Download - Buku PDRB Kabupaten Kaur 2009-2013
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman i
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN KAUR
MENURUT LAPANGAN USAHA
2009-2013
Halaman ii PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2013
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
KABUPATEN KAUR
MENURUT LAPANGAN USAHA
2009-2013
Nomor Publikasi : 1704.1404
Katalog BPS : 9302001.1704
Ukuran Buku : 25,0 cm x 17,6 cm
Jumlah Halaman : viii + 48 halaman
Naskah :
Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kabupaten Kaur
Gambar kulit :
Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik BPS Kabupaten Kaur
Diterbitkan Oleh :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kaur
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman iii
KATA PENGANTAR
Pada tahun 2014 ini, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kaur kembali menerbitkan
publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kaur. Publikasi ini
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan para pengguna data terhadap informasi di bidang
ekonomi khususnya perekonomian regional wilayah Kabupaten Kaur.
Data yang disajikan dalam publikasi ini menggambarkan kinerja perekonomian
makro Kabupaten Kaur tahun 2009-2013 yang meliputi total PDRB atas dasar harga
konstan 2000 dan harga berlaku setiap tahun, laju pertumbuhan ekonomi, struktur
perekonomian, indeks implisit serta tingkat pendapatan perkapita. Publikasi ini
menyajikan tabel-tabel pokok yang sederhana dan mudah dipahami sehingga para
pengguna data baik sebagai perencana, peneliti, serta penentu kebijakan dapat
menganalisis dan membandingkan data-data perekonomian Kabupaten Kaur secara
berkesinambungan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu
sehingga proses penyusunan publikasi ini dapat diselesaikan tepat waktu. Kami menyadari
bahwa penyajian publikasi ini masih belum optimal. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
para pengguna data akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan dan
penyempurnaan publikasi berikutnya. Akhirnya, semoga publikasi ini dapat bermanfaat
dan memenuhi harapan para pengguna data.
Bintuhan, 30 September 2014
Kepala BPS Kabupaten Kaur,
Ir. A r b i
Halaman iv PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2013
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Kaur ......................................................
Daftar Isi ...............................................................................................................
Daftar Tabel ..........................................................................................................
Daftar Gambar ......................................................................................................
iii
iv
v
vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1.1. Umum.......................................................................................
1.2. Pemakaian Tahun Dasar 2000 ..................................................
1
2
4
BAB II KONSEP DAN DEFINISI ...............................................................
2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga
Pasar........................................................................................
2.2. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Harga
Pasar .......................................................................................
2.3. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas Dasar Biaya
Faktor ......................................................................................
2.4. Pendapatan Regional ..............................................................
2.5. Pendapatan Orang Seorang dan Pendapatan yang Siap
Dibelanjakan ...........................................................................
5
6
7
7
7
8
BAB III METODE PENGHITUNGAN/PENDEKATAN ……….................
3.1. Metode Langsung ....................................................................
3.1.1. Pendekatan Produksi (Production Approach) ...............
3.1.2. Pendekatan Pendapatan (IncomeApproach) ...............
3.1.3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach) .......
3.2. Metode Tidak Langsung ...........................................................
10
11
11
12
12
13
BAB IV PENYAJIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ........
4.1. Penyajian Atas Dasar Harga Berlaku ......................................
4.2. Penyajian Atas Dasar Harga Konstan .....................................
14
15
15
BAB V KLASIFIKASI SEKTOR …............................................................
17
BAB VI TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN KAUR ...............
6.1. Keadaan Ekonomi Kabupaten Kaur ........................................
6.2. PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha .................
6.2.1. Sektor Pertanian ...........................................................
6.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian .........................
6.2.3. Sektor Industri Pengolahan ..........................................
6.2.4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih .............................
6.2.5. Sektor Bangunan .........................................................
6.2.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran ...................
6.2.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ........................
21
22
24
25
26
27
28
29
30
32
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman v
6.2.8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan ....
6.2.9. Sektor Jasa-jasa ...........................................................
6.3. PDRB per Kapita 2011.............................................................
33
34
35
BAB VII KESIMPULAN ................................................................................
37
LAMPIRAN
38
Halaman vi PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2013
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kaur Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 (Juta
Rupiah) ...............................................................................................
39
Tabel 2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Kaur Atas Dasar
Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
(Juta Rupiah) ......................................................................................
40
Tabel 3 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kaur Atas Dasar Harga
Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 (Persen)
41
Tabel 4 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Kaur Atas Dasar Harga Berlaku MenurutLapangan Usaha Tahun
2009-2013 (Persen) ............................................................................
42
Tabel 5 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Kaur Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2009-2013 (Persen) .................................................................
43
Tabel 6 Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan
Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2009-2013 (Persen)..
44
Tabel 7 Indeks Berantai PDRB Kabupaten Kaur Atas Dasar Harga Konstan
2000 Menurut Lapangan Usaha 2009-2013 (Persen) .........................
45
Tabel 8 Pendapatan Regional dan Pendapatan Regional per Kapita
Kabupaten Kaur Tahun 2009-2013 ....................................................
46
Tabel 9 Indeks Harga Implisit PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2009-2013 ....................................................................
47
Tabel 10 Laju Implisit PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2009-2013 ...............................................................................
48
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman vii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) Kabupaten Kaur
Tahun 2009-2013 ...............................................................................
36
Gambar 2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kaur Tahun 2013 .......................
36
Gambar 3 Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten
Kaur Tahun 2013 ................................................................................
38
Halaman viii PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2013
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 1
Bab 1
Pendahuluan
Halaman 2 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
PENDAHULUAN
1.1. Umum
Di tengah tren perlambatan ekonomi domestik, inflasi meningkat tinggi sebagai
dampak dari kenaikan harga BBM bersubsidi dan kenaikan harga pangan. Sementara itu,
inflasi inti 2013 masih terkendali, tertolong oleh permintaan domestik yang melambat,
dampak lanjutan pelemahan nilai tukar yang belum terlalu kuat, serta harga komoditas
global yang menurun. Inflasi pada tahun 2013 mencapai 8,4%, lebih tinggi dari inflasi
2012 sebesar 4,3%, dan jauh di atas kisaran sasaran inflasi 4,5% ± 1%. Berdasarkan
regional, kenaikan inflasi tahun 2013 tercatat tertinggi di kawasan Sumatera, hal ini
dipengaruhi tingginya inflasi volatile food dan inflasi administered price, sedangkan inflasi
inti tercatat rendah.
Perlambatan ekonomi dan kenaikan inflasi yang
terjadi berdampak pada tertahannya tren perbaikan
ketenagakerjaan dan kesejahteraan. Tingkat pengangguran
terbuka pada Agustus 2013 tercatat sedikit meningkat dari
tingkat pengangguran terbuka di Agustus 2012. Sementara,
tingkat kemiskinan juga sedikit meningkat pada September
2013 dibandingkan Maret 2013. Tujuan pembangunan yang
dilaksanakan pemerintah adalah mewujudkan cita-cita bangsa,
yaitu masyarakat adil dan makmur. Dalam mewujudkan cita-
cita tersebut, pemerintah melaksanakan program
pembangunan kesejahteraan rakyat dan pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan. Pembangunan kesejahteraan
rakyat diterapkan melalui pembangunan di bidang
pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, dan lain-lain.
Sedangkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
diterapkan melalui pembangunan di berbagai sektor ekonomi,
dengan tujuan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi
dan pemerataan hasil-hasil pembangunan.
PDRB merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan kondisi perekonomian di suatu wilayah.
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 3
Untuk menyusun perencanaan dan penetapan berbagai kebijakan pembangunan
ekonomi di berbagai sektor, serta untuk mengevaluasi atau menilai sejauh mana tingkat
keberhasilan pelaksanaan program pembangunan ekonomi dapat dicapai dibutuhkan data
statistik yang lengkap, akurat, dan berkesinambungan.
Salah satu data statistik yang lengkap, akurat, dan berkesinambungan yang dapat
dijadikan sebagai alat untuk menyusun perencanaan dan kebijakan pembangunan di bidang
ekonomi, dan sebagai alat ukur untuk mengevaluasi hasil pembangunan yang telah dicapai
adalah Produk Domestik Bruto (PDB) di tingkat nasional dan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) di tingkat regional (kabupaten/kota dan provinsi). Informasi yang tercakup
dalam PDB maupun PDRB sektoral dan dapat menggambarkan kinerja perekonomian
suatu wilayah antara lain total PDRB atas dasar harga konstan dan berlaku, pertumbuhan
ekonomi, kontribusi sektor-sektor ekonomi, pergeseran struktur perekonomian, dan tingkat
pendapatan perkapita penduduk. Dalam penggunaan yang lebih luas, data PDB dan PDRB
sektoral, dapat digunakan untuk bahan perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) dan dapat
pula digunakan untuk mengukur ketimpangan pembangunan atau disparitas pembangunan
antar wilayah.
Data statistik PDRB yang disajikan dalam publikasi
tersebut dimuat dalam tabel-tabel sederhana serta disusun
dalam bentuk seri atau dari tahun ke tahun sehingga para
pengguna data, perencana, penentu dan pengambil kebijakan
dapat membandingkan dan mengikuti perkembangan
perekonomian Kabupaten Kaur dari waktu ke waktu. Data
PDRB terutama angka sementara dan angka sangat sementara
setiap tahunnya selalu diperbaharui, sesuai dengan data
pendukung yang terbaru. Hal ini dimaksudkan agar data
PDRB yang ditampilkan benar-benar riil dalam
menggambarkan kondisi perekonomian Kabupaten Kaur.
Informasi yang tercakup dalam
PDB maupun PDRB sektoral
dapat menggambarkan
kinerja perekonomian suatu wilayah.
Halaman 4 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
1.2. Pemakaian Tahun Dasar 2000
Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, beserta BPS Provinsi
dan BPS Kabupaten/Kota, pada tahun 2004 telah menggunakan
tahun dasar 2000 untuk penghitungan seri baru Produk
Domestik Regional Bruto. Seri baru ini menggantikan seri lama
yang menggunakan tahun dasar 1993. Dalam seri tahun dasar
2000 berbagai usaha penyempurnaan telah dilakukan, baik
menyangkut metodologi, cara-cara penghitungan maupun
cakupan sektoralnya. Perubahan tahun dasar tersebut dilakukan
karena kondisi perekonomian tahun 1993 yang dijadikan
sebagai tahun dasar sudah banyak perubahan terlebih pasca
krisis ekonomi tahun 1998 dibandingkan dengan situasi dan
kondisi perekonomian tahun 2000, baik mengenai :
perkembangan harga, pola produksi, distribusi, konsumsi, jenis
dan kualitas barang yang dihasilkan serta jenis-jenis kegiatan
ekonomi yang baru timbul.
