Download - bab11-dokumen

Transcript

Dokumen Ekspor Impor

BAB XI DOKUMEN EKSPOR IMPOR

Tujuan pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, pembaca akan dapat: mengenali berbagai macam dokumen yang digunakan dalam kegiatan ekspor impor mengetahui penerbit dokumen ekspor impor memahami koordinasi kegiatan ekspor impor dan pengendalian dokumennya memahami pentingnya pembukuan kegiatan ekspor impor yang baik

Ada berbagai macam dokumen yang perlu diarsip untuk melengkapi kegiatan ekspor impor, diperkirakan lebih dari 200 dokumen digunakan dalam perdagangan internasional. Namun, dalam sebagian besar transaksi ekspor, hanya dokumen-dokumen tertentu yang selalu digunakan.

Secara umum, dokumen merupakan suatu formulir yang dicetak atau ditulis yang digunakan untuk mencatat atau membuktikan sesuatu. Dalam dunia perdagangan, tidak semua dokumen memiliki bentuk yang baku. Formulir L/C dan pemberitahuan pabean/pajak adalah contoh dokumen berbentuk standar. Sedangkan packing list, DO, invoice tidak memiliki bentuk baku sehingga perusahaan memiliki bentuk dan corak yang berbedabeda sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan perusahaan. Meskipun demikian, umumnya dokumen ekspor impor mencantumkan beberapa item keterangan yang sama tergantung jenis dokumennya.

10.1. Jenis DokumenAda berbagai jenis dokumen ekspor impor yang dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu dokumen induk, dokumen pembantu, dan dokumen penunjang.

274

Dokumen Ekspor Impor

Dokumen Pembantu (brosur, dsb)

Dokumen Penunjang (Packing list, SKA, dsb)

Dokumen Induk (invoice, L/C, B/L, Polis)

Gambar 64. Jenis-jenis Dokumen Ekspor Impor

10.1.1. Dokumen IndukMerupakan dokumen inti yang dikeluarkan oleh badan pelaksana utama perdagangan internasional. Fungsinya sebagai alat pembuktian realisasi suatu transaksi. Yang termasuk dokumen induk diantaranya: faktur, L/C, B/L, dan polis asuransi. a. Faktur Perdagangan Invoice (faktur) adalah suatu dokumen yang penting dalam perdagangan, karena dengan data dalam invoice dapat diketahui: Berapa jumlah wesel yang akan ditarik, jumlah penutupan asuransi, dan bea masuk. Setidaknya ada tiga jenis invoice, yaitu proforma, consular, dan commercial. Proforma invoice (faktur proforma), merupakan tawaran pada pembeli untuk menempatkan pesanannya dan sering diminta oleh pembeli supaya instansi yang berwenang memberikan izin impor atau izin devisa. Consular invoice merupakan invoice yang dikeluarkan oleh instansi resmi, yakni kedutaan-kedutaan (konsulat). Gunanya adalah untuk memeriksa harga jual dibandingkan dengan harga pasar yang sedang berlaku. Di Indonesia keharusan

275

Dokumen Ekspor Impor

untuk menyertakan consular invoice sudah dicabut. Commercial invoice (faktur dagang) merupakan nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang tersebut. Biasanya apabila tidak disebutkan jenisnya, invoice yang dimaksud adalah commercial invoice.

Keterangan yang harus ada dalam commercial invoice : Nama dan alamat pembeli dan penjual Nomor dan tanggal invoice Nomor dan tanggal order dari pembeli Perincian yang lengkap tentang barang-barang sesuai L/C Syarat-syarat pembayaran Merk dan nomor pengepakan barang Jumlah, berat, ongkos, premi asuransi, komisi agen Nama kapal/via mana b. Bill of Lading (B/L) Adalah konosemen angkutan laut berupa dokumen pengapalan yang paling penting karena mempunyai sifat jaminan atau pengamanan. Dokumen asli menunjukkan hak pemilikan atas barang-barang dan tanpa B/L tersebut, seseorang tidak dapat menerima barang-barang yang disebutkan dalam B/L yang bersangkutan dari maskapai pelayaran. Pihak-pihak yang tercantum dalam B/L adalah: Shipper adalah beneficiary dari L/C (penjual) Consignee adalah alamat yang diberitahu tentang kedatangan barang atau alamat tujuan barang Notify party atau address of arrival notice to: orang-orang yang disebutkan dalam L/C Carrier : pengangkutan/perusahaan pelayaran

