Transcript
  • 1

    BAB IV

    PROFIL PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI LAPANGAN PANCASILA

    KOTA SALATIGA

    4.1. Sekilas Tentang Kota Salatiga

    Kota Salatiga merupakan salah satu kabupaten/kota yang menjadi bagian dari

    propinsi Jawa Tengah. Wilayah Kota Salatiga terletak antara 007.17‟ dan

    007.17‟.23” Lintang Selatan dan antara 110.27‟.56,81” dan 110.32‟.4,64” Bujur

    Timur. Secara morfologis Kota Salatiga berada di daerah cekungan, kaki Gunung

    Merbabu diantara gunung-gunung kecil antara lain Gajahmungkur, Telomoyo dan

    Payung Rong1.

    Kota Salatiga berada di tengah-tengah wilayah dari Kabupaten Semarang.

    Kota Salatiga dibatasi oleh beberapa Desa yang berada di wilayah Kabupaten

    Semarang, adapun batas-batas dari Kota Salatiga adalah sebagai berikut2:

    Di sebelah utara Kota Salatiga berbatasan dengan Kecamatan Pabelan (Desa

    Pabelan, Desa Pejaten), dan Kecamatan Tuntang (Desa Kesongo, Desa

    Watuagu).

    Sebelah timur Kota Salatiga berbatasan dengan Kecamatan Pabelan (Desa

    Ujung-ujung, Desa Sukoharjo dan Desa Glawan), dan Kecamatan Tengaran

    (Desa Bener, Desa Tegalwaton dan Desa Nyamat).

    Sebelah barat Kota Salatiga berbatasan dengan Kecamatan Tuntang (Desa

    Candirejo, Desa Jombor, Desa Sraten dan Desa Gedongan), dan Kecamatan

    Getasan (Desa Polobogo).

    1SalatigaDalamAngka, 2013 2SalatigaDalamAngka, 2013

  • 2

    Sebelah selatan Kota Salatiga berbatasan dengan Kecamatan Getasan (Desa

    Sumogawe, Desa Samirono dan Desa Jetak), dan Kecamatan Tengaran (Desa

    Patemon, Desa Karangduren).

    Gambar 2. Peta Kota Salatiga

  • 3

    4.2. Sejarah Terbentuk Paguyuban PKL Lapangan Pancasila

    Paguyuban PKL Pancasila dibentuk oleh pemerintah dalam rangka untuk

    mengatasi permasalahan yaitu banyaknya gubuk tempat PKL berdagang di sekitar

    jalan raya pancasila yang menyebabkan jalan menjadi sempit dan terlihat kumuh. Hal

    ini sesuai dengan hasil wawancara dari Bapak Andi Saputra3 bahwa:

    “Dulu itu kami berjualan di pinggir jalan mas, dulu

    sekitar 7 PKL berjualan dipinggir jalan diatas trotoar

    dan dekat pagar mas, namun karena jalan menjadi

    sempit dan terlihat kotor maka pada jamannya pak

    Totok Walikota, kami di pindahkan ke dalam wilayah

    Pancasila. Sampai sekarang sudah 3 kali digeser, jadi

    pertama dari dekat jalan di luar pagar Pancasila, lalu

    kedalam samping pagar namun karena dijadikan tempat

    untuk jalan, kami di geser lagi ke bawah ke tempat

    yang sekarang.”

    Penuturan tersebut diperkuat oleh Bapak Bowo4 yang mengatakan bahwa:

    “Dulu itu kami berjualan di pinggir jalan mas, dekat

    pagar jalan, lalu karena sempit dan terlihatnya kumuh

    maka kami di pindahkan ke dalam mas oleh dinas

    pasar, supaya lebih rapi dan tidak terlihat kotor mas.”

    Berdasarkan petikan wawancara diatas menunjukkan bahwa pembentukan

    paguyuban dilakukan dalam rangka untuk mengatasi terjadinya kemacetan dan

    kesemrawutan yang diakibatkan oleh pedagang kaki lima. Dengan adannya

    paguyuban pemerintah mengharapakan pedagang lebih tertib, dapat menjaga

    kebersihan dan menjaga ketentraman dari Kota Salatiga.