Sebaliknya pemilihan tahun 2000 sebagai tahun dasar yang baru didasarkan kepada
pengamatan bahwa perekonomian tahun 2000 pada skala nasional maupun regional dinilai
cukup normal dan memadai dibandingkan dengan tahun-tahun sekitarnya. Selain itu, tahun
dasar 2000 berada pada awal tahun Repelita VII, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar
untuk mengukur perkembangan hasil-hasil pembangunan ekonomi yang dicapai dalam
kurun waktu Repelita VII yang akan datang, maupun pada Repelita berikutnya.
Selama Repelita VI telah terjadi perubahan perekonomian Indonesia secara drastis
yang ditunjukkan oleh adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan
tahun 1997 sehingga menyebabkan kondisi perekonomian mengalami keterpurukan.
Kondisi perekonomian tersebut mulai memperlihatkan perbaikan secara bertahap sehingga
memasuki tahun 2000, perekonomian nasional mulai stabil. Dengan stabilnya
perekonomian pada saat itu, maka BPS mulai mengganti penghitungan PDB maupun
PDRB dari tahun dasar 1993 menjadi tahun dasar 2000.
Pemilihan tahun 2000 sebagai tahun dasar yang baru didasarkan kepada pengamatan bahwa perekonomian tahun 2000 pada skala nasional maupun regional dinilai cukup normal dan memadai dibanding tahun-tahun sekitarnya.
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 5
Bab 2
Konsep dan Definisi
Halaman 6 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
KONSEP DAN DEFINISI
Produk Domestik Regional Bruto dapat digunakan untuk mengamati perkembangan
kinerja perekonomian dan tingkat kemakmuran masyarakat di suatu wilayah (region).
Adapun konsep-konsep dan pendekatan yang dipakai dalam penyusunan Produk Domestik
Regional Bruto yang selanjutnya disingkat dengan PDRB adalah sebagai berikut :
2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas
Dasar Harga Pasar
PDRB Atas Dasar Harga Pasar adalah jumlah nilai
produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit
produksi yang terjadi di suatu wilayah. Nilai produk (output)
tersebut setelah dikurangi biaya antara menjadi nilai produk
netto atau secara sektoral disebut juga nilai tambah bruto.
Sedangkan biaya antara diartikan sebagai pengeluaran untuk
barang dan jasa yang digunakan dalam proses produksi yang
bersifat habis dalam sekali pakai dan mempunyai umur
pemakaian kurang dari satu tahun. Produksi netto atau nilai
tambah bruto terdiri dari upah dan gaji, bunga, sewa tanah,
keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung netto.
Dengan demikian dapat disimpulkan PDRB Atas Dasar
Harga Pasar merupakan pen-jumlahan nilai tambah bruto
dari seluruh sektor kegiatan ekonomi yang ada di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu.
Produk Domestik Regional Bruto dapat digunakan untuk mengamati perkembangan kinerja perekonomian dan tingkat kemakmuran masyarakat di suatu wilayah (region).
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 7
2.2. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas
Dasar Harga Pasar
PDRN atas dasar harga pasar adalah Produk Domestik Regional Bruto dikurangi
dengan penyusutan. Dengan pengertian lain komponen penyusutan dalam PDRN tidak ada
lagi. Sehingga perbedaan konsep netto dan bruto terletak pada komponen penyusutan.
Penyusutan yang dimaksud di sini ialah nilai susutnya barang-barang modal yang terjadi
selama barang-barang modal tersebut ikut serta dalam proses produksi. Jumlah susut
barang-barang modal tersebut dari seluruh sektor ekonomi merupakan penyusutan
dimaksud di atas.
2.3. Produk Domestik Regional Netto (PDRN) Atas
Dasar Biaya Faktor
PDRN Atas Dasar Biaya Faktor diperoleh dari PDRN atas dasar harga pasar
dikurangi dengan pajak tak langsung netto. Pajak tak langsung netto merupakan pajak tak
langsung dikurangi dengan subsidi. Pajak tak langsung meliputi pajak penjualan, pajak
tontonan, biaya ekspor, dan impor dan lain-lain kecuali pajak pendapatan dan pajak
perseroan. Pajak tak langsung umumnya dibedakan pada harga jual ataupun biaya produksi
dari masing-masing unit produksi,sehingga langsung berakibat menaikkan harga barang.
Subsidi merupakan dana yang diberikan pemerintah pada unit-unit produksi yang
menghasilkan barang dan jasa yang menyangkut kepentingan umum, seperti subsidi BBM,
beras, pupuk, angkutan, dan sebagainya. Jadi pajak tak langsung meningkatkan harga jual
produk sedangkan subsidi berpengaruh menurunkan harga jual.
2.4. Pendapatan Regional
Dari konsep-konsep yang telah diuraikan di atas dapat diketahui bahwa PDRN atas
dasar biaya faktor, sebenarnya secara agregatif mencerminkan kemampuan daerah dalam
menghasilkan pendapatan/balas jasa terhadap faktor-faktor produksi yang ikut ambil
bagian dalam proses produksi di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu.
Halaman 8 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
Faktor produksi terdiri dari tenaga kerja (buruh), modal, tanah dan kewiraswastaan.
Jelasnya PDRN atas dasar biaya faktor merupakan jumlah pendapatan yang berupa upah
dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan yang timbul atau merupakan pendapatan yang
berasal dari suatu wilayah. Sedangkan pendapatan yang dihasilkan tadi tidak seluruhnya
menjadi pendapatan penduduk wilayah yang bersangkutan. Keuntungan perusahaan yang
beroperasi di suatu wilayah yang pemiliknya bukan penduduk wilayah tersebut, dan
sebaliknya penduduk suatu wilayahmenanamkan modalnya di wilayah lain. Karena
penyusunan neraca yang dapat menggambarkan transaksi arus pendapatan antar wilayah
masih sulit dilakukan, maka konsep pendapatan regional yang sebenarnya belum dapat
disajikan namun PDRN atas dasar biaya faktor sementara dianggap konsep yang paling
mendekati. Selanjutnya pendapatan regional per kapita diperoleh dari pendapatan regional
dibagi dengan penduduk pertengahan tahun.
2.5. Pendapatan Orang Seorang dan Pendapatan Siap
Dibelanjakan
Berdasarkan pengertian di atas, maka konsep-konsep yang dipakai dalam
pendapatan regional dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi penyusutan,
akan sama dengan Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar.
2. Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi pajak tak
langsung neto, akan sama dengan Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar
Biaya Faktor.
3. Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor ditambah pendapatan neto
dari luar wilayah, akan sama dengan Pendapatan Regional.
4. Pendapatan Regional dikurangi pajak pendapatan perusahaan, keuntungan yang
tidak dapat dibagikan serta iuran kesejahteraan sosial ditambah transfer yang
diterima rumah tangga dan bunga neto atas hutang pemerintah, akan sama dengan
Pendapatan Orang Seorang.
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 9
5. Pendapatan Orang Seorang dikurangi pajak rumah tangga dan transfer oleh rumah
tangga, akan sama dengan Pendapatan Siap dibelanjakan (Disposible Income).
Halaman 10 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
Bab 3
Metode Pendekatan
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 11
METODE PENDEKATAN
Metode pendekatan yang diterapkan dalam penghitungan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) sangat tergantung kepada data yang tersedia, asumsi, maupun
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Produk Domestik Regional Bruto dapat dihitung
melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tak langsung.
3.1. Metode Langsung
Metode langsung adalah penghitungan nilai tambah dari
suatu lapangan usaha/sektor dengan mempergunakan data yang
tersedia di daerah baik didapat melalui sensus maupun melalui
survei dan inventarisasi data dari instansi-instansi
pemerintah/swasta yang ada di daerah. Penghitungan ini
mencakup semua produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh
daerah sehingga karakteristik daerah akan tercermin melalui
penggunaan metode ini. Metode langsung dapat dilakukan
dengan mempergunakan tiga macam pendekatan yaitu :
3.1.1. Pendekatan Produksi (Production Approach)
Penghitungan PDRB melalui pendekatan produksi yaitu dengan menghitung nilai
tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jalan
mengurangkan biaya antara dari masing-masing total produksi bruto tiap-tiap
sektor/subsektor. Pendekatan ini banyak dipergunakan pada estimasi nilai tambah yang
produksinya berbentuk barang seperti : pertanian, industri, pertambangan dan lain
sebagainya.
Produk Domestik Regional Bruto dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tak langsung.
Halaman 12 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
3.1.2. Pendekatan Pendapatan (Income Approach)
Pada pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap
kegiatan ekonomi diperkirakan dengan jalan menjumlahkan
semua balas jasa faktor produksi seperti upah dan gaji, surplus
usaha serta penyusutan dan pajak tak langsung neto. Sektor
pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari
untung, surplus usahanya biasanya tidak diperhitungkan.
Adapun yang termasuk dalam surplus usaha di sini adalah
bunga neto, sewa tanah dan keuntungan. Metode ini biasanya
dipakai untuk menghitung sektor dan subsektor yang
produksinya berupa jasa seperti pada pemerintahan dan jasa-
jasa.
3.1.3. Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)
Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang
dan jasa yang diproduksi sendiri di dalam suatu wilayah. Dalam hal ini perlu dipedomani
bahwa total suplay atau penyediaan dari barang dan jasa merupakan jumlah dari
penggunaan untuk :
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga
2. Pengeluaran konsumsi pemerintah
3. Pengeluaran konsumsi lembaga yang tidak mencari keuntungan
4. Pembentukan modal tetap domestik bruto
5. Perubahan stok
6. Ekspor neto (Ekspor - Impor)
Metode Langsung
dapat dilakukan
dengan menggunakan
tiga pendekatan yaitu:
produksi, pendapatan,
dan pengeluaran.
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 13
3.2. Metode Tidak Langsung
Metode pendekatan alokasi (alocation approach) yaitu perhitungan nilai tambah
sektor atau subsektor suatu wilayah (region) dengan mengalokasikan angka nasional
dengan indikator-indikator yang dapat menunjukkan peranan kabupaten tersebut. Sebagai
alokator biasanya digunakan :
a. Nilai (volume) produksi
b. Jumlah produksi fisik
c. Tenaga kerja
d. Penduduk
e. Indikator produksi lainnya yang erat kaitannya dengan sektor yang dihitung
Halaman 14 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
Bab 4
Penyajian PDRB
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 15
PENYAJIAN PDRB
Produk Domestik Regional Bruto baik secara keseluruhan maupun secara sektoral
umumnya disajikan dalam dua bentuk, yaitu penyajian atas dasar harga berlaku dan
penyajian atas dasar harga konstan.
