggunakankedua bahasa tersebut. Perpaduan keduakurikulum itu akan sangat membantudalam menghasilkan generasi-generasimasa depan yang lebih unggul.

d. Metode pembelajaran Sekolah yang unggul harus menggunakan

metode pembelajaran yang membuat siswamenjadi aktif dan kreatif yang disertaidengan kebebasan dalam mengungkapkanpikirannya. Suparno dalam bukunyaPendidikan Sekolah Dasar yang Demokratis,mengungkapkan beberapa metode yangmemungkinkan lembaga pendidikanmenjadi unggul.1. Siswa aktif Indoktrinasi perlu dihilangkan dan

diganti dengan metode pembelajaranyang memberikan kebebasan kepadasiswa untuk menanggapi bahan, untukkritis terhadap bahan, dan untukmempertanyakan bahan ajar.

2. Model multinilai dan multikebenaran Sebaiknya dalam pembelajaran guru

tidak membatasi pada satu nilaikebenaran tetapi lebih menggunakanmodel multinilai. Siswa diberikebebasan untuk menggunakanberbagai macam cara asal benar danrasional.

3. Kebebasan berbicara Metode diskusi kelompok atau diskusi

pleno perlu dikembangkan untukmemberikan kesempatan pada siswamengungkapkan ide/gagasan dandirinya.

4. Boleh salah Kesalahan adalah unsur penting dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.Kesalahan merupakan sesuatu yangwajar asalkan guru dapat mengerti danmemahami letak kesalahan siswasehingga dapat membantu dan

membimbing siswa ke arah yang lebihbaik.

5. Metode ilmiah dengan pencarian bebas Metode siswa menemukan sendiri

dengan pencarian bebas denganmetode ilmiah perlu dikem-bangkan.Siswa dilatih untuk aktifmembuat dugaan sementara,mengumpulkan data, menganalisissecara sederhana, dan mengambilkesimpulan.

6. Berpikir kritis Latihan berpikir kritis ini dapat dite-

rapkan dalam menanggapi pernyataanpara tokoh yang sering muncul dalamsurat kabar. Siswa selalu dilatih untukselalu bertanya “Mengapa begitu?”“Mengapa tidak begini?”

7. Masalah dalam masyarakat dibahassecara terbuka

Sekolah masih sering diasingkan deng-an keadaan masyarakat. Sekolah unggulharus menyatu dengan masyarakat.Artinya, berbagai persoalan danmasalah yang dihadapi masyarakathendaknya menjadi bahan diskusi yangmenarik bagi siswa. Sehingga, sekolahbisa turut andil dalam pemecahanberbagai masalah dalam masyarakat.

8. Hubungan guru-siswa dialogis Hubungan guru-siswa yang ideal ada-

lah dialogis. Mereka saling membu-tuhkan dan saling membantu untukpengembangan diri. Siswa belajar dariguru. Demikian juga, guru belajar darisiswa.

e. Program ekstrakurikuler Sekolah unggul harus memiliki seperang-

kat kegiatan ekstrakurikuler yang mampumenampung semua kemampuan, minat,dan bakat siswa. Keragamanekstrakurikuler akan membuat siswa dapatmengembangkan berbagai kemampuannyadi berbagai bidang secara optimal.

f. Jaringan kerjasama Sekolah unggul memiliki jaringan kerjasama

yang baik dengan berbagai instansi,terutama instansi yang berhubungandengan pendidikan dan pengembangankompetensi siswa. Dengan adanyakerjasama dengan berbagai instansi akanmempermudah siswa untuk menerapkan

Page 16: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

9Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

sekaligus memahami berbagai sektorkehidupan (life skill).

3. OutputSekolah unggul harus menghasilkan lulus-anyang unggul. Namun, pendidikan yang unggulmemerlukan proses yang panjang danberlangsung sepanjang hayat. Keunggulanlulusan tidak hanya ditentukan oleh nilai ujianyang tinggi. Indikasi lulusan yang unggul inibaru dapat diketahui setelah yang bersangkutanmemasuki dunia kerja dan terlibat aktif dalamkehidupan bermasyarakat. Sumarjo dalammakalahnya yang di sampaikan dalam seminarguru menyatakan bahwa lulusan yang unggulharus memiliki seperangkat kemampuan yangmeliputi a) religius dan berbudi luhur, b) adildan sejahtera, c) demokratis dan toleran, d)mandiri dan bertanggung jawab, e) tertib danteratur, f) setara dan kebersamaan, g)berintegritas dan berketangguhan budaya, danh) dinamis dan berorientasi ke masa depan.

Untuk mengetahui keunggulan suatusekolah, perlu adanya penilaian perbandinganantara input dan output dari sekolah tersebut.Hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahuiapakah siswa yang bersangkutan mengalamiperubahan yang baik setelah melakukan prosespembelajaran di sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, penulismenawarkan konsep penilaian hubunganantara input dengan output.

Tipe IV

Out

put Q

ualit

y

Tipe II

Tipe III

Tipe I

Input Ouality

10

5

5

Grafik : Hubungan Antara Input Dengan Output

Dari grafik tersebut dapat diketahuisetidaknya ada empat macam tipe sekolah, yaitu:1. Sekolah Tipe I

Adapun karakteristik sekolah tipe I adalahsebagai berikut.a. Input kemampuan siswa tidak begitu

menonjolb. Siswa berasal dari keluarga menengah

ke bawahc. Sekolah dikenal dikalangan tertentu

sajad. Biaya pendidikan murahe. Fasilitas pendidikan kurang memadahif. Outputnya meskipun sudah dibina

secara optimal namun kemampuannyamasih di bawah standar

2. Sekolah Tipe IIAdapun karakteristik sekolah tipe II adalahsebagai berikut.a. Input kemampuan siswa sangat tinggib. Siswa berasal dari keluarga menengah

ke atasc. Sekolah cukup dikenal di berbagai

kalangand. Biaya pendidikan mahale. Fasilitas kurang memadaif. Outputnya masih di bawah standar

3. Sekolah Tipe IIIAdapun karakteristik sekolah tipe III adalahsebagai berikut.a. Input kemampuan siswa sangat tinggi

Page 17: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

10 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

b. Siswa berasal dari keluarga menengahke atas

c. Sekolah dikenal sangat dikenal diberbagai kalangan

d. Biaya pendidikan mahale. Fasilitas sangat memadaif. Outputnya sangat tinggi

4. Sekolah Tipe IVAdapun karakteristik sekolah tipe IVadalah sebagai berikut.a. Input kemampuan siswa rendahb. Siswa berasal dari keluarga menengah

ke bawahc. Sekolah cukup dikenal diberbagai

kalangand. Biaya pendidikan cukup murahe. Fasilitas cukup memadaif. Outputnya sangat tinggiDengan menggunakan grafik tersebut, dapat

diketahui bahwa sekolah tipe berapa yangsebenarnya merupakan sekolah unggul. Dengangrafik tersebut, dapat pula diketahui sekolah kitatermasuk sekolah tipe berapa. Namun, perludisadari bahwa kadang-kadang pendidikan disekolah kurang menghasilkan sesuatu yangberarti. Pendidikan mengalir begitu saja tanpaadanya perubahan yang berarti(tidakmenghasilkan perubahan). Artinya, masuk“perak”, keluar “perak” atau masuk“perunggu”, keluar “perunggu”, atau bahkanmasuk “emas” keluar “emas”. Dalam grafik, haltersebut ditunjukkan oler garis fair value.

Penutup

Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagaiberikut.1. Ada lima faktor yang menjadi alasan orang-

tua dalam memilih sekolah bagi putra/putrinya.a. Kemampuan guru dalam mentransfer

ilmub. Citra sekolahc. Penanaman nilai-nilai kristiani(N2K)d. Fasilitas dane. Lingkungan pergaulan siswa

2. Masih banyak hal yang harus diperbaikiberkaitan dengan pendidikan unggul.Pendidikan unggul memerlukan kerjasamadari berbagai pihak, baik sekolah, orang tua,

masyarakat, maupun pemerintah.Pendidikan unggul merupakan sesuatuyang tidak murah. Pendidikan unggulmemerlukan proses yang panjang.Perwujudan pendidikan unggul menuntutberbagai persyaratan yang mendukungnya.Pendidikan unggul harus bertolak dariproses pembelajaran yang unggul. Prosespembelajaran sekolah unggul setidaknyaberkaitan dengan kemampuan guru yangunggul, fasilitas belajar yang mewadahi,kekhususan kurikulum, metodepembelajaran yang variatif, keragamanprogram ekstrakurikuler, dan jaringankerjasama dengan berbagai instansi.

3. Pendidikan unggul tidak hanya berorientasipada keunggulan nilai akademis saja.Pendidikan yang unggul harus dapatmenghasilkan lulusan yang unggul yangmemiliki seperangkat kemampuan yangmeliputi a) religius dan berbudi luhur, b)adil dan sejahtera, c) demokratis dan toleran,d) mandiri dan bertanggung jawab, e) tertibdan teratur, f) setara dan kebersamaan, g)berintegritas dan berketangguhan budaya,dan h) dinamis dan berorientasi ke masadepan.

Saran

Berdasarkan uraian dalam tulisan ini, saranyang dapat diberikan berkaitan dengan sekolahunggul adalah sebagai berikut.1. Bagi orang tua Orang tua perlu selektif dalam memilih

sekolah unggulan. Orang tua perlumemperhatikan kriteria sekolah unggulan.Dengan demikian, orang tua tidak merasakecewa di kemudian hari.

2. Bagi sekolah Sekolah perlu berbenah diri, baik dari segi

perencanaan pendidikan, pelaksanaan,dan evaluasinya. Sumber daya manusia,khususnya guru harus ditingkatkan, baikkompetensi maupun kesejahteraannya.Sehingga, sekolah unggul bukan hanyasebagai slogan yang digunakan untukmenarik minat siswa tetapi benar-benardapat dipertanggung jawabkan kepadaorang tua siswa dan masyarakat. Disamping itu, sekolah harus mulaimemikirkan dan tidak menggunakan

Page 18: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

11Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Sekolah Unggulan: Antara Kenyataan dan Impian

standar nilai sebagai satu-satunya alatuntuk menentukan diterima atau tidaknyacalon siswa.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.

De Porter, Bobbi and Mike Hernacki. (1999).Quantum learning: Unleashing the geniusin you, atau Quantum learning:Membiasakan belajar nyaman danmenyenangkan, terjemahan AlwiyahAbdurrahman. Bandung: Kaifa

Goleman, Daniel.(1999). Emotional intellegence.Jakarta: Gramedia

Sarkim, T. (2005). Pendidikan calon gurumenghadapi tantangan pembaharuanmetode pembelajaran. Dalam PaulSuparno dan V. Triprihatmini (Eds.).Pendidikan manusia Indonesia yang etis danterbuka. Yogyakarta: Universitas SanataDharma

Sindhunata. (2000). “Pendidikan hanyamenghasilkan air mata”. Artikel MajalahBasis, Nomor 07 – 08, Tahun Ke-49, Juli– Agustus 2000, halaman 3

Sindhunata. (2001). “Awas, pedagogi hitam”.Artikel Kompas, 19 Februari 2001,halaman 9

Suparno, Paul. (1999). Pendidikan Sekolah Dasaryang demokratis. Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma

Suparno, Paul. (1998). “Dasar dan orientasipendidikan Yesuit”. Dalam P.J. Suwarno.Sanata Dharma menemukan jalannya.Yogyakarta: Universitas sanata Dharma

Sumarjo, Heribertus. (2006). “Masih adakah guruideal di era globalisasi?”. Makalah dalamseminar guru yang diselenggarakanoleh SMA Santo Aloysius BandungTanggal 28 Februari 2006.

Trimantara, Petrus. 2003. “Mencari format sekolahunggulan”. Artikel Majalah BPKPENABUR NEWS Bandung, edisiNovember 2003, halaman 6

______ . Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2005tentang Standar Nasional Pendidikan

Page 19: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

12 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

The Analysis of Senior High School

The Analysis of Senior High SchoolState Final Examination 2005-2006

Kaprista Sutikno*)

*) Mantan guru SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

enelitian ini membahas Ujian Nasional, khususnya yang berkaitan dengan butir-butir soalyang perlu disempurnakan. Berbagai pertimbangan dan teori yang terkait sangat pentingdalam mengembangkan jenis-jenis tes dan format pertanyaan. Penyempurnaan tes mencakupbentuk dan isi pertanyaan.

Kata kunci : Test types, test content, test format, dialogues

This study deals with the analyzing of the state final examination which focuses on the Englishsubject and specifically in the listening section and the improvement of some inappropriate patternwhich mostly refers to the body of the test. Some consideration and related theories based on theeducatiion assessment are very helpful in constructing and analyzing the test, such as the test types,the question formats distracters and also the validity and reliability of the tests. This analysis theneed for improving the forms and the contens of the quation in the test.

Abstrak

P

Introduction

This study explores the way state finalexamination 2005-2006 presented analyzed. Inthe following is the short introduction aboutsome general information and the limitation ofthe study will be related on the English subjectand listening test form in the final examination.

No mater what kinds of curriculum, whichis more changeable lately, third grade both juniorhigh school students and senior high schoolsstudents must face the state final examinationdirectly from the government. Although the finalgrade does not reflect the students’ finalachievement but people and society’s opinionindirectly judge the final grade of state finalexamination would be the token of success forstudents. By passing the final state examination

students would have a chance to continue theirhigher education level which is university.

But all the correct answers and the wronganswers always focus on the students’ owncompetence and we have no authority inanalyzing or even judging the questions in statefinal examination whether appropriate orinappropriate. So far the government has notgiven us the analyzing of the test which partshould be erased, which part should be added,which part is the wrong number and any otherthings which relates to the students’ answers.We only accept what already have been designedand launched to the students as the perfect test.

CBC: Curriculum Based Competency in thiscountry can be traced back based on thegovernment policy; PP Number 25 year 2000. Inthis policy the government standardizededucation based on the observation of the

Page 20: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

13Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

The Analysis of Senior High School

completing task of minimal requirements of thestudents’ competence (standard kompetensi),basic competence (kompetensi dasar), the mainmaterial ( materi pokok), and the last one is theachievement indicator (indikator pencapaian)and those of the tasks relate to thecommunicative competence. As Wilson stated(2001) education paradigm competency basedinvolved curriculum as general, pedagogy, andgrading which focuses on the achievement result.

Based on the general goal of CBC, English asone of the important subjects in education focuseson the aspect of language skills which includesoral and written form as well as receptive andproductive. As a whole teaching languageespecially English insists students to be able toperform the function of the language.Communicative aspect is the main concern inteaching and learning the language, students areexpected not only to understand the rules of thelanguage and know how to organize thesentences but the most important thing isstudents are expected to be able to perform theuse of the language in their social life situation.In this case the students are expected to be goodat applying the rules of the language in the reallife situation.

In order to accurately mark and judgestudent’s competence, the grading system mustinclude cognitive aspect, psychomotor aspect andaffective aspect. The cognitive aspect includesstudents understanding in internal use oflanguage such as knowing the rules of thelanguage, sentence organization, vocabularymastery and so on. Psychomotor aspect includeslanguage skill such as speaking, listening,writing and reading, the last one is affectiveaspect is more to the motivation and other factorsthat relate to the students progress and processin learning the subject.

So every aspect counts for the studentsincluding Listening, which become the mainconcern in state final examination besidesReading. Listening becomes the ‘nightmare’among students because mostly the percentage

of teaching listening session is less then teachinggrammar or reading. Some schools may not haveone hour session in teaching listening in eachweek, teachers even feel annoyed when teachinglistening, they usually teaching listening as wellas assessing it. No deeper construct in teachinglistening, so students feel not enough preparationfor facing the test.

This study explains the analysis of theconstruction of a test based on the norm andcriterion referenced tests, test construction whichrefers to the purpose, type of test, objective,content, item analysis, and format of the test andalso possible improvements suggested to the test.The Validity and reliability of the test alsorevealed in this study. The content selection, testform are explained as clearly as possible.

Discussion

The listening assessment in this case must referto the authenticity of the assessment. As statedin ensuring authentic performance (EducativeAssessment, 1998:23) one of the requirements foran assessment to be authentic requires qualityproduct and or performance, and that factorsdifferentiate the authentic task with typical test.The basic reason of CBC is communicativecompetence that requires more performance thantheoretical understanding. So as stated in theconstruct of the curriculum, the state finalexamination form should be authentic.

As stated above about CBC which is more tothe communicative competence, the mainconstruct of the listening subject as quoted fromthe curriculum students are able to understandtransactional and interactional passages and ormonologue that relates to narrative, procedure, spoof,recount, report, news item, descriptive, anecdote,exposition, explanation, discussion, commentary, andreview. Before this study criticizing the content ofthe test and some consideration about improvingit, in the following is the table of the whole cons-truct of listening in the state final examination2005-2006.

Page 21: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

14 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

The Analysis of Senior High School

tnirPeulBtseTnoitceSgninetsiLnoitanimaxElanoitaNloohcShgiHroineSehT.1erugiF

tcurtsnoC yrogetaC rotacidnI esnopseRmetI tpmorPmetI

signinetsiLdnatsrednu

lanoitcasnartdna

lanoitcartnisegassap

rodnaeugolonomsetalertaht

,evitarranot,erudecorp

,foops,tnuocer

swen,troper,meti

,evitpircsed,etodcena

,noitisopxe,noitanalpxe

,noissucsid,yratnemmoc

.weiverdna

gniyfitnedi.1noitamrofni

ehtmorfelpmis

eugolaid

.1 gnittegnoitamrofni

ruofehtdaeRsrewsnaelbissop

ediceddnaenohcihw

ehtebdluowehtottseb

uoynoitseuq.draehevah

.1 rehtaewehtwoHyadot

.2 ehtotgnidnopsergnireffo

.2 namehttahWodylbaborp

.3 ehtotgnidnopsergniyubdnagnilles

noisserpxe

.3 ehtsgnihttahwthguobnamow

.4 gniwohsnoitcurtsni

.4 otnoisserpxegniksaehtesufer

.5 gniwohsnoitcurtsni

.5 noitacolehterehw.ecalpsekat

.6 gniwohsnoitcurtsni

.6 ehterehwecalpskrownam

.7 gnittegnoitamrofni

.7 ehtfogninaemehtsecnarettu

.8 noitacolgniwohs .8 erehwecalpehtnoitasrevnoceht

ecalpsekat

.9 ehtotgnidnopsernoitasrevnoc

.9 ehtfodnopserehttnemetats

ehT.2gniyfitnedinoitamrofni

ehtmorfelpmis

eugolonomehtnodesab

txeternegswensahcus

,metievitpircsed

dnanoitanalpxe

.txet

.01 gnitteGmorfnoitamrofni

txetmetiswen

ruofehtdaeRsrewsnaelbissop

ediceddnaenohcihw

ehtebdluowehtottseb

uoynoitseuq.draehevah

.01 ehtyrtnuoctahWgniklatsirekaeps

tuoba

.11 gnitteGmorfnoitamrofni

txetmetiswen

.11 egatnecreptahWninoitalupopeht

KU

.21 gnitteGmorfnoitamrofnitxetevitpircsed

.21 ehtfonoitidnochtuoSnisehcaeb

selaW

.31 gnitteGmorfnoitamrofnitxetevitpircsed

.31 ehtgnibircsedniatnuom

.41 gnitteGmorfnoitamrofni

.txetnoitisopxeeht

.41 namehtnoitisoP.sdloh

.51 gnitteGmorfnoitamrofni

.txetnoitisopxeeht

.51 niamehtfoega.retcarahc

Page 22: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

15Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

The Analysis of Senior High School

The content of the test is not totally wrong;the basic concern in the reading passages refersto the genre which becomes education latestissue today, and for the listening, content thematerials refer to the communicative actionwhich focuses on the students’ social purposerelating to the use of the language.

As what we can see above the construct, thecategory and the indicator are matched to thecurriculum but how about the test specification.The types of the questions should be changed tothe more communicative types of questions thatrequire students understanding on relatedsituational and social life not as a matter ofidentifying anddisconnected fromrealistic context. Butfor changing thetypes of questionswould be a greatproblem because thelevel of difficultymust be matchedwith students’competence. Beforewe go further, thisstudy gives you ashort of criticsbased on the typesof the test which is multiple choice, then dialogueas the main factor in listening, and types ofquestions in the listening test that should besuited with CBC.

There are two main types of assessments;formative and summative assessment.Summative assessment is generally carried outat the end of the course or project and for theformative assessment is carried out through acourse or project. For the case of formativeassessment usually this test is used to aidstudents to learning. Summative assessmentusually happens in the form of summativeassessment, where a test is used in order to seewhether the students and also teachers, andschool have already successful in completing thegoal or the purpose in the curriculum (ResearchMethod and Education; 2003, 322).

When we see deeply about the relationbetween objective and subjective purpose instate final examination, we may concludegenerally that kind of assessment is objective test.An objective assessment is a form of questioningwhich focuses on the single correct answer. Onthe other hand the subjective assessment is typesof questions that require more than one correctanswer. For the objective assessment the types ofquestion is in the form of multiple choice. But isit worthwhile for testing students using multiplechoice will cover the whole understanding oflearning than it’s a mere of marking?

Concerning on the test format which totallyfocuses on the use ofmultiple choice ;Multiple choicequestions is type ofquestions thatrequire one shortanswer and in thiscase students onlyhave limited optionsof the answer and thiskinds of questions donot represent theexact competence ofthe students. But forthe norm referenced

assessment is usually used in the entrance oradmission test, where this kinds of test ismeasured and compared others students’ grades.In this case, the norm referenced assessment suitsthe requirements for a state final examinationbecause this kinds of assessment cover the gradesof the assessment in order to give ranks tostudents and schools. But using multiple choicein order to see how well students cover andunderstand the whole goals of the materials isnot appropriate, especially the most of thequestions refer to identifying than givingstudents analyzing and understanding thewhole materials.

In the following is the surface analysis ofthe multiple choices in the test.

The types of the questionsshould be changed to the more

communicative types ofquestions that require students

understanding on relatedsituational and social life not as a

matter of identifying anddisconnected from realistic

context.

Page 23: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

16 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

The Analysis of Senior High School

4002mulukiruKnamodePnodesaBezylanAeciohCelpitluM.2elbaT)tsetehtnitsixet'nseodsnaem-,tsetehtnistsixev(

noitidnoCfosepyT rebmuNmetI

TNETNOC.A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 01 11 21 31 41 51

.1 rotacidnihtiwdetalersmeti v v v v v v v v v v v v v v v

.2 rewsnatcerrocenoylno v v v v v v v v v v v v v v v

.3 laoghtiwtiusstnetnoc v v v v v v v v v v v v v v v

.4 loohcshtiwtiusstnetnoclevel

v v v v v v v v v v v v v v v

.5 retcartsidfoecnetsixe v v v v v v v v v v v v v v v

NOITCURTSNOC.B

.6 ylraelcdenifedsmeti v v v v v v v v v v v v v v v

.7 ylraelceciohcmeti v v v v v v v v v v v v v v v

.8 thgirehtotstceridmetirewsna

v v v v v v v v v v v v v v v

.9 elbuodonevahsmetigninaem

v v v v v v v v v v v v v v v

01 evitagensesumetinoisserpxe

- - - - - - - - - - - - - - -

11 srewsnalla'gnidiovaeciohc"tcerrocni/tcerroc

v v v v v v v v v v v v v v v

21 seciohcfohtgnelemas v v v v v v v v v v v v v v

31 *seciohclaciremun - - - - - - - - - - v - - - v

41 eciohccihparg,erutcip - - - - - - - - - - - - - - -

51 eciohcsrewsnatnednepedni v v v v v v v v v v v v v v v

EGAUGNAL.C

61 secnetnesevitacinummoc v v v v v v v v v v v v v v v

71 egaugnaltcerrocgnisusnrettap

v v v v v v v v v v v v v v v

81 gninaemelbuod - - - - - - - - - - - - - - -

91 hsilgnEdezidradnats v v v v v v v v v v v v v v v

02 secnetnessepytesneffoon v v v v v v v v v v v v v v v

srebmunfoesuehtnosrefertseteht:stnioplaciremun*

Some points are to be considered in multiplechoice before analyzing the test above, as quotedfrom Hanna and Cunningham ( 2003; 329)multiple choice should consider the number of

choices in a single multiple choice items (whetherthere is one or more answers), the number ofdistracters, the sequence of items, and thelocation of the correct items. As related to the

Page 24: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

17Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

The Analysis of Senior High School

The distracters is the unnecessaryinformation and irrelevant cues (Hambelton;1993, Cohen; 2003) should have a considerationas well. In this type of test the existence ofdistracters are important because we can analyzethe quality of the test and the competence of thestudents. But what actually happens in the test,mostly the distracters are not powerful enoughto complete the task, the choices in the multiplechoices are so clear which one is the right answerand which one is not.Distracters actuallyhelp the test takers tothink logically andcritically but not in thecase of identifying“black and white’answers.

But severalfactors need to betaken intoc o n s i d e r a t i o nespecially in the factorof communicativesentences. In the forms of questions thecommunicative sentences may relate to theunderstandable types of vocabulary andsentences but for the communicative purposesthis test needed to be improved. Most of all thequestions relate to the identifying and choosingwhat has already stated in the text, withoutgiving opportunity to the students to think moreand critics and also without giving students anypossible situation because of the limitedexchanges of dialogue.

As quoted from Research Methods ineducation reliability concerns the degree ofconfidence that can be placed in the result anddata, which is often a matter of statisticalcalculation and subsequent test redesigning.Validity concerns the extent to which the testtests what it is supposed to test. Some factorswhich might support the reliability of a test suchas motivation of the individuals as test takers,and situational factors. So far the validity of thetest which refers to the content validity alreadycompleted as stated in the goal and purpose ofthe curriculum. It would be better, thatmonologue passage should be directed for the

genre purpose, such as tips selling the car,explaining some procedures in mechanicalmachines etc. so the passage sounds moreadvantageous than just simple information thenstudents identified it later on.

Based on Julia M. Dobson (1974) about thecriteria for having a good dialogue is that thedialogue for the education must have three ormore exchanges in the written conversation butin this test the dialogue mostly only have one ortwo as the maximal exchanges. So what statedin the dialogue theory, the content is so clear anddirected but its not supported by the rules ofmaking pedagogical dialogue. What makes agood dialogue, in the following is the criteria.

Dialogue can have a strong character in theexpressing some ideas, or even in arguing,

disagreeing, orsomething that relatedto the closer context ofthe situation in thereal life. By usingdialogue in the form oftesting listening, wecan train our studentsmore to the other focusof language elementssuch as pronunciation,grammar, in this factorstudents are expectedto master not only

understanding the story but also to have aknowledge in grammar as well as inpronunciation. By having pause words,rejoinders, interjections, these elements givestudents beneficial in understanding the contextwith more relax situation not as in the newsinformation which more monotonous.Vocabulary, memorization, cultural insights andapplicability factors that are suited with ourcurriculum which takes more focus in thecommunicative aspects. Dialogues are expectedto be ‘down to earth’ with its subject and givesgreat contribution to the future purpose ofapplicability.

Even in the form of a test, dialogue should bebrief, not too long (Julia M.Dobson; 1974). Ideallya dialogue consist two or three exchanges butwhat we have in the state final examination, mostof the dialogues consist one or two exchanges.

In the following is the improvement of thetest based on the dialogue theory which supportsall the requirements of the dialogue criteria andalso communicative purpose. This study intendsnot to change the questions because thesequestions are already suited with the level ofdifficulty for senior high schools students.

In the forms of questions thecommunicative sentences may

relate to the understandabletypes of vocabulary and

sentences but for thecommunicative purposes thistest needed to be improved.

multiple choices analysis above based on thecondition by Pedoman Kurikulum 2004, thedistracters, the numerical, standardized Englishsentences and all the factors that related to themultiple choice consideration are well suitedwith goal and purpose of the curriculum.

Page 25: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

18 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

The Analysis of Senior High School

tnirpeulBdevorpmI.3elbaT

oN rotacidnI noitseuQ seugolaidfosepytremroF tnemevorpmIehT

.1 gnitteGnoitamrofnI

ehtsiwoHrehtaew

?yadot

.A wonsyvaehehtoteuD.desolcerasloohcsemos

.A

.B

.A

.B

.A

gnizeerfstiwoW.thgirerauoyseY

oidarehtotdenetsilI.rehtaewsihttuoba

wonsyvaehehtoteuD.desolcerasloohcsemos

.mmmH

.2 otgnidnopseRgnireffoeht

ehtlliwtahWylbaborpnam

?od

.A

.B?emplehuoynaC

melborpon,eruS.A.B

.A

.B

?emplehuoynaC,uoyrofodInactahW

?mam.yvaehoss'tI

.melborpon,eruS

.3 otgnidnopseRdnagnilleseht

gniyubnoisserpxe

ehtdidtahWnamow

?yubylbaborp

.A

.B

fotesathguobtsujev'I.erutinruf

erutinrufdloruO?tahW.doogllitsera

.A

.B

.A

.B

.A

fotesathguobtsujev'I?erutinruf

?tahWhtiwgnittisyojnet'nodI.erutinrufeuqitnaemoseraerutinrufdloruotuB

.noitidnocdoognillitsesehtthguobIkos'tI

.ecirpelbanosaerhtiw

.4 gniwohSnoitcurtsnI

dluowtahWardneH.rM

ehtesufer?tseuqer

.A uoydluow,ardneH.rM.rMotrettelymdnes

?htimS

.A

.B

uoydluow,ardneH.rM.rMotrettelymdnes

?htimSotsgnihtfotolaevahI

…os,od

.5 gniwohSnoitacoL

seoderehWsiht

noitasrevnocylekiltsom?ecalpekat

.A

.B

sihtyrracuoydluoW'srehcaetehtotkoob

?esaelpmoormam,otdalgebll'I

.A

.B

.A

B

otekiluoydluow,inoT?empleh

.mam,seYemplehotuoydeenIotskoobesehtgniyrrac

sieciffoyM.eciffoym.s'retsamdaehehtottxen

.mam,yawathgiR

.6 gniwohSnoitacoL

seoderehW?krownameht

.A

.B

worrobInacgnolwoH?koobeht

enorofworrobyamuoYetadehtkramI,keew

.uoyrof

.A

.B

.A

.B

.A

gnolwoh,emesucxE?koobehtworrobInac

on,keewenoylnO.erom

dnakcansevahInaCgnidaermaIelihwknird

?erehtonerasknirddnakcanS

ehtnignirbotdewolla.moorgnidaer

ottnawuoyod,oSkramI?koobehtworrob

.nehtetadeht

Page 26: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

19Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

The Analysis of Senior High School

oN rotacidnI noitseuQ seugolaidfosepytremroF tnemevorpmIehT

.7 gnitteGnoitamrofnI

ehtseodtahW?naemnamow

.A

.B

gnidniftuobawoH?taeotgnihtemos

!taergsdnuostahT

.A

.B

.A

.B

.A

?ysubuoyera,iH.yllaertoN

gnidniftuobawoH.taeotgnihtemos

taertuoytuB.taerg'tahT.emitsihtem

uoyodtahw,nehtkO?tnaw

.8 gniwohSnoitacoL

seoderehWsiht

noitasrevnocylekiltsom?ecalpekat

.A

.B

ehteteledyllatnediccaIezigolopayllaerI.elifniatadehttpekevahI

tsuJ.csidhsalfymkrowruoyeunitnoc

.A

.B

.A

.B

.A

.B

?gnorws'tahWeteledyllatnediccaI

yllaermaI.selifruoy.yrros

I.laedgibatoN.kOs'tIymniselifehttpekevah

.csidhsalf.doGsknaht,O

,krowotkcabogtsuJluferacebemittxen

.neht.lliwI

.9 otgnidnopseReht

noitasrevnoc

ehtsitahWdnopsertseb

ehtot?tnemetats

.A .yduRsisihtderF .A

.B

?uoyerawoh,aniR,iH?dneirfruoysiohW

ehT.yduRsisiht,derFdeklatreveItahtnosrep

.tuoba

As you can see above the improvement ofthe content of the questions is in the form of theextending dialogue to be more understandable.So the students are expected to think more andget some ideas after listening to the dialogue notjust directly answering he question based on theidentification. For number 10 to 15 are in the formof the questions of monologue and so far thepassages of the monologue still have relationwith the purpose of the curriculum based oncertain genre text types. Actually for themonologue passages, it would be better to havecontext of situation which matched to ourenvironment, although the text type is in thedescriptive but the content of the text still relatedto the western situation. This study does notclaim that the passages are inappropriatebecause by having western situation as thecontent of the passage the students may havecross cultural understanding. Suggestion for thefuture state final examination, it should be morecommunicative in the dialogues format andhopefully the types of the question would more

understanding then identifying or just a merechoosing directly the best possible answer.

Conclusion

After analyzing the test construction this studyfinally concludes that in the state finalexamination some things are taken intoconsideration for not only to the test takers butalso to the pedagogical practitioners. What makesa good test, a test should have fulfilled some basiccriteria, such as the purpose of the test whichcovers objectives in the curriculum for example.Type of the test also becomes the significancefactor, whether this test refers to the norm orcriterion referenced test and in this case of statefinal examination the type of the test is generallynorm reference. Relating to the time managementsand how big responsibility one must correctthose answers so multiple choices format hasbeen chosen, but actually in order to complete

Page 27: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

20 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

The Analysis of Senior High School

the goal of the communicative purpose and tosee how well students master the lessons whichthey have involved themselves in three years theuse of multiple choice should be less in use. Itwould be appropriate to have essay format to seethe real students’ three years competence andunderstanding. The improvement of the testbased on the dialogue theory for pedagogicalpurpose where all the criteria of making dialogueshould be at least two exchanges of dialogues inorder to give clear understandingcommunication.

References

Bachman, F. (1980). Fundamental consideration inlanguage testing. Oxford: OxfordUniversity

Cohen, L. (2003). Research methods and education.London: RoutledgeFalmer

Creswell, J. (2003). Research design. California:Sage Publication

Davidson, F. (2002). Testcraft. Canada: YaleUniversity

Dobson, J. (1974). Effective techniques for englishconversation. Newbury: Rowley Mass

Quinn, M .(2002). Qualitative research andevaluation methods. California: SagePublication

Page 28: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

21Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Upaya Mengembangkan Sikap Siswa

Upaya Mengembangkan Sikap Siswamelalui Nilai dan Moral dalam Bacaan dan Dongeng

Keke T. Aritonang*)

*) Guru SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta

Penelitian

ada umumnya mata pelajaran dasar umum seperti PPKN, Agama, dan bahasa Indonesiabanyak memuat tujuan pada domain afektif. Kegiatan membaca dan mendongeng merupakansalah satu materi pembelajaran kesastraan yang terdapat dalam mata pelajaran BahasaIndonesia yang memuat tujuan pada domain afektif. Dari hasil kegiatan membaca dan

mendengarkan berbagai dongeng yang dilakukan oleh 70 siswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABURJakarta ditemukan contoh peristiwa yang dialami tokoh, dialog tokoh, sikap tokoh, atau perilakutokoh di dalam 70 judul dongeng berisi nilai-nilai kehidupan, dan pesan moral yang dapat digunakanuntuk memperbaiki tingkah laku, serta membantu menumbuhkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari siswa. Kegiatan membaca dan mendongeng ini merupakan salah satu upaya dalammengembangkan nilai, moral, dan sikap siswa. Selain itu kegiatan mendongeng adalah suatupengalaman berbagi. Dalam hal ini berbagi cerita yang mengasyikkan, memelihara semangat danmenyirami anak dengan suatu norma-norma yang baik, sehingga siswa dapat belajar mengenalmanusia dan kehidupan, serta mengenal dirinya sendiri. Dalam kegiatan mendongeng siswa jugadapat dilibatkan, sehingga dapat ikut mengekspresikan dirinya. Dengan demikian dapat terjadi, siswayang mula-mula pemalu dan menutup diri akan berubah sikap. Oleh karena itu, kegiatan membacadan mendongeng pada siswa perlu dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Kata kunci: Nilai moral, dan sikap positif dongeng, kegiatan membaca dan mendongeng

In general, the basic subjects such as Civics, Religion, and Indonesian, contain objectives of affectivedomain. Reading and story telling activities are one of literature learning as a part of Indonesianlesson which contains an objective of affective domain. From the result of story reading and listen-ing done by 70 students of the 7th grade SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta, there were event examplesexperienced by the characters, character dialogs, character attitudes, or character behaviors inthose 70 stories. Those stories contain life values and moral lessons which can be used to improvebehaviors and grow positive attitudes in students’ daily lives. Furthermore, story telling is sharingexperience about exciting stories, maintaining the spirit, and spraying students with good values andnorms, so the students are able to know people, life and themselves. In storiy telling, students canalso express their thoughts and feelings. By doing so, a student who is formerly shy and introvertcan change his/ her behavior to be more confident. Therefore, reading and story telling activities bystudents need to be supported by teachers in teaching-learning process .

Abstrak

P

Page 29: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

22 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Upaya Mengembangkan Sikap Siswa

Pendahuluan

Nilai-nilai kehidupan adalah norma-normayang berlaku dalam masyarakat. Sopan santun,adat, kebiasaan serta nilai-nilai yang terkandungdalam Pancasila adalah nilai-nilai kehidupanyang menjadi pegangan seseorang dalamkedudukannya sebagai warga negara Indonesia(menurut Sutikna dalam Sunarto, dkk, 1999:168). Menurut Purwadarminto, moral adalahajaran tentang baik buruk perbuatan dankelakuan, akhlak, kewajiban, dan sebagainya(Sunarto, dkk, 1999:169). Dalam kaitannyadengan pengamalan nilai-nilai kehidupan,maka moral merupakan kontrol dalam bersikapdan bertingkah laku. Sedangkan sikap, menurutGerung secara umum diartikan sebagaikesediaan bereaksi individu terhadap sesuatuhal (Sunarto, dkk, 1999:170). Sikap berkaitandengan motif dan mendasari tingkah lakuseseorang. Sikap bukan suatu tindakan atauaktivitas, melainkan berupa kecenderungantingkah laku.

Dengan demikian, keterkaitan antaranilai, moral, sikap, dan tingkah laku akan tampakdalam pengamalan nilai-nilai. Dengan kata lainnilai-nilai perlu dikenal terlebih dulu, kemudiandihayati dan didorong oleh moral, baru akanterbentuk sikap tertentu terhadap nilai-nilaitersebut dan pada akhirnya terwujud tingkahlaku sesuai dengan nilai-nilai yang dimaksud.

Perwujudan nilai, moral, dan sikap tidakterjadi dengan sendirinya. Proses yang dilaluiseseorang dalam pengembangan nilai-nilaikehidupan adalah suatu proses yang belumseluruhnya dipahami oleh para ahli, menurutSurakhmad dalam Sunarto, dkk (1999:178).

Di antara proses kejiwaan yang sulitdipahami itu adalah proses terjadinya danterjelmanya nilai-nilai kehidupan dalam diriindividu. Hal ini didahului oleh pengenalannilai secara intelektual, disusul olehpenghayatan nilai tersebut, dan yang kemudiantumbuh di dalam diri seseorang sedemikian rupakuatnya sehingga seluruh jalan pikiran, tingkahlakunya, serta sikapnya terhadap segala sesuatudi luar dirinya, bukan saja diwarnai tetapi jugadijiwai oleh nilai tersebut. Karena itu, adakemungkinan bahwa ada individu yang tahutentang sesuatu nilai tetap menjadipengetahuan. Tidak semua individu mencapai

tingkat perkembangan moral seperti yangdiharapkan, maka kita dihadapkan padamasalah pembinaan karakter siswa.

Menurut Sunarto, dkk (1999 : 175) dalamusaha membentuk tingkah laku sebagaipencerminan nilai-nilai kehidupan tertentuternyata faktor lingkungan memegang perananpenting. Di antara unsur-unsur lingkungansosial yang berpengaruh, yang tampaknyasangat penting adalah unsur lingkunganberbentuk manusia yang langsung dikenal ataudihadapi oleh seseorang sebagai perwujudandari nilai-nilai tertentu. Dalam hal inilingkungan sosial terdekat yang terutama terdiridari mereka yang berfungsi sebagai pendidikdan pembina yaitu guru. Makin jelas sikap dansifat lingkungan terhadap nilai kehidupantertentu dan moral makin kuat pulapengaruhnya untuk membentuk tingkah lakuyang sesuai.

Sangat disayangkan tidak semua matapelajaran yang disampaikan guru di sekolahmengajarkan tingkah laku yang baik. Hanyamenghasilkan peserta didik yang pandai secaraIQ dan kurang pandai dalam EQ.

Salah satu materi pembelajaran bahasaIndonesia tingkat SMP kelas VII yaitu kesastraankhususnya materi dongeng memberi contohtingkah laku yang baik dan buruk. MenurutNurhadi, dkk (2004:151) contoh peristiwa yangdialami tokoh, dialog tokoh, sikap tokoh, atauperilaku tokoh dalam dongeng berisi nilai-nilaikehidupan, seperti : nilai kesabaran danketabahan, nilai kejujuran, nilai kesederhanaan,nilai kedermawaan, nilai tanggung jawab, nilaikeberanian, nilai kerukunan, nilai kesetiaan,nilai kerja keras, dan nilai saling menghormati ,pesan moral, dan sikap-sikap positif, seperti :sikap jujur, sikap bertanggung jawab, sikapbekerja keras, sikap saling menghormati, dansikap adil.

Dalam upaya mengembangkan nilai,moral, dan sikap siswa, sebagai seorang guruyang mengajarkan mata pelajaran bahasaIndonesia, penulis ingin memaparkan sekaligusmembagikan pengalaman penulis dalammengajarkan kesastraan dengan melakukankegiatan membaca dan mendongeng bagi siswakelas VII Sekolah Menengah Pertama. Kegiatanini sudah dilaksanakan penulis dalam prosesbelajar mengajar mata pelajaran bahasaIndonesia materi kesastraan kelas VII di tempat

Page 30: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

23Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Upaya Mengembangkan Sikap Siswa

penulis mengajar yakni SMP Kristen 1 BPKPENABUR Jakarta. Melakukan kegiatan tersebutdiharapkan siswa memiliki nilai-nilaikehidupan, moral, dan sikap positif yang dapatditerapkannya dalam kehidupan sehari-hariserta dapat memperbaiki tingkah laku siswa.

Langkah-Langkah KegiatanMembaca dan Mendongeng

Dalam kurikulum bahasa Indonesia satuanpendidikan tingkat SMP tahun 2006 yangberisikan Standar Kompetensi dan KompetensiDasar kelas VII, semester 1 dasar materi dongengsebagai berikut.

Berdasarkan standar kompetensi dankompetensi dasar di atas guru melaksanakankegiatan membaca dan mendongeng. Adapunlangkah-langkah yang dilakukan sebagaiberikut.Langkah 1 : Menjelaskan Tugas1. Guru terlebih dahulu menjelaskan yang

dimaksud dengan dongeng sambilmemperlihatkan buku kumpulan dongengkepada siswa dan membacakan salah satudongeng

2. Guru mewajibkan siswa untuk membacasalah satu buku dongeng yang terdapat diperpustakaan sekolah. Setiap siswamendapatkan satu judul dongeng yangberlainan dengan siswa lainnya.

Sebelumnya guru sudah memilih buku-buku dongeng yang akan dibaca oleh siswa.Buku-buku dongeng tersebut yangmelukiskan kebenaran atau berisikan ajaranmoral seperti Ande-Ande Lumut, PutriSalju, Sang Kancil, Timun Emas, BawangMerah Bawang Putih, dan sebagainya.

3. Guru menjelaskan tugas apa yang harusdikerjakan setelah membaca buku dongengtersebut. Adapun tugas tersebut ialah :

a. Menjelaskan tema dongeng yang telahdibaca.

b. Menentukan latar atau tempat-tempatkejadian yang ditunjukkan dalam ceritadongeng.

c. Menjelaskan tokoh-tokoh dan per-watakannya.

d. Menjelaskan nilai atau amanat yangdapat disimpulkan dari cerita dongengtersebut serta dapatkah menerapkannyadalam kehidupan sehari-hari.

e. Menunjukkan relevansi isi dongengdengan situasi sekarang.

f. Menulis kembali isi dongeng yang telahdibaca dengan bahasa sendiri.

Tugas tersebut di atas dikerjakan oleh siswasecara individu. Hasil dari tugas tersebut diketikdan disusun rapi.

