Download - Case Bblr Putbal
1 Case report Gemeli BBLR
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa tahun belakangan kehamilan kembar atau lebih dari satu sedang
meningkat. Antara tahun 1980 dan 1997, jumlah kelahiran kembar meningkat 52% dan
jumlah kelahiran triplet serta kelahiran dengan janin yang jumlahnya lebih besar lagi
melonjak hingga 40,4 persen.1 Secara umum, hal ini terjadi semakin luasnya penggunaan
teknologi reproduksi dalam penatalaksanaan infertilitas. Selain itu kehamilan kembar
juga dapat terjadi karena sebab lainnya, seperti usia ibu saat kehamilan, wanita dengan
riwayat persalinan yang sering, wanita yang hamil segera setelah berhenti minum pil KB
dan juga lebih tinggi pada orang yang memiliki keturunan atau genetik kembar.1,2
Sejak diperkenalkannya assisted reproductive technology, insidensi kehamilan
kembar (kehamilan multipel) meningkat. Pemeriksaan ultrasonografi pada awal
kehamilan juga telah mengidentifikasi lebih banyak kehamilan kembar, tetapi separuh
dari yang teridentifikasi tersebut terdapat satu janin mati dan menghilang pada paruh
kedua kehamilan, sehingga disebut “kembar yang menghilang”.1,3
Banyak faktor diduga sebagai penyebab kehamilan kembar. Selain faktor genetik,
obat penyubur yang dikonsumsi dengan tujuan agar sel telur matang secara sempurna,
juga diduga ikut memicu terjadinya bayi kembar. Alasannya, jika indung telur bisa
memproduksi sel telur dan diberi obat penyubur, maka sel telur yang matang pada saat
bersamaan bisa banyak, bahkan sampai lima dan enam. Karena obat progesteron dan
kontrasepsi kombinasi mengurangi motilitas tuba, diperkirakan bahwa tertundanya
1
2 Case report Gemeli BBLR
transportasi tuba dan implantasi meningkatkan risiko terjadinya kembar pada kehamilan
yang pembuahannya terjadi dekat dengan pemakaian kontrasepsi.1,6
Peningkatan luar biasa kehamilan multijanin ini merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Keadaan ini berhubungan dengan peningkatan insiden komplikasi obstetrik
pada ibu, menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Para
bayi yang dilahirkan dari kehamilan kembar ini lebih kecil kemungkinannya untuk
bertahan hidup dan lebih sering mengalami kecacatan jangka panjang akibat kelahiran
preterm. Meskipun dengan kemajuan terkini pelayanan obstetrik, mortalitas perinatal
pada kehamilan kembar mencapai 4-6 kali lebih tinggi dan morbiditas neonatal dua kali
lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal.1,8
DEFINISI
Kehamilan multipel terjadi apabila dua atau lebih ovum dilepaskan dan dibuahi
(dizigotik) atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga membentuk
dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal (monozigotik).1
Superfetasi adalah fertilisasi dan perkembangan ovum selanjutnya ketika janin
telah berada di dalam uterus. Pada superfetasi terdapat interval selama satu atau lebih
siklus ovulatorik di antara dua fertilisasi.1,8
Superfekundasi adalah fertilisasi ovum melalui suatu inseminasi yang dilakukan
sesudah satu ovum telah difertilisasi. Superfekundasi mengacu kepada pembuahan dua
ovum dalam jangka waktu yang pendek, tetapi bukan pada waktu koitus yang sama dan
tidak harus oleh sperma dari pria yang sama.1,8
2
3 Case report Gemeli BBLR
ETIOLOGI
Janin kembar umumnya terjadi akibat pembuahan dua ovum yang berbeda, yaitu
kembar ovum ganda, dizigotik, atau fraternal. Sekitar sepertiga janin kembar berasal dari
satu ovum yang dibuahi, kemudian membelah menjadi dua struktur serupa, masing-
masing berpotensi berkembang menjadi individu terpisah, yaitu kembar ovum tunggal,
monozigotik, atau identik. Salah satu atau kedua proses tersebut mungkin berperan dalam
pembentukan kehamilan multijanin lainnya. Sebagai contoh, kembar empat (kuadruplet)
dapat berasal dari satu sampai empat ovum.1
Kejadian kembar monovular tampak tidak bergantung pada pengaruh genetik.
Kehamilan poliovular lebih sering terjadi sesudah kehamilan kedua, pada wanita yang
lebih tua, dan dalam keluarga dengan riwayat kembar poliovular. Kembar ini mungkin
terjadi akibat maturasi simultan banyak folikel ovarium, tetapi folikel yang mengandung
dua ovum telah diuraikan sebagai sifat genetik yang menyebabkan kehamilan kembar.
Wanita yang berkecenderungan hamil kembar mempunyai kadar gonadotropin yang lebih
tinggi. Kehamilan poliovular banyak terjadi pada banyak wanita yang diobati untuk
infertilitasnya.1,8
Kembar siam mungkin terjadi akibat dari pemisahan monovular yang relatif
lambat, seperti adanya dua embrio yang terpisah dalam satu kantung amnion. Keadaan
yang terakhir ini mempunyai angka fatalitas tinggi yang disebabkan oleh obstruksi
sirkulasi sekunder akibat hubungan tali pusat antar kembar.1,12
3
4 Case report Gemeli BBLR
FAKTOR RESIKO1-3
Faktor utama yang meningkatkan kemungkinan terjadinya bayi kembar adalah terapi
infertilitas, disamping terdapat faktor-faktor lainnya. Ras, usia, hereditas, atau riwayat
terdapat kehamilan kembar dalam keluarga tidak meningkatkan kemungkinan memiliki
bayi kembar identik, namun meningkatkan kemungkinan memilki bayi kembar tidak
identik. Terapi infertilitas meningkatkan kemungkinan memilki bayi kembar, baik identik
maupun non-identik.
1. Ras
Angka kejadian kembar mendekati 1 dari 90 kehamilan di Amerika Utara. Insidennya
lebh tinggi lagi di Afrika, dengan angka kejadian 1 dari 20 kelahiran di Nigeria.
Kembar jarang terjadi di Asia. Di Jepang, misalnya, kembar hanya terjadi sekali pada
setiap 155 kelahiran.
2. Hereditas
Riwayat kembar pada kelurga ibu lebih signifikan dibanding riwayat kembar dari
keluarga ayah. Wanita kembar non-identik memberikan kemungkinan bayi kembar 1
dari 60 kelahiran. Sebaliknya, seorang ayah yang memiliki kembar non-identik
memberikan kemungkinan bayi kembar hanya 1 dari 125 kelahiran.
3. Usia Maternal dan Riwayat Kehamilan
Frekuensi kembar meningkat dengan usia maternal dan jumlah kehamilan. Wanita
berusia antara 35-40 tahun dengan empat atau lebih anak, kemungkinan memilki anak
4
5 Case report Gemeli BBLR
kembar adalah tiga kali lipat dibanding wanita berusia kurang dari 20 tahun yang
belum memiliki anak.
4. Tinggi dan Berat Badan Ibu
Kembar non-identik lebih sering terjadi pada wanita bertubuh besar dan tinggi
dibandingkan pada wanita yang bertubuh lebih kecil. Hal ini mungkin lebih terkait
dengan status gizi dibanding ukuran tubuh itu sendiri. Selama Perang Dunia II,
insidensi kembar non-identik menurun di Eropa saat terjadi kekurangan pangan.
