Transcript

21

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangEra globalisasi yang begitu marak terjadi di masa sekarang menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa merupakan media untuk menyampaikanpesan atauinformasi baik secara lisan maupun tulisan dari individu satu ke individu lainnya.Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan bahasa hampir di semua aktifitas, baik menggunakan bahasa lisan, bahasa tulisan, maupun bahasa tubuh. Sebuah bangsa pasti memiliki bahasanya sendiri, di Indonesia sendiri kita memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa kita.Selain sebagai pemersatu bangsa, kedudukan bahasa Indonesia dalam sosial, sejarah, dan politik juga sangat penting. Apalagi di era globalisasi ini, bangsa Indonesia dituntut harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Dalam situasi demikian,bahasamenjadi piranti maha penting dalam konteks pergaulan global. Hampir bisa dipastikan,bahasa-lah yang menjadi kuncikomunikasiuntuk membuka sekat-sekat geografis ketika dunia terus bergerak ke dalam pusaran dan arus global.Globalisasi sebagai wujud kemodernitasan suatu bangsa dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Meningkatnya kosakata, dikenalnya bahasa Indonesia oleh masyarakat dunia lainnya, dan semakin kayanya karya sastra yang dihasilkan adalah beberapa sisi positif dari globalisasi. Sebaliknya, globalisasi juga menyebabkan adanya hierarki kebahasaan dan meluruhkan kesadaran berbahasa masyarakat. Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini akan mencoba membahas beberapa persoalan kebahasaan yang muncul karena globalisasi beserta strategi kebahasaan yang mungkin diterapkan untuk menghambat ancaman di era globalisasi.

B. Rumusan MasalahPermasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:1. Apa yang dimaksud dengan globalisasi?2. Bagaimana perkembangan bahasa Indonesia di era globalisasi?3. Apa saja pengaruh globalisasi terhadap perkembangan bahasa Indonesia?4. Bagaimana solusi yang mungkin diterapkan untuk menghambat ancaman keterpinggiran bahasa Indonesia di era globalisasi?

C. Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah:1. Untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester 6 Universitas Budi Luhur Tahun Akademik 2013-20142. Untuk mengetahui pengertian dari globalisasi.3. Untuk mengetahui perkembangan bahasa Indonesia di era globalisasi.4. Untuk mengetahui pengaruh dari globalisasi terhadap perkembangan bahasa Indonesia.5. Untuk mengetahui solusi yang mungkin diterapkan untuk menghambat ancaman keterpinggiran bahasa Indonesia di era globalisasi

D. Manfaat Adapun manfaat dari makalah ini adalah:1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perkembangan bahasa Indonesia di era Globalisasi.2. Dapat mengetahui pentingnya berbahasa Indonesia secara baik dan benar di era globalisasi.3. Dapat mengetahui pengaruh negatif dan positif dari globalisasi terhadap bahasa Indonesia.4. Makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan dalam mengkaji masalah yang sama sehingga sehingga segala kekurangan yang ada pada makalah ini dapat diperbaiki dan disempurnakan oleh penulis selanjutnya.5. Makalah ini dapat dijadikan sebagai masukan sekaligus acuan untuk menghadapi arus globalisasi agar bahasa Indonesia tidak terpinggirkan.

