1
PENELUSURAN KOMPONEN ANTIMIKROBA DARI
EKSTRAK “DAUN” BUAH MAKASSAR
(Brucea javanica (L) Merr.)
TRACING ANTIMICROBIAL COMPONENTS
Brucea javanica (L) Merr
Andi Armisman Edy Paturusi, M. Natsir Djide, Subehan
Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi : Andi Armisman Edy Paturusi Universitas Hasanuddin Makassar, 90233 HP :085299321649 Email : [email protected]
2
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimikroba ekstrak daun
buah makassar terhadap beberapa mikroba uji, mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa aktif antimikroba berdasarkan data spektroskopi
Penelitian pendahuluan dilakukan dengan uji skrining ekstrak n-heksan, etil asetat, dan metanol, dengan kadar 1 mg/ml. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak etil asetat memberikan hambatan pertumbuhan bakteri (Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, Salmonella typhi NCTC 786 dan Vibrio colera). Ekstrak etil asetat difraksinasi, hasil fraksi selanjutnya dilakukan KLT-Bioutografi, uji KHM (konsentrasi Hambat Minimum) dan KBM (konsentrasi bunuh minimum). Uji KHM dengan difusi cair pada konsentrasi 1000 bpj menunjukkan hambatan terhadap semua bakteri uji, sedangkan 500 bpj hanya bakteri E.coli ATCC 25922, P.aureginosa ATCC 27853 dan V.colera yang dihambat. Uji KBM pada 1000 bpj memberi hambat untuk semua bakteri uji. Fraksi aktif kemudian direfraksinasi dengan flash chromatography column. Setelah itu dimurnikan menggunakan metode KLT-Preparatif dengan fase diam silika gel G 60 F254 dan fase gerak -heksan : etil asetat (1:3) hingga diperoleh isolat 5D2d yang aktif sebagai antimikroba.
Isolat aktif 5d2d dilakukan KLT-Bioautografi dan diuji aktivitas antimikroba dengan metode difusi agar. Diameter penghambatan memberikan hambatan pada 1000 bpj untuk bakteri P.auroginosa ATCC 27853, S.aureus ATCC 25923, E.coli ATCC 25922, S.typhi NCTC 786 dan V.colera. Diameter penghambatan pada konsentrasi 1000 bpj 8,40 mm, 8,23 mm, 8,23 mm, 8,12 mm, dan 9,30 mm secara berurutan. Pada 500 bpj bakteri P.auroginosa ATCC 27853, S.aureus ATCC 25923, E.coli ATCC 25922, S.typhi NCTC 786 dan V.colera. Diameter penghambatan pada konsentrasi 500 bpj 7,41 mm, 7,30 mm, 7,38 mm, 7,35 mm dan 7,35 mm secara berurutan. Isolat aktif kemudian dikarakterisasi dengan spektroskopi UV, IR, dan reagen kimia yang menunjukkan bahwa isolat positif golongan fenolik. Kata kunci : penelusuran, komponen antimikroba, daun buah makassar, Brucea javanica (L) Merr. Abstract
The research aimed to investigate the antimicrobial activity of leaf extract Brucea javanica (L) Merr. against several microbial test, isolation and characterizion of antimicrobial activity compound(s) based on the spectroscopic data. Preliminary research was conducted by screening test of the n-hexane, ethyl acetate, and methanol extracts, at concentration 1 mg/ml resulted that the ethyl acetate extracts was given inhibition to all bacteria test (Pseudomonas aeruginosa ATCC 27853, Staphylococcus aureus ATCC 25923, Escherichia coli ATCC 25922, Salmonella typhi NCTC 786 dan Vibrio colera). Futher ethyl acetate extracts was fractionated and tested by TLC-Bioautography, determined its, MIC (minimum inhibitor concentrasion) and MLC (minimum lethal concentrasion). MIC was determinated using liquid diffusion at concentration 1000 ppm showed resistance against all bacteria tested, while in 500 ppm only shown E.coli ATCC 25922, P.aureginosa ATCC 27853 and V.colera, were inhibited. MIB tests with 1000 ppm gave inhibitory from all bacteria test.The active fraction was re-fractionated by the flash chromatography column and purified using TLC-Preparative method using of gel G 60 F254 and hexane : acetate ethyl (1:3) as a mobile phase obtained the active 5D2d isolate as the antimicrobe.