B/L berfungsi sebagai Bukti tanda penerimaan barang-barang, yaitu barang-barang yang diterima oleh carrier dari shipper ke suatu tempat tujuan dan selanjutnya

276

Dokumen Ekspor Impor

menyerahkan

barang-barang

tersebut

kepada

pihak

penerima

(consignee/importir) Bukti kontrak pengangkutan dan penyerahan barang-barang antara pihak pengangkut dengan pengiriman Bukti pemilikan atau dokumen pemilikan barang (document of title) yang menyatakan bahwa orang yang memegang B/L merupakan pemilik barang yang tercantum dalam B/L

Jenis B/L berdasarkan nama pemilikan yang tercantum di dokumennya: Bearer B/L (B/L atas pemegang) Straight B/L (B/L atas nama) B/L made out of order (B/L yang dibuat atas order)

Berdasarkan syarat pengangkutannya, B/L dibedakan menjadi: short form B/L, bila syarat-syarat pengangkutan tidak dicantumkan dalam B/L, hanya catatan singkat tentang barang yang dikirimkan Long form B/L, jenis B/L yang terperinci, seluruh syarat pengangkutan dicantumkan dalam B/L

Jenis B/L dari sudut pandang cara pengangkutannya: Through B/L, bila perusahaan pengangkutan tidak dapat menyediakan jasajasa langsung dari pelabuhan muat ke pelabuhan tujuan Combined transport B/L, pengangkutan barang dengan lebih dari satu jenis alat angkut Liner B/L, pengangkutan barang dengan jalur, jadwal dan tempat persinggahan kapal yang sudah ditentukan Charter party B/L, pengangkutan barang dengan menggunakan alat angkutan sewa atau borongan Container B/L, pengangkutan barang-barang dengan pengepakan, sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan

277

Dokumen Ekspor Impor

Groupage B/L, pengiriman barang sekaligus dengan sebuah agen pengiriman

Berdasarkan kondisinya, jenis B/L diklasifikasikan: Clean B/L, bila dalam B/L tidak tercantum catatan-catatan tentang kekurangan barang Unclean, dirty, claused B/L, bila penyiapan barang tidak sesuai dengan syarat-syarat L/C Stale B/L, yaitu B/L yang belum sampai kepada consignee atau agennya ketika kapal pembawa barang telah sampai di pelabuhan tujuan

Ada beberapa keterangan yang harus dicantumkan dalam B/L, diantaranya: Uraian barang-barang Penjelasan bahwa barang telah dimuat sesuai dengan persyaratan Pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar

c. Air Way Bill (AWB) AWB atau konosemen udara, merupakan tanda terima barang yang dikirim melalui udara untuk orang dan alamat tertentu. AWB diberi cap penerbangan, tanggal pengiriman, nomor pesawat terbang, dan tanda tangan dari maskapai penerbangan. Apabila barang tiba sebelum dokumen, maka perusahaan penerbangan akan memberitahukan tibanya barang kepada alamat yang dituju. Pihak yang terlibat dalam AWB: Pengirim Maskapai penerbangan, ditanda tangani oleh pengirim Penerima barang, ditanda-tangani oleh pengirim dan disertakan dalam pesawat bersama barang Notify party adalah pihak yang akan diberitahukan tentang tibanya barang dan digunakan oleh penerima barang untuk menerbitkan delivery order kepada perusahaan pengangkut barang d. Railway consignment note (surat angkutan kereta api)

278

Dokumen Ekspor Impor

Merupakan tanda terima atas pengiriman barang-barang ekspor impor dengan pengangkutan kereta api dari satu negara ke negara lain (misal di eropa). Mencakup: Nama stasiun pemberangkatan Tujuan Nama eksportir/importir dan alamat yang dituju Cap stempel perusahaan kereta api yg bersangkutan e. Dokumen Asuransi Dokumen ini berguna untuk membuktikan bahwa barang-barang yang disebut di dalamnya telah diasuransikan serta jenis-jenis risiko yang ditanggung. Dokumen asuransi menyatakan pihak mana yang meminta asuransi dan kepada siapa claim dibayarkan (tertanggung). Dokumen asuransi dalam transaksi perdagangan dengan luar negeri adalah asuransi pengangkutan barang melalui laut dikenal dengan istilah marine insurance, atau marine cargo insurance, atau cargo insurance. Dalam sebuah sales contract ditegaskan tentang harga barang yang diasuransikan.

