Transcript
Page 1: BUPATI LIMA PULUH KOTA · 2014-10-10 · BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH

BUPATI LIMA PULUH KOTA

PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA

NOMOR IS TAHUN 2014

TENTANG

TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH

YANG SUDAH KADALUWARSA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LIMA PULUH KOTA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka terwujudnya tertib administrasiterhadap pengelolaan Pajak Daerah terutamaterhadap subjek dan objek pajak yang tidak jelas,maka salah satu upaya adalah melakukanpenghapusan piutang pajak daerah yang sudahkadaluwarsa (berumur 5 tahun);

b. bahwa agar pelaksanaan penghapusan piutang pajakdaerah yang sudah kadaluwarsa sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku maka perlu adanya Tata Cara PenghapusanPitang Pajak Daerah Yang Sudah Kadaluwarsa;

c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 78 ayat(3) Peraturan Daerah Lima Puluh Kota Nomor 8Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah dimana Tata CaraPenghapusan Piutang Pajak Daerah Yang SudahKadaluwarsa diatur dengan Peraturan Bupati;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf cditetapkan dengan suatu Peraturan Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentangHukum Acara Pidana (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1981 Nomor 76, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dariKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4287);

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang hit

Page 2: BUPATI LIMA PULUH KOTA · 2014-10-10 · BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung JawabKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 66, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah dua kali diubah, terakhir denganUndang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentangPerubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5049);

9. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4578);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah dua kali diubah, terakhir denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun2011 tentang Perubahan Kedua Atas PeraturanMenteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Menteri Keuangan Republik IndoneiaNomor 68/PMK.03/2012 tentang Tata CaraPenghapusan Piutang Pajak dan Penetapan BesarnyaPenghapusan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2012 Nomor 480);

13. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor1 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok PengelolaanKeuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten LimaPuluh Kota Tahun 2008 Nomor 1);

14. Peraturan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 39 Tahun2008 tentang Sistem dan Prosedur PengelolaanKeuangan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.(Berita Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun2008 Nomor 39); (\U

Page 3: BUPATI LIMA PULUH KOTA · 2014-10-10 · BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH

15. Peraturan Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor8 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah (LembaranDaerah Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2011Nomor 8);

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA TENTANGTATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK

DAERAH YANG SUDAH KADALUWARSA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota.3. Bupati adalah Bupati Lima Puluh Kota.4. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang

selanjutnya disingkat DPPKAD adalah Dinas yang memiliki kewenangandalam melaksanakan penghapusan Pajak Daerah yang sudahkadaluwarsa.

5. Piutang Pajak Daerah adalah pajak daerah yang masih harus ditagihtermasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yangtercantum dalam surat ketetapan pajak daerah atau surat sejenisnyaberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

6. Penghapusan Piutang Pajak Daerah Yang Sudah Kadaluwarsa adalahproses atau tata cara meniadakan piutang pajak yang hak penagihannyasudah kadaluwarsa.

7. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPDadalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkanpenghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukanobjek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuannperaturan perundang-undangan perpajakan daerah.

8. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selantnya disingkat SKPD adalah suratketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak yangterhutang.

9. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disebutSKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlahpokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokokpajak, besarnya sanksi administratif dan jumlah pajak yang masih harusdibayar.

10. Surat Ketetetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnyadisebut SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukanbesarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekuranganpembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administratif dan jumlah pajakyang masih harus dibayar setelah memperoleh kekuatan hukum tetap.

11. Surat Ketetapan Pajak Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN adalahsurat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak samabesarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terhutang dan tidakada kredit pajak.

12. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkatSKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan

Page 4: BUPATI LIMA PULUH KOTA · 2014-10-10 · BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH

pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajakterhutang atau seharusnya tidak terhutang.

13. Surat Pemberitahuan Objek Pajak, yang selanjutnya disingkat SPOP,adalah surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan datasubjek dan objek pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

14. Penelitian adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif danprofesional berdasarkan suatu standar pemeriksaaan untuk mengujikepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan laindalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan.

