RENCANASTRATEGIS
BADAN KETAHANAN PANGANTAHUN 2020-2024
BADAN KETAHANAN PANGANKEMENTERIAN PERTANIAN
REPUBLIK INDONESIA
3Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia2 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L).
Program dan kegiatan BKP Tahun 2020-2024 akan dilaksanakan di 34 provinsi dan sekitar 450 kabupaten/kota, fokus pada: (1) Pengembangan Diversifikasi dan Industri Pangan Lokal (PIPL); (2) Penguatan Pasokan, Distribusi dan Cadangan Pangan; (3) Pengentasan Daerah Rentan Rawan Pangan dan Stunting; (4) Keamanan dan Mutu Pangan Segar; dan (5) Analisis, Kajian, dan Kebijakan Ketahanan Pangan.
Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020 – 2024 ini diharapkan menjadi acuan dan panduan bagi seluruh pemangku kepentingan, baik di Pusat maupun Daerah, dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan untuk terwujudnya ketahanan pangan sampai tingkat perseorangan yang berlandaskan kedaulatan pangan dan kemandirian pangan secara berkesinambungan.
Jakarta, Kepala Badan Ketahanan Pangan,
Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. EngNIP. 19610802 198903 1 011
RENCANASTRATEGISBADAN KETAHANAN PANGAN
TAHUN 2020-2024
PETA KETAHANANDAN KERENTANANPANGAN 2018
Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berlandaskan pada kedaulatan pangan dan kemandirian pangan yang merupakan amanat sesuai
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 760.1/Kpts/RC.020/M/11/2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pertanian Nomor 259/Kpts/RC.020/M/05/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024, Badan Ketahanan Pangan (BKP) menindaklanjuti dengan menyusun Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020 – 2024 (Revisi Ke-1). Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020 – 2024 memuat sasaran program, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan dan pelaksanaannya dirancang selama 5 (lima) tahun.
Sesuai tugas dan fungsinya Tahun 2020 – 2024 Badan Ketahanan Pangan melaksanakan Program Peningkatan Diversif ikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat. Program tersebut dilaksanakan melalui 4 (empat) kegiatan utama, yaitu Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan, Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan, Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, serta Dukungan Manajemen dan Teknis lainnya pada Badan Ketahanan Pangan.
Rencana Strategis BKP 2020-2024 (Revisi Ke-1) mengalami sedikit penyesuaian dari edisi sebelumnya, dalam rangka menindaklanjuti perubahan pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2020-2024 (Revisi 1) serta sejalan dengan dinamika perencanaan program dan anggaran. Penyesuaian tersebut untuk mempertajam kegiatan strategis dan indikator kinerja BKP dan untuk mengakomodir penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam
KATA PENGANTAR
4 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 5Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
SEKILAS TENTANGBADAN KETAHANANPANGAN
Badan Ketahanan Pangan merupakan salah satu unit kerja Eselon I Kementerian Pertanian sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
FUNGSI:
1. Koordinasi, pengkajian, penyusunan kebijakan, pemantauan dan pemantapan di bidang ketersediaan pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan, penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar.
2. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang ketersediaan pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan peningkatan keamanan pangan segar.
3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang ketersediaan pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, dan peningkatan keamanan pangan segar.
4. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang ketersediaan pangan, penurunan kerawanan pangan, pemantapan distribusi pangan dan akses pangan, penganekaragaman konsumsi dan peningkatan keamanan pangan segar.
5. Pelaksanaan administrasi Badan Ketahanan Pangan,
6. dan Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
TUGAS:
Menyelenggarakan Koordinasi, Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan di Bidang Peningkatan Diversifikasi dan Pemantapan Ketahanan Pangan.
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR 3SEKILAS TENTANG BADAN KETAHANAN PANGAN 4DAFTAR ISI 5DAFTAR TABEL 6DAFTAR GAMBAR 7DAFTAR LAMPIRAN 8
BAB I PENDAHULUAN1.1 Kondisi Umum 111.2 Potensi dan Permasalahan 131.2.1 Potensi 131.2.2 Tantangan Permasalahan 14
BAB II TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM BADAN KETAHANAN PANGANTAHUN 2020-20242.1 Tujuan Badan Ketahanan Pangan 172.2 Sasaran Badan Ketahanan Pangan 18
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASIDAN KERANGKA KELEMBAGAAN3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 233.2 Arah Kebijakan dan Strategi Badan Ketahanan Pangan 243.3 Program dan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan 263.4 Kerangka Regulasi 273.5 Kerangka Kelembagaan 28
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN4.1 Target Kinerja 324.2 Kerangka Pendanaan 34
BAB V PENUTUP 35
LAMPIRAN 37
7Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia6 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
DAFTAR TABEL
DAFTARGAMBARGambar 1Koefisien Variasi Harga Pangan Pokok dan Strategis 2015-2019 12
Gambar 2Capaian Pemenuhan Pangan tahun 2015-2019 13
Gambar 3Peta Strategi Kementerian Pertanian tahun 2020-2024 18
Gambar 4Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan 28
Tabel 1Ketersediaan energi dan protein per kapita per hari tahun 2015-2019 11Tabel 2Konsumsi energi dan Protein serta Skor PPh tahun 2015-2019 13Tabel 3Tujuan dan Indikator tujuan Kementerian Pertanian tahun 2020-2024(terkait BKP) 17Tabel 4Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran ProgramBadan Ketahanan Pangan 19Tabel 5Kontribusi BKP terhadap Pencapaian Indikator Menteri Pertanian 20Tabel 6Pembaharuan Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran Program BKP 21Tabel 7Arah Kebijakan, Strategi dan Langkah OperasionalBadan Ketahanan Pangan 2020-2024 25Tabel 8Penyempurnaan Program dan Sasaran Program BKP 2020-2024 26Tabel 9Program dan Sasaran Program Badan Ketahanan Pangantahun 2021-2024 27Tabel 10Bentuk Kelembagaan Ketahanan Pangan Daerah Seluruh Indonesiatahun 2020 29Tabel 11Kebutuhan tambahan ASN Badan Ketahanan Pangan tahun 2020-2024 29Tabel 12Jumlah Pegawai Menurut Jabatan Fungsional BKP periode: Juni 2020 30Tabel 13Pembaharuan Indikator Kinerja Sasaran Program Badan Ketahanan PanganTahun 2020-2024 33Tabel 14Alokasi Pendanaan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 34
9Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia8 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
DAFTARLAMPIRANLampiran 1Matrik KInerja dan Pendanaan Badan Ketahanan PanganTahun 2020-2024 38
Lampiran 2Sasaran Konsumsi Pangan tahun 2020-2024 40
Lampiran 3Matrik Kerangka Regulasi 41
BAB IBAB I
11Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia10 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
PENDAHULUAN
P eran pangan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan fisik dasar dan mencegah kelaparan. Namun lebih jauh dari itu, pangan dengan kandungan gizi
di dalamnya berperan nyata bagi peningkatan kualitas hidup manusia untuk menghasilkan manusia yang sehat, aktif dan produktif. Oleh karena itu, ketahanan pangan menjadi prioritas untuk memenuhi kebutuhan permintaan pangan di Indonesia secara merata dan berkesinambungan dengan memperhatikan potensi sumberdaya lokal dan kearifan lingkungan.
Memasuki se-abad Indonesia merdeka pada Tahun 2045, jumlah penduduk di Indonesia diperkirakan akan mencapai 318,96 juta jiwa (sumber survei penduduk antar sensus, 2015). Hal ini menjadi tantangan besar dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional, termasuk: produktivitas lahan yang mengalami levelling off; konversi lahan pertanian; stabilitas harga pangan dunia yang cenderung berfluktuasi; tingginya food loss dan food waste; pergeseran pola konsumsi pangan ke arah western diet, fast food dan industrial food; serta meningkatnya jumlah masyarakat berpendapatan rendah yang cenderung mengkonsumsi pangan dalam jumlah dan mutu yang rendah akibat keterbatasan daya beli.
Kebijakan pangan yang dijalankan kedepan akan sangat menentukan apakah Indonesia
mampu mewujudkan ketahanan pangan nasional. Badan Ketahanan Pangan (BKP) telah menyiapkan kebijakan dan program untuk mendukung pembangunan ketahanan pangan selama periode 5 (lima) tahun yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024. Sesuai dengan dinamika perencanaan lingkup Kementerian Pertanian, telah dilakukan penyempurnaan terkait sasaran strategis yang berdampak pada penyempurnaan sasaran program dan sasaran kegiatan. Untuk itu BKP melakukan penyempurnaan melalui revisi Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 revisi ke-1.
Renstra BKP Tahun 2020-2024 revisi ke-1 telah mengacu kepada regulasi dan aturan yang berlaku, diantaranya: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025; 3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; 4) Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024; serta 5) Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 259/Kpts/RC.020/M/05/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024.
1.1 KONDISI UMUMKinerja ketahanan pangan Indonesia selama periode tahun 2018-2019 semakin membaik yang ditunjukkan kenaikan peringkat Global Food Security Index (GFSI). Berdasarkan hasil kajian yang dirintis oleh The Economist Intelligence Unit (EIU) yang membandingkan situasi ketahanan pangan antar negara berdasarkan aspek ketersediaan, keterjangkauan, serta kualitas dan keamanan pangan. Dilihat dari peringkat Indonesia berada pada posisi 65 pada tahun 2018 dan meningkat ke posisi dengan skor 62,6 pada tahun 2019 (sumber EIU, 2019).
Meningkatnya posisi ketahanan pangan Indonesia disebabkan karena membaiknya posisi tiga pilar yang membentuknya, yaitu: pilar ketersediaan (availability), keterjangkauan (accessibility) serta kualitas dan keamanan (quality and safety). Capaian posisi ketiga pilar tersebut adalah sebagai berikut: untuk aspek ketersediaan pangan, posisi Indonesia
naik dari 58 dengan skor 58,2 pada tahun 2018 menjadi posisi ke-48 dengan skor 61.3 pada tahun 2019; untuk aspek keterjangkauan pangan dari posisi ke-63 dengan skor 55.2 pada tahun 2018 menjadi posisi ke-58 dengan skor 70,4 pada tahun 2019. Sedangkan untuk aspek kualitas dan keamanan pangan posisi untuk tahun 2018 dan tahun 2019 adalah tetap di posisi ke-84 namun skor meningkat yaitu mencapai skor 44.5 pada tahun 2018 dan skor meningkat menjadi 47.1 pada tahun 2019.
