Download - Bronko Pneumonia
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 1/12
Bronkopneumonia
PENDAHULUAN
Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar1% dari seluruh penduduk Amerika. Meskipun telah ada kemajuan dalam bidang antibiotik,
pneumonia tetap merupakan penyebab kematian terbanyak keenam di Amerika Serikat.
Munculnya organisme nosokomial (didapat dari rumah sakit) yang resisten terhadap
antibiotik, ditemukannya organismeoeganisme yang baru (seperti !egionella), bertambahnya
jumlah pejamu yang lemah daya tahan tubuhnya dan adanya penyakit seperti A"#S semakin
memperluas spektrum dan derajat kemungkinan penyebabpenyebab pneumonia, dan ini juga
menjelaskan mengapa pneumonia masih merupakan masalah kesehatan yang mencolok. $ayi
dan anak kecil lebih rentan terhadap penyakit ini karena respon imunitas mereka masih belum
berkembang dengan baik. Pneumonia seringkali merupakan hal yang terakhir terjadi pada
orang tua dan orang yang lemah akibat penyakit kronik tertentu. Pasien peminum alkohol,
pasca bedah, dan penderita penyakit pernaasan kronik atau ineksi &irus juga mudah
terserang penyakit ini.1
Pneumonia adalah radang parenkim paru. 'ebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh
mikroorganisme, tetapi ada sejumlah penyebab nonineksi yang kadangkadang perlu
dipertimbangkan. Pneumonia digolongkan atas dasar anatomi seperti pneumonia lobaris,
pneumonia lobularis (bronkopneumonia) dan pneumonia interstitialis (bronkiolitis). etapi,
klasiikasi pneumonia ineksius atas dasar etiologi dugaan atau yang terbukti secara
diagnostik atau terapeutik lebih rele&an.,*,+
Pnemonia adalah proses ineksi akut yang mengenai jaringan paruparu (al&eoli). erjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses ineksi akut pada bronkus (biasa
disebut bronchopneumonia).
$ronkopneumonia adalah peradangan paru, biasanya dimulai di bronkioli terminalis.
$ronkopneumonia adalah nama yang diberikan untuk sebuah inlamasi paruparu yang
biasanya dimulai di bronkiolus terminalis. $ronkiolus terminalis menjadi tersumbat dengan
eksudat mukopurulen membentuk bercakbercak konsolidasi di lobulus yang bersebelahan.
Penyakit ini seringnya bersiat sekunder, mengikuti ineksi dari saluran naas atas, demam
pada ineksi spesiik dan penyakit yang melemahkan sistem pertahanan tubuh. Pada bayi dan
orangorang yang lemah, Pneumonia dapat muncul sebagai ineksi primer. -,
DEFINISI
Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercakbercak ineksi pada berbagai
tempat di paru. $isa kanan maupun kiri yang disebabkan &irus atau bakteri dan sering terjadi
pada bayi atau orang tua./
EPIDEMIOLOGI
$erdasarkan Sur&ei 'esehatan 0umah angga (S'0) sejak 1/ sampai era 222 an
hampir /2 sampai 2 persen kematian balita akibat serangan "SPA dan pnemonia.
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 2/12
Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari tahun dan mengurang dengan
meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh Pneumococcus,
ditemukan pada orang de3asa dan anak besar, sedangkan $ronkopneumonia lebih sering
dijumpai pada anak kecil dan bayi.*
Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi dan setiap tahunnya menyerang sekitar1% penduduk amerika. Meskipun telah ada kemajuan dalam bidang antibiotik, pneumonia
tetap sebagai penyebab terbanyak dari kematian di Amerika.1
ETIOLOGI
Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah aktor ineksi (tersering) 4
$akteri 4 Pneumokokus, Streptokokus, Stailokokus, 5emoilus inluen6a,
Mycobacterium tuberculosa.
7irus 4 0espiratory Synctitial 7irus, Adeno&irus, 8ytomegalo &irus, 7irus inuen6a$.
9amur 4 5istoplasmosis, 8andida albicans, Aspergillus species dll.