5. Obat-obat Penyubur dan Kemajuan Teknologi Reproduksi
Kehamilan multipel lebih umum terjadi pada wanita yang mengkonsumsi obat-obatan
fertilitas selama menjalani induksi ovulasi atau superovulasi. Wanita yang
mendapatkan kehamilan dengan menggunakan clomiphene citrate, memiliki
kemungkinan kehamilan kembar antara 5-12%, dan kurang dari 1% memperoleh
kehamilan kembar triplet atau lebih. Hampir 20% kehamilan akibat gonadotropin
merupakan kehamilan kembar multiple. Meskipun kebanyakan kembar tersebut
merupakan kembar dua, lebih dari 5% merupakan kembar triplet atau lebih. Di lain
pihak, prosedur ART seperti In Vitro Fertilization (IVF) juga memberikan kontribusi
yang besar dalam peningkatan angka kejadian kelahiran kembar. Resiko terjadinya
kehamilan kembar seiring dengan peningkatan jumlah transfer embrio. Superovulasi
bertanggungjawab terhadap sejumlah besar kehamilan kembar.
5
6 Case report Gemeli BBLR
MORBIDITAS DAN MORTALITAS
Kehamilan kembar merupakan salah satu kehamilan dengan risiko tinggi. Angka
mortalitas janin kehamilan kembar empat kali lebih tinggi dibandingkan kehamilan
tunggal. Angka mortalitas neonatus kehamilan kembar enam kali lebih tinggi
dibandingkan kehamilan tunggal. Semakin banyak jumlah janin yang dikandung dalam
kehamilan, maka angka mortalitas akan semakin meningkat.3
Tingginya prevalensi bayi berat lahir rendah, berhubungan dengan kelahiran
preterm dan intrauterine growth retardation (IUGR) yang merupakan komplikasi yang
berhubungan dengan kehamilan kembar, menambah permasalahan yang harus
diperhatikan pada kehamilan kembar. Kehamilan kembar meningkatkan frekuensi
kelainan kongenital, plasenta previa, abrupsio plasenta, preeklampsia, malpresentasi, juga
meningkatkan kejadian asfiksia perinatal, infeksi Streptococcus group B, dan hyalin
membrane disease (HMD).
Dari semua kelahiran kembar siam, diyakini tak lebih dari 12 pasangan kembar
siam yang hidup di dunia. Saat dilahirkan kebanyakan kembar siam sudah dalam keadaan
meninggal, yang lahir hidup hanya sekitar 40 persen. Dari mereka yang lahir hidup, 75
persen meninggal pada hari-hari pertama dan hanya 25 persen yang bertahan hidup.
Itupun seringkali disertai dengan kelainan kongenital.12
PROSES TERJADINYA KEHAMILAN KEMBAR
Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal
dari satu telur dan dizigot, kembar yang berasal dari dua telur. Kembar dizigotik dalam
6
7 Case report Gemeli BBLR
arti sebenarnya bukanlah kembar sejati karena mereka berasal dari pematangan dan
pembuahan dua ovum selama satu siklus ovulatorik. Kembar monozigotik atau identik
juga biasanya tidak identik. Proses pembelahan satu zigot yang sudah dibuahi menjadi
dua tidak selalu menghasilkan pembagian materi protoplasma yang setara. Lebih lanjut,
proses pembentukan kembar monozigotik merupakan suatu proses teratogenik dan
kembar monozigotik memperlihatkan peningkatan insiden malformasi struktural. Bahkan,
kembar dizigotik atau fraternal dari jenis kelamin yang sama mungkin tampak lebih
identik saat lahir daripada kembar monozigotik, sementara pertumbuhan janin kembar
monozigotik kadang tidak seimbang.
PATOGENESIS
1. Kehamilan kembar MONOZYGOTIK
Kehamilan kembar yang terjadi dari fertilisasi sebuah ovum dari satu sperma.
Biasanya memiliki jenis kelamin sama.
Perkembangan tergantung pada saat kapan terjadinya divisi preimplantasi
Umumnya memiliki karakteristik fisik sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari yang berbeda.
2. Kehamilan kembar DIZYGOTIK
Kehamilan kembar yang berasal dari dua buah ovum dan dua sperma.
Kehamilan kembar dizyogitic dapat memiliki jenis sex berbeda atau sama.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya kembar dizygotic :
o Ras (lebih sering pada kulit berwarna)
o Angka kejadian di Jepang 1.3 : 1000 ; di Nigeria 49 : 1000 dan di USA
12 : 1000
7
8 Case report Gemeli BBLR
o Cenderung berulang.
o Menurun dalam keluarga (terutama keluarga ibu).
o Usia (sering terjadi pada usia 35 – 45 tahun).
o Ukuran tubuh ibu besar sering mempunyai anak kembar.
o Golongan darah O dan A sering mempunyai anak kembar.
o Sering terjadi pada kasus yang segera hamil setelah menghentikan oral
kontrasepsi.
o Penggunaan klomifen sitrat meningkatkan kejadian kehamilan kembar
monozygotic sebesar 5 – 10% .
8
9 Case report Gemeli BBLR
KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada janin yang dilahirkan pada
kehamilan kembar diantaranya adalah:
1. Prematuritas
Janin dari kehamilan multipel cenderung dilahirkan preterm dan kebanyakan
memerlukan perawatan pada neonatal intensive care unit (NICU). Sekitar 50 persen
kelahiran kembar terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. Lamanya kehamilan
akan semakin pendek dengan bertambahnya jumlah janin di dalam uterus. Sekitar
20% bayi dari kehamilan multipel merupakan bayi dengan berat lahir rendah.1,5,8,13
2. Hyalin Membrane Disease (HMD)
Penyakit Membran Hialin atau Hyaline membrane disease (HMD), juga
disebut respiratory distress syndrome (RDS), merupakan penyakit pernapasan yang
terutama mempengaruhi bayi kurang bulan. Keadaan ini terjadi pada kira-kira 25%
bayi yang lahir pada usia kehamilan 32 minggu dan insidensinya meningkat sejalan
dengan makin mudanya periode kehamilan. Semua faktor yang terlibat dalam
perubahan fisiologis yang terjadi pada RDS tidak sepenuhnya dipahami tetapi
disfungsi primer yang terjadi adalah sintesis surfaktan yang berkurang.
Bayi kembar yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 35 minggu dua kali lebih
sering menderita HMD dibandingkan dengan bayi tunggal yang dilahirkan pada usia
kehamilan yang sama. Prevalensi HMD didapatkan lebih tinggi pada kembar
monozigotik dibandingkan dengan kembar dizigotik. Bila hanya satu bayi dari
sepasang bayi kembar yang menderita HMD, maka bayi kedua lebih cenderung
menderita HMD dibandingkan dengan bayi pertama.3
9
10 Case report Gemeli BBLR
3. Asfiksia saat Kelahiran/Depresi Napas Perinatal
Bayi dari kehamilan multipel memiliki peningkatan frekuensi untuk mengalami
asfiksia saat kelahiran atau depresi perinatal dengan berbagai sebab. Prolaps tali
pusat, plasenta previa, dan ruptur uteri dapat terjadi dan menyebabkan asfiksia janin.
Kejadian cerebral palsy 6 kali lebih tinggi pada bayi kembar dua dan 30 kali lebih
sering pada bayi kembar tiga dibandingkan dengan janin tunggal. Bayi kedua pada
kehamilan kembar memiliki risiko asfiksia saat lahir/dpresi napas perinatal lebih
tinggi.3,8
4. Infeksi Streptococcus group B
Infeksi onset cepat Streptococcus group B pada bayi berat lahir rendah adalah 5
kali lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang dilahirkan tunggal dengan berat
badan yang sama.3
5. Vanishing Twin Syndrome
Kemajuan teknologi ultrasonografi memungkinkan dilakukannya studi
sonografik pada awal gestasi yang memperlihatkan bahwa insiden kembar trimester
pertama jauh lebih tinggi daripada insiden kembar saat lahir. Kehamilan kembar
sekarang diperkirakan terjadi pada 12 persen di antara semua konsepsi spontan, tetapi
hanya 14 persen di antaranya yang bertahan sampai aterm. Pada sebagian kasus,
seluruh kehamilan lenyap, tetapi pada banyak kasus, satu janin yang meninggal atau
10
11 Case report Gemeli BBLR
sirna (vanish) dan kehamilan berlanjut sebagai kehamilan tunggal. Pada 21-63%
konsepsi kembar meninggal atau sirna (vanish) pada trimester kedua. Keadaan ini
dapat menyebabkan kelainan genetik atau kelainan neurologik/defek neural tube pada
janin yang tetap bertahan hidup.
