Transcript
Page 1: CONTOH LAPORAN MORTUM

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

MORFOLOGI SISTEMATIKA TUMBUHAN

STUDY FLORISTIK JENIS TUMBUHAN DAN TANAMAN OBAT DI

KELURAHAN KOTO KATIAK,KECAMATAN PADANG PANJANG

TIMUR,KOTA PADANG PANJANG

FAMILY : MALVACEAE

OLEH:

KELOMPOK 1 SHIFT 4

NAMA ANGGOTA :

1. Elin Andika Putri (1304067)

2. Mita Ardini (1304043)

3. Ramona Chasdiana (1304057)

4. Rifka Irhamna (1304071)

5. Septria Lovita (1304103)

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI INDONESIA

YAYASAN PERINTIS

PADANG

2015

Page 2: CONTOH LAPORAN MORTUM

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dimana berkat rahmat dan kasih sayang-Nya,

laporan Kuliah Lapangan Morfologi Sistematika Tumbuhan dapat kami selesaikan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan Laporan Kuliah Lapangan ini. Penulis menyadari bahwa masih

terdapat kekurangan di dalam laporan ini, untuk itu kami sangat mengharapkan

kritikan dan solusi yang membangun, agar laporan ini dapat lebih baik lagi. Kami

menyadari, bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Walaupun demikian,

tidak ada hal yang sia-sia jika kita senantiasa ikhlas menjalaninya.

Semoga apa yang kami buat ini dapat bermanfaat dan memberikan tambahan

ilmu tidak hanya di bidang morfologi, namun menyangkut bidang lain secara

keseluruhannya.

Padang, Januari 2015

Penulis

ii

Page 3: CONTOH LAPORAN MORTUM

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI.......................................... ................................................. iii

DAFTAR TABEL.................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR............................................................................... v

I. PENDAHULUAN................................................................................. 1

1.1. LATAR BELAKANG................................................................

1.2. TUJUAN.....................................................................................

1.3. MANFAAT.................................................................................

II. PELAKSAAN.............................................................................

2.1. WAKTU DAN TEMPAT

2.2. ALAT DAN BAHAN

2.3. CARA KERJA

2.3.1. Dilapangan ......................

2.3.2. Di Herbarium ......

2.3.3. Di Laboratorium ...........................

III. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................

3.1. JENIS-JENIS YANG DITEMUKAN ..............

3.2. MONOGRAF ......................

3.2.1. Sida thombifolia . ......................................

3.2.2. . Hibiscus abelmoscul. .................................

IV. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................

4.1. KESIMPULAN

4.2. SARAN

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

Lampiran Tabel ......................

Lampiran Gambar ................................

iii

Page 4: CONTOH LAPORAN MORTUM

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Morfologi Sistematika Tumbuhan adalah bidang studi yang luas yang mencakup

keanekaragaman, identifikasi, penamaan, klasifikasi dan evolusi tumbuhan. Istilah

lain untuk ini adalah Taksonomi Tumbuhan , karena beberapa penulis menyatakan

bahwa sistematik tumbuhan dan taksonomi tumbuhan adalah sinonim. Pertama kali

de Condolle orfol (1813), menyatakan taksonomi tumbuhan adalah teori dari

klasifikasi tumbuhan, jadi de Condelle berpendapat bahwa taksonomi tumbuhan

adalah sebagian dari sitematik tumbuhan, yang mencakup prinsip, prosedur,

peraturan dan dasar dari klasifikasi tumbuhan. Karena belum ada kesepakatan

tentang perbedaan antar sistematik dan taksonomi tumbuhan. Menurut definisinya,

morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh tumbuhan

saja, tetapi juga bertugas untuk menentukan apakah fungsi masing – masing itu

dalam kehidupan manusia, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal

bentuk dan susunan tubuh. Selain itu morfologi harus dapat juga memberikan

jawaban atas pertanyaan mengapa bagian – bagian tubuh tumbuhan mempunyai

bentuk dan susunan yang beraneka ragam. (Jones & Luchsinger , 1987).

Dalam khidupan sehari-hari, manusia idak terlepas dari ketersediaan tumbuhan

untuk memenuhi kebutuhan hidup, perumahan dan obat-obatan. Secara tradisional

masing-masing daerah memiliki nama tersendiri untuk tumbuhan yang terdapat

didaerah mereka. Nama ini lebih dikenal dengan nama lokal ( vernacular name).

Sebagian besar masyarakat Indonesia telah menggunakan tumbuhan obat

secara turun temurun untuk mengobati penyakit. Menurut Undang-Undang No. 23

Tahun 1992 tentang Kesehatan, Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan

berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik) atau

Page 5: CONTOH LAPORAN MORTUM

campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk

pengobatan berdasarkan pengalaman.