Dalam kontrak FOB atau CNF, importir bertanggung jawab terhadap asuransi barang-barang. Dalam kontrak CIF, eksportir yang bertanggung jawab terhadap asuransi barang-barang. Jenis risiko yang ditanggung tergantung kepada sifat barang dan pengaturan yang dibuat antara eksportir dan importir.

Setiap asuransi harus dibayar dalam valuta yang sama dengan L/C, kecuali syaratsyarat L/C menyatakan lain. Seperti halnya B/L, dokumen asuransi dapat dibuat atas nama: pengasuransi, atas order bank, atau atas nama pembawa.

10.1.2.Dokumen PenunjangMerupakan dokumen yang dikeluarkan untuk memperkuat atau merinci keterangan yang terdapat dalam dokumen induk, terutama faktur perdagangan. Misalnya: Packing List, Certificate of Origin (COO), Weight-Note, Measurement-List, Inspection Certificate, Chemical Analysis, Test Certificate, dan Manufacturers Certificate.

279

Dokumen Ekspor Impor

a. Packing list (daftar pengepakan) Dokumen ini dibuat oleh eksportir yang menerangkan uraian dari barang-barang yang dipak, dibungkus/diikat dalam peti. Dokumen ini diperlukan oleh pejabatpejabat bea cukai untuk kemudahan pemeriksaan. Dalam uraian barang-barang juga disebutkan jenis bahan pembungkus/pengepakan, dan cara mengepaknya. Nama dan uraian barang dalam packing list harus sama dengan commercial invoice. b. Certificate of origin (surat keterangan asal barang) Merupakan pernyataan yang ditandatangani untuk membuktikan asal dari barangbarang yang diekspor. COO menjelaskan keterangan-keterangan barang, asal barang dan pernyataan bahwa barang tersebut benar hasil produksi dari negara eksportir. Biasanya surat ini dikeluarkan oleh instansi yang ditunjuk oleh pemerintah seperti: Kadin, Disperindag, Pengelola Kawasan Berikat dan sebagainya. Surat ini harus ditandatangani pejabat yang berwenang dan dibedakan menurut kelompok atau jenis komoditinya. c. Certificate of inspection (sertifikat pemeriksaan) Merupakan keterangan tentang keadaan barang yang dibuat oleh independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional. Sertifikat ini penting karena dapat memberi jaminan atas : Mutu dan jumlah barang Ukuran dan berat barang Keadaan barang Pembungkusan atau pengepakan barang Banyaknya satuan isi masing-masing pengepakan d. Certificate of quality (sertifikat mutu)

280

Dokumen Ekspor Impor

Dokumen ini umumnya dibuat oleh badan peneliti dan pengembangan industri yang disahkan oleh pemerintah suatu negara untuk memeriksa mutu barang-barang ekspor. Keterangan dibuat berkaitan dengan hasil analisis barang di laboratorium. e. Manufacturers quality certificate (sertifikat mutu pembuatan barang) Biasanya dibuat oleh pabrik pembuat barang ekspor atau supplier yang menguraikan tentang mutu dari barang-barang dagang. Penjelasan meliputi tentang baru tidaknya barang, serta memenuhi standar atau tidak. Di Indonesia, eksportir harus memiliki sertifikat ini bagi setiap barang ekspornya. f.

Certificate of analysis (sertifikat analisis) Adalah dokumen yang menerangkan bahan-bahan dan proporsi bahan yang terdapat dalam barang-barang tertentu yang diharuskan oleh pemeriksanya

g. Weight certificate/weight note/list (surat keterangan/daftar timbangan) Dokumen ini dibuat dan dikeluarkan oleh badan yang disahkan oleh pemerintah yang tugasnya memeriksa ukuran/berat barang secara tepat. Dokumen ini juga diperlukan untuk mempersiapkan alat-alat pengangkut barang pada saat pemeriksaan. h. Measurement list (daftar ukuran) Dokumen yang dibuat oleh eksportir yang menerangkan tentang : ukuran panjang, tebal, garis tengah, atau isi dari barang yang bersangkutan i.