E. Batasan MasalahDalam memfokuskan penulisan makalah ini agar memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka penulis memberikan pembatasan masalah bahwa penulisan makalah ini hanya membahas masalah perkembangan bahasa Indonesia di Era globalisasi serta menjelaskan solusi-solusi yang berkaitan dengan hal tersebut.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian BahasaMenurut Gorys Keraf (2004: 1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Ketika anggota masyarakat menginginkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, maka orang tersebut akan menggunakan suatu bahasa yang sudah biasa digunakannya untuk menyampaikan sesuatu informasi.Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh sekelompok masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dilihat dari pengertian yang ada dalam kamus tersebut, dapat dipahami bahwa bahasa juga dapat berfungsi sebagai lambang bunyi sebagai mana not yang ada pada nada, akan tetapi fungsi atau manfaat yang diberikan sangatlah berbeda antara keduanya. Bunyi yang dihasilkan oleh bahasa diprioritaskan untuk menyampaikan suatu informasi serta lebih menitik beratkan pada kepadatan isinya bukan pada fungsi estetika yang dihasilkannya.Bahasa adalah sistem simbol dan tanda. Yang dimaksud dengan sistem simbol adalah hubungan simbol dengan makna yang bersifat konvensional. Sedangkan yang dimaksud dengan sistem tanda adalah bahwa hubungan tanda dan makna bukan konvensional tetapi ditentukan oleh sifat atau ciri tertentu yang dimiliki benda atau situasi yang dimaksud.Dari beberapa definisi yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang dapat disampaikan melalui lisan, tulisan maupun media lain yang sudah disepakati oleh pihak yang berkomunikasi. Bahasa yang disampaikan melalui lisan dapat disebut dengan bahasa primer sedangkan bahasa yang diutarakan dengan menggunakan selain lisan disebut dengan bahasa sekunder.

B. Pengertian GlobalisasiIstilah globalisasi tentunya bukan hal yang asing bagi hampir seluruh masyarakat di dunia. Meskipun tidak asing, makna dari globalisasi sendiri belum dipahami betul oleh sebagian masyarakat. Dalam beberapa literatur, istilah globalisasi saja masih berbeda beda. Menurut asal katanya kata "globalisasi" diambil dari kataglobal yang maknanya ialahuniversal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, globalisasi berarti proses masuknya sesuatu ke ruang lingkup dunia. Globalisasi merupakan suatu proses hubungan sosial secara relatif yang menemukan tidak adanya batasan jarak dan menghilangnya batas-batasan secara nyata, jadi ruang lingkup hidup manusia lebih bertambah dengan memainkan peranan yang lebih luas dalam dunia sebagai suatu kesatuan tunggal (Rudy, 2003: 5). Selain itu, globalisasi dapat didefinisikan sebagai intensifikasi hubungan sosial seluruh dunia yang menghubungkan daerah yang jauh sedemikian rupa sehingga kejadian lokal dibentuk oleh peristiwa yang terjadi bermil-mil jauhnya dan sebaliknya (Giddens, 1990: 64). Dari perbedaan penjelasan tentang arti yang telah disebutkan, globalisasi intinya adalah proses mendunia dalam berbagai aspek kehidupan.

C. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa NegaraSuatu negara yang sudah merdeka dan tengah menjalankan kepemerintahannya pastilah memerlukan suatu bahasa untuk berkomunikasi dengan pihak dalam maupun pihak luar. Negara juga pasti memiliki bahasa yang wajib digunakan oleh masyarakatnya untuk berkomunikasi. Sehingga walaupun orang yang berkomunikasi tersebut berasal dari daerah atau suku yang berbeda, akan tetapi mereka tetap dapat dipersatukan dalam hal tukar informasi. Dan biasanya bahasa yang digunakan sebagai bahasa pemersatu ini disebut sebagai bahasa negara ataupun bahasa nasional.Tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya bahasa nasional dan bahasa negara di Indonesia adalah Bahasa Indonesia. Kedua kedudukan tersebut sangatlah penting dan harus terpenuhi fungsinya. Jika ada salah satu yang tidak terpenuhi maka fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu akan pudar dan akan sirna. Hal yang demikian inilah yang sangat mengkhawatirkan bangsa ini karena akan timbul perpecahan dimana-mana dan benteng pertahanan terkuat Negara Indonesia akan mudah diruntuhkan oleh lawan.Walaupun bahasa negara dan bahasa nasional Negara Indonesia sama yaitu bahasa Indonesia, namun kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara dan sebagai bahasa nasional memiliki fungsi yangberbeda.Menurut Arifin (2008: 13), di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, Bahasa Indonesia berfungsi sebagai:1. Bahasa resmi kenegaraan.2. Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.3. Alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan.4. Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagaimana fungsi pertama bahasa indonesia sebagai bahasa negara yaitu berfungsi sebagai bahasa resmi kenegaraan, Bahasa Indonesia sangat berperan aktif dalamevent-eventpenting yang diadakan oleh bangsa ini baikeventupacara, perjanjian atau pembaiatan, pidato serta acara-acara lain yang lebih bersifat resmi dan formal.Dalam pembelajaran yang ada di Indonesia, tidak diperbolehkan bagi para tenaga pendidik maupun peserta didik untuk menggunakan bahasa selain Bahasa Indonesia kecuali pada materi-materi kebahasaan yang memang ada tuntutan untuk memakai bahasa asing atau bahasa daerah. Terdapat manfaat yang dapat di ambil dari ketetapan ini, ketika ada tenaga pengajar maupun peserta didik dari luar daerah dimana mereka melangsungkan proses belajar mengajar mereka akan dapat memahami materi yang disampaikan ketika materi tersebut disanpaikan dengan menggunakan Bahasa Indonesia.Dalam fungsinya sebagaialat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelksanaan pembangunan, Bahasa Indonesia bukan hanya mempunyai fungsi sebagai penghubung antar suku ataupun ras. Akan tetapi, dalam hal ini lebih difokuskan sebagai media komunikasi antara masyarakat dengan pihak pemerintahan. Dengan terciptanya komunikasi yang sehat dan baik, maka pembangunan negeri ini akan mudah terealisasikan sebagaimana yang telah direncanakan.Alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara berpengertian bahwasanya Bahasa Indonesia adalah bahasa yang dapat menciptakan jati diri bangsa yang akan membedakan dengan bangsa lain. Budaya Indonesia yang berkembang berdampingan dengan bahasa Indonesia pun akan turut menjadi budaya yang mempunyai keunikan dan cirri khas tersendiri.

