Download - Contoh Laporan Studi Lingkungan
Contoh Laporan Studi Lingkungan Contoh Studi Lingkungan
Tuesday, March 29, 2011
Contoh Laporan Pengelolaan Lingkungan
5.1 UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pengelolaan lingkungan yang dilakukan merupakan suatu usaha untuk mengatasi dampak-dampak yang akan timbul dan mempengaruhi komponen-komponen lingkungan. Dampak yang timbul akibat dari kegiatan konstruksi dan operasional RSUD Cimacan. Tujuan dari upaya pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan secara konsisten adalah untuk :
• Meningkatkan mutu pengelolaan lingkungan hidup di rumah sakit • Mengurangi kuantitas limbah rumah sakit dengan kualitas tidak melampaui nilai
ambang batas.• Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku segenap unsur yang terlibat dalam
pengelolaan rumah sakit tentang pentingnya pengelolaan lingkungan rumah sakit
Beberapa dampak yang terjadi akibat kegiatan rumah sakit dapat dihilangkan karena adanya peraturan dan perundangan yang mengatur prosedur pengelolaan dan pemantauan yang harus dilakukan oleh rumah sakit. Penyusunan standar prosedur pengelolaan dan pemantauan berbagai instalasi pelayanan di rumah sakit yang tidak sesuai dengan peraturan pemerintah dapat menyebabkan sanksi dicabutnya izin operasional rumah sakit.
5.1.1 PENDEKATAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Pada prinsipnya, teknik pengelolaan lingkungan yang akan diterapkan di RSUD
Cimacan adalah petunjuk atau pedoman pengelolaan yang berkaitan dengan
pengoperasian rumah sakit yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan berupa
Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Kesehatan dan Keputusan Dirjen.
a. Pelayanan Radiologi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi
Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif.
Pedoman Pelayanan Radiologi RSUD Cimacan mengacu kepada Peraturan
Pemerintah RI No. 29 tahun 2008 tentang Izin Perijinan Pemanfaatan Sumber
Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir serta Peraturan Kepala BAPETEN Nomor
21/Ka-BAPETEN/XII-02 tentang Program jaminan Kualitas Instalasi Radioterapi.
Prosedur Penanganan Limbah Instalasi Radiologi berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 27 tahun 2002 tentang Pengelolaan Limbah Radioaktif serta
berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 01-P/Ka-
Bapeten/I-03 tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik.
Limbah pelayanan dan tata cara pengangkutan :
- Limbah radioaktif dari Instalasi Radiologi dikumpulkan dan ditempatkan pada
wadah pengumpul yang memiliki karakter dan label keterangan yang sesuai
dengan ketentuan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Lampiran 1.
- Limbah radioaktif diangkut untuk dikelola oleh pihak instansi yang berwenang.
Pengangkutan dilakukan dengan tata cara yang telah ditentukan pada Peraturan
Pemerintah RI No. 26 tahun 2002 tentang Keselamatan Pengangkutan Zat
Radioaktif.
b. Pelayanan Sanitasi Pengelolaan Linen
Pedoman Pelayanan Sanitasi Pengelolaan Linen berdasarkan pada Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Lampiran 1.
Kegiatan sanitasi linen meliputi penanganan dan pengangkutan linen, pencucian
linen kotor, penanganan linen bersih serta pemeriksaan sanitasi pengelolaan linen.
Monitoring pelayanan linen meliputi faktor lingkungan (suhu, kelembaban,
kebisingan, angka kuman udara ruang, dan lain-lain), kualitas air bersih dan
kualitas air limbah.
c. Dekontaminasi Melalui Sterilisasi dan Disinfeksi
Pedoman Dekontaminasi Melalui Disinfeksi dan Sterilisasi disusun berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Lampiran 1.
Sterilisasi merupakan suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barang dimana
pada akhir proses tidak dapat ditunjukkan adanya mikroorganisme hidup pada
batang tersebut. Kegiatan sterilisasi melingkupi sterilisasi alat medis dan
pemeriksaan sanitasi dengan peralatan seperti autoclave, ultrasonic cleaner, glave
condisioner, check linen table, sewing machine, sterilisator gas ETD, water
treatment, oven, api bunsen, api lampu spritus, steam. Pelaksanaan program
sterilisasi dilaksanakan 3 bulan sekali.
Disinfeksi adalah proses menurunkan jumlah mikro organisme penyebab peyakit atau
yang berpotensi potongan dengan cara fisika atau kimiawi. Kegiatan desinfeksi
meliputi desinfeksi ruangan, desinfeksi permukaan alat-alat medis dan non medis
dan pemeriksaan sanitasi. Pelaksanaan program dilakukan setiap harian, mingguan,
bulanan dan triwulan sesuai dengan kebutuhan.
Monitoring disinfeksi dan sterilisasi dilakukan secara berkala minimal 3 bulan sekali.
d. Higiene Dan Sanitasi Makanan Minuman
Peraturan Menteri Kesehatan No. 712/Menkes/Per/XI/1992 tentang
Persyaratan Kesehatan Jasa Boga.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Lampiran 1.
Pengelolaan yang dilakukan adalah sanitasi kualitas air dan penanganan limbah,
sanitasi ruangan pengolahan makanan (konstruksi dapur dan tata letak), sanitasi
bahan makanan, alat, pencucian alat, penyimpanan bahan makanan, makanan jadi,
pemasakan, penyajian makanan serta kontaminasi makanan.
e. Penyehatan Ruang Bangunan Dan Halaman Rumah Sakit
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Lampiran 1.
Pelaksanaan penyehatan ruang bangunan dan halaman rumah sakit meliputi
pengukuran kualitas udara (suhu, kelembaban, debu, kebisingan dan bakteriologi
udara) dan pengawasan fisik ruang (pencahayaan, ventilasi dan disinfeksi ruang).
f. Pengendalian Serangga Tikus Dan Binatang Pengganggu Lainnya
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Lampiran 1.
Menekan populasi serangga dan binatang pengganggu lainnya yang terdapat di
lingkungan rumah sakit yang keberadaannya dapat menimbulkan gangguan
kesehatan. Lingkup kegiatan adalah pengendalian kecoak, rayap, nyamuk, lalat,
kutu busuk, tikus.
g. Pengelolaan Limbah Cair
Pedoman Pengelolaan Dan Pemantauan Limbah Cair disusun berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Lampiran 1 dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
58/MenLH/XII/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit.
Proses pengolahan limbah cair mengalami beberapa tahap perlakuan :
o Pengumpulan limbah cair dari sumbernya
o Pre-treatment pada ruang tertentu untuk limbah yang berasal dari Instalasi Gizi,
Laundry, Laboratorium dan Radiologi
o Monitoring bak kontrol, bak penampungan dan jaringan perpipaan limbah cair
o Proses pengolahan limbah cair di unit pengolahan
o Hasil proses pengolahan limbah cair harus sesuai baku mutu limbah cair
o Pembuangan hasil pengolahan limbah cair harus sesuai baku mutu limbah cair
rumah sakit berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.
58/MenLH/XII/1995
o Pembuangan hasil pengolahan dialirkan ke danau-danau eksisting.
h. Pengelolaan Limbah Padat
Pedoman Pengelolaan Dan Pemantauan Limbah Padat disusun berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Lampiran 1.
Penanganan sampah medis di ruangan/unit penghasil harus sesuai dengan protap
dimana sampah medis sebelum dibawa ke tempat pengolahan harus ditempatkan
sesuai dengan standar antara lain :
o Sampah Medis Non Tajam (kasa, kapas, perban, kateter, slang infus, plester, masker,
jaringan tubuh) ditempatkan/dimasukan di tong sampah dan dilapisi kantong plastik
warna kuning
o Sampah Medis Tajam (jarum suntik, ampul, lancet, mes, pisau, gunting) dimasukkan
ke tempat khusus jarum warna kuning yang diberi larutan clorin serta dilapisi
kantong plastik
o Sampah Bahaya Beracun (citotoxis, chemotherapy, bahan kimia) dimasukkan ke
dalam bak sampah kuning dilapisi kantong plastik ungu
o Sampah Medis Radioaktif dimasukkan dalam bak sampah dengan lapis kantong
plastik warna merah (bekerjasama dengan BATAN)
o Sampah Medis dari Farmasi yang meliputi obat-obatan dan reagen kadaluwarsa bila
mungkin dikembalikan ke agen dan bila tidak memungkinkan dibakar di Insinerator
o Sampah Medis Khusus (HIV, SARS dll) dimasukkan ke bak sampah dilapisi kantong
plastik, diikat dan diisi label.
o Semua limbah B3 dilakukan pencatatan dan pelaporan dengan mengacu pada
KepMenLH No. 18 jo 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
Kereta pengangkut sampah diberi label sampah medis dan non medis serta sampah
medis tidak boleh campur dengan sampah non medis. Petugas pengangkut harus
memakai Alat Perlindungan Diri (APD) seperti pakaian khusus, sarung tangan,
sepatu boot dan masker. Begitu pula operator Insinerator .
Pengisian sampah ke dalam bak sampah tidak boleh melebihi ¾ dari volume bak
sampah. Bak sampah habis dipakai dari ruangan harus direndam dengan kaporit
60% selama 15 menit. Pemusnahan sampah medis dibakar di insinerator dengan
suhu 1000oC ke atas. Abu hasil Insinerator serta sampah non medis di TPS RS
diangkut ke TPA oleh Dinas Kebersihan Pemerintah Kota.
i. Pengelolaan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis
Pengelolaan laboratorium mikrobiologi dan biomedis mengacu pada Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 1244/Menkes/SK/XII/1994 tentang Pedoman
Keamanan Laboratorium Mikrobiologi dan Biomedis.
j. Pengendalian Infeksi Nosokomial
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit Lampiran 1.
Pencegahan yang dilakukan adalah :
Pencucian tangan
Dekontaminasi terhadap peralatan yang tercemar atau telah dipergunakan sebelum
peralatan tersebut menjalani proses lebih lanjut
Pembersihan/pencucian semua alat yang akan didisinfeksi atau disterilkan untuk
menghilangkan semua bahan organik (darah dan jaringan) dan sisa lainnya.
