Download - Bahan Isi Cf Clavicula
A. Definisi
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000). Fraktur adalah rusaknya
kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari
yang dapat diserap oleh tulang. Fraktur didefinisikan sebagai hilangnya
kontinuitas (kerusakan), biasanya mendadak, dari setiap struktur yang dihasilkan
ketika stress internal, yang disebabkan oleh beban, melebihi batas kekuatannya.
Kompleksitas dan perpindahan dari fraktur tergantung secara besar pada tenaga
yang terbangun pada struktur mendahului fraktur. Bentuk bidang fraktur (fraktur
transversal, fraktur split, avulsi, impaksi, dsb) berhubungan dengan sifat
beban, yang mana bisa bersifat penekanan, pembengkokan, torsional,
pemotongan, atau setiap kombinasi dari hal-hal tersebut.
Patah tulang tertutup adalah patah tulang dimana tidak terdapat hubungan
antara fragmen tulang dengan dunia luar (Mansjoer, Arif, et al, 2000). Pendapat
lain menyatidakan bahwa patah tulang tertutup adalah suatu fraktur yang bersih
(karena kulit masih utuh atau tidak robek) tanpa komplikasi (Handerson, M. A,
1992).
Tulang selangka (Klavikula)
adalah tulang panjang yang
menghubungkan lengan atas pada
batang tubuh. Salah satu ujung
klavikula terhubung ke dada dan
yang lain adalah melekat pada
tulang belikat. Tulang selangka
terletak depan atas dada. Tulang
selangka/Klavikula bertemu antara
sendi bahu dengan tubuh untuk memungkinkan pergerakan lebih luas dan
melindungi saraf dan pembuluh darah.
Klavikula adalah satu-satunya tulang penopang yang menghubungkan
tulang belakang ke bahu dan lengan. Fraktur klavikula atau klavikula yang fraktur
adalah tulang kerah yang rusak.
1 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
B. Insidensi
Fraktur klavikula adalah salah satu dari fraktur yang paling umum pada
dewasa. Insidensi di negara-negara barat meningkat selama dekade
terakhir bersamaan dengan gaya hidup yang mobile dan energik. Saat ini
insidensi farktur klavikula adalah 50-64/ 100.000 dan berkurang seiring
umur, terutama pada laki-laki. Fraktur klavikula lebih sering pada laki-laki
(68%) dibandingkan pada wanita (32%) dan pada laki-laki kelompok
umur yang paling signifikan adalah dewasa muda. Sebagian besar fraktur
klavikula terletak pada bagian tengah (81%); sisanya fraktur lateral (17%)
dan medial (2%) yang jauh lebih jarang.
C. Etiologi
Secara umum ada beberapa penyebab patah tulang, diantaranya:
1. Kekerasan langsung
Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya
kekerasan. Fraktur demikian demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan
garis patah melintang atau miring.
2. Kekerasan tidak langsung
Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari
tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling
lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.
3. Kekerasan akibat tarikan otot
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya,
dan penarikan.
Menurut sejarah fraktur pada klavikula merupakan cedera yang sering
terjadi akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (outstretched
hand) dimana trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula,
namun baru-baru ini telah diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secara
umum patah tulang klavikula adalah hantaman langsung ke bahu atau adanya
tekanan yang keras ke bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras. Data
2 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
ini dikemukankan oleh Nowak et a,l Nordqvist dan Peterson. Patah tulang
klavikula karena jatuh dengan posisi lengan tertarik keluar (outstreched hand)
hanya 6% terjadi pada kasus, sedangkan yang lainnya karena trauma bahu. Kasus
patah tulang ini ditemukan sekitar 70% adalah hasil dari trauma dari kecelakaan
lalu lintas. Kasus patah tulang klavikula termasuk kasus yang paling sering
dijumpai. Pada anak-anak sekitar 10–16 % dari semua kejadian patah tulang,
sedangkan pada orang dewasa sekitar 2,6–5 %.
D. Mekanisme Cidera
Fraktur klavikula biasanya terjadi mengikuti jatuh pada titik bahu (misalnya
pada pengendara kuda, penjegalan pada sepakbola, atau bersepeda), atau, karena
tabrakan dengan pemain lain pada olahraga yang memerlukan kontak misalnya
rugby atau sepakbola (misalnya tabrakan ‘panggul dan bahu’). Fraktur klavikula
dapat juga terjadi setelah jatuh pada siku atau lengan yang tertarik terlalu kuat.