Identifikasi ini didasari dari pengamatan langsung terhadap objek yang

dikoleksi, dengan memperhatikan bentuk dan morfologi suatu tumbuhan tanpa

mengabaikan teori dan informasi dari literatur resmi yang telah ada. Selain itu,

melalui kuliah lapangan ini dapat memperluas pengetahuan dan membuka cakrawala

tentang jenis-jenis tumbuhan yang ada di Sumatera Barat khususnya di kawasan

padang panjang

Tujuan dari kuliah lapangan ini adalah penerapan dari ilmu yang telah

didapatkan selama dibangku perkuliahan dan praktikum dilaboratorium yang secara

garis besar yaitu, mengetahui cara mengidentifikasi suatu specimen. Untuk

mengetahui jenis-jenis tumbuhan obat yang dimanfaatkan untuk masyarakat di

kelurahan koto katiak, kecamatan Padang Panjang Timur, kota Padang Panjang.

Lokasi ini dipilih karena hutannya yang masih asri dan memiliki tumbuhan beragam.

Lokasi juga tidak jauh dari pemukiman penduduk, sehingga ketersediaan tempat

bermalam, makanan dan air memadai. Tujuan kuliah lapangan ini tidak hanya untuk

mengoleksi tumbuhan yang ada di hutan, namun juga bertujuan untuk mengetahui

jenis-jenis tanaman yang digunakan oleh masayarakat. Berbagai jenis tanaman yang

dimiliki oleh masyarakat dapat digunakan sebagai pengobatan tradisional.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari kuliah lapangan ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis

tumbuhan di Kelurahan koto katiak, kecamatan Padang Panjang Timur, kota Padang

panjang. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan yang

dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya tumbuhan obat disekitar Kawasan koto

katiak padang panjang.

1.3. Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari kuliah lapangan ini yaitu :

Page 6: CONTOH LAPORAN MORTUM

1. Untuk dapat mempraktekan pengetahuan yang didapatkan dalam mata kuliah

Morfologi dan Sistematika Tumbuhan.

2. Untuk memahami cara kerja lapangan dalam melakukan koleksi dan pembuatan

spesimen herbarium.

3. Untuk memahami berbagai jenis tumbuhan, terutama tumbuhan obat yang

digunakan oleh masyarakat.

Page 7: CONTOH LAPORAN MORTUM

II. PELAKSANAAN

2.1. Waktu dan tempat

Kegiatan kuliah Lapangan Morfologi dan Sistematika Tumbuhan ini dilaksanakan

pada tanggal 26-28 Desember 2014 di Kelurahan Koto Katiak, Kecamatan Padang

Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Dilanjutkan di Herbarium

Universitas Andalas (ANDA), dan laboratorium STIFI-YP.

2.2 Alat dan bahan

2.2.1. Peralatan Di Lapangan

Peralatan di lapangan yang harus dipersiapkan oleh masing-masing kelompok yaitu,

notebook laporan, spidol permanen, kertas folio bergaris, kertas HVS A4, data sheet

tumbuhan obat, pensil, penghapus, dan mistar, kamera. Peralatan yang diperlukan

untuk koleksi bebas adalah parang, gunting tumbuhan, label gantung (3 x 4) cm,

karet gelang, plastik 5 kg, karung plastik, kamera, notebook dan alat tulis. Peralatan

untuk Tumbuhan Obat sama dengan koleksi bebas, dan ditambah dengan datasheet.

Peralatan yang dibutuhkan untuk pengawetan tumbuhan yaitu koran tabloid, spidol

permanen, lakban kuning besar, dan karung plastik. Sedangkan bahan yang

digunakan yaitu alkohol 70 % atau spritus bening.

2.2.2. Peralatan Di Laboratorium

Peralatan yang diperlukan untuk pengeringan adalah potongan kardus 40 x 30 cm,

tali rafia, label gantung, pensil, oven. Peralatan yang diperlukan untuk proses

mounting adalah karton tik/ kertas spesimen 30 x 40 cm, jarum kasur, benang

jagung, label herbarium, alat tulis dan notebook, kertas manila biru, map herbarium

ukuran 43 x 30 cm, sesuai dengan jumlah family, label map herba sesuai dengan

jumlah family. Bahan yang digunakan yaitu lem khusus.

2.3. Cara Kerja

Page 8: CONTOH LAPORAN MORTUM

2.3.1. Cara Kerja Di Lapangan

Pada saat di kerja di lapangan anggota kelompok dibagi menjadi dua tim. Satu tim

terdiri dari 3 orang ke hutan untuk mengambil sampel tumbuhan (koleksi bebas).

Tim lain yang terdiri dari 2 orang ke masyarakat untuk mencari tanaman obat.

Di hutan, pada saat akan mengambil / mengoleksi tumbuhan perlu

diperhatikan habit dan cara pengambilannya, sebagai berikut :

Untuk tumbuhan herba, semak yang berukuran kecil dikoleksi lengkap

dengan cara mencabut dari bagian akarnya. Khusus Zingiberaceae mempunyai cara

khusus untuk mengkoleksinya. Untuk pohon, semak besar dan liana, dikoleksi

sebagian rantingnya sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan serta harus lengkap

dengan organ generative dan vegetatifnya.

