Download - Blue Print Sistem Aplikasi
BLUE PRINT SISTEM APLIKASI
E-GOVERNMENT
DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA 2004
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 2
Daftar Isi
1. Pendahuluan ............................................................................................ 8 2. Referensi.................................................................................................. 9 3. Maksud dan Tujuan .................................................................................. 9 4. Sistem Pemerintahan Daerah................................................................... 10
4.1. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah ................................ 11 4.2. Unsur-Unsur Pemerintahan Daerah.................................................. 12 4.3. Organisasi Tipikal Pemerintah Daerah.............................................. 14 4.4. Kewenangan Pemerintah Daerah..................................................... 15
4.4.1. Kewenangan Daerah Propinsi .............................................. 15 4.4.2. Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota .................................. 16
4.5. Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah ........................................... 17 4.4.1. Hak Pemerintah Daerah ...................................................... 17 4.4.2. Kewajiban Pemerintah Daerah............................................. 17
4.6. Fungsi Pokok Lainnya ..................................................................... 18 4.6.1. Manajemen Kepegawaian Daerah........................................ 18 4.6.2. Menetapkan Peraturan Daerah ............................................ 18 4.6.3. Pembangunan Daerah ........................................................ 19 4.6.4. Manajemen Keuangan Daerah............................................. 19 4.6.5. Pengelolaan Barang Daerah ................................................ 20
5. e-Government ........................................................................................ 21 5.1. Tujuan Implementasi e-Government................................................ 21 5.2. Sasaran Pembangunan e-Government ............................................. 21 5.3. Menuju e-Government .................................................................... 22
5.3.1. Transformasi fungsi kepemerintahan ................................... 23 5.3.2. Kerangka arsitektur e-Government ...................................... 23 5.3.3. Tingkatan egovernment ...................................................... 24
6. Blueprint Sistem Aplikasi e-Government ................................................... 25 6.1. Government Function Framework .................................................... 26 6.2. e-Government Solution Map............................................................ 27 6.3. Application Requirements Standard ................................................. 29 6.4. Blok Fungsi dan Modul .................................................................... 31
6.4.1. Properti Blok Fungsi............................................................ 32 6.4.2. Properti Modul.................................................................... 32
7. Taksonomi ............................................................................................. 34 8. Penutup ................................................................................................. 37
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 3
Daftar Gambar
Gambar 4-1. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah........................... 11
Gambar 4-2. Tipikal Susunan Organisasi Pemerintahan Propinsi ...................... 14
Gambar 4-3. Tipikal Susunan Organisasi Pemerintahan Kabupaten/Kota .......... 15
Gambar 5-1. Transformasi Menuju e-Government........................................... 22
Gambar 5-2. Kerangka Arsitektur e-Government............................................. 24
Gambar 6-1. Kerangka Fungsi Sistem Kepemerintahan ................................... 27
Gambar 6-2. Peta Solusi Aplikasi e-Government ............................................. 28
Gambar 6-3. Contoh Peta Solusi Aplikasi e-Government .................................. 28
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 4
Daftar Istilah Umum
ABT Air Bawah Tanah
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Back Office Kategorisasi aplikasi yang fungsi layanannya tidak langsung berhubungan dengan pengguna / customer
BPR Bank Perkreditan Rakyat
BPRS Bank Perkreditan Rakyat Syariah
Bug Free Bebas dari kesalahan-kesalahan yang akan menyebabkan sistem aplikasi tersebut tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang telah ditentukan
BUMD Badan Usaha Milik Daerah
BUMN Badan Usaha Milik Negara
BUMS Badan Usaha Milik Swasta
DASK Daftar Anggaran Satuan Kerja
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
e-Gov Electronic Government
e-Government Electronic Government
Front Office Kategorisasi aplikasi yang fungsi layanannya langsung berhubungan dengan pengguna / customer
G2B Government To Business (layanan pemerintah kepada dunia usaha)
G2C Government To Citizen (layanan pemerintah kepada masyarakat)
G2G Government To Government (layanan antar lembaga pemerintah)
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 5
Generik Kategorisasi aplikasi yang fungsi layanannya bersifat umum dan relatif sama antar satu propinsi dan kabupaten / kota dengan propinsi dan kabupaten / kota lainnya. Aplikasi tipe ini biasanya mengacu pada peraturan pemerintah (Kepmen, Inpres, KepPres, UU, dll) yang sama.
GIS Geographical Information System (Sistem Informasi Geografis)
ICT Information and Communication Technologi
IKM Industri Kecil dan Menengah (juga disebut dengan UKM – Usaha Kecil dan Menengah)
IT Information Technology
LPG Liquid Petroleum Gas (Gas Alam Cair – Elpiji)
PNS Pegawai Negeri Sipil
RASK Rencana Anggaran Satuan Kerja
Robust Bisa menerima tanpa harus tidak berfungsi. Contoh: sistem aplikasi tidak menjadi berhenti beroperasi dengan normal ketika penggunanya salah memasukkan data, misalnya data numerik diisi dengan huruf
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah
Scalability Kemampuan untuk memperbesar jumlah user atau meningkatkan kemampuan komputasinya tanpa membutuhkan perubahan besar terhadap sistem aplikasi tersebut. (sumber: www.e-formation.co.nz)
SDM Sumber Daya Manusia
SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum
Spesifik Kategorisasi aplikasi yang fungsi layanannya bersifat spesifik dan biasanya ada perbedaan antar satu propinsi dan kabupaten / kota dengan propinsi dan kabupaten / kota lainnya. Aplikasi tipe ini biasanya mengacu pada peraturan daerah setempat.
Telematika Telekomunikasi dan Informatika
TI Teknologi Informasi
UU Undang-Undang
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 6
Daftar Istilah Khusus Kepemerintahan
(Sumber: UU 32/2004)
Anggaran pendapatan dan belanja daerah
(disebut APBD), adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah
Belanja daerah Semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
Daerah otonom (disebut daerah), adalah kesatuan masyarakat hukum yang
mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dekonsentrasi Pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu
Desa (disebut desa), adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Desentralisasi Penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(disebut DPRD) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
Pembiayaan Setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 7
Pemerintah daerah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
Pemerintah pusat (disebut Pemerintah), adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pemerintahan daerah Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pendapatan daerah Semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
Peraturan daerah (disebut Perda) adalah peraturan daerah propinsi dan / atau peraturan daerah kabupaten / kota
Peraturan kepala daerah
Peraturan Gubernur dan / atau peraturan Bupati / Walikota
Perimbangan keuangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah
Suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan bertanggung jawab dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
Pinjaman daerah Semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali
Tugas pembantuan Penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan / atau desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten / kota dan / atau desa serta dari pemerintah kabupaten / kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 8
1. Pendahuluan
Inpres 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan
e-Government, telah mengamanatkan, diantaranya kepada setiap Gubernur dan
Bupati/Walikota untuk mengambil langkah-langkah konkret yang diperlukan
sesuai dengan tugas, fungsi dan kewenangannya masing-masing guna
terlaksananya pengembangan e-Government secara nasional.
Menurut Inpres No 3/2003:
Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua) aktivitas yang berkaitan yaitu :
(1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis;
(2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.
Mengingat lingkup e-Government bukan saja Pemerintahan Daerah, tetapi juga
nasional, maka diperlukan panduan baku pengembangan sistem e-Government
untuk menjamin bahwa sistem tersebut dapat memenuhi harapan yang
diinginkan dan juga dapat saling bersinergi antara satu dengan yang lainnya
(interoperabilitas).
Selanjutnya, membangun e-Government bukan saja membangun infrastruktur
komunikasi data dan informasi, tetapi juga berarti membangun infrastruktur
sistem aplikasi, standarisasi meta data, pengembangan sumber daya manusia,
pengembangan prosedur, kebijakan dan peraturan.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 9
2. Referensi
(1) UU 32/2004 (Perubahan UU 22/1999) Tentang Pemerintah Daerah
(2) Inpres 3/2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government
3. Maksud dan Tujuan
Dokumen Blueprint ini dimaksudkan untuk memberikan panduan baku
pengembangan e-Government hanya pada bidang sistem aplikasi e-government,
dengan ruang lingkup pemerintahan daerah propinsi dan pemerintahan daerah
kabupaten/kota.
Tujuan pembuatan dokumen Blueprint aplikasi e-Government adalah:
Penyeragaman perencanaan pengembangan aplikasi yang bersifat
mandatory
Standarisasi fungsi sistem aplikasi e-Government
Memberikan landasan berpikir bagi pengembangan sistem aplikasi e-
Government yang komprehensif, efisien dan efektif.
3.1. Prinsip Desain Blueprint
Blueprint ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi pemerintah daerah dalam
mengembangkan aplikasi e-Government yang sesuai dengan kebijakan
Pemerintah Pusat untuk waktu yang cukup panjang. Untuk itu Blueprint ini
didesain dengan prinsip keseimbangan antara flexibility dan standardization.
Flexibility:
Blueprint ini memberikan panduan yang konsisten namun dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan pemerintah daerah yang spesifik.
Pemerintah daerah dapat menyesuaikan Blueprint ini dengan Visi, Misi, Rencana
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 10
Strategis, dan Peraturan Daerah yang berlaku, yang akan mempengarhui
kebijakan, rencana dan penerapan program pengembangan e-Government di
daerahnya.
Standardization:
Blueprint ini lebih mengedepankan deskripsi aplikasi-aplikasi e-Government di
pemerintah daerah yang bersifat umum dan tipikal, disertai dengan spesifikasi
umum dan generik, sehingga dalam batas tertentu terdapat standarisasi aplikiasi
e-Government secara nasional. Dasar-dasar peraturan pemerintah secara
nasional dijadikan panduan utama dalam mendeskripsikan fungsi-fungsi
kepemerintahan yang menjadi dasar desain aplikasi.
Dengan mengutamakan keseimbangan flexielitas dan standarisasi, maka
Blueprint ini akan memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Tidak tergantung struktur organisasi di lingkungan pemerintah daerah.
2. Relatif tidak rentan terhadap perubahan-perubahan kebijakan pemerintah,
khususnya Peraturan Daerah.
3. Memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah dalam mengadaptasi dan
menterjemahkan Blueprint dengan tetap menjaga konsistensi kebijakan
nasional.
4. Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem pemerintahan daerah yang dijelaskan disini disarikan dari UU 32/2004
tentang Pemerintah Daerah. Tidak semua penjelasan tentang pemerintah daerah
disajikan, tetapi hanya diuraikan beberapa pokok bahasan yang berhubungan
erat dengan sistem aplikasi e-Government.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 11
4.1. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Gambar 4-1. Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas Otonomi dan Tugas Pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya. Unsur penyelenggara pemerintahan
daerah adalah Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, atau Walikota), Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Perangkat Daerah.
Sedangkan Pemerintah Pusat (disebut Pemerintah), adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Pemerintah menggunakan
asas Desentralisasi, Tugas Pembantuan, dan Dekonsentrasi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah meliputi: politik luar
negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, dan agama.
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan (termasuk urusan diluar yang
tersebut diatas), Pemerintah dapat menyelenggarakan sendiri atau melimpahkan
PEMERINTAH PUSAT
DPRD GUBERNUR
DPRD BUPATI / WALIKOTA
P R E S I D E N
Desentralisasi Dekonsentrasi Tugas Pembantuan
Perangkat Daerah
Perangkat Daerah
Pelaporan & Pertanggungjawaban
InstansiVertikal
PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH PUSAT
DPRD GUBERNUR
DPRD BUPATI / WALIKOTA
P R E S I D E N
Desentralisasi Dekonsentrasi Tugas Pembantuan
Perangkat Daerah
Perangkat Daerah
Pelaporan & Pertanggungjawaban
InstansiVertikal
PEMERINTAH DAERAH
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 12
sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat pemerintah atau wakil
pemerintah di daerah atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah
dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.
4.2. Unsur-Unsur Pemerintahan Daerah
Unsur penyelenggara pemerintahan daerah adalah Kepala Daerah (Gubernur,
Bupati, atau Walikota), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan Perangkat
Daerah. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Daerah dibantu oleh Wakil Kepala
Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah.
4.2.1. Tugas dan wewenang Kepala Daerah
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan bersama DPRD
b. Mengajukan rancangan Perda
c. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD
d. Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD kepada DPRD
untuk dibahas dan ditetapkan bersama
e. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah
f. Mewakili daerahnya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk
kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
4.2.2. Tugas dan wewenang Wakil Kepala Daerah
a. Membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah
b. Membantu kepala daerah dalam mengoordinasikan kegiatan instansi
vertikal di daerah, menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 13
pengawasan aparat pengawasan, melaksanakan pemberdayaan
perempuan dan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan
pelestarian sosial budaya dan lingkungan hidup
c. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten
dan kota bagi wakil kepala daerah provinsi
d. Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah
kecamatan, kelurahan dan/atau desa bagi wakil kepala daerah
kabupaten/kota
e. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam
penyelenggaraan kegiatan pemerintah daerah
f. Melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan
oleh kepala daerah
g. Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah
berhalangan
4.2.3. Kewajiban Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Meningkatkan kesejahteraan rakyat
c. Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat
d. Melaksanakan kehidupan demokrasi
e. Mentaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan
f. Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
g. Memajukan dan mengembangkan daya saing daerah
h. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 14
i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan
daerah
j. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan
semua perangkat daerah
k. Menyampaikan rencana strategis penyelenggaraan pemerintahan daerah
di hadapan Rapat Paripurna DPRD.
4.2.4. Kewajiban Kepala Daerah lainnya
a. Memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
Pemerintah (disampaikan kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri
1 x dalam 1 tahun) sebagai dasar melakukan evaluasi penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan sebagai bahan pembinaan.
b. Memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD
c. Menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada
masyarakat
4.3. Organisasi Tipikal Pemerintah Daerah
Gambar 4-2. Tipikal Susunan Organisasi Pemerintahan Propinsi
Kepala Daerah
Wakil Kepala Daerah
Sekretaris Daerah
(SEKDA)
Asisten SEKDA
Bagian
DPRD
Sekretaris Dewan
(SEKWAN)
Dinas
Daerah Kabupaten/Kota
Lembaga Teknis
Daerah
Perusahaan
Daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 15
Gambar 4-3. Tipikal Susunan Organisasi Pemerintahan Kabupaten/Kota
4.4. Kewenangan Pemerintah Daerah
4.4.1. Kewenangan Daerah Propinsi
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah Provinsi meliputi:
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan
b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
d. Penyediaan sarana dan prasarana umum
e. Penanganan bidang kesehatan
f. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial
g. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota
h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota
i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk
lintas kabupaten/kota
j. Pengendalian lingkungan hidup
k. Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota
Kepala Daerah
Wakil Kepala Daerah
Sekretaris Daerah
(SEKDA)
Asisten SEKDA
Bagian
DPRD
Sekretaris Dewan
(SEKWAN)
Dinas
Daerah Kecamatan
Kelurahan
Lembaga Teknis
Daerah
Perusahaan
Daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 16
l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil
m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan
n. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas
kabupaten/kota
o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan
oleh kabupaten/ kota
4.4.2. Kewenangan Daerah Kabupaten/Kota
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota
meliputi:
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan
b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
d. Penyediaan sarana dan prasarana umum
e. Penanganan bidang kesehatan
f. Penyelenggaraan pendidikan
g. Penanggulangan masalah sosial
h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan
i. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah
j. Pengendalian lingkungan hidup
k. Pelayanan pertanahan
l. Pelayanan kependudukan, dan catatan sipil
m. Pelayanan administrasi umum pemerintahan
n. Pelayanan administrasi penanaman modal
o. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 17
4.5. Hak dan Kewajiban Pemerintah Daerah
4.4.1. Hak Pemerintah Daerah
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak:
a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya
b. Memilih pimpinan daerah
c. Mengelola aparatur daerah
d. Mengelola kekayaan daerah
e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah
f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya yang berada di daerah
g. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah
h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan
4.4.2. Kewajiban Pemerintah Daerah
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban:
a. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan
nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
c. Mengembangkan kehidupan demokrasi
d. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
e. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan
f. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
g. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
h. Mengembangkan sistem jaminan sosial
i. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 18
j. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah
k. Melestarikan lingkungan hidup
l. Mengelola administrasi kependudukan
m. Melestarikan nilai sosial budaya
n. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai
dengan kewenangannya
4.6. Fungsi Pokok Lainnya
4.6.1. Manajemen Kepegawaian Daerah
Sejalan dengan kebijakan desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan,
ada sebagian kewenangan di bidang kepegawaian yang tetap menjadi
kewenangan pemerintah, dan ada sebagian lain yang diserahkan kepada Daerah
untuk selanjutnya dilaksanakan oleh Pembina Kepegawaian Daerah.
Kewenangan pengelolaan pegawai negeri sipil daerah tersebut meliputi
penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian,
penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban
kedudukan hukum, pengembangan kompetensi, dan pengendalian jumlah.
4.6.2. Menetapkan Peraturan Daerah
Dalam rangka melaksanakan tugas, wewenang, kewajiban, dan
tanggungjawabnya, Pemerintah Daerah perlu menetapkan kebijakan daerah
yang dapat dirumuskan dalam peraturan daerah, peraturan kepala daerah, dan
ketentuan daerah lainnya. Kebijakan daerah dibuat oleh Pemerintah Daerah
bersama-sama dengan DPRD. Khusus peraturan daerah tentang APBD
rancangannya disiapkan oleh Pemerintah Daerah yang telah mencakup keuangan
DPRD, untuk dibahas bersama DPRD.
Kebijakan daerah dimaksud tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi dan kepentingan umum serta peraturan
Daerah lain.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 19
Peraturan daerah tertentu yang mengatur pajak daerah, retribusi daerah, APBD,
perubahan APBD, dan tataruang, berlakunya setelah melalui tahapan evaluasi
oleh Pemerintah. Hal itu ditempuh dengan pertimbangan antara lain untuk
melindungi kepentingan umum, menyelaraskan dan menyesuaikan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan/atau peraturan daerah
lainnya, terutama peraturan daerah mengenai pajak daerah dan retribusi daerah.
4.6.3. Pembangunan Daerah
Salah satu urusan pemerintahan daerah yaitu melakukan perencanaan dan
pengendalian pembangunan. Untuk itu perlu disusun perencanaan pembangunan
daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional.
Perencanaan pembangunan daerah disusun oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, dan disusun secara berjangka meliputi rencana
pembangunan jangka panjang (jangka waktu 20 tahun), rencana jangka
menengah (jangka waktu 5 tahun) dan rencana kerja pembangunan daerah
(jangka waktu 1 tahun).
Di tingkat perangkat daerah maka setiap satuan kerja selanjutnya menyusun
rencana strategis satuan kerja perangkat daerah yang memuat kebijakan,
program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh
pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
4.6.4. Manajemen Keuangan Daerah
Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Sebagaian dari sumber pendapatannya, daerah diberikan hak untuk
mendapatkan sumber keuangan yang antara lain berupa: kepastian tersedianya
pendanaan dari Pemerintah sesuai dengan urusan pemerintah yang diserahkan,
kewenangan memungut dan mendayagunakan pajak dan retribusi daerah, hak
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 20
untuk mendapatkan bagi hasil dari sumber-sumber daya nasional yang berada di
daerah, hak untuk mengelola kekayaan daerah, dan mendapatkan sumber-
sumber pendapatan lain yang sah.
Di lain pihak, salah satu tugas Kepala Daerah dan Wakilnya adalah melaksanakan
dan mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan daerah. Untuk itu
pengelolaan uang daerah harus dilakukan secara efisien, efektif, transparan,
akuntabel, tertib, adil, patut, dan taat pada peraturan perundang-undangan.
Fungsi pengelolaan keuangan daerah meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penata-usahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, serta pengawasan
keuangan daerah.
4.6.5. Pengelolaan Barang Daerah
Barang milik daerah merupakan aset daerah yang perlu dikelola secara efektif
dan efisien. Sebagai salah satu hasil pembangunan, barang daerah merupakan
inventaris daerah yang perlu dijaga agar pemanfaatannya dapat optimal.
Pelaksanaan pengadaan barang dilakukan sesuai dengan kemampuan keuangan
dan kebutuhan daerah berdasarkan prinsip efisiensi, efektivitas, dan transparansi
dengan mengutamakan produk dalam negeri sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan kebutuhan daerah dan dari hasil analisa mutu barang, usia pakai
serta nilai ekonomisnya, barang milik daerah bisa saja dihapuskan dari daftar
inventaris barang daerah untuk dijual, dihibahkan dan/atau dimusnahkan.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 21
5. e-Government
5.1. Tujuan Implementasi e-Government
Meningkatkan mutu layanan publik melalui pemanfaatan teknologi IT
dalam proses penyelenggaraan pemerintahan
Terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu
menjawab tuntutan perubahan secara efektif
Perbaikan organisasi, sistem manajemen, dan proses kerja
kepemerintahan
5.2. Sasaran Pembangunan e-Government
Pembentukan jaringan informasi dan transaksi pelayanan publik yang
berkualitas dan terjangkau
Pembentukan hubungan interaktif dengan dunia usaha untuk
meningkatkan dan memperkuat kemampuan perekonomian menghadapi
perubahan dan persaingan perdagangan internasional
Pembentukan mekanisme komunikasi antar lembaga pemerintah serta
penyediaan fasilitas bagi partisipasi masyarakat dalam proses
kepemerintahan
Pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan
efisien serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga
pemerintah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 22
5.3. Menuju e-Government
Gambar 5-1. Transformasi Menuju e-Government
Melaksanakan e-Government artinya menyelenggarakan roda pemerintahan
dengan bantuan (memanfaatkan) teknologi IT. Dalam arti kata lain adalah
melakukan transformasi sistem proses kerja ke sistem yang berbasis elektronik.
Beberapa organisasi yang pada awalnya disusun untuk keperluan proses kerja
secara manual pada akhirnya bisa jadi perlu dirubah dan disesuaikan untuk
memungkinkan berjalannya sistem elektronik secara efektif dan optimal.
Tentu saja tidak semua proses kerja dapat ditransformsi ke dalam sistem
elektronik. Ada beberapa yang masih harus mengunakan sistem manual, tetapi
ada sebagian besar lainnya yang dapat dikerjakan dengan lebih cepat, efektif
dan efisien melalui bantuan sistem elektronik.
Beberapa contoh fungsi kepemerintahan yang penyelenggaraannya dapat
dibantu melalui sistem elektronik adalah
Pelayanan Masyarakat
Kepegawaian
Keuangan Daerah
Pengelolaan Aset
Dan sebagainya
PenyelenggaraanPemerintahan Secara
MANUAL
PenyelenggaraanPemerintahan
Berbasis ICTTRANSFORMASI
Government to e-Government
PenyelenggaraanPemerintahan Secara
MANUAL
PenyelenggaraanPemerintahan
Berbasis ICTTRANSFORMASI
Government to e-Government
Transformasi Manajemen Perubahan Perubahan Budaya Kerja Perubahan Proses Kerja SOP dan Kebijakan Politik Peraturan dan Perundangan Leadership
Pemanfaatan ICT Penggunaan Internet Penggunaan Infrastruktur
Telematika Penggunaan Sistem Aplikasi Standarisasi Metadata Transaksi Elektronik Electronic Data Interchange Electronic Documentation
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 23
5.3.1. Transformasi fungsi kepemerintahan
Berikut ini adalah beberapa hal yang mengalami perubahan diakibatkan
terjadinya transformasi sistem kerja dari manual ke elektronik, oleh karena itu
proses perubahannya perlu dikelola dengan baik sehingga transisinya bisa
berjalan lancar.
Perubahan Budaya Kerja
Perubahan Proses Kerja (Bisnis Proses)
SOP dan Kebijakan Politik
Peraturan dan Perundangan
Leadership
5.3.2. Kerangka arsitektur e-Government
Salah satu kata kuci e-Government adalah pemanfaatan ICT. Ini artinya bahwa
akan ada unsur-unsur ICT seperti sistem aplikasi, sistem infrastruktur, jaringan
telematika dan lain-lain yang dipakai dalam proses penyelenggaraan
pemerintahan. Beberapa hal mendasar tentang pemanfaatan ICT ini berkaitan
dengan:
Penggunaan Internet
Penggunaan Infrastruktur Telematika
Penggunaan Sistem Aplikasi
Standarisasi Metadata
Transaksi dan Pertukaran Data Elektronik
Sistem Dokumentasi Elektronik
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 24
Gambar 5-2. Kerangka Arsitektur e-Government
(Menurut Inpres No. 3/2003)
Selanjutnya untuk menjamin keterpaduan serta interoperabilitas inter komponen
dalam sistem e-Government dan juga antar sistem e-Government itu sendiri,
maka perencanaan dan pengembangan e-Government perlu dirumuskan dalam
kerangka arsitektur e-government, seperti diilustrasikan dalam gambar berikut
ini.
5.3.3. Tingkatan egovernment
Untuk membangun e-Government, Inpres No. 3/2003 juga menjelaskan
beberapa strategi yang bisa diimplementasikan, salah satu diantaranya adalah
membangan e-government secara sistematik melalui tahapan yang realistik dan
sasaran yang terukur, sehingga mudah difahami dan diikuti oleh semua pihak.
Pengembangan e-government dapat dilaksanakan melalui 4 (empat) tingkatan.