Disinfeksi adalah menghilangkan semua mikroba tetapi spora mungkin masih ada
Sterilisasi merupakan upaya menghancurkan mikroba termasuk spora bakteri
(Bacillus subtilis, Clostridium tetani dan lain-lain)
5.1.2 TAHAP PRAKONSTRUKSI
Pada tahap prakonstruksi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pembebasan lahan dengan pemilik lahan (telah dilakukan pembebasan
lahan dengan status Hak pakai dan sertifikatnya terlampir)
2. Pengumpulan/pembuatan surat-surat perijinan untuk lokasi rencana
pengembangan RSUD Cimacan. Pada pelaksanaan pembangunan RSUD Cimacan
akan dikoordinasikan dengan pihak terkait (Dinas Tata Ruang dan Permukiman
Kabupaten Cianjur).
5.1.3 TAHAP KONSTRUKSI5.1.3.1 Komponen Fisik5.1.3.1.1 Kualitas Udara
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelola adalah peningkatan kadar debu di udara sekitar tapak
dan emisi gas buang kendaraan proyek di sekitar jalur mobilisasi.
b. Sumber Dampak
Pematangan lahan, yang menggunakan berbagai peralatan berat seperti jack
hammer, stamper, backhoe, bulldozer.
Mobilisasi peralatan berat dan material kerja, yang menggunakan kendaraan
pengangkut.
Kegiatan pembangunan fisik RSUD Cimacan dan berbagai sarana pendukungnya
yang menggunakan mesin-mesin konstruksi dan peralatan berat lainnya.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipakai untuk pengelolaan adalah :
Kualitas Udara Ambien : Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 41
tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Emisi Genset : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 13/Men
LH/III/1995 tentang Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
Emisi Kendaraan : PERMEN LH No 5 Tahun 2006 tentang Ambang Batas Emisi
Gas Buang.
d. Tujuan Pengelolaan
Mencegah terjadinya penyebaran debu ke permukiman penduduk.
Mengurangi dampak yang timbul dari mobilisasi material dan peralatan
e. Upaya Pengelolaan
Pematangan Lahan dan Pembangunan Fisik Rumah Sakit:
Memberi pagar pembatas proyek di sekeliling tapak
Melakukan penyiraman di sekeliling tapak jika pematangan lahan dan
pembangunan fisik rumah sakit dilakukan pada musim kemarau.
Mobilisasi Peralatan dan material :
Perawatan mesin kendaraan sehingga dapat terjaga kualitas emisinya.
Menggunakan kendaraan yang lulus uji emisi.
Membersihkan kendaraan pengangkut tanah urug di lokasi pengangkutan
maupun pengurugan sebelum masuk ke jalan raya.
Truk pengangkut material ditutup dengan terpal
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pemberian pagar pembatas dan penyiraman dilakukan di sekeliling tapak
proyek
Perawatan kendaraan dilakukan di lokasi proyek
Pembersihan tanah urug dilakukan di lokasi pengangkutan maupun
pengurugan di tapak lokasi
g. Waktu Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama kegiatan konstruksi berlangsung.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.3.1.2 Kebisingan
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelola adalah peningkatan kebisingan di sekitar tapak proyek
dan permukiman penduduk.
b. Sumber Dampak
Persiapan dan pematangan lahan
Mobilisasi peralatan berat dan material kerja
Kegiatan pembangunan fisik Rumah Sakit dan berbagai sarana pendukungnya.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipakai untuk pengelolaan adalah Kep. Men.LH No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
d. Tujuan Pengelolaan
Mencegah terjadinya penyebaran kebisingan ke lingkungan.
Melokalisir penyebaran kebisingan
Mengurangi dampak yang timbul dari kebisingan
e. Upaya Pengelolaan
Pematangan Lahan dan Pembangunan Fisik Rumah Sakit :
Memberi pagar pembatas (barrier) proyek di sekeliling tapak untuk
mereduksi kebisingan
Kegiatan pematangan lahan dan pembangunan fisik rumah sakit dilakukan
pada siang hari.
Mobilisasi Peralatan dan material :
Perawatan mesin kendaraan secara rutin sehingga dapat terjaga tingkat
kebisingannya.
Kecepatan mobil pengangkut material dan peralatan 20-30 Km/jam
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pemberian pagar pembatas di sekeliling tapak proyek
Perawatan kendaraan dilakukan di lokasi proyek
Pembatasan kecepatan kendaraan dilakukan di sepanjang jalur mobilisasi
g. Waktu Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama kegiatan konstruksi berlangsung.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.3.1.3 Peningkatan Air Larian
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang akan ditimbulkan berupa meningkatnya air larian dari kegiatan
pematangan lahan dan pembangunan fisik rumah sakit pada tahap konstruksi.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah pematangan lahan dan pembangunan fisik rumah sakit
tahap konstruksi sehingga koefisien run off lahan menjadi besar yang
mengakibatkan air saluran sulit meresap ke dalam tanah dan mengalir sambil
mengikis tanah lalu masuk ke dalam badan air.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang digunakan adalah meningkatnya volume air larian di sekitar lokasi
proyek yang diakibatkan oleh kegiatan pematangan lahan dan pembangunan fisik
RSUD Cimacan.
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan pengelolaan lingkungan adalah mengendalikan volume air larian yang
berpotensi menimbulkan banjir di sekitar lokasi kegiatan proyek.
e. Upaya Pengelolaan
pembuatan drainase sementara di sekitar lokasi pematangan lahan dan dialirkan ke
kolam penampungan sementara yang berfungsi seperti sumur resapan dan atau
biopori. Air yang tidak tertampung akan mengalir ke drainase eksisting untuk
selanjutnya dialirkan ke sungai Paragajen.
Melakukan pengontrolan terhadap saluran drainase pada musim hujan.
Segera setelah kegiatan konstruksi, lahan yang terbuka ditutup / ditanami dengan
tumbuhan (berupa rumput dan pohon). Alternatif tanaman yang disarankan
tanaman keras yang berasal dari daerah setempat (lokal) atau dapat juga ditanami
dengan tanaman keras yang sering di tanam sebagai tanaman pelindung jalan
seperti : angsana (Pterocarpus indicus), Trembesi (Samanea saman), Pohon sabun
(Filicium decipiens), Flamboyan (Delonix regia), Spathodea campanulata, bambu
jepang (Dracaena surculosa), dan mahooni (Sewitenia mahagoni).
Melakukan tebang pilih, dimana pohon tidak ditebang semua, hanya lahan untuk
bangunan saja yang pohonnya ditebang
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Lokasi pengelolaan adalah di sekitar lokasi tapak pematangan lahan dan
pembangunan RSUD Cimacan.
g. Waktu Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan adalah selama waktu konstruksi.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.3.2 Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
5.1.3.2.1 Peluang Kerja dan Kesempatan Berusaha
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah peluang kerja dan kesempatan berusaha sehingga
dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak dari aspek peluang kerja adalah perekrutan tenaga kerja pada
tahap konstruksi.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur untuk pengelolaan adalah jumlah/prosentase penduduk lokal yang
bekerja di proyek pengembangan RSUD Cimacan.
d. Tujuan Pengelolaan
Pengelolaan ditujukan untuk mengatur sedapat mungkin agar dampak positif yang
bermanfaat menjadi tidak terganggu dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
masyarakat sekitar.
e. Upaya Pengelolaan
Perekrutan Tenaga Kerja
Melapor keperluan tenaga kerja ke Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Cianjur sesuai dengan Keppres No. 4 Tahun 1980.
Memberi kesempatan bekerja pada masyarakat sekitar lokasi RSUD Cimacan sesuai
dengan kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan peluang pekerjaan
yang ada melalui leaflet yang diteruskan kepada RT sekitar RSUD Cimacan.
Membuat perjanjian kerja tertentu antara pekerjaan dengan kontraktor yang
diketahui oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cianjur
untuk menghindarkan perselisihan hubungan kerja pada saat konstruksi selesai
sesuai dengan Kepmenker No. 220/Men/2003
Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja awal dan akhir kontrak untuk
mengetahui kondisi tenaga kerja, apakah benar - benar sesuai dengan bunyi Pasal
8 ayat (1) Undang - Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Setiap tenaga kerja diasuransikan dengan Program Jamsostek sesuai dengan UU No.3
Tahun 1993
Memperhatikan syarat - syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam
tempat kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1994
Kontraktor pengerjaan harus mempunyai sistem mengenai keselamatan kerja (SMK3)
sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003
Tidak melakukan pemutusan hubungan kerja dengan para pekerja kontraktor selama
mereka bekerja dengan baik sampai kegiatan konstruksi berakhir.
Setelah kegiatan konstruksi selesai dilakukan, semua tenaga kerja yang di PHK
akibat dari habisnya pekerjaan harus melaksanakan ketentuan sebagimana diatur
dalam Undang – Undang No. 13 Tahun 2003
Peluang Berusaha
Memberi kesempatan kepada masyarakat yang akan membuka usaha yang
menunjang bagi pekerja konstruksi seperti jasa catering, tempat penginapan dan
lain sebagainya tanpa tanpa mengganggu kegiatan proyek hingga kegiatan operasi
rumah sakit.
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di sekitar Desa Cimacan dan Palasari, Kecamatan Cipanas
Kabupaten Cianjur.
g. Waktu Pengelolaan
Penyebaran informasi hendaknya dilakukan 1 bulan sebelum perekrutan tenaga
kerja dilakukan dan pengelolaannya dilakukan selama masa konstruksi.
h. Pembiayaan
Biaya upah ditanggung oleh kontraktor pelaksana.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Cianjur.
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.3.2.2 Kecemburuan Sosial
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah keresahan sosial dalam bentuk kecemburuan
sosial yang berpotensi menimbulkan konflik di masyarakat karena tidak semua
penduduk usia kerja dapat ikut serta dalam kegiatan konstruksi karena
keterbatasan lowongan kerja.
b. Sumber Dampak
kegiatan perekrutan tenaga kerja konstruksi dimana jumlah tenaga kerja konstruksi
yang dibutuhkan tidak sebanding dengan jumlah pelamar.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur untuk pengelolaan adalah persepsi masyarakat terhadap proses
perekrutan tenaga kerja konstruksi (ada tidaknya indikasi kecemburuan sosial).
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan dilakukan pengelolaan adalah mencegah kecemburuan sosial yang
berakibat munculnya konflik sosial sehingga menimbulkan persepsi negatif
terhadap kegiatan pembangunan RSUD Cimacan.
e. Upaya Pengelolaan
Melapor keperluan tenaga kerja ke Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Cianjur sesuai dengan Keppres No. 4 Tahun 1980.
Memberi kesempatan bekerja pada masyarakat sekitar lokasi RSUD Cimacan
sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan peluang
pekerjaan yang ada melalui leaflet yang diteruskan kepada RT sekitar RSUD
Cimacan.