    Paguyuban terbentuk pada Tahun 2004 dengan nama Paguyuban PKL

    Pancasila. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Andi Saputra5 bahwa:

    3Wawancara dengan Bapak Andi Saputra sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17

    Oktober 2017, pukul 18.24 – 19.00 Wib di Warung Pak andi di Lapangan Pancasila. 4Wawancara dengan Bapak Bowo sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17 Oktober

    2017,pukul 20.00 – 00.25 Wib di Warung Pak Bowo di Lapangan Pancasila.

  • 4

    “Ya terbentuknya paguyuban semenjak jamannya pak

    totok, walikotanya pak totok sekitar tahun 2004.

    Inisiatornya pak totok mas, kalau sekarang udah keluar

    udah pensiun kayaknya. Pak totok yang mengatur

    rencana usaha usaha ini. Namanya paguyubannya

    Paguyuban PKL Pancasila. Dulu jumlahnya banyak

    sekali mas, seluruh lapangan pancasila penuh mas

    dengan PKL, kalau dulu ada 107 tenda mas pada

    waktu pak totok wali kota sekarang kurang lebih

    tinggal 47 pedagang saja. Penyebabnya modal habis

    akibat dulu sering terjadi hujan dan pembelinya

    semakin berkurang mas.”

    Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat terlihat bahwa yang menjadi

    inisiator terbentuknya paguyuban lapangan Pancasila merupakan pihak pemerintah

    dalam hal ini Walikota Salatiga. Jika dilihat dari jumlah PKL yang hingga saat ini

    dapat disimpulkan bahwa usaha PKL tidak berjalan dengan baik ditandai dengan

    banyaknya PKL yang gulung tikar atau tidak mampu melanjutkan usaha mereka

    akibat dari permodalan yang sulit serta pembeli yang semakain berkurang dari tahun

    ke tahun.

    Adapun fungsi dari Paguyuban PKL Pancasila adalah sebagai berikut menurut

    Bapak Andi Saputra6 bahwa:

    “Ya paguyuban hanya tempat untuk kumpul dan juga

    paguyuban yang mengkoordinir kalau ada masalah

    seperti kebersihan ya kita kumpul bersama untuk

    bagaimana menjaga kebersihan. Dalam pemasangan

    tenda, supaya kita memasang tenda yang terpal satu

    warna saja, misalkan sekarangkan tendanya warna

    biru semua hal karena rapat paguyuban mas. Jadi

    lewat paguyuban kita dibuat menjadi kompak mas.”

    6Wawancara dengan Bapak Andi Saputra sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17

    Oktober 2017, pukul 18.24 – 19.00 Wib di Warung Pak andi di Lapangan Pancasila.

  • 5

    Penuturan tersebut diperkuat dengan pernyataan Bapak .Bowo7 mengatakan

    bahwa:

    “Melalui paguyuban PKL di pancasila, kita pedagang

    bisa diberikan informasi-informasi dari Pemda

    mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan di

    lapangan pancasila seperti kegiatan musik. Selain itu

    kalau misalnya ada libur, kalau ada rapat informasi

    lapangan untuk kegiatan apa. Jadi melalui paguyuban

    informasi-informasi di sampaikan ke PKL Pancasila.”

    Berdasarkan petikan hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa paguyuban

    memiliki fungsi yang sangat sentral didalam menjaga keamanan, kekompakan dari

    PKL di Pacasila, menjaga kebersihan Lapangan Pancasila serta tempat perantara

    informasi dari semua pihak yang akan melakukan kegiatan di Lapangan Pacasila.

    Pemilihan pengurus harian paguyuban dilakukan berdasarkan hasil rapat

    pemilihan yang dilakukan oleh seluruh PKL anggota Paguyuban PKL Lapangan

    Pancasila. Berikut merupakan kutipan wawancara dari Bapak Bowo8 bahwa:

    “Anggota yang memilih mas melalui rapat dulu. Dulu

    itu bukan pak is yang ketua tapi ada tentara mas,

    namun karena tentaranya sibuk gak pernah kelihatan

    maka pak is yang mengambil alih pekerjaan ketua

    sehingga sejak itu pak is jadi ketua sampai sekarang,

    gak pernah dilakakukan pergantian ketua atau

    pengurus gak pernah sejak tahun 2003, 2004 kalau

    gak slaah mas terakhir kali pemilihan ketua dan

    pengurusnya.”

    Dalam proses pemilihan ketua paguyuban melalui rapat dengan para anggota

    PKL. Melalui rapat tersebut para PKL bisa menentukan siapa yang menjadi ketuanya

    dan juga tugas dari ketua tersebut yaitu supaya bisa mengkorordinir para PKL.

