Transcript
Page 1: Belajar Jurnalistik Praktis

Untuk pembekalan wartawan SCH, 14/10/11

Page 2: Belajar Jurnalistik Praktis

Disajikan oleh :

Menghabiskan paruh waktunya di sepanjang jalur kereta, blogger kelahiran Surabaya 23 November ini terbilang cukup produktif. Memiliki banyak client desain, terutama di bidang website, baik nasional maupun manca. Desainer tamatan Arsitektur ITS ini juga seorang praktisi media. Pernah menjabat pemred di sebuah tabloid Jogja dan saat ini aktif menggarap social media salah satu manajement artis di Jakarta. Menyeimbangkan hidupnya, ia mengkaryakan sebagian waktu dan pikiran dengan mendirikan M2Net, sebuah organisasi nirlaba bidang Informasi dan Teknologi yang berada di PP Al Hikmah 2 Brebes. Bisa dihubungi melalui twitter di @caknovi

Page 3: Belajar Jurnalistik Praktis

CIRI UTAMA JURNALISTIK

Sederhana, Singkat, Padat, Lugas, Jelas, Jernih, Menarik, Demokratis,

Mengutamakan kalimat aktif, Sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau istilah-istilah teknis, dan Tunduk kepada kaidah serta etika

bahasa baku.

Page 4: Belajar Jurnalistik Praktis

Seorang wartawan harus memiliki kejelian untuk :

• Menemuan peristiwa dan jalan cerita yang memiliki nilai berita

• cek dan ricek berita yang di dapat, berita harus dari sumber yang terpercaya

• memastikan sudut berita, agar diperoleh berita yang lebih menarik untuk dibaca

• menentukan lead atau intro,yang juga sering disebut kepala berita, agar pembaca tertarik untuk menyimak

• menulis berita yang enak dibaca dan mudah dipahami

Page 5: Belajar Jurnalistik Praktis

KELENGKAPAN DASAR MENULIS BERITA

•UNSUR •STRUKTUR

Page 6: Belajar Jurnalistik Praktis

5W+1H“Waduh, lo tahu nggak, tadi tuh, sekitar pukul 7 [KAPAN], dekat lampu merah Jalan SM Raja [DI MANA], ada kecelakaan langsung terjadi di depan mata gua. Satu mobil sedan nabrak motor [APA]. Sopirnya [SIAPA] nggak apa-apa, tapi yang punya motor [SIAPA] tewas di tempat. Yang salah sih si korban. Gua sempat lihat, dia nggak peduli lampu merah, malah dia tancap gas motornya. Nah, waktu menerobos lampu merah itu, mobil sedan dari arah kanan juga sedang kencang, dia ketabrak dan jatuh, kepalanya berdarah [BAGAIMANA]. Kasihan banget. Gua sempat berhentikan motor gua, lalu bantu geser motor korban. Nggak lama polisi datang. Menurut polisi, ternyata motor dia tuh lagi putus rem [MENGAPA]. Padahal tadi sempat gua kira dia sengaja ngebut.”

Page 7: Belajar Jurnalistik Praktis

PIRAMIDA TERBALIK

Struktur berita sangat ditentukan oleh format berita yang akan ditulis. Struktur berita langsung berbeda dengan berita ringan dan berita kisah. Untuk berita langsung (straight news), struktur yang lazim hanya satu, yaitu piramida terbalik (Itule dan Anderson 1987: 62-63). Bila diskemakan, struktur ini menjadi:• Lead menunjukkan bagian permulaan berita yang paling

penting.• Sedangkan piramida terbalik menunjukkan bagian yang

penting dari sebuah berita pada bagian awal dan makin ke bawah makin kurang penting. Dengan perkataan lain, seiring dengan menyempitkan piramida terbalik, berkurang pula arti penting beritanya.

• Struktur seperti ini, di samping memudahkan mengenali inti berita, juga memudahkan pemotongan bagian yang tidak mungkin termuat.

