Transcript
Page 1: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 5 7

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

BAB VI

PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN

6.1. KERJASAMA ANTAR DAERAH

Sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat, daerah dapat mengadakan

kerjasama dengan daerah lain yang didasarkan pada pertimbangan efisiensi

dan efektifitas pelayanan publik, sinergi dan saling menguntungkan,

Implementasi kerjasama daerah pada era otonomi daerah merupakan suatu

kebutuhan bagi daerah, karena dalam mengembangkan memberdayakan

dan memanfatkan sumberdaya / potensi suatu daerah memerlukan

kerjasama dengan daerah lain karena adanya keragaman potensi dari setiap

daerah. Melalui kerja sama daerah diharapkan dapat mengurangi

kesenjangan daerah dalam penyediaan pelayanan publik. Selain itu

diharapkan dengan terjalinnya kerjasama antar daerah didapatkan solusi atas

berbagai permasalahan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah guna

peningkatan mutu pelayanan terhadap masyarakat

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata

Cara Pelaksanaan Kerjasama Daerah serta turunannya Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara

Kerjasama Daerah ditegaskan bahwa kerjasama daerah merupakan sarana

untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah yang satu

dengan daerah yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Indonesia, menyerasikan pembangunan daerah, mensinergikan potensi antar

daerah dan/atau dengan pihak ketiga serta meningkatkan pertukaran

pengetahuan, teknologi dan kapasitas fiscal

Beberapa program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota

Semarang dalam rangka peningkatan kerjasama antar daerah antara lain :

A. KERJASAMA KEDUNGSEPUR

Kota Semarang dengan daerah hinterland-nya, yang meliputi

Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Ungaran (Kabupaten Semarang),

Kota Salatiga dan Purwodadi (Kabupaten Grobogan) bersepakat membentuk

kerjasama antar daerah yang disebut Kedungsepur. Kerjasama ini

merupakan komitmen bersama yang tertuang dalam Keputusan Bersama No.

Page 2: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 5 8

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

30 Tahun 2005, No. 130 / 0975, No. 130 / 02646, No. 63 tahun 2005, No.

130.1/A.00016, No. 130.1/4382 tanggal 15 Juni 2005 tentang Kerjasama

Program Pembangunan di Wilayah Kedungsepur, dan telah diperbarui

dengan Kesepakatan Bersama No.146/199.c/2011, No.130/07/2011,

No.415.4/03.3/KJS/2011, No.MOU-6/Perj-III/2011, 130/049, 130/1131/I/2011

tentang Kerjasama Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan

Kemasyarakatan di Wilayah Kedungsepur.

Program kerjasama ini bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan yang

serasi dan selaras antara daerah kota / kabupaten di wilayah Kedungsepur,

serta menjalin hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antar

Pemerintah Daerah di wilayah Kedungsepur dalam rangka meningkatkan

kesejahteran masyarakat. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat mengurangi

ketidakseimbangan pertumbuhan masing-masing daerah, disamping juga

dalam rangka mensinergikan penyelenggaraan pemerintahan, program-

program pembangunan dan kemasyarakatan di wilayah Kedungsepur.

Kesepakatan kerjasama antar daerah di wilayah Kedungsepur

mencakup berbagai aspek, meliputi :

1. Pendidikan;

2. Kesehatan;

3. Pekerjaan umum;

4. Perumahan rakyat;

5. Penataan ruang;

6. Perencanaan pembangunan;

7. Lingkungan hidup;

8. Pertanahan;

9. Kependudukan dan catatan sipil;

10. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

11. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

12. Sosial;

13. Ketenagakerjaan;

14. Koperasi dan usaha kecil dan menengah;

15. Penanaman modal;

16. Kebudayaan;

17. Kepemudaan dan olah raga;

18. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;

Page 3: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 5 9

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

19. Otonomi daerah,pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,

perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;

20. Ketahanan pangan;

21. Pemberdayaan masyarakat dan desa/kelurahan;

22. Statistik;

23. Kearsipan;

24. Komunikasi dan informatika;

25. Perpustakaan;

26. Pertanian;

27. Kehutanan;

28. Energi dan sumber daya mineral;

29. Pariwisata;

30. Kelautan dan perikanan;

31. Perdagangan;

32. Industri;

33. Ketransmigrasian;

34. Bidang lain yang dianggap perlu.

Penyelenggaraan kegiatan kerjasama antar daerah Kedungsepur

diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang strategis, pertama, dengan orientasi

pada upaya-upaya untuk mengakomodir dan optimalisasi potensi wilayah

Kedungsepur, sehingga pembangunannya dapat dilakukan secara sinergis,

khususnya dalam skala regional Kedungsepur. Kedua, Penyelesaian

sengketa antar daerah, khususnya di wilayah Kedungsepur, penanganan

masalah perbatasan, air bersih, sampah, rob dan banjir, termasuk

menyangkut masalah-masalah sosial seperti gepeng, dan masalah-masalah

sosial lainnya.

Sejak tahun 2012 Sekretariat Bersama berada di Kabupaten Kendal

yang sebelumnya berada di Kota Semarang. pada tahun 2013 Kerjasama

Kedungsepur memprioritaskan kerjasama di bidang pariwisata dengan

mengemas paket wisata yang connect antar daerah perbatasan.

B. APEKSI (ASOSIASI PEMERINTAH KOTA SELURUH INDONESIA)

Kegiatan Kerjasama antar daerah yang lain adalah APEKSI (Asosiasi

Pemerintah Kota Seluruh Indonesia), dimana anggotanya terdiri dari seluruh

Kota di Indonesia yang berjumlah 98 kota dan saat ini di ketuai oleh Walikota

Page 4: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 6 0

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

Manado dengan Direktur Esekutif APEKSI Pusat sebagai sekretarisnya.

Berdasarkan Hasil Muskomwil III APEKSI tahun 2011 di Kota Bekasi, Kota

Semarang secara aklamasi di pilih sebagai ketua hingga tahun 2014.

Selain mengikuti kegiatan – kegiatan APEKSI yang diselenggarakan

oleh Pusat, Kota Semarang selaku pengurus Komwil III APEKSI juga

memfasilitasi rapat - rapat persiapan (Rapat SC) untuk penyelenggaraan

Raker dan Rakor.

Kegiatan- kegiatan APEKSI yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 antara

lain :

1. Raker Komwil III di Bogor tanggal 17 – 19 April 2013, yang

menghasilkan rekomendasi internal dan eksternal yaitu :

a) Rekomendasi Internal.

1) Memfasilitasi terbentuknya forum/media Komunikasi antara

APEKSI dan ADEKSI (Asosiasi Dewan Kota Seluruh Indonesia)

serta AKABSI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh

Indonesia) dalam penyelarasan pemahaman permasalahan di

daerah.

2) Mengembangkan corporate partnership yang diarahkan untuk

meningkatkan keberlangsungan organisasi melalui inovasi yang

disusun berdasarkan program dan kegiatan dalam bentuk

kerjasama dengan pihak swasta, pelayanan pelatihan dan

konsultasi yang difasilitasi oleh APEKSI.

3) Menguatkan peran negosiasi APEKSI terhadap pemerintah

dengan melibatkan secara aktif pengurus APEKSI di masing-

masing KOMWIL.

4) Mewujudkan Tim Penasehat Hukum (advokat) profesional di

bawah APEKSI untuk memberikan bantuan hukum (konsultasi

ataupun pendampingan) kepada anggota yang menghadapi

masalah hukum.

5) Menguatkan peran APEKSI dalam mendorong implementasi

PP No. 50 Tahun 2007 tentang Kerjasama Antar Daerah.

6) Mengupayakan dan mendesak Kementerian Keuangan dan

berkoordinasi dengan BPK terkait dengan iuran wajib

keanggotaan APEKSI pasca diterbitkannya Permendagri No. 32

Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bansos

Page 5: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 6 1

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

yang bersumber APBD, yang tidak memperbolehkan adanya

partisipasi keanggotaan APEKSI.

7) Memperbanyak dialog sektoral untuk melakukan pembahasan

secara mendalam mengenai berbagai isu aktual yang

berdampak pada daerah seperti kenaikan harga BBM,

pengembangan pasar dan Pedagang Kaki Lima (PKL),

pariwisata, UMK, inflasi, pengangguran, kemiskinan, dan

kerawanan sosial.

b) Rekomendasi Eksternal (Rekomendasi untuk Rakernas APEKSI

2013)

1) Mendorong percepatan pembahasan: (i) revisi UU No. 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah; (ii) revisi UU No. 33 Tahun

2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintahan

Daerah dan Pemerintah; (iii) Rancangan UU Aparatur Sipil

Negara (ASN); serta (iv) peraturan per-UU-an lainnya yang

berhubungan dengan Pemerintahan Daerah, selanjutnya hasil

pembahasan tersebut dijadikan bahan pembahasan dengan

Pemerintah.

2) Melakukan dan mengusulkan evaluasi dan revisi Permendagri

No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bansos yang bersumber APBD jo Permendagri No. 39 Tahun

2012, khususnya mengenai hibah kepada organisasi-organisasi

yang membantu tugas-tugas pemerintahan daerah, seperti:

KONI, Pramuka, PKK, PMI, Dharma Wanita, RT/RW, serta

Badan Pengelola Kerjasama Antar Kota/APEKSI, dan LPMK.

3) Mendorong terbentuknya forum komunikasi antara APEKSI

dengan ADEKSI dalam bentuk lokakarya/seminar/simposium

guna menyelesaikan persoalan-persoalan aktual yang

berkembang.

4) Mengusulkan kepada pemerintah pusat c.q. Kemendagri agar

bantuan hibah dan bansos dianggarkan pada belanja langsung

sehingga tidak ada persepsi belanja aparatur lebih besar dari

belanja publik.

5) Mendorong percepatan revisi PP No. 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah, termasuk perubahan

Page 6: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 6 2

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

nomenklatur SKPD sesuai perubahan Kementerian.

6) Melakukan pembahasan kerjasama antar daerah dalam

pengelolaan Air bersih, persampahan, Transportasi, Batas

wilayah/laut yang berdekatan/berbatasan dengan pemerintah

kota dan/atau kabupaten.

7) Melakukan pembahasan penguatan Millennium Development

Goals (MDGs) dari tingkat daerah sampai nasional.

8) Merekomendasikan beberapa hal spesifik persoalan daerah

sebagai berikut:

a. KELEMBAGAAN PERANGKAT DAERAH

Mengusulkan kepada pemerintah pusat c.q. Kemendagri

dan Kementerian terkait agar membuat road map yang jelas

terhadap kelembagaan perangkat daerah yang dilakukan

secara bertahap.

b. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) APARATUR

1) Mengusulkan kepada pemerintah pusat c.q

Kemendagri agar segera menetapkan peraturan per-

UU-an tentang pola karier dan kesejahteraan PNS

yang jelas sesuai dengan kompetensi PNS.

2) Mengusulkan dan mendorong kepada pemerintah

pusat c.q. Kemendagri untuk mempercepat

menerbitkan peraturan per-UU-an mengenai: (i)

penambahan batas usia pensiun PNS; (ii) remunerasi;

dan (iii) uang pensiun sebesar 75% (tujuh puluh lima

persen) dari gaji yang diterima terakhir. Keterangan:

kejelasan tentang batas usia pensiun diperlukan untuk

menyamakan perbedaan penerapan disetiap daerah.

3) Mendorong percepatan remunerasi di jajaran

Kementerian Dalam Negeri khususnya Pemerintah

Daerah yang merupakan garda terdepan pelayanan

masyarakat

c. KEUANGAN DAERAH

1) Mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk

mengevaluasi kebijakan tentang dana-dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan untuk dijadikan

Page 7: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 6 3

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

dana perimbangan (DAU/DAK) sehingga terintegrasi

ke dalam APBD agar daerah lebih leluasa untuk

mengelola sesuai dengan kebutuhan dan prioritas

daerah dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal

(SPM) masing-masing urusan pemerintahan.

2) Mendesak kepada Kemendagri untuk

mensinkronikasikan pelaksanaan regulasi DAK bidang

Pendidikan antara Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, Kementerian Keuangan, dan LKPP.

3) Mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk

mempercepat perhitungan dan pendistribusian dana

bagi hasil pajak, bukan pajak dan bantuan lainnya

baik dari pemerintah maupun pemerintah provinsi

kepada pemerintah kota/kabupaten paling lambat pada

awal triwulan.

4) Mengusulkan kepada pemerintah pusat agar

mempercepat penetapan dan informasi alokasi

anggaran dari pemerintah pusat dan/atau pemerintah

provinsi paling lambat Bulan November tahun berjalan

dan dipublikasikan secara luas untuk menghindari

praktek percaloan.

d. PEMERINTAHAN UMUM

1) Mendesak kepada pemerintah pusat untuk

menetapkan kebijakan yang berimplikasi luas secara

cepat dan tepat dan tidak berlarut-larut, seperti

kebijakan kenaikan harga BBM dan kebutuhan bahan

pokok dan pangan.

2) Mendesak kepada pemerintah pusat agar rencana

pemberian Bantuan Langsung Masyarakat Miskin

(BLMS) hendaknya ditinjau kembali dan lebih

diarahkan kepada subsidi transportasi guna menekan

biaya transportasi dan/atau diarahkan untuk bidang-

bidang yang langsung bersentuhan dengan

masyarakat, seperti pendidikan dan kesehatan.