6. Kelainan Kongenital/Akardia/Rangkaian Perfusi Balik Arteri pada Janin Kembar (twin
reverse-arterial-perfusion/TRAP)
Pada plasenta monokorionik, vaskularisasi janin biasanya tergabung, kadang-
kadang amat kompleks. Anastomosis vaskular pada plasenta monokorionik dapat dari
arteri ke arteri, vena ke vena, atau arteri ke vena. Biasanya cukup berimbang dengan
baik sehingga tidak ada salah satu janin yang menderita.1,8
Pada TRAP terjadi pirau dari arteri ke arteri plasenta, yang biasanya diikuti
dengan pirau vena ke vena. Tekanan perfusi pada salah satu kembar mengalahkan
yang lain, yang kemudian mengalami pembalikan aliran darah dari kembarannya.
Darah arteri yang sudah terpakai dan mencapai kembar resipien cenderung mengalir
ke pembuluh-pembuluh iliaka sehingga hanya memberi perfusi bagian bawah tubuh
dan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan tubuh bagian atas.1
Gangguan atau kegagalan pertumbuhan kepala disebut akardius asefalus.
Kepala yang tumbuh parsial dengan alat gerak yang masih dapat diidentifikasi disebut
akardius mielasefalus. Kegagalan pertumbuhan semua struktur disebut akardius
amorfosa.1
11
12 Case report Gemeli BBLR
7. Twin-to-twin Transfusion Syndrome
Darah ditransfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena kembaran
lainnya (resipien) sedemikian rupa sehingga donor menjadi anemik dan
pertumbuhannya terganggu, sementara resipien menjadi polisitemik dan mungkin
mengalami kelebihan beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops fetalis.
Menurut ketentuan, terdapat perbedaan hemoglobin 5 g/dl dan 20% berat badan pada
sindrom ini.1,8,9
Kematian kembar donor dalam uterus dapat mengakibatkan trombus fibrin di
seluruh arteriol yang lebih kecil milik kembar resipien. Hal ini kemungkinan
diakibatkan oleh transfusi darah yang kaya tromboplastin dari janin donor yang
mengalami maserasi. Kembar yang bertahan hidup mengalami koagulasi
intravaskular diseminata.8
8. Kembar Siam
Apabila pembentukan kembar dimulai setelah cakram mudigah dan kantung
amniom rudimenter sudah terbentuk dan apabila pemisahan cakram mudigah tidak
sempurna, akan terbentuk kembar siam/kembar dempet. Terdapat beberapa jenis
kembar siam, yaitu
- Thoracopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian dada (30-40%). Jantung selalu
terlibat dalam kasus ini. Bila jantung hanya satu, harapan hidup baik dengan atau
tanpa operasi adalah rendah.
12
13 Case report Gemeli BBLR
- Omphalopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian perut (34%). Umumnya masing-
masing tubuh memiliki jantung masing-masing, tetapi kembar siam ini biasanya
hanya memiliki satu hati, sistem pencernaan, dan organ-organ lain.
- Xyphopagus, bila kedua tubuh bersatu di bagian xiphoid cartilage.
- Pyopagus (iliopagus), bila bersatu di bagian belakang (19%).
- Cephalopagus/craniopagus, bila bersatu di bagian kepala dengan tubuh terpisah.
9. Intra Uterine Growth Retardation (IUGR)
Pada kehamilan kembar, pertumbuhan dan perkembangan salah satu atau kedua
janin dapat terhambat. Semakin banyak jumlah janin yang terbentuk, maka
kemungkinan terjadinya IUGR semakin besar.13
13
14 Case report Gemeli BBLR
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Definisi
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan
lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan
lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun
1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
disebut Low Birth Weight Infants ( BBLR). 2
Klasifikasi
BBLR dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Prematuritas murni
Adalah masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai untuk masa kehamilan.
Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit dan komplikasi akibat kurang
matangnya organ karena masa gestasi yang kurang.
b. Dismaturitas
Adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
Hal ini disebabkan oleh terganggunya sirkulasi dan efisiensi plasenta, kurang
baiknya keadaan umum ibu atau gizi ibu, atau hambatan pertumbuhan dari
bayinya sendiri.2
Epidemiologi
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh
kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara
berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian
BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi
dibanding pada bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor
utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus, bayi dan anak
14
15 Case report Gemeli BBLR
serta memberikan dampak jangka panjang terhadap kehidupannya dimasa depan. Angka
kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu
berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR
dengan rentang 2.1%-17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI, angka
BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang ditetapkan pada
sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat 2010 yakni maksimal 7%.2,7
Etiologi
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang
lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler,
kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR
(1) Faktor ibu
a. Penyakit
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya: perdarahan
antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
b. Usia ibu
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multigravida
yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26 – 35
tahun.
c. Keadaan sosial ekonomi
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi
terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi
yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang Demikian pula kejadian
prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.ternyata lebih tinggi
bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
d. Sebab lain
ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
2. Faktor janin.
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom
3. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi, sosial ekonomi dan zatzat racun. 7,8
15
16 Case report Gemeli BBLR
PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir
cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil
ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi
karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan
oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan
keadaankeadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit,
dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang
sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan
bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu
menderita anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah
normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi
selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi
sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.
Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai
di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan
kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi
yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian
perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat
meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan
melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
16
17 Case report Gemeli BBLR
MANIFESTASI KLINIS
1. Fisik.
-Bayi kecil
-Pergerakan kurang dan masih lemah
-Kepala lebih besar dari pada badan
-Berat badan < 2500 gram
2. Kulit dan kelamin
-Kulit tipis dan transparan
-Lanugo banyak
-Rambut halus dan tipis
-Genitalia belum sempurna
3. Sistem syaraf
-Refleks moro
-Refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna.
4. Sistem muskuloskeletal
-Axifikasi tengkorak sedikit
-Ubun ubun dan satura lebar
-Tulang rawan elastis kurang
-Otototot masih hipotonik
-Tungkai abduksi
-Sendi lutut dan kaki fleksi
5. Sistem pernafasan
-Pernafasan belum teratur sering apnoe
-Frekwensi nafas bervariasi
Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain :
o Hipotermia
o Hipoglikemia
o Gangguan cairan dan elektrolit
o Hiperbilirubinemia
17
18 Case report Gemeli BBLR
o Sindroma gawat nafas
o Paten duktus arteriosus
o Infeksi
o Perdarahan intraventrikuler
o Apnea of Prematurity
o Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain :
o Gangguan perkembangan
o Gangguan pertumbuhan
o Gangguan penglihatan (Retinopati)
o Gangguan pendengaran
o Penyakit paru kronis
o Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
o Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
Diagnosis
Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam jangka
waktu kurang lebih dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang.
1). Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari
etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR :
o Umur ibu
o Riwayat hari pertama haid terakir
o Riwayat persalinan sebelumnya
o Paritas, jarak kelahiran sebelumnya
o Kenaikan berat badan selama hamil
o Aktivitas
18
19 Case report Gemeli BBLR
o Penyakit yang diderita selama hamil
o Obat-obatan yang diminum selama hamil
2). Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain :
o Berat badan <2500gram
o Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)
Tulang rawan telinga belum terbentuk.
Masih terdapat lanugo.
Refleks masih lemah.
Alat kelamin luar; perempuan: labium mayus belum menutup labium
minus; laki-laki: belum terjadi penurunan testis & kulit testis rata.
o Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).
Tidak dijumpai tanda prematuritas.
Kulit keriput.