Page 8: Belajar Jurnalistik Praktis

Struktur berita ringan, kemungkinannya ada dua, yaitu:

Page 9: Belajar Jurnalistik Praktis

PERHATIKAN WAKTU PERKEMBANGAN BERITA

(DATE:TIME)

Piramida Terbalik sangat terlihat dan membantu media online dalam kejar tayang berita.

Selalu ada kesamaan di bagian ekor berita !

Page 10: Belajar Jurnalistik Praktis

20/02/2010 13:24

Page 11: Belajar Jurnalistik Praktis

20/02/2010 16:34

Page 12: Belajar Jurnalistik Praktis

20/02/2010 19:45

Page 13: Belajar Jurnalistik Praktis

20/02/2010 20:36

Page 14: Belajar Jurnalistik Praktis

21/02/2010 12:34

Page 15: Belajar Jurnalistik Praktis

21/02/2010 15:19

Page 16: Belajar Jurnalistik Praktis

22/02/2010 12:23

Page 17: Belajar Jurnalistik Praktis

23/02/2010 13:00

Page 18: Belajar Jurnalistik Praktis

23/02/2010 13:27

Page 19: Belajar Jurnalistik Praktis

TIPS MENULIS BERITA

Page 20: Belajar Jurnalistik Praktis

Tips Menulis Berita

1. Tulislah berita yang menarik dengan menerapkan gaya bahasa percakapan sederhana . Tulislah berita dengan lead yang bicara. Untuk menguji lead anda “berbicara” atau “bisu” cobalah dengan membaca tulisan yang dihasilkan. Jika anda kehabisan nafas dan tersengal-sengal ketika membaca maka led anda terlalu panjang.

Page 21: Belajar Jurnalistik Praktis

Tips Menulis Berita

2. Gunakan kata/Kalimat Sederhana. Kalimat sederhana terdiri dari satu pokok dan satu sebutan. Hindari menulis dengan kata keterangan dan anak kalimat. Ganti kata-kata yang sulit atau asing dengan kata-kata yang mudah. Bila perlu ubah susunan kalimat atau alinea agar didapat tulisan yang “mengalir”. Ingat KISS (Keep It Simple and Short)

Page 22: Belajar Jurnalistik Praktis

Tips Menulis Berita

3. Hindari kata-kata berkabut. Kata-kata berkabut adalah tulisan yang berbunga-bunga, menggunakan istilah teknis, ungkapan asing yang tidak perlu dan ungkapan umum yang kabur. Yang diperlukan BI ragam jurnalistik adalah kejernihan tulisan (clarity).

Page 23: Belajar Jurnalistik Praktis

Tips Menulis Berita

4. Libatkan pembaca. Melibatkan pembaca berarti menulis berita yang sesuai dengan kepentingan, rasa ingin tahu, kesulitan, cita-cita, mimpi dan angan-angan. Tapi ingat: jangan sampai terjebak menulis dengan gaya menggurui atau menganggap enteng pembaca. Melibatkan pembaca berarti mengubah soal-soal yang sulit menjadi tulisan yang mudah dimengerti pembaca. Melibatkan pembaca juga didapat dengan menulis sesuai rasa keadilan yang hidup di masyarakat.

Page 24: Belajar Jurnalistik Praktis

Tips Menulis Berita

5. Gantilah kata sifat dengan kata kerja.Baca kalimat ini: “Seorang perempuan tua yang kelelahan bekerja di sawahnya!” Bandingkan dengan: “Seorang perempuan tua membajak, kepalanya merunduk, nafas Nya tersengal-sengal!”

Page 25: Belajar Jurnalistik Praktis

Tips Menulis Berita

6. Gunakan kosakata yang tidak memihak.Baca kalimat ini: “Seorang ayah memperkosa anak gadisnya sendiri yang masih Berusia 12 tahun.”Bandingkan dengan: “Perkosaan menimpa anak gadis yang berusia 12 tahun.”

