Download - CAK Maret 2015

Transcript
Page 1: CAK Maret 2015

E D I S I M A R E T 2 0 1 5K O R A N C I V I TA S A K A D E M I K A I T S

I N S P I R A T I F . S O L U T I F . T E R P E R C A Y A

CATATAN AREK KAMPUS

Ada sekitar 20 anak-anak yang antusias mengikuti ke-giatan ABC (Aksi Belajar Ceria). Mereka tampak senang. Seolah tidak ada kesedihan yang mereka miliki. Satu diantara mereka ter-lihat sedang belajar membaca Al-Qur’an. Walau terbata-bata, anak itu tetap semangat mem-pelajarinya. Di sisi lain, ada juga anak-anak yang sedang asyik berbagi cerita dengan relawan pengajar.

Setiap sabtu sore, Masjid Al-Mustofa, Medokan Semampir memang selalu ramai. Lalu –lalang anak-anak sudah men-jadi hal biasa ditemui sore itu. Ruangan yang biasanya hanya dijadikan sebagai tempat ibadah (sholat) tersebut, kini oleh BPU (Badan Pelayanan Umat) JMMI disulap menjadi tempat belajar sekaligus bermain bagi anak-anak. Inilah salah satu kegiatan yang diadakan BPU.

BPU merupakan Badan Semi Otonom JMMI ITS yang khusus bekerja di bidang sosial. Pada awalnya, BPU hanyalah sebuah divisi di bawah departemen Syiar, namun mengingat pro-gram kerja yang diemban terlalu besar, sehingga timbullah ide untuk menjadikan BPU sebagai BSO. Program kerja yang dimiliki BPU punya ciri khas tersendiri.

BPU: IMPIKAN DESA BINAAN YANG MANDIRICATATAN FAUJI

Kegiatan bersama binaan SUMBER: istimewa

dan Teknik Informatika. “Sebenarnya kalau dari pi-

datonya pak rektor, harapannya semua jurusan ikut AUN. Tapi kita tidak bisa seperti itu. Kita harus bertahap karena persia-pannya butuh tenaga banyak. ITS sendiri memprioritaskan jurusan-jurusan yang kemarin mendapatkan penghargaan ki-nerja jurusan terbaik”, ujar Dr. Nanik Suciati, ketua jurusan Teknik Informatika ITS.

AUN sendiri merupakan jaringan perguruan tinggi se-ASEAN yang bertujuan untuk meningkatkan atau menya-

makan kualitas standar univer-sitas di ASEAN.

“Salah satu tujuan kita untuk mengecek standar mutu kita untuk pelaksanaan proses pembelajaran apakah sepadan dengan negara-negara di dunia, salah satunya lewat AUN. Jadi kita tahu mutu kita seperti apa di kancah ASEAN. Kalau memang baik kita bisa PD (percaya di-ri-red). Kalau belum kita bisa tahu kurang baiknya itu dimana sehingga bisa diperbaiki”, ujar wanita yang pernah menjadi pengurus JMMI tersebut.

(Bersambung ke hal 11)

MENUJU AEC, ITS IKUTI SERTIFIKASI AUNCATATAN ALFIAN NUR MUHAMMAD

(Bersambung ke hal 11)

11 bendera negara ASEAN dikibarkan di bundaran ITS SUMBER: istimewa

JURUSAN ITS PESERTASERTIFIKASI AUN:

- Statistika- Teknik Lingkungan

- Teknik Industri- Teknik Informatika

Hingga tak terasa saat ini kita telah tiga bulan memasuki tahun 2015 yang menandai dimulainya AEC. Berbagai persiapan telah dilakukan mulai dari tingkat pemerintah, swasta, hingga perguruan tinggi.

Salah satu persiapan yang dilakukan berbagai perguruan tinggi termasuk ITS adalah dengan mengikuti AUN (ASEAN University Network). Hanya saja baru empat jurusan yang saat ini diajukan untuk mengikuti sertifikasi AUN, diantaranya adalah jurusan Statistika, Teknik Lingkungan, Teknik Industri,

Selama beberapa waktu ke-marin, berbagai instansi gencar memberitakan tentang ASEAN Economic Community (AEC).

Page 2: CAK Maret 2015

I T S U P D AT E

JADI PTN-BH, ITS PISAHKAN ASET

SUMBER: bpp.its.ac.id

Senin (16/2/2015), terseleng-garanya bimbingan teknis pen-gelolaan barang milik Negara yang ditujukan untuk member-ikan penjelasan arah kerja bagi petugas inventaris di lingkungan ITS. Bimbingan ini diselengga-rakan karena status ITS yang telah berubah dari PTN-BLU

menjadi PTN-BH, dengan kepu-tusan SK yang keluar pada bulan oktober yang lalu. Tentu saja hal ini ditujukan untuk mening-katkan kualitas inventaris di lingkungan ITS. Kasubbag Inventaris dan Penghapusan, Rahmat Waspodo, menyadari bahwa pemisahan tersebut

harus dilakukan. Pemisahan aset ITS semula dikelola oleh sistem informasi dan akuntansi (SIMAK) Badan Miliki Negara (BMN).

“Inventaris sekarang masih belum seperti yang kita hara-pkan,“ ujar Rahmat Waspodo selaku Kasubbag Inventaris dan Penghapusan.

Dengan adanya pemisahan aset yang awalnya dikelola oleh SIMAK, kedepannya ITS akan lebih leluasa dalam mengelola asetnya.

“Jadi tidak harus mengikuti SIMAK BMN, namun tetap diawasi oleh kementerian keuangan,“ jawab Rahmat.

Menghadapi berubahnya status menjadi PTN – BH ,

seluruh aset berupa bagunan , kendaraan dinas, mesin dan lain – lain akan dipisahkan, tetapi berbeda perlakuan jika untuk aset tanah. Jika ingin mengelola tanah tetap harus berkoordi-nasi dengan KPKNL ( Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang ) Surabaya.

Output dari acara ini adalah dengan terbitnya SK dari Kemenkeu sebagai modal awal sebuah PTN-BH. Pemisahan yang dilakukan akan diting-katkan dengan rencana selesai oktober 2016.

“ Saya berharap pemisahan ini akan dilakukan dengan cepat dan seakurat mungkin,“ujar Rahmat. (jcb/fzb)

ITS KEMBALI BERPRESTASI DALAM OSN CATATAN DEO SIREGAR

Dalam perlombaan OSN (Olimpiade Sains Nasional), ITS kembali berprestasi, dimana para penggawa adalah Achmad Rizal Firmany, Hariono dan Yulia Rachmawati, peserta OSN 2014. Ketiga sekawan tersebut berasal dari jurusan yang sama yaitu Teknik Kimia . ITS meraih juara 2 dengan karya mereka yang berjudul ZIF-8 (Ziolitic Immidaziolate Framework-8), dimana proses tersebut berino-vasi untuk penyimpanan bahan bakar hydrogen.

“Material ini berupa serbuk yang dimasukkan dalam kend-araan yang berbahan bakar hi-drogen,” jelas Rizal. Material ini dapat mengoptimalkan penyer-apan bahan bakar hidrogen yang ada dalam tabung bahan bakar kendaraan. Material yang ditambahkan ke dalam tabung akan memaksimalkan penyerapan hidrogen yang berdampak pada massa tabung yang minimal. Sehingga tekanan pada kendaraan tersebut juga akan berkurang dan kendaraan akan bekerja dengan lebih baik. “Bahan bakar hidrogen tidak akan menghasilkan polusi karena sisa pembakarannya

berupa uap air,” terang Rizal.Pada awalnya rizal dan

kawan-kawanya melanjutkan perjuangan yang telah dilalui oleh para seniornya, Ide ini berawal dari sebuah PKM – P ( Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian).