Pada contoh tersebut, gaya disalurkan melalui bahu ke klavikula dan jika gaya
cukup ganas, dapat menyebabkan kerusakan klavikula. Beberapa bayi lahir
dengan tulang kerah yang patah selama perjalanan persalinan.
E. Klasifikasi Fraktur
Penampikan fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis,
dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan sifat fraktur.
a. Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit
masih utuh) tanpa komplikasi.
b. Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan
antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya
perlukaan kulit.
2. Berdasarkan komplit atau ketidakklomplitan fraktur.
a. Fraktur Komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang
tulang atau melalui kedua korteks tulang seperti terlihat pada foto.
3 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
b. Fraktur Inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh
penampang tulang seperti:
1) Hair Line Fraktur (patah retidak rambut)
2) Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu
korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
3) Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi
korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.
3. Berdasarkan bentuk garis patah dan hubbungannya dengan mekanisme
trauma.
a. Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang
dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
b. Fraktur Oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasijuga.
c. Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral
yang disebabkan trauma rotasi.
d. Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi
yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.
e. Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan
atau traksi otot pada insersinya pada tulang.
4. Berdasarkan jumlah garis patah.
a. Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan
saling berhubungan.
b. Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tidak berhubungan.
c. Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tidak pada tulang yang sama.
5. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.
a. Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap ttetapi
kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum nasih utuh.
b. Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang
yang juga disebut lokasi fragmen, terbagi atas:
4 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
1) Dislokai ad longitudinam cum contractionum (pergeseran
searah sumbu dan overlapping).
2) Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk sudut).
3) Dislokasi ad latus (pergeseran dimana kedua fragmen saling
menjauh).
6. Fraktur Kelelahan: fraktur akibat tekanan yang berulang-ulang.
7. Fraktur Patologis: fraktur yang diakibatkan karena proses patologis tulang.
Pada fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan
jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:
a. Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa ceddera jaringan
lunak sekitarnya.
b. Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
jaringan subkutan.
c. Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak
bagian dalam dan pembengkakan.
d. Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata
ddan ancaman sindroma kompartement.
F. Klasifikasi Fraktur Klavikula
1. Fraktur mid klavikula (Fraktur 1/3 tengah klavikula)
a. paling banyak ditemui
b. terjadi medial ligament korako-klavikula (antara medial dan 1/3 lateral)
c. mekanisme trauma berupa trauma langsung atau tak langsung (dari lateral
bahu)
2. Fraktur 1/3 lateral klavikula
a. fraktur klavikula lateral dan ligament korako-kiavikula, yang dapat dibagi:
o type 1: undisplaced jika ligament intak
o type 2: displaced jika ligamen korako-kiavikula ruptur.
o type 3: fraktur yang mengenai sendi akromioklavikularis.
b. mekanisme trauma pada type 3 biasanya karena kompresi dari bahu.
5 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
3. Fraktur 1/3 medial klavikula
a. Insiden jarang, hanya 5% dan seluruh fraktur klavikula.
b. Mekanisme trauma dapat berupa trauma langsung dan trauma tak langsung
pada bagian lateral bahu yang dapat menekan klavikula ke sternum. Jatuh
dengan tangan terkadang dalam posisi abduksi.
G. Patofisiologi & Web Of Caution
Klavikula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan selama
perkembangan embrio minggu ke-5 dan 6. Tulang klavikula, tulang humerus
bagian proksimal dan tulang skapula bersama-sama membentuk bahu. Tulang
klavikula juga membentuk hubungan antara anggota badan atas dan Thorax.
Tulang ini membantu mengangkat bahu ke atas, ke luar, dan ke belakang thorax.
Pada bagian proksimal tulang clavikula bergabung dengan sternum disebut
sebagai sambungan sternoclavicular (SC). Pada bagian distal klavikula bergabung
dengan acromion dari skapula membentuk sambungan acromioclavicular (AC).
Patah tulang klavikula pada umumnya mudah untuk dikenali dikarenakan
tulang klavikula adalah tulang yang terletak dibawak kulit (subcutaneus) dan
tempatnya relatif di depan. Karena posisinya yang teletak dibawah kulit maka
tulang ini sangat rawan sekali untuk patah. Patah tulang klavikula terjadi akibat
dari tekanan yang kuat atau hantaman yang keras ke bahu. Energi tinggi yang
menekan bahu ataupun pukulan langsung pada tulang akan menyebabkan fraktur.