D. Perkembangan Bahasa Indonesia di Era GlobalisasiBahasa Indonesia merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia. Oleh karena itu bahasa Indonesia mempunyai peranan penting dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya.selain itu bahasa Indonesia juga sebagai jati diri bangsa Indonesia perlu dibina oleh setiap warga negara Indonesia terutamadalam era globalisasi ini,hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini sangat besar kemungkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antar negara yang sudah tidak jelas dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia. Yang penulis maksud disini adalah tentang kedisiplinan berbahasa nasional, yaitu pematuhan aturan-aturan yangberlaku dalam bahasa Indonesia dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi pemakaiannya.Tujuan utama pembinaan bahasa Indonesia ialah menumbuhkan dan membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia.Untuk menyatakan sikap positif ini dapat dilakukan dengansuka memakai bahasa Indonesia daripada bahasa asing dan bersedia menjaga agar pengaruh asing tidak terlalu berlebihan. Yang perlu dipahami adalah sikap positif terhadap bahasa Indonesia ini tidak berarti sikap berbahasa yang tertutup dan kaku. Bangsa Indonesia tidak mungkin menuntut kemurnian bahasa Indonesia (sebagaimana aliran purisme) dan menutup diri dari saling pengaruh dengan bahasa daerah dan bahasa asing. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus bisa membedakan mana pengaruh yang positif dan mana pengaruh yang negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Sikap positif seperti inilah yang bisa menanamkan percaya diri bangsa Indonesia bahwa bahasa Indonesia itu tidak ada bedanya dengan bahasa asing lain.Era globalisasi merupakan tantangan bagi bangsa Indonesia untuk dapat mempertahankan diri di tengah-tengah pergaulan antar bangsa yang sangat rumit. Untuk itu, bangsa Indonesia harus mempersiapkan diri dengan baik dan penuh perhitungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah masalah jati diri bangsa yang diperlihatkan melalui jati diri bahasa. Jati diri bahasa Indonesia memperlihatkan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang sederhana,tatabahasanya mempunyai sistem sederhana, mudah dipelajari, dan tidak rumit. Kesederhanaan dan ketidakrumitan inilah salah satu hal yang mempermudah bangsa asing ketika mempelajari bahasa Indonesia. Setiap bangsa asing yang mempelajari bahasa Indonesia dapat menguasai dalam waktu yang cukup singkat. Namun, kesederhaan dan ketidakrumitan tersebut tidak mengurangi kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam pergaulan dan dunia kehidupan bangsa Indonesia di tengah-tengah pergaulan antarbangsa.Bahasa Indonesia telah membuktikan diri dapat dipergunakan untuk menyampaikan pikiran-pikiran yang rumit dalam ilmu pengetahuan dengan jernih, jelas, teratur, dan tepat. Bahasa Indonesia menjadi ciri budaya bangsa Indonesia yang dapat diandalkan di tengah-tengah pergaulan antarbangsa pada era globalisasi ini. Bahkan, bahasa Indonesia pun saat ini menjadi bahan pembelajaran di negara-negara asing seperti Australia, Belanda,Jepang, Amerika Serikat, Inggris, Cina, dan Korea Selatan.E. Pengaruh Globalisasi terhadap Bahasa IndonesiaPengaruh globalisasi terhadap bahasa Indonesia antara lain tampak pada kekayaan kosa kata bahasa Indonesia, lebih dikenalnya bahasa Indonesia oleh warga dunia lainnya, dan semakin kayanya karya sastra yang dihasilkan oleh masyarakat Indonesia. Perkembangan kosakata dalam bahasa Indonesia memang menunjukkan kemajuan yang cukup pesat.Menurut Abdul Gaffar Ruskan, salah seorang peneliti Pusat Bahasa Depdiknas (www.kapanlagi.com), jumlah kosakata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi IV saat ini mencapai kurang lebih seratus ribu kosakata. Selain adanya kata serapan bahasa asing, peningkatan jumlah kosakata ini disebabkan adanya pembakuan bahasa daerah sebagai bahasa Indonesia. Jika diperhatikan, KBBI edisi III lebih banyak mengadopsi bahasa Jawa daripada bahasa-bahasa daerah. Ini terlihat, misalnya, pada halaman 1288-1289 yang berisi kata dan ungkapan bahasa daerah. Bahasa Jawa mendominasi lembar tersebut, disusul bahasa Sunda, Minang, Bali, Lombok dan Madura. Adanya niatan untuk membakukan kosakata dari bahasa daerah lainnya, yakni Dayak dan bahasa-bahasa daerah lainnya pada edisi IV nanti perlu disambut dengan positif sebagai upaya untuk melestarikan bahasa daerah.Kemajuan teknologi merupakan salah satu faktor yang turut menyebabkan penguasaan kosakata masyarakat kita menjadi kaya. Saat ini, masyarakat hampir telah mengenal istilah komputer, telepon seluler, SMS, e-mail, download, atau homepage. Beberapa istilah yang muncul karena kemajuan teknologi itu ada yang beberapa telah diindonesiakan. Misalnya, e-mail menjadi surat elektronik. SMS (short message service) menjadi layanan pesan singkat, atau homepage yang menjadi laman, dan download menjadi mengunduh. Namun, ada kalanya masyarakat terkadang lebih memilih menggunakan istilah asing daripada mencari padanan katanya dalam bahasa Indonesia karena alasan kepraktisan, ketepatan makna, atau prestis belaka.Selain itu dengan jumlah penduduk yang banyak mengakibatkan bahasa Indonesia sangat rentan terhadap pengaruh era globalisasi. Baik pengaruh secara positif maupun pengaruh negatif.1. Pengaruh positifa. Bahasa Indonesia mulai dikenal oleh dunia internasional.Terbukti ada beberapa Universitas di luar negeri yang mempunyai fakultas Sastra Bahasa Indonesia. Karena menurut mereka negeri kita ini adalah negeri yang subur dan kayaraya, yang mempunyai bermacam-macam budaya, flora-fauna, serta potensi-potensi lainnya.

b. Meningkatnya pengetahuan masyarakat internasional tentangbahasa Indonesia.Dengan perkembangan tekhnologi saat ini seperti TV penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benardalam pembacaan berita misalnya yang disaksikan oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat akan banyak mendengarkan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga akan mempengaruhiberkembangnya bahasa Indonesia yang baik dan benar.

