PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
PERATUMN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2017
TENTANG
SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : a.
Mengingat : 1.
2.
b.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
bahwa untuk optimalisasi perencanaan danpenganggaran pembangunan nasional dan sesuaiketentuan Pasal 14 ayat (6) Undang-Undang Nomor 17Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan pasal 2Z ayat(l) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional, perludilakukan sinkronisasi terhadap proses perencanaan danpenganggaran pembangunan nasional yang berkualitas,efektif, dan elisien;
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan peraturanPemerintah tentang Sinkronisasi proses perencanaan danPenganggaran Pembangunan Nasional;
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentangKeuangan Negara (l,embaran Negara Republik IndonesiiTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA-2-
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SistemPerencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahankmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
Menetapkan :
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAHPROSES PERENCANAANPEMBANGUNAN NASIONAL.
TENTANG SINKRONISASIDAN PENGANGGARAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:1. Sinkronisasi Proses Perencanaan dan penganggaran
Pembangunan Nasional adalah suatu proses memadukandan memperkuat penJrusunan rencana dan anggaranpembangunan nasional serta pengendalian pencapaianSasaran pembangunan.
2. Sasaran adalah kondisi yang ditetapkan untuk mencapaitqiuan pembangunan nasional.
3. Arah Kebijakan adalah penjabaran urusan pemerintahandan/atau Prioritas Pembangunan sesuai dengan visi danmisi Presiden yang rumusannya mencerminkan bidangurusan tertentu dalam pemerintahan yang menjaditanggung jawab kementerian/lembaga, berisi satu ataubeberapa program untuk mencapai sasaran strategispenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan denginindikator kinerja yang terukur.
4. Prioritas Pembangunan adalah serangkaian kebijakanyang dilaksanakan melalui prioritas Nasional, programPrioritas, Kegiatan Prioritas, dan proyek prioritas.
5. Prioritas Nasional adalah program/kegiatan/proyek untukpencapaian Sasaran Rencana pembangunan JangkaMenengah Nasional dan kebijakan presiden lainnya.
6. Prioritas
-:
PRESIDENREFUBLIK INDONESIA-3-
6. Program Prioritas adalah program yang bersifat signilikandan strategis untuk mencapai prioritas Nasional.
7. Kegiatan Prioritas adalah kegiatan yang bersifat signifikandan strategis untuk mencapai program prioritas.
8. Proyek Prioritas adalah proyek yang dilaksanakan olehPemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan/atau badanusaha yang memiliki sifat strategis dan jangka waktutertentu untuk mendukung pencapaian prioritasPembangunan.
9. Rencana Kerja Pemerintah yang selanjutnya disingkat RKpadalah dokumen perencanaan pembangunan nasionaluntuk periode 1 (satu) tahun yang dimulai pada tanggal 1Januari dan berakhir pada tanggal 3l Desember
10. Rencana Pembangunan Tahunan Kementerian/Lembaga,Iang selanjutnya disebut Rencana KerjaKementerian/Lembaga (Renja-K/L), adalah dokumCnperenc€rnaan kementerian/lembaga untuk periode 1 (satu)tahun.
11. Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/ Lembaga, yangselanjutnya disingkat RKA-K/L, adalah dokumen rencanakeuangan tahunan kementerian/Iembaga yang disusunmenurut bagian anggaran kementerian/lembaga.
12. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnyadisebut DIPA adalah dokumen pelaksanaan inggaran yangdigu.nakan sebagai acuan penggu.ra
"rrggar"r, d"tam
melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagaipelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara.
13. Keluaran (Outputl adalah barang/jasa yang dihasilkan olehkegiatan yang dilaksanakan untuk mendukungpencapaian Sasaran dan tujuan program dan kebljakan.
pasal 2
Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai:a. kaidah perencanaan dan penganggaran pembangunan
nasional;
b. evaluasi
b.
c.
d.
e.
f.
o
h.
i.
PRESIOENREFIJ ELIK INDONESIA
-4-
evaluasi kilerja pembangunan dan kinerja anggaranserta kebijakan tahun beq'alan;perencanaan dan penganggaran;
pembahasan,Rancangan Undang-Undang tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta notakeuangan;
penelaahan RKA-K/L dan penerbitan DIpA;pemutakhiran RKP;
pelaksanaan anggaran;
pengendalian, pemantauan, dan pelaporan; dansistem informasi perencanaan dan penganggaran.
BAB IIKAIDAH PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
pasal 3
Perencanaan dan penganggaran pembangunan nasionaldilaksanal<an melalui kaidah:a. Penyusunan perencanaan dan penganggaran
pembangunan nasional dilakukan dengan pendekatanpenganggaran berbasis program (moneg follow program)melalui penganggaran berbasis kinerja.
b. Sinkronisasi Perencanaan dan penganggaranPembangunan Nasional dilakukan untuk meningtlatt<anketerpaduan perencanaan dan penganggaran, yang lebihberkualitas dan efektif dalam rangka p-encapaianSasaran pembangunan nasional sesuai visi dan misiPresiden yang dituangkan dalam Rencana pembangunanJangka Menengah Nasional dan RKp dinganmenggunakan pendekatan tematik, holistik, integratifdan spasial.
c. Pendekatan.
c.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA-5-
Pendekatan penganggaran berbasisfollow program/ melalui penganggaransebagaimana dimaksud pada hurufmelalui:
1. kerangka pendanaan;
2. kerangka regulasi; dan
program (monegberbasis kinerjaa dilaksanakan
(1)
(21
(3)
3. kerangka pelayanan umum dan investasi.
