Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Akses ke Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD) merupakan prioritas utama pemerintah pusat dan daerah dalam mencapai Sasaran Pembangunan Milenium (MDGs) dan memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) terkait yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.
Kinerja mendukung upaya-upaya pemerintah pusat untuk menyediakan akses ke pelayanan kesehatan dasar yang lebih berkualitas (PKD). Kinerja berfokus pada Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) karena pemangku kepentingan antara lain dari pakar pembangunan, praktisi, mitra pemerintah dan perwakilan provinsi telah mengidentifikasi ibu dan anak sebagai yang paling rentan. Meskipun terdapat perbaikan di sektor kesehatan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir, penurunan angka kematian ibu dan anak masih terlalu lambat untuk mencapai MDGs pada tahun 2015.
Kinerja mendorong pelaku-pelaku dari pemerintah daerah untuk mencapai kinerja yang lebih baik dengan memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh reformasi yang telah dilaksanakan. Untuk intervensi kesehatannya yang utama, Kinerja telah memilih reformasi kebijakan yang berfokus pada pelaksanaan dan pengembangan pemberdayaan masyarakat di bidang KIA dan perbaikan pelayanan Puskesmas serta penguatan mekanisme umpan balik.
Beberapa program nasional untuk kesehatan ibu dan anak antara lain sebagai berikut:
1. Kunjungan ibu hamil
Ibu hamil yang tercatat melakukan kunjungan pertama (K1) tercapai cakupan 56%
dibandingkan target 90%
Sedangkan kunjungan terakhir bumil selama kehamilan (K4), tercapai cakupan 51%
dibandingkan target 90%
2. kunjungan neonatus
Cakupan kunjungan pelayanan neonatus pada awal minggu pertama kelahiran bayi
(KN1) telah tercapai 52 % dibandingkan target 80%
Demikian juga, cakupan kunjungan pelayanan neonatus setelah minggu pertama
kelahiran bayi (KN2) sudah tercapai 52 % dibandingkan target 80%
3. Penjaringan bumil risti
Ibu hamil yang berisiko tinggi (bumil risti) seperti: usia dibawah 20 tahun dan diatas
35 tahun, riwayat persalinan operasi, keguguran, dan penyakti menahun, perlu
penanganan cepat dan tepat. Kalau perlu dilakukan tindakan rujukan segera kepada
fasilitas pelayanan yang lebih memadai.
Cakupan pelayanan terhadap bumil risti di wilayah kerja puskesmas, sampai Juni
2009 baru mencapai sekitar 41% dibandingkan target tahunan sebesar 100%
4. Persalinan oleh tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan yang berkompetensi, seperti: dokter, bidan, paramedis terlatih,
wajib melakukan pertolongan persalinan (safe labour) agar risiko penyulit selama
persalinan bisa dikurangi dan segera ditindaklanjuti.
Cakupan pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di wilayah kerja puskesmas,
sampai Juni 2009 baru mencapai sekitar 52% dibandingkan target tahunan sebesar
80%
5. cakupan pelayanan antenatal
Cakupan pelayanan antenatal adalah presentase ibu hamil pertama kali mendapat
pelayanan oleh tenaga kesehatan.
Indicator yang digunakan adalah untuk mengetahui jangkauan pelayanan antenatal
serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat
6. cakupan pelayanan antenatal lengkap
Cakupan pelayanan antenatal engkap adalah cakupan ibu hamil yang telah
memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar,paling sedikit 1 kali pada trimester
1,dan 2 kali pada trimester 3
Menggambarkan tingkat perlindungan ibu hamil dan menggambarkan kemajuan
manajemen atau kelangsungan program KIA
7. cakupan pelayanan nifas oleh 1 tenaga kesehatan
Nifas adalah periode mulai 6 jam samapi dengan 42 hari pasca persalinan
Presentase ibu nifas yang telah mendapatkan pelayanan nifas pertama kali sesuai
standar pada 6 jam setelah persalinan sampai dengan 7 hari
Pelayanan nifas sesuai standar termasuk pemberian vitamin A 2 kali serta persiapan
dan atau pemasangan KB pasca persalinan
Indicator ini menggambarkan jangkauan pelayanan kesehatan ibu nifas
8. cakupan penanganan komplikasi obstetri
Cakupan penanganan komplikasi obstetric adalah cakupan kasus komplikasi atau
kegawatdaruratan yang mendapat pelayanan sampai selesai (tidak termasuk kasus
yang di rujuk untuk mendapatkan pelayanan lebih lanjut)
Indicator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA untuk
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional pada ibu
(hamil,bersalin,nifas dengan komplikasi)
9. cakupan peserta KB aktif
Peserta KB aktif adalah pasangan usia subur yang salah satu pasangannya masih
menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut.
Indicator ini menunjukkan jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif
memakai alat dan obat kontrasepi terus-menerus hingga saat ini untuk
menunda,menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburannya.
10. cakupan kunjungan bayi
Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada
umur 29 hari-3 bulan,1 kali pada umur 3-6 bulan,1 kali pada umur 6-9 bulan,dan 1
kali pada umur 9-11 bulan.
Pelayanan kesehatan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG,DPT/HB1-3,Polio 1-
4,campak) stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi.
11. cakupan pelayanan anak balita
Setiap anak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan
setiap bulan,minimal 8 x setiap tahun yang tercatat d kohort anak balita dan pra
sekolah.
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59 bulan di
laksanakan minimal 2 kali pertahun (setiap 6 bulan)
12. Angka kematian ibu (AKI) dan Angka kematian bayi (AKB)
Kematian ibu adalah kematian wanita yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan
dan masa nifas yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinanya,bukan oleh
kecelakaan
Kematian bayi adalah kematian sebelum mencapai tepat umur satu tahun.
Indicator yang digunakan adalah penyediaan tenaga kesehatan terlatih bagi
pertolongan bagi persalinan (dokter dan bidan).
Tugas Individu
PROGRAM NASIONAL TENTANG KESEHATAN IBU DAN ANAK
S
ANNA DWIANA
F1D2 09 021
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
JURUSAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012