Sebelum berangkat menuju hutan lokasi pengoleksian, semua alat dan bahan

dipersiapkan. Berangkat pada jam 08.00 Setelah di lokasi pengoleksian, tanaman

yang ingin dikoleksi dicari yang lengkap organ vegetatif dan generatif nya. Sebagai

langkah awal, dicatat karakter penting yang terdapat pada tumbuhan yang bisa hilang

setelah dikeringkan di notebook, misalnya habit, habitat, warna batang, warna daun,

warna bunga, warna buah, serta warna getah apabila bergetah, dan sebagainya, serta

menggali informasi tentang tumbuhan yang bersangkutan kepada masyarakat

setempat mengenai nama lokal, khasiat dan sebagainya. Kemudian tanaman

dikoleksi, untuk tumbuhan herba atau semak kecil digali dengan parang agar akarnya

ikut terkoleksi. Pohon, semak atau liana diambil rantingnya dengan gunting tanaman

sepanjang + 30 cm. Diberi label gantung sesuai nomor koleksi dengan pensil,

kemudian mendokumentasikan tumbuhan dimulai dari habit, daun, bunga dan buah,

dan jika tumbuhan bersifat parasit atau hidup dengan tumbuhan lain, tumbuhan inang

juga didokumentasikan. Tumbuhan diikat beserta duplikat dengan karet gelang.

Kemudian tumbuhan dimasukan dalam karung plastik dengan posisi melintang, dan

apabila terdapat bunga atau buah pada tumbuhan, organ tersebut dibungkus terlebih

dahulu dengan plastik 5 kilo baru dimasukan dalam plastik karung.

Dipenginapan, sampel dikorankan dengan ukuran koran 29 cm x 39 cm, dan

apabila sampel melebihi ukuran koran, sampel dapat dilipat tanpa ada bagian yang

Page 9: CONTOH LAPORAN MORTUM

rusak. Saat meletakkan sampel pada koran, posisi daun tumbuhan ada yang

terlentang dan ada yang tertelungkup. Sampel dipilih yang paling bagus sebagai

spesimen untuk dikeringkan terlebih dahulu, dan sampel lainnya sebagai duplikat.

Setelah dikorankan, tumbuhan kemudian diidentifikasi jenis dan famili nya dan

dituliskan dibagian depan koran beserta nama lokasi dan nomor koleksinya dengan

spidol permanent, ditumpuk dan diikat dengan tali rafia, kemudian dilakukan

pengawetan. Tumbuhan dimasukan dalam plastik karung lalu disiram dengan alkohol

sampai semua bagian tumbuhan basah oleh alkohol, lalu udara didalam karung

dihilangkan. Plastik karung lalu dilipat sedemikian rupa kemudian dipress

menggunakan lakban. Dimasukan kedalam karung kemudian di ikat dengan tali rafia.

Diberi label nama kelompok dan shift. Spesimen dan duplikat dipisahkan. Setelah

proses pengawetan selesai, spesimen kemudian dibawa ke Herbarium Universitas

Andalas (ANDA).

Dalam melakukan inventarisasi obat, hal yang pertama kali harus dilakukan

yaitu memperkenalkan diri pada masyarakat dan menyampaikan maksud serta tujuan

kedatangan. Kemudian bertanya langsung atau berdiskusi dengan masyarakat sebagai

responden mengenai penyakit yang umum terjadi dilingkungan sekitar serta

tumbuhan yang biasa digunakan sebagai ramuan untuk menyembuhkan penyakit

tersebut. Keterangan mengenai responden diisikan dalam datasheet, juga mengenai

ramuan obat yang disebutkan responden. Selain bertanya mengenai tumbuhan obat

tersebut, tim juga mendokumentasikan tumbuhan yang disebutkan responden apabila

ada mulai dari habit, daun, bunga atau buah, dan juga jika diperbolehkan tumbuhan

obat tersebut dapat dikoleksi. Setelah melakukan wawancara dan mengisi datasheet,

diucapkan terima kasih pada responden dan kembali ke penginapan, apabila spesies

untuk tumbuhan obat telah didapatkan 8 spesies. Jika ada tumbuhan yang dikoleksi,

lakukan pengoranan, pengepressan dan pengawetan seperti pada tumbuhan koleksi

bebas.

2.3.2 Cara Kerja Di Herbarium dan Laboratorium

Page 10: CONTOH LAPORAN MORTUM

Di herbarium di lakukan pengepresan dan pengeringan. Pengepresan

dilakukan dengan cara: spesimen yang diletakkan di herbarium dikeluarkan dari

karung dan plastik packingnya. Disusun secara bergantian antara kardus dan

spesimen yaitu kardus-spesimen-kardus-spesimen dan seterusnya. Jumlah tumpukan

kardus dan spesimen tidak boleh terlalu tebal atau terlalu tipis, lalu diikat dengan tali

rafia dengan kuat sehingga semua specimen akan terapit dengan kuat dan rata. Dan

diberi label gantung sesuai kelompok dan shift masing-masing.

Specimen yang sudah diikat tadi dimasukkan ke dalam tempat pengeringan

(oven) dengan suhu 70 – 80 ◦ C, selama 48 jam- 72 jam. Setiap hari spesimen

diperiksa dan dibalikkan, agar spesimen kering dengan merata dan sempurna. Setelah

spesimen kering dengan sempurna, diambil dan dipisahkan dari kardus, kemudian

diikat dan dibawa ke laboratorium STIFI untuk proses mounting, lalu masukan

spesimen duplikat dalam oven.