“Awalnya kami mengirimkan proposal secara online, lalu untuk bidang PU ini diseleksi

hingga sepuluh besar tingkat nasional dan lima diantaranya maju ke babak final di Jakarta,” tutur Rizal. Saat mencapai tahap lima besar, setiap tim didanai sebesar 7.5 juta rupiah untuk melakukan penelitian

Jalan perjuangan tidak semudah itu dalam kampus per-juangan ITS, setiap perjuangan akan selalu ada kendala, “hanya

ada 1 dosen pembimbing yang datang, bahkan saat penga-nugerahan juara “ Ujar rizal

Pesan yang diberikan oleh rizal untuk mahasiswa ITS adalah selama ada kesempatan teruslah berkarya untuk mem-banggakan almamater. (jcb/fzb)

Gedung rektorat ITS

Urut dari kiri, Yulia Rachmawati, Achmad Rizal Firmanu, dan Hariono SUMBER: ITS Online

CATATAN DEO SIREGAR

2 C A K | M A R E T 2 0 1 5

Page 3: CAK Maret 2015

I T S U P D AT E

GMAIL (Gebyar Manarul ilmi) JMMI ITS 2015 kembali hadir dengan serangkaian acara. Seperti halnya Sabtu (21/02/2015) kemarin te-patnya di Pascasarjana ITS. GMAIL mempersembahkan acara seminar inspirasi dan keilmuan dengan tema “Saatnya yang Muda yang Berkarya.” Pembicara kali ini adalah Dr. Warsito, M.Eng dan dr. Gamal Albinsaid.

Dr. Warsito yang merupakan penemu ECVT dan ECCT ini mengawali slide presentasi “From Knowledge to Values” sebagai motivasi bagaimana pentingnya mengembangkan ilmu agar bermanfaat bagi sekitar. Arti manfaat berarti ada kontribusi terhadap masyarakat yang sejatinya merupakan es-

ensi dari dakwah. Bukti kese-riusan alumnus Teknik Kimia Universitas Shizuoka Jepang dalam dunia pengetahuan adalah hingga saat ini masih meneliti interaksi antara gelom-bang dan materi.

“Semua berawal dari per-samaan Laplace dan Poisson yang sering tercantum pada soal-soal ujian masuk perguruan tinggi. Bagaimana persamaan Laplace dan Poisson bisa digu-nakan untuk menyelamatkan nyawa manusia? Butuh waktu setidaknya 20 tahun untuk me-nemukan manfaat persamaan keduanya. Ada pun yang telah diketemukan yakni digitalisasi aktivitas otak yaitu brain to brain communication” penjelas dari Doktor kelahiran Karanganyar mengenai gelombang dan

materi.Pada akhir presentasi, la-

ki-laki kelahiran 15 Mei 1967 berpesan kepada kawula muda yakni “Temukan apa yang men-jadi passion anda dan senangi itu.“

Usai presentasi mengenai dunia Laplace dan Poisson, materi selanjutnya dari dr. Gamal Albinsaid yang kembali memberikan motivasi. Laki-laki kelahiran 1989 ini merupakan CEO dari Indonesia Medika dan menjalankan klinik asur-ansi sampah di daerah Malang, Jawa Timur. Peraih penghargaan Internasional untuk kategori pemuda, “The HRH Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur” dari Kerajaan Inggris pada 31 Januari 2014 lalu memberikan gambaran men-genai passion yakni “Konsep untuk menemukan passion dari dalam diri diantaranya pleasure (kesenangan), strength (bidang yang dikuasai) dan meaning (makna).”

Kedua presentasi ditutup dengan sesi tanya jawab dari peserta. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya yang mengacungkan tangan saat sesi tersebut baru dimulai. Peserta

seminar kali ini bukan hanya berasal dari ITS saja, ada juga peserta dari luar kampus ITS. Sebut saja salah satu peserta dari UNS Solo, meski tidak muda lagi, beliau yang merupakan seorang guru dan sedang menempuh kuliah S3 bersemangat datang untuk mengikuti seminar ini. Tak ketinggalan seorang siswa SMA yang juga turut datang. Beragamnya peserta seminar kali ini semakin menambah semaraknya acara.

Pada akhir acara, kedua pemateri menyampaikan pe-sannya kepada pemuda bahwa “Sejatinya semangat jiwa muda ditandai dengan kemampuan intelektual yang meng-global, jiwa nasionalisme yang kuat, serta didukung oleh spiritualitas sehingga akan tercipta harmoni” ungkap dr. Gamal.

Dari Dr. Warsito pun de-mikian, “Intinya, pemuda harus kreatif! Bukan tiba-tiba langsung jadi tetapi butuh perjalanan se-dikit demi sedikit untuk men-capai apa makna dari sebuah pembelajaran sehingga hasil akhirnya adalah sebuah alat yang bermanfaat untuk mas-yarakat.” (ebj/Ce2/ffs)

JMMI DATANGKAN DUA TOKOH PENEMU NASIONAL

INTERNATIONAL OFFICE KEMBALI MENGGELAR GCWCATATAN DEO SIREGAR

Kali ini international office menggelar workshop bertajuk Global Competency Workshop (GCW). acara yang diselengga-rakan pada senin (16/2/2015) ini ditujukan untuk seluruh maha-siswa guna membakar semangat menghadapi masyarakat global pada desember nanti, serta sa-ling berbagi dan berkontribusi. Bertempat di SCC lt.3, GCW menghadirkan seorang pem-bicara yaitu maria selaku ketua international office, mengajak mahasiswa untuk belajar ke luar negeri dan menerapkan ilmu tersebut untuk tanah air.

“Kalo kalian udah di luar negeri , serap semua ilmunya, dan kembalilah ke tanah airmu, lakukan kontribusimu, tanah

air ini membutuhkanmu,“ ujar Maria.

Kedepannya, GCW akan menghadirkan 9 pemberlajaran yang penting dalam dunia global serta dunia kerja, diantaranya speaking, taking a note, moti-vation letter, business letter, am-bassador life, curriculum vitae (CV), dan lain-lain.

Sudianto seorang mahasiswa UTM asal Madura, turut berpar-tisipasi dalam acara tersebut. Ia mengatakan banyak hal yang dibukakan baginya dalam mengikuti workshop tersebut. “Banyak hal yang sebelumnya sangat tidak saya ketahui. Dan saya semakin mengerti sekarang bagaimana saya dapat meman-faatkan apa yang ada dalam

diri saya untuk bersaing secara global,” terangnya.

Ia pun berharap dalam work-shop kali ini ia mampu belajar mengimprovisasi kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki. “Saya ingin belajar membuat Bussiness Letter dan adminis-trasi. Karena hal tersebut masih

sejalan dengan jurusan saya saat ini,” pungkas mahasiswa ang-katan 2013 tersebut.

Sudianto tidak hanya belajar demi dirinya saja, tetapi ia akan membagikan ilmunya tersebut ke universitas dan temannya. (jcb/fzb)

Suasana acara Global Competency Workshop SUMBER: ITS Online

Gamal Albinisaid (kiri) dan Dr Warsito (tengah) pada acara seminar Keilmuan SUMBER: jmmi.its.ac.id

CATATAN ERIES BAGITA JAYANTI

3C A K | M A R E T 2 0 1 5

Page 4: CAK Maret 2015

S O S O K

BERPRESTASI, MEMBERIKAN MANFAAT BAGI ORANG LAINCATATAN ERIES BAGITA JAYANTI

Berawal saat duduk di kelas 3 MTs, tepatnya saat melihat papan informasi tentang pem-bukaan LKTI tingkat Karisidenan Pati, ia mulai memiliki keinginan untuk mengikuti lomba karya tulis meski bingung bagaimana caranya.

Berlanjut ketika masih berada di MA, ia sudah mulai mengikuti perlombaan LKTI. Seperti per-lombaan LKTI yang diadakan oleh LIPI, kemudian OPSI dan masih banyak lagi. Meski ken-yataannya banyak yang gagal karena pada waktu itu pengeta-huannya tentang menulis ilmiah masih sedikit.

Ia adalah Misbahul Munir, mahasiswa Jurusan Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang saat ini menginjak semester 6. Pria yang merupakan alumni dari MA Daarul Falah Pati ini pernah menjadi perwakilan ITS dalam ajang Indonesian Scholars International Convention (ISIC) 2014 di London, Inggris.

Bercerita tentang bagaimana ia bisa mengikuti ajang tersebut, sebenarnya bukan dipilih dari ITS. Awalnya ia mendapat in-formasi dari PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) United Kingdom yang menyelengga-rakan ajang tersebut. Ajang yang merupakan temu ilmiah maha-siswa-mahasiswa Indonesia tingkat Internasional ini pe-sertanya adalah mahasiswa Indonesia yang melaksanakan studi di berbagai negara. Misbah mengawalinya dengan mendaftarkan paper dan terpilih sehingga diundang ke London, Inggris untuk mengikuti ISIC.

