Transcript
Page 1: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

1 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

PERANCANGAN PABRIK MINYAK ATSIRI Konsentrasi Teknologi Industri Kecil dan Menengah

Magister Sistem Teknik, Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, 2010

Dosen Pengampuh

Ir. Supranto, M.Sc. Ph.D

EVALUASI EKONOMI

MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH

Oleh

MURLIADI PALHAM TIKM –B

Page 2: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

2 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

1. PENDAHULUAN

Minyak atsiri, atau juga dikenal sebagai minyak eteris

(aetheric oil), atau minyak esensial, minyak terbang, serta

minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati

yang berwujud cairan kental pada suhu ruang. Minyak atsiri

merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak

gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan,

sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi..

Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami

dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent tase), berbau wangi sesuai dengan bau

tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam

air.

Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder

bagi tumbuhan yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak

dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan

tumbuhan lain (alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup.

Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,

susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia, terutama di

hidung, sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat).

Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat

menghasilkan rasa yang berbeda.Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari

campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya

bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri

termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat

larut dalam minyak/lipofil.

Minyak atsiri yang dihasilkan dari tanaman aromatik merupakan komoditas

ekspor non migas yang dibutuhkan diberbagai industri seperti dalam industri

parfum, kosmetika, industri farmasi/obat-obatan, industri makanan dan minuman.

Dalam dunia perdagangan, komoditas ini dipandang punya peran strategis dalam

menghasilkan produk primer maupun sekunder, baik untuk kebutuhan domestik

maupun ekspor. Komoditas ini masih tetap eksis walaupun selalu terjadi fluktuasi

harga, namun baik petani maupun produsen masih diuntungkan

Page 3: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

3 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

Di Indonesia penggunaan minyak atsiri ini sangat beragam antara lain; dapat

digunakan melalui berbagai cara yaitu melalui mulut/dikonsumsi langsung berupa

makanan dan minuman seperti jamu yang mengandung minyak atsiri,

penyedap/fragrant makanan, flavour es krim, permen, pasta gigi dan lain-lain.

Pemakaian luar seperti untuk pemijatan, lulur, lotion, balsam, sabun mandi,

shampo, obat luka/memar, pewangi badan (parfum).

Industri pengolahan minyak atsiri di Indonesia telah muncul sejak jaman

penjajahan (Lutony, Rahmayati, 2000). Namun jika dilihat dari kualitas dan

kuantitasnya tidak mengalami banyak perubahan. Ini disebabkan karena sebagian

besar pengolahan minyak atsiri masih menggunakan teknologi sederhana/

tradisional dan umumnya memiliki kapasitas produksi yang terbatas. Industri ini

biasanya terletak di daerah pedesaan. Ada beberapa daerah di Indonesia yang

menjadi sentra industri minyak atsiri , misalnya Daerah Istimewa Aceh, Sumatera

Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Istimewa

Yogyakarta, Maluku, dan Nusa Tenggara Timur.

Potensi keanekaragaman tanaman aromatik penghasil minyak atsiri yang

dimiliki Indonesia akan dapat dimanfaatkan apabila ditanam pada lingkungan yang

sesuai. Indonesia mempunyai wilayah yang luas dengan ragam tanah dan iklim

yang berbeda-beda. Hal ini memungkinkan untuk pengembangan suatu komoditas

minyak atsiri yang cocok pada suatu daerah tertentu sehingga hasilnya maksimal.

Selain minyak nilam (Patchouli oil) yang menjadi primadona ternyata ada juga

minyak atsiri lainnya yang banyak dibutuhkan negara luar yaitu minyak cengkeh

(clove oil). Tanaman cengkeh (Eugenia caryophillata) dapat digunakan untuk

menghasilkan minyak cengkeh (clove oil), minyak tangkai cengkeh (clove stem

oil), dan minyak daun cengkeh (clove leaf oil).

Page 4: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

4 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

2. PEMILIHAN JENIS DAN POLA USAHA

Pada tugas ke-Empat ini, penulis mengambil topik “Usaha Penyulingan Minyak Atsiri Daun Cengkeh”. Alasan pemilihan jenis

minyak daun cengkeh (clove leaf oil) adalah kemudahan operasi pengolahan dan modal yang rendah. Daun cengkeh menghasilkan minyak atsiri yang tidak terlalu keras dibandingkan tangkai bunga cengkeh sehingga ketel yang digunakan tidak cepat rusak dan dapat menggunakan hanya satu ketel saja (bahan baku dan air dalam satu ketel) sehingga harganya lebih murah. Berbeda dengan minyak nilam yang memerlukan dua ketel terpisah, yang berisi air dan daun nilam dalam ketel terpisah, untuk menghasilkan minyak nilam dengan kualitas yang diinginkan. Selain itu, alasan pemilihan jenis minyak daun cengkeh adalah karena bahan baku yaitu daun cengkeh merupakan hasil sampingan dari pohon cengkeh.

Jenis minyak daun cengkeh juga dipilih karena persyaratan atau standar kualitas yang ditetapkan pembeli relatif longgar sehingga memudahkan pengusahaannya. Pengusaha kecil dengan teknologi sederhana dapat memproses-nya dengan mudah. Tidak diperlukan mesin-mesin dengan ketrampilan khusus untuk usaha ini.