3) Mendorong pemerintah pusat agar mengintegrasikan

Page 8: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 6 4

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

bentuk-bentuk pelaporan penyelenggaraan

pemerintahan daerah hanya menjadi 2 (dua) jenis

saja, yaitu: (i) Laporan Keuangan; dan (ii) Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

4) Melakukan evaluasi terhadap PP No. 24 Tahun 2004

(jo. PP perubahannya: PP No. 37 Tahun 2005, PP No.

37 Tahun 2006, PP No. 21 Tahun 2007) tentang

Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan

Anggota DPRD dan PP No. 109 Tahun 2000 tentang

Kedudukan Keuangan Kepala Daerah/Wakil Kepala

Daerah.

5) Mendesak kepada pemerintah pusat agar kewenangan

diskresi Kepala Daerah dimasukkan dalam revisi UU

No. 32 Tahun 2004 dan RUU Administrasi

Pemerintahan, sehingga Kepala Daerah dalam

pengambilan keputusan tidak dianggap sebagai

pelanggaran pidana, tetapi merupakan kebijakan

(policy) Pejabat Tata Usaha Negara (asas vrijbestuur).

6) Mendesak pemerintah pusat untuk lebih berkoordinasi

antar Kementerian sehingga tidak ada regulasi yang

saling bertentangan dalam mengatur daerah, seperti

Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang dan Jasa dan Permendagri No. 13 Tahun 2006

(jo. Perubahnnya Permendagri No. 21 Tahun 2011)

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

yang mempersulit daerah dalam mengimplementasi-

kannya.

7) Mendesak kepada Kemendagri untuk mengevaluasi

kembali terhadap produk-produk hukum yang

memberatkan daerah, seperti pelaksanaan

Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

8) Mendorong kepada Kemendagri agar menerbitkan

Page 9: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 6 5

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

pedoman pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik

(KIP), khususnya terhadap dokumen keuangan

daerah guna mengurangi sengketa informasi akibat

tafsir yang berbeda di masing-masing daerah.

e. KEWENANGAN

1) Mengusulkan kepada pemerintah pusat agar segera

memperluas pemberian kewenangan kepada daerah

pada urusan pertanahan, yaitu sub urusan pendaftaran

tanah. Keterangan: penguatan peran pemerintah

daerah diperlukan dalam pelaksanaan UU No. 2

Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah.

2) Mengusulkan kepada pemerintah pusat agar meninjau

ulang UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah.

3) Mengusulkan kepada pemerintah pusat agar

menerbitkan regulasi yang memperjelas kewenangan

urusan Pemerintahan antara Pemerintah Provinsi

dengan Pemerintah Kota/Kabupaten.

f. TATA RUANG

1) Mendorong pemerintah pusat agar meninjau kembali

peraturan per-UU-an mengenai tata ruang (Perpres

No. 54 Tahun 2008) karena memberatkan daerah

dengan tipologi wilayah yang berbeda-beda dan

berimplikasi sebagai pelanggaran pidana dengan

memperhatikan perencanaan bottom up.

2) Mendorong pemerintah pusat dan/atau pemerintah

daerah agar mengimplementasikan kerjasama terkait

tata ruang wilayah dan transportasi.

3) Mendorong pemerintah pusat dan/atau daerah untuk

mengembangkan rencana infrastruktur daerah.

g. FORUM KOMUNIKASI PIMPINAN DAERAH

Mendorong pemerintah pusat agar membentuk PP

mengenai keberadaan FORKOPIMDA (Forum Komunikasi

Pimpinan Daerah) di tingkat Kabu-paten/Kota dan

FORKOPIMKA (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan) di

Page 10: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 6 6

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

tingkat Kecamatan.

2. Rakernas Apeksi di Palangkaraya tanggal 06 – 08 Mei 2013, hasil dari

Rakernas adalah menetapkan Kota Dumai Sebagai tuan rumah

Rakernas APEKSI tahun 2014 selain itu juga menghasilkan beberapa

rekomendasi yaitu:

a) PEMERINTAHAN

1. Mengharapkan kepada pemerintah untuk menetapkan kebijakan

yang berimplikasi luas secara cepat , tepat dan tidak berlarut-

larut. Seperti kebijakan kenaikan harga BBM dan kebutuhan

bahan pokok dan pangan

2. Mengharapkan kepada pemerintah agar meninjau kembali

rencana pemberian Bantuan iuMasyarakat Miskin (BLMS)

dengan lebih diarahkan untuk bidang-bidang yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat, seperti : transportasi,

pendidikan dan kesehatan.

3. Mendorong pemerintah agar mengintegrasikan bentuk-bentuk

pelaporan penyelenggaraan pemerintahan daerah hanya

menjadi 2 (dua) jenis saja, yaitu: (i) Laporan Keuangan; dan (ii)

Laporan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

4. Mendorong pemerintah segera melakukan pembahasan Revisi

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Rancangan UU Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh Dewan

Perwakilan Rakyat RI demi kelancaran penyelenggaraan

pemerintahan

5. Mendorong pemerintah segera melengkapi peraturan

perundang-undangan terkait Revisi UU No. 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah paling lambat satu tahun setelah

disahkan.

6. Mendorong Pemerintah untuk melibatkan Apeksi dalam proses

penyiapan Rancangan Peraturan Pemerintah turunan dari UU

Pemerintahan Daerah dan UU Aparatur Sipil Negara

7. Mengharapkan kepada Kemendagri untuk mengevaluasi

kembali terhadap produk-produk hukum yang memberatkan

daerah, seperti pelaksanaan Permendagri No. 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,

Page 11: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 6 7

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

8. Mendorong kepada Kemendagri agar menerbitkan pedoman

pelaksanaan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), khususnya

terhadap dokumen keuangan daerah guna mengurangi

sengketa informasi akibat tafsir yang berbeda di masing-masing

daerah

9. Mengusulkan kepada pemerintah agar memperluas

kewenangan kepada pemerintah daerah pada urusan

pertanahan, untuk penguatan peran pemerintah daerah dalam

pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah

termasuk diintegrasikan dengan tata guna tanah atau tata

ruang

10. Pemerintah segera mengeluarkan keputusan bersama antara

Kapolri, Kejaksaan dan Mendagri mengenai Surat MENPAN No.

148/MENPAN/5/2003 Tentang pedoman umum penanganan

pengaduan masyarakat

b) SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) APARATUR

Mendorong Pemerintah segera melakukan percepatan remunerasi

yang dianggarkan dari APBN di jajaran Kementerian Dalam Negeri

khususnya Pemerintah Daerah yang merupakan garda terdepan

pelayanan masyarakat.

c) KEUANGAN DAERAH

1) Penegasan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah dalam

peraturan perundang-undangan terutama penegasan prinsip

“money follows functions” yaitu perlunya menjamin ketersediaan

sumber daya untuk mendanai urusan/fungsi yang telah

didesentralisasikan.

2) Mengusulkan kepada pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan

tentang dana-dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

untuk dijadikan dana perimbangan (DAU/DAK) sehingga

terintegrasi ke dalam APBD agar daerah lebih leluasa untuk

mengelola sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah dan

pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) masing-masing

urusan pemerintahan.

Page 12: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 6 8

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

3) Merekomendasikan perubahan formulasi DAU dan

mengeluarkan beban gaji dari alokasi DAU kota/kabupaten agar

belanja gaji pegawai diambil dari APBN. Jika reformulasi

diberlakukan maka diusulkan ada kebijakan antara selama 5

tahun.

4) Mendorong pemerintah meningkatkan transfer dana alokasi

khusus (DAK) dan menghapus kewajiban daerah untuk

meyediakan dana pendamping.

5) Merekomandasikan dana sertifikasi guru dibayarkan oleh

pemerintah pusat langsung ke guru dan tidak masuk dalam

struktur APBD.

6) Mendorong pemerintah untuk mengalokasikan dana

perimbangan berdasarkan kerangka pembiayaan jangka

menengah (multi years) untuk memudahkan perencanaan

anggaran di daerah.

7) Mendorong pemerintah untuk melakukan reformulasi dana

perimbangan (perhitungan hingga alokasi) untuk lebih

menciptakan insentif kepada pemerintah daerah , menciptakan

efisiensi dan peningkatan pelayanan publik.

8) Mengusulkan kepada pemerintah untuk mempercepat

perhitungan dan pendistribusian dana bagi hasil pajak, bukan

pajak dan bantuan lainnya baik dari pemerintah maupun

pemerintah provinsi kepada pemerintah kota/kabupaten paling

lambat pada awal triwulan.

9) Mengusulkan kepada pemerintah agar mempercepat penetapan

dan informasi alokasi anggaran dari pemerintah pusat dan/atau

pemerintah provinsi paling lambat Bulan September tahun

berjalan dan dipublikasikan secara luas untuk menghindari

praktek percaloan.

10) Mendorong pemerintah meningkatkan transfer DAK Kesehatan

dan kualitas penyaluran DAK dari pusat ke daerah.

11) Agar Kementrian Keuangan dan pihak terkait, mempermudah

syarat-syarat bagi Pemerintah Daerah dalam memperoleh

pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP).

12) Agar Kementrian Dalam Negeri mempertimbangkan

Page 13: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 6 9

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

pencantuman Pos Pembiayaan bagi Asosiasi Pemerintah

Daerah dalam perubahan Permendagri tentang Penyusunan

APBD.

d) TATA RUANG

1) Mendorong pemerintah agar meninjau kembali UU no. 26

Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang tentang tata ruang karena

memberatkan daerah dengan tipologi wilayah yang berbeda-

beda dan berimplikasi sebagai pelanggaran pidana dengan

memperhatikan perencanaan bottom up.

2) Mendorong pemerintah dan/atau pemerintah daerah agar

mengimplementasikan kerjasama terkait tata ruang wilayah dan

transportasi.

3) Mendorong pemerintah pusat dan/atau daerah untuk

mengembangkan rencana infrastruktur daerah.

4) Mendorong pemerintah untuk segera menyusun Peraturan

Pemerintah Tentang Prosedur Perolehan Ijin dan Tata Cara

Penggantian yang layak sesuai dengan pasal 37 ayat 8 UU No.

26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

e) LINGKUNGAN HIDUP

1) Agar pemerintah meningkatkan transparansi akses dan

mekanimse pendanaan infrastruktur di bidang lingkungan

2) Pemerintah dapat memfokuskan DAK bidang lingkungan pada

satu kementerian yang ditunjuk oleh pemerintah, agar terjadi

pemerataan dalam penerimaan DAK bidang lingkungan.

3) Mendorong Pemerintah untuk segera melakukan sosialisasi

terhadap Aksi perubahan iklim (Adaptasi dan mitigasi) di setiap

kota pada skala nasional dan internasional.

4) Mendorong pemerintah untuk segera melakukan sosialisasi

area tangkapan air dan melindungi kawasan sumber air

5) Mendorong pemerintah untuk melakukan koordinasi dengan

kementerian terkait untuk kebijakan pengurangan resiko

bencana dan skenario penanganan bencana di daerah

6) Mendorong pemerintah untuk melakukan koordinasi dengan

kementerian terkait tindakan konservasi

Page 14: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 7 0

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

3. Indonesia City Expo (ICE) di Palangkaraya tanggal 07 - 11 Mei 2013,

Pemerintah Kota Semarang didalam ICE 2013 ini menampilkan produk-

produk dari UKM binaan Pemerintah Kota Semarang (batik

semarangan, kerajinan tas, serta produk olahan khas semarang)

4. Rakor Komwil III di Jakarta Pusat tanggal 03 – 06 Desember 2013

Rakor yang dilaksanakan di Jakarta Pusat memiliki tema “Peningkatan

Pelayanan Publik melalui re- Fungsi Infrastuktur” dengan 2 sub tema

yaitu:

1. “Peran Pemerintah Daerah dalam Penataan Pasar Tradisional”,

dengan hasil rumusan sebagai berikut:

1) Revitalisasi pasar tradisional dilakukan melalui strategi

perbaikan pasar-pasar tradisional, pengelolaan dan sekaligus

penyediaan ruang bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) dan

menghindari penggusuran.

2) Revitalisasi pasar tradisional ditujukan secara khusus untuk

peningkatan kesejahteraan pedagang melalui peningkatan

sarana-prasarana bidang perdagangan, koperasi dan UMKM

(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dan secara umum ditujukan

untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat

3) Penataan pasar tradisional dan PKL dilakukan melalui re-fungsi

infrastruktur melalui recovery penataan usaha perdagangan dan

UMKM, rehabilitasi lokasi pasar dan PKL, pembebasan lahan

yang akan dipergunakan untuk relokasi PKL serta evaluasi dan

monitoring.

4) Pengelolaan pasar tradisional dilakukan melalui perencanaan

fisik dan non-fisik, kelembagaan dan struktur organisasi, tata

kelola tempat usaha dan perijinan, pelaksanaan pembangunan

pasar, serta pengendalian dan evaluasi.

5) Pemberdayaan pasar tradisional dilakukan dengan peningkatan

profesionalisme pengelola, peningkatan kompetensi pasar dan

peningkatan kualitas pembenahan sarana fisik pasar secara

terpadu pada manajemen lalu lintas barang dan orang,

pengendalian keamanan, kebersihan dan keindahan

lingkungan.