Selain mengikuti ajang tersebut Misbah juga beberapa kali mengikuti perlombaan dan menjuarainya. Sebut saja Konferensi Ilmuwan Muda Indonesia, MIPA Untuk Negeri yang diadakan oleh BEM FMIPA Universitas Indonesia, MITI Paper Challenge 2014 yang diselenggarakan oleh Masyarakat Ilmuwan Teknolog

Indonesia Klaster Mahasiswa, Lomba Karya Tulis Al-Qur’an (LKTA) yang diadakan oleh JMMI ITS dan masih banyak yang lainnya. Selain itu ia juga menjadi delegasi ITS dalam beberapa kegiatan lingkup nasional.

Misbah yang sedang men-jabat ketua forum kajian Islam Qurani (FKIQ) Biologi ini juga aktif berorganisasi di ITS Online sebagai wartawan senior dan menjadi staf di CSS Mora (Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs). Sempat merasa kesulitan dalam membagi waktu begitu tu-turmya. “Namun, setiap orang memiliki cara tersendiri dan memprioritaskan mana yang penting,” jelas pria asal Jepara, Jawa Tengah tersebut.

Misbah berbagi tips-tips ter-kait kompetisi Internasional . Tips-tips itu adalah kemauan yang besar, sering mencoba dan bersabar, serta rajin-rajin men-cari informasi. Untuk menjadi seperti ini, Misbah bukan berarti tidak pernah gagal. Ia pernah tiga kali gagal di kompetisi paper. Namun ia tetap berusaha.

Sumber motivasinya se-lama ini terdiri dari banyak hal. Misbah bercerita bahwa sebuah buku mengubah pemikirannya. Saat kelas 2 MA ia membaca se-buah buku yang berjudul “Gue bisa jadi nomor satu“. Banyak tips-tips dari buku itu yang Misbah terapkan dan itu mer-ubah dirinya 180 derajat. Selain

Misbahul Munir

itu, lingkungan riset, akademik dan keilmiahan yang baik di ITS juga mendukung dirinya hingga bisa seperti ini. Tak ket-inggalan, PKTI juga merupakan sumber motivasi Misbah karena banyak tips-tips yang didapat serta banyak belajar membuat karya sendiri.

“Orang tua selalu memoti-vasi. Seminggu sekali telpon agar hubungan tetap terjaga.” Terang Misbah ketika ditanya tentang motivasi dari orang tua. Teman-teman di lingkup jurusan juga mendukung apa yang dilakukan Misbah saat ini, teman-teman organisasinya yang bisa mem-buat motivasinya terbarui. Serta adanya tokoh-tokoh keren di ITS yang tentunya lebih memotivasi Misbah.

Selain hal-hal diatas ada ses-uatu yang Misbah lakukan setiap minggunya. “Seminggu sekali recharge keimanan dengan cara ikut pengajian.” Begitu tuturnya. Seminggu sekali tepatnya malam sabtu di masjid Manarul Ilmi ITS ia mengikuti pengajian yang diadakan CSS Mora. Kajian yang dilaksanakan adalah kajian fiqih, tasawuf, keimanan, etika, dan motivasi menuntut ilmu.

Berbicara tentang respon ITS terhadap apa yang dilaku-kannya hingga saat ini, Misbah menuturkan respon ITS sebe-narnya bagus tapi kurang. ITS hanya mau memberikan dana ketika yang diikuti oleh pem-ohon adalah kompetisi atau se-jenisnya . Untuk konferensi atau

forum tidak pernah didanai. Namun sejauh ini Misbah se-lalu didanai saat mengajukan. Oleh karenaitu ia mengucapkan terima kasih kepada ITS.

“Ilmuwan muslim (ulul albab)” adalah cita-cita Misbah. Ia ingin bisa menjadi ilmuwan yang selalu mengingat Allah , ilmuwan yang meneliti dan sekaligus menjadi dosen di salah satu universitas Islam NU di Jepara, Jawa Tengah. Ia juga ingin menerapkan ilmu yang ia miliki dengan mengembangkan pertanian di desanya menggu-nakan bioteknologi.

Terakhir, Misbah berpesan kepada teman-teman maha-siswa Muslim ITS untuk selalu bersyukur. “Bersyukurlah ke-pada Allah dengan segala nikmat yang telah diberikan. Cara ber-syukurnya adalah dengan ber-prestasi dalam segala hal. Bukan hanya di akademik. Berprestasi memberi manfaat kepada orang lain.” Tutupnya. (ebj/fzb)

SUMBER: FacebookMisbah (kiri) di Imperial College London ketika mengikuti ISIC 2014

“Bersyukurlah kepada Allah dengan segala

nikmat yang telah diberikan. Cara

bersyukurnya adalah dengan berprestasi dalam segala hal.“

4 C A K | M A R E T 2 0 1 5

Page 5: CAK Maret 2015

K A R YA

SUMBER: Facebook

E-VOTE: TEROBOSAN BEM FTIF DALAM PEMILUCATATAN ACHMAD RIZKY HAQIQI

Indonesia merupakan Negara demokrasi dimana pemilu mer-upakan salah satu pilar utama sebagai perwujudan kedaluatan rakyat. Pada konteks yang lebih luas pemilu juga berarti proses pemilihan pemegang jabatan seperti ketua organisasi maha-siswa. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, khususnya FTIf (Fakultas Teknologi Informasi) telah menciptakan teknologi yang dapat mempermudah dalam proses pemilihan umum yaitu dengan teknologi E-vote.

E-vote pertama kali dibuat oleh Ardhiansyah Baskara, Ketua BEM FTIf periode 2013/2014 dan merupakan salah satu program yang beliau janjikan pada saat kampanye calon ketua BEM. Menurut pria yang akrab dipanggil Ade tersebut, E-vote berdasarkan artinya berarti elektronik voting yaitu sebuah mekanisme pemilihan umum dalam bentuk digital sehingga tidak lagi menghabiskan kertas seperti cara konvensional.

E-vote pertama kali di-gunakan di ITS pada tahun 2013. Namun ternyata PENS telah lebih dulu menerapkan teknologi serupa, yaitu dari tahun 2012. Ketika di ITS masih mengembangkan e-vote dalam bentuk website di PENS sudah menggunakan teknologi mobile dengan platform Android.

“Namun, mengapa kami tidak mengadopsi sistem tersebut? Karena pada dasarnya pemilu di Indonesia azasnya adalah LUBER JURDIL, yaitu Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil. Salah satunya adalah azas Langsung, di mana pemilih mau tidak mau harus datang

ke TPS (Tempat Pemungutan Suara-red)”, kata mahasiswa Teknik Informatika angkatan 2011 tersebut.

Pelaksanaan E-vote pertama kali diterapkan di BEM FTIf, kemudian HMTC, lalu HMSI. Banyak dari KM ITS yang men-gapresiasi adanya proses pemilu yang berlangsung seperti ini se-hingga beberapa ormawa lain tertarik untuk menerapkan-sistem E-Vote di jurusan dan fakultas masing-masing.

Proses pemilihan dengan menggunakan E-vote yaitu pemilih harus datang ke TPS untuk mendaftarkan diri dengan menggunakan KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) masing-masing dan menandatangani daftar peserta pemilih. Setelah itu pemilih mendapatkan sebuah token be-rupa kode unik yang disediakan oleh panitia. Token tersebut di-gunakan untuk Log In ke dalam sustem E-Vote pada laptop yang disediakan di tiap bilik suara. Pemilih kemudian dapat meng-gunakan hak suaranya dengan meng-klik pada salah satu foto calon.

Salah satu hal yang selama ini menjadi penghambat pen-erapan sistem voting elektronik adalah isu keamanan jaringan dimana terdapat celah untuk orang melakukan manipulasi data dengan hacking. E-vote mengatasi permasalahan tersebut dengan menggunakan Local Area Network (LAN), yaitu jaringan lokal yang hanya mencakup lingkungan TPS saja. Keunggulannya adalah ja-ringan E-vote bersifat tertutup dan tidak terhubung dengan internet, sehingga akses sangat

terbatasi dan jauh lebih aman.“Jadi apabila ada orang yang

mau nge-hack mau nggak mau harus datang ke TPS, tetapi dari panitianya pasti sudah tau dan bertindak tegas karena mereka memantau dari koneksi LAN-nya apabila ada IP yang tidak dikenali, berarti ada orang yang sedang berusaha menyelundup”, ungkap pria ke-lahiran Malang tersebut.