Futher active isolates 5D2d was tested with TLC-Bioautography and antimicrobial activity tests by agar diffusion method. Acitivity inhibitor showed resistance at 1000 ppm for bacteria P.auroginosa ATCC 27853, S.aureus ATCC 25923, E.coli ATCC 25922, S.typhi NCTC 786 and V.colera, at diameter inhibition of 8.40 mm, 8.23
3
mm, 8,23 mm, 8,12 mm, 9.30 mm, respectively. Inhibitory activity at concentration 500 ppm inhibitor bacteria P.aureginosa ATCC 27853, S.aureus ATCC 25923, E. coli ATCC 25922, S.typhi NCTC 786, V.colera mm, at diameter inhibition of 7.41 mm, 7.30 mm, 7.38 mm, 7.35 mm and 7.35 mm, respectively. The active isolat was characterized by UV spectroscopy, IR, and chemical reagents provided the isolate was phenolic compound. Key words : tracing, antimicrobial components, Brucea javanica (L) Merr.
PENDAHULUAN
Indonesia sangat kaya dengan tumbuhan obat yang dimanfaatkan untuk obat tradisional dan telah lama digunakan secara empirik yang memberi manfaat dalam meningkatkan kesehatan tubuh dan pengobatan berbagai penyakit (Wibisana, 1990). Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat memanfaatkan tumbuhan menjadi obat tradisional untuk menanggulangi berbagai macam penyakit. Penelitian mengenai obat tradisional pun telah banyak digunakan untuk memberi bukti ilmiah mengenai khasiat tanaman tersebut (Apristiani , Astuti , 2005).
Tumbuhan yang digunakan untuk obat tradisonal dapat dijadikan alternatif pencarian zat antimikroba baru (Ervizal, 2001). Meski sekarang ini banyak obat-obatan yang dibuat secara sintetik, tetapi tidak boleh diabaikan arti tumbuhan sebagai penghasil bahan yang berkhasiat obat.
Mikroorganime adalah mahluk hidup yang berukuran sangat kecil. Aktivitas kehidupannya bergantung pada keadaan sekitar dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia sebagai penyebab terjadinya berbagai macam penyakit yang merugikan. Penyakit yang dapat disebabkan antara lain gatal, rasa sakit, infeksi dan dapat mengganggu penampilan dan masih banyak lagi penyakit lainnya, sehingga masih menjadi masalah yang serius untuk ditangani.
Langkah pengobatan untuk penyakit infeksi antimikroba ini adalah dengan pemberian agen antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroba yang menginfeksi. Agen antimikroba sekarang ini telah banyak ditemukan, tetapi beberapa diantaranya tidak efektif digunakan karena banyaknya mikroba yang resisten dan efek sampingnya sangat merugikan penderita (Wasito, dkk. L 1-2, 2008).
Tumbuhan yang biasa digunakan masyarakat sebagai bahan obat adalah tumbuhan buah makassar. Tumbuhan ini secara empiris telah dimanfaatkan sebagai bahan obat untuk mengatasi disentri, diare dan malaria, selain itu daunnya digunakan untuk mengobati infeksi pada hewan ternak yang mengalami luka dan pembengkakan pada daerah perut.
Berbagai penelitian telah dilakukan terhadap tumbuhan buah makassar (Brucea javanica (L) Merr.) diantaranya uji aktivitas antibakteri ekstrak buah makassar terhadap bakteri Shigella dysentriae yang menunjukkan adanya aktivitas
4
antibakteri (Rahayu, dkk, 2009). Selain itu mempunyai aktivitas menurunkan parasitemia pada mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei (Pratiwi, dkk).