Semakin tinggi tingkatannya, diperlukan dukungan sistem manajemen, proses
Kerangka Peraturan
Tools:• E-billing• E-procure• etc
Standard & security
Service:• Authentic• Public Key• etc
IntranetE- doc& datamgmt
Kemen-terian
Kepresi-denan Pemda Lain-lain
Kemen-terian &lembaga
UtilitasPublik
Pendidikan Kesehatan Kepen-dudukan
Perpajakan Lain-lain
Jaringan Telekomunikasi Internet Akses Lain-lain
Man
ajem
en P
erub
ahan
Keb
utuh
an M
asya
raka
t
Kebijakan
Infrastrukturdan aplikasi dasar
Akses
Organisasipengelolaan dan
pengolahan Informasi
Portal Pelayanan Publik
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 25
kerja, dan transaksi informasi antar instansi yang semakin kompleks pula. Upaya
untuk menaikkan tingkatan tanpa dukungan yang memadai, berpotensi untuk
mengalami kegagalan.
Tingkat 1 - Persiapan, yang meliputi pembuatan situs informasi disetiap
lembaga, penyiapan SDM, penyiapan sarana akses yang mudah misalnya
Warnet, dll.
Tingkat 2 - Pematangan yang meliputi pembuatan situs informasi publik
interaktif, dan pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga
lain
Tingkat 3 - Pemantapan yang meliputi pembuatan situs transaksi
pelayanan publik, dan pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data
dengan lembaga lain.
Tingkat 4 - Pemanfaatan yang meliputi pembuatan aplikasi untuk
pelayanan yang bersifat G2G, G2B dan G2C yang terintegrasi.
6. Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Blueprint sistem aplikasi e-Government disusun berdasarkan pendekatan
fungsional layanan dari sistem kepemerintahan yang harus diberikan oleh suatu
Pemerintah Daerah kepada masyarakatnya, dan urusan administrasi serta fungsi
lain yang berhubungan dengan kelembagaan Pemerintah Daerah, yang
diperlukan guna terselenggaranya sistem kepemerintahan daerah.
Fungsi-fungsi pelayanan, administrasi dan kelembagaan kemudian dikelompokan
dalam grup-grup Blok Fungsi. Setiap grup Blok Fungsi terdiri dari 1 atau lebih
Modul Fungsi yang mencerminkan kelompok dari unit fungsi yang lebih kecil.
Dengan demikian Modul adalah komponen dan merupakan bagian dari Blok
Fungsi.
Dengan pendekatan ini, fungsi kepemerintahan kemudian dikelompokkan
menjadi blok-blok fungsi dasar umum (pelayanan, administrasi, manajemen,
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 26
pembangunan, keuangan, kepegawaian) dan fungsi lainnya, khususnya yang
berkaitan dengan fungsi kedinasan dan kelembagaan.
Disisi lain, Blueprint sistem aplikasi e-Government juga disusun berdasarkan
pendekatan terhadap orientasi layanan yang disediakan sistem, apakah untuk
internal pemerintahan atau masyarakat. Juga apakah fungsi utama sistem
tersebut terutama disajikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik instansi
pemerintah tertentu atau untuk kebutuhan yang sifatnya umum dan/atau
mendasar.
6.1. Government Function Framework
Kelompok Blok Fungsi dan bagian-bagiannya (komponen Modul) disusun dalam
sebuah Bagan Fungsi yang selanjutnya dalam dokumen Blueprint ini disebut
sebagai Kerangka Fungsional Sistem Kepemerintahan.
Pelayanan Adm&Mgmt Legislasi Pembangunan Keuangan
Kependudukan
Perpajakan dan Retribusi
Pendaftaran dan Perijinan
Surat Elektronik
Sistim Dokumen Elektronik
Bisnis dan Investasi
Sistim Pendukung Keputusan
Kolaborasi dan Koordinasi
Sistem Administrasi
DPRD
Sistem Pemilu Daerah
Sistim Informasi dan Manajemen
Data P b Perencanaan Pembangunan
Daerah
Sistem Anggaran
Sistem Kas dan
Perbendaharaan
Pengaduan Masyarakat
Publikasi Info Umum dan Kepemerintahan
Manajemen Pelaporan
Pemerintahan
Sistem Akuntansi
Daerah
Sistem Perencanaan
Proyek
Pengelolaan Dan Monitoring
Proyek Sistem
Evaluasi & Info Pembangunan
Katalog Hukum, Peraturan dan Perundangan
Kepegawaian
Pengadaan PNS
Sistem Absensi&
Penggajian
Sistem Penilaian
Kinerja PNS
Sistem Pendidikan&
Latihan
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 27
Gambar 6-1. Kerangka Fungsi Sistem Kepemerintahan
6.2. e-Government Solution Map
Di sisi lain, sistem aplikasi-sistem aplikasi dikembangkan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan fungsi kepemerintahan seperti yang telah didefinisikan dan
dikelompokkan dalam Kerangka Fungsional Sistem Kepemerintahan tersebut
diatas. Dengan mempertimbangkan fungsi sistem aplikasi dan layanannya,
sistem aplikasi-sistem aplikasi tersebut kemudian disusun dan dikelompokkan
dalam sebuah sistem kerangka arsitektur, yang dalam dokumen Blueprint ini
selanjutnya disebut sebagai Peta Solusi Aplikasi e-Government.
Dinas&Lembaga D inas &Lembaga D inas&Le mbag aDinas&Lembaga
Pengelo laan Barang Daerah
Kata log Barang Daerah
Pengelo laan Pendapatan
Daerah
Peng elo laan Perusahaan
Daerah
KEPEM ERINTAHAN KEW IL AYAHAN KEM ASYARAKATAN SARANA&PRASARANA
Tata Ruang dan Lingk. H idup
Potensi D aerah
Kehutanan
Pertanian, Peternakan dan
Perkebunan
Perikanan dan Kelautan
Pertam bangan dan Energi
Pariw isata
I K M
Kesehatan
Pendidikan
Ketenagakerjaan
Industri dan Perdagangan
Jaring Pengam an
Sosial
T ransportas i
Jalan dan Jem batan
Term inal dan Pelabuha n
Sarana U m um
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 28
Gambar 6-2. Peta Solusi Aplikasi e-Government
Gambar 6-3. Contoh Peta Solusi Aplikasi e-Government
Dalam peta solusi aplikasi e-Government, sistem aplikasi dikelompokkan melalui
pendekatan matrik antara orientasi fungsi layanan dan sifat fungsi sistem aplikasi
Masyarakat
E-Gov Portal (Public and Internal Portal)
Bisnis Government Comm
Services
Internet Enabled Inter Application C
omm
unicationInter A
pplication Integration Scheme
Security Services
Aplikasi Dasar Umum
Aplikasi Dasar
Shared Services
GrupFungsi Kelembagaan
dengan LayananBerorientasi
PUBLIK
GrupFungsi Kelembagaan
dengan LayananBerorientasi
BISNIS
GrupFungsi Kelembagaan
dengan LayananBerorientasi
PEMERINTAH
Aplikasi FungsiKepemerintahandanKelembagaan
Public OrientedApplication Group
Business OrientedApplication Group
Goverment OrientedApplication Group
Masyarakat
E-Gov Portal (Public and Internal Portal)
Bisnis Government Comm
Services
Internet Enabled Inter Application C
omm
unicationInter A
pplication Integration Scheme
Security Services
Aplikasi Dasar Umum
Aplikasi Dasar
Shared Services
GrupFungsi Kelembagaan
dengan LayananBerorientasi
PUBLIK
GrupFungsi Kelembagaan
dengan LayananBerorientasi
BISNIS
GrupFungsi Kelembagaan
dengan LayananBerorientasi
PEMERINTAH
Aplikasi FungsiKepemerintahandanKelembagaan
Public OrientedApplication Group
Business OrientedApplication Group
Goverment OrientedApplication Group
Masyarakat
•E-Gov Public Portal•E-Gov Internal Portal
Bisnis Government Comm
Services
•Firewall, Proxy
•Sekuriti, Enkripsi (PKI)
Sistem Dokumen Elektronik
Aplikasi Dasar
•Public Service Broker
•Sistem Kependudukan
•Potensi Daerah•Pariwisata
•Sistem Keuangan•Sistem Kepegawaian
Aplikasi FungsiKepemerintahandanKelembagaan
•Basis Data Penduduk •GIS•Basis Data Keuangan•Basis Data Pegawai
Masyarakat
•E-Gov Public Portal•E-Gov Internal Portal
Bisnis Government Comm
Services
•Firewall, Proxy
•Sekuriti, Enkripsi (PKI)
Sistem Dokumen Elektronik
Aplikasi Dasar
•Public Service Broker
•Sistem Kependudukan
•Potensi Daerah•Pariwisata
•Sistem Keuangan•Sistem Kepegawaian
Aplikasi FungsiKepemerintahandanKelembagaan
•Basis Data Penduduk •GIS•Basis Data Keuangan•Basis Data Pegawai
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 29
tersebut. Melalui pendekatan ini, sistem aplikasi dikelompokkan dalam 3 (tiga)
kelompok sebagai berikut:
1. Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya langsung memberikan
pelayanan kepada penggunanya (aplikasi front office)
2. Kelompok sistem aplikasi yang orientasi fungsinya lebih banyak ditujukan
untuk mememberikan bantuan pekerjaan yang bersifat administrasi
kepemerintahan, serta fungsi-fungsi kedinasan dan kelembagaan (aplikasi
back office).
3. Kelompok sistem aplikasi yang fungsi layanannya bersifat mendasar dan
umum, diperlukan oleh setiap pengguna, atau setiap sistem aplikasi lain
yang lebih spesifik. Sifat layanan aplikasi dasar biasanya back-office.
Untuk setiap kelompok sistem tersebut, masing-masing dibagi lagi kedalam tiga
sub-grup berdasarkan orientasi pengguna yang dilayaninya, sebagai berikut:
1. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya
melayani kebutuhan dan kepentingan masyarakat (G2C: Government To
Citizen)
2. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya
melayani kebutuhan dan kepentingan kalangan bisnis (G2B: Government
To Business)
3. Kelompok sistem aplikasi e-Government yang orientasi fungsinya
melayani kebutuhan internal lembaga kepemerintahan, atau kebutuhan
dari pemerintah daerah lainnya (G2G: Government To Government)
Terakhir adalah kelompok fungsi umum yang memberikan layanan integrasi dan
komunikasi antar sistem aplikasi, juga masalah sekuriti, dan lain-lain.
6.3. Application Requirements Standard
Mengingat pengembangan e-Government lingkupnya mencakup skala nasional,
maka diperlukan kerangka komunikasi antar sistem e-Government untuk saling
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 30
berhubungan dan saling bekerjasama (GIF – Government Interoperability
Framework).
Disamping itu, sistem e-Government lingkup fungsinya juga cukup besar
(menyangkut semua hal yang berhubungan dengan pemerintahan) sehingga
dalam pembangunannya hampir dapat dipastikan melibatkan banyak vendor,
sehingga diperlukan mekanisme komunikasi baku antar sistem, sehingga masing-
masing sistem aplikasi dapat saling bersinergi untuk membentuk layanan e-
Government yang lebih besar dan kompleks.
Oleh karena itu, dalam membangun sistem aplikasi e-Government diperlukan
standarisasi kebutuhan pengembangan sistem aplikasi yang akan menjamin
bahwa komunikasi antar sistem tersebut dapat dilakukan oleh siapapun vendor
pengembang sistem.
Berikut adalah Standar Kebutuhan Sistem Aplikasi yang harus dipenuhi oleh
setiap sistem aplikasi e-Government:
Reliable
Menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat berjalan dengan handal,
robust terhadap kesalahan pemasukan data, perubahan sistem operasi
dan bug free
Interoperable
Menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat saling berkomunikasi serta
bertukar data dan informasi dengan sistem aplikasi lain untuk membentuk
sinergi sistem
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 31
Scalable
Menjamin bahwa sistem aplikasi akan dapat dengan mudah ditingkatkan
kemampuannya, terutama penambahan fitur baru, penambahan user dan
kemampuan pengelolaan data yang lebih besar
User Friendly
Menjamin bahwa sistem aplikasi akan mudah dioperasikan dengan user
interface (antar muka pengguna) yang lazim berlaku di pemerintahan dan
sesuai dengan kebiasaan bahasa dan budaya penggunanya
Integrateable
Menjamin bahwa sistem aplikasi mempunyai fitur untuk kemudahan
integrasi dengan sistem aplikasi lain, terutama untuk melakukan transaksi
pertukaran data dan informasi antar sistem aplikasi e-Government, baik
dalam lingkup satu pemerintah daerah dengan pemerintah daerah lain.
6.4. Blok Fungsi dan Modul
Seperti telah dijelaskan dimuka bahwa fungsi kepemerintahan dikelompokkan
dalam grup-grup Blok Fungsi dan Modul-Modul. Deskripsi dari masing-masing
Blok Fungsi dan Modul kemudian diuraikan dengan lebih rinci melalui tabel
deskripsi properti.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 32
6.4.1. Properti Blok Fungsi
Berikut adalah tabel properti untuk Blok Fungsi, beserta keterangan isinya:
Blok Fungsi [disini dituliskan judul {blok fungsi}]
Sub- Blok Fungsi
[disini dituliskan judul {sub-blok fungsi} (kalau ada), atau dikosongkan dengan tanda “– “ kalau {blok fungsi} tersebut tidak mempunyai {sub-blok fungsi}]
Fungsi [disini dituliskan deskripsi umum / daftar fungsi umum / deskripsi fungsi utama dari {blok fungsi} dan/atau {sub-blok fungsi} tersebut]
Modul [disini dituliskan daftar judul dari {modul} yang menjadi komponen dari {blok fungsi} dan/atau {sub-blok fungsi} tersebut]
Integrasi [menjelaskan keterkaitan dan keterhubungan fungsi dan komunikasi data dan informasi antara {blok fungsi} atau {sub-blok fungsi} dengan {blok fungsi} atau {sub-blok fungsi} lainnya dalam satu kerangka kerja fungsi kepemerintahan]
6.4.2. Properti Modul
Berikut adalah tabel properti untuk Modul, beserta keterangan isinya:
Modul [disini dituliskan judul {modul} ]
Blok Fungsi [disini dituliskan judul {blok fungsi} dimana {modul} tersebut menjadi komponennya, dalam contoh ini, {blok fungsi} tersebut tidak mempunyai {sub-blok fungsi} ]
Sub- Blok Fungsi
[disini dituliskan judul {sub-blok fungsi} dimana {modul} tersebut menjadi komponennya]
Klasifikasi [sebagai gambaran awal, disini dituliskan klasifikasi jenis dan tipe layanan utama yang disediakan oleh {modul} tersebut dilihat dari sudut pandang sistem aplikasi komputer]
Jenis Layanan:
[disini ditandai Front Office, jika {modul} tersebut memberikan layanan langsung ke pengguna, dan Back Office jika tidak ada layanan langsung ke pengguna]
Front Office
Back Office,
Layanan Utama:
[disini ditandai satu atau lebih ciri utama fungsi layanan yang diberikan oleh {modul} ]
Publikasi Informasi
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 33
Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data
Pembayaran
Administrasi
Basisdata
Lainnya
Fungsi Aplikasi:
[disini ditandai Generik jika fungsi {modul} kurang lebih sama untuk semua pemerintah daerah. cirinya, fungsi tersebut biasanya merujuk ke hukum dan peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat, sedangkan Spesifik biasanya merujuk ke Peraturan Daerah setempat, atau bahkan tidak ada rujukan hukum dan peraturan perundang-undangannya]
Generik
Spesifik
Obyek Layanan:
G2G, orientasi layanan ke intra kelembagaan pemerintah daerah
G2B, orientasi layanan dikhususkan untuk kalangan bisnis dan dunia usaha
G2C, orientasi layanan ditujukan untuk masyarakat umum
Fungsi [disini dituliskan daftar fungsi / fitur / layanan utama yang harus disediakan oleh {modul} tersebut]
Narasi [disini dituliskan deskripsi singkat, sebagai keterangan tambahan tentang {modul} tersebut]
Organisasi [disini dituliskan organisasi penyedia fungsi {modul}, atau pemakai fungsi {modul}, baik disebutkan berdasarkan organisasinya atau atas nama perseorangan. Di baris ini, jika ada kata/kalimat yang ditulis dalam tanda ( dan ), artinya ini merupakan contoh tipikal dan generik, biasanya benar, tatapi bisa jadi juga menjadi tidak cocok untuk suatu daerah tertentu]
Integrasi [menjelaskan keterkaitan dan keterhubungan fungsi dan komunikasi data dan informasi antara suatu {modul} dengan {modul} lainnya dalam satu kerangka kerja fungsi kepemerintahan]
Info Tambahan
[keterangan tambahan yang menjelaskan fungsi {modul} tersebut dilihat dari sudut pandang sistem aplikasi komputer, seperti: nama lain dari {modul} tersebut dalam terminologi sistem aplikasi komputer, dasar hukum/peraturan yang menjadi landasan pengembangan fungsi {modul} tersebut, dan rekomendasi-rekomendasi teknis, jika ada, berkaitan dengan implementasi dari fungsi {modul} tersebut melalui suatu sistem aplikasi komputer]
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 34
7. Taksonomi
Untuk memudahkan identifikasi dan klasifikasi fungsi kepemerintahan, di dalam
dokumen Blueprint ini dibuatkan taksonomi untuk setiap Blok Fungsi, Sub-Blok
Fungsi dan Modul , sebagai berikut:
Blok Fungsi 1. PELAYANAN
Sub-Blok Fungsi --
Modul 1.1. Kependudukan
1.2. Perpajakan dan Retribusi
1.3. Pendaftaran dan Perijinan
1.4. Bisnis dan Investasi
1.5. Pengaduan Masyarakat
1.6. Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan
Blok Fungsi 2. ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT (ADM & MGM)
Sub-Blok Fungsi --
Modul 2.1. Surat Elektronik
2.2. Sistem Dokumen Elektronik
2.3. Sistem Pendukung Keputusan
2.4. Kolaborasi dan Koordinasi
2.5. Manajemen Pelaporan Pemerintahan
Blok Fungsi 3. LEGISLASI
Sub-Blok Fungsi --
Modul 3.1. Sistem Administrasi DPRD
3.2. Sistem Pemilu Daerah
3.3. Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-undangan
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 35
Blok Fungsi 4. PEMBANGUNAN
Sub-Blok Fungsi --
Modul 4.1. Sistem Informasi dan Manajemen Data Pembangunan
4.2. Perencanaan Pembangunan Daerah
4.3. Sistem Pengadaan Barang dan Jasa
4.4. Pengelolaan dan Monitoring Proyek
4.5. Sistem Evaluasi dan Informasi Hasil Pembangunan
Blok Fungsi 5. KEUANGAN
Sub-Blok Fungsi --
Modul 5.1. Surat Anggaran
5.2. Sistem Kas dan Perbendaharaan
5.3. Sistem Akuntansi Daerah
Blok Fungsi 6. KEPEGAWAIAN
Sub-Blok Fungsi --
Modul 6.1. Pengadaan PNS
6.2. Sistem Absensi dan Penggajian
6.3. Sistem Penilaian Kinerja PNS
6.4. Sistem Pendidikan dan Latihan
Blok Fungsi 7. DINAS DAN LEMBAGA
Sub-Blok Fungsi 7.1. KEPEMERINTAHAN
Modul 7.1.1. Pengelolaan Barang Daerah
7.1.2. Katalog Barang Daerah
7.1.3. Pengelolaan Pendapatan Daerah
7.1.4. Pengelolaan Perusahaan Daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 36
Sub-Blok Fungsi 7.2. KEWILAYAHAN
Modul 7.2.1. Tataruang dan Lingkungan Hidup
7.2.2. Potensi Daerah
7.2.3. Kehutanan
7.2.4. Pertanian, Peternakan dan Perkebunan
7.2.5. Perikanan dan Kelautan
7.2.6. Pertambangan dan Energi
7.2.7. Pariwisata
7.2.8. Industri Kecil dan Menengah (IKM)
Sub-Blok Fungsi 7.3. KEMASYARAKATAN
Modul 7.3.1. Kesehatan
7.3.2. Pendidikan
7.3.3. Ketenagakerjaan
7.3.4. Industri dan Perdagangan
7.3.5. Jaring Pengaman Sosial
Sub-Blok Fungsi 7.4. SARANA DAN PRASARANA
Modul 7.4.1. Transportasi
7.4.2. Jalan dan Jembatan
7.4.3. Terminal dan Pelabuhan
7.4.4. Sarana Umum
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 37
8. Penutup
Dokumen Blueprint ini menyediakan panduan umum bagi Pemerintah Daerah
dalam merencanakan pembangunan sistem aplikasi e-Govoernment. Melalui
blueprint ini, Pemerintah Daerah dapat memilih dan memilah kebutuhannya
disesuaikan dengan visi, misi dan rencana pembangunan daerah yang ada.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, selanjutnya Pemerintah Daerah
dapat menerjemahkan panduan ini kedalam rencana pentahapan pembangunan
e-Government yang sesuai untuk daerahnya masing-masing.
Dimasa mendatang panduan ini akan terus mengalami perbaikan-perbaikan. Oleh
karena itu diharapkan bantuan Pemerintah Daerah dalam memberikan masukan-
masukan yang konstruktif dan membangun.
-<.oOo.>-
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 38
LAMPIRAN I
DAFTAR PUSTAKA
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 39
Inpres 3/2003 Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government
Kepmendagri 152/2004
Pedoman Pengelolaan Barang Daerah
Kepmendagri 29/2002
Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah
Kepmendagri 54/1999
Pedoman Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk
KepPres 80/2003
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa Instantsi Pemerintah
PP 08/2003 Pedoman Organisasi Perangkat Daerah
PP 105/2000 Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
PP 11/2002 Pengadaan Pegawai Negeri Sipil
PP 11/2003 Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil
PP 25/2000 Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom
PP 56/2001 Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
PP 65/2001 Pajak Daerah
PP 66/2001 Retribusi Daerah
UU 32/2004 Pemerintah Daerah
UU 34/2000 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 40
LAMPIRAN II
BLUEPRINT APLIKASI E-GOVERNMENT
PEMERINTAH DAERAH
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 41
Pelayanan Adm&Mgmt Legislasi Pembangunan Keuangan
Kependudukan
Perpajakan dan Retribusi
Pendaftaran dan Perijinan
Surat Elektronik
Sistim Dokumen Elektronik
Bisnis dan Investasi
Sistim Pendukung Keputusan
Kolaborasi dan Koordinasi
Sistem Administrasi
DPRD
Sistem Pemilu Daerah
Sistim Informasi dan Manajemen
Data P b Perencanaan Pembangunan
Daerah
Sistem Anggaran
Sistem Kas dan
Perbendaharaan
Pengaduan Masyarakat
Publikasi Info Umum dan Kepemerintahan
Manajemen Pelaporan
Pemerintahan
Sistem Akuntansi
Daerah
Sistem Perencanaan
Proyek
Pengelolaan Dan Monitoring
Proyek Sistem
Evaluasi & Info Pembangunan
Katalog Hukum, Peraturan dan Perundangan
Kepegawaian
Pengadaan PNS
Sistem Absensi&
Penggajian
Sistem Penilaian
Kinerja PNS
Sistem Pendidikan&
Latihan
Dinas&Lembaga D inas &Lembaga D inas&Le mbag aDinas&Lembaga
Pengelo laan Barang Daerah
Kata log Barang Daerah
Pengelo laan Pendapatan
Daerah
Peng elo laan Perusahaan
Daerah
KEPEM ERINTAHAN KEW IL AYAHAN KEM ASYARAKATAN SARANA&PRASARANA
Tata Ruang dan Lingk. H idup
Potensi D aerah
Kehutanan
Pertanian, Peternakan dan
Perkebunan
Perikanan dan Kelautan
Pertam bangan dan Energi
Pariw isata
I K M
Kesehatan
Pendidikan
Ketenagakerjaan
Industri dan Perdagangan
Jaring Pengam an
Sosial
T ransportas i
Jalan dan Jem batan
Term inal dan Pelabuha n
Sarana U m um
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 42
1. Blok Fungsi PELAYANAN
1.1. Modul SISTEM KEPENDUDUKAN
Modul KEPENDUDUKAN
Blok Fungsi PELAYANAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Pelayanan pendaftaran penduduk
Pelayanan dan pengelolaan data mutasi penduduk
Pembuatan dan pengelolaan data KK dan KTP
Pembuatan dan pengelolaan data Akta Pencatatan Penduduk (akta kelahiran, perkawinan, perceraian, kematian, pengakuan dan pengesahan anak)
Pembuatan Buku Induk Penduduk, Buku Mutasi Penduduk dan Buku Tamu
Pelaporan data kependudukan
Narasi Modul Kependudukan adalah aplikasi pelayanan, pengelolaan dan pengolahan data kependudukan. Aplikasi dilengkapi dengan fitur pelaporan kependudukan (untuk disampaikan kepada Mendagri). Sebagian data kependudukan di publish ke internet untuk keperluan masyarakat.
Organisasi Dinas Pendaftaran Penduduk (Dinas Kependudukan)
Integrasi Sistem Kependudukan di tingkat Kabupaten/Kota lain
Sistem Kependudukan di tingkat Propinsi lain
Sistem Kependudukan di tingkat Nasional
Info Tambahan
Nama Alias: SIMDUK, SIMDUKCAPIL
Dasar Hukum: Kepmendagri 54/1999
Rekomendasi: Membangun jaringan sistem kependudukan di setiap kecamatan yang terhubung ke Pemda, web-based, client-server, automatic data synchronization, distributed processing
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 43
1.2. Modul PERPAJAKAN DAN RETRIBUSI
Modul PERPAJAKAN DAN RETRIBUSI Blok Fungsi PELAYANAN Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Memberikan pelayanan pajak kepada masyarakat yang meliputi pajak propinsi dan pajak kabupaten/kota.