Proses perhitungan suara dilakukan sesuai azas JURDIL yaitu harus ada saksi. Walapun E-vote merupakan media elek-tronik dimana hasilnya dapat langsung keluar, tetapi tetap menggunakan saksi untuk menentukan sah atau tida-knya suara yang masuk. Pada saat proses perhitungan, mas-ing-masing suara ditampilkan

menggunakan proyektor dan divalidasi langsung oleh saksi. Untuk menjaga privasi pemilih, hanya dimunculkan nomor token saja tanpa identitas pemilih.

Menurut Ade, “E-vote ini di-harapkan bisa dikembangkan lagi untuk lebih memudahkan orang dalam memilih, dulu pernah sempat ada ide untuk digabungkan dengan integra”.

Beliau berharap E-vote dapat diaplikasikan dalam pemilihan Presiden BEM ITS. Perlu dia-dakan sosialisasi sedini mun-gkin agar mahasiswa ITS percaya dan mau menggunakannya, sehingga dalam pemilihan Presiden BEM ITS selanjutnya bisa dilaksanakan pemilihan menggunakan E-vote. (riz/srp)

Skema proses pemilihan menggunakan E-Vote oleh BEM FTIf

SUMBER: IstimewaTampilan halaman login (atas) dan halaman pemilihan (bawah) pada E-vote HMTC

5C A K | M A R E T 2 0 1 5

Page 6: CAK Maret 2015

R A D A R C A K

MAHASISWA ITS CINTA AL-QURAN?CATATAN ARNING SUSILAWATI

Mayoritas, mahasiswa ITS beragama Islam sehingga men-jadi penting untuk mengetahui bagaimana keeratan mahasiswa ITS terhadap rukun Iman yang ketiga, yakni iman kepada kitab (Al-Qur’an). Pada radarCAK kali ini, akan mengulas mengenai bagaimana posisi Al-Qur’an di hati mahasiswa muslim ITS.

Dari survey terlihat bahwa secara umum antusiasme mahasiswa muslim ITS terh-adap Al Quran sangat tinggi. Hal tersebut terlihat dari data bahwa seluruh responden merasa bahwa kemampuan membaca Al Quran adalah hal yang penting. Terlebih lagi se-besar 97% mahasiswa mengaku ingin mempelajari tajwid, serta 95% memiliki keinginan untuk menghafal Al Quran.

Na m u n , d i a n t a r a n y a , diketahui hanya sebesar 47% mahasiswa muslim ITS mengaji rutin tiap hari. Sedangkan se-besar 12% mengaji secara rutin mingguan dan sebanyak 41% tidak rutin mengaji.

Adapun waktu-waktu yang sengaja mahasiswa luangkan untuk membaca Al-Qur’an yakni sebesar 67% mahasiswa memilih mengaji pada malam hari pukul 17.31-24.00, 19% mengaji pada dini hari pukul 00.01-06.00, sedangkan 14% lainnya memilih untuk men-gaji di jam beraktivitas yaitu antara jam 06.01-17.30. Dapat dilihat bahwa mahasiswa lebih memilih untuk mengaji pada waktu yang cenderung lebih luang sedangkan hanya seba-gian kecil yang meluangkan waktu pada jam-jam aktif.

Dari jadwal mengaji ma-hasiswa, terdapat keterkaitan dengan tingkat kepentingan membaca Al-Qur’an, pelafalan tajwid saat membaca, serta ber-kaitan dengan jumlah hafalan surah pendek yang dimiliki ma-hasiswa. Berikut penjabarannya.

Mahasiswa yang mengaji setiap hari cenderung men-ganggap Al-Qur’an adalah kitab yang sangat penting untuk di-baca yakni sebesar 1.148 kali

lebih besar daripada Mahasiswa yang tidak rutin mengaji.

Alasan mahasiswa yang menganggap Al-Qur’an penting dibaca sebagian besar karena Al-Qur’an merupakan sebuah pedoman hidup dan juga karena sudah menjadi kewajiban seo-rang muslim, tentunya agar kehidupan muslim ITS sesuai syariat. Sedangkan alasan lain diantaranya agar dapat mengu-rangi waktu bermain game, serta juga karena menenangkan hati dan pikiran.

Mahasiswa yang merasa memiliki pelafalan tajwid ku-rang baik cenderung memiliki hafalan kurang dari 21 Surah, yakni 7 kali lebih besar daripada mahasiswa yang merasa pela-falan tajwid sudah baik. Artinya, mahasiswa yang memiliki ke-mampuan pelafalan tajwid yang kurang baik berpeluang lebih kecil untuk menghafalkan lebih dari 20 Surah.

Menghafalkan Al-Qur’an pun juga berkaitan dengan jadwal mahasiswa saat mengaji. Mahasiswa yang tidak mengaji setiap hari cenderung memiliki hafalan surah pendek kurang dari 21 surah sebesar 4.166 kali lebih besar daripada mahasiswa yang mengaji setiap hari. Hal demikian menandakan bahwa dengan mengaji setiap hari, dapat meningkatkan hafalan surah pendek.

Dari hafalan Al-Qur’an ini, sebanyak 95% mahasiswa ingin menghafalkan Al-Qur’an alasannya adalah penghafal Al-Qur’an merupakan keutamaan seorang muslim, serta mendapa-tkan barokah karenanya, se-dangkan 5% mahasiswa tidak berkeinginan menghafal karena belum menemukan waktu yang tepat sehingga tidak bisa mel-uangkan banyak waktu untuk mempelajarinya dan mudah lupa.

Singkatnya, kebiasaan se-tiap hari membaca Al-Qur’an dapat berdampak positif pada pelafalan tajwid dan hafalan Al-Quran. Yuk kita budayakan lebih rutin mengaji :) (Ce2/srp)

Unit sampel : MahasiswaPopulasi : Mahasiswa ITS angkatan 2011-2014Lama survey : 25 Februari 2015 – 10 Maret 2015Jumlah sampel : 150 mahasiswaMetode : Acak berstrata proporsiAnalisis data : Statistika deskriptif, odds ratio

METODOLOGI SURVEY

15%

85%

Tingkat Kepentingan

Penting

Sangat Penting

19%5%

1%7%

67%

Waktu Membaca

00.01 - 06.00 06.01 - 11.30

11.31 - 15.00 15.01 - 17.30

17.31 - 24.00

47%

12%

41%

Alokasi Membaca

Setiap Hari Rutin Mingguan

Tidak Rutin

97%

3%

Keinginan Belajar Tajwid

Ya Tidak

95%

5%

Keinginan Menghafal

Ya Tidak

2%

34%

59%

5%

Kondisi Tajwid

Sangat Kurang Kurang

Baik Sangat Baik

29%

41%

26%

4%

Kondisi Hafalan

1-10 Surah 11-20 Surah

21-30 Surah >30 Surah

6 C A K | M A R E T 2 0 1 5

Page 7: CAK Maret 2015

R A D A R C A K

Siapa bilang membaca Al-Quran itu mudah? Apalagi jika belum terbiasa. Jangankan one day one juz (ODOJ), sak halaman sak dino (SHSD) pun terasa berat jika belum terbiasa. Belum lagi harus mencuri-curi waktu di sela kegiatan kuliah, tugas, organ-isasi dan kewajiban lain yang tiap hari juga berteriak minta dipenuhi. Baca Al-Quran, mana sempat? Lagian, apa sih manfaat membaca Al-Quran?

Seperti yang kita pahami, Al-Quran merupakan salah satu mukjizat yang diberikan Allah kepada Rasulullah Muhammad salallahu’alaihiwasallam. Jelas, yang namanya mukjizat pasti bukan perkara main-main. Apalagi jika ditanya manfaat, maka jawabannya adalah tak terhingga manfaat yang ter-kandung dalam Al-Quran.

Beberapa peneliti melakukan eksperimen mengenai keajaiban Al-Quran, salah satunya pe-neliti dari Universitas Boston, Muhammad Salim. Pada pene-litian yang dilakukan, ada 5 su-karelawan yang diperdengarkan bacaan tartil Al-Quran dan bahasa arab yang bukan ayat Al-Quran. Percobaan tersebut dilakukan sebanyak 210 kali pen-gulangan. Hasil yang diperoleh adalah responden mendapa-tkan ketenangan hingga 65% ketika mendengarkan tartil Al-Quran, sedangkan apabila diperdengarkan bacaan bahasa Arab selain Al-Quran responden mendapatkan ketenangan

hanya 35%.Tentunya, Al-Quran tidak

hanya bermanfaat memberikan ketenangan saja. Al-Quran juga dapat menyembuhkan penyakit, memberikan pahala kepada Muslim yang membaca, meng-hafal, dan mengamalkannya, memberikan syafaat di hari kiamat, dan yang terpenting yaitu Al-Quran merupakan satu dari dua kitab, al-hadits, yang dapat menuntun kita mencapai surga Allah.