Sanitary, health and veterinary certificates (sertifikat kesehatan/sanitari) Sertifikat ini diperlukan untuk menyatakan bahwa bahan baku ekspor telah diperiksa dan bebas dari hama penyakit. Untuk produksi hasil laut, tulang dan hewan ternak keterangan diberikan dalam bentuk veterinary certificate dan atau health certificate. Dokumen ini menjelaskan tingkat kebersihan serta kesehatan dan aspek-aspek lainnya dari barang tersebut. Dokumen dikeluarkan oleh jawatan resmi pemerintah setempat

281

Dokumen Ekspor Impor

j.

Draft/bill of exchange (wesel) Adalah sebuah alat pembayaran yang merupakan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis, yang ditujukan oleh seseorang kepada orang lain, ditanda tangani oleh orang yang menariknya dan mengharuskan si tertarik untuk membayar pada saat diminta atau pada suatu waktu tertentu di kemudian hari, sejumlah uang kepada orang tertentu atau si pemegang wesel Pihak yang terlibat dalam wesel: Drawer : Pihak yang menandatangani wesel (penarik) Drawee: Pihak yang menerima pembayaran Payee: Pihak yang menerima pembayaran Endorsee: Pihak kepada siapa wesel dipindahkan (endorsee: yang memindahkan, endorsement : pemindahan/pengalihan).

Tenor wesel adalah jangka waktu dimana sebuah wesel dapat dibayarkan dan dicantumkan pada setiap wesel. Ada dua jenis, pertama sight draft, wesel yang dibayar pada saat diperlihatkan atau pada saat diminta pembayarannya. Dan kedua, time draft, wesel berjangka yang dibayarkan setelah beberapa waktu kemudian.

10.1.3. Dokumen PembantuMerupakan dokumen yang diperlukan untuk membantu para pelaksana dalam menjalankan tugas lanjutan, tergantung pada kondisi dan jenis barang ekspor yang bersangkutan. Contohnya: instruction manual, layout scheme, freight forwarders receipt, D.O, warehouse receipt, trust receipt, brochure atau leaflet.

10.2. Penerbit Dokumen Ekspor ImporBerdasarkan jenis-jenis dokumen diatas, ada sejumlah pihak yang dapat menerbitkan dokumen ekspor impor, diantaranya:

282

Dokumen Ekspor Impor

Tabel 10. Para Pelaku Ekspor Impor dan Dokumen Yang Diterbitkannya Pelaku Produsen Dokumen yang Diterbitkan Eksportir Usaha Jasa Transportasi (Freight Forwarder) Bea Cukai Kontrak Penjualan Manufacturer Certificate Instruction Manual Brochure Brosur Offer sheet Sales Contract Invoice Consular Invoice Packing List Weight Note Measurement List Letter of Indemnity Letter of Subrogation PEB/PEBT (Pemberitahuan Ekspor Barang/Tertentu) Bank Akad Kredit Letter of Credit SSP/SSPBC (Surat Setoran Pajak/dan Bea Cukai) Nota Perhitungan Pembayaran Wesel Ekspor Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Certificate of Quality Test Certificate Chemical Analysis Packing List Measurement List Weight Note Fiat (izin) muat barang

283

Dokumen Ekspor Impor

Pelaku Badan Karantina Pertanian

Dokumen yang Diterbitkan Izin impor tanaman, hewan, dan ikan

Surveyor Independen

Certificate of Quality Certificate of Weight Chemical Analysis Survey Report Inspection Certificate Test Certificate Cover Note Insurance Policy Informasi umum Promosi Misi dagang Pameran dagang Konsultasi perdagangan Mates Receipt (Resi Mualim) Bill of Lading Except Bewijs (EB) Claims Constatering Bewijs (CCB) Airways Bill (AWB) Quota Tekstil, Kopi, dll Surat Keterangan Asal (SKA) Angka Pengenal Ekspor (APE) Angka Pengenal Impor (API-U) Angka Pengenal Importir Terdaftar (Approved Trader)