Gambar 1. Daun cengkeh dan minyak cengkeh

Usaha minyak daun cengkeh tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Sisa daun yang telah disuling dapat dikeringkan dan digunakan sebagai bahan bakar dan abunya dapat digunakan sebagai pupuk. Sisa air limbah yang sudah dipisahkan secara sempurna dengan minyak daun cengkeh tidak menimbulkan kerusakan lingkungan. Sampai saat ini, polusi udara berupa asap yang ditimbulkan pada saat

Page 5: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

5 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

proses penyulingan sama sekali tidak dikeluhkan oleh warga sekitar lokasi penyulingan.

Dalam perdagangan internasional, minyak cengkeh dibagi menjadi 3 bagian berdasarkan sumbernya, yaitu minyak daun cengkeh (clove leaf oil), minyak tangkai cengkeh (clove stem oil), minyak bunga cengkeh (clove bud oil). Minyak daun cengkeh merupakan salah satu minyak atsiri yang cukup banyak dihasilkan di Indonesia dengan cara penyulingan air dan uap. Minyak daun cengkeh berupa cairan berwarna bening sampai kekuning-kuningan, mempunyai rasa yang pedas, keras, dan berbau aroma cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklat atau berwarna ungu jika terjadi kontak dengan besi atau akibat penyimpanan. Komponen utama dalam minyak cengkeh adalah senyawa eugenol, eugenol asetat dan caryophylene dengan kandungan total mencapai 70-80%. Komponen lain yang terdapat dalam minyak cengkeh adalah methyl n-hepthyl alcohol, benzyl alcohol, methyl salicylate, methyl n-amyl carbinol.

Minyak daun cengkeh mulai dikembangkan pada tahun 1960 yang digunakan untuk bahan baku obat, pewangi sabun dan deterjen. Minyak daun cengkeh juga digunakan di industri wewangian dengan ketetapan standar mutu tertentu yang lebih ketat.

Tabel 1. Standar mutu minyak daun cengkeh menurut SNI 1991

No Parameter Nilai

1 Berat jenis pada 15oC/15

oC 1,03 - 1,06

2 Putaran Optik (alfa-d) -1o35

3 Indeks Refraksi pada 20oC (nd20) 1,52 - 1,54

4 Eugenol (%) 78 - 93%

5 Minyak pelikan, lemak Negatif

6 Kelarutan dalam Alkhol 70% 1:2

Jernih,seterusnya jernih

Sumber : http://www.atsiri-indonesia.com

Page 6: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

6 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

3. ASPEK PRODUKSI

A. LOKASI USAHA DAN KAPASITAS PRODUKSI

Minyak atsiri dapat diproduksi dengan berberapa cara, seperti penyulingan, ekstraksi dengan menggunakan pelarut dan metode pengempaan. Cara yang umum digunakan pengusaha kecil adalah dengan proses penyulingan atau hidrodestilasi yang relatif lebih murah dan menggunakan peralatan yang sederhana.

Penentuan lokasi usaha sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup suatu usaha. Semakin dekat lokasi usaha dengan sumber bahan baku atau input-input lainnya, maka usaha tersebut memiliki peluang yang lebih besar untuk hidup dan memperoleh profit yang lebih besar karena biaya transportasi dapat ditekan serendah mungkin. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh usaha pengolahan minyak daun cengkeh agar dapat berkelanjutan.

Pertama, lokasi usaha yang berdekatan dengan lokasi sumber bahan baku. Dekat dalam hal ini berarti mudah untuk memperoleh bahan baku dengan harga yang normal (tidak terlalu mahal karena biaya transportasi yang tinggi).

Kedua, dekat dengan sumber air. Air merupakan bahan input yang dibutuhkan dalam jumlah besar untuk usaha pengolahan minyak daun cengkeh. Air tersebut berfungsi sebagai pendingin pada proses kondensasi dari uap menjadi cair yang terdiri dari minyak daun cengkeh dan air.

Ketiga, kemudahan memperoleh bahan bakar. Ketersediaan bahan bakar harus cukup. Dalam penyulingan minyak daun cengkeh secara umum pembakaran (pemanasan) harus terus menerus dan tetap agar mutu hasil terjaga. Minyak daun cengkeh juga memiliki keuntungan yang dapat menghemat biaya bahan bakar. Proses pengolahan dapat menggunakan bahan bakar berupa limbah daun yang telah disuling sebelumnya dengan dikeringkan terlebih dahulu.

Berdasarkan persyaratan dan kriteria tersebut di atas, maka penulis mengambil

dan menentukan lokasi usaha yaitu di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Kapasitas produksi yang direncanakan yairu sebesar 60 liter per hari.

Page 7: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

7 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

Kabupaten Bulukumba merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Sulawesi Selatan. Di sebelah Utara daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Sinjai, di Timur berbatasan dengan Teluk Bone, di Selatan dengan Laut Flores, dan di Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng.

Gambar 2. Peta wilayah Kab. Bulukumba, Sulawesi Selatan

Luas wilayah Kabupaten Bulukumba sekitar 1.154,67 Km2 dan secara administratif, terbagi dalam 10 kecamatan. Potensi pertanian adalah merupakan salah satu potensi unggulan yang memberikan konstribusi paling besar terhadap perekonomian Kabupaten Bulukumba. Tanaman pangan yang potensial adalah tanaman padi dan merupakan bahan pangan utama masyarakat.