Penelitian dan penggunaan buah makassar sebagai obat selama ini yang banyak digunakan adalah buahnya. Namun demikian, penggunaan bagian buah memiliki keterbatasan karena tumbuhan ini tidak berbuah setiap saat. Adanya persamaan senyawa kimia pada buah dan daun buah makassar diantaranya sama-sama mengandung saponin dan tanin (Rahayu, dkk, 2009). Adanya persamaan senyawa tersebut perlu dilakukan penelitian terhadap bagian lain seperti daun, batang dan akar dari tumbuhan ini.
Berdasarkan uraian di atas maka hal ini yang mendasari perlunya dilakukan penelitian penelusuran komponen antimikroba dari ektrak daun buah makassar (Brucea javanica (L) Merr.).
METODE PENELITIAN
Bahan
Aquadest, biakan murni (Bacillus subtilis ATCC 6633, Candida albicans
ATCC 10231, Escherichia coli ATCC 25922, Pseudomonas aeroginosa ATCC
27853, Salmonella typhi NCTC 786, Staphylococcus aureus ATCC 25923,
Staphylococcus epidermidis ATCC 14990, Streptococcus mutans, Vibrio
cholerae), DMSO (Dimetil Sulfoksida), etanol 70%, etil asetat, H2SO4 10%,
kloramfenikol, Kloroform, larutan fisiologis NaCl 0,9 %, lempeng silika gel 60
F254 (E.Merck), lempeng KLT PF254 (E.Merck), Perekasi semprot : (Liebermann-
Burchard, Dragendorf, FeCL3 5%, KOH Etanolik, ALCl3 5%), metanol, silika gel
60 GF254 (E.Merck), medium Glukosa Nutrient Agar (GNA), medium glukosa
nutrien broth (GNB), n-Heksan, sampel ekstrak daun buah makassar (Brucea
javanica (L) Merr.) dan spritus.
Ekstraksi dan Fraksinasi
Serbuk daun buah makassar kering diekstraksi secara maserasi dengan
metanol selama 1 x 24 jam, proses maserasi diulangi sebanyak 3 kali. Filtrat
dikumpulkan lalu diuapkan dengan rotavapor hingga diperoleh ekstrak metanol
kental kemudian diuapkan hingga kering. Ekstrak metanol kental dipartisi cair-
padat berturut-turut dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan metanol. Fraksi –
fraksi selanjutnya diuapkan hinga diperoleh ekstrak kental, kemudian diuapkan
hingga kering. Ekstrak etil asetat sebagai ekstrak aktif selanjutnya difraksinasi
5
dengan menggunakan metode isolasi Kromatografi Cair Vakum (KVC) dan
sepacore flash chormatography colum dan Kromatografi Cair Vakum (KVC)
kembali menggunakan eluen, dengan gradien kepolaran semakin meningkat.
Fraksi-fraksi yang diperoleh selanjutnya diamati profil KLT menggunakan eluen
gradien. Fraksi yang memiliki kesamaan Rf selanjutnya digabung menjadi satu
fraksi (Malayani).
Pengujian Fraksi Aktif dengan Metode KLT-Bioautografi, KHM dan KBM
Fraksi – fraksi gabungan selanjutnya diuji aktivitas senyawa anti
mikrobanya dengan metode Kromatografi Lapis Tipis–Bioautografi yaitu dengan
meletakkan lempeng KLT di atas permukaan medium agar padat selama 15 - 30
menit yang sebelumnya telah dielusi. Hasil pengujian KLT-bioautografi dengan
spot/noda yang memberikan zona penghambatan pada permukaan media agar
pada (Djide, dkk, 2006 dan Mulyati E.S, 2009)
Beberapa seri konsentrasi sampel 1000 ppm, 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm,
dan 62,5 ppm dalam tabung reaksi dan dimasukkan mikroba uji sebanyak 20L.
