Download - CAI Design Model

Transcript

CAI Design Model (CDM) --- Hannafin dan PeckModel pengembangan ini disebut The CAI Design Model (CDM) dan ditujukan untuk pembuatan program pembelajaran berbantuan komputer. Proses pengembangan media pembelajaran berbasis komputer menurut Hannafin dan Peck adalah sebagai berikut:

Gambar. The CAI Design Model (CDM)

1. Tahapan Analisis KebutuhanPertama, melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan berfungsi untuk mengidentifikasi karakteristik pemelajar dan seluruh aspek yang berkenaan dengan pembelajaran. Disini perancang harus dapat benar-benar memahami karakteristik pemelajar, lingkungan belajar, tujuan pembelajaran, serta alat penilaian yang tepat agar program dapat dikembangkan secara efektif. Evaluasi pada tahap ini dilakukan untuk memastika analisa yang dilakukan sudah memenuhi kelangkapan produk, sehingga sesuai dengan kebutuhan pemelajar.2. Tahapan Rancangan

Langkah kedua adalah desain. Desain merupakan sebuah fase dimana pengembang memilih dengan seksama apa saja yang akan dikembangkannya agar tidak menyimpang dari tahap analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Pada tahap ini pula, pengembang menyusun sebuah flowchart dan storyboard agar menghasilkan sebuah alur dan ilustrasi tampilan yang berkesinambungan yang akan dijadikan sebagai acuan dalam tahap pengembangan. Evaluasi pada tahap ini dilakukan untuk dinalisasi semua kebutuhan produk sebelum dikembangkan.3. Ahap Pengembangan dan Implementasi

Pada tahap ini desain atau rancangan dikembangkan dengan menerapkan alur sistem informasi (flowchart) yang telah dibuat sebelumnya. Fungsinya adalah agar lalu lintas materi dalam storyboard sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selanjutnya, desain yang telah matang dibuat dengan menggunakan program aplikasi komputer tertentu sehingga menghasilkan program pembelajaran yang sesuai dengan flowchart dan storyboard yang telah dibuat. Setelah program pembelajaran selesai diproduksi selanjutnya adalah melakukan tes eksekusi program dilakukan untuk menguji apakah program yang dibuat mampu berjalan sesuai yang diharapkan. Pada tahap ini dilakukanevaluasi formatif untuk menilai apakah program memerlukan perbaikan. Setelah revisi dilakukan berdasarkan hasil dari evaluasi formatif selanjutnya dilakukanlah evaluasi sumatif untuk mengevaluasi program secara keseluruhan.

Model Pengembangan Multimedia-Based Instructional (MBI)

Model inni dirancang oleh William W. Lee dan Diana L.Owens. Model ini terdiri dari 4 fase yaitu: Analisis, Desain, Pengembangan dan Implementasi, serta Evaluasi.

1. Analisis,

1.1. Analisis Kebutuhan (Need Assessment). Analisis kebutuhan merupakan proses sistem untuk menentukan tujuan, mengidentifikasi perbedaan antara kondisi aktual dan yang diinginkan, dan menetapkan tindakan yang harus dilakukan. Stelah itu dilakukan analisa untuk menghasilkan informasi yang berarti untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada pebelajaran. Analisis kebutuhan ni menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh peserta didik untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar. Hal inni dapat dilakukan apabila program pembelajaran dapat dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.1.2. Analisis (Front-End Analysis). Langkah berikutnya adalah mengeksplorasi dan mengembangkan lebih mendalam tingkat informasi yang diperlukan terhadap masalah yang ada. Tahap ini dilakukan: Analisis peserta didik; analisis teknologi.

Analisis peserta didik, yaitu mengidentifikasi latar belakang, karakteristik peserta didik, keterampilan bahasa yang dimiliki peserta didik, latar belakang budaya dan pendidikan, serta sikap peserta didik terhadap pembelajaran pada umumnya. Semua faktor ini mempengaruhi dan harus diperhitungkan dalam media yang akan digunakan untuk memecahkan masalah pemebalajran yang ada.Analisis teknologi, yaitu, menganalisis pertimbangan teknologi dari perspektif apa yang tersedia atau diperlukan untuk memecahkan masalah dan apakah pengguna akrab atau nyaman menggunakan media sebagai solusi permasalahan pembelajaran yang ada. Beberapa kegiatan dalam melakukan analisis teknologi:

