Transcript

YUSRI FAJRA DAN NOLA FITRIA ADNAN 1

PEMBUATAN PETA BAHASA Pendahuluan Pada materi sebelumnya telah dijelaskan tentang pengertian peta, dan jenis jenis peta bahasa. Selanjutnya akan dibahas mengenai pembuatan peta bahasa berdasarkan hasil titik pengamatan yang berupa variasi bentuk. Variasi bentuk tersebut akan digambarkan ke dalam peta yakninya peta fonologis, morfologis, dan leksikal. Pembuatan peta bahasa berdasarkan hasil temuan peta data di seluruh titik pengamatan. Penemuan itu tidak saja berupa lambang (data yang terlihat), tetapi juga berupa angka (daerah pakai berian). Kemudian, hasil dari data tersebut akan tergambarkan ke dalam sebuah peta bahasa. Peta bahasa tersebut akan menunjukkan perbedaan bentuk data yang berupa variasi fonologis, leksikal dan morfologis, karena cakupan daerah pakai data bisa sempit dan bisa juga luas. Bahkan kedekatan daerah pakai berian belum tentu menunjukkan berian yang sama. Untuk kemudahan peneliti dalam pembuatan bahasa, maka akan digunakan sebuah garis yang memagari daerah pakai berian. Garis tersebut disebut isogloss dan heteroglos. Prinsip pemetaan dengan pengukuran secara sederhana Berdasarkan sumber yang dikutip dari R Hadi Isdi Hartana, S.Pd, menyatakan bahwasanya prinsip pemetaan dengan pengukuran secara sederhana akan terkait dengan beberapa hal berikut ini,yakninya: Kerja Lapangan Unsur yang perlu diukur dalam pembuatan peta sederhana adalah Pengukuran jarak Pengukuran sudut arah Pengelolaan data Penyajian data Selain dengan pengukuran, peta dapat juga dibuat dengan menggunakan yang sudah ada. Berikut ini langkah umum dalam membuat peta dari peta yang sudah

ada: Menentukan daerah yang akan di petakan Memilih peta dasar yang tepat Membuat peta dasar baru, yaitu peta yang belum di beri simbol Mencari dan mengklasifikasikan data sesuai kebutuhahn Membuat simbol simbol yang mewakili data Menempatkan simbol pada peta dasar Melengkapi peta dengan komponen yang lain Komponen Peta Komponen peta dapat terdiri dari beberapa unsur penting, yaitu Judul peta Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta, kita dapat segera mengetahui data dan daerah mana yang tergambar dalam peta tersebut. Contoh: - peta penyebaran penduduk pulau Jawa. - peta bentuk muka bumi Asia. - peta Indonesia. Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Biasanya, sebelum pembaca memperhatikan isi peta, pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya. Judul peta hendaknya memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan isi peta. Selain itu, judul peta jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda pada peta. Judul peta biasanya diletakkan di bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta dapat juga diletakkan di bagian lain dari peta, asalkan tidak mengganggu kenampakan dari keseluruhan peta. Skala peta Skala adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di peta dengan jarak sebenarnya di permukaan bumi, dengan satuan ukuran yang sama. ). Contoh: skala 1 : 500.000 artinya 1 cm jarak di peta sama dengan 500.000 cm ( 5Km) jarak sebenarnya di permukaan bumi.Skala pada peta dibagi menjadi tiga yaitu skala garis, skala verbal, dan skala nominal. Skala merupakan ciri yang membedakan peta dengan gambar lain. Skala peta sangat erat kaitannya dengan data yang disajikan. Bila ingin

YUSRI FAJRA DAN NOLA FITRIA ADNAN 3

menyajikan data secara rinci, maka gunakanlah skala besar, (1 : 5.000 sampai 1 : 250.000). Sebaliknya bila ingin menunjukkan data secara umum, gunakanlah skala kecil (1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Ada 3 model untuk menyatakan skala pada peta Skala angka/skala pecahan, skala ini menyatakan perbandingan jarak dengan menggunakan angka. Skala verbal, skala ini dinyatakan dalam bentuk kalimat, sering disebut juga skala inci per mil Skala grafik, skala ini dinyatakan dalam bentuk batang atau garis lurus, batang tersebut di bagi bagi sesuai dengan perbandingan jarak. Tahun pembuatan peta Petunjuk arah Tanda arah berfungsi sebagai penunjuk arah Utara, Selata, Timur, dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Tanda arah pada peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk kea rah Utara Simbol Klasifikasi simbol pada peta: Berdasarkan bentuk, simbol dapat dibedakan menjadi 3 yaitu simbol titik, simbol garis dan simbol batang. Berdasarkan wujudnya, simbol dapat dibedakan menjadi 3 yaitu simbol pictoral, simbol geometrik dan simbol huruf atau Angka.

Sumber:http://andimanwno.wordpress.com/2010/07/03/kompen en-peta-simbol-dan-legenda/

YUSRI FAJRA DAN NOLA FITRIA ADNAN 5

Sumber:http://andimanwno.wordpress.com/2010/07/03/kompenen-peta-simboldan-legenda/ Legenda Legenda pada peta menerangkan arti dari symbol symbol yang terdapat pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh si pembaca peta, agar tujuan pembuatan peta itu mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu legenda peta dapat juga diletakkan pada bagian lain peta, sepanjang tidak mengganggu kenampakan peta secara keseluruhan.