    7Wawancara dengan Bapak Bowo sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17 Oktober

    2017,pukul 20.00 – 00.25 Wib di Warung Pak Bowo di Lapangan Pancasila. 8Wawancara dengan Bapak Bowo sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17 Oktober

    2017,pukul 20.00 – 00.25 Wib di Warung Pak Bowo di Lapangan Pancasila.

  • 6

    Anggota PKL yang ada di Lapangan Pancasila terkahir memilih ketua paguyuban

    sejak tahun 2003/2004 serta pengurus-pengurusnya.

    4.3. Profil PKL di Lapangan Pancasila

    Profil lengkap dari para pedagang kaki lim (PKL) di Lapangan Pancasila

    menjadi beberapa bagian yaitu profil paguyuban PKL, tipologi dan sistem berjualan

    para PKL di Lapangan Pancasila.

    4.3.1. Profil Paguyuban PKL di Lapangan Pancasila

    Dalam proses terbentuknya paguyuban PKL di Lapangan Pancasila, dulu para

    PKL masih berjualan di luar Lapangan Pancasila dan setelah ada tatanan kota para

    PKL baru di pindahkan ke Lapangan Pancasila yang di bawa naungi Dinas

    perdagangan, dan terbentuk/terpilihnya ketua paguyuban tahun 2010, hal ini terlihat

    dari pernyataan Bapak Djoko Sulistyo (Pak Munying) sebagai ketua paguyuban yang

    mengatakan sebagai seberikut:

    “Terbentuk yang resmi nya 2010 jadi waktu belum

    ada lapangan nya belum di bangun itu istilahnya kita

    masih liar,kita buka nya di pinggir-pinggir jalan jadi

    setelah lapangan ini di bangun harusnya ada peresmian

    tapi itu ndak ada terus dari LH (Lingkungan Hidup)

    ini kan,dulu tatanan kota terus dari tata kota kita PKL

    akhirnya di jadikan satu di kasih surat ijin dagang lalu

    dimasukan di titipkan di lapangan pancasila seperti itu

    mas. Jadi istilahnya kita itu titipan dari Disperindag

    dulu nya Disperindagkop kalau sekarangkan Dinas

    Perdagangan itu kira-kira tahun dari 2010

    peresmian.terpilihnya jadi ketua paguyuban tahun

    2010,dan juga dalam memilih ketua itu dengan cara

    rapat dulu mas,dan dari rapat itu mas dapat

    menentukan siapa yang menjadi ketua paguyuban.”

    Berdasarkan petikan wawancara diatas mengatakan bahwa, terbentuknya

    ketua paguyuban melalui dengan cara rapat para PKL dan dari hasil rapat tersebut

    menentukan siapa yang akan menjadi ketua paguyuban. Dengan dibentuknya ketua

  • 7

    paguyuban tujuannya supaya para PKL khususnya PKL yang ada di Lapangan

    Pancasila lebih diawasi dan terkoordinir sehingga dengan adanya ketua paguyuban

    para PKL bisa menyampaikan saran maupun pendapat mereka, serta terpilihnya ketua

    paguyuban yaitu tahun 2010. Dan juga dengan adanya ketua paguyuban merupakan

    salah satu aturan yang di keluarkan oleh Pemerintah yang terterah di dalam Perda

    Nomor 4 tahun 2015. Oleh karena itu dalam penetapan lokasi bagi PKL sangat

    penting sehingga para PKL di dalam menjalankan usahanya terlihat nyaman, aman

    serta bisa menjaga kebersihan.

    Dengan adanya ketua paguyuban yang menganyomi para PKL maka di

    harapkan ketua dalam hal ini bisa menjaga keharmonisan para PKL. Paguyuban PKL

    Lapangan Pancasila memiliki jumlah anggota yang besar, hal ini terlihat dari

    wawancara Bapak Djoko Sulistyo (Pak Munying) yang merupakan Ketua Paguyuban

    yang menyatakan bahwa:

    “Jumlah anggota PKL awalnya 70 PKL lalu banyak

    yang ngak kuat ngak laku akhirnya pada satu-satu

    udah mengundurkan diri. PKL itu pindah karena

    mereka cari tempat jualan di luar lapangan

    pancasila.jumlah PKL sekarang sekitar 60 puluhan

    PKL itu termasuk PKL siang maupun malam.”