Spesimen yang telah kering ikatannya dibuka dan dilepas dari kardusnya.

Spesimen dijahit dengan jarum kasur dan benang pada kertas mounting berwarna

putih berukuran 30 x 40 cm kemudia dikanan bawah diberikan label herbarium dan

untuk spesimen duplikat juga diberikan label herbarium, untuk tumbuhan yang bunga

atau buahnya lepas disisipkan di dalam kertas yang dibuat bentuk amplop ditempel d

karton tik. Dimasukkan ke dalam map biru sesuai dengan family dan diikat dengan

tali rafia.

Page 11: CONTOH LAPORAN MORTUM

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Jenis – jenis yang ditemukan dihutan

Berdasarkan kegiatan Kuliah Lapangan yang telah dilakukan, maka didapatkan jenis

– jenis tumbuhan seperti yang tertera pada tabel 1.

Tabel 1. Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dihutan Kelurahan Koto Katiak,

Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat.

No Family No. Coll Spesies Ket

1. VERBENACEAE SP-001 Calicarpa sp. Frustescens, buah berwarna hijau bulat.

2. BALSAMINACEAE SP-002 Impatiens sp. Frustescens, bunga putih-kekuningan.

3. LAURACEAE SP-003 Lisea sp. Frutescens, berbunga putih kecil.

4. CYCURBITACEA SP-004 Tricosanphes aquina Liana, bersulur dan berbunga hijau menguncup.

5. GRAMINIAE SP-005 Colx lachrymal fobi Calamus, berbuga bulat keras berwarna merah, hitam dan putih.

6. MELASTOMATACEAE

SP-006 Pogonanthera polverohenta Frutescens, berbunga orens muda.

7. MALVACEAE SP-007 Hibiscus abelmoscus Frustescens, berbuah hijau berbentuk bintang.

8. MIRTACEAE SP-008 Eugenia sp. Frutescens, berbuah bulat berwarna putih.

9. ASTERACEAE SP-009 Clibadium surinamence Frustescens, berbunga majemuk, berwarna putih.

10. COSTACEAE SP-010 Costus speciosus Calamus, berbunga merah.

11. POLIGALACEAE SP-011 Poligala paniculari Frutescens, berbunga putih, akar tunggang

12. SOLANACEAE SP-012 Cestrum nochurnum Frutescens, bunga berwarna putih

13. ASTERACEAE SP-013 Blumea sp. Frutescens, bunga

Page 12: CONTOH LAPORAN MORTUM

majemuk, berwarna putih.

14. THEACEAE SP-014 Eurya aeuminata Frutescens, berbunga kecil putih

15. VITACEAE SP-015 Vitis sp. Liana, berbuah hijau dan bersulur.

16 MALVACEAE SP-016 Sida thombifolia Frutescens, berbunga berwarna kuning pekat.

17 ONAGIACEAE SP-017 Ludwigia sp. Frutescens, berbunga kuning berdaun tunggal.

18 RUBIACEAE SP-018 Hedyotis corymbosa Frutescens, berbunga warna putih.

19 ASTERACEAE SP-019 Tithonia difersifolia Frutescens, berbunga majemuk, bewarna kuning pekat.

20 PALMAE SP-020 Daemanoropes draco Calamus, berbush bulat bersisik.

Dari koleksi yang dilakukan dihutan dapat diketahui bahwa spesimen yang

didapatkan adalah sebanyak 17 family, dengan 20 spesies. Dan yang ditugaskan

adalah family Malvaceae yaitu Hibiscus abelmoscus dan Sida thombifolia

Kelompok tumbuhan Malvaceae adalah salah satu kelompok tumbuhan

berbunga. Suku kapas-kapasan atau Malvaceae merupakan kelompok tumbuhan

berbiji dua yang spesiesnya mencakup sejumlah tanaman budidaya penting.

Contohnya sebagai penghasil serat tekstil dan minyak. Selain itu juga bisa

dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan farmasetika. Beberapa spesiesnya

merupakan penghasil kayu perdagangan.

Ciri umum dari kelompok tumbuhan Malvaceae adalah habitnya berupa

semak, jarang pohon. Permukaan batangnya ditumbuhi bulu atau rambut.

Daun tunggal, duduk tersebar pada batang, tepi daun nya rata dan ada juga

yang berlekuk beranekaragam. Pertulangannya umumnya menjari. Seluruh

permukaan daunnya ditumbuhi bulu atau rambut-rambut seperti sikat, mempunyai

daun penumpu.

Page 13: CONTOH LAPORAN MORTUM

Kelopaknya 4-5 dengan susunan seperti katup. Umumnya mempunyai

epicalyx. Bunga besar kelamin, bisexual, simetri corolla actinomorphous. Benang

sari banyak dengan tangkai sari berlekatan membentuk suatu kolom yang berongga.

Bagian dasar bunga menonjol keatas mendukung stamen dan putik. Bakal

buah menumpang. Memiliki buah berkendaga atau buah berbelah. Biji mempunyai

endosperm, lembaga umumnya lurus atau bengkok.

