BAB IV
HASIL PENGEMBANGAN DAN PENGUJIAN MODEL
Pada bab EV ini akan disajikan deskripsi tentang hasil pengembangan
model dan pengujian model pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan
multimedia. Uraian terdiri dari empat bagian yaitu: 1. Hasil survai awal, 2.
Pengembangan model, 3. Hasil uji coba pengembangan model, dan 4. Hasil uji
validasi model.
4.1. Hasil Survai Awal
Survai awal adalah merupakan studi pendahuluan yang dilakukan untuk
mengetahui dan mengidentifikasi pola pembelajaran bahasa Arab yang sedang
berlangsung saat itu. Hasil dari survai awal dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengembangkan model pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan
multimedia.
Dalam survai awal data dikumpulkan melalui instrumen dalam bentuk
angket yang disebarkan kepada 10 orang dosen bahasa Arab dan 70 orang
mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan dari sekolah menengah umum
(SMU/SMK), serta hasil observasi kelas bahasa Arab di lingkungan IAIN Imam
Bonjol Padang. Secara umum latar belakang responden dosen berpendidikan
tinggi dengan spesialisasi bahasa Arab sehingga jawaban-jawaban yang diberikan
melalui angket dapat dianggap layak untuk dianalisis selanjutnya. Gambaran
umum tentang latar belakang responden dosen dapat dilihat pada Tabel 4.1. berikut
ini:
123
Tabel 4.1. Pengalaman Mengajar Dosen Bahasa Arab
Dosen Pengalaman Mengajar B.Arab Pendidikan
Terakhir
A 9 Tahun S2
B 20 Tahun SI
C 4 Tahun S2
D 13 Tahun S2
E 8 Tahun S2
F 21 Tahun SI
G 20 Tahun S2
H 23 Tahun S2
I 17 Tahun S2
Y 24 Tahun si
Pada survai awal ini terdapat lima aspek yang ditinjau, yaitu; 1) Tujuan
pembelajaran bahasa Arab, 2) Rancangan dan komunikasi pembelajaran, 3)
Kinerja dosen, 4) Aktivitas belajar mahasiswa, dan 5) Kondisi lingkungan, sarana
dan fasilitas.
4.1.1 Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Tujuan kehadiran Institut Agama Islam Negeri di tengah-tengah masyarakat
bangsa Indonesia adalah untuk melahirkan tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan
dalam pembangunan dan memelihara kehidupan beragama di negara Republik
Indonesia ini. Lebih khusus lagi bagi masyarakat Islam yang tentu membutuhkan
tenaga ahli di bidang ilmu keagamaan guna untuk memecahkan permasalahan
yang berkaitan dengan agama. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) merupakan
124
sub sistem pendidikan nasional bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau professional
yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan
agama Islam, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama
Islam serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Salah satu alat untuk menggali
ilmu pengetahuan agama Islam adalah bahasa Arab, dan dalam hal ini IAIN telah
menetapkan mata kuliah bahasa Arab sebagai mata kuliah yang harus diambil oleh
semua mahasiswa. Tujuan yang hendak dicapai dalam mata kuliah bahasa Arab
adalah agar mahasiswa mengetahui seluk beluk bahasa Arab khususnya aspek
gramatikal dan memiliki kemampuan dasar untuk memahami teks berbahasa
Arab; membaca dengan baik dan benar serta menganalisa kata dan struktur
kalimat.
Pembelajaran bahasa Arab dilaksanakan oleh Unit Pembinaan Bahasa yang
pembentukannya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 2003. Strategi pembelajaran secara klasikal dengan
program intensif. Berdasarkan wawancara dengan kordinator pelaksana Unit
Pembinaan Bahasa IAIN Imam Bonjol Padang diketahui bahwa mata kuliah
bahasa Arab diberi bobot 6 SKS dan ditawarkan pada semester ganjil dan genap.
Setiap kelas dibimbing oleh dua orang dosen yang akan mengajar mahasiswa.
Waktu yang disediakan untuk tatap muka S jam pelajaran perminggu, lama sahi
jam pelajaran adalah 90 menit (450 menit /minggu).
125
4.1.2 Rancangan Komunikasi Pembelajaran.
Sebelum mengembangkan rencana pengajaran, seorang tenaga pengajar
baik guru maupun dosen dituntut untuk mempersiapkan kebutuhan pengetahuan
peserta didiknya. Untuk memperoleh data tentang persiapan dosen dalam
merancang komunikasi pembelajaran diajukan beberapa pertanyaan. Dalam
tahap persiapan ini diperoleh jawaban angket yang disebarkan kepada dosen
sebagaima yang terlihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2. Persiapan Dosen Sebelum Mengajar
Aspek Alternatif Jawaban Frek. Aktifitas a. Membaca kurikulum 2
b. Membaca silabus 2 c. Membaca buku-buku wajib untuk mahasiswa ]
d. Tidak melakukan apa-apa karena sudah 1 berpengalaman
e. A.b.c. 4 Jumlah 10
Data yang diperoleh dari jawaban angket tergambar bahwa 2 (dua) orang
dosen memberikan jawaban membaca kurikulum sebelum mengembangkan
rencana pengajaran, 2 (dua) orang dosen lainnya membaca silabus, I (satu) orang
dosen membaca buku wajib untuk mahasiswa,l (satu) orang dosen tidak
melakukan apa-apa karena sudah berpengalaman, dan 4 (empat) orang dosen
lainnya membaca kurikulum, membaca silabus, membaca buku-buku wajib untuk
mahasiswa. Jawaban yang diberikan dosen dalam angket yang disebarkan sangat
bervariasi. Hal ini berarti bahwa hampir semua dosen melakukan persiapan ketika
mereka menerima tugas memberikan kuliah kepada mahasiswa. Masih ada dosen
126
yang tidak melakukan persiapan khusus sebelum memberikan kuliah karena
merasa sudah berpengalaman dalam mengajar.
Disain pembelajaran harus dituangkan dalam satuan acara perkuliahan
(SAP) hal ini diperlukan untuk mengendalikan dan memperbaiki proses belajar
mengajar dan mempermudah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal
ini diperoleh jawaban angket terhadap dosen yang membuat dan yang tidak
sebagaimana terlihat dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Pemahaman Dosen Tentang SAP
No Aspek Alternatif Jawaban Frek. 1 Pembuatan Ya 8
SAP Tidak 2
2 Fungsi a. Pedoman dalam proses belajar mengajar 6 SAP b. Bahan untuk perbaikan di masa datang 4
c. Sebagai bahan laporan kepada pimpinan 0 d. 0
Bila diperhatikan Tabel 4.3 dialas terlihat sebanyak 8 (delapan) orang
dosen menyatakan membuat satuan acara perkuliahan (SAP) sebelum mereka
mengajar di kelas, hanya 2 (dua) orang dosen yang tidak membuat SAP sebelum
mereka mengajar. Ketika diajukan pertanyaan tentang fungsi SAP 6 (enam) orang
dosen memberikan jawaban sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar,
Pendapat dosen yang memberikan jawaban bahwa fungsi SAP sebagai bahan
untuk perbaikan di masa datang berjumlah 4 (empat) orang. Hal ini memberikan
kesan bahwa dosen memahami tentang pembuatan dan fungsi dari satuan acara
perkuliahan (SAP). Dilihat dari jawaban-jawaban yang diberikan dosen mengarah
kepada hal-hal yang baik, namun ketika observasi dilakukan sewaktu proses
belajar mengajar berlangsung tidak seorang dosenpun yang membuat satuan acara
perkuliahan (SAP) mereka hanya berpedoman kepada buku wajib atau b
yang ada pada mahasiswa. Untuk mengetahui pemahaman dosen terhadap aspek-
aspek dalam rancangan kominikasi pembelajaran yang berkaitan dengan
pengembangan aspek tujuan pembelajaran materi, pengembangan strategi
pembelajaran, dan pengembangan alat evaluasi hasil belajar diperoleh jawaban
angket seperti yang terlihat dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Pandangan Dosen tentang Aspek-Aspek dalam Rancangan Pembelajaran
No 1.
2.
Aspek Tujuan
Materi
Strategi belajar mengajar
Evaluasi
a. b.
c. d.
Alternatif Jawaban Meniru tujuan pembelajaran yang sudah ada Mengembangkan sesuai dengan materi yang akan disajikan Mengembangkan dari tujuan kurikulum
a. Disesuaikan dengan materi yang ada dalam buku bacaan mahasiswa
b. Disesuaikan dengan topik-topik yang ada dalam silabus
c. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi mahasiswa
d.
a. Menyesuaikan dengan perasaan b. Menggunakan yang sudah biasa dipakai dalam
perkuliahan c. Berusaha mencari bentuk-bentuk baru d. Menyesuaikan antara tujuan pembelajaran
dengan konten atau materi. e.
berdasarkan a. Mengembangkan pertanyaan materi yang sudah dikuliahkan
b. Mengembangkan pertanyaan berdasarkan buku bacaan mahasiswa
c. Mengembangkan pertanyaan yang disesuaikan dengan kisi-kisi dengan mempertimbangkan keluasan dan kedalaman materi.
Frek.
5 3
2 0
5
3
2
0
8 2
0 0
0
3
7
0
128
Dari Tabel 4,4 tersebut dapat dilihat bahwa 5 (lima) orang dosen melihat
aspek tujuan pembelajaran meniru kepada tujuan pembelajaran yang sudah ada,
dan 3 (tiga) orang dosen mengembangkan aspek tujuan disesuaikan dengan materi
yang akan disajikan, 2 (dua) orang dosen lainnya mengembangkannya dari tujuan
kurikulum.
Untuk aspek materi, sebanyak 5 (lima) orang dosen menyesuaikan dengan
materi yang ada dalam buku bacaan mahasiswa, sementara 3 (tiga) orang dosen
menyesuaikan materi dengan dengan topik-topik yang ada dalam silabus, dan 2
(dua) orang dosen menyesuaikan materi dengan situasi dan kondisi mahasiswa.
Pada aspek strategi belajar mengajar terlihat jawaban yang diberikan dalam
angket sebanyak 8 (delapan) orang dosen menggunakan strategi belajar mengajar
yang sudah biasa dipakai dalam perkuliahan, dan hanya 2 (dua) orang dosen yang
berusaha mencari bentuk-bentuk baru strategi belajar mengajar bahasa Arab.
Pembelajaran yang efektif menghendaki dipergunakannya alat-alat untuk
menentukan apakah suatu hasil belajar yang diinginkan benar-benar tercapai,
dalam hal ini dosen/guru harus mengembangkan alat evaluasi hasil belajar
tersebut. Jawaban yang diperoleh dari angket yang disebarkan kepada dosen
adalah sebanyak 3 (tiga) orang dosen mengembangkan pertanyaan berdasarkan
materi yang sudah dikuliahkan, dan 7 (tujuh) orang dosen memberikan jawaban
bahwa alat evaluasi dikembangkan melalui pertanyaan berdasarkan buku bacaan
mahasiswa. Terlihat tidak seorang dosenpun yang mengembangkan alat evaluasi
hasil belajar melalui pertanyaan yang disesuaikan dengan kisi-kisi dengan
mempertimbangkan keluasan dan kedalaman materi.