Langkah 2 : Membaca DongengPada langkah kedua ini guru mengajak siswake perpustakaan sekolah untuk memilih bukudongeng yang telah dipersiapkan guru. Setelah

gnegnoDrasaDisnetepmoKnadisnetepmoKradnatS.1lebaT

isnetepmoKradnatS rasaDisnetepmoK

nakragnedneM

.5 gnaygnegnodisaiserpagneMnakragnedrepid

1.5 iradkiranemgnaylah-lahnakumeneMnakragnedrepidgnaygnegnod

2.5 nagnedgnegnodisiisnavelernakkujnuneMgnarakesisautis

siluneM

.8 ,naasarep,narikipnakiserpskegneMgnegnodiulalemnamalagnepnad

2.8 iridnesasahabnagnedilabmeksiluneMragnediduataacabidhanrepgnaygnegnod

Page 31: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

24 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Upaya Mengembangkan Sikap Siswa

mendapatkan buku dongeng yang telah dipilih,siswa melakukan kegiatan membaca. Karenaketerbatasan waktu dalam membaca danmengerjakan tugas pada langkah I maka siswameneruskan kegiatan membacanya di rumah.Waktu yang diberikan untuk menyelesaikantugas tersebut selama satu minggu.

Langkah 3 : Guru Menyusun KuesionerPada langkah ketiga ini guru menyusunkuesioner nilai-nilai dongeng, pesan moral, dansikap positif. Kuesioner ini dibuat untuk mengisiangket tentang nilai, pesan moral, dan sikappositif dari hasil mendongeng setiap siswa yangtampil di depan kelas. Berikut ini adalahkuesioner nilai-nilai, pesan moral, dan sikappositif dongeng

Kuesioner MendongengNama :Kelas :Judul Dongeng :

I. Nilai-Nilai DongengDi bawah ini adalah nilai-nilaidongeng. Centanglah YA jikanilai-nilai tersebut terdapat dalamdongeng yang telah kaliandengarkan dan centanglahTIDAK jika nilai-nilai tersebuttidak terdapat dalam dongeng.

gnegnoDialiN-ialiNpakiS-pakiSrenoiseuK

oN gnegnoDialiN-ialiN AY KADIT

.1 nahabateknadnarabasekialiN

.2 narujujekialiN

.3 naanahredesekialiN

.4 naawamredekialiN

.5 bawajgnuggnatialiN

.6 nainarebekialiN

.7 nanukurekialiN

.8 naaitesekialiN

.9 sarekajrekialiN

.01 itamrohgnemgnilasialiN

Sebelum siswa mencentang nilai-nilaidongeng, guru menjelaskan yang dimaksuddengan nilai. Nilai adalah standar perilaku,ukuran yang menentukan tindakan atauperbuatan apa yang patut dilakukan. Nilaimerupakan pedoman untuk menentukanperilaku. Dengan adanya nilai-nilai dongengtersebut apakah siswa dapat bertindak ataumemiliki komitmen untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari siswa.

II Pesan MoralMengajukan pertanyaan kepada siswa apakahada pesan moral yang disampaikan dalamdongeng tersebut yang dapat digunakan untukmemperbaiki tingkah siswa saat ini, sesuaidengan nilai-nilai dongeng.

III. Sikap PositifDi bawah ini adalah sikap positif untukdigunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Centanglah YA jika ada dancentanglah TIDAK jika tidakada!Sebelum siswa mencentangsikap positif dongeng, gurumenjelaskan terlebih duluperbedaan sikap denganperilaku. Sikap adalahkesediaan untuk bereaksiterhadap sesuatu hal. Sikap-sikap positif yang terdapatdalam dongeng belummerupakan suatu tindakan,baru merupakan motif dandasar tingkah laku seseorang.Sedangkan perilaku adalahtindakan nyata untukmelakukan sesuatu haldengan berpedoman padasikap-sikap tersebut.

gnegnoDfitisoPpakiS-pakiSrenoiseuK

oN fitisoPpakiS-pakiS AY KADIT

.1 rujujpakiS

.2 bawajgnuggnatrebpakiS

.3 sarekajrekebpakiS

.4 itamrohgnemgnilaspakiS

.5 lidapakiS

Page 32: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

25Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Upaya Mengembangkan Sikap Siswa

Setelah daftar kuesioner selesai disusun, padasaat kegiatan mendongeng berlangsungkuesioner tersebut dibagikan kepada setiapsiswa kelas VII SMP Kristen 1 BPK PENABURJakarta. Siswa yang belum tampil mendongengakan mengisi kuesioner siswa yang tampilmendongeng dengan menulis nama siswa yangtampil, kelas, dan judul dongeng yangdisampaikan.

Langkah 4: Guru MendongengSebelum siswa mendongeng, sebaiknya gurumemberikan contoh mendongeng. Mendongengdapat dilakukan dengan teks, yaitu membacakanbuku atau bisa jugatanpa teks. Gurumemberikan contohmendongeng tanpateks denganmenggunakan alatperaga yang sesuaidengan isi dongeng.Setelah selesaimendongeng gurudan siswa bertanyajawab mengenain i l a i - n i l a ikehidupan, pesanmoral, dan sikap-sikap positif yangterdapat dalamdongeng tersebut.

Langkah 5: Siswa MendongengSiswa tampil mendongeng di depan kelas satuper satu tanpa menggunakan teks. Siswadiberikan kebebasan oleh guru dalammendongeng, boleh menggunakan alat peragaatau tidak menggunakan alat peraga. Dongengyang disampaikan adalah dongeng sesuai tugasyang diberikan guru pada langkah I No. 3 bagianF. Waktu yang diberikan untuk mendongenglima sampai tujuh menit.

Langkah 6: Guru Memberikan Kesimpulandan PenilaianSetelah semua siswa tampil mendongeng gurumengumpulkan hasil kuesioner danmemberikan kesimpulan dari hasil kuesionertersebut. Pada tahap ini juga guru memberikanpenilaian terhadap siswa yang tampil terbaikdalam mendongeng. Guru memilih enam siswaterbaik dan memberikan hadiah menarik.Sehingga siswa memiliki motivasi untuk

menerapkan nilai-nilai yang terdapat dalamdongeng dalam kehidupannya sehari-hari. Jugatermotivasi untuk tampil lebih berani di depanumum.Sedangkan untuk mengukur atau mengetahuisikap/ranah afektif siswa guru menggunakanevaluasi nilai yaitu dengan menggunakan skalanilai atau observasi (non-tes). Misalnya nilaikejujuran yang terdapat dalam dongeng padatugas no.3 pada langkah I yang diberikan gurudikaitkan dengan kejujuran yang dialami siswapada saat ini.Contoh : Skala Nilai Kejujuran

Siswa mengisi evaluasi nilai tersebut dengancara mengisi menurut rangking yang siswainginkan. Guru memberikan penilaian dengancara mengukur menurut rangking, danmenempatkan jawaban siswa pada rangkingyang sesuai.

Pembahasan

Guru harus bisa menjadi moderator, motivator,dan fasilitator yang baik dalam kegiatanpembelajaran membaca dan mendongeng.Sebagai moderator, guru hendaknya mampumemandu siswa sehingga setiap kegiatanpembelajaran dapat mencapai sasarannya.Kemampuan untuk memotivasi siswa sangatdibutuhkan untuk membangkitkan minat siswasenang membaca dan memiliki keberanian untuk

rujuJtaubreBkutnUnanigniekreBawsiShuaJaparebeS

oN usI gnikgnaR

.1 nagnalutaasadapgnaructaubrebkadiT 54321

.2 alibapaautgnaroignohobmemkadiTnahalaseknakukalem

54321

.3 nakukalemalibapaurugignohobmemkadiTnahalasek

54321

.4 maladgnohobrebkaditkutnuahasureBlahalages

54321

.5 nakukalemalibapagnaretsuretrebahasureBnahalasek

54321

Page 33: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

26 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Upaya Mengembangkan Sikap Siswa

tampil serta menerapkan nilai, moral, sikapdalam kehidupan sehari-hari siswa. Kesiapandan kesediaan guru untuk menjadi fasilitatormenjadi kunci penentuk e b e r h a s i l a npembelajaran membacadan mendongeng.

P e n g i s i a nkuesioner nilai, pesanmoral, dan sikap positifdongeng dilakukanoleh siswa kelas VIISMP Kristen 1 BPKPENABUR Jakarta.Responden pengisikuesioner adalah 70orang siswa SMP kelasVII. Data pengisiandikumpulkan dengancara menyebarkankuesioner tersebutkepada siswa pada saatkegiatan mendongengberlangsung. Siswayang belum tampilmendongeng akanmengisi kuesioner siswayang tampilmendongeng denganmenulis nama siswayang tampil, kelas, dan judul dongeng yangdisampaikan. Jumlah kuesioner tersebutsebanyak 70 angket. Pengisian kuesionertersebut dilakukan untuk mengetahui nilai,pesan moral, dan sikap positif yang terdapatpada 70 judul dongeng.

Adapun rumus yang dipergunakan untukmengetahui nilai, pesan moral, dan sikap positifyang terdapat pada 70 judul dongeng, adalah:

Total Nilai YA =0 – 50% = Kurang60 – 69% = Cukup70 – 79% = Baik80 – 100% = Sangat Baik

Adapun hasil kuesioner nilai-nilai dongengyang menjawab YA dari 70 judul dongengsebagai berikut:

Melalui pengisian kuesioner tersebut di atas,diperoleh kesimpulan bahwa 70 judul dongengmengajarkan nilai-nilai yaitu kesabaran danketabahan, kesederhanaan, kerukunan, dankerja keras dengan hasil nilai baik, sedangkannilai kejujuran, tanggung jawab, keberanian,kesetiaan, dan saling menghormati memperolehhasil nilai sangat baik dapat dibuktikanberdasarkan hasil pengisian kuesioner padatabel 3 di atas. Nilai kederma-wanan dari 70

judul dongeng dengan hasilkurang dan ini perludiperhatikan oleh guru dalammengajarkan nilai tersebut.Hasil kuesioner pesan moralyang menjawab YA dari 70

judul dongeng sebagai berikut: Pesan moral yangdisampaikan dari 70 dongeng yang dapatdigunakan untuk memperbaiki tingkah laku 63responden menjawab YA ada, maka diperolehhasil 90%.

isatneserP =AYbawajnemgnayawsishalmuJ

x %001awsiShalmuJ

gnegnoDialiN-ialiN.2lebaT

oN gnegnoDialiN-ialiN N isatnesreP

.1 nahabateknadnarabasekialiN 94 %07

.2 narujujekialiN 95 %48

.3 naanahredesekialiN 05 %17

.4 naawamredekialiN 63 %15

.5 bawajgnuggnatialiN 06 %68

.6 nainarebekialiN 76 %69

.7 nanukurekialiN 94 %07

.8 naaitesekialiN 65 %08

.9 sarekajrekialiN 55 %97

.01 itamrohgnemgnilasialiN 75 %18

Keterangan:N = Jumlah siswa yang menjawab YAPersentasi = Hasil yang diperoleh

Page 34: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

27Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Upaya Mengembangkan Sikap Siswa

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwadari 70 judul dongeng mengajarkan pesan moraldengan hasil yang sangat baik.

Sedangkan hasil kuesioner sikap positifdongeng yang menjawab YA dari 70 juduldongeng sebagai berikut.

Melalui pengisian kuesioner sikap positifdongeng di atas, diperoleh kesimpulan bahwadari 70 judul dongeng mengajarkan sikap-sikappositif seperti: Sikap jujur dan sikap adil denganhasil nilai baik, sedangkan sikap bertanggungjawab, bekerja keras, dan saling menghormatidengan hasil nilai yang sangat baik dapatdibuktikan berdasarkan hasil pengisiankuesioner pada tabel 3 di atas.

Dengan demikian dari hasil pengisiankuesioner dari 70 judul dongeng di atas dapatdisimpulkan nilai, pesan moral, dan sikap positifyang dapat diajarkan kepada siswa. Oleh karenaitu perlu diadakan kegiatan membaca danmendongeng di sekolah agar siswa memilikinilai-nilai kehidupan, moral, dan sikap positifyang dapat diterapkannya dalam kehidupansehari-hari sehingga siswa memiliki karakteryang baik.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil penerapan kegiatan membacadan mendongeng dalam pembelajarankesastraan mata pelajaran bahasa Indonesiadiperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Pertama, isi cerita dalam buku-bukudongeng mengandung contoh peristiwa yangdialami tokoh, dialog tokoh, sikap tokoh, atauperilaku tokoh yang berisi nilai-nilai kehidupan,pesan moral. Hal tersebut dan dapat membantumenumbuhkan sikap positif seperti jujur,

bertanggung jawab, bekerjakeras, saling menghormati, danadil yang diukur denganmenggunakan skala nilai atauobservasi (nontes). Untuk ituhendaknya guru melaksanakankegiatan membaca danmendongeng. Diharapkanperpustakaan sekolahmenyediakan dan menambahkoleksi buku-buku dongeng yangisinya melukiskan kebenaranatau berisikan ajaran moral.

Kedua, kegiatan membaca danmendongeng sangat mudahdilaksanakan. Kegiatan ini dapatmeningkatkan keberanian siswa.Jika waktu pembelajaran yang

terbatas kegiatan membaca dapat dilakukan dirumah atau di perpustakaan pada jam istirahat.Dalam kegiatan mendongeng siswa dapatdilibatkan sehingga siswa yang mula-mulapemalu dan menutup diri akan berubah sikapmenjadi berani.

Ketiga, sebagai pembina dan pendidik,hendaknya para guru memiliki tanggung jawabterhadap perkembangan karakter anak didikdengan cara dalam proses pengajaran tidakhanya memberikan pengetahuan tetapi jugamengajarkan tingkah laku yang baik. Salah satucara sederhana yang dapat diterapkan adalahdengan menceritakan kisah kehidupan tokoh-tokoh legendaris atau tokoh-tokoh penemu ilmupengetahuan. Dari kehidupan tokohnya dapatdiperoleh teladan tentang kejujuran,kesederhanaan, kegigihan membela kebenaran,kerja keras, kedermawanan, dan kesetiaansehingga siswa termotivasi untuk melakukan halyang baik.

Semoga kegiatan membaca danmendongeng yang penulis paparkan ini dapatmemberikan manfaat dan menjadi contoh bagiteman-teman guru terutama di lingkungan BPKPENABUR.

gnegnoDfitisoPpakiS.3lebaT

oN fitisoPpakiS-pakiS N isatnesreP

.1 rujujpakiS 45 %77

.2 bawajgnuggnatrebpakiS 95 %48

.3 sarekajrekebpakiS 65 %08

.4 itamrohgnemgnilaspakiS 75 %18

.5 lidapakiS 05 %17

Keterangan :N = Jumlah siswa yang menjawab YAPersentasi = Hasil yang diperoleh

Page 35: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

28 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Upaya Mengembangkan Sikap Siswa

Daftar Pustaka

Bunanta, Murti. (2004). Buku, mendongeng danminat membaca. Jakarta: PustakaTangga

Dinas Pendidikan Dasar. (2006). KurikulumSatuan Pendidikan Tingkat SekolahMenengah Pertama (SMP) Bahasa

Indonesia. Jakarta: Pemerintah ProvinsiDKI Jakarta

Gulo. W. (2002). Strategi belajar mengajar. Jakarta:PT Gramedia Widiasarana Indonesia

Nurhadi, dkk. (2004). Bahasa dan Sastra Indonesiauntuk SMP Kelas VII. Jakarta: Erlangga

Sunarto, dkk. (1999). Perkembangan peserta didik.Jakarta: Rineka Cipta

Page 36: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

29Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky

Brilliant Classdalam Perspektif Vygotsky

Yuli Kwartolo*)

*) Staf Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (P4) BPK PENABUR Jakarta

Opini

emberi fasilitas pendidikan khusus bagi siswa yang mempunyai kecerdasan luar biasamerupakan suatu keharusan. BPK PENABUR dan Surya Institute bekerjasama membukaprogram pendidikan bagi siswa yang mempunyai kecerdasan luar biasa (IQ ≥ 150) yangdiberi nama Brilliant Class. Program ini dijamin oleh UU RI. No. 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu dalam perspektif Vygotsky, Brilliant Class mendapat pijakanyang sangat realitis asal pelaksanaan pendidikan berada satu tingkat di atas tingkat perkembangannya.Ini harus dilakukan agar Zone Proximal Development (ZPD) teraktualisasi secara optimal tidak harusmenunggu kesiapan (readiness) dan kematangan (maturity) seperti teori-teori Jean Piaget.

Kata kunci: Brilliant Class, Zone Proximal Development (ZPD), behaviorisme, intrapsikis, humanisme,konstruktivisme

The children with high intelligence should be provided with special education. BPK PENABUR incooperation with Surya Institute has organized The Brilliant Class for the children with intelligence of150. The Indonesian constitution. Number 20 of 2003, grants the provision of special educationprogram.According to Vygotsky, the Brillian Class is effective to meet the children’s needs as long asit is conduated properly.

Abstrak

M

Pendahuluan

BPK PENABUR dan Surya Institute pimpinanProf. Yohanes Surya, Ph.D telah menjalin kerjasama untuk menyelenggarakan Brilliant Class.Pembukaan kelas ini dimulai tahun pelajaran2007/2008. Dalam proposal Brilliant Classdisebutkan isi program ini adalah, menjadi centreof academic exellence pada bidang IPA danMatematika dengan menyediakan programpendidikan khusus untuk siswa “berbakatintelektual tinggi” (high intellectually gifted)dengan IQ ≥ 150, sehingga mereka: (1) memilikikesempatan untuk mendapat pendidikanlanjutan yang terbaik di dunia; dan (2) memilikiiman yang hidup kepada Tuhan; dan (3)memiliki semangat pengabdian yang tinggi

untuk kemajuan Indonesia. Sedangkan misinyaadalah: (1) mengembangkan potensi siswa“berkebutuhan khusus” secara optimal; 2)membentuk siswa sebagai pemelajar seumurhidup yang memiliki kepedulian sosial danberkarakter kristiani melalui programpendidikan yang terstruktur dan sesuai. SasaranBrilliant Class diperuntukan bagi siswa lulusanSMP. Dengan demikian penyelenggaraanBrilliant Class fokus pada jenJeang SMA yangberlokasi di SMAK BPK PENABUR GadingSerpong.

Ketika program ini di-launching di mediamassa, sempat muncul keraguan bahkankesannya tidak setuju (kontra) dengan idepelaksanaan sekolah untuk siswa yangberkebutuhan khusus (special need). Akan tetapiada juga yang memberi apresiasi positif atau

Page 37: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky

memperlihatkan dukungan yang signifikanterhadap pelaksanaan Brilliant Class. Melaluiartikel ini, penulis tidak ingin membahasmengenai pro dan kontra terhadap eksistensiBrilliant Class tersebut, melainkan ingin mengkajikeberadaan Brilliant Class dalam perspektifVygotsky.

Konsepsi Brilliant ClassIde pelaksanaan Brilliant Class tentu saja

tidak asal muncul begitu saja, akan tetapididasarkan atas beberapa pertimbangan yangmatang dan logis. Salah satu yang menjadi dasarpertimbangan adalah hasil kajian yangdilakukan Yohanes Surya, bahwa setiaptahunnya ada sekitar 1,5 juta siswa yangm e n a m a t k a npendidikannya darijenjang SMP. Darisetiap 1.000 siswatersebut, terdapat satusiswa yangmempunyai IQ ≥ 150.Anak-anak yangmempunyai potensiatau kecerdasan luarbiasa itu padakenyataannya belummendapat perhatian.Artinya, mereka belum difasilitasi secara khusussupaya potensinya berkembang secara optimal.Dasar pertimbangan lain adalah, anak-anak(siswa) yang memiliki kecerdasan sangatistimewa secara yuridis formal dijamin olehundang-undang. Dengan kata lain, undang-undang secara tegas mengamanatkanpentingnya pendidikan untuk anak-anak yangmempunyai kecerdasan istimewa.

UU RI No. 20 tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional pasal 5 ayat 4 menegaskanbahwa, “Warga negara yang memiliki potensikecerdasan dan bakat istimewa berhakmemperoleh pendidikan khusus”. Kemudianpada pasal 12 ayat 1 ditekankan, setiap pesertadidik berhak mendapatkan pendidikan sesuaidengan bakat, minat, dan kemampuannya.

Berdasarkan informasi yang ada di proposalpembukaan program tersebut, berikut ini secararingkas penulis sampaikan konsepsi mengenaiBrilliant Class.

Nama BRILLIANT ditetapkan karena kelasini akan melahirkan lulusan yang: (1) Brill atauberbakat intelektual tinggi; (2) I atau Iman yangteguh kepada Tuhan; dan (3) pengabdian untuk

kemajuan Tanah Air Indonesia. Tujuannyaadalah: (1) memberikan layanan pendidikanuntuk siswa berkebutuhan khusus dan berbakat;(2) mendorong siswa untuk mengenalikemampuan akademis yang dimilikinya dandikembangkan secara optimal; (3)mempersiapkan siswa untuk lulus dengan nilaiexellent dalam ujian nasional dan ujian berskalainternasional (Cambridge A Level); (4)mempersiapkan siswa supaya dapatmeneruskan pendidikan ke universitas ternamadi luar negeri; dan (5) membentuk siswa menjadipemelajar seumur hidup yang takut akan Tuhanserta memiliki kepedulian sosial.

Selain aspek intelektual/akademik, siswa-siswa Brilliant Class juga mendapat

pendampingan secaraindividual berkaitandengan aspekpsikologis dans p i r i t u a l i t a s .Kesehatan fisik jugamenjadi perhatiandengan melibatkandokter sekolah danmakanan bergizi yangdiatur di asramatempat tinggal siswa.Agar tidak terkesan

eksklusif, siswa Brilliant Class juga bergabungdan bergaul dengan siswa kelas reguler lainnyadi SMAK Gading Serpong BPK PENABUR.

Perubahan Kajian Psikologi TentangManusia

Psikologi berasal dari kata-kata Yunani:Psyche yang berarti jiwa, dan Logos yang berartiilmu. Jadi secara harafiah, psikologi berarti ilmujiwa. Akan tetapi arti “ilmu jiwa” masih kabursekali. Apa yang dimaksud dengan “jiwa”, tidakada seorang pun yang tahu dengansesungguhnya. Karena kekaburan arti itu, seringtimbul berbagai pendapat mengenai definisipsikologi yang saling berbeda (Sarlito Wirawan,1976). Itulah pandangan atau paradigma lamamengenai pikologi yang berorientasi dalammempelajari jiwa manusia.

Akan tetapi seiring dengan perkembanganilmu psikologi itu sendiri, maka psikologi tidaklagi memfokuskan diri pada jiwa manusia,melainkan telah menyebar secara luas. Aspekperilaku, perasaan, bakat, pikiran, intelektual,dan lain-lain telah menjadi kajian psikologi yangintensif. Secara esensial adalah, psikologi

... bahwa setiap tahunnya adasekitar 1,5 juta siswa yang

menamatkan pendidikannya darijenjang SMP. Dari setiap 1.000siswa tersebut, terdapat satu

siswa yang mempunyai IQ ≥ 150.

Page 38: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

31Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky

mempelajari perilaku manusia sebagaimanaadanya. Perilaku manusia yang dimaksudadalah semua perilaku dapat diamati, dilihat,dan diukur.

Para ahli psikologi modern seperti CliffordT. Morgan mengemukakan definisi, psikologiadalah ilmu yang mempelajari tingkah lakumanusia dan hewan; Edwin G. Boring danHerbert S. Langfeld, psikologi adalah studitentang hakikat manusia; dan Garden Murphy,psikologi adalah ilmu yang mempelajari responsyang diberikan oleh makhluk hidup terhadaplingkungannya (Sarlito Wirawan, 1976).

Ada beberapa aliran atau mazab dalampsikologi, namun ada tiga mazhab yang terkenalyang yaitu behaviorisme, intrapsikis, danhumanisme. Ketiga mazhab itu mempunyaipengaruh signikan terhadap praktik pendidikandi seluruh dunia.

1. Mazhab BehaviorismeMashab behaviorisme berpendapat bahwalingkungan merupakan faktor terpenting yangmempengaruhi perilaku manusia. Perilakumanusia dikontrol dari luar dirinya (process ofexternal control). Tokoh aliran ini diantaranyaadalah John B. Watson, Ivan P. Pavlov, B.F.Skinner, Tolman, dan Albert Bandura. John B.Watson terkenal dengan semboyannya, “Berikankepadaku sepuluh orang anak akan aku bentuksesuai apa yang kuinginkan.” John B. Watsonmenganggap bahwa lingkungan adalah faktorterpenting yang berpengaruh dalampembentukan manusia.

Tokoh utama psikologi behaviorismelainnya adalah Ivan P. Pavlov (tahun 1904).Eksperimen yang terkenal adalah ketika iamelakukan percobaan dengan daging dan seekoranjing. Ketika daging itu disodorkan maka airliur anjing keluar. Daging disebut stimulus (S)atau rangsangan dan air liur yang keluar adalahrespons (R). Dari semboyan ini dapat dipertegasbahwa lingkungan adalah satu-satunya faktoryang sangat berpengaruh terhadappembentukan manusia. Namun pendapatPavlov bahwa yang menggerakan manusiauntuk melakukan respons adalah karena adanyastimulus ditentang oleh B.F. Skinner. Iamencontohkan ketika manusia merasa lapar,maka ia akan makan. Karena makan manusiaitu kenyang. Rasa kenyang menimbulkankenikmatan. Rasa nikmat itulah yangmenyebabkan manusia ingin makan lagi sebagai

konsekuensinya, karena rasa nikmat merupakankekuatan penggerak atau reinforcement.Reinforcement bisa jadi positif (nikmat) ataunegatif (sakit) yang mengakibatkan seseorangmau, atau tidak mau melakukan perbuatan itulagi. Jadi, bukan stimulus langsung yangmenimbulkan reaksi, tapi akibat dari perilaku.Tolman juga seorang penganut aliranbehaviorisme. Ia berpendapat bahwa tujuanlahyang menyebabkan manusia melakukan respons(tindakan). Pendapatnya yang terkenal adalah,“Setiap perilaku manusia itu bertujuan.” Jadilingkungan dapat mengkondisikan manusiauntuk berperilaku.Sarlito Wirawan (1976) menyebutnya,behaviorisme sebagai “Psikologi S-R” yang lebihmementingkan perilaku terbuka. Menurutpenganut aliran ini, proses-proses psikologiselalu dimulai dengan adanya rangsangan(stimulus) dan diakhiri dengan suatu reaksi(respons) terhadap rangsangan itu. Hal lain yangmendasar dari aliran ini adalah adanyareinforcement atau penguat yang mendorongseseorang melakukan sesuatu. Teori Skinnerkemudian ditentang oleh Albert Bandura. Iamenyatakan, bukan akibat dari perbuatan(kenikmatan) itu yang menyebabkan manusiaberperilaku, melainkan karena adanya kemauandari dalam dirinya (konsekuensi internal).Bandura menyebutkan dengan model sociallearning atau belajar pada orang lain.

Aliran psikologi behaviorisme sifatnyamekanik, berorientasi pada perilaku nyata,sangat berhasil dalam mengubah perilakumanusia, bersifat pembiasaan, mengutamakanreward (penghargaan) dan punishment(hukuman), namun tidak melihat manusia secarautuh (bakat, minat, motivasi, jiwa, intelegensi,dll).

Berpijak dari pandangan behaviorisme itu,maka dapat disebutkan di sini praktik-praktikpendidikan/pembelajaran yang dipengaruhioleh mashab behaviorisme. Misalnya, siswaakan belajar dan mengerjakan sungguh-sungguh soal-soal ulangan karena dinilai sertasiswa akan menunjukkan motivasi yang tinggijika apa yang mereka kerjakan dihargai olehguru.

Menurut B. Simanjuntak dan IL Pasaribu(1987), implikasi lebih luas paham behaviorismedalam pendidikan adalah: Perilaku gurumengharapkan murid menghafal secaramekanis/otomatis;

Page 39: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky

1. Verbalitis karena perilaku siswa bersifatmekanis dan reflektif;

2. Siswa duduk saja, tidak ada inisiatif karenaperasaan, pikiran tidak mengarahkan keperilaku;

3. Guru membiasakan siswa dengan latihan;4. Guru tidak memperhatikan perbedaan

individu;5. Guru menggunakan “learning by parts”

sampai tak ada hubungan;6. Guru hanya memberi tugas tanpa disadari

siswanya untuk apa tugas itu;7. Teacher centered atau guru sangat dominan.

2. Mazhab IntrapsikisTokoh terpenting mashab intrapsikis adalahSigmund Freud. Ia mengemukan apa yangdinamakan psikoanalisa atau teori alamketidaksadaran (unconsciousness). Teorinyasangat bertolakbelakang dengan pahambehaviorisme yang sangat mendewakan perilakunyata, orientasinya lebih pragmatis ataukebenaan adalah sesuatu yang diperbuat/dinyatakan (the truth is the making).

Menurut Freud dorongan yang timbul padamasa kanak-kanak, yang oleh karena sesuatu hal,terpaksa ditekan sehingga tidak muncul ke alamkesadaran (Sarlito Wirawan, 1976). Freudberpendapat bahwa, perilaku nyata manusia ituadalah refleksi dari keadaan mental manusia.Jadi ada kesadaran dalam diri manusia untukbertindak. Manusia dapat menggali kembaliunsur-unsur ketidaksadaran (unconsciousness),dapat menceritakan semua yang pernah dialamisecara tidak sadar. Di dalam diri manusia adatiga hal yang melekat, yaitu badan, kesadaran,dan ketidaksadaran. Aliran ini lebihmenekankan bahwa proses perilaku manusiakarena ada kontrol dari dalam dirinya (processinternal control). Freud mengatakan, pengalamanmasa kecil (childhood experience) sangatmenentukan masa depan seseorang. Ilmu-ilmuyang mempelajari pengalaman masa kecil sangatberpengaruh terhadap perkembangan anakselanjutnya dan usia anak-anak dikatakansebagai golden age atau usia emas yang sangatmenentukan kehidupan selanjutnya. Aliranintrapsikis sangat mengakui jiwa manusia(intuisi, kesadaran, ketidaksadaran).

3. Mazhab HumanismeKaum humanisme berpandangan bahwa perilakudan perkembangan manusia dipengaruhi olehfaktor pembawaan atau genetika. Namun

demikian, mereka juga tidak mengesampingkanfaktor lingkungan. Jadi, pendapat para tokohhumanisme masih dipengaruhi mashabbehaviorisme.

Tokoh aliran psikologi humanisme adalahCarl Rogers. Ia mengetengahkan faktor-faktordirective (langsung) dan non directive (tidaklangsung). Yang directive, berarti di luar dirinyaada sasaran yang jelas, target yang akan dicapai,dan secara sadar manusia akan mencapainyadengan cara-cara sistematis. Sedangkan yangnon directive lebih mengedepankan faktor-faktorinternal (intrapsikis). Aliran psikologihumanisme pada prinsipnya memandangmanusia baik adanya, berpusat pada manusiaseutuhnya, dan memanusiakan manusia.

Raras S (2007) dari Fakultas KedoteranJurusan Psikologi Universitas Sumetera Utaradalam artikelnya berjudul Aktualisasi Filsafat IlmuDalam Perkembangan Psikologi mengungkapkan,aliran humanisme menekankan pentingnyaseseorang untuk dapat mengenal dirinya secarabaik serta mengembangkan potensi-potensi yangdimiliki secara maksimal. Manusia diberikesempatan yang luas untuk memperkayakehidupan secara positif. Psikologi humanismememandang seseorang secara utuh, tanpamengkotak-kotakkan ke dalam penggolonganfungsi, seperti misalnya persepsi, belajar, dankepribadian.

Psikologi Belajar Jean Piaget dan VygotskySupaya sampai pada pokok telaah yang penulismaksudkan dalam artikel ini, secara khususpenulis akan menguraikan mengenai psikologibelajar yang di dalamnya antara lain membahasperkembangan kognitif seseorang dan berbagaimacam teori belajar. Menurut Alexander A.Schneider dalam Sarlito Wirawan (1975),psikologi belajar merupakan salah satu cabangilmu psikologi yang kajiannya interdisipliner.

Berbicara mengenai psikologi belajar kitatidak dapat melupakan jasa seorang yangbernama Jean Piaget dan Vigotsky. Kedua tokohini saling melengkapi. Mari kita uraikan satupersatu.

Jean PiagetIstilah kognitif dalam perspektif psikologi tidaksebatas sekumpulan pengetahuan, informasi,wawasan, dan sejenisnya yang dimilikiseseorang, melainkan berkaitan erat denganperistiwa mental yang terlibat dalampengenalan (knowing) tentang dunia. Bahasa

Page 40: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

33Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky

sederhananya adalah “berpikir”. Cara berpikirseseorang sejak masa kanak-kanak sampaidewasa mengalami perkembangan seiringbertambahnya usia.

Adalah Jean Piaget (Clifford T. Morgan,1986) yang telah mempelajari intelegensi anak-anak sejak tahun 1920. Intelegensi di sinimaksudnya adalah, sebagai proses-prosesmental atau kognitif yang memungkinkanseorang anak mengenal dunia. Teorinya yangsangat terkenal adalah penggolonganperkembangan kognitif atau otak seseoranguntuk berpikir ke dalam empat fase. Keempatfase itu adalah, fase sensor motorik (0 – 2 tahun),fase pre operasional (2 – 7 tahun), faseoperasional konkret (7 – 11 tahun); dan faseoperasional formal.

Pada fase sensor motorik, bayi tidakmembedakan dirinya sendiri dari isi dunialainnya, dan perilakunya terbatas padapenggunaan pola-pola reflek. Semakin bayi itubertambah besar, timbul pola-pola respons baru,dan dapat membuat gerakan-gerakan yangdisengaja. Pada akhir periode ini, bayi dapatberpikir tentang dunia dalam hubungannyadengan sensor motorik, yaitu yang berhubungandengan pengalaman-pengalaman dan tindakan-tindakan sederhana. Pada fase pra operasional,anak-anak banyak didominasi oleh cara-carabagaimana hal-hal atau benda-benda itutampak. Anak-anak sudah mampu berpikirbahwa jumlah benda tetap sama; sekalipunbentuk atau pengaturannya berbeda. Sedangkanpada fase operasional konkret, anak-anak mulaidapat berpikir logis, namun masih cenderungkonkret. Dimensi pemikirannya masihberorientasi di sini dan kini. Akhirnya, pada faseoperasional formal anak-anak mulai dapatmengembangkan cara-cara berpikir logis sepertihalnya pada orang dewasa. Anak-anak mulaimenggunakan aturan-aturan formal daripikiran-pikiran dan logika untuk memberikandasar kebenaran (justification) jawaban-jawabanmereka.

Berdasarkan tahap-tahap perkembangankognitif seseorang di atas, maka faktorkematangan (maturity) dan kesiapan (readiness)menjadi kunci keberhasilan seseorang dalammenguasai dunianya. Satu hal yang harusdicacat adalah, Jean Piaget telah membukalembaran baru dalam psikologi karenapendapatnya bahwa seorang individu padadasarnya dapat berkembang dan belajar daridalam dirinya atau from within. Jean Peaget

mengemukakan apa yang dinamakan dengankonstruktivisme, yaitu belajar dari dalam dirinya,memilih mana yang bermakna. Di situlah terjadiperjumpaan antara dirinya dan lingkungan, dantugas lingkunganlah mengundang mereka untukbelajar. Dengan demikian seorang individu akandapat memberi makna terhadap dunia luarsehingga dapat mengkonstruksi pengalaman-pengalaman yang didapatnya.

Jean Piaget berpendapat bahwa seorangindividu memilih struktur-struktur kognitif.Struktur kognitif itu kemudian dapat digunakanuntuk belajar (di sekolah). Sekolah harusmenerapkan sistem pembelajaran yangdinamakan expository instruction. Dari belajaritulah seorang individu memperoleh apa yangdinamakan dengan “body of knowledge” atauberbagai macam bentuk pengetahuan yangterorganisasi. Konstruktivisme telah membukasejarah baru dalam psikologi. Aliran inimembahas hal-hal yang sangat relevan dalammasalah pembelajaran. Konstruktivismemenekankan bagaimana seseorang menguasaipengetahuan, bagaimana cara seseorang itumenguasai dunianya, bukan isinya, atau bukanapa yang dikuasainya. Menurut Jean Piaget,human mind atau akal budi merupakan perangkatdasar sebagai struktur kognitif dalammenanggapi dunia. Dengan akal budi ituseseorang mampu mengkonstruksi kembali apayang diamati atau dipelajari.

Teori mengenai perkembangan kognitifseseorang yang dikemukan oleh Piaget terusdisempurnakan. Adalah Feuerstein, muridPiaget sendiri yang menyatakan, apa yangdimaksud oleh Piaget sebagai perubahankualitatif pada diri seseorang dalam mencernaberbagai pengetahuan atau perkembanganintelektual adalah tidak selamanya benar. Sebabstruktur kognitif seseorang tidaklah selalu tetap,melainkan dinamis atau dapat berubah.Perubahan/modifikasi stuktur kognitif ataustructure cognitive modification itu terjadi melaluiberbagai pengalaman belajar.

Structure Cognitive Modification (SCM) yaitu,perubahan struktur kognitif seseorang atausiswa dalam proses pembelajaran di mana adakemampuan-kemampuan atau learning potentialyang tidak muncul. Jadi, potensi-potensi yangbelum muncul itu bisa mengubah ciri strukturmental secara substantif dengan cara belajaryang efektif. Dengan demikian, ada intervensi

Page 41: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky

yang efektif (effective intervension) sebagai mediabelajar. Ada media untuk mendapatkanpengalaman belajar atau Mediated LearningExperience (MLE). Feuerstein mengambil sampelpara remaja yang mempunyai daya intelektualrendah atau katakanlah kurang pintar. Ternyatayang terjadi adalah potensi-potensi yang dimilikiremaja itu tidak muncul karena memang tidakdigali. Oleh karena itu Feuerstein memperkuatpendapatnya bahwa perkembangan intelektualseseorang tidak semata-mata karena faktorgenetis, umur, tingkat perkembangan, dankematangan seperti yang dikatakan Piaget,melainkan karena berbagai cara yang digunakanseseorang atau lingkungan untuk menggaliseluruh potensinya. Misalnya saja, lingkunganmengubah cara belajar yang dependent menjadiindependent, atau model pembelajaran yang tidakbersifat instruction menjadi self study. TeoriStructure Cognitive Modification berkembangsecara positif bukan karena faktor pengulangandalam belajar,melainkan karenaperubahan strukturkognitif yangnatural. Maka apayang dikemukakanoleh Piaget bahwahasil belajarseseorang sesuaidengan tahap-tahapp e r k e m b a n g a nintelektual tidaksemuanya benar.

N a m u ndemikian, jasa besarJean Piaget terhadap dunia pendidikan tidakterbantahkan. Sampai sekarang kurikulum ataumateri pembelajaran atau praktik-praktikpembelajaran masih tetap mendasarkan diriterhadap empat tahap perkembangan intelektualdi atas.Slameto (1995) mengemukakan pendapat JeanPiaget mengenai perkembangan proses belajarpada anak-anak adalah sebagai berikut.1. Anak mempunyai struktur mental yang

berbeda dengan orang dewasa. Merekabukan merupakan orang dewasa dalambentuk kecil, mereka mempunyai cara yangkhas untuk menyatakan kenyataan danuntuk menghayati dunia sekitarnyasehingga memerlukan pelayanan tersendiridalam belajar.

2. Perkembangan mental pada anak melaluitahap-tahap tertentu menurut suatu urutanyang sama bagi semua orang.

3. Walaupun berlangsungnya tahap-tahapperkembangan itu melalui suatu urutantertentu, jangka waktu untuk berlatih darisuatu tahap ke tahap yang lain tidaklahselalu sama pada setiap anak.

4. Perkembangan mental anak dipengaruhioleh 4 faktor, yaitu: (1) kematangan, (2)pengalaman; (3) interaksi sosial, dan (4)equilibration (proses dari ketiga faktor di atasbersama-sama untuk membangun danmemperbaiki struktur mental).

Vygotsky

Vygotsky adalah seorang Rusia yang meninggaldi usia 33 tahun. Ia merupakan salah seorangtokoh termasyur dalam bidang psikologi.Sebelum meninggal, ia mewariskan pemikiranyang mendobrak pemikiran psikologi saat itu.

Menurutnya, apayang menjadip e r i l a k umanusia adalahp r o s e smenyesuaikandiri dengan apayang sesuai/tepat (appropriate)dan menjadih a r a p a nm a s y a r a k a t /lingkungan. Inisudah mengarahkepada faktor

lingkungan. Perkembangan kognitif padamanusia adalah selain proses biologis, jugakarena proses transformasi. Tetapi tumbuhkembangnya dipengaruhi oleh lingkungan.Vigotsky menyebutnya sebagai konstruksi sosial.

Manusia bukan hanya berkembang dalamarti sosial biologis, namun fungsi-fungsipsikologis terus meningkat sejak dari lahir.Fungsi-fungsi psikologis itu seperti persepsi,perhatian, memori yang terus berkembang karenamanusia bertransformasi dalam konteks sosialdan pendidikan. Melalui bahasa, sarana, dankebudayaan, hukum-hukum sosial manusiaterus berkembang sampai mencapai fungsipsikologi kognisi tingkat tinggi. Beda dari Piagetyang menyatakan perkembangan manusiahanya ditentukan dari dalam diri, Vygotsky

Bila diibaratkan, kalau ada daerahhitam dan putih, yang hitam adalah

potensi yang belumdiaktualisasikan (belum berubah

menjadi suatu kemampuan),sementara itu daerah putih

merupakan potensi yang sudahteraktualisasikan.

Page 42: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

35Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky

mengatakan banyak pengaruh konstruksi sosialyang membentuk sisi-sisi kognitif manusia(fungsi psikologis kognisi tinggi). Kalau Piagetmengatakan harus menunggu kematangan dankesiapan seseorang serta harus cocok antarapengaruh dari luar dan perkembangan di dalamdirinya (match). Akan tetapi Vygotsky tidakberpendapat seperti itu. Ada sesuatu di atastahap perkembangan itu (plus one matching). Adadaerah-daerah yang sangat sensitif untukdiaktualisasikan dalam diri anak. Daerah inidinamakan Zone Proximal Development (ZPD).

ZPD merupakan jarak antara tingkatperkembangan aktual seseorang dengan tingkatperkembangan potensial. Bila diibaratkan, kalauada daerah hitam dan putih, yang hitam adalahpotensi yang belum diaktualisasikan (belumberubah menjadi suatu kemampuan), sementaraitu daerah putih merupakan potensi yang sudahteraktualisasikan. Jarak antara hitam dan putihitulah yang dinamakan dengan ZPD. Dengankata lain ZPD terletak antara daerah hitam dandaerah putih (Nur Arfah Mega, dkk, 2007). ZPDmerupakan daerah perkembangan potensialuntuk menjadi sesuatu yang kongkrit. Pengaruhpada ZPD tak perlu menunggu tahapan-tahapanseperti yang dikatakan Piaget. Teori Vygotskymenjadikan seorang anak tertantang untukmelakukan aktivitas di atas tingkatperkembangan yang dimiliki. Persyaratannyaadalah, jangan sampai lingkungannyaterabaikan. Rumah, teman sejawat, kebudayaan,dan sekolah harus menyertai perwujudan ini.Jasa Vigotsky adalah membuka wawasan barutentang perkembangan kognitif manusia danproses kurtural, pendidikan bagi anak berbakat,dan peningkatan kadar mental (eskalasi) atauhigher order thinking.

Pengertian tentang ZPD memiliki nilaiteoritis dan dihubungkan dengan permasalahanmendasar dari psikologi anak dan psikologipendidikan, terutama hal-hal yang berkaitandengan fungsi-fungsi psikis yang lebih tinggi,yaitu hubungan pendidikan denganperkembangan intelektual, dan dorongan-dorongan motivasional serta mekanisme-mekanisme perkembangan psikis. Fenomenadari ZPD menekankan pada peranan pokok daripendidikan dalam perkembangan intelektual.Menurut Vigotsky dalam Hendriati Agustiani(2006) bahwa, “Pendidikan mempunyaipengaruh hanya bila berada di depan

perkembangan”. Maksud dari pernyataan iniadalah, bagi anak-anak yang mempunyaikemampuan intelektual istimewa (luar biasa)dan di dalam dirinya ada ZPD, maka praktikpendidikan, misalnya berbagai pengalamanbelajar, stategi pembelajaran yang diterapkan,materi pembelajaran atau kurikulum yangdiberikan harus satu tingkat di atasperkembangan anak-anak normal.

Dengan menerapkan konsep ZPD padapendidikan, maka pembelajaran akanmemajukan perkembangan anak, karena isi ZPDdiubah, diperbaiki, dikembangkan, danditempatkan pada tahapan perkembangansebenarnya yang menyebabkan pemelajarbergerak maju ke suatu tingkat perkembanganyang lebih tinggi.

Brilliant Class dan Teori Vygotsky

Sekali lagi, Vygotsky telah membuka wawasanbaru tentang perkembangan kognitif/intelektualmanusia/anakdan proses kultural. Salah satuwujud konkrit implikasi dari teori Vygotskyadalah dilaksanakannya akselerasi belajar bagianak berbakat, pendidikan bagi anak-anak yangmempunyai kemampuan intelektual luar biasadan dalam proses pembelajaran harus selalumeningkatkan kadar mental atau berpikir tingkattinggi. Dalam perspektif inilah Brilliant Classmendapatkan pijakan yang benar-benar realistis.Brilliant Class sebagai salah satu layananpendidikan yang menaruh perhatian yang besarterhadap anak-anak yang mempunyaikemampuan intelektual luar biasa.