Pada tumbuhan hibiscus abelmoscus, tinggi tumbuhannya berkisar 1 – 2

meter. Tumbuh liar dihalaman, tanah kosong dan ditempat yang banyak sinar

matahari. Mempunyai cabang simpodial., phylotaksisnya alternates, nervationya

palmatinervis, apexnya acutus dan marginnya seratus. Seluruh tanaman ditumbuhi

bulu halus.

Daunnya tunggal, tepi daunnya berlekuk menjari, daunnya tumbuh berselang-

seling, warna daun bagian atas hijau, dan bagian bawah daun hijau muda atau hijau

kusam. Seluruh permukaan daun ditutupi bulu halus. Buahnya berkendaga empat,

memiliki empat biji, satu biji pada setiap ruang.

Pada tmbuhan Sida thombifolia tinggi tumbuhannya berkisar 0,5-1 meter.

Tumbuhan liar , tumbuh dihalaman, lading atau ruang kosong yang banyak terkena

sinar matahari, mempunyai cabang sympodial, phylotaksisnya alternates, nervationya

penninervis, apexnya acuminatus, dan marginnya seratus.

Daunnya tunggal, runcing dan tumbuh berselang seling, warna daun bagian

atas hijau muda dan bagian bawah lebih pucat.

Jenis – jenis ramuan tanaman obat yang diperoleh dari diskusi langsung ke

masyarakat adalah pada tabel 2.

Tabel 2. Jenis-jenis

No Family Spesies Kegunaan Ramuan

1. Rosaceae Hibiscus risasinensis Obat Demam

Ambil segengngam bunga rayo/ daun rayo diremas-remas beri lebih kurang ½ gelas air, remes-remes kemudian disaring diambil airnya lalu diminum 1 gelas

2. B inahong rematik Daunnya direbus , lalu diambil airnya, kemudian

Page 14: CONTOH LAPORAN MORTUM

dimunum3. Asteraceae Tithonia difersifolia Obat luka Ambil kira- kira 2 helai

daun kemudian diremas-remas sampai agak halus, letakkan pada bagian tangan yang luka.

4. Rutaceae Citrus sp. Obat pegal-pegal pada badan

1 buah limau sundai ditambah simpadeh secukupnya, santan secukupnya, bawang secukupnyya, saka sedikit dimasak dalam kuali hingga matang, lalu di ambil satu gelas dan minum.

5. Moraceae Arthocarpus integra Obat jerawat

Ambil kira-kira 3 lembar daun nangka yang sudah kering dan berwarna kuning, kemudian diremas-remas daunnya dan di gosok lambat- lambat pada bagian yang berjerawat.

6. Clusiaceae .Gracinia mangostana Obat diabetes

Ambil 3 buah kulit manggis, kemudian diblender lalu campurkan dengan sedikit air lau ambil airnya untuk diminum

7. Caricaceae Carica papaya Obat mencret atau diare

Ambil beberapa lembar daun carica papaya, kemudian direbus sampai mendidih, lalu ambil airnya, dan minum air tersebut

8. Xanthorrhoeaceae Aloe vera Obat wasir Lidah buaya diparut ditambah lebih kuarang 2 sendok madu tambah ½ gelas air aduk sampai rata, ambil satu gelas lalu minum

Untuk inventarisasi tumbuhan obat, dilakukan kunjungan langsung kerumah

penduduk di jorong sigando, kabupaten Padang Panjang, kecamatan Padang Panjang

Barat. Sebagian masyarakat setempat masih menggunakan tumbuhan sebagai bahan

utama dalam pembuatan obat tradisonal untuk mengobati berbagai penyakit. Cara

pengolahan nya pun cukup sederhana dan mudah.

Tumbuhan yang didapatkan yaitu sebanyak 8 Familly dengan 8 spesies.

Masing – masing family didapatkan satu spesies.

Page 15: CONTOH LAPORAN MORTUM

Dari keterangan beberapa orang responden atau narasumber, kami dapat

menyimpulkan bahwa sebagian besar tumbuhan obat di wilayah tersebut dapat

digunakan seluruh bagian organnya. Misalnya seperti daun, batang/kulit batang,

buah, bunga/putik.

Tumbuhan-tumbuhan itu dapat dijadikan sebagai ramuan untuk berbagai jenis

penyakit, contohnya untuk obat demam, obat rematik, obat wasir, obat diabetes, obat

jerawat, obat diare dsb. Ramuan dapat dibuat dengan mencampurkan beberapa jenis

tumbuhan obat, namun ada beberapa ramuan yang hanya boleh menggunakan satu

jenis tumbuhan saja sebagai bahan ramuan. Cara pengolahan dan penyiapan ramuan

obat itu juga cukup sederhana.

Tumbuhan-tumbuhan tersebut dapat mengobati penyakit karena mengandung

senyawa-senyawa kimia yang bermanfaat.

3.3. Monograf

3.3.1. Sida thombifolia

Sida thombifolia

Nama lokal dari jenis ini antara lain : Sumatra barat (saliguri); jawa (otok-otok,

taguri, sidagori) ; Nusa Tenggara (kahindu) Maluku (hutugamu); china (Huang hua

mu).

