Download - BELAJAR & Cerdas Bersama Psikolog Dunia
BELAJAR & CERDAS BERSAMA PSIKOLOG DUNIA
Oleh :
Dr. C. GEORGE BOEREE 1
I. Inferioritas Di Akademik
Dimana melihat sebuah akademia, selalu ada inferioritas di sana. Berbicara
tentang pendanaan atau peralatan atau juga buku teks ; dan tidak membandingkan dengan
Jepang apa yang ditemukan adalah orang yang tidak merasa baik dengan diri sendiri.
Pertama, anak didik : mereka selalu menghindari matematika dan ilmu pengetahuan,
sebab ; ”saya tidak merasa baguspada meta pelajaran tersebut”. Mereka tampak sangat
tidak termotivasi, karena mereka tidak percaya bahwa dengan usaha mereka bisa
mendapatkan segalanya.
Esensi tugas kita adalah kita sebagai guru harus mengakhiri perasaan kita
terhadap inferioritas yang sudah cukup panjang untuk memberikan anak didik kita sebuah
kesempatan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, meskin itu melampaui
keinginan kita.
Pertama, mari kita ubah iklim dan atmosfer kelas kita. Misalnya, kita bisa
berhenti menekankan segala perbedaan dalaam kemampuan asal dan pengetahuan
sebelumnya di antara anak didik. Kita bisa mengurangi penekanan akan adanya
kompetisi, pengujian, penilaian, dan semacamnya. Dengan kata lain, kita tidak harus
mendorong anak didik untuk menyembah suatu teori, metode, hasil, atau bahkan
memercayai teoritikus itu sendiri. Tentunya, kita juga tidak boleh melakukan perlawanan
yang ekstrem dan menghabiskan pengajaran kita dengan merendahkan pemikir-pemikir
besar.
Kedua, mari kita membuat suatu usaha menempatkan motivasi yang eksentrik –
nilai-nilai, pendorongan, tingkatan – dengan motivasi yang intrinsik. Apa yang harus kita
lakukan anak didik di belakang alaam semesta. Kita harus mulai dengan bagaimana anak
didik melihat dunia : Apa yang dia ketahui ? apa yang dia suka? Apa yang meraka
1 ENDIK DENI NUGROHO; 06.601030.018; FKIP BIOLOGI;
inginkan dari kehidupan ini ? kemudian kita pun hanya memberikan dorongan agar
mereka bisa bergerak. Adanya teknik yang mendorong anak didik mengakui
kebermaknaan suatu subjek : pembelajaran kooperatif, pembelajaran dengan praktik,
desain bimbingan, proyek kelas, proyek individual, diskusi kelompok dan sebagainya.
Tapi pengajaran sederhana bisa mempunyai pengaruh yang lama jika hal itu dimulai
dengan anak didik.
Ketiga, kita harus benar-benar menghadapi inferioritas kita. Mari kita ulas
kemampuan-kemampuan kita, memuji diri kita atas prestasi kita, sifat dasar kita yang
baik dan sebagainya. Kita harus berusaha membuktikan bahwa kita bisa atau menerima
apa yang harus kita lakukan dan mengubah secara realistis kemungkinan yang ada.
Tempat terbaik untuk memulai adalah dengan hal-hal yang sepele; jika catatan kita sudah
lengkap, rapi, tersusun baik, dan terus berlatih, dan kita memfokuskan diri pada contoh-
contoh suara, prestasi fisik, dan sebagainya, maka kita menggantikan yang ideal dengan
tujuan-tujuan yang bisa diatur. Dan kita belajar untuk santai : Takdir jiwa abadi kita tidak
harus tergadai dalam lima puluh menit pengajaran kita.
II. Apa Itu Pendidikan Liberal ala Trivial Pursuit
Pendidikan liberal ala Trivial Pursuit yaitu suatu jenis permainan yang tujuannya
untuk mengetahuan trivia seseorang. Sedangkan trivia itu sendiri merupakantiga buah
seni liberal yang dianggap ”kurang penting” dalam pengembangan ilmu pengetahuan
yang terdiri dari : tata bahasa, retorika, dan logika. Ketiganya merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari tujuh seni liberal lainnya yang membentuk dasar kajian universitas
di abad pertengahan, yang secara tradisional dianggap kurang penting daripada empat
pengetahuan yang lain. Pada dasarnya, istilah “ pendidikan liberal” mengacu kepada
sebuah pendidikan yang dibuat untuk disesuaikan dengan tugas-tugas seseorang warga
negara yang bebas.