Potensi bahan baku daun cengkeh di daerah ini sangat besar dan belum dimanfaatkan. Jumlah areal kebun cengkeh milik masyarakat (termasuk di Kecamatan Riau Ale dan Kecamatan Kindang) mencapai 3.773 ha dengan produksi bunga cengkeh mencapai 6.689 ton (Sumber : Bulukumba dalam Angka 2008, BPS Kabupaten Bulukumba)

B. PRODUKSI MINYAK DAUN CENGKEH

Bahan baku utama yang digunakan pada minyak daun cengkeh adalah daun cengkeh kering yang sudah gugur. Ini menyebabkan usaha minyak daun cengkeh bersifat musiman karena sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku. Pada musim kemarau ketersediaan bahan baku melimpah dan sebaliknya pada musim penghujan terjadi kekurangan suplai bahan baku. Beberapa pengusaha pengolahan minyak daun cengkeh mengantisipasinya dengan menyimpan sebagian hasil produksinya untuk dijual pada saat mereka tidak dapat melakukan proses produksi dengan harga yang lebih baik. Pada umumnya, proses produksi dapat dilakukan 5-6 bulan dalam satu tahun.

Page 8: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

8 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

Peralatan Produksi :

Ada beberapa alat dan peralatan produksi yang diperlukan dalam proses pengolahan minyak daun cengkeh. Fasilitas produksi yang utama antara lain adalah :

ketel dari platbesi (plateser),

tungku

kondensor., berupa kolam yang di dalamnya terendam pipa dengan bentuk spiral atau pipa baja biasa yang dibentuk melingkar. Kolam terdiri dari dua buah kolam dengan posisi yang berdekatan agar pipa yang digunakan tidak terlalu panjang.

Peralatan lain yang diperlukan berupa 3 drum plastik berukuran 200 liter untuk menampung minyak daun cengkeh, garu, sekop, sendok, jerigen, corong minyak, timbangan, dan kain penyaring.

Gambar 3. Model penyulingan dengan uap dan air

Teknologi Proses :

Teknologi yang dipakai adalah dengan penyulingan uap dan air (water and steam distillation). Bahan baku yang akan diproses ditempatkan dalam suatu tempat yang bagian bawah dan tengah berlobang-lobang yang ditopang di atas dasar alat penyulingan. Bagian bawah alat penyulingan diisi air sedikit di bawah dimana bahan ditempatkan. Air dipanaskan dengan api. Air juga dapat dipanaskan dengan uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah.Bahan baku tanaman yang akan disuling hanya terkena uap, dan tidak terkena airyang mendidih.

Page 9: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

9 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

Penyulingan dengan cara kukus atau uap adalah cara yang paling banyak digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri yang terdapat pada cengkeh. Metode Penyulingan / Teknologi Destilasi dengan cara kukus mempunyai kelebihan yaitu biaya investasi relatif murah, mudah dalam pengoperasiannya, rendemen minyak cukup tinggi, namun waktu penyulingannya lebih lama.

Persiapan Ketel Suling Sebelum ketel digunakan, sisa air bekas penyulingan sebelumnya harus dibuang, karena air tersebut mengandung garam dan komponen hasil degradasi yang dapat mencemari mutu minyak yang dihasilkan.

Pengisian Daun ke dalam Ketel Suling Daun kering tidak perlu dirajang, dapat langsung dimasukkan ke dalam ketel suling. Pengisian dilakukan secara bertahap dan diinjak-injak/ditekan untuk meningkatkan kepadatan daun dalam ketel. Kepadatan optimum daun cengkeh kering didalam ketel sekitar 70-80 gram/liter.

Proses Penyulingan Lama penyulingan daun cengkeh basah sekitar 7-8 jam, dan penyulingan daun kering sekitar 6-7 jam. Penggunaan tekanan bertahap mulai dari 1 bar sampai 2 bar, dapat mempersingkat lama penyulingan menjadi 4-5 jam. Rendemen minyak daun cengkeh yang dihasilkan sekitar 2,0-2,5%.

Pendinginan (Kondensasi) Uap Pendinginan dilakukan dengan unit pendingin (kondensor) berupa pipa pendingin model multi tubular atau spiral yang dipasang dalam tabung atau direndam dalam bak iar pendingin. Aliran air pendingin dibuat berlawanan arah (counter flow) dengan arah aliran uap di dalam pipa. Tujuannya adalah agar distilat pada saat akan keluar dari pipa pendingin, telah terkondensasi sempurna.

Pemisahan minyak dari air destilat Suhu destilat yang mengalir keluar tabung kondensor diusahakan sama/mendekati suhu air pendingin yang masuk (maks 30oC). Pemisahan minyak dilakukan pada prinsipnya berdasarkan perbedaan BJ (Berat Jenis) antara air dengan minyak. Jika BJ minyak < 1, maka minyak akan berada di atas permukaan air, sementara untuk BJ>1, minyak akan mengendap di bagian bawah unit pemisah minyak, dan air berada dia atasnya.

Page 10: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

10 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

Penyaringan Minyak Minyak yang dihasilkan masih terlihat keruh karena masih mengandung sejumlah kecil air dan kotoran yang terdispersi dalam minyak. Air tersebut perlu dipisahkan dengan menyaring minyak menggunakan kain teflon/sablon atau dapat dilakukan dengan menambahkan Natrium Sulfat Anhidrida (Na2SO4) sebagai pengikat air sebanyak 1%, selanjutnya diaduk dan disaring.