Dalam pertemuan antara Yohanes Suryadan guru-guru Brilliant Class nonsains, 29 Mei2007 di SMAK BPK PENABUR disebutkanYohanes Surya mengemukakan berbagaikarakteristik anak berbakat berdasarkanpengalamannya membina anak-anak TimOlimpiade Fisika Indonesia (TOFI).Karakteristik-karakteristik itu adalah: 1) rapidlearning; 2) excellent memory; 3) outstandingproblem-solving and reasoning ability; 4) persistentintellectual curiosity; 5) ability to see subtlerelationships; 6) a wide range of interests; 7) matureand unusual vocabulary; 8) ability to sustainconcentration; 9) responsibility and independence inclass work; 10) initiative and originality; 11) flexiblethinking; 12) ability to consider problems fromdifferent aspects; 13) observant nature and

Page 43: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

36 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky

responsiveness to new ideas; 14) ability tocommunicate with adults in a mature way; 15)enjoyment of intellectual challenges; dan 16) subtle,sometimes quirky sense of humor.

Berbagai karakteristik seperti itu tentu sajamembawa konsekuensi-konsekuensi bagi guru.Beberapa konsekuensi itu antara lain: 1) guruharus memperhatikan karakteritik siswa tersebutdalam pembelajaran, 2) guru harus berani dansiap berdebat, 3) guru harus membekali diridengan pengetahuan yang lebih dan 4) guruharus siap dengan berbagi argumen.

Pertanyaannya sekarang adalah di manaletak keterkaitan antara Brilliant Class denganteori Vygotsky? Sebelum menguraikan jawabanitu, sekedar mengingatkan saja, bahwa dalamkonsep Vygotsky perkembangan ZPD hanyadapat dilakukan dan berarti jika pelaksanaanpendidikan satu tingkat berada di atas

mulukiruK.1lebaT ssalCnaillirB 1-eKnuhaT

.oN kejbus/idutsgnadiB narajalebmephara/narajalebmepiretamnapukaC

.1 ,aimik,akitametam,akisiFigoloib

- iapmasIsalekiradnarajalepiretamaumeS.AMSIIIsaleknagned

.2 kisuM -

-

-

gnaykisalkkisum-kisumadapsukoF.sativitaerknaktikgnabmem

harajes,sniasnadinesaratnanagnubuH.kisum

.laisosnapudihekmaladkisumhuragneP

.3 itrekepiduB - ,ukalirep,larom,gnadibiagabrebmaladakitE,nialgnaronagnednapadahrebmaladpakis

iagabesakite,nutnasnapos,aracibpakis.nawumli

.4 sirggnIasahaB - adapsukoF skoobgnidaer,noitasrevnoc nadelcitra .

.5 aisenodnIasahaB - .haimliayraksilunemanamiagabadapsukoF

perkembangan. Dalam bahasa yang lebihsederhana, Conny Semiawan (2007)mengingatkan betapa penting untukdiperhatikan pada sisi siswa berbakat (yangmempunyai kecerdasan luar biasa) bahwasegumpalan konten pengetahuan yangdiperolehnya tanpa mampu mengolahnya untukperkembangan lebih lanjut adalah pengetahuansesaat yang manfaatnya kurang dirasakansebagai pengetahuan yang siap diperlukan bagisetiap pengembangan ilmu. Karena interes siswaseperti itu justru berbeda, yaitu “ingin lebih tahulagi” (curiosity), yang bersifat konsisten.

Oleh karena itu untuk melihat keterkaitanantara Brilliant Class dan Vygotsky maka kitaharus mengetahui seperti apa kurikulum danrencana pembelajaran yang akan diterapkan diBrilliant Class dari tahun pertama sampaidengan tahun ketiga. Tabel berikut ini akanmemberi pemahaman yang lebih spesifik.

Page 44: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

37Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky

mulukiruK.2lebaT ssalCnaillirB 2-eKnuhaT

.oN kejbus/idutsgnadiB narajalebmephara/narajalebmepiretamnapukaC

.1 :ajasgnadib1adapsukoF,aimik,akitametam,akisif

retupmokuata,igoloib

- .lanoisanretniedaipmiloharaekiretaM

.2 igoloisosnadimonokE - arapanamiagabnasahabmepadapsukoF-halasaminagnanemutnabmemnawumli

.laisosnadimonokehalasam

.3 sirggnIasahaB - adapsukoF rammarg nad,TAS,LFEOT,.sirggnIasahabmaladhaimliayraksilunem

.4 nanipmimepeK - ,mitmaladajrekebanamiagabadapsukoFnipmimem,isasinagromaladnipmimem

.bsd,isuksid

mulukiruK.3lebaT ssalCnaillirB 3-eKnuhaT

.oN kejbus/idutsgnadiB narajalebmephara/narajalebmepiretamnapukaC

.1 :ajasgnadib1adapsukoF,aimik,akitametam,akisif

retupmokuata,igoloib

- iretaM decnavda .satisrevinu3nad2takgnit

.2 sirggnIasahaB - .tabednadisatneserpadapsukoF

.3 ainudnadaisenodnIharajeS -

-

kitilop/harajesanamiagabadapsukoFutaussniasnagnabmekrepihuragnepmem

.asgnabasgnabutausanamiagabharajesiradrajaleB

.rasebidajnem

.4 (gnisaasahaB )lanoitpo - uata,aeroK,sicnareP,gnapeJ,niradnaM.namreJ

Bidang studi agama akan lebih fokus padamasalah apologetis, seperti melawan pahamateis, bidat, teori evolusi, dan berbagaikecenderungan dunia yang melawan kebenaranwahyu Tuhan; salah satu contohnya adalah DaVinci Code. Selain itu mempelajari berbagaibiografi para misionaris.

Melihat konsepsi pelaksanaan BrilliantClass, secara khusus mengenai strukturkurikulum seperti yang sudah diuraikan didepan, penulis dapat memastikan bahwa prosespendidikan di Brilliant Class akan menawarkankurikulum dan suatu model pembelajaran satu

langkah di depan atau satu tingkat di atasperkembangan seperti yang dikemukan olehVygotsky. Alasannya di antaranya adalah: (1)siswa Brilliant Class mendapat materipembelajaran/kurikulum satu tingkat lebihtinggi dibandingkan dengan siswa umumnya(siswa di kelas reguler), (2) siswa Brilliant Classmendapat materi pembelajaran/kurikulum yangfokusnya sangat berbeda dari apa yangdiberikan pada siswa-siswa seusianya, atausiswa yang selevel, (3) strategi pembelajaranyang digunakan pun lebih berorientasi padabelajar menemukan (dicovery learning) model

Page 45: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

38 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Brilliant Class dalam Perspektif Vygotsky

Jerome Brunner, (4) mengedepankan strategipembelajaran yang menuntut kemampuanberpikir tingkat tinggi dan 5) strategipembelajaran yang diterapkan memberikanpengalaman belajar siswa yang sangatbermakna (meaningful).

Kurikulum menjadi gemuk dan padat(compact) materi, artinya materi kurikulumdiperluas atau diperdalam tanpa menjadi lebihbanyak dan dipadatkan. Materi seperti itu secarakualitatif memenuhi tuntutan bakat, perilaku,keterampilan dan pengetahuan serta sifat luarbiasa anak berbakat. Reorganisasi kurikulumyang umum terdiferensiasikan, sehingga akanterjadi penanjakan untuk meningkatkan “tingkattindakan” (level of action) melalui lompatan-lompatan berbagai tahap dan aspekperkembangan, terutama dalam segi intelektual.

Penutup

Dari penjelasan yang sudah diuraikan di depan,berikut ini disampaikan pokok-pokok pikiranyang menurut penulis sangat mendasar.1. Program Brilliant Class yang berusaha

memfasilitasi pendidikan khusus bagi siswayang mempunyai kecerdasan luar biasasecara legal dijamin UU RI. No. 20 Tahun2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2. Kekhawatiran bahwa model kelas seperti iniakan cenderung eksklusif, menurut penulistidak cukup beralasan, karena merekaberbaur dengan siswa kelas reguler.

3. Proses pendidikan di Brilliant Class yang didalamnya mencakup kurikulum, strategipembelajaran, pengalaman belajar beradasatu tingkat di atas perkembangan.

4. Model pembelajaran discovery learning,mengedepankan dan mengasahkemampuan intelektual, kemampuanberpikir tingkat tinggi menjadi ciri khasBrilliant Class.

5. Proses pendidikan di Brilliant Class sepertiitu telah mewujudnyatakan pendapat dariVygotsky mengenai Zone ProximalDevelopment (ZPD).

6. Dengan demikian, dalam perspektifVygotsky Brilliant Class mendapat pijakanyang realitis.Kitano dan Kirby dalam Conny Semiawan

(1997), bahkan memberikan penekanan khusus

terhadap pelaksanaan pendidikan bagi anakyang berkebutuhan khusus (special educationalneeds). Penekanan itu antara lain: Individuberbakat memerlukan konsiderasi khusus dalampendidikannya, karena mereka secara kualitatifberbeda dengaan individu lainnya.1. Program pendidikan anak berbakat harus

berbeda dari perogram pendidikan untukanak lainnya, dengan penekanan luar biasapada perkembangan kreatif dan prosesberpikir tingkat tinggi.

2. Hafalan dalam pembelajaran bagi anakberbakat harus sejauh mungkin dicegahdengan memberikan tekanan pada teknikyang berorientasi pada penemuan (discoveryoriented) dan pendekatan induktif.

Daftar Pustaka

Agustiani, Hendriati. (2006). Psikologiperkembangan. Bandung: Refika Aditama

Arfah Mega, Nur dkk. (2007). Landasan teoripsikologi (makalah mata kuliahLandasan Teknologi Pendidikan,Program Pasca Sarjana UniversitasNegeri Jakarta)

Morgan, Clifford T. (1986). Psikologi, sebuahpengantar. Jakarta: Pradnya Paramita

Notula pertemuan antara Yohanes Suryadengan guru-guru Brilliant class nonsains, 29 Mei 2007 di SMAK GadingSerpong BPK PENABUR

Semiawan, Conny. (1997). Perspektif pendidikananak berbakat. Jakarta: Grasindo

Semiawan, Conny. (2007). Layanan pendidikanbagi anak yang memiliki kebutuhanpendidikan khusus (Special educationneeds). Makalah seminar di BPKPENABUR Jakarta, tgl 5 Agustus 2006

Simanjuntak, B., dan Pasaribu, IL. (1981).Psikologi perkembangan. Bandung:Tarsito

Struktur Kurikulum Brilliant Class tahun 2007/2008

Sutaminingsih, Raras. (2007). Aktualisasi filsafatilmu dalam perkembangan psikologi.Fakultas Kedokteran Jurusan PsikologiUniversitas Negeri Sumatera Utara

Wirawan, Sarlito. (1976). Pengantar umumpsikologi. Jakarta: Bulan Bintang

Page 46: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

39Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

Waralaba TKK BPK PENABUR

Chris Maryadi SB*)

*) Pengurus BPK PENABUR Jakarta

Opini

aralaba merupakan solusi untuk memperluas wilayah dan cakupan pelayanan tradisionalsekaligus mengasah daya saing dan kelemahan BPK PENABUR dalam rangka menghadapiparadigma baru Orang Tua Siswa. Waralaba menjadi pemicu BPK PENABUR tidak saja sebagai“pelaku pendidikan” namun sebagai perintis, pengembang dan pencipta Hak Atas Kekayaan

Intelektual dan berubah dari Service Organisation menjadi Service dan Knowledge Organization.

Kata Kunci : Waralaba, pengembangan, daya saing, penerima waralaba, pemberi waralaba

Franchise is the solution to expand the scope and territory of BPK PENABUR traditional calling whilstat the same time improving its competitive edge and weaknesses to face Parents’ New Paradigm.Franchise will trigger BPK PENABUR not only as Education Provider but also as pioneer, developer andcreator of Education Intellectual Proprietaries transforming itself from Service Organisation to Serviseand Knowledge Organisation.

Abstrak

W

Pendahuluan

BPK PENABUR telah memberikan pelayanandi bidang pendidikan sejak 57 tahun yang laludan mengalami perkembangan yang cukupberarti dalam upaya mencerdaskan anak bangsa.Sungguhpun demikian, pelayanan BPKPENABUR belum dapat menjangkau seluruhkawasan negara kesatuan Republik Indonesia.Sekolah-sekolah BPK PENABUR telahberkembang ke 16 kota di 4 propinsi. Jangkauantersebut relatif kecil dibandingkan denganjumlah kota di propinsi Indonesia.

Di samping perkembangan secara kuantatifmasih perlu ditingkatkan, kualitas dan relevansipendidikan di sekolah-sekolah BPK PENABURperlu ditingkatkan untuk memenuhi tuntutanpeserta didik, orang tua, dan masyarakat luas.Oleh karena itu sejak 2001 BPK PENABURmelakukan deregulasi untuk menghadapipersaingan yang semakin ketat sehubungan

dengan bertambahnya sekolah-sekolah lainyang juga mengutamakan peningkatan mutupelayanan pendidikan serta mutu hasilpendidikan. Dewasa ini peserta didik danorangtua, serta masyarakat menuntut tidakhanya sebatas Academic Excellence School namunmuncul dua orientasi baru yakni LearningExcellence School dan Well Rounded EducationExcellence School.

Dalam hubungannya dengan isi dan mutupendidikan, kini terdapat tujuh alternatifkurikulum yaitu Kurikulum Nasional KTSP,Kurikulum Cambridge dari Inggris, KurikulumCambridge dari Singapura, KurikulumInternational Baccaleureute dari Swiss sertaKurikulum dari Australia VCE/HSC/TE.Kurikulum Internasional ini tidak bisa dianggapsepele karena saat ini lulusan SMA kelas tigadapat masuk/diterima langsung di 14Universitas ternama di Jakarta, Bandung, Yogja,Surabaya bila menggunakan salah satu dari

Page 47: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

40 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

tujuh Kurikulum Internasional di atas. Inikonsekuensi logis dari Globalisasi Pendidikan .

Industri jasa pendidikan sedangmenghadapi masa transisi besar saat ASEANmengintegrasikan diri menjadi pasar tunggalseperti Uni Eropa (50 tahun lalu). Ini berarti siswayang saat ini duduk di kelas 3 SMP dan lulus S1di Indonesia ditahun 2015 dapat lebih mudahditerima bekerja di sembilan negara ASEANlain. Ini berarti kurikulum Indonesia harusdiakui minimal di ASEAN padahal saat ini baruIndonesia sendiri yang mengakui KurikulumNasional KTSP.

Sejak 2001, semakin banyak perorangan,pecinta pendidikan bermutu, pengusaha yangberhati sosial maupun berjiwa enterprenurmembuka dan berinvestasi dibidang JasaPendidikan (sekolah) terutama tingkat KelompokBermain dan Taman Kanak Kanak (TKK) diJakarta

Persentase di atas menunjukan tingkatperkembangan yang tetap fenomenal, sekalipunJabodetabek sudah lama dikenal memilikijaringan dan jumlah sekolah negeri dan swastayang memadai dan lengkap untuk melayaniProgram Wajar Dikdas Sembilan tahun. Tidakheran apabila sejak 2005 Yayasan BPKPENABUR menghadapi tingkat penurunandalam jumlah siswa Baru di TKK A dan Bbahkan sejumlah TKK A dan B mengalami posisikeuangan yang semakin merosot dan rugi.Persoalan ini diprediksi dari tahun ke tahunakan semakin membesar dan menjadi serius bilatidak dicarikan solusinya segera.

Investor yang masuk ke bidang pendidikantidak lagi investor gurem atau kelas teri. Mereka

halokeSnahubmutrePtakgniT,atrakaJidrihkareTnuhaTmanEisakeB,gnaregnaT,kopeD,rogoB

)kebatedobaJ(

halokeSgnajneJ 0002sv6002%

KT %83

DS %71

PMS %41

AMS %21

nadatrakaJgnabaCIGP:rebmuStnatlusnoCenOecroF

adalah pengusaha profesional, bertangandingin dengan modal kuat. MIsalnya GroupCiputra, Lippo, Garudafood, Sahid, KompasGramedia, Kalbe Farma, HM Sampoerna danBakrie yang tidak bisa dianggap remeh oleh BPKPENABUR untuk Learning Excellence dan WellRounded Education Excellence Schools di segmentSekolah Internasional/National Plus. KononSampoerna Foundation dalam sebuah artikel diKompas Minggu menyatakan bahwa mereka kinimemiliki 16 unit pendidikan sedang GroupCiputra sudah mengoperasikan 13 unit sekolah.

Perumusan Masalah Pokok

Enam lanskap latar belakang di atas menempaBPK PENABUR dalam mengantisipasitantangan masa depan. Terdapat tiga masalahpokok :1. Bagaimana mengasah daya saing dan

mengubah Paradigma Sekolah BPKPENABUR mencakup empat bidang inti:a. kurikulum yang bermutu,b. proses pembelajaran yang hebat ,c. kompetensi guru yang handal, dand. sekolah beragama,

Penguasaan empat faktor di atas tidakotomatis menggiring siswa baru masuk BPKPENABUR, karena sudah dianggapsebagai prasyarat dasar atau sesuatu yanggiven/normatif. Ada empat faktor strategiklain yang harus dipelajari dan dikuasai agarmenjadi Competitive Edge BPK PENABUR dimasa mendatang.

2. Bagaimana menghentikan gejalapenurunan penerimaan siswa baru (PSB)khususnya tingkat TKK A dan B sehinggatidak menjadi beban bagi BPK PENABUR.Sebanyak 40% TKK BPK PENABUR sudahmenunjukkan kemerosotan PSB sejak 2004akibat banyak TKK Mandiri/Waralabalokal maupun internasional bermunculan(lihat tabel di atas). Penurunan PSB harusdicegah agar tidak membuat posisikeuangan jenjang TKK menjadi defisit.Jenjang TKK merupakan jenjang terendah/awal sehingga semua penyempurnaanharus bermula dari tingkat paling bawah(TKK) agar jenjang di atasnya (SD, > SMP,dan > SMA) akan semakin bertumbuh.

3. Bagaimana mencegah agar penurunan PSBdi tingkat TKK A dan B tidak meluas dan

Page 48: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

41Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

mempengaruhi secara negatif PSB SD Kelas1. Apabila 67% daya tampung SD Kelas 1BPK PENABUR secara tradisional daritahun ke tahun mengandalkan StudentsIntake dari TKK B BPK PENABUR. Gejalakemerosotan murid baru sudah mulaiterdeksi di sejumlah SDK BPK PENABURsaat ini.

Solusi Strategik Mengatasi TigaMasalah Pokok di atas – Waralaba

1. Dalam mengasah daya saing dan mengubahParadigma BPK PENABUR, manajemendan pengurus perlu menambah empatkompetensi baru diluar empat prasyaratdasar yang memang sudah dipenuhi sejakdulu (kurikulum yang bermutu, prosespembelajaran yang hebat, kompetensi guruyang handal dan sekolah beragama):a. Prasarana dan fasilitas sekolah yang

selalu diremajakan, lengkap, usersfriendly. Contoh konkrit diberlakukanketetapan (Policy) peremajaanprasarana dan fasilitas setiap 5 tahun.Melakukan penetapan standard atas 25Prasarana dan 25 fasilitas unggulanTKK. Penggunaan prasarana yang usersfriendly menyangkut prosedurkeamanan dan keselamatan dankenyamanan siswa.

b. Mengoptimalisasi penggunaan danmemberdayakan teknologi sebagai alatbantu dan alat peraga pendidikan.Membiasakan siswa memakaiteknologi/internet sebagai acuaninformasi atau sebagai nara sumberdalam mengambil keputusanmelengkapi teori, konsep dan kerangkaberpikir dari kurikulum yang diajarkan.Penggunaan LCD Projector, CPU/Laptop, akses high speed broadbandinternet, LAN dan WAN, touch screensmartboard, e.learning, users interactivewebsite dan digitalisasi sekolah menjadifasilitas standar di semua kompleksdan unit sekolah.

c. Positioning dan orientasi sekolah yangdiperluas agar jelas, tegas dankonsisten aplikasinya. BPK PENABURtidak saja menjadi Academic ExcellenceSchool tapi juga Learning ExcellenceSchool yang secara khusus melayanigolongan demografis elite yangumumnya kedua orang tua siswa

berpendidikan tinggi dan bekerja.Positioning BPK PENABUR jugamencakup Well Rounded EducationExcellence School yang secara khususmelayani golongan psikografis“manusia sejati dan seutuhnya”.Dengan demikian kelas regular danakselerasi berada di bawah payungAcademic Excellence School, KelasInternasional dan Brilliant diarahkanuntuk Learning Excellence School danKelas Bilingual masuk bagian WellRounded Education Excellence School.

d. Melakukan mass customization ke 10pemangku kepentingan. hal ini berartiproses dan sistem pengelolaan dankepuasan pemegang kepentinganinternal (siswa, guru, karyawan,manajemen, pengurus) dan pemegangkepentingan external (orang tua siswa,alumni, lembaga spesialis pengayaanpendidikan, Depdiknas, perludijenjangkan, dispesifikasi dandidefinisikan lebih terinci dan praktis.Budaya layanan pelanggan (customerservice culture) dijadikan sebagai etoskerja baru.Waralaba dapat menjawab empatkebutuhan prasyarat dan empatkompetensi tambahan/baru agar lebihmenggiring dan memastikan orang tuasiswa dan siswa memilih BPKPENABUR.

2. Menghentikan gejala penurunan PSBkhususnya jenjang TKK. Hal ini secaraefektif dan ampuh dapat diatasi denganmemperkenalkan Waralaba BPK PENABURjenjang Kelompok Bermain dan TKK padatahap awal. Sekolah Waralaba akanmengkombinasikan keahlian danpengalaman memiliki dan mengelolasekolah BPK PENABUR (Franchisor) dengankemahiran enterpreneurship investor(Franchisee)

3. Mencegah agar gejala penurunan PSBTKK tidak meluas dan berdampak negatifke PSB SD Kelas 1 dapat juga dilakukandengan melaksanakan Waralaba BPKPENABUR. Caranya Sekolah KB dan TKKWaralaba akan menjadi SekolahPengumpan (Feeder School) bagi SDK BPKPENABUR. Sebaliknya SDK BPKPENABUR akan menjadi SekolahPengumpul (Hub School).

Page 49: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

42 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

Menghitung Besarnya PasarSekolah KB dan TKK Waralaba

Menurut data riset yang dilakukan Force OneConsultant, 87% orang tua siswa KB dan TKKmenghendaki waktu tempuh dari rumah/tempattinggal ke sekolah hanya paling lama 15 menit(1 arah) atau 30 menit (pulang- pergi) atau hanyaseluas 8 km radius. Ini berarti pasar waralabaKB dan TKK sangat kompak, dan terukur dengantapal batas wilayah yang jelas (captive market).

Perhitungan Pasar Sekolah KB dan TKKdapat dilakukan dalam dua rumusan. Versipertama merupakan pendekatan top down macroberawal dari kompleks hunian dan komposisiaktual penduduk kemudian dikaitkan dalamkonteks target pasar yang dibidik. Versi keduamerupakan pendekatan bottom up micro yangmerupakan perhitungan kemampuan serap/daya tampung SDK Kelas 1 BPK PENABUR sertaproyeksi student intake dari TKK Beragama vsTKK Multi Agama.

a. Kawasan Bintaro, Cipinang, Puri Indah,Kemayoran, Margonda Raya, Muara KarangJakarta bisa dihitung dengan menggunakanmetode yang serupa.

b. Setiap kawasan dihuni 3,900 - 5,800penduduk Jadetabek dengan umur 3 – 6tahun. Berarti nilai tengah 4,900 penduduk/areal hunian dari golongan atas – Menengah– bawah (semua golongan ) – 5,0% darijumlah penduduk semua golongan semuaumur.

c. Dari 4,900 potensi pasar (Nilai Tengah)diprakiran hanya 28% Target Pasar yang

natakedneP-1isreV orcaMnwoDpoTiamaDgnopreSimuBnainuHnasawaKhotnoC

atrakaJ)GKnadDSB(gnidaGapaleKnad

nasawaKmaladnainuHsuidaRmK8

halmuJnaharuleK

latoT/kududneP

nasawaK)%001(

6=3kududnePirad%(nht

latoT)kududneP

nasawaK(DSBnainuH

)tadaPgnaruK

3 000,67 %1,5-009,3

gnidaGapaleKnasawaK(

)tadaPnainuH

3 000,811 %9,4-008,5

layak dibidik oleh Pasar TKK Waralaba yaknisebesar 1,400 penduduk Golongan Atas danMenengah berumur 3-6 tahun. Ini cukup untukmengakomodasi 17 Sekolah TKK MultiAgama dalam radius delapan km. Asumsisetiap 1 Sekolah TKK memiliki tiga jenjang(KB , TKK A dan TKK B) x 1,5 kelas pararel/jenjang x 18 siswa/kelas = rata rata 81siswa/sekolah)

d. Dilain pihak TKK yang dimiliki dan dikelolasendiri oleh BPK PENABUR hanya bisamembidik 17% dari target pasar golongan atas– menengah yakni sebesar 800 penduduk saja.Cukup untuk mengakomodasi 10 TKKBeragama Kristen.

e. Terdapat perbedaan besar antara market sizeTKK BPK PENABUR dengan TKKWaralaba BPK PENABUR.

Versi 2 – Pendekatan Bottom Up MikroAsumsi 1 :SD Kelas 1 SDK BPK PENABUR memiliki empat

pararel kelasdengan dayatampung 38 orangmurid per kelassehingga terdapat152 orang muridSD Kelas 1 (empatpararel kelas x 38orang siswa perkelas).

Asumsi 2Bila SDK BPK PE-NABUR meng-andalkan 67% daridaya tampungdiambil dari TKKB BPK PENABUR.(33% sisa Siswa

TKK B BPK PENABUR mendaftar ke SD NonBPK PENABUR/diluar BPK PENABUR). Berartiterdapat 50 daya tampung terbuka untuk lulusanTKK B Non BPK PENABUR (152 x 33%).

Asumsi 3Bila 16% dari lulusan Sekolah TKK B Non BPKPENABUR masing masing memiliki 1,5 pararelkelas dengan jumlah murid aktual rata rata 20siswa TKK B per kelas berniat masuk ke SD Kelas1 BPK PENABUR, maka ada 5 siswa TKK B persekolah Non Penabur (16% lulusan mendaftar keBPK PENABUR x 1,5 pararel kelas/TKK B x 20

Page 50: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

43Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

siswa = 5 siswa TKK B/Sekolah TKK Non BPKPENABUR).

Dengan demikian, satu SDK BPKPENABUR dapat menyerap 10 TKK Beragama(di luar TKK BPK PENABUR) karena 152 dayatampung sekolah x 33% = 50 jatah terbuka untuksiswa lulusan TKK B Non BPK PENABUR/5lulusan per satu Sekolah TKK B = 10 SekolahTKK B Beragama.

Kesimpulan (Versi 1 dan 2)Dibutuhkan 10-17 sekolah pengumpan (FeederSchool) TKK B Beragama dan multi agama untuksetiap satu sekolah pengumpul (Hub School) SDKelas 1 BPK PENABUR.

Pendekatan versi satu macro top bottomdengan versi 2 micro bottom up adalah konsistendan sepadan berdasarkan perhitungan potensidan asumsi pasar. Market Size Waralaba TKKBPK PENABUR 70% lebih besar (17) daripadatarget sekolah TKK BPK PENABUR (10).

Sejarah dan Evolusi Waralabadi Eropa dan Amerika

Dalam sebuah publikasi di Franchise UpdateMagazine oleh Michael H. Seid, Founder andManaging Director, Michael H. Seid danAssociates - MSA sebuah Perusahaan KonsultanFranchise terkemuka di USA menyatakan :Albert Singer, penemu dan pencipta mesin jahitSinger diakui oleh Federal Trade CommissionAmerika sebagai “the originator of modernfranchising in the United States” 82 tahun lalu.Penggunaan Waralaba secara sederhana bisaditelusuri sejak 300 tahun Sebelum Masehi.Waralaba dipakai sebagai metode awalpengembangan misi kesaksian dan pendiriangereja dan pengembangan pusat kekuasaanPemerintah Roma dan Inggris untuk menjawabtantangan wilayah kekuasaan kerajaan Romadan Inggris Persemakmuran yang besar, sertakurang dan sulitnya mendapat alat transportasiyang cepat dan teknologi komunikasi yang masihprimitif.

Waralaba mampu melesat berkembangkarena wilayah daratan Amerika yang begituluas (3x lebih luas dari daratan Eropa) danmemerlukan format bisnis yang mampumemadukan kejelian lokal dan kepiawaianentreprenurship nasional. Mobilitas penduduk(konsumen) Amerika dengan perkembangan

teknologi transportasi kereta api dan mobil Forddi tahun 1860 mendorong konsep usahawaralaba semakin diterima investor. Tahun 1898General Motor memberikan “waralaba autodealership” pertama ke William E. Metzger -Detroit. Waralaba kini digunakan secara ampuhuntuk mengembangkan konsep bisnis menjadijaringan dan konfigurasi distribusi secaraekstensif nasional

Setelah Perang Dunia Pertama, bisniswaralaba berkembang pesat luar biasa. Tahun1924 waralaba restauran A dan W dipasarkan.Salah satu Franchisee terbesar A dan W bernamaJ.W.T Marriott dan partner usahanya HughColton kemudian mengembangkan danmenciptakan usaha waralaba baru bidangperhotelan pertama di USA bernama JWT Mariott(Franchisee menjadi Franchisor di bidang usahalain) 12 tahun kemudian. Waralaba KentuckyFried Chicken dipasarkan tahun 1930; DairyQueen, diluncurkan 1940; Dunkin Donuts,ditawarkan 1950; waralaba Burger King,dikembangkan 1954; McDonald’s, menyusultahun 1955.

Setelah perang dunia kedua tahun 1945,Kongres Amerika menetapkan GI Bill yangmemberi modal usaha bagi dua juta veteranperang dunia II Amerika untuk bekerja atauberusaha sebagai imbalan jasa mereka selamaperang dunia II. Dalam periode 15 tahun (1945 –1960) waralaba melejit pesat dan menjadi tulangpunggung perdagangan Amerika sehinggabanyak problem baru muncul. Penulismengklasifikasi menjadi enam kategori utamamasalah franchise.1. Banyak Franchisor melakukan misrepresentasi

atau2. Franchisor memberikan informasi yang

berlebihan/menyesatkan atau3. Franchisor lebih fokus pada penjualan

Franchise daripada membantu Franchisemengembangkan usaha mereka atau

4. Layanan purna jual waralaba yang rendahatau

5. Konsep bisnis yang tidak dan belum layakdiwaralabakan atau

6. Inovasi dan pengembangan produk, jasadan sistem operasi tidak memadai.Untuk mengatasi 6 problem utama di atas

akibat boom waralaba, pada tahun 1964 KongresAmerika menetapkan Trademark Act of 1946 yanglebih dikenal sebagai The Lanham Act untukmelindungi merek dan jasa usaha perdaganganyang sah. Musim panas tahun 1979 Pemerintah

Page 51: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

44 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

Federal Amerika untuk pertama kali menyusunserangkaian perundangan dan peraturan yangdikelola oleh Federal Trade Commission yangmenetapkan syarat minimum pemberianinformasi yang benar dan menyeluruh untuksebuah usaha waralaba yang bernama UFOC(Uniformed Franchise Offer Circular) yang secaraberkala diperketat dan disempurnakan.

Sejarah dan Evolusi Waralabadi Indonesia

Waralaba modern pertama yang beroperasi diIndonesia adalah Coca-Cola. Jaringan pabrikdan distribusi pertama dibangun di JalanCempaka Putih Jakarta pada tahun 1958 setelahCoca-Cola diimpor dan dijual di Indonesia sejaktahun 1932. KFC adalah waralaba modern besarpertama di bidang restauran/foodservice yangdiberikan ke Bapak Dick Gelael sejak tahun 1977.Waralaba KFC dipakai untuk melengkapi konsepOne Stop Shopping Center dimana ada GelaelSupermarket disitu pula akan ada KFC danWaralaba Ice Cream Swenssen dan Burger King(bersinergi dan bekerjasama dengan penerimawaralaba lainnya) karena pada saat itu belumada Shopping Mall/Center besar dan terpaduseperti saat ini. Dick Gelael diakui juga sebagaiperintis supermarket modern pertama diIndonesia dan mewujudkan waralaba sebagaiDistribution Point dan Chained Outlets yangekstensif.

Sejak tahun 1980 secara perlahan namunpasti waralaba dari Amerika berkembang 3-5%per tahun dan terbatas untuk investor yangmemiliki dana besar. Pada masa devaluasi tahun1986 dan krisis moneter tahun 1997 waralabaluar negeri mengalami kemerosotan/penutupansebanyak 20-30% karena biaya monthly royaltyfee dalam dollar Amerika membengkak sehingga

membebankan usaha waralaba tersebut. Tahun1997 untuk pertama kali Pemerintah RI melaluiMenteri Perindustrian dan Perdagangan mulaimenata dan mengatur usaha waralaba denganmenerbitkan SK No.259/ MPP/7/1997tertanggal 30 Juli 1997.

Belajar dari sejarah - waralaba1. Waralaba yang sukses adalah waralaba

yang mensinergikan kepiawaian Franchisordan kehebatan Franchisee.

2. Ada empat hal konstan yang memicupertumbuhan Waralaba yaitu:2.1 Keinginan untuk berkembang/

memperluas jaringan usaha2.2 Perkembangan modal yang kurang2.3 Mengatasi masalah jarak/jangkauan

wilayah2.4 Tingkat pertumbuhan pesat/tinggi yang

diinginkan pemilik waralaba.Empat hal konstan sudah merupakanhal yang biasa terdapat di Indonesiasehingga pasar Indonesia sangatkondusif bagi peluncuran danpengembangan waralaba.

3. Setelah booming waralaba selama 5-15 tahun(seperti yang saat ini Indonesia alami), pastiakan terjadi ekses negatif karena parapemanfaat dan pencari peluang usaha yangkurang etis dan tidak bertanggung jawabakan menawarkan aneka ragam usahamereka dalam kedok waralaba dan Lisensipadahal sesungguhnya berupa BusinessOpportunities.

4. Oleh karena itu Undang Undang danPeraturan Pemerintah tentang waralabadibutuhkan untuk membedakan denganjelas antara hak dan kewajiban pelaku,pemilik dan pengelola Franchise vs License vsBusiness Opportunities.

nuhaTnatatacneP

abalaraWiregeNmalaD

abalaraWiregeNrauL

latoTabalaraW natakgnineP%

7002inuJ 871 432 214 %4,61

6002inuJ 141 312 453 %6,42

5002inuJ 321 161 482 %8,21

,ILAW,MBFI,IFA:rebmuS tnatlusnoCenOecroF

Page 52: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

45Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

Definisi dan Penjabaran Arti WaralabaWaralaba (Franchise) adalah perikatan di manasalah satu pihak diberikan hak untukmemanfaatkan dan atau menggunakan hak ataskekayaan intelektual atau penemuan atau cirikhas usaha yang dimiliki pihak lain dengansuatu imbalan berdasarkan persyaratan yangditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangkapenyediaan dan atau penjualan barang dan ataujasa.(Keputusan Menteri Perindustrian dan PerdaganganRI: Nomor: 259/MPP/Kep/7/1997, Tanggal 30 Juli1997. Bab 1, Pasal 1, Ayat 1).1. Pemberi Waralaba (Franchisor) adalah badan

usaha atau perorangan yang memberikanhak kepada pihak lain untukmemanfaatkan dan atau menggunakan hakatas kekayaan intelektual atau penemuanatau ciri khas usaha yang dimiliki PemberiWaralaba.

2. Penerima Waralaba (Franchisee) adalahbadan usaha atau perorangan yangdiberikan hak untuk memanfaatkan danatau menggunakan hak atas kekayaanintelektual atau penemuan atau ciri khasusaha yang dimiliki Pemberi Waralaba.

3. Penerima Waralaba Utama (MasterFranchisee) adalah Penerima Waralaba yangmelaksanakan hak membuat PerjanjianWaralaba Lanjutan yang diperoleh dariPemberi Waralaba.

4. Penerima Waralaba Lanjutan (SubsequentFranchisee) adalah badan usaha atauperorangan yang menerima hak untukmemanfaatkan dan atau menggunakan hakatas kekayaan intelektual atau penemuanatau ciri khas usaha yang dimiliki PemberiWaralaba melalui Penerima WaralabaUtama.

5. Perjanjian Waralaba (Franchise Agreement)adalah perjanjian secara tertulis antaraPemberi Waralaba dengan PenerimaWaralaba.

6. Perjanjian Waralaba Lanjutan (SubsequentFranchise Agreement) adalah perjanjiansecara tertulis antara Penerima WaralabaUtama dengan Penerima WaralabaLanjutan.

(Keputusan Menteri Perindustrian danPerdagangan RI: Nomor: 259/MPP/Kep/7/1997, Tanggal 30 Juli 1997. Bab 1, Pasal 1,Ayat 2-7).

Hak Atas Kekayaan Intelektual(HAKI) atau Penemuan atau Ciri

Khas Usaha WaralabaBPK PENABUR

Ketika Depdiknas “membebaskan secaraterbatas” pelaku sekolah untuk menggarap danmerancang kurikulum sendiri, maka peranHAKI akan semakin menjadi kritis dan penting.Dalam usaha waralaba BPK PENABUR,setidaknya terdapat 12 HAKI atau penemuanatau ciri khas yang bisa dipakai oleh penerimawarabala atas imbalan pembayaran 1x InitialFranchise Fee, atau 1x Education Material AccessFee atau Monthly Royalty Fee yakni :1. Merek dan reputasi BPK PENABUR2. Desain dan Isi Kurikulum Pendidikan3. Penyusunan dan Penerbitan Buku Referensi

Kurikulum4. Metode dan Pola Pengajaran5. Proses Transformasi Terpadu Penguasaan

Teori ke Pengetahuan ke Keterampilan6. Alat Bantu dan Peraga Pendidikan7. Pemanfaatan dan Pemaduan Teknologi

Pendidikan8. Sistem Evaluasi, Pelatihan dan

Pengembangan Kompetensi Guru9. Sistem Manajemen Kelas10. Sistem Manajemen Evaluasiasi Hasil

Pendidikan11. Sistem Manajemen Penerimaan Siswa Baru12. Sistem Manajemen Fungsional Terpadu

Lembaga SekolahBesar kecil nilai Initial Franchise Fee

ditentukan atas tiga faktor Kunci Sukses darikeduabelas HAKI atau penemuan atau ciri khassebagai berikut.1. Seberapa terinci dan aplikatif keduabelas

HAKI di atas dijabarkan dan dibakukan?2. Seberapa inovatif dan kreatif keduabelas

HAKI di atas dibanding HAKI serupa daripesaing?

3. Seberapa jauh dan sinergis keduabelasHAKI dipadukan untuk mencipta nilaitambah baruPenulis yakin dengan pengalaman

segudang memiliki dan mengelola banyaksekolah BPK PENABUR mampu menyusun,membakukan dan mendokumentasikan denganmudah dalam menjual HAKI yang memenuhi

Page 53: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

46 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

tiga faktor kunci sukses di atas kepada merekayang membutuhkan dalam format waralaba.

Analisis Threat OpportunitiesWeakness Strength (TOWS)

Ancaman Bila BPK PENABURTidak Melakukan Waralaba

1. Daya tampung kelas tersisa di tingkat KB,TKK A, TKK B pasti meningkat di atas 20%dari kapasitas siswa yang tersedia (tingkatyang mulai menjadi inefisien ).

2. Daya tampung kelas tersisa yang >20%berakibat pada potensi kehilanganpendapatan SSP dan SPP sebesar Rp 8Milyar/tahun (sebuah nilai potensikehilangan pendapatan yang amat besardalam 1 tahun anggaran).

3. Daya tampung kelas tersisa >20% di TingkatKB, TKK A, TKK B bila dibiarkan terusmenerus selama lebih dari tiga tahun akanberakibat pada daya tampung kelas tersisatingkat SD Kelas 1 akan meningkat drastis.

4. BPK PENABUR tidak melakukandiversifikasi alternatif sumber pemasukandi luar SSP dan SPP, sehingga tekananuntuk kenaikkan SSP dan SPP menjaditinggi dan beban orang tua siswa menjadilebih berat. Ini berakibat BPK PENABURbisa kehilangan pangsa pasar 10%-15% pertahun karena meng “out price” dirinyasendiri.

5. Guru, Kepala Sekolah serta Yayasan BidangPendidikan bisa menjadi “complacent” aliasterkena virus kemapanan (cepat puas diridan mudah terlena) dan cenderung menjaditertutup pada penyempurnaan dari pihakluar karena tidak ada tolok ukurpembanding dan tidak ada alternatifpembanding.

Kesempatan bila BPK PENABURMelakukan Waralaba

1. Lebih lincah, luwes dan cekatan memeriksadiri, menyempurnakan diri serta mengaturdiri menjadi lebih baik karena memilikisistem pengelolaan alternatif kedua di luaryang saat ini dimilki dan dikelola sendiri

2. Mendapat tambahan pemasukan diluar SSPdan SPP dalam bentuk Intial Franchise Fee

yang 1x dibayar kepada BPK PENABURuntuk setiap 10 tahun dan Monthly RoyaltyFee yang dibayar setiap bulan berdasarkanpersentase tertentu dari jumlah SPP (uangSekolah). Berdasarkan perhitunganpendapatan dari 10 Penerima Waralaba, BPKPENABUR berpotensi mendapat di atas Rp3 Milyar/tahun.

3. Memicu kepala sekolah, guru dan karyawanBPK PENABUR untuk merancang,menyusun kurikulum yang lebih efektif ataumenulis sejumlah buku referensi/acuanatau menulis sejumlah tata cara dan metodebaru mengajar dengan bantuan alat peragapengajaran serta teknologi pendidikan baru.Karya profesional dan ilmiah akan dijualdalam satu paket/modul waralaba.Penerimaan dari sejumlah penerbitan buku/sistem/manual berupa pemasukan HakAtas Kekayaan Intelektual (HAKI) menjadiandalan alternatif ketiga penerimaan di luarInitial Franchise Fee dan Monthly Royalty Fee.

4. Sesuai amanat dan harapan Sinode GKI SWJabar untuk merealisasi PelayananPendidikan dan memberikan KesempatanPendidikan Bermutu berlandaskan Nilai-nilai Kristiani (N2K) yang lebih luas danmerata melebihi empat propinsi dan 16 kotatempat BPK PENABUR sekarang berada.Bila diwaralabakan maka investasi tanah,gedung, peralatan terutama bisa dibagidengan pihak ketiga sehingga menjadi lebihringan.

5. KB danTKK waralaba bisa menjadi sekolahmandiri (untuk daerah di luar 16 kota)maupun Sekolah Pengumpan (Feeder School)bagi SD Kelas 1 yang dimiliki dan dikelolaBPK PENABUR sendiri, sehingga jumlahPSB Kelas 1 SD dapat ditingkatkan minimal16,5% per tahun di semua Sekolah Dasardengan asumsi di setiap kompleks sekolah,luas tanah dan fisik bangunan sekolahmasih dimungkinkan diperluas atauditambah lantai gedungnya.

Kelemahan Bila BPK PENABURMelakukan Waralaba

1. Waralaba dapat memberikan persepsibahwa BPK PENABUR menjadi sebuahsekolah komersial. Apabila ini terjadi,pendekatan hubungan masyarakat dankomunitas harus diintensifkan. Pertamaharus diluruskan persepsi keliru bahwa

Page 54: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

47Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

sekolah beragama harus memberikan SSPdan SPP yang murah, ekonomis danterjangkau ke seluruh lapisan masyarakatsehingga cenderung menjadi sekolah yangmerugi. Bilamana ingin tetap bertahanhidup dan berkembang, sekolah BPKPENABUR harus menjadi sekolah mandirisecara finansial yang berarti harus surplusuntuk mendanai semua kegiatanoperasional dan investasi pengembangan/perluasan sekolah. Kedua BPK PENABURtidak bisa dan tidak mampu melayanisemua lapisan masyarakat disemua bidang.Segmentasi, targeting dan positioning sekolahyang lebih terarah, terfokus danterkonsentrasi perlu dilakukan. Prosespemilahan, pemilihan dan seleksi alamiharus terjadi. Walau BPK PENABURmembidik siswa dari kelas menengah atas,sekian persen daya tampung kelasdiberikan khusus untuk siswa berprestasiyang tidak mampu. Sebagai yayasan dijaminbahwa tidak sepeser surplus rupiahpundinikmati dan diterima oleh pemangkukepentingan karena semua surplus wajibditanam atau dibelanjakan kembali untukperemajaan, penambahan dan perluasansekolah dan segenap isi sertaorganisasinya.