Tumbuhan ini tumbuh liar ditepi jalan, halaman berumput, hutan,lading dan tempat-

tempat sinar matahari cerah atau sedikit terlindung. Daun tunggal letaknya berseling,

bentuknya bulat lonjong, tepi bergerigi uung runcing, pertulangan menyirip, bagian

bawah berambut pendek warnanya abu-abu. Bunga tunggal, berwarna kuning cerah

yang keluar dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12.00 siang dan layu 3 jam

kemudian. Buah berwarna hijau dengan diameter6-7 mm, akar dan kulit sedaguri

kuat dipakai untuk pembuatan tali.

Page 16: CONTOH LAPORAN MORTUM

Deskripsi di atas sesuai dengan spesimen berikut: SUMATRA BARAT, Padang,

Padang Panjang, Koto Katiak, kelurahan Padang Panjang Timur 27 desember 2014,

Ramona, Elin, Rifka, Mitha , Septri .

Tanaman ini tersebar diselur dunia, pada daerah tropis dari dataran rendah

sampai 1450 m dipermukaan laut.

Tumbuhan ini dapat digunakan untuk antiradang, penghilang nyeri (analgesic)

peluruh kencing(diuretic), peluruh haid dan pelembut kulit. Merangsang enzim

pencernaan, mempercepat pematangan bisul dan anti radang.

3.3.2. Hibiscus abelmoscul

Hibiscus abelmoscus

Nama lokal tidak diketahui.

Merupakan tubuhan semak (frutescens),berakar tunggang. Batangnya bulat dan

tumbuh tegak, memiliki percabangan sympodial, permukaan batangnya kasar.

Struktur daun tunggal menjari dan folium incompletus. Bentuk ujung daun

meruncing dan pangkal daun acutus. Pertulangan daun palmatinervis, pinggir daun

seratus, ukuran daun (12 x 6,7) cm. Permukaan daun kasar. Bunga lengkap bisexual,

posisi calyx dan corolla berselang-seling, susunan sepal Gamosepalus, warnanya

putih kecoklatan

Deskrirsi diatas sesuai dengan spesimen berikut: Sumatra Barat Padang Panjang,

Koto katiak,kecamatan Padang Panjang Timur 27 desember 2014, Ramona, Elin,

Rifka, Mhita, Septri

Page 17: CONTOH LAPORAN MORTUM

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

TANAMAN BEBAS

1. Tanaman yang didapatkan 17 famili 20 spesimen.

2. Spesies terbanyak ditemukan famili asteraceae terdiri dari Tithonia

difersifolia, Blumea sp. Clibadium surinamence .Family Malvaceae yaitu

Hibiscus abelmoscus, Sida thombifolia

3. Famili yang ditugaskan Malvaceae yaitu Sida thombifolia dan Hibiscus

abelmoscus.

4. Famili Malvaceae habitnya frutescens, jarang arborescens, sistem

perakaran tunggang, daun tunggal.

TANAMAN OBAT

1. Pada metode kuisioner didapatkan 8 famili dan 8 spesies tanaman obat

yaitu, Hibiscus rosasinensis, Binahong, Tithonia difersifolia, Citrus sp,

Artocarpus integra, Gracinia mangostana, Carica papaya, Aloe vera

2. Mendapatkan berbagai informasi mengenai tumbuhan yang berpotensi

obat.

3. Mendapatkan ciri morfologi dan karakteristik dari setiap tumbuhan obat

yang ditemukan.

4. Hampir setiap organ tumbuhan bisa digunakan sebagai obat dan informasi

lengkap tentang cara dan penggunaan obat tersebut bisa didapatkan setelah

kuliah lapangan dilakukan.

Page 18: CONTOH LAPORAN MORTUM

4.2. SARAN

1. Pada saat berjalan ke hutan untuk mencari tanaman bebas sering kali

terjatuh,dan diharapkan untuk selanjutnya perlu dugunakan sepatu khusus

mendaki gunung. Untuk menghindari terjatuh saat berjalan.

2. Saat mengoleksi tanaman dihutan diharapkan kewaspadaan pada tumbuhan jilatang,karna begitu banyak macam-macam tumbuhan jilatang.

3. Saat pengambilan sampel,haru bisa mempergunaakan alat yang di bawa. Misalnya,tanaman yang lunak dan batangnya kecil diambil dengan menggunakan gunting. Jika tanmannya besar dan keras,kita mengunakan parang.

4. Saat memasukkan ke dalam plastik berukuran 5 kg harus berhati-hati,terutama pada tumbuhan yang memiliki bunga dan buah,untuk menghindari kerontokan dari organ tersebut.

5. Untuk pratikum selanjutnya diharapkan lebih baik lagi dari yang sekarang terutama masalah lokasi,karena tanaman yang ditemukan kurang lengkap disaat pencarian tanaman bebas.

Page 19: CONTOH LAPORAN MORTUM

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Hernawati, dkk. 2011. Morfologi dan Sistematika Tumbuhan. Herbarium Universitas Andalas. PADANG

Page 20: CONTOH LAPORAN MORTUM

LAMPIRAN

Lamp. 1. Tabel

1. Jenis – jenis yang ditemukan dihutan.

No. Coll No. ram-uan

No. photo Family Spesies Nama lokal Keterangan

S4-KI-01 IMG04607IMG04608IMG04609IMG04610IMG04611IMG04612IMG04613

- -

Bintungan Arborescens, obat pendingin, warna batang merah, folium compositum trifoliolatus, alternatus, pertulangan anak daun menyirip, tepi daun serratus.