Inset

Inset peta menunjukkan lokasi daerah yang dipetakan terhadap daerah di sekitarnya yang lebih luas. Kegunaan inset adalah untuk menjelaskan salah satu bagian dari peta dan untuk menunjukan lokasi yang penting tetapi kurang jelas dalam peta. Macam-macam inset: Inset dengan Skala lebih kecil di bandingkan Skala peta pokok berfungsi untuk menjelaskan Posisi peta pokok pada wilayah yang lebih luas. Inset dengan Skala sama dengan Skala peta pokok berfungsi untuk Menghemat kertas. Inset dengan Skala lebih besar di bandingkan Skala peta pokok berfungsi untuk memperjelas Potensi yang ada pada peta pokok. Sumber dan tahun pembuatan Garis tepi peta Garis tepi biasanya dibuat rangkap, yang berfungsi membatasi peta dengan komponen komponennya di dalam bingkai (garis tepi peta) serta membantu daerah yang dipetakan tepat pada posisi di tengah tengah. Garis lintang dan garis bujur Proyeksi peta Proyeksi Peta untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar, dalam ukuran (luas, jarak) bentuk permukaan bumi pada peta, maka dalam pembuatan peta digunakan proyeksi peta. Proyeksi peta adalah teknik pemindahan bentuk permukaan bumi yang lengkung (bulat) ke bidang datar. Macam-macam Proyeksi Peta: Berdasarkan bidang proyeksi dibedakan menjadi 3 yaitu proyeksi zenithal(azimuthal), proyeksi silinder dan proyeksi kerucut. Proyeksi modifikasi(proyeksi Arbitrary), proyeksi ini Terbagi menjadi 6 yaitu proyeksi bonne(Equal Area), proyeksi Mollweide, proyeksi Sinusoidal, proyeksi Mercator, proyeksi homolografik dan proyeksi Gall. Proyeksi berdasarkan sifat Asli yang di dipertahankan, ditinjau dari

YUSRI FAJRA DAN NOLA FITRIA ADNAN 7

klasifikasi ini, proyeksi di bagi menjadi 3 yaitu proyeksi equivalent, proyeksi konform dan proyeksi equidistant. Variasi Bentuk Berian Dalam Peta Materi sebelumnya juga telah dijelaskan mengenai isogloss. Isogloss terkait erat dengan variasi fonologis, dan leksikal. Apabila dalam berian terlihat variasi fonologis dan leksikal, maka isogloss yang di data hanya unsur fonologis dan leksikal yang sama saja. Peta fonologis merupakan sebuah gambaran hasil titik pengamatan daeerah pakai berian yang memperlihatkan variasi fonologis. Contohnya dapat dilihat pada buku yang dikarang oleh nadra dan reniwati dalam dialektologi:teori dan metode, terlihat variasi -ik Peta morfologis merupakan sebuah gambaran hasil titik pengamatan daerah pakai berian yang memperlihatkan variasi morfologis. Contohnya dapat dilihat pada buku yang dikarang oleh nadra dan reniwati dalam dialektologi:teori dan metode, ada lima(5) peta variasi morfologis diantaranya, variasi pronominal posesif persona ketiga tunggal dalam kata duduknya yang berskala 1:2.187.500, variasi akhiran pembentuk nomina dalam kata jahitan, variasi akhiran pembentuk verba kausatif dalam kata hitamkan, variasi akhiran pembentuk verba benefaktif dalam kata kirimkan, variasi akhiran pembentuk verba lokatif dalam kata kirimi. Peta leksikal merupakan sebuah gambaran hasil titik pengamatan daerah pakai berian yang memperlihatkan variasi leksikal. Contohnya juga dapat dilihat pada buku yang dikarang oleh nadra dan reniwati dalam dialektologi:teori dan metode, pada peta 15:1tersebut terlihat variasi leksikal dari kata satu dan pada peta 16:kata saya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Pembuatan peta bahasa akan menunjukkan hasil data dari beberapa titik

pengamatan. Dari titik pengamatan tersebut, akan ada data yang bervariasi yang menunjukkan variasi fonologis dan leksikal. Dapat disimpulkan bahwasanya pembuatan peta bahasa, peneliti harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya prinsip pemetaan dengan pengukuran sederhana, komponen peta, dan variasi bentuk yang akan digambarkan dalam tiga peta variasi yakninya, peta fonologis, morfologis, dan leksikal. Saran Makalah ini jauh dari kesempurnaan,karena itu kritik dan saran akan dibutuhkan dalam perbaikan maka;lah ini ke depannya. DAFTAR PUSTAKA Nadra & Reniwati. 2009. Dialektologi: Teori dan Metode.. Yogyakarta: Elmatera Publishing. http://pinterdw.blogspot.com/2012/01/memahami-marginal-information-padapeta.html R Hadi Isdi Hartana, S.Pd. 2009. Prinsip dasar membuat peta. http://my.opera.com/raden_hadi/blog/prinsip-dasar-membuat-peta


Top Related