2. Waralaba berpotensi menurunkan mutupendidikan BPK PENABUR. Untukmengatasinya disediakan lima cheek-recheckbuilt-in system untuk memantaupeningkatan atau penurunan mutupendidikan. Cheek recheck system 1 adalahditahun pertama beroperasi penerimawaralaba terutama sekolah baru (new startup) diwajibkan mempekerjakan kepalasekolah dan seluruh/sebagian guru sekolah dari karyawan veteran BPKPENABUR. Cheek recheck system ke 2, semuakaryawan yang dipekerjakan oleh PenerimaWaralaba akan melalui serangkaian prosesseleksi dan wawancara yang ketat disamping wajib dilakukan tes teori dan microteaching serta uji profesi yang dilakukan olehsebuah team panel. BPK PENABUR berhakmenolak melatih karyawan yang tidaklulus seleksi dan screening. Cheek rechecksystem ke 3, semua karyawan Franchise akandilatih dan melakukan On the job training diKB dan TKK terbaik milik BPK PENABURsendiri antara 2-6 bulan tergantung situasi

kondisi di tahun perdana operasi. Cheekrecheck system ke 4 mewajibkan semuapenerima waralaba tanpa kecualimemberikan laporan mingguan danbulanan secara tertulis, videotape, videocamdan photo digital kepada pemberi waralabamencakup aspek pendidikan, SDM,penerimaan siswa, administrasi keuangandan masalah operasi lainnya. Cheek rechecksystem ke 5 mewajibkan pemberi waralabamelakukan proses audit menyeluruhterpadu yang akan dijalankan secaraperiodik 6-12 bulan 1x, inspeksi mendadak3-6 bulan 1x serta melakukan Mysteriousshopper/orang tua siswa 3-6 bulan 1x.

3. Dikhawatirkan KB dan TKK Waralaba akanmenjadi pesaing langsung dan menekanPSB KB dan TKK milik BPK PENABURsendiri. Sejak tahun 2003 sudah terlihatgejala kemerosotan PSB KB dan TKK milikBPK PENABUR. Ini membuktikan bahwawaralaba bukan menjadi penyebab utama.Penulis menganggap akar penyebabkemerosotan terjadi akibat faktor eksternaldengan pola pikir dan kecenderunganmayoritas orang tua siswa yang memilikianak di bawah umur enam tahun akanmenyekolahkan anak mereka dalam waktutempuh maksimum 15 menit dari rumahatau maksimum 8 km radius. Dengandemikian, tentunya luas pasar KB dan TKKmenjadi lebih kecil akibat kemacetan dankepadatan lalu lintas serta tingkatkeamanan yang semakin tidak kondusifdibandingkan 10-15 tahun lalu.

4. Waralaba bisa membahayakan integritas,reputasi kredibilitas serta citra positif merekBPK PENABUR. Kekhawatiran di atasmungkin saja terjadi namun kita harus lebihpercaya diri. Semua pihak mengakui bahwaintegritas, reputasi, kredibilitas serta citrapositif BPK PENABUR sangat kokoh, tinggidan dikagumi banyak pihak. Mengapakekuatan citra atas merek ini tidak di spinoff ke bidang pendidikan yang lebih luasyang masih menjadi kompetensi intinya?.Kenapa harus disimpan dan dikelolasendiri?. Mengapa reputasi bagus BPKPENABUR tidak dipakai untuk menolongbanyak sekolah di luar Jawa, di luarkeempat propinsi tempat BPK PENABURberada yang sedang mengalamikemorosotan jumlah siswa, kesulitan dan

Page 55: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

48 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

kendala mengelola sekolah akibat kalahbersaing dan kesulitan dana? Bukankah inijustru salah satu dari komponen pentingdalam pelayanan pendidikan? Di sampingitu perlu diluruskan pengertian bahwaWaralaba tidak menjual merek atau patenBPK PENABUR. Waralaba hanya sebatasmemberi hak pakai menggunakan merek“BPK PENABUR “ atau “PENABUR PreferedPartner”

5. Ragu dan gamang bahwa program baruwaralaba akan berhasil danmenguntungkan mengingat semakinbanyak KB dan TKK milik sendiri menderitadefisit anggaran. Resiko gagal diperkecildengan melakukan tiga pembedaanmendasar antara KB dan TKK Waralaba vsmilik BPK PENABUR sendiri. Pembedaanpertama adalah median umur guruwaralaba harus lima tahun lebih muda dariguru BPK PENABUR sendiri. Medianpengalaman kerja sebagai guru harus jugadibedakan empat tahun lebih singkat untukguru waralaba, sehingga berakibat padapenghematan biaya remunerasi karyawan.Pembedaan kedua adalah rasio biayaterhadap pemasukan akan ditetapkansecara baku dan dipantau ketat oleh KepalaSekolah Waralaba yang tidak wajibdipantau oleh Kepala Sekolah milik sendiri.Pembedaan ketiga adalah standardkualitas/ratio operasi akan lebihdisepadankan dengan standar daya/kemampuan bayar orang tua siswa danprobabilitas kemauan bayar orang tuasiswa. Saat ini hal tersebut tidak pernahdipadukan dengan ketiga standar di atas.Sekalipun dua standar sudah dirumuskan(Kualitas vs Daya Beli), tetapi kerap kalitidak dijabarkan karena bidang pendidikandan keuangan kurang menyelaraskanstandar teknis kualitas dengan teknisbidang socio economy dan purchasing parityorang tua siswa. sering terjadi ada orangtua siswa mampu tapi tidak mau aliasmembiarkan atau menuntut sekolahmemberikan mutu pendidikan tinggidengan biaya yang ditekan sesuai kemauanorang tua siswa yang biasanya 20-30%lebih rendah dari kemampuan/daya beliefektif orang tua siswa.

Kekuatan Bila BPK PENABURMelakukan Waralaba

1. Memberdayakan dan mengoptimalkanreputasi, kredibilitas dan citra kuat BPKPENABUR dalam penyediaan jasapendidikan bermutu agar menempatkanorganisasi ini sebagai kelompok sekolahyang progresif dan menjadi acuan.

2. Mengakselerasi proses penyempurnaan diriagar siap menghadapi prosesinternasionalisasi dan nasionalisasipendidikan sehingga di tahun 2015 BPKPENABUR bisa menjadi salah satu lembagaterakreditasi tingkat ASEAN.

3. Mengikuti perkembangan pasar sepertiyang telah terjadi dengan trend bioskop danrumah makan menawarkan kapasitassekolah lebih kecil namun lebih meratamenyebar mendekatkan diri ke konsumen.KB dan TKK tidak perlu lagi lebih dariempat pararel kelas. Waralaba akan fokusmenggarap sekolah KB dan TKK dengan 2-3 pararel kelas saja.

4. Memudahkan penerima waralaba BPKPENABUR memadukan konsep usahapendidikan formal/KB dan TKK dipagi hari(jam 8.00-12.00) dengan pendidikaninformal/kursus siang dan sore (jam 12.00-17.00). Saat ini masing jarang KB dan TKKmemadukan lokasi usaha mereka dengankursus anak usia dini (6 bulan – 6 tahun).Pemaduan ini akan meringankan tekananbiaya karena uang sewa tempat yangbiasanya menyita 15-23% dari sehinggapemasukan dapat ditekan 35-50% akibatutilisasi tempat yang lebih tinggi .

5. Waralaba menjadi pemicu dan penggerakBPK PENABUR mempercepat pembukaanTeachers Training College atau Center atauFakultas Pendidikan di UKRIDA yangmenawarkan Sertifikasi Profesi Guru, AktaPendidikan, Program D3 dan S1. Inidisebabkan apabila setiap tahun terdapat10 waralaba baru maka dalam tiga tahunkedepan BPK PENABUR diprakirakanmembutuhkan minimal 90 orang guru KB danTKK saja /tahun. Bila diasumsikan terjaditeachers turnover sebesar 10% per tahun makadari Sekolah BPK PENABUR sendirimembutuhkan pelatihan bagi 34 orang gurubaru KB dan TKK saja/tahun. Total mencapai124 orang guru KB dan TKK saja/tahun.

Page 56: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

49Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Waralaba TKK BPK PENABUR

Kesimpulan dan Saran

1. Gagasan mengembangkan dan memasarkanwaralaba pendidikan tingkat KB dan TKKadalah sebuah gagasan progresif dankonstruktif yang perlu diuji-cobasecepatnya.

2. Waralaba dibutuhkan untuk mencegah BPKPENABUR menjadi lembaga pendidikanbesar yang lamban, cepat puas diri danmengidap virus kemapanan.

3. Usaha waralaba merupakan terobosan besardan fundamental bagi BPK PENABUR yangberpotensi memicu pengembangan pesatorganisasi dan sumber daya. Sosialisasitidak cukup dan harus ditambah denganinternalisasi agar gejolak dan resistensidapat ditekan sekecil mungkin dan masakurva belajar dipersingkat.

4. KB dan TKK Waralaba akan diprioritaskandan difokuskan di lokasi yang berjarak 8km radius dari SDK Kelas 1 BPK PENABURyang sedang mengalami stagnasi/kemerosotan.

5. Ada dua produk waralaba. KB dan TKKUnggulan Nasional memakai kurikulumnasional berbasis academic excellence schooldan KB dan TKK National Plusmempersiapkan siswa memakai CambridgeCurriculum berbasis learning excellence school.

6. Perlu dibentuk Perusahaan dan Manajementerpisah agar memenuhi persyaratanundang undang dan ketentuan pemerintahdan lebih efektif mengasah daya saing darikedua unit organisasi (waralaba vs miliksendiri).

Daftar Pustaka

Keup, Erwin J. Franchise Bible. How to buy afranchise or franchise your own business. EPEnterprenur Press - 5th Edition

Louis T.Pirkey. (1994). The franchise trademarkshandbook. Devloping and protecting yourtrademarks and servicemarks. AmericanBar Association, Committee on Franchising

Mendelsohn, Martin. Franchising. Petunjuk praktisbagi franchisor dan franchisee. SeriManajemen No. 147.LPPM - 2nd Edition

Seid, Michael H. & Assoicates. (2003). Where itall began. The evolution of franchise.Franchise Update Magazine 2003

---------- (2002). Economic impact of franchisedbusinesses. A study for The InternationalFranchise Association EducationalFoundation. Price Waterhouse Coopers

http/www. franchise. com. Franchises andbusiness opportunities

Page 57: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

50 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pemanfaatan Teknologi Informasidan Komunikasi dalam Pembelajaran

Muksin Wijaya*)

*) Kepala Bidang Pembinaan dan Program Pendidikan BPK PENABUR Bandung

Opini

eknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dan dipergunakan diberbagai bidangkehidupan manusia termasuk di bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasimemiliki nilai tambah yang membuat proses pembelajaran lebih menarik, efisien dan efektifuntuk meningkatkan kompetensi peserta didik serta dapat memecahkan berbagai masalah

pendidikan. Keberhasilan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk keperluanpembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan guru menggunakannya, kesiapan siswa belajar denganbantuan teknologi itu, serta sikap masyarakat dan lingkungan terhadap teknologi tersebut. Tulisan inimengingatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran perlu didukung dengankemampuan guru mempersiapkan, menyajikan materi pelajaran serta mengelola pembelajaran secaratepat.

Kata kunci: Teknologi informasi, teknologi komunikasi, kompetensi peserta didik, kualitas pembelajaran.

Information and Communication Technologies (ICT) has been developping so fast an it is applied inall aspects of human life including in education. ITC has added values making the instructionalproceses more acttractive, efficient, and effective to improve the student’s competency. ICT can bealso employed to solve crucial problems in education. The effectiveness of ICT aplication, in instructionalproceses depends on the teachers ability to use. The students readines to learn with the assistanceof ITC and the characteristics of environment. It is noted that ICT for instructional purposes shouldbe supported with the teachers ability to desaign, present, and manage instructional activities properly.

Abstrak

T

Pendahuluan

Globalisasi dan perkembangan teknologiinformasi dan komunikasi telah mempercepatterbentuknya dunia baru yang hampirmenyentuh semua bidang kehidupan manusia.Terbentuknya dunia baru memberikan dampakpenting dalam kegiatan pembelajaran, yangkehidupan saat ini sangat intensif mengaksesinformasi yang bertumbuh secara eksponensial.Lembaga pendidikan sebagai penyelenggarapembelajaran dituntut untukmengakomodasikan penyampaian informasi

yang lebih luas dari guru kepada peserta didikdengan memperhatikan kemutakhiraninformasi. Oleh sebab itu, pemahaman sekolahsebagai institusi yang memelajarkan pesertadidik untuk belajar (learning to learn) semakinpenting.

Globalisasi yang memberikan dampakperubahan pada pembelajaran menututkompetensi baru yang perlu dibekalkan kepadapeserta didik. Sebuah lembaga pekerjainternasional mendefinisikan kebutuhanpendidikan pada masa globalisasi adalah “BasicEducation for All”, “Core Work Skills for All” dan“Lifelong Learning for All”. (source : http://

Page 58: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

51Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

www.ilo.org/public, dikunjungi pada bulanMaret 2007). Menurut definisi tersebut,pendidikan sekarang diprioritaskan pada usahamembentuk dan membekali peserta didikdengan pendidikan dasar dalam segala hal,keterampilan bekerja di semua bidang, dankemampuan belajar semua pengetahuanseumur hidup. Alvin Toffler seorang tokohfuturis memberikan proyeksi profil manusiapada abad 21, yaitu bahwa manusia dituntutbukan hanya bisa membaca dan menulis saja,tetapi manusia dituntut untuk lebih dapat“belajar dan mengulang belajar, serta terusbelajar”. (sumber: http://www.air-dc.org/forum)

Keberadaan komputer dan internet padaabad 21 diunggulkan sebagai alat potensial yangmemungkinkan reformasi dan akselerasi dalampembelajaran. Penggunaan teknologi informasidan komunikasi secara benar dan tepatmemberikan kontribusi memperluas aksesdalam meningkatkan kualitas pembelajaranyang terdigitalisasi. Juga meningkatkan kualitaspemelajaran dan pengajaran interaktif terkaitdengan kehidupan sekarang dan masa akandatang.

Memperkenalkan dan mengimplementasi-kan teknologi informasi dan komunikasi dalamproses pembelajaran membutuhkan waktu,karena tidak hanya menyangkutpengintegrasian teknologi informasi dankomunikasi saja, tetapi tantangan lain. Sepertibiaya, kurikulum dan pedagogikal,instruksional, kompetensi guru. Meskipuntantangan ada tapi penggunaan teknologiinformasi merupakan suatu tuntutanpembelajaran yang tidak bisa diabaikan.

Tulisan ini disusun secara komprehensifdalam dua bagian utama. Bagian pertamamemberikan alternatif kepada pengambilkebijakan dan keputusan dalam merancangkerangka pikir dan kerangka kerja (framework),pengintegrasian teknologi informasi dankomunikasi dalam pembelajaran agardisesuaikan dengan sumber daya yang ada.Bagian kedua, memunculkan empat isupenggunaan teknologi informasi dankomunikasi dalam pembelajaran yaitu tentangefektifitas, biaya, ekuitas, dan faktor-faktorpenopang.

Manfaat yang Diperoleh dariTeknologi Informasi dan

Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi dalampembelajaran dapat dimanfaatkan untukmeningkatkan aksesibilitas sertamengembangkan relevansi dan kualitaspembelajaran. Manfaat tersebut sebagai berikut.(The World Development Report 1998/99, NewDirection of ICT-Use in Education)

1. Memberi kemudahan dalam akuisisi danpenyerapan ilmu pengetahuan secara tidakterbatas. Artinya teknologi informasi dankomunikasi memberikan peluangpemanfaatannya agar perekaman danpemerosesan ilmu pengetahuan tidakterlimitasi.

2. Memberikan peluang untuk memperkuatsistem pendidikan. Artinya teknologiinformasi dan komunikasi memperkuatterbentuknya seperangkat unsur pendidikansecara teratur saling berkaitan sehinggaterjadi totalitas pendidikan yang utuh.

3. Meningkatkan kebijakan atau aturan didalam memformulasikan dan mengeksekusipendidikan. Artinya teknologi informasidan komunikasi menawarkan sejumlahunsur-unsur pembentuk kebijakan danaturan pendidikan, sehingga saat formulasidan eksekusi, kebijakan dan aturanpendidikan nilai efektifitasnya tinggi.

4. Mempersempit kesenjangan duniapendidikan. Artinya teknologi informasidan komunikasi memberi kemungkinansemakin intensifnya diseminasi pendidikanuntuk siapa saja.

5. Membuka keterisolasian ilmu pengetahuan.Artinya teknologi informasi dankomunikasi memberi kemungkinan semakinterbukanya eksistensi pengetahuan.Dari lima manfaat tersebut di atas, berikut

ini diuraikan bagaimana teknologi informasidan komunikasi dapat: (1). Memperluas AksesPendidikan, (2) Meningkatkan KompetensiPeserta Didik, (3). Meningkatkan KualitasPembelajaran, dan (4) MeningkatkanTransformasi Lingkungan Belajar.

Page 59: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

52 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Memperluas Akses PendidikanBelajar seumur hidup (lifelong learning) yangadalah sebuah konsep proses belajar dilakukansepanjang hidup manusia, tidak ada kataterlambat atau terlalu dini bagi seseorang untukbelajar. Filosofi dari belajar seumur hidupberakar pada keberbedaan yang berkembangpada masa yang dialami pemelajar. Dalambelajar seumur hidup kemutakhirankemampuan dan kompetensi seorangpembelajar berjalan selaras dengan berbagaiaspek kontekstual kehidupan yang dijalani.

Belajar didapatkan seseorang bukan hanyamelalui pendidikan formal (sekolah, perguruantinggi), tetapi bisa didapatkan dari pendidikannon formal yang disebut juga denganpendidikan luarsekolah (kursus,balai latihankerja, lembagapengembanganketerampilan).Pendidikan luarsekolah mene-kankan padapengembangank e t e r a m p i l a nindividu pe-melajar yangtidak terpenuhidalam jalurpendidikan formal. Karakter pendidikan luarsekolah sebagai pengganti pendidikan formal,karena ada faktor yang membuat seorangpemelajar tidak dapat mengikuti jalurpendidikan formal.

Pembelajaran seumur hidup bila dikaitkandengan pemanfaatan teknologi informasi dankomunikasi. Diselenggarakan dalam bentukpembelajaran jarak jauh (distance learning atau e-learning), dan pembelajaran korespondensi(correspondence cources). Salah satu penyebabmengapa pembelajaran seumur hidup tetapeksis dan semakin penting ialah perkembanganteknologi dan perkembangan ilmu pengetahuansangat yang cepat. Di Indonesia, untukmengantisipasi peningkatan kualitas sumberdaya manusia, selain melalui jalur pendidikanformal juga melalui jalur pendidikan luarsekolah (PLS).

Eksistensi teknologi informasi dankomunikasi merupakan alat potensialmemperluas peluang pembelajaran bagi siapasaja, baik melalui jalur formal ataupun jalurpendidikan luar sekolah. Teknologi informasidan komunikasi dapat membantu memperluaspendidikan dan pembelajaran dengan dua cara,yaitu:1. Ketidakterbatasan ruang dan waktu Ketidakterbatasan ruang dan waktu,

merupakan keunggulan teknologiinformasi dan komunikasi di bidangpendidikan. Pada konteks teknologiinformasi dan komunikasi me-mungkinkanterjadinya proses pembelajaran asinkronusatau pembelajaran dengan waktu tidak

terbatas yangd i s e s u a i k a ndengan kebu-tuhan pebelajar(learner). Sebagaicontoh materip e m b e l a j a r a nonline dapatdiakses setiapsaat, belajarsecara telewicara(teleconference) ,guru dan pesertadidik berada padatempat atau ruangyang berbeda.

2. Ketidakterbatasan aksesibilitas sumberbelajar

Guru dan peserta didik saat ini tidak hanyamendapatkan ilmu pengetahuan darimateri cetak saja, tetapi hadirnya internetdan sumber belajar berbasis web, berbagaimateri belajar bisa didapatkan dengan umurketerkinian tanpa batas.

Meningkatkan KompetensiPeserta Didik

Alasan utama pendayagunaan teknologiinformasi dan komunikasi dalam proses belajardi kelas ialah untuk menyiapkan dan membekalipeserta didik agar mampu memanfaatkanteknologi informasi dan komunikasi secaraefektif dan efisien, masa digitalisasi.

Berikut beberapa kompetensi yangdipersiapkan dan dibekalkan kepada pesertadidik dalam menyongsong masa digitalisasi.

Belajar didapatkan seseorangbukan hanya melalui pendidikan

formal (sekolah, perguruan tinggi),tetapi bisa didapatkan dari

pendidikan non formal yangdisebut juga pendidikan luar

sekolah (kursus, balai latihan kerja,lembaga pengembangan

keterampilan).

Page 60: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

53Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

ycaretiLegAlatigiD

ycaretillanoitcnuF edinadankamutausnakiarugnemkutnunaupmameK,oediv,kifarg,rabmagitrepes,aidemiagabrebnagned

.aynniallausivaidemnad

ycaretilcifitneicS nadsitiroetaracesimahamemmaladnaupmameK.akitametamnadsniasiradfitakilpa

ycaretillacigolonhceT isamrofniigolonketnakanuggnemmaladidnaupmameK.isakinumoknad

ycaretilnoitamrofnI nadisaulavegnem,nakumenemkutnunaupmameK.isamrofninakanuggnem

ycaretillarutluC .ayadubnaiagablepekisaiserpagnemkutnunaupmameK

ssenerawalabolG ,emsilanoisanisalerretniimahamemkutnunaupmameKiniainudidadagnayaynnialsatinumoknad,amasajrek

gniknihTevitnevnI

ytilibatpadA alolegnemnadnakisatpadagnemkutnunaupmameK.labolgnatiakretekutausmaladainudsatiskelpmok

ytisoiruC .iggnitgnaynauhatnigniekasarikilimeM

ytivitaerC maladisanijaminakanuggnemkutnunaupmameK.urabgnayutausesnakatpicnem

gnikaT-ksiR .okiserlibmagnemkutnunaupmameK

gniknihTredrO-rehgiH araceshalasamisulosnaklucnumemkutnunaupmameK.sigolrikipreb,fitaerk

noitacinummoCevitceffE

gnimaeT .mitmaladajrekebkutnunaupmameK

lanosrepretnidnanoitaroballoCslliks

.amasesnagnediskaretnirebkutnunaupmameK

ytilibisnopserlaicosdnalanosreP igolonketnakanuggnemmaladbawajgnuggnatreBrajalebsuretatresisakinumoknadisamrofni

taukrepmemkutnuisamrofniigolonketnakanuggnem.kiabnikamesgnaytakaraysamnanatat

noitacinummocevitcaretnI nakirebmemnadnakiapmaynemmaladidisnetepmoK.ranebnagnedisamrofninamahamep

ytivitcudorPhgiH taubmem,utausesnaksatiroirpmemkutnunaupmameKiapacidnakagnaylisahnakiskeyorpmem,ajrekmargorp

iradnakisatpadaiD:rebmuS ,yrotarobaLlanoigeRlartneChtroN gro.tpgninrael.www//:ptth

Page 61: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

54 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pencapaian kompetensi seperti yang terterapada tabel di atas tentu saja tidak dapat tercapaibegitu saja, perlu ada suatu prosespengkondisian pemelajaran sertapengkondisian pembelajaran yang berpusatpada peserta didik. Posisi teknologi infomasidan komunikasi hanya sebagai alat potensialagar terwujud suatu kompetensi.

Meningkatkan KualitasPembelajaran

Meningkatkan kualitas pembelajaran menjadiperhatian apabila dikaitkan dengan perluasandan pembaharuan pendidikan. Ada beberapakontribusi teknologi informasi dan komunikasidalam membantu meningkatkan kualitaspembelajaran, yaitu a. peningkatan motivasibelajar peserta didik; b. memfasilitasipencapaian kompetensi dasar, dan c.memperkuat pelatihan bagi para guru.a. Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta

Didik Teknologi informasi dan komunikasi se-

perti video, televisi, dan program komputermultimedia yang memadukan tulisan,suara, warna, dan gambar bergerak dapatdigunakan untuk memperaktif prosesbelajar mengajar. Interaktivitas berupa efeksuara, lagu, dramatisasi, sketsa yang dapatdilihat, didengar peserta didik akanmempertinggi keterlibatan dan hasil belajarpeserta didik. Komputer yang terkoneksi kesaluran internet dapat mengoptimalkanmotivasi belajar peserta didik karena selainmeningkatkan aktivitas dan interaktivitas,juga membuka peluang berdiskusi denganorang lain di seluruh dunia.

b. Memfasilitasi Pencapaian KompetensiDasar

Penyampaian konsep dan keterampilan da-sar dalam berpikir tinggi dan kreatif dapatdifasilitasi oleh teknologi informasi dankomunikasi melalui proses belajar dalambentuk latihan (drill). Contoh, programpembelajaran melalui televisi cenderungmenggunakan proses pengulangan(repetition) dan penguatan (reinforcement).Lebih lanjut apabila melihat programpembelajaran komputer, prosespembelajaran yang dirancang adalahpenguasaan materi belajar secara tuntas(mastery learning).

Mastery learning adalah suatu metodepembelajaran yang berasumsi bahwasemua pebelajar pada dasarnya dapatbelajar lebih maksimal apabila merekadikondisikan pada situasi belajar yangkondusif. Belajar dikondisikan secarabertahap dalam pengertian seorangpebelajar tidak dapat belajar ke tahapberikutnya apabila belum menunjukkanhasil belajarnya pada tahap sebelumnya.Kurikulum pada belajar tuntas umumnyaterdiri atas topik yang diskret dimana setiappeserta didik memulai belajarnya secarabersamaan tetapi pada proses selanjutnyadapat menyesuaikan dengan topik yangdiminatinya. Kecepatan belajar dan tingkatpenguasaan setiap peserta didik akanberbeda. Belajar tuntas melibatkan berbagaikomponen tutorial dan fungsi belajarindependen, karena bukan hanya terpakupada konten belajar saja tetapi juga padaproses penguasaan dan peningkatankompetensi secara mendalam dan optimal.

c. Memperkuat Pelatihan Bagi Guru Teknologi informasi dan komunikasi juga

dapat didayagunakan meningkatkan aksespada kualitas pelatihan guru.Pengembangan Cyber Teacher TrainingCenter (CTTC), yakni suatu sistempelatihan yang penyampaian materinyamelalui jalur internet. Tujuannyameminimalkan biaya pelatihan massal danmembuka peluang bagi para guru dimanasaja, untuk mendapatkan pelatihan secaraumum. Konsep CTTC tidak jauh berbedadengan pembelajaran jarak jauh (distancelearning). Agar teacher training terwujud,dibutuhkan perangkat komputer yangmemadai untuk menerima danmendistribusikan materi pelatihan baikdalam bentuk video atau teks. Dalam CTTCsetiap guru dapat meningkatkan kompetensiprofesionalnya dengan keterkinian materipelajaran, saling melengkapi antar guru,termasuk dengan guru di seluruh dunia.Cyber teacher training dapat diselenggarakandengan jumlah peserta dan kelas belajarbesar. Interaksi dengan instruktur terbataskarena peserta melatih diri sendiriberdasarkan panduan yang ditampilkanlayar monitor secara online. Untuk beberapapelatihan yang spesifik masih tetapdikemas dalam tatap muka pada waktu dan

Page 62: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

55Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

tempat yang ditentukan (tutorial). Berbagaimateri dapat dipertimbangkan dalam cyberteacher training di antaranya pemberdayaankomputer pada komunitas era informasi,reformasi pendidikan, simulasi modelmengajar, dan lain-lain.

Meningkatkan TransformasiLingkungan Belajar

Berbagai penelitian menunjukkan bahwapendayagunaan teknologi informasi dankomunikasi dapat menjadi katalis atasperubahan paradigma dan isi pedagogis.

kepsA igogadePlanoisidarT igogadePlatigiD

sativitkA - urugadapaynhunepessativitkA - adapaynhunepessativitkAkididatresep

- aumeskutnurutkurtsniutaSkididatresep

- licek-licekrajalebkopmoleK

- isairavrebkaditrajalebsativitkA - isairavrebrajalebsativitkA

- sativitkamargorpheloisatabiDurughelorutkurtsretgnay

- nakiausesidsativitkamargorPatresepnaadarebeknagned

kidid

fitarobaloK - laudividnI - mitmaladrajaleB

- negomohrajalebkopmoleK - negoretehrajalebkopmoleK

sativitaerK - gnalugnemkutnuaynahrajaleBadahadusgnay

- naklisahgnemkutnurajaleBurabgnayutauses

- hadusgnayisulosnaparenePada

- urabisulosnakumeneM

fitargetnI - iroetaratnaaynnatiakadakadiTkitkarpnad

- kitkarpnadiroetaratnaisargetnI

- hasip-hasipretsahabidgnaylaH - nagnubuhrebsahabidgnaylaH

- nilpisidsisabreB - kitameT

- laudividniuruG - uruGmiT

fitaulavE - urughelognusgnalnakukaliD - kididatresephelonakukaliDiridnes

- fitamuS - kitsongaiD

ln.tenediced.www//:ptth,beWehthguorhTgninraeLiradnakisatpadaiD:rebmuS

Transformasi ini merupakan inti daripadareformasi pendidikan di abad 21 (Bransford,1999 : National Research Council).Teknologi informasi dan komunikasi yang lebihdifokuskan pada teknologi komputer daninternet dapat memberikan cara baru dalammengajar dan belajar. Pada prinsipnyamendukung teori belajar dan mengubahpedagogis yang berpusat pada guru.

Berikut rangkuman perbandingan antarapedagogis tradisional dengan pedagogis digitalyang sudah memadukan teknologi informasi dankomunikasi dalam proses belajar dan mengajar.

Page 63: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

56 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Beberapa model belajar yang dapatdiintegrasikan dengan teknologi informasi dankomunikasi dalam proses belajar mengajar,sebagai berikut.1. Active Learning, pengintegrasian teknologi

dan informasi sebagai alat memungkinkanterjadinya mobilitas penilaian, kalkulasidan analisis informasi. Ini memberikantatanan baru pada peserta didik untukmenemukan, menganalisis danmerekonstruksi informasi baru. Peserta didikbelajar berdasarkan apa yang dilakukan.Bekerja pada dunia nyata untukmemecahkan masalah lebih mendalam,sehingga apa yang dipelajari relevandengan situasi kehidupan yang sedangdijalani. Belajar tidak lagi sebatasmengingat, tetapi menuntut peserta didikuntuk beraksi dan menentukan kontenbelajar yang akan dipelajari.

2. Collaborative Learning Teknologi informasi dan komunikasi

mendukung belajar secara interaktif dankoperatif dengan guru, teman, ataupunnara sumber dan pakar. Hal ini membukapeluang untuk peserta didik dapat belajarbersama dengan peserta didik di belahandunia lainnya dengan keanekaragamanbudaya dan bahasa.

3. Creative Learning Teknologi informasi dan komunikasi

mendukung manipulasi informasi danmenciptakan sesuatu hal nyata, tidak hanyasekedar menerima informasi secara mentah-mentah tanpa proses analisis.

4. Integrative Learning Teknologi informasi dan komunikasi dapat

disusun untuk pembelajaran tematik,pendekatan integrative dalam pengajaran.Hal ini memungkinkan upaya mendekatkanberbagai disiplin ilmu dalam suatukeutuhan ilmu pengetahuan yang akandipelajari oleh peserta didik.

5. Evaluative Learning Teknologi informasi dan komunikasi

mendukung penilaian dan diagnostikpeserta didik, karena teknologi informasidan komunikasi mengenal gaya belajarsetiap peserta didik yang pada umumnyaberbeda dan unik. Dengan demikianteknologi informasi dan komunikasi yangdiintegrasikan membuka kesempatan

kepada peserta didik untuk melakukanekplorasi dan menemukan sesuatu tidakhanya mendengar atau mengingat.Uraian di atas menunjukkan bagaimana

teknologi informasi dan komunikasi bermanfaatmengatasi masalah yang berkaitan dengan mutupendidikan dan pemerataan kesempatanmemperoleh pendidikan. Berikut ini dijelaskansecara khusus bagaimana teknologi informasidan komunikasi dipergunakan dalampembelajaran

Pendayagunaan dalam PembelajaranPengambil kebijakan dan perencanapembelajaran harus merencanakan secara jelasapa yang menjadi outcomes sekolah. Hal ini akanmenjadi pedoman dan acuan dalam memilihteknologi yang akan digunakan dan bagaimanaoptimalisasi pendayagunaannya. Potensi setiapteknologi sangat bervariasi tergantung padabagaimana memanfaatkannya. Haddan danDrexler (2002) mengidentifikasikan adanya limatingkatan pendayagunaan teknologi di dalampembelajaran, yaitu presentasi, demonstrasi,drill dan latihan, interaksi, kolaborasi.Teknologi informasi dan komunikasi yang adaseperti kaset audio/video, siaran radio/televisi,komputer atau internet pada dasarnyadigunakan pada kelima tingkat tersebut. Siaranradio dan televisi sudah digunakan sejak tahun1920 dalam dunia pembelajaran denganpendekatan:1. Direct class teaching. Materi disampaikan

dalam bentuk siaran radio atau televisiuntuk menggantikan sementara guru dalammengajar;

2. School broadcasting. Materi disiarkan untukmelengkapi apa yang sudah diajarkan olehguru;

3. General educational programming overcommunity. Pemancar radio atau televisinasional menyiarkan programpembelajaran umum dan pembelajaraninformal lainnya.Perkembangan selanjutnya sekarang

dikenal dengan pembelajaran telewicara(teleconference) yaitu mengacu pada pengertiankomunikasi elektronik diantara orang-orangyang berada pada tempat yang berbeda (Rao, V.Rama, Audio Teleconferencing, 2002). Ada empatmodel teleconference yang didasarkan padainteraktivitas dan terapan teknologi yangdigunakannya, yaitu : 1) audioconferencing ; 2)

Page 64: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

57Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

audio-graphic conferencing ; 3) video conferencing,4) web-based conferencing.

Pembelajaran dengan Komputerdan Internet

Belajar dengan teknologi berarti belajar yangdipusatkan bagaimana teknologi memberikanmakna pada pembelajaran suatu kurikulumyang sudah ditentukan, termasuk di dalamnyatiga hal berikut.1. Presentasi, demonstrasi, dan manipulasi

data.2. Penggunaan kurikulum dalam bentuk

aplikasi yang khusus seperti permainan,drill dan latihan, simulasi tutorial,laboratorium virtual, visualisasi, grafik,komposisi, dan sistem pakar.

3. Penggunaan informasi dan sumber-sumberlainnya baik pada CD ataupun sumberonline seperti ensiklopedia, peta dan atlasinteraktif, jurnal dan referensi elektroniklainnya.Belajar melalui komputer dan internet pada

dasarnya memadukan proses belajar denganbentuk teknologi yang digunakannya. Dalam halini melibatkan pemberdayaan kurikulumdengan aktivitas-aktivitas yang terkait danmendukung kurikulum tersebut.

Isu dan Tantangan

Implementasi Teknologi Informasi danKomunikasi dalam pembelajaran tidak terlepasdari kekurangan dan keterbatasan. Pada arasluas, masalah pemahaman masyarakat awamterhadap teknologi informasi dan komunikasidalam pembelajaran masih pro dan kontra. Padaaras lebih sempit masih terdapat perdebatanpositif dan negatif terhadap human touch. Masihdianggap penting kehadiran seorang gurumembimbing siswa secara manusiawi dalam artiadanya kontak mata dan kontak perasaan.Semua perdebatan ini tidak akan pernah tuntas,tetapi akan menjadi pelengkap atas eksistensiteknologi informasi dan komunikasi khususnyadalam pembelajaran.

Terlepas dari adanya kekurangan danketerbatasan serta perdebatan, terdapat empatisu yang perlu dipertimbangkan sebelummemutuskan pendayagunaan teknologiinformasi dan komunikasi dalam pembelajaran,

yaitu 1. efektifitas; 2. biaya; 3. ekuitas dan 4.faktor-faktor penopang.1. Efektifitas, mengacu pada pertanyaan

apakah kualitas pembelajaran akanmeningkat dengan didayagunakannyateknologi informasi dan komunikasi.

Keefektifan sangat bergantung pada tujuanserta bagaimana menggunakan teknologiinformasi dan komunikasi terpilih dalampembelajaran. Dapat terjadi teknologiinformasi dan komunikasi yang dipilihtidak sesuai untuk setiap tempat, semuaorang dan semua cara. Potensi teknologiinformasi dan komunikasi yang ditawarkanberkaitan dengan masalah efektifitas,penggunaannya dapat dipertimbangkanberdasarkan:a. Enhancing access, yaitu kemampuan

untuk mempertinggi danmengoptimalkan aksesibilitas atassumber-sumber ilmu pengetahuanyang ada tanpa batas waktu dan ruangserta ketersediaan informasi itu sendiri.

b. Raising quality, yaitu intervensiteknologi informasi dan komunikasidapat memberikan peningkatankualitas atas instruksional di kelas.

2. Biaya, secara umum integrasi teknologiinformasi dan komunikasi dalampembelajaran membutuhkan biaya yangtidak sedikit. Namun yang perludipertimbangkan adalah outcomes daripendidikan. Secara umum biaya terlihatrelatif besar karena melihatnya terpusatpada pertimbangan biaya tetap (fixed costs),misalnya biaya untuk membeli peralatan,atau fasilitas fisik lainnya. Meskipun padaawalnya diperlukan investasi cukup besar,dalam perjalanan waktu hal tersebut akanterakumulasi dalam bentuk hasil prosespembelajaran yang didapatkan.

3. Ekuitas, adalah keadilan bagi semua orang,semua golongan, semua gender untukdapat menerima pendidikan dalam artiluas. Semua orang memiliki kesempatanyang sama dan setara dalam mendapatkanpendidikan yang layak. Teknologiinformasi dan komunikasi memiliki potensimemberikan semua hal yang diperlukandalam pembelajaran tanpa memandangbatasan-batasan tertentu. Apabiladiberdayakan dengan benar, makateknologi informasi dan komunikasimemiliki potensi untuk mengakomodasikan

Page 65: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

58 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

pengaksesan informasi dan sumber-sumberpembelajaran yang diperlukan pesertadidik.

4. Faktor-faktor penopang, untuk mencapaitujuan pendayagunaan teknologi informasidan komunikasi, yaitu:a. Faktor Ekonomi, mengacu pada

kemampuan pihak sekolah dankomunitas sekolah dalam halpendanaan. Efektivitas biaya adalahkunci dari faktor ekonomi.

b. Faktor Sosial, mengacu pada fungsidan keterlibatan lingkungankomunitas sekolah. Program ini perlumendapat respon positif dari orang tuasiswa, pengambil kebijakan, pengurusyayasan, dan pihak shareholdersekolah.

c. Faktor Politik, mengacu padakebijakan dan kepemimpinan. Salahsatu hal yang membuat komitmen gagaladalah resitensi komunitas padaperubahan, misalnya bagi beberapaguru pendayagunaan teknologiinformasi dan komunikasi dirasakansangat memberatkan bahkan dianggaptidak berguna sama sekali. Oleh sebabitu perlu ditumbuhkan itikad adoptif,keharmonisan rencana dalammenghadapi perubahan dengantindakan terpadu serta terarah.

d. Faktor Teknologi, mengacu padapemilihan teknologi yangdiproyeksikan efektif dalam waktuyang cukup rasional, termasukmempertimbangan teknikalpendukung.

Beberapa tantangan yang perlu kitaperhatikan adalah:1. Implikasi pendayagunaan teknologi

informasi dan komunikasi terhadaprencana dan kebijakan sekolah atauyayasan.

Artinya sebelum komitmen pemanfaatanteknologi dan informasi dinyatakan dalamkegiatan, perlu dipastikan terlebih dahulu

kebijakan sekolah atau yayasan sebagaipayung dari pelaksanaan komitmen agarterpadu dan terarah. Masalah efisiensi danefektifitas perlu dipertimbangakan.

2. Infrastruktur perlu disiapkan agar harapanpendayagunaan teknologi informasi dankomunikasi dapat dijalani dan dicapaidengan lancar.

3. Membangun kapabilitas dan komunitasyang lebih baik terutama untuk para guru,administrator sekolah, serta pengembangkonten pendidikan. Dalam pelaksanaannyasumber daya manusia merupakanpemegang kunci keberhasilan. Akan sukarsuatu komitmen diraih apabila tidakdiawali dengan membangun komunitasmanusianya dengan kapasitas dankapabilitas yang andal.

Kesimpulan

Saat ini perlu melakukan perencanaan matangapabila sekolah memiliki komitmen untukmeraih peluang pendidikan, khususnya dalamupaya meningkatkan pembelajaran yangmengintegrasikan teknologi informasi dankomunikasi. Untuk itu perlu mengidentifikasiposisi bila diharapkan pada komitmenmengimplementasikan teknologi informasi dankomunikasi dalam pembelajaran. Kelemahandan kekuatan yang dimiliki, segeraditindaklanjuti secara terpadu dan terarah.Keberadaan dan ketersediaan sumber dayamanusia yang terlibat untuk menggapaipeluang yang ditawarkan teknologi informasidan komunikasi dalam pembelajaranmerupakan elemen penting terjadinya akselerasidan proses pembelajaran yang baru.

Kesadaran akan munculnya peluang-peluang baru, khususnya denganperkembangan pesat dunia digital haruslahdiantisipasi sejak sekarang agar dapatdiselaraskan dengan kebutuhan dan tuntutanperkembangan pendidikan.

Page 66: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

59Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Daftar Pustaka

Bates, A.W. (2000). Managing technological change:Strategies for university and college leader.San Francisco: Jossey Bass

Bransford , J. (ed). (1999). How people learn : Brain,mind, experience, and school. WashingtonDC: National Research Council

Collis, B. & Moonen. J. (2001). Flexible learning ina digital world: Experiences and expectations.London: Kogan Page

Cuban, L. (2002). Oversold and underused:Computer in the classroom. Cambridge MA:Harvard University Press.

Dirckinck-Holmfeld, L. & Fibiger , B. (2002).Learning on virtual environments.Fredriksberg Denmark: Samfundslitteratur

Goldman, G. & Newman, J.B. (1988). Empoweringstudents to transform school. ThousandOaks, CA: Corwin Press

Haddad, Wadi D. & Alexandra Drexler. (2002).The dynamics of technologies for education.Washington DC: Academy for EducationalDevelopment and Paris: UNESCO, p.9

Hernes, G. (2002), Emerging trends in ICT andchallenges to educational planning.Technology for Education: Potentials,parameters, and prospects. Washington DC:Academy for Educational Development andParis: UNESCO

International Labor Organization. Learning andtraining for work in the knowledge society.http://www.ilo.org/public dikunjungipada bulan Maret 2007

US Department of Labor, Future work – Trendand challenges for work in the 21st century,North Central Regional EducationalLaboratory, http://www.learningpt.org,dikunjungi pada bulan Maret 2007

Page 67: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

60 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Scaffolding pada Program Pendidikan Anak Usia Dini

Scaffolding pada Program PendidikanAnak Usia Dini

Upi Isabella*)

*) Staf Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (P4) BPK PENABUR Jakarta

Opini

eori belajar konstruktivisme khususnya pada pendidikan anak usia dini antara lain menyebutkanpentingnya pemberian scaffolding (Vygotsky, 1962) yang tepat waktu dan dapat ditarik kembalisecara bertahap setelah anak menunjukkan keberhasilan terhadap pencapaian suatu indikatordalam aspek perkembangan anak (child development). Anak membutuhkan scaffolding untuk

menuju ke tingkat perkembangan potensial (level of potential development). Implemetasi scaffoldingsebagai bagian dari proses belajar konstruktivisme perlu dikenali dengan baik sehingga tidak perluberubah menjadi interferensi yang justru akan menghilangkan kesempatan belajar anak untukmenguasai proses penyelesaian masalah. Desain kurikulum, instruksi pembelajaran dan prosesasesmen pendidikan usia dini merupakan faktor-faktor yang memberikan pengaruh besar terhadapproses belajar konstruktivisme pendidikan anak usia dini. Scaffolding pada pendidikan usia dini dapatterjadi dimana saja tempat lingkungan anak. Scaffolding dapat dilakukan oleh orang dewasa (adult/care giver/parent/teachers), atau orang yang lebih dahulu tahu (knowledgeable person/siblings)atau teman sebaya (peer).

Kata kunci: Scaffolding, anak, pendidikan usia dini, guru.

This article discusses scaffolding as one of the theories in constructivism learning theories. Scaffold-ing is effective in achieving the level of potential development and it can be implemented for earlyage children. In the implementation, the teacher should well recognize the children and knowproperly. Scaffolding wich is based on constructivism can be used by parents, teachers or earegivers to assist. The early age children to develop their abulity.

