Download - Bab.iii Nema
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka jenis penelitian
ini adalah jenis penelitian Eksperimen. Menurut Arif Furchan (2005:39)
“Penelitian Eksperimen adalah suatu penyelidikan ilmiah yang menuntut
peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas
serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan yang sesuai
dengan manipulasi variabel-variabel bebas tersebut”.
Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen I dan kelompok Eksperimen II. Kelompok eksperimen I
merupakan kelompok yang diajar dengan menggunakan strategi Genius
Learning, sedangkan kelompok eksperimen II adalah kelompok yang diajar
dengan menggunakan strategi belajar aktif tipe Everyone is Teacher.
Untuk lebih jelasnya maka rancangan penelitian yang digunakan
adalah Randomized Control Group Only Design
Tabel 2 : Rancangan Penelitian
Kelompok Perlakuan EvaluasiEksperimen I X1 T 1
Eksperimen II X2 T 2
Sumadi Suryabrata (2010:104)
Keterangan :
X1 : Pembelajaran dengan menggunakan strategi Genius Learning
34
X2 : Pembelajaran dengan strategi belajar aktif tipe Everyone is Teacher
T 1: Hasil posttest pada kelas eksperimen I
T 2 : Hasil posttest pada kelas eksperimen II
3.2. Populasi dan Sampel
2.2.1.Populasi
Menurut Arikunto (1999:115) “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
SMA Negeri 1 Kerinci yang terdaftar tahun pelajaran 2010/2011.
Untuk lebih jelasnya sebaran populasi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3 : Jumlah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kerinci Tahun Pelajaran 2010/2011
Kelas JumlahX A 28X B 27XC 28X D 25X E 25X F 25
jumlah 158 Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 1 Kerinci tahun 2010/2011
2.2.2.Sampel
Menurut Arikunto (1999:117) “Sampel adalah sebagian atau
wakil dari populasi yang akan diteliti”. Sesuai dengan judul penelitian
ini maka sampel yang dibutuhkan ada dua kelas yaitu kelas
eksperimen I dan kelas eksperimen II. Adapun cara dalam
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
33
35
teknik random sampling. Teknik ini bisa dilaksanakan jika populasi
yang ada di semua kelas adalah normal dan Homogen.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan
sampel adalah:
1. Mengumpulkan nilai siswa kelas X SMA Negeri 2 sungai penuh
tahun pelajaran 2010/2011 setelah itu dihitung rata-rata dan
simpangan bakunya (Lampiran 1).
2. Melakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji Lilliefors
yang mana hasilnya dapat dilihat pada tabel
Tabel 4 : Tabel Normalitas Data
Kelas L0 Ltabel KeteranganX A 0,1335 0,1658 NormalX B 0,1356 0,1682 NormalXC 0,1452 0,1658 NormalX D 0,1238 0,173 NormalX E 0,1271 0,173 NormalX F 0,1394 0,173 Normal
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh kelas populasi
berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Untuk
perhitungan statistiknya dapat dilihat pada Lampiran 2.
3. Melakukan uji homogenitas variansi dengan menggunakan uji
Barlett. Menurut Sudjana (1992:262) untuk memudahkan
perhitungan, satuan-satuan yang diperlukan dalam uji Barlett
lebih baik disusun dalam sebuah daftar tabel.
36
Tabel 5: Satuan-satuan yang diperlukan dalam uji Barlett
Sampel ke-
dk 1dk
Si2 log Si
2 (dk ) log S i2
12..K
n1−1n2−2
.
.nk−1
1/(n¿¿1−1)¿1/n2−1
.
.1/nk−1
S12
S22
.
.Sk
2
log S12
log S22
log Sk2
(n¿¿1−1) log S12¿
(n¿¿1−1) log S22 ¿
.
.(n¿¿k−1) log Sk
2¿
Jumlah
n1−1 ∑ 1 /(n¿¿1−1)¿- - ∑ (n¿¿1−1) log S ¿
Dari tabel dihitung harga-harga yang diperlukan yakni :
1) Variansi gabungan dari semua populasi dengan menggunakan
rumus :
S2=∑ ¿¿¿¿
2) Harga satuan Barlett (B) dengan menggunakan rumus:
B=¿
3) Untuk uji Barlett digunakan statistik chi-kuadrat, dengan
menggunakan rumus :
χ2=¿
37
4. Membandingkan X2hitung dengan X2
tabel pada taraf nyata, kita tolak
hipotesis jika X2 ≥ X2(1−α ) (k−1 ) dimana X2
( 1−α )(k−1) didapat dari tabel
distribusi chi-kuadrat dengan peluang(1 –α) dan (k – 1).
