Download - CASE Prematur (Autosaved)
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama Penderita : By Ny Iis (Salwa)
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat & tanggal lahir : Bandung, 26 Juni 2012
Kiriman dari : Datang sendiri
Tanggal dirawat : 26 Juni 2012
Tanggal diperiksa : 29 Juni 2012
Ayah: Nama : Herdi Herry
Umur : 35 tahun
Pendidikan : D3
Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : (tidak bersedia menyebutkan)
Alamat : Kp. Bobojong 02/09 Cangkuang Wetan Dayeuhkolot-Bandung
Ibu: Nama : Iis Aisyah
Umur : 29 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : -
Alamat : Kp. Bobojong 02/09 Cangkuang Wetan Dayeuhkolot-Bandung
1
II. ANAMNESIS
2.1. Heteroanamnesis diberikan oleh : Ibu pasien Tanggal : 29 Juni 2012
2.2. Keluhan Utama : Lahir kurang bulan, berat badan lahir rendah dan biru keunguan pada kulit
daerah dada kanan, perut atas kanan, lengan atas kanan, tangan kanan
2.3. Riwayat perjalanan penyakit :
Pasien datang dengan keluhan lahir belum cukup bulan disertai berat bada lahir rendah,
pada saat dilahirkan pasien menangis tidak kuat, dan tampak lemas. Pasien dilahirkan dari ibu G4
P1 A2 33-34 minggu dengan prematur contraction dan ketuban pecah sebelum waktunya, secara
sectio caesaria (SC) atas indikasi letak lintang. Sebelum dilakukan SC, ibu pasien mengatakan
sebelumnya pasien akan dilahirkan spontan, tetapi ketika dr.SpOG menolong persalinan dan
dilakukan pemeriksaan dalam, teraba tangan, sehingga akhirnya pasien dilahirkan SC.
Ibu pasien juga mengeluh adanya biru keunguan pada kulit daerah dada kanan, perut
kanan, lengan atas kanan, tangan kanan sejak beberapa saat setelah lahir. Awalnya keluhan
berwarna biru, dan ibu pasien mengira keluhan tersebut merupakan tanda lahir, tetapi lama
kelamaan keluhan berubah warna menjadi biru keunguan.
BAB : warna kuning; jumlah, frekuensi serta konsistensi dalam batas normal
BAK : warna kuning, jumlah dan frekuensi dalam batas normal
RPK : Ibu pasien menyangkal adanya penyakit kelainan darah pada anggota keluarga.
Riwayat kehamilan :
G4P1A2 33-34 minggu, HPHT: 15 November 2011, riwayat PNC tidak teratur, ibu
pasien menyangkal sakit berat selama kehamilan, minum obat atau jamu secara teratur selama
kehamilan, pernah ditransfusi darah selama kehamilan, menggunakan obat terlarang, riwayat
trauma selama kehamilan.
Tanggal 26 juni 2012 pasien ke dr.SpOG (RSBSA) dengan keluhan keluar cairan dari
jalan lahir, cairan berwarna bening, encer dan disertai adanya mulas yang menjalar sampai ke
pinggang, makin lama makin hebat dan sering, tidak hilang dengan berjalan. Dan beberapa saat
kemudian melahirkan.
2
Riwayat Kehamilan Sebelumnya:
Ibu pasien sebelum kehamilan sekarang mengalami 2 kali keguguran (abortus spontan),
sedangkan anak pertama lahir cukup bulan secara SC atas indikasi persalinan tidak maju, laki-
laki, usia 8 tahun, sehat.
Riwayat Persalinan :
Pasien lahir 33-34 minggu (preterm), lahir SC , karena letak lintang, tidak langsung
menangis, air ketuban jernih.