Pada fraktur sepertiga tengah klavikula otot sternokleidomastoideus akan
menarik fragmen medial keatas sedangkan beban lengannya akan menarik
fragmen lateral ke bawah. Jika fraktur terdapat pada ligament korako-
klavikula maka ujung medial klavikula sedikit bergeser karena ditahan
ligament ini.
Fraktur yang terjadi kearah medial terhadap fragment maka ujung luar
mungkin tampak bergeser kearah belakang dan atas, sehingga membentuk
benjolan dibawah kulit.
6 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
7 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
H. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda klasik fraktur klavikula:1. Nyeri, terutama pada gerakan ekstremitas atas
2. Bengkak
3. Seringkali setelah bengkak berkurang, fraktur dapat dirasakan melalui
kulit
4. Nyeri tajam bila ada gerakan yang dilakukan.
5. Referred pain: sakit yang kabur sampai ekstrem dalam dan sekitar area
klavikula, termasuk otot-otot yang mengelilingi.
6. Mungkin mual, pusing, dan atau pandangan berkunang-kunang karena
nyeri yang ekstrem
Belum ada bukti kemungkinan untuk memprediksi posisi dari fraktur
klavikula hanya dari mekanisme cedera. Pasien dengan fraktur klavikula biasanya
memberikan riwayat yang baik akan kejadian trauma. Tidak lazim klavikula
mengalami fraktur tekanan atau menjadi fraktur melalui deposit patologis. Pasien
biasanya datang dengan nyeri dan pergerakan yang berkurang pada ekstremitas
yang terkena. Lengan biasanya dipegang melintang pada dada dengan ekstremitas
yang berlawanan digunakan untuk menopang berat ekstremitas yang cedera.
Biasanya ada deformitas yang nampak.
Penting untuk melakukan pemeriksaan neurovaskular lengkap pada
ekstremitas yang cedera untuk mengidentifikasi setiap cedera neurologis atau
vaskular yang berhubungan. Klavikula terletak subkutaneus dan menjadi sangat
dekat dengan kulit membuat fraktur sangat mudah dipalpasi. Bila fraktur secara
signifikan berpindah, dapat menyebabkan tekanan pada kulit yang melingkupi.
Tekanan yang demikian dapat berujung pada kematian kulit pada fraktur. Bila
pada pemeriksaan klinis, ditemukan cedera jaringan lunak yang signifikan atau
memang ditemukan cedera tipe “degloving”, maka pemeriksa harus mencurigai
dan mencari adanya cedera lain yang berhubungan. Dada harus diauskultasi dan
keberadaan pneumothoraks disingkirkan. Pasien mungkin juga cedera berlanjut ke
kepala, leher, dan torso atas dan hal-hal itu harus disingkirkan.
8 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang
dengan keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan
diperparah dengan setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan
terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada
setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari
fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan warna
lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti
fraktur.
Untuk memperjelas dan menegakkan diagnosis pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan adalah :
a. Pemeriksaan rontgen: Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.
b. Scan tulang, CT-scan/ MRI: Memperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan
kerusakan jaringan lunak.
I. Tahapan Penyembuhan Fraktur
Secara ringkas tahap penyembuhan tulang adalah sebagai berikut:
1. Stadium pembentukan hematom;
- Hematom terbentuk dari darah yang mengalir yang berasal dari pembuluh
darah yang robek.
- Hematom dibungkus jaringan lunak sekitar (peristeum & otot).
- Terjadi sekitar 1 – 2 x 24 jam.
2. Stadium proliferasi sel/implamasi;
- Sel-sel berproliferasi dari lapisan dalam periosteum, sekitar lokasi fraktur.
- Sel-sel ini menjadi precusor osteoblast.
- Sel-sel ini aktif tumbuh ke arah fragmen tulang.
- Prolifferasi juga terjadi di jaringan sumsum tulang.
- Terjadi setelah hari ke 2 kecelakaan terjadi.
3. Stadium pembentukan kallus;
- Osteoblast membentuk tulang lunak (kallus).
- Kallus memberikan rigiditas pada fraktur.
- Jika terlihat massa kallus pada X-ray berarti fraktur telah menyatu.
9 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
- Terjadi setelah 6 – 10 hari setelah kecelakaan terjadi.
4. Stadium konsolidasi
- Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi. Fraktur teraba telah
menyatu.
- Secara bertahap menjadi tulang mature.
- Terjadi pada minggu ke 3 – 10 setelah kecelakaan.
5. Stadium remodeling;
- Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada lokasi eks fraktur.
- Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklast.
- Pada anak-anak remodeling dapat sempurna, dewasa masih ada tanda
penebalan tulang.
J. Komplikasi Fraktur
1. Komplikasi Awal
kerusakan pada pembuluh darah atau saraf (jarang terjadi)
2. Komplikasi lanjut
a. Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkkonsolidasi dan memproduksi
sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion
ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang
membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena
aliran darah yang kurang.
1) jarang terjadi
2) dapat diterapi dengan fiksasi interna dan pencangkokan tulang yang
aman.
b. Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya
tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukan
dengan pembedahan dan reimobilisasi yang baik. (Black, J.M, et al, 1993)
1) meninggalkan suatu benjolan, yang biasanya hilang pada waktunya.
2) untuk memperoleh hasil kosmetik yang baik dan cepat dapat menjalani
terapi yang lebih drastis yaitu fraktur direduksi dibawah anastesi dan
10 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
dipertahankan reduksinya dengan menggunakan gips yang mengelilingi
dada (wirass)
c. Kekakuan bahu, sering ditemukan, hanya sementara, akibat rasa takut
untuk menggerakkan fraktur. Jari juga akan kaku dan membutuhkan waktu
berbulan-bulan untuk memperoleh kembali gerakan, kecuali kalau dilatih.
Komplikasi neurovaskuler dapat terjadi pada saat terjadinya perlukaan
ketika ujung tulang yang tajam merobek pembuluh darah subklavia ataupun
pleksus brakhialis, atau terjadi kemudian yang terjadi akibat terbentuknya kalus
yang berlebihan pada daerah sekitar penyembuhan fraktur dan mengkompresi
struktur di atasnya sehingga menjadi simtomatik.
Penyembuhan dari fraktur pada posisi abnormal(malunion) dapat
mengakibatkan deformitas kosmetik yang tidak bisa diterima. Malunion dapat
juga mengkakibatkan tidak berfungsinya anggota gerak atas dan rasa sakit yang
kronis. Insiden nonunion pada fraktur klavikula dilaporkan berkisar antara 0,1
sampai 13%. berikut ini adalah faktor-faktor predesposisi terjadinya nonunion:
a. immobilisasi yang tidak adekuat
b. perawatan dengan operasi
c. tipe jelas dari fraktur distal klavikula
d. fraktur dengan interposisi jaringan lunak(soft tissues) diantara ujungujung
tulang
Artritis post traumatik dapat muncul setelah cedera intraartikuler terhadap
sendi sternoklavikuler atau akromioklavikuler. Namun, literatur tidak mendukung
anggapan bahwa fraktur klavikula proksimal memiliki tingkat artritis post
traumatik yang lebih tinggi dibandingkan bentuk-bentuk lain fraktur klavikular
bahkan dengan ekstensi intraartikuler.
K. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah “pencitraan”
menggunakan sinar rontgen (x-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensi
11 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu
AP atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi
tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari
karena adanya superposisi. Perlu disadari bahwa permintaan x-ray harus atas
dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai
dengan permintaan.
Hal yang harus dibaca pada x-ray:
a. Bayangan jaringan lunak.
b. Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau
biomekanik atau juga rotasi.
c. Trobukulasi ada tidaknya rare fraction.
d. Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi.
Pemeriksaan rontgen anteroposterior dan klavikula biasanya dapat
membantu menegakkan diagnosis dan fraktur. Fraktur biasanya terjadi pada
1/3 tengah dan fragmen luar terletak dibawah fragmen dalam. Fraktur pada
1/3 lateral klavikula dapat terlewat atau tingkat pergeseran salah dikira kecil,
kecuali kalau diperoleh foto tambahan pada bahu.
Meskipun pemeriksaan klinis akan memberikan banyak informasi,
radiograf berkualitas baik (x-ray) akan mengkonfirmasi diagnosis. Dua x-ray
diambil dari sudut yang berbeda (anteroposterior dan 450 miring sefalik)
diperlukan untuk memeriksa secara penuh fraktur multifragmen. X-ray dada
polos juga diambil. Ini memungkinkan eksklusi pneumothoraks dan, sebagai
tambahan, memungkinkan setiap pemendekan klavikula dapat terlihat,
sebagaimana hubungan relatif dari skapula dapat diperhitungkan.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap
penyembuhan tulang.
b. Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan
menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
c. Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat
Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat Amino Transferase (AST), Aldolase
12 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang.