III. Pembelajaran
Apapun komponen instingtual yang memungkinkan bagi kehidupan manusia,
namun sangat jelas bahwa pembelajaran merupakan komponen yang paling utama.
Semua pembelajaran pada akhirnya terjebak pada asosiasi dan diferensiasi. Asosiasi
adalah pembelajaran bahwa dual hal itu harus dijalankan bersama. Sedangkan
diferensiasi adalah pembelajaran untuk membedakan satu hal dengan hal yang lain.
Ada beberapa hal yang bisa membantu kita menguasai asosiasi dan diferensiasi :
Yang pertama adalah jelas : repetisi atau pengulangan. Kemudian kejelasan (vividnes)
dan intensitas. Dan akhirnya, pengondisian, yaitu penggabungan seluruh asosiasi atau
diferensiasi dengan sesuatu yang memotivasi kita, apakah itu makanan, pertemanan,
uang, kebanggaan, ketakutan terhadappenderitaan, atau apa pun. Pengondisian
lingkungan menambah sebuah konsekuensi positif atau negatif terhadap pembelajaran
yang tercetak di dalamnya. Bagi makhluk sosial, kebanyakan dari pembelajaran ini
datang dari orang lain – yakni, dengan jalan pengondisian sosial, yang juga dikenal
dengan imbalan dan hukuman.
Pengkondisian Klasik
Pengkondisian klasik ( atau pengkondisian Pavlovian) dikaitkan dengan gerak
refleks. Dimulai dengan sebuah stimulus yang terkondisikan ( unconditioned stimulus)
dan juga respon yang tidak terkondisikan (unconditioned response). Orang Amerika
pertamakali yang menjadi pengikut ajaran Pavlov adalah John Watson. Eksperimen
terkenal dihasilkan pada tahun 1920. Albert B ”kecil”, seorang anak berusia 11 bulan,
dikondisikan untuk takut kepada seekor tikus putih dengan memasangkan dengan bunyi
yang sangat keras ( yang akan membuat anak itu terkejut secara refleks, yaitu membuat
suasana takut yanh baik ). Ketakutannya dengan cepat menggeneralisasi terhadap kelinci
putih, domba berbulu putih dan bahkan terhadap kapas. Kemudian, anak yang lain
bernama Peter dengan usia tiga tahun, secar perlahan ” di dedkondisikan” dari ketakutan
terhadap kelinci putih dengan memasangkan kelinci putih dengan susu dan kue serta hal-
hal positif lainnya.
Pengkondisian Operan
Pengkondisian operan (aatau pengkondisian skinnerian) didasarkan pada
konsekuensi-konsekuensi ; Organisme ada dalam proses ” mengopersikan” lingkungan.
Yang dimaksud pengkondisian operan : ” perilaku diikuti oleh sebuah konsekuensi dan
sifat dasar konsekuensi memodifikasi kecenderungan organisme-organisme untuk
mengulangi perilaku tersebut di masa depan.
Bentuk-Bentuk Pembelajaran Lebih Tinggi
Kemampuan lain yang umum dimiliki makhluk sosial adalah kemampuan untuk
belajar dengan meneliti orang lain. Ini misalnya adalah pembelajaran yang seolah
mengalami sendiri, dialami orang lain, dan dilakukan untuk orang lain (Vicarious
learning). Bahkan yang lebih penting adalah kemampuan yang disebut dengan imitasi
(imitation) kadang disebut juga dengan permodelan (modelling). Imitasi merupakan cara
pembelajaran tunggal paling signifikan yang digunakan oleh umat manusia.
IV. Pengajaran, Pembelajaran, dan Fenomenologi Makna
Metode
Esesi metode fenomenologis adalah menguji pengalaman secara seksama, tanpa
prasangka teoritis ; menemukan keesensialan dari setiap pengalaman tersebut ; dan
mengkomunikasikan apa yang anda temukan agar bisa dilakukan verifikasi yang lain.
Makna
Ada pemaknaan makna yang menarik disini., pemaknaan biasa (mundane
meaning) : segala yang ditemui sampai menjadi pengalaman. Pemaknaan merupakan
suatu masalah . kenyataan ini hanya tentang pemaknaan biasa.
