31
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak Daun Keji Beling
Berdasarkan hasil pemerikasaan yang dilakukan secara kualitatif pada ekstrak
daun keji beling maka didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel V. 1 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak Daun Keji Beling
Pemeriksaan Pengamatan Pustaka
Organoleptis
Bentuk
Warna
Bau
Rasa
Organoleptis
Kental
Hijau kehitaman
Khas
Pahit
Organoleptis*
Uji Reaksi Warna
Wilstater
Adanya warna jingga
kemerahan pada tabung
reaksi
Flavonoid ditunjukkan
dengan adanya warna merah *
Uji KLT Noda warna kuning
dengan Rf 0,63
Noda warna kuning dari
flavonoid dengan Rf 0,61 **
*) Roring, et al., 2017 **) Ahmed, 1999
Pada hasil pemeriksaan kualitatif ekstrak daun keji beling dengan uji reaksi
warna wilstatar dan uji KLT menunjukan bahwa ekstrak daun keji beling
mengandung senyawa flavonoid dan dengan uji KLT memberi niai Rf sebesar 0,63
dan hasil tersebut sesuai dengan pustaka yang menyatakan bahwa senyawa
flavonoid pada ekstrak keji beling pada uji KLT memiliki nilai Rf berkisar 0,61
(Istiyani, et al., 2016). Selanjutnya pemeriksaan dilakukan dengan uji reaksi warna
diperoleh hasil larutan berwarna merah kehitaman yang menunjukkan adanya
senyawa golongan flavonoid hasil tersebut sesuai dengan pustaka yang
menunjukkan hasil uji warna positif mengandung flavonoid dengan terbentuknya
warna merah pada larutan uji (Roring, et al., 2017)
32
1.2 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Pembawa
Pemeriksaan kualitatif bahan pembawa dilakukan denganpanalisis gugus
fungsi spektra dari inframerah CMC-Na , Laktosa, Primogel, Avicel PH 101 dan
Mg stearat:
1.2.1 Pemeriksaan Kualitatif Laktosa
Pada pemeriksaan kualitatif bahan Laktosa dengan cara analisis gugus
fungsi dapat dilihat pada tabel V.3 dan hasil uji spektrum inframerah dapat dilihat
pada lampiran 12.
Tabel V. 2 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Laktosa
Pemeriksaan Pengamatan Pustaka
Organoleptis
Bentuk
Warna
Bau
Rasa
Organoleptis
Serbuk halus
Putih
Tidak berbau
Manis
Organoleptis*
Serbuk Putih
Putih
Tidak Berbau
Manis
Spektrum Inframerah
Gugus:
Bilangan Gelombang
(cm-1)
Bilangan Gelombang
(cm-1)**
O-H 3523,95
3379,29
3521,5
3380,7
C-H 2899,01 2899,9
C-H 989,48
632,65
987,6
631,7
C-O 1072,42
1201,65
1094,2
1202,3
*) Depkes RI, 2014 , **) Raut D.M et al., 2011
Hasil analisis gugus fungsi dengan menggunakan spektrofotometri
inframerah (tabel V.3) menunjukkan bahwa bahan yang diteliti merupakan Laktosa
sesuai dengan pustaka.
5.1.2 Pemeriksaan Kualitatif Avicel PH 101
Hasil pemeriksaan kualitatif Avicel PH 101 dengan analisis gugus fungsi
dapat dilihat pada tabel V.3 dan hasil spektrum inframerah uji dilihat pada lampiran
13.
33
Tabel V. 3 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Avicel PH 101
Pemeriksaan Pengamatan Pustaka
Organoleptis
Bentuk
Warna
Bau
Organoleptis
Serbuk halus
Berwarna putih
Tidak berbau
Organoleptis*
Serbuk
Putih
Tidak berbau
Spektrum Inframerah
Gugus:
Bilangan Gelombang
(cm-1)
Bilangan Gelombang
(cm-1)**
-O-H 3277,06 3275
-C-H 2900,94 2887
-C-O-C 1159,22 1157
*) Rowe et al., 2009, **) Pachuau et al., 2013
Hasil analisis gugus fungsi dengan menggunakan spektrofotometri
inframerah pada tabel V.3 menunjukkan bahwa bahan yang diteliti merupakan
Avicel PH 101 sesuai dengan pustaka.
