1
Bangsa Contortae, Bangsa Tubiflorae, dan Bangsa
Cucurbitales
Disusun Oleh :
Ahmadin
NIM.0905015050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2012
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah akhirnya penulis bisa menyelesaikan
makalah Botani Tingkat Tinggi yang membahas tentang bangsa Contortae, bangsa
Tubiflorae, bangsa Cucurbitales.
Penulis juga berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa dapat lebih
memahami dan dapat memudahkan mahasiswa dalam mempelajari materi tentang
bangsa Contortae, bangsa Tubiflorae, bangsa Cucurbitales.
Penulis sadar di dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dan mengarah kepada perbaikan makalah ini di masa
mendatang.
Kiranya mudah-mudahan makalah ini kelak dapat bermanfaat bagi
penulis dan pada mahasiswa atau semua pihak yang kelak akan memerlukannya.
Samarinda, Mei 2012
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan ...................................................................................................... 5
D. Manfaat .................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Bangsa Contortae (Apocynales) ............................................................. 6
B. Bangsa Tubiflorae (Solaneles, Personates) .......................................... 10
C. Bangsa Cucurbitales ............................................................................. 24
D. Manfaat dan Kerugian ......................................................................... 25
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 26
B. Saran ..................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam kelas Dicotyledoneae ini
meliputi terna, semak-semak, perdu maupun pohon-pohon yang seperti telah
disebutkan terdahulu dapat dikenal karena mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut.
Ciri-Ciri morfologi :
1. Seperti namanya telah menyebutkan tumbuh-tumbuhan ini
mempunyai lembaga dengan dua daun lembaga (berbiji belah) dan
akar serta pucuk lembaga yang tidak mempuyai pelindung yang
khusus.
2. Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok (akar tunggang)
yang bercabang-cabang dan membentuk sistem akar tunggang.
3. Batang berbentuk kerucut panjang, biasanya becabang-cabang
dengan ruas-ruas dan buku-buku yang tidak jelas.
4. Duduk daun biasanya tersebar atau berkarang, kadang-kadang saja
berseling.
5. Daun tunggal atau majemuk, seringkali disertai oleh daun-daun
penumpu, jarang mempunyai pelepah, helaian daun bertulang
menyirip atau menjari.
6. Pada cabang-cabang ke samping seringkali terdapat 2 daun pertama
yang letaknya tegak lurus pada bidang median di kanan kiri cabang
tersebut.
5
Ciri-Ciri Anatomi :
1. Baik akar maupun batang mempunyai kambium, hingga akar
maupun batangnya mempelihatkan pertumbuhan menebal
sekunder.
2. Pada akar sifat radial berkas pengangkutnya hanya nyata pada akar
yang belum mengadakan pertumbuhan menebal.
3. Pada batang berkas pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan
xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, di antaranya
terdapat kambium, jadi berkas pengangkutannya bersifat kolateral
terbuka, kadang-kadang bikolateral.
Dicotyledoneae dapat dibedakan dalam 3 sub kelas yaitu
Monochlamyceae (Apetalae), Dialypetalae, dan Sympetalae, yang
perbedaannya terletak dalam ada dan tidaknya daun-daun mahkota (petalae)
dan bagaimana susunan daun-daun mahkota tersebut.
a. Monochlamydeae (Apetalae)
Tumbuh-tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini
kebanyakan berupa pohon-pohon atau setidaknya tumbuh-tumbuhan
yang batangnya berkayu, bunga berkelamin tunggal dengan
penyerbukan anemogami, jarang entomogami. Hiasan bunga tidak
terdapat atau kalau ada hanya tunggal, oleh sebab itu disebut
Monochlamydeae (Mono = satu, tunggal; chlamydos = mantel,
selubung). Hiasan bunga yang tunggal itu biasanya menyerupai
kelopak, jarang merupai mahkota, oleh sebab itu juga dinamakan
Apetalae (a = tidak, tanpa; petala = daun mahkota). Hanya pada
golongan tertentu saja terdapat hiasan bunga ganda l pada famili
Caryophyllaceae. Benang sari sama banyaknya dengan jumlah daun-
daun hiasan bunga (superponeren), atau terdapat dengan jumlah
benang sari yang besar. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara
lain :
6
1. Casuarinales (Verticillatae)
2. Fagales
3. Myricales
4. Juglandales
5. SalicalesUrticales
6. Piperales
7. Proteales
8. Santalales
9. Polygonales
10. Caryophyllales (Centrospermae)
11. Euphorbiales (Tricoccae)
12. Hamamelidales
b. Dialypetalae
Sub kelas ini meliputi terna, semak, perdu dan pohon-pohon
yang sesuai dengan namanya sebagai ciri utamanya mempunyai bunga
yang segera dapat menarik perhatian dan pada umumnya menunjukkan
adanya hiasan bunga ganda, jadi jelas dapat dibedakan dalam kelopak
dan mahkota, sedang daun-daun mahkotanya bebas satu dari yang lain.