Kemajuan tersebut juga didukung oleh: pertama, dari sisi ketersediaan Indonesia telah lebih dari cukup dibandingkan standar kebutuhannya. Ketersediaan energi tahun 2019 sebesar 2.926 kkal/kapita/hari melebihi rekomendasi WNPG tahun 2012 sebesar 2.400 kkal/kapita/hari dan untuk ketersediaan protein tahun 2019 sebesar 72.85 gram/kapita/hari melebihi rekomendasi WNPG tahun 2012 sebesar 63,0 gram/kapita/hari (Tabel 1).
*) Sementara **) Sangat Sementara
Tabel 1. Ketersediaan energi dan protein per kapita per hari tahun 2015-2019
Sumber : Neraca Bahan Makanan
Tahun
Ketersediaan
Skor PPH KetersediaanEnergi(Kkal/kapita/hari)
Protein (gram/kapita/hari)
Nabati Hewani Total Nabati Hewani Total
2015 2.799 178 2.978 59,75 18,53 78,28 81,59
2016 2.825 192 3.016 56,25 19,55 75,79 83,27
2017 2.743 253 2.996 59,22 26,24 85,47 88,92
2018* 2.807 275 3.110 57,92 30,87 89,82 92,13
2019** 2.705 221 2.926 53,17 19,68 72,85 84,49
12 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 13Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Sumber : Panel Harga Pangan (diolah BKP)
Gambar 1. Koefisien Variasi Harga Pangan Pokok dan Strategis 2015-2019
Beras
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.002015 2016 2017 2018 2019
Dg. Ayam Ras
Dg. Sapi Telur Ayam
Cabe RawitCabe MerahCV
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.002015 2016 2017 2018 2019
Bawang MerahBawang PutihCV
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
0.002015 2016 2017 2018 2019
5.00
Kedua, harga pangan menjadi salah satu indikator keterjangkauan pangan masyarakat. Harga juga merupakan salah satu elemen penting dalam ekonomi pangan dan berkontribusi terhadap inflasi. Oleh karena itu pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan agar produsen dan konsumen tidak dirugikan. Di satu sisi produsen harus mendapatkan harga yang layak untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraannya dan disisi lain konsumen juga harus mendapatkan harga beli yang wajar untuk mendukung daya beli dan keterjangkauan untuk dapat mengakses pangan. Secara umum pergerakan harga pangan pokok dan strategis dalam kondisi aman dan stabil.
Meskipun dinamika kenaikan dan penurunan harga pangan merupakan hal yang tidak dapat dihindari karena terbentuk dari mekanisme pasar, pemerintah tetap berkepentingan untuk menjaga agar kenaikan dan penurunan harga tersebut tetap terkendali agar tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap perekonomian dan ketahanan pangan. Dalam gambar 1, nilai CV harga beras, daging sapi, daging ayam, telur, minyak goreng dan gula pasir berada dibawah 10%. Demikian pula dengan bawang merah dan bawang putih pada umumnya stabil yang ditandai dengan nilai CV dibawah 25%. Komoditas yang relatif fluktuatif adalah cabai merah dan cabai rawit merah dimana nilai CV kedua komoditas ini tercatat di atas 30% pada Tahun 2015, 2017 dan 2019.
Ketiga, Prevalence of Undernourishment (PoU) adalah variabel yang menggambarkan prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan dan berdasarkan perhitungan BKP persentase prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan hasil perhitungan BPS menurun dari 10,73 persen pada tahun 2015 menjadi 7,66 persen pada Tahun 2019.
Secara nasional konsumsi energi dan protein penduduk telah melebihi Angka Kecukupan yang dianjurkan, yaitu konsumsi energi dan protein
per kapita per hari secara rata-rata melebihi 100 persen dari angka kecukupan gizi (AKG) (Tabel 2). Dalam kurun waktu 2015 –- 2018, total konsumsi energi dan protein, yang diperoleh dari berbagai jenis kelompok pangan, menunjukkan kecenderungan yang meningkat namun sedikit menurun pada Tahun 2019. Konsumsi protein rata-rata penduduk sudah melebihi anjuran kecukupan gizi, namun masih didominasi oleh protein nabati yang berasal dari pangan sumber karbohidrat khususnya serealia.
Pemenuhan konsumsi pangan juga harus memperhatikan keberagaman jenis (diversifikasi) dan jumlah pangan yang dikonsumsi penduduk sesuai anjuran. Kearagaman konsumsi pangan yang ditunjukkan melalui Skor Pola Pangan Harapan (PPH). Pencapaian skor PPH tahun 2019 sebesar 90.8 (berdasarkan AKE 2000 kkal/kap/hari). Namun bila dilihat menurut kelompok pangan, kontribusi konsumsi kelompok umbi-umbian, kacang-kacangan, sayur dan buah, serta buah/biji berminyak masih perlu ditingkatkan, sedangkan untuk konsumsi pangan kelompok padi-padian, gula, minyak dan lemak telah melebihi anjuran (Gambar 2).
Keempat, pengawasan keamanan dan mutu pangan segar asal tumbuhan semakin diperkuat untuk menjamin pangan yang aman dan sehat
bagi masyarakat Indonesia sesuai Permentan Nomor 53 Tahun 2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT). Sistem keamanan pangan segar telah terbangun melalui pendataan, pendaftaran dan sertifikasi serta pembagian kewenangan antara pusat, propinsi dan kabupaten atau kota. Hal ini sangat bermanfaat bagi masyarakat selaku konsumen dalam memilih pangan segar yang aman yaitu pangan yang memiliki nomor registrasi atau sertifikasi.
2015 2016 2017 2018 2019
Gambar 2. Capaian Pemenuhan Pangan Tahun 2015-2019
Sumber Susenas 2015-2019-BPS, diolah BKP 2019*Keterangan Tahun 2019 angka sementara
Umbi-
Umbia
nPa
ngan
Hew
ani
Miny
ak da
n Lem
akBu
ah/B
iji Be
rminy
akKa
cang
-Kac
anga
n
GulaSa
yur d
an B
uah
Padi-
Padia
n
140.0120.0100.0
80.060.040.020.0
0.0
% An
juran
Kecu
kupa
n
Sumber : Susenas 2015-2019, BPS, diolah BKP*) Keterangan : Data Sementara
Uraian Konsumsi Pangan dan Protein
per Kapita per Hari
2015 2016 2017 2018 2019
Energi (kkal) 2.099 2.147 2.128 2.165 2.138
Protein (gram)
Nabati
Hewani
58,56
40,06
18,50
60,25
40,95
19,30
61,45
40,59
20,86
62,91
42,66
20,25
62,87
41,81
21,05
Skor PPH 85,2 86,0 90,4 91,3 90,8
Tabel 2. Konsumsi Energi dan Protein serta Skor PPHTahun 2015-2019
1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN1.2.1 PotensiSebagai salah satu negara mega biodiversity dengan keanekaragaman hayati (biodiversity) darat Indonesia merupakan yang terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Keanekaragaman hayati Indonesia didukung oleh kondisi geografis yang beragam berupa dataran rendah dan tinggi, intensitas sinar matahari dan intensitas curah hujan yang hampir merata sepanjang tahun di sebagian wilayah, keanekaragaman jenis tanah yang memungkinkan dibudidayakan aneka jenis tanaman dan ternak asli daerah tropis, serta komoditas introduksi dari daerah subtropis secara merata sepanjang tahun.
Indonesia memiliki beragam jenis komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan
14 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 15Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
BAB IIpeternakan yang sudah sejak lama diusahakan masyarakat sebagai sumber pangan dan ekonomi, termasuk sumber pangan lokal alternatif yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal seperti: singkong, ubi jalar, sagu, jagung, suweg, gembili, kentang, ganyong dan lainnya yang nilai gizinya tidak kalah bahkan melebihi beras.
Penduduk Indonesia sebagian besar berada di pedesaan merupakan potensi labor supply dalam pembangunan pangan. Sampai saat ini lebih dari 35,7 juta tenaga kerja nasional atau 26,14 juta rumah tangga masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Perlu untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan penduduk pedesaan termasuk pengembangan teknologi industri, pengolahan, penyimpanan dan pasca panen serta transportasi dan komunikasi sampai ke pelosok daerah akan berdampak memperkuat aspek ketersediaan, cadangan dan distribusi, serta pemanfaatan pangan terutama untuk penanganan daerah rentan rawan pangan dan penurunan stunting.
Pembangunan pangan tidak bisa berdiri sendiri, melainkan pekerjaan yang sifatnya multisektor. Diperlukan koordinasi, integrasi, sinergitas dan sinkronisasi (vertikal dan horisontal) baik antar instansi atau antar lembaga terkait, maupun antara pemerintah dengan petani, pedagang dan peneliti.
1.2.2 Tantangan PermasalahanPembangunan pangan di Indonesia lima tahun kedepan masih menghadapi permasalahan baik dari sisi supply (penyediaan) dan sisi demand (permintaan) pangan, secara umum penjabarannya sebagai berikut:1. Supply (penyediaan), berbagai faktor yang
mempengaruhi yaitu:a. Produksi
1) Dampak perubahan iklim terhadap pola tanam, potensi produksi, serangan OPT dan ketersediaan air.
2) Skala usaha pertanian yang didominasi oleh usahatani kecil disertai laju konversi lahan yang cukup tinggi.
3) Penyediaan sarana dan prasarana pertanian yang belum merata.
4) Inovasi dan diseminasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan adaptasi tanaman belum dilaksanakan secara masif.
5) Regenerasi petani berjalan lambat. 6) Tingginya food loss and waste.
b. Distribusi1) Akses pangan yang tidak merata karena
faktor ekonomi (miskin) dan fisik (daerah terpencil).
2) Konektivitas antar wilayah yang masih lemah karena kondisi infrastruktur yang belum memadai.