S4-KI-02 IMG04614IMG04615IMG04616IMG04617IMG04618IMG04619

GRAMINAE Batuang-batuang

Frustescens, akar serabut, folium simplex, alernatus, pertulangan rectinervis, obat antibiotik.

S4-KI-03 IMG04634IMG04635IMG04636IMG04637IMG04638

EUPHORBIACEAE Folium simplex, alternatus, pertulangan penninervis, permukaan daun licin, tepi daun intiger.

S4-KI-04 IMG04639IMG04640IMG04641IMG04642IMG04643IMG04644IMG04645

ORCHIDACEAE Calanthe veratrifolia Bunga bahagia

Frustescens, akar tunggang, permukaan daun licin, pinggir daun intiger, warna bunga kuning.

S4-KI-06 IMG04654IMG04655IMG04656IMG04657

CYPERACEAE Cyperus sp Calamus, batang triangularis, pertulangan rectinervis, akar serabut.

S4-KI-07 IMG04658IMG04659IMG04660

ORCHIDACEAE Nervillea sp Frustescens, akar tunggang, batang kecoklatan, folium simplex, alternatus, daun coklat kehitaman, permukaan daun licin, bunga warna orange.

S4-KI-08 IMG04672IMG04673IMG04674IMG04675IMG04676IMG04677IMG04678

VITACEAE Tetrastigma sp Liana, folium compositum trifoliolatus, pertulangan penninervis, bunga warna ungu muda / krem.

S4-KI-09 IMG04679IMG04680

ACANTHACEAE Frustescens, folium simplex, decussatus, pertulangan penninervis, bunga putih.

S4-KI-10 IMG04681IMG04682

EUPHORBIACEAE Homalanthus populneus Frustescens, folium simplex, alternatus, tangkai daun hijau

Page 21: CONTOH LAPORAN MORTUM

IMG04683IMG04684

kecoklatan, daun subcordate, pertulangan penninervis.

S4-KI-11 IMG04685IMG04686IMG04687IMG04688

MALVACEAE Urena lobata Frutescens, batang bulat dan berbulu, folium simplex, alternatus, daun subcordate/cordate, pinggir daun palmatilobus, pertulangan palminervis,permukaan daun berbulu, buah saat muda berwarna hijau.

S4-KI-12 IMG04689IMG04690IMG04691IMG04744

LABIATAE Hyptis capitata Frustescens, folium simplex, oppositus, , pertulangan penninervis, pinggir daun serratus, bunga axilaris berwarna hijau.

S4-KI-13 IMG04692IMG04693IMG04694IMG04695IMG04696

COMPOSITAE Clibadium surinamense Frustescens, batang kasar, folium simplex, oppositus, permukaan daun kasar, bunga majemuk.

S4-KI-14 IMG04697 IMG04698IMG04699IMG04700IMG04745

COMPOSITAE Eupatorium odoratum Frutescens, percabangan sympodial, pertulangan daun penninervis, pinggir daun crenatus, bunga majemuk warna putih.

S4-KI-15 IMG04701IMG04702IMG04703IMG04704

GRAMINAE Frutescens, akar serabut, folium simplex, pertulangan rectinervis, bunga majemuk warna hijau.

S4-KI-16 IMG04705IMG04706IMG04707IMG04708IMG04709

PIPERACEAE Piper aduncum Folium simplex, pertulangan daun penninervis, pinggir daun intiger, permukaan daun kasar, bentuk umum daun asimetri.

S4-KI-17 IMG04711IMG04712IMG04713IMG04718

AMARANTHACEAE Cyathula sp Frustencens, folium simplex, oppositus, pertulangan daun penninervis, permukaan daun kasar, bunga warna hijau muda.

S4-KI-18 IMG04714IMG04715IMG04716IMG04717IMG04719

CHLORANTHACEAE Chloranthus elatior Frustescens, pertulangan penninervis, ujung daun acuminatus, pangkal daun acutus, buah warna putih/ krem.

S4-KI-19 IMG04720IMG04721IMG04722IMG04723IMG04724IMG04725

PIPERACEAE Piper sp Liana, folium simplex, pertulangan daun curvinervis, permukaan daun licin, buah mudanya warna hijau, buah tuanya warna merah.

S4-KI-20 IMG04726IMG04727IMG04728IMG04729IMG04730IMG04731

BEGONIACEAE Begonia sp Frustescens, percabangan sympodial, folium simplex, bunga warna merah.

S4-KI-21 IMG04732IMG04733IMG04734IMG04735IMG04736IMG04737

MORACEAE Ficus sp Frustescens, akar tunggang, alternatus, pertulangan penninervis, pinggir daun pinnati partitus, permukaan daun kasar, buah warna merah.