Pemucatan Minyak Cengkeh Jika minyak yang dihasilkan masih berwarna kuning coklat/coklat gelap, biasanya mengandung logam besi yang berasal dari ketel suling dan alat penampung minyak yang terbuat dari besi. Jika diinginkan minyak cengkeh berwarna kuning pucat, dan bebas dari logam besi, dapat dilakukan dengan 2 cara pemucatan yaitu : 1) Redestilasi minyak daun cengkeh pada kondisi vakum; 2) pemucatan dengan penambahan chelating agent (bahan pengkelat) seperti asam sitrat dan asam tartarat.

Pengemasan Minyak daun cengkeh dapat bereaksi dengan logam terutama besi. Oleh karena itu, minyak daun cengkeh seharusnya ditampung dan disimpan dalam kemasan yang tidak mudah berkarat, misalnya gelas, plastik atau bahan anti karat lainnya.

Minyak daun cengkeh dapat dibedakan berdasarkan mutunya. Mutu minyak

daun cengkeh dipengaruhi setidaknya oleh tiga hal berikut :

1. Pemilihan bahan baku. Daun cengkeh yang kering, bersih dan tidak tercampur bahan-bahan lain akan menghasilkan minyak sesuai dengan yang diinginkan.

2. Proses produksi. Mutu minyak daun cengkeh dipengaruhi oleh kondisi peralatan yang digunakan dan waktu proses penyulingan. Ketel dengan bahan anti karat akan menghasilkan minyak daun cengkeh yang lebih baik dibandingkan penyulingan dengan menggunakan ketel yang terbuat dari besi plat biasa, apalagi dengan menggunakan drum-drum kaleng biasa. Waktu penyulingan yang lebih singkat juga mempengaruhi kualitas minyak daun cengkeh yang dihasilkan.

3. Penanganan hasil produksi. Minyak daun cengkeh yang seharusnya ditampung dan disimpan dalam kemasan dari bahan gelas, plastik atau bahan anti karat lainnya akan menurun kualitasnya jika hanya disimpan dalam kemasan dari logam berkarat. Minyak daun cengkeh mudah beroksidasi dengan bahan logam.

Page 11: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

11 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

Peralatan Produksi :

Kendala produksi utama yang dihadapi oleh pengusaha minyak daun cengkeh ini terutama terkait dengan pengadaan bahan baku yang bersifat musiman. Ketersediaan bahan baku daun cengkeh sangat tergantung pada musim. Pada musim penghujan, pasokan bahan baku bisa dikatakan tidak ada sehingga para pengusaha tidak berproduksi. Hambatan yang kedua adalah kapasitas produksi yang masih sangat terbatas. Seringkali pengusaha kecil penyulingan minyak daun cengkeh di pedesaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen dalam jumlah besar pada waktu tertentu.

C. PELUANG PASAR

Permintaan akan minyak daun cengkeh sangatlah besar dan sering terjadi kelebihan permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas produksi industri kecil minyak daun cengkeh yang terbatas.

Pemanfaatan minyak cengkeh, untuk dunia industri memang cukup luas. terutama untuk keperluan industri farmasi atau obat- obatan. Begitu juga untuk industri parfum, yang merupakan campuran utama untuk Geranium, Bergamot, Caraway, Cassie dan bahan untuk pembuatan vanillin sintetis sebagai bahan baku industri makanan dan minuman. Sebagian besar hasil produksi minyak daun cengkeh diekspor ke luar negeri.

Tingkat persaingan minyak daun cengkeh Indonesia di pasar internasional terutama ditentukan oleh kualitas minyak daun cengkeh yang dihasilkan Indonesia dan negara-negara pesaing, seperti Madagaskar, Tanzania dan Srilanka. Negara penghasil minyak atsiri bukan hanya berasal dari negara-negara berkembang saja, seperti Cina, Brasil, Indonesia, India, Argentina dan Meksiko melainkan juga negara maju, seperti Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Italia, dan Inggris. Perbedaannya, negara-negara berkembang lebih banyak memproduksi minyak atsiri menjadi bahan setengah jadi dan kemudian mengekspornya ke negara maju. Lain halnya yang dilakukan oleh negara maju. Meskipun mereka mengimpor bahan setengah jadi dari negara berkembang untuk diolah menjadi barang jadi, mereka mengekspornya sebagian kembali ke negara-negara lain termasuk negara berkembang dalam bentuk barang jadi dengan nilai tambah yang lebih tinggi. Namun demikian, peluang pasar minyak daun cengkeh masih terbuka luas terutama di pasar dunia yang volume permintaannya terus meningkat.

Page 12: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

12 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

4. ASPEK KEUANGAN

A. ASUMSI DAN PARAMETER PERHITUNGAN

Analisis kelayakan investasi dan keuangan usaha penyulingan minyak daun cengkeh ini digunakan untuk memperoleh gambaran finansial mengenai pendapatan dan biaya usaha, kemampuan usaha untuk membayar kredit, dan kelayakan usaha. Perhitungan ketiga hal tersebut memerlukan dasar-dasar perhitungan yang diasumsikan berdasarkan hasil survey dan pengamatan yang terjadi di lapangan. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan aspek keuangan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Asumsi & Parameter untuk Analisis Keuangan Pengolahan Minyak Daun Cengkeh