5. Melakukan Uji kesamaan rata-rata dengan teknik Anava Satu
Arah, digunakan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh
Sudjana(1992:304) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menghitung kuadrat rata-rata dengan rumus :
R y=J 2
∑ ni
dengan J=J 1+J2+…+J k
2) Menghitung kuadrat antar kelompok, dengan rumus :
A y=∑J i
2
ni−Ry
3) Menghitung jumlah kuadrat dari semua nilai, dengan rumus :
∑Y 2=∑ J i2
4) Menghitung jumlah kuadrat dalam kelompok, dengan rumus :
∑Y 2−Ry−A y
5) Menyusun hasil perhitungan langkah di atas ke dalam tabel
analisis variansi
Tabel 6 : Daftar Analisis Variansi untuk MengujiH 0 :δ 1
2=δ22=δ3
2= ,…,=δ k2
Sumber Variansi
dk JK KT F
38
Rata-rata
Antar kelompok
Dalam kelompok
1
K – 1
∑ (ni−1)
R y
A y
D y
R=R y
1
A=A y
(k−1)
D=D y
∑ (ni−1)
AD
Total ∑ ni ∑Y 2
6. Membandingkan nilai Fhitung dan nilai F tabel dengan dk pembilang
k=1 dan dk penyebut ∑ (ni−1) sedangkan untuk taraf nyata kita
tolak hipotesis H 0 :δ 12=δ2
2= ,… ,=δK2 jika Fhitung<F (1−α )(V 1 ,V 2),
didapat dari daftar distribusi F.
Dari perhitungan didapatkan χ2hitung=¿1,65 dan χ2
tabel=¿11,1,
maka χ2hitung< χ2
tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa populasi
mempunyai variansi yang homogen pada tingkat kepercayaan
95%. Untuk lebih jelas perhitungan statistiknya dapat dilihat pada
Lampiran 4.
7. Setelah diketahui bahwa kedua kelompok normal, homogen dan
memiliki kesamaan rata-rata, maka selanjutnya ditentukan
kelompok skpserimen I dan kelompok eksperimen II. Yang
menjadi kelas eksperimen I adalah kelas X B yang diajar
menggunakan strategi Genius Learning dan yang menjadi kelas
eksperimen II adalah kelas XC diajar menggunakan strategi
Belajar Aktif tipe Everyone Is Teacher.
3.3 Variabel Penelitian
39
Sesuai dengan rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini
maka terdapat dua variabel, yaitu :
1. Variabel bebas, merupakan perlakuan yang diberikan pada sampel
penelitian yaitu pembelajaran dengan strategi Genius Learning dan
pembelajaran dengan menggunakan Strategi Belajar Aktif tipe Everyone
Is teacher.
2. Variabel terikat adalah hasil belajar matematika siswa setelah penelitian
dilakukan.
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1. Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah data tentang hasil
belajar matematika setelah penelitian dilakukan, sedangkan data
sekunder adalah informasi tentang jumlah siswa yang menjadi
populasi penelitian, termasuk nilai matematika siswa kelas X SMA
Negeri 1 Kerinci tahun pelajaran 2010/2011 sebelum penelitian
dilaksanakan.
3.4.2.Sumber data
1. Sumber data primer adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 kerinci
yang terpilih sebagai sampel.
2. Sumber data sekunder adalah guru matematika yang mengajar di
kelas X SMA Negeri 1 Kerinci tahun pelajaran 2010/2011.
3.5 Prosedur Penelitian
40
Prosedur penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu persiapan,
pelaksanaan, dan penyelesaian dengan tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
1. Menentukan kelas sampel
2. Menyusun jadwal penelitian setelah peneliti mendapatkan jadwal
mata pelajaran matematika dan alokasi waktu pelajaran.
3. Mempersiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran
4. Membuat kisi-kisi soal untuk diberikan pada tiap sub pokok bahasan
dan untuk tes akhir penelitian.
5. Mempersiapkan instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, penulis akan melaksanakan proses
pembelajaran terhadap dua kelas sampel yaitu kelas Eksperimen I diajar
menggunakan strategi Genius Learning dan kelas eksperimen II di ajar
dengan menggunakan strategi Belajar Aktif tipe Everyone is Teacher
Tabel 7 : Pelaksanaan Strategi Genius Learning di Kelas Eksperimen I dan Strategi Belajar Aktif tipe Everyone Is Teacher di Kelas Eksperimen II di kelas X SMA Negeri 1 Kerinci Tahun Pelajaran 2010/1011.
Pembelajaran yang menggunakan Strategi Genius
learning
Pembelajaran yang menggunakan startegi belajar aktif tipe Everyone
Is Teacher1 2
1. Peneliti membuka pelajaran
dengan memberikan motivasi
kepada siswa agar tercipta
suasana yang kondusif untuk
1. Peneliti membuka pelajaran
dengan menjelaskan tujuan dari
pembelajaran materi dan
memberikan motivasi kepada
41
memulai pelajaran
2. Peneliti menghubungkan
materi yang akan dipelajari
dengan materi sebelumnya
3. Peneliti memberikan gambar-
siswa untuk terlibat dalam
aktivitas pemecahan masalah
yang ditemukan.
2. Peneliti menjelaskan strategi
yang digunakan dalam pembe-
1 2an besar mengenai materi
yang akan dipelajari dan
memberikan beberapa kata
kunci atau rumus yang dapat
digunakan siswa dalam
materi yang akan dipelajari
dan kemudian dilanjutkan
dengan menjelaskan apa yang
menjadi tujuan dari
pembelajaran materi
4. Peneliti menyampaikan
materi kepada siswa beserta
dengan beberapa contoh soal
5. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum
dipahami
lajaran
3. Peneliti menyampaikan materi
kepada siswa beserta dengan
beberapa buah contoh soal
4. Peneliti membagikan kartu
indeks kepada seluruh siswa dan
meminta siswa membuat sebuah
pertanyaan di kartu indeks
tentang materi yang baru
disampaikan (materi pelajaran)
5. Peneliti mengumpulkan kartu
indeks yang telah ditulis
pertanyaan dan kemudian
membagikan lagi secara acak
kepada seluruh siswa
6. Peneliti meminta siswa untuk
membaca pertanyaan yang
42
6. Peneliti memberikan
beberapa soal yang harus
dikerjakan dalam waktu yang
telah ditentukan
7. Peneliti melakukan peninjau-
mereka dapatkan dan mencari
jawaban dari pertanyaan
tersebut.
7. Peneliti meminta kepada siswa
secara sukarela membacakan
1 2an ulang dengan
menggunakan system
“ngobrol santai” dimana
siswa diajak untuk
membicarakan materi yang
baru saja dipelajari dalam
suasana yang lebih santai.
pertanyaan yang mereka
dapatkan dan langung menjawab
pertanyaan tersebut di depan
kelas
3. Tahap Penyelesaian
1. Mempersiapkan soal-soal tes akhir
2. Melakukan tes akhir kepada siswa dengan waktu yang telah
ditentukan oleh peneliti.
3. Melakukan analisa tes akhir
3.6 Instrumen penelitian.
Untuk memperoleh data tentang hasil belajar matematika siswa,
penulis menggunakan alat pengumpul data dalam bentuk tes hasil belajar.
Menurut Amir Daien dalam Daryanto (1997:35) “Tes adalah suatu alat atau
43
prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang. Sedangkan
menurut Daryanto (1997:35) “Tes adalah merupakan suatu alat pengumpul
informasi”.
Menurut Arief Furchan (2005:268) “Tes adalah seperangkat
rangsangan (stimulasi) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud
untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi
penetapan skor angka”. Dan menurut Arikunto (1999:139) “Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Tes adalah suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan beberapa
informasi dari seseorang.
