Download - Belia cover

Transcript

19

Facebook: www.facebook.com/beliapr • Twitter: @beliapr • E-mail: [email protected]

Indeks:

Quotes

SUDAHKAH kamu memakai ba-hasa Indonesia, asing, dan daer-ah sesuai porsi sebagaimana

mestinya? Atau justru sudah jadi kebiasaanuntuk mencampur-adukkan semua bahasadalam pembicaraan? Meskipun bahasaIndonesia mengalami perkembangan,penggunaannya yang tertib harus tetapdijaga lho. Hal ini mencerminkan keter-aturan berpikir dan bertindak.

Sebagai bahasa yang berkembang,bahasa Indonesia terus mengalami pe-rubahan seiring perkembanganmasyarakat pemakainya. Ragam terse-

but berkembang karena beberapa faktor,seperti luasnya wilayah pemakaian bahasa

Indonesia, keanekaragaman penuturnya, sertacepatnya perkembangan masyarakat itu sendiri. Ng-gak hanya itu, kemajuan teknologi informasi lewatmedia massa juga bikin penggunaan dan penye-baran bahasa asing semakin merajalela.

Nah, untuk menyosialisasikan lagi tentang ke-sadaran berbahasa dari dan oleh generasi muda,ajang pemilihan duta bahasa kerap dilaksanakan se-tiap tahunnya oleh Balai Bahasa di level daerah, dan

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ditingkat nasional. Nantinya para juara dari setiappemilihan di provinsi akan mengikuti Pemilihan DutaBahasa Tingkat Nasional di Balai Pengembangan danPembinaan Bahasa di Jakarta. Dalam 7 tahun pelak-sanaan pemilihan ini, Jabar kerap menempati posisi2-3 terbaik nasional lho. Keren!

Spirit “bahasa daerah itu pasti, bahasa Indonesia ituwajib, bahasa asing itu perlu” selalu terkandungdalam setiap penyelenggaraannya, termasuk dalampemilihan tahun ini di Jawa Barat. Setelah sebelumnyamelalui proses seleksi seperti menulis esai tentang ke-bahasaan, tersaringlah 100 besar semifinalis untuk ke-mudian mengikuti tes UKBI (Uji Kelayakan Bahasa In-donesia) dan esai dalam 3 bahasa (Indonesia, daer-ah, dan asing). Proses ini lalu menghasilkan 30 orangfinalis yang mengikuti karantina selama dua hari diBalai Bahasa Jabar. Materi karantina yang diberikanadalah diksi, kebijakan bahasa, tata kalimat, EYD,public, speaking, dan motivasi.

Diselenggarakan di Hotel Majesty, Jalan SuryaSumantri, Jumat (23/8), grandfinal pemilihan Duta Ba-hasa Jabar menampilkan para finalis yang memper-tunjukkan kebolehannya dalam berbahasa sertaberbicara di depan umum. Nggak hanya linguistik,mereka yang berasal dari berbagai kota dan kabupat-en se-Jabar ini pun berlatar belakang disiplin ilmuyang beragam, seperti hubungan internasional,ekonomi, hukum, teknik, MIPA, dll. Seru banget!Apalagi setelah proses presentasi, finalis kemudiandikerucutkan lagi jadi 16 besar. Mereka diharuskanjawab pertanyaan yang diajukan oleh ketiga juri:James Holmboe (Santa Cruz University, California), AdeMulyanah (ketua panitia), dan Dian Hendrayana (pe-merhati budaya Sunda).

“Kegiatan duta bahasa nantinya untuk berikanpemahaman kembali tentang berbahasa yang baik ditengah maraknya multilinguaisme di Indonesia. Kamiingin angkat bibit unggul yang sadar penggunaan ba-hasa. Kapan waktunya pakai bahasa Indonesia, ba-hasa daerah sebagai jati diri, serta bahasa asing.

Sekarang bahasa Sunda aja jadi seperti asing dinegeri sendiri, jadi harus ditingkatkan lagi kesadaranberbahasa daerah oleh generasi muda,” ujar Bu Ade.