4.1. Penyajian Atas Dasar Harga Berlaku
Penyajian dalam bentuk seperti ini memperlihatkan
besaran dari nilai tambah bruto masing-masing sektor, sesuai
dengan keadaan pada tahun yang sedang berjalan. Dalam hal
ini penilaian terhadap produksi, biaya antara, ataupun nilai
tambahnya dilakukan dengan menggunakan harga yang berlaku
pada masing-masing tahun yang bersangkutan. Pada harga
berlaku ini bila data dilihat secara series, perkembangan
PDRB/Pendapatan Regional yang meningkat dapat diartikan
bahwa disamping peningkatan karena terjadinya peningkatan
produksi, perkembangan tersebut juga disebabkan adanya
peningkatan harga. Oleh karena itu penyajian PDRB atas dasar
harga berlaku ini masih dipengaruhi oleh faktor inflasi/deflasi.
4.2. Penyajian Atas Dasar Harga Konstan
Penyajian atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan harga tetap pada
tahun dasar. Semua barang dan jasa yang dihasilkan, biaya antara yang digunakan ataupun
nilai tambah masing-masing sektor dinilai berdasarkan pada harga tahun dasar. Penyajian
seperti ini akan memperlihatkan perkembangan produktifitas secara riil karena pengaruh
perubahan harga inflasi/deflasi sudah dihilangkan.
PDRB umumnya disajikan dalam dua bentuk, yaitu penyajian atas dasar harga berlaku dan penyajian atas dasar harga konstan.
Halaman 16 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
Penyajian atas dasar harga konstan berguna antara lain
untuk memberikan gambaran tentang perkembangan ekonomi
baik secara keseluruhan maupun secara sektoral, untuk
melihat perubahan struktur perekonomian di suatu wilayah
serta perencanaan ekonomi lainnya. Untuk memperkirakan
output, biaya antara, dan nilai tambah masing-masing sektor
atas dasar harga konstan dapat digunakan beberapa cara
sebagai berikut :
a. Revaluasi
Cara ini dilakukan dengan menilai kembali baik produksi maupun biaya dengan harga-
harga pada tahun dasar. Berbagai jenis produksi pada tahun penghitungan dikalikan
dengan harga tahun dasar, demikian juga biaya antaranya. Jadi nilai tambah atas dasar
harga konstan merupakan selisih antara nilai produksi dan biaya produksi masing-masing
atas dasar harga konstan.
b. Ekstrapolasi
Cara ini dilakukan untuk memperoleh nilai tambah masing-masing tahun dengan
menggerakkan nilai tambah pada tahun dasar berdasarkan indeks produksi atau indikator
produksi dari sector atau subsektor yang bersangkutan. Apabila data produksi tidak
tersedia, maka indikator produksi seperti jumlah tenaga kerja atau indikator lainnya
digunakan sebagai ekstrapolatornya.
c. Deflasi
Cara ini dilakukan untuk memperoleh nilai tambah masing-masing tahun dengan cara
menurunkan (men-deflate) nilai tambah atas dasar harga berlaku berdasarkan indeks harga
produksi dari sektor atau subsektor yang bersangkutan. Jika indeks harga produksi tidak
tersedia secara langsung, maka dapat digunakan indeks lainnya seperti indeks harga
konsumen, indeks harga perdagangan besar sebagai deflatornya.
Untuk memperkirakan
output, biaya antara, dan nilai tambah masing-
masing sektor atas dasar harga
konstan dapat digunakan :
revaluasi, ekstrapolasi,
deflasi, dan double deflasi.
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 17
d. Double Deflasi
Cara ini hampir sama dengan cara deflasi di atas, hanya yang di-deflate bukan nilai tambah
secara langsung, tetapi output dan biaya antaranya. Setelah output dan biaya antaranya di-
deflate berdasarkan indeks harga masing-masing, maka nilai tambah diperoleh dari output
dikurangi dengan biaya antara.
Halaman 18 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
Bab 5
Klasifikasi Sektor
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 19
KLASIFIKASI SEKTOR
Banyak ragam faktor kegiatan ekonomi di suatu wilayah
yang dapat menghasilkan barang dan jasa. Faktor kegiatan
ekonomi tersebut menyangkut berbagai faktor yang mendukung
proses produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah, cara
pengolahannya, bentuk badan hukum dan lain sebagainya mulai
dari tingkat yang sederhana sampai tingkat yang lebih
kompleks. Untuk keperluan pengolahan, penghitungan, analisis,
penyajian dan klasifikasi pendapatan regional, maka berbagai
macam kegiatan ekonomi tersebut perlu dikelompokkan ke
dalam sektor-sektor sesuai dengan sifat dan jenis kegiatannya.
Pengelompokan kegiatan ekonomi ke dalam sektor-sektor
ekonomi dikenal dengan klasifikasi sektor.
Penyusunan klasifikasi sektor untuk semua kegiatan ekonomi didasarkan pada
International Standard Industrial Classification (ISIC) yang kemudian dimodifikasi
menjadi Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI), seri baru.
Adapun pembagian sektor dan subsektor untuk seluruh kegiatan ekonomi
berdasarkan KBLI seri baru tersebut, disusun sebagai berikut :
1. Sektor Pertanian
a. Subsektor Tanaman Bahan Makanan
b. Subsektor Tanaman Perkebunan
c. Subsektor Peternakan dan hasil-hasilnya
d. Subsektor Kehutanan
e. Subsektor Perikanan
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
a. Subsektor Minyak dan Gas Bumi
Untuk keperluan pengolahan, penghitungan, analisis, penyajian dan klasifikasi pendapatan regional, berbagai macam kegiatan ekonomi perlu dikelompokkan ke dalam sektor-sektor sesuai dengan sifat dan jenis kegiatannya.
Halaman 20 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
b. Subsektor Pertambangan Tanpa Migas
c. Subsektor Penggalian
3. Sektor Industri Pengolahan
a. Subsektor Industri Minyak dan Gas
b. Subsektor Industri Tanpa Minyak dan Gas
4. Sektor Listrik, Gas dan Air
a. Subsektor Listrik
b. Subsektor Gas
c. Subsektor Air Bersih
5. Sektor Bangunan/Konstruksi
6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
a. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran
b. Subsektor Perhotelan
c. Subsektor Restoran
7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
a. Subsektor Pengangkutan
b. Subsektor Komunikasi
8. Sektor Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan
a. Subsektor Bank
b. Subsektor Lembaga Keuangan Tanpa Bank
c. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan
d. Subsektor Sewa Bangunan
e. Subsektor Jasa Perusahaan
9. Sektor Jasa-Jasa
a. Subsektor Jasa Pemerintahan
b. Subsektor Jasa Swasta
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 21
Bab 6
Tinjauan Ekonomi
Kabupaten Kaur
Halaman 22 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
TINJAUAN EKONOMI
KABUPATEN KAUR
6.1. Keadaan Ekonomi Kabupaten Kaur
Aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor produksi untuk
menghasilkan output. Proses tersebut selanjutnya akan menghasilkan balas jasa terhadap
faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan
sejauh mana aktivitas perekonomian tadi dapat menghasilkan tambahan pendapatan
masyarakat pada periode tertentu. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, diharapkan
pendapatan masyarakat akan meningkat sebagai pemilik faktor produksi. Pertumbuhan
ekonomi ini merupakan salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis
terhadap pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu wilayah.
Pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dengan menggunakan data PDRB. Data yang
digunakan adalah data PDRB atas dasar harga konstan 2000. Pertumbuhan ekonomi yang
diperlihatkan melalui data PDRB atas dasar harga konstan merupakan cerminan dari
pertumbuhan output yang dihasilkan perekonomian pada periode tertentu.
Gambar 1.
PDRB ADHB (juta rupiah) Kabupaten Kaur, 2009-2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kaur 2014
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 23
Gambar 2.
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kaur, 2009-2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kaur 2014
Dari Gambar 2 di atas terlihat bahwa pada tahun 2009
laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur mencapai 4,27
persen, tahun 2010 mengalami penurunan 4,19 persen, tahun
2011 meningkat kembali tumbuh 4,84 persen, tahun 2012
tumbuh 5,55 persen dan tahun 2013 tumbuh menjadi 5,98
persen. Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Kaur selama tiga tahun terakhir memang belum mengalami
akselerasi yang tajam, namun terus meningkatnya persentase
pertumbuhan ekonomi, ini menunjukkan bahwa kondisi
perekonomian Kabupaten Kaur dari tahun ke tahun
mengalami perkembangan positif.
Beberapa faktor seperti peningkatan kondisi stabilitas politik dan keamanan,
investasi dari penanam modal serta adanya kebijakan Regulasi yang tidak mempersulit
pihak swasta, sangat berdampak pada peningkatan PDRB sektoral yang ada. Laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur pada tahun 2013 meningkat 0,43 persen dibanding
tahun sebelumnya, yakni dari 5,55 persen tumbuh menjadi 5,98 persen. Faktor-faktor lain
seperti perbaikan sarana infrastruktur yang ada seperti jalan yang berdampak pada
Pada tahun 2013 pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Kaur
mencapai 5,98 persen dari tahun
sebelumnya.
Halaman 24 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
peningkatan akses transportasi juga ikut mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi
kabupaten.
6.2. PDRB Kaur Menurut Lapangan Usaha
PDRB sektoral adalah jumlah seluruh Nilai Tambah Bruto
dari subsektor/sektor di suatu wilayah. PDRB sektoral tersebut
jika didasarkan pada harga berlaku, maka akan mampu
memperlihatkan struktur perekonomian di wilayah Kabupaten
Kaur. Dengan demikian maka nantinya akan terlihat potensi
ekonomi masing-masing sektor di wilayah Kabupaten Kaur.
Kenyataan menunjukkan bahwa distribusi sumber daya
alam dan tenaga kerja antar wilayah masih sangat bervariasi.
Fenomena tersebut indikasinya terlihat pada perbedaan laju
pertumbuhan antar sektor dalam kehidupan ekonomi masya-
rakat Kaur yang diperlihatkan melalui PDRB atas dasar harga
konstan.
Berikut pembahasan kontribusi masing-masing sektor/lapangan usaha dalam
perekonomian di kabupaten Kaur dan pertumbuhan masing-masing sektor.
Gambar 3.
Distribusi Persentase PDRB ADHB Kabupaten Kaur, 2013
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kaur 2014
PDRB sektoral adalah jumlah seluruh nilai tambah bruto dari subsektor/sektor di suatu wilayah.
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 25
6.2.1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian mencakup segala pengusahaan yang didapat dari alam dan
merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana hasilnya akan digunakan untuk
memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada pihak lain, tidak termasuk kegiatan yang
tujuannya untuk hobi saja. Sektor pertanian meliputi lima sub sektor yaitu : subsektor
tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
Hingga tahun 2013, sektor pertanian masih memberi
kontribusi terbesar dalam struktur perekonomian Kabupaten Kaur
yakni sebesar 43,94 persen (lihat Gambar 3). Pada sektor ini
terjadi pergeseran kontribusi dari tahun- tahun sebelumnya dimana
kontribusi terbesar disumbang oleh sektor tanaman tanaman bahan
makanan sebesar 17,79 persen, perikanan sebesar 10,14 persen,
tanaman perkebunan sebesar 7,62 persen, peternakan dan hasil-
hasilnya 5,59 persen dan sisanya kehutanan 2,80 persen.