Dalam penelitian ini tes hasil belajar dilaksanakan setelah
berakhirnya satu materi pelajaran. Adapun langkah-langkah yang peneliti
lakukan dalam pelaksanaan tes adalah sebagai berikut :
1. Menyusun soal tes
Sebelum melaksanakan tes peneliti terlebih dahulu menyusun
soal tes yang digunakan untuk melaksanakan tes. Adapun langkah-
langkah penyusunan soal tes adalah sebagai berikut :
1) Menulis kisi-kisi soal tes (Lampiran 7)
2) Menulis butir soal tes
44
3) Menyusun butir soal tes dalam bentuk soal objektif pilihan ganda
(Lampiran 9).
2. Melakukan uji coba soal tes
Agar soal yang disusun memiliki kriteria sebagai soal yang baik,
maka soal-soal tersebut perlu diujicobakan terlebih dahulu dan kemudian
dianalisis untuk mendapatkan mana soal yang memenuhi kriteria dan
mana soal yang tidak memenuhi kriteria. Uji coba soal tes dilaksanakan
di kelas X D SMA Negeri 3 Sungai Penuh, karena sekolah tersebut
memiliki kemampuan yang sama atau hampir sama dengan sekolah
tempat penelitian dilaksanakan. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata ujian
semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.
Tabel 8: Rata-Rata Nilai Ujian Semester Ganjil Kelas X SMA Negeri 3 Sungai Penuh
Kelas X A X B XC X D X E X F
Rata-rata 69,76 54,96 57,03 64,05 58,30 55,76
3. Melakukan analisis item
Setelah uji coba dilaksanakan, kemudian dilakukan analisis item
untuk melihat baik atau tidak baiknya suatu tes. Suatu item soal
dikatakan baik, jika item soal tersebut setelah dilaksanakan hasilnya
dapat memberikan gambaran terhadap kebenaran menjawab soal dengan
waktu yang digunakan.
Dalam melaksanakan analisis item soal secara khusus ada empat
hal yang perlu diselidiki, yaitu :
45
1) Validitas Tes
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika tes tersebut dapat
mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur, menurut Ngalim
Purwanto (1997:137) “Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu
dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur”. Dalam
penyusunan instrumen ini peneliti mengutamakan validitas isi.
Menurut Arikunto (1999:161) “Apabila data yang didapat dari uji
coba ini sudah sesuai dengan yang seharusnya, maka berarti
instrumennya sudah baik, sudah valid”.
Untuk menentukan validitas tes digunakan rumus seperti yang
dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto (1999:162) berikut
r xy=N ∑ xy−∑ x∑ y
√{N∑ x2−(∑ x )2}{N∑ y2−(∑ y )
2}
Dengan :
r xy=¿ koefisien validitas soal
X=¿ skor total soal
Y=¿ skor total butir soal
Kriteria pengukuran validitas adalah:
0,80≤r xy<1,00 : validitas sangat tinggi
0,60≤r xy<0,80 : validitas tinggi
0,40≤r xy<0,60 : validitas sedang
46
0,20≤r xy<0,40 : validitas rendah
0,00≤r xy≤0,20 : validitas sangat rendah
r xy negatif : tidak valid
Dari perhitungan Validitas 20 soal, didapatkan satu soal
dengan validitas sangat tinggi yaitu soal nomor 12, satu soal dengan
validitas tinggi yaitu soal nomor 1, enam soal dengan validitas cukup
yaitu soal nomor 2, 5, 9, 15, 18, dan 19. Sembilan soal dengan
validitas rendah yaitu soal nomor 6, 7, 8, 11, 13, 14, 16, 19 dan 20
dan tiga soal dengan validitas sangat rendah yaitu soal nomor 3, 4,
dan 10. Soal yang tidak dipakai adalah soal dengan validitas rendah.
Untuk lebih jelas perhitungan statistiknya dapat dilihat pada
Lampiran 11.