5.1.3 Pemeriksaan Kualitatif CMC-Na
Hasilppemeriksaan kualitatif CMC-Na dengan menggunakan analisis gugus
fungsi dapatpdilihat pada tablet V.4 dan spektrofotometri inframerah uji dapat
dilihat pada lampiran 16.
Tabel V. 4 Hasil Pemeriksaan Kualitatif CMC-Na
Pemeriksaan Pengamatan Pustaka
Organoleptis
Bentuk
Warna
Bau
Rasa
Organoleptis
Serbuk Halus
Putih
Tidak berbau
Tidak berasa
Organoleptis *
Serbuk Halus
Putih
Tidak berbau
Tidak berasa
Spektrum Inframerah
Gugus :
Bilangan Gelombang
(cm-1)
Bilangan Gelombang
(cm-1) **
O-H 2378,23
2872,01
2510,20
3587,6 3423,75
C-H 651.94
713.66
610,70
714,87
2872.01
2897.08
2920,80
C-O 1022.27
1373.32
1054,63
1328,14
*) Haleem Noor., et al., 2014 **) Rowe et al., 2009
34
Hasil analisis gugus fungsi dan spektrofotometri inframerah menunjukkan
bahwa bahan yang diteliti merupakan CMC-Na sesuai dengan pustaka.
5.1.4 Pemeriksaan Kualitatif Primogel
Hasil pemeriksaan kualitatif Primogel dengan analisis gugus fungsi dapat
dilihat pada tabel V.4 dan hasilpspektrum inframerah uji dapat dilihat pada
lampiran 14.
Tabel V. 5 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Primogel Pemeriksaan Pengamatan Pustaka
Organoleptis
Bentuk
Warna
Bau
Rasa
Organoleptis
Serbuk halus
Putih kekuningan
Tidak berbau
Tidak berasa
Organoleptis*
Serbuk halus
Putih kekuningan
Tidak berbau
Tidak berasa
Spektrum Inframerah
Gugus:
Bilangan Gelombang
(cm-1)
Bilangan Gelombang
(cm-1)**
O – H 2895,15 2900
C – O – C 999,13 1000
C – N 1350 1334,74
*) Rowe et al., 2009 **) Chaud, M.V et al., 2013
Hasil analisis gugus fungsi menggunakan spektrofotometri inframerah pada
tabel V.4 menunjukkan bahwa bahan yang diuji merupakan Primogel sesuai dengan
pustaka.
5.1.5 Pemeriksaan Kualitatif Mg Stearat
Hasil pemeriksaanpkualitatif Mg stearat dengan analisis guguspfungsi dapat
dilihat pada tabel V.6 dan hasil spektrum inframerah uji dapat dilihat pada lampiran
15 .
Tabel V. 6 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Mg Stearat Pemeriksaan Pengamatan Pustaka
Organoleptis
Bentuk
Warna
Bau
Rasa
Organoleptis
Serbuk sangat halus
Berwarna putih
Bau asam
Khas
Organoleptis*
Serbuk
Putih
Bau samar asam stearat
Khas
Spektrum Inframerah
Gugus:
Bilangan Gelombang
(cm-1)
Bilangan Gelombang
(cm-1)**
-CH2 2848,86
2916
2849
2916
-C=O 1539,2 1579
*) Rowe et al., 2009, **) Hattory et al., 2017
35
Hasil analisis gugus fungsi menggunakan spektrofotometri inframerah
yang terdapat pada tabel V.6 menunjukkan bahwa bahan yang diteliti merupakan
Mg stearat sesuai dengan pustaka.
5.2 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul
Hasil dari pemeriksaan mutu fisik granul yang telah dilakukan meliputi uji
kandungan lengas (MC), kecepatan alir dan sudut diam, kadar fines, kompaktibilitas
dan kompresibilitas pada masing-masing formula dapat dilihat pada tabel V.7 dan
hasil pemeriksaan seluruh uji yang telah dilakukan dapat dilihat pada lampiran 19 .