Abstrak

T

Bila kita pernah memperhatikan prosespembangunan suatu gedung atau renovasirumah, maka kita tentu pernah melihat suatu alatsemacam tangga atau rangka menara sederhanayang kokoh dengan 4 kaki yang sering disebutsebagai steger atau scaffolding. Scaffoldingberfungsi sebagai alat bantu untuk menggapaisisi bangunan yang tinggi. Bila sudah tidakdiperlukan lagi, maka scaffolding dapat dilepasatau ditarik atau dipindahkan dari posisinya.Tukang bangunan menggunakan scaffoldingmisalnya pada waktu memasang rangka untuk

dak bangunan lantai atas, untuk mengaci semenpada dinding langit-langit rumah atau sewaktumemasang papan gypsum atau eternit dan lain-lain. Intinya, scaffolding merupakan suatu alatbantu yang dapat dipasang dan dilepas kembalidalam proses menyelesaikan suatu pekerjaankonstruksi.

Sebetulnya, scaffolding adalah suatu istilahdalam dunia pendidikan yang merupakanpengembangan teori belajar konstruktivismemodern. Scaffolding pertamakali disebut sebagaiistilah dalam dunia pendidikan, khususnyapendidikan anak usia dini oleh Vygotsky (1846).Dalam pendidikan usia dini, scaffoldingmengambil peran yang sangat penting dalam

Pendahuluan

Page 68: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

61Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Scaffolding pada Program Pendidikan Anak Usia Dini

proses pembelajaran di setiap aspek menujupada pencapaian tahap perkembangan anak(child development). Setiap kali seorang anakmencapai tahap perkembangan yang ditandaidengan terpenuhinya indikator dalam aspektertentu, maka anak membutuhkan scaffolding.Vygotsky (1962) menuliskan bahwa scaffoldingmerupakan bentuk bantuan yang tepat waktuyang juga harus ditarik tepat waktu ketikainteraksi belajar sedang terjadi saat anak-anakmengerjakan puzzle, membangun miniaturbangunan, mencocokkan gambar dan tugas-tugas pelajaran lainnya. Saat interaksi belajarberlangsung, scaffolding kadang dibutuhkansecara bersamaan dan terintegrasi dalam aspekfisik, intelektual, seni dan emosional.

Kebalikan dari scaffolding adalahinterferensi. Seringkali langsung munculkeinginan orang dewasa baik guru maupunorangtua untuk datangmembantu anakmenyelesaikan tugasp e r k e m b a n g a n n y a .Akibatnya, bantuan malahmenginterferensi prosespembelajaran anak.Keinginan tersebutsesungguhnya wajar dannatural, karena selainungkapan kasih sayang,juga merupakan ung-kapan kekhawatiran orang dewasa terhadapanak. Namun, dengan porsi yang tepat, tidakakan menjadi interferensi dan tidak akanmerebut peran scaffolding yang lebih dibutuhkananak.

Scaffolding Sebagai Bagian dari TeoriKonstruktivisme Modern

Telah kita ketahui bahwa teori belajarkonstruktivisme modern secara umummenyatakan bahwa siswa harus secara pribadimenemukan dan menerapkan informasi yangkompleks kemudian mengecek informasi barudibandingkan dengan aturan lama danmemperbaiki aturan itu apabila tidak sesuai lagi.Dengan demikian guru tidak dapat hanyasemata-mata memberikan pengetahuan kepadasiswa, melainkan siswa harus membangunpengetahuan ini di dalam benaknya sendiri.Guru hanya membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadisangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa;

sedemikian hingga siswa mampu menarikkesimpulan untuk menerapkan sendiri ide-ide.

Khusus terhadap pendidikan anak usia diniteori konstruktivisme modern oleh Vygotksydibagi dalam tiga tahap yaitu:1. Tahap Zona Perkembangan Terdekat

Zona perkembangan terdekat atau Zone ofProximal Development (ZPD) yaitu suatu idebahwa anak usia dini belajar konsep palingbaik apabila konsep itu berada dalam zonaperkembangan terdekat mereka. A range taskstoo difficult for the child to do alone but possiblewith help of adults and more skilled peers (Berk,2006). The zone of proximal development is theVygotskian concept that defines development asthe space between the child’s level of independentperformance and the child’s level of maximallyassisted performance (Bodrova &Leong, 1996;Vygotsky, 1978). Artinya, suatu jarak antara

keterampilan yang sudahdimiliki oleh anakdengan keterampilanbaru yang diperolehdengan bantuan dariorang dewasa (adult/caregiver/parents/teacher) atauorang yang terlebihdahulu menguasaiketerampilan tersebut(knowledgeable person/peer/siblings).Zona ini hadir di tengah

lingkungan dengan fitur yang sekayamungkin sehingga memberikan kesempatanmelimpah bagi anak untuk membangunkonsep dan internalisasi pemahaman dalamdirinya tentang berbagai hal. Artinya, bilalingkungan di sekitar anak mampumenghadirkan sekaya mungkin fitur tentangberbagai hal, maka anak memperolehrangsangan yang kuat untuk mempelajarisuatu konsep bagi pemahamannya dengancara terbaik.

2. Tahap Pemagangan KognitifPemagangan kognitif atau cognitiveapprenticeship adalah suatu istilah untukproses pembelajaran dimana gurumenyediakan dukungan kepada anak usiadini dalam bentuk scaffold hingga anak usiadini berhasil membentuk pemahamankognitifnya. Pemagangan kognitif ataucognitive apprenticeship juga merupakansuatu budaya belajar dari dan di antarateman sebaya melalui interaksi satu sama

...scaffolding merupakanbentuk bantuan yang tepat

waktu yang juga harusditarik tepat waktu ketikainteraksi belajar sedang

terjadi...

Page 69: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

62 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Scaffolding pada Program Pendidikan Anak Usia Dini

lain sehingga membentuk suatu konseptentang sesuatu pengalaman umum dankemudian membagikan pengalamanmembentuk konsep tersebut di antara temansebayanya (Collins, Brown, and Newman1989). Wilson and Cole (1994)mendeskripsikan ciri khas pemagangankognitif yaitu “ heuristic content, situatedlearning, modeling, coaching, articulation,reflection, exploration, and order in increasingcomplexity”.

3. Scaffolding atau mediated learningYaitu dukungan tahap demi tahap untukbelajar dan pemecahan masalah sebagaisuatu hal yangpenting dalamp e m i k i r a nkonstruktivismemodern. Scaffoldingis adjusting thesupport offeredduring a teachingsession to fit thechild’s current level ofp e r f o r m a n c e ” .S c a f f o l d i n gsebagian besarditemukan dilakukan oleh orang dewasa(adult/care giver/parent/teacher) atau orangyang lebih dahulu tahu (knowledgeable person/siblings/peer) tentang suatu keterampilanyang seharusnya dicapai oleh anak usiadini.

Implikasi Scaffolding padaKurikulum Pendidikan

Anak Usia Dini

Dengan demikian, teori Vygotsky tersebutmemberikan pengaruh besar pada desainkurikulum, instruksi pembelajaran dan prosesasesmen pendidikan anak usia dini. Karena anakbelajar banyak dari interaksi, maka desainkurikulum harus menempatkan mereka untukmengalami banyak interaksi dengan anaklainnya dan tugas belajar bersama. Bentukkegiatan belajar mengajar yang bisa dilakukandi antaranya konsep pembelajar mandiri (learnerutonomy), belajar kelompok (cooperative learning).

Lingkungan belajar anak menjadi zonaperkembangan terdekat yang menghadirkan

sebanyak mungkin kesempatan untukmempelajari sesuatu, baik itu melalui orang-orang di sekitar anak maupun alat pelajarandan sumber belajar. Guru hanya sebagaimediator selanjutnya anak usia dini secarasendiri atau kelompok aktif untuk memecahkanpersoalan yang diberikan guru sehingga merekadapat membangun pengetahuan. Instruksipembelajaran yang tepat dari orang dewasa dapatmembuat anak menunjukkan keberhasilanterhadap tugas yang belum mampu diselesaikansendiri. Disini orang dewasa secara terusmenerus mengevaluasi level bantuan yangdiberikan kepada anak dengan

mempertimbangkantingkat kemajuan hasilbelajar anak, sehinggadapat terbentukmengajar-belajar yangefektif. Denganmemberikan “takaran”scaffolding yang tepat,hasil belajar anak akansegera terlihat bahkananak memperolehk e t e r a m p i l a n -keterampilan yang

menetap yang dibutuhkan dalam penyelesaianmasalah kelak. “Takaran” karena sepanjangtinjauan penulis tidak ditemukan sumber ilmiahyang berhasil merumuskan dosis scaffolding yangtepat. Hal ini karena setiap anak, dalam setiapsituasi membutuhkan scaffolding yang berbeda-beda. Namun, penulis menemukan banyak sekaliliteratur ilmiah yang menyatakan dengan tegaspentingnya scaffolding untuk membangunkonsep pemahaman anak usia dini. Prosesassessment juga berpengaruh yaitu denganmelihat zona perkembangan terdekat. Bila anakdapat melakukan sesuatu sendiri tanpa bantuanini disebut tingkat perkembangan riil (level ofactual development), sementara bila anak dapatmelakukan sesuatu dengan bantuan maka halini disebut tingkat perkembangan yang potensial(level of potential development). Dua orang anakdapat saja memiliki tingkat perkembangan riilyang sama; tetapi dengan bantuan yang tepatdari orang dewasa, anak yang satu dapatmelakukan penyelesaian terhadap masalahyang lebih rumit dan lebih baik daripada yanglainnya. Metode penilaian harus dapatmenangkap kedua tingkat perkembangan yangdimiliki tiap anak; yaitu tingkat perkembangaanriil dan tingkat perkembangan potensial.

Instruksi pembelajaran yangtepat dari orang dewasa dapatmembuat anak menunjukkankeberhasilan terhadap tugas

yang belum mampudiselesaikan sendiri.

Page 70: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

63Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Scaffolding pada Program Pendidikan Anak Usia Dini

Dengan demikian, pada pendidikan anakusia dini terjadi pergeseran dari “teacher centered”menjadi “student centered” yang mewujud dalampemberian scaffolds tepat waktu ketikadibutuhkan oleh anak; juga tepat waktu untukditarik kembali. Dengan demikian prinsip-prinsip konstruktivisme yang banyak diambilantara lain:1. Pengetahuan dibangun oleh anak usia dini

secara aktif2. Tekanan proses belajar mengajar terletak

pada anak usia dini3. Mengajar adalah membantu anak usia dini

belajar4. Tekanan dalam proses belajar lebih pada

proses bukan pada hasil belajar5. Kurikulum menekankan pada parisipasi

anak usia dini6. Guru adalah fasilitator

Dengan memahami teori di atas, maka yangmenjadi masalah adalah bagaimana bentukimplementasi konkrit scaffolding sebagai bagiandari teori konstruktivisme pada setiap aspekpendidikan anak usia dini.

Implementasi Scaffolding padaPendidikan Anak Usia Dini

Kita memahami bahwa tahap perkembangananak usia dini terbagi dalam beberapa aspekyang berintegrasi satu dengan yang lain; yaitu:aspek fisik, intelektual, seni dan emosional.Setiap anak usia dini memiliki ciriperkembangan berdasarkan usia. Pencapaiantahap perkembangan aspek fisik pada anak usia2 tahun misalnya berbeda dengan tahapperkembangan fisik anak usia 3 tahun. Para ahlipendidikan anak usia dini telah melakukanpengamatan dan mencatat tahap-tahapperkembangan anak setiap aspek berdasarkanusia. Tahap-tahap perkembangan anak usia dini(Child Development) menjadi dasar untuk melihatkeberhasilan dan kemajuan perkembangananak.

Aspek-aspek perkembangan anakmerupakan satu bagian yang terintegrasi satudengan yang lain. Karena itu bentuk scaffoldingdi dalam suatu saat dapat saja terintegrasinamun terdapat juga saat dimana scaffoldinghanya dibutuhkan oleh aspek tertentu.

Contoh implementasi scaffolding dalampendidikan anak usia dini penulis ambil dari

salah satu daily plan kurikulum play groupbilingual. Tema belajar adalah “My Vegetables”dengan sub tema “Cauliflower”. Desain temadalam kurikulum seperti ini membuka banyakpeluang terjadinya interaksi belajar; anak belajarmengenal sayur-sayuran; sesuatu hal yang dekatdengan kehidupan sehari-hari. Pada aspekSmall Motor Skill, anak melatih kelenturan ototjari tangan dengan memetik kuntum bunga kol.Sementara setiap anak memegang bunga kol,guru mencontohkan cara memetik kuntum bungakol di hadapan mereka (zona perkembanganterdekat). Timbul dalam benak anak, bahwamemetik kuntum bunga kol adalah sesuatupekerjaan dapat dilakukannya sendiri. Anakmengamati bentuk bunga kol yang ada ditangannya (menjadi pembelajar mandiri/learnerutonomy); dan memperhatikan cara guru atauteman lainnya memetik kuntum bunga kol(menjadi pembelajar kelompok/cooperativelearning).

Dalam hal memetik kuntum bunga kol,pemagangan kognitif tampil dengan ciri khasnyayaitu modeling oleh guru, penekanan; yaitutekanan proses belajar pada latihanketerampilan otot jari, explorasi; yaitu mengenaimanfaat, habitat dan pengolahan sayur bungakol dan petunjuk yang meningkatkompleksitasnya; yaitu mulai dari mengenggam- memetik – mengelompokkan – menghitungkuntum bunga kol. Instruksi pelajaran; yangmenuntun anak melakukan sesuatu denganperintah yang jelas - meminta anak memetikkuntum bunga kol yang ada di gengamantangannya sampai selesai; dapatmenumbuhkan ketekunan dalam diri anakuntuk mencapai keberhasilan (aspek emosional).Guru melakukan proses assessment dengansebelumnya sudah mengetahui level of actualdevelopment; yaitu belum tentu semua anak telahdapat memetik kuntum bunga kol (menurut TableChild Development). Sedangkan level of potentialdevelopment yang akan diobservasi adalah anakmampu memetik kuntum bunga kol palingsedikit 8 kuntum.

Dalam 5 – 10 menit pertama, dapatdiprediksi bahwa anak akan mengalamikesulitan karena jari-jari tangan belum terbiasamemetik kuntum bunga kol. Di saat ini, guruperlu menahan diri dan memberikankesempatan pada anak untuk mengalamikesulitan; guru perlu tahu saat yang tepat untukmemberikan bantuan. Hindari bentuk-bentukinterferensi yang berpotensi menggangu proses

Page 71: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

64 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Scaffolding pada Program Pendidikan Anak Usia Dini

belajar anak. Anak akan menyerukanpermintaan bantuan. Di sinilah, gurumenerapkan scaffolding; yaitu berupa memegangjari anak dan memberi kekuatan tertentu untukmemetik kuntum bunga kol bersama. Setelah itu,berilah kesempatan anak untuk kembalimencoba sendiri; tariklah scaffolding secarabertahap. Setelah paling sedikit 8 kuntum bungakol berhasil dipetik oleh jari tangan anak sendiri,maka anak telah mencapai level of potentialdevelopment. Kadang kala sangat menarik danlucu, saat terjadi anak berusaha menolong temanuntuk memetik kuntum bunga kol; membagikanketerampilan yang baru saja dikuasainya; yangsebetulnya merupakan suatu bentukinternalisasi konsep pengetahuan baru ke dalamdirinya. Kejadian seperti ini dapat menjadisumber tulisan narasi yang kreatif untukdicatatkan dalam laporan perkembangan anak.

Implementasi scaffolding lainnya jugaterlihat dalam contoh lebih sederhana sebagaiberikut: seorang anak perempuan yang berumur2,5 tahun dengan gembira memilih danberusaha mengenakan sendiri baju yang akandipakainya dan tidak mengijinkan ibunyamembantu. Pada usia 2,5 tahun menurut tabelPerkembangan Anak (Child Development); tingkatperkembangan riil (level of actual development)pada aspek intelektual antara lain adalah anakmemiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi; danpada aspek fisik sedang ingin mencobamelenturkan otot jemari tangannya. Anak belumdapat mengenakan baju sendiri, tetapimembutuhkan bantuan; berarti anak beradapada tingkat perkembangan potensial (level ofpotential development).

Pada waktu ini potret pembelajarankonstruktivisme sedang berlangsung; yaitupengetahuan dibangun sendiri oleh anak secaraaktif; tekanan proses belajar adalah pada anakdan bukan pada hasil belajar. Saat sang ibumengamati anak sedang berusaha dengansungguh-sungguh mengenakan baju, timbulkeinginan yang sangat besar untuk segeramembantu; tetapi anak belum merasa perluadanya scaffolds. Bila scaffolds tidak tepat waktu,akan terjadi interferensi; anak tidak merasakankeberhasilan pencapaian suatu indikator;bantuan ibu akan menyelesaikan semua prosesmengenakan baju.

Beberapa saat kemudian anak menyerukanperlunya bantuan; ini menunjukkan aspek emosiyang sesuai yaitu anak segera mencaripertolongan untuk mendapatkan bantuan. Saat

anak telah membuka diri terhadap bantuan,scaffolding dibutuhkan. Ibu berperan sebagaifasilitator; mencontohkan cara mengancing satumata kancing baju. Pada waktu ini, ibu berbicaramengenai cara mengancing baju dan akanmenjadi kosa kata baru bagi anak (aspek bahasa).Komunikasi dan penggunaan bahasa menjadisuatu media yang baik untuk melancarkaninternalisasi konsep ke dalam diri anak. Anakmengendapkan konsep itu ke dalam pikirannya;biasanya muncul dalam bentuk self talk anakkepada dirinya.

Setelah mendapatkan scaffolds, anak akanmencoba lagi mengenakan bajunya. Disini,bentuk scaffolding telah cukup dan perludihentikan secara bertahap. Anak telahmenguasai keterampilan mengenakan baju lebihbaik dari sebelumnya. Anak merasakankeberhasilan mencapai suatu indikator.

Dari dua contoh sederhana di atas dapatlahdisepakati bahwa suatu pemberian scaffoldingyang efektif adalah tepat waktu dan setelah ituditarik kembali secara bertahap setelah ditandaidengan diperolehnya keterampilan baru yanglebih baik dari sebelumnya yang berhasildilakukan sendiri oleh anak pada tingkatperkembangan potensialnya. Dengan demikian,penilaian terhadap anak mencakup tingkatperkembangan riil; yaitu ketika anakmendemonstrasikan suatu keterampilan tanpabantuan; sampai dengan tingkat perkembanganpotensial (level of potential development). Bentukassessment dapat berupa laporan narasi yangmenyebutkan perbandingan dan bentukkeberhasilan kedua level perkembangan tersebut.

Penutup

Implementasi scaffolding dapat dengan mudahkita temukan dan terapkan dalam kehidupansehari-hari anak usia dini. Faktor-faktor yangsederhana namun penting untuk diingat dalamimplementasi scaffolding adalah bahwa pertama,kebutuhan terhadap scaffloding datang dariinisiatif anak; karena kalau bukan datang darianak, scaffolding akan berubah menjadi suatuinterferensi terhadap proses belajar anak. Suatuinterferensi terhadap proses belajar anakdisadari atau tidak akan menyemaikan sifatketergantungan yang akan menimbulkankesulitan yang lebih besar lagi di masa depan.

Yang kedua, scaffolding sesuai dengan pesanpendidikan Vygotsky adalah menyediakan

Page 72: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

65Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Scaffolding pada Program Pendidikan Anak Usia Dini

lingkungan sosial yang kaya dengan aktifitasyang berada dalam zona perkembangan terdekatanak dan kesempatan yang melimpah untukbermain peran (make-believe play). Situasi belajaryang baik akan mereduksi peran guru (teachercentered) dan meningkatkan kemandirian belajaranak (student centered); sedemikian hinggamuncul suasana yang merangsang tumbuhnyasifat pembelajaran dengan disiplin diri tinggiuntuk tingkat pendidikan yang lebih lanjutkelak.

Daftar Pustaka

Berk, Laura E. (2006). Child development 7th

Edition. USA: Pearson InternationalEdition

Collins, A., Brown, J. S., & Newman, S. (1989).Cognitive apprenticeship: Teaching the craftof reading, writing, and mathematics. In L.B. Resnick (Ed.). Knowing, learning, andinstruction: Essays in honor of Robert Glaser.Hillsdale, NJ: Lawrence ErlbaumAssociates, Inc

Rogoff, Barbara (1995,1998,2003). Observingsociocultural activity on three planes:Participatory appropriation, guidedparticipation, and apprenticeship. In J.V.Wertsch, P. del Rio, & A. Alvarez (Eds.),Sociocultural studies of the mind (pp. 139-164). New York, NY: CambridgeUniversity Press

Vygotsky, L.S. (1962). Thought and language.Cambridge, MA: MIT Press. (Originalwork published 1934)

Vygotsky, L.S. (1978). Mind in society: Thedevelopment of higher psychologicalprocesses. Cambridge, MA: HarvardUniversity Press

Wilson, B., & Cole, P. (1994, April). Aninstructional-design review of cognitiveteaching models. Paper presented at themeeting of the American EducationalResearch Association, Chicago, IL

www.edb.utexas.edu/csclstudent/dhsiao/theories.html#apprentice (pembacaantanggal 15 Mei 2007)

Page 73: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pembentukan Konsep Diri Siswa

Pembentukan Konsep Diri Siswamelalui Pembelajaran Partisipatif

(Sebuah Alternatif Pendekatan Pembelajaran di Sekolah Dasar)

Melanie D. Murmanto*)

*) Guru SDK 1 BPK PENABUR Jakarta

Opini

emahaman konsep diri yang positif pada siswa perlu dilaksanakan oleh orang tua maupunguru dengan penuh tanggungjawab sehingga siswa dapat meraih masa depan yang lebihbaik. Untuk mencapai konsep diri yang positif pada diri siswa, belajar dinamik sertapembelajaran partisipatif adalah metode dan teknik yang sangat sesuai diterapkan di sekolah,

karena siswa ikut terlibat langsung dalam proses pembelajaran sejak awal perencanaan, strategipelaksanaan hingga evaluasi pembelajaran. Belajar dinamik dan pembelajaran partisipatif menjadilebih mudah dilaksanakan karena didukung Kurikulum Berbasis Kompetensi yang lebih menekankanpada proses dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain: siswa diberikesempatan mengkomunikasikan gagasan, menunjukkan kemampuan berpikir kritis serta menunjukkanmotivasi dan percaya diri dalam belajar secara mandiri maupun bekerjasama dalam kelompok.Dengan terlibatnya siswa dalam seluruh proses kegiatan belajar, berarti siswa menjadi lebih menguasaimateri pelajaran dan siswapun akan mendapat pengalaman berharga saat berinteraksi dengan gurudan teman-temannya, sehingga sosialisasi dan konsep diri siswa dapat terbentuk secara positif.

Kata kunci : Siswa, guru, konsep diri positif, belajar dinamik, pembelajaran partisipatif, KurikulumBerbasis Kompetensi (KBK)

Both parents and teachers should develop students self conceptualization to strengt hen their motivationand self confidence. This article discusses dynamic learning and participative learning as appropriatemethods to be applied at school. These methods enable the students to participate in planning,implementation, and evaluation process. Students involement in the whole instructional process willenforce learning experience and improve their learning achievement.

Abstrak

P

Pendahuluan

Aspek fisik setiap anak akan mengalamipertumbuhan dan perkembangan sejalanbertambahnya usia mereka. Kemudian terjadipeningkatan fungsi dari berbagai aspek fisiktersebut. Bersamaan itu terjadi perkembanganyang bersifat psikis yang meliputi aspekpsikologis dan sosial. Indikatornya adalah,mereka lebih bertanggung jawab, mandiri,mampu beradaptasi, keinginan berkreasi,mengembangkan kemampuan diri hingga

kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri sertakeinginan untuk dihargai. Aktualisasi diri dankeinginan dihargai biasanya diperoleh denganmelakukan berbagai kegiatan yangmenghasilkan suatu jasa atau karya sehinggamendapatkan suatu prestasi atau prestise yangmemuaskan. Untuk mencapai itu semua, orangtua, guru dan lingkungan sangat berperanmenumbuhkan kematangan setiap anak (siswa)sehingga ia dapat menemukan konsep diri yangmantap. Lingkungan harus mampu menyulut ataumemicu suatu perubahan agar anak mampumenemukan dan mengembangkan konsepdirinya.

Page 74: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

67Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pembentukan Konsep Diri Siswa

Soetjipto dan Raflis K (1999) dalambukunya “Profesi Keguruan” mengemukakan,guru merupakan jabatan yang melibatkankegiatan intelektual. Artinya di dalamnya terjadiproses pembelajaran berbagai aktivitas yangdilakukan untuk daya intelektual siswa. Jabatanguru lebih mementingkan sisi pelayanan. Dalamperspektif ini, aktivitas mengajar mengandungnilai sosial yang tinggi sehingga dapatmempengaruhi kehidupan siswa untuk meraihmasa depan yang lebih baik.

Mengingat peran guru dalam prosespembelajaran sangat berpengaruh padaintelektual, emosional dan spiritual anaksehingga akhirnya menentukan kualitas masadepan anak, maka sangatlah bijak apabila gurumengenal perkembangan anak sesuai denganusianya. Dengan demikian guru dapatmelakukan proses pembelajaran denganmengikuti kebutuhansiswanya.

Elizabeth B. Hurlock(1980) dalam bukunya“ P s i k o l o g iP e r k e m b a n g a n ” ,menegaskan bahwa,kematangan dan belajarmemainkan peranpenting dalamp e r k e m b a n g a n .Kematangan ataumaturity adalahterbukanya sifat-sifat bawaan individu.Kematangan memberikan bahan dasar untukbelajar dan menentukan pola-pola umum danurutan-urutan perilaku yang lebih umum.Belajar adalah perkembangan yang berasal darilatihan dan usaha pada pihak individu.

Konsep diri terbentuk secara positif apabilaorang tua dan guru banyak memberipenghargaan terhadap usaha yang telahdilaksanakan sesuai tugas yang diterima anak.Dengan melibatkan dalam pelaksanaan prosespembelajaran akan membuat anak merasadihargai, dapat mengaktualisasikan dirinya danpasti akan membentuk konsep diri yang baik.

Singgih D. Gunarso (2002), mengemukakanuntuk membentuk konsep diri siswa yang baikperlu dipersiapkan sebuah kurikulum yangmeliputi aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.Siswa harus dibiasakan belajar dengan aktivitassendiri dan bukan secara pasif mengharapkan“hasil kunyahan” dari guru

Untuk itulah artikel ini mencoba memberigagasan-gagasan konstruktif agar konsep dirisiswa dapat dibentuk melalui sebuahpendekatan pembelajaran partisipatif.

1. Pengertian Konsep DiriMenurut Adi W. Gunawan (2005), yangmenyebut dirinya seorang Re-Educator dan MindNavigator mengatakan konsep diri diibaratkansebagai sebuah sistem yang menjalankankomputer mental yang mempengaruhikemampuan berpikir seseorang. Konsep diriyang telah ter-install akan masuk ke pikiranbawah sadar dan mempunyai bobot pengaruhsebesar 88% terhadap level kesadaran seseorang.Semakin baik konsep diri maka akan semakinmudah seseorang untuk berhasil.

Konsep diri seseorang dapat dilihat darisikap mereka. Konsep diri yang jelek akan

mengakibatkan rasatidak percaya diri, tidakberani mencoba hal-halbaru, tidak beranimencoba hal-hal yangmenantang, takut gagal,takut sukses, merasa diribodoh, rendah diri,merasa tidak berharga,merasa tidak layak untuksukses, pesimis, danmasih banyak perilakuinferior lainnya.

Sebaliknya orang yang konsep dirinya baik akanselalu optimis, berani mencoba hal-hal baru,berani sukses, berani gagal, percaya diri,antusias, merasa diri berharga, beranimenetapkan tujuan hidup, bersikap dan berpikirpositif, dan dapat menjadi seorang pemimpinyang handal.

Sedangkan Jacinta F. Rini (2002),mengartikan konsep diri secara umum sebagaikeyakinan, pandangan atau penilaian seseorangterhadap dirinya. Seseorang dikatakanmempunyai konsep diri negatif jika ia meyakinidan memandang bahwa dirinya lemah, tidakberdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidakkompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidakdisukai dan kehilangan daya tarik terhadaphidup. Sebaliknya seseorang dengan konsep diripositif akan terlihat lebih optimis, penuh percayadiri dan selalu bersikap positif terhadap segalasesuatu, juga terhadap kegagalan yangdialaminya.

...untuk membentukkonsep diri siswa yang baikperlu dipersiapkan sebuahkurikulum yang meliputi

aspek kognitif, psikomotorikdan afektif.

Page 75: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pembentukan Konsep Diri Siswa

2. Proses Pembentukan Konsep DiriProses pembentukan konsep diri dimulai sejakmasih kecil. Masa kristis pembentukan konsepdiri adalah saat anak masuk sekolah dasar.Mengutip pendapat Glasser, seorang pakarpendidikan dari Amerika, Adi Gunawanmenyatakan bahwa lima tahun pertama di SDakan menentukan “nasib” anak selanjutnya.Pendapat ini sejalan dengan apa yangdikemukakan Jacinta F. Rini. Ia berpendapat,konsep diri terbentuk melalui proses belajar sejakmasa pertumbuhan seseorang manusia dari kecilhingga dewasa. Lingkungan, pengalaman danpola asuh orang tua turut memberikan pengaruhyang signifikan terhadap konsep diri yangterbentuk. Sikap atau respon orang tua danlingkungan akan menjadi bahan informasi bagianak untuk menilai siapa dirinya.

Oleh sebab itu, seringkali anak-anak yangtumbuh dan dibesarkan dalam pola asuh yangkeliru dan negatif atau pun lingkungan yangkurang mendukung, cenderung mempunyaikonsep diri negatif. Jadi, anak menilai dirinyaberdasarkan apa yang dialami dan apa yangdiperoleh dari lingkungan. Jika lingkunganmemberikan sikap yang baik dan positif, makaanak akan merasa dirinya cukup berhargasehingga tumbuhlah konsep diri yang positif.

3. Belajar dinamikMelibatkan siswa dalam aktivitas pembelajaranbukan hanya sekedar siswa mendengarkan,melaksanakan tugas, dan berakhir denganpenilaian terhadap tingkat keberhasilan siswadalam penguasaan materi. Namun lebih dari itudinamakan dengan belajar dinamik.

Belajar dinamik sifatnya sangat kompleks,karena menyangkut lahirnya sumber-sumberenergi psikis, yang seolah-olah merupakanbahan bakar yang memberikan kekuatan dandorongan kepada orang untuk melakukanberbagai aktivitas, di antaranya kegiatan belajar.Sumber-sumber energi psikis itu adalahkemauan, sikap, motif dan perasaan. Di dalambelajar dinamik, dibentuk kemauan, sikap, motifdan modalitas perasaan, yang semuanyamengambil bagian dalam pembentukan watak.Jika konsepsi dari WS. Winkel ini benar-benardihayati, maka sepertinya ada titik temu denganorientasi dari kurikulum 2004 atau KurikulumBerbasis Kompetensi (KBK) yang lebihmenekankan pada proses dan keaktifan siswa.Dengan demikian aktivitas pembelajaran dapatdipersiapkan bersama-sama (guru dan siswa),

mulai dari penentuan materi pelajaran, aktivitasyang sesuai untuk mencapai tujuan sampai padatahapan evaluasi. Semua kegiatan inidiharapkan dapat membangkitkan semangatbelajar siswa. Ketika terjadi interaksi denganguru serta teman-temannya dapat menjadisebuah pengalaman berharga dalam upayamembentuk perilaku, watak, kepribadian,konsep diri yang baik.

Di dalam Kurikulum 2004 dirumuskansuatu standar kompetensi lintas kurikulum.Kompetensi-kompetensi itu siswa dapat: (1)menggunakan bahasa untuk memahami,mengembangkan dan mengkomunikasikangagasaan serta informasi sehingga dapatberinteraksi dengan orang lain; (2) menunjukkankemampuan berpikir konsekuen, berpikir lateral,berpikir kritis, memperhitungkan peluang danpotensi, serta siap untuk menghadapi berbagaikemungkinan; dan (3) menunjukkan motivasidan percaya diri dalam belajar, mampu bekerjamandiri, dan mampu bekerja sama dengan oranglain.

4. Pembelajaran PartisisipatifPembelajaran partisipatif memiliki prinsiptersendiri dalam kegiatan belajar mengajar.Prinsip utama adalah siswa atau peserta didikmemiliki kebutuhan belajar, memahami teknik-teknik belajar, dan berperilaku belajar. Dari sisiguru, ia harus menguasai metode dan teknikpembelajaran, memahami materi, berperilakumembelajarkan anak didik. Sudjana (2001)dalam bukunya “Metode dan TeknikPembelajaran Partisipatif” memaparkan enamtahapan kegiatan yang berurutan dalampelaksanaan pembelajaran partisipatif, yaitupembinaan keakraban; identifikasi kebutuhandan sumber serta kemungkinan hambatan;perumusan tujuan belajar; penyusunanprogram kegiatan belajar; pelaksanaan kegiatanpembelajaran; dan evaluasi.a. Tahap pembinaan keakraban

Tahap ini bertujuan membangun sebuahkondisi agar peserta didik siap melakukankegiatan pembelajaran. Terciptanyasuasana yang akrab di antara peserta didikmemungkinkan dikembangkan sikapterbuka, saling mempercayai, dan salingmenghargai. Dalam kegiatan belajar(diskusi), siswa diberi kesempatan untukmengeluarkan pendapat, bertanya danmenjawab pertanyaan sehingga ia merasakehadirannya dihargai.

Page 76: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

69Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pembentukan Konsep Diri Siswa

Apabila langkah ini berjalan dengan baik,siswa akan merasa bahwa keberadaandirinya tidak sia-sia. Penulis yakin dalamdiri siswa akan tertanam konsep diri positif.Dengan demikian ia siap untuk terlibatsecara aktif dalam proses pembelajaran.

b. Tahap Identifikasi Kebutuhan, Sumber danHambatanTahap ini pendidik melibatkan siswamengenali, menyatakan, dan merumuskankebutuhan belajar, sumber-sumber yangtersedia dan hambatan yang mungkindihadapi dalam kegiatan belajar. Tujuanadalah memotivasi peserta didik agarkegiatan belajar itu dirasakan menjadimiliknya. Siswa harus didorong untukmenyatakan kebutuhan belajar,pengalaman belajar seperti apa yangmereka inginkan.Jika langkah ini berjalan dengan baik, siswaakan merasa bahwa apa yang menjadikebutuhannya bisa terpenuhi. Dengandemikian dalam siswa ada sense of belongingterhadap apa yang akan dilaksanakandalam pembelajaran. Rasa memilikimerupakan salah satu indikator bahwaseseorang mempunyai konsep diri positif.

c. Tahap Perumusan Tujuan BelajarKegiatan dalam tahap ini ditandai olehkeikutsertaan peserta didik dalammenentukan tujuan belajar yang akandicapai. Perumusan tujuan belajar atauhasil belajar untuk memotivasi pesertadidik. Tujuan belajar berfungsi pula sebagaipengarah kegiatan belajar dan sebagai tolokukur efektivitas pembelajaran.Dalam kurikulum 2004 dinamakan dengankompetensi, sedangkan menurutKurikulum Tingkat Satuan Pendidikandinamakan dengan indikator.Melalui tujuan belajar yang jelas danterarah, apalagi siswa juga dilibatkandalam merumuskan tujuan itu, maka siswamerasa bahwa semua aktifitas yang akandilaksanakan adalah dalam rangkamencapai tujuan yang telah ditentukansendiri. Dalam tataran yang lebih luas,siswa akan mampu menentukan tujuanhidup yang akan dicapai.

d. Tahap Penyusunan Program KegiatanBelajarTujuan yang terkandung dalam tahapkegitan ini adalah supaya peserta didikdapat memiliki pengalaman bersama dalam

menyatakan, memilih, menyusun, danmenetapkan program kegiatan belajar yangakan mereka tempuh. Penyusunan programkegiatan belajar dapat dilakukan denganmenggunakan teknik-teknik pembelajaranseperti diskusi kelompok, analisis tugas,simulasi, presentasi.Konsep diri yang terbentuk dalam tahap iniadalah, siswa bertanggung jawab ataspilihan berbagai program dan kegiatanyang telah ditentukan bersama.

e. Tahap Pelaksanaan Kegiatan PembelajaranTahap pelaksanaan kegiatan pembelajaranditandai oleh keikutsertaan peserta didikdalam pengelolaan kagiatan pembelajaran.Keiikutsertaannya diindikasikan melaluitugas dan tanggung jawab. Tugas pesertadidik adalah belajar, sedangkan tanggungjawabnya melibatkan diri secara intensdalam proses pembelajaran sesuaikesepakatan bersama pada saatpenyusunan program.Teknik-teknik pembelajaran yang dapatdigunakan dalam tahap ini misalnyadengan tanya jawab, diskusi, analisismasalah, studi kasus, kunjungan studi,simulasi, bermain peran.Konsep diri yang terbentuk melalui tahapini adalah, siswa mengerti danmenginternalisasikan dalam dirinya apayang menjadi tugas dantanggungjawabnya. Siswa tahu apa yangharus diperbuat.

f. Tahap EvaluasiKegiatan pembelajaran pada tahap iniditandai dengan keterlibatan peserta didikdalam penilaian. Penilaian merupakanupaya mengumpulkan, mengolah, danmenyajikan data atau informasi mengenaikegiatan pembelajaran sebagai masukanuntuk mengambil keputusan. Aspekkegiatan yang dinilai meliputi proses, hasil,dan pengaruh kegiatan pembelajaran.Penilaian terhadap proses bertujuan untukmengetahui tingkat kesesuaian antarapelaksanaan kegiatan pembelajarandengan rencana yang telah ditetapkan.Penilaian hasil mencakup perubahantingkah laku seperti pengetahuan,keterampilan, sikap, dan nilai yang telahdiperoleh perserta didik. Penilaianpengaruh untuk mengetahui sejauh manahasil belajar mempunyai dampak terhadapkehidupan peserta didik.

Page 77: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pembentukan Konsep Diri Siswa

Konsep diri yang terbentuk melaluikegiatan evaluasi adalah, siswa tahukelebihan dan kekurangan yang ada padadirinya. Kelebihan yang ada terusdipertahankan dan kekurangannya harusdicari jalan pemecahannya. Berpijak daripemahaman ini siswa akan mampumenemukan serangkaian langkah konkretsupaya kelebihan yang ada dapatdipertahankan, sedangkan kekurangannyadapat dihilangkan. Misalnya, mencoba hal-hal baru, berani sukses, dan juga beranigagal.Oleh karena itu, guru hendaknya kreatif

untuk mendesain sebuah proses pembelajaranyang mampu mencapai kompetensi lintaskurikulum tersebut. Secara konkrit penulismencoba memberi gagasan aplikatifpembelajaran partisipatif di sekolah dasarseperti berikut.

Aplikasi Pembelajaran Partisipartif di SekolahDasar1. Kelas : 5 Sekolah Dasar2. Bidang Studi : Ilmu Pengetahuan Sosial3. Kompetensi : Siswa mampu mendeskripsikan

kerajaan dan peninggalanmasa Hindu, Budha, dan Islamdi Indonesia

4. Hasil Belajar :a. Siswa dapat mengidentifikasi kerajaan dan

peninggalan Hindu di Indonesiab. Siswa dapat mengidentifikasi kerajaan dan

peninggalan Budha di Indonesiac. Siswa dapat mengidentifikasi kerajaan dan

peninggalan Islam di Indonesia

5. Pokok Bahasan: Kerajaan Hindu, Budha, danIslam di Indonesia

6. Waktu : 2 x 40 menit

Kegiatan Perencanaan Pembelajaran

1. Guru harus memahami terlebih dahulukompetensi dasar dan hasil belajar yangharus dikuasai oleh siswa.

2. Guru menyiapkan sumber belajar. Dari kompetensi dan hasil belajar yang

harus dikuasi siswa tersebut, guru memilihsumber belajar. Sumber belajar yang dipilihadalah Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas5 Sekolah Dasar, terbitan Grasindo, Jakarta.

3. Guru menentukan materi esensial. Dari pokok bahasan tersebut di atas, guru

harus menentukan materi-materi esensial

yang memang mendukung penguasaankompetensi dan hasil belajar siswa. Materiesensial itu seperti berikut.a. Kerajaan Hindu di Indonesia

Kutai di Kalimantan Timur, pendirinyaKudunga, rajanya yang terkenalMulawarman.

Tarumanegara di Jawa Barat, dipengaru-hi oleh Purnawarman.

Kediri di Jawa Timur, rajanya Jayabayadan Kertajaya.

Singasari di Jawa Timur, rajanya KenArok dan Kertanegara.

Majapahit di Jawa Timur, rajanya RadenWijaya, Hayam Wuruk

Peninggalan Hindu Seni Bangunan : Candi Prambanan,

Candi Jago, Singasari, Jawi, Kidal Seni ukir : Ukiran arca (patung)

Siwa, Durga, Ganesha. Karya Sastra : Kitab Smaradhabara

karangan Empu Dharmaja. Kitab Negarakertagama karangan Empu

Prapanca. Kitab Sutasoma karangan Empu Tantu-

lar. b. Kerajaan Budha di Indonesia, uraian

seperti poin a dengan materi berbeda. c. Kerajaan Islam di Indonesia, uraian

seperti poin a dengan materi berbeda.

Reni, Akbar Hawadi (2003) mengemukakan,belajar dari berbagai sumber memperkayapengetahuan, menambah pemahaman sertapenguasaan siswa terhadap suatu materi.Berpijak dari pendapat tersebut maka guru harusmencari sumber-sumber lain untuk memperkayamateri. Bisa juga sumber materi berasal dari siswasendiri yang dibawa dari rumah atauperpustakaan. Dengan kegiatan ini siswabertanggung jawab terhadap tugasnya. Karenamampu melaksanakan tugasnya, dalam dirisiswa ada rasa dipercaya karena apa yangmereka cari dimanfaatkan oleh seluruh kelas.

Strategi PelaksanaanPembelajaran

a. Siswa Melaksanakan Tugas KelompokSiswa membentuk kelompok, setiap kelompokterdiri atas 5 siswa. Tugas kelompok adalahmencari informasi tentang Kerajaan Hindu,

Page 78: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

71Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pembentukan Konsep Diri Siswa

Budha, dan Islam di Indonesia dari buku sumberyang dibawa dari rumah atau yang telahdisediakan oleh guru. Dari buku sumber tersebutsiswa merangkum materi yang dianggappenting dan menuliskannya pada selembarkertas. Dapat juga masing-masing siswamerangkum materi dari rumah, kemudiandibawa ke sekolah dan mendiskusikan dalamkelompoknya sehingga tersusun menjadi suaturangkuman materi untuk kelompok tersebut.

Jika dalam satu kelas ada 6 kelompok, makasudah terkumpul 6 proyek berupa rangkumansingkat. Kemungkinan ada rangkuman materiyang sama antara kelompok yang satu denganyang lain. Maka perlu ditentukan materi yangdianggap lengkap dan menambah informasibaru dari pokok materi yang sedang dibahasdengan persetujuan seluruh kelompok melaluipembahasan bersama-sama di dalam kelas.Untuk menentukan kelompok yang lengkap dankaya informasi baru dapat ditempuh dengancara: (1) Setiap kelompok yang diwakili olehseorang siswa mempresentasikan rangkumankelompoknya di depan kelas; (2) Setelah semuakelompok selesai presentasi, siswa dalam kelaslangsung membahas bersama dan menentukanrangkuman dari kelompok mana yang akandiambil sebagai materi tambahan. Usahakanpenentuan tersebut dilakukan secara demokratisdengan alasan yang dapatdipertanggungjawabkan; (3) Berdasarkan 6rangkuman yang telah dibahas bersama,terkumpullah sebuah rangkuman yangdigunakan sebagai materi tambahan yang akandisatukan dengan materi yang diberikan olehguru sehingga menjadi sebuah materi yangwajib dipelajari dan sesuai dengan kurikulumdan silabus serta tema semester/bulan tersebut.Contoh materi tambahan dari siswa dapatdilihat seperti ini.

Peninggalan sejarah bercorak Hindu.1. Nenek moyang kita mempunyai kepercaya-

an Animisme dan Dinamisme, kemudianmenjadi Politeisme.