2.4. Riwayat kehamilan dan persalinan
Anak : ke-2 dari 2 anak. Lahir hidup: 2 Lahir mati: - Abortus: 2
Lahir : Dari ibu G4P1A2 33-34minggu(preterm), SC atas indikasi letak lintang, tidak langsung
menangis, ditolong oleh dokter
Berat badan lahir : 2040 gr. Panjang badan lahir: 43 cm. APGAR score 1’ : 5, 5’ : 8
2.5. Tumbuh kembang anak
Kurva berat badan dan tinggi badan dari KMS
Berbalik : - Bicara 1 kata : -
Duduk dengan bantuan : - Bicara 1 kalimat : -
Duduk tanpa pegangan : - Membaca : -
Berjalan 1 tangan dipegang : - Menulis : -
Berjalan tanpa dipegang:- Sekolah : -
2.6. Gigi geligi
Pertama : - Sekarang: -
2.7. Susunan Keluarga
No Nama Umur L/P Jelaskan hubungan keluarga, sehat, sakit (apa) meninggal
(umur, sebab)
1. Herdi H 35 th L Ayah (sehat)
2. Iis A 29 th P Ibu (sehat)
3. Adit 8 th L Kakak pasien (sehat)
4. By Ny Iis 3 hari P Sakit dirawat di RSBSA
3
(Salwa)
2.8. Immunisasi (Tulis tanggal/umur saat diimunisasi)
Dasar Ulangan Anjuran
BCG - HIB -
DPT - - - MMR -
Polio - - - - Hep A -
Hepatitis B - - - Cacar
air
-
Campak -
2.9. Makanan
Usia 0 – sekarang : ASI, PASI
2.10. Penyakit dahulu
Batuk – pilek : - Difteri : - Campak : -
Diare : - Tetanus : - Ginjal : -
Tifus perut : - Hepatitis : - Asma/alergi : -
Pneumonia : - TBC : - Kejang : -
Batuk rejan : - Cacar air : - Lainnya : -
2.11. Penyakit keluarga
Asma : - Penyakit darah : -
TBC : - Penyakit keganasan : -
Ginjal : - Kencing manis : -
Lain-lain : -
III. PEMERIKSAAN FISIK
3.1. Keadaan Umum
Kesan sakit : sedang
Kesadaran : compos mentis
4
Posisi : tidak ada letak paksa
Penampilan umum : Mental normal
Fisik kurang aktif (lemas), merintih (menangis <kuat)
3.2. Tanda Vital
Nadi : 138 x/mnt, regular, ekual, isi cukup
Respirasi : 48 x/mnt, tipe abdominotorakal
Suhu : (aksiler) 35,6 oC
Tensi : -
3.3. Pengukuran
Berat badan : 2040 gram
Panjang badan : 43 cm
Penilaian berdasarkan kurva Lubchenco
BBL : 2040 gram
Usia kehamilan : 33-34 minggu
Antara 50% - 75%
Status gizi : baik
Lingkar kepala : 29 cm
Lingkar dada : 27 cm
Lingkar perut : 31 cm
3.4. Pemeriksaan sistematik
3.4.1. Rambut : hitam distribusi merata, lanugo (+)
Kuku : capillary refill time < 2 detik
Kulit : ikterik (+) bahu sampai pergelangan tangan, lutut sampai pergelangan
kaki (Kramer IV), warna biru keunguan pada daerah dada kanan, perut
atas kanan, lengan kanan, tangan kanan
KGB : tidak teraba membesar
5
3.4.2. Kepala : simetris, kiri = kanan
Moulding (-), caput suksedaneum (-), cephal hematome (-)
Wajah : dalam batas normal
Mata : conjungtiva anemis -/-, sclera ikterik +/+, pupil bulat isokor 2 mm, reflek
cahaya +/+
Hidung : PCH (±), sekret (-)
Telinga : sekret (-)
Mulut : Bentuk simetris kiri=kanan, mukosa basah, sianosis perioral (-)