No Asumsi Satuan Jumlah Keterangan

1 Periode proyek tahunan 5 Periode proyek 5 tahun

2 Luas tanah m2 120 Termasuk dua kolam pendingin

Luas kolam Pendingin m2 8 Terdiri dari dua kolam

3 Harga minyak daun cengkeh Rp/Kg 30.000

4 Tenaga kerja

Tetap (dalam keluarga) orang 3

5 Harga bahan baku

- Harga daun cengkeh kering Rp/kg 300

6 Discount Rate Persen 2

7 Hari Kerja bulan/tahun 6

8 Kapasitas Usaha Kg/hari 2.000 2 batch

9 Jumlah bahan baku Kg/Hari 2.000

Periode proyek diasumsikan selama 5 tahun dengan periode tahunan untuk menganalisis kelayakan usaha. Usaha diasumsikan beroperasi selama 6 bulan dalam satu tahun dengan hari kerja 25 hari dalam satu bulan. Usaha diasumsikan memerlukan lahan seluas 120 m2 dan menggunakan dua buah kolam pendingin dengan luas masing-masing 4 m2 (lebar 2 m, panjang 2 m dan kedalaman 1 m). Harga minyak daun cengkeh di tingkat pengumpul dapat berubah dalam rentang Rp 30.000,00- 40.000,00 per kilogram.

Page 13: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

13 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

Tabel 3. Biaya Investasi Usaha Penyulingan Minyak Daun Cengkeh

No Jenis Biaya Satuan Jumlah

Fisik Harga/ Satuan Nilai / Rp

Umur Ekonomis

1 Perijinan (HO)

200.000

2 Sewa tanah m2/thn 120 20.000 2.400.000 1

3 Konstruksi kolam pendingin (2x2x1)m

Unit 2 1.000.000 2.000.000 10

4 Kontruksi bangunan 1 8.000.000 8.000.000 7

5 Kontruksi tungku 1 250.000 250.000 7

6 Peralatan utama

- Ketel Unit 1 15.000.000 15.000.000 10

Peralatan lainnya

- garu Unit 2 15.000 30.000 5

- corong minyak Unit 2 10.000 20.000 5

- sekop Unit 2 50.000 100.000 5

8 Jerigen Unit 4 20.000 80.000 5

9 Timbangan 1 kwintal Unit 1 500.000 500.000 10

10 Kain penyaring unit 1 126.000 126.000 5

11 Pipa m 30 40.000 1.200.000 10

12 Drum plastik unit 4 150.000 600.000 10

Jumlah biaya investasi 30.506.000

B. BIAYA OPERASIONAL

Biaya operasional adalah biaya variabel (tidak tetap) yang besarnya tergantung pada jumlah minyak daun cengkeh yang diproduksi. Biaya operasional meliputi bahan baku berupa daun cengkeh, tenaga kerja, konsumsi tenaga kerja (makan dan rokok), biaya pemeliharaan, biaya telepon, dan biaya listrik. Dalam satu bulan diperlukan biaya operasional sebesar Rp 10.600.000,- kecuali pada awal usaha karena pengusaha harus membeli bahan bakar sebesar Rp 800.000,- dan di bulan keenam karena ada biaya pemeliharaan sebesar Rp 200.000,- berupa perbaikan ketel. Dengan harga per kilogram daun cengkeh kering adalah Rp 400,-, maka diperlukan biaya sebesar 1.000 kg x 2 penyulingan x 25 hari x Rp 400,00,- = Rp 20.000.000,- per bulan untuk memperoleh bahan baku daun cengkeh kering. Tenaga kerja tetap dengan gaji Rp 100.000,00 per bulan terdiri dari tiga orang dengan waktu 6 bulan kerja per tahun. Pada prakteknya, tenaga kerja tetap ini biasanya adalah anggota keluarga sendiri termasuk pemilik. Biaya telepon dan listrik diasumsikan tetap sebesar Rp 250.000,- dan Rp 50.000,- per bulan.

Page 14: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

14 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

Tabel 4. Biaya operasional usaha kecil penyulingan minyak daun cengkeh

No Jenis Biaya Satuan Biaya

Per Bulan (Bulan 1 )

Biaya Per Bulan (Bulan 2-5)

Biaya Per Bulan (Bulan 6)

1 Bahan baku, Daun Rp 20.000.000 20.000.000 20.000.000

2 Bahan Bakar Rp 800.000 400.000 400.000

3 Tenaga kerja Rp 3.000.000 3.000.000 3.000.000

4 Biaya Telepon Rp 250.000 250.000 250.000

5 Biaya Listrik Rp 100.000 100.000 50.000

6 Biaya Pemeliharaan Rp

200.000

Jumlah Rp 24.150.000 23.750.000 23.950.000

Pada prakteknya, karena hasil suling dapat diperoleh tiap hari pada musim kemarau, penjualan hasil produk minyak daun cengkeh dapat dilakukan dalam hitungan minggu bahkan hari. Hasil penjualan tersebut digunakan pengusaha untuk membiayai kebutuhan operasional berikutnya. Dalam sehari (dua batch), pengusaha dapat menghasilkan 60 kg minyak daun cengkeh senilai Rp 1.800.000,- sehingga jumlah biaya operasional yang cukup besar dalam satu tahun tersebut hanyalah gambaran biaya kumulatif per tahun yang sebenarnya dapat dipenuhi dari penjualan hari atau minggu sebelumnya atau kredit bank dari satu proses penyulingan ke penyulingan berikutnya.