Tak kenal maka tak cinta, bagaimana bisa kita mencintai Al-Quran jika mengenal Al-Quran saja belum sempat? Selayaknya mencintai seseo-rang, perlu dilakukan PDKT untuk mencintai Al-Quran.

Tahapan pertama dalam proses mencintai Al-Quran adalah belajar membacanya terlebih dahulu. Mengenal satu per satu hurufnya, cara melafal-kannya, serta hukum dan tanda bacanya. Kemudian istiqomah membacanya setiap hari, entah itu satu lembar per hari, kemu-dian kian meningkat hingga mampu mengkhatamkan Al-Quran minimal satu bulan sekali. Tidak mustahil, bukan?

Dari Ibnu Abbas ra, beliau mengatakan ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah SAW. ‘Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?’ Beliau menjawab ‘al-Hal wal Murtahil’. Orang ini ber-tanya lagi, ‘apa itu al-hal wal murtahil wahai Rasulullah?’.

Beliau menjawab, ‘yaitu yang membaca al-Qur’an dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.” (HR. Tirmidzi)

Yang tersulit adalah mem-ulai dan mempertahankan. Dari detik ini, jika keinginan mencintai Al-Quran ada dalam hati, maka mulailah untuk mentargetkan diri membaca Al-Qur’an setiap hari dan displin menjaga diri agar tetap istiqomah. Waktu-waktu yang dianjurkan dalam membaca Al-Quran yaitu pada malam hari, baik setelah shalat maghrib atau sepertiga terakhir waktu malam.

Bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khu-syuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.

Sesungguhnya kamu pada siang hari mempunyai urusan yang panjang (banyak). (TQS. Al-Muzammil : 6-7)

Jika waktu malam dirasa berat, maka terserah pada in-dividu masing-masing untuk mengatur jadwal membaca Al-Quran. Entah setelah atau sebelum shalat atau ketika jam kosong sebelum perkuliahan, karena yang terpenting adalah keistiqamahan dalam mem-baca Al-Quran. Untuk yang merasa masih belum lancar dalam membaca Al-Quran, maka jangan khawatir. Sembari memperbaiki bacaan, tetaplah membaca Al-Quran karena ada pahala tersendiri untuk orang yang mau berusaha.

CATATAN DINDA SARIHATI SUTEDJOMENGAPA HARUS MENCINTAI AL-QURAN?

“Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia hafal dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih)

Jika sudah mulai tumbuh benih-benih cinta pada Al-Quran dan istiqomah dalam membaca maka tahapan-tahapan beri-kutnya akan terasa lebih mudah. Mengamalkan, menghafal, men-terjemahkan, dan mentadabur Al-Quran bukan hal yang mus-tahil. Al-Quran merupakan pe-doman hidup bagi umat Islam, maka sudah seharusnya kita dapat memahami kandungan yang berada padanya agar tidak tersesat hidup di dunia. Al-Quran merupakan kalam Allah, janji, larangan, dan perintah Allah. Jika membaca saja jarang, bagaimana mau mengamalkan? (dss/Ce2)

SUMBER: YoutubeAl Quran

Tahapan pertama dalam proses

mencintai Al-Quran adalah belajar membacanya

terlebih dahulu.

7C A K | M A R E T 2 0 1 5

Page 8: CAK Maret 2015

R E S E N S I

Cinta merupakan salah satu karunia terbesar dari Allah. Namun cinta adalah hal yang abstrak. Cinta adalah kata yang indah namun tak semua ma-nusia menjalaninya dengan benar. Suci, namun dapat ter-kotori oleh akhlak manusia yang salah mengartikan cinta. Cinta dapat mendatangkan sejuta rasa, memengaruhi pikiran seka-ligus mengendalikan tindakan. Novel ini berhasil meramu kisah cinta melalui dunia arsitektur dengan cita rasa dakwah yang penuh pelajaran berharga. Ini semua tentang cinta dan Islam, a romantic story in a special way

Islami, romantis dan dunia arsitektur, kata yang tepat untuk menggambarkan novel Diorama Sepasang Al Banna karya Ari Nur Utami. Ari sukses menggabung-kannya menjadi sebuah karya yang indah dan sarat akan makna. Latar belakang sang penulis mempunyai andil yang besar dalam melahirkan untain kisah dengan komposisi yang indah. Ari yang memang seo-rang sarjana arsitektur dan juga seorang aktivis dakwah tentu paham bagaimana merangkai perpaduan inti cerita dengan pas.

Rani, seorang arsitek yang mempunyai idealisme yang tinggi memutuskan untuk keluar dari Biro Arsitektur Hirasindu karena perbedaan prinsip. Ia kemudian melamar untuk bekerja di Kan Petra, se-buah biro arsitektur terkemuka di Jakarta. Tenyata inilah yang mengantarkan Rani untuk ber-temu dengan Ryan, seorang eksekutif muda tampan yang terkenal dingin. Selama bekerja di Kan Petra, perlahan tapi pasti Rani mampu membawa pen-garuh baik ke teman-teman sekantornya, mengantarkan mereka pelan-pelan hijrah ke arah yang lebih baik. Tapi jalan kebaikan pasti diuji, suasana kantor yang menyenangkan tidak bertahan lama. Sebuah fitnah menghantam Rani dan membuat salah satu sahabatnya membencinya. Tetapi memang

ada hikmah dibalik semua keja-dian, siapa sangka fitnah itulah yang mengantarkan Rani untuk melakukan ta’aruf dengan Ryan sang atasan. Ryan yang dulunya seorang aktivis dakwah semasa menjadi mahasiswa mempunyai pemahaman Islam yang kental. Jika bukan atas nama dakwah, Ryan tidak akan menyelamatkan Rani dari fitnah ini.

Tetapi ta’aruf yang diren-canakan tidak berjalan sesuai rencana, Ryan tiba-tiba saja menghilang tanpa kabar. Bagai menghilang ditelan bumi, dan Rani pun memutuskan untuk mengundurkan diri dari Kan Petra. Disatu sisi, Ryan masih dihantui masa lalunya bersama wanita lain sehingga ia memu-tuskan untuk menghilang be-berapa saat. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk kembali dan melamar Rani hingga me-nikahinya. Pernikahan mereka sangat indah, adegan-adegan kikuk menambah cita roman-tisme antar pasangan suami istri yang baru mengikat janji. Pernikahan tanpa proses pa-caran, menimbulkan cerita menarik tersendiri, joke2 kecil yang terlontar dari sepasang suami istri yang sedang mera-sakan indahnya pacaran se-sudah menikah, membuat pembaca tersenyum senyum sendiri. Setiap hari berjalan seperti di atas mahkota bunga. Indah dan penuh romantisme.

Sayang tidak selamanya ca-haya itu menghidupkan cinta mereka. Petir tiba-tiba meng-hantam rumah tangga mereka. Rani kehilangan kandun-gannya, dan ini membuatnya sedih berkepanjangan. Ryan yang tak ingin kehilangan bi-dadarinya ini berusaha untuk membangkitkan Rani dari keter-purukannya yang mengantarkan mereka membangun sebuah biro arsitek dengan nama AlBanna. Ini membuat Rani bersemangat kembali. Namun konflik kembali hadir, AlBanna mengalami pasang-surut dan membuat Ryan rugi ratusan juta rupiah. Inilah yang hampir

merenggut keindahan cinta mereka. Terutama perbedaan prinsip mereka dalam menge-lola AlBanna. Ryan yang cend-erung komersil oriented hanya memandang AlBanna tak lain seperti perusahaan lain, tidak mengenalkan unsur dakwah dalam visi misinya. Sementara Rani yang berpegang teguh pada prinsip dakwah menganggap Al Banna adalah institusi dakwah yang terkemas dalam biro ar-sitek, dimana benih-benih dakwah akan tumbuh subur di dalamnya ketika ada kobaran jihad yang bernama jihad in-telektual. Namun cinta itu kuat dan begitu kuat untuk sekedar dihancurkan. Mereka mencoba membangun kembali AlBanna dan meleburkan perbedaan mereka menjadi kekuatan yang baru.