Meskipun sektor pertanian memiliki peranan besar dalam
perekonomian Kabupaten Kaur, kontribusi sektor ini yang diukur
dengan analisis sumber pertumbuhan (sources of growth)
menunjukkan penurunan kontribusi.
Sektor pertanian dibanding tahun sebelumnya mengalami penurunan kontribusi
sebesar 0,39 persen. Peningkatan sarana infrastruktur pertanian, permudahan regulasi
pengolahan lahan menciptakan daya tarik investor luar untuk mengembangkan usaha di
bidang pertanian terutama perkebunan sehingga membuka lapangan kerja yang cukup luas
bagi masyarakat yang akan mempengaruhi pendapatan perkapita. Untuk mendongkrak
produksi pertanian baik itu produksi tanaman,, produksi ternak dan produksi perikanan
budidaya dan penangkapan perlu sumbangsih dan perhatian lebih dari pemerintah.
Perhatian tersebut diaplikasikan dalam bentuk peningkatan infrastruktur, bantuan bahan
dan barang modal serta pembinaan dan pengawasan terhadap kebijakan harga dan
distribusi bahan pendukung faktor produksi seperti pupuk dll. Dengan adanya perhatian
pemerintah di yakini akan memberikan efek fositif terhadap peningkatan produksi.
Tahun 2013, sektor pertanian masih memberikan kontribusi terbesar dalam struktur perekonomian Kabupaten Kaur yakni sebesar 43,94 persen.
Halaman 26 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
6.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian mencakup segala kegiatan penggalian,
pengeboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam barang
tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di alam, baik berupa benda padat, benda
cair maupun gas. Penambangan dan penggalian ini dapat dilakukan di bawah tanah
maupun di atas permukaan bumi. Sifat dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk
menciptakan nilai guna dari barang tambang dan galian sehingga memungkinkan untuk
dimanfaatkan, dijual atau diproses lebih lanjut. Kegiatan lain yang termasuk dalam sektor
ini adalah pembuatan garam kasar dengan cara menguapkan air laut.
Sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten
Kaur pada tahun 2013 memiliki kontribusi sebesar 0,35 persen
tidak mengalami perubahan yang signifikan dari tahun
sebelumnya (lihat Gambar 3). Laju pertumbuhan (PDRB)
sektor ini sebesar 3,25 persen pada tahun 2013 mengalami
penurunan pertumbuhan sebesar 1.36 persen dari tahun 2012
yang sebesar 4,61 persen. Pada tahun 2013 beberapa
perusahaan pertambangan pasir besi telah melakukan
ekploitasi tapi masih mengalami permasalahan distribusi pada
penjualan hasil pertambangan, dimana banyak pasir besi yang
telah diproduksi tidak bisa diangkut akibat kondisi pelabuhan
yang tidak mendukukung operasional kapal pengangkut.
Selain itu, kualitas produk yang belum cukup baik yang menyebabkan nilai jual
yang rendah dan peneyerapan pemasaran yang masih terbatas telah membuat sektor ini
belum memberikan input pemasukan yang cukup besar bagi kabupaten Kaur.
Pembangunan pada sektor ini juga berisiko tinggi, selain butuh dana yang besar dengan
tingkat hasil yang memerlukan waktu lama, juga membutuhkan rehabilitasi lingkungan.
Padahal apabila sektor ini dikelola secara optimal, maka akan mampu menghasilkan
keunggulan kompetitif berupa devisa dari ekspor ke luar negeri.
Sektor pertambangan
dan penggalian di
Kabupaten Kaur pada
tahun 2013 memiliki
kontribusi sebesar
0,35 persen.
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 27
6.2.3. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan mencakup segala kegiatan untuk merubah bentuk baik
secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik menjadi produk baru
yang lebih tinggi mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan dengan mesin atau tangan, baik
dibuat di dalam sebuah pabrik atau rumah tangga. Termasuk juga disini perakitan bagian-
bagian suku cadang barang-barang industri di pabrik, seperti perakitan mobil dan alat
elektronik.
Kontribusi Sektor industri pengolahan dalam memacu
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur pada tahun 2013
sebesar 1,51 persen (lihat Gambar 3). Peran tersebut terutama
disumbangkan oleh subsektor industri makanan, minuman, dan
tembakau yakni sebesar 1,11 persen, disusul industri barang
kayu dan hasil hutan lainnya sebesar 0,21 persen, sedangkan
industri lainnya seperti tekstil, barang kulit dan alas kaki,
kertas dan barang cetakan, pupuk, kimia dan barang dari karet
dan sektor industri barang lainnya masih memiliki peran yang
masih kecil dalam memacu perekonomian Kabupaten Kaur
kontribusinya hanya sebesar 0,19 persen.
Pada tahun tahun 2013, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur sektor industri
pengolahan mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 6,76 naik sebesar 1,49 persen dari
tahun 2012 yang hanya sebesar 6,15 persen. Ada beberapa sektor yang mengalami
kenaikan pertumbuhan yaitu industri makanan, minuman dan tembakau tumbuh sebesar
7,57 persen, barang kayu dan hasil hutan lainnya tumbuh 4,90 persen, kertas dan barang
cetakan tumbuh sebesar 4,72 persen, dan barang lainnya tumbuh sebesar 2,89 persen.
Sedangkan untuk sektor industri pengolahan semen dan barang galian bukan logam tidak
mengalami kenaikan pertumbuhan masih tetap seperti tahun sebelumnya sebesar 2,51
persen dan
Kontribusi sektor industri pengolahan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur pada tahun 2013 sebesar 1,51 persen.
Halaman 28 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
Untuk membangun sektor industri, semua potensi sumber daya alam perlu
dimanfaatkan dan diolah menjadi produk industri secara optimal. Beberapa prioritas
industri yang perlu dipertimbangkan diantaranya industri yang berbasis sumber daya alam
dan industri yang berbasis manufaktur dan padat karya. Pilar industri masa depan adalah
industri yang berbasis pertanian, industri alat angkut dan industri telematika. Khusus untuk
Kabupaten Kaur, industri agro yang perlu lebih dikembangkan yaitu industri pengolahan
kelapa sawit, kopi, karet, ikan dan lainnya.
6.2.4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
Sektor Listrik, gas, dan air bersih mencakup :
a. Pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik baik yang diselenggarakan oleh
Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan Non PLN seperti
pembangkitan listrik oleh Perusahaan Daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta
(perusahaan maupun perorangan) dengan tujuan untuk dijual, dipakai sendiri, hilang
dalam transmisi dan listrik yang dicuri.
b. Penyediaan gas kota yang disalurkan kepada konsumen dengan menggunakan pipa.
Termasuk juga disini kegiatan penyaluran LPG dan gas alam yang tekanannya
sudah dinaikkan.
c. Proses pembersihan, pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air
minum, serta pendistribusian dan penyalurannya melalui pipa dan alat lain ke
rumahtangga, instansi pemerintah maupun swasta baik yang dilakukan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun non PDAM. Kegiatan ini juga
mencakup usaha air bersih melalui sumur artesis yang dikomersialkan.
Sektor listrik, gas, dan air bersih di KabupatenKaur tidak mengalami perubahan
kontribusi dari tahun sebelumnya masih tetap sebesar 0,25 persen (Lihat Gambar 3)
terhadap perekonomian Kabupaten Kaur. Sektor ini masih tetap disumbang oleh sektor
listrik sebesar 0,16 persen, dan sektor air bersih memiliki kontribusi 0,09 persen. Produksi
listrik sebagian besar dihasilkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan sebagian kecil
Sektor listrik, gas, dan air bersih di KabupatenKaur memiliki kontribusi sebesar 0,25 persen.
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 29
oleh non PLN, produksi air bersih dihasilkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM).
Walaupun secara kontribusi sektor listrik, gas, dan air bersih pada tahun 2013 tetap
sama dari tahun sebelumnya, tetapi secara pertumbuhan mengalami kenaikan sebesar 1,60
persen, yang mana sebelumnya 6,99 persen menjadi 8,59 di tahun 2013. Pada tahun 2013
produksi listrik meningkat karena suplai listrik sudah mampu untuk memenuhi permintaan
daya listrik yang terus meningkat. Hal ini di dukung oleh jaringan interkoneksi dari
propinsi Sumatera Selatan yang pada tahun 2013 telah mampu menmberikan pasokan daya
yang cukup besar ke Kabupaten Kaur. Meskipun kontribusi terhadap PDRB kabupaten
tidak terlalu besar, namun sektor listrik dan air bersih merupakan sektor penunjang seluruh
kegiatan ekonomi dan sebagai infrastruktur yang mendorong aktivitas proses produksi
sektoral maupun untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
6.2.5. Sektor Bangunan
Sektor bangunan mencakup kegiatan konstruksi di
wilayah domestik suatu daerah yang dilakukan baik
oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan yang melakukan
pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh
kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang
melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai. Secara
konvensional, sektor konstruksi dikategorikan kedalam
sektor utilitas. Hal ini mengandung pengertian bahwa
keberadaan sektor konstruksi adalah untuk membantu
perkembangan sektor ekonomi lainnya untuk memasuki
tahap kemajuan.
Dengan demikian sektor konstruksi hadir mengikuti perkembangan dan
perluasan skala ekonomi sektor riil. Sektor konstruksi masih tetap atraktif dan prospektif
karena faktor-faktor : jumlah penduduk yang terus meningkat, tanah yang tersedia masih
luas, perekonomian yang terus tumbuh, permintaan masyarakat yang apresiasif.
Kontribusi sektor bangunan dalam perekonomian di Kabupaten Kaur
sebesar 5,05 persen.
Halaman 30 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
Kegiatan konstruksi meliputi pembuatan, pembangunan, pemasangan dan perbaikan
(berat maupun ringan) semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal, bangunan
bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, pelabuhan (laut, udara)terminal, monumen, dam,
instalasi jaringan listrik, gas, air dan jaringan komunikasi serta bangunan lainnya.
Kontribusi sektor bangunan dalam perekonomian di Kabupaten Kaur pada tahun 2013
sebesar 5,05 persen (lihat Gambar 3).
Sektor ini mengalami perlambatan pertumbuhan dari tahun sebelumnya dengan laju
pertumbuhan sebesar 5,78 persen turun sebesar 1 persen dimana sebelumnya sebesar 6,78
persen. Kenaikan BBM pada tahun 2013 kembali memicu inflasi yang cukup besar
terhadap barang-baranng kontruksi, hal ini berpengaruh pada daya beli masyarakat
sehingga berpengaruh pada tingkat pembangunan terutama kontruksi perumahan dan
bangunan pribadi. Sektor bangunan tumbuh seiring dengan perkembangan pembangunan
fisik yang mencakup segala aspek di Kabupaten Kaur. Dikabupaten Kaur pertumbuhan
sektor ini lebih di dominan oleh pihak pemerintah dalam rangka melakukan penyerapan
anggaran untuk meningkatan pembangunan terutama infrastruktur fisik sektor pendidikan
dan pertanian.