Page 26: Belajar Jurnalistik Praktis

Tips Menulis Berita

7. Hindari pemakaian eufemisme bahasa.Baca kalimat: Selama musim kemarau terjadi rawan pangan di Gunung KidulBandingkan dengan: Selama musim kemarau terjadi kelaparan di Gunung Kidul.

Page 27: Belajar Jurnalistik Praktis

Contoh kata yang tidak menambah arti tulisan:

• Ini ibarat menghilangkan lemak-lemak yang hanya akan memperburuk “penampilan” sebuah postingan. - pada saat ini——> kini- membubuhkan tanda tangannya ——>menandatangani- melangsungkan pernikahan ——> kawin- tidak jauh dari——> dekat- mampu melarikan diri——>lolos

• Pada contoh dibawah ini, kata yang dicetak miring harus dihilangkan- ramalan masa depan- menerima pegawai baru- alternatif lain- hadiah cuma-cuma- kesimpulan akhir- maju ke depan

Page 28: Belajar Jurnalistik Praktis

Contoh kata yang tidak menambah arti tulisan:

• Kata-kata yang digarisbawahi dalam kalimat-kalimat berikut ini ialah kata mubazir yang lebih baik jika dihilangkan saja.1. Ismail menjelaskan bahwa pembinaan kesenian Pesawaran sebenarnya cukup baik.2. Pernyataan dari/daripada pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Lampung itu adalah merupakan suatu pernyataan yang keliru.3. Ratusan pelajar telah menyerbu Kawasan Wisata Batu Putu beberapa waktu lalu. 4. Budi Anduk menyatakan bahwa ia akan siap untuk memikul tanggung jawab sebagai Bupati

Serungkuk.5. Unila sedang nampak sibuk menggelar berbagai kegiatan-kegiatan Dies Natalis.

Kalimat-kalimat di atas akan lebih baik jika dibuat:1. Ismail menjelaskan, pembinaan kesenian Pesawaran sebenarnya cukup baik.2. Penyataan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Lampung itu suatu kekeliruan.3. Ratusan pelajar menyerbu Kawasan Wisata Batu Putu beberapa waktu lalu.4. Budi Anduk menyatakan siap memikul tanggung jawab sebagai Bupati Serungkuk.5. a. Unila nampak sibuk menggelar berbagai kegiatan Dies Natalis. b. Unila nampak sibuk menggelar kegiatan-kegiatan Dies Natalis.

Page 29: Belajar Jurnalistik Praktis

KESALAHAN-KESALAHAN

BAHASA

Page 30: Belajar Jurnalistik Praktis

Kerancuan (Kontaminasi)Kontaminasi ialah pencampuran dengan tidak sengaja. Pencampuran ini sudah tentu tidak dapat dibenarkan karena membuat kalimat menjadi kacau (rancu). Contoh: 1. "untuk sementara waktu" mestinya "untuk sementara" atau "untuk beberapa waktu" (sementara = sedang, untuk beberapa waktu);2. "sementara orang" mestinya "beberapa orang"3. "selain daripada itu" mestinya "selain itu" atau "lain daripada itu";4. "dan lain sebagainya" mestinya "dan lain-lain" atau "dan sebagainya";5. "berhubung karena" mestinya "berhubung dengan" atau "karena";6. "demi untuk" mestinya "demi" saja atau "untuk" saja;7. "agar supaya" mestinya "agar" saja atau "supaya" saja;8. "Menurut Ketua Panitia Bulan Bahasa SMPN 2 Negerikaton Sakwan mengatakan, peserta setiap cabang lomba tahun ini membludak."mestinya"Menurut Ketua Panitia Bulan Bahasa SMPN 2 Negerikaton Sakwan, peserta setiap cabang lomba tahun ini membludak."atau"Ketua Panitia Bulan Bahasa SMPN 1 Negerikaton Sakwan mengatakan, peserta setiap cabang lomba tahun ini membludak."