3) Sebaran wilayah produksi di daerah-daerah tertentu menyebabkan arus distribusi pangan hanya searah dari produsen ke konsumen.
4) Rantai distribusi yang panjang menyebabkan biaya perdagangan dan disparitas harga antara produsen dan konsumen yang tinggi.
2. Demand (permintaan), berbagai faktor yang mempengaruhi yaitu:a. Pertumbuhan penduduk Indonesia yang
cukup tinggi b. Keamanan pangan akibat penggunaan
bahan berbahaya dan/atau bahan kimia berbahaya pada makanan. Pada sisi yang lain kesadaran masyarakat untuk hidup sehat semakin meningkat.
c. Meningkatnya permintaan pangan yang mudah diolah dan praktis memerlukan olahan pangan yang inovatif.
d. Meningkatnya permintaan jaminan pangan yang halal sebagai keyakinan masyarakat atas makanan yang dikonsumsinya
e. Triple burden malnutrition yaitu masalah kekurangan gizi pada anak usia balita, kelebihan gizi (overweight dan obesitas), dan kekurangan zat gizi mikro yang masih cukup tinggi terjadi di Indonesia.
Dampak pandemi Covid-19 dan pasca pandemi mempunyai tantangan khusus terkait ketahanan pangan. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2020 berdampak pada ketahanan pangan nasional, diantaranya: 1) terganggunya produksi pertanian akibat pembatasan pergerakan orang/tenaga kerja; 2) Terganggunya distribusi pangan akibat penetapan PSBB dan penutupan wilayah secara terbatas; dan 3) Daya beli masyarakat menurun. Penanganan dampak pandemi Covid_19 akan menjadi prioritas dalam rancangan program dan kegiatan pembangunan pangan kedepan.
17Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia16 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
V isi Presiden dan Wakil Presiden Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2020-2024 adalah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah “Terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian, berlandaskan gotong royong”, yang akan diwujudkan melalui 9 (sembilan) misi. Misi tersebut dikenal sebagai nawacita kedua yang merupakan percepatan, pengembangan dan pemajuan nawacita pertama. Adapun sembilan misi tersebut adalah:
1. Peningkatan kualitas manusia Indonesia;2. Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan
berdaya saing;3. Pembangunan yang merata dan berkeadilan;4. Mencapai lingkungan hidup yang
berkelanjutan;5. Kemajuan budaya yang mencerminkan
kepribadian bangsa;6. Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi,
bermartabat dan terpercaya;7. Perlindungan bagi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman pada seluruh warga;8. Pengelolaan pemerintah yang bersih, efektif
dan terpercaya; dan9. Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka
Negara Kesatuan.
Untuk mendukung visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden tersebut, maka Kementerian Pertanian menetapkan visi jangka menengah tahun 2020-2024 yakni: “Pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern untuk Terwujudnya Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”. Kementerian Pertanian akan mendukung misi Presiden dan Wakil Presiden yaitu: Struktur ekonomi yang produktif, mandiri dan berdaya saing, melalui misi Kementerian Pertanian yaitu:1. Mewujudkan ketahanan pangan2. Meningkatkan nilai tambah dan daya saing
pertanian, serta3. Meningkatkan kualitas SDM dan prasarana
Kementerian Pertanian.
BKP mendukung misi Kementerian Pertanian yaitu Mewujudkan Ketahanan Pangan.
Ketahanan pangan yang akan diwujudkan melalui kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai perseorangan yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup ditinjau dari jumlah maupun mutu. Selain itu, menjamin pangan yang aman, beragam, bergizi, merata dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif
TUJUAN DAN SASARAN PRIORITAS PROGRAM BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2020-2024
secara berkelanjutan. Selain itu pembangunan pangan turut mendukung daya saing pertanian dalam hal pemenuhan kebutuhan masyarakat sekaligus dalam rangka substitusi produk pesaingnya dengan nilai tambah yang dihasilkan dalam setiap kegiatan produksi dan distribusi komoditas pertanian.
2.1 TUJUANBADAN KETAHANAN PANGAN Berdasarkan tujuan dan indikator tujuan Kementerian Pertanian, kontribusi BKP pada
Tabel 3. Tujuan dan Indikator Tujuan Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024 (terkait BKP)
No Tujuan Indikator TujuanTarget
2020 2024
1 Meningkatnya Pemantapan Ketahanan Pangan
1 Global Food Security Index/GFSI 64,0 69,8
2 Skor Pola Pangan Harapan 90,4 95,2
3 Angka Kecukupan Energi (AKE)(Kkal/kapita/hari) 2.100 2.100
4 Angka Kecukupan Protein (AKP)(gr/kapita/hari) 57 57
5Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan/Prevalensi of Undernourishment/PoU (%)
6,2 5,0
6Prevalensi Penduduk dengan Kerawanan Pangan Sedang atau Berat(Food Insecurity Experience Scale/FIES)
5,2 4,0
7 Ketersediaan Beras (Juta ton) 39,2 46,8
8 Ketersediaan protein hewani (Juta ton) 2,50 2,90
9Akses terhadap beras biofortifikasi danfortifikasi bagi keluarga yang kurangmampu dan kurang gizi (% penerima BPNT)
10-20% 100%
10 Persentase pangan organik 5% 20%
2Terwujudnya reformasibirokrasi KementerianPertanian
1 Nilai Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian 79,96 82,96
2 Opini BPK RI WTP WTP
Tujuan ke-1 “Meningkatnya Pemantapan Ketahanan Pangan” dan Tujuan ke-3 “Terwujudnya Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian” (Tabel.3). Kedua tujuan tersebut kemudian diterjemahkan lebih detil ke dalam Sasaran Program. Lebih rinci mengenai Sasaran Program Badan Ketahanan Pangan akan dijelaskan lebih lanjut.
19Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia18 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Tabel 4. Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran Program Badan Ketahanan Pangan
Gambar 3. Peta Strategi Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024
STAK
EHO
LDER
SPE
RSPE
CTIV
E
MENINGKATNYA KESEJAHTERAAN EKONOMI
PETANI
SS.1MENINGKATNYA KETERSEDIAAN
PANGAN STRATEGIS DALAM NEGERI
SS.2MENINGKATNYA DAYA
SAING KOMODITAS PERTANIAN NASIONAL
SS.1MENINGKATNYA KETERSEDIAAN
PANGAN STRATEGIS DALAM NEGERICU
STO
MER
SPE
RSPE
CTIV
EIN
TERN
ALPR
OCE
SSPE
RSPE
CTIV
ELE
ARN
ING
&G
ROW
THPE
RSPE
CTIV
E
BKP
SS.3TERJAMINNYA
KEAMANANDAN MUTU PANGAN
STRATEGIS NASIONAL
SS.4TERMANFAATKANNYA
INOVASI DAN TEKNOLOGI PERTANIAN
SS.5TERSEDIANYA
PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN
YANG SESUAI KEBUTUHAN
SS.6TERKENDALINYA
PENYEBARAN OPT DAN DPI PADA
TANAMAN SERTA PENYAKIT PADA
HEWAN
SS.7MENINGKATNYA
KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN
PERTANIAN NASIONAL
SS.8TERWUJUDNYA
BIROKRASI KEMENTERIAN
PERTANIAN YANG EFEKTIF, EFISIEN, DAN BERORIENTASI PADA
LAYANAN PRIMA
SS.9TERKELOLANYA
ANGGARAN KEMENTERIAN
PERTANIAN YANG AKUNTABEL DAN
BERKUALITAS
No Sasaran Strategis Sasaran Program Indikator KinerjaSasaran Program
Target
2020 2024
1Meningkatnya ketersediaan pangan strategis dalam negeri
1
Meningkatnya Penjualan Beras Kepada Toko Tani Indonesia (TTI)
1
Persentase LembagaDistribusi Pangan Yang Mandiri Yang Melakukan Penjualan Beras kepada Toko Tani Indonesia/TTI (%)
20 20
2
Penguatan Akses Pangan Masyarakat di Daerah Rawan Pangan
2 Persentase Daerah Rentan Rawan Pangan (%) 18 10
2Terjaminnyakeamanan dan mutu pangan strategis nasional
3
Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
3
Persentase PSAT Yang Memenuhi Syarat Keamanan dan Mutu Pangan (%)
85 85
4
Meningkatnya Konsumsi Sayur, Buah, Daging dan Protein Asal Ternak
4Konsumsi Sayurdan Buah(gram/kapita/hari)
260.2 316.3
5 Konsumsi Daging (kg/kapita/hari) 13.5 14.7
6Konsumsi Protein Asal Ternak(gram/kapita/hari)
10.65 11.04
3
Terselenggaranya birokrasi Kementerian Pertanian yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima
5
Terwujudnya Birokrasi Badan Ketahanan Pangan Yang Efektif dan Efisien
7Nilai Reformasi Birokrasi Badan KetahananPangan (nilai)
23.62 24.51
4
Terkelolanyaanggaran Kementerian Pertanian yangakuntabel danberkualitas
6
Terkelolanya Anggaran Badan Ketahanan Pangan Yang Akuntabel dan Berkualitas
8Nilai Kinerja Anggaran Badan KetahananPangan (nilai)
89.44 89.48
Sasaran program merupakan hasil yang akan dicapai dari suatu program dalam rangka pencapaian Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga yang mencerminkan berfungsinya keluaran (output). Perumusan sasaran program Badan Ketahanan Pangan merupakan penerjemahan dari Tujuan Badan Ketahanan Pangan dan pendelegasian dari Kementerian Pertanian.
Sasaran Strategis (SS) Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024 yang disusun dengan metode Balanced ScoreCard (BSC) dan pendekatan empat perspektif yaitu stakeholders, customer, internal process dan learning and growth perspective adalah:
2.2 SASARAN PROGRAM BADAN KETAHANAN
Berdasarkan peta strategi Kementerian Pertanian di atas, kontribusi Badan Ketahanan Pangan pada Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya ketersediaan pangan strategis dalam negeri” dan Sasaran Strategis 3 “Terjaminnya keamanan dan mutu pangan strategis nasional”. Sasaran strategis ini berada pada customer perspective yang berkontribusi dalam mencapai Sasaran Strategis 1 “Meningkatnya kesejahteraan ekonomi petani” pada stakeholders perspective. Dengan kata lain, outcome Kementerian Pertanian berupa
meningkatnya kesejahteraan ekonomi petani tidak dapat tercapai tanpa adanya dukungan dan peran serta dari program dan kegiatan Badan Ketahanan Pangan.