Pasal 4
Kerangka Pendanaan sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 huruf c angka I dilakukan melaluipengintegrasian sumber pendanaan, baik sumberpendanaan pemerintah maupun non-pemerintah, yangdimanfaatlan dalam rangka pencapaian Sasaranpembangunan nasional.
Kerangka Regulasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3huruf c angka 2 dilakukan melalui sinergi prosesperenc€rnaan pembentukan regulasi dalam rangkamemfasilitasi, mendorong, dan mengatur perilakumasyarakat dan penyelenggara negara dalam rangkamencapai tqjuan pembangunan nasional.Kerangka Pelayanan Umum dan Investasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 huruf c angka S diiakukanmelalui pengintegrasian kegiatan yang dilakukan olehpemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/ atau swasta{3laT fngka menyediakan barang dan jasa publik yangdiperlukan oleh masyarakat.
BAB IIIEVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN DAN KINERJA ANGGARAN
SERTA KEBIJAKAN TAHUN BERJALAN
pasal 5
(1) Dalam rangka persiapan penJrusunan perencanaan danpenganggaran pembangunan nasional dilaksanakanevaluasi kinerja pembangunan dan anggaran tahunsebelumnya serta keb[iakan tahun berjalan.
(2) Evaluasi
(2)
(3)
(4t
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-6-
Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dilakukanoleh Menteri Keuangan dan Menteri perencanaanPembangunan Nasional secara bersama-sama sesuaitugas dan fungsi masing-masing.
H.asil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21dibahas bersama untuk bahan pen5rusunan tema,Sasaran, Arah Kebijakan, dan prioritas pembangunantahunan yang direncanakan.
E, valuasi sebagaimana dimaksud pada ayat (21dilaksanakan paling lambat minggu kedua bulanJanuari tahun berjalan sebelum penyampaian tema,Sasaran, Arah Kebijakan, dan Prioritas pembangunankepada Presiden.
BAB IV
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Perencanaan dan penganggaran pembangunan nasionaldilakukan berdasarkan tahapan:
a. pen5rusunan tema, Sasaran, Arah Kebijakan, danPrioritas Pembangunan;
b. tinjau ulang (reuieul angka dasar kementerian/lembaga;c. penJrusunan kerangka ekonomi makro dan pokok pokok
kebijakan fiskal serta ketersediaan anggaran;d. penyiapan rancangan awal RKp;
e. penJrusunan pagu indikatif;f. koordinasi penyusunan rancangan awal RKp;
C. penetapan rancangan awal RKp dan pagu indikatifkementerian/ lembaga;
h. penyusunan
J.
h.
i.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-7 -
penJrusunan Renja K/L;pembahasan rancangan RKp,dan pokok-pokok kebijalanpendahuluan;
penetapan RKP dan pagulembaga; dan
kerangka ekonomi makro,frskal dalam pembicaraan
anggaran kementerian/
k. penyusunan dan penelaahan RKA-K/L.
. Bagian Kedua
Penyusunan Tema, Sasaran, Arah Keb[jakan,dan Prioritas pembangunan
(1)
(2t
(3)
(4)
Pasal 7
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menJrusuntema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan prioritasPembangunan untuk tahun yang direncanakan.Tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan prioritasP-embangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disusun berdasarkan hasil evaluasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (3).
Tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan prioritasPembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan kepada presiden paling lambat bulanJanuari untuk disetujui.Menteri Perencanaan pembangunan Nasionalmenyampaikan tema, Sasaran, Arah Kebijakan danPrioritas Pembangunan yang telah disetqjui olehPresiden sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepadaseluruh kementerian/lembaga, pemerintah daerah danpemangku kepentingan pembangunan.
Tema, Sasaran, Arah Kebijakan, dan prioritasP.embangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)digunakan sebagai dasar penyusunan din pengusulanProgram,dan Kegiatan dari kementerian/lembaga,pemerintah daerah dan pemangku kepentinganpembangunan.
(s)
Bagian
PRESIDENREPIJ BLIK INDONESIA-8-
Bagian Ketiga
Tinjau Ulang (Reuiewl Angka Dasar Kementerian/Lembaga
Pasal 8
(1) Menteri Keuangan dan Menteri perencanaanPembangunan Nasional melakukan tinjau ulang (reuieu)angka dasar dalam rangka pen5rusunan pagu indikatiikementerian/lembaga.
(2) Tinjau ulang (reuieu) angka dasar kementerian/lembagasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmengacu pada:
a. realisasi pelaksanaan program dan anggaran tahunsebelumnya;
b. program dan alokasi anggaran tahun berjalan;c. program dan angka prakiraan maju tahun pertama;
dan
d. hasil evaluasi terhadap kinerja pembangunan dankinerja anggaran tahun sebelumnya serta kebijakantahun berjalan,
yang tertuang dalam dokumen Renja-K/L, RKA-K/L, danDIPA.
(3) Menteri Keuangan dan Menteri perencanaanPembangunan Nasional bersama-sama membahas hasiltinjau ulang (reuieu) angka dasar kementerian/lemb"ga.