c. Meningkatnya terjemahan buku-buku ke dalam Bahasa Indonesia.

d. Pengaruh global teknologi akan memperkaya kosa kata bahasa Indonesia.Pertukaran informasi dari bahasa asing (terutama bahasa Inggris) mempunyai pengaruh terhadap bahasa Indonesia yang tidak dapat dibendung lagi. Contohnyainformation menjadi informasi.2. Pengaruh negatifa. MasyarakatIndonesia tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.Bentuk baku bahasa Indonesia tidak digunakan dalam mengetikkan SMS karena bentuk tersebut dirasa terlalu panjang dalam penulisannya. Akhirnya, bahasa Indonesia digantikan dengan singkatan-singkatan yang dirasa sudah cukup mewakili sebuah kata, seperti kata ge yang berasal dari kata lagi. Tidak hanya disingkat dari bahasa Indonesia, tetapi juga digantikan dengan bahasa Inggris yang dirasa lebih singkat dalam penulisannya. Bahkan, bahasa serapan tersebut pun disingkat kembali sampai dirasa satu atau dua huruf saja sudah dapat mewakili suatu kata secara keseluruhan, seperti huruf u dalam bahasa Inggris yang pelafalannya mirip dengan kata you yang dalam bahasa Indonesia berarti kamu dan kata why yang dalam penulisannya lebih singkat daripada kata kenapa

b. Berkurangnya minat generasi muda untuk mempelajaribahasa Indonesia.Generasi muda cenderung untuk lebih menyukai sesuatu yang modern atau maju. Dengan masuknya budaya-budaya asing dan bahasanya tentu lebih menarik bagi sebagian besar generasi muda untuk dipelajari.

c. Bercampurnya Bahasa Indonesia denganbahasa-bahasa asing.Selain alasan kecepatan dalam penyampaian, masyarakat lebih memilih memadukan bahasa Indonesia dengan bahasa asing karena dianggap lebih memiliki nilai. Bahasa asing lebih sering digunakan daripada bahasa Indonesia hampir di semua sektor kehidupan, contohnya kita lebih sering menjumpai dan menggunakan ungkapan seperti No Smoking daripada Dilarang Merokok, Stop untuk berhenti, Exit untuk keluar ,dan Open House untuk acara penerimaan tamu.Masyarakat Indonesia cenderung lebih menyenangi dan merasalebih modern, terhormat, dan terpelajar jika dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulisan, menyisipkan setumpuk istilah asing walaupun sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.

d. Hilangnya budayatradisional.Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat hilangnya budaya anak-anak bermain permainan tradisional. Anak-anak sekarang cenderung lebih menyukai permainan berbasis online daripada bermain di lapangan. Permainan online yang digemari sering membuat anak lupa waktu dan tidak tertarik pada pelajaran sekolah. Orang tua harus bisa mengontrol dan mengawasi anak supaya tidak mengubah pola pikiran mereka kearah yang negatif.

e. Pesatnya kemajuan teknologi di era globalisasi ini juga menyebabkan bahasa Indonesia memiliki kekurangan dalam kosa kata, terutama dalam bidang teknologi dan informasi.Dengan semakin berkembangnya era globalisasi yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakan secara internasional, bahasa Indonesia semakin diperkaya dengan bertambahnya berbagai kosa kata baru terutama di bidang teknik komputer, seperti mouse,pentium, dankeyboard.Akhirnya, istilah-istilah tersebut menjadi bahasa sehari-hari yang sulit untuk diubah ke dalam bahasa Indonesia. Lambat laun, kita tidak lagi menganggap bahasa tersebut sebagai bahasa asing, tetapi sudahmenjadi bahasa sehari-hari. Tidak ada lagi perbedaan yang dapat kita rasakan antara bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Bahasa Indonesia yang sesuai kaidah hanya ada dalam kamus saja, tetapi tidak digunakan. Hal ini akan berdampak pada generasi muda penerus bangsa yang akan semakin kehilangan rasa perbedaan antara bahasa asing dengan bahasa nasionalnya.