KLASIFIKASI
Menurut buku Pneumonia 'omuniti, Pedoman #iagnosis dan Penatalaksanaan di "ndonesia
yang dikeluarkan Perhimpunan #okter Paru "ndonesia, 22* menyebutkan tiga klasiikasi
pneumonia.
1. $erdasarkan klinis dan epidemiologis4
1. Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).
. Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial
pneumonia).
*. Pneumonia aspirasi.
. Pneumonia pada penderita immunocompromised .
. $erdasarkan bakteri penyebab4
1. Pneumonia bakteri:tipikal. #apat terjadi pada semua usia. $eberapa bakteri
mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misalnya klebsiella
pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita pasca ineksi
inluen6a. Pneumonia Atipikal disebabkan mycoplasma, legionella, dan
chalamydia.
. Pneumonia &irus.
*. Pneumonia jamur, sering merupakan ineksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah (immunocompromised ).
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 3/12
*. $erdasarkan predileksi ineksi4
1. Pneumonia lobaris, pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan
besar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri.
. Pneumonia bronkopneumonia, pneumonia yang ditandai bercakbercak ineksi pada berbagai tempat di paru. $isa kanan maupun kiri yang disebabkan &irus
atau bakteri dan sering terjadi pada bayi atau orang tua.
*. Pneumonia interstisial.
PATOGENESIS
Pneumococcus masuk ke dalam paru melalui jalan pernaasan secara percikan (droplet).
Pneumokokus umumnya mencapai al&eoli le3at percikan mukus atau sali&a. !obus bagian
ba3ah paru paling sering terkena eek gra&itasi.1,*
Agenagen mikroba yang menyebabkan Pneumonia memiliki * bentuk transisi primer 4
1. Aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi pada
oroaring
. "nhalasi aerosol yang ineksius
*. Penyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal
Aspirasi dan inhalasi agenagen ineksius adalah dua cara tersering yang menyebabkan pneumonia, sementara penyebaran cara hematogen lebih jarang terjadi. Akibatnya, aktor
aktor predisposisi termasuk juga berbagai deisiensi mekanisme pertahanan sistem
pernaasan. 'olonisasi basilus gram negati telah menjadi subjek penelitian akhirakhir ini.1
Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian ba3ah sangat eisien untuk mencegah
ineksi yang terdiri dari 4
1. Susunan anatomis rongga hidung
. 9aringan limoid di nasoaring
*. $ulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret lain
yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut
. 0eleks batuk
-. 0eleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terineksi
. #rainase sistem limatis dan ungsi menyaring kelenjar lime regional
+. ;agositosis aksi limosit dan respon imunohumoral terutama "g A
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 4/12
/. Sekresi en6imen6im dari selsel yang melapisi trakeobronkial yang bekerja sebagai
anti mikroba yang non spesiik.
$ila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan naas sampai ke
al&eoli yang menyebabkan radang pada dinding al&eoli dan jaringan sekitarnya.*
Setelah itu mikroorganisme tiba di al&eoli mementuk suatu proses peradangan yang meliputi
empat stadium, yaitu41,*,+
A. Stadium I ! " #$ %am pertama&kon'e(ti)
#isebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada
daerah baru yang terineksi. 5al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan
permeabilitas kapiler di tempat ineksi. 5iperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator
mediator peradangan dari selsel mast setelah pengaktian sel imun dan cedera jaringan.
Mediatormediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. #egranulasi sel mast juga
mengaktikan jalur komplemen. 'omplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos &askuler paru dan peningkatan permeabilitas
kapiler paru. 5al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstitium
sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan al&eolus. Penimbunan cairan di
antara kapiler dan al&eolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan
karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering
mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.
B. Stadium II !* %am +erikutn,a)
#isebut hepatisasi merah, terjadi se3aktu al&eolus terisi oleh sel darah merah, eksudat danibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari reaksi peradangan. !obus
yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan,
sehingga 3arna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara
al&eoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak. Stadium ini
berlangsung sangat singkat, yaitu selama / jam.
-. Stadium III " * /ari)
#isebut hepatisasi kelabu yang terjadi se3aktu selsel darah putih mengkolonisasi daerah
paru yang terineksi. Pada saat ini endapan ibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera
dan terjadi agositosis sisasisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di al&eoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi
ibrin dan leukosit, 3arna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi
mengalami kongesti.