Pada dokumen Renstra BKP Tahun 2020-2024 semula koridor tersebut telah dirumuskan sebanyak 6 (enam) Sasaran Program yang capaiannya diukur melalui 8 (delapan) indikator kinerja Sasaran Program pada tabel 4.
20 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 21Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Dinamika perencanaan pembangunan pangan sepanjang tahun 2020 perlu mengakomodir situasi terkini untuk ketersediaan pangan dalam penanganan pandemi Covid_19 serta penguatan diversifikasi pangan sumber karbohidrat non beras yang bersumber dari pangan lokal. Situasi dan kondisi yang perlu mendapat penyesuaian adalah:
Dukungan BKP dalam pencapaian indikator Menteri Pertanian untuk:a. SS1: Meningkatnya Ketersediaan Pangan Strategis
Dalam Negeri dengan indikator Peningkatan Ketersediaan Pangan Strategis Dalam Negeri, sesuai Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 404/KPTS/OT.050/M/6/2020 tanggal 24 Juni 2020 tentang: Satuan Tugas Diversifikasi Sumber Karbohidrat Pangan Lokal Non Beras dimana
d. Pembaharuan sasaran dan indikator BKP dirumuskan menjadi 8 (delapan) Sasaran Program
Kepala BKP selaku ketua satgas, BKP akan berkontribusi untuk mendorong Diversifikasi Pangan Lokal melalui peningkatan produksi ubi kayu, sagu, kentang, pisang dan talas sebagai substitusi beras untuk peningkatan ketersediaan pangan strategis dalam negeri.
b. SS3: Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Strategis Nasional dengan indikator Persentase Pangan Segar Yang Memenuhi Syarat Keamanan Pangan.
c. SS8: Terwujudnya Birokrasi Kementerian Pertanian yang Efisien, efektif dan Berorientasi pada Layanan Prima dan SS9: Terkelolanya Anggaran Kementerian Pertanian Yang Akuntabel dan Berkualitas.
Target untuk indikator diatas sesuai tabel 5 berikut:
Sasaran Strategis Indikator KinerjaSasaran Stretgis Satuan
Target
2020 2021 2022 2023 2024
1
Meningkatnya Ketersediaan Pangan Strategis Dalam Negeri
Peningkatan Ketersediaan Pangan Strategis Dalam Negeri
Peningkatan Produksi Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras (Ubi Kayu, Sagu, Kentang dan Pisang)
% 6.88 18.13 18.13 18.13 18.13
2
Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Startegis Nasional
Persentase Pangan Segar Yang Memenuhi Syarat Keamanan Pangan
Persentase PSAT yang memenuhi Syarat Keamanan dan Mutu Pangan
% 85 85 85 85 85
3
Terwujudnya Birokrasi Kementerian Pertanian yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima
Nilai PMPRB Kementerian Pertanian
Nilai PMPRB Badan Ketahanan Pangan Nilai 34.07 34.32 34.58 34.84 35.12
4
Terkelolanya Anggaran Kementerian Pertanian Yang Akuntabel dan Berkualitas
Nilai Kinerja Anggaran Kementerian Pertanian
Nilai Kinerja Anggaran Badan Ketahanan Pangan Nilai 89.44 89.45 89.46 89.47 89.48
No Sasaran Strategis Sasaran Program Indikator Kinerja Target
2020 2024
1.Meningkatnya ketersediaan pangan strategis dalam negeri
1. Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan 1.
Peningkatan Volume Bahan Pangan Yang Didistribusikan/disalurkan melalui PMT/TTIC dan TMT/TTI (Ton)
39.912 44.500
2. Penguatan Cadangan Pangan 2.
Peningkatan Jumlah Pemda Penyelenggara Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD)Kab/Kota (%)
10 10
3.
Meningkatnya Ketersediaan Pangan Lokal Sumber KarbohidratNon Beras
3.
Peningkatan Produksi Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras (Ubi Kayu, Sagu, Kentang dan Pisang) (%)
6,88 18,13
4.MenurunnyaDaerah RentanRawan Pangan
4. Persentase daerah Rentan Rawan Pangan (%) 18 10
2.
Terjaminnya keamanan dan mutu pangan strategis nasional
5.
Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
5.Persentase PSAT Yang Memenuhi Syarat Keamanan dan Mutu Pangan (%)
85 85
6.Meningkatnya Kualitas Konsumsi Pangan
6. Konsumsi Sayur dan Buah(gram/kapita/hari) 260,2 316,30
7. Konsumsi Daging(kg/kapita/tahun) 13,50 14,70
8. Konsumsi Protein Asal Ternak (gram/kapita/hari) 10,65 11,04
3
Terwujudnya Birokrasi Kementerian Pertanian yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima
7.
Terwujudnya Birokrasi Badan Ketahanan Pangan Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi Pada Layanan Prima
9. Nilai PMPRB Badan Ketahanan Pangan (nilai) 34,07 35,12
4
Terkelolanya anggaran Kementerian Pertanian yang akuntabel dan berkualitas
8.
Terkelolanya Anggaran Badan Ketahanan Pangan Yang Akuntabel dan Berkualitas
10. Nilai Kinerja Anggaran Badan Ketahanan Pangan (nilai) 89,44 89,48
Tabel 5. Kontribusi BKP Terhadap Pencapaian Indikator Menteri Pertanian
Indikator kinerja sasaran program di atas merupakan alat ukur yang mengindikasikan pencapaian sasaran program Badan Ketahanan Pangan dengan targetnya dijelaskan dalam Target Kinerja (Bab IV) Renstra Badan Ketahanan Pangan 2020-2024 revisi ke_1. Indikator Kinerja Sasaran Program sebagai rumusan dari sasaran
(SP) dan 10 (sepuluh) Indikator Kinerja Sasaran Program dengan perubahan sebagaimana tabel 6.
Tabel 6. Pembaharuan Sasaran Program dan Indikator Kinerja Sasaran Program BKP
pembangunan yang ada dalam RPJMN dan Renstra Kementerian Pertanian 2020-2024 revisi ke_1 sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan diturunkan menjadi Sasaran Kegiatan (SK) dan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (secara lengkap ditampilkan di dalam lampiran Renstra).
23Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia22 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
BAB III
3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERTANIAN
P ertanian maju, mandiri dan modern diarahkan kepada kondisi bangsa yang mampu memperkuat kedaulatan dan ketahanan pangan. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, pencapaian ketahanan pangan dilakukan dengan meningkatkan produksi komoditas pertanian untuk pangan yang beranekaragam dengan menerapkan prinsip keunggulan komparatif dan kompetitif, efisiensi dan berdaya saing. Ketahanan pangan yang ingin diwujudkan juga memperhatikan kualitas pangan yang beragam, bergizi dan berimbang. Kebijakan untuk pangan diarahkan kepada menyediakan pangan yang cukup, bergizi, sehat, beragam, halal, ramah lingkungan dan bercita rasa bagi semua.
Pembangunan pertanian pada Tahun 2020-2024 diarahkan untuk mendukung ketahanan
pangan, pertumbuhan ekonomi termasuk memperhatikan kesejahteraan keluarga petani dan memperhatikan keberlanjutan sumberdaya pertanian. Untuk itu telah ditetapkan 5 (lima) arah kebijakan sebagai berikut:1. Terjaganya ketahanan pangan nasional2. Meningkatnya nilai tambah dan daya saing
pertanian3. Menjaga keberlanjutan sumber daya
pertanian serta tersedianya prasarana dan sarana pertanian
4. Meningkatnya kualitas SDM pertanian5. Terwujudnya reformasi birokrasi dan tata
kelola pemerintah yang berorientasi pada layanan prima.
Arah kebijakan tersebut dijelaskan melalui strategi dan upaya-upaya pelaksanaan melalui program yang sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Pertanian. Badan Ketahanan Pangan berkontribusi pada arah kebijakan 1 “Terjaganya ketahanan pangan nasional”.
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASIDAN KERANGKA KELEMBAGAAN
24 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 25Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Arah Kebijakan Strategi Langkah Operasional
Pemantapan Ketahanan Pangan, meliputi aspek: ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan dan pemanfaatan pangan
1. Memprioritaskan pelaksanaan kegiatan di daerah rentan rawan pangan
2. Stabilisasi pasokan, harga dan akses masyarakat terhadap pangan
3. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) Kabupaten/Kota
4. Percepatan diversifikasi sumber karbohidrat pangan lokal non beras
5. Pengawasan kualitas dan keamanan pangan segar asal tumbuhan
6. Pelaksanaan reformasi birokrasi
1. Pemberdayaan masyarakat di daerah rentan rawan pangan melalui kegiatan aksi Badan Ketahanan Pangan
2. Penajaman analisis ketersediaan, kebutuhan komoditas pangan strategis nasional dan indeks keterjangkauan fisik dan ekonomi
3. Advokasi peningkatan jumah pemerintah daerah kabupaten/kota dalam pengalokasian CPPD
4. Analisis pasokan dan harga pangan di tingkat produsen dan konsumen
5. Mendorong ketersediaan pangan lokal melalui peningkatan produksi Ubi Kayu, Sagu, Kentang, Pisang dan Talas.
6. Promosi dan kampanye sumber karbohidrat pangan lokal non beras sebagai sumber pangan alternatif.
7. Analisis pola dan kebutuhan konsumsi pangan
8. Pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan pekarangan untuk konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA)
9. Penguatan kelembagaan keamanan pangan segar asal tumbuhan
10. Penguatan Birokrasi Institusi Badan Ketahanan Pangan yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima.
Penjabaran dari arah kebijakan diatas telah ditentukan strategi Kementerian Pertanian yang memuat langkah-langkah sebagai dasar menentukan program dan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode 2020-2024. Kondisi yang ingin dicapai dalam terjaganya ketahanan pangan nasional adalah stabilnya pasokan pangan, akses pangan mudah dan murah serta distribusi pangan yang lancar.