(4) Hasil tinjau ulang (reuieu) angka dasar sebagaimanadimaksud pada ayat (3), dipergunakan oleh KemEnterianKeuangan dan Kementerian perencanaan pembangunanNasional sebagai salah satu dasar penyusunan paguindikatif kementerian/ lembaga.
(5) Tinjau ulang (reuieul angka dasar kementerian/lembagasebagaimana dimaksud pada ayat (l) diselesaikan palinglambat bulan Febmari.
Bagian
.-
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-9 -
Bagian KeempatPenyusunan Kerangka Ekonomi Makro dan pokok-pokok Kebijakan Fiskal
serta Ketersediaan Anggaran
(1)
(2t
(3)
(41
Pasal 9
Menteri Keuangan dan Menteri perencanaanPembangunan Nasional bersama-sama menentukanbesaran indikator ekonomi makro.Indikator ekonomi makro sebagaimana dimaksud padaayat (1) digunakan untuk penJrusunan kerangkaekonomi makro dalam:
a. dokumen RKP; dan
b. dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan pokok-Pokok Kebijakan Fiskal.
Menteri Keuangan dalam men5rusun rancangurndokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokokKebijakan Fiskal mempertimbangkan usulan MenteriPerencanaan Pembangunan Nasional.
Rancangan dokumen Kerangka Ekonomi Makro danPokok-Pokok Kebijakan Fiskal sebagaimana dimaksudpada ayat (3), dibahas oleh Menteri Keuangan denganmelibatkan Menteri Koordinator Bidang perekonomian,Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, daninstansi terkait lainnya.
Menteri Keuangan dan Menteri perencanaanPembangunan Nasional bersama-sama menyusunketersediaan anggaran dengan mempertimbangkanKerangka Ekonomi Makro dan pokok-pokok KebljakanFiskal.
Kerangka Ekonomi Makro, pokok-pokok KebljakanFiskal, dan ketersediaan anggaran disampaikan kepadaPresiden paling lambat minggu ketiga bulan Februariuntuk mendapat persetujuan.
Menteri Keuangan menyampaikan ketersediaananggaran yang telah disetujui presiden sebagaimanadimaksud pada ayat (6) kepada Menteri perencanaanPembangunan Nasional paling lambat minggu pertamabulan Maret yang meliputi:
(s)
(6)
(7t
a. belanja
(1)
PRES IDENREPUBLIK INOONESIA
-10-
a. belanja kementerian/lembaga;
b. subsidi pangan, subsidi pupuk, dan subsidi benih;c. hibah daerah;
d. dana transfer khusus;e. dana desa; dan
f. sumber pendanaan lainnya,yang diarahkan untuk mencapai Sasaran pembangunannasional.
Bagtan Kelima
Penyiapan Rancangan Awal RKP
Pasal 10
Rancangan awal RKP memuat:
a. tema;
b. Sasaran;
c. Arah Kebijakan;
d. PrioritasPembangunan;
e. kerangka ekonomi makro dan Arah Kebijakan frskal;dan
f. program kementerian/lembaga, lintas kementerian/lembaga, dan kewilayahan dalam bentuk kerangkaregulasi dan kerangka pendanaan yang bersifatindikatif dengan memperhatikan kinerjapembangunan nasional tahun-tahun sebelumnya.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dalammenJrusun rancangan awal RKP sebagaimana dimaksudpada ayat (1) juga:
a. men5rusun Prioritas Nasional, Program prioritas,Kegiatan Prioritas, Proyek Prioritas, dan penetapanlokasi dan Keluaran (At@u[, berkoordinasi dengankementerian/lembaga dan instansi lainnya;
b. mengoordinasikan usulan rencana dan pendanaanProgram Prioritas, Kegiatan Prioritas, Proyek Prioritas,lokasi, dan Keluaran (Outputl kementerian/lembagadan instansi lainnya; dan
(21
c. mengintegrasikan
(1)
(21
(1)
(2t
PRESIDENREPU BLIK INDONESIA
- 11-
c. mengintegrasikan pemanfaatan belanja kementerian/lembaga, subsidi pangan, subsidi pupuk, subsidibenih, hibah daerah, dana transfei khusus, danadesa, dan sumber pendanaan lainnya yang diarahkanuntuk mencapai Sasaran pembangunan nasional.
Bagian Keenam
Penyusunan Pagu Indikatif
Pasal 1l
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionalmenyampaikan rencana Prioritas Nasional, programPrioritas, Kegiatan Prioritas, Proyek prioritas, lokasi danKeluaran (Output) sebagaimana dimaksud dalam pasal10 ayat (2) beserta indikasi pendanaannya kepadaMenteri Keuangan.
Menteri Keuangan dan Menteri PerencanaanPembangunan Nasional bersama-sama mengalokasikanketersediaan anggaran ke dalam program dalam rangkapenrusunan rancangan pagu indikatif kementerian/Iembaga.