Pandangan sementara ahli, bahwa kelompok tumbuhan ini harus
dipandang sebagai kelompok tumbuhan dikotil yang paling primitif
didasarkan atas kenyataan bahwa diantara Dialypetalae ditemukan
anggota-anggota yang bagian-bagian bunganya tersusun dalam spiral
pada sumbu bunganya dan kadang-kadang tidak jelas batas-batasnya
antara kelopak, mahkota, benangsari, dan daun-daun buah karena
adanya bentuk-bentuk peralihan di antara bagian-bagian tersebut,
ditambah dengan adanya daun-daun buah yang masih bebas satu sama
lain (apokarp).
Mengingat besarnya jumlah anggota sub kelas ini, hanya akan
diuraikan takson-takson tertentu saja yang anggotanya mempunyai
hubungan langsung dalam kehidupan manusia. Sub kelas ini meliputi
berbagai ordo, antara lain :
1. Policarpicae (Ranales atau Ranunculales)
2. Aristolochiales
3. Rosales
4. Myrtales
5. Rhoeadales (Brassicales)
7
6. Sarraceniales
7. Parietales (Cistales)
8. Guttiferales (Clusiales)
9. Malvales atau(Columniferae)
10. Geraniales atau Gruinales
11. Malpighiales
12. Polygalales
13. Rutales
14. Sapindales
15. Balsaminales
16. Rhamnales
17. Celastrales
18. Umbelliflorae (Apiales)
c. Sympetalae
Tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini mempunyai ciri
utama adanya bunga dengan hiasan bunga yang lengkap, terdiri atas
kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan
menjadi satu. Sub kelas ini meliputi berbagai ordo, antara lain :
1. Plumbaginales
2. Primulales
3. Ebenales
4. Ericales
5. Campanulatea (Asterales, Synandrae)
6. Rubiales
7. Ligustrales (Oleales)
8. Contortae (Apocynales)
9. Tubiflorae (Solanales, Personatae)
10. Cucurbitales
8
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales)?
2. Bagaimana ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)?
3. Bagaimana ciri – ciri bangsa Cucurbitales?
4. Apa sajakah manfaat dan kekurangan secara umum dari bangsa
Contortae, bangsa Tubiflorae, bangsa Cucurbitales ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales).
2. Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates).
3. Untuk mengetahui ciri – ciri bangsa Cucurbitales.
4. Untuk mengetahui manfaat dan kekurangan secara umum dari bangsa
Contortae, bangsa Tubiflorae, bangsa Cucurbitales.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai bahan
informasi dan bahan ajar dari mata kuliah Botani Tingkat Tinggi.
9
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bangsa Contortae (Apocynales)
Terna, semak, atau pohon, kayunya seringkali mempunyai floem
intraxiler, dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang,
kebanyakan tanpa daun penumpu. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal,
aktinomorf, berbilangan 4-5, dengan daun – daun mahkota yang berlekatan.
Benang sari sama banyak dengan tajuk – tajuk mahkota, dan berseling dengan
taujuk – tajuk tersebut. Bakal buah menumpang, tembuni pada dinding. Ada
kalanya terdapat 2 bakal buah yang menjadi satu karena pelekatan tangkai
putiknya. Tiap ruang berisi sedikitnya sampai banyak bakal biji, masing –
masing dengan 1 integumen. Biji sering bersayap atau berambut dengan
endosperm yang terbentuk secara nuclear, lembaga lurus.
1. Suku Apocynaceae
Terna atau tumbuhan berkayu berupa semak, perdu, atau pohon
dengan buluh getah yang tidak beruas - ruas, seringkali memanjat,
dengan daun tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, tanpa daun
penumpu. Bunga banci, aktinomorf, berbilang 5, jarang berbilang 4.
Kelopak berbagi dalam, daun mahkota berlekatan membentuk buluh
yang relative panjang dengan di atas tajuk – tajuk yang dalam kuncup
terpuntir ke suatu arah. Benang sari sebagian berlekatan dengan buluh
mahkota, berseling dengan tajuk – tajuk mahkota, kepala sari panjang
bangun anak panah dan penghubung ruang sari yang runcing. Bakal buah
menumpang atau setengah tenggelam, beruang 1 dengan 2 tembuni pada
dinding, ada kalanya bakal buah beruang 2, atau terdapat 2 bakal buah
yang tangkai putiknya berlekatan, dengan banyak bakal biji. Bakal buah
dikelilingi cakram yang berlekuk 4-5 atau berbelah 2. Tangkai putik 1
dengan penebalan dekat kepala putiknya. Buahnya buah buni, buah
10
kurung atau serupa buah batu. Biji sering bersayap atau berambut,
mempunyai endosperm sedikit atau tanpa endosperm, lembaga besar,
lurus. Suku ini membawahi kurang lebih 175 marga, seluruhnya meliputi
sekitar 1000 jenis yang tersebar di daerah tropika.