Kuku lebih panjang
3). Pemeriksaan penunjang
o Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain
o Pemeriksaan skor ballard
o Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
o Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar elektrolit
dan analisa gas darah.
o Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.
o USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan kurang lebih
Penatalaksanaan/ terapi
19
20 Case report Gemeli BBLR
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam BBLR adalah :
-Suhu Tubuh
-Pusat pengatur napas badan masih belum sempurna
-Luas badan bayi relatif besar sehingga penguapannya bertambah
-Otot bayi masih lemah
-Lemak kulit dan lemak coklat kurang, sehingga cepat kehilangan panas badan
-Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan berat badan lahir
rendah perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat
dipertahankan.
-Pernapasan
-Fungsi pengaturan pernapasan belum sempurna
-Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna
-Otot pernapasan dan tulang iga lemah
Dapat disertai penyakit : penyakit hialin membrane, mudah infeksi paru-paru dan gagal
pernapasan.
-Alat pencernaan makanan
Belum berfungsi sempurna sehingga penyerapan makanan dengan lemah / kurang baik
Aktifitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna , sehingga pengosongan
lambung berkurang
-Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia
-Hepar yang belum matang (immatur)
-Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi
hyperbilirubinemia (kuning) samai ikterus
-Ginjal masih belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna
sehingga mudah terjadi oedema
-Perdarahan dalam otak
Pembuluh darah bayi BBLR masih rapuh dan mudah pecah
-Sering mengalami gangguan pernapasan, sehingga memudahkan terjadinya perdarahan
dalam otak, Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian.
-Pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan
20
21 Case report Gemeli BBLR
nekrosis
PERAWATAN BBLR
Dengan memperhatika gambaran klinis diatas dan berbagai kemungkinan yang
dapat terjadi pada bayio BBLR, maka perawatan dan pengawasan bayi BBLR ditujukan
pada pengaturan panas badan, menghindari infeksi, pemberian makanan bayi dan
pernapasan.
Pengaturan Suhu Tubuh BBLR
Bayi BBLR mudah dan cepat sekali menderita Hypotermia bila berada di
lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang
realtif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan, kurangnyua jaringan lemak
dibawah kulit, dan kekurangan lemak coklat (Brown Fat). Untuk mencegah hypotermi,
perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istrahat
konsumsi oksigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi
dirawat dalam inkubator, maka suhunya untuk nayi dengan berat badan kurang dari 2000
gram adalah 35 0C dan untuk bayi dengan BB 2000 gram sampai 2500 gram 34 0C, agar
ia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 0C. Kelembaban inkubator berkisar
antara 50 – 60 persen. Kelembaban yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan
syndroma gangguan pernapasan. Suhu inkubator dapat diturunkan 1 0C per minggu untuk
bayi dengan berat badan 2000 gram dan secara berangsur – angsur ia dapat diletakkan
didalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27 0C-29 0C. Bila inkubator tidak
ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol-botol
hangat disekitarnya atau dengan memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi
atau dengan menggunakan metode kanguru. Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh
bayi sekitar 36 0C - 37 0C adalah dengan memakai alat perspexheat shield yang
diselimuti pada bayi didalam inkubator. Alat ini berguna untuk mengurangi kehilangan
panas karena radiasi. Akhir-akhir ini telah dimulai digunakan inkubator yang dilengkapi
dengan alat temperatur sensor (Thermistor probe). Alat ini ditempelkan dikulit bayi. Suhu
21
22 Case report Gemeli BBLR
inkubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat
dipertahankan pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat
untuk bayi dengan berat lahir yang sangat rendah.
Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok. Hal ini penting untuk
memudahkan pengawasan mengenai keadan umum, perubahan tingkah laku, warna kulit,
pernapasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal sedini
mungkin dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepat-cepatnya.
Pencegahan Infeksi
Infeksi adalah masuknya bibit penyakit atau kuman kedalam tubuh, khususnya
mikroba. Bayi BBLR sangat mudah mendapat infeksi. Infeksi terutama disebabkan oleh
infeksi nosokomial. Kerentanan terhadapa infeksi disebabkan oleh kadar
imunoglobulinserum pada bayi BBLR masih rendah, aktifitas bakterisidal neotrofil, efek
sitotoksik limfosit juga masih rendah dan fungsi imun belum berpengalaman.
Infeksi local bayi cepat menjalar menjadi infeksi umum. Tetapi diagnosis dini dapat
ditegakkan jika cukup waspada terhadap perubahan (kelainan) tingkah laku bayisering
merupakan tanda infeksi umum. Perubahan tersebut antara laian : malas menetek, gelisah,
letargi, suhu tyubuh meningkat, frekwensi pernapasan meningkat, muntah, diare, berat
badan mendadak turun.
Fungsi perawatan disini adalah memberi perlindungan terhadap bayi BBLR dari
infeksi. Oleh karena itu, bayi BBLR tidak boleh kontak dengan penderita infeksi dalam
bentuk apapun. Digunakan masker dan baju khusus dalam penanganan bayi, perawatan
luka tali pusat, perawatan mata, hidung, kulit, tindakan aseptic dan antiseptic alat-alat
yang digunakan, isolasi pasien, jumlah pasien dibatasi, rasio perawat pasien ideal,
mengatur kunjungan, menghindari perawatan yang yang terlalu lama, mencegah
timbulnya asfiksia dan pemberian antibiotic yang tepat.
Pengaturan Intake
Pengaturan intake adalah menentukan pilihan susu, cara pemberian dan jadwal
pemberian yang sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR.
22
23 Case report Gemeli BBLR
ASI (Air Susu Ibu) merupakan pilihan pertama jika bayi mampu mengisap. ASI
juga dapat dikeluaekan dan diberikan pada bayi yang tidak cukup mengisap. Jika ASI
tidak ada atau tidak mencukupi khususnya pada bayi BBLR dapat digunakan susu
Formula yang komposisinya mirip ASI atau susu formula khusu bayi BBLR.
Cara pemberian makanan bayi BBLR harus diikuti tindakan pencegahan khusus untuk
mencegah terjadinya regurgitasi dan masuknya udara dalam usus. Pada bayi dalam
incubator dengan kontak yang minimal, tempat tidur atau kasur incubator harus diangkat
dan bayi dibalik pada sisi kanannya. Sedangkan pada bayi lebih besar dapat diberi makan
dalam posisi dipangku. Pada bayi BBLR yang lebih kecil, kurang giat dan mengisap dan
sianosis ketika minum melalui botol atau menetek pada ibunya, makanan diberikam
melalui NGT. Jadwal pemberian makanan disesuaikan dengan kebutuhan dan berat badan
bayi BBLR. Pemberian makanan interval tiap jam dilakukan pada bayi dengan Berat
Badan lebih rendah
PERNAPASAN
Jalan napas merupakan jalan udara melalui hidung, pharing, trachea, bronchiolus,
bronchiolus respiratorius, dan duktus alveoleris ke alveoli. Terhambatnya jalan napas
akan menimbulkan asfiksia, hipoksia dan akhirnya kematian. Selain itu bayi BBLR tidak
dapat beradaptasi dengan asfiksia yang terjadi selama proses kelahiran sehingga dapat
lahir dengan asfiksia perinatal. Bayi BBLR berisiko mengalami serangan apneu dan
defisiensi surfakatan, sehingga tidak dapat memperoleh oksigen yang cukup yang
sebelumnya diperoleh dari plasenta. Dalam kondisi seperti ini diperlukan pembersihan
jalan napas segera setelah lahir (aspirasi lendir), dibaringkan pada posisi miring,
merangsang pernapasan dengan menepuk atau menjentik tumit. Bila tindakan ini gagal,
dilakukan ventilasi, intubasi endotrakheal, pijatan jantung dan pemberian oksigen dan
selama pemberian intake dicegah terjadinya aspirasi. Dengan tindakan ini dapat dicegah
sekaligus mengatasi asfiksia sehingga memperkecil kematian bayi BBLR.