3.4.3. Leher
KGB : tidak teraba membesar;
3.4.4. Dada
3.4.4.1. Dinding dada / paru
Inspeksi : B/P simetris kiri = kanan, retraksi (+)
Palpasi : pergerakan simetris kiri = kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
3.4.4.2. Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis kuat angkat (-), penjalaran (-)
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung murni, regular, murmur (-)
3.4.5. Perut
Inspeksi : cembung
Palpasi : lembut; nyeri tekan (-); hepar /lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
3.4.6. Genital
6
Perempuan, tidak ada kelainan
3.4.7. Anus dan rectum
Tidak ada kelainan
3.4.8. Anggota gerak dan tulang
Tidak ada kelainan, tonus otot <baik, pergerakan motorik <aktif
Reflek primer: Babinsky +, Moro ±, Rooting +, Sucking +, Grasp reflek ±
Reflek fisiologis : +/+
Reflek patologis : -/-
3.4.9. Penilaian New Ballard Score
Maturitas fisik
Kulit : 1
Lanugo : 2
Permukaan plantar : 3
Payudara : 2
Mata/telinga : 2
Genital (perempuan) :3
Maturitas fisik
Sikap : 3
Sudut pergelangan tangan : 2
Sudut poplitea : 1
Tanda selempang : 2
Tumit ke telinga : 0
Jumlah : 22 32-34 minggu
7
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 26-06-2012
GDS : 89 mg/dL
Photo thorax (Baby gram) 27-06-2012
Cor, sinus, diafraghma normal
Pulmo: hili kasar, corakan bertambah
Tampak bercak pada kedua lapang paru
Kesan: menyokong adanya aspirasi
Laboratorium 29-06-2012
Hb: 15,3 gr/dL
Leukosit : 6300/mm3
PCV : 41%
Tc : 278.000/mm3
Golongan darah : O
GDS : 82 mg/dL
8
V. RESUME
Seorang bayi, perempuan, umur 3 hari, BBL:2040, PBL: 43cm, APGAR score 1’:5, 5’: 8,
lahir SC a/i letak lintang dari ibu G4P1A2 33-34 minggu, datang dengan keluhan lahir prematur
disertai berat badan lahir rendah, menangis kurang kuat, < aktif, lemas (+). Keluhan disertai
hematoma pada kulit dada kana, perut atas kanan, lengan atas kanan dan tangan kanannya.
BAB : dalam batas normal
BAK : dalam batas normal
RPK : Penyakit kelainan darah pada anggota keluarga (-)
Riwayat kehamilan :
G4P1A2 33-34 minggu, HPHT: 15 November 2011, riwayat PNC tidak teratur, sakit
berat selama kehamilan (-), minum obat atau jamu secara teratur selama kehamilan (-), pernah
ditransfusi darah selama kehamilan (-), menggunakan obat terlarang (-), riwayat trauma selama
kehamilan (-).
Tanggal 26 juni 2012 pasien ke dr.SpOG (RSBSA) keluhan keluar cairan dari jalan
lahir, cairan berwarna bening, encer dan disertai adanya mulas yang menjalar sampai ke
pinggang, makin lama makin hebat dan sering, tidak hilang dengan berjalan. Dan beberapa saat
kemudian melahirkan.
Riwayat Kehamilan Sebelumnya:
Sebelumnya 2 kali abortus spontan, sedangkan anak pertama lahir cukup bulan secara
SC a/i persalinan tidak maju.