Bunga Alamanda cathartica (Alamanda)
Bunga Tapak dara (Catharanthus roseus)
2. Suku Loganiaceae
Terna atau tumbuhan berkayu dengan floem intraxiler, daun
tunggal berhadapan atau berkarang, pada pangkal bersambung dengan
perantaraan suatu rusuk atau mempunyai daun penumpu kecil. Bunga
banci atau berkelamin tunggal, aktinomorf. Daun kelopak 4-16, biasanya
tersusun dalam beberapa lingkarang. Daun mahkota berlekatan dengan 4,
5 sampai banyak tajuk. Benang sari sama banyaknya dengan tajuk – tajuk
mahkota, berlekatan dengan buluh mahkota, jarang hanya terdapat 1
benang sari. Bakal buah menumpang atau setengah tenggelam, beruang
11
1-5, kebanyakan beruang 2, tiap ruang dengan 1 sampai banyak bakal
biji. Tangkai putik 1, berbelah 2-4, atau ada 2 tangkai putik. Buahnya
buah kendaga yang pecah dengan membelah sekat dengan 2 katup, atau
buah buni atau buah batu. Biji dengan endosperm yang terbentuk secara
nuclear dengan lembaga yang lurus. Loganiaceae terbagi dalam kurang
lebih 20 marga, seluruhnya mencakup sekitar 400 jenis yang tersebar di
daerah iklim panas sampai dengan iklim sedang, tidak terdapat di eropa.
Gambar : Bunga Gelsemium sempervirens (melati kuning)
3. Suku Gentianaceae
Kebanyakan berupa terna annual atau perennial, jarang berupa
semak atau perdu. Daun tunggal, berhadapan, tanpa daun penumpu.
Bunga dalam bunga majemuk yang bersifat simos, banci, jarang
berkelamin tunggal, aktinomorf, jarang zigomorf. Kelopak dengan 4-12
tajuk – tajuk atau terdiri atas jumlah daun kelopak yang sama. Mahkota
berlekatan dengan jumlah tajuk – tajuk kelopak, dalam kuncup terpuntir
ke satu arah. Benang sari sama banyak dengan jumlah tajuk – tajuk
mahkota atau lebih sedikit, berlekatan dengan buluh mahkota. Bakal
buah menumpang atau setengah tenggelam, hamper selalu beruang 1
dengan 2 tembuni pada dinding dengan banyak bakal biji. Tangkai putik
1, kadang berbelah 2. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan 2
katup atau buah kurung. Biji dengan endosperm dan lembaga yang
12
hamper berbentuk silinder atau kerucut. Suku ini meliputi sekitar 800
jenis, terbagi dalam kurang lebih 65 marga, terutama tersebar di daerah
iklim sedang.
Gambar Gentiana lutea
4. Suku Asclepiadaceae
Terna atau tumbuhan berkayu, kadang duduknya berhadapan atau
berkarang, kadang – kadang tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga banci,
aktinomorf, berbilangan 5.kelopak dengan daun – daun kelopak yang
bebas, mahkota dengan tajuk – tajuk yang dalam kuncup terpuntir ke satu
arah. Di sebelah dalam mahkota sering terdapat mahkota tambahan atau
korona. Benang sari bebas, atau berlekatan pada pangkalnya, pada
pangkal dan punggung kebanyakan terdapat alat – alat tambahan.
Tangkai sari pendek, kepala sari besar, berlekatan satu dengan yang lain
dan berlekatan pula kepala putik. Serbuk sari bergandeng – gandengan
dengan perantaraan pelekatan kepala putiknya, masing – masing berisi
beberapa bakal biji. Dalam bunga tidak terdapat cakram. Buahnya buah
kurung berganda, biji bermahkota rambut – rambut mengkilat,
mempunyai endosperm, lembaga lurus, hamper sepanjang bijinya, daun
lembaga pipih. Suku ini membawahi kurang lebih 270 marga, seluruhnya
meliputi 1700-an jenis, terutama di daerah tropika. Afrika sangat kaya
13
akan jenis – jenis tumbuhan dari suku ini. Semua warganya hamper
selalu mempunyai saluran getah yang tidak beruas – ruas. Karena
adaptasi terhadap lingkungan yang kering, seringkali menyuerupai
kaktus.
Gambar Asclepia tuberosa
B. Bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates)
Suatu bangsa yang besar, terutama terdiri atas terna, jarang berupa
tumbuhan berkayu, daun tunggal, jarang majemuk, duduknya tersebar atau
berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf atau lebih sering
zigomorf, dengan kelopak dan mahkota berlekatan, kebanyakan berbilangan
5. Benang sari dalam 1 lingkaran, berhadapan dengan daun – daun kelopak,
dalam bunga yang zigomorf jumlah benang sari berkurang karena ada
reduksi. Bakal buah sebagian beruang 2, kadang – kadang beruang 1, tiap
ruang dengan 2 tembuni, menumpang, jarang setengah tenggelam. Tiap ruang
berisi 1 sampai banyak bakal biji, masing – masing dengan satu integument.