C. KEBUTUHAN DANA

Kebutuhan dana usaha kecil penyulingan minyak daun cengkeh dapat dirinci berdasarkan biaya investasi dan biaya operasional. Para pengusaha kecil penyulingan minyak daun cengkeh biasanya membutuhkan kredit di awal usaha, yaitu untuk meningkatkan kapasitas usaha (biaya investasi) dan biaya untuk pembelian bahan baku (biaya operasional). Biaya operasional (modal kerja) sebesar Rp 142.500.000,- adalah jumlah kumulatif biaya operasional dalam 1 tahun (6 bulan kerja) pertama. Pada kenyataannya, pengusaha kecil hanya membutuhkan modal awal untuk operasional selama seminggu atau sebulan tergantung permintaan konsumen dan kondisi pasar.

Dalam simulasi perhitungan, modal awal yang dibutuhkan adalah Rp 24.150.000,- untuk biaya operasi selama 1 bulan. Biaya operasional bulan berikutnya dapat dipenuhi dari penerimaan dari hasil penjualan minggu atau bulan sebelumnya.

Page 15: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

15 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

Tabel 5. Kebutuhan dana

No Rincian Biaya Proyek Total Biaya (Rp)

1 Dana investasi yang bersumber dari

a. Kredit 30.000.000

b. Dana sendiri 506.000

Jumlah dana investasi 30.506.000

2 Dana modal kerja yang bersumber dari

a. Kredit 20.000.000

b. Dana sendiri 122.500.000

Jumlah dana modal kerja 142.500.000

3 Total dana proyek yang bersumber dari

a. Kredit 50.000.000

b. Dana sendiri 123.006.000

Jumlah dana proyek 173.006.000

Sumber kredit adalah kredit komersial dari perbankan yang ketentuannya berbeda untuk masing-masing bank. Berdasarkan survai yang dilakukan, pinjaman berjangka 6 bulan yang diangsur per bulan dengan suku bunga flat 18 persen per tahun. Dengan bunga flat maka dalam satu bulan angsuran bunga yang harus dibayarkan adalah 1,5 persen. Berdasarkan hal tersebut pembiayaan angsuran pokok dan bunga ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Angsuran pokok dan bunga kredit

Tahun Periode Kredit Angsuran Angsuran Total Saldo Saldo

Tahun 0

50.000.000

50.000.000 50.000.000

Tahun 1 Bulan 1

8.333.333.3 750.000 9.083.333 50.000.000 41,666,666.67

Bulan 2

8.333.333.3 750.000 9.083.333 41,666,666.67 33,333,333.33

Bulan 3

8.333.333.3 750.000 9.083.333 33,333,333.33 25,000,000.00

Bulan 4

8.333.333.3 750.000 9.083.333 25,000,000.00 16,666,666.67

Bulan 5

8.333.333.3 750.000 9.083.333 16,666,666.67 8,333,333.33

Bulan 6

8.333.333.3 750.000 9.083.333 8,333,333.33 0

Tahun 1

20.000.000

20.000.000 20.000.000

Tahun 2 Bulan 1

3.333.333 300.000 3.633.333 20.000.000 16,666,666.67

Bulan 2

3.333.333 300.000 3.633.333 16,666,666.67 13,333,333.33

Bulan 3

3.333.333 300.000 3.633.333 13,333,333.33 10,000,000.00

Bulan 4

3.333.333 300.000 3.633.333 10,000,000.00 6,666,666.67

Bulan 5

3.333.333 300.000 3.633.333 6,666,666.67 3,333,333.33

Bulan 6

3.333.333 300.000 3.633.333 3,333,333.33 0

Page 16: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

16 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

Pada tahun 0 pengusaha meminjam sebesar 50 juta rupiah yang terdiri dari modal investasi 30 juta rupiah dan modal kerja 20 juta rupiah sehingga harus mengangsur keduanya pada tahun pertama sebesar Rp 5.450.000,- per bulan selama 6 bulan dari total pinjaman 30 juta rupiah. harus mengangsur keduanya pada tahun pertama. Di awal tahun ke-2 hingga tahun ke-5, pengusaha meminjam kembali sebesar 20 juta rupiah tiap tahunnya berupa modal kerja dan membayar angsuran modal kerja sebesar Rp 3.633.333,- per bulan selama 6 bulan dari total pinjaman 20 juta rupiah.

D. PRODUKSI DAN PENDAPATAN

Minyak daun cengkeh dapat diproduksi per hari. Dengan kapasitas 1 ton daun cengkeh per-batch (2 batch per hari) dapat memproduksi 60 kg minyak daun cengkeh senilai Rp 1.800.000. Dalam satu tahun (6 bulan kerja) akan dihasilkan , 9 ton minyak daun cengkeh. Rincian pendapatan kotor ditunjukkan oleh Tabel 7.

Tabel 7. Produksi dan pendapatan

Tahun Hasil Produksi

Kg Rupiah

1 9.000 270.000.000

2 9.000 270.000.000

3 9.000 270.000.000

4 9.000 270.000.000

5 9.000 270.000.000

JML 45.000 1.350.000.000

Tabel 8. Proyeksi Laba Rugi Usaha Pengolahan Minyak Daun Cengkeh

No Uraian Tahun 1 Tahun 2-5 Jumlah

1 Pendapatan 270.000.000 270.000.000 1.350.000.000

2 Pengeluaran

a. Biaya operasional 142.500.000 142.500.000 712.500.000

b. Penyusutan 4.875.875 4.875.875 24.379.285

c. Angsuran pokok 50.000.000 20.000.000 130.000.000

d. Bunga bank 750..000 300.000 1.950.000

Jumlah 198.125.857 167.675.857 868.829.285

Laba sebelum pajak 71.874.143 102.324.143 481.170715

e. Pajak 15% 10.781.121 10.232.414 48.117.072

3 Laba rugi 61.093.022 92.091.729 433.053.644

4 Profit margin % 22,63 % 34,11 % 32,08%

Page 17: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

17 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

E. ANALISIS KELAYAKAN USAHA

Berdasarkan data-data di atas, dapat di susun analisis kelayakan usaha sebagai berikut :

a. Perhitungan Net Present Value (NPV).