Pasal 12
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersamaMenteri Keuangan menJrusun rencana pemanfaatansubsidi pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, hibahdaerah, dana transfer khusus, dana desa, dan sumberpendanaan lainnya yang diarahkan untuk mencapaiSasaran pembangunan nasional.Penyusunan rencana pemanfaatan dan pendanaansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:a. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
menyampaikan rencana Prioritas Nasional, programPrioritas, Kegiatan Prioritas, proyek prioritas, lokasidan Keluaran (Attputl sebagaimana dimaksud dalamPasal 10 ayat (2) beserta indikasi pendanaannyakepada Menteri Keuangan;
b. Menteri
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
_t2_
b. Menteri Keuangan dan Menteri perencanaanPembangunan Nasional bersama-sama mengalokasi-kan ketersediaan anggaran ke dalam program dalamrangka pen5rusunan rancangan pagu indikatif subsidipangan, subsidi pupuk, subsidi benih, hibah daerah,dana transfer khusus, dana desa, dan sumberpendanaan lainnya.
Begian KetujuhKoordinasi Penyusunan Rancangan Awal RKp
Bagian Kedelapan
Penetapan Rancangan Awal RKP dan Pagu IndikatifKementerian/Lembaga
Pasal 13
Dalam rangka pen5rusunan rancangan awal RKp sampaidengan ditetapkannya RKP, dilakukan koordinasi yangmeliputi pertemuan antarinstansi pusat, antara pusatdengan daerah, serta pemangku kepentingan lainnya.
(1)
(2)
Pasal 14
Menteri Keuangan dan Menteri perencanaanPembangunan Nasional bersama-sama menyampaikankepada Presiden Rancangan Kerangka Ekonomi Makro,Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal, ketersediaan anggaran,rancangan awal RKP dan rancangan pagu indikatif padabulan Maret melalui Menteri Koordinator BidangPerekonomian.
Rancangan awal RKP sebagaimana dimaksud pada ayat(1) yang telah disetujui oleh Presiden disampaikan olehMenteri Perencanaan Pembangu.nan Nasional kepadakementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan insiansiterkait lainnya.
(3) Pagu
(3)
(4)
(s)
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
_13_
Pagu Indikatif sebagaimana dimaksud pada ayat (l)disampaikan kepada kementerian/lembaga melaluiSurat Bersama Menteri Keuangan dan MenteriPerencanaan Pembangunan Nasional tentang paguindikatif kementerian / lembaga.
Berdasarkan rancangan awal RKP dan pagu indikatifkementerian/lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dan ayat (3), Menteri Perencanaan pembangunanNasional melaksanakan rapat koordinasi pembangunanpusat bersama kementerian/lembaga, pemerintahdaerah dan instansi terkait lainnya dalam rangkamensinergikan program pembangunan.
Rancangan awal RKP dan pagu indikatif kementerian/lembaga dimaksud pada ayat (1) menjadi dasarpenJrusunan rancang€rn Renja-K/ L.
Bagian Kesembilan
Penyusunan Renja-K/ L
(1)
(2t
(3)
(4)
Pasal 15
Pimpinan kementerian/lembaga menyusun rancanganRenja-K/L dengan mengacu pada Rencana Strategiskementerian/lembaga, rancangan awal RKp dan paguindikatif kementerian/ lembaga.
Rancangan Renja-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat(1) paling sedikit memuat keb{jakan, program, kegiatan,Keluaran (Output), dan lokasi sampai dengankabupaten/kota.
Rancangan Renja-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat(1) disampaikan kepada Menteri perencanaanPembangunan Nasional dan Menteri Keuangan palinglambat minggu kedua bulan April.Ketentuan lebih lanjut mengenai pen5rusunan Renja-K/Ldiatur dengan Peraturan Menteri perencanaanPembangunan Nasional.
Pasal 16.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-14-
Pasal 16
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, MenteriKeuangan, dan menteri/pimpinan lembaga melakukanpertemuan tiga pihak dalam rangka penelaahanrancangan Renja-K/L.
Penelaahan rancangan Renja-K/L sebagaimanadimaksud pada ayat (l) dilaksanakan oleh:a. Menteri Perencanaan pembangunan Nasional
terhadap ketepatan Sasaran rancangan Renja-K/Ldengan RKP; dan
b. Menteri Keuangan terhadap kesesuaian rancanganRenja-K/L dengan kebijakan efisiensi dan efektilitasbelanja negara;
Penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (l) palingsedikit dilakukan terhadap program, kegiatan, Keluaran(Outpufl, dan lokasi sampai dengan kabupaten/kota.Hasil penelaahan rancangan Renja-K/L sebagaimanadimaksud pada ayat (l) bersifat mengikat.Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penelaahanrancangan Renja-K/L diatur dengan peraturan MenteriPerencanaan Pembangunan Nasional.
Bagian KesepuluhPembahasan Rancangan RKp, Kerangka Ekonomi Makro dan pokok-pokokKebijakan Fiskal Dalam pembicaraan pendahuluan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara
(r)
(21
(3)
(4)
(s)
(t)Pasal 17
Menteri Perencanaan pembangunan Nasionalmenetapkan rancangan RKp berdasarkan hasilkoordinasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 danpertemuan tiga pihak sebagaimana dimaksud dalamPasal 16 ayat (l ).Rancangan RKP sebagaimana dimaksud pada ayat (l)digunakan sebagai bahan pembicaraan pendahuluanrancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaraoleh Pemerintah dengan Dewan perwalilan natcyat paaabulan Mei.