Kekuatan novel ini tergam-barkan pada karakter-karakter tokoh yang begitu kuat. Saling mengisi dan saling menguatkan satu sama lain. Penjabaran cerita yang memukau. Dilihat dari satu sisi Ryan dan Rani ini seperti kisah Cinderella di masa modern. Bedanya kisah ini bercampur dengan idealisme dakwah yang tidak sekedar men-jadi tempelan belaka. Perpaduan antara arsitektur, islam dan romansa cinta. Berselipkan hu-mor-humor ringan yang dapat menghibur pembaca sehingga tidak memberikan kesan jenuh. Hal yang menarik lainnya adalah penggunaan bahasa high tech namun tanpa mengesamp-ingkan unsur dakwah.

Secara keseluruhan novel ini bagus dan patut untuk di-baca bagi yang ingin mengenal cinta. Kisah ini mengajarkan kita untuk terus berusaha dan pantang menyerah mencapai suatu tujuan. Tidak berputus asa pada apa yang telah digariskan Allah. Sebuah titik terang pasti akan hadir dibalik setiap keja-dian yang tidak sesuai dengan harapan. Jadi senantiasa ha-dapilah dengan ikhtiar dan doa. (fzb/srp)

CATATAN FAUJISANG PEMBANGUN DALAM BINGKAI DIORAMA

JUDUL BUKU :Diorama Sepasang Al Banna

PENULIS :Ari Nur

PENERBIT :PT Mizan Pustaka

JUMLAH HALAMAN :216

CETAKAN :Maret 2008

PENULIS

Ari Nur Utami

MORE INFO :Gender : PerempuanTTL : Kebumen, 13 AprilWebsite : putri.frenari.comGenre : Religion & Spirituality, Humor, Romance

BOOKS:1. Diorama Sepasang Albanna2. Dilatasi Memori3. Pengantin Baru4. Sketsa

CONTACT:facebook: /arinurutami.frenaritwitter: @arinur13google+: http://gplus.to/arinurYM = ari_nur13mail: arinur13 @ gmail.com

8 C A K | M A R E T 2 0 1 5

Page 9: CAK Maret 2015

J W C C O R N E R

BAGIKU, CINTA ITU..CATATAN DINDA SARIHATI SUTEJOJUARA 1 JMMI WRITING CHALLENGE FEBRUARI 2015

Kurebahkan tubuhku di atas kasur, menatap kosong langit-langit kamar. Perasaan dan pikiranku terfokus pada satu kata. CINTA. Paru-paruku sesak rasanya, susah payah aku menarik napas dan membuan-gnya dengan berat hati. Dahulu, kata itu selalu menghiasi seluruh inderaku. Sekarang, ketika aku merasakannya kembali, untuk apa aku mengindera hal yang tak perlu diindera? Cinta bukan teori. Cinta merupakan penerapan dan perwujudan naluri yang dimiliki manusia. Bukankah begitu? Sudah men-jadi naluri manusia untuk ber-kasih sayang. Sudah menjadi naluri manusia jika tiba-tiba ia terpusat dan terfokus untuk melakukan hal-hal yang mem-buat orang yang dicintainya ba-hagia dan memperhatikannya. Benar bukan? Ingatkan kembali jika aku salah

Cinta memang candu yang masih belum ditemukan obat penawarnya. Setidaknya bagiku seperti itu. Hati ini serasa membuncah jika mera-sakannya. Sudah lelah rasanya otak ini kuputar berulang kali untuk membentengi kewarasan yang mungkin sudah hampir tak tertolong lagi. Mau gila aku rasanya. Memikirkanmu. Mendambamu. Merasakan ke-hadiranmu. Membayangkan bagaimana jika aku dapat me-nemanimu di setiap lika-liku perjalanan kehidupan. Kau… aku benci sebenarnya jika cinta mulai berulah lagi seperti ini. Membuat pikiranku penuh sesak dengan kehadiranmu. Membuat duniaku sempit dipenuhi oleh sosokmu.

Ingin rasanya aku mem-bisikkan kalimat ini tepat di

lubang telingamu agar kau mampu merasakan getaran suaraku. “Aku mencintaimu”. Namun apa daya suaraku ter-cekat tiap hendak mengucap-kannya. Pada akhrinya kalimat itu hanya berwujud udara yang terbawa angin. Entah kemana angin itu membawa serta pengakuanku. Kusebutkan namamu beserta ucapan cinta dalam doaku. Setidaknya pen-ciptamu sudah tahu bahwa aku mencintaimu

Bukankah tadi aku berkata bahwa cinta bukan teori? Tentu saja aku sudah berkali-kali mencoba untuk membukti-kannya. Aku mencoba menarik perhatianmu. Mensejajarkan diri untuk bisa berjalan ber-samamu. Mencari tahu hal yang kau sukai supaya bisa membahasnya denganmu. Mengaktifkan sensor peka agar bisa membantumu tanpa harus kau pinta. Menjadi badut penuh lelucon dan semangat agar kau bisa tersenyum kembali di saat kau berada di bawah roda ke-hidupan. Menjadi radar agar bisa melindungimu dari segala hal yang mengancammu. Secara naluriah beginilah sikapku ke-tika kau berada di sekitarku. Rasanya saraf sensorikku sudah menganggapmu sebagai stim-ulus yang membuat motorikku bekerja tanpa harus bertanya ke otak terlebih dahulu.

Di sisi lain aku khawatir ber-campur cemas ketika kehad-iranku terkadang menganggu kesenanganmu. Bukan apa-apa, tapi memang aku bukan sep-erti mereka atau orang lain. Kehadiranku yang tiba-tiba muncul mengusikmu dan menarikmu agar keluar dari zona nyamanmu. Celotehanku

yang memekakkan telingamu dan terkadang membuatmu mendengus kesal. Isyarat pan-dangan mataku yang sarat makna juga membuatmu ber-decak mungkin sambil berujar dalam hati, ‘Siapa kau yang berani-beraninya mengatur hidupku?’. Ya… sikap protektifku ini terkadang membuatmu me-langkah mundur menjauhiku. Membuatku semakin khawatir saja.

Namun cinta apa yang lebih besar daripada cinta yang ber-landaskan cinta kepadaNya. Cinta itu suci, bukan? Cinta suci karena kita menghadirkan Allah di setiap hembusan napasnya. Aku mencintaimu sangat besar sampai-sampai aku berani mengarahkan jalanmu ketika langkahmu menjauhiNya. Aku mencintaimu sangat dalam sampai-sampai aku berani menarikmu begitu kuat ke-tika kau berada di tepi jurang kemaksiatan. Aku memang bukan mereka atau orang lain yang membuatmu nyaman ke-tika kau melangkah menjauh dari jalanNya. Aku juga bukan mereka atau orang lain yang membuatmu terpesona dengan nikmat dunia sampai-sampai

kau ingin berlari mengejarnya.Bukankah sering kusam-

paikan padamu sebuah hadits yang menyiratkan bahwa apa yang kulakukan merupakan wujud cintaku padamu?

A l l a h b e r f i r m a n , “Kecintaan-Ku pasti diperoleh oleh orang yang saling mencintai karena-Ku, saling berkumpul karena-Ku, saling mengunjungi karena-Ku, dan saling mem-beri karena-Ku”. (Shahih, Malik dalam al-Muwatha)

Memang seperti itulah cinta. Cinta telah meminta semuanya dariku. Tubuhku, waktuku, per-hatianku, perasaanku. Cinta ini tak akan membuatku lelah untuk setia merengkuhmu, menarikmu, menjagamu dalam suatu dekapan ukhuwah. Semua ini karena Allah maka aku mencintaimu, Ibu. Aku mencin-taimu, Ayah. Aku mencintaimu, Saudaraku. Aku mencintaimu, Sahabatku. Dan kelak aku akan mencintaimu, Imamku.

Allah berfirman,“Kecintaan-Ku pasti diperoleh oleh

orang yang saling mencintai karena-Ku, saling berkumpul karena-Ku, saling

mengunjungi karena-Ku, dan saling memberi karena-Ku”.

(Shahih, Malik dalam al-Muwatha)

9C A K | M A R E T 2 0 1 5

Page 10: CAK Maret 2015

I N T E R M E Z Z O

KOMIK

LIPUTAN KHUSUSCATATAN FADIA FADZLIYANA SAIFUDDIN

“Saya suka ITS, karena ITS dapat memenuhi kebutuhan pendidikan saya untuk masa depan,” terang Alhaji santai. Fasilitas serta keramahan ma-hasiswa ITS yang ia terima turut memberikan kesan positif dan kecintaannya terhadap ITS.