Page 31: Belajar Jurnalistik Praktis

Subjek Jangan Sampai Hilang

Dalam menyusun kalimat janganlah subyek menjadi hilang seperti kalimat: "Dengan keberhasilan kesebelasan Negerisakti memenangkan pertandingan melawan kesebelasan Sukamiskin itu, maka menempatkannya sebagai juara Bupati Pesawaran Cup tahun ini."

Selain tidak bersubyek, kalimat di atas rancu. Kata "dengan" mesti ditiadakan, dan dengan demikian "keberhasilan kesebelasan Negerisakti memenangkan pertandingan melawan kesebelasan Sukamiskin" menjadi subyek kalimat. Kata "maka" juga harus dihilangkan karena bukan pada tempatnya. Kalimat di atas baiknya begini: "Keberhasilan kesebelasan Negerisakti melawan kesebelasan Sukamiskin menempatkannya sebagai juara Bupati Pesawaran Cup tahun ini."

Page 32: Belajar Jurnalistik Praktis

Kata 'di mana', 'hal mana', 'yang mana'Baik dalam bahasa percakapan maupun dalam bahasa tulisan, banyak kita jumpai kalimat relatif yang dihubungkan dengan kata-kata: di mana; yang mana; hal mana; di atas mana; dari mana; dengan siapa.

Dengan tidak disadari kita terpengaruh oleh struktur bahasa asing. Kata-kata tersebut ialah kata ganti penghubung. Dalam bahasa Belanda kata-kata tersebut ialah: wat; welke; waarop; waarcan; met wie.

Contoh:1. Kantor di mana dia bekerja, tidak jauh dari rumahnya.2. Keadaan di Iran sangar gawat, yang mana mengancam tahta Shah.3. Daerah dari mana beras didatangkan terletak jauh di pedalaman.4. Orang dengan siapa dia akan berunding ternyata bajingan.5. Penyakit ityu dianggap berasal (dan disebarkan) oleh serdadu-serdadu Amerika (GI) di mana konsentrasi besar mereka di Vietnam. Kalimat-kalimat di atas sebenarnya tidak mengikuti kaidah tata bahasa Indonesia. Kalimat-kalimat itu sebaiknya berbunyi:1. Kantor tempat dia bekerja tidak jauh dari rumahnya.2. Keadaan di Iran sangat gawat, dan mengancam tahta Shah.3. Daerah yang menghasilkan beras terletak jauh dari pedalaman.4. Orang yang akan berunding dengan dia ternyata bajingan.5. Penyakit itu berasal (dan disebarkan) serdadu-serdadu Amerika (GI). Konsentrasi besar mereka ada di Vietnam.

Page 33: Belajar Jurnalistik Praktis

Kata-kata Penat

Kata-kata penat (tired words) ialah kata-kata yang terlalu sering dipakai. Kata itu ke itu juga yang muncul sehingga membuat orang bosan membacanya.

Ungkapan klise atau stereotype yang sering dipakai dalam transisi berita misalnya, kata-kata "sementara itu", "dapat ditambahkan", "perlu diketahui", "dalam rangka", "selanjutnya", dan sebagainya.

Page 34: Belajar Jurnalistik Praktis

Bentuk Aktif dan Pasif Disatukan

Disiplinkan pikiran supaya tidak mencampuradukkan bentik pasif (di-) dengan bentuk aktif (me-) dalam satu kalimat. Contoh: "Karang Taruna Negarasuka-suka Senin kemarin memulai rapat kerjanya selama tiga hari di Hotel Bahagia, dibuka oleh Bupati Serungkuk Rahman Seago-ago." Teras berita ini mesti dipecah dalam dua kalimat: "Karang Taruna Negarasuka-suka Senin kemarin memulai rapat kerjanya selama tiga hari di Hotel Bahagia. Rapat kerja itu dibuka Bupati Serungkuk Rahman Seago-ago."