Page 22: CONTOH LAPORAN MORTUM

2. Jenis tumbuhan obatNama Ramuan

Komposisi Asal tumbuha

n

Dosis Cara Penyiapan Pema-

kaian

Frekuensi

Lama Pengobat

-anColl & Photo

Nama Tumbuhan Bagian

Loka-si

Budi-daya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Lokal Latin

Obat Demam

Bungo Rayo Hibiscus rosasinensis

7 2 2 Kapan perlu

Daunnya direbus dengan air rebus, disaring, dan minum

1 2 X pagi dan malam

1 hari 2569

Adem sari Hibiscus manihot 7 2 2 1 gelas Daun di remas dengan air masak, disaring dan diminum

1 1 X minum

1 hari -

Jarak Jatropha curcas 7 - 2 1 gelas Daun jarak di rendam, di usap ke tubuh penderita

2 1 X usap seluruh tubuh

- -

Kunyit Curcuma domestica 3 2 2 1 gelas Kunyit + air + beras di baca-bacakan, di usapkan ke sendi, sedikit airnya minum

1,2 1 kali - 2585

Daun Rambutan

Nephelium lappaceum

7 2 2 1 gelas Diremas dengan air + telur diminum airnya

1 1x minum

- -

Daun Sirsak Annona mucirata 7 - 2 1 gelas Diremas, diminum airnya 1 1 X minum

- -

Cik kumpang, Panicum auritum 7 3 2 Dikira- kira

Direndam, dioleskan batang dan daunnya

2 1x sehari

- 2499

Cik karau Enhydra fluctuans 7 3 2 Dikira- kira

Direndam, dioleskan batang dan daunnya

2 1x sehari

-

Sitawa Costus specious 7 2 2 Dikira – kira saja

Direndam, dioleskan batang dan daunnya

2 1x sehari

- 2561

Sidingin Kalanchoe pinnata 7 2 2 Dikira – kira saja

Semua bahan dicampur didalam air diperas dan disaring lalu diminum

1 3x sehari

2-3 hari

Kelapa Cocus necifera 9 3 2 1 buah kelapa muda

Diambil air nya + telur dikocok minum air nya

1 1x sehari

- 2549

Rosela Hibiscus sabdarifa 9 2 1 1 gelas Rebus bunganya minum air rebusannya

1 2x sehari

- 2557

Obat luka

Betadine Jatropha multifida getah

2 2 1 daun ambil getahnya

Getahnya dioleskan pada tempat yang luka

2 Kira – kira 1 atau 2

Sampai luka sembuh

2554

Ubi kayu Manihot uttilissima 7 2 2 1 lembar

Dikunyah, dioleskan ditempat yang luka

2 1x sehari

- 2579

Tunas pisang Musa sp tunas

3 2 1 tunas Tunas diberi minyak goreng pangkalnya didiang pada api dan diusapka pada daerah memar

2 Kira – kira 1 atau 2x

Sampai memar hilang

2515

Obat diare

Jampu biji/paraweh

Psidium guajava 1, 5, 7, 9

3 2 Beberapa daunnya

Rebus kulit batang, daun, buah, akar diminum airnya

1 1x sehari

1 atau 2 hari

2554

Sawo Achras zapota putik

2 2 segenggam

Dikunyah, diremasi, dan diminum airnya

1 1x sehari

- -

Page 23: CONTOH LAPORAN MORTUM

Sipadeh/jahe Zingiber officinale 3 - 2 1 rimpang+1bawang sedikit beras

Jahe + bawang + beras rendang sampai hitam, seduh dengan air panas lalu diminum

1 1x sehari

- -

Obat sakit pinggang

Dukuang – dukuang anak

Phyllanthus nirruri 1, 4, 7, 9

3 2 Sacakak

Direbus seluruh bagian tumbuhannya, minum airnya

1 1 x sehari

- 2527

Obat Gatal

Sipancih-pancih

Polygonum sp 7 3 2 Segenggam

Direbus airnya dan dioleskan pada tempat yang gatal

2 Kira-kira 1-3 x sehari

- 2533

Kode kolom 31. Akar 7. Dun2. Umbi 8. Bunga3. Rimpang 9. Buah4. Batang 10.Kulit buah5. Kulit Batang 11. Daging Buah6. Eksudat 12. Biji

Kode kolom 41. Beli 7. Rawa2. Perkarangan 8. Pantai3. Sawah 9. Lembah4. Ladang/Kebun 10.Bukit5. Tepi Sungai 11.Gunung6. Tepi Danau

Kode kolom 51. Ya2. Tidak

Kode kolom 81. Dalam2. Luar3. Hirup

Page 24: CONTOH LAPORAN MORTUM

Lamp. 2. Gambar

Tumbuhan Obat

1. Famili Acoraceae

Acorus calamus

2. Famili Crassulaceae

Kalanchoe pinnata

Page 25: CONTOH LAPORAN MORTUM

3. Famili Laminaceae

Ocimum basilum

4. Famili Malvaceae

Hibiscus rosa-sinensis

Page 26: CONTOH LAPORAN MORTUM

5. Famili Menispermaceae

Cyclea barbata

6. Famili Moraceae

Artocarpus integra

Page 27: CONTOH LAPORAN MORTUM

7. Famili Myrtaceae

Psidium guajava

8. Famili Palmae

Cocos nucifera

Page 28: CONTOH LAPORAN MORTUM

9. Famili Poaceae

Cymbopogan nordus


Top Related