Jenis pajak Propinsi terdiri dari :
o Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
o Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air
o Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
o Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan
Jenis pajak Kabupaten/Kota terdiri dari:
o Pajak Hotel
o Pajak Restoran
o Pajak Hiburan
o Pajak Reklame
o Pajak Penerangan Jalan
o Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
o Pajak Parkir
Memberikan pelayanan retribusi kepada masyarakat yang meliputi
o Retribusi jasa umum
o Retribusi jasa usaha
o Retribusi perijinan tertentu
Memberikan pelayanan pajak dan retribusi yang berkaitan dengan potensi daerah, meliputi pendaftaran dan perijinan bidang
o Kehutanan
o Pertanian dan Perkebunan
o Perikanan dan Kelautan
o Pertambangan dan Energi
o Kepariwisataan
o Industri Kecil dan Menengah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 44
Narasi Pajak Daerah dan pajak nasional merupakan suatu sistem perpajakan Indonesia, yang pada dasarnya merupakan beban masyarakat sehingga perlu dijaga agar kebijakan tersebut dapat memberikan beban yang adil, terutama mengenai objek dan tarif pajak, sehingga tidak tumpang tindih antara pajak pusat dan Pajak Daerah.
Daerah Kabupaten/Kota diberi peluang dalam menggali potensi sumber-sumber keuangannya dengan menetapkan jenis pajak dan Retribusi selain yang telah ditetapkan, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.
Organisasi Dinas / lembaga daerah
Integrasi Blok Fungsi Administrasi dan Management, Modul Sistem Dokumen Elektronik
Blok Fungsi Pelayanan, Modul Pendaftaran dan Perijinan
Info Tambahan
Nama Alias: SIM Pajak dan Retribusi, SIM Perpajakan, SIMTAP, SAMSAT
Dasar Hukum:
o UU 34/2000 Tentang Pajak dan Retribusi Daerah
o PP 65/2001 Tentang Pajak Daerah dan PP 66/2001 Tentang Retribusi Daerah
o Peraturan Daerah
Rekomendasi: Sistem perpajakan daerah dilakukan secara terpadu dan sejalan dengan sistem perpajakan nasional serta saling melengkapi.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 45
1.3. Modul PENDAFTARAN DAN PERIJINAN
Modul PENDAFTARAN DAN PERIJINAN Blok Fungsi PELAYANAN Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan Transaksi Data Pembayaran Administrasi Basis Data Lainnya Fungsi Aplikasi Generik Spesifik Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Memberian pelayanan perijinan meliputi kegiatan : menerima pendaftaran, menyeleksi persyaratan, memberikan keterangan, mengecek kemajuan proses penerbitan perijinan dan menindaklanjuti pengaduan/klaim dari masyarakat
Pengelolaan dan pengurusan ijin o Peruntukan tanah dan IMB o SIUP o HO o Penyelenggaraan reklame o Usaha Tetap (IUT) o Usaha Industri (IUI) o Lokasi
Pengelolaan dan pengurusan pendaftaran o Tanda Daftar Perusahaan o Tanda Daftar Industri o Tanda Daftar Perdagangan
Pengelolaan pendaftaran dan perijinan yang berkaitan dengan potensi daerah, meliputi pendaftaran dan perijinan bidang
o Kehutanan o Pertanian dan Perkebunan o Perikanan dan Kelautan o Pertambangan dan Energi o Kepariwisataan o Industri Kecil dan Menengah
Narasi Modul Pendaftaran dan Perijinan adalah aplikasi yang dimaksudkan untuk memberikan informasi dan pelayanan perijinan bagi masyarakat yang meliputi : jenis-jenis layanan pendaftaran dan perijinan, persyaratan untuk memperoleh ijin, prosedur perijinan, biaya dan waktu proses perijinan yang diperlukan. Aplikasi dilengkapi dengan form yang bisa di download atau diisi secara on-line.
Aplikasi juga dilengkapi dengan formulir dari set dokumentasi yang dipakai untuk mengurus pendaftaran dan perijinan yang disimpan dalam suatu basis data sedemikian sehingga dapat dijamin keseragaman dan tertib administrasinya.
Organisasi Dinas / lembaga daerah Integrasi Blok Fungsi Legislasi, Modul Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-
undangan Blok Fungsi Pelayanan, Modul Bisnis dan Investasi
Info Tambahan
Nama Alias: SIM Perijinan, SIM Pelayanan Masyarakat, SIM Pendaftaran Dasar Hukum: Peraturan Daerah Rekomendasi: Membangun sistem aplikasi Pelayanan Perijinan Terpadu yang
melakukan penelitian, pemrosesan dan pengeluaran ijin yang dilakukan secara terpusat dan terkoordinasi dengan Badan/Dinas/Instansi terkait.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 46
1.4. Modul BISNIS DAN INVESTASI
Modul BISNIS DAN INVESTASI
Blok Fungsi PELAYANAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Memberikan informasi promosi dan keunggulan daerah berkaitan dengan peluang bisnis dan investasi, terutama di bidang
o Sektor Kehutanan
o Sektor Pertanian dan Perkebunan
o Sektor Perikanan dan Kelautan
o Sektor Pertambangan dan Energi
o Sektor Pariwisata
o Sektor Industri Kecil dan Menengah
Memberikan informasi yang jelas tentang syarat-syarat, prosedur dan tatalaksana investasi dan pengusahaan kegiatan bisnis lainnya
Memberikan pelayanan administrasi penanaman modal di bidang unggulan tersebut
Narasi Dalam upaya meningkatkan dan memperkuat kemampuan perekonomian menghadapi perubahan dan persaingan perdagangan internasional, Pemerintah daerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau investor untuk melakukan kegiatan bisnis dan investasidi daerah tersebut.
Pemerintah Daerah dalam hal ini perlu memberikan informasi yang lengkap mengenai keunggulan dan potensi daerahnya, serta memberikan penjelasan yang komprehensif tentang tatacara dan prosedur yang harus dilalui, sehingga para investor tertarik untuk menanamkan modal atau melaksanakan kegiatan usaha di daerah tersebut.
Organisasi Dinas / lembaga daerah
Integrasi Blok Fungsi Legislasi, Modul Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-undangan
Blok Fungsi Pelayanan, Modul Bisnis dan Investasi Pendaftaran dan Perijinan
Info Tambahan
Nama Alias: SIM Bisnis dan Investasi
Dasar Hukum: --
Rekomendasi: Membangun aplikasi ini dalam satu kerangka pelayanan yang lengkap, termasuk pendaftaran investasi dan administrasinya.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 47
1.5. Modul PENGADUAN MASYARAKAT
Modul PENGADUAN MASYARAKAT
Blok Fungsi PELAYANAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan fasilitas penyampaian dan penyerapan aspirasi, peningkatan partisipasi, serta menindaklanjuti pengaduan masyarakat dalam rangka mengembangkan kehidupan demokrasi
Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam proses penyelenggaraan kepemerintahan daerah
Narasi Salah satu tugas pemerintah daerah adalah melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Sebagai perwujudan demokrasi, dibentuk DPRD sebagai lembaga pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan berkedudukan sebagai mitra kerja pemerintah daerah dalam memberdayakan masyarakat.
Organisasi Dinas / lembaga daerah
Integrasi Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan
Info Tambahan
Nama Alias: SIM Pengaduan Masyarakat
Dasar Hukum: --
Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 48
1.6. Modul PUBLIKASI INFORMASI UMUM DAN KEPEMERINTAHAN
Modul PUBLIKASI INFORMASI UMUM DAN KEPEMERINTAHAN
Blok Fungsi PELAYANAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Publikasi informasi
Narasi Mempublikasikan semua informasi umum dan kepemerintahan ke seluruh masyarakat termasuk diantaranya; berita dan layanan masyarakat.
Organisasi Perangkat Daerah
Integrasi Semua aplikasi e-government yang membutuhkan publikasi informasi ke masyarakat
Info Tambahan
Nama Alias: e-Gov Portal
Dasar Hukum:
Rekomendasi: Membangun portal pemerintahan yang mencakup fungsi kolaborasi dan koordinasi inter-lembaga (internal portal) dan fungsi publikasi ke masyarakat (public portal)
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 49
2. Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT
Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT (ADM & MGM)
Sub- Blok Fungsi
--
Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan administrasi yang diperlukan dalam urusan kepemerintahan daerah
Menyediakan fungsi-fungsi lain yang berhubungan dengan managerial pemerintahan daerah
Modul Surat Elektronik
Sistem Dokumen Elektronik
Sistem Pendukung Keputusan
Kolaborasi dan Koordinasi
Manajemen Pelaporan Pemerintahan
Integrasi Blok Fungsi Keuangan
Blok Fungsi Pembangunan
Blok Fungsi lain yang memerlukan / memberikan informasi ke eksekutif daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 50
2.1. Modul SURAT ELEKTRONIK
Modul SURAT ELEKTRONIK
Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan fungsi surat-menyurat secara elektronik, termasuk didalamnya memungkinkan proses penyiapan, pembahasan dan pengesahan surat dilakukan secara elektronik. Pembahasan surat itu sendiri bisa dilakukan oleh lebih dari satu orang / unit organisasi.
Menyediakan fungsi kearsipan (surat masuk / surat keluar) secara elektronik, termasuk didalamnya disposisi, dan tembusan surat.
Menyediakan fungsi query untuk pencarian data surat secara cepat, misalnya berdasarkan pengirim, tujuan, tanggal, subyek/perihal, nomor, isi, dan lain-lain.
Narasi Dalam sistem surat manual, proses penyiapan sampai dengan penyampaian kepada tujuan surat (apalagi jika jaraknya jauh dan tujuannya banyak) bisa memakan waktu lama dan berhari-hari. Dengan sistem elektronik , maka proses tersebut bisa dipersingkat dengan sangat efisien. Proses penyiapan surat kurang lebih sama, tetapi proses penyampaiannya bisa dilakukan dalam hitungan menit, tidak lagi ada kendala jarak dan jumlah tujuan.
Organisasi Semua unit organisasi (satuan kerja)
Integrasi --
Info Tambahan
Nama alias: e-Mail, SIM Surat
Dasar hukum: --
Rekomendasi: Membangun sistem surat elektronik secara terpadu dengan ruang lingkup mencakup seluruh Pemerintahan Daerah, karena satu sistem yang sama bisa dipakai oleh semua unit organisasi yang membutuhkan, baik dipakai secara stand-alone ataupun terpusat.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 51
2.2. Modul SISTEM DOKUMEN ELEKTRONIK
Modul SISTEM DOKUMEN ELEKTRONIK
Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan dokumen secara elektronik untuk tercapainya tertib administrasi kearsipan dan pelayanan informasi.
Menyediakan fungsi kearsipan secara elektronik, termasuk didalamnya penghapusan, pemeliharaan dan pengelolaan status keaktifan.
Melakukan klasifikasi dan pengelompokan dokumen (kategorisasi) berdasarkan sifat dan kegunaan, diantaranya Dokumen Daerah (yang ditempatkan dalam Lembaran Daerah), arsip daerah, dan lain-lain.
Menyediakan fungsi konversi dokumen terutama dari bentuk hardcopy menjadi bentuk softcopy.
Menyediakan fungsi yang memungkinkan pembacaan dokumen dari berbagai sumber dalam berbagai macam format dokumen.
Menyediakan fungsi query untuk pencarian data dokumen secara lengkap, akurat, dan cepat, misalnya berdasarkan kategori, judul / perihal, tanggal, versi / revisi, nomor, dan lain-lain.
Narasi Sebagai salah satu sumber informasi terekam, arsip mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting untuk mendukung manajemen modern organisasi pemerintah dan bisnis. Oleh karenanya, arsip harus dikelola dalam suatu sistem secara konseptual dan terpadu melalui cara yang profesional
Sistem ini antara lain bertujuan untuk pemeliharaan dan penyelamatan arsip yang memiliki arti penting berkaitan dengan fungsi arsip sebagai sumber sejarah, sumber penelitian, sumber informasi dan bahan untuk menyusun perencanaan, pembuatan kebijakan serta pengambi Ian keputusan bagi pimpinan.
Organisasi Lembaga teknis daerah (badan/kantor arsip)
Dinas / lembaga yang membutuhkan pengelolaan dokumen
Integrasi --
Info Tambahan
Nama alias: Document Management, SIM Arsip
Dasar hukum: --
Rekomendasi: Membangun sistem pengelolaan dokumen elektronik secara terpadu dengan ruang lingkup mencakup seluruh Pemerintahan Daerah, karena satu sistem yang sama bisa dipakai oleh semua unit organisasi yang membutuhkan, baik dipakai secara stand-alone ataupun terpusat.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 52
2.3. Modul SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Modul SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Membantu eksekutif daerah menjalankan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya masing-masing, membantu para eksekutif dalam proses pengambilan keputusan dengan menyediakan data dan informasi yang tepat, akurat dan cepat.
Menyajikan informasi sesuai tingkat urgensitas misalnya: masalah darurat, masalah penting dan masalah yang kurang penting. Sumber informqasi bisa dari kalangan intertnal pemerintah sendiri, bisnis, umum, maupun pemerintah yang yang lebih tinggi.
Menyajikan laporan atas aktivitas dari semua bidang pemerintahan baik berupa pelayanan langsung dan administratif maupun pelayanan fasilitatif yang sedang dijalankan oleh semua unit kerja
Menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Informasi ini lebih bersifat sebagai rangkuman atau laporan dari dinas / lembaga tentang suatu hal khusus, misalnya: pendapatan dan pengeluaran daerah, poyek (dan nilainya) yang sedang berjalan, potensi investasi, dan lain-lain.
Narasi Seperti diketahui bahwa secara alami informasi memuat berbagai hal (raw data) yang berasal dari berbagai sumber yang terpisah-pisah dan berada dalam berbagai macam format yang berbeda-beda.
Disatu sisi, eksekutif membutuhkan aplikasi yang sifatnya sudah jadi (sudah diolah sesuai kebutuhan), akurat, mudah didapat secara cepat dan siap pakai.
Sistem ini dibangun untuk menjawab kebutuhan eksekutif terhadap informasi tersebut.
Organisasi Eksekutif Daerah
Integrasi Semua sistem yang memberikan laporan kinerja kepada eksekutif daerah
Info Tambahan
Nama alias: DSS
Dasar hukum: --
Rekomendasi: Membangun sistem DSS dengan mencantumkan (mendefinisikan) semua spesifikasi pelaporan eksekutif yang diharapakan untuk dipenuhi, mencakup semua informasi dari seluruh unit organisasi, sehingga memungkinkan sistem lain untuk melakukan integrasi data sesuai dengan yang diharapkan.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 53
2.4. Modul KOLABORASI DAN KOORDINASI
Modul KOLABORASI DAN KOORDINASI
Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT
Sub-
Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan agenda (penyiapan agenda, alokasi waktu, pengingat tanggal, partisipan, dan lain-lain). Contoh: pengelolaan agenda kerja tiap unit organisasi
Menyediakan fungsi Task To Do (penjadwalan), misalnya rapat. Sistem dengan mudah dapat mengalokasikan jadwal rapat, menyesuaikan dengan agenda dari peserta yang harus diundang, distribusi undangan, pemakian ruang rapat dan sebagainya.
Menyediakan fungsi penugasan, yang memungkinkan pendelegasian pekerjaan (termasuk surat tugasnya) dan laporan pertanggungjawabannya dapat dilakukan secara elektronik.
Menyediakan fungsi-fungsi lain yang memudahkan koordinasi kerja seperti forum, chat, news, poling, dan lain-lain.
Menyediakan fungsi Rapat On-Line.
Narasi Sistem ini menyediakan fungsi otomasi kantor yang berorientasi pada kemudahan proses kerja dan kemudahan koordinasi kerja antar pegawai
Misalnya: dengan mempublikasikan agenda ke setiap unit organisasi akan memudahkan sinkronisasi pekerjaan, terutama antara agenda pimpinan dan kepala dinas/lembaga teknis daerah terkait. Misalkan ada beberapa kegiatan yang terjadi di waktu yang sama, maka hal ini sudah dapat diketahui sebelumnya sehingga penjadwalan kembali bisa segera dilakukan.
Contoh lain: dengan kemajuan teknologi IT dimungkinkan untuk menyelenggarakan rapat tanpa peserta rapat harus hadir di satu tempat yang sama. Rapat dapat dilakukan dengan cara melihat dan mendengarkan penyampaian atau mengemukakan pendapat lewat peralatan audio visual (misalnya: TV atau layar komputer).
Organisasi Semua unit organisasi
Integrasi --
Info Tambahan
Nama alias: --
Dasar hukum: --
Rekomendasi: Membangun sistem ini cukup satu untuk seluruh unit organisasi Pemerintah Daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 54
2.5. Modul MANAJEMEN PELAPORAN PEMERINTAHAN
Modul MANAJEMEN PELAPORAN PEMERINTAHAN
Blok Fungsi ADMINISTRASI DAN MANAGEMENT
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan sarana pelaporan eksekutif (Pemerintah Daerah) kepada instansi yang lebih atas sampai ke pemerintah pusat melalui Mendagri
Menyediakan laporan-laporan dengan format baku, dengan data yang sudah diolah. Melalui sistem ini, eksekutif sudah tidak perlu lagi mengolah data yang masih mentah.
Menyediakan sarana pelaporan kepala dinas dan lembaga kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.
Menyediakan sarana pelaporan kepala daerah kepada DPRD.
Narasi Dalam sistem pemerintahan daerah ada mekanisme pelaporan yang harus dilakukan oleh para penyelenggara kepemerintahan. Sistem ini membantu Pemerintah Daerah dalam membuat sistem pelaporan elektronik (penyiapan dan pengolahan data pelaporan secara elektronik) sehingga mempercepat proses kerja dan meningkatkan efisiensi pekerjaan.
Organisasi Eksekutif Daerah
Kepala Dinas / Lembaga Teknis Daerah
Integrasi --
Info Tambahan
Nama alias: --
Dasar hukum: --
Rekomendasi: Membangun sistem ini cukup satu untuk seluruh unit organisasi Pemerintah Daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 55
3. Blok Fungsi LEGISLASI
Blok Fungsi LEGISLASI
Sub- Blok Fungsi
--
Fungsi Menyediakan fungsi pengolahan dan pengelolaan data dan informasi legislatif, termasuk didalamnya data produk hukum pemerintah daerah.
Menyediakan fungsi-fungsi lain yang mendukung tugas sekretaris dewan dan tugas DPRD yang belum dilayani oleh sistem lain.
Modul Sistem Administrasi DPRD
Sistem Pemilu Daerah
Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-Undangan
Integrasi Blok Fungsi Dinas Lembaga
Blok Fungsi Pelayanan
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 56
3.1. Modul SISTEM ADMINISTRASI DPRD
Modul SISTEM ADMINISTRASI DPRD
Blok Fungsi LEGISLASI
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Memfasilitasi pekerjaan Sekretaris DPRD
o Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan DPRD
o Menyelenggarakan administrasi keuangan DPRD
o Dan lain-lain
Memfasilitasi pekerjaan DPRD
o Penjadwalan rapat, dan pengelolaan dokumen hasil rapat
o Pengelolaan dokumen hasil pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah;
o Dan lain-lain
Narasi Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, sekretaris daerah dan juga DPRD memerlukan alat bantu yang mempercepat proses kerjanya, sehingga selaras dengan ritme yang ada di eksekutif. Beberapa aplikasi bisa dipakai secara bersama seperti surat elektronik, document management, dan fungsi-fungsi yang tergabung dalam colaboration and coordination.
Meskipun begitu ada beberapa sistem khusus yang perlu disediakan, terutama yang berhubungan dengan proses kerja internal DPRD.
Organisasi DPRD
Integrasi --
Info Tambahan
Nama alias: --
Dasar hukum: --
Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 57
3.2. Modul SISTEM PEMILU DAERAH
Modul SISTEM PEMILU DAERAH
Blok Fungsi LEGISLASI
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Memfasilitasi pelaksanaan sistem pemilihan umum daerah, dimulai dari proses pendaftaran pemilih, pemilihan dan penghitungan suara hasil pemilu.
Narasi UU 32/2004 memberi kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan sendiri pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung. Pemilu daerah adalah proses yang kompleks (sama dengan pemilu nasional, hanya dengan lingkup yang lebih kecil). Oleh karena itu dengan bantuan sistem elektronik, proses pemilu daerah dapat dilaksanakan dengan lebih sukses, transparan, dan cepat.
Organisasi DPRD
Integrasi --
Info Tambahan
Nama alias: SIM Pemilu
Dasar hukum: UU 32/2004
Rekomendasi: membangun sistem pemilu daerah berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat (KPU).
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 58
3.3. Modul KATALOG HUKUM, PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Modul KATALOG HUKUM, PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
Blok Fungsi LEGISLASI
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan basis data semua produk hukum, peraturan dan perundang-undangan, baik yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, juga yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat, terutama yang berkaitan langsung dengan Pemerintah Daerah.
Menyediakan fungsi klasifikasi dan kategorisasi produk hukum sesuai dengan sifat dan tujuannya, seperti perijinan, otonomi daerah, pemerintahan, kedinasan, kelembagaan, dan lain-lain
Menyediakan fungsi Query yang memudahkan untuk pencarian cepat produk hukum, peraturan dan perundang-undangan berdasarkan nomor, tanggal terbit, judul, kategori, dan lain-lain.
Narasi Sistem ini memberikan akses yang cepat dan akurat terhadap produk hukum, peraturan dan perundang-undangan yang dibutuhkan oleh pemerintah, kalangan bisnis dan masyarakat luas. Karena semua peraturan ada disini, hal ini akan sangat membantu, terutama masyarakat bisnis dan masyarakat umum dalam mencari informasi produk hukum sesuai dengan kebutuhannya.
Organisasi Semua Unit Organisasi Pemerintah Daerah
DPRD
Integrasi --
Info Tambahan
Nama alias: SIM Perpu
Dasar hukum: UU 32/2004
Rekomendasi: Cukup membangun satu sistem untuk seluruh pemerintah daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 59
4. Blok Fungsi PEMBANGUNAN
Blok Fungsi PEMBANGUNAN
Sub- Blok Fungsi
--
Fungsi Modul pembangunan menyediakan modul aplikasi yang berfungsi untuk mengelola data dan membantu proses kerja pemerintah yang berkaitan dengan pembangunan daerah
Proses kerja pembangunan daerah meliputi
o Perencanaan pembangunan dengan dinas/badan, lembaga dan unit kerja lain dalam lingkungan pemerintah daerah, termasuk dengan instansi pusat di daerah
o Penyusunan rencana strategis daerah dan dokumen perencanaan pembangunan daerah, termasuk usulan untuk dimasukkan kedalam program nasional
o Memberi masukan dalam rencana pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja daerah
o Memberikan pelayanan informasi, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan perencanaan daerah.
o Memfasilitasi dan mediasi perencanaan kegiatan lintas kabupaten/kota
o Pelaporan kegiatan pelaksanaan pembangunan
Modul Sistem Informasi dan Mgm Data Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Daerah
Sistem Pengadaan Barang dan Jasa
Pengelolaan dan Monitoring Proyek
Sistem Evaluasi dan Informasi Hasil Pembangunan
Integrasi Blok Fungsi Keuangan
Blok Fungsi Administrasi dan Management
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 60
4.1. Modul SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN DATA PEMBANGUNAN
Modul SISTEM INFORMASI DAN MANAJEMEN DATA PEMBANGUNAN
Tema PEMBANGUNAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan data dan informasi yang akurat serta dapat dipertanggung-jawabkan sebagai bahan masukan bagi penyusunan perencanaan pembangunan
Data dan informasi yang dimaksud meliputi:
o Penyelenggaraan pemerintahan daerah
o Organisasi dan tatalaksana pemerintahan daerah
o Kepala daerah, dprd, perangkat daerah dan PNS
o Keuangan daerah
o Potensi sumber daya daerah
o Produk hukum daerah
o Kependudukan
o Informasi dasar kewilayahan
Narasi Untuk dapat merencanakan pembangunan dengan optimal diperlukan masukan data dan informasi yang akurat dan up-to-date. Informasi tersebut bisa jadi datang dari aplikasi lain, dan tugas aplikasi ini adalah menyediakan data yang tepat untuk pengguna yang tepat
Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Integrasi --
Info Tambahan
Nama Alias: Knowledge Management, Document Management, Data Warehouse
Dasar Hukum: UU 32/2004
Rekomendasi: Mengembangkan aplikasi dengan tema pembangunan dalam satu alur pengembangan sesuai kerangka kerja BAPPEDA sehingga memudahkan dalam program perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 61
4.2. Modul PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Modul PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Blok Fungsi PEMBANGUNAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Pembuatan perencanaan pembangunan daerah meliputi semua aspek pembangunan sesuai kewenangan Pemda
Perencanaan yang dimaksud meliputi rencana pembangunan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan rencana kerja pembangunan daerah (1 tahun)
Harus ada mekanisme version dan revision control, sehingga setiap perubahan perencanaan dapat diketahui dan dilacak
Termasuk didalamnya template pembuatan renstra oleh tiap satuan kerja pemerintah daerah yang memuat visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan
Narasi Perencanaan pembangunan daerah disusun dalam tiga tahapan: rencana jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun) dan jangka pendek (1 tahun). Perencanaan tersebut disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan.