129
Berdasarkan perolehan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman
dosen terhadap pengembangan rancangan pembelajaran masih kurang walaupun
mereka sudah mempunyai pengalaman mengajar antara 4 sampai 24 tahun.
Bahkan secara spontan ada dosen yang bertanya tentang kisi-kisi dalam evaluasi
itu seperti apa. Hal ini dapat dimaklumi mengapa dosen kurang merasakan
manfaat pengembangan rancangan dan komunikasi pembelajaran, untuk itu masih
perlu diberikan motivasi dan penyegaran untuk memahami kurikulum secara
keseluruhan.
Proses belajar mengajar adalah merupakan suatu sistem. Sistem adalah
suatu kesatuan dari berbagai komponen yang mempunyai hubungan fungsional
dan berinteraksi secara dinamis satu sama lain untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Bagaimana aktivitas dosen dalam proses belajar mengajar jawabannya
seperti terlihat dalam Tabel 4.5.
Dari Tabel 4.5. tersebut dapat dilihat jawaban yang diberikan dosen tentang
aktivitasnya selama proses belajar mengajar berlangsung. Sebanyak 7 (tujuh)
orang dosen memberikan jawaban (4) sering sekali menjelaskan tujuan di awal
perkuliahan,dan 2(dua) orang dosen menyatakan (3) sering, yang menyatakan (2)
kadang-kadang menjelaskan tujuan di awal perkuliahan kepada mahasiswa hanya
1 (satu) orang dosen. Dalam Tabel 4.5. terlihat bahwa jawaban dosen terhadap
mengajarkan materi sesuai dengan urutan yang tercatum dalam silabus 4 (empat)
orang dosen menyatakan sering sekali, 3 (tiga) orang dosen memberikan jawaban
sering, dan 3 (tiga) orang dosen yang memberikan jawaban kadang-kadang
mengajarkan materi sesuai dengan urutan yang tercantum dalam silabus.
130
Tabel 4.5 Aktivitas Dosen dalam Proses Belajar Mengajar
Aspek Alternatif Jawaban Aspek
0 1 2 3 4 Menjelaskan tujuan pada awal kegiatan belajar mengajar
1 2 7
Mengajarkan materi sesuai dengan urutan yang tercantum dalam silabus.
3 3 4
Memberikan gambaran secara umum terhadap materi yang akan dikuliahkan.
2 2 2 4
Mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa tentang apa yang akan dikuliahkan.
3 3" 4
Menjelaskan konsep-konsep materi yang akan dikuliahkan.
2 8
Memberikan contoh-contoh yang ada hubungan dengan materi bahasa Arab.
2 2 6
Menggunakan media sebagai alat bantu 5 5 Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengemukakan pendapat.
10
Menanyakan kepada mahasiswa tentang pengetahuannya terhadap materi bahasa Arab yang dikuliahkan.
2 4 4
Mengulangi aspek-aspek yang dianggap penting berdasarkan materi bahasa Arab yang dikuliahkan
1 4 5
Mengulangi kaidah-kaidah /qawaid yang berlaku dalam materi bahasa Arab yang dikuliahkan
3 3 4
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya.
3 7
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengemukakan contoh-contoh yang berkaitan dengan materi yang sedang dikuliahkan
1 3 6
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menghubungkan materi kuliah dengan pengetahuan yang dimilikinya.
3 3 4
Memanfaatkan bahasa Arab sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran sehari-hari.
3 2 5
Memberikan tugas kepada mahasiswa sesuai dengan materi yang dikuliahkan
2 3 5
Mendiskusikan tugas yang dikerjakan mahasiswa di kelas.
3 3 2 2
Memberikan umpan balik berdasarkan tugas-tugas yang diberikan kepada mahasiswa
4 3 2 1
Keterangan : 0 = Tidak pernah ( 0 - 20%) 3 = sering (61 - 80%) 1 = Jarang (21 -40%) 2 = kadang-kadang ( 41 - 60% ) 4 = sering sekali (80 - 100%)
131
Seharusnya dosen memberikan gambaran secara umum terhadap materi
yang akan dikuliahkan. Diperoleh data dari jawaban yang ditulis dosen dalam
angket sebagaimana yang terlihat dalam Tabel 4.5 diatas, sebanyak 4 (empat)
orang dosen sering sekali melakukannya, 2 (dua) orang dosen menyatakan sering,
dan 2 (dua) orang dosen yang menyatakan kadang-kadang, dan 2 (dua) orang
dosen jarang memberikan gambaran secara umum materi yang akan dikuliahkan. .
Ditinjau dari aspek inovasi terlihat jawaban dari dosen bahwa 5 (lima)
orang dosen tidak pernah menggunakan media pembelajaran atas inisiatif sendiri,
dan 5 (lima) orang dosen menyatakan jarang menggunakan media pembelajaran
atas inisiatif sendiri. Dapat dikatakan bahwa dosen kurang memiliki semangat
inovasi. Bila diamati jawaban yang diberikan dosen pada angket cenderung
kearah yang lebih baik. Akan tetapi jika dibandingkan dengan hasil observasi
kelas terlihat ada perbedaan, hampir semua dosen tidak menginformasikan tujuan
pengajaran di awal perkuliahan. Diantara dosen ada yang membuka perkuliahan
dengan bercerita tentang dirinya dan sesuatu hal yang sedang hangat diberitakan
saat itu sehingga jam kubah terpakai untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Dapat
dipahami karena dosen tidak punya satuan acara perkuliahan, sehingga efesiensi
waktu tidak dapat mereka kontrol. Perihal dosen untuk mengetahuai penguasaan
mahasiswa terhadap mata kuliah yang diajarkannya, hampir semuanya
memberikan jawaban kearah positif yaitu 4 (empat) orang dosen menyatakan
sering dan 4 (empat) orang dosen menyatakan sering sekali dan hanya 2 (dua)
orang dosen yang kadang-kadang mengajukan pertanyaan terhadap penguasaan
mahasiswa dalam mata kuliah yang diajarkan. Bila dihubungkan dengan hasil
132
pengamatan kelas tidak seorang dosenpun yang melakukan hal tersebut. Dengan
cara seperti demikian ini terkesan dosen tidak melihat perbedaan individual
mahasiswa. Tidak seorang dosenpun yang meminta mahasiswa untuk mengungkap
kembali materi yang sudah disajikan, dan hanya 2 (dua) orang dosen yang
memberikan tugas yang berkaitan dengan materi yang disajikan dan 2 (dua) orang
dosen yang memeriksa tugas yang diberikan dan mendiskusikannya di depan
kelas.
4.1.3. Kinerja Dosen.
Untuk memperoleh profil kinerja dosen, dikumpulkan data melalui
pertanyaan-pertanyaan dalam angket yang ditujukan kepada dosen dan mahasiswa.
Diperoleh jawaban dari dosen terhadap tujuannya memberi kuliah yaitu 5 orang
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada mahasiswa, 2 (dua) orang dosen
menyatakan melaksanakan tugas sebagai pegawai, dan 2 (dua) orang dosen
menyatakan mengubah tingkah laku mahasiswa, 1 (satu) orang dosen memberikan
jawaban bahwa tujuannya memberi kuliah adalah mentransfer ilmu pengetahuan
kepada mahasiswa.
Cara dosen memahami tujuan memberi kuliah akan berdampak terhadap
tugasnya dalam proses belajar mengajar. Dari data yang dikumpulkan melalui
angket yang disebarkan kepada dosen diperoleh jawaban dari 6 (enam) orang
dosen berpendapat bahwa tugasnya dalam kegiatan belajar mengajar merupakan
suatu kewajiban yang harus dilakukan, dan 3 (tiga) orang dosen menyatakan
kesempatan untuk mengembangkan professi, dan 1 (satu) orang dosen yang
133
memberikan jawaban bahwa tugasnya dalam proses belajar mengajar adalah
pekerjaan yang rutin dilakukannya.
Kinerja dosen dapat dipandang positif terhadap tujuannya memberi kuliah
dan tugasnya dalam kegiatan belajar mengajar. Meskipun pandangan dosen
terhadap tujuan mengajar sangat positif namun kinerja dosen masih dianggap
kurang efektif. Jawaban yang diberikan oleh 5 (lima) orang dosen bahwa mereka
sudah merasa puas dengan penguasaan materi yang akan diajarkannya dengan
alasan sudah mengajar lebih dari 15 (lima belas) tahun, dan 5 (lima) orang dosen
yang menyatakan belum merasa puas dengan penguasaan materi dan mereka
berpendapat perlu adanya penyegaran bagi para dosen bahasa Arab.
Untuk memperkuat penguasaan materi dan memperbaiki cara mengajar
dosen melakukan dengan cara membaca buku berdiskusi dengan sesama dosen
mata kuliah bahasa Arab dan mengikuti lokakarya. Dari jawaban yang diberikan
dosen dalam angket dapat dikatakan bahwa sebagian dosen menyadari kekurangan
mereka terhadap penguasan materi dan terkesan mereka masih mau berusaha
untuk meningkatkan kinerjanya sebagai tenaga pengajar.
Kinerja dosen dalam pandangan mahasiswa ketika proses belajar mengajar
berlangsung 50 orang mahasiswa (71,42%) menyatakan di awal perkuliahan dosen
tidak memberikan informasi tentang tujuan materi yang akan diajarkan. Hampir
semua mahasiswa 60 orang (85,71 %) menyatakan bahwa tidak ada tugas yang
harus dikerjakan di rumah, dan seluruh mahasiswa menyatakan tidak ada diperiksa
dan dijelaskan jika terdapat kesalahan. Hal ini agak berbeda dengan jawaban yang
134
diberikan dosen yang menyatakan kadang-kadang, sering dan sering sekali
memberikan tugas serta memeriksa dan mendiskusikan tugas tersebut.
Pemahaman dosen tentang bahasa Arab sangat baik, semua dosen
memandang bahwa bahasa Arab merupakan bahasa umat Islam dan alat untuk
menggali ilmu agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan hadist nabi serta
buku-buku yang ditulis dengan teks Arab. Pernyataan ini didukung oleh pendapat
dosen bahwa mata kuliah bahasa Arab adalah mata kuliah yang wajib dikuasai
oleh seluruh mahasiswa IAIN, Kesadaran yang cukup tinggi terhadap bahasa
Arab sebagai mata kuliah yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa IAIN
kurang diikuti oleh pemahaman terhadap pembelajaran bahasa Arab. Hampir
semua dosen menyatakan bahwa mahasiswa tidak dikelompokkan berdasarkan
kriteria lulusan SMU dan Madrasah. Alasan ini memperlihatkan kurangnya
pemahaman dosen dalam mengelola kelas yang merupakan kinerja profesi tenaga
pengajar meskipun demikian dosen masih mau diajak berinovasi sehingga
memungkinkan untuk memperkenalkan model pembelajaran bahasa Arab
memanfaatkan multimedia dalam mengimplementasikan kurikulum bahasa Arab
dengan tujuan memperbaiki kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung.