L. Penatalaksanaan
Perawatan Prehospital:
a. Mengidentifikasi dan merawat cedera yang berhubungan dengan
ancaman kehidupan.
b. Menginisiasi protokol ATLS, dan menstabilisasi pasien.
c. Melakukan pengamatan sekunder yang cermat.
d. Memberikan kompres dingin pada cedera.
e. Imobilisasi ekstremitas atas dengan gendongan
Perawatan Intrahospital:
1. Fraktur 1/3 tengah
a. Undisplaced fraktur dan minimal displaced fraktur diterapi dengan
menggunakan sling, yang dapat mengurangi nyeri.
b. Displaced fraktur dengan gangguan kosmetik diterapi dengan
menggunakan commersial strap yang berbentuk angka 8, untuk menarik
bahu sehingga dapat mempertahankan alignment dan fraktur. Strap harus
dijaga supaya tidak terlalu ketat karena dapat mengganggu sirkulasi dan
persyarafan. Suatu bantal dapat diletakkan di antara scapula untuk
menjaga tarikan dan kenyamanan. Jika commersial strap tidak dapat
digunakan balutan dapat dibuat dari “tubular stockinet”, ini biasanya
digunakan untuk anak yang berusia <10 tahun.
c. Pemakaian strap yang baik:
1) menarik kedua bahu, melawan tekanan dipusat, dan daerah interscapula
selama penarikan fraktur.
2) tidak menutupi aksila, untik kenyamanan dan hygiene.
3) menggunakan bantalan yang bagus.
4) tidak mengganggu sirkulasi dan persyarafan kedua lengan.
d. Plating Clavikula
13 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
1) Gunakan insisi sesuai garis Langer untuk mengekspos permukaan
superior clavikula. Hindari flap kulit undermining dan kerusakan saraf
supraklavikula. Hindari juga diseksi subperiosteal pada fracture site.
2) Lakukan reduksi fragmen fraktur jika memungkinkan pasang lag screw
melintasi fraktur. Plate diletakkan di sisi superior clavikula dengan 3
screw pada masing-masing sisi fraktur untuk mencapai fiksasi yang
solid.
3) Jika diperlukan diletakan subkutaneus drain, luka operasi ditutup
dengan jahitan subcuticular.
2. Fraktur lateral
a. Undisplaced fraktur dapat diterapi dengan sling.
b. Displaced fraktur dapat diterapi dengan sling atau dengan open reduction
dan internal fiksasi.
c. Jika pergeseran> setengah diameter klavikula harus direduksi dan internal
fiksasi.
d. Bila dibiarkan tanpa terapi akan terjadi deformitas dan dalam beberapa
kasus rasa tidak enak dan kelemahan pada bahu karena itu terapi
diindikasikan melalui insisi supraklavikular, fragmen fraktur diaposisi dan
dipertahankan dengan pen yang halus, yang menembus kearah lateral
melalui fragmen sebelah luar dan akromion dan kemudian kembali ke
batang klavikula.
e. Lengan ditahan dengan kain gendongan selama 6 minggu dan sesudah itu
dianjurkan melakukan pergerakan penuh.
Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :
a. Fraktur terbuka.
b. Terdapat cedera neurovaskuler.
c. Fraktur comminuted.
d. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumpang tindih.
e. Rasa sakit karena gagal penyambungan (nonunion).
f. Masalah kosmetik, karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya
14 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
(malunion).
Pemberian obat pada kasus patah tulang dapat dilakukan untuk mengurangi
rasa nyeri. Obat-obat yang dapat digunakan adalah obat kategori analgesik
antiinflamasi seperti acetaminophen dan codeine dapat juga obat golongan
NSAIDs seperti ibuprofen.
Rehabilitasi
a. Commersial strap yang berbentuk angka 8, harus di follow up apakah
sudah cukup kencang. Strap ini harus dikencangkan secara teratur. Anak anak
<10 tahun menggunakan strap atau splint selama 3-4 minggu sampai bebas
nyeri, sedangkan orang dewasa biasanya membutuhkan waktu 4-6 minggu.
b. Pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan seperti biasa begitu nyeri
berkurang (strap/splint/sling sudah dilepas).
M. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
a. Sirkulasi
Gejala : riwayat masalah jantung, GJK, edema pulmonal, penyakit vascular
perifer, atau stasis vascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).
b. Integritas ego
Gejala : perasaan cemas, takut, marah, apatis; faktor-faktor stress multiple,
misalnya financial, hubungan, gaya hidup.