Page 15: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 7 1

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

6) Keuangan pasar tradisional teranggarkan dan bersumber dari

APBD.

7) Pembinaan dan pengawasan terhadap pasar tradisional

dilakukan melalui sosialisasi kebijakan dan pemberdayaan

pasar tradisional, koordinasi perumusan kebijakan, pedoman

pengelolaan pemberdayaan, supervisi dan konsultasi,

pemantauan dan evaluasi pengelolaan dan pemberdayaan

serta pengawasan dari Kepala Daerah melalui SKPD terkait.

2. “Membangun Daerah dengan Model Zonasi (Kementerian

Perumahan Rakyat)” dengan hasil rumusan sebagai berikut:

1) Penataan ruang melalui model zonasi didasarkan pada UU

Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, khususnya Pasal 35

yakni “pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui

penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan

disentif, serta pengenaan sanksi.

2) Penataan tata ruang model zonasi dilakukan dengan pola

penanganan permukiman yang di-design melalui: (i)

pemeliharaan lingkungan; (i) perbaikan lingkungan; (iii)

peremajaan lingkungan; dan (iv) pembangunan baru terhadap

lahan yang tersedia untuk dipergunakan sebagai kawasan baru

terbangun.

3) Penataan tata ruang model zonasi sebagaimana diatur di dalam

UU sebagaimana dimaksud di atas dilakukan melalui peraturan

zonasi yang termuat di dalam Rencana Detil Tata Ruang

(RDTR).

4) Pola penanganan permukiman model zonasi di DKI Jakarta

menyesuaikan dengan peraturan zonasi yang dikeluarkan oleh

Dinas Tata Ruang DKI Jakarta melalui relokasi permukiman

yang berada di kawasan dengan peruntukan non-hunian dan

pembangunan lahan dengan peruntukan permukiman sesuai

dengan insentitas yang ditetapkan.

5) Penataan ruang model zonasi memiliki nilai kemanfaatan yang

efisien dan efektif dari sisi pengelolaan, meningkatkan nilai

tambah kawasan dan menjamin keberlanjutan pengelolaan.

Page 16: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 7 2

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

6) Identifikasi permasalahan dalam penerapan model zonasi di

DKI Jakarta, diantaranya adalah: (i) terbangunnya Kota Jakarta

yang terlebih dahulu dari pada rencana yang ada; (ii) status

kepemilikan lahan; dan (iii) partisipasi aktif-pasif masyarakat.

C. CITYNET INDONESIA DAN CITYNET ASIA PASIFIC

Sesuai dengan hasil Rapat Pengurus Citynet Indonesia, Pemerintah

Kota Semarang resmi menjadi anggota Citynet Indonesia sejak tanggal 22

Desember 2008, yang pada waktu itu masih dalam naungan BKPM.

Disamping menjadi anggota Citynet Indonesia Kota semarang juga menjadi

anggota Citynet Asia Pasific yang di tandai dengan keikutsertaan dalam

Kongres Yokohama yang diadakan di Yokohama, Jepang pada tanggal

6 – 11 September 2009.

1) Citynet Indonesia

Dalam tahun 2013 ini Presiden Citynet Indonesia yaitu Walikota

Balikpapan telah mengagendakan beberapa kegiatan yaitu:

- Laporan pertanggungjawaban tahun 2012 dan penyusunan

perencanaan kegiatan tahun 2014 di Kota Balikpapan

- Kegiatan Sharing Best Practice di Kota Sorong

- Kegiatan Sharing Best Practice di Kota Kupang

Namun dalam pelaksanaanya hanya satu kegiatan yang dilaksanakan

yaitu Rapat Kerja Teknis Tahun 2013 dan Sharing Best Practice tentang

pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan

umum di Kota Sorong pada tanggal 23 – 25 Oktober 2013 dengan

materi sebagai berikut:

a) Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia memaparkan

tentang Pelaksanaan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk

Kepentingan Umum.

b) Pemerintah Kota Sorong memaparkan tentang Pelaksanaan

Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum di

Kota Sorong.

c) Pemerintah Kota Sidoarjo memaparkan tentang Pelaksanaan

Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum di

Kota Sidoarjo.

Page 17: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 7 3

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

2) Citynet Asia Pasifik

Adapun kegiatan yang di ikuti oleh Kota Semarang adalah :

- Menghadiri Kongres Citynet Asia Pasific ke 7 tahun 2013 di Kota

Seoul, Korea Selatan pada tanggal 02 - 07 November 2013 dengan

rangkaian kegiatan sebagai berikut:

a) Seminar Internasional tentang Urban Management and

Development (Khususnya: perumahan/permukiman, transportasi, air

bersih, penegelolaan pendidikan dan kesehatan kota) dan

dilanjutkan dengan kunjungan best-practices yang dilakukan di

kawasan metropolitan Seoul.

b) Pemilihan Presiden Citynet-Asia Pasific yang baru dengan hasil

sebagai berikut:

- Presiden : Walikota Seoul

- Wakil Presiden 1 : Walikota Bangkok

- Wakil Presiden 2 : Walikota Makati

c) Pemilihan anggota Executive Committee, saat ini dari Indonesia

yang menjadi anggota Excomini adalah Kota Surabaya.

d) Pemilihan anggota Election Committee, dari Indonesia yang terpilih

menjadi anggota Election Committee adalah Kota Sukabumi.

D. SISTER CITY

1. Penjajagan Sister City Kota Semarang – Kota Den Haag (Belanda)

Pemerintah Kota Semarang telah melakukan penjajagan Sister City

dengan Kota Den Haag Belanda. Hal ini diawali dengan keikutsertaan

Pemerintah Kota Semarang di dalam acara Pasar Malam Indonesia (PMI)

yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di

Den Haag Belanda. Pemerintah Kota Semarang didalam acara PMI tersebut

mempromosikan perdagangan, pariwisata, budaya dan kuliner khas

Semarang sehingga diharapkan membuka peluang kerjasama investasi

dengan pelaku usaha di Kota Den Haag. Pemerintah Kota Semarang juga

melakukan penjajagan kerjasama Sister City dengan Kota Den Haag tentang

pengelolaan kawasan kota lama. Selain itu Pemerintah Kota Semarang juga

melakukan kunjungan ke Perusahaan air minum terbesar “Degremont” di

Paris Perancis untuk menimba ilmu di bidang penyediaan air dalam rangka

study komparasi untuk pengembangan air minum di Kota Semarang.

Page 18: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 7 4

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

2. Sister City Kota Semarang – Kota Brisbane (Australia)

Kerjasama Kota Kembar ini telah dirintis sejak tahun 1993 antara

Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah Kota Brisbane, Queensland,

Australia dan terus diperpanjang hingga tahun 2002. Pada tahun 2009.

Hingga saat ini, Pemerintah Kota Semarang dengan Pemerintah Kota

Brisbane masih terus menjalin hubungan baik.

Pada tahun 2013 hubungan Pemerintah Kota Semarang dan Pemerintah

Brisbane semakin erat hal itu di buktikan dengan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1. Penerimaan Delegasi University of Queensland dan Griffith University

pada bulan mei yang meliputi:

a. Courtesy Call UQ dengan Pemerintah Kota Semarang.

b. Presentasi Prof.Heidi Dahles dan Dr. Peter Wood dari Brisbane

Australia tentang Penanganan kepariwisataan di Kota Semarang

2. Jamuan Makan malam Pemerintah Kota Semarang dengan Griffith

University pada bulan juni.

3. Kunjungan Pemerintah Kota Semarang Ke Pemerintah Kota Brisbane

dalam rangka perayaan 20 tahun Sister City Semarang – Brisbane dan

kunjungan ke Melbourne dan Sidney. Sebagai langkah tindak lanjut

pada tahun 2014 direncanakan Pemerintah Kota Semarang akan

mengirim staf untuk magang di Pemerintah Kota Brisbane. Hal ini

merupakan wujud nyata dari kerjasama siter city ini dan diharapakan

ada transfer ilmu yang akan didapatkan oleh Pemerintah Kota

Semarang,.

3. Penjajagan Sister City Kota Semarang – Kota Jung-gu (Korea

Selatan)

Pemerintah Kota Semarang juga melakukan penjajagan Sister City

dengan Kota Jung-gu Ulsan Metropolitan City, Korea Selatan. Kedua

Pemerintah Kota sudah saling melakukan kunjungan kerja dan pada tanggal

13 November 2013 telah dilakukan penandatangan LoI antara kedua Kota di

Kota Semarang. Adapun latar belakang penandatanganan LoI ini adalah

adanya ketertarikan dari kota Jung-gu untuk menjalin kerjasama dengan

kota-kota di Indonesia, hal ini kemudian di fasilitasi oleh Kementrian Dalam

Negeri. Pada tahun 2014 akan dilakukan peningkatan kerjasama dengan

Page 19: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 7 5

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

Kota Jung-gu yaitu direncanakan kedua kota akan melakukan

penandatangan MoU Kerjasama Sister City di Kota Jung-gu, Korea Selatan.

4. Rintisan Kerjasama Sister City Kota Semarang – Kota Kuala

Lumpur (Malaysia)

Selain kerjasama Sister City diatas Pemerintah Kota Semarang juga

melakukan rintisan kerjasama Sister City dengan Kota Kuala Lumpur

Malaysia. Hal ini ditandai dengan kunjungan Walikota Semarang Ke Kuala

Lumpur yang tergabung di dalam kunjungan balasan misi Kadin Jawa

Tengah pada tanggal 10 – 12 Maret 2013. Dengan adanya rintisan Sister City

diharapkan dapat berdampak positif bagi kedua belah pihak. Kerjasama yang

dapat dikembangkan antara lain perdagangan, ekonomi, budaya, pariwisata

dan pendidikan.

5. Rintisan Kerjasama Dengan Singapura

Pemerintah Singapura melalui Menteri senior Urusan Luar Negeri dan

Duta Besar Singapura Anil Kumar Nayar melakukan kunjungan ke

Pemerintah Kota Semarang pada tanggal 25 September 2013 yang

berencana melakukan kerjasama dengan Pemerintah Kota Semarang di

Bidang Kepariwisataan. Menurut info yang berkembang, tokoh Singapura Lee

Kuan Yew berasal dari Semarang, hal inilah yang akan dibidik sebagai fokus

kerjasama bidang pariwisata antara Singapura dengan Kota Semarang.

selain bidang pariwisata, kerjasama juga akan dilakukan di bidang tata kota

dan perdagangan serta industri kecil menegah (UKM).

E. KERJASAMA ANTAR DAERAH YANG LAINNYA

1. Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Kota semarang dengan

Kabupaten Semarang Nomor: 415.4/05/KJS/2013 - 019.6/76 tentang

Kerjasama Pemanfaatan Air Bersih

Maksud Kesepakatan Bersama ini adalah untuk memberikan dasar

hukum terhadap pemberian kontribusi air bersih oleh PIHAK KEDUA

kepada PIHAK KESATU sebesar 20 % ( dua puluh persen ) dari total

debit air yang dimanfaatkan, jangka waktu 12 bulan.

2. Perjanjian Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan

PT. Angkasa Pura I (persero) tentang addendum perjanjian kerjasama

pemerintah provinsi jawa tengah, pemerintah kota semarang, PT.

Angkasa Pura I (persero) no. 188/2012, no. 415.4/10, no.

Page 20: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 7 6

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

sp.42/hk.09.01/2012/du tanggal 30 maret 2012 ttg pembangunan jalan

akses dari jembatan sungai siangker menuju lapangan parkir terminal

baru bandar udara Internasional Ahmad Yani. Perjanjian Kerjasama ini

berlaku sejak tanggal 1 Juli 2013 dan berakhir pada tanggal 30 Juni

2015 serta dapat diperpanjang sesuai kesepakatan PARA PIHAK.

3. Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota Semarang dan PT.

Indonesia Infrastrukture Finance (IIF) tentang penyiapan dan

pelaksanaan pengadaan badan usaha proyek kerjasama pemerintah –

swasta (KPS) sistem penyediaan air minum (SPAM) semarang Barat.

Nomor: 019.6/59, Nomor: PKS.2013.PBSA-1/III/IIF tanggal 27 Maret

2013. Maksud dari perjanjian adalah berkerjasama dan menugaskan

Pihak Kedua untuk melakukan asistensi dan pendampingan dalam

melaksanakan pengadaan badan usaha melalui proses pelelangan

proyek.

6.2. KERJASAMA PIHAK KETIGA

Guna optimalisasi penyelenggaraan pembangunan daerah,

pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga memegang peranan penting

karena dengan kerjasama tersebut pengelolaan potensi daerah yang ada

dapat lebih mempunyai nilai tambah dan nilai manfaat baik bagi pemerintah

daerah maupun bagi masyarakat. Kerjasama dengan pihak ketiga diharapkan

bisa lebih mengoptimalkan pemanfaatan aset dan pelayanan publik untuk

meningkatkan investasi di Kota Semarang yang bermuara pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Implementasi kerjasama daerah dengan pihak

ketiga dilaksanakan berdasarkan pada peraturan perundang undangan, yaitu:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan

Barang Milik Negara/Daerah;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Kerjasama

Daerah;

3. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis pengelolaan barang Daerah;

Page 21: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 7 7

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

4. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah;

5. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2007 tentang

Pengelolaan Barang Milik Daerah;

6. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 12 Tahun 2010 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

semarang 2010 – 2015;

7. Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 14 Tahun 2012 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2011 – 2031;

8. Peraturan Walikota Semarang Nomor 19 A Tahun 2009 tentang

Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah Kota Semarang.