F. Solusi yang Mungkin Diterapkan untuk Menghambat Ancaman Keterpinggiran Bahasa Indonesia di Era GlobalisasiDengan pengaruh negatif yang dibawa oleh arus globalisasi, kita harus memikirkan solusi agar bahasa Indonesia tidak dilupakan dan terpinggirkan. Berikut ini ada beberapa solusi, yaitu:1. Membuat Hari Bahasa atau Language Day Day dan Pojok Bahasa atau Language CornerKeberadaan bahasa asing untuk dipelajari agar bisa bertahan di era global adalah suatu kebutuhan, namun pemeliharaan bahasa nasional dan daerah juga tak kalah penting. Language Day adalah penetapan waktu atau hari kapan suatu bahasa itu wajib dipergunakan. Bahasa yang ditetapkan dalam Language Day sebaiknya meliputi bahasa asing, daerah, dan nasional atau bahasa Indonesia, dan digunakan secara proporsional. Language Corner yang lebih bernuansa santai tetap dapat diterapkan di sekolah-sekolah formal, masyarakat, atau dalam keluarga.

2. Mengajak Masyarakat untuk mencintai bahasa Indonesia dengan ikut berpartisipasi dalam hari-hari bersejarah yang berhubungan dengan bahasa seperti peringatan Bulan Bahasa, Hari Buku, Hari Sumpah Pemuda, Haul Chairil Anwar atau peringatan nasional lainnya.

3. Penggunaan bahasa dan sastra Indonesia sebagai sarana pengembangan penalaran juga perlu ditingkatkanPembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya untuk meningkatkan keterampilan berbahasa, tetapi juga untuk kemampuan berpikir, bernalar, dan memperluas wawasan. Hal ini diperlukan agar bahasa Indonesia tidak terbawa arus dari pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia.4. Peningkatan Mutu Penggunaan Bahasa IndonesiaPenggunaan bahasaIndonesiadalam berbagai bidang kehidupan, terutama bahasa tulis, perlu ditingkatkan mutunya agar seluruh dokumen tulis kita menggambarkan penggunaan bahasa Indonesia yang taat pada sistem/kaidah bahasa. Peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia itu meliputi bidang ilmu dan teknologi, serta kebudayan. Upaya itu meliputi bahasa Indonesia pada karya ilmiah, buku rujukan/acuan, mediamassa, karya seni, dan sebagainya.Adadua langkah yang dapat ditempuh, yaitu penelitian terhadap semua jenis dan ragam dokumen tulis dan lisan, dan pemeriksaan semua bahan yang akan dicetak terhadap penggunaan bahasaIndonesia. Strategi pertama ditempuh untuk memperbaiki dokumen yang telah dihasilkan sehingga pada penerbitan selanjutnya tidak terjadi kelemahan penggunaan bahasa dalam publikasi tersebut. Demikian juga, pemeriksan rekaman bahasa lisan (terutama media televisi yang amat strategis itu) akan sangat bermanfaat dalam perbaikan publikasi (atau siaran) selanjutnya. Sementara itu, strategi kedua ditujukan untuk mencegah pencetakan dan peredaran buku/publikasi yang penggunaan bahasanya tidak baik. Jika pemeriksaan dilakukan pada semua bahan yang akan dicetak dan dilakukan secara berkelanjutan, pada saatnya bahasa Indonesia akan memiliki kewibawaan di dalam masyarakat pendukungnya.