Kontrol positif, digunakan larutan kloramfenikol yang ditambahkan medium
Glucosa Nutrient Broth (GNB) steril. Untuk kontrol negatif, digunakan medium
Glucosa Nutrient Broth (GNB) steril dan suspensi mikroba uji. Dan untuk kontrol
medium, digunakan medium Glucosa Nutrient Broth (GNB) steril kemudian
diinkubasi selama 1x24 jam suhu 370C. Konsentrasi dimana larutan tampak jernih
setelah inkubasi, menunjukkan harga Kadar Hambat Minimumnya.
Hasil uji pada uji KHM digoreskan pada media GNA, lalu diinkubasi pada
suhu 370C selama 1x 24 jam. Penentuan kadar bunuh minimum ditunjukkan
dengan tidak adanya pertumbuhan mikroba pada konsentrasi terendah sampel
(Aprisuani, 2005).
Isolasi dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif
Fraksi yang memiliki aktivitas aktimikroba selanjutnya di isolasi dengan
metode KLTP menggunakan fase diam selika gel 60 GF 254. Fraksi kemudian
ditotol pada lempeng KLTP ukuran 20 x 20 cm kemudian dielusi dengan fase
gerak n-heksan : etil asetat (1:3). Pita-pita diamati dengan sinar UV 254 nm dan
6
366 nm, pita yang sama dengan noda yang memberikan efek antimikroba ditandai
dan dikeruk.
Pemurnian dengan Multi Eluen
Isolat murni yang telah diperoleh kemudian ditotolkan pada lempeng KLT
gel 60 F254 nm, dielusi menggunakan 2 eluen (n-heksan : etil asetat 1 : 3 dan
kloroform : metanol 10 : 1) dengan tingkat kepolaran dan arah yang berbeda.
Hasil elusi diamati menggunakan penampak noda sinar ultra violet 254 dan 366
nm. Hasil pengamatan yang menunjukkan satu spot/bercak tunggal menandakan
senyawa isolat yang diperoleh merupakan senyawa kimia tunggal atau murni.
Selanjutnya di karakterisasi berdasarkan sifat fisikokimia senyawa terhadap
berbagai deteksi reagen kimia (Bogoriani, 2008).
Uji Potensi Antimikroba
Uji potensi isolat antimikroba dilakukan dengan metode lempeng atau
difusi agar dengan menggunakan cakram kertas (paper disc). Cakram kertas
direndam ke dalam larutan isolat 1000 ppm, 500 ppm dan 250 ppm, kemudian
paper disk diletakkan pada permukaan medium GNA yang telah diinokulasikan
bakteri yang sensitif terhadap isolat. Diinkubasi pada suhu 37oC selama ± 24 jam,
diukur daerah hambatan (zona). Untuk kontrol positif, digunakan larutan baku
kloramfenikol 30 ppm.
Analisis Data
Data karakteristik senyawa isolat aktif ekstrak etil asetat daun buah
makassar meliputi nilai Rf, warna spot pada penampak noda, panjang gelombang
maksimum sinar UV, dan gugus fungsi berdasarkan bilangan gelombang hasil uji
spektrofotometer infra red (IR) menggunakan analisis kualitaitf deskriptif, dan
data aktivitas dan potensi antimikroba isolat murni ekstrak n-heksan daun sungkai
dianalisis menggunakan metode kuantitatif-deskriptif dengan mengukur luas
hambatan atau zona bunuh isolat terhadap bakteri uji.
HASIL PENELITIAN
Hasil Fraksinasi, Sepacore dan Isolasi Senyawa Aktif Antimikroba
7
Ekstrak etil asetat sebanyak 15 gram, difraksinasi metode Kromatografi
Vakum Cair diperoleh 7 fraksi, Fraksi 5 yang memberikan efek di sepacore
sebanyak 4,52 gram dengan bobot masing-masing fraksi (5A) sebanyak 1,04
gram, fraksi (5B) sebanyak 0,99 gram; fraksi (5C) sebanyak 1,09 gram dan fraksi
aktif (5D) sebanyak 1,18 gram.