    PKL Lapangan Pancasila awalnya memiliki jumlah yang relatif lumayang

    banyak, semakin kedapan beberapa PKL mengudurkan diri di karenakan banyak

    PKL yang berpindah tempat jualan. Hal ini terlihat dari pernyataan ketua paguyuban.

    Para PKL Lapangan Pancasila semuanya memiliki STDU (surat tanda daftar usaha),

    juga PKL Lapangan Pancasila adalah PKL binaan yang di bawahi Dinas

    Perdagangan. Sedangkan nama dari Paguyuban Pancasila itu sendiri adalah Persatuan

    Wirausaha Pancasila Kota Salatiga (PERWIRA).

    Adapun Fungsi dan Peran dari ketua paguyuban tersebut, sebagai wadah bagi

    para PKL di dalam menjalankan usaha dagangan, dan menjadi salah satu perantara di

    dalam menyampaikan keluhan, saran maupun pendapat dari para PKL itu sendiri. Hal

  • 8

    ini di perkuat dari hasil wawancara dengan Bapak Djoko Yulistyo (Pak Munying)

    sebagai Ketua Paguyuban sebagai berikut:

    “Ya gini mas kita disinikan satu paguyuban,untuk

    menyatukan anggota supaya satu sama lain kelihatan

    harmonis yang pertama ajang pertemuan setiap ajang

    pertemuan untuk silaturohim seluruh anggota jadi biar

    ada kekeluargaan gitu,yang kedua,saya termasuk untuk

    menjebatani dari Dinas kalau ada permasalahan di

    paguyuban kita bawa ke Dinas dan itu juga ada

    sebaliknya dari Dinas ada keluhan kita sosialisasikan ke

    PKL seperti itu mas.”

    Berdasarkan kutipan wawancara diatas, ketua paguyuban mempunyai peran

    penting dalam paguyuban/kelompok itu sendiri. Peran yang dimaksud adalah

    bagaimana ketua di dalam mengawasi para PKL serta mejadi perantara di antara para

    PKL dengan Dinas Perdagangan. Dalam menjalankan tugas sebagai ketua paguyuban

    sering mengalami hal-hal yang tidak sejalan/sesuia dengan para anggota-anggotanya

    sebagai contoh dalam hal kebersihan, kebersamaan, kadang-kadang para PKL tidak

    memperlihatkan sesuatu yang membuat para PKL kelihatan harmonis. Fungsi sebagai

    ketua memang sangat bermafaat bagi para PKL karena selain menjaga keharmonisan

    para PKL serta menjadi perantara antara PKL dengan Dinas Perdagangan, ketua juga

    mempunyai kegunaan sebagimana contoh para PKL yang mau mendaftarkan ulang

    STDU (Surat Tanda daftar Usaha) karena pendaftaran ulang bagi PKLwajib

    dilakukan selama 2 tahun sesuai dengan Perda Nomor 4 Tahun 2015 yang di

    keluarkan oleh Pemerintah. Dalam melukakan pendaftaran ulang STDU (Surat

    Tanda Daftar Usaha) di laksanakan melalui Dinas perdagangan dan di setujui oleh

    Walikota serta memanfaatkan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang

    membidangi urusan PKL.

  • 9

    4.3.2. Tipologi PKL di Lapangan Pancasila

    Pedagang Kaki Lima (PKL) di Lapanagan Pancasila dibagi menjadi 2

    bagian menurut waktu berjualan yaitu pada pagi hari mulai dari pukul 9.00 sampai

    18.00 dan berjualan pada malam hari yaitu mulai pukul 18.00 sampai 24.00. Berikut

    Tabel Jenis usaha dan jumlah PKL yang berdagang di Lapangan Pancasila:

    Tabel 1.

    Jenis Usaha dan Jumlah PKL di Lapangan Pancasila Kota Salatiga

    Waktu Jualan (09.00-18.00) Waktu Jualan(18.00-24.00)

    Jenis

    Dagangan

    Jumlah

    (Orang)

    Jenis Dagangan Jumlah (Orang)