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di Desa Cimacan dan Palasari, Kecamatan Cipanas.
g. Waktu Pengelolaan
Sosialisasi dilakukan ± 1 bulan sebelum penerimaan tenaga kerja dan
pengelolaannya dilakukan selama kegiatan konstruksi.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.3.3 Komponen Transportasi
5.1.3.3.1 Kemacetan dan Kecelakaan Lalu Lintas
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dihasilkan adalah kemacetan dan kecelakaan lalu lintas
khususnya di Jalan Raya Cipanas dan di tapak proyek.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi alat dan material konstruksi.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur dampak yang digunakan adalah tingkat kemacetan dan jumlah
kecelakaan yang terjadi setiap tahun di Jalan Raya Cipanas.
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan pengelolaan adalah mengurangi terjadinya kemacetan dan kecelakaan
khususnya di sekitar pintu masuk dan pintu keluar rumah sakit yang diakibatkan
mobilisasi alat dan material untuk pembangunan RSUD Cimacan.
e. Upaya Pengelolaan
Mengatur waktu mobilisasi kendaraan pengangkut alat dan material konstruksi
pada saat lalu lintas tidak padat.
Melakukan pengelolaan aspek transportasi dengan cara memberi rambu-rambu
sederhana di sekitar Jalan Raya Cipanas yang terkena jalur mobilisasi kendaraan
proyek, mengatur jadwal, ritasi dan tonase jumlah kendaran proyek
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pengaturan jadwal, jumlah, ritasi dan tonase kendaraan proyek dilakukan di
sepanjang jalur transportasi.
Pemasangan rambu-rambu dilakukan pada radius 500 m Jalan Raya Cipanas
menuju gerbang masuk Rumah Sakit, serta di beberapa titik di dalam area Rumah
Sakit yang terkena jalur mobilisasi kendaraan proyek
g. Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi berlangsung.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan pembuatan rambu-rambu menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan dan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Umum dan
Binamarga Kabupaten Cianjur.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cianjur dan Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.4 TAHAP OPERASIONAL5.1.4.1 Komponen Fisik5.1.4.1.1 Kualitas Udara
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelola adalah emisi gas buang pada insinerator, kendaraan
petugas dan pengunjung, dan Bau dari TPS sampah domestik.
b. Sumber Dampak
Pembakaran limbah padat di insinerator.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipakai untuk pengelolaan adalah :
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 13/Men LH/III/1995
tentang Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
d. Tujuan Pengelolaan
Mencegah terjadinya penyebaran gas buang ke permukiman penduduk dan
mengganggu kenyamanan pasien.
e. Upaya Pengelolaan
Menggunakan insinerator dengan suhu pembakaran di atas 1000 oC.
Menempatkan insinerator jauh dari ruang perawatan
Memperhatikan arah angin dominan untuk mengarahkan cerobong
insinerator
Pembakaran dilakukan pada saat arah angin tidak ke pemukiman penduduk
Menggunakan insinerator dengan ketinggian tertentu yang memenuhi
satandar keamanan dan kesehatan.
Tinggi cerobong insinerator 7 m
Menggunakan insinerator dengan sistem smoge list
Pengaturan terhadap alur keluar masuk kendaraan petugas dan pengunjung
Pengaturan jadwal pengambilan sampah dari TPS.
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di ruang insinerator dan ruang genset.
g. Waktu Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama rumah sakit beroperasi.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.4.1.2 Kualitas Air
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang muncul dari kegiatan operasi RSUD Cimacan adalah
menurunnya kualitas air tanah dan air permukaan jika limbah cair rumah sakit tidak
terkelola dengan baik.
b. Sumber Dampak
kegiatan pembuangan limbah cair RSUD Cimacan yang sudah diproses dalam IPAL
ke lingkungan.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipakai untuk pengelolaan adalah :
Limbah cair kegiatan rumah sakit : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI
No. 58/Men LH/XII/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah
Sakit.
Kualitas air tanah : Peraturan Menteri Kesehatan No 416/PER/IX/1990 lampiran II
tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih, Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VIII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Minum.
Kualitas air permukaan : Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Pengelolaan dan
Pengendalian Pencemaran Air, Lampiran II
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan dari pengelolaan lingkungan adalah agar air buangan limbah cair rumah
sakit tidak menyebabkan penurunan kualitas air tanah dan air permukaan.
e. Upaya Pengelolaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan, agar air buangan limbah cair rumah sakit tidak
menyebabkan penurunan kualitas air tanah dan air permukaan adalah dengan
cara :
Pengelolaan limbah rumah sakit mengacu pada peraturan perundangan yang
berlaku seperti :
Kepmenkes RI No : 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Pedoman Pengelolaan Limbah
Sarana Kesehatan
KepMenKes RI No : 1204/MenKes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
Keputusan Dirjen P2M dan PLP No. HK.00.06.6.44 Tahun 1993 tentang Pesyaraatan
dan Petunjuk Teknis Tata Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit
Keputusan Menteri KLH No. 58/MenLH/XII/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cairan
Rumah Sakit
Pendekatan teknologi system pengolahan limbah cair di IPAL sebelum dibuang ke
badan air
Memastikan efektivitas kinerja IPAL bisa mengurangi konsentrasi limbah cair
sebelum dibuang ke badan air (sungai Paragajen)
Melakukan perawatan IPAL dan drainase secara berkala
Melakukan perbaikan IPAL sesegera mungkin bila hasil uji air limbah ada parameter
yang melebihi baku mutu
Menempatkan operator khusus yang mempunyai keahlian mengelola IPAL rumah
sakit
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di sekitar IPAL, saluran drainase, serta lingkungan RSUD
Cimacan.
g. Waktu Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama RSUD Cimacan beroperasi.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.4.1.3 Kualitas Tanah
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dikelola adalah residu pembakaran di insinerator.
b. Sumber Dampak
Kegiatan pembakaran limbah medis di insinerator.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipakai untuk pengelolaan adalah :
Limbah B3 : Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999.
d. Tujuan Pengelolaan
Mencegah terjadinya pencemaran tanah akibat abu insinerator.
e. Upaya Pengelolaan
Melakukan tes TCLP pada abu insinerator, jika memenuhi baku mutu abu
insinerator akan ditimbun di bak kedap air di sekitar lokasi.
Jika abu insinerator tidak melebihi baku mutu maka akan dilakukan
pengelolaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999
Adapun tata laksana/prosedur dari kegiatan pengelolaan sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 18 tahun 1999 adalah :
1. Kegiatan reduksi limbah, dengan proses (house keeping) yang meliputi substitusi
bahan, modifikasi proses, serta upaya reduksi limbah B3 lainnya
2. Kegiatan Pengemasan, yaitu memberikan kemasan limbah B3 wajib diberi simbol
dan label yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3.
3. Penyedian lahan khusus tempat penyimpanan limbah B3, seperti :
o lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir , tidak rawan bencana dan di luar
kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang
o rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah. karakteristik limbah B3 dan upaya
pengendalian pencemaran lingkungan.
4. Kegiatan pengumpulan, yaitu dengan :
o memperhatikan karakteristik limbah B3;
o mempunyai laboratorium yang dapat mendeteksi karakteristik limbah B3 kecuali
untuk toksikologi;
o memiliki perlengkapan untuk penanggulangan terjadinya kecelakaan;
o memiliki konstruksi bangunan kedap air dan bahan bangunan disesuaikan dengan
karakteristik limbah B3;
o mempunyai lokasi pengumpulan yang bebas banjir.
5. Kegiatan pengangkutan, pihak rumah sakit dapat bekerja sama dengan pihak
ketiga yang telah memiliki ijin pengangkutan dan pemanfaatan limbah B3 sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di bak timbun.
g. Waktu Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama rumah sakit beroperasi.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.4.2 Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
5.1.4.2.1 Peluang Kerja dan Kesempatan Berusaha
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah adanya peluang kerja dan kesempatan berusaha
sehingga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
b. Sumber Dampak
Perekrutan tenaga kerja pada tahap operasi dan adanya peluang kerja dan
kesempatan berusaha
c. Tolok Ukur
Tolok ukur dari pengelolaan dampak ini adalah jumlah/prosentase penduduk lokal
yang bekerja di RSUD Cimacan.
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan dari pengelolaan lingkungan adalah menjaga agar dampak positif yang
bermanfaat menjadi tidak terganggu dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
masyarakat sekitar.
e. Upaya Pengelolaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan, agar peluang kerja bisa dimanfaatkan oleh
masyarakat sekitar adalah dengan cara :
Melapor keperluan tenaga kerja ke Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Cianjur sesuai dengan Keppres No. 4 Tahun 1980.
Memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar RSUD Cimacan untuk
menjadi karyawan di RSUD Cimacan sesuai dengan spesifikasi dan
kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan peluang pekerjaan
yang ada melalui leaflet yang diteruskan kepada RT sekitar RSUD Cimacan.
Setiap tenaga kerja diasuransikan dengan Program Jamsostek sesuai dengan
UU No.3 Tahun 1993
Memperhatikan syarat - syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan
dalam
Memberi ijin bagi masyarakat untuk membuka usaha di lokasi publik RSUD
Cimacan sesuai dengan peraturan yang diteTapakan dan tidak mengganggu
kegiatan operasional rumah sakit.
Peluang Berusaha :
Memberi kesempatan kepada masyarakat yang akan membuka usaha yang
menunjang bagi pekerja konstruksi seperti jasa catering, tempat penginapan
dan lain sebagainya tanpa tanpa mengganggu kegiatan proyek hingga
kegiatan operasi rumah sakit.
Pembukaan usaha hanya diperbolehkan di luar area pembangunan RSUD
Cimacan.
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan di Desa Cimacan dan Palasari, Kecamatan
Cipanas.
g. Waktu Pengelolaan
Penyebaran informasi hendaknya dilakukan 1 bulan sebelum perekrutan tenaga
kerja dan pengelolaannya dilakukan selama masa operasi.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Cianjur.
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.4.2.2 Kecemburuan Sosial
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah kecemburuan sosial akibat dari peluang kerja dan
kesempatan berusaha yang terbatas.
b. Sumber Dampak
Perekrutan tenaga kerja operasional RSUD Cimacan
c. Tolok Ukur
Tolok ukur untuk pengelolaan adalah persepsi masyarakat terhadap perekrutan dan
kesempatan berusaha (indikasi kecemburuan sosial).
d. Tujuan Pengelolaan
Tujuan dilakukan pengelolaan adalah mencegah kecemburuan sosial yang
berakibat munculnya konflik sosial sehingga menimbulkan persepsi negatif
terhadap kegiatan operasional RSUD Cimacan.
e. Upaya Pengelolaan
Melapor keperluan tenaga kerja ke Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kabupaten Cianjur sesuai dengan Keppres No. 4 Tahun 1980.