Hasil kerjasama dengan pihak ketiga yang dilakukan pada tahun 2013

antara lain :

a. Kerjasama Sewa Menyewa Lahan terdiri dari :

NO NOMOR & TANGGAL

PERJANJIAN KETERANGAN

1. No.644.2/8/2013 Tanggal 01 Januari 2013

Perpanjangan Sewa Menyewa Pertokoan Di Lantai I Plasa II (Dua) Simpanglima Yang Beralamat Di Jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan No.2 Semarang Oleh PT.Metropolitan Golden Management

Lokasi : Luas ± 100 m² terletak di AS.OP.17-18 yang dipergunakan untuk Restoran Dim Sum.

Jangka waktu sewa 5 (lima) tahun (29/10/2012 - 28/10/2017). Uang sewa 5 th Rp. 1.450.000.000,- yang dibayar secara

bertahap sebanyak 10 kali selama 10 bulan pada tahun pertama dgn perincian sbb: - Jan 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Feb 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Mar 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Apr 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Mei 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Juni 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Juli 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Agt 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Sep 2013 sebesar Rp. 145.000.000,- - Okt 2013 sebesar Rp. 145.000.000,-

2. No.641/27 Tanggal 06 Febuarri 2013

Perpanjangan Sewa Menyewa Areal Parkir Milik Pemerintah Kota Semarang Yang Terletak Di Lantai 5 Plasa 2 Simpanglima Kota Semarang Oleh Hotel Horison Semarang

Obyek yg dikerjasamakan : Luas lahan ± 1.621 m² digunakan untuk parkir roda 4 sbg fasilitas penunjang hotel Horison Semarang Areal Parkir Lt. VII Plasa Simpang Lima seluas 920m2.

Jangka waktu 3 Tahun ( 1/1/2013 – 31/12/2015 ) Uang sewa 3 tahun Rp. 690.000.000 dg perincian:

Juni 2013 sebesar Rp. 115.000.000 Juli 2013 sebesar Rp. 115.000.000 Agust 2013 sebesar Rp. 115.000.000 Sept 2013 sebesar Rp. 115.000.000 Okt 2013 sebesar Rp. 115.000.000 Nop 2013 sebesar Rp. 115.000.000

Uang sewa disetorkan ke Kasda paling lambat tgl. 25 bulan

Page 22: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 7 8

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

NO NOMOR & TANGGAL

PERJANJIAN KETERANGAN

berjalan.

3. No.641/28 Tanggal 08 Febuari 2013

Perpanjangan Sewa Menyewa Bangunan Atau Ruangan Di Lantai IV Gedung Juang 45 Milik Pemerintah Kota Semarang Yang Terletak di Jalan Pemuda Nomor 163 Semarang Kepada PD. BPR Bank Pasar Kota Semarang

Luas lahan ± 502,25 m² Jangka waktu 5 tahun ( 9/2/2013-8/2/2018) Sewa lahan sebesar Rp. 200.000.000 dengan perincian

sebagai berikut : - Tahun 2013 sebesar Rp. 40.000.000,- - Tahun 2014 sebesar Rp. 40.000.000,- - Tahun 2015 sebesar Rp. 40.000.000,- - Tahun 2016 sebesar Rp. 40.000.000,- - Tahun 2017 sebesar Rp. 40.000.000,-

Disetorkan ke Kasda paling lambat 25 Februari tahun berjalan

4. No.641/62 Tanggal 01 Maret 2013

Sewa Menyewa Lahan Di Jalan Tiang Bendera Dan Di Sepanjang Jalan Kapten Laut Wiratno Kelurahan Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara Untuk Pembangunan Prasarana Air Bersih Oleh PT. Tirto Podo Moro Jakarta.

Lokasi : Sewa lahan seluas ±1.030 m² untuk pembangunan prasarana Air bersih sebagai berikut: - Jl. Tiang Bendera seluas ± 35 m² untuk pembangunan rumah

pompa ( samping rumah pompa Kali Baru ) - Sepanjang Jl. Kapten Laut Wiratno seluas ± 995 m² untuk

pemasangan instalasi jaringan pipa air bersih. Jangka waktu 5 sewa (lima) tahun ( 01/04/2013 – 13/03/2018 ) Uang sewa selama 5 th. sebesar Rp. 245.400.000 dibayarkan

setiap awal tahun berjalan dgn perincian sbb : - Tahun 2013 sebesar Rp. 38.200.000,- - Tahun 2014 sebesar Rp. 43.000.000,- - Tahun 2015 sebesar Rp. 48.500.000,- - Tahun 2016 sebesar Rp. 54.500.000,- - Tahun 2017 sebesar Rp. 61.200.000,-

Pembayaran Uang sewa disetorkan ke Kasda paling lambat setiap tanggal 1 Mei tahun berjalan.

5. No.030/111 Tanggal 04 Juni 2013

Sewa Menyewa Aset Milik Pemerintah Kota Semarang Di Lingkungan Balaikota Untuk Pemasangan Jaringan Telekomunikasi Dengan PT. Mac Sarana Djaya Jakarta. Lokasi :

- Sebagian ruang lantai 9 Gd. Mr. Moch. Ichsan seluas ± 31.125 m2 yang digunakan untuk penempatan Shelter BTS dan antena luar.

- Sebagian ruangan yang berada di gedung – gedung kantor di lingkungan Balikota Semarang seluas ± 1,4306 m2 yang digunakan untuk penempatan titik antena dalam.

Jangka waktu sewa selama 5 (lima) tahun terhitung tanggal 04 Juni 2013 sampai dengan tanggal 3 juni 2018

Nilai sewa sebesar Rp. 301.000.000,- (tiga ratus satu juta rupiah) yang dibayarkan 2 tahap dengan perincian sebagai berikut:

- Tahap I sebesar Rp. 100.000.000,- dibayarkan paling lambat pada tanggal 1 Juli 2013.

- Tahap II sebesar Rp. 201.000.000,- dibayarakan paling lambat tanggal 1 Oktober 2013

6. No.019.6/218/2013 No. 019/SEK/PGIJTG/XII/2013 Tanggal 23 Oktober 2013

Pengelolaan Lapangan Golf Gombel Semarang dengan cara sewa oleh Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Tengah

Merupakan tindak lanjut dari adanya pemutusan perikatan perjanjian antara PT. Damar Djaya Lestari dengan Pemerintah Kota Semarang karena PT.Damar Djaya Lestari tidak memenuhi kewajiban menyetorkan bank garansi sebesar Rp.

Page 23: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 7 9

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

NO NOMOR & TANGGAL

PERJANJIAN KETERANGAN

1.700.000.000,- (satu milyar tujuh ratus juta rupiah) dan membayar PBB selam 2 tahun (tahun 2012 dan tahun 2013) berserta dendanya sebesar Rp. 767.000.000,- (tujuh ratus enam puluh tujuh juta rupiah). Untuk menghindari kekosongan pengelolaan, maka Pemerintah Kota Semarang mohon bantuan fasilitasi pengelolaan sementara kepada PGI Jateng sebagai lembaga professional uang dipandang mempunyai kemampuan dalam bidang olah raga golf.

Jangka waktu sewa adalah sampai dengan di tunjuknya pengelola tetap atau paling lama 1 tahun, mulai tanggal 23 Oktober 2013.

Nilai sewa sebesar Rp. 100.000.000,- setiap bulan yang dibayarkan setiap tanggal 15 pada periode berkenaan.

Sumber: Bagian Kerjasama 2013

b. Kerjasama Program Dana Bergulir

NO NOMOR & TANGGAL PERJANJIAN

KETERANGAN

1. No.050/2910 No.229/BMI/SMG/IX/2013 Tanggal 13 September 2013

Program Pengelolaan Dana Bergulir Syariah Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Di Kota Semarang Kerjasama Dengan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Semarang.

Bagi hasil dan/atau marjin bagi Koperasi dan UMKM penerima Dana Bergulir Syariah dilakukan berdasarkan keuntungan bersih yg diperoleh dari pembiayaan kepada anggotanya. Keuntungan bersih diperoleh dari pendapatan Koperasi dan UMKM setelah dikurangi pajak dan biaya paling banyak 20 % dari total pendapatan program.

Perhitungan dan distribusi bagi hasil sebagai berikut : - Pihak I 15 % , Pihak II 20 %, Koperasi & UMKM 65 % - Keuntungan Pihak II didistribusikan untuk keperluan adm,

pengawasan dan pembinaan Koperasi & UMKM - Perhitungan & distribusi dilakukan setiap 3 bln terhitung

sejak pencairan dana bergulir syariah dari Pihak II

2. No.510.72/1104 No.17/BPSMG/IV/13 Tanggal 19 April 2013

Program Pengelolaan Modal Bergulir Bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Kota Semarang kerjasama dengan PD.BPR Bank Pasar.

Sasaran : Koperasi, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) binaan PKK dan Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM).

Jangka waktu 36 bulan (19/4/2013 - 18/4/2016)

Sumber: Bagian Kerjasama 2013

c. Selain kerjasama tersebut diatas,Pemerintah Kota Semarang telah

melakukan fasilitasi optimalisasi pengembangan lapangan golf

Manyaran Indah dengan PT. Mega Kuantum Properti Indonesia yang

menghasilkan perjanjian sewa menyewa selama 30 tahun dengan masa

grace period diawal untuk pembangunan selama 2 (dua) tahun terhitung

sejak tanggal 1 Januari 2014 dan akan berakhir pada tanggal 31

Desember 2045 dengan nilai sewa sebesar Rp. 44.270.000.000,-

(empat puluh empar milyar dua ratus tujuh puluh juta rupiah)

Page 24: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 8 0

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

d. Dalam rangka pengawasan dan pengendalian kerjasama dengan pihak

ketiga, maka pelaksanaan kerjasama yang kurang menguntungkan

Pemerintah Kota Semarang dan mempunyai potensi konflik /

bermasalah selama ini, pada tahun 2013 telah dilakukan langkah tegas

penyelesaian dengan melakukan pemutusan / pengakhiran perikatan

perjanjian kerjasama yaitu:

Penghentian perjanjian sewa tanah di Jl. Pandanaran Kel. Mugassari

yang dipergunakan untuk SPBU oleh PT.Rabas dikarenakan adanya

permasalahan hukum terkait denda keterlambatan pembayaran uang

sewa yang sampai saat ini masih proses tingkat kasasi di Mahkamah

Agung. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ruang terbuka hijau

maka saat ini tanah tersebut di fungsikan sebagai taman kota.

Pemutusan perikatan perjanjian sewa tanah dan bangunan lapangan

golf Gombel Golf Semarang berserta fasilitasnya di Jl. Gombel Lama

Nomor 90 Kel. Tinjomoyo Kec. Banyumanik Semarang oleh PT.

Damar Djaya Lestari dikarenakan adanya cidera janji pihak

PT.Damar Djaya Lestari yaitu:

- Tidak membayar bank garansi sebesar Rp. 1.700.000.000,- (satu

milyar tujuh ratus juta rupiah)

- Tidak membayar Pajak Bumi dan Bangunan selama 2 tahun

(tahun 2012 dan 2013) berserta dendanya sebesar Rp.

767.000.0000 (tujuh ratus enam puluh tujuh juta rupiah) per

September 2013.

Dasar :

- Surat Walikota Semarang Nomor : 030/04175 tanggal 10 Oktober

2013 perihal Pemutusan Perikatan Perjanjian Sewa Menyewa

Lapangan Golf “Gombel Golf Semarang”.

- Berita Acara Serah Terima Nomor :030/04332 tanggal 22 Oktober

2013 tentang Serah Terima Pengelolaan Tanah Dan Bangunan

Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta Fasilitasnya Yang

Terletak Di Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo

Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

Untuk menghindari kekosongan pengelolaan lapangan golf Gombel Golf

Semarang, maka saat ini ditunjuk Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa

Page 25: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 8 1

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

Tengah sebagai pengelola sementara dengan cara sewa sampai

ditunjuknya pengelola tetap atau paling lama 1 tahun.

Dasar:

- Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor : 030/579 tanggal 22

Oktober 2013 tentang Penunjukan Pengelolaan Sementara Tanah

Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf Semarang Berserta

Fasilitasnya Yang Terletak Di Jalan Gombel Lama Nomor 90

Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang Oleh

Persatuan Golf Indonesia (PGI) Jawa Tengah.

- Surat Perjanjian Nomor : 019.6/218/2013 – Nomor : 019/SEK/PGI-

JTG/XII/2013 tanggal 23 Oktober 2013 tentang Pengelolaan

Sementara Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf

Semarang Berserta Fasilitasnya Yang Terletak Di Jalan Gombel

Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik

Semarang Oleh Persatuan Golf Indonesia Provinsi Jawa Tengah.