4.1.4. Aktivitas Belajar Mahasiswa
Untuk mendapatkan gambaran tentang aktivitas mahasiswa, data
dikumpulkan melalui pertanyaan yang dituangkan dalam angket yang disebarkan
kepada mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang yang terpilih sebagai sampel survai
awal, dan melalui pengamatan aktivitas kelas. Jumlah angket yang disebarkan
135
sebanyak 70 buah dan semua mahasiswa mengembalikannya dan angket tersebut
layak dianalisis lebih lanjut.
Pertanyaan yang diajukan dalam angket mengenai pendapat mahasiswa
tentang kuliah 35 orang mahasiswa (50%) menyatakan pergi kuliah itu
menyenangkan karena dapat memperoleh ilmu yang banyak, 20 orang mahasiswa
(28,57%) menyatakan menyenangkan karena dapat berkumpul dengan teman, 15
orang mahasiswa (21,42%) menyatakan tidak menyenangkan karena banyak dosen
yang kurang professional.
Pertanyaan tentang tujuan mahasiswa kuliah adalah 50 orang mahasiswa
(71,43%) menjawab ingin belajar, 20 orang mahasiswa (28,57%) memberikan
jawaban ingin mengembangkan bakat. Jawaban terbanyak yang dipilih mahasiswa
tentang tujuan kuliah adalah ingin belajar (71,43% ) menunjukkan bahwa kampus
adalah tempat belajar/kuliah. Hal ini didukung oleh jawaban mahasiswa terhadap
aktivitas mereka di kampus yaitu membuat mahasiswa lebih mempunyai sikap dan
kompetensi ilmiah.
Mahasiswa wajib mengambil mata kuliah bahasa, mata kuliah bahasa yang
disenangi mahasiswa 40 orang (57,14%) menyukai bahasa Indonesia dengan
alasan mudah dimengerti, 28 orang (40%) menyenangi bahasa Inggeris dengan
alasan banyak manfaatnya, 2 orang (2,85%) yang senang dengan bahasa Arab
dengan alasan banyak manfaatnya.
Ketika diajukan pertanyaan terhadap mata kuliah mana mahasiswa tidak
merasa senang, 50 orang (71,43%) memberikan jawaban mata kuliah bahasa Arab
dengan alasan sulit untuk dimengerti dan terlalu banyak yang harus dihafal, 20
136
orang mahasiswa (28,57%) menjawab mata kuliah bahasa Inggris dengan alasan
sulit untuk dimengerti.
Mahasiswa bukan hanya belajar di kampus tetapi juga harus belajar di
rumah, 60 orang mahasiswa (85,71%) menyatakan belajar bahasa Arab di rumah
kurang dari satu jam setiap harinya, dan 15 orang mahasiswa (21,42%) belajar
bahasa Arab satu sampai dua jam setiap minggu, tidak seorang mahasiswapun
yang belajar bahasa Arab lebih dari dua jam setiap hari di rumah. Mahasiswa
diminta untuk memberikan pendapatnya tentang aktivitas dosen bahasa Arab
dalam menyampaikan materi hal ini dapat dilihat dalam Tabel 4.6. berikut ini:
Tabel 4.6. Pendapat Mahasiswa Terhadap Dosen dalam Menyampaikan
Materi
Ya Kadang-kadang
Tidak
Apakah saudara mengerti tentang materi yang disajikan dosen?
20 (28,57%)
50 (71,43%)
Apakah dosen saudara memberikan kesempatan untuk bertanya bila ada materi yang kurang saudara pahami ?
35 (50%)
20 (28,57%)
15 (21,42%)
Apakah dosen mengemukakan lebih dulu materi apa yang akan dikuliahkan?
40 (57,15%)
30 (42,85%)
Apakah dosen memberikan contoh-contoh sampai saudara mengerti tentang materi kuliah?
29 (41,43%)
41 (58,57%)
Apakah dosen memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah?
20 (28,57%)
10 (14,28%)
40 (57,14%)
Apakah tugas-tugas tersebut diperiksa dan diberikan penjelasan bila ada kesalahan?
2 (2,86%)
68 (91,14%)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 50 orang mahasiswa (71,43%)
menyatakan tidak mengerti tentang materi yang disajikan oleh dosen, dan 20 orang
mahasiswa (28,57%) menyatakan kadang-kadang mengerti.
137
Pendapat mahasiswa terhadap kesempatan bertanya yang diberikan oleh
dosen kepada mahasiswa 35 orang (50%) memberikan jawaban ya, dan 20 orang
(28,57%) memberikan jawaban kadang-kadang, dan 15 orang mahasiswa (21,42%)
menjawab tidak. Apakah dosen mengemukakan lebih dulu materi apa yang akan
dikuliahkan 40 orang mahasiswa (51,15%) menyatakan kadang-kadang dan 30
orang mahasiswa (42,85%) menyatakan dosen tidak memberi tahu materi apa yang
akan dikuliahkan. Pertanyaan terhadap pemberian contoh-contoh dalam materi
perkuliahan 29 orang mahasiswa (41,43%) menyatakan kadang-kadang dan 41
orang mahasiswa (58,57%) menjawab tidak.
Sehubungan dengan pemberian tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan
dosen kepada mahasiswa 20 orang mahasiswa (28,57%) menyatakan ada dan 10
orang mahasiswa (14,28%) menyatakan kadang-kadang ada tugas dan 40 orang
mahasiswa (57,14%) menyatakan tidak ada tugas atau pekerjaan rumah dari dosen.
Tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan dosen menurut 68 orang mahasiswa
(91,14%) tidak diperiksa dan tidak diberi penjelasan bila terjadi kesalahan, hanya 2
orang mahasiswa (2,86%) yang menyatakan kadang-kadang dosen memeriksa
pekerjaan rumah dan memberikan penjelasan bila terdapat kesalahan.
Bila dilihat hasil belajar mahasiswa pada ujian akhir semester II tahun
akademik 2004 - 2005 lebih dari separoh mahasiswa mendapat nilai C, D, E, dan
bahkan 170 orang mahasiswa tidak mengikuti ujian. Rekapitulasi nilai ujian akhir
semester II tahun akademik 2004- 2005 dapat dilihat dalam Tabel 4.7.
138
Tabel 4.7. Rekapitulasi Nilai Ujian Akhir Semester II Mahasiswa Tahun Akademik 2004-2005
No FAK/JUR Jtnl.Mhs A B C D E Tidak Ujian
1. FAK. ADAB; JURS. BSA 17 3 2 3 2 - 7
BSI 22 1 1 2 4 3 n SPI 8 - 2 1 1 - 4
Jumlah 47 4 5 6 7 3 22
2. FAK. DAKWAH JURS. KPI 19 3 4 2 2 1 7
BPM 5 - 3 2 1 - 1 MDI 16 - 1 3 5 7 PMI 4 - 3 3 - - -
Jumlah 44 3 7 10 8 1 15
3. FAK. SYARIAH JURS. AS 72 13 17 12 3 11 16
PHM 21 4 9 2 1 2 3 El 25 - 6 9 1 4 5 M 99 17 36 7 13 8 18 JS 49 6 12 16 1 12 2
Jumlah 266 40 80 46 19 37 44
4. FAK. TARBIYAH JURS. PAI 237 57 62 57 21 9 31
PBA 60 34 9 6 1 1 9 KI 44 4 4 19 10 6 1 BI 111 16 25 29 7 7 27 MT 101 30 23 25 8 2 13 IPA 26 7 6 4 5 2 2 IPS 22 1 2 7 4 5 3
Jumlah 601 149 133 147 56 32 86 5 F AK. USHULUDDIN
JURS. AF 8 1 - 1 1 3 2 PA 2 - 1 - 1 - -TH 11 7 2 1 - 1 -TPI 11 6 - 2 2 - I Jumlah 32 14 3 4 4 4 3
Jumlah Total Mhs 990 210 226 213 94 77 170
4.1.5. Kondisi Lingkungan, Sarana dan Fasilitas
Lokasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol yang dijadikan
tempat penelitian berada di kota Padang, ibu kota Provinsi Sumatera Barat. Untuk
menjaga keamanan, kampus diberi pagar pembatas sehingga ada batas antara
kampus dengan lingkungan di luar kampus. Kondisi kampus dapat dikatakan
dibawah garis minimal untuk sebuah lembaga pendidikan namun IAIN Imam
Bonjol terus berupaya mengembangkan pembangunan setiap tahun.
Berdasarkan observasi bahwa untuk pembelajaran bahasa, IAIN Imam
Bonjol Padang telah membentuk Unit Pembinaan Bahasa dengan SK Rektor
Nomor IN/8/PP.00.9/232/205. Unit Pembinaan Bahasa adalah unsur penunjang
teknis sebagian tugas IAIN mempunyai tugas melaksanakan dan mengembangkan
pembelajaran bahasa yang dibangun diatas tanah seluas 800 meter persegi dengan
bentuk bangunan berlatai II kondisi baik. Dalam melaksanakan tugas Unit
Pembinaan Bahasa mempunyai fungsi:
1. Penyusunan dan pelaksanaan program kerja dan rencana kegiatan Unit
Pembinaan Bahasa.
2. Pelaksanaan dan pengembangan suasana belajar dan proses
pembelajaran.
3. Pelaksanaan registrasi dan her-registrasi mahasiswa.
4. Pembinaan tenaga dosen dalam pengembangan bahasa.
5. Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama dengan semua unsur pelaksana
di dalam dan di luar lingkungan IAIN
6. Pelaksanaan penetapan dosen pengajar di Unit Pembinaan Bahasa.
140
7. Penyampaian laporan kepada Rektor.
Unit pembinaan bahasa ini dipimpin oleh seorang kepala, dibantu oleh
seorang sekretaris dan koordinator bidang bahasa Indonesia, koordinator bidang
bahasa Inggris, dan koordinator bidang bahasa Arab, serta dosen-dosen. Kepala
Unit Pembinaan Bahasa mempunyai tugas memimpin, melaksanakan, dan
mengembangkan pembelajaran bahasa di IAIN Imam Bonjol Padang. Sekretaris
Unit Pembinaan Bahasa mempunyai tugas: membantu Kepala Unit Pembinaan
Bahasa dalam memimpin dan mengkoordinasikan administrasi pelaksanaan dan
pengembangan pembinaan bahasa serta menyiapkan perumusan pembinaannya,
penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta menyiapkan
penyusunan laporan Unit Pembinaan Bahasa.
Dalam melaksanakan tugasnya sekretaris mempunyai fungsi:
1. Penyusunan konsep sebaran mata kuliah pembinaan bahasa.
2. Penyiapan data base perkembangan prestasi akademik mahasiswa.
3. Penginventarisasian dan mendokumentasikan nilai ujian semester yang
asli dari dosen.