Memberi kesempatan bekerja pada masyarakat sekitar lokasi RSUD Cimacan
sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan peluang
pekerjaan yang ada melalui leaflet yang diteruskan kepada RT sekitar RSUD
Cimacan.
Memberi ijin bagi masyarakat untuk membuka usaha di lokasi publik RSUD
Cimacan sesuai dengan peraturan yang diteTapakan dan tidak mengganggu
kegiatan operasional rumah sakit.
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan di Desa Cimacan dan Palasari, Kecamatan Cipanas.
g. Waktu Pengelolaan
Waktu pengelolaan dilakukan minimal 1 (satu) bulan sebelum perekrutan tenaga
kerja dilakukan dan pengelolaannya dilakukan selama masa operasi.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Cianjur.
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.4.2.3 Kekhawatiran Masyarakat
a. Jenis Dampak
Kekhawatiran masyarakat akan potensi berkembangnya vektor penyakit.
b. Sumber Dampak
Limbah kegiatan operasional rumah sakit (cair, padat dan gas) tidak terkelola
dengan baik.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah keluhan yang diterima pemrakarsa dan persepsi
masyarakat terkait pengelolaan limbah kegiatan operasional rumah sakit.
d. Tujuan Pengelolaan
Pengelolaan ditujukan untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat dan
memastikan efektivitas pengelolaan limbah kegiatan operasional rumah sakit.
e. Upaya Pengelolaan
Melakukan sosialisasi kepada penduduk tentang pengelolaan-pengelolaan yang
dilakukan oleh pihak RSUD Cimacan.
Melakukan pengelolaan limbah rumah sakit berdasarkan peraturan dan
perundangan yang berlaku untuk kegiatan operasional rumah sakit seperti :
Kepmenkes RI No : 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Pedoman Pengelolaan Limbah
Sarana Kesehatan
KepMenKese RI No : 1203/MenKes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
Keputusan Dirjen P2M dan PLP No. HK.00.06.6.44 Tahun 1993 tentang Persyaratan
dan Petunjuk Teknis Tata Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit
Keputusan Menteri KLH No. 58/MenLH/XII/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cairan
Rumah Sakit
Pengelolaan Insinerator
Menggunakan insinerator dengan suhu pembakaran di atas 1000 ºC.
Menempatkan insinerator jauh dari ruang perawatan
Memperhatikan arah angin dominan untuk mengarahkan cerobong insinerator
Pembakaran dilakukan pada saat arah angin tidak ke pemukiman penduduk
Menggunakan insinerator dengan ketinggian tertentu yang memenuhi standar
keamanan dan kesehatan.
Tinggi cerobong insinerator 7 m
Melakukan perawatan insinerator secara rutin
Melakukan tes TCLP pada abu insinerator, jika memenuhi baku mutu abu insinerator
akan ditimbun di bak kedap air di sekitar lokasi.
Jika abu insinerator tidak memenuhi baku mutu maka akan dilakukan pengelolaan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999
Pengelolaan Limbah Cair (lihat sub bab 3.2.1.1 Penurunan Kualitas Air)
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan adalah di IPAL, insinerator, saluran drainase dan
lingkungan RSUD Cimacan. Sosialisasi dilakukan kepada warga di lingkungan RT
terdekat di sekitar RSUD Cimacan.
g. Waktu Pengelolaan
Dilakukan selama RSUD Cimacan beroperasi.
h. Pembiayaan
Pelaksana dan pembiayaan upaya pengelolaan lingkungan menjadi tanggung jawab
RSUD Cimacan.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.1.4.3 Komponen Transportasi5.1.3.3.1 Kemacetan dan Kecelakaan Lalu Lintas
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dihasilkan adalah kemacetan lalu lintas khususnya di sekitar
Jalan Raya Cipanas dan jalan akes lain di lingkungan Rumah Sakit seiring dengan
meningkatnya jumlah kendaraan pengunjung RSUD Cimacan.
b. Sumber Dampak
Tolok ukur dampak ini adalah tingkat kemacetan dan jumlah kecelakaan yang
terjadi setiap tahun di Jalan Raya Cipanas khususnya di sekitar RSUD Cimacan dan
jalan di dalam lingkungan Rumah Sakit.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur dampak yang digunakan adalah rendahnya tingkat kemacetan dan tidak
adanya kecelakaan yang terjadi akibat mobilisasi kendaraan pengunjung.
d. Tujuan Pengelolaan
Mencegah terjadinya kemacetan dan kecelakaan di sekitar pintu masuk dan pintu
keluar rumah sakit yang diakibatkan meningkatnya jumlah kendaraan pengunjung
RSUD Cimacan.
e. Upaya Pengelolaan
Menambah rambu lalu lintas di sekitar rumah sakit seperti memasang warning light
di akses masuk rumah sakit di Jalan Raya Cipanas dan jalan-jalan internal di
lingkungan Rumah Sakit
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
f. Lokasi/Tapak Pengelolaan
Pemasangan rambu-rambu dilakukan pada radius 500 m Jalan Raya Cipanas
menuju gerbang masuk Rumah Sakit serta di beberapa titik di dalam area Rumah
Sakit yang merupakan jalan akses menuju rumah sakit.
g. Waktu Pengelolaan
Dilakukan selama RSUD Cimacan beroperasi.
h. Pembiayaan
Biaya untuk pembuatan rambu-rambu menjadi tanggung jawab RSUD Cimacan
dan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Cianjur.
i. Instansi Pengelola
Pelaksana : Kontraktor dan Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Cianjur dan Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Tabel 5.1 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
A. TAHAP KONSTRUKSIa. Komponen Fisik1. Kualitas
Udara Pematangan
lahan, yang menggunakan berbagai peralatan berat seperti jack hammer, stamper, backhoe, bulldozer.
Mobilisasi peralatan berat dan material kerja, yang menggunakan kendaraan pengangkut.
Kegiatan pembangunan fisik RSUD Cimacan dan berbagai sarana pendukungnya yang menggunakan mesin-mesin konstruksi dan peralatan berat lainnya.
Mencegah terjadinya penurunan kualitas udara terutama penyebaran debu ke permukiman penduduk.
Mengurangi dampak yang timbul dari mobilisasi material dan peralatan
Pematangan Lahan dan Pembangunan Fisik Rumah Sakit:
Memberi pagar pembatas proyek di sekeliling tapak
Melakukan penyiraman di sekeliling tapak jika pematangan lahan dan pembangunan fisik rumah sakit dilakukan pada musim kemarau.
Mobilisasi Peralatan dan material :
Perawatan mesin kendaraan sehingga dapat terjaga kualitas emisinya.
Menggunakan kendaraan yang lulus uji emisi.
Membersihkan kendaraan pengangkut tanah urug di lokasi pengangkutan maupun pengurugan sebelum masuk ke jalan raya.
Pemberian pagar pembatas dan penyiraman dilakukan di sekeliling tapak proyek
Perawatan kendaraan dilakukan di lokasi proyek
Pembersihan tanah urug dilakukan di lokasi pengangkutan maupun pengurugan di tapak lokasi
Selama kegiatan konstruksi berlangsung
RSUD Cimacan.
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
2. Kebisingan Persiapan dan pematangan lahan
Mobilisasi peralatan berat dan material kerja
Kegiatan pembangunan fisik Rumah Sakit dan berbagai sarana pendukungnya.
Penggunaan genset
Mencegah terjadinya penyebaran kebisingan ke lingkungan.
Melokalisir penyebaran kebisingan
Mengurangi dampak yang timbul dari kebisingan
Pematangan Lahan dan Pembangunan Fisik Rumah Sakit :
Memberi pagar pembatas proyek di sekeliling tapak untuk mereduksi kebisingan
Kegiatan pematangan lahan dan pembangunan fisik rumah sakit dilakukan pada siang hari.
Memberi rumah genset atau menggunakan silent genset.
Mobilisasi Peralatan dan material :
Perawatan mesin kendaraan secara rutin sehingga dapat terjaga
Pemberian pagar pembatas di sekeliling tapak proyek
Perawatan kendaraan dilakukan di lokasi proyek
Pembatasan kecepatan kendaraan dilakukan di sepanjang jalur mobilisasi
Selama kegiatan konstruksi berlangsung
RSUD Cimacan
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
untuk kegiatan konstruksi
tingkat kebisingannya Kecepatan mobil
pengangkut material dan peralatan 20-30 Km/jam
3. Peningkatan Air Larian
pematangan lahan sehingga koefisien run off lahan menjadi besar yang mengakibatkan air saluran sulit meresap ke dalam tanah dan mengalir sambil mengikis tanah lalu masuk ke dalam badan air.
Mengendalikan volume air larian yang berpotensi menimbulkan banjir di sekitar lokasi kegiatan proyek
pembuatan drainase sementara di sekitar lokasi pematangan lahan dan dialirkan ke kolam penampungan sementara yang berfungsi seperti sumur resapan dan atau biopori. Air yang tidak tertampung akan mengalir ke drainase eksisting untuk selanjutnya dialirkan ke sungai Paragajen.
Melakukan pengontrolan terhadap saluran drainase pada musim hujan.
Segera setelah kegiatan konstruksi, lahan yang terbuka ditutup / ditanami dengan tumbuhan (berupa rumput dan pohon). Alternatif tanaman yang disarankan tanaman keras yang berasal dari daerah setempat (lokal) atau dapat juga ditanami dengan tanaman keras yang sering di tanam sebagai tanaman pelindung jalan seperti : angsana (Pterocarpus indicus), Trembesi (Samanea saman), Pohon sabun (Filicium decipiens), Flamboyan (Delonix regia), Spathodea campanulata, bambu jepang (Dracaena surculosa), dan mahooni (Sewitenia mahagoni).
Melakukan tebang pilih, dimana pohon tidak ditebang semua, hanya lahan untuk bangunan saja yang pohonnya ditebang
Di sekitar lokasi tapak pematangan lahan dan pembangunan RSUD Cimacan.
Selama waktu konstruksi berlangsung
RSUD Cimacan
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
b. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya1. Peluang
Kerja dan Usaha
Perekrutan tenaga kerja pada kegiatan konstruksi
Untuk mengatur sedapat mungkin agar dampak positif yang bermanfaat menjadi tidak terganggu dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat
Perekrutan Tenaga Kerja
Melapor keperluan tenaga kerja ke Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cianjur sesuai dengan Keppres No. 4 Tahun 1980.