2. Patung Trimurti adalah tiga dewa utama:Dewa Brahma (pencipta), Wisnu(pemelihara) dan Syiwa (perusak).

3. Prasasti batu yang bertuliskan catatankejadian sejarah, dituliskan dengan hurufPallawa dalam bahasa Sansekerta.Konsep diri yang terbentuk melalui kerja

kelompok adalah, bahwa setiap siswabertanggung jawab terhadap keberhasilan

kelompok. Bukan berpikir untuk keberhasilandirinya. Yang sangat penting adalah, jika materitambahan yang dibahas dalam tugas kelompokitu menjadi bagian dari materi utama, siswamerasa bahwa jerih payahnya dihargai.

b. Presentasi Materi dari Guru dan Siswa

Materi yang telah disiapkan oleh guru dan materitambahan yang telah disiapkan siswa adalahmateri wajib untuk dipelajari bersama. Semuamateri tersebut diketik oleh guru dandiperbanyak, kemudian dibagikan kepadasemua siswa. Strategi pembelajaran yang dapatdilakukan, materi yang dipersiapkan gurudijelaskan oleh guru sendiri dan materi dari hasilkontribusi siswa dijelaskan oleh siswa atau yangditunjuk untuk mewakilinya.

Supaya lebih jelas lagi, guru mengulangiseluruh materinya sampai siswa mengerti benar.Dalam sesi ini dapat dilakukan tanya jawab ataudiskusi. Pastikan guru menggunakan berbagaialat peraga atau media untuk memperkuat dayaingat siswa.

Konsep diri yang dapat terbentuk melaluikegiatan presentasi ini adalah siswa memilikirasa percaya diri yang tinggi. Mengapa? Karenamateri tambahan digunakan sebagai materiwajib, dan siswa diberi kesempatan untukmempresentasikannya.

c. Evaluasi Pembelajaran

Dari materi wajib yang telah ditentukan, setiapkelompok berkumpul untuk membuatpertanyaan-pertanyaan tertulis dengan soalpilihan, isian, dan uraian). Setiap kelompokdiberi batasan materi sehingga pertanyaan tidakkeluar dari konteks. Misalnya kelompok 1 – 2pertanyaannya tentang kerajaan Hindu,kelompok 3 – 4 kerajaan Budha dan kelompok 5– 6 kerajaan Islam. Semua pertanyaan yang telahdibuat oleh setiap kelompok dikumpulkan dankembali dibahas secara demokratis untukmenentukan soal-soal yang akan dipakai dalamevaluasi.Terkumpullah soal evaluasi, misalnya:1. Kerajaan Kutai dipimpin raja bernama .... A. Jayabaya B. Ken Arok C. Mulawar-

man.2. Mahapatih Gajah Mada berasal dari kerajaan

.... A. Kediri B. Majapahit C. Singasari3. Kepercayaan yang dianut oleh nenek

moyang kita adalah ....

Page 79: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pembentukan Konsep Diri Siswa

A. Animisme B. Islam C. Hindu4. Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa adalah 3

dewa utama yang disebut …. A. Trisakti B. Triwarna C. Trimurti5. Dan seterusnya

Soal evaluasi yang telah dibuat oleh siswa(± 25%) digabung dengan soal evaluasi yangdisusun guru (± 75%) menjadi sebuah “banksoal” kecil-kecilan. Diharapkan saat ulangansiswa dapat mengerjakan dengan antusias danpercaya diri karena sebagian materi dan soalevaluasi merupakan kontribusi dari siswasendiri.

Dengan percaya diri maka akan membentukkonsep diri yang positif pada siswa. Dalamdirinya ada keyakinan bahwa ia dapatmenyelesaikan soal-soal evaluasi karena iasendiri yang membuatnya.

d. Tempat, Waktu dan MetodeKetika melaksanakan tugas kelompok ataudiskusi untuk menentukan materi/evaluasi;tempat dapat dipilih di dalam kelas,perpustakaan, halaman sekolah yang nyamanatau di bawah pohon yang teduh. Alokasi waktupenyampaian tergantung banyak dan sedikitnyamateri yang akan disampaikan kepada siswa.Biasanya jumlah tatap muka atau pertemuandengan siswa untuk sebuah pokok bahasantelah ditentukan dalam struktur kurikulum/silabus. Namun demikian harus jugadisesuaikan dengan kebutuhan di lapanganserta kemampuan siswa.

Metode yang digunakan sangat variatif. Disini ada kerja kelompok, diskusi, pemberiantugas belajar dan resitasi; khususnya saatmembuat rangkuman materi dan soal evaluasi.Berbagai metode tersebut digunakan untukmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan,memupuk inisiatif dengan kegiatan yangberguna dan konstruktif.

Dalam artikel ini penulis mengembangkanmetode tersebut dengan lebih menitikberatkansasaran pembelajaran pada pembentukan rasapercaya diri dan rasa dihargai melalui kerjakelompok. Ini semua akan membentuk konsepdiri yang positif karena siswa sanggupmelaksanakan tugasnya. Guru harusmempunyai asumsi positif bahwa setiap anakpada dasarnya mampu mengerjakan tugas yangmenjadi tanggungjawabnya.

e. Diversifikasi Sasaran

Selain aplikasi yang sudah penulis paparkan diatas, kegiatan pembelajaran dapat didesaindengan kegiatan tambahan yang lebih menarikdengan tujuan menguatkan daya ingat siswaterhadap materi pelajaran yang sedangdipelajari, sekaligus menyalurkan beberapabakat siswa. Konsep ini oleh penulis disebutdengan diversifikasi sasaran. Misalnya aspekbahasa; siswa dapat membuat puisi, aspekapresiasi seni musik; siswa dapat mengubah syairlagu, bisa lagu daerah atau lagu-lagu yangsedangkan populer; aspek grafis; dapatmenggambar. Pengembangan sasaran tersebuttetap berada pada kerangka atau frame materiyang dibahas.

Diversifikasi sasaran itu sangat sesuaidengan apa yang dinamakan dengan quantumteaching. Oleh De Porter (2003) mengartikanquantum teaching sebagai orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaksi-interaksi inimencakup unsur-unsur untuk belajar efektifyang mempengaruhi kesuksesan siswa.Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuandan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yangakan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagiorang lain. Bakat yang teraktualisasi dapatmenjadi sugesti yang ampuh bagi siswa. Prinsipsemacam ini tergambar jelas dalam quantumlearning. Quantum learning prinsipnya adalahbahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhihasil situasi belajar, dan setiap detail apapunmemberikan sugesti positif dan juga negatif.Aktivitas membuat puisi, mengubah syair lagudan menggambar yang berkaitan dengan materiyang sedang dipelajari merupakan bagian darimomen belajar. Dengan bakat yang dimilikisiswa, dapat menjadi faktor pendukungkeberhasilan menguasai materi pelajaran. Ia bisamemberi sugesti pada setiap siswa bahwadirinya mampu melakukannya. Lagi-lagi konsepdirinya akan kemampuannya yang beragamdalam belajar terbentuk. Siswa mampu membuatpuisi, syair, bahkan menggambar.

Berikut ini penulis berikan contoh puisi,syair lagu, dan gambar sebagai wujud daritahapan diversifikasi sasaran tersebut di atas.

Page 80: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

73Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pembentukan Konsep Diri Siswa

1) Puisi

2) Syair laguSyair lagu Lenggang-LenggangKangkung dapat diubah syairnya sesuaidengan materi pelajaran. Di sinilahkompetensi guru untuk membawa siswamenghubungkan suatu lagu denganmateri pelajaran sangat diperlukan.

3) GambarMelalui kegiatan menggambar yangberkaitan dengan materi pelajaran,misalnya siswa menggambar tokohSidharta Budha Gautama dan SultanAgung, siswa mendapat kepuasantersendiri dalam menyalurkanbakatnya, sekaligus menimbulkan rasabangga terhadap kemampuan yangdimilikinya. Pada akhirnya, membentuk

konsep diri yangpositip, bahwadirinya mampum e l a k u k a nkegiatan kreatifdalam kaitannyadengan pel-ajaran. Selain itusiswa dapatbelajar akan nilai-nilai hidup yangada dari ke duatokoh masyhuritu. Nilai-nilaik e b e r a n i a n ,kebenaran, sosial,

kedamaian yang ada di kedua tokoh itubisa menjadi tambahan yang bergunauntuk membentuk konsep diri siswayang positif.

Menampilkan ekspresi dari bakat siswadengan mengkaitkan materi pelajaran akan

memberi beberapa keuntungan, antara lain: (l)secara umum siswa memiliki keterampilantambahan pada saat melakukan eksperimenmembuat puisi, syair lagu dan menggambar; (2)secara khusus siswa yang memang telah bakatdi bidang tersebut akan mendapat kepuasanbatin saat menuangkan ekspresinya; (3) memorisiswa bertambah dan semakin kuat karena terusberhubungan dengan materi tersebut.

Lenggang-Lenggang Kangkung

Lenggang-lenggang kang kung kang kung di ke bon pa laDe wa brah ma de wa wis nu dan de wa syi wa 2xSe mu a di ke nal de ngan pa tung tri mur ti

Na sib sung guh ber untung punya ke ka sih su ka ter ta waCan di pram ba nan ja wi se ni ba ngu nan a ga ma hin du 2xPa tung si wa ga ne sha dur ga di se but se ni u kir nya

Lenggang-lenggang kang kung kang kung da ri se ma rangKi tab su ta so ma o leh em pu tan tu lar 2xNe ga ra ker ta gama o leh em pu pra pan ca

Na sib ti dak ber un tung pu nya ke ka sih di re but o rangHa yam wu ruk ra ja nya dan ga jah ma da ma ha pa tih nya 2xBa ha sa san se ker ta hu ruf pa la wa ba tu pra sas ti

Kerajaan di IndonesiaPedagang India ke Indonesia sebarkan agama HinduMajapahit kerajaan bercorak HinduGajah Mada mahapatih dan Raden Wijaya, Hayam Wuruk rajanya

Agama Buddha dari India, pengajarnya Sidharta GautamaCandi Borobudur warisan yang dibangun SamaratunggaSriwijaya kerajaan bercorak Budha

Penyebar Islam di Indonesia para wali sangaNabi Muhammad sumber pengajarannyaKerajaannya Samudra Pasai, Mataram, Demak, dan Banten

Page 81: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

74 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Pembentukan Konsep Diri Siswa

Aplikasi pendekatan pembelajaran yangsudah penulis uraikan di atas tidak hanyaterbatas pada materi pengetahuan sosial,melainkan dapat diterapkan pada berbagaipelajaran lainnya seperti IPA, PKn, Agama.

Penutup

Sudah disebutkan di atas bahwa pembentukankonsep diri anak dimulai sejak masa kecil. Danlingkungan sekolah memberi kontribusi yangsangat besar. Karena itulah lingkungan sekolahkhususnya lingkungan kelas harusmenyediakan serangkaian suasana belajar yangmembantu pembentukan konsep diri anak.Suasana belajar yang dimaksud adalah berbagaipendekatan pembelajaran yang dapatmerangsang pembentukan konsep diri.Pendekatan pembelajaran itu salah satunyaadalah pembelajaran partisipatif. Denganmelibatkan siswa dalam sebuah aktivitaspembelajaran jauh lebih baik danmenguntungkan daripada hanya sekedarmelaksanakan instruksi guru untuk melihat,mengamati, membaca, mempelajari ataumengambil kesimpulan, karena denganketerlibatan siswa secara langsung akanmenghasilkan pengalaman yang berharga.Keterampilan dan kematangan berpikir, sikapterhadap sesama terutama saat berinteraksisemakin terbentuk.

Dengan bersama-sama bekerja, membahasmateri pelajaran yang akan digumuli terasa lebihdinamis. Dalam diri siswa akan timbul pancaransemangat secara jasmani maupun psikis (jiwa).Dalam diri siswa ada totalitas keterikatan yangmassif. Anak-anak berkembang karena jaringankerja antarmanusia, benda-benda dan peristiwayang mewarnai kehidupan mereka.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan Nasional (2004).Kurikulum 2004 Standar Kompetensi.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

De Porter, dkk (2000). Quantum learning.Bandung: Kaifa

De Porter, dkk. (2003). Quantum teaching.Bandung: Kaifa

Dunne R. (1996). Pembelajaran efektif. Jakarta:Grasindo

Gardner, Howard. (1993). Multiple intelligence.New York: Basic Books

Gunarsa, Singgih. (2002). Psikologi untukmembimbing. Jakarta: Gunung Mulia

Gunawan, Adi W. (2005). Konsep diri positif:Kunci keberhasilan hidup. (http:/www.tempakul.com)

Jacinta, Rini F. (2002). Konsep diri. http://www.e-psikologi.com/

Hawadi, Akbar, Reni. (2003). Psikologiperkembangan Anak. Jakarta: Grasindo

Hurlock B. Elizabeth. (1980). Perkembanganpsikologi. Jakarta: Erlangga

Raflis K , dan Soetjipto. (1999). Profesi keguruan.Jakarta: Rineka Cipta

Sujana. (2001). Metode dan teknik pembelajaranpartisipatif. Bandung: Rosdakarya

Stein, Steven J, dkk. (2002). Ledakan EQ. Bandung:Kaifa

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan konseling diInstitusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo

Page 82: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

75Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Telaah Kritis Terhadap Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Pendeta Sekolah

Telaah Kritis Terhadap Tugas dan Tanggung JawabJabatan Pendeta Sekolah di Lingkungan BPK PENABUR

Djudjun Djaenuddin Supriadi*)

*) Kepala Bidang Kerohanian BPK PENABUR Jakarta

Opini

ehadiran seorang Pendeta di lingkungan BPK PENABUR telah menjadi kerinduan sejaklama. Kehadiran tersebut dimungkinkan karena telah menjadi keputusan dalam tingkatSinodal pada tahun 1984. Keputusan tersebut juga telah dilengkapi dengan tata laksanatugas pendeta sekolah. Seiring dengan perjalanan waktu ternyata Tata Laksana tersebut

perlu ditelaah lebih dalam. Tulisan ini merupakan telaah terhadap tugas dan tanggung jawabjabatan Pendeta Sekolah. Penelaahan pertama-tama dilakukan dengan melihat dokumen-dokumenyang ada, kemudian penulis mencoba melakukan penelaahan secara kritis terhadap tugas tersebut.

Kata kunci : Pendeta Sekolah, Tata Laksana GKI SW Jabar, Pendidikan Agama Kristen.

The presence of chaplain in BPK PENABUR society has become a longing for long time. This presence couldhappen as a result of the decision in the church synod in 1984. The decision is supplemented with theguidelines of the chaplain role. As the time has been passing by, the guidelines seem need to be analysed indepth. Based on the document study this article presents some critical review and suggestion on the functions,tasks, and responsibility of the chaplain.

Abstrak

K

Pendahuluan

Jabatan Pendeta Sekolah di lingkungan BPKPENABUR sebenarnya telah dimungkinkansejak dikeluarkannya keputusan persidanganMajelis Sinode ke-44 Gereja Kristen IndonesiaSinode Wilayah (GKI SW) Jabar yangdilaksanakan di Linggar Jati pada tahun 1986.Tetapi yang menjadi pertanyaan adalahmengapa jabatan yang menurut penulis strategisdan penuh bermakna tersebut sampai sekarangkurang diminati oleh para lulusan teologiautusan Sinode GKI SW Jabar ataupun pendeta-pendeta dilingkungan Sinode GKI SW Jabar.

Pertanyaan inilah yang menggelitik penulisuntuk menelusuri dokumen-dokumen yang adatentang jabatan pendeta sekolah di lingkunganGKI SW Jabar khususnya dalam bidang

pelayanan pendidikan melalui Yayasan BPKPENABUR. Alasan lain adalah untukmengetahui bagaimana sejarah Jabatan PendetaSekolah di lingkungan GKI SW Jabar, apa tugasdan tanggungjawab Pendeta Sekolah. Penulislebih menekanan penulisan sejarah, tugas dantanggungjawab Pendeta Sekolah di lingkunganGKI SW Jabar. Penulis juga mencoba untukmenguraikan sejak kapan gereja terlibat dalamdunia pendidikan dan juga GKI SW Jabar terlibatdalam dunia pendidikan. Tulisan ini diakhiridengan telaah kritis terhadap jabatan tersebut.

Gereja Kristen Indonesia Sinode Wilayah (GKISW) Jabar dan Pendidikan

Telah diuraikan oleh penulis dalam JurnalPendidikan: PENABUR No. 04/IV/Juli 2005dalam judul tulisan Pendidikan Kristiani:Konsep dan Aplikasinya, bahwa keterlibatan

Page 83: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

76 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Telaah Kritis Terhadap Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Pendeta Sekolah

GKI SW Jabar dalam bidang pendidikan secaralebih serius dan terencana dimulai ketika padatanggal 28 Mei 1948 Sinode GKI SW Jabar (masihmemakai nama Sinode Tionghoa Kie Tok KauwHwee Khoe Hwee (THKTKHKH) yang pada waktuitu berkedudukan di Bandung mengambilkeputusan untuk membentuk suatu panitia yangpada akhirnya terbentuk Yayasan BPKPENABUR dengan tujuan:1. Bekerja di lapangan pendidikan Kristen

Protestan dalam arti seluas-luasnya, didaerah pekerjaan GKI SW Jabar.

2. Melakukan pekerjaan tersebut terutamaantara bangsa Tionghoa, akan tetapibilamana ternyata perlu dan mungkinbangsa lain pun terhisap dalam tujuannya.

3. Akan mendirikan dan mengurus sekolah-sekolah, kursus-kursus dan sebagainya.S e d a n g k a n

motivasi dan tujuanpendirian sekolahberdasarkan uraiantulisan yang laluadalah sekolahmerupakan selaintempat pembibitan,juga tempatp e m b i n a a n ,pelayanan dankesaksian danpemberitaan Injildalam bentukkonkrit dan praktis. Sekolah Kristen bukansekedar nama tapi dimaksud sungguh untukmenghembuskan nafas Kristiani pada segalatindakan kegiatan pelayanannya.

Bagi gereja, sekolah bukan sekedar menam-bah orang-orang Kristen, tetapi menitik-beratkankesadaran akan tugas-panggilannya. Gerejamempunyai tanggungjawab membangunmanusia yang utuh melalui bidang pendidikan.Bahkan gereja punya tanggungjawab untukmembentuk manusia yang berkualitas tinggi.Dengan demikian gereja pun secara langsungpunya peran – serta membina dan membangunbangsa yang tinggi ilmu dan tinggi moral.

Sejarah Jabatan Pendeta Sekolah di GKI SWJabar

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwamotivasi dan tujuan GKI SW Jabar mendirikansekolah adalah untuk merealisasikan

panggilannya secara konkrit dalam duniatempat gereja berada dan ditempatkankhususnya dalam dunia pendidikan. Motivasidan tujuan ini kemudian dinyatakan dalambentuk tindakan nyata yaitu membentukYayasan yang mengelola sekolah-sekolah yangada dan juga membicarakan masalahpendidikan dalam setiap Persidangan MajelisSinode GKI SW Jabar. Dalam persidangantersebut, pendidikan dibicarakan dengandibentuknya Sidang Seksi Edukasi. Yang menjadipertanyaan adakah masalah-masalah dalamperealisasian tersebut? Bagaimana jalanpemecahan dari masalah-masalah tersebut?

Berdasarkan dokumen-dokumen yang ada,terdapat beberapa hambatan, misalnya yangmuncul dari waktu ke waktu adalah masalahyang secara singkat disebut sebagai masalah

“nafas Kristen” disekolah-sekolahyang berada dibawah naunganGKI SW Jabar.Banyak orangturut memper-soalkan danm e l e m p a r k a nkritik bahwam e s k i p u nsekolah-sekolahkita mencantumnama “Kristen”

tetapi pada penyelenggaraan sehari-harinampaknya “isi” kekristenan yang sebenarnyatidak terlalu jelas, tidak nampak bahkan tidaksesuai. Dan tentu saja untuk menangani masalahini perlu penanganan yang serius danberkelanjutan.

Masalah lain yang muncul dalam rangkaperealisasian tersebut adalah pandangan yangtidak seragam tentang Pendidikan AgamaKristen (PAK) di sekolah. Terhadappenyelenggaraan PAK, gereja belum mampuuntuk ikut memikirkan masalah perencanaanmaupun pelaksanaan pengajaran agama disekolah-sekolah dalam bentuk program yangmenyeluruh dan lengkap. Penanganan gerejahanya tambal sulam, asal jalan dan tanpakonsep berkesinambungan dan menyeluruh.PAK yang seharusnya menjadi tugas dantanggung-jawab gereja, namun karena banyakfaktor, di antaranya tidak adanya tenaga khusus

Terhadap penyelenggaraan PAK,gereja belum mampu untuk ikut

memikirkan masalah perencanaanmaupun pelaksanaan pengajaranagama di sekolah-sekolah dalam

bentuk program yang menyeluruhdan lengkap.

Page 84: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

77Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Telaah Kritis Terhadap Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Pendeta Sekolah

yang dipersiapkan untuk menangani hal itu,ternyata tidak dapat dilakukan dengan baik.

Pendeta Sekolah

Untuk menjawab kedua masalah tersebut dalampersidangan Majelis Sinode GKI SW Jabar yangdiselenggarakan di Binawarga, Cipayung padatanggal 19 –22 November 1984, Pdt. LukitoHandoyo selaku ketua BPMS (Badan PekerjaMajelis Sinode) melontarkan gagasan agaradanya jabatan “chaplain” atau “PendetaSekolah”. Secara lengkap dalam persidanganitu ia mengatakan :

“Dalam hal kita memikirkan hal ini lebihmendalam, baik secara struktural maupunfungsional, hal ini menyangkut pulapenempatan tenaga khusus untuk BadanPendidikan Kristen Jabar (BPK) gunamengembangkan pemikiran tersebutsecara khusus pula. Dan untuk itu harusjuga ada perencanaan yang lebihkonsepsional dalam jangka pendekmaupun jangka panjang. Maka sudahwaktunya juga bagi kita memikirkanmenetapkan fungsi “chaplain” atau“Pendeta Sekolah” dengan pengertiantidak sempit”.

Gagasan dari Lukito Handoyo ini kemudiandibahas dalam sidang kelompok dalampersidangan Majelis Sinode ke- 44 GKI SW Jabardan menjadi keputusan persidangan tersebut.Dari hasil keputusan tersebut dikatakan bahwa: “Persidangan melihat bahwa Pendeta

Sekolah dibutuhkan di tingkat daerah”(stilah yang digunakan adalah BPK KPS)yang berhubungan langsung dengan guru-guru agama, pastoral bagi guru –guru danmurid-murid, pelaksanaan kebaktian,kegiatan persekutuan dan pembinaanmental rohani. Sungguh pun dalam persidangan ini telah

diputuskan tentang adanya Pendeta Sekolahtetapi Tata Laksana dari Pendeta sekolah yangmengatur segi-segi pelayanan Pendeta Sekolahsehubungan dengan tugasnya di bidangpendidikan dalam kaitannya dengan gereja,baru diputuskan dalam Persidangan MajelisSinode ke- 44, tanggal 17 – 19 November 1986, diLinggarjati.

Tugas Pendeta Sekolah dalamPenggembalaan, Pendidikan AgamaKristen dan Peribadahan/Pembinaan

Telah diuraikan di atas bahwa dalamPersidangan Majelis Sinode ke- 44, tanggal 17–19 November 1986, di Linggarjati telahdiputuskan Tata Laksana Pendeta Sekolah.Dalam tata laksana tersebut diatur antara lainapa yang dimaksudkan dengan PendetaSekolah, Bidang Pelayanan Pendeta Sekolah,Kedudukan Pendeta Sekolah, KewajibanPendeta Sekolah, Masa pelayanan PendetaSekolah, Jaminan Pendeta Sekolah, PersyaratanPendeta Sekolah, Pemanggilan Pendeta Sekolahdan hal-hal lain.

Tulisan ini hanya akan menguraikanbidang Pelayanan Pendeta Sekolah (lampirankeputusan PMS GKI (SW) JABAR tahun 1986).Menurut tata laksana Pendeta Sekolah makabidang pelayanan pendeta sekolah terbagimenjadi empat bagian yaitu :1. Penggembalaan Pelayanan Pendeta Sekolah terutama

mengarah pada penggembalaan, yaituupaya menerangi persoalan-persoalankehidupan dari subjek-subjek yang terlibatdalam lingkungan sekolah, dengan TerangFirman Tuhan.

Dalam rangka penggembalaan itu, PendetaSekolah juga memperhatikan segi-segikesehatan/kesejahteraan dari subjek-subjekyang dilayaninya yaitu siswa dan orangtuanya, guru, karyawan dan pengurus.

Tugas utama Pendeta Sekolah inimenempatkan ia pada posisi dan fungsisebagai gembala dalam lingkungan sekolahdimana ia melayani, yang bekerjasamadengan lembaga Bimbingan danPenyuluhan Siswa.

2. Pendidikan Agama Kristen. Pendeta Sekolah bertanggungjawab atas

Pendidikan Agama Kristen (PAK), yaituupaya mengajak siswa memahami danmenghayati nilai-nilai dan iman Kristen.

Dalam rangka Pendidikan Agama Kristenitu, Pendeta Sekolah memperhatikan segi-segi ajaran, bahan, kurikulum, metode sertaGuru Agama yang melaksanakannya.

Tugas PAK ini menempatkan Pendeta Se-kolah pada posisi dan fungsi selaku

Page 85: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

78 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Telaah Kritis Terhadap Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Pendeta Sekolah

koordinator PAK dan Guru Agama disekolah-sekolah yang dilayaninya.

3. Falsafah Pendidikan Kristen Pelayanan Pendeta Sekolah yang lebih luas

di lingkungan BPK Jabar dan Sinode GKISW Jabar, mencakup tugas mengembangkanfalsafah pendidikan Kristen, yaitu upayamemahami pertanyaan-pertanyaan danjawaban-jawaban essensial sekitar realitaskemanusiaan, keilmuan, keagamaan dankelembagaan pendidikan, serta upayamenanamkan dan menumbuhkan nafasiman Kristen dalam lingkungan BPK Jabar.

Dalam rangka pengembangan falsafahpendidikan Kristen itu, Pendeta Sekolahmemperhatikan segi-segi makna realitas,makna pengetahuan dan makna kekristenanguna memupuk nilai-nilai kekristenandalam bangunan falsafah pendidikanKristen tersebut.

Tugas filosofis ini menempatkan PendetaSekolah pada posisi selaku fungsionarisyang bekerja sama dengan orang-orang danahli-ahli lain dalam membangun danmemberlakukan Falsafah PendidikanKristen itu.

4. Peribadahan dan PembinaanPendeta Sekolah bertugas menyeleng-garakan dan mengkoordinasikan kegiatanperibadahan sekolah bagi siswa, guru, dankaryawan sesuai dengan kalender sekolah,kalender gerejawi, maupun peristiwakhusus lainnya.Pendeta Sekolah bertugas menyeleng-garakan pembinaan bagi siswa dalamkegiatan ekstra kurikuler seperti misalnyaperkemahan, retret dan sejenisnya yang diisidengan pembinaan nilai-nilai kehidupanKristen serta kecakapan memberlaku-kannya.

Telaah Kritis

Dari seluruh uraian di atas, ada beberapa halyang dapat ditelaah ketika GKI SW Jabarmemutuskan untuk terlibat dalam bidangpendidikan dengan mendirikan sekolah,yayasan yang mengelola sekolah dan jugamenempatkan “Pendeta Sekolah”. Pertama-tamayang ditelaah adalah seluruh uraian tugasPendeta berdasarkan Tata Gereja Kristen

Indonesia yang baru, mulai berlaku sejak tahun2003, dan setelah itu dilakukan penelaahanterhadap tugas Pendeta Sekolah yangmencakup penggembalaan, Pendidikan AgamaKristen, Falsafah Pendidikan, Peribadahan danpembinaan berdasarkan Tata Laksana TugasPendeta Sekolah.

Tugas Pendeta BerdasarkanTata GKI SW Jabar

1. Pendeta sekolah sebagai pemangku jabatangerejawi

Di dalam Tata Dasar GKI, yang merupakanbagian dari Tata Gereja GKI pasal 9 tentangkepemimpinan dikatakan: “Jabatan gerejawiGKI terdiri dari penatua dan pendeta.” Khususuntuk jabatan pendeta, dilingkungan GKIdikenal Pendeta Tugas Khusus seperti diaturdalam Tata Laksana BAB XX Jabatan Gerejapasal 69 ayat 6., yang berbunyi :

“Jemaat, Klasis, Sinode Wilayah dan Sinodedapat mempunyai bidang-bidangpelayanan khusus seperti misalnyapelayanan dalam bidang keorganisasiangerejawi, pendidikan, pendidikan theologi,pembinaan, kesehatan, sosial, dan TNI-POLRI. Jika dipandang perlu untukmelaksanakan tugas tersebut dapatdiangkat pendeta tugas khusus.”Penulis dapat menyimpulkan bahwa

adanya Pendeta Sekolah adalah merupakanperwujudan dari keperluan Sinode Wilayah.Pendeta sekolah disini adalah jabatan gerejawisebagai pendeta tugas khusus. Yang menjadimasalah kemudian, gereja dan sekolah adalahdua institusi yang mempunyai perbedaan.Gereja ada, karena Kristuslah yangmendirikannya. Oleh sebab itu Gereja seringdisebut sebagai Tubuh Kristus, tanpa Kristustidaklah mungkin Gereja ada dan berdiri.Sedangkan sekolah sebagai institusi karenamanusialah yang mendirikannya. Memangharus diakui ketika mendirikan sekolah, Gerejaseharusnya melandasi dengan landasan-landasan teologis seperti yang dikatakan olehPazmino (1988). Akan tetapi apakah ketikamendirikan sekolah, GKI SW Jabar telahmelakukannya dengan sungguh-sungguh.Pertanyaan yang lain dapatkah dengan adanyaperbedaan tersebut tugas pendeta seperti yangdiatur dalam Tata Laksana pasal 69 ayat 1 yangmengatur tugas seorang pendeta dapat

Page 86: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

79Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Telaah Kritis Terhadap Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Pendeta Sekolah

dilaksanakan dengan sepenuhnya? Di sinilahpentingnya peninjauan ulang terhadap TataLaksana Pendeta Sekolah. Sebab menurutpenulis Tata Laksana yang ada harusdisesuaikan dengan perkembangan yang adapada saat ini. Misalnya apakah kehadiranpendeta hanya sebagai konseptor atau ia jugamerangkap seorang praktisi (misalnya: menjadikoodinator guru PAK).

2. Tugas pendeta sekolah.Di dalam Tata Dasar Tata Gereja GKI pasal 9ayat 3 Penatua dan Pendeta berfungsi sebagaipemimpin untuk mewujudkan pembangunanjemaat. Sedangkan mengenai pembangunanjemaat dalam pasal 7 Tata Dasar tersebutdikatakan demikian :1. Pengertian Dasar.

a. Pembangunan gereja adalahkeseluruhan upaya yang dilakukan olehGKI untuk merencanakan danmelakukan proses-proses perubahansecara menyeluruh, terpadu, terarah danbersinambung pada semua lingkupnya,yaitu Jemaat, Klasis, Sinode Wilayahdan Sinode, dalam hubungan timbalbalik dengan masyarakat dimana GKIhidup dan berkarya.

b. Pembangunan gereja bertujuan agarjemaat, Klasis Sinode Wilayah danSinode GKI, baik sendiri-sendirimaupun bersama-sama mampumewujudkan persekutuan sertamelaksanakan kesaksian danpelayanan sesuai dengan kehendakAllah di dalam Kristus dilingkungannya masing-masing.

Dari uraian diatas maka jika didalam poinenam tugas pendeta sekolah melakukanpenggembalaan, Pendidikan Agama Kristen,mengembangkan Falsafah Pendidikan Kristen,dan mengembangkan peribadahan danpembinaan maka menurut penulis tugas tersebutadalah dalam rangka perwujudan persekutuanserta melaksanakan kesaksian dan pelayanansesuai dengan kehendak Allah di dalam Kristusdi lingkungan pendidikan (sekolah).

Penelaahan Tugas PendetaBerdasarkan Tata Laksana Tugas

Pendeta Sekolah

1. Penggembalaan Di dalam Tata Laksana Bab XII tentang

Penggembalaan pasal 33 tentang pengertianpengembalaan dikatakan :1. Penggembalaan adalah pelayanan yang

dilakukan di dalam kasih untukmendukung, membimbing,menyembuhkan, dan mendamaikanagar anggota baik secara individualmaupun komunal, hidup dalam damaisejahtera dan taat kepada Allah.

2. Penggembalaan dilakukan dalamhubungan-hubungan interaktif antarindividu, antara individu dankelompok-lembaga serta antarkelompok-antar lembaga, dalamlingkup Jemaat, Klasis, Sinode Wilayah,dan Sinode.

3. Penggembalaan pada dasarnya meru-pakan tanggungjawab setiap anggotabaik individual maupun komunal.

Jika ketiga uraian tentang pengertianpenggembalaan, diperhadapkan kepadatugas pendeta sekolah yang di dalamnyamelakukan penggembalaan makna pasaltersebut (pasal 33 ayat 3) menjadi kabur.Kekaburan ini: Apakah sekolah danlembaga (baca: yayasan) dapat disebutsebuah komunal yang identik dengangereja. Jika Pendeta Sekolah melakukanpenggembalaan terhadap anggota keluargaBPK PENABUR, sejauh manapenggembalaan itu dilakukan? Kalauanggota keluarga BPK PENABUR itu jugaanggota jemaat GKI, siapa yang melakukanpenggembalaan Pendeta Sekolah atauPendeta dari anggota dimana anggota itutercatat sebagai anggota jemaat?

2. Pendidikan Agama Kristen Dalam Tata Laksana Pendeta Sekolah

dikatakan bahwa tugas Pendeta Sekolahdi bidang PAK adalah: bertanggungjawabatas Pendidikan Agama Kristen (PAK),yaitu upaya mengajak siswa memahami danmenghayati nilai-nilai dan iman Kristendengan memperhatikan segi-segi ajaran,bahan, kurikulum, metode serta GuruAgama yang melaksanakannya. Tugas PAK

Page 87: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

80 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Telaah Kritis Terhadap Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Pendeta Sekolah

ini menempatkan Pendeta Sekolah padaposisi dan fungsi selaku koordinator PAKdan Guru Agama di sekolah-sekolah yangdilayaninya.

Jika tugas ini akan dilakukan maka jelaskualifikasi seorang Pendeta Sekolah sangatberat. Ia bukan hanya harus menguasai hal-hal yang prinsipil (memperhatikan segiajaran) tetapi juga menangani masalah-masalah yang praktis (mengkoordinir).Tugas ini harus dipilah sehingga seorangPendeta Sekolah lebih fokus kepada hal-halprinsipil. Untuk menjaga apakah hal-halprinsipil itu terealisasi, maka bisa ditunjuksemacam staf atau unit yang lain yangdikoordinir oleh pendeta yang ber-sangkutan.

3. Falasafah Pen-didikan Kristen Uraian di atas

juga mencakuptugas mengem-bangkan Fal-safah Pen-didikan Kristen,yaitu upayam e m a h a m ipertanyaan-per-tanyaan danj a w a b a n -j a w a b a nessensial sekitarr e a l i t a skemanusiaan,keilmuan, keagamaan dan kelembagaanpendidikan, serta upaya menanamkan danmenumbuhkan nafas iman Kristen dalamlingkungan BPK PENABUR. Memberikanfalsafah Pendidikan Kristen inilah menjaditugas yang sangat penting dan esensialyang harus dilakukan.

Karena selama ini ada asumsi yangmengatakan bahwa Yayasan-YayasanKristen yang bergerak di bidang Pendidikan(mungkin juga BPK PENABUR) hanyamenjadikan nama “Kristen” sebagaitempelan dan tidak menjadi jiwa serta nafasdalam kehidupan sehari-hari. Bagi BPKPENABUR sendiri usaha-usaha untuk tidakmenjadian nama “Kristen” bukan hanyasebagai tempelan, salah satunya telah

nampak dalam perumusan Visi dan Misi.Dengan kehadiran seorang Pendeta Sekolahdiharapkan nama “Kristen” nampak secaranyata dalam seluruh kebijakan danperaturan serta sikap sehari-hari seluruhanggota Keluarga Besar BPK PENABUR(Pengurus, Guru, Karyawan,dan Siswa).

4. Peribadahan dan Pembinaan

Sama seperti tugas Pendeta Sekolah dalamPAK, keberadaan Pendeta Sekolah dalamperibadahan dan pembinaan cenderungkepada hal-hal praktis bukan prinsipil. Jikahal ini dilakukan maka seluruh waktu akantersita kepada hal-hal yang praktis. Adabaiknya tugas pokok Pendeta Sekolah jikaingin fokus maka dalam per-ibadahan danpembinaan adalah meng-ejawantahkan

k e p u t u s a n -k e p u t u s a ntingkat Sinodalyang me-nyangkut keduaaspek periba-dahan danp e m b i n a a nuntuk bisadioprasionalkandi bawah( s e k o l a h ,k a r y a w a n ,p e n g u r u s ) .M i s a l n y a

Pendeta Sekolah membuat konsep yangmendasar tentang bentuk liturgi yangkreatif dan dapat diterima oleh siswadengan tidak kehilangan ciri ke-GKI-annya.Sedangkan pelaksanaan dalam tingkatoprasional bisa diserahkan kepada pihaksekolah. Pendeta Sekolah hanyamemonitoring bagaimana keputusan-keputusan itu dilaksanakan. Tentu sajauntuk mendapat dan mendengar hal yangterjadi sekali-sekali Pendeta Sekolah bisamelakukan pembinaan dan memimpinperibadahan secara langsung tetapi tidakmenjadi tugas pokok dalam bentukoprasional.

Kesimpulan

Dengan kehadiran seorang PendetaSekolah diharapkan nama

“Kristen” nampak secara nyatadalam seluruh kebijakan dan

peraturan serta sikap sehari-hariseluruh anggota Keluarga Besar

BPK PENABUR (Pengurus, Guru,Karyawan,dan Siswa).

Page 88: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

81Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Telaah Kritis Terhadap Tugas dan Tanggung Jawab Jabatan Pendeta Sekolah

1. Dari perjalanan sejarah, jelas GKI SW Jabartelah menyadari bahwa kehadiran seorangPendeta di bidang pendidikan dalamyayasan yang dibuatnya sangatlah penting.Pentingnya kehadiran seorang Pendetadalam bidang pendidikan yang seringdisebut dengan Pendeta Sekolah telahdibuktikan dengan dibicarakannya haltersebut dalam persidangan tingkat Sinodaldan berhasilnya diputuskan Tata LaksanaPendeta Sekolah.

2. Tata Laksana bisa dikatakan tidak sesuailagi atau tidak dapat dengan serta mertadilaksanakan, tetapi harus adapenyesusaian-penyesuaian khususnyadalam tugas dan tanggung jawab PendetaSekolah. Penyesuaian ini perlu dilakukankarena di lingkungan GKI telah dihasilkanTata Gereja GKI yang baru.

3. Perlu juga dipikirkan apakah tugas PendetaSekolah itu menyangkut: Pengggembalan,PAK, falasafah pendidikan sertaperibadahan dan pembinaan, atau tugasPendeta Sekolah lebih fokus kepada hal-halyang prinsipil berupa konsep-konsep dantidak kepada hal-hal yang praktis danoprasional.

4. Salah satu cara untuk menghindari agarPendeta Sekolah tidak hanya mengerjakanhal-hal yang prinsipil dan mengabaikanmasalah-masalah praktis dan operasionalialah dengan menunjuk staf dan melakukan

koordinasi, kunjungan (visitasi) ke sekolah,ataupun percakapan informal.

5. Tugas penggembalaan perlu juga diatursedemikian rupa sehingga maknapenggembalaan seperti yang diatur dalamTata Laksana Bab XII tentangPenggembalaan pasal 33 dapat terlaksanadengan baik dan tidak terjadi tumpangtindih dengan tugas Pendeta yang lain jikaanggota BPK PENABUR tersebut jugaanggota jemaat GKI SW Jabar.

Daftar Pustaka

_____ Akta Persidangan Majelis Sinode ke- 44GKI JABAR, Linggarjati, 17 – 19 Novem-ber 1986

____ (1986). Tata Laksana Pendeta Sekolah(lampiran keputusan PMS GKI SW Jabar

_____ BPMS GKI. (2003). Tata Gereja Kristen Indo-nesia. Jakarta: PT Rama Prado Kriya

Purwanto, Hendro Lazarus, Dr., IndonesianChruch Orders Under Scrutiny, Thesis (doc-toral), Theologische Universiteit Van deGereformeerde Kerk in Nederland te Kampen,1997, Kampen van de Berg.

Pazmino, Robert W. (1988). Foundational issues inchristian education- an introduction in evan-gelical Perspective. Michigan: Baker BookHouse

_____ Tata Gereja GKI – Tata Laksana Bab XXJabatan Gerejawi, pasal 69, hal. 104-105

Page 89: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

82 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

Analisis Kebijakan tentang PenutupanSekolah Menengah Kejuruan Kristen

BPK PENABUR Jakarta

Elika Dwi Murwani*)

*) Kepala Jenjang SMA BPK PENABUR Jakarta

Opini

ebijakan Penutupan Sekolah Menengah Kejuruan Kristen (SMKK) merupakan fenomena yangperlu dicermati sebagai sebuah pembelajaran organisasi. Analisis kebijakan tersebutdidasarkan pada teori tentang kebijakan, analisis kebijakan dan pengambilan keputusan.Pengambilan keputusan untuk menutup SMKK1 dan SMKK 2 didasari oleh hasil pengkajian

yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (P4) BPK PENABUR Jakarta danditetapkan dengan surat keputusan nomor 02/Skr/SK/03/2005, yang dikeluarkan pada tanggal 2Maret 2005 oleh pengurus BPK PENABUR Jakarta. Analisis kebijakan ini dilakukan dengan mempelajariisi kebijakan, mempelajari proses kebijakan dan mempelajari hasil kebijakan serta mengevaluasikebijakan berdasarkan pemahaman tentang sistem pendidikan BPK PENABUR dan peraturan tentangpenutupan sebuah satuan pendidikan di lingkungan Yayasan. Hasil analisis menunjukkan bahwakebijakan tentang penutupan SMK BPK PENABUR kurang sesuai dengan misi dan peraturan YayasanBPK PENABUR.

Kata Kunci : Kebijakan, penutupan, SMKK, SMEA, STMK.

Closing Sekolah Menengah Kejuruan Kristen (SMKK) is a phenomenon which should be regarded asan organizational learning. The analysis of this policy decision is based on some theories of policy,policy analysis and decision making. The decision to close SMKK 1 and SMKK 2 is based on the resultof the analysis done by Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (P4) BPK PENABUR Jakartafor years and then the policy is legally decided through the letter of Number 02/skr/sk/03/2005,dated on 2nd March 2005 by the Director of Board of BPK PENABUR Jakarta. The following analysisis conducted by studying the policy content, the policy making process, and the policy implementation.Comments are given on the basis of BPK PENABUR vision and mission, education system, and therugalations of BPK PENBAUR in closing a school. This analysis concludes that that the policy to closeSMKK does not perfectly match the mission and regulations of BPK PENABUR Foundation.

Abstrak

K

Pendahuluan

Sekolah Menengah Kejuruan Kristen 1 (SMKK1) dan Sekolah Menengah Kejuruan Kristen 2(SMKK 2) atau yang lebih dikenal denganSMEAK dan STMK BPK PENABUR Jakarta,berlokasi di Jalan Tanjung Duren Raya no 4,Jakarta Barat. Sebagaimana diungkapkan dalambuku BPK PENABUR KPS Jakarta, Kelahiran,Perkembangan, Sasaran (1992) disebutkan

tentang sekolah kejuruan SMEAK berdiri sejaktahun 1971 di Jalan Pembangunan III/1A,Jakarta Pusat, disusul kemudian STMK padatahun 1975 di Jalan Gunung Sahari nomor 90A,Jakarta Pusat. Sejak tahun 1985 SMEAK danSTMK berada di kompleks sekolah BPKPENABUR Jakarta di Jalan Tanjung Duren Rayamenempati gedung C. Selain kedua sekolahkejuruan tersebut BPK PENABUR Jakarta jugamemiliki SMFK (Sekolah Menengah FarmasiKristen) selain sekolah umum dari tingkat TK

Page 90: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

83Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

sampai dengan SMA. SMFK berdiri pada tahun1968 di Jalan Pintu Air Raya no 11 Jakarta Pusatbersama dengan SMAK 2 pada sore hari setelahselesai dipakai SMAK 1 pada pagi harinya,kemudian dipindahkan ke komplek TanjungDuren Raya pada tahun 1992 di gedung E.