4. Penyiapan data mahasiswa berprestasi.
5. Pemberian pelayanan administrasi akademik.
6. Pemprosesan surat masuk dan keluar yang terkait dengan Unit
Pembinaan Bahasa.
7. Pelaksanaan penilaian prestasi dan prose penyelenggaraan kegiatan
penyusunan laporan.
141
Koordinator Bahasa Indonesia, Inggris dan Arab mempunyai tugas masing-
masing: Melaksanakan penyusunan program kerja dan rencana kegiatan bidang
bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab. Melaksanakan dan mengembangkan suasana
belajar dan proses pembelajaran serta membina dosen, dan mahasiswa. Dalam
melaksanakan tugasnya, para koordinator mempunyai fungsi:
1. Penyusunan pelaksanaan program kerja dan kegiatan bidang bahasa
Indonesia, Inggris dan bahasa Arab.
2. Pelaksanaan dan pengembangan suasana belajar dan proses pembelajaran
pembinaan bahasa. Indonesia, Inggris dan Arab.
3. Pembinaan tenaga dosen dalam pengembangan bahasa Indosesia, Inggris
dan bahasa Arab.
4. Perencanaan dan pelaksanaan kerjasama dengan unsur pelaksana di
dalam dan di luar lingkungan IAIN Imam Bonjol Padang dalam bidang
pengembangan bahasa.
5. Penyiapan pelaksanaan penetapan dosen, pengajar di pembinaan bahasa.
6. Perencanaan dan pengkoordinasian serta penjadwalan pembelajaran,
UTS, UAS, ujian komprehensif dan kegiatan pembelajaran lainnya di
bidang bahasa Indosesia, Inggris dan bahasa Arab.
7. Memecahkan masalah yang timbul dalam kegiatan pembinaan bahasa
Indonesia, Inggris dan bahasa Arab.
Pertanyaan yang diajukan kepada dosen berkaitan dengan ruang kuliah
semua dosen menyatakan ruang kuliah cukup memadai, begitu juga dari pihak
mahasiswa menyatakan hal yang sama. Sehubungan dengan kelengkapan media
142
pembelajaran baik dosen maupun mahasiswa semuanya menyatakan media yang
ada belum dapat menunjang keberhasilan proses belajar mengajar bahasa Arab.
Menurut semua responden baik dari mahasiswa maupun responden dari dosen
bahwa kondisi lingkungan tidak mendukung untuk tercapainya keberhasilan
belajar mengajar bahasa Arab karena bahasa Arab belum dijadikan sebagai bahasa
pengantar di kampus
4.2. Pengembangan Model
Pengembangan model pembelajaran memanfaatkan multimedia dalam
penelitian ini disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada dilingkungan IAIN
Imam Bonjol Padang. Pada bagian ini dipaparkan hal-hal yang berkaitan dengan
model pembelajaran memanfaatkan multimedia yang dikembangkan, langkah-
langkah dalam pengembangan model, serta bentuk akhir model pembelajaran
memanfaatkan multimedia.
4.2.1 Model Pembelajaran Memanfaatkan Multimedia yang Dikembangkan
Pengembangan model pembelajaran memanfaatkan multimedia dalam
proses belajar mengajar bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, meningkatkan
motivasi, memfasilitasi belajar aktif, memfasilitasi belajar eksperimental,
konsisten dengan belajar yang berorientasi kepada peserta didik, dan memandu
agar belajar lebih baik (Davies, Crowther dalam Suyanto; 2003). Efesiensi
merupakan salah satu ciri utama dari suatu model. Model pembelajaran ini
dikembangkan untuk mata kuliah bahasa Arab dan bertujuan untuk memperbaiki
143
kualitas pembelajaran terutama dalam aspek gramatikal. Model ini dikembangkan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di lapangan, dan mengacu kepada
tuntutan kurikulum Nasional mata kuliah bahasa Arab untuk IAIN di Indonesia.
Model pembelajaran memanfaatkan multimedia ini baru diperkenalkan
sekitar tahun 1990-an dan model ini menjadi sangat menarik karena sistem
multimedia mampu menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang
mengombinasikan teks, gTafik, animasi, audio dan gambar video (Robin dan
Linda, 2001) dan mampu menggabungkannya dalam satu software komputer.
Multimedia mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh
media lain yaitu: 1) Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan
kemudahan umpan balik. 2) Multimedia memberikan kebebasan kepada pelajar
dalam menentukan topik proses belajar. 3) Multimedia memberikan kemudahan
kontrol yang sistematis dalam proses belajar (Munir, 2001)
Pada posisi ini pengembangan model pembelajaran memanfaatkan
multimedia merupakan suatu inovasi dalam rangka memacu motivasi belajar yang
dapat memberikan penjelasan yang lebih baik dan lengkap terhadap gramatika
bahasa Arab, serta dapat memberikan kemudahan untuk mengulang pelajaran
secara individual, menekankan penguasaan kemampuan. Kata kunci yang
digunakan adalah multimedia sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
4.2.2 Langkah-Langkah Pengembangan Model.
Untuk mengembangkan model pembelajaran memanfaatkan multimedia ini
ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
144
Pertama, Mengkaji kurikulum.
Kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan, karena kurikulum
merupakan aspek yang paling langsung berpengaruh terhadap hasil pendidikan.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 19
menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia ataupun
binatang, yang memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen-
komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang utama adalah: tujuan, isi atau
materi, proses atau system penyampaian dan media, serta evaluasi. Keempat
komponen tersebut berkaitan erat satu sama lainnya (Syaodih, 1997: 102) Lebih
lanjut dijelaskannya bahwa kurikulum memiliki kesesuaian isi dengan tujuan,
proses sesuai dengan isi dan tujuan, evaluasi sesuai dengan proses, isi, dan tujuan
kurikulum.
UUSPN No 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat 2 menegaskan bahwa kurikulum
pendidikan tinggi wajib memuat: a. pendidikan agama; b. pendidikan
kewarganegaraan; dan c. bahasa. Kemudian pada pasal 38 ayat 3 dijelaskan
bahwa kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan oleh perguruan tinggi yang
bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap
program studi.
145
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) merupakan bagian integral dari sistem
pendidikan nasional telah memberikan muatan bahasa dalam kurikulumnya. Salah
satu mata kuliah bahasa yang diberikan adalah mata kuliah bahasa Arab yang
berlaku bagi semua mahasiswa dari seluruh fakultas dan semua jurusan program
SI. Mata kuliah bahasa Arab ini diberi bobot 6 SKS. Tujuan dari mata kuliah
bahasa Arab ini adalah mengantarkan mahasiswa mengetahui seluk beluk bahasa
Arab, khususnya aspek gramatikal. Diharapkan setelah mengikuti mata kuliah ini
mahasiswa memiliki kemampuan dasar untuk memahami teks berbahasa Arab,
membaca dengan baik dan benar, menganalisis kata, struktur kalimat dan lain-lain.
Mata kuliah bahasa Arab ini mempunyai 42 topik bahasan yang harus diajarkan
dosen dan diterima oleh mahasiswa dengan bobot 6 SKS. Topik-topik tersebut
adalah sebagai berikut:
(1). Muqaddimah
(2). Pembagian kalimat
(3). Macam-macam jumlah
(4). Al-I'rab dan al-bina.
(5). Macam-macam fiil
(6). Al-madhi dan al-mudhari' dan al-amru
(7). Fiil Mutaaddi
(8). Fiil lazim
(9). Al-maklum dan al-majhul
(10). As-shahih dan al-muktal
(11). Fiil jamid
(12). Fiil mutasharrif
(13). Fiiltaajjub
(14). Fiil madhi
(15) Nun taukid berserta fiil
(16). Isim dan macam-macamnya
(17). Maushuf danshifatnya
(18). Muzakkar dan muannats
(19). Macam-macam dhamir
(20). Asmaaul isyarah
(21). Asmaaul maushulah
(22). Asmaaul istifhaam
(23). Al-makrifah dan an-nakirah
(24). Al-muqtaran dengan "AL"
(25). Al-munada al-maqshud
(26). Macam-macam mashdar
(27). Ismul fail
(28). Ismul maful
(29). As-shifatul musyabahah
(30). Ismu at-tafdhiil
(31). Ismu az-zaman dan ismu al-makan
(32). Ismu al-alat
(33). Macam-macam jamak
(34).Kaana dan saudaranya
147
(35). Inna dan saudaranya
(36). Mashdar sharih dan mashdar muawwal
(37). Al-maf ul bih
(38) Al-maf ul muthlaq
(39). Al-maf ul li ajlihi
(40). Al-maf ul fih
(41). Al- maf ul maah
(42). Al-idhafah.
Penelitian ini difokuskan pada pembelajaran gramatikal atau qawaid yang
meliputi isim, fi'il, dan huruf yang dipersiapkan untuk mahasiswa pemula pada
semester I dengan bobot 2 SKS untuk tahap pengujian sampai terbentuknya model
yang diinginkan. Materi disadur dari topik-topik tersebut diatas kemudian
disempurnakan dan diformulasikan dalam bentuk frame-frame atau segmen-
segmen kecil dan dikemas dalam program komputer multimedia.
Kedua, Membuat skenario untuk interaksi mahasiswa (user) dengan
komputer
Interaksi user (mahasiswa) dengan komputer harus dikelola dengan baik
sehingga komunikasi melalui layar monitor yang dihadapi benar-benar
berlangsung dengan baik. Interaksi mahasiswa dengan komputer dirancang
berdasarkan prinsip- prinsip Human-Computer Interaction (HCI). Interaksi
mahasiswa dengan komputer diterjemahkan ke dalam bentuk navigasi pelacakan
informasi terstruktur, artinya pelacakan informasi sepenuhnya dikendalikan oleh
pilihan terbatas yang disediakan program. Sebelum skrip dibuat, diperlukan
148
gambaran struktur program secara keseluruhan yang mungkin ditempuh dalam
kegiatan belajar walaupun pada saat program dioperasikan mahasiswa mengontrol
sendiri kegiatan belajarnya. Skenario dibuat bersifat gabungan dari segmen-
segmen kecil dari program yang hanya dapat dilakukan untuk sebuah interaksi
antara user (mahasiswa) dengan komputer. Skenario lebih bersifat sebagai
tuntunan bagi mahasiswa. Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk mengendalikan kegiatan
belajarnya sendiri. Mahasiswa dapat melacak informasi dengan meloncat dari satu
topik ke topik lainnya. Sarana interaksi antara mahasiswa dengan komputer
adalah dialog. Dalam hal ini prinsip pengembangan dialog lebih berorientasi
kepada pendekatan kemampuan mahasiswa secara individual dimana materi
disusun dengan komponen grafis. Yang dimaksud dengan komponen grafis adalah
unsur piktorial seperti gambar, foto, grafik,teks, suara, dan musik.
Ketiga, Mengembangkan materi pembelajaran.