Memberi kesempatan bekerja pada masyarakat
Sekitar Desa Cimacan dan Palasari, Kecamatan Cipanas
Penyebaran informasi hendaknya dilakukan 1 bulan sebelum perekrutan tenaga kerja dilakukan dan pengelolaannya dilakukan selama masa
Biaya upah ditanggung oleh kontraktor pelaksana
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
sekitar sekitar lokasi RSUD Cimacan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan peluang pekerjaan yang ada melalui leaflet yang diteruskan kepada RT sekitar RSUD Cimacan.
Membuat perjanjian kerja tertentu antara pekerjaan dengan kontraktor yang diketahui oleh Disnakertrans Kabupaten Cianjur untuk menghindarkan perselisihan hubungan kerja pada saat konstruksi selesai sesuai dengan Kepmenker No. 220/Men/2003
Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja awal dan akhir kontrak untuk mengetahui kondisi tenaga kerja, apakah benar - benar sesuai dengan bunyi Pasal 8 ayat (1) Undang - Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Setiap tenaga kerja diasuransikan dengan Program Jamsostek sesuai dengan UU No.3 Tahun 1993
Memperhatikan syarat - syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1994
Kontraktor pengerjaan harus mempunyai sistem mengenai keselamatan kerja (SMK3) sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003
Tidak melakukan pemutusan hubungan kerja dengan para pekerja kontraktor selama mereka bekerja dengan baik sampai kegiatan konstruksi berakhir.
Setelah kegiatan konstruksi selesai dilakukan, semua tenaga kerja yang di PHK akibat dari habisnya pekerjaan harus melaksanakan ketentuan sebagimana
konstruksi
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
diatur dalam Undang – Undang No. 13 Tahun 2003
Peluang Berusaha
Memberi kesempatan kepada masyarakat yang akan membuka usaha yang menunjang bagi pekerja konstruksi seperti jasa catering, tempat penginapan dan lain sebagainya tanpa tanpa mengganggu kegiatan proyek hingga kegiatan operasi rumah sakit.
2. Kecemburuan Sosial
Kegiatan perekrutan tenaga kerja konstruksi dimana jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan tidak sebanding dengan jumlah pelamar
Mencegah terjadinya kecemburuan sosial yang berakibat munculnya konflik sosial sehingga menimbulkan persepsi negatif terhadap kegiatan pembangunan RSUD Cimacan
Melapor keperluan tenaga kerja ke Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cianjur sesuai dengan Keppres No. 4 Tahun 1980.
Memberi kesempatan bekerja pada masyarakat sekitar lokasi RSUD Cimacan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan peluang pekerjaan yang ada melalui leaflet yang diteruskan kepada RT sekitar RSUD Cimacan.
Desa Cimacan dan Palasari, Kecamatan Cipanas
Sosialisasi dilakukan ± 1 bulan sebelum penerimaan tenaga kerja dan pengelolaannya dilakukan selama kegiatan konstruksi
RSUD Cimacan.
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
c. Komponen Transportasi1. Kemacetan
dan Kecelakaan Lalu Lintas
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material konstruksi
Mengurangi terjadinya kemacetan dan kecelakaan khususnya di sekitar pintu masuk dan pintu keluar rumah sakit yang diakibatkan mobilisasi alat dan material untuk pembangunan RSUD Cimacan
Mengatur waktu mobilisasi kendaraan pengangkut alat dan material konstruksi pada saat lalu lintas tidak padat.
Melakukan pengelolaan aspek transportasi dengan cara memberi rambu-rambu sederhana di sekitar Jalan Raya Cipanas yang terkena jalur mobilisasi kendaraan proyek, mengatur jadwal, ritasi dan tonase jumlah kendaran proyek
Melakukan
Jalan akses menuju area proyek pembangunan RSUD Cimacan di sekitar Jalan Raya Cipanas
Selama tahap konstruksi berlangsung
Pelaksana dan pembiayaan pembuatan rambu-rambu menjadi tanggung jawab RSUD Cimacan dan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
perbaikan jalan yang rusak akibat mobilisasi kendaraan proyek khususnya di sekitar Jalan Raya Cipanas.
Melakukan koordinasi dengan instansi terkait.
B. TAHAP OPERASIONALa. Komponen Fisik1. Kualitas
UdaraPembakaran limbah padat di insinerator
Mencegah terjadinya penurunan kualitas udara yang berasal dari penyebaran gas buang ke permukiman penduduk dan mengganggu kenyamanan pasien
Menggunakan insinerator dengan suhu pembakaran di atas 1000 oC.
Menempatkan insinerator jauh dari ruang perawatan
Memperhatikan arah angin dominan untuk mengarahkan cerobong insinerator
Pembakaran dilakukan pada saat arah angin tidak ke pemukimana penduduk
Menggunakan insinerator dengan ketinggian tertentu yang memenuhi satandar keamanan dan kesehatan.
Tinggi cerobong insinerator 7 m
Menggunakan insinerator dengan sistem smoge list
Di ruang insinerator dan ruang genset
Selama rumah sakit beroperasi
RSUD Cimacan
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
2. Kualitas Air Kegiatan pembuangan limbah cair RSUD Cimacan yang sudah diproses dalam IPAL ke lingkungan
Agar air buangan limbah cair rumah sakit tidak menyebabkan penurunan kualitas air tanah dan air permukaan
Pengelolaan limbah rumah sakit mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku seperti :
Kepmenkes RI No : 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Pedoman Pengelolaan Limbah Sarana Kesehatan
KepMenKes RI No : 1204/MenKes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Keputusan Dirjen P2M dan PLP No. HK.00.06.6.44 Tahun 1993 tentang Pesyaraatan dan
Sekitar IPAL dan saluran drainase serta lingkungan RSUD Cimacan
Selama RSUD Cimacan beroperasi
RSUD Cimacan
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
Petunjuk Teknis Tata Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit
Keputusan Menteri KLH No. 58/MenLH/XII/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cairan Rumah Sakit
Pendekatan teknologi system pengolahan limbah cair di IPAL sebelum dibuang ke badan air
Memastikan efektivitas kinerja IPAL bisa mengurangi konsentrasi limbah cair sebelum dibuang ke badan air (sungai Paragajen)
Melakukan perawatan IPAL dan drainase secara berkala
Melakukan perbaikan IPAL sesegera mungkin bila hasil uji air limbah ada parameter yang melebihi baku mutu
Menempatkan operator khusus yang mempunyai keahlian mengelola IPAL rumah sakit
Memastikan kapasitas tempat pembuangan limbah IPAL dan saluran drainase kegiatan rumah sakit cukup memadai untuk menghindari terjadinya limpasan pada musim hujan
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
Melakukan monitoring terhadap saluran drainase
3. Kualitas Tanah
Kegiatan pembakaran limbah medis di insinerator
Mencegah terjadinya pencemaran tanah akibat abu insinerator
Melakukan tes TCLP pada abu insinerator, jika memenuhi baku mutu, abu insinerator akan ditimbun di bak kedap air di sekitar lokasi
Jika abu insinerator tidak melebihi baku mutu maka akan dilakukan pengelolaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 Adapun tata laksana/prosedur dari kegiatan pengelolaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999 adalah :1. Kegiatan reduksi limbah, dengan proses (house keeping) yang meliputi substitusi bahan, modifikasi proses, serta upaya reduksi limbah B3 lainnya2.Kegiatan Pengemasan, yaitu memberikan kemasan limbah B3 wajib diberi simbol dan label yang menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3.
3. Penyedian lahan khusus tempat penyimpanan limbah B3, seperti :
o lokasi tempat penyimpanan yang bebas banjir , tidak rawan bencana dan di luar kawasan lindung serta sesuai dengan rencana tata ruang
o rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah. karakteristik limbah B3 dan upaya pengendalian pencemaran lingkungan.
4.Kegiatan pengumpulan, yaitu dengan :
memperhatikan karakteristik limbah B3;
mempunyai laboratorium yang dapat mendeteksi karakteristik limbah B3 kecuali untuk toksikologi;
memiliki perlengkapan untuk penanggulangan
Di bak timbun sementara
selama rumah sakit beroperasi
RSUD Cimacan
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
terjadinya kecelakaan; memiliki konstruksi
bangunan kedap air dan bahan bangunan disesuaikan dengan karakteristik limbah B3;
mempunyai lokasi pengumpulan yang bebas banjir.5.Kegiatan pengangkutan, pihak rumah sakit dapat bekerja sama dengan pihak ketiga yang telah memiliki ijin pengangkutan dan pemanfaatan limbah B3 sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya1. Peluang
Kerja dan Kesempatan Berusaha
Perekrutan tenaga kerja pada tahap operasi dan adanya peluang kerja dan kesempatan berusaha
Menjaga agar dampak positif yang bermanfaat menjadi tidak terganggu dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat sekitar
Peluang Kerja Melapor keperluan
tenaga kerja ke Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cianjur sesuai dengan Keppres No. 4 Tahun 1980.
Memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar RSUD Cimacan untuk menjadi karyawan di RSUD Cimacan sesuai dengan spesifikasi dan kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan peluang pekerjaan yang ada melalui leaflet yang diteruskan kepada RT sekitar RSUD Cimacan.
Setiap tenaga kerja diasuransikan dengan Program Jamsostek sesuai dengan UU No.3 Tahun 1993
Memperhatikan syarat - syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam
Memberi ijin bagi masyarakat untuk membuka usaha di lokasi publik RSUD Cimacan sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dan tidak mengganggu kegiatan operasional rumah sakit.Peluang Berusaha
Memberi kesempatan kepada masyarakat yang akan membuka usaha yang menunjang bagi pekerja konstruksi
Desa Cimacan dan Palasari, Kecamatan Cipanas
Penyebaran informasi hendaknya dilakukan 1 bulan sebelum perekrutan tenaga kerja dan pengelolaannya dilakukan selama masa operasi
RSUD Cimacan
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
seperti jasa catering, tempat penginapan dan lain sebagainya tanpa tanpa mengganggu kegiatan proyek hingga kegiatan operasi rumah sakit.
Pembukaan usaha hanya diperbolehkan di luar area Pembangunan RSUD Cimacan
2. Kecemburuan Sosial
Perekrutan tenaga kerja operasional RSUD Cimacan
Mencegah kecemburuan sosial yang berakibat munculnya konflik sosial sehingga menimbulkan persepsi negatif terhadap kegiatan operasional RSUD Cimacan
Melapor keperluan tenaga kerja ke Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cianjur sesuai dengan Keppres No. 4 Tahun 1980.