Riwayat Persalinan :
Anak : ke-2 dari 2 anak. Lahir hidup: 2 Lahir mati: - Abortus: 2
Lahir : Dari ibu G4P1A2 33-34minggu(preterm), SC atas indikasi letak lintang, tidak langsung
menangis, ditolong oleh dokter
Berat badan lahir : 2040 gr. Panjang badan lahir: 43 cm. APGAR score 1’ : 5, 5’ : 8
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: Kesadaran CM, kesan sakit sedang, menangis < kuat, <aktif
9
Tanda-tanda vital: N : 138 x/ menit, isi cukup, reguler, ekual
T : 35,6C (aksiler)
R : 48 x/menit, tipe abdominothrakal
Rambut : Hitam, distribusi merata, lanugo (+)
Kulit : Ikterik bahu-pergelangan tangan, lutut-pergelangan kaki (kramer IV)
Kuku : Capillary refill time < 2 detik
KGB : Tidak teraba membesar
Mata : Konjungtiva anemis -/- , sklera ikterik ±/±
Hidung : Pernafasan cuping hidung (±), sekret (-)
Mulut : bentuk simetris kiri=kanan, mukosa mulut basah, sianosis perioral (-)
Dada
Dinding dada/Paru-paru
Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris kiri & kanan,
retraksi (+)
Palpasi : Pergerakan simetris kanan = kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : VBS +/+, Rh-/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung murni, reguler, murmur (-)
Perut
Inspeksi : cembung
Palpasi : lembut; nyeri tekan (-); hepar /lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
Alat Kelamin : Perempuan, tidak ada kelainan
Anus dan Rektum : Tidak ada kelainan
10
Ekstremitas : Akral dingin, Tidak ada kelainan, tonus otot <baik, pergerakan
motorik< aktif
Reflek primer : Babinsky +, Moro ±, Rooting +, Sucking +, Grasp reflek ±
Reflek fisiologis : +/+
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan
Laboratorium 26-06-2012
GDS : 89 mg/Dl
Photo thorax (Baby gram) 27-06-2012
Kesan: menyokong adanya aspirasi
Laboratorium 29-06-2012
Hb: 15,3 gr/dL
Leukosit : 6300/mm3
PCV : 41%
Tc : 278.000/mm3
Golongan darah : O
GDS : 82 mg/dL
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis banding : Bayi perempuan, preterm, BBLR, lahir SC a.i letak lintang +
Hematoma dd/ kelainan perdarahan
Diagnosis tambahan : Icterus neonatorum e.c fisiologis dd/ patologis
Status gizi : Sesuai umur kehamilan ( kurva lubchenco )
Diagnosis kerja : Bayi perempuan, preterm, BBLR, , lahir SC a.i letak lintang +
Hematoma
VII. USUL PEMERIKSAAN
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit dan
analisa gas darah.
11
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan
Kadar bilirubin serum berkala
SADT
Golongan darah ibu dan bayi
Coomb Test
Pemeriksaan skrining defisiensi enzim G6PD
VIII. PENATALAKSANAAN
Non medika mentosa :
Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak
kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang
tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti
pada bayi sehat.
Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap
untuk menyusu.
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas,
kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi
telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar
berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila
keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu
dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
Fototerapi dengan blue lamps
12
Medika mentosa :
Pemberian vitamin K1:
Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari,
dan umur 4-6 minggu)
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam dubia ad bonam
Quo ad functionam dubia ad bonam
X. PENCEGAHAN
1. Pengawasan dalam masa kehamilan yang baik
2. Menghindari obat-obatan yang dapat membuat bayi menjadi kuning pada masa
kehamilan dan kelahiran (missal: sulfafurazol, novobiocin)
3. Pencegahan infeksi
4. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun
kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko,
terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan,
dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
5. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda
tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
6. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat
(20-34 tahun)
7. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses
terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil
13
XI. FOLLOW UP HARIAN
KU, PF Order dokter Lab
27 juni 2012 S : menangis mulai kuat ,
gerak mulai aktif
O : PCH-, retraksi ±,
sianosis -, ikterik -,
muntah -, hematome +
Awasi tanda vital
Jaga kehangatan
X photo thorax (baby gram)
Diet ASI/ PASI 12x10cc
Prolacta 1 x 1 caps
Kalfoxime 2 x 100 mg iv
28 Juni 2012 S : menangis mulai kuat ,
gerak mulai aktif
O : PCH-, retraksi ±,
sianosis -, ikterik -,
muntah -, hematome +
Terapi lanjutkan
Periksa Hb, leukosit, PCV,
GDS,Tc, golongan darah
29 Juni 2012 S: menangis <, aktif <
O: PCH ±, retraksi+,
ikterik +, hematome +
Pasang O2 nasale canule 1-2l
Jaga kehangatan
Evaluasi minum, bila perlu
pasang NGT = 8x10cc
Infus D4-1% . 6gtt/mnt
micro drip
Prolacta 1 x 1 caps
Kalfoxime 2 x 100 mg iv
Fototerapy
Hb: 15,3
gr/dL
Leukosit :
6300/mm3
PCV : 41%
Tc :
278.000/mm3
Golongan
darah : O
GDS : 82
mg/dL
30 Juni 2012 S: menangis mulai kuat,
gerak mulai aktif,
Th/ lanjutkan
14
O: PCH ±, retraksi±,
ikterik +, hematome ±
01 Juli 2012 S: menangis mulai kuat,
gerak mulai aktif,
O: PCH -, retraksi-,
ikterik +, hematome ±
O2 app
Jaga kehangatan
Evaluasi minum, bila perlu
pasang NGT = 8x15cc
Infus D4-1% . 6gtt/mnt
micro drip
Prolacta 1 x 1 caps
Vitaplex 1 x 0,3 ml
Kalfoxime 2 x 100 mg iv
Fototerapy
02 Juli 2012 S: menangis kuat, gerak
aktif,
O: PCH -, retraksi-,
ikterik ±, hematome ±
Th/ lanjutkan
Cek bilirubin total, bilirubin
direk, indirek
Cek darah rutin da SADT
Hb: 14,1
gr/dL
Leukosit :
7500/mm3
PCV : 37%
Tc :
172.000/mm3
SADT: kesan:
apusan darah
tepi dalam
batas normal
03 Juli 2012 S: menangis kuat, gerak
aktif, nafas kadang-
kadang berhenti
(irreguler)
O: PCH -, retraksi-,
ikterik ±, hematome ±
Th/ lanjutkan
Aminophilin 8mg iv bolus
pelan, maintenance 3 x3mg
Observasi RR
04 Juli 2012 S: menangis kuat, gerak
aktif, nafas kadang-
kadang berhenti
Th/ lanjutkan
Coba keluar inkubator
Aminophilin 8mg iv bolus
Tunggu hasil
cek bilirubin
15
(irreguler)
O: PCH -, retraksi-,
ikterik ±, hematome ±
pelan, maintenance 3 x3mg
Observasi RR
XII. PEMBAHASAN
A. Definisi
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir, dan BBLR
adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2.500 gram (sampai
2.499 gram). BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat lahir kurang 2.500 gram tanpa
memandang masa kehamilan. BBLR ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram).
WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah.
Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram pada
waktu lahir bayi prematur.
Bayi dengan berat badan lahir rendah dibagi 2 golongan yaitu :
1. Prematur Murni
Prematur Murni, yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan.
2. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan
seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena mengalami gangguan pertumbuhan
dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
B. Kalsifikasi BBLR
BBLR dibedakan menjadi :
BBLR : berat badan lahir 1800-2500 gram
BBLSR : berat badan lahir < 1500 gram
BBLER : berat badan lahir ekstra rendah < 1000 gr
16
C. Etiologi
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor Ibu
a. Gizi saat hamil yang kurang
Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin seperti
prematuritas, gangguan pertumbuhan janin, kelahiran mati maupun kematian neonatal
dini. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum
hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil.
b. Umur kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun
Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang,
selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung
pada orang lain. Kelahiran bayi BBLR lebih tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang
dari 20 tahun .
Pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi
badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat mempengaruhi
janin sehingga dapat menyebabkan kelahiran BBLR.
Faktor usia ibu bukanlah faktor utama kelahiran BBLR, tetapi kelahiran BBLR
tampak meningkat pada wanita yang berusia di luar usia 20 sampai 35 tahun.
c. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin
kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan
rahim belum pulih dengan baik.
Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (dibawah dua
tahun) akan mengalami peningkatan resiko terhadap terjadinya perdarahan pada
trimester III, termasuk karena alasan placenta previa, anemia dan ketuban pecah dini
serta dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
d. Paritas ibu
Jumlah anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin
sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan saat persalinan
karena keadaan rahim biasanya sudah lemah (Departemen Kesehatan, 1998 : 33).
17
2. Faktor Kehamilan
a. Hamil Dengan Hidramnion
Hidramnion yang kadang-kadang disebut polihidramnion merupakan keadaan
cairan amnion yang berlebihan. Hidromnion dapat menimbulkan persalinan sebelum
kehamilan 28 minggu, sehingga dapat menyebabkan kelahiran prematur dan dapat
meningkatkan kejadian BBLR.
b. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum merupakan perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu
hingga mejelang persalinan yaitu sebelum bayi dilahirkan.
Komplikasi utama dari perdarahan antepartum adalah perdarahan yang
menyebabkan anemia dan syok yang menyebabkan keadaan ibu semakin jelek. Keadaan
ini yang menyebabkan gangguan ke placenta yang mengakibatkan anemia pada janin
bahkan terjadi syok intrauterin yang mengakibatkan kematian janin intrauterine.
Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi berat badan lahir rendah, sindrom
gagal napas dan komplikasi asfiksia.
c. Komplikasi Hamil
- Pre-eklampsia / Eklampsia
Pre-eklampsia / Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan
janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena Pre-
eklampsia / Eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah placenta,
sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari placenta, dengan adanya
perkapuran di daerah placenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin
berkurang.
- Ketuban Pecah Dini
Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan oleh karena
berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks. Pada persalinan normal selaput ketuban biasanya pecah
atau di pecahkan setelah pembukaan lengkap, apabila ketuban pecah dini, merupakan
masalah yang penting dalam obstetri yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur
dan terjadinya infeksi ibu.
- Hipertensi
18
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi
sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan persalinan,
hipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab penting dari kelahiran mati dan kematian
neonatal. Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan terjadinya insufisiensi placenta,
hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat dan sering terjadi kelahiran prematur.
3. Faktor Janin
a. Cacat Bawaan (kelainan kongenital)
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang
timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan
kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau
bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan kelainan
kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama
kehidupannya.
b. Infeksi Dalam Rahim
Infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati dalam
mengatur dan mempertahankan metabolisme tubuh, sehingga aliran nutrisi ke janin dapat
terganggu atau berkurang. Oleh karena itu, pengaruh infeksi hepatitis menyebabkan
abortus atau persalinan prematuritas dan kematian janin dalam rahim .
Wanita hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap janin. Infeksi
ini dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat bawaan dan kematian janin.
c. Hamil Ganda
Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat berbeda
antara 50 sampai 1.000 gram, karena pembagian darah pada placenta untuk kedua janin
tidak sama.
Regangan pada uterus yang berlebihan kehamilan ganda salah satu faktor yang
menyebabkan kelahiran BBLR. Pada kehamilan ganda distensi uterus berlebihan,
sehingga melewati batas toleransi dan sering terjadi partus prematus. Kebutuhan ibu akan
zat-zat makanan pada kehamilan ganda bertambah yang dapat menyebabkan anemia dan
penyakit defisiensi lain, sehingga sering lahir bayi yang kecil. Kematian perinatal anak
kembar lebih tinggi daripada anak dengan kehamilan tunggal dan prematuritas
merupakan penyebab utama.
19
D. Patofisiologi
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup
bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang
masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya
gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu
seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan
kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada
gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar
dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi
kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan
kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah
normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi
selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi
sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya
mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11
gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan
kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang
dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara
bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan
resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar.