Langkah ketiga dalam pengembangan model ini adalah mengembangkan
materi pembelajaran dengan mengorganisasikan topik-topik pilihan yang akan di
jadikan untuk mencapai tujuan melalui interaksi di dalam kegiatan belajar
mahasiswa dalam bentuk segmen-segmen kecil kemudian dituangkan ke dalam
program komputer dengan model grafik yang di dalamnya terkandung makna
adanya proses dalam menelusuri tahap perkembangan pengetahuan mahasiswa.
Berbagai garis saling mengait antara konsep-konsep yang berhubungan yang
mencerminkan operasi kognitif, garis keterkaitan tersebut mencerminkan suatu
149
kemungkinan operasi kognitif, yang secara sederhana dapat diartikan bahwa satu
konsep mungkin dapat dipelajari melalui konsep lain.
Untuk mengembangkan materi pembelajaran diadakan penyederhanaan
topik-topik yang ada dalam kurikulum kemudian disesuaikan dengan posisi
pengetahuan bahasa Arab dan latar belakang pengalaman mahasiswa yang sudah
teridentifikasi sewaktu survai awal dilakukan. Materi didisain dalam bentuk
segmen-segmen kecil yang membahas tentang isim, fiil dan huruf sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Arab, dan apabila dibutuhkan dikaitkan
dengan Al-Quran.
Keempat, Menyiapkan komputer dan sarana pendukung pembelajaran.
Langkah keempat, adalah menyiapkan perangkat komputer yang mampu
mengakses program multimedia yang dihasilkan. Multimedia PC merupakan
standar sisitem komputer yang menyediakan fasilitas multimedia. Sistem
komputer tersebut harus mampu mengontrol pemakaian dari beberapa media
sehingga memenuhi kriteria penyajian tampilan gambar dan suara yang cukup
memadai. Multimedia PC terdiri dari sebuah komputer yang memiliki CD-ROM
drive (singkatan dari Compact Disc-Read Only Memory, sebuah CD-ROM bisa
menyimpan sekitar 680 MB data) atau DVD drive (Digital Versatile Disc); dapat
menjalankan 8-bit dan 16-bit waveform audio recording dan playback, sistesis,
suara MIDI (Musical Instrument Digital Interface); MPEG movie watching,
dengan processor berkecepatan cukup; dan RAM (Random Access Memory) cukup
besar agar dapat memainkan dan berinteraksi dengan media ini secara real time,
serta hard disk yang cukup besar untuk menyimpan hasil multimedia yang dapat
150
dibuat sendiri oleh pemakai. RAM merupakan memori utama di jantung komputer
di mana program-program multimedia berlangsung. Besarnya RAM dinyatakan
dengan MB {megabyte), (mega = juta dan byte = satuan pengukuran untuk memori
komputer). Satu byte dapat menyimpan satu karakter, dan satu megabyte dapat
menyimpan satu juta karakter. Walaupun sejumlah program bisa dioperasikan
dengan RAM kecil namun siapa saja yang ingin menekuni multimedia harus
memiliki komputer minimal dilengkapi RAM 48 MB. Processor merupakan otak
dari komputer, yaitu komponen dimana hitungan dan bermacam keputusan dibuat..
Kecepatan processor dinyatakan dengan MHz (megahertz). Mega berarti juta
sedangkan hertz adalah satu putaran per detik. Makin kuat processor maka
semakin cepat respon komputer. Harddisk merupakan alat-simpan magnetik yang
digunakan untuk menyimpan program dan data komputer. Sama hal dengan
RAM, besarnya harddisk dinyatakan dengan megabyte, atau gigabyte atau giga.
Satu gigabyte sama dengan seribu megabyte. Makin besar harddisk, semakin
banyak program dan data yang dapat disimpan komputer. Multimedia PC harus
mempunyai harddisk minimal 640 megabyte.
Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan
dengan komputer yang sudah ada di lapangan yaitu komputer dengan processor
Pentium III450 MHz, operating system Windows XP Professional, RAM 128 MB,
Hard Disk Drive 1 GB, VGA 64 MB/64 Bit Direct X 8.0, Display 1024 x 768,
colour 32 Bit, CD ROM 52 x Max, Sound Card, Speaker, Keyboard, dan Mouse.
Spesifikasi komputer yang direkomendasikan adalah komputer dengan Processor
Pentium 4-2 GHz, Opperating System Windows XP Professional Sp2 dengan RAM
151
256MB, Hard Disk Drive 4 GB, VGA 128/x 768 Bit Direct X 8.0 Display 1024x
768, Colour 32 Bit, CD ROM52x Max, Sound Card, Speaker, Keyboard, Mouse.
4.23 Bentuk Akhir Model
Setelah uji coba sebanyak tiga kali dan dianggap model sudah
dimplementasikan sesuai dengan rencana dan berjalan dengan baik maka uji coba
dihentikan. Ditinjau dari faktor pendukung yang menunjukkan perkembangan
kearah yang positif maka kerangka dan bentuk akhir model adalah sebagai
berikut:
Bagan 4.1. Kerangka Model Pembelajaran Bahasa Arab dengan Multimedia
152
BENTUK MODEL PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN MEMANFAATKAN MULTIMEDIA
Disain: a. Tujuan Pembelajaran :
Karakteristik tujuan mengacu kepada tujuan kurikulum. Tujuan pembelajar khusus (TPK) yaitu mampu menganalisis teks dalam bahasa Arab, menerjemah dan menyusun kalimat sesuai dengan kaidah bahasa Arab.
b. Materi : Ruang lingkup materi mencakup seluk beluk-beluk isim, fiil dan huruf, serta pola kalimat dalam bahasa Arab.Materi dikemas dalam CD- Komputer.
c. Strategi Pembelajaran: (1) Memposisikan interaksi mahasiswa dengan komputer atau tahap pengenalan. (2) Penyajian materi presentasi yang terdiri dari:
halaman utama, halaman pendahuluan, halaman kuliah, halaman penutup. (3) Respon mahasiswa yaitu dengan cara menelusuri informasi melalui daftar
indeks, menelusuri informasi menggunakan peta isi, keluar setiap saat dari posisi terakhir dan kembali ke indeks, atau meloncat ke depan atau ke belakang.
(4) Pemberian feed back terhadap respon. (5) Penutup.
d. Evaluasi:
Dikembangkan dalam bentuk tes tertulis kombinasi bentuk essay dan obyektif.
Implementasi: a. Interaksi mahasiswa dengan komputer
Dosen membawa mahasiswa ke laboratorium komputer dan mengkond isikan interaksi dengan komputer
b. Pengenalan Program diperkenalkan kepada mahasiswa..
c. Presentasi Materi Mahasiswa diberi kesempatan menelusuri informasi selama 90 menit
d. Respon Mahasiswa Mahasiswa mengatur sendiri strategi belajarnya
e. Pemberian Feedback Terhadap Respon Komputer memberikan umpan balik sesuai dengan permintaan mahasiswa.
f. Penutup
Memberikan fasilitas kepada mahasiswa untuk mengulang apabila diperlukan.
Evaluasi: Pertanyaan tes dibuat dalam lembaran khusus dengan bentuk essay dan obyektif yang dilakukan mahasiswa dalam laboratorium (pretest) dan dalam kelas (posttest)
Secara terinci model meliputi hal-hal sebagaimana berikut:
• Rasional
• Tujuan
• Sasaran
• Pengembangan Disain Pembelajaran
• Strategi Pembelajaran
• Media
• Pengembangan Alat Evaluasi Hasil belajar
Rasional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (Pasal 1 ayat 1). Dalam hal ini
metodologi belajar mengajar tentu harus disesuaikan dengan menggugah
keinginan untuk mencari dan terus mencari, para dosen dirangsang untuk
terus menerus mengembangkan kemampuan akademiknya, baik dalam riset
maupun dalam mengorganisasi serta menyampaikan kuliah (Tilaar, 1999).
Artinya guru dan dosen mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang
sangat strategis. Hal ini dijelaskan dalam Undang-Undang RI Nomor 14
Tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan bahwa kedudukan dosen
154
i
j
sebagai tenaga profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat dosen
1 serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Sejalan dengan fungsi tersebut,
kedudukan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkankan tujuan pendidikan nasional,
yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui implementasi model
pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan multimedia adalah untuk
memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar dapat belajar tata bahasa
Arab secara optimal serta bisa mencapai tingkat penguasaan bahan pelajaran
yang dipelajarinya. Melalui penguasaan tata bahasa Arab ini kemudian
diharapkan dapat dicapai tujuan kurikulum bahasa Arab dan tujuan
perguruan tinggi ini sampai kepada tujuan pendidikan nasional.
Sasaran
Model pembelajaran bahasa Arab dengan multimedia yang
dikembangkan melalui penelitian ini ditujukan untuk diimplementasikan
pada jenjang pendidikan tinggi khususnya bagi mahasiswa yang berlatar
belakang pendidikan umum di IAIN. Dengan demikian sasaran yang dituju
dalam implementasi model pembelajaran ini adalah.
155
1) Mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan umum atau berasal dari
SMU dan SMK dapat ditingkatkankan prestasi belajar bahasa Arabnya
terutama dalam aspek gramatika atau qawatd.
2) Dosen bahasa Arab sebagai ujung tombak dan praktisi terdekat
pengembang kurikulum di kelas dapat memperbaiki kinerjanya
sehingga kualitas pembelajaran dapat dipertanggungjawabkan sebagai
bagian dari tugas tenaga edukatif dan profesionalitas dosen.
3) Proses pembelajaran sebagai rangkaian dari implementasi kurikulum
dapat diarahkan untuk mencapai tujuan kurikulum mata kuliah bahasa
Arab di IAIN.
Pengembangan Disain Pengajaran
(1) Disain pembelajaran disusun secara sistematis dan terstruktur.
(2) Bahan disusun dalam bentuk frame dikemas dalam software
pembelajaran
(3) Metode dan penggunaan media diarahkan kepada belajar mandiri
(4) Evaluasi disusun dalam bentuk tes obyektif dan essay secara tertulis.
(5) Disain pembelajaran disusun oleh tim khusus (ahli) termasuk dosen
bahasa Arab dalam bentuk CD-Komputer
(6) Pelaksanaan pembelajaran berorientasi kepada belajar mandiri
(7) Materi disajikan kepada mahasiswa dengan media komputer di dalam
laboratorium komputer.
(8) Mahasiswa mempelajari frame demi frame
156
(9) Dengan sistem umpan balik yang langsung, mahasiswa direspon
apakah akan kembali ke belakang atau meloncat ke depan.
(10) Kemudian siswa mempelajari frame selanjutnya, dan penguatan
hubungan stimulus-respons (frame-jawaban) diulang terus sampai
selesai program.
Strategi Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan implementasi disain pengajaran.
Dalam model pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan multimedia
ini prosedur pembelajaran dimulai dengan membawa mahasiswa ke
laboratorium komputer. Implementasi disain diawali (1) memposisikan
interaksi mahasiswa dengan komputer (2) tahap pengenalan (3) penyajian
materi presentasi (4) respon mahasiswa yaitu dengan cara menelusuri
informasi melalui daftar indeks, menelusuri informasi menggunakan peta isi,
keluar setiap saat dari posisi terakhir dan kembali ke indeks, atau meloncat
ke depan atau ke belakang sesuai dengan keinginan, dan akhirnya melacak
kembali alur belajar melalui urutan materi. (5) pemberian feed back terhadap
respon (6) penutup, memberikan fasilitas kepada mahasiswa untuk
mengulang apabila dibutuhkan.