Perasaan Dan Pembelajaran
Untuk lebih fokus pada pembelajaran yang bermakna, perhatikan bahwa ada dua
versi yang paling menonjol mengenai perputaran masalah – solusi atau kesengsaraan –
kesenangan. Dengan kata lain, Kadang-kadang pembelajaran penuh makna adalah
pekerjaan menghabiskan waktu untuk mengonfrontasi masalah yang tiada akhir, yang
diikuti dengan pandangan menyenangkan yang datang tiba-tiba.
Praktik Dan Perasaan
Jika kita dan semua subjek kita tidak lagi relevan, anak diddik kita tidak akan
memperhatikan kita. Kita hanya akan menjadi patung di depan kelas. Satu saran yang
umum adalah dengan mencatat satu nasehat berharga : Pecah masalah yang besar menjadi
bagian yang paling kecil yang mungkin kurang untuk mencukupi anak didik kita.
Pembelajaran Akif
Sebuah masalah ”yang benar-benar masalah” merupakan suatu dilihat sebagai hal
yang sah dari perspektif anak didik, yang itu berarti harus digunakan, nyata atau realistik,
relevan atau menghibur. Agar anak didik bisa bertanggung jawab, mereka harus
”dibebaskan” untuk mengeksplorasi beragam pendekatan untuk menyelesaikan masalah
mereka. Yang paling penting , anak didik tidak bisa dipaksa untuk memecahkan masalah
mereka.
Pengajaran Penuh Makna
Kita cenderung berasumsi bahwa, untuk memperbaiki pengajaraan dan
pembelajaran , kita harus melibatkan diri dalam kelompok-kelompok, belajar sambil
praktik (learning- by doing) dan sebaginya, dan menghindari segala teknik pengajaran
model lama. Apa yang membuat sebuah pengajaran itu bisa begitu bermakna? Hal itu
sama seperti yang lain : relevan dengan eksistensi pendengar, pengembangan masalah
yang dihadapi dengaan baik, dan resolusi terhadap masalah tersebut juga dilakukan
dengan baik, ditambah dengan perumpamaan kehidupan yang nyata dan konkret, yang
mendorong partisipasi dan identifikasi imajinatif. Dengan kata lain, pengajaran bermakna
adalah sebuah masalah pengucapan cerita.
Pembelajaran Menghafal Tanpa Berpikir ( Rote Learning)
Kita bisa mendorong pembelajaran tentang terminologi dengan mempertanyakan
anak didik kita untuk bekerja dalam suatu kelompok. Dalam kelompok kerja, kebutuhan
untuk berkomunikasi membuat terminologi menjadi lebih bermakna dan pembelajaran
dan pembelajaran secara intrinsik termotivasi. Triknya adalah mendorong anak didik
untuk merasa butuh pada rote learning yang penuh makna. Dengan kata lain, ketika rote
learning pada dasarnya menjadi kurang bermakna, ia duduk dalam sebuah konteks
kebermaknaan yang bisa, jika diperhatikan, mendukungnya.
Tes Dan Umpan Balik (Feedback)
Pembelajaraan dengantidak menghafal tanpa berpikir ( non-rote learning), yang
secara instrinsik pembelajaran penuh makna, umpan balik bisa dibuat lebih segera dan
berlanjut terus dengan menggunakan anak didik dalm proyek-proyek dan simulasi-
simulai penuh makna. Jika bahannya benar-benar bermakna, anak didik akan termotivasi
secara intrinsik untuk melakukan lebih baik, yang pada gilirannya dia akan termotivasi
untuk memperhatikan dan mencari sendiri umpan balik yang lebih detail.
Perspektif Anak Didik
Bagi anak didik daan pendidik, ada bentuk-benuk umpan balik yang efeknya bisa
segera dirasakan dan akaan terus berlanjut : Pengajaran adalaah sebuah interaksi, dan jika
anda sadar dengan respons anak didik terhadap presentasi Anda, Anda akan menerima
informasi penting tentang pemahaman mereka. Jika mereka tertawa ketika anda
mengharapkannya, terlihat bingung ketika anda mengharapkannya, bertaanya sesuatu
ketika anda menginginkannya, dan sebagainya maka hal ini setidaknya lebih
menyenangkan bagi anda adan anak didik pun ” ada dalam harmoni”. Jadi, apa
”pengajaran bermakna” itu? Adalah sebentuk ”keharuan”, seperti dalam parafrasa
Spinoza, ”keharuan adalah cintasepanjang kita menikmati dalam kenikmatan orang lain
dan menderita dalam penderitaan orang lain”.