6.2.6. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Sektor ini terdiri dari tiga subsektor yaitu subsektor perdagangan, subsektor hotel,
dan subsektor restoran. Pada dasarnya kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan
perdagangan, penyediaan akomodasi/hotel, serta penjualan makanan dan minuman seperti
restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya.
Subsektor perdagangan mencakup kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang
baru maupun bekas, untuk tujuan penyaluran/pendistribusian tanpa merubah bentuk barang
tersebut. Subsektor perdagangan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : Perdagangan Besar
dan Perdagangan Eceran. Perdagangan besar mencakup kegiatan pembelian dan penjualan
kembali barang baru atau bekas oleh pedagang dari produsen atau importir ke pedagang
besar lainnya, pedagang eceran, perusahaan, dan lembaga yang tidak mencari untung.
Sedangkan perdagangan eceran mencakup kegiatan pedagang yang umumnya melayani
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 31
konsumen perorangan atau rumah tangga tanpa merubah bentuk, baik barang baru maupun
barang bekas.
Subsektor hotel mencakup kegiatan penyediaan
akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh
bangunan sebagai tempat penginapan. Yang dimaksud
akomodasi di sini adalah hotel berbintang maupun tidak
berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk
menginap seperti losmen, motel dan hostel. Kegiatan
subsektor restoran mencakup usaha penyediaan makanan dan
minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat
penjualan baik dengan tempat tetap maupun tidak tetap,
termasuk pedagang makanan/minuman keliling.
Sektor perdagangan, hotel, dan restoran memiliki peran cukup besar dalam memacu
perekonomian Kabupaten Kaur. Pada tahun 2013 peran sektor ini terhadap perekonomian
sebesar 19,50 persen (lihat Gambar 3). Peran terbesar dalam sektor ini disumbangkan oleh
subsektor perdagangan besar dan eceran yakni sebesar 18,45 persen. Sementara subsektor
perhotelan sebesar 0,15 persen dan subsektor restoran memiliki peran sebesar 0,90 persen.
Berdasarkan laju pertumbuhan ekonomi sektor perdagangan, hotel, dan restoran dibanding
tahun 2012 mengalami percepatan pertumbuhan sebesar 7,36 persen tidak mengalami
perubahan kenaikan yang begitu besar hanya 0,35 persen dari sebelumnya sebesar 7,01
persen. Geliat pertumbuhan sektor hotel dan restoran agar lebih berkontribusi lagi pada
perekonomian kabupaten harusnya di picu oleh peningkatan sektor pariwisata. Sumber
daya alam bahari kabupaten Kaur yang memiliki nilai eksotik kelas dunia harusnya bisa
dikelola dengan baik sehingga mampu menarik wisatawan yang akhirnya berdampak pada
bergeraknya pertumbuhan sektor lain.
Sektor perdagangan merupakan sektor sekunder, yang bermakna bahwa sektor yang
hanya melanjutkan kegiatan dari sektor-sektor primer seperti sektor pertanian, sektor
industri dan sektor pertambangan. Bila ketiga sektor ini banyak memproduksi produknya
maka sektor perdagangan juga akan semakin meningkat produk-produk yang akan
dijualnya.
Pada tahun 2013
peran sektor
perdagangan, hotel,
dan restoran terhadap
perekonomian sebesar
19,50 persen.
Halaman 32 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
6.2.7. Sektor Pengangkutan dan komunikasi
Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan
penumpang, jasa penunjang angkutan dan komunikasi.
Pengangkutan meliputi pemindahan penumpang dan atau
barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan
menggunakan alat angkut atau kendaraan baik bermotor
maupun tidak bermotor. Subsektor pengangkutan secara umum
digolongkan menjadi kegiatan angkutan darat (yang terdiri dari
kegiatan angkutan kereta api dan angkutan jalan raya),
angkutan sungai dan danau, angkutan laut, dan angkutan udara.
Jasa penunjang angkutan adalah suatu jenis kegiatan yang menunjang kegiatan
pengangkutan seperti terminal/pelabuhan/ stasiun, keagenan, pengiriman berita/warta
dengan menggunakan sarana komunikasi seperti surat, wesel, telepon, telegram, dan teleks.
Peran kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 terhadap
perekonomian Kabupaten Kaur mencapai 10,45 persen (lihat Gambar 3). Peran terbesar
disumbangkan subsektor pengangkutan sebesar 10,24 persen, sementara subsubsektor
komunikasi menyumbang sebesar 0,21 persen. Sektor pengangkutan dan komunikasi
dibanding tahun sebelumnya mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 3,96 persen dari
sebelumnya angka PDRB nya 10,37 menjadi 6,41 persen pada tahun 2013.
Subsektor pengangkutan sebagai pendorong pembangunan sosial ekonomi
masyarakat di suatu wilayah, memiliki peranan penting dalam meningkatkan mobilitas
penduduk maupun barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Pada tahap awal
pembangunan suatu wilayah, ketersediaan sarana dan prasarana serta berbagai fasilitas
lainnya termasuk sarana dan prasarana pengangkutan selalu menjadi perhatian utama
pemerintah. Kabupaten kaur yang memiliki modal sebuah dermaga pelabuhan dengan
skala yang cukup besar harusnya lebih bisa dioptimalkan lagi dalam kegiatan arus
distribusi barang, sehingga menambah nilai produksi dari sektor pengangkutan.
Peran sektor
pengangkutan dan
komunikasi pada
tahun 2013 terhadap
perekonomian
Kabupaten Kaur
mencapai 10,45
persen.
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 33
Diantara berbagai jenis angkutan, angkutan jalan raya merupakan alat yang paling
efisien untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam tahap awal pembangunan.
Meskipun demikian, bagi wilayah yang sudah melampaui tahap awal pembangunan,
penggunaan jalan raya untuk kebutuhan angkutan masyarakat akan semakin meningkat
seiring dengan meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat. Pengangkutan jalan raya
merupakan model transportasi yang paling mudah ditemukan serta digunakan dalam
berbagai kepentingan.
6.2.8. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Sektor keuangan, persewaan bangunan dan jasa perusahaan terdiri dari subsektor
bank, subsektor Lembaga Keuangan Bukan Bank dan Jasa Penunjang Keuangan, subsektor
Sewa Bangunan dan subsektor Jasa Perusahaan.
Sektor Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya disebut
sebagai sektor finansial, karena secara umum kegiatan
utamanya berhubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan
yang berupa penarikan dana dari masyarakat maupun
pengalirannya (penyalurannya) kembali.
Peranan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan pada tahun 2013
mencapai 3,31 persen (lihat Gambar 3). Sektor ini dibanding tahun 2012 mengalami
pertumbuhan sebesar 7,86 persen mengalami perlambatan sebesar 0,14 persen. Kurs rupiah
yang melemah dibanding dolar memicu kenaikan suku bunga yang berdampak pada
menurunya permintaan kredit. Hal ini berpengaruh pada menurunya produksi sektor
finansial.
Peranan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan pada tahun 2013 mencapai 3,32 persen.
Halaman 34 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
6.2.9. Sektor Jasa-Jasa
Sektor jasa-jasa terdiri atas dua sub sektor, yaitu sub sektor Pemerintahan Umum dan
Pertahanan, serta sub sektor Swasta. Subsektor pemerintah dan pertahanan mencakup
semua departemen dan non departemen, badan/lembaga tinggi negara, kantor-kantor dan
badan-badan yang berhubungan dengan administrasi pemerintah dan pertahanan. Termasuk
juga kegiatan yang bersifat sekolah-sekolah pemerintah, universitas pemerintah, rumah
sakit pemerintah, bimbingan masyarakat terasing, perpustakaan, tempat-tempat rekreasi
yang dibiayai dari keuangan pemerintah memungut pembayaran yang pada umumnya tidak
mencapai besarnya biaya yang dikeluarkan.
Subsektor swasta mencakup tiga jenis kegiatan yaitu
Jasa Sosial dan Kemasyarakatan, Jasa Hiburan dan
Kebudayaan, serta Jasa Perorangan dan rumah tangga. Jasa
Sosial dan Kemasyarakatan mencakup kegiatan jasa
pendidikan, jasa kesehatan, dan jasa sosial kemasyarakatan
lainnya seperti panti asuhan dan panti wreda. Sementara Jasa
Perorangan dan Rumah Tangga mencakup segala jenis
kegiatan jasa yang pada umumnyamelayani perorangan dan
rumah tangga.
Selama tahun 2013, peran sektor jasa di dalam perekonomian Kabupaten Kaur tidak
begitu mengalami perubahan kontribusi masih sebesar 15,64 persen (lihat Gambar 3).
Subsektor pemerintahan umum memiliki peranan paling besar dalam sektor ini yakni
sebesar 13,75 persen, sementara subsektor swasta sebesar 1,89 persen.
Tapi bila dilihat dari pertumbuhannya dibanding tahun sebelumnya, sektor jasa-jasa
mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 9,28 persen. Sektor jasa subsektor
Pemerintahan Umum pada tahun 2012 ini tumbuh sebesar 9,28 persen, dan subsektor
swasta tumbuh sebesar 9,28 persen. Kenaikan Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh aktivitas
pelaku ekonomi sektor lain, terutama dalam bidang perizinan yang terus meningkat dan
berpengaruh pada produktifitas devisa pemerintah daerah. Pertambahan jumlah penduduk
juga ikut mempengaruhi sektor jasa swasta reaksi masyarakat terhadap pemenuhan
Selama tahun 2013, peran sektor
jasa di dalam perekonomian
Kabupaten Kaur mencapai 15,64
persen.
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 35
kebutuhan skunder dan tersier terus meningkat hal ini berdampak pada meningkatnya
produksi jasa swasta.
6.3. PDRB Perkapita 2013
Tingkat pendapatan penduduk Kabupaten Kaur tahun 2013 yang dapat tercermin
dari nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan PDRB perkapita tahun 2012. Bila pada tahun 2012 nilai PDRB
perkapita penduduk Kabupaten Kaur sebesar 5,28 juta rupiah, maka pada tahun 2013
terjadi peningkatan menjadi 6,53 juta rupiah. Apabila dibandingkan dengan nasional, maka
tingkat PDRB perkapita penduduk Kabupaten Kaur masih jauh berada di bawah rata-rata
nasional sebesar 36,5 juta rupiah pertahun.
Sementara itu bila ditinjau dari harga konstan, maka
tingkat pendapatan atau nilai riil PDRB perkapita penduduk
Kabupaten Kaur pada tahun 2013 mengalami peningkatan bila
dibandingkan dengan tahun 2012, yakni dari 2,45 juta rupiah
pada tahun 2012 menjadi 2,56 juta rupiah pada tahun 2013.