- Berita Acara Nomor : 031/04335 tanggal 23 Oktober 2013 tentang

Serah Terima Pengelolaan Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf

Gombel Golf Semarang Berserta Fasilitasnya Yang Terletak Di

Jalan Gombel Lama Nomor 90 Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan

Banyumanik Kota Semarang.

e. Dalam rangka mendukung pelaksanaan kerjasama dengan pihak ketiga

pada tahun 2013 telah dilakukan kegiatan kajian terhadap beberapa

obyek yang di pandang mempunyai potensi untuk di kerjasamakan /

dikembangkan yaitu:

1. Kajian Peluang Kerjasama Pengembangan Kawasan Tinjomoyo

Kota Semarang.

2. Kajian Potensi Kerjasama Pemanfaatan Pasar Ikan Higienis (PIH)

Mina Rejomulyo Kota Semarang.

3. Kajian Peruntukan Terbaik Lapangan Pancasila Terhadap

Pengembangan Kawasan Simpanglima Terpadu.

4. Kajian Strategi Pengembangan Goa Kreo Kota Semarang

5. Kajian Strategi Pengembangan Kawasan Kota Lama Di Kota

Semarang

6. Kajian Pemanfaatan Kawasan Banjir Kanal Barat Sebagai Wisata

Air Kota Semarang (Waterfront City)

Page 26: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 8 2

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

f. Sedangkan dalam rangka evaluasi perjanjian kerjasama maka telah

diadakan kajian yaitu:

1. Kajian Evaluasi Perjanjian Kerjasama Tentang Kontrak Bagi Tempat

Usaha Dalam Rangka Peningkatan Daya Guna Tanah Di Sekitar

Tugu Tabanas Gombel Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang.

2. Kajian Evaluasi Perjanjian Kerjasama Tentang Sewa Menyewa

Tanah Dan Bangunan Lapangan Golf Gombel Golf Semarang

Berserta Fasilitasnya Milik Pemerintah Kota Semarang Yang

Terletak Di Jalan Gombel Lama No.90 Kelurahan Tinjomoyo

Kecamatan Banyumanik Kota Semarang.

6.3 KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH

6.3.1 Koordinasi Musyawarah Pimpinan Daerah

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah Bupati/Walikota tidak lagi berkedudukan sebagai

kepala wilayah, di dalam pasal 25 mengatur mengenai tugas dan wewenang

Kepala Daerah sama sekali tidak disinggung kewenangan mengenai

melakukan koordinasi pemerintahan. Dengan demikian Bupati/Walikota tidak

lagi memiliki kewajiban secara hukum untuk melakukan koordinasi instansi

vertikal di daerah. Koordinasi yang dijalankan saat ini, termasuk forum

MUSPIDA hanyalah meneruskan praktik pemerintahan yg selama ada tetapi

tanpa dasar hukum yang jelas. Walaupun demikian pelaksanaan koordinasi

dengan instansi vertikal di Kota Semarang tetap dilaksanakan oleh Walikota

mengingat menjadi hal ini tetap menjadi keputusan yang strategis untuk

dilakukan demi kestabilan bidang Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya

dan Keamanan di wilayah Kota Semarang.

Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 1986 bahwa

Pimpinan Muspida Kabupaten/Kota secara ex-officio dijabat oleh Kepala

wilayah (Walikota) dengan keanggotaan pimpinan unsur pertahanan

(Dandim), pimpinan unsur kepolisian (Kapolres), dan pimpinan unsur

kejaksaan (Kajari). Namun untuk menjaga hubungan baik dan untuk

mempermudah pelaksanaan tugas umum pemerintahan maka unsur

MUSPIDA ditambahkan beberapa Instansi Vertikal yang ada di wilayah Kota

Semarang. Penambahan tersebut ditetapkan dalam Keputusan Walikota

Semarang Nomor 130/1/2010 tentang Pembentukan Forum Koordinasi

Page 27: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 8 3

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Semarang dengan susunan keanggotaan

sebagai berikut :

Ketua : Walikota Semarang

Wakil Ketua : Wakil Walikota Semarang

Sekretaris : Sekretaris Daerah Kota Semarang

Anggota : 1. Ketua DPRD Kota Semarang

2. Kapolrestabes Semarang

3. Komandan Kodim 0733/BS Semarang

4. Kepala Kejaksaan Negeri Semarang

5. Ketua Pengadilan Negeri Semarang

6. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang

7. Ketua Pengadilan Militer II-10 Semarang

8. Ketua Pengadilan Agama Semarang

9. Komandan Lanal Semarang

10. Kepala Satuan Brimob Daerah Jawa Tengah

11. Komandan Yon Arhanudse 15 Semarang

12. Komandan Denpom IV/5 Semarang

13. Komandan Yonif 400/Raider Semarang

14. Kepala Detasemen TNI AU Semarang

15. Kepala Kantor Imigrasi Semarang

16. Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang.

Pelaksanaan koordinasi yang bersifat pokok dan strategis dilakukan

oleh Walikota Semarang bersama-sama dengan unsur Forum Koordinasi

Pimpinan Daerah Kota Semarang serta Perangkat Daerah yang ada.

Bersama dengan para Pimpinan Wilayah, Walikota Semarang melakukan

rapat-rapat atau menyelenggarakan Musyawarah Pimpinan Daerah Plus

(Muspida Plus), sedangkan dengan Perangkat Daerah dilakukan dalam

bentuk rapat-rapat koordinasi yang sifatnya koordinasi teknis. Rapat atau

forum koordinasi dimaksudkan dalam rangka konsultasi dan koordinasi untuk

mewujudkan dan memelihara stabilitas dan situasi kondisi daerah yang

kondusif.

Dalam prakteknya Walikota Semarang selaku Ketua, sedapat

mungkin langsung memimpin rapat-rapat koordinasi Forum Koordinasi

Pimpinan Daerah, untuk dapat merumuskan berbagai alternatif kebijakan

berdasarkan permufakatan dan kesamaan pendapat di antara seluruh

Page 28: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 8 4

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

anggota. Selama tahun 2013 pelaksanaan rapat-rapat koordinasi di tingkat

Muspida Plus selalu efektif dalam membantu memperlancar proses

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota, termasuk

memelihara kehidupan sosial dan politik yang sehat serta kesatuan dan

persatuan bangsa yang kokoh. Di samping fungsi tersebut peran Forum

Koordinasi Pimpinan Daerah ini juga sangat sentral dan strategis guna

memadukan berbagai kegiatan pemerintahan, pembangunan kota dan

pelayanan umum, sehingga sangat membantu dalam pelaksanaan tugas-

tugas Kepala Daerah.

Rapat Forum Koordinasi Pimpinan Daerah yang dilakukan memiliki

beberapa tujuan antara lain :

1) Membangun pemahaman dan persepsi yang sama terhadap kebijakan-

kebijakan yang ditempuh dalam rangka mengefektifkan program-

program pembangunan kota yang dilaksanakan, seperti pembebasan

tanah untuk pembangunan infrastruktur kota, keamanan wilayah dan

lain-lain.

2) Mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan mensinkronisasikan

penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan di lingkungan

Pemerintah Kota Semarang secara berdaya guna dan berhasil guna.

3) Mengevaluasi dan melakukan penilaian atas intensitas, ekstensitas,

situasi dan kondisi ketentraman, keamanan dan ketertiban dalam

masyarakat serta merumuskan langkah-langkah strategis, teknis dan

taktis yang diperlukan dalam rangka pengendalian, pencegahan

maupun penanggulangan ketentraman dan ketertiban umum.

4) Menentukan sistem, prosedur dan mekanisme operasional pengamanan

pelaksanaan kebijakan dan program pembangunan kota guna

mewujudkan stabilitas nasional dan daerah yang mantap dan terkendali

serta kondusif.

Secara keseluruhan pelaksanaan tugas umum pemerintahan koordinasi

Muspida dilaksanakan dalam bentuk pelaporan, konsultasi dan rapat-rapat

koordinasi dalam berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan daerah.

Hasil pokok yang dicapai selama tahun 2013 adalah meningkatnya

manajemen penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kota yang

lebih efektif dan terpadu.

Pada tahun 2013 Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota

Semarang telah beberapa kali melaksanakan pertemuan formal maupun

Page 29: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 8 5

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

informal untuk membahas dan mencari formula yang tepat untuk

menyelesaikan masalah atau menghadapi kondisi ideologi, sosial politik,

sosial budaya, ekonomi dan keamanan dengan data sebagai berikut :

DATA KEGIATAN FORUM KOMUNIKASI PIMPINAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2013

NO HARI / TANGGAL MATERI

1 Rabu 16 januari 2013

Rapat FKPD tentang Koordinasi Persiapan Kunjungan Wakil Presiden RI di Kota Semarang

2 Senin 21 januari 2013

Rakor FKPD tentang Antisipasi Menghadapi Rob, Banjir, Puting Beliung dan Longsor

3 Kamis 7 februari 2013

Rakor FKPD dalam rangka Meninjaklanjuti Inpres No.2 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan Keamanan Dalam Negeri

4 Selasa 19 Februari 2013

Rakor FKPD tentang Mengurai Titik-titik Keramaian di Kota Semarang

5

Senin 25 Februari 2013

Rapat FKPD tentang koordinasi persiapan penilaian tahap kedua terkait Adipura

6 Rabu 6 Maret 2013

Pengarahan Forum koordinasi pimpinan Daerah dalam rangka pengamanan Wilayah

7 Kamis 14 Maret 2013

Rakor FKPD tentang Rencana Pelaksanaan kegiatan memperingati Hari Air Sedunia tingka Kota Semarang

8 Kamis 28 Maret 2013

Rakor FKPD tentang sosialisasi persiapan Semarang Great Sale 2013

9 Senin 1 April 2013

Rakor FKPD tentang Rangkaian kegiatan Hari Jadi Kota Semarang ke-466

10 Selasa 9 April 2013

Pengarahan FKPD tentang terkait pemeliharaan Kamtibmas di Kota Semarang

11 Selasa 16 April 2013

Rakor FKPD tentang upaya meminimalisir kejahatan jalanan

12 Kamis 25 April 2013

Rapat FKPD Mengenai koordinasi Pelaksana Festival “Semarang Night Carnival”

13 Rabu 1 Mei 2013

Rakor FKPD tentang Antisipasi Kenaikan BBM dan Hari Buruh Nasional

14 Rabu 9 Mei 2013

Rapat koordinasi FKPD mengenai persiapan pelaksanaan TMMD Sengkuyung Tahap 1 Tahun 2013

15 Senin 13 Mei 2013

Rakor FKPD tentang Persiapan Pelaksanaan Pilgub Jateng

16 Kamis 30 Mei 2013

Rakor FKPD tentang Pemantapan Persiapan Pengamanan Laga Sepakbola di Wilayah Kota Semarang

17 Selasa 4 Juni 2013

Rakor FKPD tentang persiapan Gerakan Program Semarang Bersih di16 Kecamatan Secara Serentak

18 Kamis 13 Juni 2013

Rapat FKPD mengenai koordinasi Pelaksanaan Launching Car Free Night and Day

19 Selasa 18 Juni 2013

Rakor FKPD tentang Antisipasi Kenaikan BBM

20 Selasa 25 Juni 2013

Rapat FKPD mengenai Sosialisasi Kenaikan Tarif Angkutan Umum

21 Kamis 4 Juli 2013

Rakor FKPD mengenai Jelang Bulan Ramadhan

22 Selasa 9 Juli 2013

Rakor FKPD tenang Persiapan Tinjauan Lapangan Menghadapi Bulan Ramadhan

23 Selasa 23 Juli 2013

Rakor FKPD tentang Menjelang Lebaran 2013

24 Rabu 31 Juli 2013

Rakor FKPD mengenai Pemantauan Kesiapan Fasilitas Umum (seperti Pasar, Stasiun) dan Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat Jelang Hari Raya Idul Fitri dilanjutkan Tinjauan Lapangan

25 Jumat 2 Agustus 2013

Rakor FKPD mengenai Pemantauan Arus Lalu Lintas Jelang Lebaran dilanjutkan Pemantauan dari Udara

26 Senin 5 Agustus 2013

Rakor FKPD mengenai Obyek Vital dan Kesiapan Posko-posko Lebaran dilanjutkan Tinjauan Tinjauan Lapangan ke Balaikota,Taman lele, Gudang Bulog, Bonbin Mangkang, Terminal Mangkang dan Posko Lebaran

Page 30: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 8 6

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

NO HARI / TANGGAL MATERI

27 Selasa 13 Agustus 2013

Rakor FKPD tentang Persiapan Rangkaian Kegiatan HUT RI ke-68 Tingkat Kota Semarang

28 Selasa 3 September 2013

Rakor FKPD tentang Pelaksanaan Festival Banjir Kanal Barat

29 Selasa 10 September 2013

Rapat FKPD tentang Sosialisasi Penyelenggaraan Festival Kota Lama dan Shympony Kota Lama

30 Selasa 16 September 2013

Rapat FKPD tentang persiapan kegiatan Peringatan Haornas Tingkat Semarang

31 Selasa 24 September 2013

Rakor FKPD mengenai upaya percepatan penyelesaian perekaman E-KTP

32 Senin 30 September 2013

Rapat FKPD tentang Koordinasi Pelaksanaan Kegiatan Peringatan Pertempuran Lima Hari Semarang

33 Rabu 16 Oktober 2013

Rakor FKPD tentang Kesiapsiagaan Pengamanan Situasi kamtibmas dan kontijensi Jelang Pileg 2014

34 Selasa 22 Oktober 2013

Rapat FKPD mengenai checking pelaksanaan Gelar Pasukan Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana

35 Senin 28 Oktober 2013

Rapat FKPD tentang koordinasi Kegiatan Kerja Bakti terpadu TNI, Polri dan PNS

36 Senin 11 November 2013

Rakor FKPD tentang Rencana Kunjungan Kerja Walikota Jungu Korea Selatan ke Kota Semarang

37 Senin 18 November 2013

Rapat FKPD tentang Antisipasi Aksi Unjuk Rasa Menuntut Kenaikan UMK Buruh

38 Senin 25 November 2013

Rakor FKPD mengenai Memungkinan Bahaya Bencana selama Musim Penghujan dan Paparan Jalan satu arah

39 Senin 2 Desember 2013

Rapat FKPD tentang Persiapan Penyelenggaraan FFI 2013 di Kota Semarang

40 Selasa 10 Desember 2013

Rakor FKPD mengenai Rangkaian Kegiatan Hari Nusantara ke-14 Tingkat Kota Semarang

41 Senin 16 Desember 2013

Rakor FKPD tentang Pengamanan Natal dan Tahun Baru 2014

42 Jumat 20 Desember 2013

Rakor FKPD mengenai Pengamanan Perayaan Natal dan Persiapan Pemantauan Natal di Gereja-gereja di Kota Semarang

43 Selasa 31 Desember 2013

Rakor FKPD mengenai Kesiapan Pengamaan Kegiatan Semarak Akhir Tahun 2013

Sumber Data : Badan Kesbangpol Kota Semarang Tahun 2013

6.3.2 KOORDINASI BIDANG PERTANAHAN

Prinsip dasar pembangunan adalah untuk mewujudkan masyarakat

yang adil, makmur dan sejahtera. Agar pembangunan untuk kepentingan

umum dapat terselenggara dengan baik, maka diperlukan ketersediaan tanah

dengan berpedoman pada azas Kemanusiaan, Demokratis dan Berkeadilan.