1. Suku Solanaceae
Terna, semak, atau perdu, kadang berupa pohon, daun tunggal, berlekuk
atau berbagi sampai majemuk, karena pergeseran letak pada buku – buku
kadang hamper berpasangan, tanpa daun penumpu. Bunga banci,
aktinomorf atau zigomorf, kebanyakan berbilangan 5. Kelopak terdiri
atas daun – daun kelopak yang berlekatan, mahkotanya berbentuk
bintang, terompet atau corong. Benang sari 5, dalam buah yang zigomorf
14
1 diantaranya mandul, semuanya tertanam pada mahkota. Bakal buah
menumpang, beruang 2 dengan sekat yang miring terhadap bidang
median, kadang – kadang beruang lebih banyak, tiap ruang berisi banyak
bakal biji, tangkai putik 1. Buahnya buah buni atau buah kendaga, biji
dengan endosperm lembaga bengkok atau melingkar seperti cincin. Suku
ini terbagi dalam kurang lebih 80 marga dan seluruhnya mencakup
sekitar 1700 jenis, yang tersebar di daerah – daerah iklim panas sampai
daerah iklim sedang.
Gambar Capsicum annuum (Indo : Lombok Besar)
Gambar Solanum nigrum L (Indo : Leunca)
2. Suku Convolvulaceae
Terna atau tumbuhan berkayu, kebanyakan merayap atau membelit,
daun tunggal, sering bertoreh – torehatau berbagi dalam, duduknya
tersebar tanpa daun penumpu. Bunga banci, aktinomorf. Kelopak terdiri
15
atas 4-5 daun kelopak yang bebas, mahkota berlekatan berbentuk corong
atau terompet, dalam kuncup tajuk – tajuk mahkotanya berlipat atau
tersusun seperti katup. Benang sari 5, melekat pada buluh mahkota,
berseling dengan tajuk – tajuk mahkota. Bakal buah menumpang,
kebanyakan beruang 2, tiap ruang dengan 2 bakal biji pada dasar ruang,
masing – masing dengan 1 integumen. Tangkai putik 1-2, buahnya buah
kendaga, kadang – kadang terbagi dalam 4 bagian. Biji kadang – kadang
berambut, lembaga sedikitbanyak bengkok atau tergulung, endosperm
sedikit. Suku ini membawahi lebih dari 1000 jenis tumbuhan yang
seringkali mempunyai saluran – saluran getah tidak beruas,
keseluruhannya terbagi dalam kurang lebih 45 marga. Daerah
distribusinya terutama daerah tropika.
Gambar Ipomoea reptans (Indo : Kangkung)
3. Suku Cuscutaceae
Parasit obligat, tanpa klorofil, tanpa akar menghisap air dan
makanan dari inangnya dengan perantaraan alat – alat penghisap
(haustoria) yang terdapat pada batangnya yang membelit inangnya,
berbentuk benang – benang berwarna kuning jingga. Bunga kecil
tersusun seperti setungkal benang kusut, banci, aktinomorf. Kelopak
terdiri atas 5 atau 4 daun, kelopak yang bebas atau berlekatan. Mahkota
16
terdiri atas 5 atau 4 daun mahkota yang berlekatan, berwarna putih atau
merah jambu, berbentuk lonceng atau hampir bulat, dengan 5 atau 4 tajuk
– tajuk. Benang sari 5, tangkai sari pendek tertanam pada pangkal
mahkota,berseling dengan tajuk – tajuk. Di daerah benang sari terdapat
sisik – sisik yang berlekuk atau berbulu mata. Bakal buah menumpang,
beruang 2 dengan sempurna atau tidak sempurna, masing – masing
dengan 2 bakal biji. Tangkai putik 2, bebas atau berlekatan. Buahnya
buah kendaga berbentuk bulat, kering atau berdaging, berisi 1 – 4 biji.
Biji dengan lembaga yang melingkari endospermanya, lembaga tanpa
daun lembaga. Suku ini monotipik, hanya terdiri atas marga Cuscuta
dengan sekitar 100 jenis yang tersebar di seluruh dunia.
Gambar Cuscuta australis R.Br. (Indo : Tali Putri)
17
4. Suku Polemoniaceae
Terna annual atau perennial, kadang-kadang memanjat dengan
sulur-sulur pembelit, jarang berupa tumbuhan berkayu. Daun tunggal
atau majemuk, tersebar atau berhadapan tanpa daun penumpu. Bunga
banci, aktinomorf, berbilangan 5. Kelopak dan mahkota terdiri atas daun-
daun kelopak dan daun-daun mahkota yang berlekatan, dengan tajuk-
tajuk yang dalam kuncup terpuntir ke satu arah. Benang sari sama
banyaknya dengan tajuk-tajuk mahkota, berseling dengan tajuk-tajuk itu
dan sebagian berlekatan dengan mahkota. Bakal buah menumpang,
beruang 3, kadang-kadang 5 atau hanya 2, tiap ruang berisi banyak atau
hanya 1 bakal biji. Tangkai putik satu di bagian atas berbelah 3. Buah
kebanyakan berupa kendaga yang pecah dengan membelah ruang. Biji
dengan endosperm, lembaga lurus atau sedikit bengkok. Suku ini
meliputi sekitar 270 jenis yang terbagi dalam 12 marga, kebanyakan
tersebar di bagian barat Amerika.