Kenaikan inflasi harus diimbangi dengan meningkatanya pendapatan perkapita
penduduk. Hal ini untuk menjaga kestabilan ekonomi rumah tangga dimana konsumsi
harus seimbang dengan pendapatan perkapita. Tapi kenyataan sekarang hampir 30 persen
rumah tangga kabupaten kaur yang tingkat kemiskinananya paling tinggi di propinsi
Bengkulu (23,25%) di benturkan degan kondisi ekonomi yang tidak stabil.
Tahun 2013, PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Kaur mengalami peningkatan.
Halaman 36 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
Bab 7
Kesimpulan
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 37
KESIMPULAN
Perlambatan ekonomi dan kenaikan inflasi yang terjadi berdampak pada tertahannya
tren perbaikan ketenagakerjaan dan kesejahteraan. Berikut ringkasan perekonomian di
wilayah Kabupaten Kaur :
a. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kaur pada tahun 2013 mencapai 5,98 persen.
b. Pada tahun 2013 sektor Pertanian, Pertambangan dan penggalian, Bangunan,
Pengangkutan dan komunikasi mengalami perlambatan pertumbuhan.
c. Sektor pertanian memberikan kontribusi paling besar dalam struktur Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kaur yaitu sebesar 43,94 persen dengan laju
pertumbuahan sebesar 4,03 persen.
d. Tingkat pendapatan penduduk Kabupaten Kaur tahun 2013 mengalami kenaikan,
tercermin dari nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 sebesar
6,53 juta rupiah.
Halaman 38 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
LAMPIRAN TABEL
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 39
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013
1. PERTANIAN 227.657,46 243.620,75 261.348,78 291.321,07 324.038,37
a. Tanaman Bahan Makanan 85.877,49 91.953,45 103.097,81 116.928,49 131.151,89
b. Tanaman Perkebunan 43.466,72 45.958,76 48.083,20 51.708,71 56.135,06
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 28.526,74 29.999,55 32.068,03 36.237,19 41.181,58
d. Kehutanan 15.730,52 16.959,62 18.008,18 19.747,35 20.840,47
e. Perikanan 54.055,98 58.749,36 60.091,56 66.699,33 74.729,37
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1.932,05 1.968,14 2.112,12 2.319,56 2.558,26
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 1.932,05 1.968,14 2.112,12 2.319,56 2.558,26
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 7.332,72 8.067,81 8.772,75 9.892,84 11.122,79
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Bukan Migas 7.332,72 8.067,81 8.772,75 9.892,84 11.122,79
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 5.145,82 5.798,18 6.349,93 7.238,45 8.220,36
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 1.197,63 1.205,93 1.286,60 1.424,49 1.566,20
4. Kertas dan Barang Cetakan 118,35 129,66 141,41 152,65 165,69
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 100,37 104,49 109,09 119,18 130,80
7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Barang lainnya 770,55 829,55 885,72 958,07 1.039,74
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1.086,44 1.216,34 1.402,79 1.616,12 1.849,03
a. Listrik 666,93 774,16 937,35 1.072,06 1.251,95
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 419,51 442,18 465,44 544,06 597,08
5. KONSTRUKSI 23.508,26 25.907,04 28.301,64 32.491,24 37.221,90
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 93.000,91 100.826,30 113.723,58 126.957,43 143.790,83
a. Perdagangan Besar & Eceran 88.360,81 95.870,96 108.008,11 120.559,89 136.102,69
b. Hotel 589,00 602,87 655,25 711,14 1.087,38
c. Restoran 4.051,10 4.352,47 5.060,22 5.686,40 6.600,76
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 46.809,42 52.859,75 61.057,79 68.833,00 77.090,19
a. Pengangkutan 45.954,72 51.875,03 59.939,29 67.491,05 75.516,12
1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 45.835,64 51.699,78 58.328,65 65.758,66 73.597,13
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 1.425,00 1.526,70 1.689,10
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 119,08 175,26 185,64 205,69 229,89
b. Komunikasi 854,70 984,72 1.118,50 1.341,95 1.574,07
1. Pos dan Telekomunikasi 786,55 897,51 1.019,99 1.224,00 1.431,16
2. Jasa Penunjang Komunikasi 68,15 87,21 98,51 117,95 142,91
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 15.186,71 17.033,91 20.110,29 22.248,19 24.455,99
a. Bank 799,16 915,96 1.149,76 1.347,28 1.574,30
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 2.092,63 2.375,88 2.779,21 3.121,33 3.512,43
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Real Estat 12.034,06 13.471,83 15.864,22 17.426,32 18.976,31
e. Jasa Perusahaan 260,85 270,24 317,10 353,26 392,94
9. JASA-JASA 66.941,37 76.627,55 86.491,29 99.540,02 115.363,81
a. Pemerintahan Umum 57.759,85 66.699,24 75.547,50 87.447,00 101.444,09
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 57.759,85 66.699,24 75.547,50 87.447,00 101.444,09
2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Swasta 9.181,51 9.928,31 10.943,79 12.093,02 13.919,72
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 5.957,12 6.499,19 7.331,20 8.095,35 9.309,54
2. Jasa Hiburan & Rekreasi 632,33 672,57 711,60 778,95 915,49
3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 2.592,06 2.756,55 2.900,99 3.218,72 3.694,69
PDRB 483.455,33 528.127,59 583.321,03 655.219,47 737.491,18
Tabel 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KAUR
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2009 - 2013 ( JUTA RUPIAH )
Halaman 40 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013
1. PERTANIAN 112.405,43 114.165,53 116.639,17 121.459,01 126.353,81
a. Tanaman Bahan Makanan 38.050,10 38.021,72 38.794,19 40.124,01 41.678,18
b. Tanaman Perkebunan 36.095,05 37.209,68 38.452,01 40.646,32 43.011,23
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 12.150,53 12.889,05 13.128,50 13.809,86 14.401,44
d. Kehutanan 6.612,40 6.601,95 6.675,18 6.778,63 6.679,44
e. Perikanan 19.497,35 19.443,12 19.589,29 20.100,19 20.583,52
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 972,36 992,88 1.011,87 1.058,50 1.092,90
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 972,36 992,88 1.011,87 1.058,50 1.092,90
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3.703,74 4.036,25 4.289,82 4.516,04 4.821,14
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Bukan Migas 3.703,74 4.036,25 4.289,82 4.516,04 4.821,14
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2.480,24 2.789,65 2.995,18 3.179,40 3.420,00
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 608,79 619,37 655,99 678,68 711,96
4. Kertas dan Barang Cetakan 64,70 69,04 70,18 73,25 76,71
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 51,97 52,30 52,95 54,28 55,64
7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Barang lainnya 498,04 505,90 515,52 530,43 556,82
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 483,93 520,08 571,28 627,96 681,90
a. Listrik 265,93 300,92 350,40 392,73 435,23
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 218,00 219,16 220,88 235,23 246,67
5. KONSTRUKSI 11.415,20 12.149,09 12.889,85 13.762,27 14.557,73
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 44.493,34 46.519,99 49.665,64 53.146,42 57.058,00
a. Perdagangan Besar & Eceran 42.145,23 43.999,07 46.859,95 50.164,08 53.592,08
b. Hotel 252,92 261,03 277,55 292,94 438,57
c. Restoran 2.095,19 2.259,89 2.528,14 2.689,40 3.027,35
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 21.827,45 23.979,73 26.466,26 27.807,73 29.588,92
a. Pengangkutan 21.368,16 23.463,83 25.922,09 27.204,08 28.913,49
1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 21.298,30 23.379,98 25.059,98 26.323,98 28.014,56
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 775,08 785,16 795,37
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 69,86 83,85 87,03 94,94 103,56
b. Komunikasi 459,29 515,90 544,17 603,65 675,43
1. Pos dan Telekomunikasi 422,05 475,73 501,85 556,99 623,99
2. Jasa Penunjang Komunikasi 37,23 40,17 42,32 46,66 51,44
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 7.674,93 8.334,44 9.704,67 10.481,04 11.304,85
a. Bank 370,73 406,43 483,55 522,24 563,28
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 1.172,69 1.326,70 1.514,52 1.635,68 1.764,24
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Real Estat 5.992,84 6.459,41 7.542,54 8.145,95 8.786,22
e. Jasa Perusahaan 138,67 141,90 164,06 177,18 191,11
9. JASA-JASA 32.471,09 34.617,44 37.326,93 40.066,73 43.784,92
a. Pemerintahan Umum 29.806,93 31.788,89 34.267,40 36.782,63 40.196,05
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 29.806,93 31.788,89 34.267,40 36.782,63 40.196,05
2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Swasta 2.664,17 2.828,55 3.059,53 3.284,10 3.588,87
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 1.444,83 1.586,08 1.781,57 1.912,34 2.089,80
2. Jasa Hiburan & Rekreasi 252,25 265,08 278,76 299,22 326,99
3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 967,09 977,40 999,20 1.072,54 1.172,08
PDRB 235.447,47 245.315,42 258.565,49 272.925,70 289.244,16
Tabel 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KAUR
ATAS DASAR HARGA KONSTAN MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2009 - 2013 ( JUTA RUPIAH )
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 41
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012 2013
1. PERTANIAN 3,26 1,57 2,17 4,13 4,03
a. Tanaman Bahan Makanan -1,30 -0,07 2,03 3,43 3,87
b. Tanaman Perkebunan 12,37 3,09 3,34 5,71 5,82
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 7,42 6,08 1,86 5,19 4,28
d. Kehutanan -0,64 -0,16 1,11 1,55 -1,46
e. Perikanan -3,55 -0,28 0,75 2,61 2,40
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 4,19 2,11 1,91 4,61 3,25
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 4,19 2,11 1,91 4,61 3,25
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 3,23 8,98 6,28 5,27 6,76
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Bukan Migas 3,23 8,98 6,28 5,27 6,76
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 3,99 12,48 7,37 6,15 7,57
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 1,29 1,74 5,91 3,46 4,90
4. Kertas dan Barang Cetakan 7,10 6,71 1,65 4,37 4,72
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 1,48 0,63 1,24 2,51 2,51
7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Barang lainnya 1,63 1,58 1,90 2,89 4,98
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5,15 7,47 9,84 9,92 8,59
a. Listrik 6,41 13,16 16,44 12,08 10,82
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 3,64 0,53 0,78 6,50 4,86
5. KONSTRUKSI 5,12 6,43 6,10 6,77 5,78
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 3,34 4,55 6,76 7,01 7,36
a. Perdagangan Besar & Eceran 3,34 4,40 6,50 7,05 6,83
b. Hotel 0,87 3,21 6,33 5,54 49,71
c. Restoran 3,68 7,86 11,87 6,38 12,57
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 4,21 9,86 10,37 5,07 6,41
a. Pengangkutan 4,05 9,81 10,48 4,95 6,28
1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 4,03 9,77 7,19 5,04 6,42
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 1,30 1,30