(2t
(3) Menteri
#D
PRESIOENREPUBLIK INOONESIA
_15_
(3) Menteri Keuangan bersama Menteri perencanaanPembangunan Nasional mengoordinasikan menteri/pimpinan lembaga, dan pimpinan instansi terkait dalamrangka pembicaraan pendahuluan rancangan AnggaranPendapatan dan Belanja Negara.
Bagian Kesebelas
Penetapan RKP dan Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga
(1)
(21
pasal 18
Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan pembangunanNasional melakukan pemutakhiran ketersediaan anggaranberdasarkan hasil kesepakatan pemerintah dan DewanPerwakilan Rakyat datam pembicaraan pendahuluanrancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Pasal 19
Berdasarkan pembicaraan pendahuluan rancanganAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 18, Menteri perencanaanPembangunan Nasional melakukan pemutakhiranrancangan RKP.
Pemutakhiran rancangan RKP sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan terhadap rencana prioritasNasional, Program Prioritas, Kegiatan prioritas, proyekPrioritas, dan penetapan lokasi dan Keluaran pupuqbeserta indikasi pendanaannya berdasarkan besaranketersediaan anggaran hasil pemutakhiran.
pasal 20
Menteri Keuangan dan Menteri perencanaan pembangunanNasional bersama-sama mengalokasikan anggaran menurutlrogr+m dalam rangka penJrusunan rancurngan paguAnggaran Kementerian / Lembaga.
Pasal 2 1
1:
PRESIOENREPUBLIK INDONESIA
-16-
(1)
Pasal 21
Menteri Keuangan dan Menteri perencanaanPembangunan Nasional bersama-sama menyampaikankepada Presiden pemutakhiran Kerangka EkonomiMakro, Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal, ketersediaananggaran, rancangan akhir RKp, dan rancangan paguanggaran kementerian/lembaga pada bulan Junimelalui Menteri Koordinator Bidang perekonomian.
Rancangan akhir RKP sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diatur dengan Peraturan presiden paling lambatbulan Juni.
!3ncangan pagu anggaran kementerian/lembaga yangdisetqiui oleh Presiden sebagaimana dimaksud padaayat (1) disampaikan kepada kementerian/lembagamelalui Surat Bersama Menteri Keuangan dan MenteriPerencanaan Pembangunan Nasional paling 1ambatpada akhir bulan Juni.
RKP sebagaimana dimaksud pada ayat (21 digunakansebagai pedoman penJrusunan Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara dan Nota Keuangan, serta sebagai dasar dalampemutalhiran rancangan Renja-K/L menjadi Renja-K/L.
PasaJ22
Berdasarkan RKP sebagaimana dimaksud dalam pasal2l ayat (2), Menteri Perencanaan pembangunanNasional menetapkan Daftar Proyek prioritas besertaKeluaran (At@utl, dan lokasi sampai dengankabupaten/kota.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pen5rusunan,pengusulan dan penetapan Proyek prioritas diaturdengan Peraturan Menteri Perencanaan pembangunanNasional.
(2t
(3)
(4)
(1)
l2l
Bagran . . .
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-17-
(1)
Bagian Keduabelas
Penyusunan dan Penelaahan RKA K/L
pasal 23
Menteri/Pimpinan Lembaga men5rusun RKA-K/Lberdasarkan RKP dan Surat Bersama MenteriPerencanaan Pembangunan Nasional dan MenteriKcuangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2L ayat(2) dan ayat (3), serta Renja-K/L sebagaimana dimaksuddalam Pasa1 2l ayat (4).
Dalam menjaga konsistensi antara RKp, Renja-K /L danRKA-K/L, dilakukan penelaahan RKA-K/L dengankementerian/ lembaga.
P-enelaahan RKA-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dilaksanakan oleh:
pembangu.nan Nasionalterhadap kesesuaian pencapaian Sasaran RKA-K/Ldengan Renja-K/L dan RKp; dan
b. Menteri Keuangan terhadap kesesuaian RKA-K/Ldengan kebijakan efisiensi dan efektifitas belanjakementerian/ lembaga.
Hasil-penelaahan sebagaimana dimaksud pada ayat (21bersifat mengikat dan menjadi bahan penyusunan NotaKeuangan dan Rancangan Undang-Undang tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Ketentuan lebih tanjut mengenai tata cara pen)rusunandan penelaahan RKA-K/L diatur dengan peraturanMenteri Keuangan.
(2t
(3)
(4)
(s)
BAB V
a. Menteri Perencanaan
{iDPRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA-18-
BAB VPEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BEI.,ANJA NEGARA SERTA NOTA KEUANGAN
Bagian Kesatu
Penyampaian Rancangan Undang-Undang tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Nota Keuangan
Pasal 24
Menteri Keuangan menyusun dan menyampaikankepada Presiden Rancangan Undang-Undang tentangAnggaran Pendapata:r dan Belanja Negara dan NotaKeuangan beserta lampirannya.
Presiden menyampaikan Rancangan Undang-Undangtentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara danNota Keuangan beserta lampirannya kepada DewanPerwakilan Rakyat.
Bagian Kedua
Pembahasan Rancangan Undang-Undang tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Pasal 25
(1) Menteri Keuangan mengoordinasikan pembahasanRancangan Undang-Undang tentang AnggaranPendapatan dan Belanja Negara dengan DiwanPerwakilan Ralryat.
l2l Menteri Keuangan membentuk tim kerja antar-kementerian/lembaga yang bertugas untuk melakukanpembahasan bersama dengan Dewan perwakilanRakyat.