Fraksi 5D di Kromatografi Vakum Cair kembali dan diperoleh 3 fraksi
5D1 sebanyak 0,15 gram, 5D2 sebanyak 0,40 gram dan 5D3 sebanyak 0,13 gram.
Hasil pengujian menunjukkan 5D3 yang mempunyai efek antimikroba. Data pada
tabel 1.
Hasil Pengujian KLT-Bioautografi dan Profil KLT Isolat Aktif Antimikoba
Hasil pengujian KLT bioautografi isolat aktif 5D3d menunjukkan bahwa
terdapat 1 noda dengan nilai Rf 0,49 memberikan penghambatan pertumbuhan
mikroba uji, dengan karakteristik berwarna hijau pada sinar UV 254 nm, biru pada
UV 366 nm dan H2SO4 10%. Isolat aktif 5D3d menunjukkan aktifitas terhadap
bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923, Salmonella typhi NCTC 786
Escherichia coli ATCC 25922, Vibrio cholera dan Pseudomonas aeruginosa
ATCC 27853.
Hasil Karakterisasi dengan reagen kimia
Hasil karakterisasi menggunakan reagen kimia FeCl3 5% pada lempeng
kromatogram, diperoleh hasil bahwa isolat aktif 5D3d memberikan hasil positif
warna hitam pada sinar tampak dengan nilai Rf 0,49. Data pada tabel 2.
Hasil Pengujian Potensi Isolat Aktif Metode Lempeng Agar
Hasil pengujian potensi isolat aktif 5D3d terhadap 5 jenis bakteri uji
memberikan zona bunuh terbesar pada konsentrasi 1000 ppm Pseudomonas
aeruginosa ATCC 27853 8,4 mm, Staphylococcus aureus ATCC 25923 8,23 mm,
Escherichia coli ATCC 25922 8,23 mm, Salmonella typhi NCTC 786 8,12 mm
dan Vibrio colera 9,3 mm. Kontrol positif yang digunakan adalah Kloramfenikol
dengan diameter zona bunuh terbesar 13,01 mm. Data selengkapnya pada tabel 4.
Hasil Karakterisasi Spektroskopi Ultra Violet (UV) dan Sinar Infra red (IR)
Hasil karakterisasi UV terhadap isolat aktif 5D3d dengan konsentrasi uji
10 ppm diperoleh 3 panjang gelombang dengan satu 1 puncak pada panjang
8
gelombang 208 dengan absorbansi 1,199 nm. Data selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 4. Hasil karakterisasi infra red (IR) terhadap isolat aktif 5D3d
diperoleh pita khas dengan bilangan gelombang masing-masing : 3486 cm-1;
3392 cm-1; 2922 cm-1; 2852 cm-1; 1655 cm-1; 1610 cm-1; 1571 cm-1; 1512 cm-1;
1447 cm-1; 1362 cm-1; 1305 cm-1; 1200 cm-1; 1167 cm-1; 1125 cm-1, 1033 cm-1;
1125 cm-1 dan daerah finger print 836 cm-1. Data pada tabel 5.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan aktivitas ekstrak etil asetat mempunyai
aktivitas penghambatan lebih baik dibanding ekstrak n-heksan dan metanol.
Ekstrak etil asetat memilki aktivitas terhadap sembilan mikroba uji yang
digunakan, yaitu Pseudomonas aeruginos ATCC, Staphylococcus aureus ATCC
25923, Salmonella typhi NCTC, Escherichia coli ATCC 25922, dan Vibrio
cholera.
Metode pemisahan digunakan untuk memisahkan komponen kimia dalam
suatu ekstrak dalam bentuk fraksi-fraksi ekstrak. Salah satu cara pemisahan
komponen kimia adalah kromatografi kolom cair vakum dimana metode ini
dipercepat dengan vakum dan sepacore flash chromatography colum dimana
pemisahan yang cepat dengan tekanan nitrogen. Selanjutnya fraksi - fraksi diuji
aktivitasnya dengan KLT-Bioautografi, KHM, dan KBM hasil pengujian
menunjukkan fraksi 5D2 fraksi aktif.