Pengadaan tanah untuk kepentingan umum bertujuan menyediakan

tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan

dan kemakmuran bangsa, negara dan masyarakat dengan tetap menjamin

kepentingan hokum pihak yang berhak.

Pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dari

tahun ke tahun terus mengalami perubahan seiring perkembangan dan

tuntutan kebutuhan masyarakat, sehingga dilakukan penyempurnaan dengan

terbitnya regulasi yang mengatur antara lain :

Page 31: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 8 7

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

2. Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2012 tentang Biaya

Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 13/PMK.2/2013 tentang Biaya

Operasional dan Biaya Pendukung Penyelenggaraan Pengadaan Tanah

Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang Bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

5. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2012

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengadaan Tanah;

6. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 18 Tahun 2013 tentang

Petunjuk Teknis Pelaksanaan Persiapan Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

Selanjutnya dijelaskan dalam Undang-undang tersebut mengenai

proses/ tahapan dalam pengadaan tanah sebagai berikut :

a. Perencanaan, yang disusun dalam sebuah dokumen perencanaan

pengadaan tanah.

b. Persiapan, meliputi pemberitahuan rencana pembangunan; pendataan

awal lokasi rencana pembangunan; dan konsultasi publik rencana

pembangunan.

c. Pelaksanaan, meliputi inventarisasi dan identifikasi penguasaan,

pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah; penilaian ganti

kerugian; musyawarah penetapan ganti kerugian; pemberian ganti

kerugian; dan pelepasan tanah instansi.

d. Penyerahan hasil.

Pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk

kepentingan umum memerlukan kerjasama dan koordinasi antara Pemerintah

Daerah dengan Badan Pertanahan Nasional. Beberapa kegiatan yang

dilaksanakan selama Tahun 2013 antara lain:

Page 32: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 8 8

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

1. PENGADAAN TANAH UNTUK WADUK JATIBARANG

Pada Tahun 2013 proses pengadaan tanah untuk pembangunan

Waduk Jatibarang telah mencapai tahap akhir dengan

dilaksanakannya pembayaran ganti rugi tanah yang terletak di

Kelurahan Kedungpane, Kandri dan Jatirejo dengan perincian sebagai

berikut :

NO

LETAK TANAH TARGET REALISASI KETERANGAN /

PROGRES KELURAHAN KECAMATAN JML LUAS JML LUAS

BID. ( M ²) BID. ( M ²)

1 Kedungpane Mijen 227 1,026,464 224 1,020,408 Tdk diketahui pemiliknya (NN) = 1 bidang, sepakat /ada sengketa = 2 bidang

2 Jatibarang Mijen 8 23.115 8 23.115 Selesai

3 Kandri Gunungpati 196 730.055 196 730.055 Selesai

4 Jatirejo Gunungpati 139 462.172 139 462.172 Selesai

JUMLAH TOTAL 570 1.050.771 567 1,021,623 PROSENTASE = 99 %

Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2013.

a. Permasalahan / Hambatan:

1) Ada pemilik bidang tanah an. Irwan Apriyanto yang belum sepakat

dengan harga ganti rugi yang ditawarkan;

2) Terdapat 1 (satu) bidang tanah seluas ± 500 M2 yang belum diketahui

pemiliknya;

3) Penetapan lokasi akan berakhir Juni 2014.

b. Upaya Penyelesaian

1) P2T perlu melakukan klarifikasi dengan pihak irwan apriyanto,

apakah dapat segera dibayarkan ganti ruginya atau dilakukan

konsinyasi oleh Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang;

2) Menyiapkan surat perintah konsinyasi dari P2T kepada SATKER

serta dokumen pendukungnya;

3) Mengingat penetapan lokasi sudah merupakan perpanjangan,

sehingga sebelum bulan juni pengadaan tanah waduk jatibarang

harus selesai (termasuk apabila harus dikonsinyasi).

2. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN / NORMALISASI

KALI TENGGANG

Proses pengadaan tanah untuk pembangunan/ normalisasi Kali

Tenggan pada Tahun 2013 secara administrasi vakum. Hal ini

disebabkan karena permintaan harga warga masyarakat yang terlalu

Page 33: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 8 9

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

tinggi dibandingkan dengan harga yang dihitung oleh Appraisal. Di

Kelurahan Tambakrejo, harga Appraisal Rp. 580.000,- sedangkan

permintaan warga Rp. 1.900.000,-. Adapun di Kelurahan Terboyo

Kulon harga Appraisal Rp. 70.000,- sedangkan permintaan warga Rp.

500.000,-.

Sebagai upaya penyelesaian akan dijadwalkan musyawarah dengan

warga dengan difasilitasi P2T membahas permasalahan harga tanah,

nilai bangunan dan tanaman. Selanjutnya terhadap sisa tanah yang

tidak efektif dipertimbangkan untuk dibeli semua oleh Satker setelah

dilakukan verifikasi oleh Tim. Demikian halnya terhadap sisa bangunan

yang tidak efektif akan dilakukan pengecekan oleh Dinas terkait.

3. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN KOLAM RETENSI

(RETARDING POND)

Upaya penyelesaian terhadap proses pengadaan tanah untuk

pembangunan kolam retensi terus dilakukan, antara lain koordinasi

dengan pihak-pihak terkait (Kementerian BUMN, PT. Pelindo III, PT.

TMB, Kejaksanaan, BPKRI, Pemprov Jateng).

Selanjutnya PT. Pelindo III (Persero) selaku pemegang HPL melalui

suratnya kepada Walikota Semarang yakni Nomor PJ.06/25.1/PIII-

2013 Tanggal 31 Januari 2013 tentang Pembayaran ganti rugi

pelepasan tanah HPL Pelabuhan menyatakan bahwa pada prinsipnya

telah menyepakati / mau menerima ganti rugi dengan mendasarkan

pada Nilai Appraisal independen dan setelah adanya pendapat resmi

dari BPKP. Namun belum ada kejelasan tentang mekanisme

pembayarannya.

4. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL

BATANG – SEMARANG.

Proses pengadaan tanah guna pembangunan jalan tol Semarang –

Batang sampai dengan Tahun 2013 sementara vakum, menunggu

kejelasan dari Kementrian Pekerjaan Umum.

Page 34: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 9 0

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

5. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALUR GANDA

KERETA API (DOUBLE TRACK) LINTAS PEKALONGAN-

SEMARANG.

Pemerintah melalui Kementrian Perhubungan Direktorat Jendral

Perkeretaapian memiliki program pembangunan jalur ganda kereta api

lintas utara Jawa yang menghubungkan Jakarta- Surabaya termasuk di

dalamnya melewati wilayah Kota Semarang, yaitu jalur Pekalongan –

Semarang dan Semarang Bojonegoro.

Selanjutnya pada pada tanggal 9 November 2011, telah dilakukan

penetapan lokasi oleh Gubernur Jawa Tengah.

Adapun realisasi kegiatan pengadaan tanah yang dilaksanakan pada

Tahun 2013 sejumlah 289 bidang tanah seluas 51.033 M2 senilai

Rp. 37.767.303.966,- atau sebesar 59% dengan perincian sebagai

berikut:

NO. LETAK TANAH (KELURAHAN)

TARGET REALISASI KETERANGAN

BID LUAS BID LUAS GANTI RUGI PEMBER KASAN

BELUM SEPAKAT

Kec. Tugu

1 Mangkang Kulon 91 8.802 84 7.292 7.459.073.018 7 -

2 Mangunharjo 10 1.686 10 1.686 1.794.149.114 - -

3 Mangkang Wetan 20 1.290 15 838 897.939.671 5 -

4 Randugarut 7 315 4 242 266.837.917 3 -

5 Karanganyar 52 14.696 41 10.848 5.334.409.299 10 1

6 Tugurejo 87 19.199 54 9.598 4.500.989.043 19 14

7 Jrakah 8 6.697 7 2.907 2.803.757.255 - -

Kec. Smg Barat

8 Krapyak 6 5.157 2 2.907 3.926.686.345 - 2

8 418 - - - - 8

9 Kalibanteng Kulon 3 1.613 3 1.613 - - -

10 Tawangsari 6 5.855 6 5.855 - - -

11 Karangayu 136 4.411 - - - - 136

12 Krobokan 140 5.383 - - - - 140

13 Tambakharjo 16 1.682 12 644 1.233.574.425 3 1

14 Gisikdrono 9 360 7 185 532.555.359 2 -

Kec. Smg Utara

15 Bulu Lor 17 1.107 - - - 17 -

62 3.071 - - - - 62

16 Plombokan 22 1.753 21 1.380 6.885.253.060 3 -

17 Dadapsari 18 859 17 532 1.058.672.292 - -

18 Bandarharjo 8 2.557 4 850 1.073.407.168 4 -

JUMLAH 726 86.911 289 51.033 37.767.303.966 73 364

Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2013.

Page 35: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 9 1

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

a. Permasalahan / Hambatan

1) Terdapat 350 bidang yang merupakan tanah Negara yang tidak

memiliki bukti kepemilikan P.II dan belum ada payung hukum untuk

penyelesaiannya;

2) Sebagian warga masih belum sepakat dengan harga yang

ditawarkan oleh SATKER (permintaan warga terlalu tingggi).

b. Upaya Penyelesaian

1) SATKER dan P2T terus melakukan pendekatan secara persuasif

kepada warga termasuk mekanisme akhir apabila tidak tercapai

kesepakatan akan ditempuh upaya penitipan ganti rugi di

Pengadilan (Konsinyasi);

2) Satgas melakukan upaya jemput bola atas kendala kelengkapan

dokumen dalam pemberkasan (Waris, Pembuktian Alas Hak,

Wakaf);

3) P2T Kota Semarang telah berkonsultasi baik secara tertulis maupun

audiensi dengan BPNRI terkait persoalan payung hukum tanah

negara yang terkena jalur ganda, namun belum ada jawaban/

petunjuk lebih lanjut;

4) Melalui fasilitasi DPRD Kota Semarang dilaksanakan audiensi

dengan warga penghuni tanah Negara di Kelurahan Karangayu,

Krobokan dan Bulu Lor dengan kesimpulan akan dilakukan audiensi

dengan Kementrian Keuangan dan Kementrian Perhubungan.

6. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALUR GANDA

KERETA API (DOUBLE TRACK) LINTAS SEMARANG -

BOJONEGORO.

Pembangunan jalur ganda kereta api lintas utara Jawa yang selanjutnya

adalah Jalur Ganda Lintas Semarang – Bojonegoro. Adapun

perkembangan proses pengadaan tanah yang dilaksanakan selama

Tahun 2013 sebagai berikut:

No. LETAK TANAH (KELURAHAN)

TARGET REALISASI

KETERANGAN

BIDANG LUAS (M2)

BIDANG LUAS (M2)

GANTI RUGI

1 Kemijen 14 707,5 6 369 319.385.679 2 bidang yang belum sepakat adalah tanah P.II

2 Tambakrejo 25 1.671 16 981 2.570.106.226 6 bidang yang belum sepakat adalah tanah P.II

Page 36: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 9 2

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

No. LETAK TANAH (KELURAHAN)

TARGET REALISASI

KETERANGAN

BIDANG LUAS (M2)

BIDANG LUAS (M2)

GANTI RUGI

3 Tlogomulyo 16 154 - - - Tanah PT.Pertamina meminta ganti lahan

JUMLAH 55 2.553 22 1.350

2.917.407.558 57%

Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2013

a. Permasalahan / Hambatan:

1) Terdapat 6 bidang tanah di Kelurahan Tambakrejo dan 2 bidang

tanah di Kelurahan Kemijen dengan status tanah P.II (tanah negara)

sehingga belum dapat dilakukan proses pembayaran;

2) Di Kelurahan Tlogomulyo, PT. Pertamina selaku pemilik tanah

meminta ganti rugi dapat diberikan dalam bentuk ganti lahan.

b. Upaya Penyelesaian

1) Terhadap tanah dengan status P.II (tanah negara), meskipun telah

ada pendapat hukum (legal opinion) dari KEJATI Jateng Nomor

B.3194/0.3/Gp.2/07/2013 Tanggal 29 Juli 2013, namun belum dapat

dilaksanakan pembayaran ganti rugi karena menunggu petunjuk

dari BPNRI/ Pemerintah Pusat;

2) Terhadap tanah milik PT. Pertamina akan diselesaikan dengan

mekanisme tukar guling secara langsung antara SATKER dengan

PT. Pertamina (di luar mekanisme P2T).

7. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN TEMPAT

PEMAKAMAN UMUM (TPU)

Pada Tahun 2013 telah dilakukan realisasi pembayaran tanah untuk

pembangunan tempat pemakaman umum yang berada di Kelurahan

Jabungan Kecamatan Banyumanik sejumlah 1 (satu) bidang tanah

seluas 2.321 M2 senilai Rp. 1.377.975.000,-.

a. Permasalahan / Hambatan

1) Sebagian lahan merupakan tanah P.II / Tanah Negara;

2) Terdapat beberapa bidang tanah yang belum sepakat;

3) Ketersediaan Anggaran dari SATKER yang terbatas;

4) Biaya operasional P2T belum terakomodir sesuai Permenkeu

Nomor 58.

Page 37: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 9 3

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

b. Upaya Penyelesaian

1) Terhadap bidang tanah yang merupakan tanah P.II / Tanah

negara dikonsultasikan dan dikoordinasikan payung hukumnya;

2) Terhadap pemilik yang belum sepakat secara intensif dilakukan

pendekatan baik oleh Satker maupun P2T baik secara langsung

maupun melalui tokoh masyarakat setempat;

3) Dilakukan penjelasan agar pemahaman tentang penganggaran

biaya-biaya yang diperlukan dalam pengadaan tanah sesuai

ketentuan.

8. PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN DAN PELEBARAN

JALAN KARTINI – JOLOTUNDO – GAJAH

Pengadaan tanah untuk pembangunan dan pelebaran jalan Kartini –

Jolotundo – Gajah terletak di wilayah Kelurahan Sambirejo Kecamatan

Gayamsari. Jalan ini merupakan penghubung antara Jalan Kartini

dengan Jalan Gajah dengan target bidang tanah seluas ± 14.000 M2

yang terdiri dari 100 bidang tanah.

Adapun realisasi pembayaran ganti rugi pada Tahun 2013 sebagai

berikut:

No. LETAK TANAH TARGET REALISASI

KELURAHAN KECAMATAN BIDANG LUAS BIDANG LUAS BESAR GANTI RUGI

1 SAMBIREJO GAYAMSARI 100 14.000 82 7.640 22.730.811.963

JUMLAH TOTAL 100 14.000 82 7.640 22.730.811.963

Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2013 a. Permasalahan / Hambatan

1) Terdapat 3 bidang tanah yang belum diketahui pemiliknya (NN);

2) Terdapat 5 pemilik bidang tanah yang belum sepakat;

3) Terdapat 7 bidang tanah yang terindikasi sengketa kepemilikan

tanah;

4) Terdapat 1 bidang A.n Laila Rohmah yang keberatan atas

kelas/zona nilai tanah;

5) Terdapat perbedaan hasil ukur dan data yuridis tanah BKM.

b. Upaya Penyelesaian

1) Terhadap bidang tanah yang belum diketahui pemiliknya (NN)

telah dipublikasikan / diumumkan melalui media koran Tanggal

23 Desember 2013;

Page 38: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 9 4

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

2) Terhadap pemilik yang belum sepakat secara intensif dilakukan

pendekatan baik oleh Satker maupun P2T baik secara langsung;

3) SATKER perlu koordinasi dengan Lembaga Penilai Tanah untuk

peninjauan kembali atas Zona/Kelas tanah;

4) Akan dilaksanakan ploting dan sinkronisasi data yuridis dan

lapangan.

9. PENGADAAN TANAH NORMALISASI KALI BERINGIN

Sebagai salah satu usaha Pemerintah Kota Semarang dalam mengatasi

permasalahan banjir yang terjadi di Kota Semarang khususnya di

wilayah Kecamatan Tugu, maka dilaksanakan kegiatan normalisasi Kali

Beringin yang terletak di Kelurahan Mangkang Wetan dan Mangunharjo

Kecamatan Tugu.

Adapun target pelaksanaan sejumlah 153 bidang dengan luas ± 67.446

M2, dengan realisasi pembayaran ganti rugi pada Tahun 2013 sebesar

Rp.5.931.757.041, - dengan perincian sebagai berikut:

No. LETAK TANAH TARGET REALISASI

KELURAHAN KECAMATAN BIDANG LUAS BIDANG LUAS BESAR GANTI RUGI

1 MANGKANG WETAN

TUGU 146 51.315 48 14.806 Rp.5.931.757.041

2 MANGUNHARJO TUGU 7 16.131 0 0 0

JUMLAH TOTAL 153 67.446 48 14.806 Rp.5.931.757.041

Sumber Data : Sekretariat Daerah Kota Semarang Tahun 2013 a. Permasalahan / Hambatan

1) Terdapat beberapa bidang tanah yang belum sepakat;

2) Terdapat beberapa bidang tanah yang belum terdata dalam

inventarisasi tanah;

3) Terdapat beberapa pemilik tanah yang komplain atas

tanah/bangunan.

b. Upaya Penyelesaian

1) Terhadap pemilik yang belum sepakat secara intensif dilakukan

pendekatan baik oleh Satker maupun P2T baik secara langsung

maupun melalui tokoh masyarakat setempat;

2) Akan dilakukan pengecekan ulang atas tanah/bangunan.

Page 39: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 9 5

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

10. PENGADAAN TANAH EMBUNG HULU KALI BERINGIN

Selanjutnya kegiatan yang terkait dengan normalisasi Kali Beringin

adalah pembuatan Embung Hulu Kali Beringin yang terletak di

Kelurahan Ngadirgo Kecamatan Mijen dan Kelurahan Wates

Kecamatan Ngaliyan, dengan target pelaksanaan sejumlah 29 bidang

dengan luas ± 48.111 M2.

Pada Tahun 2013 belum dilaksanakan realisasi pembayaran ganti rugi,

pelaksanaan kegiatan pengadaan tanah masih dalam proses sosialisasi

atas hasil inventarisasi atas tanah/ tanaman/ bangunan yang terkena

pengadaan tanah.

6.3.3 KOORDINASI BIDANG STATISTIK

1. Kebijakan dan Kegiatan

a. Forum Koordinasi

Koordinasi di bidang Statistik diperlukan dalam rangka

meningkatkan efektivitas perencanaan dan pelaksanaan program

pembangunan. Data statistik yang obyektif dan dapat dipercaya

menunjang keberhasilan perencanaan pembangunan.

b. Materi Koordinasi

Beberapa kegiatan yang dilakukan di bidang statistik dalam rangka

akurasi dan validitas data :

a) Penerbitan buku-buku yang berisi analisis, kajian dan paparan

data statistik;

b) Survei dan sensus yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Pusat (terutama yang dilaksanakan oleh BPS) dengan

dukungan dari Pemerintah Kota Semarang.

c. Instansi Vertikal yang Terlibat

Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah

Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai

dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang

Statistik, khususnya pada Pasal 17 yang menyebutkan bahwa

Koordinasi dan kerjasama penyelenggaraan statistik dilakukan

oleh BPS dengan instansi pemerintah dan masyarakat, di tingkat

pusat dan daerah.

Page 40: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 9 6

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

2. Realisasi Pelaksanaan Kegiatan

a. Sumber dan Jumlah Anggaran

1) Penerbitan buku-buku

Anggaran berasal dari APBD Kota Semarang dengan jumlah

anggaran untuk tahun 2013 sejumlah Rp. 638.500.000,- dan

terserap sejumlah Rp. 582.985.030,-

2) Survei dan Sensus

Anggaran berasal dari Pemerintah Pusat (APBN)

b. SKPD Penyelenggara Koordinasi dengan Instansi Vertikal di

Daerah

1) Penerbitan buku-buku

Bappeda Kota Semarang

2) Survei dan Sensus

Kecamatan dan Kelurahan sebagai petugas lapangan dan

kontributor data serta SKPD lain yang secara teknis terkait

langsung dengan survei dan sensus yang dilaksanakan

c. Jumlah Kegiatan Koordinasi yang dilaksanakan

1) Penerbitan buku-buku

2) Survei dan Sensus

Survey PPLS (Program Perlindungan Sosial)

Survey Industri

Susenas

d. Hasil dan Manfaat Koordinasi

1) Penerbitan buku-buku

Kerjasama dalam penyusunan Buku-buku Statistik yang

diperlukan dalam perencanaan dan pengendalian

pembangunan di Kota Semarang sudah dilaksanakan secara

rutin tiap tahun dan berlangsung lama. Pada tahun 2013, buku-

buku yang diterbitkan adalah sebagai berikut :

1. Buku Kota Semarang Dalam Angka tahun 2012

2. Buku Profil Kependudukan Kota Semarang tahun 2012

3. Buku Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Inflasi Kota

Semarang tahun 2011/2012.

4. Buku Kecamatan Dalam Angka tahun 2012

5. Buku Domestik Regional Bruto Kota Semarang tahun 2012

Page 41: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 9 7

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

6. Buku Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Semarang

tahun 2012

7. Buku Statistik Ketahanan Sosial Kota Semarang tahun

2012

8. Buku Saku Kota Semarang tahun 2012

9. Buku Indikator Ekonomi Kota Semarang tahun 2012

10. Buku PDRB Menurut Penggunaan Kota Semarang tahun

2012

11. Buku Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Semarang

Tahun 2012

12. Buku Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi

Penduduk Kota Semarang tahun 2012.

2) Survei dan Sensus

SURVEY PPLS (Program Perlindungan Sosial), up-dating

data kemiskinan

Kegiatan ini lebih mendasarkan pada pemahaman bahwa

penanggulangan kemiskinan dibutuhkan suatu sinergitas

dan keterpaduan secara berkelanjutan sehingga dibutuhkan

adanya up-dating data kemiskinan sebagai bahan dasar

perumusan kebijakan selanjutnya. Koordinasi tersebut

dalam rangka mendukung pelaksanaan pendataan

dilapangan dengan melibatkan petugas dari Kelurahan dan

Kecamatan dalam hal :

- Rekruitmen petugas penjaringan yang berasal dari

masyarakat secara langsung ( Karang Taruna, Ketua

RT/RW dll ).

- Koordinasi pendataan dan sosialisasi.

Survey PPLS ini bersifat insidentil dan tergantung

kebutuhan Pusat, selama ini sudah dilaksanakan setiap 3

tahun sekali.

SURVEY INDUSTRI

Kegiatan ini diarahkan untuk dapat memberikan kontribusi

terhadap peningkatan investasi di Kota Semarang,

khususnya disektor industri, yang diharapkan dapat

Page 42: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 9 8

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

digunakan sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi para

pelaku usaha untuk berinvestasi sekaligus dalam rangka

penyusunan kebijakan di bidang ketenagakerjaan.

SUSENAS

Kegiatan ini merupakan upaya identifikasi kemandirian

masyarakat dilihat dari kemampuan sektor ekonominya.

Dalam upaya validasinya, telah dilaksanakan pendataan

oleh Tim dengan metode terjun langsung ke masyarakat.

Dengan data ini diharapkan dapat dirumuskan kebijakan-

kebijakan dibidang perekonomian yang lebih mengarah

kepada penguatan program ekonomi kerakyatan.

e. Tindak Lanjut Hasil Koordinasi

1) Penerbitan buku-buku

Buku-buku yang diterbitkan telah dikirimkan kepada seluruh

SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang, Perguruan

Tinggi, Instansi Vertikal di Kota Semarang serta berbagai

instansi yang membutuhkan, baik pemerintah maupun non-

pemerintah.

2) Survei dan Sensus

Data hasil survei dan sensus dikirimkan oleh BPS Kota

Semarang kepada Pemerintah Pusat untuk dilaksanakan

kompilasi dengan data dari daerah lain. Setelah itu, dilakukan

analisis atas data yang telah dikompilasi sebagai bahan

penyusunan berbagai kebijakan. Selain itu, sebagian data hasil

survei dan sensus juga digunakan sebagai bahan kajian dan

analisis mengenai kondisi di Kota Semarang yang disajikan

dalam bentuk buku statistik yang diterbitkan oleh Bappeda Kota

Semarang

3. Permasalahan dan Solusi

Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam koordinasi bidang

Statistik adalah :

a. Ketergantungan yang cukup tinggi terhadap BPS dalam hal

pengumpulan data potensi daerah, karena secara Undang-undang

otoritas kewenangan penyediaan data ada pada BPS.