5. Peningkatan Kepedulian terhadap Bahasa IndonesiaSalah satu upaya menjaga agar bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa-bahasa utama dunia, bahasa asing, ialah pengukuhan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat pendukungnya, yaitu di seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Upaya menanamkan rasa kecintaan terhadap bahasa kebangsaan itu, antara lain, dilakukan melalui peningkatan mutu kampanye penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar ke seluruh lapisan masyarakat Dengann pendekatan dan metode yang sesuai Dengann perkembangan zaman. Kampanye itu dilakukan di lingkungan kelompok masyarakat yang memiliki pengaruh atau yang berhubungan langsung Dengann masyarakat, seperti aparatur pemerintah, anggota DPR, guru (termasuk dosen), wartawan (cetak dan elektronik), penulis, dan yang lebih penting dan strategis dikalangan pelajar/mahasiswa.Pemasyarakatan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar, selain melalui jalur penyuluhan, dilakukan pula melalui media cetak ataupun elektronik serta media luar ruang, seperti iklan layanan imbauan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Minat penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar tersebut dikembangkan pula melalui penyelenggaraan sayembara menulis, baik menulis kreatif maupun menulis ilmiah. Di kalangan media cetak dan elektronik, melalui Forum Bahasa Media Massa, setiap bulan diadakan diskusi ihwal penggunaan bahasa Indonesia di dalam media cetak ataupun elektronik yang selain diikuti kalangan jurnalistik juga diikuti pakar bahasa.

6. Pengembangan Sarana KebahasaanBerbagai upaya di atas harus diikuti dengan pengembangan sarana kebahasaan. Sarana itu dapat berupa berbagai buku acuan dan panduan serta sarana informasi kebahasaan. Selain harus tersedia buku tata bahasa dan buku panduan lainnya serta kamus ekabahasa, untuk keperluan masyarakat Indonesia memasuki tatanan kehidupan baru, globalisasi, perlu disediakan kamus dwibahasa Indonesia-asing.Sementara itu, untuk keperluan masyarakat internasional masuk Indonesia, perlu disediakan kamus bahasa asing-Indonesia. Penyediaan sarana juga meliputi perangkat informasi kebahasaan, baik dalam bentuk cetak maupun elektronis. Penyediaan kepustakaan yang memadai dan terlengkap di Indonesia harus menjadi sasaran utama penyediaan fasilitas itu. Semua itu dilakukan untuk menjadikan lembaga kebahasaan ini menjadi pusat informasi tentang bahasa di Indonesia. Sarana informasi yang dibangun harus memungkinkan kemudahan bagi masyarakat, nasional maupun internasional, mengakses berbagai informasi yang mereka perlukan dari tempat mereka. Penyediaan fasilitas itu juga sekaligus memberikan layanan yang prima kepada masyarakat, secara nasional ataupun secara internasional.

7. Pengembangan Tenaga KebahasaanPelaksanaan berbagai kegiatan di atas memerlukan tenaga kebahasaan yang memadai dari segi jumlah ataupun mutu. Pengadaan tenaga baru masih terus diperlukan sampai memenuhi kebutuhan, baik di tingkat pusat maupun di daerah. Selain itu, pengembangan tenaga kebahasaan dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan, keikutsertaan dalam pertemuan ilmiah, nasional ataupun internasional. Untuk keperluan pembangunan tenaga pelapis, perlu harus digalakkan penyelenggaraan berbagai kegiatan yang dapat membentuk komunitas kebahasaan di kampus-kampus dan sekolah-sekolah, melalui penyelenggaraan bengkel bahasa dan sastra.

8. KelembagaanPelaksanaan berbagai upaya sebagaimana dikemukakan di atas memerlukan sistem kelembagaan yang andal. Untuk itu, lembaga yang menangani masalah kebahasaan perlu ditingkatkan statusnya yang strategis sehingga memudahkan koordinasi dan posisi tawar Dengann instansi/pihak lain karena upaya itu memerlukan dukungan seluruh komponen bangsa. Agar pelaksanaan berbagai kegiatan yang terencana tersebut berjalan Dengann baik dan menyeluruh, lembaga kebahasaan perlu terus dikembangkan sehingga memiliki wakil di seluruh wilayah penutur bahasa Indonesia dan bahkan dapat membangun institusi di luar neara untuk memfasilitasi masyarakat internasional yang ingin belajar bahasa Indonesia.