Gambar Phlox polemoniaceae
5. Suku Hydrophyllaceae
Kebanyakan berupa terna annual atau perennial, dengan daun
tunggal atau berbagi yang duduknya tersebar atau berhadapan, tanpa
daun penumpu. Bungan banci, aktinomorf, tersusun dalam sinsinus
(bunga bercabang seling). Kelopak dan mahkota berbagi 5, berbelah 5
dengan 5 tajuk-tajuk. Dalam bunga kebanyakan tidak terdapat cakram.
18
Benang sari melekat pada pangkal mahkota, berseling dengan tajuk-tajuk
mahkota, seringkali jumlahnya lebih besar daripada jumlah-jumlah tajuk
mahkota, jarang hanya 4. Bakal buah menumpang, beruang 1 dengan 2
tembuni pada dindingnya, atau beruang 2 dengan banyak bakal biji atau
hanya 2 dalam tiap ruang. Tangkai putik 2 atau 1. Buahnya kebanyakan
buah kendaga yang pecah dengan membelah ruang. Biji dengan
endosperm, lembaga kecil, lurus. Suku ini meliputi 18 marga dengan
seluruhnya 170 jenis yang tersebar terutama di Amerika Utara.
Gambar Phacelia campanularia ssp.
6. Suku Boraginaceae
Berupa terna, jarang pohon-pohonan seringkali mempunyai rambut
kasar, daun tunggal, tersebar, tanpa daun penumpu. Kebanyakan bunga
banci, aktinomorf atau zigomorf, tersusun dalam rangkaian yang bersifat
simos berganda, tergulung pada ujung batang. Kelopak berbagi, mahkota
tersusun dari 5 daun mahkota yang berlekatan, dalam kuncup teratur
quinkunsial atau terpuntir, tajuk-tajuk mahkota sering tidak sama besar.
Disebelah dalam buluh mahkota sering terdapat sisik-sisik. Benang sari
5, sering dengan tangkai sari yang tidak sama panjang, di antaranya ada
yang mandul, melekat pada buluh mahkota. Bakal buah menumpang,
berlekuk 4, beruang 2, kemudian terbagi dalam 4 bagian yang masing-
masing berisi 1 biji. Tangkai putik 1 atau terbelah 2, tertanam pada
pangkal bagian-bagian bakal buah. Buah terbagi dalam 4 bagian buah
19
yang masing-masing bersifat seperti buah keras. Biji dengan atau tanpa
endosperm, lembag lurus atau bengkok. Mendekati 1000 jenis tumbuhan
tergolong dalam suku ini, terbagi dalam sekitar 100 marga dengan daerah
distribusi yang luas, terutama di daerah tropika dan sub tropika.
Gambar Borago officinalis L
7. Suku Scrophulariaceae
Terna atau semak kecil, kadang-kadang pohon kecil, daun tunggal
atau berbagi, duduknya tersebar, berhadapan atau berkarang, tanpa daun
penumpu. Bunga banci, hampir selalu zigomorf. Kelopak dan mahkota
masing-masing terdiri atas 4 - 5 kadang-kadang 6 – 8 daun kelopak dan
daun mahkota yang berlekatan antara 1 dengan yang lainnya. Benang sari
5, melekat pada mahkota berseling dengan tajuk-tajuk mahkota, kadang-
kadang 4, 2 panjang dan 2 pendek, ada kalanya hanya 2 benang sari.
Dalam bunga terdapat sebuah cakram. Bakal buah menumpang, beruang
2 dengan sempurna atau tidak, dengan sekat yang melintang
(transversal), tiap ruang berisi 2 hingga banyak bakal biji. Tangkai putik
1. Buahnya buah kendaga atau buah buni. Biji dengan endosperm,
lembaga lurus atau sedikit bengkok. Suku ini mencakup kira-kira 2600
jenis, terbagi dalam lebih dari 200 marga, tersebar di seluruh dunia.
20
Gambar Torenia Fournieri
8. Suku Lentibulariaceae
Terna, seringkali berupa tumbuhan air atau tumbuhan darat yang
menyukai tanah-tanah yang lembab, daun tunggal, berbagi dalam,
duduknya tersebar membentuk roset akar, kebanyakan mempunyai
gelembung-gelembung. Bunga banci, zigomorf, terpisah-pisah atau
tersusun dalam bunga majemuk berupa bulira atau tandan. Kelopak
berbagi 2 – 5, mahkota berlekatan membentuk 2 bibir pada ujung dan
bertaji pada pangkalnya. Benang sari 2, melekat pada pangkal mahkota.