Page 35: Belajar Jurnalistik Praktis

Kata Depan atau Awalan?

Sering terjadi wartawan melakukan kesalahan dalam penulisan kata "di" dan "ke". Kesulitan ini biasanya terletak pada kapan harus menulis kedua kata itu serangkai dan kapan mesti menulis terpisah dengan kata yang di belakangnya.

Untuk mengatasi kesulitan itu, kita harus dapat membedakan "di dan ke sebagai kata depan" dan "di- dan ke- sebagai awalan". Jika ia berfungsi sebagai kata depan, maka penulisannya terpisah; tetapi jika berfungsi sebagai awalan, maka penulisannya serangkai dengan kata yang menyertainya.

Page 36: Belajar Jurnalistik Praktis

Hiperkorek

Hiperkorek (bahasa Inggris: hypercorrect) berarti "melampaui batas tepat atau benar sehinga menjadi salah". Contoh:1. "Dipakai tenaga akhli Amerika dengan memberikan gajih yang cukup tinggi." Kata akhli harus ditulis ahli dan gajih menjadi gaji.2. "Di lain fihak, perbedaan tingkat ekonomi yang menyolok itu, juga sering menimbulkan iri hati." Kata fihak harus ditulis pihak.

Page 37: Belajar Jurnalistik Praktis

Kesalahan?Pak Mahbub Bicara Soal SospolMateri Sosial Politik yang dipaparkan oleh Pak Mahbub Helmi, pengampu mapel Pendidikan Kewarganegaraan yang merangkap jabatan sebagai Waka Kesiswaan, berhasil mencuri perhatian siswa pada 2 jam pelajaran menjelang terakhir di kelas 2 IPS 3.

Penjelasan tentang rahasia China dalam menggeser posisi Amerika di kawasan Timur Tengah, disentili sedikit canda khas beliau, berefek menghilangkan ngantuk yang kerap menyerang di akhir pelajaran. Terbukti dengan perhatian siswa yang dapat menyerap semua materi uraian pembina OSIS Malhikdua tahun ini.

“Kalau penjabat di China ada yang korupsi di hukum mati, tapi kalau kasus korupsi di Indonesia terlalu melibatkan banyak pihak. Bahkan sampai sekarang kasus Gayus pun tidak ditindaklanjuti”, tangkas beliau dalam pertemuan di minggu terakhir bulan ini, Ahad (25/9/2011).

Beliau juga sedikit menyinggung Indonesia yang dianggap kurang peduli dengan produk lokal. Sebagian besar masyarakat Indonesia justru lebih konsumtif terhadap produk impor dari pada asli buatan Indonesia. Padahal China bisa menaklukkan Amerika pun salah satunya didukung oleh tingginya rasa nasionalisme yang diwujudkan dengan cinta produk dalam negeri.

Page 38: Belajar Jurnalistik Praktis

Kesalahan?Ternyata Santri Putra Pelakunya

Senin (03/10/2011) terjadi permasalahan dikelas X IPS 4, dikarenakan bu Mukhsonah terkejut ketika melihat struktur organisasi, jadwal piket, dan denah tempat duduk kelas X IPS 4 dicoret-coret dengan kata-kata kotor. Banyak yang menjadi sasaran siapa yang jadi pelakunya terutama siswa yang berangkat siang, akan tetapi setelah diselidiki ternyata bukan mereka pelakunya.

"Coba ketua kelas, sekertaris, wakil sekertaris, bendahara, serta wakilnya, maju!", ujar bu Mukhsonah.

Ternyata beliau menginginkan siswi-siswinya untuk membuat jadwal kembali dan diduga pelakunya adalah santri putra yang pengajian madinnya dikelas tersebut pada malam hari.

Page 39: Belajar Jurnalistik Praktis

High Risk Profesi?