Tabel V. 7 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul Ekstrak Daun Keji Beling
Pemeriksaan Granul
G1 G2 G3 G4
MC (%)a 2,19±0,36 1,61±0,08 1,63±0,29 1,59±0,19
Kecepatan Alir (g/dt)a 8,89±0,44 10,02±0,55 10,33±0,21 10,60±0,16
Sudut diam (°)a 28,65±0,88 27,23±0,33 26,42±0,10 25,38±0,09
Kadar Fines (%)b 13,86±0,58 12,89±0,45 9,12±0,37 5,06±0,18
Kompresibilitas (%)a 6,95±0,39 6,67±0,68 5,28±0,39 3,88±0,39
Kompaktibilitas 1 ton
(Kg)a
2,5±0,41 4±0,00 5±0,00 6,17±0,24
Kompaktibilitas 2 ton
(Kg)a
3,33±0,24 6±0,00 7,83±0,24 8,33±0,24
a ) data rata-rata 3 kali pengukuran dan simpangan baku b) data 1 kali
pengukuran dan simpangan baku
Keterangan:
G1 : Granul Ekstrak Daun Keji Beling tanpa bahan pengikat
G2 : Granul Ekstrak Daun Keji Beling dengan CMC-Na 1%
G3 : Granul Ekstrak Daun Keji Beling dengan CMC-Na 2%
G4 : Granul Ekstrak Daun Keji Beling dengan CMC-Na 3%
Dari hasil evaluasi granul yang dilakukan pada formula G1 sudut diam, kadar
fines dan kompresibilitas memasuki persyaratan. Pada formula G2, G3 dan G4 hasil
evauasi dikatakan baik karena seluruhnya memasuki persyaratan. Granul secara
umum cukup baik untuk dilanjutkan proses tabletasi.
Uji kompaktibilitas dilakukan dengan kempa hidrolik yang memiliki
kekuatan berbeda-beda yaitu 1 ton dan 2 ton. Berdasarkan data tersebut didapatkan
hasil yang berbeda. Kekerasan tablet ekstrak daun keji beling dengan daya kempa
36
1 ton pada G1 tidak memenuhi rentang persyaratan kekerasan tablet, sedangkan
pada formula G2, G3, G4 memenuhi persyaratan kekerasan tablet kemudian Pada
daya kempa 2 ton formula G1 tidak memasuki rentang persyaratan kekerasan tablet,
formula G2 dan G3 memenuhi persyaratan, dan Formula G4 melebihi persyaratan
kekerasan tablet.
Untuk mengetahui adanya perbedaan tekanan terhadap kompaktbilitas granul
dapat dilihat pada lampiran 19.
Gambar 5. 1 Histogram Kompaktibilitas Granul
Berdasarkan pada histogram kompaktibilitas (gambar 5.1) menunjukkan
bahwa dengan adanya perbedaan tekanan maka akan mempengaruhi kekerasan
pada tablet, yaitu semakin besar tekanan yang diberikan maka akan semakin
meningkatkan kekerasan tablet. Perbedaan kadar bahan pengikat CMC-Na 0%, 1%,
2% dan 3% memberikan pengaruh terhadap kekerasan tablet. Pada daya kempa 1
ton kekerasan tablet yang dihasilkan dalam rentang 2,50-6,17 Kg dan pada daya
kempa 2 tin kekerasan tablet dihasilkan dalam rentang 3,33-8,33 Kg. pada tekanan
1 ton tablet telah memenuhi persyaratan sehingga pembuatan tablet daun ekstrak
keji beling menggunakan daya kempa sebesar 1 ton.
Dari hasil pemeriksaan mutu fisik granul didapatkan granul yang memenuhi
persyartan pada G2, G3, dan G4. Sedangkan Pada G1 terjadi penyimpangan
kecepatan alir dan kompaktibilitas.
0,41
0,00
0,00
0,24
0,24
0,00
0,240,24
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
G1 G2 G3 G4
KO
MP
AK
TIIB
ILIT
AS
(KG
)
FORMULA TABLET
1 TON 2 TON
37
5.3 Spesifikasi Tablet Ekstrak Daun Keji Beling
Spesifikasi tablet ekstrak daun keji beling yang dibuat dengan ketentuan
seperti pada tabel V.8 :
Tabel V. 8 Spesifikasi Tablet Ekstrak Daun Keji Beling Spesifik Tablet Pengamatan
Dosis ekstrak 100 mg/tab
Warna Hijau
Bau Kuat
Rasa Pahit
Tebal 3 mm
Diameter 13 mm
Bobot 650 mg
5.4 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet.