Untuk dapat merencanakan dengan optimal perlu masukan data dan informasi yang akurat dan up-to-date. Melalui SIM Data Pembangunan, pengguna dapat memperoleh data dan inormasi yang dibutuhkan tersebut
Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Sistem Informasi dan Manajemen Data Pembangunan
Info Tambahan
Nama Alias: SimBangDa
Dasar Hukum: UU 32/2004
Rekomendasi: Mengembangkan aplikasi pembangunan dalam satu alur pengembangan sesuai kerangka kerja BAPPEDA sehingga memudahkan dalam program perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 62
4.3. Modul SISTEM PENGADAAN BARANG DAN JASA
Modul SISTEM PENGADAAN BARANG DAN JASA
Blok Fungsi PEMBANGUNAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan template dan alur kerja elektronik untuk mempersiapkan proyek (pengadaan barang dan jasa) sesuai dengan KepPres 80/2003
Sebagai basis data (katalog) proyek, merangkum semua data-data berkaitan dengan semua proyek (pengadaan barang dan jasa) yang pernah dilaksanakan Pemda
Menyediakan fungsi penjadwalan pelaksanaan proyek-proyek yang sudah disetujui agar terjadi sinergi pembangunan di seluruh wilayah pemerintahan daerah
Masukan bagi proses pengelolaan dan monitoring proyek
Menyediakan sarana untuk pengumunan pekerjaan (disesuaikan dengan sifat pekerjaan) dan proses pendaftaran bagi para penyedia barang dan jasa yang dibutuhkan oleh Pemda, termasuk pengumuman siapa yang menjadi pemenang (pelaksana) pekerjaan.
Narasi Sistem ini dimakudkan untuk menyamakan pola pikir dan persepsi, serta memberikan pedoman pelaksanaan teknis dan administratif yang lebih jelas, sehingga memudahkan semua pihak terkait (perencana, pelaksana, pengawas dan penyedia barang / jasa) dalam melaksanakan tugas, fungsi dan peranannya masing-masing.
Sistem ini dimaksudkan untuk pengelolaan proses pengadaan barang sebelum kontrak. Setelah penandatanganan kontrak maka pekerjaan (proyek) selanjutnya dikelola dengan Sistem Pengelolaan dan Monitoring Proyek.
Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Pengelolaan dan Monitoring Proyek
Info Tambahan
Nama Alias: SimProyek
Dasar Hukum: KepPres 80/2003
Rekomendasi: Mengembangkan aplikasi dengan tema pembangunan dalam satu alur pengembangan sesuai kerangka kerja BAPPEDA sehingga memudahkan dalam program perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 63
4.4. Modul PENGELOLAAN DAN MONITORING PROYEK
Modul PENGELOLAAN DAN MONITORING PROYEK
Blok Fungsi PEMBANGUNAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Pengelolaan dan pemantauan terhadap pekerjaan (proyek) pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
o Pekerjaan (proyek) yang dimaksud meliputi proyek-proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh dinas dan lembaga teknis Pemda, termasuk Kecamatan dan Kelurahan.
Membuat indikator progres (kemajuan) dan status pekerjaan berkaitan dengan penyerapan dana dan kemajuan fisik pembangunan.
o Memonitor status kemajuan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan laporan status yang komprehensif (misal penyerapan dana vs kemajuan fisik).
Menyediakan template pelaporan untuk eksekutif (kepala daerah dan kepala bappeda) yang menyajikan rangkuman semua proyek pembangunan yang ada di daerah tersebut
Narasi Pekerjaan pembangunan (proyek) di suatu wilayah Pemda dalam 1 tahun jumlahnya cukup banyak. Di sisi lain, eksekutif daerah membutuhkan informasi tentang status pelaksanaan yang rinci dari semua proyek yang sedang dikerjakan, terutama menyangkut masalah: berapa besar dana yang sudah dikeluarkan, berapa besar lagi dana yang harus dikeluarkan bulan ini untuk proyek tersebut, sudah seberapa jauh kemajuan fisik di lapangan, apakah ada kemungkinan proyek yang terlambat, dan lain-lain.
Oleh karena itu diperlukan sistem pengelolaan dan monitoring proyek yang dapat merangkum dan memonitor semua pekerjaan yang ada dan menyajikan laporan rinci kepada eksekutif daerah sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Sistem Pengadaan Barang dan Jasa
Info Tambahan
Nama Alias: SimProyek
Dasar Hukum: KepPres 80/2003
Rekomendasi: Mengembangkan aplikasi dengan tema pembangunan dalam satu alur pengembangan sesuai kerangka kerja BAPPEDA sehingga memudahkan dalam program perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 64
4.5. Modul SISTEM EVALUASI DAN INFORMASI HASIL PEMBANGUNAN
Modul SISTEM EVALUASI DAN INFORMASI HASIL PEMBANGUNAN
Tema PEMBANGUNAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan Transaksi Data
Pembayaran Administrasi Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Pengelolaan dan pemantauan terhadap hasil pembangunan yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah
o Hasil pembangunan yang dimaksud meliputi pembangunan yang dilaksanakan oleh dinas dan lembaga teknis, termasuk Kecamatan dan Kelurahan
Menyediakan template evaluasi untuk memungkinkan dilaksanakannya verifikasi hasil pembangunan terhadap yang telah direncanakan.
Menyediakan pelaporan untuk eksekutif (kepala daerah dan kepala bappeda) yang menyajikan rangkuman semua hasil pembangunan yang ada di daerah tersebut
Narasi Sistem ini diperlukan untuk membantu Pemerintah Daerah dan masyarakat yang selama ini susah untuk mendapatkan informasi hasil pembangunan daerah. Padahal informasi ini sangat dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa memang ada aktifitas pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti diamanatkan oleh undang-undang.
Informasi tersebut juga dibutuhkan oleh aparat pemerintah daerah sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi proses perencanaan pembangunan selanjutnya sehingga tidak terjadi tumpang tindih program pembangunan antar dinas / lembaga yang ada.
Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
Info Tambahan
Nama Alias: SIMBANGDA
Dasar Hukum: --
Rekomendasi: Mengembangkan aplikasi dengan tema pembangunan dalam satu alur pengembangan sesuai kerangka kerja BAPPEDA sehingga memudahkan dalam program perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan daerah
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 65
5. Blok Fungsi KEUANGAN
Blok Fungsi KEUANGAN
Sub- Blok Fungsi
--
Fungsi Menyelenggarakan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah yang tepat, lengkap dan tertib atas transaksi Keuangan Daerah, sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Meningkatkan kualitas management Pengelolaan Keuangan Daerah, meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran yang efisien, efektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan
Menyediakan Sistem Informasi Keuangan Daerah yang akurat, aktual, mudah dipahami, relevan dan berdayaguna.
Modul Sistem Anggaran
Sistem Kas dan Perbendaharaan
Sistem Akuntansi Daerah
Integrasi Blok Fungsi Dinas Lembaga
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 66
5.1. Modul SISTEM ANGGARAN
Modul SISTEM ANGGARAN
Blok Fungsi KEUANGAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyusun perencanaan anggaran, perubahan dan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Menampung usulan anggaran semua unit kerja, membantu proses verifikasi besaran uang dan ketepatan pos rekening dari setiap usulan, serta memfasilitasi proses scrubbing, revisi-revisi dan pembahasan di Tim Anggaran untuk diajukan ke Panitia Anggaran.
Mencetak dokumen anggaran: APBD, RASK, DASK, dan lain-lain.
Menyediakan fungsi analisa standar belanja, bertujuan untuk melihat kewajaran besaran nilai usulan kegiatan yang diajukan unit kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pegawai dan rencana kegiatan yang diajukan.
o Menyediakan fungsi penyusunan harga pokok satuan dan penekanan tugas, dan standar biaya kegiatan/harga pokok kegiatan.
o Menyimpan harga pokok satuan dan penekanan tugas, dan standar biaya kegiatan/harga pokok kegiatan dalam suatu basis data yang bisa dipakai sebagai rujukan.
Narasi Sistem anggaran merupakan alat bantu dalam memasukan dan memproses data anggaran dari RAPBD sampai terbentuknya APBD, serta otorisasi penggunaan anggaran belanja.
Organisasi Unit organisai pengelola Keuangan Daerah
Integrasi Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Kas dan Perbendaharaan
Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Akuntansi Daerah
Info Tambahan
Nama alias: MAKUDA, SIMKEU, SIM Anggaran
Dasar hukum: PP No 105 Tahun 2000, Kepmendagri 29/2002
Rekomendasi: Membangun sistem keuangan secara utuh meliputi modul anggaran, sistem kas dan perbendaharaan serta sistem akuntasi daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 67
5.2. Modul SISTEM KAS DAN PERBENDAHARAAN
Modul SISTEM KAS DAN PERBENDAHARAAN
Blok Fungsi KEUANGAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan fungsi kas anggaran, melakukan sinkronisasi antara pendapatan, belanja dan pembiayaan untuk membantu agar pelaksanaan kegiatan di lapangan tidak mengalami masalah keuangan.
Menyediakan fungsi monitoring terhadap realisasi anggaran, pendapatan dan belanja daerah.
Menyediakan fungsi pengelolaan kas daerah, mencatat dan mengelola arus keluar, arus masuk dan penyimpanan uang pemda.
o Membantu proses pembayaran keuangan kepada pihak yang telah ditunjuk.
o Menerima dana masukan dari perolehan setoran pendapatan dari unit organisasi / pihak penyetor.
Narasi Sistem ini merupakan alat pengawasan keluar-masuknya dana dari seluruh aliran dana berdasarkan sumber dana maupun penggunaannya melaui Kas Umum Daerah atau Kas Daerah pada saat merealisasikan APBD.
Organisasi Unit organisai pengelola Keuangan Daerah
Integrasi Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Anggaran
Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Akuntansi Daerah
Info Tambahan
Nama alias: MAKUDA, SIMKEU, SIM Perbendaharaan
Dasar hukum: PP No 105 Tahun 2000, Kepmendagri 29/2002
Rekomendasi: Membangun sistem keuangan secara utuh meliputi modul anggaran, sistem kas dan perbendaharaan serta sistem akuntasi daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 68
5.3. Modul SISTEM AKUNTANSI DAERAH
Modul SISTEM AKUNTANSI DAERAH
Blok Fungsi KEUANGAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Mengelola dan membina administrasi dan pembukuan keuangan daerah.
Menyediakan fungsi pengelolaan akuntansi keuangan daerah, mengidentifikasikan dan mengelompokkan data-data transaksi untuk keperluan penyusunan buku besar.
Menyusun laporan resume kondisi keuangan bagi eksekutif daerah, berdasarkan pada data yang tersedia pada semua modul keuangan lainnnnya seperti pendapatan, belanja langsung dan tak langsung baik publik maupun aparatur, pembiayaan, dana cadangan dll.
o Resume bisa dilakukan setiap saat.
o Hasil resume merupakan merupakan kondisi terbaru saat itu dan memberikan informasi startegis keuangan misalnya: terjadinya bias dari perencanaan baik volume maupun waktu atas pendapatan atau belanja.
Narasi Sistem ini mengidentifikasikan, dan mengelompokkan data-data transaksi yang tertuang dalam buku besar dan buku pembantu (general ledger dan sub-ledger).
Beberapa laporan yang dihasilkan misalnya neraca awal, jurnal penyesuaian, dan laporan konsolidasi (laporan keuangan pemda).
Organisasi Unit organisai pengelola Keuangan Daerah
Integrasi Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Anggaran
Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Kas dan Perbendaharaan
Info Tambahan
Nama alias: MAKUDA, SIMKEU, SIM Akuntansi Daerah
Dasar hukum: PP No 105 Tahun 2000, Kepmendagri 29/2002
Rekomendasi: Membangun sistem keuangan secara utuh meliputi modul anggaran, sistem kas dan perbendaharaan serta sistem akuntasi daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 69
6. Blok Fungsi KEPEGAWAIAN
Blok Fungsi KEPEGAWAIAN
Sub- Blok Fungsi
--
Fungsi Modul KEPEGAWAIAN menyediakan modul aplikasi yang berfungsi untuk mengelola data dan membantu proses kerja pemerintah yang berkaitan dengan kepegawaian daerah
Modul Kepegawaian paling tidak menyediakan aplikasi dengan fungsi-fungsi pengelolaan dan pengolahan data dan informasi untuk proses kerja sebagai berikut:
o Pengadaan (termasuk perencanaan dan persyaratan)
o Penetapan formasi dan penempatan
o Pengangkatan
o Pemindahan
o Pemberhentian
o Penetapan pensiun, gaji, tunjangan, dan kesejahteraan
o Hak dan kewajiban
o Kedudukan hukum
o Pengembangan kompetensi (pendidikan dan pelatihan)
o Pengendalian jumlah
o Larangan, sanksi, dan penghargaan
Modul Pengadaan PNS
Sistem Absensi dan Penggajian
Sistem Penilaian Kinerja PNS
Sistem Pendidikan dan Latihan
Integrasi Blok Fungsi Keuangan
Blok Fungsi Administrasi dan Management
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 70
6.1. Modul PENGADAAN PNS
Modul PENGADAAN PNS
Blok Fungsi KEPEGAWAIAN
Sub-
Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Melakukan administrasi dan pengelolaan data pengadaaan pegawai sipil, termasuk didalamnya persyaratan dan tatacara rekruitmen
Menyediakan fungsi kerangka kerja (workflow) rekruitmen pegawai PNS dari mulai dari perencanaan, pengumuman, pelamaran, penyaringan dan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (bagi pendaftar yang diterima)
Menyediakan basis data pelamar (CPNS) dan modul pelaporannya yang dapat diklasifikasikan, misal per perioda pengadaan, jenis kelamin, kelompok umur, daya tampung, dll.
Narasi Sistem ini diharapkan mampu membantu Pemerintah Daerah untuk mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional dan bertanggung jawab. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
Organisasi Badan Kepegawaian Daerah
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan
Info Tambahan
Nama alias: SIMPEG
Dasar hukum: PP 11/2002 (perubahan PP 98/2000)
Rekomendasi: Membangun modul sistem aplikasi kepegawaian dalam satu kerangka sistem informasi kepegawaian yang utuh, lengkap dan terintegrasi. Sistem aplikasi tidak harus dalam bentuk satu paket aplikasi, tetapi perencanaan dan rancangannya haruslah komprehensif sehingga terjamin interoperabilitinya, terutama dengan aplikasi e-Government bertema keuangan.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 71
6.2. Modul SISTEM ABSENSI DAN PENGGAJIAN
Modul SISTEM ABSENSI DAN PENGGAJIAN
Blok Fungsi KEPEGAWAIAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan fungsi absensi pegawai yang akan mencatat jam masuk, jam pulang, jam kerja efektif, kekurangan jam kerja dan kelebihan jam kerja
Menyediakan fungsi pengelolaan data-data absensi pegawai, termasuk didalamnya pengelolaan data cuti dan libur pegawai
Menyediakan fungsi kalender yang dapat di atur khusus untuk instansi / pemda tertentu
Menyediakan fungsi rekapitulasi pelaporan jam kerja pegawai perbulan dengan kategorisasi per satuan kerja, per golongan gaji, per jenis kelamin, dan lain-lain
Menyediakan fungsi penggajian pegawai, dll
Menyediakan fungsi rekapitulasi pelaporan penggajian dengan kategorisasi jumlah gaji yang dibayar per tahun atau per bulan, jumlah gaji yang dibayar per satuan kerja, dll
Narasi Untuk meningkatkan kinerja pegawai, perlu diberi sanksi bagi mereka yang lalai dan penghargaan bagi mereka yang berprestasi. Oleh karena itu perlu diketahui catatan prestasi kerja (salah satunya dalam ukuran jam kerja efektif) dari masing-masing pegawai sebagai bahan masukan penilaian dan pembinaan. Sistem payroll (penggajian) yang disatukan dengan absensi akan mempermudah Pemda dalam mengontrol kinerja pegawainya, terutama jika diinginkan menerapkan kebijakan penghargaan dan hukuman yang dikaitkan dengan penerimaan pendapatan.
Organisasi Badan Kepegawaian Daerah
Bagian Keuangan Daerah
Integrasi Blok Fungsi Keuangan
Info Tambahan
Nama alias: Payroll, SIMPEG
Dasar hukum: PP 11/2003 (perubahan PP 98/2000)
Rekomendasi: Membangun modul sistem aplikasi kepegawaian dalam satu kerangka sistem informasi kepegawaian yang utuh, lengkap dan terintegrasi. Sistem aplikasi tidak harus dalam bentuk satu paket aplikasi, tetapi perencanaan dan rancangannya haruslah komprehensif sehingga terjamin interoperabilitinya.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 72
6.3. Modul PENILAIAN KINERJA PNS
Modul PENILAIAN KINERJA PNS
Blok Fungsi KEPEGAWAIAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan fungsi penilaian kinerja pegawai untuk keperluan kenaikan pangkat dan promosi jabatan.
Menyediakan fungsi untuk memungkinkan sosialisasi larangan, dan sistem pemberian sanksi dan penghargaan
Mengembangkan suatu sistem penilaian yang dapat mengidentifikasi, mengembangkan dan memanfaatkan potensi dan kemampaun pegawai
Narasi Sistem ini membantu Pemerintah Daerah dalam melaksanakan fungsi pembinaan dan pendawasan pegawai negeri sipil yang menjadi wewanangnya. Salah satu manfaat utama adalah bahwa ketersediaan data yang lengkap dan akurat tentang seorang PNS akan sangat bermanfaat bagi pimpinan untuk memberikan penilaian kinerja terhadap PNS tersebut secara transparan, adil dan tepat.
Organisasi Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan
Integrasi Blok Fungsi Kepegawaian, Modul Sistem Absensi dan Penggajian
Info Tambahan
Nama alias: SIMPEG
Dasar hukum: --
Rekomendasi: Membangun modul sistem aplikasi kepegawaian dalam satu kerangka sistem informasi kepegawaian yang utuh, lengkap dan terintegrasi. Sistem aplikasi tidak harus dalam bentuk satu paket aplikasi, tetapi perencanaan dan rancangannya haruslah komprehensif sehingga terjamin interoperabilitinya.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 73
6.4. Modul SISTEM PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Modul SISTEM PENDIDIKAN DAN LATIHAN
Blok Fungsi KEPEGAWAIAN
Sub- Blok Fungsi
--
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan panduan dan sistem informasi kompetensi pegawai
Menyediakan panduan modul / silabus materi pelatihan yang diperlukan sesuai dengan kompetensinya
Menyediakan panduan modul / silabus materi pelatihan yang diperlukan sesuai dengan transformasi budaya menuju pemerintahan berbasis IT
Menyediakan fungsi yang memungkinkan sistem pelatihan on-line berbasis komputer
Narasi Untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka pegawai tersebut harus dibekali dengan pengetahuan yang mencukupi di bidangnya. Terutama untuk melaksanakan e-Government, dimana terjadi transformasi budaya kerja dan kebutuhan akan pengetahuan baru sesuai dengan lingkungan baru, maka diperlukan pelatihan-pelatihan yang mendukung. Pelatihan juga diperlukan untuk memberikan bekal pengetahuan yang mencukupi bagi pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya sesuai kedudukan dan kewenangannya dalam organisasi
Organisasi Badan Kepegawaian Daerah
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan
Info Tambahan
Nama alias: SIMDIKLAT
Dasar hukum:
Rekomendasi: Membangun modul sistem aplikasi kepegawaian dalam satu kerangka sistem informasi kepegawaian yang utuh, lengkap dan terintegrasi. Sistem aplikasi tidak harus dalam bentuk satu paket aplikasi, tetapi perencanaan dan rancangannya haruslah komprehensif sehingga terjamin interoperabilitinya.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 74
7. Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Blok fungsi DINAS DAN LEMBAGA adalah kelompok fungsi kelembagaan Pemerintahan Daerah, sebagai unsur pelaksana otonomi daerah, dan juga merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah yang bersifat spesifik. Termasuk di dalam blok fungsi Dinas dan Lembaga tersebut adalah fungsi kepemerintahan kecamatan dan kelurahan, serta pengelolaan badan usaha milik daerah, termasuk RSUD.
Blok fungsi DINAS DAN LEMBAGA, berdasarkan obyek layanan dan fungsi utamanya, selanjutnya dibagi menjadi beberapa sub-blok fungsi sebagai berikut:
Sub-blok fungsi Kepemerintahan
Sub-blok fungsi Kewilayahan
Sub-blok fungsi Kemasyarakatan
Sub-blok fungsi Sarana dan Prasarana
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 75
7.1. Sub-Blok Fungsi KEPEMERINTAHAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEPEMERINTAHAN
Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan urusan kepemerintahan daerah, yang dilaksanakan oleh badan dan lembaga teknis daerah, yang layan utama fungsi tersebut adalah berkaitan dengan kepemerintahan.
o Termasuk didalamnya adalah fungsi pengelolaan barang daerah dan pengelolaan pendapatan daerah
Menyediakan fungsi pengelolaan perusahaan milik daerah, termasuk didalamnya adalah RSUD
Modul Pengelolaan Barang Daerah
Katalog Barang Daerah
Pengelolaan Pendapatan Daerah
Pengelolaan Perusahaan Daerah
Integrasi Blok Fungsi Keuangan Keuangan
Blok Fungsi Pembangunan
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 76
7.1.1. Modul PENGELOLAAN BARANG DAERAH
Modul PENGELOLAAN BARANG DAERAH
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEPEMERINTAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Perencanaan dan pengadaan kebutuhan barang daerah, memperkirakan kebutuhan barang setiap unit kerja, dengan menghitung beban tugas yang diemban, tupoksi, jumlah pegawai dan keadaan barang saat ini
Administrasi penyimpanan dan penyaluran barang daerah
Pemeliharaan barang daerah
Inventarisasi barang yang dimiliki/dikuasai oleh pemerintah daerah, mencatat aset baru berdasarkan kepada klasifikasi, lokasi, pemegang kuasa, pemanfaatan dan sebagainya.
Perubahan status hukum barang daerah, memproses administras semua barang yang telah habis usia pakai atau ekonomisnya beserta cara penghapusan misalnya: prosedur lelang, hibah, jual dan lainnya.
Pemanfaatan barang daerah, mendorong aset menjadi bagian yang produktif terutama yang tidak bergerak dan bernilai bisnis, mencatat sejarah dan nilai pemanfaatan aset serta sejarah penggunaan aset.
Pengamanan barang daerah
Pembinaan, pengendalian dan pengawasan pengelolaan barang daerah
Pembiayaan pengelolaan barang daerah
Dan lain-lain.
Narasi Tujuan sistem pengelolaan barang daerah adalah: terciptanya efisiensi pengelolaan barang daerah, optimalnya pemanfaatan barang daerah untuk meningkatkan pendapatan daerah serta meningkatnya manfaat barang daerah yang dapat dirasakan oleh masyarakat.
Organisasi Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah
Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Sistem Pengadaan Barang dan Jasa Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Anggaran Blok Fungsi Dinas dan Lembaga, Modul Katalog Barang daerah
Info Tambahan
Nama alias: SIMBADA Dasar hukum: Kepmendagri 152/2004 Rekomendasi: (1) Membangun sistem pengelolaan aset bersinergi dengan
sistem perencanaan dan sistem monitoring proyek (barang dalam proyek menjadi aset setelah proyek selesai). (2) Memastikan bahwa sistem pengelolaan barang bisa memberikan bantuan ke sistem keuangan terutama perkiraan dan perencanaan anggaran
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 77
7.1.2. Modul KATALOG BARANG DAERAH
Modul KATALOG BARANG DAERAH
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEPEMERINTAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Mendaftar semua item barang yang mungkin dibutuhkan oleh pemda dalam menjalankan pemerintahan
Memperkirakan nilai barang (dalam Rp) dengan mempertimbangkan faktor-faktor penyusutan, pembayaran cicilan dan bunga, selisih mata uang, proses pemeliharaan dan sebagainya.
Membuat klasifikasi dan pengelompokan kebutuhan barang per satuan unit kerja pemerintah daerah.
Menyediakan fungsi query data berdasarkan jenis barang, harga, tahun pembuatan, lokasi, unit kerja, dll.
Memberikan bantuan dalam penilaian dan verifikasi kewajaran pada usulan anggaran pengadaan barang.
Narasi Sistem katalog barang pada prinsipnya adalah ekstraksi data dari sistem pengelolaan barang daerah, dengan fungsi dan penggunaan khusus sebagai data rujukan.
Contoh pengguna sistem ini adalah:
(1) Eksekutif daerah, misalnya ingin mengetahui aset yangdimiliki oleh setiap unit kerja, berapa total nilai aset yang dimiliki, aset apa yg dalam waktu dekat akan dimiliki (yang sekarang masih dalam proses pengadaan, dan lain-lain)
(2) Panitia pengadaan barang, misalnya untuk mengetahui kewajaran harga penawaran barang baru, atau kewajaran usulan anggaran pengadaan barang oleh satuan kerja, dan lain-lain.
Sistem katalog barang daerah disamping membantu eksekutif daerah dalam proses pengambilan keputusan, juga membantu Pemerintah Daerah untuk dapat merencanakan proyek pengadaan barang lebih baik lagi, dengan menyediakan basis data informasi barang daerah eksisting dan perkiraan harganya.