(3) Tim kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (21dibentuk sesuai dengan panitia kerja yang dibentukoleh Dewan Perwakilan Rakyat berkaitan denganpembahasan Rancangan Undang-Undang tentingAnggaran Pendapatan dan Betanja Negara.
(1)
(21
Pasal 26
PRES IDENREPU BLIK INDONESIA
_19_
Pasal 26
Menteri Keuangan menyampaikan kepada presiden hasilkesepakatan pembahasan Rancangan Undang-Undangtentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara denganDewan Perwakilan Rakyat.
(l)
(2)
(3)
Pasal2T
Hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam pasal26 disampaikan kepada menteri/pimpinan lembagauntuk menjadi alokasi anggaran.
Menteri/pimpinan lembaga melaksanakan hasilkesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dalam setiap pembahasan di Dewan perwakilan Rakyat.Dalam hal terdapat perubahan atas hasil kesepakatansebagaimana dimaksud pada ayat (1), menteri/pimpinan lembaga menyampaikan terlebih dahulukepada Presiden untuk mendapatlan persetujuan.
Pasal 28
Dalam hal terdapat perubahan pagu sesuai hasilpembahasan, menteri/pimpinan lembaga melakukanpenyesuaian terhadap Renja-K/L dan RKA-K/L denganmemprioritaskan pencapaian Sasaran pembangunandalam RKP.
Dalam rangka penyesuaian terhadap Renja-K/L danRKA-K/L sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan tinjau ulang (reuieu) oleh Badan pengawasanKeuangan dan Pembangunan untuk memastikanakuntabilitas dan tata kelola yang baik.Berdasarkan hasil tinjau :uLang (reuieu) sebagaimanadjmaksud pada ayat (2) dilakukan penyesuaian Renja-K/L dan RKA-K/L.
(1)
(21
(3)
BAB VI
PRESIDENREPU BLIK INDONESIA
-20-
BAB VI
PENELAAHAN RKA-K/L DAN PENERBITAN DIPA
Pasal 29
(l) Menteri Keuangan bersama Menteri perencanaanPembangunan Nasional melakukan penelaahan RKA_KIL berdasarkan alokasi anggaran denganmenteri/ pimpinan lembaga.
(21 Penelaahan sebagaimanadilaksanakan oleh:
dimaksud pada ayat (1)
a. Menteri Perencanaan pembangunan Nasionalterhadap ketepatan Sasaran RKA-K/L hasilpembahasan Dewan Perwakilan Rakyat denganSasaran RKP dan alokasi anggaran; dan
b. Menteri Keuangan terhadap kesesuaian RKA-K/Lhasil pembahasan Dewan Perwakilan Ralryat dengankebijakan efisiensi belanja negara dan alokasianggaran.
(3) Hasil Penelaahan bersifat mengikat sebagai dasarpengesahan DIPA.
BAB VII
PEMUTAKHIRAN RKP
pasal 30
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional melakukanpemutakhiran RKP berdasarkan Undang-Undang tentangAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan dilaporkankepada Presiden.
BAB VIII
:
,i
(1)
(21
(3)
PRES IDENREPUBLIK INDONESIA-2t-
BAB VIIIPELAKSANAAN ANGGARAN
Bagian Kesatu
Perubahan DIpA
Pasal 31
Pdq- hal terdapat perubahan DIpA, kementeian/lembaga melakukan pemutakhiran Renja-K/L setelahmendapat persetqjuan Menteri perencanaanPembangunan Nasional dan Menteri Keuangan.
Perubahan DIPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi perubahan program, kegiatan, proyek prioritas,output dan lokasi.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perubahanDIPA diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.
Bagian Kedua
Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(1)
(21
Pasal 32
Dalam hal Pemerintah mengusulkan perubahanAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara yangmengakibatkan perubahan pada pagu belanjakementerian/lembaga, Menteri Keuangan dan MenteriPerencanaan Pembangunan Nasional bersama-samamen5rusun penyesuaian alokasi anggaran belanjakementerian/lembaga menurut program yangdisampaikan kepada Presiden untuk mendapatpersetujuan.
Berdasarkan persetqjuan Presiden sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Menteri perencanaanPembangunan Nasional bersama-sama MenteriKeuangan dan menteri/pimpinan lembaga menJrusunrencana penyesuaian program dan kegiatan.
BAB IX
PRESIDENREPU BLIK INDONESIA
BAB IXPENGENDALIAN, PEMANTAUAN, DAN PELAPORAN
(1)
Pasal 33
Menteri Koordinator sesuai dengan bidangnya,bersama-sama dengan Menteri perencanaanPembangunan Nasional, Menteri Keuangan danmenteri/pimpinan lembaga serta instansi terkaitmelakukan koordinasi pengendalian dan pemantauanpelaksalaan program dan kegiatan pembangunan.Menteri Perencanaan Pembangu.nan Nasionalmelakukan pengendalian dan pemantauan pelaksanaanprogram tahun bedalan bersama Menteri Keuangan.
Menteri/pimpinan lembaga menyampaikan hasilpelaksanaan program dan kegiatan RKP tahun berjalankepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasionaldan Menteri Keuangan setiap 3 (tiga) bulan.