Tanda : tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang; stimulasi
simpatis.
c. Makanan / cairan
Gejala: insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/
ketoasidosis); malnutrisi (termasuk obesitas); membrane mukosa yang kering
(pembatasan pemasukkan / periode puasa pra operasi).
d. Pernapasan
Gejala : infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.
e. Keamanan
Gejala : alergi/sensitive terhadap obat, makanan, plester, dan larutan;
Defisiensi immune (peningkaan risiko infeksi sitemik dan penundaan
15 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
penyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kanker terbaru; Riwayat keluarga
tentang hipertermia malignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek
dari detoksifikasi obat-obatan dan dapat mengubah koagulasi); Riwayat
transfuse darah / reaksi transfuse.
Tanda : menculnya proses infeksi yang melelahkan; demam.
f. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid, antibiotic, antihipertensi,
kardiotonik glokosid, antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan,
analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang
dijual bebas, atau obat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan
kerusakan ginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan
juga potensial bagi penarikan diri pasca operasi).
g. Pemeriksaan Fisik
Fraktur klavikula sering terjadi pada anak-anak. Biasanya penderita
datang dengan keluhan jatuh dan tempat tidur atau trauma lain dan menangis
saat menggerakkan lengan. Kadangkala penderita datang dengan
pembengkakan pada daerah klavikula yang terjadi beberapa hari setelah
trauma dan kadang-kadang fragmen yang tajam mengancam kulit. Ditemukan
adanya nyeri tekan pada daerah klavikula.
N. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur /cedera pada
jaringan)
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas struktur
tulang (fraktur dan cedera pada jaringan) dan program pembatasan gerak
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan informasi dan sumber informasi yang
adekuat
4. Risiko cedera berhubungan dengan gangguan integritas tulang
5. Risiko kerusakan integritas kulit dengan faktor resiko eksternal (imobilisasi
fisik) dan internal (tonjolan tulang)
16 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
O. Rencana Keperawatan
NANDA
Dx.1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (fraktur /cedera pada
jaringan)
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 3 jam pasien tidak mengalami
nyeri, dibuktikan dengan kriteria hasil:
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari
bantuan)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
c. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
e. Tanda vital dalam rentang normal
f. Tidak mengalami gangguan tidur
NIC
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
1. Monitor vital setiap 2 jam
R/ vital sign menggambarkan keadaan umum pasien secara umum. Kenaikan
salah satu diantaranya menjadikan kewaspadaan.
2. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
R/ tingkat intensitas nyeri dan frekuensi menunjukkan skala nyeri yang
nantinya akan menggambarkan bagaimana keadaan nyeri yang dirasakan oleh
pasien. Skala nyeri dapat menggambarkan progres nyeri dari waktu ke waktu.
3. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
17 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
R/ reaksi nonverbal yang ditunjukkan oleh pasien mungkin menggambarkan
perasaan nyeri yang tidak terucapkan oleh pasien.
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
R/ factor yang mempengaruhi nyeri bukan hanya dari dalam diri pasien tapi
mungkin juga berasal dari lingkungan. Lingkungan yang tenang
meningkatkan kenyamanan bagi pasien sehingga tingkat nyeri berkurang.
5. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dalam, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
R/ metode nonfarmakologi lebih diutamakan terlebih dahulu untuk
memanajemen nyeri sebelum
6. Tingkatkan istirahat
R/ dengan memperbanyak istirahat, respon pasien terhadap nyeri akan
teralihkan dan nyeri akan menurun
7. Kolaborasi: Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
R/ analgetik diberikan sebagai metode untuk penurun nyeri saat metode
nonfarmakologi tidak dapat mengantisipasi nyeri lagi.
NANDA
Dx.2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan integritas
struktur tulang (fraktur dan cedera pada jaringan) dan program pembatasan gerak
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam gangguan mobilitas
fisik teratasi dengan kriteria hasil:
a. Klien meningkat dalam aktivitas fisik
b. Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
c. Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah
d. Memperagakan penggunaan alat Bantu untuk mobilisasi (walker)
NIC
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
18 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
1. Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien saat
latihan
R/ Vital sign yang dipantau secara rutin sebelum dan sesudah melakukan
aktivitas memberikan gambaran bagaimana kompensasi tubuh terhadap
aktivitas yang dilakukan.
2. Ajarkan pasien tentang teknik ambulasi
R/ mengajarkan pasien teknik ambulasi yang benar akan meningkatkan
kemandirian pasien dalam ambulasi secara bertahap sesuai kemampuannya.
3. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
R/ Dengan mengkaji kemampuan pasien dalam ambulasi terlebih dahulu
maka tipe bantuan yang kita berikan akan bisa ditentukan dan ditingkatkan
secara bertahap.
4. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah terhadap
cedera
R/ Dengan memberikan bantuan berupa tongkat kepada pasien yang tidak
mampu sepenuhnya dalam berpindah maka kemandirian pasien akan bisa
ditingkatkan.
5. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan
R/ Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs akan membantu dalam
peningkatan kemampuan pasien secara bertahap.
6. Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
ADLs pasien.
R/ Dengan mendampingi pasien dalam melakukan ADLs maka kemungkinan
yang tidak diinginkan seperti resiko jatuh dapat diatasi dan diminimalkan.
7. Berikan alat bantu jika klien memerlukan.
R/ Dengan memberikan alat bantu pada pasien sesuai keperluan makan
kemandirian pasien dalam pemenuhan ADLs akan terlihat.
8. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan
19 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
R/ Perubahan posisi pasien dengan bantuan atau mandiri oleh pasien
mencegah terjadinya penekanan terlalu lama pada salah satu bagian tertentu
tubuh pasien.
9. Kolaborasi: dengan ahli terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan
R/ Dengan mengkolaborasikan terapi fisik yang akan dilakukan maka
peningkatan kemampuan pasien dalam peningkatan ADLs akan lebih mudah
tercapai.
NANDA
Dx.3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurang terpajan informasi dan sumber informasi yang
adekuat
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 3 jam pasien tidak mengalami
nyeri, dibuktikan dengan kriteria hasil:
a. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
b. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara
benar
c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat/tim kesehatan lainnya
NIC
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
R/ tingkat pengetahuan keluarga menetukan darimana awal kita dan
bagaimana metode menjelaskan sehingga keluarga dapat mengerti apa yang
kita jelaskan
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat
20 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
R/ menjelaskan jalannya penyakit dan penyebabnya akan menggambarkan
keadaan yang sebenarnya kepada keluarga
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan
cara yang tepat
R/ penggambaran tanda gejala yang tepat pada pasien dan keluarga akan
mengurangi rasa cemas pada pasien dan keluarga
4. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengan cara yang tepat
R/ dengan mengkaji penyebab terjadinya keadaan yang membuat pasien sakit,
intervensi akan dapat disesuaikan demi kelancaran intervensi
5. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
R/ informasi yang adekuat sangat diperlukan oleh pasien dan keluarga yang
sedang dalam keadaan tidak mengenal sumber informasi yang adekuat.
6. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara
yang tepat
R/ informasi yang adekuat tentang kemajuan kesehatan pasien memberikan
support sistem yang baik untuk pasien dan keluarga
7. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
R/ dengan memberikan gambaran sumber dan dukungan yang bisa didapatkan
pasien makan pasien akan merasa mempunyai sistem pendukung yang dapat
mendorong kesembuhan
NANDA
Dx.4. Risiko cedera berhubungan dengan gangguan integritas tulang
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam pasien menunjukkan
tidak terjadi cedera, dibuktikan dengan kriteria hasil:
a. Klien terbebas dari cedera
b. Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah cedera
c. Klien mampu menjelaskan faktor risiko dari lingkungan/perilaku personal
d. Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah cedera
NIC
21 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
R/ lingkungan yang aman menjamin keselamatan pasien dari risiko cidera
yang mungkin dialami pasien selama fase akut dalam perawatan
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan
fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
R/ dengan mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien terlebih dahulu maka
bentuk bantuan terhadap pasien dapat ditentukan terlebih dahulu
3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan
perabotan)
R/ dengan menghindarkan barang berbahaya dari lingkungan pasien maka
risiko akan terjadinya cidera dapat diminimalkan
4. Memasang side rail tempat tidur
R/ side rail dimaksudkan untuk mengamankan risiko terjatuh pasien dari
tempat tidur yang mungkin menyebabkan cidera
5. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
R/ tempat tidur yang aman memberikan pasien jaminan akan terjaganya
kondisi pasien tetap aman
6. Memberikan penerangan yang cukup
R/ dengan penerangan yang cukup diharapkan resiko terjatuh pada pasien
dapat diminimalkan saat pasien mencoba untuk berjalan untuk memenuhi
ADLs
7. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien.