V. Tentang Pemikiran
Aspek pemikiran yang paling kuat adalah efek prasaan menandai kehadiran kita,
keterlibatan kita, dalam pengalamn-pengalaman kita. Mereka ada dalam pemikiran kita
juga. Perasaan-perasaan inilah yang biasanya kita sebutsebagai makna dari sebuah
pengalamaan. Dengaankataa lain , pemikiran- setidaknya jenis yang berlangsung dalam
kepala kita – menampakkan hal-hal yang agak inrovert, malu-malu, dan tidak komplet.
Kesiapan dan perasaan adalah bagian dari semua perasaan kita. Jadi, dalam sebuah indra,
pemikiran merupakan bagian dari seluruh pengalaman kita. Pembicaraan tidak didahului
oleh pemikiran ; pembicaraan adalah pemikiran keluar dalam bentuk suara.
Symbolic level
SocioemotionalLevel
SensorimotorLevel
VI. Tiga Tingkatan Pikiran
Tiga tingkatan pikiran , sensoris-motoris, sosioemosional, dan simbolis, yang
tersusun seperti dalam diagram berikut
Ideation
Comprehension Expression
Perception Behavior
Stimulation Response
Biological ProcessesKeterangan :
Ideasi (ideation) : pikiran dan imajinasi pada tingkatan operasional formal. Itu
merupakan aspek tambahan dari tingkatan simbolis
Tingkatan simbolis (The symbolic Level) : Proses-proses lingustik ; pikiran dan
imajinasi pada tingkatan operasi konkret; kenyakinan dan teknik-teknik (yaitu
”memes” )
Tingkatan Sosioemosional (Socioemotional Level) : Persepsi dan perilaku sosial
; insting sosial dan pembelajaran sosial; imitasi, persesuaian, kepatuhan; tingkatan
praoperasional; emosi melebihi rasa sakit dan kesenangan sederhana.
Tingkatan Sensoris-motoris (sensorismotor level): Reflek, gerakan, insting
dasar, rasa sakit dan kesenangan, ditambah pengkondisian.
Proses biologis (biological Processes) : proses-proses non mental
VII. Memori
Memori sensoris adalah sebuah pengalaman yang berlangsung pada setiap waktu
yang pendek, karena pada saat itu saraf-saraf sensoris membutuhkan sedetik atau dua
detik untuk kembali dari stimulasi. Tiga hal paling signifikan yang bisa membantu
menggerakan sesuatu dari memori jangka pendek menjadi memori jangka panjang adalah
pengaturan, kebermaknaan, perumpamaan.
VIII. Pandemonium
Selfridge melihat pikiran sebagai sekumpulan setan-setan kecil (tinydemons),
yang masing-masing respons terhadap satu nama – atau sesuatu yang mendekatinya –
yang disebabkan oleh setan –setan lain.hal ini disebut sebagai pandemonium.
IX. Apa Itu Kesadaran ?
Jika kita membuat asumsi bahwa dunia di luar pikiran kita adalah jauh lebih indah
saat kita mengalaminya, maka kemudian sifat-sifat yang membentuk kesadaran diatas
sensivitas sederhana terhadap stimuli. Kesadaran adalah akibat alami dari diri yang
menjadi sebuah bentuk kehidupan yang dibutuhkan, yang sensitive terhadap berbagai
stimuli, dan kapabel dengan penyimpangan dan penggunaan informasi
X. Perkembangan Bahasa
Bahasa merupakan salah satu hal paling menakjubkan yang mampu kita lakukan.
Dimulai dari masa kecil, kelahiran usia 6bulan , bayi membuat satu “perlakuan beasr
tentang keramaian. Mereka berteriak, bercicit, menggeram, bersorak, dan membuat jita
kehabisan tenaga. Dari 6 bulan sampai sekitar 10 bulan, mereka menghasilkan suara yang
agak rumit yang disebut dengan babbling (berbicara tanpa ada koherensi). Ibu (dan ayah)
memainkan bagian besar dalam pembentukan bahasa anak. Motherese sering mencakup
sebuah pembentukan tidak ketara yang disebut protokolconversation (kecakapan dasar).