Adapun strategi yang dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan diantaranya:1. Peningkatan produksi dan produktivitas
sektor pertanian2. Peningkatan ketersediaan pangan strategis
nasional3. Peningkatan keterjangkauan dan
pemanfaatan pangan
Pengarusutamaan dan Proyek Prioritas sektor pertanian terkait pembangunan pangan diantaranya Pertanian Keluarga (Family Farming) sebagai komitmen Indonesia pada tahun 2019-2028 sebagai dekade PBB untuk pertanian keluarga. Untuk itu program dan kegiatan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan yang mendukung pertanian keluarga diarahkan untuk:a. Mengembangkan lingkungan kebijakan
yang memungkinkan untuk memperkuat pertanian keluarga;
b. Keberlanjutan generasi pertanian keluarga;c. Memperkuat organisasi keluarga petani
dan kapasitas mereka untuk menghasilkan pengetahuan, mewakili kepentingan petani dan menyediakan layanan inklusif di daerah pedesaan;
d. Meningkatkan inklusi sosial-ekonomi, ketahanan dan kesejahteraan petani keluarga, rumah tangga pedesaan dan masyarakat;
e. Mempromosikan keberlanjutan pertanian keluarga untuk sistem pangan yang tahan terhadap perubahan iklim;
f. Memperkuat multidimensionalitas pertanian keluarga untuk mempromosikan inovasi sosial
yang berkontribusi pada pengembangan wilayah dan sistem pangan yang melindungi keanekaragaman hayati, lingkungan dan budaya.
3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BADAN KETAHANAN PANGANUndang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang pangan mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pangan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan.
Searah dengan kebijakan pangan serta memperhatikan kondisi ketahanan pangan masyarakat selama periode 5 (lima) tahun terakhir, maka arah kebijakan Badan Ketahanan Pangan tahun 2020-2024 adalah: Pemantapan Ketahanan Pangan, yang meliputi aspek ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan dan pemanfaatan pangan.
Kebijakan ketahanan pangan pada aspek ketersediaan difokuskan pada: (a) peningkatan ketersediaan pangan berbasis pangan lokal; (b) penanganan akses pangan secara fisik dan ekonomi; dan (c) penanganan daerah rentan rawan pangan.
Dalam aspek keterjangkauan pangan, difokuskan pada: (a) stabilisasi pasokan dan harga pangan; dan (b) penguatan cadangan pangan.
Sedangkan pada aspek pemanfaatan pangan, difokuskan pada: (a) percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, dan (b) pengawasan keamanan dan mutu pangan segar asal tumbuhan.
Strategi yang akan dilakukan untuk mendukung arah kebijakan Badan Ketahanan Pangan untuk pemantapan ketahanan pangan dijelaskan pada Tabel 7 dibawah ini.
Tabel 7. Arah Kebijakan, Strategi dan Langkah Operasional Badan Ketahanan Pangan 2020-2024
27Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia26 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
3.3 PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN KETAHANAN PANGAN Berdasarkan Kerangka Kebijakan dan Strategi Pembangunan Pertanian yang telah ditetapkan, maka program Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 sesuai dengan tugas dan fungsi adalah “Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat”. Program tersebut diwujudkan melalui koordinasi dan sinkronisasi dalam perencanaan dan penyiapan program, partisipasi pemangku kepentingan dan masyarakat, identifikasi dan intervensi pangan dan gizi, serta pengembangan model kebijakan guna dalam rangka pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perseorangan.
Untuk pelaksanaannya termasuk untuk percepatan diversifikasi pangan, BKP mendapat mandat khusus untuk mengkoordinasikan beberapa hal berikut:
a. Identifikasi potensi komoditas sumber karbohidrat pangan lokal non beras;
b. Pengembangan sumber karbohidrat pangan lokal non beras dari hulu hingga hilir;
c. Penyusunan rencana aksi pengembangan sumber karbohidrat pangan lokal non beras jangka pendek, menengah dan panjang;
d. Pengembangan UMKM pangan lokal non beras melalui pola kemitraan;
e. Promosi dan kampanye sumber karbohidrat pangan lokal non beras sebagai sumber pangan alternatif;
f. Penyusunan anggaran untuk mendukung pelaksanaan diversifikasi sumber karbohidrat pangan lokal non beras.
Program dan Sasaran Program BKP Tahun 2020-2024 telah mendapat penyesuaian sesuai hasil reviu dan Renstra Kementerian Pertanian 2020-2024 revisi ke_1 dengan penyempurnaan pada tabel 8.
Tabel 8. Penyempurnaan Program dan Sasaran Program BKP Tahun 2020-2024
No Program Sasaran Program Kegiatan
1 Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat
Stablisasi Pasokan dan Harga Pangan Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga PanganPenguatan Cadangan Pangan
Meningkatnya Ketersediaan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras Pengembangan Ketersediaan dan
Penanganan Rawan PanganMenurunnya Daerah Rentan Rawan Pangan
Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) Pengembangan Penganekaragaman
Konsumsi dan Keamanan PanganMeningkatnya Kualitas Konsumsi Pangan
Terwujudnya Birokrasi Badan Ketahanan Pangan Yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya Badan Ketahanan PanganTerkelolanya Anggaran Badan Ketahanan Pangan Yang Akuntabel dan Berkualitas
Perancangan kembali (redesign) penyederhanaan program di masing-masing Kementerian/Lembaga, melalui sistem penganggaran dan Program Indikatif Kementerian Pertanian pada tahun 2021-2024 akan berubah yang semula 12 program menjadi 5 program, yaitu:1. Nilai Tambah dan Daya Saing Industri2. Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan
Berkualitas3. Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi4. Pendidikan dan Pelatihan Vokasi5. Dukungan Manajemen
Badan Ketahanan Pangan mendukung pada Program 2 “Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas” dan Program 5 “Dukungan Manajemen”
No Program Sasaran Program Kegiatan
1.Ketersediaan, Akses dan Konsumsi Pangan Berkualitas
Meningkatnya Lembaga Distribusi Pangan yang mandiri
Pemantapan Sistem Distribusi dan Stabilisasi Harga Pangan
Meningkatnya Penanganan Kerawanan Pangan
Pemantapan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan
Meningkatnya Pengawasan Pangan Segar yang beredar
Pemantapan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan
2. Dukungan Manajemen
Terwujudnya Birokrasi yang Efektif dan Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima Dukungan Manajemen dan Teknis
Lainnya Badan Ketahanan PanganTerkelolanya Anggaran yang Akuntabel dan Berkualitas
Perubahan program ini akan berdampak dalam perubahan susunan sasaran program, kegiatan dan indikatornya dalam matriks target kinerja 2021-2024 terlampir.
3.4 KERANGKA REGULASIRegulasi yang mendukung pembangunan pangan adalah: Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan; Peraturan
Tabel 9. Program dan Sasaran Program Badan Ketahanan Pangan Tahun 2021-2024
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi; Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan; Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Ketahanan Pangan dan Gizi; Peraturan Presiden Nomor: 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024; Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 259/Kpts/RC.020/M/05/2020 Pertanggal 04 Mei 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09 Tahun 2020 Pertanggal 6 Maret 2020 tentang Komando Strategis Penggilingan Padi; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49 Tahun 2019 tentang Komando Strategis Pembangunan Pertanian; Permentan tentang
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan; Permentan tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran Bantuan Pemerintah lingkup Kementerian Pertanian; SK Kepala BKP tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi Program; serta SK Kepala BKP tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan Melalui Bantuan Pemerintah.
Setiap sasaran program dan kegiatan memiliki indikator kinerja (key performance indicator) yang melekat dalam setiap sasaran
program dan kegiatannya. Kegiatan dan indikatornya tersaji secara lengkap dalam lampiran.
29Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia28 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Gambar 3. Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan
BADAN KETAHANAN PANGAN
PUSAT DISTRIBUSI DANCADANGAN PANGAN
SEKRETARIAT BADAN
PUSAT PENGANEKARAGAMANKONSUMSI DAN KEAMANAN
PANGAN
PUSAT KETERSEDIAAN DANKERAWANAN PANGAN
3.5 KERANGKA KELEMBAGAANKerangka kelembagaan merupakan perangkat kementerian/lembaga (struktur organisasi, ketatalaksanaan dan pengelolaan aparatur sipil negara), yang digunakan untuk mencapai visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan. Sejalan dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pertanian untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Badan Ketahanan Pangan merupakan salah satu organisasi dalam Kementerian Pertanian. Berdasarkan Permentan Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan dibidang peningkatan diversifikasi dan pemantapan ketahanan pangan.
Badan Ketahanan Pangan menerapkan tata kelola manajemen yang baik (good governance) mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan yang berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 yang berisikan rancangan induk arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi nasional untuk kurun waktu 2010-2025.
Pembaruan dan perubahan pelaksanaan pembangunan pangan ke depan dimulai dari lingkungan strategis, baik domestik maupun internasional yang dinamis. Untuk itu dituntut kinerja kelembagaan ketahanan pangan yang handal baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Kelembagaan pangan daerah masih sangat beragam, seperti terlihat pada Tabel 10.
Sumber : BKP (31 Desember 2019), Kementan
No Nama Lembaga Provinsi Kabupaten/ Kota Jumlah
1 Dinas Pangan/ Ketahanan Pangan 22 283 305
2 Dinas Pangan/ Ketahanan Pangan bergabung dengan Dinas Urusan Pertanian 12 141 154
3 Dinas Pangan/ Ketahanan Pangan bergabung dengan Dinas Urusan Lainnya - 87 87
4 Belum Terdata 9 9
Tabel 10. Bentuk Kelembagaan Ketahanan Pangan Daerah Seluruh Indonesia Tahun 2020
Era desentralisasi dan otonomi daerah, hubungan kerja antara pusat dengan daerah adalah hubungan fungsional dalam pembangunan pangan. Untuk memperkuat koordinasi dan sinkronisasi kebijakan dan program perlu memperkuat Dewan Ketahanan Pangan (DKP) yang dibentuk secara berjenjang dari pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Peran serta masyarakat dan partisipasi seluruh pemangku kepentingan (stake holders) dalam mendukung pencapaian target pembangunan pangan juga perlu diperkuat.
