Transcript
Page 1: Coal Liquefaction Revisi (Sri Endah 3B)

Nama : Sri Endah Wahyuni

Kelas : 3B- D3 Teknik Kimia

NIM : 111411056

Pencairan Batu Bara ( Coal Liquefaction )

Energi merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh manusia di muka bumi ini.

Namun peningkatan populasi manusia yang tidak terkendali membuat kebutuhan energi

semakin meningkat per tahunnya. Sedangkan ketersediaan minyak bumi didunia terbatas,

sehingga diprediksi minyak bumi hanya akan bertahan 300 tahun lagi.

Indonesia sendiri mempunyai kandungan minyak bumi yang sedikit yaitu sekitar 3,7

miliar barel dan diperkirakan akan habis 11 tahun lagi. Untuk itu, kita perlu mencari energi

alternatif baru pengganti minyak bumi. Karena Indonesia memeiliki kandungan batu bara

yang kaya maka pencairan batu bara pun dilirik sebagai energi alternatifnya, menurut

estimasi kandungannya bisa mencapai 150 tahun.

Pencairan batu bara sebenarnya adalah proses perubahan wujud dari batu bara padat

ke cair dengan suhu dan tekanan tinggi. Untuk mendapatkan hasil minyak dengan efisiensi

tinggi perlu ditambahkan sejumlah gas hidrogen dan katalis. Batu bara yang digunakan pada

proses pencairan ini adalah batu bara muda yaitu lignit karena memiliki kalori yang sangat

rendah sehingga nilai ekonomisnya rendah.

Lambok Hilarius Silalahi, M.Eng., anggota tim peneliti Program Pencairan Batubara,

mengatakan, perbandingan nilai komersial minyak hasil pencairan batubara dengan minyak

mentah adalah 1,3 : 1. Artinya, harga 1 liter minyak batubara 1,3 kali harga 1 liter minyak

bumi. Ini terjadi karena dalam minyak batubara sudah tidak terkandung minyak berat atau

residu, sementara dalam minyak mentah masih ada residunya. Agar punya nilai ekonomi,

residu itu diproses lebih lanjut menjadi produk samping (by-product).

Terdapat dua cara untu pencairan batu bara, yaitu :

1. Pencairan Langsung ( Direct Liquefaction )

DCL adalah proses hydro-craacking dengan bantuan katalisator. Prinsip dasar dari

DCL adalah meng-introduksi-an gas hydrogen kedalam struktur batubara agar rasio

perbandingan antara C/H menjadi kecil sehingga terbentuk senyawa-senyawa

hidrokarbon rantai pendek berbentuk cair. Proses ini telah mencapai rasio konversi

70% batubara (berat kering) menjadi sintetik cair. Pada tahun 1994 proses DCL

kembali dikembangkan sebagai komplementasi dari proses ICL terbesar setelah

dikomersialisasikan oleh Sasol Corp.

Banyak negara mengembangkan teknologi Likuifaksi Batubara. Di Amerika Serikat

berkembang berbagai proyek pengembangan. Dan Jepang, sebagai salah satu negara

pengembang teknologi Likuifaksi Batubara terkenal dengan salah satu proyeknya

yaitu NEDOL memiliki 2 metode likuifaksi batubara yaitu Bituminous Coal

Liquefaction dan Brown Coal Liquefaction.

Page 2: Coal Liquefaction Revisi (Sri Endah 3B)

Bituminus Coal Liquefaction

Dalam proses Bituminous Coal Liquefaction, Proyek NEDOL berhasil

menggabungkan 3 proses, yaitu: Solvent Extraction Process, Direct Hydrogenation

Process, dan Solvolysis Process.

Spesifikasi proses NEDOL adalah sebagai berikut:

- Tidak memerlukan batubara dengan spesifikasi tertentu. Batubara yang digunakan

bisa dari low grade sub-bituminous sampai low grade bituminous.

- Yield Ratio bisa mencapai 54% berat, lebih besar dari medium atau light oil

- Temperatur standar reaksi adalah 450°C dan Tekanan standar 170 kg/cm2G

- Membutuhkan katalis yang sangat aktif namun tidak mahal

- Sebagai pemisah antara fasa cair-gas, digunakan sistem distilasi pengurang

tekanan.

- Digunakan pelarut terhidrogenasi yang dapat digunakan kembali untuk

mengawasi kualitas pelarut agar dapat meningkatkan Yield Ratio dari batubara

cair dan mencegah fenomena “cooking” pada tungku pemanas.

Spesifikasi katalis yang digunakan :

Flowchart Bituminus Coal Liquefaction :

Page 3: Coal Liquefaction Revisi (Sri Endah 3B)

Brown Coal Liquefaction

Tahapan proses pencairan batubara muda (Brown Coal Liquefacion):

1. Pengeringan/penurunan kadar air secara efficient

2. Reaksi pencairan dengan limonite katalisator

3. Tahapan hidrogenasi untuk menghasilkan produk oil mentah

4. Deashing Coal Liquid Bottom/heavy oil (CLB)

5. Fraksinasi/pemurnian light oil (desulfurisasi,pemurnian gas,destilasi produk)

Landasan dalam mengembangkan ujicoba produksi (pilot scale) proses pencairan

batubara adalah:

Produk liquid oil yang dihasilkan harus mencapai lebih dari 50%

Proses pengoperasian harus berjalan dengan kontinuitas lebih daripada 1500 jam.

Tahapan proses deashing harus mencapai kadar ash (abu) < 500 ppm.

Optimalisasi/pengembangan proses pengeringan (dewatering) baru.

2. Pencairan Tidak Langsung ( Indirect Coal Liquefaction )

Prinsipnya secara sederhana yaitu mengubah batubara ke dalam bentuk gas terlebih

dahulu untuk kemudian membentuk Syngas (campuran gas CO dan H2). Syngas

kemudian dikondensasikan oleh katalis (proses Fischer-Tropsch) untuk menghasilkan

produk ultra bersih yang memiliki kualitas tinggi.

Page 4: Coal Liquefaction Revisi (Sri Endah 3B)

Referensi :

-

- Safarudin. Coal To Liquid.

- http://www.ristek.go.id/?module=News%20News&id=2122

- http://www.pekanbaru.co/11152/100-tahun-lagi-hanya-negara-negara-ini-yang-

punya-cadangan-minyak-bumi/#.UkWn4NhWqME


Top Related