Organisasi Eksekutif Daerah Dinas / Lembaga Teknis Daerah (Bagian Umum Perlengkapan)
Integrasi Blok Fungsi Pembangunan, Modul Sistem Perencanaan Proyek Blok Fungsi Dinas dan Lembaga, Modul Pengelolaan Barang daerah
Info Tambahan
Nama alias: Dasar hukum: -- Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 78
7.1.3. Modul PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Modul PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEPEMERINTAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Mengidentifikasi dan menginventarisasi semua pos / sumber pendapatan daerah
Melakukan klasifikasi jenis pendapatan daerah, misalnya pajak, retribusi, penjualan aset, investasi, keuntungan perusahaan daerah, dan lain-lain
Merencanakan target pendapatan tahunan berdasarkan statistik data pendapatan tahun-tahun sebelumnya, disesuaikan dengan variabel prediksi pendapatan tahun berjalan
Melakukan simulasi dan prakiraan pendapatan pemda tahun depan, dengan asumsi normal yang berlaku menyeluruh pada rincian obyek pendapatan maupun dengan prakiraan melakukan perubahan pada sub rincian obyek pendapatan lokal.
o Perubahan sub rincian obyek pendapatan termasuk berubahnya volume obyek sesuai dengan rekening subrincian, atau bahkan terjadinya penambahan atau pengurangan rincian obyek pendapatan.
Narasi Sistem ini membantu Pemerintah Daerah (Dinas Pendapatan Daerah) dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemungutan pendapatan daerah dan koordinasi dengan instansi lain dalam perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian pemungutan pendapatan daerah.
Berbeda dari Sistem Keuangan, sistem ini membantu Eksekutif Daerah untuk secara cepat mengetahui potensi pendapatan Pemda dari semua sumber pendapatan yang ada guna penyusunan kebijakan Pemerintah Daerah yang lebih baik lagi.
Organisasi Eksekutif Daerah
Dinas Daerah (Dinas Pendapatan Daerah)
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Perpajakan dan Retribusi
Blok Fungsi Keuangan, Modul Sistem Kas dan Perbendaharaan
Info Tambahan
Nama alias: MAPATDA, SIMPENDA
Dasar hukum: --
Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 79
7.1.4. Modul PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH
Modul PENGELOLAAN PERUSAHAAN DAERAH
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEPEMERINTAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Mengidentifikasi dan menginventarisasi semua perusahaan daerah, termasuk RSUD
Membuat sistem informasi perusahaan daerah yang meliputi: jenis usaha, info pimpinan perusahaan (direksi, komisaris), laporan keuangan (rugi-laba), usaha unggulan, dan lain-lain.
Narasi Dalam hal Pemerintah Daerah mempunyai perusahaan daerah, maka keberadaan dan operasional perusahaan daerah tersebut, terutama kinerja keuangannya perlu dimonitor. Sistem ini menyajikan informasi penting dari semua perusahaan daerah, termasuk RSUD.
Sistem ini membantu Eksekutif Daerah untuk memantau kinerja perusahaan daerah yang dimilikinya. Juga membantu memperkirakan target pendapata daerah dari sumber tersebut.
Organisasi Eksekutif Daerah
Dinas Daerah (Dinas Pendapatan Daerah)
Integrasi Blok Fungsi Dinas dan Lembaga, Modul Industri dan Perdagangan
Info Tambahan
Nama alias: SIM Perusahaan Daerah
Dasar hukum: --
Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 80
7.2. Sub-blok Fungsi KEWILAYAHAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEWILAYAHAN
Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan urusan kepemerintahan daerah, yang dilaksanakan oleh badan dan lembaga teknis daerah, yang layanan utama fungsi tersebut adalah berkaitan dengan kewilayahan, meliputi:
o Menyediakan fungsi perencanaan dan pengawasan (monitoring) tataruang dan lingkungan hidup
o Menyediakan fungsi pengelolaan, pengolahan dan pemanfaatan potensi daerah dari sektor unggulan daerah
Menyediakan fungsi pengelolaan sektor unggulan yang mendukung potensi daerah, meliputi:
o Kehutanan
o Pertanian dan Perkebunan
o Perikanan dan Kelautan
o Pertambangan dan Energi
o Pariwisata
o Industri Kecil dan Menengah
Modul Tata Ruang dan Lingkungan Hidup
Potensi Daerah
Kehutanan
Pertanian, Peternakan dan Perkebunan
Perikanan dan Kelautan
Pertambangan dan Energi
Pariwisata
Industri Kecil dan Menengah
Integrasi Blok Fungsi Legislasi, Modul Peraturan/Perundang-undangan
Blok Fungsi Pelayanan, Modul Bisnis dan investasi
Blok Fungsi Pelayanan, Modul Pendaftaran dan Perijinan
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 81
7.2.1. Modul TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP
Modul TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEWILAYAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi pertanahan, tataguna tanah dan kepemilikan tanah
o Pemetaan wilayah pertanahan pemerintah daerah
o Pembuatan peta tematik peruntukan tanah / lahan sesuai dengan rencana umum tata ruang, misalnya daerah pemukiman, daerah resapan, daerah hutan, persawahan, dan lain-lain.
Menyediakan fungsi pengelolaan basis data pertanahan
Menyediakan fungsi yang memudahkan perencanaan tataruang dan pengalokasian fungsi lahan berdasarkan data dari peta GIS yang akurat.
Menyediakan sistem informasi lingkungan hidup, berdasarkan peta tematik tata ruang, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, memelihara agar lingkungan hidup dapat dijaga kelestariannya dari hal-hal yang tidak semestinya, misalnya daerah resapan air tidak boleh untuk perumahan, dan lain-lain.
Narasi Sistem tataruang dan lingkungan hidup memberikan informasi ke pemerintah daerah dan masyarakat umum, peruntukan tataguna lahan dari suatu wilayah, misalnya sebagai daerah resapan air, daerah pemukiman penduduk, dan lain-lain.
Dengan bantuan sistem informasi geografis, maka informasi dapat disajikan dengan lebih akurat dan labih nyata, sehingga memudahkan pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan dan menerbitkan perijinan yang lebih sesuai dengan rencana umum tataruang, dan kerusakan lingkungan dapat diminimalisir sebanyak mungkin.
Organisasi Dinas daerah (dinas tataruang, dinas lingkungan hidup)
Lembaga / instansi terkait
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan
Info Tambahan
Nama alias: SIM Tata Ruang
Dasar hukum: --
Rekomendasi: membangun sistem tataruang dan lingkungan hidup dengan mengikutsertakan sistem pemetaan (GIS) sehingga memudahkan pengguna dalam memanfaatkan sistem ini secara optimal.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 82
7.2.2. Modul POTENSI DAERAH
Modul POTENSI DAERAH
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEWILAYAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, yang
menjadi sektor unggulan daerah, meliputi: o Kehutanan o Pertanian dan Perkebunan o Perikanan dan Kelautan o Pertambangan dan Energi o Pariwisata o Industri Kecil dan Menengah
Menyediakan fungsi pengelolaan basis data potensi daerah Menyediakan fungsi perencanaan dan/atau pemanfaatan potensi daerah
dalam program pembangunan daerah Menyajikan/merepresentasikan potensi daerah dalam peta tematik
Narasi Sistem ini membantu Pemerintah Daerah mempromosikan semua potensi daerah yang menjadi unggulan daerahnya masing-masing kepada publik dan kalangan bisnis. Diharapkan informasi ini mampu menarik minat kalangan bisnis untuk menanamkan modal dan melakukan kegiatan usaha di bidang tersebut. Selain itu, juga diharapkan dapat menarik minat wisatawan.
Oleh karena itu, info potensi daerah harus didukung dengan informasi pendukung lain yang lengkap dan memadai seperti: peraturan perundang-undangan yang berhubungan, info syarat dan prosedur investasi, pendaftaran dan perijinan usaha.
Organisasi Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan
Kepemerintahan Blok Fungsi Legislasi, Modul Katalog Hukum, Peraturan dan Perundang-
undangan Blok Fungsi, Pelayanan, Modul Bisnis dan Investasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Pendaftaran dan Perijinan
Info Tambahan
Nama alias: SIMPOTENDA, SIMPROMODA, GIS-SIMPOTENDA
Dasar hukum: --
Rekomendasi: membangun sistem informasi potensi daerah dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan organisasi pengelola/penanggung-jawab dari sektor unggulan daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 83
7.2.3. Modul KEHUTANAN
Modul KEHUTANAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEWILAYAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, terutama di sektor Kehutanan, termasuk didalamnya
o Pemetaan wilayah kehutanan (raw data)
o Pembuatan peta tematik kehutanan, misalnya berdasarkan jenis tanaman (HTI), peta lahan kritis, konservasi, hutan lindung, dan lain-lain
Menyediakan fungsi pengelolaan basis data kehutanan
Menyediakan sistem informasi kehutanan, termasuk didalamnya potensi kehutanan
Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi kehutanan, dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya.
Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.
Organisasi Dinas Daerah
Lembaga Teknis Daerah
Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi Daerah
Info Tambahan
Nama alias: SIM Kehutanan
Dasar hukum: --
Rekomendasi: membangun sistem informasi kehutanan dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 84
7.2.4. Modul PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN
Modul PERTANIAN, PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEWILAYAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah,
terutama di sektor Pertanian dan Perkebunan, termasuk didalamnya o Pemetaan wilayah pertanian dan perkebunan (raw data) o Pembuatan peta penggunaan tanah untuk pertanian dan
perkebunan, misalnya berdasarkan jenis tanaman komoditi, daerah, luas areal, ketinggian, curah hujan, tekstur tanah, iklim, cuaca, dan lain-lain
o Pemetaan jaringan irigasi dan tataguna air (jaringan irigasi yang sudah ada dan yang sedang atau akan dibangun)
Menyediakan fungsi pengelolaan basis data pertanian dan perkebunan Menyediakan sistem informasi pertanian dan perkebunan, meliputi
o Membentuk jaringan informasi pertanian dan perkebunan antara dinas pertanian, usaha tani serta masyarakat
o Inventarisasi usaha pengolahan hasil pertanian dan perkebunan dan produk unggulan lainnya, dan pasar usaha pengolahan pertanian dan perkebunan
o Menjembatani antara usaha tani, pasar hasil pertanian, usaha alat-alat pertanian, serta hasil-hasil penelitian bidang pertanian.
Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi pertanian dan perkebunan, dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya.
Setiap informasi tentang program dan teknis pembangunan dan pengembangan pertanian dan perkebunan dapat diperoleh pada aplikasi ini. Para petani dapat mengetahui harga dasar hasil pertanian dan perkebunan serta standar teknis pengadaan dan distribusi hasil pertanian dan perkebunan tersebut. Pemerintah dapat membuat analisa rawan pangan, neraca bahan makanan, produksi pertanian dan perkebunan, dan sebagainya
Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.
Organisasi Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah
Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi
Daerah
Info Tambahan
Nama alias: SIM Pertanian, SIM Perkebunan Dasar hukum: -- Rekomendasi: membangun sistem informasi pertanian dan perkebunan
dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 85
7.2.5. Modul PERIKANAN DAN KELAUTAN
Modul PERIKANAN DAN KELAUTAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEWILAYAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, terutama di sektor perikanan dan kelautan, baik darat maupun laut, termasuk didalamnya
o Pemetaan wilayah perikanan dan kelautan (raw data)
o Pembuatan peta penggunaan lahan untuk perikanan dan kelautan, misalnya berdasarkan daerah, jenis ikan / komoditi, luas areal, dan lain-lain
Menyediakan fungsi pengelolaan basis data perikanan dan kelautan
Menyediakan sistem informasi perikanan dan kelautan, meliputi
o Membentuk jaringan informasi perikanan dan kelautan seperti jenis komoditi, jumlah tangkapan, daerah tangkapan
o Inventarisasi usaha dan pasar usaha perikanan dan kelautan
Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi perikanan dan kelautan, dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya.
Sistem ini membantu pemerintah daerah dalam mengidentifikasi potensi sumber daya perikanan dan kelautan, serta hal-hal lain yang berkaitan, termasuk didalamnya potensi investasi dan bisnis di bidang perikanan dan kelautan.
Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.
Organisasi Dinas Daerah
Lembaga Teknis Daerah
Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi Daerah
Info Tambahan
Nama alias: SIM Perikanan dan Kelautan, SIM Perikanan, SIM Kelautan
Dasar hukum: --
Rekomendasi: membangun sistem informasi perikanan dan kelautan dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 86
7.2.6. Modul PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Modul PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEWILAYAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan Transaksi Data Pembayaran Administrasi Basis Data Lainnya Fungsi Aplikasi Generik Spesifik Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, terutama di sektor Pertambangan dan Energi, termasuk didalamnya
o Pemetaan wilayah pertambangan dan energi (raw data) o Pembuatan peta tematik daerah pertambangan berdasarkan jenis
bahan tambang, jumlah produksi/usia pemanfaatan, lokasi, dll o Pembuatan peta tematik sebaran potensi sumber daya
pertambangan dan energi dan prediksi jumlah produksinya, mencakup ABT, Gas Alam (LPG), minyak bumi, bahan galian/sumber daya mineral, batubara, Uap Panas Bumi, dll.
Menyediakan fungsi pengelolaan basis data pertambangan dan energi Menyediakan sistem informasi pertambangan dan energi, meliputi
o Petunjuk teknis penambangan sumber daya mineral, informasi reklamasi dan rehabilitasi, serta pengembangan teknologi pengolahan dan pemurnia bahan galian golongan C.
o Laporan produksi usaha pertambangan dan pengolahan hasil bahan tambang.
Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi pertambangan dan energi, dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya.
Sistem ini menyediakan informasi tentang Pertambangan dan Energi yang membantu Pemerintah Daerah untuk melakukan inventarisasi data , perencanaan, pemanfaatan, pengelolaan dan pengawasan potensi dan usaha bidang pertambangan dan energi.
Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.
Organisasi Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah
Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi Daerah
Info Tambahan
Nama alias: SIM Tamben, SIM Pertambangan
Dasar hukum: --
Rekomendasi: membangun sistem informasi pertambangan dan energi dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 87
7.2.7. Modul PARIWISATA
Modul PARIWISATA Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA Sub- Blok Fungsi
KEWILAYAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan Transaksi Data Pembayaran Administrasi Basis Data Lainnya Fungsi Aplikasi Generik Spesifik Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah,
terutama di sektor Pariwisata, termasuk didalamnya o Pemetaan wilayah pariwisata (raw data) o Pembuatan peta tematik daerah wisata dan sebarannya
berdasarkan jenis obyek wisata (wisata pantai/laut, gunung/tebing, hutan/kebun atau wisata lainnya), lokasi obyek wisata, dan lain-lain.
o Pembuatan peta tematik sarana dan prasarana wisata meliputi hotel, restoran, tempat ibadah, spbu, tempat belanja, bank, dan lain-lain (site map wisata).
Menyediakan fungsi pengelolaan basis data pariwisata Menyediakan sistem informasi pariwisata, meliputi
o Jenis dan deskripsi obyek wisata, letak daerahnya, transportasi menuju ke obyek tersebut, program wisata, dan lain-lain.
o Sarana dan prasarana wisata meliputi hotel, restoran, tempat ibadah, spbu, tempat belanja, bank, dan lain-lain.
Menyediakan sistem aplikasi kepariwisataan, meliputi o Administrasi pengunjung (tiket masuk, retribusi, statistik
pengunjung, dll) o Sistem layanan wisata (pemesanan tiket, koordinasi dengan biro
perjalanan/biro wisata, koordinasi dengan sistem perhotelan, dsb) o Pembukuan, administrasi umum, keuangan dan akuntansi (untuk
pengelolaan tiap obyek wisata daerah)
Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi kepariwisataan, dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya. Sistem ini menyediakan fungsi pengelolaan pariwisata daerah, dimulai dari promosinya, manajemen pelayanan wisata (sistem pemesanan tiket, koordinasi dengan perhotelan, biro wisata, dll), pengelolaan obyek wisata dll. Sistem ini akan membantu Pemerintah Daerah untuk melakukan inventarisasi data , perencanaan, pemanfaatan, pengelolaan dan pengawasan potensi dan usaha bidang pariwisata daerah. Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.
Organisasi Dinas Daerah Lembaga Teknis Daerah
Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi Daerah
Info Tambahan
Nama alias: SIMPAR, SIM Pariwisata Dasar hukum: -- Rekomendasi: membangun sistem informasi kepariwisataan dalam satu
sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 88
7.2.8. Modul IKM
Modul INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM)
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEWILAYAHAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Melakukan pendataan/inventarisasi sumber-sumber potensi daerah, terutama di sektor IKM, termasuk didalamnya koperasi.
Mendokumentasikan (basis data) kegiatan koperasi dan ikm, meliputi jenis bidang usaha, modal/klasifikasi, jumlah pegawai, jenis kegiatan, dan lain-lain
Mendokumentasikan (basis data) lembaga lain terkait seperti bank, koperasi simpan pinjam, BPR, BPRS serta lembaga kemitraan lain seperti Asosiasi Perdagangan, Asosiasi Pengusaha, BUMN, BUMD, BUMS, dan sebagainya
Menyediakan sistem informasi koperasi dan ikm kepada organisasi pengelola / instansi terkait untuk kemudahan koordinasi, pembinaan dan pengawasan.
Narasi Sistem ini lebih menekankan pada pengolahan dan pengelolaan data dan informasi ikm (termasuk koperasi), dan menyediakan layanan baik administratif maupun teknis, yang mendukung fungsi dari organisasi pengelolanya.
Sistem ini akan membantu Pemerintah Daerah dalam memantau dan mengevaluasi kegiatan koperasi dan IKM serta memberikan pembinaan untuk peningkatan SDM, bantuan modal dan peningkatan usaha. Juga mempermudah pelaksanaan program kemitraan antara sektor real, regulator dan lembaga keuangan.
Aplikasi ini lebih bersifat back office. Sebagian informasi yang perlu disampaikan ke publik disajikan melalui sistem informasi potensi daerah.
Organisasi Dinas Daerah
Lembaga Teknis Daerah
Integrasi Blok Fungsi Dinas & Lembaga, Sub-Blok Fungsi Kewilayahan, Modul Potensi Daerah
Info Tambahan
Nama alias: SIM IKM, SIM UKM
Dasar hukum: --
Rekomendasi: membangun sistem informasi pertambangan dan energi dalam satu sinergi dengan dinas/instansi terkait, terutama dengan pengelola sistem informasi potensi daerah.
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 89
7.3. Sub-Blok Fungsi KEMASYARAKATAN
UU 32/2004 pasal 167 mengamanatkan agar belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi kewajiban daerah.
Beberapa kewajiban daerah yang berhubungan dengan fungsi pelayanan kepada penduduknya diantaranya adalah: peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak, serta pengembangan sistem jaminan sosial.
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEMASYARAKATAN
Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan urusan kepemerintahan, terutama yang dikerjakan oleh dinas dan lembaga pemerintah, yang orientasi fungsinya berkaitan dengan peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.
Modul Kesehatan
Pendidikan
Ketenagakerjaan
Industri dan Perdagangan
Jaring Pengaman Sosial
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 90
7.3.1. Modul KESEHATAN
Modul KESEHATAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEMASYARAKATAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Publikasi informasi kesehatan kepada masyarakat meliputi: nama dan tempat lokasi rumah sakit dan puskesmas, fasilitas dan layanannya polikliniknya, laboratorium, apotek, dan lain-lain.
Perencanaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, meliputi
o Menginventarisir kebutuhan pelayanan kesehatan dari tiap wilayah
o Menyusun rencana kegiatan pelayan kesehatan masyarakat, misalnya melalui rumah sakit, balai kesehatan ibu dan anak, posyandu, klinik, praktek dokter, bidan, dokter gigi, ahli khitan, optik, laboratorium kesehatan dan sebagainya.
Narasi Sistem ini mempunyai dua fungsi: ke masyarakat dan internal Pemda. Melalui sistem ini masyarakat dapat mengetahui informasi sekitar fasilitas kesehatan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah, meliputi nama dan tempat lokasi rumah sakit dan puskesmas, kelas layanan, rincian layanan apa saja yang disediakan, dan lain-lain sehingga memudahkan masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut.
Untuk internal Pemda, sistem ini dismaping memberikan data nama dan tempat lokasi, juga memberikan status fasilitas kesehatan tersebut, sarana dan prasarana pendukung, status aktivitas kegiatan, statistik penyakit, dan lain-lain sehingga dalam menyususn kebijakan dan program erja di bidang kesehatan, Pemerintah Daerah dapat lebih fokus dan tepat sasaran.
Organisasi Dinas Daerah (Dinas Kesehatan)
Lembaga / instansi terkait (rumah sakit / puskesmas)
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan
Info Tambahan
Nama alias: SIMKES
Dasar hukum: --
Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 91
7.3.2. Modul PENDIDIKAN
Modul PENDIDIKAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEMASYARAKATAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Menyediakan informasi pendidikan, dari mulai pendidikan pra-sekolah, taman
kanak-kanak, sekolah dasar, dan seterusnya sampai universitas / perguruan tinggi, meliputi:
o Info sekolah dan alamatnya. o Profile sekolah, info kurikulum, tenaga pendidikan, fasilitas belajar-
mengajar, status sekolah, akreditasi, daya tampung murid, jumlah murid sekarang, dan lain-lain.
o Program kegiatan dan agenda sekolah, termasuk jadwal penerimaan murid baru, jadwal ujian, kelulusan, dan lain-lain.
Menyediakan fungsi untuk membantu proses akreditasi sekolah, sesuai dengan sistem akreditasi nasional.
Menyediakan fungsi pelaporan untuk kepentingan Pemerintah Daerah meliputi status sekolah, daya tampung murid, jumlah murid sekarang, dan lain-lain.
Menyediakan jaringan sistem informasi kependidikan terintegrasi tentang data-data pokok kependidikan, dari mulai pendidikan pra-sekolah sampai perguruan tinggi.
o Data pokok kependidikan yang dimaksud adalah minimum data yang dibutuhkan dari suatu sekolah, seperti: jumlah kelas, jumlah murid, jumlah pengajar, acuan kurikulum, dan lain-lain.
o Data pokok kependidikan bisa saling dipertukarkan antara satu institusi pendidikan dengan lainnya, bahkan dengan pihak Pemda.
Narasi Melalui sistem ini masyarakat dapat mengetahui informasi sekitar pendidikan, dari mulai pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Juga tentang ketersediaan dan sebaran sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang ada. Melalui sistem informasi kependidikan dapat diketahui dengan mudah informasi sekolah, daya tampung, lokasi, nilai masuk terendah dan tertinggi, profil sekolah, dan lain-lain.
Untuk kepentingan Pemda, sistem ini memberikan status fasilitas pendidikan, daya tampung, jumlah murid, distribusi / sebaran fasilitas pendidikan (dibanding dengan sebaran penduduk usia sekolah), dan lain-lain sehingga dalam menyusun kebijakan dan program pembangunan bidang pendidikan, dapat lebih fokus, tepat sasaran dan berdaya guna.
Organisasi Dinas Daerah (Dinas Pendidikan)
Lembaga / instansi terkait (institusi sekolah)
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan
Kepemerintahan
Info Tambahan
Nama alias: SIMDIKDA Dasar hukum: -- Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 92
7.3.3. Modul KETENAGAKERJAAN
Modul KETENAGAKERJAAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEMASYARAKATAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Memberikan informasi lowongan pekerjaan kepada masyarakat luas,
meliputi: instansi / lembaga / perusahaan yang membutuhkan, syarat pendaftaran, kualifikasi yang dibutuhkan, dan lain-lain.
Memfasilitasi masyarakat yang ingin mencari pekerjaan (pengurusan kartu kuning)
Menyediakan fungsi pengumuman pekerjaan dan administrasi berkaitan dengan pengurusan pekerjaan on-line, menyediakan fungsi call-center untuk pelayanan tersebut (atau melalui e-mail, atau sistem elektronik lain)
Memberikan informasi tantang balai latihan kerja (dan fasilitas pelatihan lain) yang disediakan pemerintah yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, meliputi standar kompetensi yang dibentuk, syarat dan waktu pendaftaran, tempat pelatihan, tempat magang, dan lain-lain.
Memberikan informasi umum tentang ketenaga-kerjaan, seperti: o Sistem upah dan standarisasi besaran upah menurut peraturan
yang berlaku o Sistem keselamatan kerja, beserta uraiannya untuk setiap jenis
pekerjaan yang umum seperti konstruksi, pertambangan, eksplorasi, dan lain-lain.
o Sistem jaminan sosial dan suransi tenaga kerja, sistem pensiun dan penjaminan hari tua, program apa saja yang bisa diikuti, instansi / lembaga penyelenggaranya siapa saja, dan lain-lain.
Narasi Sistem ini membantu Pemerintah Daerah khususnya dalam memberikan pelayanan informasi ketenagakerjaan. Melalui publikasi informasi (yang terintegrasi dengan lembaga/instansi pemda, dunia industri dan perusahaan penyedia lapangan kerja) pemerintah dapat memfasilitasi masyarakat yang membutuhkan informasi pekerjaan seperti: lowongan pekerjaan, syarat pendaftaran, spesifikasi keahlian, dan lain-lain.
Melalui aplikasi ini, pemerintah juga bisa menyebarluaskan informasi tentang balai latihan kerja dan program pelatihannya yang dapat diikuti oleh masyarakat, standar kompetensi apa saja yang bisa disediakan, dimana tempat magangnya, dan lain-lain.