D. Stadium I0 1 " #$ /ari)
#isebut juga stadium resolusi yang terjadi se3aktu respon imun dan peradangan mereda,
sisasisa sel ibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi oleh makroag sehingga jaringan kembali
ke strukturnya semula.
GAMBA2AN KLINIS
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 5/12
$ronkopneumonia biasanya didahului oleh ineksi saluran naas bagian atas selama beberapa
hari. Suhu dapat naik secara mendadak sampai *<2=8 dan mungkin disertai kejang karena
demam yag tinggi. Anak sangat gelisah, dispnu, pernaasan cepat dan dangkal disertai
pernaasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. $atuk biasanya tidak
dijumpai di a3al penyakit, anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari, dimana pada
a3alnya berupa batuk kering kemudian menjadi produkti.
Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan isik tergantung pada luasnya daerah yang
terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi mungkin
hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang.
$ila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konluens) mungkin pada perkusi terdengar
suara yang meredup dan suara pernaasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium
resolusi ronki dapat terdengar lagi. anpa pengobatan biasanya proses penyembuhan dapat
terjadi antara * minggu.*
PEME2IKSAAN LABO2ATO2IUM
1. >ambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 1-.222 < 2.222 : mm* dengan
pergeseran ke kiri. 9umlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan dengan ineksi
&irus atau mycoplasma.
. ?ilai 5b biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
*. Peningkatan !@#.
. 'ultur dahak dapat positi pada 2 < -2 % penderita yang tidak diobati. Selain kulturdahak, biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat s3ab).
-. Analisa gas darah (A>#A) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia. Pada stadium
lanjut dapat terjadi asidosis meyabolik.*,+
DIAGNOSIS
#iagnosis ditegakkan berdasarkan ri3ayat penyakit dan pemeriksaan isik yang sesuai
dengan gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya disertai pemeriksaan penunjang. Pada
bronkopneumonia, bercakbercak iniltrat didapati pada satu atau beberapa lobus. ;oto
rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis, atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis. >ambaran ke arah sel polimoronuklear juga dapat dijumpai.
#iagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena
pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman penyebab
tidak selalu dapat ditemukan. leh karena itu B5 mengajukan pedoman diagnosa dan tata
laksana yang lebih sederhana. $erdasarkan pedoman tersebut pneumonia dibedakan
berdasarkan 4
• Pneumonia sangat berat 4
C bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum, maka anak harus dira3at dirumah sakit dan diberi antibiotika.
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 6/12
• Pneumonia berat 4
C bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum, maka anak harus
dira3at di rumah sakit dan diberi antibiotika.
• Pneumonia 4
C bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernaasan yang cepat 4
D 2 E:menit pada anak usia F bulan
D -2 E:menit pada anak usia bulan < 1 tahun
D 2 E:menit pada anak usia 1 < - tahun
•
$ukan Pneumonia 4
C hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dira3at dan tidak
perlu diberi antibiotika.*,
DIAGNOSA BANDING
1. $ronkiolitis
. $ Paru
PENATALAKSANAAN
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tetapi hal ini tidak
dapat selalu dilakukan dan memakan 3aktu yang cukup lama, maka dalam praktek diberikan
pengobatan poliragmasi seperti penisilin diambah dengan kloramenikol atau diberi
antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti ampicillin. Pengobatan diteruskan sampai
anak bebas demam selama < - hari.*
Pengobatan dan penatalaksaannya meliputi 4*,+
• $ed rest
• Anak dengan sesak naas memerlukan cairan inta &ena dan oksigen (1 < l:mnt).
9enis cairan yang digunakan adalah campuran >lukosa -% dan ?a8l 2,% ditambah
larutan '8l 12 m@G:-22 ml botol inus.
• 9umlah cairan disesuaikan dengan berat badan dan kenaikan suhu.