Alhaji Sheku Sankoh mer-upakan seorang mahasiswa asal Afrika yang sedang menempuh S2 Jurusan Teknik Informatika ITS. Saat ditemui, Alhaji men-gaku bahwa keinginannya untuk belajar di Indonesia ini sangat tinggi. ITS pun dipilih lantaran latar belakang kampus ITS yang menarik dari sekian universitas Asia Timur yang telah ia teliti.

“Saya memilih ITS itu nyata, pada awalnya saya mencari berbagai universitas di bagian Asia Timur untuk melanjutkan belajar, mulai dari universitas di Thailand, Malaysia, Cina,

Jepang, serta Indonesia,” jelas mahasiswa berkacamata ini. Menurutnya, saat menge-tahui adanya beasiswa studi di Indonesia ia langsung mencoba untuk mengambil dan mengi-kuti segala tes. Akhirnya Ia diterima masuk di ITS.

Sebelum diterima di ITS, ia dulu bekerja sebagai seorang computer programmer. Karena telah menyenangi komputer, akhirnya ia memilih untuk mengambil bidang Teknik Informatika di ITS. Sejak saat itu ia pun berharap untuk menjadi seorang software developer.

Ketika globalisasi semakin mendekat, Alhaji sudah mem-persiapkan berbagai cara untuk menghadapinya. Mulai dari belajar menerjemahkan setiap buku dan powerpoint yang diberikan dalam bahasa Inggris, serta memulai berpikir global.

Menurutnya, hal tersebut juga harus dilakukan oleh mahasiswa Indonesia agar dapat berprestasi dalam skala internasional.

“Hadapilah AEC dengan senang karena itu membantu kalian untuk menjadi murid international, bila kalian butuh bantuan kami siap untuk mem-bantu kalian,” terang Alhaji.

Dalam menjalani kuliah, Alhaji tidak mengalami masalah apapun, baik dari segi bahasa maupun budaya. Pasalnya, sejak awal manusia dilahirkan dengan satu bahasa, dan untuk

belajar bahasa lainnya maka dibutuhkan usaha. “Saya tidak mengalami masalah apapun dari segi material pembelajaran, termasuk bahasa Indonesia karena saya sudah belajar dari kecil, sehingga saya dapat me-mahaminya,” imbuh Alhaji.

Kesan pertama Alhaji ketika memasuki kampus ITS pun cukup baik. Ia diterima dengan ramah oleh mahasiswa ITS lain. “Saya merasa senang datang ke ITS. Orang Indonesia berbeda, mereka semua adalah saudara saya,” pungkasnya. (deo/sha)

CATATAN DEO SIREGARTHE JOY TO BE PART OF ITS

SUMBER: IstimewaAlhaji ketika diwawancara

10 C A K | M A R E T 2 0 1 5

Page 11: CAK Maret 2015

Selain itu AUN juga bertujuan untuk memperkuat kerja sama di tingkat regional ASEAN, mem-berikan kemudahan dalam hal student exchange, mahasiswa dapat mengikuti program kredit transfer dengan universitas-uni-versitas anggota AUN. Selain itu juga akan ada kerja sama di

bidang riset untuk para dosen maupun mahasiswa.

Asean University Network sebenarnya bukanlah suatu akreditasi, melainkan sebuah sertifikasi berupa assessment process, untuk mendapatkan feedback posisi prodi terh-adap standar AUN. “kriteria

yang dinilai banyak. Perangkat penunjang pembelajaran dalam hal ini kurikulum, pera-turan-peraturan, SOP-SOP, bagaimana input dan output mahasiswa, human resource, fasilitas dan lain-lain”, jelas ibu kelahiran kota Pasuruan itu.

Di akhir wawancara beliau

mengungkapkan harapan besar untuk AUN ini. “harapan kita sih kita tahu ya, kualitas proses pembelajaran kita seperti apa. Kalaupun perlu perbaikan kita tahu. Dan juga adanya kerja sama yang erat dengan univer-sitas-universitas lain di ASEAN” tutup beliau. (anm/fzb)

L A N J U TA N

Penerbit: Departemen Media, Jamaah Masjid Manarul Ilmi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Pelindung: Ketua Tim Pembina Kerohanian Islam ITS. Penanggung Jawab: Mohamad Rifai. Pimpinan Redaksi: Achmad Rizky Haqiqi. Wakil

Pimpinan Redaksi: Eries Bagita Jayanti. Redaktur: Sindunuraga Rikarno Putra. Editor: Fauji, Arning Susilawati. Reporter: Muhammad Aulia, Gifari Zulkarnaen, Syafriansyah, Azzam Abdillah Shiddiq, Deo Siregar, Ery Permana Yudha, Ubaid El-Ahyar Elyafizi, Muhammad Richa Saputra, Nurul Amalia Triyuliana, Dinda Sarihati Sutedjo, Enira Suryaningsih, Amelia Fadhila. Layouter: Fadia Fadzliyana Saifuddin. Komikus: Fadia Fadzliyana Saifuddin. Kontributor: -.

CAK ONLINEopen issuu.com/jmmiits

CONTACT US

mail to [email protected]

KRITIK, SARAN, DAN MASUKAN ANDASANGAT BERARTI BAGI KAMI

CALL 085731963216 or MAIL to [email protected]

ADVERTISEMENTSTRUST US WITH YOUR

DAN BANTU KAMI MENYEBARKAN KEBAIKAN

CATATAN AREK KAMPUS

Jika organisasi/departemen lain sibuk dengan acara seminar dan talkshow, BPU mengambil peran nyata untuk merubah paradigma masyarakat sekitar. Dalam hal ini, BPU mempunyai peran untuk mengembangkan desa binaan yang dipandang masyarakatnya kurang berpen-didikan dan secara finansial tidak cukup mapan.

Ditemui di Masjid Manarul Ilmi ITS, Frans Sinatra selaku Direktur menjelaskan tujuan adanya BPU adalah untuk mem-bantu dan melayani masyarakat. selain itu ia juga mengatakan BPU adalah tempat mahasiswa untuk berkontribusi ke mas-yarakat. “Kita mencoba mem-fasilitasi pemuda (mahasiswa) untuk berkontribusi. dimana pemuda pikirannya visioner, fisiknya lebih kuat, tapi kalau tidak dikontribusikan, ya sayang juga,” tuturnya.

Konsentrasi utama kegiatan

BPU adalah pendidikan dan keagamaan. Karena dua hal tersebut menurut Frans dirasa sangat penting, terlebih ma-salah agama. Ia menyadari di era informasi yang sangat pesat ini sering terjadi perang pe-mikiran. Tugas BPU-lah untuk membentengi masyarakat dari isu-isu semacam itu. Utamanya, BPU memberikan pemaha-man-pemahaman yang benar tentang Aqidah dan Akhlak ke-pada anak-anak dan orang tua. “Untuk orang tua sendiri, kami masih fokus kepada ibu-ibu. Untuk bapak-bapak kami belum sukses. Kepengurusan depan Insya Allah bapak-bapak juga akan jadi target dakwah kami,” tambahnya.

Selain dari BPU sendiri, ada juga relawan-relawan diluar BPU yang ikut andil dalam misi mulia ini. Mereka yang menjadi adalah yang sebelumnya sudah melewati mekanisme oprek.

Setelah itu para relawan diberi pelatihan agar piawai menguasai medan. Untuk target anak-anak, salah satu materi yang diberikan kepada relawan adalah cara ber-dongeng, karena tidak semua pandai berdongeng. Sedangkan untuk target ibu-ibu, relawan diberi pelatihan tentang usaha kecil menengah. Harapannya ibu-ibu binaan bisa membuat UKM setelah dibina.

Salah satu produk yang sudah dihasilkan desa binaan BPU adalah kue brownis. Kue tersebut bukan untuk dinikmati secara pribadi, melainkan untuk dijual agar ibu-ibu binaan mendapat penghasilan tambahan. Frans mengakui, bisnis kue brownis itu masih kecil-kecilan, tetapi ia berharap ibu-ibu binaan bisa mengembangkannya secara mandiri.