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 10,05 20,03 3,79 9,09 9,08
b. Komunikasi 12,35 12,33 5,48 10,93 11,89
1. Pos dan Telekomunikasi 12,60 12,72 5,49 10,99 12,03
2. Jasa Penunjang Komunikasi 9,53 7,90 5,35 10,26 10,24
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 8,42 8,59 16,44 8,00 7,86
a. Bank 9,39 9,63 18,98 8,00 7,86
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 13,95 13,13 14,16 8,00 7,86
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Real Estat 7,49 7,79 16,77 8,00 7,86
e. Jasa Perusahaan 2,48 2,33 15,62 8,00 7,86
9. JASA-JASA 8,12 6,61 7,83 7,34 9,28
a. Pemerintahan Umum 8,35 6,65 7,80 7,34 9,28
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 8,35 6,65 7,80 7,34 9,28
2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Swasta 5,65 6,17 8,17 7,34 9,28
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 8,95 9,78 12,33 7,34 9,28
2. Jasa Hiburan & Rekreasi 6,15 5,09 5,16 7,34 9,28
3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 0,96 1,07 2,23 7,34 9,28
PDRB 4,27 4,19 5,40 5,55 5,98
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 (PERSEN)
TABEL 3. LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN KAUR
Halaman 42 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013**
1. PERTANIAN 47,09 46,13 45,11 44,79 49,82
a. Tanaman Bahan Makanan 17,76 17,41 17,79 17,98 20,17
b. Tanaman Perkebunan 8,99 8,70 8,30 7,95 8,63
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5,90 5,68 5,54 5,57 6,33
d. Kehutanan 3,25 3,21 3,11 3,04 3,20
e. Perikanan 11,18 11,12 10,37 10,26 11,49
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,40 0,37 0,36 0,36 0,39
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 0,40 0,37 0,36 0,36 0,39
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,52 1,53 1,51 1,52 1,71
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Bukan Migas 1,52 1,53 1,51 1,52 1,71
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 1,06 1,10 1,10 1,11 1,26
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 0,25 0,23 0,22 0,22 0,24
4. Kertas dan Barang Cetakan 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Barang lainnya 0,16 0,16 0,15 0,15 0,16
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,22 0,23 0,24 0,25 0,28
a. Listrik 0,14 0,15 0,16 0,16 0,19
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 0,09 0,08 0,08 0,08 0,09
5. KONSTRUKSI 4,86 4,91 4,88 5,00 5,72
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 19,24 19,09 19,63 19,52 22,11
a. Perdagangan Besar & Eceran 18,28 18,15 18,64 18,54 20,93
b. Hotel 0,12 0,11 0,11 0,11 0,17
c. Restoran 0,84 0,82 0,87 0,87 1,01
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,68 10,01 10,54 10,58 11,85
a. Pengangkutan 9,51 9,82 10,35 10,38 11,61
1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 9,48 9,79 10,07 10,11 11,32
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,25 0,23 0,26
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 0,02 0,03 0,03 0,03 0,04
b. Komunikasi 0,18 0,19 0,19 0,21 0,24
1. Pos dan Telekomunikasi 0,16 0,17 0,18 0,19 0,22
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 3,14 3,23 3,47 3,42 3,76
a. Bank 0,17 0,17 0,20 0,21 0,24
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,43 0,45 0,48 0,48 0,54
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Real Estat 2,49 2,55 2,74 2,68 2,92
e. Jasa Perusahaan 0,05 0,05 0,05 0,05 0,06
9. JASA-JASA 13,85 14,51 14,93 15,30 17,74
a. Pemerintahan Umum 11,95 12,63 13,04 13,45 15,60
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 11,95 12,63 13,04 13,45 15,60
2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Swasta 1,90 1,88 1,89 1,86 2,14
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 1,23 1,23 1,27 1,24 1,43
2. Jasa Hiburan & Rekreasi 0,13 0,13 0,12 0,12 0,14
3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 0,54 0,52 0,50 0,49 0,57
PDRB 100,00 100,00 100,68 100,74 113,39
TABEL 4. DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN KAUR ATAS DASAR HARGA BERLAKU
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN)
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 43
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013**
1. PERTANIAN 47,74 46,54 45,35 44,75 46,55
a. Tanaman Bahan Makanan 16,16 15,50 15,08 14,78 15,36
b. Tanaman Perkebunan 15,33 15,17 14,95 14,98 15,85
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5,16 5,25 5,10 5,09 5,31
d. Kehutanan 2,81 2,69 2,60 2,50 2,46
e. Perikanan 8,28 7,93 7,62 7,41 7,58
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,41 0,40 0,39 0,39 0,40
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 0,41 0,40 0,39 0,39 0,40
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,57 1,65 1,67 1,66 1,78
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Bukan Migas 1,57 1,65 1,67 1,66 1,78
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 1,05 1,14 1,16 1,17 1,26
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 0,26 0,25 0,26 0,25 0,26
4. Kertas dan Barang Cetakan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Barang lainnya 0,21 0,21 0,20 0,20 0,21
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,21 0,21 0,22 0,23 0,25
a. Listrik 0,11 0,12 0,14 0,14 0,16
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
5. KONSTRUKSI 4,85 4,95 5,01 5,07 5,36
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 18,90 18,96 19,31 19,58 21,02
a. Perdagangan Besar & Eceran 17,90 17,94 18,22 18,48 19,74
b. Hotel 0,11 0,11 0,11 0,11 0,16
c. Restoran 0,89 0,92 0,98 0,99 1,12
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 9,27 9,78 10,29 10,25 10,90
a. Pengangkutan 9,08 9,56 10,08 10,02 10,65
1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 9,05 9,53 9,74 9,70 10,32
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,30 0,29 0,29
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,04
b. Komunikasi 0,20 0,21 0,21 0,22 0,25
1. Pos dan Telekomunikasi 0,18 0,19 0,20 0,21 0,23
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 3,26 3,40 3,77 3,86 4,17
a. Bank 0,16 0,17 0,19 0,19 0,21
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,50 0,54 0,59 0,60 0,65
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Real Estat 2,55 2,63 2,93 3,00 3,24
e. Jasa Perusahaan 0,06 0,06 0,06 0,07 0,07
9. JASA-JASA 13,79 14,11 14,51 14,76 16,13
a. Pemerintahan Umum 12,66 12,96 13,32 13,55 14,81
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 12,66 12,96 13,32 13,55 14,81
2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Swasta 1,13 1,15 1,19 1,21 1,32
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 0,61 0,65 0,69 0,70 0,77
2. Jasa Hiburan & Rekreasi 0,11 0,11 0,11 0,11 0,12
3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 0,41 0,40 0,39 0,40 0,43
PDRB 100,00 100,00 100,54 100,55 106,57
TABEL 5. DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN KAUR ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN)
Halaman 44 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013**
1. PERTANIAN 133,39 135,48 138,41 144,13 146,99
a. Tanaman Bahan Makanan 129,49 129,40 132,02 136,55 140,10
b. Tanaman Perkebunan 147,45 152,00 157,08 166,04 173,84
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 143,69 152,42 155,26 163,31 164,08
d. Kehutanan 115,16 114,98 116,26 118,06 112,86
e. Perikanan 120,30 119,96 120,86 124,02 122,68
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 145,48 148,55 151,39 158,37 154,64
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 145,48 148,55 151,39 158,37 154,64
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 141,32 154,00 163,68 172,31 173,82
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Bukan Migas 141,32 154,00 163,68 172,31 173,82
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 140,95 158,54 170,22 180,69 183,58
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 125,43 127,61 135,16 139,83 142,35
4. Kertas dan Barang Cetakan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Barang lainnya 132,49 134,58 137,14 141,11 135,62
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 149,68 160,86 176,69 194,22 196,38
a. Listrik 168,74 190,94 222,34 249,19 258,94
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 131,54 132,24 133,28 141,94 137,67
5. KONSTRUKSI 154,56 164,50 174,53 186,34 190,65
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 138,21 144,50 154,28 165,09 169,44
a. Perdagangan Besar & Eceran 137,90 143,96 153,32 164,13 167,75
b. Hotel 143,53 148,14 157,51 166,24 242,76
c. Restoran 144,15 155,48 173,94 185,04 195,87
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 105,53 115,94 127,96 134,45 137,76
a. Pengangkutan 104,39 114,62 126,63 132,89 136,01
1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 130,53 143,29 153,59 161,33 165,19
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 18,66 18,90 18,50
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Komunikasi 215,74 242,33 255,61 283,55 306,07
1. Pos dan Telekomunikasi 198,25 223,46 235,73 261,63 282,76
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 150,19 163,09 189,90 205,10 213,97
a. Bank 154,08 168,92 200,97 217,05 228,91
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 145,63 164,75 188,08 203,12 205,26
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Real Estat 147,45 158,92 185,57 200,42 210,31
e. Jasa Perusahaan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. JASA-JASA 173,10 184,54 198,98 213,59 222,64
a. Pemerintahan Umum 172,11 183,55 197,86 212,38 225,33
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 172,11 183,55 197,86 212,38 225,33
2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Swasta 185,01 196,43 212,47 228,06 196,44
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 179,48 197,03 221,31 237,56 213,90
2. Jasa Hiburan & Rekreasi 319,30 335,54 352,86 378,76 189,01
3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 173,94 175,79 179,71 192,90 173,13
PDRB 136,88 142,61 150,32 158,67 162,93
TABEL 6. INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN KAUR
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN)
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 45
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013**
1. PERTANIAN 103,26 101,57 102,17 104,13 104,03
a. Tanaman Bahan Makanan 98,70 99,93 102,03 103,43 103,87
b. Tanaman Perkebunan 112,37 103,09 103,34 105,71 105,82
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 107,42 106,08 101,86 105,19 104,28
d. Kehutanan 99,36 99,84 101,11 101,55 98,54
e. Perikanan 96,45 99,72 100,75 102,61 102,40
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 104,19 102,11 101,91 104,61 103,25
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 104,19 102,11 101,91 104,61 103,25
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 103,23 108,98 106,28 105,27 106,76
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Bukan Migas 103,23 108,98 106,28 105,27 106,76
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 103,99 112,48 107,37 106,15 107,57