Page 43: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 5 9 9

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

b. Sebagai instansi vertikal, BPS memiliki penjenjangan organisasi

sampai ke tingkat pusat, sehingga beberapa keputusan

membutuhkan waktu yang cukup lama, karena menunggu adanya

keputusan resmi dari BPS Pusat.

Untuk mengatasi permasalahan pada koordinasi bidang statistik, solusi

yang ditempuh adalah :

Mempererat kerja sama dan peningkatan koordinasi dengan BPS

untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

6.4 PENEGASAN BATAS WILAYAH

Penegasan batas wilayah merupakan suatu kegiatan yang penting

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/ kota. Melalui

penegasan batas ditetapkan batas otorita dari masing-masing daerah.

Sehingga tercipta stabilitas dan sinergitas hubungan antara dua wilayah yang

berbatasan. Penetapan batas wilayah dalam hal ini diartikan sebagai upaya

penetapan dan penegasan batas baik antara kelurahan, kecamatan maupun

dengan Kabupaten/Kota tetangga. Penegasan batas juga bermanfaat guna

meminimalisir kemungkinan munculnya permasalahan di wilayah perbatasan.

6.4.1 Penegasan Batas Antar Daerah

Secara geografis, Kota Semarang berbatasan dengan 3 (tiga)

daerah, yaitu Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten

Kendal. Adapun panjang garis batas Kota Semarang dengan daerah yang

berbatasan sebagai berikut:

- Dengan Kabupaten Semarang ± 18,05 Km

- Dengan Kabupaten Demak ± 34,63 Km

- Dengan Kabupaten Kendal ± 44,61 Km

Kegiatan penegasan batas daerah Kota Semarang dengan Kabupaten

berbatasan pada Tahun 2013 ini adalah perapatan pilar batas Kota

Semarang dengan Kabupaten Semarang (segmen Kecamatan Banyumanik

dan Tembalang – Kecamatan Ungaran Timur) dengan pemasangan sejumlah

27 pilar perapat. Kegiatan ini dibiayai melalui APBD Kota Semarang.

Selain itu dilaksanakan juga kegiatan perapatan pilar batas Kota

Semarang dengan Kabupaten Kendal (segmen Kecamatan Ngaliyan dan

Tugu – Kecamatan Kaliwungu Selatan dan Kaliwungu) dengan pemasangan

Page 44: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 6 0 0

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

sejumlah 10 pilar perapat. Adapun kegiatan tersebut dibiayai melalui APBD

Kabupaten Kendal.

6.4.2 Batas Wilayah Administrasi Kecamatan Kota Semarang

Pelaksanaan penegasan batas wilayah dimulai tahun 2010 berjumlah

40 buah dengan rincian Pilar Batas Utama (PBU), 1 (satu) buah, Pilar Acuan

Batas Utama (PABU) berjumlah 22 buah,dan Pilar Acuan Batas Antara

(PABA) sejumlah 17 buah, pada tahun 2012 berjumlah 27 buah pilar

pembatas ( Kecamatan Tugu, Ngaliyan dan Mijen) dan pada tahun 2013

sejumlah 27 buah pilar pembatas (Kecamatan Gunungpati, Banyumanik,

Gajahmungkur & Semarang Barat).

Di 16 Kecamatan Kota Semarang yang sudah dilaksanakan

Pemasangan Pilar adalah sebagai berikut :

NO KECAMATAN KELURAHAN

1 Genuk Bangetayu Wetan, Muktiharjo Lor, Terboyo Kulon

2 Pedrungan Tlogomulyo, Muktiharjo Kidul, Gemah,

Pedurungan Kidul

3 Gayamsari Kaligawe, Tambakrejo, Pandean Lamper,

Gayamsari

4 Semarang Timur Kemijen, Rejomulyo, Karangturi, Karang Tempel

5 Semarang Utara Tanjung Mas, Bandarharjo, Bulu Lor, Panggung

Kidul, Panggung Lor

6 Semarang

Tengah

Purwodinatan, karang Kidul, Lamper Tengah,

Pendrikan Lor

7 Semarang

Selatan

Pleburan, Peterongan, Lamper Tengah, Wonodri,

Burusari, Bulu Stalan, Mugasari, Randusari

8 Tembalang Sendangguwo, Sendang Mulyo, Kramas,

Tembalang, Jangli

9 Banyumanik Jabungan, Pedalangan, Sumurboto, Ngesrep,

Tinjomoyo, Pudak Payung, Padangsari,

Sumurboto, Srodol Kulon

10 Candisari Karang Anyar Gunung, Jatingaleh, Kaliwiru,

Tegalsari, Candi, Jomblang, Wonotingal

11 Gajahmungkur Karangrejo, Lempongsari, Bendungan,

Sampangan, Bendan Duwur, Petompon,

Page 45: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 6 0 1

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

Gajahmungkur

12 Semarang Barat Bongsari, Cabean, Krobokan, Krapyak, Kembang

Arum, Manyaran, Tambakharjo, Ngemplak

Simongan, Bojong Salaman, Tawang Mas,

Tawang Sari

13 Tugu Jrakah, Tugurejo, Karang Anyar, Randugarut, Mangkang Wetan, Mangkang Kulon, Mangunharjo

14 Ngaliyan Purwoyoso, Kalipancur, Bamban Kerep, Wates, Podorejo, Tambakaji, Wonosari, Ngaliyan

15 Gunungpati Sukorejo, Sumurejo, Cepoko, Sadeng, Jatirejo, Kandri, Sekaran, Patemon, Pakintelan

16 Mijen Purwosari, Kedungpane, Pesantren, Ngadirgo, Wonoplumbon, Jatibarang

Rencana Tindak Lanjut

Rencana Perapatan pilar batas wilayah administrasi kecamatan yang akan

dilaksanakan pada tahun 2014 adalah Kecamatan Semarang Utara ( Utama),

Semarang Tengah (Utama), Semarang Timur (Utama)Semarang Selatan

(Pendukung), Gayamsari (pendukung). Kegiatan ini akan dianggarkan lagi

pada tahun anggaran 2014.

6.5 PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA

Pencegahan dan penanggulangan bencana yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Kota Semarang berpedoman kepada Undang – Undang Nomor

24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.

Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah

salah satu amanat dalam Undang-Undang tersebut, sebagai institusi teknis

dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Penyelenggaraan

penanggulangan bencana dilaksanakan dengan serangkaian upaya meliputi,

kegiatan mitigasi bencana, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan rehabilitasi.

1) Mitigasi bencana, yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko

bencana, melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi

ancaman bencana.

2) Kesiapsiagaan bencana, yaitu serangkaian kegiatan yang dilakukan

untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui

langkah yang tepat guna dan berdaya guna.

Page 46: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 6 0 2

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

3) Tanggap darurat bencana, adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan

dengan segera pada saat kejadian bencana, yang meliputi kegiatan

penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan

dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi dan penyelamatan.

4) Rehabilitasi bencana, yaitu serangkaian kegiatan perbaikan dan

pemulihan aspek kebutuhan dasar masyarakat korban bencana sampai

tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran

utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar aspek kehidupan

masyarakat pada wilayah pasca bencana.

Kondisi geografis Kota Semarang yang diantaranya terdiri dari wilayah

pesisir, dataran rendah, perbukitan serta secara geologis memiliki daerah

patahan, rentan terhadap bencana alam terutama banjir dan tanah longsor.

Banjir di wilayah Kota Semarang dapat disebabkan oleh hujan lokal, banjir

kiriman dari wilayah Kabupaten Semarang/Kendal dan rob air laut.

Secara keseluruhan kejadian-kejadian bencana selama tahun 2013

masih didominasi dalam bentuk bencana kebakaran disusul kemudian banjir,

pohon tumbang, tanah longsor dan angin puting beliung, seluruh kejadian

bencana tercatat sebanyak 155 kejadian. Dari sekian banyak kejadian

tersebut, Walikota Semarang selama tahun 2013 pernah mengeluarkan surat

pernyataan status bencana sebagai prasyarat dalam menggunakan dana

Bantuan Sosial Kejadian Tidak Terencana dan Dana Kedaruratan. Akibat

kejadian tersebut tercatat 2 orang meninggal dunia dan 9 orang luka

ringan/berat dengan taksiran kerugian materi sebesar Rp.4.417.000.000,-

Dalam rangka penanggulangan bencana Pemerintah Kota

mengalokasikan bantuan sosial dan dana siap pakai dalam APBD Tahun

Anggaran 2013. Dengan memberikan bantuan sosial kepada para korban

bencana, masyarakat korban bencana telah mampu bangkit untuk memenuhi

kebutuhan dasarnya dan diharapkan secara bertahap mampu untuk kembali

hidup secara wajar dalam segala aspek kehidupannya. Sedangkan dana siap

pakai hanya dapat dipergunakan setelah ada penetapan bencana daerah

oleh Walikota Semarang, selama tahun 2013 tidak ada penetapan status

bencana sehingga dana siap pakai belum dipergunakan. Adapun dana

bantuan sosial yang telah sebesar Rp. 248.000.000,- (dua ratus empat puluh

delapan juta rupiah) diperuntukan kepada 80 orang kepala keluarga korban

bencana.

Page 47: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 6 0 3

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

6.6 PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN

UMUM

Ketentraman dan ketertiban umum adalah suatu keadaan dinamis

yang memungkinkan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat dapat

melakukan kegiatannya dengan tentram, tertib dan teratur. Penyelenggaraan

ketenteraman dan ketertiban umum merupakan bagian dari tugas-tugas

umum pemerintahan yang sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan

pembangunan kota dan pelayanan umum yang dilaksanakan. Mewujudkan

ketenteraman dan ketertiban umum yang efektif juga sangat terkait dengan

penegakan hukum yang tegas dan konsisten. Dengan demikian terkait

dengan kesadaran hukum dan disiplin masyarakat serta seluruh aparat

penegak hukum dan penyelenggara negara secara keseluruhan.

Upaya-upaya konsepsional, teknis operasional dan taktis bersama-

sama unsur lainnya yang terkait untuk mewujudkan ketenteraman dan

ketertiban umum antara lain :

1) Penetapan kebijakan taktis operasional pembinaan ketenteraman dan

ketertiban umum melalui penerapan sistem dan prosedur tetap

pengamanan daerah-daerah dan obyek vital.

2) Peningkatan pengamanan swakarsa masyarakat di masing-masing

lingkungannya, khususnya lingkungan permukiman melalui

pemberdayaan Linmas.

3) Peningkatan intensitas penegakan hukum khususnya terhadap

pelanggaraan peraturan daerah, operasi penertiban khususnya

pelanggaran peraturan daerah yang dapat merusak wajah kota seperti

pedagang kaki lima (PKL), pengemis gelandangan orang terlantar

(PGOT), wanita tuna susila (WTS) dan sejenisnya.

4) Pembinaan masyarakat melalui pengawasan, pengamanan, pemantauan

aksi-aksi unjuk rasa, serta tindakan kriminal yang mengganggu

ketenteraman dan ketertiban masyarakat.

5) Peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan Kepolisian Negara

Republik Indonesia dan lembaga negara lainnya, kerjasama

sebagaimana dimaksud didasarkan atas hubungan fungsional, saling

membantu dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan

umum dan memperhatikan hirarki dan kode etik profesi dan birokrasi.

Page 48: BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM …beta.semarangkota.go.id/content/image/files/6. BAB 6 Tugas Umum... · tentang Pemerintahan Daerah Pasal 195 ayat 1 yang berisikan bahwa dalam

H a l - 6 0 4

B A B V I – P e n y e l e n g g a r a a n T u g a s U m u m P e m e r i n t a h a n

L K P J W A L I K O T A S E M A R A N G A K H I R T A H U N A N G G A R A N 2 0 1 3

Walaupun upaya-upaya tersebut telah dilakukan harus diakui hasil

yang dicapai belum sepenuhnya optimal, namun tindakan-tindakan

operasional yang telah dilakukan mampu secara relatif lebih memberikan

rasa aman dan nyaman bagi warga Kota Semarang. Hal ini dapat dilihat

bahwa pada tahun 2013 gangguan kemanan, ketentraman dan ketertiban

umum di wilayah Kota Semarang tidak menjurus kepada anarkhis, separatis

dan tidak berlatar belakang SARA. Gangguan yang terjadi meliputi

pelanggaran Perda sebanyak 589 kasus, unjuk rasa sebanyak 36 kali.

Sedangkan untuk kriminalitas yang tercatat di Polrestabes Semarang pada

tahun 2013 sejumlah 3.232 kasus yang terdiri atas 2.797 kasus pidana umum

dan 435 kasus pidana khusus. Jumlah tersebut mengalami penurunan

dibanding tahun 2012 yang mencapai 3.909 kasus.

Di samping itu, motivasi tindakan pelanggaran dan kejahatan sering

terkait dengan faktor-faktor sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, upaya-upaya

pencegahan dan penanggulangan tindakan kriminalitas juga harus dilakukan

dengan mengupayakan partisipasi aktif masyarakat. Bersama-sama dengan

berbagai komponen masyarakat, Pemerintah Kota Semarang maupun pihak

Polrestabes Semarang juga melakukan berbagai kegiatan pembinaan,

santiaji, dialog dan sebagainya dalam rangka menurunkan tingkat kriminalitas

di Kota Semarang.


Top Related