Tabel 9. Perhitungan laba bersih

Thn Pendapatan (Rp) Total Biaya

(Rp) Laba Sblm Pajak

(Rp) Pajak 15% Laba Bersih (Rp)

1 2 3 4 5 6

1 270.000.000,- 198.125.857 71.874.143 10.781.121 61.093.022

2 270.000.000,- 167.675.857 102.324.143 10.232.414 92.091.729

3 270.000.000,- 167.675.857 18.550.837, 10.232.414, 92.091.729

4 270.000.000,- 167.675.857 18.550.837, 10.232.414 92.091.729

5 270.000.000,- 167.675.857 18.550.837, 10.232.414 92.091.729

Jumlah 433.053.644

Tabel 10. Perhitungan Aliran Kas Bersih (AKB) dan PV AKB

Thn Pendapatan (Rp) Penyusutan

(Rp) AKB (Rp) DF 18% PV AKB (Rp)

1 2 3 4 5 6

1 61.093.022 4.875.875 65.968.879 0,847 55.875.641

2 92.091.729 4.875.875 96.967.586 0,718 69.622.727

3 92.091.729 4.875.875 96.967.586 0,609 59.053.260

4 92.091.729 4.875.875 96.967.586 0,516 50.035.274

5 92.091.729 4.875.875 96.967.586 0,437 42.374.835

Jumlah 276.961.737

NPV = PV AKB - Investasi

NPV = Rp 276.961.737 - Rp 30.506.000

= Rp 246.455.737,-

Oleh karena nilai NPV lebih besar daripada nol, maka rencana pendirian usaha penyulingan minyak atsiri daun cengkeh dinyatakan layak dilakukan.

Page 18: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

18 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

b. Perhitungan Benefit Cost and Ratio (BCR)

Tabel 11 Perhitungan Benefit - Cost and Ratio

Thn Pendapatan (Rp) Total Biaya

(Rp) DF 18% PV (P)(2x4) (Rp) PV (B) (3x4) (Rp)

1 2 3 4 5 6

1 270.000.000,- 198.125.857 0,847 228.690.000 45.954.832

2 270.000.000,- 167.675.857 0,718 193.860.000 38.955.808

3 270.000.000,- 167.675.857 0,609 164.430.000 33.041.904

4 270.000.000,- 167.675.857 0,516 139.320.000 27.996.096

5 270.000.000,- 167.675.857 0,437 117.990.000 23.709.872

Jumlah 726.300.000 145.948.640

Oleh karena nilai BCR lebih besar daripada nol, maka rencana pendirian usaha penyulingan minyak atsiri daun cengkeh dinyatakan layak dilakukan. .

c. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR).

Tabel 12. Perhitungan Benefit - Cost and Ratio

Thn AKB (Rp) DF 18% PV AKB (Rp) DF 25% PV AKB (Rp)

1 2 3 4 5 6

1 61.093.022 0,847 51.745.790 0,800 43.828.684

2 92.091.729 0,718 66.121.861 0,640 47.475.497

3 92.091.729 0,609 56.083.863 0,512 34.155.073

4 92.091.729 0,516 47.519.332 0,410 24.519.975

5 92.091.729 0,437 40.244.086 0,328 17.586.665

Jumlah 221.470.850 167.565.900

Nilai IRR yang diperoleh adalah = 28,75%

Oleh karena nilai IRR (28,75%) lebih besar daripada besar bunga (18%), maka rencana pendirian usaha penyulingan minyak atsiri daun cengkeh dinyatakan layak dilakukan.

Page 19: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

19 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

5. ASPEK SOSIAL, EKONOMI , DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Usaha penyulingan minyak daun cengkeh merupakan merupakan komoditi yang dapat diunggulkan di pasar internasional. Meskipun kontribusinya relatif rendah dibandingkan komoditi yang lain, namun setidaknya ekspor minyak daun cengkeh ini telah memberikan pemasukan devisa di atas satu juta dolar per tahun sejak tahun 1988. Rendahnya nilai ekspor ini disebabkan karena rendahnya hasil produksi yang sangat dipengaruhi oleh musim. Dari sisi permintaan, permintaan minyak daun cengkeh masih tinggi sehingga peluang untuk mengembangkan dan membuka usaha penyulingan minyak daun cengkeh di daerah lain di Indonesia masih memiliki potensi pasar yang terbuka luas.

Dari aspek ketenagakerjaan, usaha penyulingan minyak daun cengkeh ini tidak menyerap jumlah tenaga kerja yang banyak. Tetapi memiliki pengaruh ke belakang (backward effect) setidaknya pada usaha pembuatan peralatan dan petani cengkeh yang menjadi pemasok bahan baku. Usaha ini pun memiliki nilai tambah yang tinggi.