Dari usia 12 sampai 18 bulan disebut tahapan satu kata ( atau Holopharastic). Dua
karakteristik dari tahapan ini adalah ekstensi yang berlebih ( averextention) dan ekstesi
yang rendah ( underextension). Antara usia 18 sampai 24 bulan (kira-kira), kita melihat
permulaan dari dua kalimat kata dan ucaapan telegrafis. Setelah usia 24 bulan, anak
mulai menggunakan konstruksi gramatikal dari jenis yang beragam. Usia 3 tahun adalah
usia yang dikenal dengan sesuatu yang disebut regularsasi yang berlebih (over
regularization).
XI. Asal Usul Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol, dengan beberapa tingkatan
organisasi. Ada benyak tentang teori asal-usul bahasa :
1. teori mama
2. teori Ta-Ta
3. teori Bow-Bow
4. teori Pooh-pooh
5. teori ding-dong
6. teori ye-he-ho
7. teori sing-song
8. teori hey kamu
9. teori hocus pocus
10. teori Eureka
XII. Kecerdasan dan IQ
Kecerdasan adalah kapasitas seseorang untuk memperoleh pengetahuan,
mengaplikasikan pengetahuan, dan melakukan penalaran abstrak. Kecerdasan adalah
kekuatan akal seseorang dan itu jelas-jelas sangat penting bagi kehidupan manusia karena
merupakan aspek dari keseluruhan kesejahteraan manusia. IQ adalah skor yang Anda
dapatkan dalam tes kecerdasan.
Statistika Deskriptif
Untuk memahami kita harus mengetahui tentang korelasi. Korelasi adalah apa
yang sedang anda lakukan, ketika anda membandingkan dua perangkat pengukuran
( masing-masing perangkat disebut variabel).
Jenis Jenis Kecerdasan
Macam-macam kecerdasan :
Kecerdasan verbal, numerik, spasial, penalaran, kelancaran, kecepatan,
persptual.
Kecerdasan fluida vs terkristalisasi
Kecerdasan linguistik, musikal, logis-matematis, spasial kinestetis,
interapersonal, dan kecerdasan interpersonal (Gardner)
XIII. Berbagai Konsep Tentang Kecerdasan
Para individu berbeda satu dengan yang lainnyadalaam kemampuan mereka untuk
memahami berbagi ide kompleks, untuk mengadaptasi secara efektif lingkungannya,
untuk belajar dari pengalaman, untuk menggunakan berbagai bentuk penalaran yang
berbeda, untuk mengatasi segala ganggun dengan mengambil pemikiran. Segala konsep
kecerdasan adalah segaala usaha untuk mengklarifikasi dan untuk mengatur perangkat
fenomena kompleks ini.
Berbagai teoritikus dewasa ini berargumen bahwa ada banyak ”kecerdasan” yang
berbeda (sistem kemampuan), namun hanya sedikt yang bisa kita tangkap dengan standar
tes psikometrik standar.
Pendekatan Psikometrik
Tes kecerdasan sendiri (dalam pengertian psikometrik) datang dalam banyak
bentuk. Sebagian menggunakan tipe item atau pertanyaan tunggal. Antar – korelasi
diantara tes-tes . Para individu jarang yang melaksanakan dengan baik semua jenis item
berbeda yang dimasukan dalam suatu tes kecerdasan. Meskipun demikian, berbagai sub-
tes yang mengukur kemampuan berbeda cenderung berkorelasi secara positif.
Pendekatan Biologi
Sebagai insvestigator baru-baru ini telah kepada kajian tentang otak sebagai suatu
dasar bagi ide-ide baru tentang apaa itu kecerdasan dan bagaimana mengukurnya. Banyak
aspek dari anatomi dan fisiologi otak yang telah diajukan sebagai hal yang secara
potensial relevan dengan kecerdasan. Pendekatan psikometrik adalah pendekatan yang
paling tua dan terbentuk dengan baik, tapi pendekatan lain kuga telah banyak
memberikan konstribusinya.