Perusahaan Asuransi

BPEN-ITPC-LPE-PIB-Atase JETROKOTRA-AMCHAM-INA dan lain-lain

Perusahaan Pelayaran (Shipping/Carrier)

Angkutan Udara (EMKU) Departemen Perdagangan

Ditjen Pajak Kedutaan Negara Asing

NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Consular Invoice Customs Invoice

284

Dokumen Ekspor Impor

Pelaku Instansi Teknis

Dokumen yang Diterbitkan Izin impor barang tertentu (sesuai HS yang diatur)

10.3 Koordinasi Internal Ekspor ImporDalam kegiatan ekspor, perlu ditentukan tugas masing-masing bagian dan berkoordinasi dengan bagian lainnya seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut: Tabel 11. Koordinasi Antar Bagian di Perusahaan Dalam Kegiatan Ekspor Impor Bagian Sub-bagian Uraian Tugas Registrasi kontrak dagang Registrasi semua dokumen pengapalan, L/C, B/L, wesel, polis, faktur, packing list, dsb Pembuatan surat, misalnya surat penawaran harga Pengiriman surat Pengarsipan (filing) dan registrasi surat Custom clearance Pembuatan PIB/PEB Penyiapan dokumen pendukung Mengurus izin bongkar muat Mengurus izin ekspor impor terkait barang tertentu Pemasaran Promosi Kelengkapan promosi Media promosi Keagenan distribusi Legal (hukum), kontrak, arbitrasi Sales contract Kontrak L/C, B/L, polis, dsb

Dokumentasi Tata Usaha/Administrasi/Surat Menyurat

285

Dokumen Ekspor Impor

Bagian

Sub-bagian

Uraian Tugas Arbitrasi (negosiasi, mediasi, pengadilan) Estimasi biaya freight dan handling cost Booking kapal Menutup asuransi Mengelola gudang Packing dan marking Loading dan unloading (stevedoring) Penganggaran (budgeting) Pembayaran/penagihan Pembukuan/pencatatan dan pembuatan laporan keuangan Pengawasan Pengawasan pemenuhan kewajiban negara (pajak, bea masuk, SPT)

Transportasi

Angkutan

Pergudangan (store)

Keuangan

10.4. Penyelenggaraan Pembukuan di Bidang KepabeananBerdasarkan Pasal 51 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, maka dibuatlah petunjuk teknis pembukuan sesuai Peraturan Menkeu Nomor: 138/PMK/2007. Ada sebelas pasal dalam PMK ini yang gambaran besarnya sebagai berikut:

286

Dokumen Ekspor Impor

Gambar 65. Garis Besar Pembukuan Menurut 138/PMK/2007

Pembukuan adalah proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi yang meliputi dan mempengaruhi keadaan harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya yang diikhtisarkan dalam laporan keuangan. Sedangkan laporan keuangan adalah laporan yang disusun secara teratur, disajikan secara ringkas, atas transaksi keuangan orang sekurang-kurangnya meliputi neraca dan laporan laba rugi. Definisi laporan keuangan dalam aturan ini lebih sempit daripada menurut Standar Akuntansi Keuangan.

Buku adalah ledger yang merupakan kumpulan catatan hasil klasifikasi transaksi keuangan sebagai dasar pembuatan laporan keuangan. Sedangkan catatan adalah jurnal yang merupakan kumpulan data dan/atau informasi yang bersumber dari dokumen, yang dibuat secara teratur dan sistematis dan tertulis diatas kertas atau sarana lain yang terekam dalam bentuk apapun yang dapat dibaca.

Menurut aturan ini, dokumen adalah media yang berisi data dan/atau keterangan yang dibuat dan/atau diterima orang dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, tertulis diatas kertas atau sarana lain yang terekam dalam bentuk apapun yang dapat dilihat dan dibaca. Dokumen dapat berbentuk surat ataupun data elektronik. Surat adalah media untuk menyampaikan informasi dari satu pihak kepada pihak lain dalam rangka pelaksanaan kegiatan usahanya tertulis diatas kertas atau sarana lain yang terekam dalam bentuk apapun yang dapat dibaca. Sedangkan data elektronik adalah informasi atau rangkaian informasi yang disusun dan/atau dihimpun untuk kegunaan khusus yang diterima, direkam, dikirim,

287

Dokumen Ekspor Impor

disimpan, diproses, diambil kembali, atau diproduksi secara elektronik dengan menggunakan komputer atau perangkat pengolah data elektronik, optikal, atau cara lain yang sejenis.