Organisasi Dinas Daerah (Dinas Tenaga Kerja) Lembaga / instansi terkait
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan
Kepemerintahan Blok Fungsi Dinas dan Lembaga, Modul Industri dan Perdagangan
Info Tambahan
Nama alias: SIMNAKER Dasar hukum: -- Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 93
7.3.4. Modul INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
Modul INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
KEMASYARAKATAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Membentuk jaringan sistem informasi perindustrian (termasuk IKM, perusahaan daerah dan koperasi) dan menyediakan informasi umum tentang hal tersebut kepada masyarakat seperti: nama badan usaha, lokasi, bidang usaha, produk unggulan, profile perusahaan, dan lain-lain.
Membentuk jaringan sistem informasi perdagangan, meliputi kegiatan ekspor-import, perdagangan barang dan jasa, pasar modal, dan jenis kegiatan transaksi perdagangan lainnya. Memberikan informasi tentang hal tersebut kepada masyarakat seperti: info kurs/valuta, indeks saham, harga sembako, komoditi unggulan, dan lain-lain.
Menyediakan fungsi komunikasi data lowongan kerja dengan sistem ketenagakerjaan dari dinas/instansi terkait dengan format data yang distandarisasi, mencakup: perusahaan yang membutuhkan, syarat dan waktu pendaftaran, kualifikasi yang dibutuhkan, jadwal test, pengumuman, dan lain-lain.
Menyediakan fungsi konsultansi bagi para masyarakat yang ingin mendapatkan bantuan pengetahuan / konsultansi bisnis / pembinaan usaha IKM melalui media elektronik seperti: rubrik / kolom berita, tanya jawab lewat e-mail, mailing list, forum rembug dan diskusi lewat internet, dan lain-lain.
Narasi Sistem industri dan perdagangan dibangun oleh Pemerintah Daerah terutama untuk memfasilitasi masyarakat akan kebutuhan layanan informasi industri dan perdagangan, misalnya info lowongan kerja, info harga bahan pokok, info pasar saham, dan lain-lain.
Disamping itu juga sebagai sara Pemerintah Daerah dalam upayanya untuk memberdayakan masyarakat, terutama peningkatan pengetahuan dan ketrampilan di bidang industri, perdagangan, koperasi dan IKM. Salah satu medianya adalah dengan memberikan fasilitas konsultansi on-line melalui internet, surat elektronik, forum, dan lain-lain.
Organisasi Dinas Daerah (Dinas Industri dan Perdagangan) Lembaga / instansi terkait
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan
Kepemerintahan Blok Fungsi Dinas dan Lembaga, Modul Ketenagakerjaan
Info Tambahan
Nama alias: SIMINDAG Dasar hukum: -- Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 94
7.3.5. Modul JARING PENGAMAN SOSIAL
Modul JARING PENGAMAN SOSIAL Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA Sub- Blok Fungsi
KEMASYARAKATAN
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Membentuk jaringan sistem informasi sosial, berkoordinasi dan bekerjasama
dengan lembaga swadaya masyarakat dan lembaga sosial lainnya, melakukan inventarisasi masalah sosial, anak gelandangan, anak jalanan, anak terlantar, dan lain-lain.
Menyediakan fungsi analisa masalah (dengan mendapatkan masukan data dari sistem lain), memberikan bantuan dalam penentuan solusi masalah kesejahteraan sosial, seperti program rumah singgah, program pemberdayaan anak jalanan, program sekolah khusus anak terlantar, dan lain-lain.
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang potensi timbulnya masalah kesejahteraan sosial dan tatacara / prosedur penanggulangannya. Beberapa masalah yang dibahas terutama yang menyangkut kebutuhan dasar seperti: pengangguran (kehilangan pekerjaan), kekurangan makanan, obat-obatan, air bersih, dan lain-lain. Termasuk didalamnya tentang tatacara permohonan bantuan untuk bencana alam, kebakaran, phk massal (penutupan perusahaan), dan lain-lain.
Menetapkan indikator dan menyediakan fungsi yang memungkinkan dilaksanakannya monitoring pelaksanaan dan evaluasi hasil program kerja kesejahteraan sosial oleh pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat dan pihak-pihak lain yang berhubungan.
Narasi Informasi yang cepat dan akurat tentang masalah kesejahteraan sangat penting dan dibutuhkan terutama menyangkut masalah koordinasi antar instansi/lembaga terkait, juga dengan pihak lain dalam hal pelaksanaan program kesejahteraan sosial. Sering masyarakat yang ditimpa musibah terlambat mendapatkan pertolongan disebabkan tidak adanya / atau terlambatnya data yang masuk ke Pemerintah dan institusi sosial lainnya.
Disisi lain juga terjadi adanya tumpang tindih program bantuan sosial dikarenakan data yang tidak akurat, seperti program beras untuk rakyat miskin (raskin) yang tidak tepat sasaran, distribusi bantuan (untuk masyarakat yang kena musibah) yang tidak merata, dan lain-lain.
Dengan sistem ini diharapkan tidak terjadi lagi masalah tersebut diatas, karena setiap kegiatan kesejahteraan sosial bisa dikoordinasikan dan diawasi dengan baik.
Pengguna (Organisasi)
Dinas Daerah Lembaga / instansi terkait
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan
Info Tambahan
Nama alias: SIM JPS Dasar hukum: -- Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 95
7.4. Sub-blok Fungsi SARANA DAN PRASARANA
Menyediakan fungsi pengelolaan urusan kepemerintahan, terutama yang dikerjakan oleh dinas dan lembaga pemerintah, yang orientasi fungsinya berkaitan dengan penyediaan sarana dan prasarana.
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
SARANA DAN PRASARANA
Fungsi Menyediakan fungsi pengelolaan, monitoring dan sistem informasi sarana dan prasarana perhubungan yang meliputi:
o Sarana dan prasarana transportasi
o Sarana dan prasarana jalan dan jembatan
o Sarana dan prasarana terminal dan pelabuhan
Menyediakan fungsi pengelolaan, monitoring dan sistem informasi sarana dan prasarana umum:
Modul Transportasi
Jalan dan Jembatan
Terminal dan Pelabuhan
Sarana Umum
Integrasi Blok Fungsi Pelayan
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 96
7.4.1. Modul TRANSPORTASI
Modul TRANSPORTASI
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
SARANA DAN PRASARANA
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan Transaksi Data Pembayaran Administrasi Basis Data Lainnya Fungsi Aplikasi Generik Spesifik Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Publikasi informasi sarana dan prasarana transportasi kepada masyarakat meliputi: transportasi darat, sungai, laut dan udara.
Melakukan standarisasi minimal informasi yang harus disediakan ke masyarakat berkaitan dengan kebutuhan akan sistem informasi transportasi, seperti: rute (dari dan tujuan), rute utama, rute alternatif, terminal keberangkatan dan kedatangan, jenis dan kelas kendaraan, jumlah kendaraan per rute trayek, jadwal keberangkatan dan kedatangan (tabel waktu), standar tarif (sesuai dengan jenis dan kelas kendaraan), tempat transit, informasi keselamatan dalam perjalanan, asuransi, dan lain-lain.
Membuat peta tematik (GIS) sistem informasi transportasi darat, sungai, laut dan udara, Peta ini menunjukkan basis-data rute angkutan kendaraan, termasuk pesawat udara.
Menginventarisasi data dan informasi sesuai dengan kebutuhan sistem informasi transportasi tersebut diatas dan mempublikasikannya ke masyarakat luas:
o Menyediakan informasi sistem transportasi darat ke masyarakat o Menyediakan informasi sistem transportasi sungai ke masyarakat o Menyediakan informasi sistem transportasi laut ke masyarakat o Menyediakan informasi sistem transportasi udara ke masyarakat
Menyediakan fungsi basis data pendataan penumpang. Selanjutnya data statistik ini bisa dikategorisasikan per rute trayek per jenis dan kelas kendaraan, per tujuan, per kurun waktu tertentu (bulanan/semester) dan lain-lain.
Narasi Sistem informasi transportasi sangat membantu masyarakat dalam melaksanakan perjalanan, baik darat, sungai, laut dan udara. Dengan mudah rute suatu kendaraan dapat diketahui, kapan jam berangkatnya, berapa harga tiketnya, dan lain-lain. Kemudahan ini juga sangat berguna bagi para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Sistem ini merupakan sistem terintegrasi yang memberikan semua informasi dari semua jenis layanan transportasi yang ada, seperti bus, kereta api, kapal, ferry, pesawat udara, dan lain-lain. Data statistik penumpang akan sangat membantu Pemerintah Daerah dalam mengevaluasi sistem transportasi yang ada, apakah sudah mengakomodasikan kebutuhan masyarakat. Dibantu dengan data rute, maka juga mudah diketahui apakah ada tumpang tindih trayek atau sistem angkutan di satu wilayah, sementara di wilayah lain terjadi kekosongan sarana transportasi.
Organisasi Dinas Daerah (Dinas Perhubungan) Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan
Info Tambahan
Nama alias: SIM Transportasi Dasar hukum: -- Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 97
7.4.2. Modul JALAN DAN JEMBATAN
Modul JALAN DAN JEMBATAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
SARANA DAN PRASARANA
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Publikasi informasi sarana dan prasarana jalan dan jembatan kepada masyarakat meliputi: jalan darat, sungai, laut dan udara.
Melakukan standarisasi minimal informasi yang harus disediakan ke masyarakat berkaitan dengan kebutuhan akan sistem informasi jalan dan jembatan, seperti: kepadatan lalulintas, perbandingan luas jalan dengan volume kendaraan, jenis dan kelas jalan (untuk jalan darat), tonase/ukuran bobot/tipe kendaraan yang boleh melintasinya, ruas jalan yang berpotensi menimbulkan kemacetan, dan lain-lain.
Membuat peta tematik (GIS) sistem informasi jalan dan jembatan. Peta ini menunjukkan basis-data ruas jalan dan jembatan, memudahkan mengetahui status operasional dan kondisi fisik jalan dan jembatan di seluruh wilayah yang ada.
Menginventarisasi data dan informasi sesuai dengan kebutuhan sistem informasi jalan dan jembatan tersebut diatas dan mempublikasikannya ke masyarakat luas.
Menyediakan fungsi yang memungkinkan monitoring penggunaan jalan dan jembatan (kepadatan lalulintas) secara berkala, misal setiap satu jam, di tempat-tempat yang dikehendaki, dan mempublikasikannya kepada masyarakat.
Narasi Sistem informasi jalan dan jembatan fungsinya menunjang kelancaran sistem transportasi , terutama transportasi darat. Pemerintah Daerah dengan mudah melakukan analisa kebutuhan jalan dan jembatan untuk menampung permintaan akan kebutuhan transportasi masyarakat. Jika ada jalan dan jembatan yang rusak (bisa karena bencana alam atau kecelakaan atau sebab lainnya), pemerintah daerah dengan cepat dapat menyiapkan rencana kontinjensi dan penanggulangan masalahnya.
Dibantu data rute dan statistik penumpang, juga data hasil monitoring kepadatan lalulintas di tempat-tempat rawan macet, maka sistem ini juga membantu menyiapkan jalan-jalan alternatif yang bisa dipakai oleh masyarakat, baik yang bersifat tetap, atau bersifat sementara (buka – tutup)
Organisasi Dinas Daerah (Dinas Perhubungan, Dinas Lalulintas dan Angkutan Jalan Raya)
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan
Info Tambahan
Nama alias: -- Dasar hukum: -- Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 98
7.4.3. Modul TERMINAL DAN PELABUHAN
Modul TERMINAL DAN PELABUHAN
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
SARANA DAN PRASARANA
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Publikasi informasi sarana dan prasarana terminal dan pelabuhan kepada masyarakat meliputi: terminal angkutan darat, sungai, pelabuhan laut dan pelabuhan udara.
Melakukan standarisasi minimal informasi yang harus disediakan ke masyarakat berkaitan dengan kebutuhan akan sistem informasi terminal dan pelabuhan, seperti: kepadatan lalulintas, daya tampung kendaraan / kapal / pesawat, status operasional dan kondisi fisik terminal / pelabuhan, sarana dan fasilitas dasar apa yang disediakannya, dan lain-lain.
Membuat peta tematik (GIS) sistem informasi terminal dan pelabuhan. Peta ini menunjukkan basis-data terminal dan pelabuhan, memudahkan mengetahui status operasional dan kondisi fisik terminal dan pelabuhan di seluruh wilayah yang ada.
Menginventarisasi data dan informasi sesuai dengan kebutuhan sistem informasi terminal dan pelabuhan tersebut diatas dan mempublikasikannya ke masyarakat luas.
Menyediakan fungsi yang memungkinkan monitoring penggunaan terminal dan pelabuhan (kepadatan lalulintas) secara berkala, misal setiap satu jam, di tempat-tempat yang dikehendaki, dan mempublikasikannya kepada masyarakat.
Narasi
Sistem informasi terminal dan pelabuhan, bersama-sama dengan sistem jalan dan jembatan, fungsinya menunjang kelancaran sistem transportasi darat, laut dan udara. Melalui sistem ini, Pemerintah Daerah dapat mengevaluasi tingkat kesiapan dan kelayakan operasional sarana dan prasarana pendukung sistem transportasi tersebut seperti jalan, jembatan, terminal dan pelabuhan, serta dapat memprediksikan dengan lebih tepat masalah yang mungkin timbul, sehingga dapat menyiapkan langkah antisipasinya.
Sistem in juga membantu Pemerintah Daerah dalam menyiapkan kebijakan dan rencana program pembangunan di bidang transportasi, serta penyusunan skala prioritas pembangunan yang lebih tepat.
Organisasi Dinas Daerah (Dinas Perhubungan, Dinas Lalulintas dan Angkutan Jalan Raya)
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan Info Tambahan
Nama alias: -- Dasar hukum: -- Rekomendasi: --
Blueprint Sistem Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 99
7.4.4. Modul SARANA UMUM
Modul SARANA UMUM
Blok Fungsi DINAS DAN LEMBAGA
Sub- Blok Fungsi
SARANA DAN PRASARANA
Klasifikasi Jenis Layanan Front Office Back Office
Layanan Utama Publikasi Informasi Pendaftaran & Perijinan
Transaksi Data Pembayaran
Administrasi Basis Data Lainnya
Fungsi Aplikasi Generik Spesifik
Obyek Layanan G2G G2B G2C
Fungsi Publikasi informasi sarana umum kepada masyarakat meliputi: taman kota, tempat bermain, fasilitas apa saja yang disediakan, dan lain-lain.
Melakukan standarisasi minimal informasi yang harus disediakan ke masyarakat berkaitan dengan kebutuhan akan sistem informasi sarana umum, seperti: tempat / lokasi, status operasional dan kondisi fisik, sarana dan fasilitas dasar apa yang disediakannya, dan lain-lain.
Membuat peta tematik (GIS) sistem informasi sarana umum. Peta ini menunjukkan basis-data sarana umum, memudahkan mengetahui status operasional dan kondisi fisik yang ada.
Menginventarisasi data dan informasi sesuai dengan kebutuhan sistem informasi sarana umum tersebut diatas dan mempublikasikannya ke masyarakat luas.
Menyediakan fungsi yang memungkinkan monitoring efektifitas pemanfaatan sarana umum oleh masyarakat.
Narasi Sistem ini membantu Pemerintah Daerah dalam mengevaluasi tingkat efektifitas pemanfaatan sarana umum yang disediakan, bagaimanan status kelayakan operasional fasilitas pendukungnya, apakah perlu ditambah atau di relokasi / redistribusi, tempat mana saja yang memerlukan penambahan saran / perbaikan fasilitas, dan lain-lian.
Organisasi Dinas Daerah (Dinas Pemukiman dan Sarana Wilayah)
Integrasi Blok Fungsi Pelayanan, Modul Publikasi Informasi Umum dan Kepemerintahan
Info Tambahan
Nama alias: --
Dasar hukum: --
Rekomendasi: --
PANDUAN
PENTAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI E-GOVERNMENT
PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA
DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA 2004
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 2
Daftar Isi
Daftar Isi ....................................................................................................... 2
Daftar Singkatan............................................................................................. 3
1. Pendahuluan .............................................................................................. 4
2. Referensi.................................................................................................... 5
3. Tujuan ....................................................................................................... 6
4. Faktor-Faktor Pertimbangan ........................................................................ 6
5. Sistem Aplikasi e-government...................................................................... 8
5.1. Pemetaan Sistem Aplikasi e-Government ............................................. 8
5.2. Kategorisasi Berdasarkan Fungsi Aplikasi ............................................. 8
5.3. Kategorisasi Berdasarkan Unit Organisasi............................................. 9
6. Strategi Penyusunan Rencana Pembangunan ............................................... 9
6.1. Strategi MATRIK............................................................................... 10
6.2. Strategi SPIRAL................................................................................ 11
6.3. Strategi NERACA F&I ........................................................................ 11
7. Pentahapan Pembangunan e-Government.................................................. 12
8. Perencanaan Anggaran ............................................................................. 13
9. Penutup ................................................................................................... 13
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 3
Daftar Singkatan
DSS Decision Support System (Sistem Pendukung
Keputusan)
e-Gov Electronic Government
e-Government Electronic Government
G2B Government To Business
G2C Government To Citizen
G2G Government To Government
IT Information Technology
MIS Management Information System
Pemda Pemerintah Daerah
Renstrada Rencana Strategis Daerah
RKPD Rencana Kerja Pembangunan Daerah
SDM Sumber Daya Manusia
SIM Sistem Informasi Manajemen (terjemahan bahasa
Indonesia dari MIS)
TI Teknologi Informasi (terjemahan bahasa Indonesia
dari IT)
Tupoksi Tugas Pokok dan Fungsi
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 4
1. Pendahuluan
Sesuai dengan Inpres No 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government, setiap Gubernur dan Bupati/Walikota diamanat-
kan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan tugas,
fungsi dan kewenangannya masing-masing guna terlaksananya pengembangan
e-Government secara nasional.
Dengan adanya Blueprint Aplikasi e-Government untuk Pemerintah Daerah, hal
ini sangat membantu Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam
mengembangkan Kebijakan Pembangunan e-Government di wilayah kepemerin-
tahannya masing-masing. Meskipun begitu, karena Blueprint tersebut sifatnya
umum dan menyeluruh (mencakup semua fungsi kepemerintahan) dengan
lingkup pekerjaan yang besar, maka diperlukan strategi untuk merinci Blueprint
tersebut kedalam tahapan-tahapan pembangunan dengan lingkup yang lebih
kecil, sesuai dengan kebutuhan spesifik masing-masing daerah, dan sesuai
dengan besarnya alokasi anggaran pembangunan untuk daerah tersebut.
Secara umum, penentuan Kebijakan Pembangunan e-Government akan
dipengaruhi oleh 3 hal seperti digambarkan dalam diagram berikut:
Gambar 1-1: Penentuan Kebijakan Pembangunan e-Government
Lesson Learned
BlueprintAplikasi e-Gov
Masalah & Kendala
Kebijakan Pembangunan e-Government
Faktor Pengaruh : > Perencanaan > Pembangunan Daerah > Renstrada > Kebijakan Politik > Anggaran > Kebutuhan Pengguna
Perencanaan Pembangunan e-Government
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 5
Langkah awal yang perlu dilakukan Pemerintah Daerah dalam menyusun
kebijakan pembangunan e-Government adalah dengan melaksanakan
survey sistem yang ada (infrastruktur komunikasi data, komputer,
jaringan komputer dan sistem apliksi) di daerahnya masing-masing untuk
mengetahui apa saja yang sudah dimiliki saat ini. Hasil survey tersebut
merupakan bekal yang sangat penting untuk mengidentifikasi masalah
dan kendala yang dapat mempengaruhi kebijakan yang akan diambil.
Pengaruh kedua datang dari perencanaan pembangunan daerah,
renstrada, kebijakan politik, kebutuhan pengguna dan ketersediaan
anggaran. Kelima faktor tersebut akan sangat menentukan prioritas
kebutuhan spesifik masing-masing Pemerintah Daerah sesuai dengan Visi
dan Misi pemerintahannya.
Pengaruh ketiga datang dari pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki
oleh Pemerintah Daerah dalam mengimplementasikan e-Government
selama ini. Termasuk didalamnya adalah pengetahuan yang sudah
didapatkan oleh Pemerintah Daerah dari pelaksanaan studi banding ke
daerah / negara lain yang sudah lebih dulu melaksanakan e-Government.
2. Referensi
[1] Blueprint Aplikasi e-Government Pemerintah Daerah
[2] UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah
[3] Inpres No 3/2003 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional
Pengembangan e-Government
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 6
3. Tujuan
Tujuan penulisan dokumen Panduan Pentahapan adalah memberikan panduan
bagi Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana
pengembangan sistem aplikasi e-Government bagi daerahnya, berdasarkan
Blueprint Aplikasi e-Government dan masukan-masukan lainnya sesuai dengan
karakteristik pemerintah daerah masing-masing.
4. Faktor-Faktor Pertimbangan
Walaupun tidak diharuskan, Kebijakan Pembangunan e-Government disarankan
untuk dituangkan kedalam beberapa tahapan rencana pembangunan (misalnya 5
tahapan), masing-masing tahapan direncanakan untuk 1 (satu) tahun masa
pembangunan. Hal ini disesuaikan dengan mekanisme dan siklus kepemerintahan
pada umumnya, dimana program pembangunan daerah direncanakan dalam
kurun waktu 20 tahunan, 5 tahunan dan setiap 1 tahun. Rencana pembangunan
5 (lima) tahunan adalah rencana pembangunan jangka menengah daerah yang
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah.
Selanjutnya ada 2 (dua) faktor penting yang patut untuk dipertimbangkan dalam
menyusun skala prioritas pembangunan e-Government. Kedua faktor tersebut
sekaligus menjadi pre-requisite (kebutuhan dasar) yang harus dipenuhi untuk
dapat melaksanakan program e-Government dengan optimal.
Pre-requisite tersebut bisa saja disiapkan bersamaan dengan pembangunan e-
Government, atau disiapkan terlebih dahulu disetiap awal tahapan
pembangunan, sesuai dengan lingkup dan/atau fokus pembangunan di tahapan
tersebut.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 7
Kedua faktor (pre-requisite) tersebut adalah:
Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk dapat melaksanakan program pengembangan e-Government
dengan optimal diperlukan SDM yang menguasai kompetensi dasar
bidang komputer, jaringan komputer dan internet, minimal sebagai
pengguna biasa. Khusus untuk para pejabat / pengambil keputusan,
maka mereka perlu juga mengetahui konsep dasar Sistem Informasi
Manajemen (MIS: Management Information System). Jika pre-requisite
tersebut belum dipenuhi, ada beberapa langkah yang dapat diambil,
misalnya melalui pelaksanaan Program Sosialisasi e-Government,
sosialisasi/pelatihan MIS dan Sistem Pendukung Keputusan (DSS:
Decision Support System).
Infrastruktur Komunikasi Data, Komputer, Jaringan Komputer dan Sistem
Aplikasi
Ketersediaan infrastruktur komunikasi data, komputer dan jaringan
komputer merupakan pre-requisite kedua, mengingat aplikasi e-
Government memang hanya bisa berfungsi optimal jika infrastruktur
tersebut sudah tersedia. Sedangkan sistem aplikasi juga perlu dianalisa
apakah dapat berfungsi di infrastruktur yang saat ini sudah ada, atau
perlu melakukan perbaikan (upgrading) atau bahkan pengadaan
infrastruktur baru.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 8
5. Sistem Aplikasi e-government
5.1. Pemetaan Sistem Aplikasi e-Government
Sistem aplikasi e-Government (seperti sudah di jelaskan dalam Blueprint Aplikasi
e-Government), nama, jumlah dan jenisnya cukup beragam, sesuai dengan
fungsi yang akan dilaksanakannya. Disisi lain, kadangkala para mitra
pengembang menawarkan sistem aplikasi yang (sebetulnya) sudah mencakup
beberapa fungsi yang dikemas dalam satu paket aplikasi. Contohnya Sistem
Aplikasi Keuangan yang banyak / mudah didapatkan di pasaran, sudah berisi
beberapa modul aplikasi dengan fungsi keuangan seperti: Pengelolaan
Anggaran, Sistem Kas dan Perbendaharaan, dan Sistem Akuntansi Daerah.
Oleh karena itu, untuk mempermudah pemahaman terhadap Blueprint berkenaan
dengan Sistem Aplikasi apa yang perlu dibangun atau yang sudah ada di
pasaran, maka perlu dibuatkan peta (mapping) aplikasi berdasarkan kategorisasi
fungsi aplikasi dan juga sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (TuPokSi) unit
organisasi pemakainya.
Peta aplikasi ini sangat membantu dan memudahkan Pemerintah Daerah untuk
secara cepat mengidentifikasi aplikasi apa saja yang dibutuhkan, dan di unit
organisasi mana aplikasi tersebut sebaiknya di pasang.