Dalam bunga tidak terdapata cakram. Bakal buah menumpang, beruang
1, tembuni di tengah-tengah dengan banyak bakal biji, kadang-kadang
bakal buah beruang 2. Tangkai putik pendek, kepala putik duduk di atas
bakal buah. Buahnya buah kendaga yang membuka dengan 2 – 4 katup-
katup, atau buah kurung dengan 1 biji tanpa endosperm. Suku ini
membawahi 5 marga, dengan kurang lebih 300 jenis yang tersebar
dimana-mana.
21
Gambar Pinguicula moranensis
9. Suku Orobanchaceae
Terna annual atau perennial yang hidup sebagai parasit pada akar-
akar tumbuhan lain, tidak berklorofil, dengan daun-daun yang berubah
bentuk menjadi sisik-sisik. Bunga dalam ketiak suatu daun pelindung,
terpisah-pisah atau tersusun dalam tandan, banci, zigomorf. Kelopak
terdiri atas 2 – 5 daun kelopak yang berlekatan pada pangkalnya.
Mahkota berlekatan dengan 4 – 5 tajuk-tajuk dan 2 bibir. Benang sari 4, 2
– 2 tidak sama panjang melakat pada mahkota. Bakal buah menumpang,
beruang satu, dengan 2 – 4 tembuni pada dinding dan banyak bakal biji.
Tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah
ruang. Biji dengan endosperm dan lembaga yang kecil. Suku ini meliputi
kira-kira 130 jenis yang terbagi dalam 13 marga, kebanyaka di daerah
beriklim sedang di belahan bumi utara.
Gambar Aeginetia indica
22
10. Suku Gesneriaceae
Terna, semak, jarang berupa pohon seringkali hidup sebagai epifit,
daun sering tidak sama, daun tersebar atau berhadapan tanpa daun
penumpu. Bunga banci, zigomorf, berbilangan 5. Kelopak berlekatan,
mahkota sering mempunyai 2 bibir. Benang sari 4, 2 – 2 tidak sama
panjang, kadang-kadang hanya 2, di antaranya kadang-kadang 1 – 3
bersifat mandul, semua melekat pada mahkota bunga, kepala sari 2 – 2
berlekatan atau semuanya bergandengan menjadi 1. Bakal buah
menumpang sampai tenggelam, beruang 1 dengan 2 tembuni pada
dinding dan banyak bakal biji. Tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga
atau buah buni. Biji dengan atau tanpa endosperm, lembaga lurus. Warga
suku ini terdiri atas sekitar 1100 jenis, terbagi dalam kurang lebih 100
marga, hampir semua tersebar di daerah tropika.
Gambar Gesneria libanensis
11. Suku Bignoniaceae
Semak atau pohon, kadang-kadang memanjat atau membelit jarang
berupa terna. Daun kebanyakan majemuk, duduk berhadapan atau
tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga banci, zigomorf, berbilang 5,
sering berwarna sangat menarik. Kelopak bangun lonceng, rompang atau
bergigi 5. Mahkota dengan 5 tajuk-tajuk yang tersusun seperti genting,
kadang-kadang berbibir 2. Benang sari 4 atau 2, melekat pada mahkota
23
berseling dengan tajuk-tajuk mahkota, 1 – 3 di antaranya mandul. Dalam
bunga kebanyakan terdapat cakram. Bakal buah menumpang, beruang 2
atau 1, tiap ruang dengan 2 tembuni, denga banyak bakal biji. Tangkai
putik 1. Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah ruang tau
membelah sekat dan 2 katup, sering tidak membuka, adapula yang
berupa buah buni. Biji bersayap, tanpa endosperm, lembaga lurus.
Terbagi dalam lebih dari 100 marga, seluruhnya mencakup sekitar 500
jenis, sebagian besar merupakan penghuni daerah tropika.
Gambar Catalpa speciosa
12. Suku Pedaliaceae
Terna dengan rambut-rambut kelenjar yang mengeluarkan lender.
Daun bagian bawah batang berhadapan, tunggal atau majemuk, tersebar.
Bunga zigomorf, banci. Buahnya buah kendaga atau buah keras. Biji
mempunyai endosperm tipis.
Gambar Sesamum indicum
24
13. Suku Acanthaceae
Terna atau semak, jarang berupa pohon atau liana, daun tunggal
dengan sistolit-sistolit, berhadapan atau berkarang, kadang-kadang
tersebar, tanpa daun penumpu. Bunga berupa bulir atau tandan, banci,
zigomorf, berbilangan 5, sering dengan daun-daun pelindung yang nyata.
Kelopak berlekuk 4 hingga 5 atau terdiri atas daun-daun kelopak yang
bebas. Mahkota membentuk buluh yang panjang, berbibir 2 atau 1, tajuk-
tajuk mahkota tersusun seperti genting atau terpuntir. Benang sari 4,
keduanya tidak sama panjang, kadang-kadang hanya 2 atau 5, melekat
pada mahkota. Dalam bunga biasanya terdapat cakram. Bakal buah
menumpang, beruang 2 atau 1, tiap ruang berisi 2 – 8 bakal biji, jarang
kurang atau lebih, bakal biji tersusun dalam 1 atau 2 baris pada tembuni.