E. Manifestasi Klinis
Bayi dengan BBLR secara fisik ditandai dengan :
o Bayi kecil
o Pergerakan kurang dan masih lemah
o Kepala lebih besar dari pada badan
20
o Berat badan rendah, kurang dari 2500
F. Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
Hipotermia (suhu tubuh rendah)
Hipoglikemia (kekurangan gula darah)
Gangguan cairan dan elektrolit
Hiperbilirubinemia (kelebihan kadar bilirubin di dalam darah)
Sindroma gawat nafas
Infeksi
Apnea of Prematurity
Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain :
Gangguan perkembangan
Gangguan pertumbuhan
Gangguan penglihatan (Retinopati)
Gangguan pendengaran
Penyakit paru kronis
Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
G. Prognosis BBLR
Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masalah perinatal, misalnya
masa gestasi. Prognosis ini juga tergantung dari keadaaan sosial ekonomi, pendidikan orang
tua dan perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal. Bayi Berat Lahir Rendah
cenderung memperlihatkan gangguan pertumbuhan setelah lahir .
Makin muda masa gestasi atau makin rendah berat bayi makin tinggi angka
kematian, hal itu berdasarkan masalah-masalah yang sering ditemukan pada bayi BBLR,
seperti :
a. Suhu tubuh yang belum stabil, disebabkan oleh :
1.Pusat mengatur napas badan masih belum sempurna
2.Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah
21
3.Otot bayi masih lemah
4.Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas
5.Pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi dengan baik
b. Gangguan pernapasan, disebabkan oleh :
1.Pusat pengaturan pernapasan belum sempurna
2.Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangan tidak sempurna
3.Otot pernapasan dan tulang iga masih lemah
4.Penyakit gangguan pernapasan
c. Gangguan alat pencernaan makanan, disebabkan oleh :
Alat pencernaan belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan masih
lemah dan kurang baik
Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna, sehingga
pengosongan lambung berkurang
d. Hepar yang belum matang (immatur)
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi
hiperbilirubinemia (kuning) dan defisiensi vitamin K.
e. Ginjal masih belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum
sempurna sehingga mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.
f. Perdarahan dalam otak
o Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah
o Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan
dan nekrosis
o Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi
o Sering mengalami gangguan pernapasan sehingga mempermudah terjadi
perdarahan otak.
22
Alat tubuh bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur. Oleh sebab itu, ia
mengalami lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya. Makin pendek
masa kehamilannya makin kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya,
dengan akibat makin mudahnya komplikasi dan makin tingginya angka kematiannya.
Pada saat persalinan, BBLR mempunyai resiko yaitu asfiksia atau gagal untuk
bernapas secara spontan dan teratur saat atau beberapa menit setelah lahir. Hal itu
diakibatkan factor paru yang belum matang.
H. Diagnosis dan Penatalaksanaan
1. Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam
jangka waktu, selain itu dapat diketahui dengan dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
a. Anamnesa
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesa adalah etiologi dan
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR :
Umur ibu
Riwayat hari pertama haid terakir
Riwayat persalinan sebelumnya
Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
Kenaikan berat badan selama hamil
Aktivitas
Penyakit yang diderita selama hamil
Obat-obatan yang diminum selama hamil
b. Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
Berat badan: Ditimbang 1 jam setelah lahir, kemudian diukur secara berkala
Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
Keadaan umum : Bayi kecil, Pergerakan kurang dan masih lemah, Kepala
lebih besar dari pada badan dan Berat badan rendah, kurang dari 2500 gr
23
Lingkar kepala
Lingkar Dada
Lingkar Perut
Panjang Badan
Vital Sign : Temperature, Respirasi, Denyut Nadi
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara detail, baik itu dengan pola head to
toe atau dengan pola sistem. Pada makalah ini kami menggunakan format head to toe,
dengan pengkajian sebagai berikut :
1. Kepala
Bentuk kepala , rambut (ketebalan, bentuk dan warna), kemungkinan ada benjolan,
adakah lesi, ada tidaknya nyeri tekan, keadaan ubun-ubun.
2. Mata
Bentuk mata simetris atau tidak, ada tidaknya kotoran, bulu mata, warna sklera.
3. Telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada tidaknya serumen, observasi adanya benjolan dan lesi,
keadaan tulang telinga dan tulang kartilago.