a. Menganalisis teknologi komunikasi yang tersedia,b. Menganalisis teknologi yang tersedia untuk mendukung pembelajaran,

c. Menganalisis teknologi yang tersedia untuk pengujian dan penilaian,

d. Menganalisis teknologi untuk mengemas media yang akan dibuat. Misalnya: menentukan apakah CD-ROM, Disk, atau bahan lain yang digunakan untuk mengemas media pemebelajaran,

e. Menganalisis teknologi untuk pengiriman pembelajaran, yaitu menganalisis komponen apa saja yang terdapat dalam sebuah media pembelajaran dan menganalisis kemampuan PC yang digunaan oleh peserta didik apakah dapat mendukung program pembelajaran yang akan dibuat.

2. Desain, tahap desain, adalah tahap perencanaan produk yang akan dikembangkan. Perencanaan merupakan faktor penting dalam keberhasilan pengembangan produk. Beberapa hal yang dilakukan pada tahap ini adalah:a. Jadwal, yaitu menjelaskan tentang jadwal waktu pembuatan suatu produk. Dari awal pengerjaan sampai akhir pengerjaan suatu proyek pengembangan.

b. Spesifikasi media, berisi jenis dokumen teks, tata bahasa, grafis, huruf, tema, simbol dan sebagainya. Spesifikasi media yaitu mendefinisikan elemen media dalam menentukan tampilan dari produk. Ada 7 kegiatan dalam proses menentukan spesifikasi media: Menentukan tema tampilan dan nuansa yang sesuai dengan peserta didik dan juga materi pembelajaran

Mendefinisikan interface dan fungsionalitas yang mewakili tema, karakteristik peserta didik dan juga lingkungan.

Mendefinisikan interaksi dan umpan balik. Interaksi harus menangkap perhatian peserta didik dan membantu peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan. Selain itu produk harus langsung melibatkan peserta didik dalam pembelajaran.

Menentukan video dan audio. Dalam menentukan video dan audo harus diperhatikan jenis, ukuran dan juga harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Menentukan standar desain teks seperti jenis huruf, ukuran dan warna.

Menentukan desain grafis. Grafis harus memiliki manfaat yang jelas untuk konten penyajian dan sederhana. Grafis juga harus jelas dan mudah dibaca. Dalam satu layar tidak boleh mengandung lebih dari 4 warna dan untuk keseluruhan tidak lebih dari 7 warna. Penggunaan warna pada layar juga harus konsisten dan memilih kontras warna yang tepat. Menentukan animasi dan efek khusus. Animasi dan efek khusus harus tidak boleh berlebihan dan konsisten sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, juga harus mengambil perhatian peserta didik untuk mendukung tujuan pembelajaran.

c. Struktur isi pembelajaran, menjelaskan bagaimana konten tersebut dikelompokkan, diperintahkan atau dinavigasikan. Aliran pelajaran harus sesuai dengan pembelajaran yang ada, sesuai dengan storyboard.d. Kontrol konfigurasi, menjelaskan kontrol konfigurasi bagaimana komponen media ditentukan dan dikelola.

3. Pengembangan dan Implementasi, Dalam fase pengembangan ini garis besar pelajaran dan peta konsep menjadi pembelajaran yang diprogramkan. Dalam proses pengembangan, selama produksi terdapat komponen umum, yaitu:a. Prapoduksi. Pada praproduksi dibuat storyboard untuk mengembangkan suatu produk yang sesuai. Setelah itu, dilihat kembali apakah materi, grafis, audio, video, animasi dan seluruh komponen yang telah dirancang sudah sesuai atau tidak.

b. Produksi. Setelah mebuat storyboard, kemudaian membuat seluruh komponen menjadi suatu program pembelajaran yang sesuai dengan storyboard.

c. Pasca Produksi dan ulasan Kualitas. Dalam tahap ini terdapat 3 ulasan yang diperlukan selama pascaproduksi:

Ulasan standar untuk memeatikan bahwa pembelajaran yang dijelaskan dalam progran sudah sesuai.

Ulasan editorial, untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam tata bahasa, ejaan, spasi atau tanda baca.

Ulasan fungsional, untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam pemrograman dan tidak ada gangguan dalam audio, video atau grafis.

Setelah selesai mengembangkan produk, produk diimplementasikan kepada peserta didik.

4. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model Multimedia-Based Intructional. Evaluasi adalah sebuag proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap program Pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu:

a. Sikap peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan

b. Peningkatan kompetensi dalam diri peserta didik, yang merupakan dampak dari keikutsertaan dalam program pembelajaran.

c. Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan kompetensi peserta didik setelah mengikuti program pembelajaran.

Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain:

Apakah peserta didik menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama ini:

Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh peserta didik dalam mengikuti program pembelajaran?

Seberapa jauh peserta didik dapat belajar tentang materi atau subtansi pembelajaran?

Seberapa besar peserta didik mampu mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dipelajari?

Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan terhadap prestasi belajar peserta didik?

Seels and Glasgow Model (Product-Oriented)Model pengembangan Seels and Glasgow ini terdiri dari 3 fase: analisis kebutuhan, desain instruksional dan implementasi evaluasi.

Model ini mengutamakan efisiensi dalam perencanaan proyek, alokasi sumber, dan pengawasan siklus pengembangan produk. Langkah-langkah dan fase dalam model ini dapat diaplikasikan secara linear, tetapi seringkalii diaplikasikan secara berulang.

Fase pertama adalah analisis kebutuhan, termasuk di dalamnya menentukan tujuan instruksional, persyaratan, dan konteks. Fase langkah, yaitu: analisis tugas, analisis instruksional, tes dan tujuan, evaluasi formatif, pengembangan materi atau bahan-bahan, strategi instruksional dan sistem pengiriman/penyampaian, dimana seluruhnya dihubungkan dengan proses umpan balik dan interaksi. Fase ketiga, adalah implementasi dan evaluasi, termasuk di dalamnya pengembangan dan produksi materi, pengiriman pelatihan dan evaluasi sumatif.

J. Moonen Model (Product-Oriented)

Model ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu analisis, desain, pengembangan, evaluasi dan implementasi.

1. analisis, tahap analisis terdiri dari 2 aspek umum yaitu (1) studi kelayakan dan (2) proposal proyek. Studi kelayakan menyertakan indikator-indikator yang menjelaskan alasan-alasan dari segi pendidikan, organisasional, teknis, dan ekonomis. Setelah itu disusunlah proposal yang menjelaskan ke arah sebuah solusi dan mengklarifikasi kontribusi yang memungkinkan atas produk baru terhadap tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai sebelumnya.2. desain, tahap desain memiliki 2 tujuan, yaitu melakukan spesifikasi produk dari perspektif (1) pembelajaran (2) dungsional. Desain pembelajaran biasanya merefleksikan tujuan-tujuan belajar, analisa materi, strategi pembelajaran, level interaksi dan prosedur evaluasi. Sedangkan desain fungsional dilakukan untuk menjabarkan skema dan diagram fungsional atas media-media yang telah dibuat sebelumnya khususnya dari segi tampilan.3. pengembangan, dalam tahap pengembangan aspek teknis mendominasi kegiatan-kegiatan di dalamnya. Titik awal produksi adalah mengeksekusi informasi dari data yang didapat dari tahap desain fungsional untuk memperoleh spesifikasi teknis global. Lalu dengan menggunakan suatu program yang tersedia, spesifikasi fungsional yang telah disusun diimplementasikan untuk menghasilkan produk media bahan elektronik. Selanjutnya mengevaluasi program. Dalam kegiatan evaluasi ini dilakukan evaluasi formatif yang ditujukan untuk menghasilkan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk menyempurnakan prototipe media yang telah dikembangkan.4. evaluasi

5. implementasi

MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MICHAEL J. HANNAFIN & KYLE PECK

Michael J. Hannafin and Kyle Peck, The Design, Development, and Evaluation of Instructional Software. NY:MacMilan Publishing Company, 1998. Hal. 60

Model pengembangan Hannafin merupakan model yang dibuat khusus untuk pengembangan media pembelajaran berbantuan komputer. Model ini terbagi dalam 3 fase yaitu:

1. Fase 1. Analisis Kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan dengan menggunakan CAI Design Checklist (CDC) yang memuat beberapa pertanyaan berkaitan dengan kebutuhan yang diperlukan dalam mengembangkan sebuah produk media CAI (Computer Assisted Instruction). Informasi yang dibutuhkan dalam tahap ini meliputi karakteristik pengguna, lingkungan untuk menggunakan media CAI, kebutuhan sistem komputer, dan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan produk.2. Fase 2. Rancangan (Design). Fase berikutnya setelah analisis kebutuhan adalah fase perancangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada fase ini antara lain menentukan isi program dan format penyajian yang akan ditampilkan, melakukan analisis materi, membuat flowchart, dan membuat storyboard.3. Fase 3. Pengembangan & Implementasi. Pada fase ini, media CAI dikembangkan sesuai dengan flowchart dan storyboard yang telah dibuat sebelumnya. Fase ini terbagi menjadi fase pra produksi dan fase produksi.