(21
(3)
BAB XSISTEM INFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Pasal 34
Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan pembangunanNasional:
a. berbagi pakai data (data sharingl perencanaan danpenganggaran serta realisasi belanja;
b. menyelenggarakan Sistem Informasi perencanaan danPenganggaran yang terintegrasi; dan
c. men5rusun format, klasifikasi, dan sistem databaseRenja-K/ L dan RI(A-K/ L.
BAB XI
PRESIDENREPLJBLIK INOONESIA-23-
BAB XIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 35Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, semuaperaturan perundang-undangan yang merupakan peraturanpelaksanaan dari Peraturan pemerintah Nomor 40 Tahun2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana pembangunan(L,embaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor46641 dan Peraturan Pemerintah Nomor 9O Tahun 2010tentang Penyusunan Rencana Kerja dan AnggaranKementerian Negara/ Lembaga (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5178), dinyatakan masihtetap berlaku sepanjang tidak bertentangan denganketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
2.
3.
pasal 36
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan l,embaranNegara Republik Indonesia Nomor 44OS);Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 2l ayat(2l,pasal 22,Pasal 23, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26 peraturanPemerintah Nomor 4O Tahun 2006 tentang Tata CaraPenyusunan Rencana Pembangunan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2O06 Nomor 97, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); danPasal 9 ayat (1), Pasal 10 ayat (1) dan ayat (4), pasal 19ayat (1), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 2l peraturanPemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang penyusunanRencana Kerja dan Anggaran KementerianNegara/Lembaga (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5178),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 37
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
Agar
PRES I DENREFLJELII( INIDOT.JESIA
-24-
Agar setiappengundanganpenempatannyaIndonesia.
orang mengetahuinya, memerintahkanPeraturan Pemerintah ini dengandalam Lembaran Negara RepuUtit<
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 24 Mei 2OlTPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakartapada tanggal 29 Mei 2OlTMENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2OT7 NOMOR 105
Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIAAsisten Deputi Bidang perekonomian,
ti Bidang Hukum danang-undangan,
qw
UMUM
Sebagai amanat dari Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945, Pemerintah harus mampu untuk mencapailyj9an berbangsa dan bernegara melalui kegiatan pembangunan.Kegiatan pembangunan dilakukan dalam proses manajemin p.*c".irrt"hyang efektif dan efisien. Tahapan dalam proses pe*.iintah ^antara
lainadalah perencanaan dan penganggaran. Tahipan tersebut diaturterpisah dalam Undang-Undang Nomor t7 Tlhun 2OOg tentangKeuangan Negara serta udang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentanisistem Perencanaan Pembangunan Nasional. pengaturan yang terpisaiini memunculkan masalah keterlepaskaitan antara perencanaarr danpenganggaran.
Hasil telaah kelembagaan pentingnya sinergisme perencanaan danpenganggaran mendapatkan bahwa secara kelembagaan institusiperencanaan dan penganggaran terpisah dan saling mengisolasi. Biladibandingkan dengan kelembagaan yang menang^rri p.."ri""naan danpenganggaran di banyak negara di dunia, kelembagaan perencanaan danpenganggaran menjadi satu kesatuan terintegrasi. Kelembagaan tersebutmerupakan kepanjangan tangan dari presiden untuk- melakukankegiatan alokasi anggaran pemerintah ke prioritas yang disusun olehPresiden.
PRESIDENREPU BLIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2017
TENTANG
SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
PEMBANGUNAN NASIONAL
Untuk
PRES IDENREPUELIK INDONESIA
-2-
. Untuk pengalaman Indonesia, terlihat sekali bahwa perlu adanyaintegrasi
- dan sinergi perencana.an dan penganggaran. Banyak fakta
menunjukkan bahwa pemindahan alokasi angg-aran prioritas yangmenyebabkan terjadinya penundaan pencapaian pembangunan. f,af<tibesarnya belanja pegawai dan barang yang-meninggalkanlauh belanjamo.da-I., y. ang merupakan alokasi belanja untuk kepentingan pubtt,terjadi di belanja pemerintah pusat (kementerian/lem-baga) ian belanjapemerintah daerah. Deviasi dan kekurangan orientasi terhadap behnjapublik memang dilihat penyebabnya adalah karena adanya di;integr;ilembaga yang mengurusi perencanaan dan penganggaran.
Pada kenyataannya di lapangan masih terjadi duplikasi baik dalampenyusunan kerangka ekonomi makro maupun dalam penrusunankapasitas liskal. Selain itu, alokasi €rnggaran menjadi kendala dalampencapaian Sasaran/Prioritas Pembangunan nasional, dimana tefadiketerlepaskaitan saat terjadi pemindahan proses dari Renja-KL menjadiRKA-K/L, permasalahan ini harus diselesaikan. Dalam sistemperencanaan dan penganggaran juga harus dibangun kesiapan daerahdalam menyusun rencana. Untuk itu, indikasi dana transfer harusdiinformasikan diawal sehingga dapat menjadi pijakan awal bagi daerahuntuk menyusun rencananya. Proses pen5rusunan perencanian danpenganggaran harus dilakukan bersama-sama antara MenteriPerencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan sehinggadevisasi yang disebutkan di atas semakin bisa diperkecl. Uat yangpenting lainnya adalah pelaksanaan evaluasi kinerjakementerian/lembaga yang didukung oleh sistem infomasi pere.r"a.rai'dan penganggaran.