Tes kecerdasan dan Korelasinya
Tes sebagai Prediktor:
Prestasi Sekolah. Hubungan antara skor tes dan prestasi sekolah tampaknya tidak
bisa dipisahkan.dimanapun ia dipelajari, anak dengan skor tes kecerdasan yang tinggi
cenderung belajar lebih dari apa yang diajarkan di sekolah daripada temannya yang
mempunyai skor tes kecerdasan yang lebih rendah. Apa yang dipelajaridi sekolah tidak
hanya tergantung pada kemampuan individu mereka, tapi juga tergantung pada praktik-
praktik pengajaran dan tentang apa yang telah diajarkan.
Tahun-tahun Pendidikan. Ada sejumlah alasan mengapa anak dengan skor tes
lebih tinggi cenderung mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Banyak karakteristik
pribadi dan sosial yang lain dari kecerdasan psikometrik yang menentukan kesuksesan
dan minat akademis, dan privilis sosial mungkin juga memainkan peranan di situ.
Meskipun demikian skor tes adalah prediktor tunggal terbaik dari tahun-tahun pendidikan
individu.
Status Sosial dan Pendidikan. Ukuran status sosio-ekonomi ( SES =
Socioeconomic Status) orangtua memprediksi tentang satu dari ketiga varian dalam status
sosial anak muda dan tentang satu dari kelima varian dalam pendapatan mereka.
Keefektifan prediksi ini tergantung pada fakta bahwa SES orangtua juga memprediksi
skor tes kecerdasan anak, yang mempunyai nilai prediktif untuk hasil sosial mereka
sendiri.
Prestasi Kerja. Skor berbagai tes kecerdasan memprediksi berbagai ukuran
prestasi kerja: penilaian supervisor, sampel kerja, dan sebagainya.
Hasil sosial. Kecerdasan psikometrik secara negatif dikorelasikan dengan hasil-
hasil yang tidak diinginkan secara sosial. Penting untuk disadari bahwa hubungan sebab
akibat antara kemampuan psikometris dengan hasil sosial mungkin terjadi secara tidak
langsung. Anak yang tidak sukses dalam –sehingga dia menjadi teralienasi dari- sekolah
mungkin lebih suka melakukan perilaku menyimpang untuk alasan itu juga, yang
diperbandingkan dengan anak lain yang menikmati sekolah dan belajar dengan baik.
Ringkasnya, skor tes kecerdasan memprediksi sebuah kisaran yang luas dari hasil sosial
dengan tingkatan kesuksesan yang bervariasi.
Gen dan Kecerdasan
Semua efek genetika terhadap perkembangan sifat-sifat yang bisa diteliti secara
potensial bisa dimodifikasi oleh input lingkungan, meskipun kepraktisan pembuatan
modifikasi-modifikasi seperti itu mungkin menjadi masalah lain. Sebaiknya, semua efek
lingkungan terhadap perkembangan sifat meliputi gen- gen atau struktur terhadap yang
gen-gen tersebut telah kontribusikan.
Efek Lingkungan Terhadap Kecerdasan
Variabel-Variabel Sosial
Waller (1971), telah menunjukan bahwa anak yang memiliki skor IQ
diatas ayah mereka juga cenderung mencapai status kelas sosial yang lebih tinggi ;
sebaliknya, mereka yang mempunyai skor ayah mereka cenderung mencapai status lebih
rendah. Skor tes kecerdasan bisa memprediksi tingkat pekerjaan, bukan hanya karena
beberapa pekerjaan membutuhkan kecerdasan yang lebih daripada lain, tapi juga karena
pengakuan terhadap banyak profesi tergantung pada skor tes sebagai hal yang utama.
Penyekolahan ( Schooling)
Dalam kaitannya dengan kecedasan, kehadiran di sekolah menjadi
variabel bebas dan juga menjadi variabel terikat. Sekolah mempengaruhi kecerdasan
dalam beberapa cara, yang paling jelas adalah dengan mentransmisikan informasi.
Tidak ada keraguan lagi bahwa sekolah mempromosikan dan
menyediakan perkembangan keterampilan intelektual yang signifikan, yang berkembang
untuk tingkat yang berbeda. Hal itu karena tes kecerdasan mengambarkan tentang
keterampilan yang sama tersebut yang didalamnya ters kecerdasan juga memprediksi
prestasi sekolah dan juga mereka lakukan.