15. Pemeriksaan Ulang adalah pemeriksaan yang dilakukan terhadap wajibpajak untuk jenis pajak dan masa/tahun pajak yang telah diperiksa padapemeriksaan sebelumnya.

16. Pemeriksaan Bukti Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untukmendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindakpidana di bidang perpajakan.

17. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang olehorang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dandigunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuranrakyat.

18. Pajak Yang Terutang adalah pajak yang harus dibayar oleh Wajib Pajakpada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagiantahun pajak menurut peraturan perundang-undangan perpajakan.

19. Retribusi yang terutang adalah retribusi yang harus dibayar oleh WajibRetribusi pada suatu saat dalam masa retribusi dalam tahun retribusi ataudalam bagian tahun retribusi menurut peraturan perundang-undanganretribusi daerah.

20. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakankesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukanusaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroanlainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha MilikDaerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi,Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, OrganisasiMassa, Organisasi Sosial Politik atau Organisasi lainnya, Lembaga danbentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentukusaha tetap.

21. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakanPajak.

22. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dankewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

23. Pengusaha adalah perorangan dan badan yang menyelenggarakan usahauntuk dan atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yangmenjadi tanggungannya.

24. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangkawaktu lain yang diatur dengan Peraturan Kepala Daerah paling lama 3(tiga) bulan kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untukmenghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang.

25. Tahun Pajak adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun kalender,kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak samadengan tahun kalender. f\ i|

Page 5: BUPATI LIMA PULUH KOTA · 2014-10-10 · BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH

26. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajaksesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakandaerah.

27. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunandata objek dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutangsampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasanpenyetorannya.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud dari penghapusan piutang pajak daerah yang sudahkadaluwarsa adalah proses meniadakan tagihan pajak yangseharusnya dilunasi oleh wajib pajak karena hak untuk melakukanpenagihan sudah melampaui waktu penagihan.

(2) Tujuan dari penghapusan piutang pajak daerah yang sudahkadaluwarsa adalah menghilangkan data tagihan pajak dari data yangseharusnya dilakukan penagihan kepada Wajib Pajak karena sudahmelampaui waktu penagihan

BAB III

RUANG LINGKUP PENGHAPUSAN

Pasal 3

Ruang lingkup Penghapusan Piutang Pajak Daerah Yang Sudah Kadaluwarsaadalah :

a. Penatausahan;

b. Kadaluwarsa;

c. Kewenangan; dan

d. Tata Cara Penghapusan.

BAB IV

PIUTANG PAJAK DAERAH

Pasal 4

(1) Ruang lingkup penghapusan Piutang Pajak Daerah adalah semua jenispajak yang menjadi kewenangan Daerah, meliputi kewajiban pokokpajak, bunga dan /atau denda administrasi yang tertunggak sampaidengan tanggal terakhir perhitungan pembebanan hutang dan telahtercantum dalam SPPDT, SKPD, SKPDT, SKPDKB, SKPDKBT, STPD,

Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, PutusanBanding dan Surat Putusan Peninjauan KembaliA |

Page 6: BUPATI LIMA PULUH KOTA · 2014-10-10 · BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH

(2) Piutang Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupabunga dan/atau denda dapat dihapuskan apabila Pajak tersebut tidakdapat atau tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukanpenagihan sudah kadaluwarsa.

Pasal 5

(1) Piutang Pajak Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1),berupa bunga dan/atau denda, walaupun hak untuk melakukanpenagihan belum kadaluwarsa, juga dapat dihapuskan apabila piutangpajak daerah tersebut tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi.