Mimpi besar BPU seperti yang dituturkan mahasiswa Jurusan Statistika tersebut adalah ter-

ciptanya desa binaan yang be-nar-benar mandiri. Baik dari segi pengelolaan SDM maupun ekonomi masyarakatnya. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa di empat desa yang di-bina—Gebang Putih, Kejawan Gebang, Keputih Tegal Baru, dan Medokan Semampir—mas-ing-masing berpotensi untuk dijadikan lahan pertanian, pen-gelolaan daur ulang sampah, dan berbagai bisnis lain. Saat ini, ia bersama timnya sedang mengkaji rencana tersebut. Ia meyakini ke depan mimpi itu akan terwujud.

Terakhir, ia menyampaikan alasannya mengapa bersedia menjadi Direktur BPU. “Kenapa harus BPU? Karena suatu saat nanti kita juga bakal terjun ke masyarakat. Jadi, Alhamdulillah ini adalah persiapan saya untuk terjun ke masyarakat sebelum lulus dari ITS.” (fzb)

BPU: Impikan Desa Binaan Yang Mandiri(Sambungan dari halaman 1)

Menuju AEC, ITS Ikuti Sertifikasi AUN(Sambungan dari halaman 1)

11C A K | M A R E T 2 0 1 5

Page 12: CAK Maret 2015

O P I N I

Sejenak kita berjalan dimana sejarah perjalanan Manusia paling baik di dunia ini terlahir. Terdapat hal menarik dari tapak tilas perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW dalam membangun perad-aban. Pada saat Rasulullah menjalankan perintah hijrah dari mekkah ke madinah oleh Allah SWT pada tahun 622 M, hal yang beliau lakukan di awal adalah membangun sebuah masjid di madinah. Mungkin diantara kita bertanya-tanya kenapa bangunan pertama yang dibangun Rasulullah SAW adalah masjid?

Kondisi Masyarakat MadinahMasyarakat Madinah pada saat itu memiliki 2 kelompok besar,

yakni kaum muhajirin (orang yang berhijarah dari mekkah ke ma-dinah) dan kaum anshar (penduduk madinah asli). Perlu diketahui kondisi ekonomi kota Madinah pada kedatangan kaum muhajirin saat itu tidak baik dikarenakan pendeklarasian masyarakat madinah untuk total sepenuhnya membela Nabi Muhammad SAW yang menimbulkan aksi semiboikot terhadap madinah.

Terlebih lagi mereka mendapati tamu-tamu baru yakni kaum muhajirin yang berjumlah 80-100 orang, yang dalam berhijrahnya mereka tidak membawa perbekalan sedikit pun, dalam kondisi kelaparan, dan tidak mempunyai tempat tinggal di Madinah. Terjadi peningkatan kebutuhan ekonomi masyarakat madinah dikarenakan mereka harus menampung saudara seiman mereka untuk beberapa waktu kedepan. Belum lagi sedang terjadi perselisihan antara kaum anshar dengan kaum yahudi. Dengan masalah yang begitu rumit tersebut Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk mendirikan proyek bangunan pertama yakni masjid. Kemajuan peradaban islam pertama kali bukanlah dari madrasah, bukan dari perkonomian pasar, bukan dari hunian, melainkan justru melalui masjid.

Membangun Peradaban IslamFase pembangunan peradaban islam menurut Salim A Fillah:

1. Al-Quran : tempat kita mengacu akan ilmu dan mengambil pelajaran darinya.

2. Masjid : tempat hati kita bertaut atasnya, menyandarkan semua permasalahan hidup untuk terselesaikan di dalamnya, dan sebagai pusat pembangunan peradaban emas.

3. Sejarah : penguat akan diri kita dengan cerita-cerita dan hikmah dalam kehidupan emas dimasa dahulu.

Banyak sekali peran fungsi masjid pada zaman Rasulullah SAW dalam membangun peradaban emas. Seperti kita dapati di dalam masjid Nabawi zaman Rasulullah dahulu terdapat banyak sekali kurma dan gandum yang diberikan oleh para sahabat dan bebas diambil oleh kaum muslimin saat itu secara gratis. Disini lah salah satu peran fungsi masjid yaitu melayani umat.

Masjid JogokariyanSalah satu dari sekian banyak masjid di Indonesia ini beru-

saha untuk mengadopsi konsep tersebut. Ialah sebuah masjid bernama Masjid Jogokariyan yang berada di Jalan Jogokariyan No. 36, Manjtrijeron, Yogyakarta. Visi masjid Jogokariyan adalah “Terwujudnya masyarakat sejahtera lahir bathin yang diridhoi Allah melalui kegiatan kemasyarakatan yang berpusat di Masjid”.

Banyak yang berbeda dari Masjid Jogokariyan dalam hal ma-najemen fungsi masjid yakni berorientasi sepenuhnya kepada kepuasan pelayanan terhadap jamaahnya. Pelayanan yang ingin dis-ampaikan oleh masjid Jogokariyan bertujuan untuk mendekatkan umat islam kepada masjid. Hal tersebut dilakukan dengan menjad-ikan masjid sebagai pusat penyelesaian masalah masyarakat sekitar.

Agen Penyelesai MasalahCapaian-capaian masjid sebagai agen penyelesai masalah adalah

masjid Jogokariyan memiliki suplai beras sebanyak 2,7 ton tiap bulannya yang terkumpul dari berbagai donatur dan yang nantinya akan di distribusikan kepada anak-anak yatim, serta warga tua masing-masing sebanyak ± 20 kg perbulannya. Masjid Jogokariyan juga memberi jaminan asuransi kesehatan bagi setiap jamaahnya.

Ada keunikan lain dari masjid Jogokariyan. Terdapat sebuah ruangan terpisah dari masjid dengan beberapa fasilitas bermain seperti papan catur, papan karambol, kartu bridge dan domino, serta ada juga sebuah komputer lengkap dengan akses internet yang dapat dengan bebas dipergunakan oleh jamaah muda. Bukan sebuah pemandangan yang aneh ketika terdapat puluhan anak kecil bermain sepak bola secara bebas di ruangan tersebut. Seluruh fasilitas yang mungkin kita anggap nyeleneh ini bertujuan agar para kaum muda lebih dekat dengan masjid. Seperti yang disampaikan oleh Ustad Jazir, ketua takmir masjid Jogokariyan, “Lebih baik mereka bermain disini dan ikut sholat tepat waktu daripada mereka dibiarkan berkeliaran di luar tanpa kejelasan“.

Hebatnya, dalam hal pembinaan dan pendataan jamaahnya, pada tahun 2000 ada sebanyak 816 jiwa yang sholat rutin, sedangkan pada tahun 2011 hanya tersisa 4 orang saja yang tidak sholat.

Metode yang digunakan untuk menggalakkan orang datang ke masjid adalah dengan mengirim surat undangan mewah yang berisi ajakan untuk datang pada waktu subuh jam 04.00 WIB yang kemudian dilanjutkan dengan makan roti dan susu hangat bersama secara berkala. Bagi mereka yang belum tahu tata cara sholat pun akan didatangkan guru privat secara gratis, serta dengan pembagian Al-Quran dan seperangkat alat sholat secara gratis pula.

Dan hal yang mungkin paling unik adalah saldo masjid setiap hari jumat selalu dipastikan sama dengan Rp 0,-. Para jajaran takmir masjid berprinsip bahwa menjadi luka dakwah ketika masjid tidak bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat sepenuhnya dari dana infaq yang mereka dapatkan.

Sudah sepantasnya kita semua berkaca kepada bagaimana sejarah dahulu membangun peradaban emas. Sudah sepantasnya masjid-masjid di Indonesia berfikir untuk menyajikan pelayanan sebermanfaat mungkin kepada jamaahnya. Bukan justru men-jadikan masjid sebagai beban umat untuk membayar listrik, air dan kebutuhan lain-nya. Begitupun dalam ranah masjid kampus. Banyak keperluan-keperluan atau masalah-masalah yang timbul di masyarakat yang seyogyanya masjid lah yang mengambil peran serius untuk membantu mengurangi permasalahan-permasalahan umat ini. Baik di ranah ekonomi, moral, maupun aqidah. (aul/srp)

CAHAYA PERADABAN ISLAM DARI MASJID JOGOKARIYANCATATAN MUHAMMAD AULIA TRI MUNANDAR (KETUA UMUM JMAA 2013/14, D3 Sipil ITS)

SUMBER: dakwatuna.comMasjid Jogokariyan

12 C A K | M A R E T 2 0 1 5


Top Related