Namun sebagus apapun sebuah solusi, jika tidak didukung dengan kesadaran berbahasa yang tinggi, tidak akan mampu mencapai situasi kebahasaan yang ideal di suatu masyarakat. Karena itu, lembaga pemerintah seperti Dinas Pendidikan (Dasar, Menengah, maupun Tinggi), Pusat Bahasa, dan lembaga lainnya memiliki peran yang cukup besar untuk mengajak masyarakat Indonesia mencintai dan melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan identitas bangsa Indonesia.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanBahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang harus kita jaga karena perkembangan bahasa Indonesia terletak di tangan pemakai bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya, dan tertatur kacaunya bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang yang mengaku sebagai warga negara Indonesia yang baik. Kita harus lebih dapat menghargai bahasa Indonesia dengan cara lebih senang menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan dengan bahasa asing dan terus bangga dengan bahasa yang telah kita miliki. Bahasa Indonesia harus terus dibina dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia dalam pergalan antarbangsa pada era globalisasi ini.Perkembangan bahasa Indonesia di era globalisasi ini ada yang berdampak positif dan ada pula yang berdampak negatif namun sebagai masyarakat yang memiliki jiwa nasionalisme kita sebaiknya mempertahankan dampak-dampak positif yang ada serta dampak memperbaiki dampak negatif yang ada demi menjaga eksistensi bahasa Indonesia di mata dunia saat ini. sehingga bahasa nasional Republik Indonesia ini dapat menjadi bagian dari globalisasi, bukan menjadi korban dari globalisasi.

B. SaranSetelah kita mempelajari bagaimana perkembangan bahasa Indonesia di era globalisasi ini, kita harus dapat lebih mengerti bagaimana cara menyikapi perkembangan globalisasi yang dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Kita harus mampu memilah mana yang memberikan dampak positif dan mana yang memberikan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia.Sebagai warga Indonesia yang baik, seharusnya kita mampu untuk mempertahankan keaslian dan keeksistensian bahasa Indonesia di kalangan masyarakat Indonesia atau pun di mata dunia. Kita juga harus mempunyai kesadaran berbahasa yang tinggi. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional sebaiknya dijaga terutama oleh kita para kalangan remaja yang akan menjadi penerus bangsa dan kita juga sebaiknya sebagai kalangan yang terpelajar belajar untuk membiasakan diri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

BukuKeraf, Gorys. 2004. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Giddens, Anthony. 1990. The Consequences of Modernity. Cambridge: Polity.Rudy, T May. 2003. Hubungan Internasional Kontemporer & Masalah-Masalah Global. Bandung: Refika Aditama.

EssaiLiliani, Else. 2012. Mengapa Memertahankan Bahasa Indonesia di Era Global?. Essai Fakultas Bahasa dan Seni UNY

InternetAprillia. 2013. Bahasa Indonesia Sebagai Media Komunikasi. http://ebdaaprilia.wordpress.com/2013/03/30/makalah-bahasa-indonesia-bahasa-sebagai-alat-komunikasi (diakses tanggal 6 Juni 2014)

Susilowati. 2013. Pengaruh Globalisasi Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia. http://susilow2411.blogspot.com/2013/01/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap.html (diakses tanggal 6 Jumi 2014)

Tanudjaja, Audy. 2013. Dampak Globalisasi Terhadap Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Berkomunikasi Sehari-hari. http://bahasa.kompasiana.com/2013/12/19/dampak-globalisasi-terhadap-pemakaian-bahasa-indonesia-dalam-berkomunikasi-sehari-hari-619960.html (diakses 6 Juni 2014)

Paresti, Awinditya. 2013. Perbedaan antara Globalisasi dengan Globalisme. http://awinditya-paresti-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-75194-Pengantar%20Globalisasi-GLOBALISASI%20DAN%20GLOBALISME.html (dikases tanggal 6 Juni 2014)

Sugono, Dendy. 2008. Perencanaan Bahasa Di Indonesia Dalam Era Globalisasi. http://www.rajaalihaji.com/id/article.php?a=Y0ZIL3c%3D= (dikases tanggal 6 Juni 2014) 1


Top Related