(2) Piutang Pajak Daerah untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidakdapat atau tidak mungkin ditagih lagi sebagaimana dimaksud padaayat (1), adalah :

b. Wajib Pajak/ Penanggung Pajak meninggal dunia dengan tidakmeninggalkan harta warisann dan tidak mempunyai ahli waris;

c. Wajib Pajak/ Penanggung Pajak tidak mempunyai harta kekayaan

lagi;

d. Wajib Pajak/ Penanggung Pajak dinyatakan pailit berdasarkan

putusan pengadilan, dan dari hasil penjualan harta tidakmencukupi untuk melunasi utang pajaknya;

e. Wajib Pajak menjalani hukuman atas tindak pidana yangdilakukannya dan telah memiliki ketetapan hukum dari instansi

yang berwenang;

f. Wajib Pajak terkena bencana alam yang tidak dapat dihindari

berdasarkan kejadian nyata dan diperkuat dengan pernyataan

dari instansi yang berwenang;

g. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah kadaluwarsa;

h. Dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukandikarenakan force majeure;

i. Hak Negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapatdilaksanakan karena kondisi tertentu sehubungan dengan adanyaperubahan kebijakan dan/atau berdasarkan pertimbangan yangditetapkan oleh Bupati; dan

j. Wajib Pajak/ Penanggung Pajak tidak dapat diketemukan lagikarena :

a. Wajib Pajak/ Penanggung Pajak pindah alamat dan tidakmungkin diketemukan lagi; dan

b. Wajib Pajak/ Penanggung Pajak meninggalkan Indonesiauntuk selama-lamanya.

(3) Piutang Pajak Daerah untuk Wajib Pajak Badan yang tidak dapat atautidak mungkin ditagih lagi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),adalah %

Page 7: BUPATI LIMA PULUH KOTA · 2014-10-10 · BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH

a. Wajib Pajak Bubar, likuidasi, atau pailit dan Penanggung Pajaktidak dapat ditemukan;

b. Hak untuk melakukan penagihan pajak sudah kadaluwarsa;

c. Dokumen sebagai dasar penagihan pajak tidak ditemukandikarenakan force majeure; dan

d. Hak Negara untuk melakukan penagihan pajak tidak dapatdilaksanakan karena kondisi tertentu sehubungan dengan adanyaperubahan kebijakan dan/atau berdasarkan pertimbangan yangditetapkan oleh Bupati.

BABV

PENATAUSAHAAN

Pasal6

(1) Piutang Pajak Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2),wajib terlebih dahulu ditatausahakan sebagai Piutang Pajak Daerahdan telah dilakukan upaya tindakan penagihan berdasarkan peraturanperundang-undangan.

(2) Piutang Pajak Daerah yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagiakan tetapi belum kadaluwarsa sebagaimana dimaksud dalam pasal 5ayat (1) terlebih dahulu dimasukkan ke dalam buku Daftar CadanganPenghapusan Piutang Pajak dan tidak dilakukan lagi tindakanpenagihan.

BAB VI

KADALUWARSA

Pasal 7

(1) Hak untuk melakukan penagihan Pajak Daerah menjadi kadaluwarsasetelah melampaui jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saatterutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan tindak

pidana di bidang perpajakan daerah.

(2) Kadaluwarsa penagihan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1)tertanggung apabila :

a. diterbitkan Surat Teguran dan Surat Paksa; dan

b. ada pengakuan hutang pajak dari Wajib Pajak baik langsungmaupun tidak langsung.

(3) Dalam hal diterbitkannya Surat Teguran dan Surat Paksa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf a, kadaluwarsa penagihan pajak dihitungsejak tanggal penyampaian Surat Paksa tersebut.

(4) Pengakuan hutang pajak secara langsung sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuranA I

Page 8: BUPATI LIMA PULUH KOTA · 2014-10-10 · BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH

atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh WajibPajak.

BAB VII

KEWENANGAN

Pasal 8

(1) Bupati dapat menghapus Piutang Pajak Daerah dikarenakan tidak bisatertagih dan/atau sudah kadaluwarsa.

(2) Penghapusan Piutang Pajak Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati berdasarkan usulan KepalaDinas.

BAB VIII

TATA CARA PENGHAPUSAN

Pasal9

(1) Kepala Bidang Penagihan dan Evaluasi menyampaikan Daftar UsulanPenghapusan Piutang Pajak Daerah dan Daftar CadanganPenghapusan Piutang Pajak Daerah kepada Kepala Dinas.