Fraksi aktif selanjutnya diisolasi menggunakan metode Kromatografi
Lapis Tipis Preparatif. Isolasi senyawa bertujuan untuk melokalisir senyawa target
berdasarkan profil kromatogram dan perbandingan eluen yang digunakan pada uji
sebelumnya. Hasil isolasi diperoleh 4 pita isolat, keempat pita isolat selanjutnya
dilakukan uji isolat 5D2d aktivitas dengan metode KLT-bioautografi langsung.
Hasil pengujian pita menunjukkan satu spot yang memberikan aktifitas antibakteri
dengan zona bunuh dengan nilai Rf 0,49 cm.
Hasil karakterisasi reagen semprot FeCl3 5% menunjukkan warna hitam
pada sinar tampak. Hal ini menunjukkan bahwa isolat aktif 5D2d positif terhadap
reagen semprot golongan senyawa fenol.
9
Isolat aktif 5D2d yang diperoleh selanjutnya diuji potensi isolat
antimikroba dilakukan dengan metode difusi agar dengan menggunakan cakram
kertas (paper disc) pada 1000 ppm, 500 ppm, dan 250 ppm, selama masa
inkubasi, isolat antimikroba akan berdifusi ke dalam medium yang sebelumnya
telah diinokulasikan bakteri yang sensitif dan membentuk daerah hambatan
(zona). Hasil yang diperoleh ada 1000 ppm untuk bakteri Pseudomonas
aeruginosa ATCC 27853 8,4 mm, Staphylococcus aureus ATCC 25923 8,23 mm,
Escherichia coli ATCC 25922 8,23 mm, Salmonella typhi NCTC 786 8,12 mm
dan Vibrio colera 9,3 mm. Pada 500 ppm bakteri Pseudomonas aeruginosa
ATCC 27853 7,41 mm, Staphylococcus aureus ATCC 25923 7,3 mm,
Escherichia coli ATCC 25922 7,38 mm, Salmonella typhi NCTC 786 7,35 mm
dan Vibrio colera 7,35 mm. Sedangkan kontrol kloramfenikol pada konsentrasi 30
ppm menunjukkan potensi yang lebih besar.
Isolat 5D2d selanjutnya dikarakterisasi dengan spektra UV untuk
mengetahui panjang gelombang suatu senyawa. Isolat 5D2d memiliki 3 puncak,
yaitu pada panjang gelombang 349 nm (pita I), 254 nm (pita II) dan 208 nm (pita
III), (lampiran 3). Adanya serapan pada gelombang 349 nm (pita I) menunjukkan
bahwa isolat 5D2d mengalami transisi elektronik n-π* dapat dijadikan asumsi
awal adanya ikatan rangkap dalam struktur isolat 5D2d. Kemungkinan serapan
tersebut dapat ditimbulkan akibat adanya ikatan C=C, hal ini didukung dengan
pita pada IR pada bilangan gelombang 1610 dan 1655 Atau adanya perpanjangan
sistem konjugasi. Sedangkan 254 nm (pita II) menunjukkan adanya senyawa
aromatik hal ini didukung dengan data IR bilangan gelombang 836 cm-1
menunjukkan adanya gugus aromatika. Untuk 208 nm (pita III) kemungkinan
disebabkan oleh ikatan CH (Juliana, V., dkk. 2010).
Interprestasi data spektra Infra Red (IR). Dimana terlihat pita serapan yang
melebar pada bilangan gelombang terlihat pita serapan yang melebar pada
bilangan gelombang sekitar 3343 cm-1 diduga adanya regangan O-H, yang
membentuk ikatan hidrogen antarmolekuler dan biasanya muncul pada daerah
bilangan 3500-3200 cm-1. Dugaan ini diperkuat dengan munculnya serapan C-O
pada bilangan gelombang 1300-1000 cm-1(Sitorus, M. 2009).