Setiap fase di atas melalui tahap evaluasi dan revisi

Evaluasi dilakukan untuk mendapatkan masukan dan saran sebagai perbaikan terhadap kualitas program. Kemudian dilakukan revisi sesuai dengan umpan balik yang didapatkan pada saat evaluasi.

MODEL PENGEMBANGAN J. MOONEN

Tjeer Plomp and Donal P. Ely, International Encyclopedia of Educational technology, (Camrige: Elsevier Science Ltd, 1996). Hal 186, 173

Model pengembangan J. Moonen terdiri dari langkah-langkah analisis, desain, pengembangan, evaluasi dan penerapan.Tahap analisis terdiri dari 2 aspek umum yaitu (1) studi kelayakan dan (2) proposal proyek. Studi kelayakan menyertakan indikator-indikator yang menjelaskan alasan-alasan dari segi pendidikan, organisasional, teknis, dan ekonomis. Setelah itu disusunlah proposal yang menjelaskan ke arah sebuah solusi dan mengklarifikasikan kontribusi yang memungkinkan atas produk baru terhadap tujuan-tujuan belajar yang hendak dicapai sebelumnya.Tahap desain memiliki 2 tujuan, yaitu melakukan spesifikasi (1) pembelajaran (2) fungsional. Desain pembelajaran biasanya merefleksikan tujuan-tujuan belajar, analisa materi, strategi pembelajaran, level interaksi dan prosedur evaluasi. Sedangkan desain fungsional dilakukan untuk menjabarkan skema dan diagram fungsional atas media-media yang telah dibuat sebelumnya, khususnya dari segi tampilan.Dalam tahap pengembangan aspek teknis mendominasi kegiatan-kegiatan di dalamnya. Titik awal produksi adalah mengeksekusi informasi dari data yang di dapat dari tahap desain fungsional untuk memperoleh spesifikasi teknis global. Lalu dengan menggunakan suatu program yang tersedia, spesifikasi fungsional yang telah disusun diimplementasikan untuk menghasilkan produk media bahan elektronik. Selanjutnya mengevaluasi program. Dalam kegiatan evaluasi ini dilakukan evaluasi formatif yang ditujukan untuk menghasilkan sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk menyempurnakan prototipe media yang telah dikembangkan.Model pengembangan prototipe Moonen sebagaimana dikutip oleh Nurdin (2010) dari Plomp & Ely (1996), dikhususkan untuk mengembangkan media pembelajaran elektronik. Kelebihan dari model ini ialah memiliki alur yang tidak terputus, dengan kata lain model ini dapat menjaga kontinuitas dari produk yang dihasilkan. Model J. Moonen berbentuk siklus, seningga setelah melewati tahap evaluasi sumatif, dapat kembali lagi ke tahapan pertama jika ingin melakukan pengembangan lanjutan yakni tahap analisis.

Model J. Moonen relatif lebih sederhana, sehingga dapat lebih mudah dipergunakan dalam pengembangan produk yang akan dilakukan. Model ini tidak secara khusus dikembangkan untuk pengembangan media CAI seperti model Hannafin, tetapi model ini merupakan model yang umum dipergunakan dalam pengembangan modul elektronik yang memiliki kelebihan dapat menjaga kontinuitas produk yang dihasilkan, sehingga produk akhir yang dihasilkan dapat terus dikembangkan untuk hasil yang lebih baik.

Evaluasi Hsnnafin:

1. Kelengkapan kurikulum

2. Kelengkapan pembelajaran

3. Kelengkapan program

4. Kelengkapan esteti.

DEVELOP & IMPLEMENT

DESIGN

NEED ASSESSMENT

START

EVALUATION & REVISION

Michael J. Hannafin dan Kyle L. Peck, The Design, Development, and Evaluation of Instructional Software. (new York: Macmillan Publishing Company, 1986), P.60

William W. Lee and Diana L. Owens, Multimedia-Based Instructional Design, (San Fransisco: Pfeifer, 2004), p. 3-235


Top Related