Evaluasi dilakukan pada awal pembelajaran (pretest) dan setiap
pembelajaran berakhir (posttestt). Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar
dilihat dari hasil posttestt yang dilakukan secara tertulis dengan integrasi
bentuk obyektif dan essay. Strategi pembelajaran dapat dilihat dalam
halaman berikut:
6. Halaman Kuliah
160
7. Halaman Kuliah >Isim
••'rogrci'i Interaktif
Bchasa Arab
j . V i j - a V i _ j > s j j.Pi -'A'r?
Halaman Kuliah > Isim > Pembagian Isim
Bahasa Arab
i Pembagian Is im
Diljnfju dûn 5f^ i jenisnya iüim d£pj l dibedakan anbra kiU benda Cgl-.i-ljkr dün fcato bendj pertnipifjn. > <iri£ lazim di-.i;t>ur
j ~jT,rT>.MEijnnj;-
Contoh pembagian is im
menjadi I s im M u a k k u ?
dan Is im M u a n n j K »
l^m d i t in ju dari bentuk b i l ^n^n (errtlri d/r> i^uu i)Tii«rjd riiimniuKanT[j dan jamik
Gambaran U i m
secara keseluruhan »
Halaman Kuliah > Isim > Pembagian Isim > ïsïm Muzakkar
ProgrciS btt?"rok*if
ßahaso Arab
Isi m Muzakka r
diakhiri dengan fa rrrArbuirwh. S'amun dalam bahana Arab ada t'eberapa IsiiJi mu?.ikkaryanc diakhiri dpnrijrt Ia înjrhurhjK karena h.ird-kjfJ lfr^tnir .UviMKiJi TjTrJ'jt n jmi l , lk ] - l j h .
11 j ' tin,*-
« Bock
X
menjjd'r l&im Mu7aJ<kar
d\in Is im M u j n r i J l ï
( iamb.iran Tsim
secara keseluruhan »
11. Halaman Kuliah > Isìm > Pembagian Isùn > Isìm Muannats
P r c a r c n Intt-rcklit
Sohcsci Arab
2. K i t i bpnJ j \*nj« diuunjfcan iifidjfc f i jmj peremption n'tlavpon
H di k diakhiri denar i u uiiirbutridh
_ J - . i i " M u ^ l _
Contoh pembagian Wjm
mcnj jd i ' i ^nn Mu7jkftor
dan k i m M u ari fiats
Gambaran Is i m
srcar j k w e J u - v h a r »
12. Halaman Kuliah > Isìm > Pembagian Isìm > Isim Mufrad
. P f c g i u m l'i+sr^iktif
Bahasa Aiab
» Is im Mu f rad
j t - ^ j ^ J . * i j i i r jjfi l i ^ Y ?
Kim Mufrad adaUb f c a l j b c T s d a V i n o n i c n u n i a n J ' 1 ' " t " t imbal :
Halaman Kuliah > Isim > Pembagian Isim > Isim Mutsanna
Prcg'cm i-tieioH'f
Bahasa Arab
» Is im Mu lsann
<--i Back
X
secara keseluruhan »
Isim Miifeannsadjlah k a U W n d a yang menunjukkan arti dua atau ganda.
Cira m*mbeflt-jV. \sífa mvTsarmj addati ocupan inrn,ii"bjli j l i i dan nun auu Gambaran J s í m ya dan. nun pada i**ni mufiad.
-|¿CLXJ_L* = 0 + 1 + < - i j J j
' V * " ' 1 " " ' :
Halaman Kuliah > Isim > Pembagian Isim > Isim Jamak
Program interaktif
Échese Aiob
Ji im l^rn^k yaifn kai j benda yjflp ni en unjukkan bamak,
i»,m lum i , jd.i l'¡;j np.ir.im L , , , : U •
] T , .n ' f , \ l , l?. .kk . i r^l irn
| . í 3 j r ( j k n ' t J l i v i-rm ^ t'» I"-II[in|n4» J n J:N -ijm>L jnrn". f i l i l i mauf b* m i i l i>- "• ma* "'c g¿
i k... 11 .j k.. j U | .^ , J | .™ 1 h, I<Lf'^
J J , i l iIIL H . . J i U T H I U - J J ' 5 I < : J - u¿ n u |:THJ' T . , - ' iJ'Bjí A ' PjitoJ T H . i r Kr.u^i
G a afir. K i m
¿ecara keseluruhan »
Halaman Kuliah > Isim > Pembagian Isim > Contoh Pembagian Isim
Bohcsa Arab
Or.mc Islam ffr; •
Orang Mukmin jTri
APA k Fercripu'a u
OiauRlr lamll .k)
OTiinR Mukmin |1M
Anak teki-lAi
OFflncIdlii-l*!.!
z'
Gafnti i i ian (51 m
seiai-D keseluruhan »
Halaman Kuliah > Isim > Pembagian Isim > Gambaran Isim
Progrcim l'ite^cktif
Bahcsc Arab
t ^ m b a ^ n I s im
d, J ' J
l.dX H W l W I f l Wh h' I I
Eoe* procreiti Inie'fit'Cf
Bahasa Arob / \
ï > F i ' i l « „
E S
¡F(-ÍI Mpdht-
T7ll î tubKË \ij/ptf>>
,Fi fi Ruba ¡i
18. Halaman Kuliah > Fiil > Pengertian Fiil
Pregi c-ni 'mìei c'kîif
ßclioso Arab
l*»s; ¿Ujj ¿¿¿i'} U—i' J j** i* J; ifclí" i5 JkitsJl } Til jdjl.ili kihrririh v.mt >'hi'[lun|Likkjn .irfi p'-ki"!' Irf.|\ld.i . j^lu " f k i u lerh'nl'j ik.ili
t"nJt" ar^^jüitü j —v j j — S j j ¿ ¡Jjii>ä i j'«u.1.i i mn,i IP iT ; ' . J i * J r J i k^ r , j hnn ínu ; u n i j ' - u L n J hur u! •ij.i - >pn- * J i i í , i ¿ J - I ( J I J n t r- v,iru- ,1 [--!• U. i_-11 k .N n tu ,i rl • , . .
'j J "v , U i i * ^ J j V J J W ' i " ' •* J I*. RF '
• r''h tc-rbaju ki-p.ic.r hn.i Cl h LI Mjdhi \ Jiri; k.i»j k ti j J une ntin n n i u k k-a n jrti it i .ih >ncli .'i l i i l i ru mr n i f u m di i CiKf- <l h elj Í 13 J r IvnlnL loi n | u £.1-• M j ^ n t l r>"i,i i Ji L i*i;*n h J n I J L L1 h jmir J L . I I I I I } »n|' jd.i p.ulLini 3 rfh.imFi [íF^rl'if I kirimi y* i sru'j^ii í j ' i l |Pf l.ik U I
I I »I Mu J lu 11' \. i i |i» krfjd kir j-i v,irn_ m.1 n unjuk J.-J-i -irLr -"-J-iiip dan i kJH ¿fdtjrTs; I-M I P T U f d h j n ' un rTu'inruni.ii h^nif.iE b V1 J ' - !»i"|it[.k kjn Hipa M i-f"-Li,ii d iua r i t»itn>:ik dfiir'iH-ni,! i Jnri,r.í.i i-ad.im J Plumir fer'-H'irl bi rrnnum •-.eki.H 11 'l.l.in.i.s [ï.in ri il n m J h ] ri' Lit F oajJ J l " tiu noli deni_.|ii h u r u l nur^InjrJ jin t air. j íijm f ili - rj mm i(,m M l i il A nu vit UJI k •''<• ki'Tfj ^ J U I ; rip'nuiunkl. .tu .ult p 'nnl ih rj.il u k uTl-ikukiJn
|Vl t'lE,li*l.
1 i'il JlTir ¡ni b.lrtvn lUíTiipuilVai rn jm bïrliuk ij-lïtif. \.l'itti i i i ;J N'nïiik imlilk nr.inu; k^Ju.i irfki-lJki [iriurakkm li.ipi U-.-i beni u k uilliik 'iran~ kL\'i¿,i p-rt-m p-u J u InuMnr' l S | 1. rthik iHb'ruliäi> l ' c u í u k ii'LI mf r i p jJ i lvu'uk Liiur^ j !i,iru«. nioi>cik jr.. »u,*lu n a ' j n iCjI.ik.'rll lurtOflfu
J
19. Halaman Kuliah > Fnl > Wazan Fili
Program ìnteroktif \ ^ /
Borioso Arob <' ^
lV,ir,m minia TFTnbrflnp^n ritìU p.ilr>kotl
Murul" i jn j ; Jfpunjkjn » I ; J Ì r, i/.'h J J J I J I I hurul f J , h i i i i i f \<in, ddfl I^UmE littl
t>nT:rrr> hnh.n'»a A ' i b iu" i 1 a h hinvf da Litri ti'EI GtJLi kerjjnya l i ip ^"d i Ili I H Ra hirmf, 'sitiap Vafirnah haiu> niLnidllih u i 7 j n 1. rtuk RNI.rn;iLlahui rumljll f*Uj«( M I J I L I adAljh d.fil htnliik li'l) [uadhllAr"
Fi r-ildi[pn|au dan t*£i bimifnia terbi-E; L kepadj dna yjitu
Yd-ìlu krfld keri.i Alanti U vdni! fumidii b t T r u d i v a ttp> f*| Fp'it mi ilib-si^ cri-midi \\va l t ><ii[u fi'i l l a t i n i UT J r i s d b l i n l f « r i nv i J ( Ì J ri£±r fidate ac j hu'ui tambahan dan li'ti fsulal'.Vin .ITID buruf l ' Ì * n \ J Ujy d-jil adami burui Ijnibahan 1 lumi LimbjHjn ad.it J I I I T I I j -Jlu I Ì U L U ' . dniì h 111rkjIT J j ; i
" h \ i r u f
"'7. Ff'rl H n b a Y " f i . " '
Vdiiu fcaid k(?na di.iu fi'il ^dnj: ffMFiljh hfimf uva e-m^dr. i-i).