Intervensi
Skor kecerdasan merefleksikan suatu pendirian relatif anak-anak terhadap
yang lain dalam usianya. Proses pembelajaran yang lemah dan terganggu bisa
merendahkan pendirian secara substansial. Jika anak mengalami pengabaian atau ada
dalam lingkungan yang keras, hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap aspek
perkembangan anak. Sudah jelas bahwa variabel-variabel seperti sumber daya rumah dan
penggunaan bahasa oleh orang tua juga dikorelasikan dengan skor IQ anak-anak, tapi
korelasi seperti itu mungkin dimeditasi oleh genetika dan juga (atau malahan) oleh
faktor-faktor lingkungan.
Variabel-Variabel Biologis
Setiap individu mempunyai suatu lingkungan biologis dan juga sosial, sejak dari
kandungan sampai akhir hayatnya nanti. Banyak aspek dari lingkungan tersebut yang bisa
memengaruhi perkembangan intelektual.
Nutrisi
Kekurangan gizi yang berkepanjangan selama masa kanak-kanak
mempunyai pengaruh intelektual jangka panjang. Anak yang mengalami kekurangan gizi
biasanya kurang responsif pada saat dewasa, kurang termotivasi untuk belajar, dan
kurang aktif dalam mengeksplorasi dari pada anak-anak yang cukup mendapatkan nutrisi.
Timah (Subtansi Beracun)
Racun-racun tertentu juga bisa memberi efek negatif terhadap tingkat
kecerdasan. Contoh subtansi yang beracun adalah timah yang bisa memengaruhi tingkat
kecerdasan.
Alkohol
Jika alkohol secara ekstensif sudah merasuki tubuh anak-anak pada usia
prenatal ( yang terjadi karena ibunya selalu minum alkohol pada masa kehamilan), anak
tersebut akan terjangkit namanya sindrom alkohol pada saat masih janin. Hal ini ditandai
dengan berbagai kemunduran mental dan juga berkisar tentang gejala-gejala fisik.
Faktor-Faktor Perinatal
Komplikasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor perinatal negatif mungkin
akan berakibat serius bagi perkembangan anak-anak.
Skor Tes yang Muncul Terus
Mungkin yang paling berpengaruh dari semua pengaruh lingkungan adalah
munculnya dunia global yang mantap dalam dalam pelaksaan tes kecerdasan. James
Mynn(1984, 1987) menunjukan bahwa prestasi itu akan muncul seiring dengan pelaksaan
tes. Perolehan yang mantap dalam hal prestasi tes kecerdasan tidak selalu diiringi dengan
perolehan-perolehan yang sesuai dengan prestasi sekolah. Malahan, relasi antara
kecerdasan dan skor tes prestasi bisa menjadi kompleks.
Lynn (1990) menunjukan bahwa peningkatan besar dalam hal bobot yang
didasarkan pada nutrisi telah terjadi selama periode yang sama dengan perolehan IQ.
Karena Flynn (1987) menemukan kesimpulan ini secara tidak masuk akal atau absurd,
dia pun menyatakan bahwa apa yang muncul tidak bisamenjadi ukuran kecerdasan itu
sendiri tapi hanya sejenis minor ”permasalahan abstrak yang menberi solusi bagi masalah
kemampuan”. Permasalahn ini tetap tidak terpecahkan.
Pengalaman Hidup Individu
Seperti yang telah kita lihat, ada lingkungan biologis dan juga lingkungan sosial.
Bagi anak tertentu, faktor-faktor sosial tidak hanya termasuk sebuah setting
kultural/sosial/sekolah dan keluarga yang khusus, tapi juga sebuah ”mikro-lingkungan”
pengalaman unik yang tidak bisa dibagi-bagi dengan orang lain. Kajian mengenai adopsi
menunjukkan bahwa variabel-variabel keluarga, seperti perbedaan dalam gaya mengasuh
anak, dalam hal sumber daya di rumah, dan lain sebagainya, mempunyai efek jangka
panjang yang lebih kecil daripada yang kita ajukan. Setidaknya, di antara orang-orang
yang membagi sebuah tingkat SES tertentu dan budaya tertentu, ia tampak menjadi
pengalaman individu yang unik yang membuat kontribusi lingkungan yang sangat besar
terhadap perbedaan IQ orang dewasa.