Hasil pemeriksaan mutu fisik pada tablet ekstrak daun keji beling meliputi
kekerasan, kerapuhan serta waktu hancur tablet dapat dilihat pada tabel V.9 dan
hasil keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 20.
Tabel V. 9 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Keji Beling Pemeriksaaan F1 F2 F3 F4
Kekerasan (Kg)a 2,65±0,34 4,3±0,35 5,25±0,35 6,2±0,26
Kerapuhan (%)b 0,73±0,04 0,61±0,11 0,47±0,00 0,38±0,01
Waktu Hancur (menit)b 4,00±0,33 9,33±0,22 12,83±0,05 16,17±0,24 a )data rata-rata 10 kali pengukuran dan simpangan baku, b)data rata-rata 3 kali
pengukuran dan simpangan baku
Keterangan:
F1 : Formula tablet tanpa bahan pengikat
F2 : Formula Tablet dengan bahan pengikat CMC-Na 1%
F3 : Formula Tablet dengan bahan pengikat CMC-Na 2%
F4 : Formula Tablet dengan bahan pengikat CMC-Na 3%
Hasil mutu fisik tablet (Tabel V.9) menunjukkan bahwa perbedaan Kadar
CMC-Na memberikan pengaruh terhadap kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur
tablet tiap formula. Perbedaan dari hasil yang didapatkan dapat dikarenakan oleh
penambahan kadar bahan pengikat pada tiap formula yang berbeda-beda. Semakin
meningkat kadar CMC-Na yang digunakan maka kekerasan tablet akan meningkat,
kerapuhan menurun, dan waktu hancur tablet akan meningkat.
38
5.5 Analisis mutu Fisik Tablet
Analisis mutu fisik tablet dilakukan untuk mengetahui kecenderungan
perbedaan kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur tablet pada setiap formula,
sehingga dilakukan uji analisis statistik. Untuk mengetahui formula mana yang
memiliki perbedaan bermakna, dilakukan uji HSD. Hasil uji analisis statistik
dibandingkan dengan nilai r tabel.
5.5.1 Analisis Kekerasan Tablet
Dari histogram kekerasan tablet (gambar 5.2) menunjukkan bahwa
kekerasan tablet ekstrak daun keji beling meningkat seiring dengan peningkatan
kadar CMC-Na. F1 memiliki kekerasan yang tidak memenuhi persyaratan
sedangkan F2, F3, dan F4 memiliki kekerasan tablet yang memenuhi persyaratan
lebih dari 4 Kg. Dengan dilakukannya penambahan bahan pengikat maka dapat
meningkatkan ikatan yang terjadi antar partikel granul sehingga kekerasan tablet
juga akan meningkat.
Analisis statistik kekerasan tablet ekstrak daun keji beling dapat dilihat pada
tabel V.10.
0,34
0,35
0,35
0,26
0
1
2
3
4
5
6
7
F1 F2 F3 F4
KEK
ERA
SAN
TA
BLE
T (K
G)
FORMULA TABLET
Gambar 5. 2 Histogram Kekerasan Tablet Daun Keji Beling
39
Tabel V. 10 Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet Ekstrak Daun Keji Beling
Formula Kekerasan
F Hitung F Tabel
Rata-rata ± SD (Kg) P
F1
F2
F3
F4
2,65±0,34
4,30±0,35
5,25±0,35
6,20±0,26
0,000
0,000
0,000
214,286
2,87
Analisis statistik menunjukkan bahwa harga F hitung (214,286) lebih besar
daripada F tabel (2,87) dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05) dapat dikatakan
bahwa antar formula terdapat perbedaan yang bermakna. Untuk Uji Tukey HSD
kekerasan tablet ekstrak daun keji beling dapat dilihat pada tabel V.11.
Tabel V. 11 Hasil Uji Tukey HSD Kekerasan Tablet Ekstrak Daun Keji Beling
F1 F2 F3 F4
F1 - + + +
F2 + - + +
F3 + + - +
F4 + + + -
Keterangan:
( + ) : Perbedaan yang bermakna
( - ) : Tidak ada Perbedaan yang bermakna
Hasil uji Tukey HSD terhadap kekerasan tablet menunjukkan bahwa antara
F1, F2, F3, F3 memiliki perbedaan yang bermakna.
5.5.2 Analisis Kerapuhan Tablet
Pengaruh kadar CMC-Na terhadap kerapuhan tablet ekstrak daun keji beling
dapat dilihat pada gambar 5.