23
24 Case report Gemeli BBLR
1 Medikamentosa
Pemberian vitamin K1 :
o Injeksi 1 mg IM sekali pemberian, atau
o Per oral 2 mg sekali pemberian atau 1 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10
hari, dan umur 4-6 minggu)
2 Diatetik
Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks
menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI dikeluarkan dengan
pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan pipa lambung atau pipet. Dengan
memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap
sementara ASI yang telah dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil
yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama :
o Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan
cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai kemampuan bayi
menghisap paling kurang sehari sekali.
o Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/hari
selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Pemberian minum bayi berat lahir rendah (BBLR) menurut berat badan lahir dan
keadaan bayi adalah sebagai berikut :
a. Berat lahir 1750 – 2500 gram
Bayi Sehat
o Biarkan bayi menyusu pada ibu semau bayi. Ingat bahwa bayi kecil lebih mudah
merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (contoh;
setiap 2 jam) bila perlu.
o Pantau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektifitas
menyusui. Apabila bayi kurang dapat menghisap, tambahkan ASI peras dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
Bayi Sakit
o Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan
minum seperti pada bayi sehat.
24
25 Case report Gemeli BBLR
o Apabila bayi memerlukan cairan intravena:
Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
Mulai berikan minum per oral pada hari ke-2 atau segera setelah bayi stabil.
Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda
siap untuk menyusu.
Apabila masalah sakitnya menghalangi proses menyusui (contoh; gangguan
nafas, kejang), berikan ASI peras melalui pipa lambung :
Berikan cairan IV dan ASI menurut umur
Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; 3 jam sekali). Apabila bayi
telah mendapat minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar
berikan tambahan ASI setiap kali minum. Biarkan bayi menyusu apabila
keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk
menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
b. Berat lahir 1500-1749 gram
Bayi Sehat
o Berikan ASI peras dengan cangkir/sendok. Bila jumlah yang dibutuhkan tidak
dapat diberikan menggunakan cangkir/sendok atau ada resiko terjadi aspirasi ke
dalam paru (batuk atau tersedak), berikan minum dengan pipa lambung.
Lanjutkan dengan pemberian menggunakan cangkir/ sendok apabila bayi dapat
menelan tanpa batuk atau tersedak (ini dapat berlangsung setela 1-2 hari namun
ada kalanya memakan waktu lebih dari 1 minggu)
o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (misal setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minum.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
Bayi Sakit
o Berikan cairan intravena hanya selama 24 jam pertama
o Beri ASI peras dengan pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan
IV secara perlahan.
25
26 Case report Gemeli BBLR
o Berikan minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; tiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan
ASI setiap kali minum.
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok apabila kondisi bayi
sudah stabil dan bayi dapat menelan tanpa batuk atau tersedak
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok,
coba untuk menyusui langsung.
c. Berat lahir 1250-1499 gram
Bayi Sehat
o Beri ASI peras melalui pipa lambung
o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (contoh; setiap 3 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri
tambahan ASI setiap kali minum
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
Bayi Sakit
o Beri cairan intravena hanya selama 24 jam pertama.
o Beri ASI peras melalui pipa lambung mulai hari ke-2 dan kurangi jumlah cairan
intravena secara perlahan.
o Beri minum 8 kali dalam 24 jam (setiap 3 jam). Apabila bayi telah mendapatkan
minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri tambahan ASI setiap
kali minum
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
d. Berat lahir < 1250 gram (tidak tergantung kondisi)
26
27 Case report Gemeli BBLR
o Berikan cairan intravena hanya selama 48 jam pertama
o Berikan ASI melalui pipa lambung mulai pada hari ke-3 dan kurangi pemberian
cairan intravena secara perlahan.
o Berikan minum 12 kali dalam 24 jam (setiap 2 jam). Apabila bayi telah
mendapatkan minum 160 ml/kgBB per hari tetapi masih tampak lapar, beri
tambahan ASI setiap kali minum
o Lanjutkan pemberian minum menggunakan cangkir/ sendok.
o Apabila bayi telah mendapatkan minum baik menggunakan cangkir/ sendok, coba
untuk menyusui langsung.
Suportif
Hal utama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan suhu tubuh normal (3):
o Gunakan salah satu cara menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi,
seperti kontak kulit ke kulit, kangaroo mother care, pemancar panas, inkubator atau
ruangan hangat yang tersedia di tempat fasilitas kesehatan setempat sesuai petunjuk.
o Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
o Ukur suhu tubuh dengan berkala
o Yang juga harus diperhatikan untuk penatalaksanaan suportif ini adalah :
o Jaga dan pantau patensi jalan nafas
o Pantau kecukupan nutrisi, cairan dan elektrolit
o Bila terjadi penyulit, harus dikoreksi dengan segera (contoh; hipotermia, kejang,
gangguan nafas, hiperbilirubinemia)
o Berikan dukungan emosional pada ibu dan anggota keluarga lainnya
o Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila tidak memungkinkan, biarkan ibu
berkunjung setiap saat dan siapkan kamar untuk menyusui.
Pemantauan (Monitoring)
1). Pemantauan saat dirawat
a. Terapi
27
28 Case report Gemeli BBLR
o Bila diperlukan terapi untuk penyulit tetap diberikan
o Preparat besi sebagai suplemen mulai diberikan pada usia 2 minggu
b. Tumbuh kembang
o Pantau berat badan bayi secara periodik
o Bayi akan kehilangan berat badan selama 7-10 hari pertama (sampai 10%
untuk bayi dengan berat lahir ≥1500 gram dan 15% untuk bayi dengan berat
lahir <1500
o Bila bayi sudah mendapatkan ASI secara penuh (pada semua kategori berat
lahir) dan telah berusia lebih dari 7 hari :
- Tingkatkan jumlah ASI dengan 20 ml/kg/hari sampai tercapai jumlah 180
ml/kg/hari
- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan peningkatan berat badan bayi agar
jumlah pemberian ASI tetap 180 ml/kg/hari
- Apabila kenaikan berat badan tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian
ASI hingga 200 ml/kg/hari
- Ukur berat badan setiap hari, panjang badan dan lingkar kepala setiap
minggu.
a. Early Feeding untuk mencegah penurunan berat badan lebih dari 10 %,
hypoglycemia, hyperbilirubinemia ( pedoman: puasa 2 jam, dextrose 5 % )
- frekuensi minum :
berat badan 1.250 gram: 24 X/24 jam
berat badan 1.250 – 2.000 gram : 12 X / 24 jam
berat badan lebih dari 2.000 gram : 8 X / 24 jam
- Jumlah cairan.
Hari pertama 60 cc / Kg BB / hari
Hari kedua 90 cc / Kg BB / hari
Hari ketiga 120 cc / Kg BB / hari
Hari keempat 150 cc / Kg BB / hari
Hari seterusnya 180 - 200 cc / Kg BB / hari
- Jumlah kalori : 110 –140 cal / Kg BB / hari
28
29 Case report Gemeli BBLR
- Jumlah protein 3 – 6 gram / Kg BB / hari
- Jumlah Karbohidrat : 10 – 15 gram / Kg BB / hari
- Jumlah lemak : 5 – 7 gram / Kg BB / hari
- Macam nutrisi : ASI dan ASS ( Air Susu Sapi )
- Cara pemberian:
Oral: menghisap sendiri, dengan sendok, NGT, gastrik drip ( cek residu
lambung )
Parenteral
b. cegah pneumonia aspirasi
- saat minum posisi kepala 30
- bersihkan sisa susu di mulut.
- Minumkan sedikit sedikit, penambahan susu tidak melebihi 30 ml/ hari
- Sendawakan setelah minum.