Malah menurut penelitiannya, hanya 40 persengenerasi muda yang mampu berbahasa Sunda.Itupun mereka terlahir dengan kedua orang tua yangberasal dari suku Sunda. “Terlahir di keluarga Sundaternyata tidak menjamin. Sebenarnya bahasa asingnggak mengancam keberadaan bahasa daerah,asalkan kesadaran generasi mudanya untuk berba-hasa daerah tetap dipertahankan,” sambung BuAde.

Tugas khusus para duta bahasa akan meliputisosialisasi program Balai Bahasa terkait kebahasaan,seperti 'pengindonesiaan' bahasa asing untuk mem-perkaya Kamus Besar Bahasa Indonesia. Misalnyadaring (online), luring (offline), acang (gadget), dansalindia (slide). Tentu saja duta bahasa yang notabeneadalah anak muda ini diharapkan jadi trendsetteryang bisa tingkatkan kesadaran kebahasaan.“Kekayaan bahasa suatu bangsa dilihat dari jumlahlema di kamusnya. Makin banyak istilah yang diserapmaka makin baik. Tak hanya menambah kekayaankamus, ini juga menunjukkan kekayaan peradabanbangsa tersebut,” tutur Maulana Abdul Aziz, salahsatu finalis.

Terkait adanya 746 bahasa daerah di Indonesia,juara 1 dalam pemilihan ini, Nurlesa Nidia Salam bi-lang kalau generasi muda punya andil besar dalamsebarkan budaya cinta bahasa lokal. Jadi nggakhanya tahu bahasa Indoensia dan daerah sendiri, tapijuga harus tahu bahasa daerah lain untuk menambahwawasan. Oh ya, pihak Balai Bahasa Jabar juga bikinpemilihan serupa untuk tingkat pelajar setiap bulanNovember. Kalau kamu merasa tunas muda yangmampu berbahasa Indonesia, daerah, dan asing se-cara proporsional, jangan ketinggalan perhelatan iniya. Siapa tahu kamulah duta pemasyarakatan bahasaIndonesia selanjutnya. ***

[email protected]

Juara 1 : Nurlesa Nidia Salam dan Ageng SutrisnoJuara 2 : Meta Indriyani Kurniasari dan Deri Eka FirmasnyahJuara 3 : Putri Wahyu Fatmawati dan Maulana Abdul AzizJuara Favorit : Shenna Dea Ananda Putri dan Cepri Maulana

Meine Astianti (21) Universitas Islam Nusantara

HARUS ada pembinaansoalnya kalau kitamengingat, banyak re-maja yang menggu-nakan bahasa itu dicam-pur-campurin. Sepertipenggabungan bahasa In-donesia dengan bahasa daerah.Jadi seharusnya jika ingin menggu-nakan bahasa Indonesia harusyang seutuhnya begitu juga denganyang bahasa daerah, jangan seten-gah-setengah

PUTRI WAHYU (18) UNIVERSITAS MAJALENGKA

JADI sedikit tertanggudengan adanya bahasaasing seperti bahasa gaulatau alay. Namun kita se-bagai remaja Indonesia

yang cerdas harus bisamengambil manfaat dari sisi

tersebut, misalnya dengan men-ganggapnya sebagai perkemban-gan dari bahasa Indonesia. Tetapitidak lupa untuk menghormati danmelestarikan Bahasa Indonesiadengan baik dan benar.

Vicky Taniady (19)UPI

PERLUmemerhatikanproporsi dalam penggu-naan bahasa. Jadi tahukapan harus menggu-nakan bahasa asing, ka-pan Bahasa Indonesia, dankapan bahasa daerah. Karenakita (generasi muda ) khawatir akanhilangnya bahasa-bahasa daerahkarena terlalu sering menggunakanbahasa asing, begitu juga seba-liknya.

Raika Alifa Putri (19) Unpad

GENERASImuda masihmenggunakan bahasaslang, sebenarnya tidakapa asal tempatnyasesuai. Jadi, kita menye-

suaikan bahasa dengantempat dimana kita berbicara.