    Sup Buah 18 Nasi Goreng 2

    Batagor 8 Penyetan 1

    Latengan 4 Latengan 2

    Mie Empek 2 Nasi Kucing 3

    Tahu Campur 1 Rica-rica bebek 1

    Tela-tela 1 Tela-tela 1

    Tahu Gimbal 1 Jagung Bakar 1

    Bakso 1

    Jumlah 35 jumlah 12

    Penjelasan diatas menunjukkan bahwa mayoritas PKL yang berjualan di

    Lapangan Pancasila pada pagi hingga sore hari, didominasi oleh PKL yang berjualan

    sup buah dan batagor. Sedangkan mulai sore hingga malam hari, didominasi oleh

    PKL yang berjualan nasi kucing, nasi goreng dan latengan. Hanya PKL penjual

    latengan yang selalu stabil berjualan, baik itu di pagi hingga sore hari, maupun di sore

    hingga malam hari. Sedangkan PKL lainnya, hanya memilih berjualan di pagi-sore

    hari saja, atau di sore-malam hari saja.

  • 10

    Banyaknya PKL yang berjaualan sup buah dan batagor di pagi - sore hari

    dikarenakan bahwa pembelinya/konsumen lebih banyak meningkat di bangdingkan

    pada malam hari dan para PKL sup buah lebih memilih pada pagi sampai sore hari

    sebabkan juga karena pada malam hari kebanyakan pembeli/konsumen banyak yang

    membeli makanan dari pada minuman seperti sup buah. Sedangkan para PKL yang

    berjualan nasi goreng lebih memilih pada sore sampai malam hari dikarenakan bahwa

    pembeli/konsumen lebih banyak pada malam hari di bandingkan pada pagi - siang

    hari. Oleh karena itu, para PKL lapangan pancasila terlihat jelas bahwa adanya suatu

    perbandingan yang cukup signifikan di antara para PKL yang memilih jualan pagi -

    sore hari dan sore-malam hari.

    4.3.3. Sistem Berjualan PKL di Lapangan Pancasila

    Cara berjualan yang dilakukan oleh para PKL di lapangan pancasila tidak

    sepenuhnya bersifat modern dan tidak pula sepenuhnya tradisional. Meski terlihat

    cara penjualannya terkesan tradisional, tetapi dalam sistem penetapan harganya

    bersifat tetap dan pasti, layaknya sistem yang berlaku di pasar modern. Artinya, tidak

    ada sistem tawar-menawar dengan pembeli. Semua jenis dagangan sudah ditetapkan

    dengan harga yang jelas dan di dalam memilih berjualan pagi maupun malam hari,

    ditentukan sendiri oleh PKL. Hal ini terlihat dari hasil wawancara dengan Bapak

    Andi Saputra yang mengatakan bahwa:

    “Jadi sebenarnya gini mas,kami di pancasila gak ada

    yang mentukan mas, semua tergantung pedagang aja

    mau pilih jual kapan mau jual pagi atau malam

    terserah pedagang aja mas yang penting pedagang

    gak sibuk.Disini yang ditentukan hanya tempat saja

    mas, tempatnya sudah dibagi-bagi sama Pemda

    (Perintah Daerah) mas. Alasan buka sore karena pagi

    hari masih sibuk mengurusi anak yang sekolah

    sedangkan kalau malam hari kita kerja lebih santai

    mas kalau dulu pagi mas karena waktu itu anak belum

    sekolah jadi bisa dibawah juga. Sekarang karena

    sudah punya anak jadi susah bagi waktu mas kalau

    jualan pagi.”

  • 11

    Penuturan tersebut diperkuat dengan pernyataan Bapak Bowo9 yang mengatakan

    bahwa:

    “Memang disini gak ada yang menentukan mas,

    semua tergantung pedagang aja mau pilih jual kapan

    mau jual pagi atau malam terserah pedagang aja mas

    yang penting pedagang gak sibuk. Kadang ada

    pedagang yang jual dari pagi hingga malam hari.

    disini yang ditentukan hanya tempat saja mas,

    tempatnya sudah di bagi-bagi sama pemda mas. Saya

    sesuai karo kondisi yang saya jual mas, saya kan

    jualan jagung, jadi lebih bagus kalau makan malam

    hari mas, masa pagi atau siang makan jagung kan gak

    enak mas, jadi saya lebih pilih malam saja mas untuk

    berjualan. Lebih enak mas.”

    Berdasarkan petikan hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa PKL di

    Lapangan Pancasila diberikan kebebasan oleh pemerintah Kota Salatiga untuk

    menentukan jenis barang yang akan dijual serta waktu yang diinginkan oleh PKL

    untuk berjualan. Pemerintah hanya menyediakan tempat berjualan dan mengontrol

    agar tidak terjadi perampasan lahan jualan antar PKL serta kebersihan Lapangan

    Pancasila tetap terjaga.