2). Pemantauan setelah pulang
Diperlukan pemantauan setelah pulang untuk mengetahui perkembangan bayi dan
mencegah/ mengurangi kemungkinan untuk terjadinya komplikasi setelah pulang
sebagai berikut :
o Sesudah pulang hari ke-2, ke-10, ke-20, ke-30, dilanjutkan setiap bulan.
o Hitung umur koreksi.
o Pertumbuhan; berat badan, panjang badan dan lingkar kepala.
o Tes perkembangan, Denver development screening test (DDST).
o Awasi adanya kelainan bawaan.
Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8 kali lebih besar dari bayi normal. Prognosis
akan lebih buruk bila BB makin rendah, angka kematian sering disebabkan karena
komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi, pneumonia, perdarahan intrakranial,
hipoglikemia. Bila hidup akan dijumpai kerusakan saraf, gangguan bicara, IQ rendah.
29
30 Case report Gemeli BBLR
Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah
yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan :
o Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama
kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga
berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus
cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan kesehatan yang
lebih mampu
o Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama
kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung
dengan baik
o Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi
sehat (20-34 tahun)
o Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan
pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan
akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.
Tanda kecukupan pemberian ASI:
o BAK minimal 6 kali/ 24 jam.
o Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI.
o BB naik pd 7 hari pertama sbyk 20 gram/ hari.
o Cek saat menyusui, apabila satu payudara dihisap à ASI akan menetes
dari payudara yg lain.
Indikasi bayi BBLR pulang:
o Suhu bayi stabil.
o Toleransi minum oral baik à terutama ASI.
o Ibu sanggup merawat BBLR di rumah.
30
31 Case report Gemeli BBLR
Cara menghangatkan bayiCara Petunjuk penggunaan
Kontak kulit Untuk semua bayi Untuk menghangatkan bayi dalam waktu singkat atau
menghangatkan bayi hipotermi (32-36,4 oC) apabila cara lain tidak mungkin dilakukan.
KMC Untuk menstabilkan bayi dgn berat badan <2.500 g, terutama direkomendasikan untuk perawatan berkelanjutan bayi dengan berat badan <1.800 g.
Tidak untuk bayi sakit berat (sepsis, gangguan napas berat) Tidak untuk ibu yang menderita penyakit berat yang tidak dapat
merawat bayinya.Pemancar panas Untuk bayi sakit atau bayi dengan berat 1.500 g atau lebih.
Untuk pemeriksaan awal bayi, selama dilakukan tindakan, atau menghangatkan kembali bayi hipotermi.
Inkubator Penghangatan berkelanjutan bayi dengan berat <1.500 g yang tidak dapat dilakukan KMC.
Ruangan hangat Untuk merawat bayi dengan berat <2.500 g yang tidak memerlukan tindakan diagnostik atau prosedur pengobatan.
Tidak untuk bayi sakit berat.
Suhu inkubator menurut berat dan umur bayi
UmurBerat badan (gram)
<1200 1201-1500 1501-2500 >2500gr / >36mgg
0-24 jam 34-35,4 0C 33,3-34,4 0C 31,8-33,8 0C 31-33,8 0C24-48 jam 34-35 0C 33-34,2 0C 31,4-33,6 0C 30,5-33,5 0C48-72 jam 34-35 0C 33-34 0C 31,2-33,4 0C 30,1-33,2 0C72-96 jam 34-35 0C 33-34 0C 31,1-33,2 0C 29,8-32,8 0C4-14 hari - 32,6-34 0C 31-33,2 0C 29-32,6 0C2-3 mgg - 32,3-34 0C 30,5-33 0C -3-4 mgg - 31,6-33,6 0C 30-32,7 0C -4-5 mgg - 31,2-33 0C 29,5-32,2 0C -5-6 mgg - 30,6-32,3 0C 29-31,8 0C -
Jumlah cairan yang dibutuhkan bayi (ml/Kg)
Berat (g)Umur (hari)
1 2 3 4 5+>1500 60 80 100 120 150
31
32 Case report Gemeli BBLR
<1500 80 100 120 140 150
Jumlah cairan intravena (IV) dan ASI untuk bayi sakit berat 1750-2500 gram
PemberianUmur (hari)
1 2 3 4 5 6 7Kecepatan cairan IV (ml/jam atau mikro/mnt) 5 4 3 2 0 0 0Jumlah ASI setiap 3 jam (ml/kali) 0 6 14 22 30 35 38
Jumlah ASI untuk bayi sehat berat 1500-1749 gram
PemberianUmur (hari)
1 2 3 4 5 6 7Jumlah ASI tiap 3 jam (ml/kali) 12 18 22 26 30 33 35
Jumlah cairan intravena (IV) dan ASI untuk bayi sakit berat 1500-1749 gram
PemberianUmur (hari)
1 2 3 4 5 6 7Kecepatan cairan IV (ml/jam atau mikro/mnt) 4 4 3 2 2 0 0Jumlah ASI setiap 3 jam (ml/kali) 0 6 13 20 24 33 35
Jumlah ASI untuk bayi sehat berat 1250-1499
PemberianUmur (hari)
1 2 3 4 5 6 7Jumlah ASI tiap 3 jam (ml/kali) 10 15 18 22 26 28 30
Jumlah cairan intravena (IV) dan ASI untuk bayi sakit berat 1500-1749 gram
PemberianUmur (hari)
1 2 3 4 5 6 7Kecepatan cairan IV (ml/jam atau mikro/mnt) 3 3 3 2 2 0 0Jumlah ASI setiap 3 jam (ml/kali) 0 6 9 16 20 28 30
Jumlah cairan intravena (IV) dan ASI untuk semua bayi berat <1250 gram
PemberianUmur (hari)
1 2 3 4 5 6 7Kecepatan cairan IV (ml/jam atau mikro/mnt) 4 4 3 3 2 2 0Jumlah ASI setiap 3 jam (ml/kali) 0 0 3 5 8 11 15
32
33 Case report Gemeli BBLR
BAB II
LAPORAN KASUS ANAK
I. Identitas Pasien
Nama : Bayi Ny A 1
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 1 hari
BBL : 2100 gram
A – S : 8 - 9 `
Tanggal Lahir : 6 juli 2010 ; 13.20 WIB
Identitas Ayah Identitas Ibu
Nama : Tn S Nama : Ny A
Pekerjaan : Ojek Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Umur : 25th Umur : 25th
Pendidikan terakhir : SD Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl kramat pulo 18c Alamat : Jl.kramat pulo 18c
II. Keluhan Utama :
Bayi lahir dengan berat badan rendah
III. Riwayat Penyakit Sekarang :
Bayi lahir di ruang bersalin RS MRM secara secsio secar dengan indikasi gemeli
dan letak sungsang. Bayi lahir langsung menangis dan tidak ada kebiruan dengan berat
badan lahir 2100gr. Apgar skor 8 – 9/ 8 - 9
IV. Riwayat Kehamilan Ibu :
33
34 Case report Gemeli BBLR
Ibu os mengaku ini adalah kehamilannya yang pertama. Ibu os biasa ANC di
puskesmas yang diperiksa oleh bidan. HPHT diakui oleh ibu os pada tanggal 22 oktober
2009. Selama hamil ibu 0s mengaku nafsu makan meningkat 1 hari makan 4x (nasi, lauk
pauk,ayam,ikan, daging) dr awal hamil sampai bulan ke8 nafsu makan menurun (makan
3-4sendok makan 1hari 2x), ibu os s rutin minum susu kedelai 2x sehari slama hamil,
vitamin rutin diminum tiap hari. Selama hamil, ibu os tidak pernah sakit atau pun minum
obat-obatan.
V. Riwayat Persalinan :
Persalinan dilakukan secara sectio secar atas indikasi gemeli dan letak sungsang,
Ibu mengatakan sebelum melahirkan pasien merasa perutnya terasa kencang-kencang.
Riwayat keluar air-air dan darah tidak ada. Pasien dilahirkan dengan BBL 2100 gram.
segera menngis setelah lahir, sianosis (-).