Page 40: Belajar Jurnalistik Praktis
Page 41: Belajar Jurnalistik Praktis
Page 42: Belajar Jurnalistik Praktis
Page 43: Belajar Jurnalistik Praktis
Page 44: Belajar Jurnalistik Praktis
Page 45: Belajar Jurnalistik Praktis
Page 46: Belajar Jurnalistik Praktis

Senjata Wartawan?

• Senjata wartawan yang paling ampuh adalah

bertanyaAmunisi paling tajam adalah kata-tanya “mengapa”

Page 47: Belajar Jurnalistik Praktis

REHAT BAHASA JURNALISTIK INFOTAINMENT

Don’t try at home anywhere

Used for break session

Page 48: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia:

selingkuh.Bahasa Infotaiment:

goncangan kesetiaan cinta kini kandas sudah.

Page 49: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: kangen.

Bahasa Infotaiment : sedang dilanda rasa rindu nan menggelora

sehingga tak bisa tidur semalaman.

Page 50: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: Galau.

Bahasa Infotaiment: Lara merundung menyesakkan dada, sungguh

hanya kekasih pelipurnya.

Page 51: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: Cewek Cantik Deket Tommy Suharto.

Bahasa Infotaiment: Akankah putri cantik jelita itu melabuhkan

hatinya pada Pangeran Cendana?.

Page 52: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: Cewek Cantik Deket Tommy Suharto.

Bahasa Infotaiment: Akankah putri cantik jelita itu melabuhkan

hatinya pada Pangeran Cendana?.

Page 53: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: cantik.

Bahasa Infotaiment: raga nan indah bak intan permata bagaikan ratu

cleopatra

Page 54: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: Putus.

Bahasa Infotaiment: benang cinta yang terkoyak jarak dan waktu

(mata melotot plus bibir tremor!).

Page 55: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia Indonesia : Jadian.

Bahasa Infotaiment : merajut benang-benang kasih antar 2 insan

dimabuk asmara.

Page 56: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: Menikah.

Bahasa Infotaiment: dua insan yang sedang dimabuk asmara yang

mengikat janji sehidup semati.

Page 57: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: bekerja.

Bahasa Infotaiment: mengais rezeki demi mencari sesuap nasi untuk

mendapatkan sedikit emas.

Page 58: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: bosan.

Bahasa Infotaiment: Kejenuhan yang tak ayal memenjarakan jiwa

yang kosong.

Page 59: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia : Jatuh Cinta.

Bahasa Infotaiment: rasa bergejolak dalam asa dengan desir-desir

letupan Keindahan.

Page 60: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: Putus.

Bahasa Infotaiment: Tali asmara yang terkoyak api.

Page 61: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: kesepian.

Bahasa Infotaiment: Ruang kehampaan yang mengukung jiwa.

Page 62: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: lapar.

Bahasa Infotaiment: Erangan batin yang berkobar dalam rongga

kenistaan hingga menjerit, menjalar asa kehampaan.

Page 63: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: ngelamun.

Bahasa Infotaiment: Termenung menanti sejumput harapan dan

sebesut impian yang entah kapan akan tercapai.

Page 64: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: cari angkot.

Bahasa Infotaiment: lalu lalang kendaraan roda empat menghampiri namun ku abaikan hingga ku tmukan yg sesuai

dg tujuanku.

Page 65: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: bau ketek.

Bahasa infotaiment: buliran peluh membasahi lengan semerbak

aroma nista tanpa dosa.

Page 66: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: NGANTUK.

Bahasa Infotaiment: dua jendela hati yang tak kuasa menahan rasa

menutup hari.

Page 67: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia: angkot ngetem.

Bahasa Infotaiment: kereta beroda empat yg tak kenal lelah mencari

& menunggu insan-insan berwajah lesu.

Page 68: Belajar Jurnalistik Praktis

Bahasa Indonesia : Cerai.

Bahasa Infotaiment : akibat dari derai masalah berkepanjangan yang

tak berujung.


Top Related