Fi'il Kuha'vii l i jurp tfTNji~ m^ii jdi dua V-ntu K u ^ V v rnui^RRJD {UtìjìIc aci-i «mbahail 1 dan RnhJTiV ma'id
L UnluV U^ib fr l i-n\a UiV lumini I . I H F U I -
20. Halaman Kuliah > Fui > Fui Madhi, mudhari & amr
Program IntercjkTif
Bohcjci Ajab
7 \EKIJ F i l i - M A I J 1 1 1 * ML L rrJAKl J DAN -\MR i / = ' jì'è
I J K Ì - I J H 1-ji.L'LLiJ
^ 1 : A.kd ijpunn J U l
167
21. Halaman Kuliah > Fiil > Fiil Tsulatsi Mazid
E T N I K
Progres t o t c r G k t H \ . s
Bahasa Arob / n
>> f: ' is J '< -**Y
FJ'il T-uIdlM Vfj ? id i J i E U f M T vanv terdiri I I J T Ì fiuiu< a**!. kitCRMdii i" £- v'. in^b.iÌT v j tu, d u a alau
lift J huiuf. Pi'il Jnjjftl ini .idd i-mpJl bcjj* (1-1) itjit J j n uVpJl dikcl"rSi|Mkkjn TO<hn£,idi -. :
nK* (31 I r i t a n vallili --
1-Tsulatsi niai id wlu hun i /ad j ti^j f3 ]VhJ7qn vaitti: — " ' -
Ì V i U J f t ^ :,L ^ - Nazari : ^ . . . -V ..
T^ulor^i maVìd duj huruf jda I T I H J p ) n jzari vaini'"
- WazJn •
W A R J P ; ^
i T a z a n : ^
v T'.uIaPimazidfipj huruf rttMit{tjinvai en?m fhi waisri vj i lu : - -
• Wa j j i i -^tjt ' "
' - Waz jn : - " - J ' ' •
W a u n : ^ - * . - -
22. Halaman Kuliah > Fiil > Fiil Rufaa'iy Mujarrad
Program InTerakllf
Bahasa Arab
= > Fi il Puh., V \L | ,wu i t m*J
r» »i r,idl'JJiy Mu i jn^d artal-iti ' i J i l \ pili!* ìn^m^iniaj enipjT (Ai huruf nli-
J - | ri rufij j y |pJnv<> r" i'm jmnv JÌ - j lu ri | i v j u i ^ v jiEu :
1 Rdhi ' i t inai'nt iotu huruf n . , ' u nl ' i Hflijfl vjihi 1
" rtub^'n n w j d dua iwtnf l i r J i ' r tTjii dua Ì H J ^ I v*iru;
168
23. Halaman Kuliah > Huruf
24. Halaman Kuliah > Huruf >Huruf pada kalimah isim
X ;Pr6g rem Inleraftif
...i.?'. ." _.""... Bahasa Arab . . . .
>> Hun,* Tong MaVflk Ptrtfe Kff l f - reM»™ « L-^'^!)- .. _ - . f ^ y . ^ ',
169
25. Halaman Kuliah > Huruf > Huruf pada kalimah isim > makna huruf jar
Program ln*(?raktif
BahasaArab
-i" - ^ i f l HurufTirlrl-"- •
,i<- -C-^ì» 1 Turuf'a n _.
i • « , » H u r u f a J a z - i " . - v -
U"" Huruf ha" - r~Vf'~
="'''/'-- W>fìun.ÌT"ij95Ein " "--'V
. " v H u n i l t o n t a / ,
^ . ' f i ^ l l u ' r u f x i i b h a '-'f
28. Halaman Kuliah > Pola susunan kalimah
171
29. Credit
Catatan i
• Tombol Imk akan berubah warna jika disorot menggunakan mouse.
• Perhatikan juga tombol lanjut untuk melanjutkan pembahasan tentang
materi dan tombol kembali untuk kembali ke halaman sebelumnya-
172
4.3. Hasil Uji Coba Model Pengembangan
Dalam bagian ini akan dipaparkan hasil uji coba terbatas model
pembelajaran bahasa Arab memanfaatkan Multimedia yang terdiri dari (a)
deskripsi tuntutan terhadap kinerja dosen dalam penerapan model, (b) lingkungan,
fasilitas serta sarana yang dibutuhkan, (c) kemampuan dan kegiatan mahasiswa,
(d) skenario model pembelajaran bahasa Arab Memanfaatkan Multimedia, dan (e)
kendala/hambatan selama uji coba,
4.3.1 Tuntutan Terhadap Kinerja Dosen
Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas online maupun
offline harus dipersiapkan dan dirancang sedemikian rupa sehingga apa yang
hendak dicapai dan dikuasai oleh peserta didik dapat dikomunikasikan dengan
baik. Dalam pengembangan model pembelajaran memanfaatkan multimedia ini
dosen tidak bekerja sendirian. Setidaknya ada 6 pihak yang ikut terlibat untuk
mengembangkan program atau software yang baik untuk pembelajaran yaitu
tenaga pengajar atau dosen, desainer, analis, image supplier, dan maintenance
programmer yang tergabung dalam suatu tim.
Dari pihak dosen, dialah orang yang paling banyak mengetahui tentang
seluk beluk dalam dunia pendidikan dan pengajaran. Dosen harus tahu dan
mengerti teori belajar dan mengimplementasikan ke dalam penyajian materi yang
menjadi dasar pedagogi sebuah software. Dosen dipandang orang yang paling
mengerti terhadap kandungan materi dan mereka mampu merinci substansi materi.
Walaupun demikian dosen membutuhkan pakar untuk memverifikasi materi, sebab
173
materi dalam pengajaran itu juga merupakan hasil pengubahan eksplanasi ilmiah
ke dalam bentuk eksplanasi pedagogi. Dapat dikatakan bahwa tugas dosen dalam
pembuatan program dapat dibatasi sebagai pengelola unsur pedagoginya.
Desainer program diperlukan untuk mengubah hasil kerja dosen yang
dituangkan ke dalam skenario aktivitas belajar. Setiap langkah dalam skenario
dikonfirmasikan kepada dosen yang telah membuat kegiatan belajar untuk
menghindari kesalahan-kesalahan secara teknis dan konseptual.
Pihak lain yang dibutuhkan adalah analis sistem yang dibutuhkan untuk
menelusuri skenario yang dibuat dan menganalisa kelayakan penuangannya ke
dalam program. Ada tiga prinsip utama dalam pemrograman yang menjadi
landasan kerja analis system yaitu: (1) complete, artinya kelengkapan komponen
skenario sehingga seluruh rancangan komunikasi pembelajaran benar-benar
tercermin di dalam skenario sebagai paket yang siap diprogram, (2) correct adalah
ketepatan penulisan skenario dari segi substansi, dan stnikturnya, (3)
understandable yaitu dapat tidaknya skenario dimengerti oleh semua pihak yang
terlibat dalam aktivitas pemrograman termasuk dosen.
Image supplier atau pemasok gambar memegang peranan yang sangat
penting dalam pembuatan software pendidikan, karena gambar dapat
mengkomunikasikan lebih banyak dari kata-kata. Media interaksi dalam
penggunaan software pembelajaran ini dipenuhi oleh gambar-gambar. Rancangan
dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini:
174
Tabel 4.8. Rancangan Multimedia Interaktif Gramatika Bahasa Arab
NO KETERANGAN VISUAL AUDIO
1 Opening Tulisan Bismillah dan
Assalamualaikum
Opening music dan
sound effect
2 Intro Flash movie: Nahwu dan
Shorof
Dissolved to title:
GRAMATIKA BAHASA
ARAB
Opening music dan
sound effect
3 Main Menu Transition:
MENU PROGRAM (on link)
1. DESKRIPSI
2. TUJUAN
3. PETUNJUK
PEMAKAIAN
4. MATERI
5. END
Background music
4 Sub Main Menu DESKRIPSI
Kata-kata yang dinarasikan
muncul di layar bagian demi
bagian.
Nar:
Background music
5 Sub Menu
TUJUAN
TUJUAN UMUM
Mahasiswa dapat memahami
konsep, prinsip dan kaidah-
kaidah bahasa Arab.
TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti
pembelajaran ini diharapkan
mahasiswa dapat:
Background music
175
1. Menganalisa teks-teks
bahasa Arab
2. Menerjemah teks-teks
bahasa Arab
3. Membuat kalimat
bahasa Arab sesuai
dengan kaidah tata bahasa
Arab
6 Sub Menu Caption
PETUNJUK PROGRAM
1. Pelajari program ini
sesuai dengan urutan
pada menu file
Klik Tombol
Background music
7 Sub Menu
MATERI
PENDAHULUAN (on lirik)
1. Isim
2. Fiil
3. Huruf
Music & effect
button
8 Sub-sub Menu
ISIM
1. Pengertian Isim
2. Tanda-tanda Isim
3. Pembagian Isim
9 Sub-sub Menu
Fiil
1. Pengertian Fiil
2 Jenis Fiil
3. Wazan /patokan
4. Jumlah huruf
10 Sub-sub Menu
HURUF
1. Pengertian huruf
2. Huruf yang masuk
pada Isim
3. Huruf yang masuk
pada Fiil
176
Huruf yang masuk pada Isim
dan Fiil
11 URAIAN 1
1) Pengertian Isim
Caption:
• Isim adalah kata yang
menunjukkan makna
diri dan tidak disertai
dengan pengertian
zaman.
• Isim dapat diketahui
dengan khafadh,
tanwin, dimasuki oleh
alif-lam dan huruf
khafadh.
Back to menu
PENDAHULUAN
12 2) Tanda Isim Caption:
• Huruf akhirnya
dijarkan
• Bertanwin
• Ber alif-lam
• Dimasuki oleh
hurufjar
• Dimasuki huruf
qasam.
Interaktif
Back to menu huruf
13 3) Pembagian Isim Caption:
• Ditinjau dari segi
jenisnya.
• Isim ditinjau dari
bentuk bilangan.
Interaktif
Back to menu
PENDAHULUAN
14 2) Wazan Fiil • Wazan artinya
timbangan atau
patokan
* Huruf yang digunakan
sebagai wazan
Back to menu
PENDAHULUAN
15 3) Jenis Fiil Caption:
Fiil terbagi kepada tiga (3)
• Fiil Madhi
• Fiil Mudhari'
• Fiil Amr
Interaktif
Back to menu
PENDAHULUAN
16 4). Fiil Tsulatsi Caption:
• Tsulatsi Mujarrad
• Tsulatsi Mazid
Interaktif
Back to menu
PENDAHULUAN
17 5). Fiil Ruba'iy Caption:
• Ruba'iy Mujarrad
• Rubai'iy Mazid
Interaktif
Back to menu
PENDAHULUAN
18 URAIAN 3
1). Pengertian Huruf Caption:
Kalimah huruf dalam bahasa
Arab adalah kalimah yang
tidak mempunyai fungsi dan
arti yang sempurna kecuali
setelah berhubungan dengan
kalimah lain.