SMEAK (Sekolah Menengah Ekonomi AtasKristen) merupakan sekolah kejuruan untuk

nasuruJ/KMSawsiSnagnabmekreP

slK/nasuruJ/halokeS0002/9991 1002/0002 2002/1002 3002/2002 5002/4002 6002/5002

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

AEMS siraterkeS 23 43 43 73 03 4396

53 7264

13 3374

02 62 14 22 91

isnatnukA 53 04 93 04 33 04 24 92 23 93 52 23 82 22

slKhlJ 6 6 6 6

1slK 76 77 96 64 74 14

awsiSlatoT 412 412 202 181 051 231

MTS nanugnaB = 61 31 = = 61 = = = = = = = = = = = =

niseM 23 05 83 21 42 94 72 41 12 = 32 11 = = 91 = = =

ortkelE 85 63 33 24 15 63 93 53 94 31 03 53 71 11 92 = 71 11

fitomotO 93 = = 35 53 = 92 35 23 94 02 64 55 43 81 93 44 23

akitamrofmI = = = = = = 82 = = 71 52 = 22 41 52 04 12 41

saleKhlJ 11 31 31 21 11 9

niseM1slK 23 31 72 = = =

ortkelE1slK 85 24 93 31 71 =

fitomotOslK 93 35 92 94 55 93

akit'rfnI1slK = = 82 71 22 04

awsiSlatoT 413 913 723 962 442 812

FMS slKhlmJ 3 3 3 3 3 3

slK 04 04 04 43 53 14

awsiSlatoT 701 911 011 201 39

:sisilanA hadnergnurednecsiraterkesnasurujhilimemgnayawsishalmujdnerThabmatidnad,isnatnukanasurujhilimemgnayawsishalmujnakgnidnabid

siraterkesnasurujawhabnakataynemgnaysankiDiradisamrofninagnedurabhalokesnaakubmepnakniziidkaditnadhunejgnaynasurujnakapurem

.siraterkesnupmurnagned

ekonomi yang memiliki dua jurusan yaituakuntansi dan sekretaris, sedangkan STMK(Sekolah Teknik Menengah Kristen) dulumemiliki tiga jurusan yaitu bangunan, mesin,dan elektro, pada tahun pelajaran 1999-2000jurusan bangunan ditutup karena kekurangansiswa, tetapi pada tahun yang sama dibukajurusan otomotif, pada tahun pelajaran 2001-

Page 91: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

84 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

2002 dibuka jurusan informatika, dan tahunberikutnya giliran jurusan mesin ditutup denganalasan yang sama. Tahun pelajaran 2004 – 2005jurusan elektro ditutup, sehingga pada tahunketika diputuskan STM tidak lagi menerimasiswa baru pada tahun pelajaran 2005-2006masih ada tiga jurusan yaitu otomotif,informatika dan elektro di kelas II dan III.

Secara terperinci perkembangan siswa SMK(SMEAK dan STMK) tampak pada tabel di atas,yang dibuat oleh Tim Pengkajian SMK dari PusatPengkajian dan Pengembangan Pendidikan (P4)BPK PENABUR Jakarta.

Dari tabel di atas juga dapat terlihat totaljumlah siswa SMEA dan STM dari tahunpelajaran 1999-2000 hingga 2004-2005, menuruncukup berarti, untuk SMEA dari 214 menjadi 132(38%), dan STM dari 314 menjadi 218 (32%).Sementara itu untuk SMF dari 107 menjadi 93(13%), relatif lebih stabil daripada SMEA danSTM.

Secara prestasi sekolah-sekolah ini termasukperingkat atas di antara sekolah menengahkejuruan di DKI.Lulusannyapundiakui olehlapangan kerjasebagai tenagakerja siap pakaiyang cukuphandal, bisad i k a t a k a nbahwa lulusans e k o l a hkejuruan inimampu diserapoleh lapanganusaha, mes-kipun demikian 70% lulusan SMEA dan STMmelanjutkan kuliah, sedangkan SMF 90%bekerja.

Beberapa tahun terakhir ini sekolahkejuruan mengalami defisit untuk biayaoperasional yang tak sedikit, pada tahun 2003-2004 defisit untuk SMK sebesar 1,9 milyar rupiah.Pada akhirnya pengurus memutuskan“Terhitung mulai tahun ajaran 2005-2006,Sekolah Menengah Kejuruan (SMEA dan STM)tidak menerima siswa/siswi baru” sepertitertuang dalam surat keputusan nomor 02/Skr/SK/03/2005, yang dikeluarkan pada tanggal 2Maret 2005 oleh pengurus BPK PENABURJakarta. Dengan mengingat pada rapat PengurusHarian (PH) tertanggal 22 November 2004 dan

rapat pleno BPK PENABUR Jakarta tertanggal26 November 2004.

Dari uraian di atas penulis inginmenganalisis tentang kebijakan terhadappenutupan Sekolah Menengah Kejuruan KristenBPK PENABUR Jakarta, yang dikenal denganSMEAK dan STMK. Analisis terhadap prosespengambilan keputusan ini sebagaipembelajaran organisasi ditinjau dari teori-teoritentang pengambilan keputusan dan analisiskebijakan, bukan sebagai pernyataan setuju atautidak terhadap kebijakan Yayasan.

Dalam melakukan analisis kebijakan itu,berikut ini dikemukakan berbagai teori sebagaiacuan. Pengertian, ciri-ciri dan tata carapengambilan keputusan kebijakan perludiperjelas terlebih dahulu untuk mendasaripembahasan dari analisis tentang kebijakantersebut.

A. KebijakanDengan sudut pandang yang berbeda sejumlahahli mengartikan kebijakan secara berbeda.

Berikut ini adalahb e r b a g a ipandangan yangdisarikan daribahan kuliahM a n a j e m e nKebijakan danP e n g a m b i l a nKeputusan olehProf. ArisPongtuluran danDr. BP. Sitepu,serta bukuK e b i j a k a n

Organisasi dan Pengambilan Keputusan Manajerialoleh Aris Pongtuluran (1995, hal 5-6): Thomsondan Strickland (1978) mengemukakan bahwakebijakan berkaitan dengan metode, prosedurdan tata cara melaksanakan strategi dankebijakan mengatur bagaimana suatu organisasidilaksanakan. Sementara Terry dan Franklin(1982) berpendapat kebijakan adalah sesuatuucapan atau tulisan yang memberikan petunjukumum tentang ruang lingkup yang memberibatas-batas dan arah umum kepada manajeruntuk bergerak. Kebijakan memberi ketetapandengan sangsi tentang kawasan dan arah yangharus diikuti. Melihat kebijakan sebagaikeputusan Broom (1969) menyatakan bahwakebijakan adalah suatu keputusan yang luas,

Lulusannyapun diakui oleh dunia kerjasebagai tenaga kerja siap pakai yangcukup handal, bisa dikatakan bahwalulusan sekolah kejuruan ini mampudiserap oleh dunia usaha, meskipun

demikian 70% lulusan SMEA dan STMmelanjutkan kuliah, sedangkan SMF

90% bekerja.

Page 92: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

85Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

yang ditetapkan sebelumnya untuk menjadipatokan dasar bagi pelaksanaan manajemenserta membimbing keputusan manajemenselanjutnya. Tidak jauh berbeda denganpendapat-pendapat lain Klein dan Murphy(1976) berpendapat kebijakan adalahseperangkat tujuan-tujuan, prinsip-prinsip sertaperaturan-peraturan yang membimbingorganisasi; kebijakan dengan demikianmencakup keseluruhan petunjuk organisasi.Sungguhpun pengertian kebijakan dirumuskansecara berbeda namun kebijakan merupakankonsep holistik, sinergistik, dan global, dandapat diambil kesimpulan bahwa kebijakanadalah pedoman untuk bertindak untukorganisasi dan seluruh anggotanya danmembatasi perilaku serta merupakan bantuanterhadap pengambilan keputusan. Dengandemikian kebijakan memiliki dua dasar yaitu 1)prinsip-prinsip yang memerintah; dan 2) aturan-aturan yang menunjuk jalan bagaimana prisip-prinsip dasar digunakan. (Aris Pongtuluran,1995 hal 7-8)

B. Analisis KebijakanUntuk memahami suatu kebijakan ataumengevaluasi sejauh mana mutu kebijakandapat mencapai tujuan dibuatnya kebijakan itu,perlu dilakukan analisis. Dari materi kuliahManajemen Kebijakan dan PengambilanKeputusan dipahami berbagai pandangantentang analisis kebijakan seperti menurutHogwood dan Gun (1988) analisis kebijakandimaksudkan untuk menguraikan danmenjelaskan latar belakang, alasan, serta akibattindakan-tindakan yang dilakukan organisasi.Hasil analisis kebijakan itu bermanfaat bagipengambil keputusan sehingga kebijakan yangdiambil sungguh-sungguh rasional, bermutudan mencapai tujuan yang dikehendaki.

Aris Pongtuluran (1995, hal 24) mengatakanbahwa analisis kebijakan pada hakekatnyamerupakan proses pengkajian untuk dapat lebihmemahami dengan baik sehingga dapat

memberikan penjelasan dan saran untukmelaksanakan kebijakan itu sehingga mencapaitujuan yang diharapkan. Jadi sebuah analisiskebijakan dapat dipakai untuk melaksanakanatau mengevaluasi kebijakan sehingga lebihmenjamin tercapainya tujuan dari dibuatnyakebijakan tersebut.

Analisis kebijakan dapat dilaksanakan padatahap awal perencanaan kebijakan, tahappelaksanaan, dan tahap sesudah pelaksanaan(Mayer dan Greenwood, 1984). Tahapperencanaan meliputi kegiatan-kegiatanidentifikasi masalah, alternatif kebijakan danpemilihan alternatif kebijakan. Dalam haldemikian hasil analisis kebijakan itu bersifatdeskriptif. Akan tetapi analisis kebijakan itudapat juga disertai petunjuk-petunjuk carapelaksanaan kebijakan itu, sehingga di sampingbersifat deskriptif hasil analisis kebijakan itubersifat preskriptif. Lebih jauh lagi analisiskebijakan dapat diperkaya denganmenggambarkan kemungkinan yang akanterjadi sebagai akibat dilaksanakannyakebijakan itu. Prakiraan yang diuraikandemikian membuat hasil analisis kebijakan itubersifat prediktif (Patton dan Sawicki, 1986).

Analisis kebijakan pada tahap pelaksanaanmeliputi kegiatan penelitian dan pengkajianlatar belakang, alasan, tujuan, bagaimanakegiatan itu dilaksanakan, serta sejauh manakegiatan itu sesuai dengan kebijakan dan tujuanyang ditetapkan. Analisis kebijakan pada tahapini menekankan aspek kebijakan, perangkatkegiatan, dan tujuan serta hubungan antaraketiga aspek itu (Mayer dan Greenwood, 1984)Seperti halnya pada tahap perencanaan, tahappelaksanaan juga dapat bersifat deskriptif,preskriptif dan prediktif .

Thomson, Jr dan A.J. Stricland (1978)menunjukkan kebijakan sebagai penjabaran darivisi, misi, tujuan dan strategi organisasi. Dalambentuk diagaram Thomson dan Striclandmenunjukkan hubungan komponen-komponentersebut seperti dalam gambar berikut.

Purpose (Mission)

Objectives (the desired long-

run result)

Goals (the desired short-

run result)

Page 93: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

86 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

Diagram tersebut menunjukkan, kebijakan(policy), merupakan implementasi dari strategiyang menjabarkan struktur, prosedur, metodedari organisasi dan yang membatasi aktivitas.Strategi, merupakan master plan organisasi untukmencapai hasil yang diinginkan sedangkantujuan (misi) organisasi dijabarkan dalamsasaran jangka panjang (objectives) dan sasaranjangka pendek (goals). Skema diagram di atasjelas menunjukkan bahwa kebijakan harusbermuara pada tujuan/misi oranisasi danmerupakan implementasi dari strategiorganisasi. Kebijakan harus sesuai dan selarasdengan tujuan organisasi.

C. Pengambilan KeputusanSetiap kebijakan ditetapkan melalui prosespengambilan keputusan. Kelemahan dankekuatan kebijakan dipengaruhi oleh kualitasproses pengambilan keputusan, termasuk premis-premis yang dipakai dalam pengambilankeputusan kebijakan itu. Marimin (2004,hal 12)mengemukakan pengambilan keputusan tidaklepas dari sistem yang ada dalam organisasi, karenaitu pengambilan keputusan tidak boleh lepas daripencapaian tujuan dari organisasi. SedangkanSalusu (1996, hal 47) mengingatkan bahwakebijakan yang ditetapkan merupakan hasilpemilihan alternatif dengan metode yang efisiensesuai situasi. Pendapat Salusu tersebut selarasdengan pendapat Janis dan Mann (1979) bahwapengambilan keputusan adalah memilih diantaraalternatif suatu tindakan. Oleh karena merupakan

hasil pemilihan maka Aris Pongtuluran (1995, hal47) berpendapat pengambilan keputusan adalahpilihan rasional dari antara alternatif.

Dari definisi-definisi di atas dapat diambilkesimpulan bahwa pengambilan keputusan (PK)merupakan proses memilih secara rasionaldiantara alternatif-alternatif yang ada.Pengambilan keputusan yang baik harusmempertimbangkan baik buruk, tepat atau tidak,untung rugi akibat dari pengambilan keputusanbagi tercapainya tujuan organisasi. Kebijakanmenjadi acuan perilaku individu dalam organisasi.Oleh karena itu kebijakan seharusnya ditetapkanoleh organisasi melalui prosedur dan mekanismeyang tepat.

Churchman mengartikan “pembuatkeputusan” sebagai orang yang mempunyaikemampuan, tanggung jawab dan kewenanganuntuk mengubah sistem. Chankong dan Haimesmengidentifikasi “pembuat keputusan” sebagaikelompok individu yang langsung atau tidaklangsung melengkapi penilaian akhir yang dapatdigunakan untuk membuat peringkat darialternatif-alternatif strategik yang tersedia,sehingga pilihan strategik terbaik dapatdiidentifikasi.

Jadi pembuat keputusan adalah orang/kelompok orang yang memiliki kewenangan dantanggung jawab terhadap dampak dari diambilnyakeputusan.

Marimin (2004) menggambarkan prosespengambilan keputusan seperti terlihat padagambar berikut.

Money

Informasi

Aksi

Data

SOP

SIM

Keterangan: SIM : Sistem Informasi Manajemen DSS : Decision Support System SOP : Standart Operational Procedur Money : Monitoring dan Evaluasi

Gambar : Siklus Data, informasi, keputusan dan aksi ( Marimin, M.Sc, 2004: hal 13).

Page 94: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

87Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

Mengambil keputusan adalah suatu prosesyang dilaksanakan orang berdasarkanpengetahuan dan informasi yang ada padanyasaat tersebut dengan prediksi/harapan bahwasesuatu akan terjadi. Keputusan dapat diambildari alternatif-alternatif yang ada , alternatifdidapat dari informasi yang diolah dandisajikan dengan dukungan sistem penunjangkeputusan (DSS – Decision Support System),sedangkan informasi dapat terbentuk dariadanya data yang diolah dan disajikan dengandukungan Sistem Informasi Manajemen (SIM).Kemudian keputusan yang diambil perluditindaklanjuti dengan aksi yang dalampelaksanaannya mengacu pada StandardOperatingal Prosedure (SOP) dan akan membentukkembali data. Demikian seterusnya siklusberjalan. Monitoring dan Evaluasi berfungsiuntuk selalu memonitor dan mengevaluasikualitas, kelancaran operasi dan pemanfaatandari komponen siklus. Melalui monitoring danevaluasi diharapkan dinamika proses dalamsiklus dapat diikuti dan pemanfaatan sistemoptimal.

Ada dua basis dalam pengambilankeputusan, yaitu pengambilan keputusanberdasarkan intuisi dan pengambilankeputusan rasional (Mangkusubroto danTrisnadi, 1985) seperti diungkapkan olehMarimin (2004, hal 13). Pengambilan keputusanberdasarkan intuisi tergantung dari intuisiseseorang, logika bahwa suatu keputusan telahdipilih/diambil tidak dapat diperiksa secaralogis, sedangkan pengambilan keputusanrasional, memberikan alasan yang jelasmengapa suatu alternatif terpilih.

Dalam keadaan normal, keputusan diambilsecara rasional dengan memperhatikan masalahyang dihadapi, alternatif-alternatif keputusanmemecahkan masalah, menilai setiap alternatifdengan memperhatikan konsekuensi-konsekuensinya, serta terakhir ialah memilihalternatif sebagai keputusan. Makna keputusanterlihat pada pelaksanaan keputusan itu.Menurut Heller (2005, hal 65), implementasikeputusan mencakup membuat rencana aksi,mendelegasikan aksi, menyusunproyek,mempertahankan keputusan, membahaskemajuan pengambilan keputusan, danmemantau kemajuan

Hasil Pengkajian Pusat Pengkajiandan Perkembangan Pendidikan

Keputusan BPK PENABUR Jakarta tentangpenutupan SMKK didasari sejumlah masalahyang dihadapi sekolah tersebut. Masalah itudiidentifikasi melalui kajian yang dilakukanoleh Pusat Pengkajian dan PerkembanganPendidikan (P4) BPK PENABUR Jakarta.Temuan P4 itu adalah sebagai berikut.1. Total defisit SMKK makin lama makin besar.

Pada tahun 2003-2004 mencapai 1,9 miliar.2. Prediksi uang sekolah untuk memenuhi

biaya operasional jika siswa disubsidi padatahun ajaran 2004-2005 lebih dari 3 jutarupiah dan makin lama akan makin besarsedangkan pada kenyataannya merekahanya membayar rata-rata Rp. 588.750.

3. Biaya operasional terbesar adalah untuk gajiguru dan karyawan (rata-rata 62,5%).

4. Defisit terendah di SMF, dengan jumlahsiswa paling sedikit dan jumlah guru palingsedikit, ini diperkirakan karena guru di SMFkebanyakan bukan guru tetap ataubergabung dengan sekolah lain, sehinggabeban terbesar pada gaji guru tidak terlalumempengaruhi biaya operasional.

5. Lebih dari 70% siswa SMEA dan STMmelanjutkan ke perguruan tinggi setelahlulus, tetapi untuk SMF 90% bekerja selelahlulus dari SMF.

Usulan dari hasil kajian P4 di atas adalah :Berdasarkan Analisis SWOT yang dibuat olehP4 diusulkan alternatif pemecahan masalahsebagai berikut.1. Re-enginering SMK

a. Menggabungkan SMEA, STM dan SMFmenjadi satu atap yaitu SMK denganjurusan sekretaris, akuntansi, IT,otomotif dan farmasi. Kendalanya SMFmasih di bawah Departemen Kesehatansedangkan SMK di bawah DepartemenPendidikan.

b. Menggabungkan SMK dengan sekolahmenengah umum (direncanakan SMAK2, yang pada saat itu juga mengalamipenurunanan jumlah siswa) agarmendapat nilai tambah dan dijadikansebagai sekolah menengah terpadu.

Page 95: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

88 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

2. Re-lokasi SMKMemindahkan SMK ke Cikarang – Bekasisehingga dapat berkembang karena didaerah industri sehingga dapat bekerja samadengan dunia usaha dan industri.

3. Penutupan SMKPenutupan SMK sebenarnya merupakanusulan yang paling tidak dikehendakikarena diyakini SMK merupakan saluranbagi BPK PENABUR untuk melayanimasyarakat yang kurang mampu yangmembutuhkan layanan pendidikankejuruan sehingga dapat cepat bekerja.

Pembahasan

Mengutip surat keputusan yang dikeluarkanoleh BPK PENABUR Jakarta, nomor 02/Skr/SK/03/2005, tertanggal 2 Maret 2005, demikian :

Memperhatikan tentang : Sekolah MenengahKejuruan (SMEA dan STM) BPK PENABURJakarta

Menimbang :a. Penurunan minat orang tua untuk

memasukkan anaknya ke sekolah SMEA/STM.

b. Finance dan besarnya subsidi tidak sesuaidengan tujuannya.

c. Adanya ketidaksesuaian dengan misi BPKPENABUR semula yaitu:1). Lulusan dari SMEA/STM langsung

bekerja, dalam kenyataannya banyakyang meneruskan ke jenjang yang lebihtinggi.

2). Diutamakan bagi mereka yang tidakmampu menyekolahkan anaknya keSMA BPK PENABUR

Mengingat :

a. Keputusan Rapat Pengurus Harian BPKPENABUR Jakarta tanggal 22 November2004.

b. Keputusan Rapat Pleno BPK PENABURJakarta tanggal 26 November 2004.

Memutuskan :

Terhitung mulai tahun ajaran 2005-2006,Sekolah Menengah Kejuruan (SMEA dan STM)tidak menerima siswa/siswi baru.

Kajian tentang isi kebijakan (Study of PolicyContent)Memperhatikan landasan teori dari diagramyang dibuat oleh A.A. Thomson, Jr dan A.JStricland, 1978, dasar dari pembuatan kebijakanadalah misi (tujuan) dan merupakanimplementasi dari strategi.

Tujuan dari Yayasan BPK PENABURmenyelenggarakan SMK dapat ditelusuri dalamSistem Pendidikan BPK PENABUR danPeraturan BPK PENABUR tentang SekolahMenengah Kejuruan.Sistem Pendidikan BPK PENABUR.

Misi – Visi BPK PENABURa. Misi : Mengembangkan potensi peserta

didik secara optimal melalui pendidikandan pengajaran bermutu berdasarkan nilai-nilai kristiani.

b. Visi : Menjadi lembaga pendidikan Kristenunggul dalam iman, ilmu dan pelayanan.

Pendidikan di BPK PENABUR bertujuanmembantu masyarakat agar :a. memperoleh kesempatan pendidikan;b. menyiapkan manusia berkualitas;c. meningkatkan kualitas kehidupan.

Bab VIII : Jenjang Pendidikan, pasal 17 :a. Ayat 1 : Jenjang pendidikan menengah

dapat berbentuk sekolah menengah atas(SMA) dan atau sekolah menengahkejuruan (SMK).

b. ayat 2 : Pendidikan menengah bertujuanmemfasilitasi peserta didik agarbertumbuh-kembang berdasarkan nilai-nilai kristiani dan mengikutiperkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan seni, untuk diamalkandalam masyarakat dan alamlingkungannya; serta mempersiapkanpeserta didik melanjutkan pendidikanke jenjang yang lebih tinggi.

Dari Sistem Pendidikan ini tidak adabedanya antara SMK dan SMA, keduanyasebagai jenjang pendidikan menengah, tidak adaspesifikasi mengenai tujuan antara SMK danSMA.

Peraturan BPK PENABUR, No 7 tahun 2005tentang Sekolah Menengah Kejuruan, Penjelasanatas Peraturan Sekolah Menengah Kejuruan,

Bab I : UmumAlinea 1 : Sekolah menengah kejuruanmerupakan satuan pendidikan pada jenjang

Page 96: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

89Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

pendidikan menengah yang mengutamakanpengembangan kemampuan peserta didikmenjadi manusia produktif yang dapatmengisi kebutuhan akan tenaga terampil didunia usaha/ dunia industri.

Bab II : Penyelenggaraan Sekolah Tujuan Sekolah Menengah Kejuruan, pasal 2Pendidikan di SMK bertujuan membantupeserta didik sesuai denganperkembangannya untuk :a. Menumbuh kembangkan Nilai-Nilai

Kristiani dalam perbuatan.b. Belajar dan berlatih untuk :

1) Menumbuhkembangkan berbagaiaspek kecerdasan.

2) Menguasai konsep dasar ilmupengetahuan dan teknologi sertapenerapannya.

3) Mengembangkan bakat, minat dankemampuan lebih lanjut.

4) Mengembangkan potensi diri dalamseni dan budaya.

5) Menerapkan hidup sehat danmandiri

6) Menerapkan kepedulian sosial7) Mengamalkan ketrampilan hidup

sebagai manusia produktif dalamdunia usaha dan dunia industri.

c. Melanjutkan pendidikan ke jenjangpendidikan yang lebih tinggi

Seperti tampak pada kutipan di atas baikdalam Sistem Pendidikan BPK PENABURmaupun dalam Peraturan tentang SekolahMenengah Kejuruan, dapat diambil kesimpulansecara spesifik tujuan dari pendirian SMK BPKPENABUR adalah :1. Untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai

kristiani pada peserta didik2. Untuk mempersiapkan peserta didik

menjadi manusia produktif sehingga dapatmengisi tenaga terampil di dunia usaha /dunia industri

3. Memberi kesempatan agar peserta didikdapat melanjutkan pendidikan ke jenjangyang lebih tinggi.Ditinjau dari keputusan dan alasan

pertimbangan terhadap keputusan BPKPENABUR Jakarta untuk SMEA dan STM tidakmenerima siswa/siswi baru, yaitu :1. Keputusan : “…tidak menerima siswa

baru…”, dalam peraturan tidak ada istilah

“tidak menerima siswa baru”, sehinggaperlu kejelasan sikap dari BPK PENABURJakarta maksud dari pernyataan tersebut diatas, apakah maksudnya sama denganmenutup satuan pendidikan? Implikasi dari“tidak menerima siswa baru” adalah bisasementara atau permanen (yang berartiditutup). Dari keputusan ini dapat diambilkesimpulan bahwa bisa berarti nanti suatusaat SMK dapat dibuka kembali ataudinyatakan menerima siswa baru.

2. “Penurunan minat orang tuamenyekolahkan anaknya ke SMEA / STM”.Isi pertimbangan ini sesuai dengan dataPerkembangan Siswa SMK/Jurusan daritahun 1999 – 2004 (lihat tabel di atas)

3. “Finance dan besarnya subsidi tidak sesuaidengan tujuannya” (kalimat ini kurang jelaskarena mengandung tiga hal yaitu finance,subsidi dan tujuan yang masing-masingtidak jelas hubungannya). Barangkali yangdimaksudkan adalah antara keadaanfinansial dan subsidi yang diberikan olehYayasan tidak sesuai dengan tujuanYayasan untuk sekolah kejuruan. Namun isipertimbangan ini diperkirakan mengacupada data subsidi Yayasan untukoperasional SMK sebesar 1,9 Milyar padatahun ajaran 2004-2005. Nilai ini cukupbesar mengingat bahwa seluruh biayaoperasional Yayasan ditanggung oleh orangtua siswa dari seluruh sekolah di bawahnaungan Yayasan BPK PENABUR Jakarta,karena Yayasan tidak memiliki pemasukanlain selain dari uang sekolah dansumbangan sarana pendidikan yangasalnya dari orang tua, sehingga dianggapmemberatkan bagi sekolah lain.

4. “Adanya ketidaksesuaian dengan misi BPKPENABUR semula yaitu: lulusan dariSMEA/STM langsung bekerja, dalamkenyataannya banyak yang meneruskan kejenjang yang lebih tinggi”. Isi pertimbanganini tidak sesuai dengan tujuan daripendirian sekolah menengah kejuruanseperti tertulis dalam Sistem PendidikanBPK PENABUR dan Peraturan tentangSekolah Menengah Kejuruan BPKPENABUR, yaitu tujuan pendirian SMKselain untuk mempersiapkan peserta didikmenjadi manusia produktif sehingga dapatmengisi tenaga terampil di dunia usaha /dunia industri juga memberi kesempatanagar peserta didik dapat melanjutkan

Page 97: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

90 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jadipertimbangan ini tidak tepat.

5. “Diutamakan bagi mereka yang tidak mampumenyekolahkan anaknya ke SMA BPKPENABUR”. Isi pertimbangan tidak pernahmuncul dalam tujuan pendirian SMKsehingga pertimbangan ini tidak tepat.

Kajian tentang Proses Kebijakan (Study ofpolicy process)Tahapan Kebijakan dan Pembuat Kebijakan

Untuk mengambil kebijakan ini diawalidengan pengkajian yang dilakukan oleh PusatPengkajian dan Pengembangan Pendidikan (P4)BPK PENABUR Jakarta. Kemudian hasil kajiantersebut diputuskan dalam rapat RapatPengurus Harian BPK PENABUR Jakartatanggal 22 November 2004 dan Keputusan RapatPleno BPK PENABUR Jakarta tanggal 26November 2004. Demikian yang tertulis dalamsurat keputusan nomor 02/Skr/SK/03/2005,tertanggal 2 Maret 2005.

Mengacu pada Peraturan BPK PENABURNo. 2 Tahun 2005 tentang Pembukaan danPenutupan Satuan Pendidikan

Bab I, Ketentuan Umumpasal 1, ayat 5 : Penutupan satuan

pendidikan adalah pengurangansatuan pendidikan yang ada.

Bab III, Penutupan Satuan Pendidikan,pasal 6, tujuan : Penutupan satuan

pendidikan dilakukan demimenjaga pendidikan yangbekualitas.

pasal 7, kriteria :Ayat 1 : Penyelenggaraan satuan pendidikan

tidak sesuai lagi dengan KebijakanPendidikan BPK PENABUR.

Ayat 2 : Jumlah peserta didik semakinberkurang dan tidak lagi memenuhisyarat pengelolaan satuanpendidikan.

Ayat 3 : BPK PENABUR Setempat tidakmampu menyediakan tenagapendidik dan dana untukkeberlangsungan satuanpendidikan.

pasal 8, prosedur :Ayat 1 : Proposal penutupan satuan

pendidikan diajukan oleh BP BPKPENABUR Setempat kepada BPBPK PENABUR untuk mendapat

persetujuan persidangan pengurusBPK PENABUR.

Ayat 2 : Proposal penutupan satuanpendidikan dilengkapi denganstudi kelayakan yang dibuat secaraprofessional oleh pihak independen

Ayat 3 : Penutupan satuan pendidikanditetapkan oleh BP BPK PENABURdengan surat keputusan.

Ayat 4 : Pelaksanaan penutupan satuanpendidikan dipertanggungjawabkan oleh BP BPK PENABURSetempat kepada BP BPKPENABUR

Kajian tentang Proses Kebijakan PenutupanSMKJika maksud dari pernyataan “tidak menerimasiswa baru” adalah penutupan satuanpendidikan secara permanen, maka proseduryang ditempuh oleh BPK PENABUR Jakarta tidaktepat, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikuta. Dalam Bab III, pasal 8, ayat 2 bahwa

proposal penutupan harus dilengkapidengan studi kelayakan yang dibuat secaraprofesional oleh lembaga independen,sedangkan studi kelayakan yang dibuatoleh BPK PENABUR Jakarta dibuat olehBagian P4 yang bukan profesional dantidak independen karena merupakanpolitical actor (insider).

b. Dalam Bab III, pasal 8, ayat 3 bahwapenutupan satuan pendidikan ditetapkanoleh BP BPK PENABUR. Jadi BP BPKPENABUR Setempat tidak dapat melakukanpenutupan terhadap satuan pendidikan.Meskipun pada kenyataannya keputusanpenutupan SMK ini diputuskan oleh BPBPK PENABUR dalam persidangan plenotanggal 19-20 February 2005, namun yangtercantum dalam surat keputusan tidakdemikian seolah-olah keputusan dibuat olehBPK PENABUR Jakarta. Seharusnya suratkeputusan dibuat oleh BP BPK PENABURsesuai dengan pasal 8 ayat 3 dalam bukuperaturan tentang Penutupan danPembukaan Satuan Pendidikan.

Kajian tentang Hasil Kebijakan (Study of policyoutput)

Hasil atau dampak dari kebijakanpenutupan SMK :1. Dampak Sosial :

Page 98: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

91Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

Pendidikan di BPK PENABUR bertujuanmembantu masyarakat agar memperolehkesempatan pendidikan, menyiapkanmanusia berkualitas dan meningkatkankualitas kehidupan menjadi berkurangmaknanya. Tentu saja adanya STM, SMEAdan SMF adalah untuk melayanimasyarakat yang kurang mampu untukmemperoleh kesempatan pendidikan.Dengan ditutupnya STM dan SMEA makatinggal SMF yang melayani masyarakatkurang mampu sehingga dampak sosialnyaadalah BPK PENABUR terkesan hanyamelayani masyarakat mampu dan pandaisaja di sekolah umum, meskipunkenyataannya masih banyak sekolah dibawah Yayasan yang membutuhkandukungan untuk tetap exist.

2. Dampak ekonomi :Guru dan karyawan di kedua sekolahtersebut kehilangan pekerjaan. Dampakekonomi terhadap penghasilan dan masadepan guru dan karyawan dirasa yangpaling berat karena kurang lebih 50 guru dankaryawan yang kebanyakan sudah bekerjabelasan tahun bahkan beberapa lebih daridua puluh lima tahun. Yayasan memilikikomitmen untuk menempatkan guru dankaryawan sehingga tidak kehilangan matapencarian atau dirugikan.Dampak ekonomi lain bagi Yayasan adalahtidak terbebani dengan biaya operasionalSMEA dan STM yang makin lama makinberat, sehingga dapat mendukung danmengembangkan sekolah yang lain yangmasih exist.

3. Dampak politikMeskipun masih ada satuan pendidikanlain di BPK PENABUR Jakarta tetapimemindahkan guru yang memiliki keahliankhusus di unit produktif (misalnya otomotifdan elektro) masing-masing SMKmemerlukan penanganan khusus kerena disekolah umum tidak memerlukan keahliantersebut. Demikian pula dengan guru bidangstudi umum seperti matematika, bahasaIndonesia atau bahasa Inggris, jika tidakmemiliki kompetensi yang memadai untuksekolah umum maka mereka memerlukanwaktu untuk beradaptasi dan meningkatkankompetensinya. Hal ini memberi dampakpada kebijakan mengenai penanganan SDM

Administrasi siswa dan arsip sekolah jugamemerlukan penanganan yang teliti dantepat, termasuk serah terima denganpemerintah agar tidak merugikan alumninyakelak.

4. Dampak pendidikan : Pendidikan vocational (kejuruan) sebagai

salah satu alternatif untuk membangun masadepan masyarakat dan bangsa tidakterlayani, padahal sangat dibutuhkan untukmenjawab kebutuhan angkatan kerja mudayang potensial dan memiliki nilai-nilaikristiani. Sedangkan pemerintah saat inisedang fokus untuk mengembangkansekolah kejuruan karena dipandang sekolahkejuruan dapat menyediakan tenaga kerjasiap pakai yang bermutu.

Evaluasi

Berdasarkan teori yang dipelajari, sistempendidikan dan peraturan-peraturan di BPKPENABUR, fakta dilapangan serta hasilpengkajian dari P4, maka dibuat evaluasi,kesimpulan serta saran untuk suatu prosespembelajaran bagi organisasi, sebagai berikut :1. Tujuan Kebijakan Berdasarkan misi (tujuan) Yayasan BPK

PENABUR mendirikan SMK, maka dasarpertimbangan keputusan penutupan SMK(sesuai Surat Keputusan yang dikeluarkanBPK PENABUR Jakarta), menyangkutpertimbangan keberadaan SMK yanglulusannya sebagian besar melanjutkankuliah, kurang tepat karena tujuanpendirian SMK antara lain untukmelanjutkan ke jenjang pendidikan yanglebih tinggi.

Berdasarkan misi dan visi Yayasan untukmenyediakan pendidikan bagi masyarakatkurang mampu, perlu ditindaklanjutiusulan dari P4 untuk me-relokasi SMK ditempat yang lebih strategis misalnya dikawasan industri sehingga dana yangdikeluarkan benar-benar dapatdimanfaatkan untuk melayani masyarakatkurang mampu.

2. Berdasarkan Rencana Strategis BPKPENABUR

Rencana strategis BPK PENABUR tertuangdalam Rencana Induk Lima Tahun (Reilita)

Page 99: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

92 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

BPK PENABUR 2003-2007, berisi tentangsumber daya manusia, sistem pendidikan(kurikulum), manajemen, citra dan saranaprasarana. Dalam Reilita tersebut samasekali tidak tercantum mengenai re-enginering atau re-lokasi atau penutupansekolah-sekolah yang tidak diminatiataupun defisit untuk tujuan tertentu. Jadipenutupan SMK tidak termasuk dalamstrategi Yayasan.

Sebuah kebijakan seharusnya merupakanimplementasi dari strategi organisasi untukmencapai tujuan (misi) dari organisasi,sehingga pengambilan keputusan mengenaikebijakan penutupan SMK ini memilikidasar dan pertimbangan yang kuat.

3. Menyangkut isi keputusan Perlu dijelaskan istilah “…tidak menerima

siswa baru…” agar tidak disalahartikan,terutama bagi nasib guru dan karyawan diSMK. Misalnya jika terjadi pemutusanhubungan kerja dengan guru dan karyawanmaka perlu kejelasan mengenai statussekolah ditutup atau masih adakemungkinan dibuka kembali. Kejelasanstatus dari SMK ini juga sangat diperlukansehubungan dengan pemberitahuan kepadaDinas Pendidikan Menengah Kejuruan,Departemen Pendidikan Nasional.

4. Melihat dari proses pembuatan kebijakan Seperti yang tercantum dalam Peraturan

tentang Pembukaan dan Penutupan SatuanPendidikan, seharusnya yangmengeluarkan surat keputusan ataskebijakan penutupan sebuah satuanpendidikan adalah BP BPK PENABURbukan BP BPK PENABUR Setempat.Demikian halnya dengan penunjukan P4sebagai pengkaji tidaklah tepat karenaseharusnya pengkaji adalah sebuahlembaga profesional dan independen.

5. Melihat hasil/dampak dari kebijakan Perlu penanganan yang baik berkaitan

dengan SDM agar tidak terjadi keresahankarena ketidakpastian masa depan guru dankaryawannya. Demikian halnya dengansarana prasarana serta penyelesaianmasalah administrasi karena sebuahsekolah bukan hanya dimiliki dan diaturoleh Yayasan tetapi juga oleh DepartemenPendidikan Nasional dalam hal ini DinasPendidikan Menengah Kejuruan.

Kesimpulan

1. Pengambilan keputusan terhadap kebijakanpenutupan SMK kurang sesuai dengan misi(tujuan) Yayasan BPK PENABUR dan tidaksesuai dengan strategi Yayasan.

2. Prosesnya tidak sesuai dengan yangditetapkan dalam Peraturan tentangPembukaan dan Penutupan SatuanPendidikan dari awal pengkajian sampaipada pengambilan keputusan.

3. Redaksi dan isi Surat Keputusan kurangjelas dan tidak seharusnya dikeluarkan olehBPK PENABUR Jakarta, sehingga tidakdapat dipakai sebagai dasar terhadappengambilan keputusan berikutnya.

Saran

1. Sebaiknya kebijakan diambil berdasarkanvisi, misi dan strategi Yayasan agarkeputusan yang diambil dapat mengarahpada tujuan utama organisasi, dengandemikian akan menjamin tercapainyatujuan Yayasan.

2. Surat Keputusan seharusnya dikeluarkansecara sah oleh yang berwenang yaitu BPBPK PENABUR, dan dilakukan perbaikanterhadap redaksi dan isi dari SuratKeputusan agar tidak terjadi salahpenafsiran dan memperoleh legalitas.

3. Perlu diambil kebijakan untuk dapatmelaksanakan keputusan tersebut terutamadalam hal penanganan SDM agar tidakterjadi kegelisahan dikalangan guru dankaryawan, sesuai dengan yang dijanjikanoleh Yayasan.

4. Untuk mengimplementasikan keputusanperlu rencana aksi dan sosialisasi sertaditunjang dengan Standard OperatingProsedur (SOP) yang jelas, sehinggapelaksanaan keputusan dapat berjalandengan baik dan agar siapapun yang akanmenjalankan keputusan dapat melakukansesuai dengan maksud dan tujuannya.

Page 100: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

93Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Analisis Kebijakan tentang Penutupan Sekolah

Daftar Pustaka

______ Bahan kuliah Manajemen Kebijakan danPengambilan Keputusan oleh Prof. ArisPongtuluran dan DR. BP. Sitepu

BPK PENABUR. Sistem Pendidikan BPKPENABUR, BPK PENABUR, Jakarta,2004

BPK PENABUR. Kebijakan BPK PENABUR dankumpulan peraturan BPK PENABUR,Jakarta, 2005

Heller, Robert. (2005). Making decision. Jakarta:Dian Rakyat

Marimin. (2004). Pengambilan keputusan kriteriamajemuk. Jakarta: Penerbit Gramedia

Pessy, S.M.C., dkk; BPK PENABUR KPS Jakarta,kelahiran, perkembangan, sasaran, Jakarta,1992

Pongtuluran, Aris. (1995). Kebijakan organisasidan pengambilan keputusan manajerial.Jakarta: Lembaga PengembanganManajemen Pendidikan

Salusu, J. (1996) Pengambilan keputusan stratejik,Untuk organisasi publik dan organisasinonprofit. Jakarta: Penerbit Gramedia

Page 101: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

94 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Isu Mutakhir

**) Staf Pendidikan dan Diklat BPK PENABUR

etiap kali menjelangakhir tahun pelajaranbanyak perhatianyang diberikan oleh

peserta didik, orang tua,sekolah, dan Pemerintahterhadap pendidikan. Pesertadidik sibuk mempersiapkandiri untuk menghadapi ujiankenaikan kelas atau ujianakhir pada jenjangpendidikan tertentu. Orangtua ikut repot membantuanaknya mempersiapkan diriuntuk ujian itu, karenakegagalan anak berarti jugamenambah beban orang tua.Untuk mencegah kegagalanitu banyak orang tuamenyuruh atau bahkanterkesan memaksa anaknyabelajar lebih keras dan bilaperlu mengikuti pelajarantambahan atau mengikutibimbingan belajar. Di lainpihak sekolah juga berupayakeras agar siswa-siswanyatidak banyak yang tinggalkelas/mengulang dansebanyak mungkin siswakelas akhir lulus dalam UjianNasional. Pemerintah jugaikut sibuk dalammempersiapkan UjianNasional (UN) yang sampaisekarang masih ramaidipolemikkan. Bagaimana

Mulyani*)

Rosmawati Situmorang**)

Isu Mutakhir

menyusun butir-butir soalyang valid dan reliable, sertabagaimana pengamanan soal-soal UN sehingga tidak bocorsampai ujian usai.

Berbarengan denganmengakhiri tahun pelajaran,tahun pelajaran baru segerapula akan tiba. Berbagaikesibukan dan persoalanmenjelang akhir tahunpelajaran masih segar dalamingatan dan mungkin masihada sisa-sisa yang belumterselesaikan, menghadangpula persoalan dan kesibukanlain yang tidak kalahmerepotkan di pihak siswaatau calon siswa dalammempersiapkan diri untukkelas baru. Berbagaikeperluan sekolah harusdipenuhi dan menyita tidaksedikit biaya. Bagi siswa yangmelanjutkan ke jenjangpendidikan lebih tinggiberbagai persoalan perludipecahkan. Di sampingsistem penerimaan siswa baruyang kerap mengundangketidakpuasan calon siswadan orang tua, “penyesuaian”siswa baru terhadaplingkungan sekolahnya pundapat menimbulkan masalahtersendiri.

Khusus memasuki awaltahun pelajaran 2007/2008ini, berbagai isu di bidangpendidikan menjadi bahanpembicaraan yang aktual. Diantaranya tentang UN untukSD, persaingan penerimaansiswa baru yang semakinketat, dan kemungkinanterjadinya hazing dan bullyingdalam kegiatan penyambutansiswa baru sebagai yunioroleh kakak kelasnya sebagaisenior.

Ujian NasionalSekolah Dasar

Evaluasi pendidikan melaluisistem Ujian Nasional sampaisaat ini masih kontroversialdan menjadi polemik yangtidak pernah usai. Ujiannasional SMP, SMA dan SMKdititikberatkan pada tiga matapelajaran yaitu bahasaIndonesia, bahasa Inggris danMatematika.

Hasilnya menjadipenentu kelulusan siswasetelah menempuh pelajaranselama enam semester, setelahmenempuh ujian praktik danujian sekolah. Siswa yang

S

Isu Mutakhir

*) Guru SMF, SMAK 3, dan SMAK 7 BPK PENABUR Jakarta

Page 102: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

95Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Isu Mutakhir

gagal dalam Ujian NasionalSMA dan SMK diperbolehkanmenempuh ujian paket Cyaitu ujian luar sekolah yangsetara dengan ujian SMA.Konon lulusan paket C jugaditerima di perguruan tinggi.Jika kita meninjaupelaksanaan ujian nasionaltahun pelajaran 2006/2007ada hal-hal yang harusdipertimbangkan untukpelaksanaan ujian nasionaltahun pelajaran 2007/2008.

Rencanannya UjianNasional akan diberlakukanpula pada tingkat SekolahDasar. Dalam hal ini perlukita cermati bahwa wajibbelajar itu adalah 9 tahunmeliputi wajib belajar jenjangSD selama enam tahun danjenjang SLTP selam tiga tahunatau kelas I sampai dengankelas IX. Barulah lanjut kekelas X sampai dengan XII diSLTA yang sifatnya tidakwajib. Dengan demikianpemberlakukan UjianNasional pada jenjangSekolah Dasar tentulahkurang tepat.

Penerimaan Siswa/Mahasiswa Baru

Tahun pelajaran baru identikdengan penerimaan siswabaru. Persaingan antarsekolah dalam halpenerimaan siswa barusemakin ketat terutama bagisekolah-sekolah swasta yangbiaya operasionalnyasepenuhnya bergantungkepada jumlah siswa baruyang masuk sekolahnya.