Memberi kesempatan bekerja pada masyarakat sekitar lokasi RSUD Cimacan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan dengan cara mengumumkan peluang pekerjaan yang ada melalui leaflet yang diteruskan kepada RT sekitar RSUD Cimacan.
Memberi ijin bagi masyarakat untuk membuka usaha di lokasi publiK RSUD Cimacan sesuai dengan peraturan yang diteTapakan dan tidak mengganggu kegiatan operasional rumah sakit
Desa Cimacan dan Palasari, Kecamatan Cipanas
Waktu pengelolaan dilakukan minimal 1 (satu) bulan sebelum perekrutan tenaga kerja dilakukan dan pengelolaannya dilakukan selama masa operasi
RSUD Cimacan
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
3. Kekhawatiran Masyarakat
Limbah kegiatan operasional rumah sakit (cair, padat dan gas) tidak terkelola dengan baik
Untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat dan memastikan efektivitas pengelolaan limbah kegiatan operasional rumah sakit
Melakukan sosialisasi kepada penduduk tentang pengelolaan-pengelolaan yang dilakukan oleh pihak RSUD Cimacan.
Melakukan pengelolaan limbah rumah sakit berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku untuk kegiatan operasional rumah sakit seperti :
Kepmenkes RI No : 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang Pedoman Pengelolaan Limbah Sarana Kesehatan
KepMenKese RI No : 1203/MenKes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Keputusan Dirjen P2M dan PLP No. HK.00.06.6.44 Tahun 1993 tentang Persyaratan dan Petunjuk
IPAL, insinerator, saluran drainase dan lingkungan RSUD Cimacan. Sosialisasi dilakukan kepada warga Rumah Sakit dan lingkungan RT terdekat di sekitar RSUD Cimacan
Selama RSUD Cimacan beroperasi
RSUD Cimacan
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
Teknis Tata Cara Penyehatan Lingkungan Rumah Sakit
Keputusan Menteri KLH No. 58/MenLH/XII/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cairan Rumah Sakit
Pengelolaan Insinerator Menggunakan insinerator
dengan suhu pembakaran di atas 1000 oC.
Menempatkan insinerator jauh dari ruang perawatan
Memperhatikan arah angin dominan untuk mengarahkan cerobong insinerator
Pembakaran dilakukan pada saat arah angin tidak ke pemukiman penduduk
Menggunakan insinerator dengan ketinggian tertentu yang memenuhi standar keamanan dan kesehatan
Tinggi cerobong insinerator 7 m
Melakukan perawatan insinerator secara rutin
Melakukan tes TCLP pada abu insinerator, jika memenuhi baku mutu abu insinerator akan ditimbun di bak kedap air di sekitar lokasi.
Jika abu insinerator tidak memenuhi baku mutu maka akan dilakukan pengelolaan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999
Pengelolaan Limbah Cair (lihat sub bab 3.2.1.1 Penurunan Kualitas Air)
c. Komponen Transportasi1. Kemacetan
dan Kecelakaan Lalu Lintas
Tingkat kemacetan dan jumlah kecelakaan yang terjadi setiap tahun di Jalan Raya Cipanas khususnya di sekitar RSUD Cimacan dan jalan di
Mencegah terjadinya kemacetan dan kecelakaan di sekitar pintu masuk dan pintu keluar rumah sakit yang diakibatkan meningkatnya jumlah kendaraan pengunjung RSUD Cimacan
Menambah rambu lalu lintas di sekitar rumah sakit seperti memasang warning light di akses masuk rumah sakit di Jalan Raya Cipanas dan jalan-jalan internal di lingkungan Rumah Sakit
Melakukan
Pemasangan rambu-rambu dilakukan pada radius 500 m Jalan Raya Cipanas menuju gerbang masuk Rumah Sakit serta di beberapa titik di dalam area Rumah Sakit yang merupakan jalan akses menuju rumah
Selama RSUD Cimacan beroperasi
Biaya untuk pembuatan rambu-rambu menjadi tanggung jawab RSUD Cimacan dan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
NO
JENIS DAMPAK PENTING
SUMBER DAMPAK
TUJUAN PENGELOLAAN UPAYA PENGELOLAAN LOKASI
PENGELOLAAN
WAKTU PENGELOLAA
N
PEMBIAYAAN PELAKSA
dalam lingkungan Rumah Sakit
koordinasi dengan instansi terkait
sakit Cianjur
Gambar 5.1 Lokasi Pengelolaan Lingkungan Tahap Konstruksi
Gambar 5.2 Lokasi Pengelolaan Lingkungan Tahap Operasi
5.2 UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Pemantauan lingkungan dilakukan untuk mengetahui hasil kegiatan pengelolaan lingkungan yang dilakukan seperti yang telah tertuang di Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan melihat ada tidaknya perubahan lingkungan akibat dampak dari pengelolaan yang kurang tepat. Tujuan dari upaya pemantauan lingkungan yang dilaksanakan secara konsisten adalah untuk :
• Meningkatkan mutu pengelolaan lingkungan hidup di rumah sakit.• Monitoring parameter lingkungan sehingga dampak negatif dapat cepat diatasi.
5.2.1 PENDEKATAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Pemantauan lingkungan dilakukan untuk mengetahui hasil-hasil kegiatan
pengelolaan lingkungan yang telah tertuang di dalam UKL dan untuk mengetahui
ada tidaknya dampak lingkungan yang muncul akibat pengelolaan yang kurang
tepat. Beberapa peraturan yang digunakan dalam pemantauan adalah :
a. Pelayanan Radiologi
Prosedur Penanganan Limbah Instalasi Radiologi berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI No. 27 tahun 2002 serta berdasarkan Keputusan Kepala
Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 01-P/Ka-Bapeten/I-03 tentang Pedoman
Dosis Pasien Radiodiagnostik.
Pemantauan dilakukan dengan pengawasan terhadap limbah yang dihasilkan oleh
Instalasi Radiologi dan instalasi lainnya yang bersifat radioaktif, penempatan,
pemberian label serta pengangkutan menuju tempat pengolahan.
b. Pelayanan Sanitasi Pengelolaan Linen
Pedoman Pelayanan Sanitasi Pengelolaan Linen berdasarkan pada Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Lampiran 1.
Monitoring pelayanan linen meliputi faktor lingkungan (suhu, kelembaban,
kebisingan, kadar debu, angka kuman udara ruang, dan lain-lain), kualitas air bersih
dan kualitas air limbah.
c. Pemantauan Dekontaminasi Melalui Sterilisasi dan Disinfeksi
Pemantauan yang dilakukan meliputi pemeriksaan alat medis sebelum dan sesudah
sterilisasi oleh petugas sanitasi; pemeriksaan udara ruangan CSSD untuk angka dan
jenis kuman; pemeriksaan ruang, alat medis dan non medis sebelum dan sesudah
disinfeksi untuk mengetahui jenis dan jumlah mikroorganisme; pemeriksaan angka
kuman pada udara ruangan yang sudah didisinfeksi sesuai program; pemeriksaan
kadar debu, suhu dan kelembaban.
Monitoring disinfeksi dan sterilisasi dilakukan secara berkala minimal 3 bulan sekali.
d. Higiene Dan Sanitasi Makanan Minuman
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1204/MENKES/SK/X/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Lampiran 1.
Pemantauan yang dilakukan meliputi pemeriksaan kesehatan penjamah makanan,
pemeriksaan alat dan sampel makanan.
e. Penyehatan Ruang Bangunan Dan Halaman Rumah Sakit
Pemantauan yang dilakukan meliputi monitoring hasil pemeriksaan pengukuran
kualitas ruang dan bangunan dibandingkan dengan standar baku mutu yang
berlaku dan evaluasi yang ditekankan pada tingkat kepuasan pengguna jasa rumah
sakit (pasien, pengunjung dan petugas rumah sakit).
f. Pengendalian Serangga Tikus Dan Binatang Pengganggu Lainnya
Pemantauan yang dilakukan adalah pemantauan terhadap pengendalian kecoak,
rayap, nyamuk, lalat, kutu busuk, tikus.
g. Pemantauan Limbah Padat
Monitoring dan evaluasi pengelolaan limbah padat dilakukan secara rutin berkala
yang meliputi :
Harian dengan melihat laporan penugasan kerja petugas sampah dengan parameter
ada tidaknya sampah yang diangkut, volume sampah dan kecukupan bak sampah.
Bulanan dengan melihat hasil pengukuran kepadatan lalat.
Adanya keluhan masyarakat mengenai bau di lingkungan RSUD Cimacan
h. Pemantauan Infeksi Nosokomial
Monitoring atau pemantauan dilakukan oleh Panitia Pengendali Infeksi Nosokomial di
setiap ruangan dan dilakukan pencatatan.
5.2.2 TAHAP KONSTRUKSI
5.2.2.1 Komponen Fisik
5.2.2.1.1 Kebisingan
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dipantau adalah peningkatan kebisingan di sekitar proyek dan
permukiman penduduk.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah dari kegiatan pematangan lahan dan pembangunan fisik
RSUD Cimacan.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang dipakai untuk pemantauan adalah Kep. Men. LH No.
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.
d. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui tingkat kebisingan yang ditimbulkan
dari kegiatan pematangan lahan dan pembangunan RSUD Cimacan di sumber
bising dan penyebarannya ke permukiman penduduk terdekat.
e. Metode Pemantauan
Metode/cara pemantauan dengan melakukan pengukuran kebisingan dengan
menggunakan sound level meter pada saat kegiatan konstruksi berlangsung.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan di sumber bising (genset, dan alat berat lainnya), sekeliling
tapak proyek, lingkungan Rumah Sakit dan pemukiman penduduk pada radius 50 m
dari pagar pembatas proyek.
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dilakukan 1 kali dalam setahun selama konstruksi berlangsung.
h. Instansi Pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.2.2.2 Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
5.2.2.2.1 Peluang Kerja dan Usaha
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah lapangan kerja dan berusaha, yaitu pada saat
mobilisasi tenaga kerja pada tahap konstruksi diperkirakan sekitar 195 orang
tenaga kerja kasar dapat terlibat dalam pekerjaan konstruksi dalam jangka waktu
pekerjaan yang relatif lama. Selain itu, ada kontraktor dan suplier lokal yang juga
berpartisipasi dan bekerja sama dengan pemrakarsa dalam pekerjaan konstruksi.