VI. Riwayat Keluarga
Penyakit keturunan
Tidak ada riwayat Hipertensi, DM, alergi, atau asam pada keluarga
Kelahiran kembar
Kakek (pihak ibu)
Keponakan (pihak bapak)
VII. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : tangis kuat
1. Tanda – Tanda Vital :
Suhu : 36,7 oC
DJJ : 130 x/menit
Respirasi : 40 x/menit
Tekanan Darah : Tidak dievaluasi
34
35 Case report Gemeli BBLR
2. Menilai Pertumbuhan :
Berat Badan : 2100 gram
Panjang Badan : 43 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingka dada : 30 cm
3. Penampakan Umum :
Warna Kulit : kemerahan
Cacat Bawaan Yang Tampak : (-)
4. Kepala/leher :
Rambut : Rambut berwarna hitam, tipis, distribusi merata
Kepala : Normocephal, caput sucendaneum (-), dan cephal hematom (-)
Mata : konjungtifa anemis -/- ,sklera ikterik -/-
Telinga : bentuk sempurna rekoil cepat
5. Leher
Kaku kuduk (-) , headlag (+)
7. Thoraks
Inspeksi : dinding dada simetris, retraksi dinding dada (+) subcostal.
Palpasi : gerakan diding dada simetris
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-
Penilaian pernapasan : napas teratur (+), tachypnea (-), stridor (-), tarikan dinding dada
(+/+) subcostal, sianosis (+).
8. Jantung
S1S2 tunggal regular, mur – mur (-), gallop (-).
9. Abdomen
35
36 Case report Gemeli BBLR
Inspeksi : distensi (-), organomegali (-), kelainan congenital (-)
Auskultasi : bising usus Normal
Palpasi : massa (-), supel (+), hepar-lien tidak teraba.
Perkusi : timpani (+) diseluruh lapang abdomen
11. Genitalia
♂Tidak ada kelainan
12. Neurologis
Reflek moro (+)
Reflek hisap (+) kuat
Rooting (+)
Reflek genggam (+)
Babynski (+)
13. Dubowitz score
Duboitz score : 49
Sesuai dengan usia kehamilan 37-38mgg
14. Anus dan rektum
Anus (+), mekoninum (+) 24 jam pertama.
15. Ekstremitas
Normal. Syndactyli (-), polidactyli (-),
VIII. Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap 7 Juli 2010:
Hemoglobin : 16,0 gr%
Leukosit : 14.900/mm3
Trombosit : 349.000/mm3
36
37 Case report Gemeli BBLR
Hematokrit : 49 %
IX. Diagnosis Kerja
BBLK, CB, KMK, SC atas indikasi gemeli + sungsang
X. Prognosis
Dubia ad bonam
XI. Usulan/ saran
- Perawatan tali pusat
- Pengawasan keadaan umum dan tanda vital
- Timbang berat badan setiap hari
- Pendidikan terhadap orang tua dan keluarga tentang imunisasi, ASI, dan kontrol
ke pusat pelayanan kesehatan
X. Rencana Terapi
Vit K inj 1mg IM
Rawat inkubator (jaga suhu 31,8-33,8 0C)
Oksigen
ASI/PASI 12x/24 jam 60cc/kgBB/hari
FOLLOW UP
Hari/ tgl S O A PI
7/07/2010 Minum(+)
150cc, Aktifitas (+) Respon (+). BAB + BAK +
Ku/ks : Baik/ menangis kuat RR: 40 x/m N: 116 x/m BB: 2100 g S : 36,7 oCMata : CA(-/-),SI(-/-) simetrisTHT : Dalam batas normal Leher : KGB Tidak teraba membesar.Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 regular, murmur (-),gallop(-)
BBLR dismaturitas, CB, KMK, SC a/i gemeli sungsang.
Termoregulasi O2 ASI/PASI
10ml x 12 dinaikkn bertahap
Belajar menetek
37
38 Case report Gemeli BBLR
Paru-paru : suara napas vesikular,Rh(-/-),Wh (-/-)Abdomen:Supel,datar,kembung (-/-),Bising usus (+)Ekstremitas atas:Akral hangat,ptechie(-/-),Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Extremitas : Akral hangat, Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Genitalia: ♂ t.a.k
II8/07/2010
Minum (+)210cc.
Aktifitas (+) Respon (+) BAB + BAK +.
Ku/ks: Baik/ menangis kuatRR: 40 x/mN: 120 x/mBB: 2100 gS : 36,7 oCMata : CA(-/-),SI(-/-) simetrisTHT : Dalam batas normal Leher : KGB Tidak teraba membesar.Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 regular, murmur (-),gallop(-)Paru-paru : suara napas vesikular,Rh(-/-),Wh (-/-)Abdomen:Supel,datar,kembung (-/-),Bising usus (+)Ekstremitas atas:Akral hangat,ptechie(-/-),Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Extremitas : Akral hangat, Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Genitalia: ♂ t.a.k
BBLR dismaturitas, CB, KMK, SC a/i gemeli sungsang.
Termoregulasi Off O2 ASI/PASI
20ml x 12 dinaikka bertahap
Belajar menetek
III9/07/2010
Minum (+)230cc
Aktifitas (+). Respon (+). BAB (+) BAK (+)
Ku/ks : Baik/ menangis kuatRR: 44 x/m.N: 120 x/m.BB: 2100 g.S : 36,8oCMata : CA(-/-),SI(-/-) simetrisTHT : Dalam batas normal Leher : KGB Tidak teraba membesar.Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 regular, murmur (-),gallop(-)Paru-paru : suara napas vesikular,Rh(-/-),Wh (-/-)
BBLR dismaturitas, CB, KMK, SC a/i gemeli sungsang.
Termoregulasi ASI/PASI
30ml x 12 dianikkan bertahap
Belajar menetek
38
39 Case report Gemeli BBLR
Abdomen:Supel,datar,kembung (-/-),Bising usus (+)Ekstremitas atas:Akral hangat,ptechie(-/-),Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Extremitas : Akral hangat, Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Genitalia: ♂ t.a.k
I. Identitas Pasien
Nama : Bayi Ny Ayu II
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 1 hari
BBL : 1900 gram
A – S : 8 - 9 `
Tanggal Lahir : 6 juli 2010 ; 13.21 WIB
II. Keluhan Utama :
Bayi lahir dengan berat badan rendah
III. Riwayat Penyakit Sekarang :
Bayi lahir di ruang bersalin RS MRM secara secsio secar dengan indikasi gemeli
dan letak sungsang. Bayi lahir langsung menangis dan tidak ada kebiruan dengan berat
badan lahir 1900gr. Apgar skor 8 – 9/ 8 - 9
V. Riwayat Persalinan :
Persalinan dilakukan secara sectio secar atas indikasi gemeli dan letak sungsang,
Ibu mengatakan sebelum melahirkan pasien merasa perutnya terasa kencang-kencang.
Riwayat keluar air-air dan darah tidak ada. Pasien dilahirkan dengan BBL 1900 gram.
segera menngis setelah lahir, sianosis (-).
VI. Pemeriksaan Fisik
39
40 Case report Gemeli BBLR
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : tangis kuat
1. Tanda – Tanda Vital :
Suhu : 36,5 oC
DJJ : 124 x/menit
Respirasi : 42 x/menit
Tekanan Darah : Tidak dievaluasi
2. Menilai Pertumbuhan :
Berat Badan : 1900 gram
Panjang Badan : 42 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingka dada : 29 cm
3. Penampakan Umum :
Warna Kulit : kemerahan
Cacat Bawaan Yang Tampak : (-)
4. Kepala/leher :
Rambut : Rambut berwarna hitam, tipis, distribusi merata
Kepala : Normocephal, caput sucendaneum (-), dan cephal hematom (-)
Mata : konjungtifa anemis -/- ,sklera ikterik -/-
Telingan : bentuk sempurna rekoil cepat
5. Leher
Kaku kuduk (-) , headlag (+)
7. Thoraks
Inspeksi : dinding dada simetris, retraksi dinding dada (+) subcostal.