• 'oreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
• Pemberian antibiotik sesuai biakan atau berikan 4
• Hntuk kasus pneumonia community base 4
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 7/12
Ampisilin 122 mg:kg$$:hari dalam kali pemberian
'loramenikol +- mg:kg$$:hari dalam kali pemberian
• Hntuk kasus pneumonia hospital base 4
Seotaksim 122 mg:kg$$:hari dalam kali pemberian
Amikasin 121- mg:kg$$:hari dalam kali pemberian
• Antipiretik 4 paracetamol 121- mg:kg$$:E beri
• Mukolitik 4 AmbroEol 1,1, mg:kg$$: dosis:oral
• 9ika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang
nasogastrik dengan eeding drip. 9ika sesaknya berat maka pasien harus dipuasakan.
abel pemilihan antibiotika berdasarkan etiologi 4*
Mikroorganisme
Streptokokus dan StailokokusM.
Pneumonia
5. "nluen6a
'lebsiella dan P. Aeruginosa
Penicilin > -2.222122.222 unit:hari "7
atauPenicilin Prokain .222.222 unit:hari "M
atau
Ampicilin 12222 mg:kg$$:hari atau
8etriakson +-22 mg:kg$$:hari
@ritromisin 1- mg:kg$$:hari
'loramenikol -2122 mg:kg$$:hari
Sealosporin
KOMPLIKASI
#engan penggunaan antibiotika, komplikasi hampir tidak pernah dijumpai. 'omplikasi yang
dapat dijumpai adalah empyema dan otitis media akut. 'omplikasi lain seperti meningitis,
perikarditis, osteomielitis, peritonitis lebih jarang dilihat.*
P2OGNOSIS
#engan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat maka mortalitas dapat diturunkan
sampai kurang dari 1%. Mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anakanak dengan
keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat untuk pengobatan.
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 8/12
BRONKOPNEUMONIA
Defnisi
Suatu ineksi akut pada paru < paru yang secara anatomi mengenai begian lobulus paru mulaidari parenkim paru sampai perbatasan bronkus yang dapat disebabkan oleh bermacam <
macam etiologi seperti bakteri, &irus, jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak naas,
pernaasan cuping hidung, sianosis sekitar hidung : mulut).
Klasifkasi
I $erdasarkan atas anatomi 4
1. Pneumonia lobaris
. Pneumonia lobularis ($ronkopneumonia)
*. Pneumonia interstisialis ($ronchiolitis)
I $erdasarkan etiologi
#. Bakteri
a. Pneumococcus penyebab utama penumonia. Pada orang de3asa disebabkan oleh
penumokokus 1 < / (pada anak < anak tipe 1, 1, , ). "nsiden meningkat pada usia lebih
kecil dari 1 tahun dan menurun dengan meningkatnya umur.
b. Streptokokus, sering merupakan komplikasi dari penyakit &irus lain seperti morbili,
inluen6a, cacar air atau komplikasi dari bakteri lain seperti pertusis, pneumonia oleh
pneumokokus.
$. 0iru(
7irus respiratori sinsial, &irus inluen6a, &irus adeno, &irus situmegalik.
. A(pira(i
Makanan, kerosen (bensin dan minyak tanah) dan cairan amnion, benda asing.
!. Pneumonia Hipo(tatik
#isebabkan oleh tidur terlentang terlalu lama, misalnya pada anak yang sakit dengan
kesadaran menurun, penyakit lain yang harus istirahatn di tempat tidur yang lama sehingga
terjadi kongesti pada paru belakang ba3ah. 'uman yang tadinya komensal berkembang biak
menjadi patogen dan menimbulkan radang. leh karena itu pada anak yang menderita penyakit dan memerlukan istirahat panjang seperti tioid harus diubah < ubah posisi tidurnya.
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 9/12
3. 4amur
5. 8apsulatum. 8andida albikans, $lastomycetes dermatitis, 'oksidiomikosis, Aspergilosis
dan Aktinimikosis.
5. Sindrom Loe667er
@tiologi oleh lar&a A. !umbricoedes
Secara klinis biasa, berbagai etiologi ini sukar dibedakan. Hntuk pengobatan tepat,
pengetahuan tentang penyebab pneumonia perlu sekali, sehingga pembagian etiologis lebih
rasional daripada pembagian anatomis.
Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia. Pneumokokus dengan serotipe 1
sampai / menyebabkan pneumonia pada orang de3asa lebih dari /2 % sedangkan pada anakditemukan tipe 1, 1, dan .
Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari tahun dan mengurang dengan
meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu disebabkan oleh pneumococcus,
ditemukan pada orang de3asa dan anak besar, sedangkan $ronkopneumonia lebih sering
dijumpai pada anak kecil dan bayi.
Pato'ene(i(
Pneumococcus masuk ke dalam paru melalui jalan naas secara percikan (droplet), prosesradang pneumonia dapat dibagi atas stadia, yaitu 4
1. Stadium kongesti
'apiler melebar dan kongesti serta di dalam al&eolus terdapat eksudat jernih, bakteri dalam
jumlah banyak, beberapa neutroil dan makroag.
. Stadium hepatisasi merah
!obus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak mengandung udara, 3arna menjadimerah dan pada perabaan seperti hepar. #alam al&eolus didapatkan ibrin, leukosit netroil,
eksudat dan banyak sekali eritrosit dan kuman. Stadium ini berlangsung sangat pendek.
*. Stadium hepatisasi kelabu
!obus masih tetap padat dan 3arna merah menjadi pucat kelabu. Permukaan pleura suram
karena diliputi oleh ibrin. Al&eolus terisi ibrin dan leukosit, tempat terjadi agositosis
pneumokokus. 'apiler tidak lagi kongesti.
. Stadium resolusi
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 10/12
@ksudat berkurang. #alam al&eolus makroag bertambah dan leukosit mengalami nekrosis
dan degenerasi lemak. ;ibrin diresorbsi dan menghilang. Secara patologi anatomis
$ronkopneumonia berbeda dari pneumonia lobaris dalam hal lokalisasi sebagai bercak <
bercak dengan distribusi yang tidak teratur. #engan pengobatan antibiotika urutan stadium
khas ini tidak terlihat.
Ge%a7a K7ini(
$ronkopneumonia biasanya didahului oleh ineksi traktus respiratoris bagian atas selama
beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai * < 22 8 dan mungkin disertai kejang
karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah dispnu, pernaasan cepat dan dangkal
disertai pernaasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut. 'adang < kadang
disertai muntah dan diare. $atuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit,
mungkin terdapat batuk selama beberapa hari, yang mula < mula kering kemudian menjadi
produkti.
Pada stadium a3al sukar dibuat diagnosis dengan beberapa pemeriksaan isis, tetapi dengan
adanya naas cepat dan dangkal, pernaasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung mulut,
harus dipikirkan kemungkinan pneumonia.
Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan isis tergantung dari luas daerah yang terkena.
Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi mungkin hanya
terdengar ronkhi basah nyaring halus atau sedang. $ila sarang bronkopneumonia menjadi
satu (konluens) mungkin pada auskultasi terdengar keredupan dan suara pernaasan pada
auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi, ronkhi terdengar lagi. anpa
pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah < * minggu.
Pemerik(aan Fi(ik
Pada stadium a3al sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan isik, tapi dengan adanya
naas cepat dan dangkal, pernaasan cuping hidung dan sianosis di sekitar mulut harus
dipikirkan kemungkinan penumonia.
Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan isis tergantung dari luas daerah terkena pada perkusi J toraks sering tidak ditemukan kelainan J pada auskultasi ditemukan naas &esikuler
melemah, juga terdapat ronkhi basah halus : sedang dan nyaring. $ila sarang
bronkopneumonia menjadi satu (konluens) mungkin pada perkusi terdengar redup dan suara
pernaasan pada auskultasi mengeras. Pada stadium resolusi ronkhi dapat terdengar lagi dan
biasanya tanpa pengobatan, penyembuhan dapat terjadi < * minggu.
Pemerik(aan Penun%an'
1. Pemeriksaan #arah 0utin
!eukositosis biasanya 1-.222 < 2.222 : mm* dengan pergeseran ke kiri. !@# meninggi.