Peluang lainnya yaitu dengan adanya kegiatan konstruksi dan datangnya pekerja-
pekerja dari luar daerah, warga sekitar mendapatkan tambahan kesempatan
berusaha untuk membangun usaha penunjang bagi pekerja konstruksi tanpa
mengganggu kegiatan konstruksi seperti jasa catering, tempat penginapan, dan
sebagainya.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari perekrutan tenaga kerja dan kesempatan berusaha
pada proyek pengembangan RSUD Cimacan.
c. Tolok Ukur
Jumlah penduduk sekitar yang bekerja di proyek dan tingkat kesejahteraan pekerja
serta jumlah usaha yang dibuka penduduk untuk menunjang kegiatan konstruksi.
d. Tujuan Pemantauan
Untuk mengetahui upaya–upaya pemrakarsa dan kontraktor lokal dalam membantu
penduduk lokal untuk memanfaatkan peluang kerja dan lapangan berusaha.
Untuk mengetahui jumlah penduduk lokal yang direkrut dalam pekerjaan
konstruksi.
Untuk mengetahui motivasi penduduk dan upaya yang dilakukan dalam
memanfaatkan peluang kerja dan peluang usaha.
Untuk memberikan rekomendasi kepada manajemen dalam mengelola peluang
kerja dan usaha agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh penduduk lokal
sesuai dengan kapasitas mereka.
e. Metode Pemantauan
Melakukan pengumpulan data dengan cara survei. Jenis data berupa data primer.
Data Primer dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden melalui
kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Informasi dan data yang perlu
digali lebih dalam, akan didapat dengan melakukan wawancara mendalam dengan
informan kunci. Data yang telah diolah dengan teknik tabulasi akan digolongkan
dalam persentase serta dilakukan analisis dengan descriptive analysis, yaitu
interpretasi terhadap kecenderungan yang ada serta dikaitkan teori-teori sosial
yang ada.
Jumlah sampel ditentukan dengan cara purposive sampling, yaitu penentuan
sampel berdasar pada kebutuhan penelitian dan diambil dari komunitas yang telah
diketahui karakteristiknya terlebih dahulu. Variabel dominan dalam studi ini adalah
karakteristik sosial ekonomi penduduk, yaitu wiraswasta, petani, buruh tani dan
pegawai swasta.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah Desa Cimacan dan Palasari,
Kecamatan Cipanas.
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dilakukan 1 kali dalam setahun selama konstruksi berlangsung.
h. Instansi Pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.2.2.2.2 Kecemburuan Sosial
a. Jenis Dampak
Kecemburuan sosial akibat dari penerimaan tenaga kerja.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah dari perekrutan tenaga kerja pada tahap konstruksi
Pembangunan RSUD Cimacan.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur untuk pemantauan adalah ada tidaknya kecemburuan sosial dan
persepsi masyarakat tentang proses perekrutan tenaga kerja konstruksi.
d. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui sedini mungkin terhadap ada
tidaknya gejolak sosial akibat kecemburuan sosial.
e. Metode Pemantauan
Melakukan pengumpulan data dengan cara survei. Jenis data berupa data primer.
Data Primer dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden melalui
kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Informasi dan data yang perlu
digali lebih dalam, akan didapat dengan melakukan wawancara mendalam dengan
informan kunci. Data yang telah diolah dengan teknik tabulasi akan digolongkan
dalam persentase serta dilakukan analisis dengan descriptive analysis, yaitu
interpretasi terhadap kecenderungan yang ada serta dikaitkan teori-teori sosial
yang ada.
Jumlah sampel ditentukan dengan cara purposive sampling, yaitu penentuan
sampel berdasar pada kebutuhan penelitian dan diambil dari komunitas yang telah
diketahui karakteristiknya terlebih dahulu. Variabel dominan dalam studi ini adalah
karakteristik sosial ekonomi penduduk, yaitu wiraswasta, petani, buruh tani dan
pegawai swasta.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah Desa Cimacan dan Palasari,
Kecamatan Cipanas.
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dilakukan 1 kali dalam setahun selama konstruksi berlangsung.
h. Instansi Pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.2.3 TAHAP OPERASIONAL
5.2.3.1 Komponen Fisik
5.2.3.1.1 Kualitas Udara
a. Jenis Dampak
Jenis dampak adalah emisi gas buang pada insinerator dan genset.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak berasal dari pembakaran limbah padat di insinerator dan
penggunaan genset untuk sumber listrik cadangan.
c. Tolok Ukur
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI No. 13/Men LH/III/1995 tentang
Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.
d. Tujuan Pemantauan
Mengetahui ada kinerja insinerator dan genset sehingga dampak yang ditimbulkan
bisa diminimasi.
e. Metode Pemantauan
Metode yang digunakan yaitu dengan cara melakukan pengukuran langsung (insitu)
dengan cara mengambil sampel dan dianalisis di laboratorium. Parameter yang
dipantau adalah : Amonia (NH3), Gas Clorin (Cl2), Hidrogen Klorida (HCl), Hidrogen
Flourida (HF), Nitrogen Oksida (NO2), opasitas, partikel/debu, Sulfur Dioksida (SO2),
total sulfur tereduksi (H2S) dan dioksin.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan adalah cerobong insinerator dan genset.
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan adalah RSUD Cimacan dengan periode 1 kali setiap 3 bulan.
h. Instansi Pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.2.3.1.2 Kualitas Air
a. Jenis Dampak
Dampak yang dipantau adalah kualitas air limbah, kualitas air tanah, dan kualitas
air permukaan.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pembuangan limbah cair RSUD Cimacan yang
sudah diproses dalam IPAL ke lingkungan.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang digunakan adalah :
kualitas air limbah parameter fisik-kimia dan bakteriologis yang dipantau mengacu
pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 58/MenLH/12/1995 yaitu BOD5,
COD, TSS, pH, Amoniak, phosphate, kuman golongan coli dan E.coli.
Kualitas air permukaan (sungai Paragajen) tempat pembuangan air dari IPAL
parameter fisik-kimia dan bakteriologis yang dipantau mengacu pada PP No. 82
Tahun 2001 yaitu temperatur, TDS, TSS, pH, BOD, COD, total Phosphat sebagai P,
NO3 sebagai N, Kobalt, Boron, Khrom (VI), Tembaga, Besi, Mangan, Seng Khlorida,
Sianida, Fluorida, NO2 sebagai N, Sulfat, Khlorin Bebas, Belerang sebagai H2S,
Koliform Tinja, Total Koliform, Minyak dan lemak, deterjen sebagai MBAS, senyawa
fenol sebagai fenol.
Kualitas air tanah di dalam lokasi rumah sakit dan permukiman penduduk terdekat
parameter fisik-kimia dan bakteriologis yang dipantau mengacu pada PerMenKes No
416/PER/IX/1990 lampiran II dan KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VIII/2002 yaitu
bau, rasa, suhu, warna, kekeruhan, TSS, pH, DO, klorida (Cl-), nitrat (sebagai NO2-N),
sulfat (SO4), minyak dan lemak, besi (Fe) total, mangan (Mn), dan total coli.
d. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan adalah mengetahui sedini mungkin adanya pencemaran air
tanah dan air permukaan akibat pembuangan limbah cair kegiatan rumah sakit.
e. Metode Pemantauan
Untuk memantau pencemaran air (IPAL) yaitu dengan mengambil sampel air dari
outlet IPAL kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku mutu KepMen LH No. 58
Tahun 1995.
Untuk memantau kualitas air permukaan yaitu dengan mengambil sampel air di
outlet tempat pembuangan air dari IPAL kemudian hasilnya dibandingkan dengan
baku mutu Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 (Kelas II) yaitu Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Untuk memantau kualitas air tanah yaitu dengan mengambil sampel air tanah
kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku mutu PerMenKes No
416/PER/IX/1990 lampiran II tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Bersih dan KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VIII/2002 tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Minum.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah :
air limbah di inlet dan outlet IPAL RSUD Cimacan
air permukaan di Sungai Paragajen tempat pembuangan IPAL
air tanah penduduk dan rumah sakit.
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan adalah :
air limbah : 1 bulan sekali selama rumah sakit beroperasi
air permukaan : 6 bulan sekali selama rumah sakit beroperasi
air tanah : 6 bulan sekali selama rumah sakit beroperasi
h. Instansi Pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.2.3.1.3 Kualitas Tanah
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang dipantau adalah residu pembakaran di insinerator.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan pembakaran limbah medis di insinerator.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur yang digunakan adalah :
Limbah B3 : Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999.
d. Tujuan Pemantauan
Mengetahui kandungan B3 dalam abu insinerator agar tidak mencemari tanah.
e. Metode Pemantauan
Pengambilan sampel abu pembakaran insinerator dan dianalisis di laboratorium
dengan parameter yang dianalisis : Arsen (As), Benzene, Cadmium (Cd), Timbal
(Pb), Raksa (Hg), Seng (Zn), Selenium (Se), Perak (Ag)
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan kualitas abu pembakaran di insinerator.
g. Waktu Pemantauan
Pemantauan air limbah dilakukan 3 bulan sekali selama rumah sakit beroperasi.
h. Instansi Pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.2.3.2 Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya
5.2.3.2.1 Peluang Kerja dan Kesempatan Berusaha
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah peluang kerja dan lapangan berusaha. Untuk
peluang kerja, meskipun volume peluang kerja kecil, namun keterlibatan penduduk
lokal ini penting untuk menunjukkan pada penduduk lain bahwa rekruitmen tenaga
kerja pada pengoperasian secara maksimal melibatkan penduduk lokal.
Demikian pula dengan peluang membuka usaha seperti kantin di zona publik sesuai
peraturan yang berlaku di rumah sakit atau memasok barang-barang di kantin.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penerimaan tenaga kerja.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur dari pemantauan adalah :
Frekuensi peluang kerja bagi penduduk lokal yang dapat dimanfaatkan oleh
penduduk sesuai dengan kapasitas pendidikan dan keterampilannya.
Upaya yang dilakukan pemrakarsa dalam memaksimalkan lapangan kerja dan
peluang berusaha bagi penduduk.
Persepsi masyarakat
d. Tujuan Pemantauan
Mengetahui upaya-upaya pemrakarsa dalam membantu penduduk lokal
Mengetahui jumlah penduduk lokal yang direkrut
Mengetahui motivasi penduduk dan upaya yang dilakukan dalam memanfaatkan
peluang kerja.
Rekomendasi kepada manajemen dalam pengelolaan peluang kerja dan usaha
e. Metode Pemantauan
Untuk mengetahui frekuensi lapangan kerja dan motivasi penduduk untuk
memanfaatkan peluang kerja dan usaha serta hambatan-hambatannya
pengumpulan data dengan cara survei. Untuk mengetahui jumlah pekerja dan
persentase penduduk lokal pencatatan terhadap data milik pengelola RSUD
Cimacan.