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 101,29 101,74 105,91 103,46 104,90
4. Kertas dan Barang Cetakan 107,10 106,71 101,65 104,37 104,72
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 101,48 100,63 101,24 102,51 102,51
7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Barang lainnya 101,63 101,58 101,90 102,89 104,98
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 105,15 107,47 109,84 109,92 108,59
a. Listrik 106,41 113,16 116,44 112,08 110,82
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 103,64 100,53 100,78 106,50 104,86
5. KONSTRUKSI 105,12 106,43 106,10 106,77 105,78
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 103,34 104,55 106,76 107,01 107,36
a. Perdagangan Besar & Eceran 103,34 104,40 106,50 107,05 106,83
b. Hotel 100,87 103,21 106,33 105,54 149,71
c. Restoran 103,68 107,86 111,87 106,38 112,57
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 104,21 109,86 110,37 105,07 106,41
a. Pengangkutan 104,05 109,81 110,48 104,95 106,28
1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 104,03 109,77 107,19 105,04 106,42
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 101,30 101,30
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 110,05 120,03 103,79 109,09 109,08
b. Komunikasi 112,35 112,33 105,48 110,93 111,89
1. Pos dan Telekomunikasi 112,60 112,72 105,49 110,99 112,03
2. Jasa Penunjang Komunikasi 109,53 107,90 105,35 110,26 110,24
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 108,42 108,59 116,44 108,00 107,86
a. Bank 109,39 109,63 118,98 108,00 107,86
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 113,95 113,13 114,16 108,00 107,86
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Real Estat 107,49 107,79 116,77 108,00 107,86
e. Jasa Perusahaan 102,48 102,33 115,62 108,00 107,86
9. JASA-JASA 108,12 106,61 107,83 107,34 109,28
a. Pemerintahan Umum 108,35 106,65 107,80 107,34 109,28
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 108,35 106,65 107,80 107,34 109,28
2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Swasta 105,65 106,17 108,17 107,34 109,28
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 108,95 109,78 112,33 107,34 109,28
2. Jasa Hiburan & Rekreasi 106,15 105,09 105,16 107,34 109,28
3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 100,96 101,07 102,23 107,34 109,28
PDRB 104,27 104,19 105,40 105,55 105,98
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2000 - 2013 ( PERSEN)
TABEL 7. INDEKS BERANTAI PDRB KABUPATEN KAUR
Halaman 46 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
SEKTOR 2009 2010 2011 2012* 2013**
ATAS DASAR HARGA BERLAKU
1. PDRB Pada harga pasar
(Juta rupiah) 483.455,33 528.127,59 583.321,03 655.219,47 737.491,18
2. P e n y u s u t a n
(Juta rupiah) 24.172,77 26.406,38 29.166,05 32.760,97 36.874,56
3. PDRN Pada harga pasar
(Juta rupiah) 459.282,56 501.721,21 554.154,98 622.458,50 700.616,62
4. Pajak tak langsung neto
(Juta rupiah) 4.834,55 5.281,28 5.833,21 6.552,19 7.374,91
5. PDRN atas dasar biaya faktor produksi/
pendapatan regional
(Juta Rupiah) 454.448,01 496.439,93 548.321,77 615.906,30 693.241,71
6. PDRB per kapita
(Rupiah) 4.549.910,88 4.894.647,68 5.323.777,98 5.907.082,25 6.648.736,77
7. Pendapatan regional per kapita
(Rupiah) 4.276.916,22 4.600.968,82 5.004.351,31 5.552.657,31 6.249.812,56
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
1. PDRB Pada harga pasar
(Juta Rupiah) 235.447,47 245.315,42 258.565,49 272.925,70 289.244,16
2. P e n y u s u t a n
(Juta Rupiah) 11.772,37 12.265,77 12.928,27 13.646,29 14.462,21
3. PDRN Pada harga pasar
(Juta Rupiah) 223.675,10 233.049,65 245.637,22 259.279,42 274.781,95
4. Pajak tak langsung neto
(Juta Rupiah) 2.354,47 2.453,15 2.585,65 2.729,26 2.892,44
5. PDRN atas dasar biaya faktor produksi/
pendapatan regional
(Juta Rupiah) 221.320,62 230.596,49 243.051,56 256.550,16 271.889,51
6. PDRB per kapita
(Rupiah) 2.215.851,06 2.273.565,28 2.359.841,66 2.460.541,30 2.607.635,65
7. Pendapatan regional per kapita
(Rupiah) 2.082.899,99 2.137.151,36 2.218.251,16 2.312.908,82 2.451.177,51
Penduduk pertengahan tahun (jiwa) 106.256 107.899 109.569 110.921 110.922
TABEL 8. PENDAPATAN REGIONAL DAN PENDAPATAN REGIONAL PER KAPITA
KABUPATEN KAUR
TAHUN 2000 - 2013
PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 Halaman 47
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013**
1. PERTANIAN 202,53 213,39 224,07 239,85 256,45
a. Tanaman Bahan Makanan 225,70 241,84 265,76 291,42 314,68
b. Tanaman Perkebunan 120,42 123,51 125,05 127,22 130,51
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 234,78 232,75 244,26 262,40 285,95
d. Kehutanan 237,89 256,89 269,78 291,32 312,01
e. Perikanan 277,25 302,16 306,76 331,83 363,05
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 198,70 198,23 208,73 219,14 234,08
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 198,70 198,23 208,73 219,14 234,08
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 197,98 199,88 204,50 219,06 230,71
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Bukan Migas 197,98 199,88 204,50 219,06 230,71
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 207,47 207,85 212,00 227,67 240,36
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 196,72 194,70 196,13 209,89 219,98
4. Kertas dan Barang Cetakan 182,92 187,80 201,50 208,40 216,00
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 193,13 199,79 206,02 219,57 235,08
7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Barang lainnya 154,72 163,98 171,81 180,62 186,73
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 224,50 233,88 245,55 257,36 271,16
a. Listrik 250,79 257,26 267,51 272,98 287,65
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 192,44 201,76 210,72 231,29 242,06
5. KONSTRUKSI 205,94 213,24 219,57 236,09 255,68
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 209,02 216,74 228,98 238,88 252,01
a. Perdagangan Besar & Eceran 209,66 217,89 230,49 240,33 253,96
b. Hotel 232,88 230,96 236,08 242,76 247,94
c. Restoran 193,35 192,60 200,16 211,44 218,04
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 214,45 220,44 230,70 247,53 260,54
a. Pengangkutan 215,06 221,09 231,23 248,09 261,18
1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 215,21 221,13 232,76 249,81 262,71
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 183,85 194,44 212,37
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 170,46 209,02 213,31 216,65 221,99
b. Komunikasi 186,09 190,87 205,54 222,31 233,05
1. Pos dan Telekomunikasi 186,36 188,66 203,25 219,75 229,36
2. Jasa Penunjang Komunikasi 183,05 217,10 232,77 252,79 277,82
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 197,87 204,38 207,22 212,27 216,33
a. Bank 215,56 225,37 237,77 257,98 279,49
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 178,45 179,08 183,50 190,83 199,09
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Real Estat 200,81 208,56 210,33 213,93 215,98
e. Jasa Perusahaan 188,11 190,44 193,28 199,37 205,61
9. JASA-JASA 206,16 221,36 231,71 248,44 263,48
a. Pemerintahan Umum 193,78 209,82 220,46 237,74 252,37
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 193,78 209,82 220,46 237,74 252,37
2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Swasta 344,63 351,00 357,69 368,23 387,86
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 412,31 409,76 411,50 423,32 445,47
2. Jasa Hiburan & Rekreasi 250,68 253,72 255,27 260,33 279,98
3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 268,03 282,03 290,33 300,10 315,23
PDRB 205,33 215,29 225,60 240,07 254,97
TABEL 9. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB KABUPATEN KAUR
MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN)
Halaman 48 PDRB Kabupaten Kaur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013**
1. PERTANIAN 4,23 5,36 5,00 7,04 6,92
a. Tanaman Bahan Makanan 14,55 7,16 9,89 9,66 7,98
b. Tanaman Perkebunan (13,22) 2,57 1,24 1,73 2,59
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 3,17 (0,86) 4,95 7,43 8,98
d. Kehutanan 6,71 7,98 5,02 7,98 7,10
e. Perikanan 11,20 8,99 1,52 8,17 9,41
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2,01 (0,24) 5,30 4,98 6,82
a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Pertambangan Bukan Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Penggalian 2,01 (0,24) 5,30 4,98 6,82
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2,70 0,96 2,31 7,12 5,32
a. Industri Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1. Pengilangan Minyak Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Industri Bukan Migas 2,70 0,96 2,31 7,12 5,32
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2,55 0,18 2,00 7,39 5,58
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 4,21 (1,03) 0,73 7,02 4,81
4. Kertas dan Barang Cetakan 0,96 2,67 7,29 3,42 3,65
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 6,27 3,45 3,12 6,57 7,07
7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9. Barang lainnya 0,55 5,98 4,78 5,13 3,38
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1,45 4,17 4,99 4,81 5,36
a. Listrik 1,17 2,58 3,98 2,04 5,38
b. Gas Kota 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
c. Air Bersih 1,45 4,85 4,44 9,76 4,66
5. KONSTRUKSI 2,51 3,55 2,97 7,53 8,30
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 7,19 3,69 5,65 4,33 5,49
a. Perdagangan Besar & Eceran 7,34 3,93 5,78 4,27 5,67
b. Hotel 0,82 (0,83) 2,22 2,83 2,13
c. Restoran 5,04 (0,39) 3,92 5,64 3,12
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 0,28 2,79 4,66 7,30 5,25
a. Pengangkutan 0,29 2,80 4,59 7,29 5,28
1. Angkutan Jalan Rel 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2. Angkutan Jalan Raya 0,29 2,75 5,26 7,32 5,17
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 5,76 9,22
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. Angkutan Udara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
6. Jasa Penunjang Angkutan 0,36 22,62 2,05 1,57 2,46
b. Komunikasi 1,33 2,57 7,68 8,16 4,83
1. Pos dan Telekomunikasi 1,40 1,23 7,73 8,12 4,37
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,56 18,60 7,22 8,60 9,90
8. KEU. REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 2,14 3,29 1,39 2,44 1,91
a. Bank 4,23 4,55 5,51 8,50 8,34
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 3,77 0,36 2,47 3,99 4,33
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
d. Real Estat 1,83 3,86 0,85 1,71 0,96
e. Jasa Perusahaan 2,42 1,24 1,49 3,15 3,13
9. JASA-JASA 0,40 7,37 4,68 7,22 6,06
a. Pemerintahan Umum 0,39 8,28 5,07 7,84 6,16
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 0,39 8,28 5,07 7,84 6,16
2. Jasa Pemerintah lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
b. Swasta 1,47 1,85 1,91 2,95 5,33
1. Jasa Sosial Kemasyarakatan 1,07 (0,62) 0,42 2,87 5,23
2. Jasa Hiburan & Rekreasi 1,29 1,22 0,61 1,98 7,55
3. Jasa Perorangan & Rumahtangga 0,05 5,22 2,94 3,37 5,04
PDRB 3,68 4,85 4,79 6,42 6,21
TABEL 10. LAJU IMPLISIT PDRB KABUPATEN KAUR
MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2000 - 2013 ( PERSEN)