5.2. Kategorisasi Berdasarkan Fungsi Aplikasi
Seperti diketahui, e-Government diimplementasikan melalui 3 konsep skenario,
yaitu Government To Government (G2G), Government To Business (G2B), dan
Government To Citizen (G2C). Untuk mendapatkan tujuan sesuai dengan yang
diharapkan, maka aplikasi yang dibuat pun sebaiknya mempertimbangkan hal
tersebut. Tetapi tentu saja ada beberapa aplikasi yang bersifat umum (melayani
semua kalangan pengguna) dan/atau yang sifatnya aplikasi dasar sehingga akan
kurang tepat jika dikelompokkan kedalam salah satu kategori tersebut.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 9
Oleh karena itu diperlukan satu kategorisasi lagi, yaitu pengelompokan aplikasi
berdasarkan fungsi layanan aplikasi tersebut, apakah langsung memberikan
pelayanan kepada penggunanya (front office) atau aplikasi yang sifatnya khusus
atau aplikasi dasar (kelompok back office).
Kategorisasi aplikasi yang disampaikan disini tidak bersifat kaku, tetapi lebih
kepada upaya untuk memudahkan Pemerintah Daerah dalam mengidentifikasi,
memilah dan memilih aplikasi sesuai dengan lingkup fungsi dan tujuannya.
5.3. Kategorisasi Berdasarkan Unit Organisasi
Pendekatan lain adalah pengelompokan aplikasi berdasarkan fungsinya di
struktur organisasi Pemerintahan Daerah. Seperti diketahui bahwa fungsi dan
proses kerja sistem kepemerintahan didistribusikan / didelegasikan ke dalam
beberapa unit organisasi untuk menangani pekerjaan khusus sesuai tupoksinya.
Dalam hal ini ada pekerjaan yang hanya dilaksanakan di lingkup satu unit
organisasi saja, dan ada pula yang dilaksanakan di semua unit organisasi.
Contohnya fungsi keuangan, semua satuan kerja di seluruh unit organisasi
pemerintah daerah mengerjakan fungsi keuangan.
6. Strategi Penyusunan Rencana Pembangunan
Karena sistem aplikasi e-Government dalam Blueprint jumlah dan jenisnya cukup
beragam, disisi lain karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan
pembangunan e-Government (seperti sudah dijelaskan dalam bab Pendahuluan),
Pemerintah Daerah perlu meyusun rencana pembangunan e-Government dalam
beberapa tahapan pembangunan yang komprehensif, realistik dan terukur.
Selanjutnya Pemerintah Daerah perlu menyusun strategi pentahapan dan
menentukan prioritas pembangunan di setiap tahapan sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
Secara garis besar ada 3 strategi yang patut dipertimbangkan:
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 10
6.1. Strategi MATRIK
Gambar 6.1: Strategi MATRIK
Membangun sistem aplikasi e-Government dengan strategi matrik, artinya
membangun dari semua kategori sistem aplikasi pada satu tahapan (G2G, G2C,
G2B, Front Office, Back Office dan aplikasi umum), tetapi dengan memilah dan
memilih jenisnya berdasarkan skala prioritas pembangunan daerah, sesuai
kebijakan, visi dan misi Pemerintah Daerah masing-masing.
Prioritas G2GInternal Pemda + Legislatif
Prioritas G2CPendidikan
Prioritas G2BUKM + Lainnya
Tahap I Tahap II Tahap III
Apl
ikas
i G2G
Apl
ikas
i UM
UM
Apl
ikas
i UM
UM
Apl
ikas
i UM
UM
Apl
ikas
i G2C
Apl
ikas
i G2B
Apl
ikas
i G2G
Apl
ikas
i G2C
Apl
ikas
i G2B
Apl
ikas
i G2G
Apl
ikas
i G2C
Apl
ikas
i G2B
Prioritas G2GInternal Pemda + Legislatif
Prioritas G2CPendidikan
Prioritas G2BUKM + Lainnya
Tahap I Tahap II Tahap III
Apl
ikas
i G2G
Apl
ikas
i UM
UM
Apl
ikas
i UM
UM
Apl
ikas
i UM
UM
Apl
ikas
i G2C
Apl
ikas
i G2B
Apl
ikas
i G2G
Apl
ikas
i G2C
Apl
ikas
i G2B
Apl
ikas
i G2G
Apl
ikas
i G2C
Apl
ikas
i G2B
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 11
6.2. Strategi SPIRAL
Gambar 6.2: Strategi SPIRAL
Strategi ini memprioritaskan pembangunan sistem aplikasi e-Government secara
lengkap terlebih dahulu untuk ruang lingkup internal Pemda dan legislatif, baru
secara bertahap pengembangan diperluas ke lingkup yang lebih besar seperti
kecamatan, kelurahan, instansi vertikal dan bidang lainnya. Strategi ini juga
memprioritaskan untuk membuat (dalam skala kecil) prototipe jaringan Sistem
Informasi Kepemerintahan lengkap dari Kelurahan sampai dengan Pemda.
6.3. Strategi NERACA F&I
Gambar 6.3: Strategi NERACA F&I
Pemda
Kecamatan
Kelurahan
Sistem Aplikasi e-Government yang paling mudah dan
sederhana
Sistem Aplikasi e-Government yang
paling berdampak luas
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 12
Strategi ini dilakukan melalui analisa Feasibility vs Impact. Feasible artinya
memprioritaskan pembangunan pada aplikasi yang tergolong mudah dan
sederhana untuk diimplementasikan. Sedangkan Impact artinya memprioritaskan
pem-bangunan pada aplikasi yang manfaatnya dapat dirasakan sebesar-besarnya
(seluas-luasnya) oleh masyarakat umum.
7. Pentahapan Pembangunan e-Government
Berdasarkan strategi perencanaan pembangunan yang telah ditetapkan, juga
berdasarkan arah kebijakan pembangunan yang telah disusun, Pemerintah
Daerah selanjutnya menyiapkan tahapan pembangunan sistem aplikasi
e-Government sesuai kebutuhan, anggaran dan prioritas daerahnya.
Contoh beberapa kebijakan umum yang disarankan, khususnya untuk
Pemerintah Daerah yang belum atau baru akan mengimplementasikan
e-Government adalah:
Pembangunan e-Government disusun dalam 5 (lima) tahapan, tiap
tahapan direncanakan selama 1 (satu) tahun, disesuaikan dengan
perencanaan pembangunan yang lazim berlaku di Pemerintah Daerah,
seperti RKPD, RENSTRADA, dan lain-lain.
Disetiap tahapan dilaksanakan pengembangan aplikasi dari semua
kategori. Untuk kategori pemerintahan (G2G), ditekankan pada
pembangunan aplikasi untuk lingkup internal Pemda dan Legislatif, baru
diperluas ke kecamatan dan kelurahan. Meskipun begitu, di tahap awal
sebaiknya juga dibangun satu prototipe jaringan sistem informasi yang
utuh dari kelurahan sampai ke pusat.
Untuk kategori bisnis (G2B), diprioritaskan pada sistem aplikasi untuk
pelayanan UKM dan BUMN/BUMD, termasuk RSUD.
Sedangkan untuk kategori umum diprioritaskan pada aplikasi eGov Portal
dan aplikasi-aplikasi pendukung seperti kolaborasi dan koordinasi, dan
sistem pendukung keputusan.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 13
Rangkuman:
Kategori
Aplikasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V
Umum
G2G
G2B
G2C
8. Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran bisa berdasarkan:
Katalog aplikasi (koleksi basis data RFP Standard)
Penawaran baru dari mitra pengembang
Perkiraan sendiri
9. Penutup
Satu s/d dua paragraf penutup
-<.oOo.>-
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 14
TEMPLATE DOKUMENTASI APLIKASI E-GOVERNMENT
PEMERINTAH DAERAH PROPINSI DAN KABUPATEN/KOTA
DEPARTEMEN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA 2004
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 15
Daftar Isi
Daftar Isi ..................................................................................................... 15
1. Tujuan ..................................................................................................... 16
2. Referensi.................................................................................................. 16
3. Template Dokumentasi e-Gov.................................................................... 16
4. Penutup ................................................................................................... 17
Lampiran 1: Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem Aplikasi.................. 18
Lampiran 2: Panduan Pengujian Penerimaan Sistem Aplikasi ........................... 19
Lampiran 3: RFP Standard............................................................................. 20
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 16
1. Tujuan
Tujuan penulisan Template Dokumentasi Aplikasi e-Government ini adalah untuk
menyediakan panduan bagi Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kota
dalam menyusun “Dokumen Petunjuk Teknis Pelaksanaan dan Kriteria Pengem-
bangan Sistem Aplikasi e-Government” bagi daerahnya masing-masing.
2. Referensi
[1] Blueprint Aplikasi e-Government Pemerintah Daerah
[2] Dokumen Rencana Induk Pentahapan (Master Phasing Plan) Pembangunan
e-Government
3. Template Dokumentasi e-Gov
Berbekal Blueprint Aplikasi e-Government dan Panduan Pentahapan, Pemerintah
Daerah dapat menyusun Dokumen Rencana Induk Pentahapan (Master Phasing
Plan) Pembangunan e-Government sesuai dengan karakteristik pemerintah
daerah masing-masing. Prioritas pembangunan di tiap tahapan pun disesuaikan
dengan Visi, Misi dan Rencana Pembangunan Daerah.
Selanjutnya untuk dapat membangun sistem aplikasi e-Government (seperti
sudah dirinci dalam Master Phasing Plan) sesuai dengan yang diharapkan, maka
Pemerintah Daerah disarankan untuk membuat satu Set Dokumentasi Petunjuk
Teknis Pelaksanaan dan Kriteria Pembangunan e-Government.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 17
Dokumentasi ini berguna untuk:
Mencatat semua kebutuhan pengguna (user requirements) yang perlu
disampaikan kepada mitra pengembang.
Mencatat data dan informasi penawaran produk dari mitra pengembang
yang ditawarkan untuk menjawab kebutuhan pengguna.
Memverifikasi apakah sistem aplikasi yang dikembangkan sudah berfungsi
sesuai dengan yang diharapkan dan mampu menjawab kebutuhan
pengguna.
Untuk keperluan tersebut, Template Dokumentasi Aplikasi e-Government ini
disusun dalam tiga bagian, yang terdiri dari template dokumen:
1. Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem Aplikasi
2. Panduan Pengujian Penerimaan Sistem Aplikasi
3. RFP Standard
4. Penutup
Walaupun tidak diwajibkan, Pemerintah Daerah sangat dianjurkan untuk menulis
dokumen petunjuk teknis bagi setiap pekerjaan pengembangan e-Government.
Dokumen ini sangat penting artinya sebagai dokumen rujukan yang bisa dipakai
oleh kedua belah pihak (Pemerintah Daerah dan Mitra Pengembang) untuk
menjalin kesefahaman tentang apa yang akan diberikan oleh Mitra Pengembang
dan berapa yang akan dibayar oleh Pemerintah Daerah.
Melalui dokumen tersebut dapat dinilai apakah Mitra Pengembang dapat
menyediakan solusi sistem aplikasi yang mampu menjawab kebutuhan pengguna
atau tidak. Selain itu juga membantu mengevaluasi apakah pembangunan
e-Government telah berhasil mencapai tujuannya atau belum.
Data dan informasi yang tercantum dalam template ini sifatnya rekomendasi dan
masih bisa disesuaikan, terutama untuk ditambahkan dengan data dan informasi
yang sifatnya khusus, sesuai dengan kebutuhan spesifik pengguna. Penjelasan
rinci dari masing-masing dokumen template selanjutnya diuraikan di lampiran.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 18
Lampiran 1: Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem Aplikasi
User Requirements Document adalah dokumen yang disiapkan oleh Pemerintah
Daerah untuk mengidentifikasi, mengelompokkan dan mencatat semua
kebutuhan pengguna. Semua kebutuhan (fitur yang diinginkan) dapat dituliskan
di disini, termasuk didalamnya adalah:
Masalah dan / kendala yang ada saat ini, yang ingin diselesaikan / diatasi
dengan sistem aplikasi e-Government yang akan dibangun / dibeli
Hubungan sistem aplikasi yang akan dibangun / dibeli dengan sistem
aplikasi e-Government yang sudah ada, bagaimana cara membangun
sinergi (membangun komunikasi antar sistem) diantara mereka
Laporan-laporan standard yang harus disediakan oleh sistem aplikasi,
baik berdasarkan format dan isi pelaporan yang sudah ada saat ini, atau
format pelaporan baru yang diinginkan. Termasuk disini adalah
pelaporan-pelaporan khusus yang dibutuhkan untuk keperluan sistem
pendukung keputusan (DSS: Decision Support System), publikasi data ke
masyarakat (internet), press release atau keperluan publikasi data
internal
Tampilan User Interface yang diinginkan (jika ada permintaan khusus)
misalnya: semua menu memakai Bahasa Indonesia, panduan bantuan
online dalam Bahasa Indonesia, tampilan yang layoutnya (atau
themenya) dapat diubah-ubah, dan lain-lain
Pemakaian Basis Data (jika ada permintaan khusus) misalnya: harus
pakai Oracle (karena Pemerintah Daerah tersebut mempunyai kebijakan
untuk membangun sistem aplikasi berbasis data Oracle), tatacara akses
ke basis data (DBA: DataBase Administrator), dan lain-lain
Kebutuhan-kebutuhan khusus lainnya, misalnya: pengaturan nilai
parameter sistem, format jam dan tanggal yang bisa diubah-ubah, dan
lain-lain
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 19
Lampiran 2: Panduan Pengujian Penerimaan Sistem Aplikasi
Panduan UAT adalah dokumen yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah untuk
memverifikasi apakah semua kebutuhan pengguna akhir (fitur yang diinginkan)
sudah dapat dipenuhi oleh sistem aplikasi. Dokumen ini juga dapat dijadikan
ukuran bagi Pemerintah Daerah untuk menilai apakah mitra pengembang dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan kriteria memuaskan.
Pada prinsipnya dokumen ini adalah dokumen user requirements yang
dimodifikasi kegunaannya untuk keperluan pengujian, verifikasi, dan validasi.
Pengujian dapat dilakukan melalui metoda:
Demo Software, untuk fungsi-fungsi yang langsung dapat diverifikasi
melalui tampilan atau keluaran sistem aplikasi lainnya, misalnya
pelaporan
Analisa Fungsi, untuk memverifikasi fungsi-fungsi yang tidak secara
langsung terlihat melalui tampilan atau keluaran sistem aplikasi, misalnya
formula pengolahan data yang dipakai, logika perhitungan data, dan lain-
lain
Pemeriksaan Fisik, misalnya untuk dokumentasi yang dibutuhkan
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 20
Lampiran 3: RFP Standard
RFP (Request For Proposal) adalah set dokumen yang disiapkan oleh Pemerintah
Daerah untuk meminta proposal penawaran produk sistem aplikasi e-Government
yang diinginkan dari para mitra pengembang. Dalam hal ini mitra pengembang
harus menyediakan data dan informasi minimal seperti yang sudah
dipersyaratkan dalam RFP tersebut. Mitra pengembang boleh saja menulis dalam
format yang berbeda dari format yang disarankan di RFP standard, sepanjang
kandungan isi data dan informasinya mencukupi, sesuai yang dibutuhkan.
Data dan informasi (dokumentasi) yang diberikan oleh mitra pengembang
selanjutnya dapat dikoleksi dan dikelola oleh Pemerintah Daerah sebagai bahan
penyusunan Katalog Sistem Aplikasi. Katalog tersebut nantinya dapat dipakai
sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah untuk secara cepat mencari informasi
tentang sistem aplikasi e-Government, apa saja jenis dan fiturnya, siapa yang
mengembangkan, berapa harganya, dan lain-lain.
Set dokumen RFP terdiri dari lima template dokumen sebagai berikut:
Technical Specification, berisi spesifikasi teknis dari sistem aplikasi yang
ditawarkan
Compliance Check List, berisi matrik daftar pemenuhan kebutuhan antara
spesifikasi/fitur yang ditawarkan mitra pengembang dengan kebutuhan
pengguna yang didokumentasikan dalam dokumen Spesifikasi Kebutuhan
Experience List, berisi profile singkat mitra pengembang dalam bentuk
daftar pengalaman pengembang dalam membangun sistem aplikasi
e-Government, aplikasi apa saja yang sudah pernah dibangun, dan sudah
dipasang di mana saja.
Schedule, berisi jadwal yang disanggupi mitra pengembang dalam
membangun sistem aplikasi e-Government yang ditawarkan
Schedule Of Rate, berisi standar item minimal penawaran yang diajukan
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 21
TEMPLATE
SPESIFIKASI KEBUTUHAN
PENGEMBANGAN SISTEM APLIKASI
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 22
[Judul Dokumen]
contoh: “Spesifikasi Kebutuhan
Pengembangan Sistem Aplikasi {nama sistem aplikasi}
Pemerintah Daerah {nama pemerintah daerah}”
Disiapkan oleh : ………..
Rev.: ………..
Dok. No.: ………
Tanggal : dd-mmm-yyyy
Daftar Isi
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 23
1. Identifikasi Sistem ........................................................................................... 24
2. Deskripsi Sistem.............................................................................................. 24
2.1. Arsitektur [nama sistem aplikasi] ............................................................ 24
3. Dokumen Acuan.............................................................................................. 24
4. Ruang Lingkup Dokumen................................................................................ 24
5. Daftar Kebutuhan Sistem Aplikasi ................................................................... 25
5.1. Kebutuhan Fungsional............................................................................ 26
5.2. Kebutuhan Antarmuka Sistem................................................................ 28
5.3. Kebutuhan Basis Data............................................................................ 29
5.4. Kebutuhan Adaptive ............................................................................... 30
6. Penutup ........................................................................................................... 30
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 24
1. Identifikasi Sistem
Dokumen ini berisi daftar spesifikasi kebutuhan sistem aplikasi [nama sistem aplikasi yang
dikembangkan] dengan identifikasi seperti berikut:
Nama Proyek : [nama proyek pengembangan software tsb]
Nama Produk : [nama / brand produk sistem aplikasi yg diinginkan]
ID Produk : [id produk (jika ada) sesuai aturan organisasi]
2. Deskripsi Sistem
Deskripsi singkat tentang manfaat fungsional dari sistem aplikasi yang akan di kembangkan.
Deskripsi ini meliputi:
Manfaat sistem aplikasi dalam menunjang proses pekerjaan sehari-hari.
Manfaat sistem aplikasi dalam proses pelayanan publik.
Masalah dan/kendala yang ada saat ini, yang ingin diselesaikan/diatasi
melalui sistem aplikasi yang akan dibangun/dibeli.
2.1. Arsitektur [nama sistem aplikasi]
Deskripsi singkat yang memuat hal-hal penting tentang arsitektur sistem aplikasi yang akan
dibangun. Tujuan deskripsi ini untuk memberikan informasi awal bagi proses perancangan sistem aplikasi. Bisa dilengkapi dengan gambar-gambar seperlunya yang dapat mendukung deskripsi
arsitektur sistem aplikasi. Contoh arsitektur yang diinginkan, misalnya: sistem aplikasi harus dibangun berdasarkan arsitektur client-server, sistem aplikasi dibangun berbasis web, memungkinkan untuk dilakukan akses / login
dari jaringan, dan lain-lain.
3. Dokumen Acuan
[1]. Dokumen referensi yang dijadikan acuan untuk pembuatan sistem aplikasi, misalnya: peraturan pemerintah, perda, dll
[2]. Bisa juga disebutkan rujukan ke textbook yang dipakai, jika ada.
4. Ruang Lingkup Dokumen
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 25
Ruang lingkup dokumen, contoh: Dokumen ini dipakai hanya untuk keperluan perancangan dan pembangunan [nama sistem aplikasi].
5. Daftar Kebutuhan Sistem Aplikasi
Tuliskan semua deskripsi dari seluruh kebutuhan (fitur yang diinginkan) sistem aplikasi di sini, yang
terbagi dalam 4 kelompok kebutuhan, yaitu: (a) functional requirements, (b) interface/GUI requirements, (c) dbase requirements, (d) adaptive requirements.
Daftar kebutuhan (fitur sistem aplikasi yang diperlukan) dapat ditulis dalam tabel atau dengan cara lain. Untuk memudahkan pelacakan dan pembacaan, sangat disarankan untuk memberikan indeks
identifikasi (Req_ID) terhadap setiap fitur. Daftar kebutuhan tersebut dapat disusun berjenjang dengan tingkat kedalaman seperlunya, sesuai kebutuhan dan karakteristik khusus sistem aplikasi
yang akan dibangun. Secara umum disarankan untuk tidak menulis kebutuhan lebih dari 3 jenjang.
Berikut disajikan contoh cara penulisan daftar kebutuhan dalam sebuah tabel.
Contoh ini selanjutnya akan dipakai dalam dokumen ini sebagai ilustrasi
Req _ID Prioritas Deskripsi
Keterangan:
Req_ID ideks identifikasi fitur. Tingkat kedalaman jenjang suatu fitur
dapat dikenali dari indeksnya. Contoh:
1. Fitur utama
1.1. Fitur lebih rinci (jenjang tingkat 2)
2. Fitur utama
2.1. Fitur lebih rinci (jenjang tingkat 2)
2.1.1. Fitur sangat rinci (jenjang tingkat 3)
2.1.2. Fitur sangat rinci (jenjang tingkat 3)
2.2. Fitur lebih rinci (jenjang tingkat 2)
Prioritas Prioritas kebutuhan tersebut, misalnya (M)andatori atau
(O)psional. Di kolom ini cukup dituliskan satu saja, misalnya
O, maka selain yang ditandai dengan “O” berarti bersifat
Mandatori atau Wajib.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 26
Deskripsi Deskripsi lengkap dari kebutuhan / fitur sistem apliksi yang
diinginkan.
5.1. Kebutuhan Fungsional
Tuliskan semua deskripsi dari kebutuhan fungsional di sini. Kebutuhan fungsional merinci semua
fitur utama sistem aplikasi dan menjabarkannya kedalam fitur-fitur yang lebih kecil. Tataletak penulisan kebutuhan ini biasanya merupakan terjemahan dari proses kerja sistem aplikasi tersebut,
yang dikelompokkan dalam modul-modul aplikasi. Termasuk dalam kebutuhan fungsional ini adalah perlunya fitur dari sistem aplikasi yang dapat
menyediakan laporan-laporan baku, baik berdasarkan format dan isi pelaporan yang sudah ada di Pemerintah Daerah saat ini, atau format pelaporan baru yang diinginkan. Termasuk diantaranya
adalah: Pelaporan-pelaporan khusus (yang harus disediakan oleh sistem aplikasi) yang dibutuhkan oleh
eksekutif daerah untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Pelaporan-pelaporan khusus lainnya (yang harus disediakan oleh sistem aplikasi) yang dibutuhkan untuk publikasi data ke masyarakat (internet), press release atau keperluan publikasi data internal.
Contoh penulisan daftar kebutuhan fungsional:
Req_ ID Prio*) Deskripsi
1 Sistem aplikasi harus mempunyai fungsi untuk proses pengajuan anggaran
2 Sistem aplikasi harus mempunyai fungsi untuk proses pengelolaan anggaran
3 O Dll
4 O Dll
*) kecuali disebutkan lain, maka semua kebutuhan berarti mandatory.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 27
Req_ID Prio*) Deskripsi
1 Sistem aplikasi harus mempunyai fungsi untuk proses pengajuan anggaran
1.1.
1.2.
1.3. O
1.4. O
Req_ID Prio*) Deskripsi
2 Sistem aplikasi harus mempunyai fungsi untuk proses pengelolaan anggaran
2.1.
2.2.
2.3.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 28
5.2. Kebutuhan Antarmuka Sistem
Tuliskan semua deskripsi dari kebutuhan antarmuka sistem aplikasi di sini, yaitu semua komunikasi
yang dilakukan oleh sistem aplikasi dengan dunia luar, yang terbagi dalam 2 grup:
Komunikasi dengan sistem aplikasi lain yang terkait yang sudah ada, bagaimana sinergi akan dilakukan dan kerangka interoperabilitas seperti apa yang ingin dijaga.
Komunikasi dengan pengguna. Termasuk didalamnya adalah tampilan User Interface yang
diinginkan (jika ada permintaan khusus) misalnya: semua menu memakai Bahasa Indonesia, panduan bantuan on-line dalam Bahasa Indonesia, tampilan yang tataletaknya dan warna
dasarnya dapat diubah-ubah, dan lain-lain
Contoh penulisan daftar kebutuhan antar muka sistem:
Req_ ID Prio*) Deskripsi
1 Sistem aplikasi “XYZ” memberikan data-data anggaran ke sistem aplikasi “PQR”
2 Sistem aplikasi “XYZ” membutuhkan data-data account instansi dan account personal dari sistem aplikasi “ABC”
3 O Dll
4 O Dll
*) kecuali disebutkan lain, maka semua kebutuhan berarti mandatory.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 29
Req_ ID Prio*) Deskripsi
1. Sistem aplikasi “XYZ” memberikan data-data anggaran ke sistem aplikasi “PQR”
1.1.
1.2.
1.3. O
Req_ ID Prio*) Deskripsi
2. Sistem aplikasi “XYZ” membutuhkan data-data account instansi dan account personal dari sistem aplikasi “ABC”
2.1. Data account Instansi = (nama bank + nama account instansi)
2.2. Sistem aplikasi harus dapat mengakomodasikan:
Instansi yang mempunyai account tersebar di beberapa bank
Instansi yang mempunyai beberapa account di sebuah bank
2.3. O Data account personal = (nama bank + nama account personal)
5.3. Kebutuhan Basis Data
Tuliskan semua deskripsi dari kebutuhan basis data sistem aplikasi di sini. Deskripsi yang dicantumkan disini minimal mengidentifikasi informasi apa saja yang perlu dimasukkan dalam basis data sistem aplikasi. Selain itu juga dituliskan semua kemampuan / fungsi yang harus dimiliki oleh
sistem basis data seperti kebutuhan terhadap sinkronisasi data, update otomatis, dan lain-lain.