R/ pendampingan keluarga pada pasien dalam pemenuhan ADLs akan
menjaga pasien tetap terjaga dari risiko cidera
8. Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan
R/ barang yang membahayakan
NANDA
Dx.5. Risiko kerusakan integritas kulit dengan faktor resiko eksternal (imobilisasi
fisik) dan internal (tonjolan tulang)
22 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam klien menunjukkan
integritas kulit yang baik, dibuktikan dengan kriteria hasil:
a. Keluarga mengatakan mengerti tentang faktor risiko kerusakan integritas kulit
b. Integritas kulit menjadi suatu kewaspadaan
NIC
Rencana intervensi yang akan dilakukan:
1) Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
R/ Kulit yang bersih dan kering akan menjauhkan dari resiko iritasi yang akan
menyebabkan kerusakan integritas kulit.
2) Berikan perawatan kulit yang cermat untuk mencegah kerusakan jaringan
karena kelembaban, dan tekanan.
R/ Dengan perawatan yang rutin diharapkan kulit tetap lembab dan jauh dari
keadaan yang memungkinkan untuk terjadi kerusakan.
3) Kaji kulit setiap 2 jam terutama pada daerah penekanan dan monitor terhadap
area yang tertekan.
R/ daerah penekanan merupakan daerah yang sangat rentan akan terjadinya
lecet atau iritasi.
4) Hindari tidak adanya linen pada tempat tidur.
R/ Dengan memberikan linen pada tempat tidur maka akan memberikan
kelembutan sehingga tidak sampai menyebabkan resiko perlukaan atau iritasi
pada daerah yang tertekan.
5) Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.
R/ dengan mengubah posisi secara rutin diharapkan titik penekanan pada
daerah tertentu tidak akan menjadi perlukaan atau iritasi yang akan
menyebabkan kerusakan integritas kulit.
6) Monitor kulit akan adanya kemerahan.
R/ tanda kemerahan pada kulit mengindikasikan adanya iritasi dan mungkin
akan menyebabkan infeksi.
7) Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan.
23 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
R/ Pemberian lotion pada daerah penekanan akan meminimalkan terjadinya
iritasi yang menyebabkan kerusakan integritas kulit.
8) Inspeksi kulit terutama pada tulang-tulang yang menonjol dan titik-titik
tekanan ketika merubah posisi pasien.
R/ Memonitor secara rutin pada daerah yang tertekan akan meningkatkan
kewaspadaan akan terjadinya iritasi.
9) Kolaborasi: pemberian tinggi protein, mineral dan vitamin
Kolaborasi: Monitor serum albumin dan transferin
R/ Protein tinggi berguna untuk regenerasi kulit serta vitamin dan mineral
tinggi baik untuk metabolisme tubuh pada pasien.
24 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
Daftar Pustaka
Apley, A. Graham, Buku Ajar Ortopedi dan Fraktur Sistem Apley, Widya Medika,
Jakarta, 1995.
Black, J.M, et al, Luckman and Sorensen’s Medikal Nursing : A Nursing Process
Approach, 4 th Edition, W.B. Saunder Company, 1995.
Henderson, M.A, Ilmu Bedah untuk Perawat, Yayasan Essentia Medika,
Yogyakarta, 1992.
Ignatavicius, Donna D, Medical Surgical Nursing : A Nursing Process Approach,
W.B. Saunder Company, 1995.
Mansjoer, Arif, et al, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Medika Aesculapius
FKUI, Jakarta, 2000.
Price, Evelyn C, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, Gramedia, Jakarta
1997.
Anonim. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskletal Jilid I Edisi 1. Pusdiklat Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta. 1990
Chairuddin Rasjad, 2007, Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi, Yarsif Watampone,
Jakarta
Richard S. Snell, 2006, Anatomi Klinik Edisi 6, EGC, Jakarta.
Smeltzer c Suzanne, Buku Ajar Keperawatan medikal Bedah, Brunner and
Suddarth’s, Ed8. Vol.1, Jakarta, EGC, 2002.
Nanda. 2011. Nursing Diagnosis : Definitions & Classifications.
McCloskey, Joanne C., Bulechek, Gloria M. 1997. Nursing Intervention
Classification (NIC). USA : Mosby.
Johnson, Marion et al. 1997. Nursing Outcomes Classification (NOC). USA :
Mosby.
25 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula
Ackley, BJ and Ladwig, GB. Nursing Diagnosis Handbook: An Evidence-Based
Guide to Planning Care. 2012. USA : Mosby.
26 | Program Pendidikan Ners Keperawatan Medikal Bedah : CF Clavicula