Penyederhanaan birokrasi sesuai pidato pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024 menjadi 2 (dua) level eselonisasi di Badan
Ketahanan Pangan, akan dilakukan penyetaraan 43 (empat puluh tiga) jabatan eselon III dan IV menjadi jabatan fungsional. Penyederhanaan ini ditujukan untuk mewujudkan birokrasi yang dinamis, lincah dan profesional sebagai upaya peningkatan efektivitas dan efisiensi guna mendukung kinerja organisasi.
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian didukung oleh 282 orang. Kebutuhan Aparatur Sipil Negara (ASN) tersebut sesuai peta jabatan yang ideal berdasarkan hasil analisis jabatan dan analisis beban kerja pada aplikasi e-formasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian PAN dan RB untuk kebutuhan pegawai di Badan Ketahanan Pangan tahun 2020-2024 seperti pada Tabel 11.
Catatan : Belum terdata/belum ada Perda (Kab Asmat, Deiyai, Mimika, Pegunungan Bintang, Maybrat, Puncak, Membramo Tengah).
2020 2021 2022 2023 2024Keterangan
(orang)
144 162 187 208 - Data e-formasi kebutuhan pegawaiper tahun
Tabel 11. Kebutuhan Tambahan ASN Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024
30 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Dalam rangka meningkatkan pelayanan ASN telah dilakukan: 1) pembinaan, evaluasi dan pengembangan pelaksanaan budaya kerja; 2) penyusunan, evaluasi dan penyempurnaan ketatalaksanaan dan reformasi birokrasi, 3) penyusunan rencana kebutuhan pegawai, 4) perencanaan
Tabel 12. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan Fungsional BKP periode: Juni 2020
No Jabatan Fungsional Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Pustakawan 0 1 1
2 Pranata Komputer 1 1 2
3 Arsiparis 2 5 7
4 Statistisi 1 3 4
5 Analis Kepegawaian 0 3 3
6 Perencana 0 1 1
7Perancang Peraturan PerUndang-Undangan
0 1 1
8 Pranata Humas 2 2 4
9Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP)
3 7 10
10 Analis Pasar Hasil Pertanian (APHP) 3 7 10
11 Pengelola Pengadaan Barang/Jasa 1 0 1
12 Analis Ketahanan Pangan 13 26 39
Jumlah 26 57 83
pengembangan pegawai, 5) pembinaan disiplin pegawai, 6) evaluasi kinerja pegawai, dan 7) pelaksanaan urusan mutasi pegawai.
Saat ini Badan Ketahanan Pangan didukung oleh 83 pejabat fungsional sebagaimana tabel 12.
BAB IV
33Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia32 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
TARGET KINERJADAN KERANGKA PENDANAAN
Sesuai dengan dinamika dalam pembangunan pangan telah dilakukan penyesuaian indikator kinerja yang selanjutnya diturunkan (cascading) ke dalam kegiatan-kegiatan dan indikatornya. Untuk lebih merinci lagi, penyempurnaan sasaran program dan indikator kinerja sasaran program Badan Ketahanan Pangan secara rinci disajikan pada Tabel 13, sedangkan setiap indikator sasaran kegiatan tertuang dalam matrik target kinerja pada lampiran Renstra ini.
4.1. TARGET KINERJA
Target kinerja Badan Ketahanan Pangan 2020-2024 adalah tingkat sasaran kinerja spesifik yang akan dicapai oleh Badan Ketahanan Pangan dalam periode tahun 2020-2024. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja tersebut maka setiap sasaran program memilliki indikator kinerja yang menjadi indiktor kinerja sasaran program Badan Ketahanan Pangan.
Tabel 13. Pembaharuan Indikator Kinerja Sasaran Program Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024
NO Sasaran Program Indikator Kinerja Sasaran Program
Target
2020 2021 2022 2023 2024
1. Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan
Peningkatan Volume Bahan Pangan Yang Didistribusikan/disalurkan melalui PMT/TTIC dan TMT/TTI (Ton)
39.912 40.000 41.500 43.000 44.500
2. Penguatan Cadangan Pangan
Peningkatan Jumlah Pemda Penyelenggara Cadangan Pangan Pemerintah daerah (CPPD) Kab/Kota (%)
10 10 10 10 10
3.
Meningkatnya Ketersediaan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras
Peningkatan Produksi Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Non Beras (Ubi Kayu, Sagu, Kentang dan Pisang) (%)
6,88 18,13 18,13 18,13 18,13
4. Menurunnya Daerah Rentan Rawan Pangan
Persentase Daerah Rentan Rawan Pangan (%) 18 16 14 12 10
5.Terjaminnya Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
Persentase PSAT Yang Memenuhi Syarat Keamanan dan Mutu Pangan (%)
85 85 85 85 85
6. Meningkatnya Kualitas Konsumsi Pangan
Konsumsi Sayur dan Buah (gram/kapita/hari) 260,2 273,20 286,90 301,30 316,30
Konsumsi Daging (kg/kapita/tahun) 13,50 13,80 14,10 14,40 14,70
Konsumsi Protein Asal Ternak (gram/kapita/hari) 10,65 10,75 10,85 10,94 11,04
7.
Terwujudnya Birokrasi Badan Ketahanan Pangan Yang Efektif, Efisien dan Berorientasi Pada Layanan Prima
Nilai PMPRB Badan Ketahanan Pangan (nilai) 34,07 34,32 34,58 34,84 35,12
8.
Terkelolanya Anggaran Badan Ketahanan Pangan Yang Akuntabel dan Berkualitas
Nilai Kinerja Anggaran Badan Ketahanan Pangan (nilai)
89,44 89,45 89,46 89,47 89,48
35Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia34 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Tabel 14. Alokasi Pendanaan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024.
4.2. KERANGKA PENDANAAN
Untuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional, maka Badan Ketahanan Pangan membutuhkan pendanaan yang sangat besar untuk pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan. Sumber pendanaan yang sangat besar tersebut perlu ditunjang dari sumber pendanaan lain diluar APBN, diantaranya Pemerintah Daerah melalui APBD Provinsi, APBD Kabupaten dan APBD Kota, keterlibatan swasta/BUMN/BUMD serta dari swadaya masyarakat. Selain itu, tidak menutup kemungkinan terhadap pendanaan yang bersumber dari kerjasama
dengan internasional. Dukungan anggaran tersebut akan digunakan untuk mewujudkan ketahanan pangan khususnya ketahanan pangan masyarakat pada daerah rentan rawan pangan dan daerah stunting. Secara terinci kerangka pendanaan menurut program dan kegiatan tersaji dalam lampiran.
Secara lengkap target dan anggaran Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat 2020-2024 ditampilkan pada Lampiran Matrik Kinerja dan Pendanaan Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024.
BAB V
No KegiatanAlokasi (dalam juta rupiah)
2020 2021 2022 2023 2024
1 Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan 134.130 84.400 424.315 542.796 654.716
2 Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan 42.879 118.539 129.683 129.455 182.997
3Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan
206.870 450.394 406.755 445.354 544.660
4 Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Badan Ketahanan Pangan 92.022 113.666 118.619 124.545 130.777
Total 475.903 767.001 1.079.372 1.295.697 1.566.555
37Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia36 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
U ntuk mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional tidaklah mudah, apalagi di era otonomi daerah, globalisasi, dan perdagangan
bebas serta dampak dari pandemi covid_19 yang melanda dunia sampai waktu yang tidak terprediksi. Oleh karena itu, semangat kedaulatan pangan dan kemandirian pangan harus tertanam dengan kokoh di setiap pelaku pembangunan agar diperoleh hasil yang optimal. Sebagai bentuk komitmen yang kuat dari pemerintah baik di pusat, provinsi maupun kabupaten/kota, dan adanya partisipasi masyarakat telah disempurnakan dengan pengimplementasian dalam bentuk program dan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan dalam rangka terwujudnya ketahanan pangan nasional dilakukan dengan responsif gender.
Renstra Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 revisi ke-1 disusun dengan memperhatikan
dinamika kebijakan, permasalahan, dan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan ketahanan pangan. Dokumen ini merupakan penjabaran dari Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024 revisi ke-1 serta Renstra Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024.
Dokumen Renstra Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 revisi ke-1 dapat dijadikan acuan untuk penyusunan perencanaan program dan kegiatan ketahanan pangan dan gizi serta monitoring dan evaluasi atas pelaksanaannya.
Apabila dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Tahun 2020-2024 revisi ke-1, maka akan dilakukan penyempurnaan sebagaimana semestinya.
PENUTUP
LAMPIRAN
38 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 39Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
LAM
PIR
AN
1M
ATR
IK K
INE
RJA
DA
N P
EN
DA
NA
AN
KIN
ER
JA B
AD
AN
KE
TAH
AN
AN
PA
NG
AN
TA
HU
N 2
020
-20
24
Prog
ram
/ Keg
iata
n/
Out
put/
Sub
Out
put
Sasa
ran
Prog
ram
(Out
com
e)/
Sasa
ran
Kegi
atan
(Out
put)
/ Ind
ikat
or
Out
com
e/O
utpu
t/Su
b O
utpu
tSa
tuan
Bas
elin
e Lo
kasi
Targ
etA
loka
si (d
alam
juta
rupi
ah)
Uni
t Org
anis
asi
Pela
ksan
a20
2020
2120
2220
2320
2420
2020
2120
2220
2320
24
PRO
GRA
M P
ENIN
GKA
TAN
DIV
ERSI
FIKA
SI D
AN
KETA
HA
NA
N P
AN
GA
N M
ASY
ARA
KAT
47
5.90
3,21
676
7.00
1,246
1.079
.372
,000
1.295
.697
,000
1.566
.555
,000
BA
DA
N K
ETA
HA
NA
N
PAN
GA
N (B
KP)
SP1
Stab
ilisa
si p
asok
an d
an h
arga
pan
gan
Pe
ning
kata
n vo
lum
e ba
han
pang
an
yang
did
istr
ibus
ikan
/dis
alur
kan
mel
alui
PM
T/TT
IC d
an T
MT/
TTI
Ton
39.
912
40.
000
41.5
00
43.
000
44.