Dalam rangka menjaga kepatuhan pengguna jasa kepabeanan dalam tertib administrasi ataupun mengklarifikasi pemberitahuan atau permohonan yang disampaikan pengguna jasa kepabeanan, DJBC dapat melakukan audit kepabeanan yaitu kegiatan pemeriksaan atas laporan keuangan, buku, catatan dan dokumen yang menjadi bukti dasar pembukuan dan surat yang berkaitan dengan kegiatan usaha, termasuk data elektronik serta surat yang berkaitan dengan kegiatan di bidang kepabeanan dan/atau sediaan barang dalam rangka pelaksanaan ketentuan Undang-Undang Kepabeanan.

Peraturan ini sekaligus menegaskan bahwa setiap orang atau badan yang bertindak sebagai importir, eksportir, pengusaha tempat penimbunan sementara, pengusaha tempat penimbunan berikat, pengusaha pengurusan jasa kepabeanan, atau pengusaha pengangkutan wajib menyelenggarakan pembukuan. Pembukuan yang dilakukan dapat secara manual dan/atau elektronik, yang penting dapat menggambarkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya, sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai harta, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya yang diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, mata uang rupiah, dan bahasa asing yang diijinkan oleh Menkeu.

Dalam rangka audit kepabeanan, pengguna jasa kepabeanan juga diwajibkan melakukan penatausahaan sediaan barang. Adminitrasi sediaan barang paling sedikit memuat jenis, spesifikasi, jumlah pemasukan dan pengeluaran sediaan barang.

Setiap pengguna fasilitas kepabeanan juga diharuskan untuk melakukan penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia. Laporan keuangan disusun dan dibuat paling sedikit setahun sekali dan dibuat di atas kertas dan ditandatangani oleh orang. Jika orang adalah badan hukum, laporan keuangan ditandatangani oleh pimpinan/pegawai yang ditunjuk.

288

Dokumen Ekspor Impor

Asli laporan keuangan, buku, catatan, dokumen, dan surat (pasal 5 ayat 2 dan pasal 6 138/PMK/2007) dapat dialihkan ke dalam bentuk data elektronik. Meskipun demikian, yang mempunyai kekuatan pembuktian otentik adalah dokumen yang asli dan masih mengandung kepentingan hukum wajib tetap disimpan.

Setiap pengalihan ke dalam bentuk data elektronik (pasal 7 ayat 1) wajib dilegalisasi. Legalisasi dilakukan oleh pimpinan atau orang ditunjuk di lingkungan badan hukum bersangkutan, dengan dibuatkan berita acara. Berita acara sekurang-kurangnya memuat : Keterangan tempat, hari, tanggal, bulan, dan tahun dilakukannya legalisasi Keterangan bahwa pengalihan laporan keuangan, buku, catatan, dokumen, dan surat ke dalam disket, compact disk, tape backup, hard disk, atau media lainnya telah dilakukan sesuai dengan aslinya Tanda tangan dan nama jelas orang yang bersangkutan

Laporan keuangan, buku, catatan, dokumen, dan surat yang berkaitan dengan kegiatan usahanya baik tertulis di atas kertas atau sarana lain yang terekam dalam bentuk apapun yang dapat dilihat dan dibaca, wajib disimpan selama 10 (sepuluh) tahun pada tempat usahanya di Indonesia, termasuk tempat-tempat lain yang khusus diperuntukan sebagai tempat penyimpanan laporan keuangan, buku, catatan, dokumen, dan surat.

Tugas: Studi Dokumentasi atas Dokumen Ekspor Impor Cermati kembali dokumen-dokumen pada laporan observasi kegiatan ekspor impor yang pernah dibuat sebelumnya. Analisislah keterangan-keterangan apa saja yang disediakan pada masing-masing dokumen tersebut (minimal 5 buah dokumen).

289


Top Related