2) Indeks Kesukaran (IK)
Untuk indeks kesukaran soal tes dapat dihitung dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Anas (1995:372), yaitu:
P= BJS
Dimana :
P=¿ Indeks Kesukaran
B=¿ banyaknya siswa yang menjawab benar
JS=¿ jumlah seluruh siswa peserta tes
Menurut Robert L. Torndike dan Elizabeth Hagen dalam Anas
(1995:372), klasifikasi tingkat kesukaran soal dapat digolongkan
sebagai berikut:
47
Tabel 9 : Klasifikasi Tingkat Kesukaran soal
Besarnya P Interpretasi
P≤0,30
0,30¿ P ≤0,70
P ≥0,70
Soal sukar
Soal sedang
Soal mudah
Dari perhitungan Indek Kesukaran 20 soal, didapatkan empat
soal dengan Indek Kesukaran mudah yaitu soal nomor 1, 2, 6 dan 13
dan enam belas soal dengan Indek Kesukaran soal sedang yaitu soal
nomor 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 20. Soal
yang dipakai adalah soal dengan indek kesukaran sedang. Untuk
perhitungan statistiknya dapat dilihat pada Lampiran 12.
3) Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
kurang pandai (berkemampuan rendah). Menurut Anas (1995:389)
daya pembeda dapat diukur dengan rumus :
DP=B A
J A
−BB
J B
Dimana :
DP = Indeks/ daya pembeda
J A = Banyaknya peserta kelas atas
JB = Banyaknya peserta kelas bawah
48
BA = Banyaknya peserta kelas atas yang menjawab soal benar
BB = Banyaknya peserta kelas yang menjawab soal dengan
jawaban salah
Klasifikasi daya pembeda soal adalah sebagai berikut :
0 ,40 ≤ Dp≤ 1,00 : soal diterima
0,30 ≤ Dp<0,40 : soal diterima tapi perlu diperbaiki
0,20 ≤ Dp<2,30 : soal diperbaiki
0,00 ≤ Dp≤ 0,20 : soal tidak dipakai/dibuang
Dp : negatif : semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang
mempunyai nilai negatif sebaiknya dibuang saja
Dari perhitungan daya pembeda 20 soal, didapatkan 4 soal
dengan daya pembeda baik yaitu soal nomor 1, 5, 6 dan 16. 15 soal
dengan daya pembeda cukup yaitu soal nomor 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10,
11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, dan 20. Dan satu soal dengan daya
pembeda jelek yaitu soal nomor 3. Untuk perhitungan statistiknya
dapat dilihat pada Lampiran 13.
4) Reliabilitas.
Sebuah tes dikatakan reliabilitas apabila hasil-hasil tes tersebut
menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, hasil yang dicapai siswa
dalam tes tersebut tidak mengalami perubahan yang berarti apabila
tes tersebut diberikan pada waktu dan tempat yang berbeda
Menurut Arikunto (1999:182) untuk menentukan reliabilitas tes
berbentuk soal objektif dipakai rumus :
49
r11=k
k−1(1−
∑ pq
V t
)
Dengan keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
Vt = variansi total
Suatu tes dkatakan reliabilitas apabila :
a. Sangat tinggi, jika 0,80≤ r11 ≤1,00
b. Tinggi, jika 0,60≤ r11<0,80
c. Sedang, jika0,40 ≤ r11<¿0,60
d. Rendah, jika 0,20≤ r11<¿0,40
e. Sangat rendah, jika 0,00≤ r11 ≤0,20
Dari perhitungan Reliabilitas 20 soal didapatkan r11=¿0,77
yang berarti tes hasil belajar yang dijadikan instrumen penelitian
mempunyai Reliabilitas yang tinggi. Untuk perhitungan statistiknya
dapat dilihat pada Lampiran 14.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisa data bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil tes
akhir antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II signifikan atau
50
tidak. Untuk melihat perbedaan rata-rata tersebut penulis melakukan Uji
hipotesis.
Uji hipotesis yang penulis lakukan adalah untuk melihat apakah hasil
belajar matematika siswa menggunakan strategi Genius Learning lebih baik
dari hasil belajar siswa menggunakan strategi Belajar Aktif tipe Everyone Is
Teacher. Sebelum melakukan Uji Hipotesis, terlebih dahulu peneliti
melakukan uji normalitas dan uji homogenitas yang langkah-langkahnya
sebagai berikut
1. Menentukan rata-rata hasil belajar masing-masing kelompok, simpangan
baku dan variansi (Lampiran 17).