500
SP2
Peng
uata
n ca
dang
an p
anga
n
Pe
ning
kata
n ju
mla
h Pe
mda
pe
nyel
engg
ara
Cada
ngan
Pan
gan
Pem
erin
tah
Dae
rah
(CPP
D) K
ab/K
ota
%
10
1010
1010
SP3
Men
ingk
atny
a Ke
ters
edia
an P
anga
n Lo
kal S
umbe
r Ka
rboh
idra
t Non
Ber
as
Pe
ning
kata
n Pr
oduk
si P
anga
n Lo
kal
Sum
ber K
arbo
hidr
at N
on B
eras
(Ubi
Ka
yu, S
agu,
Ken
tang
, Pis
ang)
%
6,
8818
,1318
,1318
,1318
,13
SP4
Men
urun
nya
daer
ah re
ntan
raw
an p
anga
n
Pe
rsen
tase
dae
rah
rent
an ra
wan
pa
ngan
%
18
1614
1210
SP5
Terja
min
nya
Keam
anan
dan
Mut
u Pa
ngan
Seg
ar
Asa
l Tum
buha
n (P
SAT)
Pe
rsen
tase
PSA
T ya
ng m
emen
uhi
Syar
at K
eam
anan
dan
Mut
u Pa
ngan
%
85
8585
8585
SP6
Men
ingk
atny
a ku
alita
s ko
nsum
si p
anga
n
Kons
umsi
Say
ur d
an B
uah
gr/k
apita
/har
i24
4,3
26
0,20
273,
2028
6,90
301,3
031
6,30
Ko
nsum
i dag
ing
kg/k
apita
/ta
hun
13,2
13
,50
13,8
014
,1014
,40
14,7
0
Kons
umsi
pro
tein
asa
l ter
nak
gr/k
apita
/har
i10
,9
10,6
510
,75
10,8
510
,94
11,04
SP7
Terw
ujud
nya
Biro
kras
i Bad
an K
etah
anan
Pan
gan
yang
Efe
ktif,
Efi
sien
, dan
Ber
orie
ntas
i pad
a La
yana
n Pr
ima
N
ilai P
MPR
B B
adan
Ket
ahan
an
Pang
anN
ilai
23,
18
34,0
734
,32
34,5
834
,84
35,12
SP8
Terk
elol
anya
Ang
gara
n B
adan
Ket
ahan
an y
ang
Aku
ntab
el d
an B
erku
alita
s
N
ilai K
iner
ja A
ngga
ran
Bad
an
Keta
hana
n Pa
ngan
Nila
i89
,43
89
,44
89,4
589
,46
89,4
789
,48
Peng
emba
ngan
Sis
tem
Dis
trib
usi d
an S
tabi
litas
Har
ga
Pang
an
13
4.13
0,43
884
.400
,000
424.
315,
000
542.
796,
000
654.
716,
000
Pus
at D
istr
ibus
i dan
Ca
dang
an P
anga
n
SK1
Stab
ilisa
si p
asok
an d
an h
arga
pan
gan
Pusa
t
Pe
ning
kata
n vo
lum
e ba
han
pang
an
yang
did
istr
ibus
ikan
/dis
alur
kan
mel
alui
PM
T/TT
IC d
an T
MT/
TTI
Ton
39.
912
40.
000
41.5
00
43.
000
44.
500
Ti
ngka
t kep
uasa
n pe
nggu
na
terh
adap
dat
a/in
form
asi p
asok
an
dan
harg
a pa
ngan
Skal
a Li
kert
(1-
4)
3
3,1
3,2
3,3
3,4
0,22
%3,
61%
3,49
%3,
37%
SK2
Peng
uata
n ca
dang
an p
anga
n
Pu
sat
Pe
ning
kata
n ju
mla
h Pe
mda
pe
nyel
engg
ara
Cada
ngan
Pan
gan
Pem
erin
tah
Dae
rah
(CPP
D) K
ab/K
ota
%
10
1010
1010
Stab
ilita
s pa
soka
n da
n ha
rga
pang
an
Uni
t
Dae
rah
1157
00
00
Terb
inan
ya le
mba
ga d
istr
ibus
i pa
ngan
Uni
t
85
70
00
0
Terb
inan
ya lu
mbu
ng p
anga
n m
asya
raka
tU
nit
300
00
00
- Pen
gem
bang
an U
saha
Pan
gan
Mas
yara
kat
Uni
t
Dae
rah
857
00
00
- Lum
bung
Pan
gan
Mas
yara
kat
Uni
t
Dae
rah
300
00
00
Laya
nan
Stab
ilisa
si H
arga
kom
odita
s pa
ngan
str
ateg
is d
i tin
gkat
Pro
duse
n da
n Ko
nsum
enLo
kasi
Pu
sat,
Dae
rah
3535
3535
0
Ters
edia
nya
info
rmas
i dis
trib
usi,
harg
a da
n ca
dang
an p
anga
nLo
kasi
3535
3535
0
Peng
emba
ngan
Ket
erse
diaa
n da
n Pe
nang
anan
Raw
an
Pang
an
42
.879
,809
118.
539,
544
129.
683,
000
129.
455,
000
182.
997,
000
Pus
at K
eter
sedi
aan
dan
Kera
wan
an P
anga
n
SK1
Men
ingk
atny
a Ke
ters
edia
an P
anga
n Lo
kal S
umbe
r Ka
rboh
idra
t Non
Ber
as
Pu
sat
Pe
ning
kata
n Pr
oduk
si P
anga
n Lo
kal
Sum
ber K
arbo
hidr
at N
on B
eras
(Ubi
Ka
yu, S
agu,
Ken
tang
, Pis
ang)
%
6,
8818
,1318
,1318
,1318
,13
SK2
Men
urun
nya
daer
ah re
ntan
raw
an p
anga
n
Pu
sat
Pe
rsen
tase
dae
rah
rent
an ra
wan
pa
ngan
%
18
1614
1210
SK3
Men
urun
nya
jum
lah
wila
yah
deng
an a
kses
pan
gan
rend
ah
Pu
sat
Pe
nuru
nan
jum
lah
wila
yah
deng
an
akse
s pa
ngan
rend
ah%
11
11
1
Peng
emba
ngan
Kor
pora
si U
saha
tani
Loka
si
Pusa
t, D
aera
h22
874
974
974
974
9
Te
rben
tukn
ya k
orpo
rasi
usa
ha ta
niLo
kasi
130
00
0
Te
rbin
anya
per
tani
an k
elua
rga
Loka
si
80
200
200
200
200
Ters
edia
nya
Peta
Ket
ahan
an d
an
Kere
ntan
an P
anga
nLo
kasi
135
549
549
549
549
- Pen
gem
bang
an K
orpo
rasi
Usa
hata
niLo
kasi
D
aera
h93
200
200
200
200
- Ana
lisis
Ket
erse
diaa
n Pa
ngan
Wila
yah
Loka
si
Pusa
t, D
aera
h13
554
954
954
954
9
Pem
anta
uan
stok
, aks
es d
an k
eraw
anan
pan
gan
Loka
si
Pusa
t, D
aera
h35
3535
3535
Terla
ksan
anya
Pem
anta
uan
stok
, ak
ses
dan
kera
wan
an p
anga
nLo
kasi
Pusa
t, D
aera
h35
3535
35
Peng
emba
ngan
Pen
gane
kara
gam
an K
onsu
msi
dan
Ke
aman
an P
anga
n
20
6.87
0,67
045
0.39
4,98
540
6.75
5,00
044
5.35
4,00
054
4.66
0,00
0 P
usat
Pen
gane
kara
gam
an
Kons
umsi
dan
Kea
man
an
Pang
an
SK1
Terja
min
nya
Keam
anan
dan
Mut
u Pa
ngan
Seg
ar
Asa
l Tum
buha
n (P
SAT)
Pusa
t
Pe
rsen
tase
PSA
T ya
ng m
emen
uhi
Syar
at K
eam
anan
dan
Mut
u Pa
ngan
%
85
8585
8585
SK2
Men
ingk
atny
a ku
alita
s ko
nsum
si p
anga
n
Pu
sat
Ko
nsum
si S
ayur
dan
Bua
hgr
/kap
ita/h
ari
244,
3
260,
227
3,2
286,
930
1,331
6,3
Ko
nsum
i dag
ing
kg/k
apita
/ta
hun
13,2
13
,513
,814
,114
,414
,7
Ko
nsum
si p
rote
in a
sal t
erna
kgr
/kap
ita/h
ari
10,9
10
,65
10,7
510
,85
10,9
411,
04
Pem
anta
pan
Keta
hana
n Pa
ngan
Rum
ah T
angg
aKe
lom
pok
D
aera
h39
6145
0045
0045
0045
00
Terb
inan
ya k
elom
pok
pem
anfa
atan
pe
kara
ngan
Kelo
mpo
k
39
6145
0045
0045
00
- Pem
anfa
atan
Pek
aran
gan
Kelo
mpo
k
Dae
rah
3961
4500
4500
4500
4500
Peni
ngka
tan
Div
ersi
fikas
i dan
Kua
litas
Kon
sum
si P
anga
nLo
kasi
D
aera
h34
3434
3434
Jum
lah
loka
si p
enge
mba
ngan
di
vers
ifika
si p
anga
nLo
kasi
D
aera
h34
3434
3434
- Pen
gem
bang
an In
dust
ri Pa
ngan
Lok
alLo
kasi
D
aera
h34
3434
3434
Pen
gaw
asan
Kea
man
an d
an M
utu
Pang
an S
egar
Loka
si
Pusa
t, D
aera
h35
3535
3535
Jum
lah
loka
si p
enga
was
an
keam
anan
dan
mut
u pa
ngan
seg
arLo
kasi
3535
3535
35
- Pen
guat
an K
eam
anan
dan
Mut
u Pa
ngan
Seg
arLo
kasi
Pu
sat,
Dae
rah
3535
3535
35
Perc
epat
an p
enga
neka
raga
man
kon
sum
si p
anga
nLo
kasi
Pu
sat,
Dae
rah
3535
3535
35
Terc
ipta
nya
pola
kon
sum
si p
anga
n m
asya
raka
t yan
g B
2SA
Loka
si
35
3535
3535
Duk
unga
n M
anaj
emen
dan
Tek
nis
Lain
nya
Bad
an
Keta
hana
n Pa
ngan
92.0
22,2
9911
3.66
6,71
711
8.61
9,00
012
4.54
5,00
013
0.77
7,00
0 S
ekre
taria
t Bad
an
Keta
hana
n Pa
ngan
Te
rwuj
udny
a B
irokr
asi B
adan
Ket
ahan
an P
anga
n ya
ng E
fekt
if, E
fisi
en, d
an B
eror
ient
asi p
ada
Laya
nan
Prim
a
Pu
sat
Nila
i PM
PRB
Bad
an K
etah
anan
Pa
ngan
Nila
i 2
3,18
34
,07
34,3
234
,58
34,8
435
,12
Te
rkel
olan
ya A
ngga
ran