(2) Daftar Usulan Penghapusan Piutang Pajak Daerah dan DaftarCadangan Penghapusan Piutang Pajak Daerah sebagaimana dimaksudpada ayat (1), sekurang-kurangnya memuat :

a. Nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak;

b. Alamat Wajib Pajak dan Penanggung Pajak;

c. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah;

d. Jenis Pajak Daerah;

e. Tahun Pajak;

f. Jumlah piutang pajak yang akan dihapuskan atau yang akandicadangkan untuk dihapuskan;

g. Tindakan penagihan yang pernah dilakukan; dan

h. Alasan dihapuskan atau dicadangkan untuk dihapuskan.

Pasal 10

(1) Kepala Dinas membentuk Tim untuk melakukan penelitian terhadapWajib Pajak yang ada dalam Daftar Usulan Penghapusan Piutang PajakDaerah dan Daftar Cadangan Penghapusan Piutang Pajak Daerah.

(2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan denganKeputusan Kepala Dinas. H

Page 9: BUPATI LIMA PULUH KOTA · 2014-10-10 · BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH

(3) Kepala Dinas dalam hal tertentu dapat memerintahkan PenyidikPegawai Negeri Sipil Pajak Daerah dan Juru Sita untuk mendampingi

Tim dalam melaksanakan tugas.

(4) Tim wajib membawa Surat Perintah yang diterbitkan oleh Dinas dalammelaksanakan tugasnya.

Pasal 11

(1) Hasil penelitian tim sebagaimana dimaksud dalam pasal 10disampaikan kepada Bupati melalui Kepala Dinas dalam bentuklaporan penelitian.

(2) Laporan penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat :

a. Nama Wajib Pajak dan Penanggung Pajak;

b. Alamat Wajib Pajak dan Penanggung Pajak;

c. Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah;

d. Nomor dan tanggal STPD/ SKPD/ SKPDKB/ SKPDKBT/ SuratKeputusan Pembetulan/ Surat Keputusan Keberatan/ SuratKeputusan Pengurangan, Penghapusan Sanksi Administrasi berupakenaikan bunga dan/atau denda;

e. Jenis Pajak Daerah;

f. Tahun Pajak;

g. Besarnya Piutang Pajak Daerah yang akan dihapuskan atau yangakan dicadangkan untuk dihapuskan;

h. Tindakan Penagihan yang pernah dilakukan;

i. Alasan dihapuskan atau dicadangkan untuk dihapuskan;

j. Gambaran Wajib Pajak dan Piutang Pajak Daerah yangbersangkutan, sebagai dasar untuk menentukan besarnya PiutangPajak Daerah yang tidak dapat ditagihh lagi dan diusulkan untukdihapuskan; dan

k. Keterangan hasil penelitian administrasi dan penelitian lapangan.

Pasal 12

Piutang Pajak Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat diusulkanuntuk dihapuskan setelah dilakukan penelitian oleh tim dan melaporkanpenelitiannya sebagaimana dimaksud dalam pasal 11.

Pasal 13

(1) Kepala Dinas mengajukan permohonan penghapusan Piutang PajakDaerah kepada Bupati berdasarkan Daftar Usulan Penghapusan PiutangQ f|

Page 10: BUPATI LIMA PULUH KOTA · 2014-10-10 · BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH

Pajak Daerah yang telah dilakukan penelitian sebagaimana dimaksuddalam Pasal 11 dan disertai pertimbangan Kepala Dinas.

(2) Kepala Dinas menyampaikan Daftar Usulan Penghapusan Piutang PajakDaerah yang telah diteliti kepada Bupati.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 14

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanBupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten LimaPuluh Kota.

triG Dl : SAfclLAI^AK

PADA TANC BAL i...\Q....?m..J°}$,

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN-WMA P/JLUH KOTA

VEND

NIP 196

BERITA DAERAH KABI

TAHUN; 9-.QSA

AS, SE, MM8503 1 017

EN LIMA PULUH KOTA

OWIOR: 3£

Ditetapkan di Sarilamak

Pada tanggal 10 \UV\ 2014

(klfeUPATI LIMA PULUH KOTA, N

TELAH DITELITI

BAGIAN HUKUMi


Top Related