Penyerapan tenaga kerja dari usaha ini dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar di pedesaan yang umumnya petani dan memiliki dampak langsung terhadap peningkatan pendapatan dan ekonomi mereka. Dengan berkurangnya pengangguran secara langsung akan berdampak pada kondisi sosial masyarakat seperti penurunan tingkat kriminalitas.

Usaha pengolahan minyak daun cengkeh menghasilkan limbah cair yang tidak berbahaya dan dapat ditoleransi lingkungan. Limbah cair tersebut adalah air sisa penyulingan. Jika proses pemisahan air dan minyak daun cengkeh berlangsung dengan sempurna, maka air yang tersisa tidak berdampak buruk pada lingkungan. Limbah padat yang lain adalah abu daun kering sisa pembakaran yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Secara umum, usaha penyulingan minyak daun cengkeh ini termasuk usaha yang ramah lingkungan.

Page 20: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

20 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

6. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Usaha penyulingan minyak daun cengkeh pada umumnya dilakukan di wilayah pedesaan dengan teknologi sederhana dan berskala kecil.

2. Usaha minyak daun cengkeh memiliki masa depan yang cerah. Peluang pasar komoditas minyak daun cengkeh, terutama untuk ekspor masih terbuka, sehingga secara langsung memberikan peluang bagi pengembangan dan peningkatan produksi minyak daun cengkeh.

3. Berdasarkan kondisi alam di Indonesia, potensi usaha penyulingan minyak daun cengkeh dapat dilakukan di banyak wilayah di Indonesia terutama di wilayah pedesaan dengan sumber air yang cukup.

4. Salah satu kendala utama yang dihadapi oleh para pengusaha penyulingan minyak daun cengkeh adalah masalah bahan baku yang sangat tergantung pada musim. Bahan baku berupa daun cengkeh kering hanya tersedia pada musim kemarau.

5. Di daerah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, terdapat dua macam pola pembiayaan usaha yaitu pembiayaan pemerintah daerah dan pembiayaan bank. Dari pemerintah daerah, terdapat program penguatan modal usaha kecil yang berupa kredit melalui BPD dengan bunga yang lebih rendah. Pembiayaan melalui bank dilaksanakan oleh Kantor Bank BRI Unit Tanete, Bulukumpa, melalui pendekatan-pendekatan yang sifatnya personal.

6. Usaha penyulingan minyak daun cengkeh memiliki Internal Rate of Return (IRR) yang cukup baik yaitu 28,75% yang berarti bahwa usaha ini masih layak dilaksanakan sampai tingkat bunga mencapai 28,75%. Kelayakan usaha usaha juga dapat dilihat dari Nilai NPV yang positif sebesar Rp 246.455.737,-

7. Munculnya usaha penyulingan minyak atsiri memberikan peluang kerja bagi masyarakat setempat, baik untuk pengusaha maupun para pekerjanya, sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya.

8. Usaha penyulingan daun cengkeh tidak menimbulkan pencemaran dan tidak menghasilkan limbah yang berbahaya. Limbah berupa abu daun cengkeh bahkan dapat digunakan sebagai pupuk.

Page 21: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

21 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

B. SARAN

1. Usaha minyak daun cengkeh di wilayah lain seperti Kecamatan Kindang atau Kecamatan Riau ale masih dapat dikembangkan, terutama yang dekat dengan sumber bahan baku.

2. Untuk memperbaiki mutu minyak daun cengkeh, yang sangat penting dalam persaingan di masa yang akan datang, pengusaha perlu membekali diri dengan pengetahuan yang memadai mengenai minyak daun cengkeh dari pengolahan sampai pengemasannya.

3. Faktor yang harus diperhatikan dalam dalam upaya pemasaran minyak daun cengkeh, terutama untuk tujuan ekspor adalah dengan memperhatikan kualitas, harga yang kompetitif dan keberlangsungan produksi.

4. Secara finansial dan dari kondisi di lapangan, usaha penyulingan minyak daun cengkeh ini layak untuk dibiayai. Namun, pihak bank tetap harus memberikan kredit berdasarkan analisis usaha yang komprehensif berdasarkan prinsip kehati-hatian.

Page 22: Case study analisis kelayakan Asiri

Tugas 4 : PPMA

22 | H a l

Oleh : Murliadi Palham, S.T. : TIKM-B

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, Andria., 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. Penerbit

ITB, Bandung.

Armando, Rochim, 2009. Memproduksi 15 Jenis Minyak Atsiri Berkualitas.

Swadaya, Cimanggi, Depok.

Guenther, Ernest. 1990. Minyak Atsiri Jilid III A. Penerjemah. Ketaren. UI-

Press. Jakarta.

Harris, Ruslan, 1987. Tanaman Minyak Atsiri. PT Penebar Swadaya, Jakarta.

Supranto, 2010. Materi perkuliahan, Proses Produksi Minyak Atsiri

BPS, Kabupaten Bulukumba, 2008. Bulukumba dalam Angka 2008,

http://www.atsiriindonesia.com/tanaman.php?id_news=3&detail_news=1&des

k_news=deskripsi. Tanaman Atsiri Cengkeh, diakses tanggal 18 Maret

2010.

http://www.bi.go.id/sipuk/id/dss/methode.asp. Sistem Penunjang Keputusan

untuk Investasi. diakses tanggal 2 April 2010.

http://www.ittelkom.ac.id, Analisis Kelayakan Usaha, diakses tanggal 31

Maret 2010.

______e______


Top Related