Terhadap adanya kondisi keterlepaskaitan tersebut perlu disusunregulasi untuk menjembatani Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003tentang Keuangan Negara dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun2OO4 tentang Sistem Perencanaan pembangunan Nasional sertadiperlukan adanya penyesuaian terhadap peraturan pemerintah Nomor40 Tahun 2OO6 tentang Tata Cara penyusunan Rencana pembangunandan Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang penyulunanRencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembagi.
Berdasarkan pertimbangan di atas, perlu ditetapkan peraturanPemerintah tentang Sinkronisasi proses perencanaan dan penganggaranPembangunan Nasional.
II. PASAL...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-3-
II. PASALDEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
HurufaYang dimaksud dengan " money follou.t program" adalahpendekatan perencurnaan pembangunan yang lebih holistik,integratif, tematik dan spasial, dari berbagai program prioritasyang sejalan dengan visi misi presiden. Tujuan dari petalsanaanmoneg follou program adalah untuk mewujudkan hasilpelaksanaan pembangunan yang langsung dapat dirasakanmanfaatnya oleh masyarakat luas.
Huruf bTematik, holistik, integratif, ilan spasial merupakan penjabarantema Prioritas Pembangunan ke dalam perencanaan yangmenyeluruh mulai dari hulu hingga hilir suatu rangkaiankegiatan yang dilalsanakan dalam keterpaduan pemangkukepentingan dan pendanaan, serta dalam satu kesatuan wilayahdan keterkaitan antarwilayah.
Yang dimaksud dengan "tematik adalah penentuan tema-temaprioritas dalam suatu jangka waktu perencanaan.
Yang dimaksud dengan "holistilC adalah penjabaran tematikprogram Presiden ke dalam perencanaan yang komprehensifmulai dari hulu sampai ke hilir suatu rangkaian kegiatan.Yang dimaksud dengan ,,integratif, adalah upaya keterpaduanpelaksanaan perencanaan program presiden yang dilihat dariperan kementerian/lembaga/daerah/pemangku kepentinganlainnya dan upaya keterpaduan berbagai sumber pendanaan.Yang dimaksud dengan "spasial" adalah penjabaran programPresiden dalam satu kesatuan wilayah dan keterkaitan antarwilayah.
Huruf cCukup jelas.
Pasal 4
PRES IDENREPU BLIK INDONESIA-4-
Pasal 4
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "sumber pendanaan" adalah AnggaranPendapatan Belanja Negara dan pembiayaan Investasi-Non_Anggaran Pendapatan Belanja Negara (PINA), serta sumberpendanaan lainnya.
Pendanaan Anggaran pendapatan Belanja Negara meliputi:Belanja kementerian/lembaga, Belanja ilorr_kementerian / lembaga (subsidi dan hibah), Transier ke Daerahdan Dana Desa, Pembiayaan (pMN BUMN), serta Kerja samaPemerintah dan Badan Usaha (KpBU).
Sumber pendanaan lainnya antara lain: Corporate SocialResponsibility (CSR) dan dana masyarakat.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 5
Ayat (l)Cukup jelas.
Ayat (2)
Evaluasi dilaksanakan sebagai berikut:a. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional
melakukan evaluasi kinerja pembangunan dantahun berjalan yang akan dilanjutkan; dan
b. Menteri Keuangan utamanya melakukananggaran dan kebijakan berjalan.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
utamanyakebijakan
evaluasi kinerja
Pasal 6
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-5-
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Menteri Perencanaan pembangunan Nasional memfokuskanpada evaluasi pencapaian program/kegiatan/proyek terkaitpencapaian Sasaran program pembangunan.
Menteri Keuangan memfokuskan pada elisiensi dan efektilitasbelanj a kementerian/ lembaga.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (s)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 1lCukup jelas.
Pasal 12
PRESIOENREPUBLIK INDONESIA
-6-
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Ayat (l)Cukup jelas.
Ayat (21
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Rapat koordinasi pembangunan pusat jugasinkronisasi antarprogram prioritas pembangunan.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
Cukup jelas.
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (21
Pembicaraan pendahuluan r€rncangan Anggaran pendapatan danBelanja Negara antara lain membahas .an-angan RKp, KerangkaEkonomi Makro, dan pokok-pokok Kebijakan Fiakal.
Ayat (3)
Cukup jelas.
membahas
Pasal 18
PRESIDENREPU BLIK INDONESIA
-7 -
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 2lCukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Cukup jelas.
Pasal 27
Cukup je1as.
Pasal 28
PRES IDENREPUBLIK INDONESIA-8-
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup jelas.
Pasal 31
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "perubahan DIpA" adalah perubahanpada DIPA yang terkait dengan informasi dalam dokumen Renja-KIL.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 32
Ayat (1)
Bahwa perubahan belanja kegiatan dalam pelaksanaan AnggaranPendapatan Belanja Negara yang mempengaruhi pencapaianSasaran pembangunan nasional harus melalui persetqiuanMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan MenteriKeuangan,
Perubahan belanja kegiatan dalam pelaksanaan AnggaranPendapatan Belanja Negara juga dilakukan perubahan dat".r,dokumen perencanaan dan penganggaran yang telah ditetapkan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 33