Tidak sedikit TamanKanak-Kanak yang terpaksaditutup pada tahun pelajaran2007/2008 karena siswa baru

yang mendaftar di sekolahtersebut sangat sedikitsehingga tidak mencukupibatas minimal yang seimbangdengan biaya operasionalnya.Banyak juga Sekolah Dasarswasta yang menurun jumlahsiswa barunya jikadibandingkan dengan tahunpelajaran sebelumnya. Dariempat kelas yang tersediahanya dua atau tiga kelasyang terisi. Demikian pulahalnya yang terjadi padatingkat SLTP dan SLTA.

Mengapa hal ini dapatterjadi? Tentu saja harus kitacermati faktor-faktorpenyebabnya. Apakah lokasisekolahnya yang tidakstrategis seperti dulu akibatpemekaran wilayah ataupindahnya pemukiman wargake kompleks-kompleksperumahan baru yang jauhdari pusat kota? Apakahkeberhasilan programKeluarga Berencana yangberdampak padaberkurangnya jumlahpenduduk usia sekolah TK?Apakah kurang gencarnyapromosi yang mengakibatkansekolah-sekolah tersebut tidakdikenal oleh masyarakat luas?Peribahasa mengatakan takkenal maka tak sayang.Sekolah yang kurang dikenalkeberadaannya menjadikurang diminati. Apakahbiaya masuk sekolah terlalutinggi? Sedangkan di sisi lainpemerintah mencanangkansekolah gratis di tingkatSekolah Dasar, dan banyakkaum elite yang mulaiberpaling ke homeschooling.

Sistem penerimaan siswabaru di SLTA swasta untuktahun pelajaran 2007/2008ini mengikuti cara yangdilakukan oleh perguruantinggi swasta. Tampaknya

SLTA swasta berupayamenjaring calon siswabarunya jauh sebelumkelulusannya dari SLTP. Padaakhir semester lima siswakelas III SLTP dan SLTAsudah diberi kesempatanuntuk mendaftar danmengikuti seleksi sertamembayar biaya masuk sesuaidengan grade hasil seleksi.Grade hasil seleksi tersebutmenentukan biaya masuksesuai dengan grade hasilseleksi. Grade hasil seleksitersebut menentukan biayamasuk yang harus dibayar.

Sistem penerimaan siswabaru atau mahasiswa sepertiibarat pisau bermata dua. Disatu sisi berdampak positif, disisi lain berdampak negatif.Dampak positifnya adalahpihak sekolah dapatmemprediksi jumlah siswabarunya dari jauh hari,tinggal menunggu kelulusanmereka dari SLTP, pihakperguruan tinggi juga dapatmemprediksi jumlahmahasiswanya, tinggalmenunggu kelulusan merekadari SLTA. Selain itu pihaksekolah dan pihak perguruantinggi tersebut sudahmemperoleh pemasukan danalebih awal dari formulirpendaftaran dan dari uangsekolah yang sesuai dengangrade hasil seleksi. Dampaknegatifnya adalah calon siswabaru dan calon mahasiswabaru itu merasa sudahmantap diterima di SLTA danperguruan tinggi yang merekainginkan. Pada hal merekamasih duduk di kelas III,masih harus menempuh ujianpraktik, ujian sekolah danujian nasional. Timbullahsifat angkuh dan semangatbelajar di antara mereka adayang menurun. Ada juga

Page 103: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

96 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Isu Mutakhir

orang tua mereka yangmeminta penundaanpembayaran uang sekolahkarena uangnya terpakaiuntuk melunasi uang masukperguruan tinggi. Ironisbukan?.

Penyambutan SiswaBaru SLTP dan SLTA

Dalam tahun pelajaran baruada siswa baru di kelas satusebagai junior, siswa kelasdua dan kelas tiga sebagaisenior. Siswa baru perluadaptasi dengan lingkunganbaru, perlu mendapat temanbaru baik sesama juniorataupun seniornya, perlupengakuan sebagai anggotabaru dalam kelompok(sekolah).

Kehadiran siswa baru diSLTP dan SLTA disambutdengan kegiatan MasaOrientasi Siswa (MOS). Diperguruan tinggi kehadiranmahasiswa baru disambutdengan Pengenalan SistemAkademik Universitas(PSAU). Dengan kata lainMOS identik dengan PSAU.

Kegiatan MOS dan PSAUmelibatkan interaksi dankerjasama junior dan senior.Interaksi tersebut hendaklahdiwaspadai agar tidakmenggunakan bentuk-bentuktradisional yang menjuruspada hazing dan bullying.

Hazing ialah aktivitassenior terhadap junior berupatindakan atau perintah untukmelakukan hal-hal yangmemalukan, melecehkan,membuat ketidaknyamananfisik dan mental, konyol danberbahaya yang sengajadilakukan pada saatpengangkatan anggota baru.Bentuk tradisional yangmenjurus pada hazingcontohnya senior melakukantindakan yang menyakiti fisik,senior memerintahkan junioragar meneriakkan yel-yel yangtidak pantas, seniormemerintahkan juniormembotaki kepala, seniormenyuruh junior memakaiatribut di luar ketentuan yangberlaku, senior memberikantugas di luar batas kewajaran.

Bullying ialah hazing atautindak kekerasan yangdilakukan terus menerussehingga mengakibatkan

trauma fisik dan mentalbahkan mungkin kematian.Contohnya tindak kekerasanyang dilakukan oknummahasiswa senior di IPDNJatinangor Bandung, terhadapjuniornya dengan dalihmenegakkan disiplin yangberakibat trauma fisik danmental bahkan kematian bagiyang tidak kuatmenanggungnya. Pihaksekolah hendaklah bertindaktegas, mengawasi denganketat agar para senior tidakmelakukan intimidasiterhadap juniornya yangberakibat pengeroyokan,tawuran, pemalakan dantindak kekerasan lainnya.

Kegiatan MOS dan PSAUhendaknya benar-benarmencapai tujuan yaitumemperkenalkan sistemakademik, meningkatkanperan siswa/mahasiswadalam proses pembelajaran,mempererat hubunganantarwarga sekolah/civitasakademika, memperkenalkansarana dan prasarana denganmembangkitkan kepeduliansiswa/mahasiswa terhadaplingkungan sekolah/universitas.

.

Page 104: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

97Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Resensi buku : JANGAN PUKUL AKU!

JANGAN PUKUL AKU!Diterjemahkan dari Unconditional Parenting:

Moving from Rewards and Punishments to Love and ReasonAlfie Kohn, 2005

Terbitan Attria Books, Amerika, 2005Diterjemahkan oleh: M. Rudi Atmoko

Bandung: Mizan Learning Center (MLC)XII+408 halaman

ISBN: 979-3611-46-4

Oleh: Nur Hari Cahyanti*)

*) Guru SDK BPK PENABUR Tasikmalaya

Resensi buku

ada umumnya masyarakat masihmenganggap anak merupakan pribadi-pribadi kecil dan lemah serta berada dibawah kendali orang dewasa. Orangtua

merasa berhak melakukan apa saja terhadapanak, menentukan apa yang harus dilakukananak, bahkan menentukan masa depan anak.

Keluarga, sekolah, dan masyarakat terus-menerus mengajarkan paradigma keliru, bahwaanak-anak harus menurut sepenuhnya kepadaorang tua, guru, atau orang dewasa lainnya.Anak-anak tidak boleh membantah, mengkritik,apalagi melawan tanpa adapenjelasan terperinci yangmasuk akal dan dipandangpantas oleh orangtua.

Pandangan keliruterhadap anak seringmembuka peluang timbulnyaberbagai tindak kekerasan,penindasan, dan perlakuantidak baik terhadap anak.Seolah-olah mendidik anakmemang harus dilakukandengan kekerasan. Karenadianggap wajar, masyarakatkurang merespon tindakkekerasan terhadap anak olehorang dewasa, apalagipelakunya adalah orangtuasendiri atau masihmempunyai hubungankeluarga. Masalah anak dianggap sebagaimasalah domestik keluarga yang tidak bolehdicampurtangani oleh orang lain.

PPPPP

Realita ini sangat memprihatinkan. Anak-anak yang banyak mendapatkan tindakkekerasan akan mengalami berbagai gangguankejiwaan yang kelak, mengganggu prosestumbuh kembangnya secara optimal. Mungkininilah penyebab anak-anak kita setelah besartidak mencerminkan pribadi-pribadi unggul.Apabila kita menginginkan munculnya pribadi-pribadi unggul di masa depan, semua orangyang terpanggil harus berani bertindak darisekarang, yaitu menyerukan kepada orangtuaatau orang dewasa untuk menghentikan

berbagai tindak kekerasanterhadap anak. Mendidikanak tidak sekedarmemberikan instruksi atauperintah, tetapimemberikan hati kita orangdewasa yang sarat dengancinta dan kasih sayang.

Kaitannya denganmemunculkan pribadiunggul, buku Jangan PukulAku; Paradigma BaruPengasuhan Anak karyapsikolog terkemuka AmerikaSerikat, Alfie Kohn,sungguh sangat tepat untukmenjadi bahan bacaansetiap orang dewasa untukmeluruskan paradigmasalah tentang pendidikan

anak. Buku ini ditulis berdasarkan hasil riset yangamat kaya dari para peneliti psikologiperkembangan selama kurang-lebih 10 tahun.

Page 105: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Resensi buku : JANGAN PUKUL AKU!

Buku yang kaya akan ilustrasi kejadiansehari-hari hasil pengalaman langsung sangpenulis dengan anak-anaknya sendiri, sertadilengkapi dengan latihan-latihan praktissederhana agar para pembaca dapat mengubahparadigma lamanya yang keliru. Buku inimenunjukkan bahwa pendidikan yang efektifadalah pendidikan dan pengasuhan anak yangbertumpu pada cinta dan kasih sayang tanpasyarat. Pendidikan yang bertumpu pada prinsipreward dan punishment belaka (paradigmapendidikan lama) sudah tidak sesuai lagi,karena hanya membuat anak menurut(melakukan sesuatu) di bawah ancaman hadiahdan hukuman.

Buku ini meninjau salah satu perbedaanantara mencintai anak-anak karena apa yangmereka lakukan dan karena siapa mereka. Jenis yangpertama adalah cinta bersyarat, artinya anak-anak harus mendapatkannya dengan bertindakdalam cara-cara yangkita anggap tepat, ataumelakukan sesuatusesuai dengan standarkita. Jenis yang keduaadalah cinta tidakbersyarat, artinya cintaini tidak bergantungpada bagaimanamereka bertindak,apakah merekaberhasil atau bersikapbaik atau yang lainnya.

Anak-anak bukanlah hewan peliharaanyang dapat dilatih, bukan pula komputer yangdiprogram untuk merespon input yang dapatdiprediksikan. Mereka bertindak seperti ini,bukan seperti itu karena banyak alasan berbeda,sebagian di antaranya sulit untuk dipilah. Anak-anak perlu dibimbing dan dibantu, benar, tetapimereka bukan monster kecil yang harusdijinakkan atau ditundukkan. Merekamempunyai kemampuan untuk mempunyaibelas kasihan atau agresif, mendahulukankepentingan umum atau egois, bekerja samaatau bersaing. Cinta dari orangtua tidak perludibayar dengan apapun. Cinta dari orangtua itumurni hadiah semata. Cinta dari orangtuaadalah hak yang patut diperoleh semua anak(hal. 22-28).

Selama bertahun-tahun para peneliti telahmenemukan bahwa “semakin bersyaratdukungan (yang diterima oleh seseorang),semakin rendah persepsinya tentang apa yang

berharga pada dirinya sebagai manusia”.Apabila anak-anak menerima kasih sayangbersyarat, mereka cenderung menerima dirimereka sendiri dengan bersyarat pula.

Sejumlah penelitian menemukan bahwaanak-anak maupun orang dewasa kurangberhasil dalam berbagai tugas jika merekaditawari ganjaran (hadiah) untuk melakukannyaatau ketika melakukannya dengan baik.Seberapa besar anak “termotivasi” untukmelakukan sesuatu (menggunakan toilet, latihanpiano, berangkat ke sekolah, apa saja) tidaklahterlalu penting, yang penting bagaimana anaktermotivasi. Dengan kata lain bukan jumlah(kuantitas) yang penting, melainkan jenisnya(kualitas).

Ada tiga gaya atau tekhnik mendisiplinanak, yaitu : a) Teknik disiplin “otoriter” adalahmendisiplinkan anak dengan kekuatanhukuman fisik. Orang tua lebih sering menuntut

daripada menerimadan menyemangati.Orang tua jarangmemberi penjelasanatas peraturan yangmereka terapkan.Orang tuam e n g h a r a p k a nkepatuhan mutlak,dan menggunakanhukuman sesukanyau n t u k

mendapatkannya. b) Teknik disiplin “permisif”adalah membiarkan anak bertindak semaunyatanpa hukuman dan bimbingan. Teknik permisifmembingungkan anak untuk mengetahuitentang perilaku yang boleh dan yang tidakboleh. c) Teknik disiplin “demokrasi” adalahmenggunakan penjelasan, diskusi, danpenalaran untuk membantu anak memahamiberperilaku yang baik dan benar.

Anak-anak yang menurut adalah yangibunya biasa bersikap mendukung dan hangat,dan yang cenderung menghindari pengontrolandengan paksa. Penelitian menunjukkan bahwaanak-anak yang dibesarkan oleh orangtua yangmengontrol, bahkan anak-anak yang berusiatiga tahun, sangat cenderung mengganggu danagresif terhadap teman-temannya. Hasilnyaadalah teman-temannya tidak mauberhubungan dengannya. Pengaruhpengontrolan yang berlebihan itu merusak anak-anak tanpa peduli berapa usianya, pengontrolan

... pendidikan yang efektifadalah pendidikan danpengasuhan anak yang

bertumpu pada cinta dankasih sayang tanpa syarat.

Page 106: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

99Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Resensi buku : JANGAN PUKUL AKU!

yang berlebihan memiliki pengaruh negatifterhadap semua orang.

Hukuman yang diberikan kepada anakdengan alasan apapun tidak efisien(kontraproduktif) sebagai alat untuk menghapusperilaku negatif yang menjadi sasaran hukumantersebut. Memukul anak jelas “memberipelajaran” – dan pelajarannya adalah bahwaorangtua bisa mendapatkan apa yangdiinginkannya dari orang-orang yang lebihlemah (salah satunya anak) dengan caramenyakitinya. Semakin orangtua bergantungpada hukuman, maka “semakin sedikitpengaruh nyata orangtua dalam kehidupananak”.

Penelitian membuktikan, bahwa hukumanmembuat anak menjadi lebih egois danmendatangkan penderitaan. Ironisnyapenderitaan yang anak-anak terima berasal dariorang-orang yang menjadi tempat merekabergantung. Kontrolyang berlebihan secaraumum terbukti jelasmenimbulkan dampaknegatif, tidak hanyapada kesehatan mentalanak-anak, tetapi jugapada keberhasilan(prestasi) mereka disekolah.

Drs. M.S.Hadisubrata, M.A.dalam bukunya yangberjudul “Mengembangkan Kepribadian AnakBalita (pola pendidikan untuk meletakkan dasarkepribadian yang baik)”, terbitan BPK-GunungMulia tahun 1977, terhadap ketiga teknikdisiplin, beliau cenderung menyarankanpenggunaan teknik disiplin “demokrasi”, karenalebih menekankan aspek edukatif disiplin,bukan aspek hukuman. Dengan demikianpendapat Drs. M.S. Hadisubrata, M.A. tidakbertentangan dengan pendapat Alfie Kohn.Akan tetapi Alfie Kohn lebih menekankan dalamhal menyadarkan setiap orang tua mengenaimencintai anak tanpa bersyarat dan perlunyapendampingan/kehadiran orang tua di dekatanak.

Ada 13 (tiga belas) prinsip pengasuhan takbersyarat yang diuraikan dan masing-masingmempunyai implikasi praktis yang lebihmengejutkan dan menantang. Ketigabelasprinsip tersebut yaitu: 1) Bersikap reflektif; 2)Pertimbangkan kembali permintaan Anda; 3)

Perhatikan selalu tujuan jangka panjang Anda;4) Utamakan hubungan; 5) Ubah cara pandangAnda, bukan hanya tindakan anda; 6) Hormat;7) Bersikap wajar; 8) Kurangi bicara, lebihbanyak tanya; 9) Ingat selalu usia mereka (anak-anak); 10) Anggaplah anak mempunyai motifterbaik yang konsisten dengan fakta; 11) Janganasal mengucapkan kata “Tidak”; 12) Jangankaku; 13) Jangan tergesa-gesa (hal. 179).

Sebagian orang dengan sangat cepatmenjadi orangtua yang menyenangkan,mendukung dan penuh perhatian kepada anak-anak hanya apabila anak-anak menyenangkan.Tetapi cinta tak bersyarat menjadi paling pentingketika mereka sedang tidak menyenangkan.Cinta tak bersyarat menuntut orangtuameminimalkan beberapa hal, antara lain: 1)batasi jumlah kritikan; 2) batasi lingkup setiapkritikan; 3) batasi intensitas setiap kritikan; 4)carilah alternatif untuk kritik. Orangtua juga

dituntut untukm e m a k s i m a l k a nsuasana lebih ceria danmenjadi orang tuayang lebih pemaaf,paling tidak ketikaberada di sekitaranak-anaknya.

Marilyn Watsonseorang psikologpendidikan yangmembantu para gurumengubah kelas

mereka menjadi masyarakat belajar yang peduli,menekankan betapa pentingnya bagi para siswauntuk merasa dipercaya dan diterima.Penerimaan tak bersyarat bukan hanya sesuatuyang patut diterima semua anak, tetapi jugamerupakan cara efektif dan kuat membantuanak-anak menjadi orang yang lebih baik. Tentusaja diperlukan ketulusan ketika orangtuameyakinkan anak-anak, bahwa orangtua tetapmencintainya tanpa peduli apa yang terjadi.

Orangtua tidak perlu membanjiri anak-anakdengan barang-barang sebagai hadiah karenamelakukan apa yang orangtua inginkan, sebabhal itu mengajarkan penyuapan kepada anakdan menjadikan anak manja. Anak manja adalahanak yang “mendapatkan terlalu banyakkeinginan dan terlalu sedikit kebutuhanmereka”. Oleh karena itu orangtua sebaiknyamemberikan kasih sayang (yang anak-anakbutuhkan) tanpa batas, tanpa syarat, tanpacadangan, dan tanpa alasan. Berikanlah

Orangtua tidak perlu membanjirianak-anak dengan barang-barang

sebagai hadiah karenamelakukan apa yang orangtua

inginkan, sebab hal itumengajarkan penyuapan kepadaanak dan menjadikan anak manja.

Page 107: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

100 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Resensi buku : JANGAN PUKUL AKU!

perhatian sebanyak mungkin yang dapatdiberikan tidak peduli suasana hati dan keadaanAnda sebagai orangtua. Biarkan anak-anak tahu,bahwa orangtuanya suka bersama dengannya.

Sebuah pernyataan sederhana yang tidakmengandung evaluasi (contoh “kamu berhasil”)memungkinkan anak tahu, bahwa orangtuanyamemperhatikannya. Sebuah penelitianmenunjukkan bahwa setelah anak-anak meniruorang dewasa yang bertindak murah hati,mereka yang diberitahu bahwa mereka berbuatbegitu “karena kamu adalah orang baik hati yangsuka membantu orang lain” menjadi lebihpemurah daripada anak-anak yang diberitahubahwa mereka memberikan sumbangan karenamereka diharapkan untuk berbuat begitu .

Anak-anak paling membutuhkan cintaorang dewasa (orangtua, guru, dan orang yanglebih tua) bukankekecewaan ketikasedang menghadapikegagalan dalammencapai sesuatudan merasa tidakmampu. Orangtuadan guru harusbekerja samamembantu anak-anakuntuk menjadi orangbaik, dan lebih baik.Untuk itu orangtua harus mengetahui apa yangterjadi di sekolah, misalnya: 1) Apakah sekolahmerupakan tempat yang agenda utamanyamemenuhi kebutuhan anak atau untukmendapatkan ketaatan anak?; 2) Apakahperilaku yang menyulitkan dilihat sebagaimasalah yang harus dipecahkan atau sebagaipelanggaran yang harus dihukum?; 3) Apakahpara guru memandang pekerjaan mereka sebagaimembantu anak-anak belajar untuk membuatkeputusan yang baik atau apakah merekabersikeras membuat keputusan mereka sendiri?;4) Apakah para siswa didorong untuk bekerjasama dengan siswa lainnya, atau sebagian besartugas dimaksudkan untuk diselesaikansendirian (atau bahkan dengan kompetisidengan sesama siswa?); 5) Apakah sekolahmenerima anak-anak dengan tak bersyarat?Apakah anak-anak merasa senang karenaditerima dengan tak bersyarat?. Bila yang terjaditidak seperti yang diharapkan, maka orangtuaperlu mengajak guru untuk memperbaikipemahaman keliru tentang pengasuhan anak

dengan cara memberikan buku-buku, kaset VCD,atau sumber-sumber belajar lainnya.

Banyak orangtua yang mengalami kesulitanmengatasi masalah anak-anaknya. Buku inimenyarankan agar anak-anak diberikesempatan untuk mengusulkan beberapa caramenangani masalahnya atau melibatkan anakberpartisipasi dalam membuat keputusan. Risetmenunjukkan manfaat anak mempunyaikesempatan untuk memilih atau terlibat dalampembuatan keputusan yaitu anak merasakankemandirian dan mempunyai kemungkinankecil untuk berperilaku buruk. Anak-anakmenjadi lebih suka dengan dirinya sendiri,dengan sekolahnya, dan lebih menyukai tugas-tugas yang menantang.Cara-cara mengatasi “ketika anak-anak harusmelakukan sesuatu, tetapi ia tidak ingin

melakukannya”, yaitu:1) Gunakan strategiyang paling tidakmengganggu. Baikmenghadapi anakyang sedang marah-marah (perlawananaktif), maupun anakyang diam saja(perlawanan pasif)berilah anak waktubeberapa saat, biarkan

anak menjadi tenang dan jangan terpancing kedalam perselisihan; 2) Jujurlah kepada mereka(anak-anak). Katakanlah dan akui bila yang harusdilakukan anak tidak menyenangkan ataumengecewakan; 3) Jelaskan alasannya. Berilahberbagai pandangan pilihan konsekuensi bilatidak dilakukan. (Misalnya “kakakmu sekarangsedang menunggu kita di sekolah, jika kita tidaksegera berangkat untuk menjemputnya, dia tidakakan tahu kita berada di mana dan dia akansedih.”).; 4) Ubahlah menjadi permainan. Gunakanimajinasi dan buatlah permainan untukmembantu anak-anak menemukan suatukesenangan dalam mengerjakan hal-hal yangpada dasarnya tidak menyenangkan.; 5) Berikanteladan. Lebih mudah untuk menyuruh anak-anak melakukan sesuatu yang kita sendiribersedia untuk melakukannya.; 6) Beri mereka(anak-anak) pilihan sebanyak mungkin. Bertanyalahkepada anak: bagaimana mereka inginmelakukannya, atau di mana mereka inginmelakukannya, atau kapan mereka inginmelakukannya, atau dengan siapa mereka ingin

... agar anak-anak diberikesempatan untuk

mengusulkan beberapa caramenangani masalahnya atau

melibatkan anak berpartisipasidalam membuat keputusan.

Page 108: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

101Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

Resensi buku : JANGAN PUKUL AKU!

melakukannya. Ajaklah anak-anak untuk ikutberpikir dan membuat keputusan meskipunintinya adalah sesuatu yang harus dilakukan(hal. 275-278).

Bagaimana kita membesarkan anak-anakagar bahagia? Dan bagaimana kita membesarkananak-anak agar peduli apakah orang lainbahagia juga?. Hal-hal yang perlu diperhatikandalam membentuk anak-anak kita bermoral,yaitu: 1) Pedulikan mereka (anak-anak). Hubunganorangtua dan anak yang hangat, aman, dan cintatak bersyarat merupakan sesuatu yang sangatpenting bagi perkembangan moral anak.; 2)Tunjukkan kepada mereka (anak-anak) bagaimanahidup orang yang bermoral. Kita tunjukkan melaluiperbuatan kita atau teladan hidup kita, sebabanak belajar dari apa yang mereka lihat.; 3)Biarkan mereka (anak-anak) berlatih. Berilahkesempatan kepada anak untuk membantu danuntuk bekerja sama. (misalnya anak diberikepercayaan untuk mengawasi adiknya,memelihara hewan peliharaan, dan

mengerjakan sesuatu bersama teman-temannya.;4) Bicaralah dengan mereka (anak-anak). Orangtuaharus meluangkan waktu cukup banyak untukmengkomunikasikan nilai-nilai yang baik yangberlaku secara umum di masyarakat yang harusmereka lakukan. (Misalnya mengatakan katatolong dan terima kasih dapat membuat orang lainmerasa senang mendengarnya. Dan doronglahanak-anak melakukan dan mengusahakanuntuk membantu dan menyenangkan orang lain.

Selamat membaca buku “JANGAN PUKULAKU” yang ditulis psikolog Alfie Kohn, makaakan mendapatkan banyak manfaat dalammendidik dan mengasuh anak-anak kita sendiridan anak-anak didik kita secara benar.Tinggalkan hukuman dan hadiah yang selamaini digunakan untuk mengancam anak agardisiplin, rajin, dan melakukan segala sesuatuyang kita inginkan. Mulailah dengan mencintaianak-anak dengan cinta yang tulus. Buku inijuga memberikan banyak latihan bagi orang tuadalam mendidik anak dengan benar.

Page 109: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

102 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

PROFIL BPK PENABUR RENGASDENGKLOK

PROFIL BPK PENABUR RENGASDENGKLOK

Sarindi*)

*) Kepala SDK BPK PENABUR Rengasdengklok

Profil

ikal bakal berdirinya Sekolah BPKPENABUR Rengasdengklok adalahadanya Kursus Pemberantasan ButaHuruf (PBH) yang didirikan oleh Gereja

Kristen Pasundan pada tahun 1950 bertempatdi Rumah Gereja Kristen Pasundan kampungWarudoyong Rengasdengklok. Pada tahun 1953Kursus Pemberantasan Buta Huruf bergantimenjadi Sekolah Dasar Kristen (SDK). Padatahun pertama SDK mempunyai jumlah murid60 anak (kelas 1-3) dan hanya ditampung dalamsatu ruangan.

Pada tahun 1960 SDK pindah menempatigedung Sekolah Tionghoa di Jalan RayaRengasdengklok. Gedung Sekolah ini ditutupkarena adanya Peraturan Pemerintah No.10tahun 1960 yang melarang Warganegara Asing(WNA) tinggal di kota kecamatan. Karena tidakmempunyai akte pendirian yayasan, pada tahun1962 SDK diusir oleh pemerintah setempat untukmeninggalkan bekas gedung Sekolah Tionghoa.Gedung ini selanjutnya diambil alih pemerintahdan kemudian ditempati Sekolah Dasar Negeri.Dengan berat hati SDK meninggalkan bekasgedung Sekolah Tionghoa dan kemudianmenempati bekas gudang beras milik Bapak TjioDjin Liang di Jalan Karyabhakti.

Belajar dari pengalaman pahit yang terjadiKetua Majelis Jemaat Gereja Kristen ProtestanRengasdengklok Bapak Yasin Elia (kakek BapakDidi Elya Ketua BPK PENABURRengasdengklok periode 2006-2010) mengurusakte pendirian Yayasan di kantor NotarisAmanus Karawang. Tanggal 16 April 1962

Sejarah Singkat

CYayasan yang menaungi SDK resmi berdiridengan nama YAYASAN PENDIDIKAN danPERGURUAN KRISTEN (YPPK)Rengasdengklok dengan akte No.2 tahun 1962.

Tahun 1970 Bapak Tjio Djin Liangmemfungsikan kembali gudangnya, otomatisSDK harus terusir dan pindah kembali. Situasisulit terjadi kembali. Beruntung Tuhanmengirimkan utusan-Nya untukmenyelamatkan SDK. Dengan modal uangsendiri Bapak Thio Akun (Musa)mengontrakkan tanah seluas 660 m2 selama 20tahun di Jalan Karyabhakti No.136. Di tempatini Bapak Thio Akun juga membangun tigalokal kelas semipermanan dan diberi nama SDKGunabhakti.

Pada tanggal 26 September 1974 GKPRengasdengklok bergabung ke Sinode GKI Jabar.Namun pada penggabungan ini YPPKRengasdengklok tidak diikutsertakan. Usahauntuk menggabungkan YPPK Rengasdengklokke Badan Pendidikan milik GKI Jabar (BPKJabar) terus dilakukan namun tidak berhasil.Kembali SDK berjalan tertatih tatih “Bagai anakayam kehilangan induknya “

Tekad untuk menyelamatkan SDKGunabhakti terus berkobar, dengan swadayamurni wali murid, Pengurus Yayasan yangtersisa dan masyarakat setempat berhasilmembangun 3 ruang kelas bangunan permanen.Dengan bantuan Inpres Pemerintah pada awaltahun 1980 dibangun lagi satu lokal/ruangkelas bertingkat, satu lokal ruang kantor danWC.

Page 110: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

103Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

PROFIL BPK PENABUR RENGASDENGKLOK

Melalui perjuangan yang panjang danmelelahkan akhirnya pada tanggal 28 Agustus1981 YPPK Rengasdengklok diterima bergabungdengan BPK Jabar (BPK PENABUR). Babak barudimulai, BPK PENABUR menabuh genderangpendidikan di Rengasdengklok, sebuah kotakecil bersejarah, tempat disepakatinyaProklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17Agustus 1945.

Pada tanggal 3 Agustus 1987 KPS BPKPENABUR Rengasdengklok mengembangkansayapnya dengan membuka TKK Mawar Saron

di tanah milik GKI Jabar jalan ProklamasiRengasdengklok. Pada tanggal 27 April 1991SDK Gunabhakti dan TKK Mawar Saronbersama-sama hijrah ke Jalan Raya Bedeng.Menempati bangunan baru berlantai dua,sebuah bangunan yang lebih memadai danrepresentatif. Gedung sekolah yang dibangundi atas tanah milik sendiri dengan luas tanah4360 m2. Di lokasi yang baru ini SDKGunabhakti dan TKK Mawar Saron bergantinama menjadi TK-SD BPK PENABURRengasdengklok

Gambaran Umum

oN gnajneJ gnukudnePsatilisaF nahanebmePulreP

1

KT

-

-

-

--

anarasikilimeMretupmoknarajalebmep

idniamrebanarasikilimeMpakgnelnagnaurraul

-idhadumhalokeskateLuakgnaj

CAiakamemsalekgnauR-aynnadnamanagnukgniL

rajalebkutnunam

-

----

idniamrebkutnususuhkgnauRnagnaurmalad

halokeSalapeKrotnaKSKUgnauR

naakatsuprepgnauRagareptalanahabmaneP

2

DS

-

-

---

-

-

nadhalokesnagnukgniLnagnedatatidsalekgnaur-nemtapadaggnihes,ipar

rajalebanasausnakatpickiabgnay

retupmokbal,saleksatilisaFpakgnel

saulpukucnamalaHgnanermalokikilimeM

iradnaanibhalokesidajneMDIASU

nahotnocrephalokesidajneMnaanibhalokesaratnaid

taraBawaJidDIASU-iderkaret7002nuhatadaP

)60,59(Aialinnagnedisat

--

--

nainesekgnauRnadnaitkabekkutnualuagnauR

dirumautgnaronaumetrepnaakatsuprepukubnahabmaneP

MDSsatilauknatakgnineP

Page 111: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

104 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

PROFIL BPK PENABUR RENGASDENGKLOK

Jumlah Siswa Tiga Tahun Terakhir (2004-2007)

7482

60

141 144

166

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

04-05 05-06 06-07

TK

SD

)7002-4002(rihkareTnuhaTagiTawsiSisatserP

gnajneJ oN iapaciDgnayisatserP nuhaT

KT

.1 kebatobaJtakgnitnalaJkareGIInaparaHarauJ 4002

.2 kebatobaJtakgnittefatsEiraLIInaparaHarauJ 4002

.3 kebatobaJtakgnitgnajnareKaloBIIInaparaHarauJ 4002

.4 kebatobaJtakgnitriAnakhadnimeMIarauJ 6002

.5 kebatobaJtakgnitaloBrapmeLInaparaHarauJ 6002

.6 kebatobaJtakgnittapmoLIIInaparaHarauJ 6002

DS

.1 netapubaKtakgnitakitametaMedaipmylOIarauJgnawaraK

4002

.2 gnawaraKnetapubaKtakgnittaheShalokeSabmoLIarauJ 4002

.3 puCitapuBnaaraujekartuTlaggnuTsikgnatuluBIarauJ 4002

.4 gnawaraKnetapubaKtakgnitAPIedaipmylOVItakgnireP 5002

.5 puCitapuBnaaraujekirtupsabeBayaGgnaneRIarauJ 5002

.6 puCitapuBnaaraujekartuPadaDayaGgnaneRIIarauJ 5002

.7 gnawaraKnetapubakesakitametaMabmolIIarauJ 5002

.8 netapubaKtakgniTaisenodnIasahaBotadiPIarauJgnawaraK

6002

.9 awaJisniporPtakgnitaisenodnIasahaBotadiP9takgnirePtaraB

6002

.01 gnawaraKnetapubaktakgnitretupmoKIIIarauJ 6002

.11 idayiRtemalSPMSakitametaM,APIabmoLIIarauJgnawaraK

7002

Page 112: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

105Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

PROFIL BPK PENABUR RENGASDENGKLOK

KKTalapeK

.oN amaN natabaJasaM

.1 iradnawuS.RanahoR 9891-6891

.2 TitawantaRinailgnI 5991-9891

.3 namijduM.M 1002-4991

.4 idniraS.srD 6002-1002

.5 haritmaK gnarakes-6002

KDSalapeK

.oN amaN natabaJasaM

.1 irawaH 6591-3591

.2 icnaDnimaruS 7591-6591

.3 ojrahiDonosraduS 2691-7591

.4 numilaJsaliS 0791-2691

.5 idahruN 1891-0791

.6 otowarPotpijT 3891-1891

.7 namijduM.M 1002-3891

.8 idniraS.srD gnarakes-1002

3 3 3

13 13 13

0

2

4

6

8

10

12

14

04-05 05-06 06-07

TK

SD

Jumlah Guru Tiga Tahun Terakhir (2004-2007)

Page 113: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

106 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

PROFIL BPK PENABUR RENGASDENGKLOK

Beberapa Faktor yang dapatdikembangkan agar menjadi

“Sekolah Pilihan Masyarakat”

1. Menegakkan disiplin, guru, karyawan dansiswa.

2. Meningkatkan prestasi siswa baik dibidang akademis maupun non akademis.

3. Membudayakan tertib belajar dan tertibbekerja.

4. Meningkatkan kemampuan SDM baik dibidang pengajaran maupun pelayananterhadap siswa

5. Melengkapi sarana dan prasaranapendidikan.

6. Mencari kemitraan dalam hal mencaridana, sehingga semua program sekolahterbiayai

7. Kerjasama dengan gereja-gereja setempatagar mendukung jemaatnya untukmenyekolahkan anaknya di BPK PENABURRengasdengklok.

8. Melaksanakan “Open House” agarmasyarakat mengenal Profil Sekolah BPKPENABUR Rengasdengklok.

9. Merencanakan membuka jenjangpendidikan SMP sehingga adakesinambungan antara pendidikan di TK,SD dan SMP.

PenutupPenutupPenutupPenutupPenutup

BPK PENABUR Rengasdengklok adalahsatu-satunya sekolah swasta di tingkat

kecamatan Rengasdengklok. Namun untukmencari murid tidak semudah membalikkantelapak tangan. Tidak mudah menarik simpatimasyarakat non Kristen untuk menyekolahkananaknya di BPK PENABUR. Kalau dilihat darijumlah murid tiga tahun terakir memangmengalami kenaikan, tetapi kenaikannya kurangsegnifikan. Kondisi ini tidak mematahkansemangat para Pengurus,Kepala Sekolah, Gurudan Karyawan untuk mengupayakan BPKPENABUR Rengasdengklok menjadi “Sekolah Pilihan Masyarakat”.

BPK PENABUR Rengasdengklok mulaiberbenah diri, mulai dari melengkapi sarana danprasarana pendidikan, meningkatkan kualitasguru dengan cara mengikutsertakan pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh Diknas,DBE maupun PH BPK PENABUR, mendorongguru-guru yang belum berpendidikan S1 untukstudi lanjut S1, dan sekarang ini sedang merintismengembangkan jenjang pendidikan tingkatSMP yang selama ini menjadi keinginan orangtua murid SD. Selama ini putra-putri merekasetelah lulus dari SDK BPK PENABUR harusmelanjutkan tingkat SMP ke Karawang yangjaraknya kurang lebih 20 km. Kiranya RencanaPengurus BPK PENABUR Rengasdengklok inimendapatkan dukungan sepenuhnya dari PHBPK PENABUR.

Harapan menjadi “Sekolah PilihanMasyarakat” tetap menjadi cita-cita BPKPENABUR Rengasdengklok. Tentunya disertaidoa dan mohon pertolongan dari Tuhan. Tuhanmemberkati pelayanan kita di BPK PENABUR.

)surugneP(nasayaYauteK

oN amaN natabaJasaM

.1 idaiteSiddE 6891-2891

.2 idagnirPideoB 4991-6891

.3 .ES,anayruSynnaY 2002-4991

.4 .seK.M,idnafAanayruS.rD 4002-2002

.5 idaitsirKleinaD 6002-4002

.6 .seK.M,aylEidiD 0102-6002

Page 114: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

107Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

lahir di Jakarta Maret 1960. Bekerja di Force One Selling dan Distribu-tion Consultants; Frontier Marketing & Research Consultants Partner &Principals Consultant. Sebagai Pengurus BPK PENABUR Jakartaperiode 2006-2010.

lahir di Bandung, Desember 1961. Lulus dari STT Duta Wacanatahun 1987 dan saat ini sedang menyelesaikan S2 Program M.Minpada STT Jakarta. Menulis beberapa Modul Pengajaran PAK danpernah sebagai Dosen tidak tetap di UNTAR dan UKRIDA. Sejak1998- sekarang sebagai Kepala Bidang Kerohanian BPK PENABURJakarta.

lahir di Klaten, Jawa Tengah. Menyelesaikan studi di IKIP SanataDharma tahun 1984, (sekarang Universitas Sanata Dharma)Yogyakarta, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam(FMIPA). Menyelesaikan S2 Magister Manajemen di UniversitasKristen Krida Wacana Jakarta tahun 2007. Saat ini sebagai KepalaJenjang SMA BPK PENABUR Jakarta.

born in Jogyakarta, December 1978. His last education is S1 EnglishEducation Faculty and Teachers Training Program 2001 in Sanata DharmaUniversity, Yogyakarta. He worked as an English teacher in SMAK 1 BPKPENABUR JAKARTA for 2 years and works as Bina Nusantara UniversityEnglish Lecturer Jakarta for 5 years (2001 -2006). Now he is studying forMaster degree program in Sanata Dharma University, Yogyakarta in orderto improve his competence and knowledge related to the development of EFLeducation.

lahir di Jakarta, April 1969. Menyelesaikan S1 di FKIP UniversitasJambi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia (1996). MenyelesaikanMagister Pendidikan tahun 2004 di Universitas Kristen Jakarta. Padatahun 2000 s.d tahun 2002 pernah menjadi dosen di AkademiSekretaris dan Manajemen LEPISI Tangerang. Bekerja di BPKPENABUR sejak tahun 1988 dan saat ini sebagai guru BahasaIndonesia di SMP Kristen 1 BPK PENABUR Jakarta serta pelatihekstrakurikuler menulis.

lahir di Jakarta, September 1957. Sarjana Muda ASMI tahun 1957 danmelanjutkan pendidikan di Jurusan Bimbingan Konseling di STKIPJakarta dan lulus tahun 2004. Sebelum menjadi guru di BPKPENABUR, bekerja sebagai sekretaris di PT. Citroen House, PT. NisseiIndonesia dan PT. Wisma Peni. Saat ini sebagi guru BK di SDK 1 BPKPENABUR Jakarta.

lahir di Bandung, Juli 1971. Menyelesaikan Program MagisterManajemen di Universitas Katolik Parahyangan Bandung dengankonsentrasi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan ProgramMagister Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia denganProgram Studi Pengembangan Kurikulum konsentrasi TeknologiPendidikan. Sejak tahun 1994 menekuni dunia pendidikan sebagai

Keterangan Mengenai Penulis

Chris Maryadi SB,ACCA., M.Com.,

Djudjun DjaenuddinSupriadi, S.Th.,

Elika Dwi Murwani,Dra.,

Kaprista Sutikno,

Keke T. Aritonang,M.Pd.,

Melanie D. Murwanto,S.Pd.,

Muksin Wijaya, M.Pd.,M.M.,

Page 115: Cover dalam depan belakang - bpkpenabur.or.idbpkpenabur.or.id/wp-content/uploads/2015/10/jurnal-No08-VI-Juni... · Perguruan Tinggi serta pendidikan nonformal yang dikelola oleh masyarakat

108 Jurnal Pendidikan Penabur - No.08/Th.VI/Juni 2007

guru di beberapa SMP dan SMA swasta Kristen dan Katolik. MenulisBuku Komputer yang diterbitkan oleh Gramedia–Elexmedia danPenerbit ANDI Yogyakarta. Saat ini selain dosen luar biasa diSekolah Tinggi Informatika dan Manajemen di Bandung, jugasebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Program Pendidikan BPKPENABUR Bandung. Alamat e-mail: [email protected]

lahir di Sukabumi, Januari 1950. Mulai bekerja di BPK PENABURsejak tahun 1974 sebagai guru tidak tetap di SMKK I (dahuluSMEAK). Diangkat sebagai guru tetap tahun 1977. Selain di SMEAK,mengajar juga di SMK II (dahulu STMK) dan SMFK. Pernah jugamengajar di SMAK 1. Setelah SMKK I dan SMKK II ditutup padatahun 2007, ditempatkan mengajar di SMFK, SMAK 3, dan SMAK 7BPK PENABUR.

lahir di Yogyakarta, Juli 1962. Menyelesaikan D3 Pendidikan Sejarahdari Universitas Galuh Ciamis. Guru TKK BPK PENABURTasikmalaya sejak 1982 sampai sekarang.

lahir di Klaten, Oktober 1972. Menyelesaikan pendidikan menengahatas di SMA Kolese De Britto Yogyakarta (1992) Jurusan Ilmu Biologi(A2). Menyelesaikan S1 di Universitas Sanata Darma YogyakartaJurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (1998). Bekerja diBPK PENABUR Bandung sejak tahun 1998 yaitu sebagai stafpengajar Bahasa Indonesia di SMAK 2 BPK PENABUR Bandung.

lahir di Sidikalang. Menyelesaikan S1 dari IKIP Negeri Medan(sekarang Universitas Negeri Medan). Mulai bekerja di BPKPENABUR (Pusat) tahun 1993 di bagian Biro Perencanaan danPengembangan Pendidikan. Kemudian di bagian Risbang dan saatini sebagai staf Pendidikan dan Diklat BPK PENABUR.

lahir di Sragen, Januari 1964. Menyelesaikan Pendidikan Program S1di Universitas Singaperbangsa Karawang Jurusan Kurikulum danTeknologi Pendidikan tahun 1991. Menjadi guru SD BPK PENABURRengasdengklok tahun (1985- 2001 ) dan tahun 2001-sekarangmenjadi Kepala SD BPK PENABUR Rengasdengklok.

lahir di Jakarta, Juni 1974. Sarjana Pendidikan Teknik Elektro dariIKIP Jakarta, 1998. Mulai bekerja di BPK PENABUR Jakarta tahun1999 sebagai staf Bagian Litbang. Saat ini sebagai staf Bagian PusatPengkajian dan Pengembangan Pendidikan BPK PENABUR Jakarta.Tertarik dan mengamati pendidikan usia dini sejak terlibat dalampenyusunan kurikulum TKK Bilingual BPK PENABUR Jakarta.

lahir di Sleman, 27 Juli 1966. Sarjana Pendidikan dari FK I P JurusanKurikulum Teknologi Pendidikan Universitas Kristen Satya WacanaSalatiga. Selama mahasiswa aktif menulis di koran kampus. Saat inisebagai staf di Pusat Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan (P4)BPK PENABUR Jakarta. Keahlian lain adalah menyunting naskah,menyusun kuesioner dan evaluasi program. Sekarang memperolehbeasiswa dari BPK PENABUR Jakarta untuk melanjutkan studi diProgram Pascasarjana S2 Jurusan Teknologi Pendidikan UniversitasNegeri Jakarta (UNJ).

Mulyani, Dra.,

Nur Hari Cahyanti,

Petrus Trimantara, S.Pd.,

Rosmawati Situmorang,

Sarindi, Drs.,

Upi Isabella, S.Pd.,

Yuli Kwartolo, S.Pd.,


Top Related