Ageng Sutrisno (21) Universitas Kuningan

PENGGUNAAN bahasaremaja sekarang itu aki-bat globalisasi, tapi glob-alisasi itu dapat ditangkaldengan membuat fondasiyang kuat dari bahasadaerah dan bahasa Indonesia.

Alan Dodi Amdani (20) Politeknik Bandung

SANGATmemprihatinkanterutama untuk bahasadaerahnya, karena sebe-narnya bahasa tersebutpunya nilai-nilai luhur

yang bisa meningkatkankearifan sosial.

[email protected]

Grandfinal Pemilihan Duta Bahasa Jawa Barat 2013

Daftar Pemenang Pemilihan DutaBahasa Jawa Barat 2013

Kami putra putri Indonesia,menjunjung bahasa persatuan,bahasa Indonesia.

Soempah Pemoeda, 1928

"Penggunaan Bahasa

di Kalangan Remaja

dan Generasi Muda?"

Yang Muda,

yang Sadar Berbahasa

SELASA (PON) 27 AGUSTUS 201320 SYAWAL 1434 H

SAWAL 1946

K ITA sering mendengar ketiga haltersebut, karena hampir setiap harikita bertemu dengan yang na-

manya telur, wortel, dan kopi. Tetapitahukah kita bahwa kita dapat mengambilsebuah pelajaran hidup dari telur, wortel,dan kopi?

Berhubungan dengan kehidupan, kitasering sekali bertemu dengan yang na-manya masalah. Hidup ini terdiri atasserangkaian peristiwa. Dan ketika meng-hadapi masalah dan peristiwa tersebut,akan banyak respons berbeda ketikaorang-orang menghadapinya.

Apakah kita ibaratkan sebuah telur?Telur memiliki tekstur yang keras tetapi keti-ka dimasukkan ke dalam air yang men-didih maka yang semula keras menjadibenar-benar keras, bahkan telur tersebutbila dipegang dan dikupas cangkangnya,

telur bagian dalam akan mudah hancur.Apakah kita seperti itu? Awalnya mempun-yai tekad yang kuat untuk melakukan sesu-atu, tapi ketika menemukan satu masalahkita jadi kaku yang pada akhirnya kita tidakmelakukan sesuatu itu dengan tuntas.

Apakah kita ibaratkan wortel? Wortelmemiliki tekstur yang keras dan kuat. Na-mun ketika dimasukkan ke dalam air yangmendidih lalu diangkat selang beberapamenit maka wortel itu menjadi lunak danlembek. Apakah kita seperti itu? Yang padaawalnya memiliki visi yang kuat namunketika menghadapi suatu masalah hati kitajadi lunak dan mental kita jadi lembek.Akhirnya kita menyerah untuk mewujud-kan visi kita itu dan tidak lagi mengejarnya.

Atau apakah kita ibaratkan secangkirkopi? Setelah dituang dengan air mendidihke dalam gelas lalu siap untuk disantap,

kopi jadi terasa nikmat. Seperti itukah kita?Inilah yang diidamkan semua orang. Dariawal memiliki visi dan tekad yang kuat, ke-mudian melakukan segala sesuatunyadengan kerja keras, di tengah perjalananmendapatkan satu masalah dan hambat-an, tetapi kita menghadapinya dengantenang dan kita menikmati masalah ituyang pada akhirnya kita melewati setiaphambatan itu.

Semuanya melewati tahapan yangsama. Telur, wortel, dan kopi semua dima-sukkan ke air yang mendidih. Namunternyata semuanya memberikan responsyang berbeda. Seperti halnya kita dalammenghadapi suatu masalah pasti mem-berikan respon yang berbeda-beda pula.Tinggal kita memilih, termasuk ke dalamkategori apakah kita. Apakah telur, wortel,atau kopi? ***

Yudi Pratama, XII IPA 1, SMA Pasundan Banjaran

Telur, Wortel, Kopi

20> Skul:

21> Aksi:

21> Aksi:

22> Chat:

22> Review:

SMA Al-Ghifari

8XPLORATION CUP

Seven Us Heroes

Ras Muhammad

foto: stefanno

Top Related