Termasuk dalam kebutuhan ini adalah pemakaian jenis Basisdata dari vendor tertentu (jika ada permintaan khusus) misalnya: harus pakai Oracle (karena Pemerintah Daerah tersebut mempunyai
kebijakan untuk membangun sistem aplikasi berbasis data Oracle), bagaimana tatcara akses ke basis data, dan lain-lain
Contoh penulisan daftar kebutuhan basis data:
Req_ID Prio*) Deskripsi
1 Basis data harus dibuatkan E-Rnya, baik dalaman bentuk
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 30
fisikal atau logikal.
2 Mekanisme (prosedur dan timing) sinkronisasi antar basis-data harus dijelaskan dalam sebuah dokumen tertulis.
3 O Dll
4 Dll
*) kecuali disebutkan lain, maka semua kebutuhan berarti mandatory.
5.4. Kebutuhan Adaptive
Tuliskan semua deskripsi dari kebutuhan adaptive sistem aplikasi di sini, yaitu kebutuhan yang
menyangkut fitur-fitur atau seting nilai yang berbeda-beda untuk setiap penggunanya. Contoh yang bersifat umum misalnya: format tanggal yang diinginkan, format jam dan lain-lain. Untuk contoh
kasus keuangan: simbol mata uang, akurasi angka dibelakang titik desimal, dan lain-lain.
6. Penutup
1 s/d 2 paragraph penutup.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 31
TEMPLATE
PANDUAN PENGUJIAN
PENERIMAAN SISTEM APLIKASI
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 32
[Judul Dokumen]
contoh: “Panduan Pengujian Penerimaan
Sistem Aplikasi {nama sistem aplikasi}
Pemerintah Daerah {nama pemerintah daerah}”
Disiapkan oleh : ………..
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 33
Rev.: ………..
Dok. No.: ………
Tanggal : dd-mmm-yyyy
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 34
Daftar Isi
1. Identifikasi Sistem ........................................................................................... 35
2. Dokumen Acuan.............................................................................................. 35
3. Metoda Pengujian ........................................................................................... 35
3.1. Demo [nama sistem aplikasi].................................................................. 36
3.2. Analisa Fungsi [nama sistem aplikasi].................................................... 36
3.3. Pemeriksaan Fisik [nama sistem aplikasi] .............................................. 36
3.4. Kombinasi Dari Ketiganya ...................................................................... 36
4. Hasil Pengujian ............................................................................................... 36
5. Penutup ........................................................................................................... 40
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 35
1. Identifikasi Sistem
Dokumen ini merupakan panduan bagi pelaksanaan pengujian penerimaan untuk
[nama sistem aplikasi yang dikembangkan] dengan identifikasi seperti berikut:
Nama Proyek : [nama proyek pengembangan software tsb]
Nama Produk : [nama / brand produk sistem aplikasi yg diinginkan]
ID Produk : [id produk (jika ada) sesuai aturan organisasi]
2. Dokumen Acuan
[1]. Dokumen Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem Aplikasi (milik
Pemerintah Daerah).
[2]. Dokumen Spesifikasi Sistem Aplikasi (milik Mitra Pengembang atau
Vendor).
3. Metoda Pengujian
Sebutkan disini deskripsi singkat tentang metoda pengujian penerimaan yang
akan dilaksanakan. Umumnya metoda pelaksanaan pengujian meliputi tiga hal,
yaitu: Demo, Analisa Fungsi, Pemeriksaan Fisik, atau kombinasi dari ketiganya.
Untuk kemudahan proses identifikasi dan penulisan hasil pengujiannya, metoda
pengujian kemudian disimbolkan dengan karakter khusus yang unik, misalnya:
D untuk Demo software
A untuk Analisa fungsi
P untuk Pemeriksaan Fisik
K untuk Kombinasi dari D, A dan P
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 36
3.1. Demo [nama sistem aplikasi]
Demo [nama sistem aplikasi] dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa software
dapat berfungsi dengan baik, dan berjalan di komputer sesuai dengan spesifikasi
yang disebutkan. Demo bisa dipakai untuk memverifikasi apakah sistem aplikasi
dapat berjalan di jaringan dalam lingkungan multi user, menu dan tampilan
sistem aplikasi di layar monitor dapat dengan mudah dibaca, laporan dapat
dicetak menggunakan printer dan kertas sesuai dengan format yang diinginkan,
dan lain-lain.
3.2. Analisa Fungsi [nama sistem aplikasi]
Analisa fungsi [nama sistem aplikasi] dimaksudkan untuk memverifikasi fungsi
software yang tidak dapat dilakukan dengan demo atau pemeriksaan fisik.
Metoda ini biasanya dipakai untuk menilai / mengevaluasi apakah pelaporan atau
tampilan sistem aplikasi di layar monitor sudah merepresentasikan data dan
informasi yang benar, terutama yang disajikan berdasarkan perhitungan / pem-
prosesan menggunakan formula atau hubungan logika tertentu yang khas.
3.3. Pemeriksaan Fisik [nama sistem aplikasi]
Pemeriksaan fisik [nama sistem aplikasi] dimaksudkan untuk memeriksa keleng-
kapan sistem aplikasi yang di kembangkan, misalnya kelengkapan CD installer
dan dokumentasi pendukungnya.
3.4. Kombinasi Dari Ketiganya
Verifikasi jenis ini dimaksudkan untuk lebih meyakinkan pengguna tentang fungsi
yang sedang diverifikasi. Misalnya sistem akuntansi keuangan, formulanya
diverifikasi dengan metoda analisa fungsi, hasil pelaporannya dengan demo. Fitur
bantuan (dalam bentuk buku) diverifikasi dengan pemeriksaan fisik, sedangkan
bantuan on-line dengan metoda demo.
4. Hasil Pengujian
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 37
Paragraph ini mencatat semua daftar kebutuhan (fitur sistem aplikasi) yang akan
diverifikasi melalui pengujian penerimaan. Prinsipnya kebutuhan sistem aplikasi
yang ditulis di sini adalah semua kebutuhan yang sudah didefinisikan dalam
dokumen Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem Aplikasi.
Mengenai tatacara penulisannya:
Sama seperti dokumen Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem
Aplikasi. Dengan cara ini, verifikasi dilakukan fitur demi fitur, secara ber-
urutan.
Dapat digabung menjadi beberapa kebutuhan yang lebih besar (terutama
untuk kebutuhan yang sudah terlalu rinci, sehingga kemungkinan dapat
menyulitkan proses verifikasi). Contohnya: fungsi/fitur aplikasi yang
melibatkan formula dan proses perhitungan, dari input data yang di-
berikan, diverifikasi apakah sistem aplikasi tersebut dapat menghasilkan
output sesuai yang diharapkan.
Dikelompok-kelompokan menurut tatacara tertentu yang berbeda dengan
pengelompokan dokumen Spesifikasi Kebutuhan Pengembangan Sistem
Aplikasi, sehingga lebih sesuai dan keperluan pengujian. Contohnya:
pengelompokkan berdasarkan contoh kasus, misalnya sistem keuangan,
dari mulai penyiapan RASK, perubahan anggaran, DASK, dan sebagainya.
Selanjutnya semua daftar kebutuhan (fitur sistem aplikasi) yang akan diverifikasi
melalui pengujian penerimaan dapat disusun dalam sebuah tabel. Fitur yang
akan diuji, metoda pengujian, dan hasil pengujiannya, dapat disusun dalam satu
baris yang sama. Cara tersebut disarankan karena akan memudahkan proses
pengujian dan pembacaan hasilnya sekaligus.
[Tentu saja pengguna dapat memilih cara lain tersendiri yang dianggap lebih
mudah dan lebih sesuai dengan karakteristik sistem aplikasi yang akan diuji]
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 38
Untuk kemudahan proses identifikasi dan penulisan hasil pengujiannya, hasil
pengujian kemudian disimbolkan dengan karakter khusus yang unik, misalnya:
P untuk PASS, artinya 100% terpenuhi
F untuk FAIL, artinya 100% tidak terpenuhi
S artinya sebagian terpenuhi (dan sebagian lagi tidak terpenuhi)
Untuk hasil yang sifatnya “S” dapat juga ditambahkan keterangan seperlunya
sehingga lebih jelas.
4.1. Contoh 1: Penulisan hasil pengujian
(Tatacara penulisan sama seperti dokumen Spesifikasi Kebutuhan Pengem-
bangan Sistem Aplikasi)
Req_ID Deskripsi Metoda UAT (D/A/P/K)
Hasil UAT (P/F/S) Keterangan
1. Sistem aplikasi “XYZ” memberikan data-data anggaran ke sistem aplikasi “PQR”
K P
1.1. 1.2.
2 Sistem aplikasi “XYZ” membutuhkan
data-data account instansi dan account personal dari sistem aplikasi “ABC”
K S Note-1
2.1. Data account Instansi = (nama bank + nama account instansi)
D S Note-2
2.2. Sistem aplikasi harus dapat meng-akomodasikan:
Instansi yang mempunyai account tersebar di beberapa bank
Instansi yang mempunyai beberapa account di sebuah bank
K P
2.3. Data account personal = (nama bank + nama account personal)
D F
Note-1: ……………………………………………………………………………………………………. Note-2: …………………………………………………………………………………………………….
4.2. Contoh 2: Penulisan hasil pengujian
(Tatacara penulisan digabung menjadi beberapa kebutuhan yang lebih besar)
Req_ID Deskripsi Metoda UAT (D/A/P/K)
Hasil UAT (P/F/S) Keterangan
1. Sistem aplikasi “XYZ” memberikan data- A P
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 39
1.1. 1.2.
data anggaran ke sistem aplikasi “PQR” …………………………………………..dst …………………………………………..dst
2.
2.1.
2.2.
2.3.
Sistem aplikasi “XYZ” membutuhkan data-data account instansi dan account personal dari sistem aplikasi “ABC” Data account Instansi = (nama bank + nama account instansi) Sistem aplikasi harus dapat meng-akomodasikan:
Instansi yang mempunyai account tersebar di beberapa bank
Instansi yang mempunyai beberapa account di sebuah bank
Data account personal = (nama bank + nama account personal)
D S Note-1
Note-1: …………………………………………………………………………………………………….
4.3. Contoh 3: Penulisan hasil pengujian
(Tatacara penulisan digabung dengan cara tertentu berdasarkan skenario kasus)
Req_ID Deskripsi Metoda UAT (D/A/P/K)
Hasil UAT (P/F/S) Keterangan
1.
1.1. 2.
Kasus: Penyiapan RASK …………………………………………..dst …………………………………………..dst …………………………………………..dst
D P
1.1. 2.1. 2.6.
3. 3.2.
Kasus: Perubahan RASK …………………………………………..dst …………………………………………..dst …………………………………………..dst …………………………………………..dst
D S Note-1
Note-1: …………………………………………………………………………………………………….
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 40
5. Penutup
Disini disajikan rangkuman hasil pengujian dan evaluasi/penilaian terhadap hasil
tersebut untuk menentukan apakah sistem aplikasi aplikasi:
(a) Sudah dapat berfungsi seperti yang diharapkan, sehingga sistem aplikasi
tersebut dinyatakan dapat diterima.
(b) Belum dapat berfungsi dengan penuh seperti yang diharapkan, sehingga
sistem aplikasi tersebut dinyatakan tidak dapat diterima, atau diterima
dengan catatan.
Contoh tabel rangkuman hasil pengujian:
Hasil Pengujian Kelompok Kebutuhan
Jumlah Total
Kebutuhan P F S
1. Kebutuhan Fungsional 55 50 2 3
2. Kebutuhan Interface 40 30 0 10
3. Kebutuhan Basisdata 20 18 2 0
4. Kebutuhan Adaptive 10 10 0 0
Total 125 108 4 13
Untuk hasil yang tidak memuaskan (tidak dapat diterima, atau diterima dengan
catatan), maka beberapa langkah dapat diambil, misalnya:
(a) Pemerintah Daerah menunda pembayaran, atau bahkan membatalkan
pekerjaan pengembangan sistem aplikasi tersebut.
(b) Dilakukan adendum (atau perubahan) kontrak bertujuan untuk mem-
berikan kesempatan kepada Mitra Pengembang untuk menyelesaikan
pekerjaan yang hasilnya belum memuaskan tersebut.
Selanjutnya, 1 s/d 2 paragraph penutup
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 41
TEMPLATE
REQUEST FOR PROPOSAL (RFP) STANDAR
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 42
TTTeeeccchhhnnniiicccaaalll SSSpppeeeccciiifffiiicccaaatttiiiooonnn DDDooocccuuummmeeennnttt
Dokumen ini berisi informasi tentang spesifikasi teknis dari produk sistem aplikasi
yang ditawarkan oleh kontraktor / mitra pengembang / vendor dalam ikut serta
membangun sistem e-Government untuk pengguna (Pemerintah Daerah).
1. Deskripsi Spesifikasi
Spesifikasi sistem aplikasi dibagi dalam beberapa pokok bahasan, dan minimal
memuat informasi tentang sistem aplikasi sebagai berikut:
Deskripsi sistem meliputi fungsi umum, fitur unggulan, kemudahan /
manfaat bagi pengguna, keunggulan komparatif.
Rujukan ke peraturan dan perundang-undangan (uu/pp/keppres/kepmen/
dan lain-lain, jika ada) yang menjadi dasar rancangan sistem aplikasi.
Deskripsi sistem meliputi arsitektur sistem aplikasi, platform basis data,
platform komputer, bahasa pemprograman, presentasi user interface.
Contoh:
Platform komputer, misal desktop PC, PIII 800 MHz, 256 MB
memory, CDRW, Multimedia
Platform OS, misal Windows 2000, Linux, IBM Unix
Platform basis data, misal Oracle 9, MsSQL, MySQL, DB II
Platform software server lain, misal (web server) Apache, IIS
Bahasa pemprograman Microsoft .Net
Semua presentasi menu user interface dalam Bahasa Indonesia
Jika arsitekturnya client/server atau distributed application/dbase,
sebutkan juga spesifikasi server dan clientnya
Dan lain-lain.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 43
Spesifikasi rinci lainnya yang dianggap perlu, misalnya skema integrasi
dengan aplikasi e-Government lainnya.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 44
2. Informasi Lainnya
Selain informasi minimal seperti disebutkan diatas, kontraktor/mitra pengembang
/vendor sangat disarankan untuk menerangkan hal-hal lain berkaitan dengan
keunggulan sistem aplikasi tersebut. Misalnya konsep solusi, konsep rancang-
bangun, scalability, security, flexibility, reliability, dan lain-lain.
Termasuk disini juga informasi tentang jaminan operasional, dukungan teknis,
pemeliharaan.
3. Tatatcara Penulisan
Tidak ada aturan khusus untuk menyusun dokumen spesifikasi teknis, meskipun
begitu kontraktor/mitra pengembang/vendor sangat dianjurkan untuk menyusun
dokumen tersebut dengan struktur minimal sebagai berikut:
1. Judul dokumen, versi/revisi, tanggal keluar, disclaimer, proprietary notice
2. Daftar isi
3. Daftar istilah/singkatan yang dipergunakan dalam dokumen tersebut
4. Daftar gambar/tabel
5. Pendahuluan
a. Ulasan umum tentang sistem aplikasi e-Government
b. Konsep solusi
c. Konsep rancang bangun
d. Konsep security
6. Referensi
a. Peraturan dan perundang-undangan
b. Textbook
c. Internet site
7. Sistem overview
a. Deskripsi fungsi sistem
b. Arsitektur dan platform
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 45
8. Spesifikasi umum
a. Fungsional
b. Antarmuka (interface)
c. Basisdata
d. Adaptive (user preference setting)
9. Spesifikasi khusus
a. Reliability
b. Interoperability
c. Scalability
d. Flexibility / Integrateability
e. User Friendliness
10. Informasi lainnya
a. Jaminan operasional
b. Dukungan teknis
c. Pelatihan
d. Pemeliharaan
11. Penutup
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 46
CCCooommmpppllliiiaaannnccceee CCChhheeeccckkk LLLiiisssttt
1. Dokumen referensi milik mitra pengembang / vendor:
(a) Spesifikasi produk sistem aplikasi, rev.: … , tanggal: dd-mmm-yyyy
(b) Dokumen-dokumen penunjang lainnya yang menerangkan tentang
spesifikasi, fitur atau kemampuan sistem aplikasi
2. Dokumen referensi milik Pemerintah Daerah:
(a) Spesifikasi kebutuhan pengembangan sistem aplikasi
(b) Dokumen-dokumen lain yang menerangkan kebutuhan Pemda akan
sistem aplikasi tersebut berkaitan dengan spesifikasi, fitur atau
kemampuan sistem aplikasi
3. Tabel Compliance:
Berikut disajikan contoh tabel compliance yang disarankan:
No Dok Spesifikasi Kebutuhan (Prop/Kab/Kota)
Compliance Dok Spesifikasi Sistem Aplikasi (Vendor)
Catatan
[Hal] Req_ID C NC [Hal] Bab, Sub-Bab
1 [5] 1 [5] 3.3, par-2
2 [6] 2.3 Tidak ada fitur ini
3 [5] 1.5, 1.6, [6] 2.4, 2.5
Belum diimplementasikan
4 [7] 3, 3.1, 3.2, 3.3 [10] 6
5 [7] 4 [7] 5
[10] 7.1, par-1-3
7 …… dan seterusnya
Keterangan:
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 47
par = paragraf
C = comply / terpenuhi / sesuai
NC = not comply / tidak terpenuhi / tidak sesuai / tidak ada / belum diimplementasikan
CCCooommmpppaaannnyyy EEExxxpppeeerrriiieeennnccceee
Dokumen ini memuat informasi tentang pengalaman perusahaan kontraktor/
mitra pengembang/vendor dalam membangun sistem aplikasi e-Government,
status sampai dengan dokumen RFP ini dikeluarkan. Informasi yang disampaikan
merupakan rangkuman dari pokok-pokok informasi sebagai berikut:
Pengalaman dalam membangun sistem aplikasi e-Government atau
sistem aplikasi lainnya yang serupa / mirip / sejenis dengan sistem
aplikasi e-Government
Tempat dipasangnya sistem aplikasi tersebut, misalnya Pemerintahan
atau Swasta / Industri / BUMN / BUMD / PMA
Sudah berapa lama sistem aplikasi tersebut beroperasi di tempat
pengguna, misalnya kapan tanggal mulai diimplementasikannya sistem
aplikasi tersebut di tempat penggunanya
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 48
Ketiga kategori informasi tersebut dapat dirangkum dalam sebuah tabel sebagai
berikut:
Contoh tabel pengalaman mitra pengembang:
Jenis Status No Nama Sistem
Aplikasi eGov / Sim / Diff COTS / Mod / Dev Pengguna Lama
Dipakai
1 Sistem aplikasi A eGov COTS Instansi X 2 tahun
2 Sistem aplikasi B eGov Mod Instansi Y 6 bulan
3 Sistem aplikasi C Sim Mod Instansi Z 6 bulan
4 Sistem aplikasi D Diff Dev
5
Keterangan:
1. Jenis Sistem Aplikasi
eGov e-Government,
sistem aplikasi e-Government
Sim Similar,
bukan sistem aplikasi e-Government, tetapi dapat dianalogikan/serupa/sejenis dengan sistem aplikasi e-Government
Diff Different,
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 49
bukan sistem aplikasi e-Government, dan tidak dapat dianalogikan/tidak serupa/tidak sejenis dengan sistem aplikasi e-Government
2. Status Sistem Aplikasi
COTS Commercialy Off The Shelf,
sudah dibangun dan sudah ada di pasaran, tinggal dibeli dan dipasang, tanpa perlu usaha modifikasi atau kustomisasi yang memerlukan kompilasi ulang source code dari sistem aplikasi tersebut
Mod Modification,
basis/aplikasi dasar sudah ada, tetapi untuk dapat dipasang dan
dipergunakan di tempat pengguna harus dilakukan modifikasi atau
kustomisasi dulu yang memerlukan kompilasi ulang source code dari
sistem aplikasi tersebut
Dev Development,
basis/aplikasi dasar belum ada, sehingga untuk dapat dipasang dan
dipergunakan di tempat pengguna, sistem aplikasi tersebut harus
dikembangkan terlebih dahulu
3. Modifikasi
Pengaturan atau setting komputer, setting nilai default atau data awal
atau pembuatan file konfigurasi atau pekerjaan sejenisnya tidak termasuk atau tidak dianggap sebagai modifikasi.
Modifikasi dalam jumlah dan volume pekerjaan yang cukup besar dianggap sebagai pengembangan aplikasi baru.
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 50
JJJaaadddwwwaaalll PPPeeennngggeeemmmbbbaaannngggaaannn
Dokumen ini menjelaskan jadwal pengembangan yang diusulkan oleh kontraktor/
mitra pengembang/vendor, dimulai dari penandatanganan kontrak sampai
dengan instalasi. Sedangkan jadwal pelatihan, dapat diusulkan dulu, bersifat
tentatif. Pelaksanaan pelatihan nantinya harus dikoordinasikan dengan pihak
pengguna, kesiapan hari dan jadwal pengguna, fasilitas belajar-mengajar, dan
lain-lain.
Dalam jadwal yang ditawarkan, kontraktor/mitra pengembang/vendor sangat
dianjurkan untuk memberikan opsi untuk pengiriman paket sistem aplikasi dalam
beberapa kali tahapan (incremental release). Misalnya, sistem aplikasi dikirim
dalam 2 tahapan. Pengiriman tahap pertama mencakup seluruh fungsi utama
sistem aplikasi sedangkan pengiriman kedua merupakan tambahan-tambahan
rinci seperti on-line help, wizard dan/atau fitur-fitur yang bersifat add-on lainnya.
Pengiriman secara bertahap dimaksudkan sebagai salah satu mekanisme untuk
meyediakan prototipe sedemikian sehingga pengguna mendapat kesempatan
untuk mengevaluasi sistem aplikasi tersebut sebelum akhirnya diserahkan dan
dipasang serta beroperasi penuh di tempat pengguna.
Jadwal minimal harus mencantumkan kegiatan / aktivitas penting seperti:
Penandatanganan kontrak
Evaluasi awal sistem aplikasi (ditahap ini pengembang menyerahkan
seluruh rancangan, termasuk rancangan user interface untuk dievaluasi
dan disetujui oleh pengguna)
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 51
Audit (ditahap ini pengembang harus memberikan kesempatan kepada
pengguna minimal satu kali untuk melakukan audit terhadap proses
pengembangan yang dilakukan di tempat pengembang, terlepas dari
apakah audit tersebut nantinya benar-benar dilaksanakan atau tidak)
Evaluasi akhir sistem aplikasi (ditahap ini pengembang menyerahkan dan
memasang sistem aplikasi versi beta di tempat pengguna untuk evaluasi
dan mendapatkan masukan-masukan dari penggunanya)
Pengujian penerimaan (di tahap ini pengembang harus memberikan
kesempatan kepada pengguna minimal satu kali untuk melakukan audit
terhadap kelengkapan produk yang akan diserahkan baik kelengkapan
fungsional ataupun kelengkapan fisik seperti dokumentasi, dan lain
sebagainya)
Dan lain-lain aktivitas/kegiatan yang menurut pengembang dianggap
perlu dan penting untuk diketahui, misalnya masa pengembangan,
pengujian dan integrasi
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 52
SSSccchhheeeddduuullleee OOOfff RRRaaattteee
Dokumen ini berisi informasi tentang rincian pekerjaan yang ditawarkan oleh
kontraktor / mitra pengembang / vendor dalam ikut serta membangun sistem e-
Government untuk pengguna (Pemerintah Daerah). Dokumen Sechedule of rate
berisi informasi-informasi sebagai berikut:
1. Identifikasi, berisi informasi tentang nama sistem aplikasi yang
ditawarkan, dan identifikasi proyek, jika ada
2. Daftar Harga, berisi rincian daftar harga pekerjaan yang ditawarkan
3. Harga Penawaran, berisi rangkuman harga penawaran
Panduan Pentahapan Pengembangan Aplikasi e-Government
Departemen Komunikasi dan Informatika 53
Contoh formulir penawaran:
Nama Proyek: …………………………………………
Nama Sistem Aplikasi: …………………………………………
Daftar harga:
ITEM URAIAN SATUAN HARGA SATUAN (RP)
I. Pengembangan Sistem Aplikasi lumpsum
I.1 Pembuatan Perangkat Lunak
I.2 Instalasi dan Pengujian
I.3 Dokumen Pendukung Operasi dan Pemeliharaan
II. Pelatihan
II.1 Pelatihan Wajib (Operator dan Administrator) kelas
II.2 Pelatihan Tambahan kelas
III. Jaminan Operasional tahun
(termasuk koreksi bug, re-install, re-configure dll)
IV. Dukungan Teknis
IV.1 Dukungan Teknis Tahun pertama tahun
IV.2 Dukungan Teknis Tahun kedua dst. tahun
Harga Penawaran:
ITEM URAIAN QTY SATUAN HARGA (RP)
I. Pengembangan Sistem Aplikasi lumpsum
II. Pelatihan Wajib 1 kelas
III. Jaminan Operasional 1 tahun
IV. Dukungan Teknis 1 tahun
TOTAL HARGA PENAWARAN