Tangkai putik 1. Buahnya buah kendaga yang pecah dengan membelah
ruang, jarang berupa batu. Biji tanpa endosperm, sering menmepel pada
tembuni dengan perantara badan-badan berbentuk kait, lembaga besar.
Suku ini membawahi lebih dari 200 marga dan seluruhnya meliputi
sekitar 2000 jenis, terutama terdapat di daerah tropika.
Gambar Acanthus mollis
14. Suku Verbenaceae
Perdu, terkadang pohon-pohonan, duduk daun
bersilang/berhadapan. Daun tunggal, tanpa daun penumpu, bunga
25
majemuk, aktinomorf, seringkali zigomorf. Mahkota membentuk bulu
yang nyata, berbilang lima, jarang empat, kebanyakan dengan tajuk-tajuk
mahkota yang sama besar, sedikit miring dan tidak jelas berbibir. Benang
sari biasanya empat. Bakal buah menumpang tersusun dari dua hingga
empat daun buah yang tepinya melipat kedalam membentuk sekat. Pada
setiap daun buah trdapat dua bakal biji. Tangkai putik pada ujung bakal
buah tidak berbagi. Buahnya buah batu yang berisi dua atau delapan biji.
Biji dengan sedikit endosperm dan lembaga lurus. Suju ini membawahi
sekitar seratusan marga dengan seluruhnya hampir 3.000 jenis
kebanyakan di daerah tropika.
Gambar Verbena hybrida
15. Suku Labiatae
Terna yang mempunyai geragih yang dapat meluas kemana-mana,
dapat berupa semak atau pohon. Batang segi empat. Daun
berseling/berhadapan, kebanyakan bertangkai. Bunga majemuk berupa
tandan dan bulir. Buahnya seperti buah batu. Biji mempunyai endosperm
atau tidak. Biasanya mempunyai kelenjar-kelenjar minyak atsiri yang
memberikan bau sedap. Warga suku ini menunjukkan banyak perbedaan
dengan warga suku Verbenaceae. Labiatae membawahi hampir 200
marga dengan seluruhnya meliputi lebih dari 3000 jenis yang sebagian
besar menghuni daerah beriklim panas.
26
Gambar Oscimum basillicum (Indo : Kemangi)
16. Suku Plantaginaceae
Terna atau tumbuhan semak-semak kecil dengan daun-daun yang
tersebar atau tersusun dalam rozet akar, jarang berhadapan, tunggal,
tanpa daun penumpu. Bunga dalam bulir atau terpisah-pisah, aktinomorf,
banci atau berkelamin tunggal. Buahnya buah kendaga atau buah keras.
Biji mempunyai endosperm. Suku ini sering dimasukkan dalam bangsa
tersendiri yaitu Plantaginales, hanya membawahi 3 marga dengan
seluruhnya sekitar 250 jenis yang tersebar terutama di daerah beriklim
sedang.
Gambar Plantago major
27
C. Bangsa Cucurbitales
Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku saja yaitu suku Cucurbitaceae
yang mempunyai cirri sebagai berikut : kebanyakan berupa terna annual,
jarang sekali berupa semak atau perdu, biasanya memanjat dengan
menggunakan sulur atau alat pembelit yang merupakan metamorphosis dari
cabang, dahan atau kadang-kadang daun penumpu. Bunga aktniomorf hampir
selalau berkelamin tunggal, tetra siklik dan pentamer. Bagian ujung daun
mahkota berbentuk seperti katup. Benang sari berjumlah 5, kebanyakan
berlekatan satu sama lain. Benang sari beruang 2 dengan ruang sari terlipat
menghaadap keluar. Bakal buah tenggelam, kebanyakan beruang 3 yang
dalam masing-masing ruang terdapat dua tembuni yang membengkok keluar
dengan sejumlah besar bakal biji. Buah pada umumnya berupa buah buni
jarang seperti buah kendaga dan biji tanpa endosperm. Suku ini mencakup
kira-kira 800 jenis yang kurang lebih terdapat dalam 100 marga. Terutama
terdapat didaerah beriklim panas.
Gambar
Cucumis sativus (Indo : mentimun) & Cucurbita moschata L (Indo : Labu)
28
D. Manfaat dan Kekurangan
Manfaat dan kekurangan secara umum dari bangsa Contortae, bangsa
Tubiflorae, bangsa Cucurbitales yaitu :
1. Manfaat
a. Penghasil sayuran misalnya suku terong-terongan (Solanaceae), suku
labu-labuan (Cucurbitaceae), suku sawi-sawian (Cruciferae), suku
Convolvulaceae (Ipomoea reptans)
b. Bunga dan daunnya Tapak dara (Catharanthus roseus) berpotensi
menjadi sumber obat untuk leukemia.
c. Berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker misalnya pada
suku Solanaceae
2. Kekurangan
a. Sebagai parasit pada tumbuhan inangnya misalnya suku
Cuscutaceae.
b. Pada suku Loganiaceae dapat menyebabkan keracunan apabila
dikonsumsi langsung tanpa di olah terlebih dahulu.