10
Pita serapan pada bilangan gelombang 2934cm-1 dan 2852cm-1 merupakan
serapan dari C-H alifatik, yang biasanya muncul pada bilangan gelombang 3000-
2700 cm-1. Dugaan ini diperkuat dengan munculnya serapan pada bilangan
gelombang 1362 cm-1 yang dihasilkan oleh tekukan CH3 alifatik biasanya muncul
pada daerah bilangan 1360-1385 cm-1 dan CH2 1447cm-1 pada (Supratman U.
2010).
Data spektra isolat 5D2d menunjukkan terdapat serapan gugus C=O yang
akan memunculkan serapan pada interval 1820-1600 cm-1 hal ini pada bilangan
gelombang 1610 cm-1. Alkena biasanya terabsorpsi pada bilangan gelombang
1650 cm-1, data spektra isolat 5D2d menunjukkan terdapat serapan sedang pada
bilangan gelombang 1655 cm-1 hal ini mengindikasikan adanya gugus regangan
C=C (Sitorus, M. 2009).
Pada bilangan gelombang, 1125 cm-1 dan 1033 cm-1 menunjukkan adanya
regangan C-O, dugaan ini diperkuat dengan adanya serapan yang kuat dan tajam
pada bilangan gelombang 1200 cm-1 yang dihasilkan oleh ester dimana pita yang
muncul tajam dan kuat. Pada serapan 1167 cm-1 menunjukkan alkohol primer
(Sitorus, M. 2009). Daerah 1571 cm-1 dan 1512 cm-1 serta daerah sidik jari
bilangan gelombang 836 cm-1 menunjukkan adanya gugus aromatika, dimana
biasanya muncul pada bilangan gelombang 900-675 cm-1 (Supratman U. 2010).
KESIMPULAN DAN SARAN
Isolat aktif 5D2d berdasarkan data spektra UV, IR dan pereaksi kimia
dapat disimpulkan bahwa isolat 5D2d positif golongan fenol. pada uji potensi
antimikroba pada konsentrasi 1000 ppm untuk bakteri Pseudomonas aeruginosa
ATCC 27853 8,4 mm, Staphylococcus aureus ATCC 25923 8,23 mm,
Escherichia coli ATCC 25922 8,23 mm, Salmonella typhi NCTC 786 8,12 mm
dan Vibrio colera 9,3 mm. Pada 500 ppm bakteri Pseudomonas aeruginosa
ATCC 27853 7,41 mm, Staphylococcus aureus ATCC 25923 7,3 mm,
Escherichia coli ATCC 25922 7,38 mm, Salmonella typhi NCTC 786 7,35 mm
dan Vibrio colera 7,35 mm.
11
Data spektroskopi senyawa daun buah makassar (Brucea javanica
(L)Merr.) perlu dilengkapi dengan data spektrofotometer 1-H-NMR, 13-C-NMR
dan GC-MS, sehingga struktur senyawa dapat diketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Apiristiani, D. Astuti P. (2005). Isolasi Komponen Akif Antibakteri Ekstrak Kloroform Daun Buah Mimba (Azadichta indica A. Juss). Dengan Bioautografi. Fakultas Farmasi. Universitas Gadja Mada (UGM). Yogyakarta. Diakses 10 Desember 2012
Bogoriani, (2008), Isolasi dan Identifikasi Glikosida Steroid Dari Daun Andong (Cordyline terminalis Kunth, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran. (Diakses 22 Januari 2012).
Djide. M. N, Sartini, Kadir. S.H, (2006). Analisis Mikrobiologi Farmasi.
.Laboratrium Mikrobiologi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ervizal, Rahayu, W.P, Wijaya, C.H. dan Sari.P.P. (2001). Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kedawung (Parka roxburghii G. Don) Terhadap Bakteri Patogen (Online), Buletin Teknologi dan Industri Pangan, Vol XII no.1, Diakses 5 oktober 2011.
Juliana, V., Aisyah, S., Mustapha, I. (2010). Jurnal Sains Dan Teknologi Kimia : Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Turunan Terpenoid Dari Fraksi n-Heksan Momordica charantia L. (Online), Vol 1 No. 1, (diakses tanggal 26 Juli 2012).