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 11/12
. Pemeriksaan 0ontgen oraks
'omplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis dan MA
!uas daerah paru yang terkena
@&aluasi pengobatan
Pada bronkopneumonia bercak < bercak iniltrat ditemukan pada 1 atau beberapa lobus.
*. $iakan #arah dan Hsapan enggorok
Pengambilan sekret secara bronkoskopi dan ungsi paru untuk preparat langsung. $iakan
danresistensi dapat menentukan atau mencari etiologi. api cara ini tidak rutin dilakukan
karena sukar dilakukan. Pada ungsi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan
kuman dari luar.
. Astrup (analisa gas darah)
Dia'no(i( Bandin'
Pneumonia pneumokokus tidak dapat dibedakan dari pneumonia yang disebabkan oleh
bakteri lain atau &irus, tanpa pemeriksaan mikrobiologis. Penyakit ini dapat dibedakan dari
$ronkiolitis pada klinis, di mana pada bronkopneumoni terdapat kenaikan suhu yang
mendadak, sedangkan pada bronkiolitis tidak ada kenaikan suhu yang berarti atau subebril.Anak mulai mengalami sesak naas, makin lama makin hebat, pernaasan cuping hidung
disertai retraksi interkostal dan suprasternal, anak gelisah dan sianotik. Pada pemeriksaan
terdapat suara perkusi hipersonor, ekspirium memanjang disertai dengan mengi (K 3hee6ing
L). 0onkhi nyaring halus kadang < kadang terdengar pada akhir ekspirium atau pada
permulaan ekspirium. Pada keadaan yang berat sekali, suara pernaasan hampir tidak
terdengar karena kemungkinan obstruksi hampir total. ;oto rontgen toraks menunjukkan
paru < paru dalam keadaan hiperaerasi dan diameter antero < posterior membesar pada oto
lateral. Pada sepertiga dari penderita ditemukan bercak < bercak konsolidasi tersebar
disebabkan atelektasis atau radang. Pada laboratorium pada bronkopneumonia, gambaran
darah terdapat leukositosis sedangkan pada bronkiolitis gambaran darah tepi dalam batas
normal, kimia darah menunjukkan gambaran asidosis respiratorik maupun metabolik.
Hsapan nasoparing menunjukkan lora bakteri normal.
'eadaan yang menyerupau pneumonia ialah 4
$ronkiolitis
>agal jantung
Apsirasi benda asing
7/17/2019 Bronko Pneumonia
http://slidepdf.com/reader/full/bronko-pneumonia-568bd46a792ad 12/12
Atelektasis
Abses paru
uberkulosis
Komp7ika(i
#engan antibiotik komplikasi hampir tidak pernah dijumpai. 'omplikasi yang dapat
dijumpai 4 @mpiema, MA, lompliasi lain ialah seperti Meningitis, Perikarditis,
steomielitis, peritonitis lebih jarang dilihat.
Pen'o+atan dan Penata7ak(anaan
Penatalaksanaan berupa tirah baring (bed rest). Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan
etiologi dan uji resistensi, tetapi berhubung tidak selalu dapat dikerjakan dan makan 3aktu
maka dalam praktek diberikan pengobatan poliragmasi. Penisilin diberikan
-2.222:kgbb:hari dan ditambah dengan 8hloramphenikol -2 < +- mg:kgbb:hari atau dapat
diberikan antibiotika spektrum luas Ampisilin dosis -2 < 122 mg:kgbb:hari tiap jam.
Pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas selama < - hari. Anak yang sangat sesak
naasnya memerlukan pemberian cairan intra&ena dan oksigen. 9enis cairan yang digunakan
ialah campuran glukosa - % dan ?a8l 2, % dalam perbandingan * 4 1, ditambah larutan '8l
12 m@G:-22 ml botol inus. $anyaknya cairan yang diperlukan sebaiknya dihitung dengan
menggunakan rumus #arro3. 'arena ternyata sebagian besar penderita jatuh ke dalam
asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, dapat diberikan koreksi dengan
perhitungan kekurangan basa sebanyak < - MeG. Antipiretik diberikan bila ada panas.
Pro'no(i(
#engan penggunaan antibiotik yang tepat dan cukup, mortalitas dapat diturunkan sampai
kurang dari 1 %. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat
menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.