29
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Ciri – ciri bangsa Contortae (Apocynales) yaitu Terna, semak, atau
pohon, kayunya seringkali mempunyai floem intraxiler, dengan daun
tunggal yang duduk berhadapan atau berkarang, kebanyakan tanpa daun
penumpu. Bunga banci, jarang berkelamin tunggal, aktinomorf,
berbilangan 4-5, dengan daun – daun mahkota yang berlekatan. Benang
sari sama banyak dengan tajuk – tajuk mahkota, dan berseling dengan
taujuk – tajuk tersebut.bakal buah menumpang, tembuni pada dinding.
Ada kalanya terdapat 2 bakal buah yang menjadi satu karena pelekatan
tangkai putiknya. Tiap ruang berisi sedikitnya sampai banyak bakal biji,
masing – masing dengan 1 integumen. Biji sering bersayap atau
berambut dengan endosperm yang terbentuk secara nuclear, lembaga
lurus.
2. Ciri – ciri bangsa Tubiflorae (Solanales, Personates) yaitu termasuk
terna, jarang berupa tumbuhan berkayu, daun tunggal, jarang majemuk,
duduknya tersebar atau berhadapan, tanpa daun penumpu. Bunga banci,
aktinomorf atau lebih sering zigomorf, dengan kelopak dan mahkota
berlekatan, kebanyakan berbilangan 5. Benang sari dalam 1 lingkaran,
berhadapan dengan daun – daun kelopak, dalam bunga yang zigomorf
jumlah benang sari berkurang karena ada reduksi. Bakal buah sebagian
beruang 2, kadang – kadang beruang 1, tiap ruang dengan 2 tembuni,
menumpang, jarang setengah tenggelam. Tiap ruang berisi 1 sampai
banyak bakal biji, masing – masing dengan satu integument.
3. Ciri – ciri bangsa Cucurbitales yaitu berupa terna annual, jarang sekali
berupa semak atau perdu, biasanya memanjat dengan menggunakan
sulur atau alat pembelit yang merupakan metamorphosis dari cabang,
30
dahan atau kadang-kadang daun penumpu. Bunga aktniomorf hampir
selalau berkelamin tunggal, tetra siklik dan pentamer. Bagian ujung
daun mahkota berbentuk seperti katup. Benang sari berjumlah 5,
kebanyakan berlekatan satu sama lain. Benang sari beruang 2 dengan
ruang sari terlipat menghaadap keluar. Bakal buah tenggelam,
kebanyakan beruang 3 yang dalam masing-masing ruang terdapat dua
tembuni yang membengkok keluar dengan sejumlah besar bakal biji.
Buah pada umumnya berupa buah buni jarang seperti buah kendaga dan
biji tanpa endosperm.
4. Manfaat dan kekurangan secara umum dari bangsa Contortae, bangsa
Tubiflorae, bangsa Cucurbitales yaitu:
a. Manfaat :
(1) Penghasil sayuran misalnya suku terong-terongan (Solanaceae),
suku labu-labuan (Cucurbitaceae), suku sawi-sawian
(Cruciferae), suku Convolvulaceae (Ipomoea reptans)
(2) Bunga dan daunnya Tapak dara (Catharanthus roseus)
berpotensi menjadi sumber obat untuk leukemia.
(3) Berfungsi dalam mengendalikan penyakit kanker misalnya
pada suku Solanaceae
b. Kekurangan :
(1) Sebagai parasit pada tumbuhan inangnya misalnya suku
Cuscutaceae
(2) Pada suku Loganiaceae dapat menyebabkan keracunan apabila
dikonsumsi langsung tanpa di olah terlebih dahulu.
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca untuk dapat mencari referensi
lain untuk menambah pengetahuan dalam mempelajari materi Botani
Tingkat Tinggi tentang bangsa Contortae (Apocynales), bangsa Tubiflorae
(Solanales, Personates), dan bangsa Cucurbitales.
31
DAFTAR PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah
Mada University Press: Yogyakarta
http://biojojo.blogspot.com/2011/04/klasifikasi-tanaman-alamanda.html
http://dydear.multiply.com/journal/item/4/Taksonomi_Tumbuhan_Tinggi_Ordo_S
ympetalae?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://en.wikipedia.org/wiki/File:Gelsemium_sempervirens3.jpg
http://fjri.blogspot.com/2011/01/dikotil.html
http://pixabay.com/id/kuning-gentian-gentiana-lutea-8903/
http://www.google.co.id/imgres?q=Cucumis+sativus
http://www.google.co.id/imgres?q=Cucurbita+moschata+L
http://www.google.co.id/imgres?q=Ipomoea+reptans
http://www.google.co.id/imgres?q=Solanum+nigrum+L
http://www.google.co.id/imgres?q=Oscimum+basillicum