Palpasi : gerakan diding dada simetris
Perkusi : sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-
40
41 Case report Gemeli BBLR
Penilaian pernapasan : napas teratur (+), tachypnea (-), stridor (-), tarikan dinding dada
(+/+) subcostal, sianosis (+).
8. Jantung
S1S2 tunggal regular, mur – mur (-), gallop (-).
9. Abdomen
Inspeksi : distensi (-), organomegali (-), kelainan congenital (-)
Auskultasi : bising usus Normal
Palpasi : massa (-), supel (+), hepar-lien tidak teraba.
Perkusi : timpani (+) diseluruh lapang abdomen
11. Genitalia
♂Tidak ada kelainan
12. Neurologis
Reflek moro (+)
Reflek hisap (+) kuat
Rooting (+)
Reflek genggam (+)
Babynski (+)
13. Dubowitz score
Duboitz score : 48
Sesuai dengan usia kehamilan 37-38mgg
14. Anus dan rektum
Anus (+), mekoninum (+) 24 jam pertama.
15. Ekstremitas
Normal. Syndactyli (-), polidactyli (-), talipes equinovarus (-/-)
VII. Pemeriksaan Penunjang
41
42 Case report Gemeli BBLR
Darah Lengkap 7 Juli 2010:
Hemoglobin : 16,1 gr%
Leukosit : 14.000/mm3
Trombosit : 379.000/mm3
Hematokrit : 48 %
VIII. Diagnosis Kerja
BBLK, CB, KMK, SC atas indikasi gemeli + sungsang
IX. Prognosis
Dubia ad bonam
X. Usulan/ saran
- Perawatan tali pusat
- Pengawasan keadaan umum dan tanda vital
- Tibang berat badan setiap hari
- Pendidikan terhadap orang tua dan keluarga tentang imunisasi, ASI, dan kontrol
ke pusat pelayanan kesehatan
X. Rencana Terapi
Vit K inj 1mg/IM
Rawat inkubator (jaga suhu 31,8-33,8 0C)
Oksigen
ASI/PASI 12x/24jam 60cc/kgBB/hari
FOLLOW UP
Hari/ tgl S O A PI
7/07/2010 Minum (+)
170cc, Aktifitas (+) Respon (+). BAB (+)
Ku/ks : baik/ menangis kuat RR: 40 x/m N: 116 x/m BB: 1900 g S : 36,8 oC
BBLR dismaturitas, CB, KMK, SC a/i gemeli
Termoregulasi O2 ASI/PASI
10ml x 12 dinaikkan
42
43 Case report Gemeli BBLR
BAK (+) Mata : CA(-/-),SI(-/-) simetrisTHT : Dalam batas normal Leher : KGB Tidak teraba membesar.Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 regular, murmur (-),gallop(-)Paru-paru : suara napas vesikular,Rh(-/-),Wh (-/-)Abdomen:Supel,datar,kembung (-/-),Bising usus (+)Ekstremitas atas:Akral hangat,ptechie(-/-),Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Extremitas : Akral hangat, Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Genitalia: ♂ t.a.k
sungsang. bertahap Belajar
menetek
II8/07/2010
Minum (+) 210 cc
Aktifitas (+) Respon (+). BAB (+) BAK (+)
Ku/ks : baik/ menangis kuatRR: 40 x/mN: 120 x/mBB: 1900 gS : 36,7 oCMata : CA(-/-),SI(-/-) simetrisTHT : Dalam batas normal Leher : KGB Tidak teraba membesar.Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 regular, murmur (-),gallop(-)Paru-paru : suara napas vesikular,Rh(-/-),Wh (-/-)Abdomen:Supel,datar,kembung (-/-),Bising usus (+)Ekstremitas atas:Akral hangat,ptechie(-/-),Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Extremitas : Akral hangat, Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Genitalia: ♂ t.a.k
BBLR dismaturitas, CB, KMK, SC a/i gemeli sungsang.
Termoregulasi Off O2 ASI/PASI 20ml
x 12 dinaikkan bertahap
Belajar menetek
III9/07/2010
Minum (+) 215cc
Aktifitas (+). Respon (+). BAB (+) BAK (+)
Ku/ks : baik/ menangis kuatRR: 44 x/m.N: 120 x/m.BB: 1900 g.S : 36,8oCMata : CA(-/-),SI(-/-) simetrisTHT : Dalam batas normal
BBLR dismaturitas, CB, KMK, SC a/i gemeli sungsang.
Termoregulasi ASI/PASI 30ml
x 12 dinaikkan berthap
Belajar menetek.
43
44 Case report Gemeli BBLR
Leher : KGB Tidak teraba membesar.Jantung : Bunyi jantung 1 dan 2 regular, murmur (-),gallop(-)Paru-paru : suara napas vesikular,Rh(-/-),Wh (-/-)Abdomen:Supel,datar,kembung (-/-),Bising usus (+)Ekstremitas atas:Akral hangat,ptechie(-/-),Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Extremitas : Akral hangat, Edem (-/-),Cyianosis(-/-)Genitalia: ♂ t.a.k
44
45 Case report Gemeli BBLR
BAB III
ANALISA KASUS
Pada pasien ini diagnosis ditegakkan BBLK, CB, KMK berdasarkan atas :
- Anamnesa :
@ BBLK (berat badan lahir kurang)
Berat badan lahir rendah <2500. Terjadi berat bdan lahir rendah karena intake ibu
yang tidak adekuat sejak bulan ke8 karena, Makanan yang dimakan hanya sedikit
(3-4 sendk makan 2x sehari).
@KMK (kecil masa kehamilan)
Berdasarkan keterangan HPHT ibu tanggal 22 oktober 2009 artinya umur
kehamilan ibu 37 minggu. Dengan umur kehamilan 37 minggu seharusnya berat
badan lahir >2100
- Pemeriksaan fisik
Dubowitz :
Bayi I : 48 (37-38 minggu) BBL 2100 KMK
Bayi II : 49 (37-38 minggu) BBL 1900 KMK
- Pemeriksaan Lab
Bayi I Darah Lengkap 7 Juli 2010:
Hemoglobin : 16,0 gr%
Leukosit : 14.900/mm3 d.b.n
Trombosit : 349.000/mm3
Hematokrit : 49 %
Bayi II Darah Lengkap 7 Juli 2010:
Hemoglobin : 16,1 gr%
45
46 Case report Gemeli BBLR
Leukosit : 14.000/mm3 d.b.n
Trombosit : 379.000/mm3
Hematokrit : 48 %
Dari hasil pemeriksaan Lab, tidak ditemukan adanya tanda-tanda infeksi yang
terjadi pada pasien. Dan tidak ada proses twin to twin transfusion.
Kesimpulan
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan
terhadap pasien maka diagnosa akhir adalah BBLR, CB, KMK, Sc atas indikasi
gemeli + sungsang
46
47 Case report Gemeli BBLR
DAFTAR PUSTAKA
Azis, Abdul Latief. 2006. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bagian/SMF Kesehatan Anak,
edisi III. RSU Dokter Sutomo. Surabaya
Kosim, Sholeh. 2008. Buku Ajar Neonatologi, edisi pertama. Ikatan Dokter Anak
Indonesia. Jakarta
Suraatmaja, Sudrajat, dr,SpA(K). Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak.
RSUP Sanglah, Denpasar.
Poesponegoro, Hardiono, dr. Sp.A(K). 2005. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
Anestherita, fithri, dr. Dkk. 2000. Kumpulan kasus pediatri. Media Dika. Jakarta.
Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Janin dan bayineonatus. Dalam: Ilmu
Kesehatan Anak Nelson. Vol 1. Ed 15. Jakarta: EGC, 1999. 556-568
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/07/28/14343231/
Vanishing.Twin..Kembar.yang.Hilang
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15597/1/mkn-des2005-%20(8).pdf
47