2. Melakukan Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai yang
diperoleh dari kelas sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Untuk menuji normalitas ini digunakan uji Lilliefors
yang dikemukakan oleh Sudjana (1992:466) dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Pengamatan X1 , X2 , X3 …….. X n dijadikan bilangan baku
Z1 , Z2 , Z3 ……Zn dengan menggunakan rumus :
Zi=X i−X
S
Keterangan : X=¿ rata-rata, dan S= simpangan baku
2. Dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, dihitung
peluang :
F(Zi)=P(Z≤Zi)
51
3. Menghitung Proporsi skor baku S(Zi) dengan menggunakan rumus :
S(Z i)=banyak Z i …. Zn yang Zn≤ Z i
n
4. Menghitung selisih F(Zi) dan S(Zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
5. Mengambil harga yang terbesar dari harga di atas dengan dinamakan
Lo
6. Membandingkan Lodengan nilai kritis Ltabel yang diambil dari nilai
tabel untuk taraf keprcayaan α yang ditentukan
7. Menentukan kriteria pengujian dengan cara, bila Lo lebih kecil dari
Ltabel dikatakan data distribusi normal dan sebaliknya Lo lebih besar
dari Ltabel dikatakan tidak berdistribusi normal.
Dari perhitungan didapatkan L0=¿0,1093 <Ltabel=¿0,1682 pada kelas
eksperimen I dan L0=¿0,1295 < Ltabel=¿0,1658 pada kelas
eksperimen II, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas
eksperimen berdistribusi normal pada taraf kepercayaan 95%. Untuk
perhitungan statistiknya dapat dilihat pada Lampiran 17.
3. Menguji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi bertujuan untuk melihat apakah kedua
kelompok mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Untuk uji
homogenitas digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana
(1992:250) sebagai berikut :
F= variansi terbesarvariansi tekecil
52
Kriteria pengujian adalah terima H 0 jika Fhitung<F 1
2α ¿¿ untuk
taraf nyata αdalam hal lain H 0 ditolak. Apabila H 0 diterima berarti
kedua kelompok sampel mempunyai varians yang homogen. Harga
F tabelatau Fα ( v1 , v2 ) dapat diperoleh dari daftar distribusi F dengan derajat
kebebasan pembilang = v1 dan derajat kebebasan penyebut = v2. Dari
hasil perhitungan diperoleh Fhitung=¿1,35 dan F tabel=¿1,87. Artinya
Fhitung<F tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas sampel
mempunyai variansi homogen. Untuk perhitungan statistiknya dapat
dilihat pada Lampiran 19.
Setelah diketahui data memiliki normal dan homogen, selanjutnya
dilakukan Uji Hipotesis menggunakan Uji –t yang rumusnya dikemukakan
oleh Sudjana (1992:239)
t=X1−X2
S √ 1n1
+ 1n2
Dengan simpangan baku gabungan dicari dengan rumus:
s=(n1−1 ) S1
2+(n2−1)S22
n1+n2
Keterangan :
X1 = rata-rata kelas eksperimen I
X2 = rata-rata kelas eksperimen II
53
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen I
n2 = jumlah siswa kelas eksperimen II
s = simpangan baku gabungan
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :
Terima H 0 jika −t1−1
2α<t <t
1−12
α , dimana t 1−12
α didapat dari distribusi t
dan dk = (n1+n2−2) untuk taraf nyata 𝛼 sedangkan untuk harga-harga t
lainnya H 0 ditolak.(Lampiran 20)
3.8 Tempat dan waktu Penelitian
3.8.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Negeri 1 Kerinci
tahun pelajaran 2010/2011. SMA Negeri 1 Kerinci ini terletak di
Kecamatan Sitinjau Laut Kabupaten Kerinci yang berjarak kira-kira
7 km dari Kota Sungai Penuh. Dengan kondisi sekolah yang tenang
karena berada di tengah desa dan jauh dari jalan raya. Jumlah guru
yang mengajar pada mata pelajaran matematika adalah sebanyak
tujuh orang yang terdiri dari lima orang guru tetap dan dua orang
guru honorer. Sarana dan prasarana yang ada disekolah ini khusus
untuk mata pelajaran matematika masih belum memadai, seperti alat
peraga yang belum lengkap dimiliki oleh sekolah.
3.8.2 Waktu Penelitian
54
Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 5 mei 2011 sampai
dengan tanggal 4 juni 2011.