Bad
an K
etah
anan
yan
g A
kunt
abel
dan
Ber
kual
itas
Pusa
t
Nila
i Kin
erja
Ang
gara
n B
adan
Ke
taha
nan
Pang
anN
ilai
89,4
3
89,4
489
,45
89,4
689
,47
89,4
8
M
enin
gkat
nya
kual
itas
laya
nan
Sekr
etar
iat B
adan
Ke
taha
nan
Pang
an
Pu
sat
Ting
kat k
epua
san
unit
kerja
ese
lon
II,III
dan
IV te
rhad
ap la
yana
n Se
kret
aria
t Bad
an K
etah
anan
Pa
ngan
Skal
a Li
kert
(1-
4)
3,
013,
023,
033,
043,
05
Laya
nan
Duk
unga
n M
anaj
emen
Ese
lon
ILa
yana
n
Pusa
t, D
aera
h1
11
11
Inde
ks k
epua
san
peng
guna
laya
nan
kese
kret
aria
tan
Esel
on I
Inde
ks
4
44
44
Lay
anan
Sar
ana
dan
Pras
aran
a In
tern
alLa
yana
n
Pusa
t1
11
11
Jum
lah
Peng
adaa
n ke
ndar
aan
berm
otor
= x
x un
itU
nit
33
33
3
Jum
lah
Peng
adaa
n pe
rang
kat
peng
olah
dat
a da
n ko
mun
ikas
i =
xx u
nit
Uni
t
13
1313
1313
Luas
Pem
bang
unan
/ ren
ovas
i ge
dung
dan
ban
guna
n =
xx m
2M
2
10
310
310
310
310
3
Laya
nan
Perk
anto
ran
Laya
nan
Pu
sat
11
11
1
Real
isas
i pem
baya
ran
Gaj
i dan
Tu
njan
gan
= xx
%%
9090
9090
90
Real
isas
i pen
yedi
aan
laya
nan
oper
asio
nal d
an p
emel
ihar
aan
kant
or =
xx%
%
90
9090
9090
41Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia40 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
KelompokPangan
Gram/Kapita/Hari Kg/Kapita/Tahun Ton/Tahun
2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024 2020 2021 2022 2023 2024
PADI-PADIAN
Beras 256.4 249.0 241.8 234.6 227.4 93.6 90.9 88.2 85.6 83.0 25,363,826 24,903,788 24,427,378 23,934,899 23,426,645
Jagung 6.0 7.4 8.5 9.9 11.2 2.2 2.7 3.1 3.6 4.1 596,346 739,758 858,149 1,006,479 1,157,211
Terigu 48.0 46.7 45.3 44.0 42.6 17.5 17.0 16.5 16.0 15.6 4,753,338 4,667,124 4,577,842 4,485,548 4,390,298
UMBI-UMBIAN
Singkong 28.2 32.4 36.7 40.8 45.0 10.3 11.8 13.4 14.9 16.4 2,792,124 3,245,118 3,703,782 4,167,745 4,636,612
Ubi Jalar 11.3 13.0 14.7 16.4 18.1eee 4.1 4.8 5.4 6.0 6.6 1,119,995 1,301,702 1,485,685 1,671,792 1,859,867
Kentang 9.4 10.8 12.2 13.6 15.0 3.4 3.9 4.5 5.0 5.5 928,976 1,079,693 1,232,297 1,386,664 1,542,662
Sagu 1.9 3.0 4.1 5.2 6.3 0.7 1.1 1.5 1.9 2.3 189,746 301,383 415,233 531,197 649,167
Umbi Lainnya 1.9 2.2 2.4 2.7 3.0 0.7 0.8 0.9 1.0 1.1 185,489 215,583 246,054 276,876 308,024
PANGAN HEWANI
Daging ruminansia 10.6 10.6 10.6 10.7 10.7 3.9 3.9 3.9 3.9 3.9 1,045,983 1,060,429 1,074,696 1,088,769 1,102,632
Daging unggas 20.9 20.9 21.0 21.1 21.1 7.6 7.6 7.7 7.7 7.7 2,065,296 2,093,819 2,121,989 2,149,776 2,177,149
Telur 20.0 20.1 20.1 20.2 20.3 7.3 7.3 7.4 7.4 7.4 1,980,666 2,008,021 2,035,037 2,061,685 2,087,936
Susu 8.2 8.3 8.3 8.3 8.3 3.0 3.0 3.0 3.0 3.0 815,414 826,676 837,798 848,769 859,576
Ikan 59.6 59.8 59.9 60.1 60.3 21.7 21.8 21.9 21.9 22.0 5,894,132 5,975,536 6,055,930 6,135,231 6,213,350
MINYAK DAN LEMAK
Minyak Kelapa 1.9 1.8 1.8 1.8 1.8 0.7 0.7 0.7 0.7 0.6 185,931 184,718 183,417 182,028 180,553
Minyak Sawit 24.1 23.7 23.3 22.9 22.5 8.8 8.6 8.5 8.3 8.2 2,384,258 2,368,704 2,352,022 2,334,219 2,315,297
Minyak Lainnya 1.0 1.0 0.9 0.9 0.9 0.4 0.3 0.3 0.3 0.3 95,939 95,314 94,642 93,926 93,165
BUAH/BIJI BERMINYAK
Kelapa 4.0 4.8 5.5 6.3 7.1 1.5 1.7 2.0 2.3 2.6 397,532 478,568 560,657 643,732 727,724
Kemiri 0.8 0.9 1.1 1.2 1.3 0.3 0.3 0.4 0.4 0.5 75,938 91,418 107,099 122,969 139,013
KACANG-KACANGAN
Kedele 26.4 28.6 30.8 33.0 35.2 9.6 10.5 11.3 12.1 12.9 2,614,714 2,864,400 3,116,808 3,371,729 3,628,941
Kacang Tanah 1.0 1.1 1.2 1.2 1.3 0.4 0.4 0.4 0.4 0.5 97,510 106,821 116,234 125,741 135,333
Kacang Hijau 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 0.5 0.5 0.6 0.6 0.6 129,645 142,025 154,540 167,180 179,933
Kacang lainnya 0.7 0.7 0.8 0.9 0.9 0.2 0.3 0.3 0.3 0.3 67,369 73,802 80,305 86,873 93,500
GULA
Gula Pasir 19.8 20.6 21.4 22.2 23.0 7.2 7.5 7.8 8.1 8.4 1,954,692 2,057,217 2,160,527 2,264,535 2,369,147
Gula Merah 1.8 1.9 1.9 2.0 2.1 0.7 0.7 0.7 0.7 0.8 177,618 186,934 196,321 205,772 215,278
SAYUR DAN BUAH
Sayur 155.0 157.4 159.7 162.1 164.5 56.6 57.4 58.3 59.2 60.0 15,334,031 15,736,593 16,139,356 16,541,957 16,943,997
Buah 96.7 98.2 99.7 101.2 102.7 35.3 35.8 36.4 36.9 37.5 9,570,687 9,821,944 10,073,328 10,324,610 10,575,542
LAIN-LAIN
Minuman 104.2 103.9 103.6 103.3 103.1 38.0 37.9 37.8 37.7 37.6 10,314,033 10,393,842 10,470,954 10,545,276 10,616,702
Bumbu 9.5 9.5 9.4 9.4 9.4 3.5 3.5 3.4 3.4 3.4 939,295 946,563 953,585 960,354 966,858
Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa) 271,066,400 273,984,400 276,822,300 279,577,400 282,246,600
Keterangan :1. Proyeksi dengan baseline tahun 2019 (86.4) dan capaian skor PPH per tahun 2020 (90.4); tahun 2021 (91.6); tahun 2022 (92.8); tahun 2023 (94.0) dan tahun 2024 (95.2) sesuai target pada RPJMN 2020-20242. Proyeksi Jumlah Penduduk berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035, BPS dan Bappenas (2013)
LAMPIRAN 2SASARAN KONSUMSI PANGAN TAHUN 2020-2024
Kebutuhan Regulasi
Urgensi PembentukanBerdasarkan Evaluasi Regulasi
Unit Penanggung Jawab
Unit Terkait/ TargetPenyelesaianInstitusi
Perpres tentang Strategi
KetahananPangan dan Gizi
Berdasarkan Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2) Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi (KSPG),
Peraturan Presiden tersebut berlaku untuk jangka waktu tahun 2017-2019
dan selanjutnya KSPG ditetapkan oleh Dewan Ketahanan Pangan untuk
jangka waktu setiap 5 (lima) tahun dan Keputusan Presiden Nomor 5 tentang
Program Penyusunan Peraturan Presiden Tahun 2020 mengamanatkan untuk menyusun Rancangan Peraturan
Presiden tentang Strategi KetahananPangan dan Gizi
BadanKetahanan
Pangan
KementerianSekretariat Negara,
KementerianKoordinator Bidang Perekonomian, dan
Kementerian Hukum dan HAM
2020
LAMPIRAN 3MATRIK KERANGKA REGULASI
42 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia 43Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
44 Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia
BADAN KETAHANAN PANGANKEMENTERIAN PERTANIANREPUBLIK INDONESIA
Jalan Harsono RM No. 3,Ragunan, Pasar Minggu 12550Phone : (021) 7805035, 7805641Fax : (021) 78846536Website : bkp.pertanian.go.id