    4.4. Fungsi dan Peran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pedagang Kaki Lima

    Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT adalah unsur

    pelaksana kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis penunjang Dinas

    Perdagangan. Unit Pelaksana Teknis Pasar (UPT Pasar) merupakan satuan organisasi

    yang fungsinya melaksanakan tugas teknis operasional dibidang pengelolaan teknis

    pasar. Unit Pelaksana Teknis Pasar membawahi 4 Pasar tradisional yang ada di

    Wilayah Kota Salatiga sebagai berikut: 10

    9Wawancara dengan Bapak Bowo sebagai anggota paguyuban Pancasila pada hari selasa 17 Oktober

    2017,pukul 20.00 – 00.25 Wib di Warung Pak Bowo di Lapangan Pancasila. 10http://jdih.salatiga.go.id/berkas/perwali_2011_46.pdf

  • 12

    a. UPT Pasar I meliputi: Pasar Raya I, Pasar Pagi dan Pasar Ayam.

    b. UPT Pasar II meliputi: Pasar Raya II, Shopping Center dan Pasar

    Tamansari.

    c. UPT Pasar III meliputi: Pasar Blauran, Pasar Sayangan dan Pasar Jln.

    Pahlawan.

    d. UPT Pasar IV meliputi: Pasar Rejosari, Pasar Jetis, Pasar Banyu Putih,

    Pasar Cengek, Pasar Andong dan Pasar Eks Pondok Boro.

    Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian yaitu lapangan pancasila.

    Lokasi lapangan pancasila berada dalam wilayah UPT pasar IV Kota Salatiga.

    Adapun struktur dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pedagang Kaki Lima (PKL) di

    pasar IV adalah sebagai berikut:

    Gambar 3.

    UPT PKL di Pasar IV Kota Salatiga

    Setiap anggota dalam struktur UPT mempunyai fungsi dan perannya masing-

    masing. Hal ini termuat dalam Standard Operating Procedure (Dinas Perdagangan

    Kota Salatiga, 2015):

    1. SOP Kepala UPT Pasar IV

    Dalam suatu struktur dimana sebagai kepala UPT mempunyai fungsi dan peran

    yang sangat penting. Hal ini di laksanakan oleh kepala UPT pasar IV Kota Salatiga

    yang berfungsi sebagai mengawasi/mengontol persiapan kegiatan yang akan

    Bendahara

    Penerimaan

    Pembantu

    Koordinator

    Penarik

    Retribusi

    Sekretariat

    TU

    Kepala UPT

    pasar IV

    Koordinator

    Keamanan

    Koordinator

    Kebesihan

  • 13

    dilaksanakan oleh pelaksana/bawahan dan memberikan petunjuk, mengecek serta

    mengevaluasi pelaksanaan tugas bawahan dalam rangka penilaian kinerja.

    2. SOP Tata Usaha

    Tugas dari pelaksana/bawahan dalam bidang tata usaha dalam struktur UPT

    pasar IV Kota Salatiga yang dimana berfungsi sebagai mengecek/merekap setiap

    laporan dari lapangan, dan membuat kegiatan lapangan harian/bulanan absensi.

    3. SOP Petugas Retribusi

    Tugas dari pelaksana/bawahan dalam bidang petugas retribusi dalam struktrur

    UPT pasar IV Kota Salatiga yang berfungsi yaitu menyiapakan bendel

    karcis,melakukan penarikan retribusi kepada pedagang pasar dan membukukan dan

    membuat hasil laporan serta menyetorkan hasil pendapatan yang di dapat dari

    lapangan.

    4. SOP Keamanan Pasar

    Tugas dari pelaksana/bawahan dalam bidang keamanan pasar dalam struktur

    UPT pasar IV Kota Salatiga yang berfungsi sebagai monitoring lingkungan pasar,

    melakukan pengecekan keamanan dan monitoring didalam pasar dan melaporkan ke

    koordinator keamanan.

    5. SOP Petugas Kebersihan

    Mengenai tugas dari pelaksana/bawahan dalam bidang petugas kebersihan

    dalam struktur UPT pasar IV Kota Salatiga yang berfungsi sebagai melaksanakan

    kebersihan di lingkuangan pasar, mengirim sampah ke TPS/TPA serta melaporkan ke

    koordinaor kebersihan.


Top Related