Melakukan pengumpulan data dengan cara survei. Jenis data berupa data primer.
Data Primer dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden melalui
kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Informasi dan data yang perlu
digali lebih dalam, akan didapat dengan melakukan wawancara mendalam dengan
informan kunci. Data yang telah diolah dengan teknik tabulasi akan digolongkan
dalam persentase serta dilakukan analisis dengan descriptive analysis, yaitu
interpretasi terhadap kecenderungan yang ada serta dikaitkan teori-teori sosial
yang ada.
Jumlah sampel ditentukan dengan cara purposive sampling, yaitu penentuan
sampel berdasar pada kebutuhan penelitian dan diambil dari komunitas yang telah
diketahui karakteristiknya terlebih dahulu. Variabel dominan dalam studi ini adalah
karakteristik sosial ekonomi penduduk, yaitu wiraswasta, petani, buruh tani dan
pegawai swasta.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Pemantauan dilakukan di lingkungan RT terdekat sekitar lokasi RSUD Cimacan
Desa Cimacan dan Palasari, Kecamatan Cipanas.
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dilakukan dengan frekuensi 1 tahun sekali selama RSUD
Cimacan beroperasi.
h. Instansi Pemantauan
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Cianjur dan Kantor
Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.2.3.2.2 Kecemburuan Sosial
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang timbul adalah kecemburuan sosial.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah dari perekrutan tenaga kerja pada pengoperasian RSUD
Cimacan.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur untuk pemantauan adalah ada tidaknya kecemburuan sosial dan
persepsi masyarakat terkait proses perekrutan tenaga kerja operasional rumah
sakit.
d. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui sedini mungkin terhadap ada
tidaknya gejolak sosial akibat kecemburuan sosial.
e. Metode Pemantauan
Untuk mengetahui adanya kecemburuan serta gejolak sosial di masyarakat,
pengumpulan data dengan cara survei. Jenis data berupa data primer dan data
sekunder. Melakukan pengumpulan data dengan cara survei. Jenis data berupa data
primer. Data Primer dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden
melalui kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Informasi dan data yang
perlu digali lebih dalam, akan didapat dengan melakukan wawancara mendalam
dengan informan kunci. Data yang telah diolah dengan teknik tabulasi akan
digolongkan dalam persentase serta dilakukan analisis dengan descriptive analysis,
yaitu interpretasi terhadap kecenderungan yang ada serta dikaitkan teori-teori
sosial yang ada.
Jumlah sampel ditentukan dengan cara purposive sampling, yaitu penentuan
sampel berdasar pada kebutuhan penelitian dan diambil dari komunitas yang telah
diketahui karakteristiknya terlebih dahulu. Variabel dominan dalam studi ini adalah
karakteristik sosial ekonomi penduduk, yaitu wiraswasta, petani, buruh tani dan
pegawai swasta.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah Desa Cimacan dan Palasari,
Kecamatan Cipanas.
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan dilakukan 1 tahun sekali selama RSUD Cimacan beroperasi.
h. Instansi Pemantau
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.2.3.2.3 Kekhawatiran Masyarakat
a. Jenis Dampak
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah kekhawatiran masyarakat akan potensi
berkembangnya vektor penyakit jika limbah kegiatan operasional rumah sakit (cair,
padat dan gas) tidak terkelola dengan baik..
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan operasional rumah sakit berpotensi menghasilkan
limbah padat, cair dan gas.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah adanya keluhan yang diterima pemrakarsa dan persepsi
masyarakat terkait pengelolaan limbah kegiatan operasional rumah sakit, serta
pengelolaan limbah yang dilakukan oleh pemrakarsa.
d. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui sedini mungkin kekhawatiran
masyarakat dan mencegah kemungkinan terjadi pencemaran.
e. Metode Pemantauan
Memantau pelaksanaan dan efektivitas pengelolaan limbah rumah sakit
berdasarkan peraturan dan perundangan yang berlaku untuk kegiatan operasional
rumah sakit.
Melakukan pemantauan kualitas air limbah, air tanah dan air permukaan (lihat sub
bab 5.3.1.2 Kualitas Air)
Mengukur gas emisi insinerator yang sudah dibuat sampling point kemudian
dibandingkan dengan KepMen LH No. 13 Tahun 1995 Lampiran V B mengenai baku
mutu emisi sumber tidak bergerak. Parameter yang diukur adalah Gas Klorin (Cl2),
Nitrogen Oksida (NO2), Opasitas, Partikel, Sulfur Dioksida (SO2), Total Sulfur
Tereduksi (H2S), Arsen (As), Kadmium (Cd), Seng (Zn) dan timbah hitam (Pb).
Melakukan tes TCLP pada abu insinerator, jika memenuhi baku mutu abu
insinerator akan ditimbun di bak kedap air di sekitar lokasi. Jika abu insinerator
tidak memenuhi baku mutu maka akan dilakukan pengelolaan sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999
Untuk memantau kemungkinan timbulnya kekhawatiran dan persepsi dari
masyarakat dan warga Rumah Sakit terkait kemungkinan terjadinya pencemaran,
maka melakukan pengumpulan data dengan cara survei. Jenis data berupa data
primer. Data Primer dikumpulkan dengan cara wawancara terhadap responden
melalui kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Informasi dan data yang
perlu digali lebih dalam, akan didapat dengan melakukan wawancara mendalam
dengan informan kunci. Data yang telah diolah dengan teknik tabulasi akan
digolongkan dalam persentase serta dilakukan analisis dengan descriptive analysis,
yaitu interpretasi terhadap kecenderungan yang ada serta dikaitkan teori-teori
sosial yang ada.
Jumlah sampel ditentukan dengan cara purposive sampling, yaitu penentuan
sampel berdasar pada kebutuhan penelitian dan diambil dari komunitas yang telah
diketahui karakteristiknya terlebih dahulu. Variabel dominan dalam studi ini adalah
karakteristik sosial ekonomi penduduk, yaitu wiraswasta, petani, buruh dan pegawai
swasta.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan lingkungan hidup terkait pengelolaan limbah yang dilakukan
rumah sakit dilakukan di dalam areal RSUD Cimacan, sedangkan pemantauan
kekhawatiran dilakukan terhadap warga Rumah Sakit dan permukiman penduduk
terdekat.
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan adalah :
air limbah : 1 bulan sekali selama rumah sakit beroperasi
air permukaan : 6 bulan sekali selama rumah sakit beroperasi
air tanah : 6 bulan sekali selama rumah sakit beroperasi
emisi insinerator : 6 bulan sekali selama rumah sakit beroperasi
test TCLP : 6 bulan sekali selama rumah sakit beroperasi
Kekhawatiran : 1 tahun sekali selama rumah sakit beroperasi
h. Instansi Pemantau
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
5.2.3.3 Komponen Transportasi
5.2.3.3.1 Kemacetan dan Kecelakaan Lalu Lintas
a. Jenis Dampak
Dampak penting yang muncul adalah kemacetan lalu lintas khususnya di sekitar
Jalan Raya Cipanas dan jalan akes lain di lingkungan Rumah Sakit seiring dengan
meningkatnya jumlah kendaraan pengunjung RSUD Cimacan.
b. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah peningkatan aktivitas kendaraan pengunjung rumah sakit.
c. Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah kemacetan dan jumlah kecelakaan lalu lintas yang
terjadi per tahun.
d. Tujuan Pemantauan
Tujuan pemantauan adalah untuk mengetahui efektivitas rambu-rambu yang ada
terhadap kemacetan dan angka kecelakaan yang terjadi di sekitar pintu masuk dan
keluar rumah sakit.
e. Metode Pemantauan
Untuk memantau tingkat kemacetan lalu lintas yang terjadi di lokasi yaitu dengan
melakukan analisis LHR dan menganalisis data sekunder angka kecelakaan/tahun di
sekitar pintu masuk dan keluar rumah sakit yang didapat dari ditlantas (direktorat
lalu lintas) setempat dan membandingkannya dengan angka kecelakaan sebelum
pembangunan rumah sakit.
f. Lokasi/Tapak Pemantauan
Lokasi pemantauan lingkungan hidup adalah Jalan Raya Cipanas sebagai gerbang
masuk Rumah Sakit, serta di beberapa titik di dalam area Rumah Sakit yang
merupakan jalan akses menuju rumah sakit.
g. Waktu Pemantauan
Waktu pemantauan adalah selama kegiatan operasi dengan frekuensi satu tahun
sekali.
h. Instansi Pemantau
Pelaksana : Pemrakarsa (RSUD Cimacan)
Pengawas : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Pelaporan : Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur
Diposkan oleh Ngudi utomo di 4:04 AM 0 komentar Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook Share to Google Buzz Label: Pengelolaan Rumah Sakit Newer Posts Older Posts Home Subscribe to: Posts (Atom)
Cara gampang dapetin Uang
Dfatar gratis, baca IKLAN dapat UANG Klik disini :"http://klikajadeh.com/?r=kudelajadeh">
Be the first to announce the news!!News tickers and Widgets
Amazon Contextual Product Ads
Addthis Sharing Gadget
Adsense Indonesia
Digital Camera
Amazon Contextual Product Ads
Amazon Contextual Product Ads
http://w w w .blogg blogger 8 2 3
true false true http://w w w .blogg 0 WbQ8QiJfUvA
Username:
Password: (?)
Followers
Blog Archive
▼ 2011 (2) o ► May (1)
Perbedaan AMDAL dan UKL-UPL o ▼ March (1)
Contoh Laporan Pengelolaan Lingkungan
► 2010 (2) o ► November (1)
Menunggu adalah hal yang sangat membosankan o ► July (1)
Buku Sekolah Elektronik SD
► 2009 (2) o ► June (2)
AsiaBersama.Com - Dari Kita, Oleh Kita, Untuk Kita... POKOK POKOK PIKIRAN DALAM MEMBUAT LAPORAN STUDI
LI...
Ebook Internet Marketing
Click Here!
Kumpulin Duit Dengan ASIABERSAMA
Inilah Jalan Untuk Ngumpulin Duit seiring berjalannya waktu, Berjalan pula Duit ke Rekening Kita, Ketik Link di dibawah ini :www.ASIABERSAMA.COM/KUDEL
Nice Ebook
Click Here!
Sign in
3 jurus ampuh raup profit dari internet
Travel template. Powered by Blogger.