Mayani T, dkk. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Antibakteri Dari Fraksi Etil
Asetat Kulit Batang Lansium Domesticum corr. Cv Kokossan. Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran.
Mulyati E.S, (2009). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Ceremai
(Phyllanthus acidus (l.) Skeels) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dan Bioautografinya, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. (Diakses 22 Januari 2012).
Pratiwi dkk, Uji efektivitas ekstrak etanol buah makasar (Brucea javanica (L
)merr.)Terhadap plasmodium berghei secara in-vivo pada mencit. Bidang Botani, Puslit Biologi-LIPI, Bogor. (Diakses 22 Januari 2012).
Rahayu, dkk. (2009), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Sokhletasi dan Maserasi Buah Makassar (Brucea javanica (L)Merr.) Terhadap Bakteri Shigella dysentriae ATCC 9361 Secara In-Vitro. (Diakses 1 november 2011).
12
Sitorus, M. (2009). Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Supratman, Unang, (2010), Elusidasi Struktur Senyawa Organik. Widya Padjajaran, Bandung
Wasito, H., Sani, E,G,. Yani, L. (2008). Uji Aktivitas Antibacteri Madu Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Proseeding Kongres Ilmiah Isfi XVI.
Tabel 1. Hasil sepacore dan kromatografi kolom cair vakum, dan hasil isolasi ekstrak etil asetat daun buah makassar (Brucea javanica (L) Merr.)
Ekstrak Etil asetat (gram)
Bobot Fraksi (gram)
Fraksi 5A Fraksi 5B Fraksi 5C Fraksi 5D
4,52 1,04 0,99 1,09 1,18 Fraksi 5D Fraksi 5D1 Fraksi 5D2 Fraksi 5D3
1,18 0,15 0,40 0,13 Fraksi 5D2 Isolat 5D2a 5D2b 5D2c 5D2d
0,40 0,11 0,07 0,04 0,12
Tabel 2. Hasil karakterisasi dengan reagen semprot
Rf isolat 5D2d FeCl3 5%
Sinar tampak
0,49 Hitam
Tabel 3. Hasil pengujian potensi isolat aktif 5D2d dengan metode difusi agar
Bakteri Variasi Konsentrasi (ppm) K(+) 1000 500 250
Staphylococcus aureus
8,23 mm 7,3 mm - 11,39 mm
Salmonella typhi 8,12 mm 7,35 mm - 15,11 mm Escherichia coli 8,23 mm 7,38 mm - 14,1 mm Vibrio cholera 9,3 mm 7,35 mm - 15 mm Pseudomonas aeruginosa
8,4 mm 7,41 mm - 14,29 mm
Keterangan : K(+) : Kontrol positif (Kloramfenikol) - : Tidak menghambat
13
Tabel 4. Data spektrum UV dan IR isolat aktif 5D2d ekstrak etil asetat daun buah makassar (Brucea javanica (L) Merr.)
Tabel 5. Data spektrum IR isolat aktif 5D2d ekstrak etil asetat daun buah
makassar (Brucea javanica (L) Merr.)
Bilangan gelombang (cm-1)
Bentuk pita
Intensitas Kemungkinan gugus fungsi
3500-3200 lebar Lemah O-H 2922 tajam Medium C-H (alifatik) 2852 tajam Medium C-H (alifatik) 1655 tajam medium C=C 1610 tajam Kuat C=O 1571 tajam Kuat Aromatik 1512 tajam Kuat Aromatik 1447 tajam Kuat CH2 1362 tajam Kuat CH3 1200 tajam Kuat eter (alifatik) 1167 tajam Kuat alkohol primer 1125 Tajam Medium regangan C-O 1033 Tajam Medium regangan C-O 836 Tajam Kuat Aromatik
Panjang gelombang (nm) Absorbansi
208 (Pita I) 1.199
254 (Pita II) 0.605
349 (Pita III) 0,584