0,04
0,11
0,00
0,01
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
F1 F2 F3 F4
KER
AP
UH
AN
(%
)
FORMULA TABLET
Gambar 5. 3 Histogram Kerapuhan Tablet Ekstrak Daun Keji Beling
40
Berdasarkan pada histogram kerapuhan tablet (gambar 5.3) menunjukkan
bahwa dengan adanya peningkatan kadar pengikat CMC-Na, maka akan
menurunkan kerapuhan tablet ekstrak daun keji beling. Hasil pemeriksaan
kerapuhan tablet yaitu semua formula memenuhi persyaratan yaitu kurang dari 1%.
Analisis statistik kerapuhan tablet ekstrak daun keji beling dapat dilihat
pada tabel V.12.
Tabel V. 12 Hasil Analisis Statistik Kerapuhan Tablet Ekstrak Keji Beling
Formula
Kerapuhan F Hitung F Tabel
Rata-rata ± SD (Kg) P
F1
F2
F3
F4
0,73±0,44
0,61±0,13
0,47±0,06
0,38±0,02
0,209
0,008
0,001
14,738
4,07
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa harga F hitung (14,738) lebih
besar daripada F tabel (4,07) dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05) dapat
dikatakan bahwa antar formula terdapat perbedaan yang bermakna. Untuk Uji
Tukey HSD kerapuhan tablet ekstrak daun keji beling dapat dilihat pada tabel V.13.
Tabel V. 13 Hasil Uji Tukey HSD Kerapuhan Tablet Ekstrak Keji Beling F1 F2 F3 F4
F1 - - + +
F2 - - - +
F3 + - - -
F4 + + - -
Keterangan:
( + ) : Perbedaan yang bermakna
( - ) : Tidak ada Perbedaan yang bermakna
Hasil uji Tukey HSD terhadap kerapuhan tablet menunjukkan bahwa antara
F1:F3, F1:F4, dan F2:F4 memiliki perbedaan yang bermakna.
5.5.3 Analisis Waktu Hancur Tablet
Pengaruh kadar CMC-Na terhadap waktu hancur tablet ekstrak daun keji
beling dapat dilihat pada gambar 5.4.
41
Gambar 5. 4 Histogram Waktu Hancur Tablet Ekstrak Daun Keji Beling
Berdasarkan pada gambar Histogram (gambar 5.4) menunjukkan bahwa
peningkatan kadar CMC-Na akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan
waktu hancur tablet ekstrak daun keji beling. Hasil pemeriksaan waktu hancur
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan waktu hancur tablet. Pada formula 1
sampai 3 memenuhi persyaratan, namun pada formula 4 menunjukkan waktu
hancur 16,33 menit yang artinya pada formula 4 ini tidak memenuhi persyaratan
waktu hancur yaitu kurang dari 15 menit.
Analisis statistik waktu hancur tablet ekstrak daun keji beling dapat dilihat
pada tabel V.14.
Tabel V. 14 Hasil Analisis Statistik Waktu Hancur Tablet Ekstrak Keji Beling
Formula
Waktu Hancur F Hitung F Tabel
Rata-rata ± SD (Kg) P
F1
F2
F3
F4
4,00±0,33
9,33±0,22
12,83±0,05
16,17±0,24
0,003
0,000
0,000
649,111
4,07
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa harga F hitung (649,111) lebih
besar daripada F tabel (4,07) dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05) dapat
dikatakan bahwa antar formula terdapat perbedaan yang bermakna. Untuk Uji
Tukey HSD waktu hacur tablet ekstrak daun keji beling dapat dilihat pada tabel
V.15.
0,33
0,22
0,05
0,16
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
16,00
18,00
F1 F2 F3 F4
WA
KTU
HA
NC
UR
FORMULA TABLET
42
Tabel V. 15 Hasil Uji Tukey HSD Waktu Hancur Tablet Ekstrak Keji Beling F1 F2 F3 F4
F1 - + + +
F2 + - + +
F3 + + - +
F4 + + + -
Keterangan:
( + ) : Perbedaan yang bermakna
( - ) : Tidak ada Perbedaan yang bermakna
Hasil uji Tukey HSD terhadap waktu hancur tablet menunjukkan bahwa
antara F1, F2, F3, F4 memiliki perbedaan yang bermakna.