4. Hidung
Bentuk hidung, kebersihan hidung, observasi adanya polip dan benjolan, alat bantu
pernapasan, kemungkinan terpasangnya NGT
5. Mulut
Bentuk bibir, observasi adanya stomatitis, kedaan mukosa bibir..
6. Dada
Observasi bentuk dan keadaan dada, , kaji RR, bunyi nafas, suara denyut jantung
(kemungkinan adanya suara jantung tambahan), ada tidaknya kardiomegali, palpasi nadi
radialis, brakhialis dan karotis.
7. Punggung
Observasi bentuk dan keeadaan punggung, observasi adanya tanda-tanda dekubitus/
infeksi.
8. Abdomen
Bentuk abdomen, bising usus/menit, lingkar perut, kaji kemungkinan adanya
hepatomegali, kaji turgor kulit.
9. Umbilikus
24
Kaji adanya tanda-tanda infeksi tali pusat, warna, bau, tali pusat sudah terlepas atau
belum.
10. Genitalia
Kaji jenis dan keadaan alat kelamin, Anus (ada tidanknya lubang anus), ada tidaknya
keluar mekonium.
11. Integumen
Kaji struktur kulit, warna, lapisan lemak, keriput atau tidak, kaji adanya ruam dan lanugo.
12. Tonus Otot
Gerakan bayi, refleks pergerakan.
13. Ekstrimitas
Atas dan bawah : Bentuk, jari-jari tangan, kaji akral, kaji adanya benjolan dan lesi.
Observasi apabila terpasang IVFD.
14. Refleks
Moro : refleks kejutan dan kekutannya.
Menggenggam : refleks menggenggam dan kekuatan genggaman.
Menghisap : kemampuan bayi menghisap.
Rooting : pemberian stimulus di daerah bibir bawah dagu dan kekuatan refleks.
Babynski : goresan menggunakan ujung bolpoint pada telapak kaki dan kaji refleksinya.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
Pemeriksaan skor ballard
Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.
Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan
terjadi sindrom gawat nafas.
USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.
25
d. Penatalaksanaan BBLR
Medikamentosa
Pemberian vitamin K1:
* Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
* Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-6 minggu)
Diatetik
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama:
* Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
* Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan keadaan bayi adalah sebagai berikut :
a. Berat lahir 1750 – 2500 gram
- Bayi Sehat
* Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh; setiap 2 jam) bila perlu.
* Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
- Bayi Sakit
* Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat.
* Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
26
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusu.
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram
- Bayi Sehat
* Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung. Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung setela 1-2 hari namun ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)
* Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
* Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
- Bayi Sakit
* Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
* Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan IV secara perlahan.
* Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum.
* Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok apabila kondisi bayi sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak
27
* Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
c. Berat lahir 1250-1499 gram
- Bayi Sehat
* Beri ASI peras melalui pipa lambung
* Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
* Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
* Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
- Bayi Sakit
* Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
* Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan intravena secara perlahan.
* Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
* Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
* Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
d. Berat lahir < tidak tergantung kondisi
* Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
* Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian cairan intravena secara perlahan.
* Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap kali minum
* Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
* Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba untuk menyusui langsung.
28
Suportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal (3):
* Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi, seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
* Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
* Ukur suhu tubuh dengan berkala
Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
* Jaga dan pantau patensi jalan nafas
* Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
* Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang, gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
* Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
* Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.
Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan saat dirawat
a. Terapi
* Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
* Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
b. Tumbuh kembang
* Pantau berat badan bayi secara periodik
* Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10% untuk bayi dengan berat lair ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat lahir <1500>
* Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :
- Tingkatkan jumlah ASI denga 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180 ml/kg/hari
- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
29
- Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI hingga 200 ml/kg/hari
- Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap minggu.
Pemantauan setelah pulang
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang sebagai berikut (3,4):
* Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.
* Hitung umur koreksi
* Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
* Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST)
* Awasi adanya kelainan bawaan
Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:
1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu
2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil
30
31