19 2) Huruf yang
masuk pada kalimah
Isim
Caption:
• Huruf jar
• Inna dan anna dengan
makna taukid
• Inna dan saudaranya
• Huruf nida
« Huruf istisna
• Wau ma'iyyah
• Lamul ibtida'
Interaktif
20 3) Huruf yang
masuk pada kalimah
Fiil
Caption:
• Huruf nashab
• Huruf jazam
• Huruf maa dan laisa
• Huruf qad
• Huruf saufa dan siin
Interaktif
21 4) Huruf yang
masuk pada kalimah
Isim dan Fiil
Caption:
• Huruf athaf
• Dua huruf istifham
• Wau hal
179
• Lamul qasam
• Huruf in Syarthiyah
Interaktif
Link to Holy Qur-an
22 Pola Kalimah Caption:
Bahasa Arab Kalimah-kalimah dalam
bahasa Arab baik isim, fiil
maupun huruf, apabila telah
tersusun dalam pola susunan
kalimah bahasa Arab
mempunyai ststus yaitu yang
dikenal dengan mabni (bina)
dan mu'rab (i'rab) dan tanda
status tersebut
• Mubtada + Khabar /
jumlah ismiyah
• Fiil + Faail/ jumlah
fi'liyah
• In + Isim In + Khabar
In
• Kaana + Isim Kaana +
Khabar Kaana
* Fiil + Faail + Maful
bih
• Fiil + Naaib al-faail
• Fiil+ Faail + Huruf jar
+ Majrur
• Fiil + Faail + Hal
• Fiil + Faail + Tamyiz
• Huruf Nida + Munada
180
23 Evaluasi Pretest, posttestt, tertulis,
esey dan objektif.
24 END Penutupan
Terima Kasih
Music
43.2. Lingkungan, Fasilitas, Sarana yang Dibutuhkan.
Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang
dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafik, animasi, adio dan
gambar video. Hoftstetter (2001) menempatkan multimedia dalam konteks
pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio,
gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang
memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan
berkomunikasi. Dapat diidentifikasi bahwa ada empat komponen penting
multimedia yang dibutuhkan yaitu:
(1) Komputer yang mengkoordinasikan apa yang dilihat dan didengar, yang
berinteraksi dengan mahasiswa.
(2) Link yang menghubungkan mahasiswa dengan informasi.
(3) Alat navigasi yang memandu mahasiswa untuk menjelajahi jaringan
informasi yang saling terhubung.
(4) Multimedia menyediakan tempat bagi mahasiswa untuk mengumpulkan,
memproses, dan mengkomunikasikan informasi dan ide mahasiswa itu
sendiri.
Perangkat keras multimedia bekerja secara elektronis dan otomatis,
kendatipun demikian perangkat keras multimedia tersebut tidak akan dapat bekerja
181
bila tidak ada unsur manusia yang mengerti dan dapat menggunakan alat-alat
tersebut. Artinya secanggih apapun komputer yang tersedia sumber daya manusia
tetap menjadi pemeran utamanya. Pada hakikatnya sistem perangkat multimedia
ini terdiri dari empat unsur dengan satu unsur tambahan yaitu: Input Unit, Central
processing Unit yang populer dengan sebutan CPU. Strorage/Memory, dan Output
Unit, serta Communication Link merupakan unsur tambahan.
Input Unit merupakan tempat memasukkan data dan program yang akan
diproses dalam komputer multimedia. Fungsi dari input unit ini antara lain:
1). Tempat memasukkan data dan program yang akan diproses.
2). Menerjemahkan kode-kode yang dikenal media input ke dalam kode-kode
yang dikenal computer multimedia.
3). Mengirim data ke dalam storage.
Untuk memasukkan data ke dalam komputer multimedia dapat dilakukan
dengan menggunakan, keyboard, point device (mouse, joystick, trackball,
trackpad, touchscreen, lightpen, remote control), alat pembaca optik, alat pembaca
magnetis, alat pembaca suara, system vision input, kamera digital, scanner,
camcorder, snappy dan kamera web.
Untuk menghubungkan komputer dengan manusia dibutuhkan perangkat
lunak berupa program-program. Fungsi dari perangkat lunak multimedia ini antara
lain mengidentifikasi program multimedia dan menyiapkan aplikasi program
multimedia sehingga tata kerja seluruh peralatan komputer jadi terkontrol, teratur,
membuat pekerjaan lebih efisien. Lingkungan yang baik dan sumber daya
manusia yang cerdas serta terampil dengan perhatian dari pimpinan sangat
182
dibutuhkan oleh pembelajaran memanfaatkan multimedia. Potensi ini dimiliki oleh
IAIN dan ada dalam tubuh lembaga perguruan tinggi agama Islam negeri (IAIN
Imam Bonjol Padang).
4.3.3. Kemampuan dan Aktivitas Belajar Mahasiswa.
Pengembangan model pembelajaran bahasa Arab memanfaatkan
Multimedia dalam penelitian ini menampakkan hasil yang diharapkan dalam usaha
peningkatan hasil belajar mahasiswa. Hasil uji coba terbatas yang dilakukan
kepada mahasiswa memberikan gambaran bahwa adanya peningkatan yang cukup
berarti. Uji coba terbatas diadakan sebanyak 3 kali hal mi dilakukan untuk
membangun model pembelajaran bahasa Arab dengan memanfaatkan Multimedia
dengan prinsip dapat menunjang perolehan kemampuan gramatika bahasa Arab
mahasiswa. Sebelum uji coba dilakukan diadakan pretest untuk mengetahui
kemampuan awal mahasiswa dan setiap akhir uji coba dilakukan test evaluasi hasil
belajar dengan demikian pembelajaran lebih terfokus pada upaya peningkatan
kualitas belajar mahasiswa.
Perolehan hasil uji coba terbatas terhadap hasil belajar yang diperoleh
mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 4,9.
183
Tabel 4.9. Hasil Belajar Mahasiswa Pada Uji Coba Terbatas
Kode Score Score Score Score Mhs 1 I II III No Pretest Posttest Posttest Posttest 1 60 74 76 76 2 48 68 70 80 3 i 52 j i _ 7 0 _ _ _ 76 84 4 1 ~58~ r ~ _ , 78 96 5 72 76 82
50 64 70 82 7 44 62 74 8 42 62 74 92 9 40 60 76 86 10 54 74 78 90
Jumlah 504 682 748 862 Rata-rata 50,4 68,2 74,8 86,2 Stdv 6,851 5,846 2,859 6,562
Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa sebelum
dilakukan uji coba, sedangkan posttestt dikakukan untuk mengetahui prestasi
mahasiswa setelah dilakukannya uji coba. Perolehan skor yang diperoleh
mahasiswa pada tahap uji coba terbatas dalam bentuk grafik terlihat seperti Grafik
4.1 berikut ini.
1 D O
-1 3 S 7 e f 1
E t s a -i o
Crjse Number
Grafik 4.1 Grafik Perolehan Skor Test Has&BeJ|ajar Mahasiswa pada Uji Coba Terbatas
184
Untuk mengetahui skor minimal dan maksimal, rata-rata, dan standar
deviasi hasil pretest mahasiswa ditayangkan dalam Tabel 4.10. berikut ini:
Tabel: 4.10. Hasil Pretest Mahasiswa Sebelum Uji Coba Terbatas
Pretest Skor Min Skor Max Rata-rata Stdv
40 60 50,40 6,851
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa skor minimal yang diperoleh
mahasiswa adalah 40 dan skor maksimal 60, nilai rata-rata 50,40 dengan standar
deviasi sebesar 6,851.
Setelah melakukan pretest dan diketahui hasilnya, maka mahasiswa
diberikan perlakuan. Untuk mengetahui skor minimal dan maksimal, rata-rata dan
standar deviasi hasil tes evaluasi belajar mahasiswa pada tahap uji coba terbatas 1,
2 dan 3 ditayangkan dalam Tabel 4.11. berikut ini:
Tabel 4.11. Hasil Test Evaluasi Belajar Mahasiswa Pada Uji Coba Terbatas
Uji Coba N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai Pre-test 10 40,00 60,00 50,4000 6,85079
Nilai Post-test 1 10 60,00 76,00 68,2000 5,84618
Nilai Post-tes( 2 10 70,00 76,00 74,8000 2,85968
Nilai Post-test 3 10 76,00 96.00 86,2000 6,56252
Valid N (listwise) 10
Dari output diatas dapat dilihat bahwa rata-rata skor yang diperoleh
mahasiswa setelah dilakukan uji coba (posttest) 1 adalah 68,20 dengan pencapaian
skor minimal 60, dan skor maksimal 76, standar deviasi 5,846. Pada uji coba
(posttestt) 2 skor rata-rata mahasiswa adalah 78,80, skor terendah 70 dan skor
tertinggi 78 dengan standar deviasi sebesar 2,859. Pada uji coba (posttest) 3 nilai
185
rata-rata mahasiswa adalah sebesar 86,20, skor minimal 76 dan skor maksimal 96
dengan standar deviasi 6,562.
Hasil skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa tersebut diatas dapat
dikonversikan ke dalam bentuk grafik dan terlihat sebagaimana berikut ini:
Oescr l ptiv e Statlstlcs
Va ria bla s m tettai F * 1 s a l
- rs .DooD- i i ^ miai r e s i - t e s I 1 j W a l f lHLIail 2 I M i s i F O s l - U . i t 3 j I V a l B I N <Uatw B o)
sa o m o - 1
O DODO
Statistics
Grafik 4. 2. Grafik Skor Rata-Rata Test Hasil Belajar Mahasiswa pada Uji
Coba Terbatas
Untuk mengetahui signifikansi perbedaan yang ada antara hasil test uji
coba terbatas 1 dengan hasil uji coba terbatas 2 dan 3, serta hasil uji coba terbatas
2 dengan 3 digunakan analisis statistik dengan memakai uji t sampel berpasangan.
Hasil test uji coba terbatas 1 dipasangkan dengan hasil test uji coba terbatas 2.
Hasil uji coba terbatas 1 dipasangkan dengan uji coba 3. Hasil test uji coba
terbatas 2 dipasangkan dengan hasil test uji coba terbatas 3.
Dengan menggunakan program SPSS ver.11.5, hasil uji t akan terlihat
sebagmmana pada Tabel 4.12. berikut ini:
186
Tabel 4.12. Hasil Output SPSS Nilai Posttest 1 dan Posttest 2 Uji Coba
Terbatas
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair t Nilai Post-test 1 66,2000 10 5,84618 1,84872
Nilai Post-test 2 74,8000 10 2,85968 ,90431
N Correlation Sig.
Pair 1 Nilai Post-tesi 1 & Nilai Post-test 2 10 ,521 ,122
Paired Differences t df
Stg. (2-
teiled) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
t df Stg. (2-
teiled) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Lower Upper
t df Stg. (2-
teiled)
Pair 1 Nifei Post-test 1 - Nilai Post-test2
-6,6000 4,99333 1,57903 -10,1720 -3,0280 -4,180 9 ,002
Dari hasil tersebut diatas terlihat bahwa skor rata-rata posttest 1 sebesar
68,20 dengan standar deviasi (simpangan baku) sebesar 5,846, dan rata-rata
posttest 2 sebesar 74,80 dengan standar deviasi 2,859.
Hasil korelasi menunjukkan nilai sebesar 0,521 dengan signifikan 0,122.
Secara statistik hal ini berarti ada hubungan antara nilai posttest 1 dengan nilai
posttest 2.
Rata-rata perbedaan hasil belajar antara posttest 1 dan posttest 2 adalah -
6,60, dengan standar deviasi 4,993. Hasil penghitungan t statistik menghasilkan
nilai sebesar -4,180 dan signifikansi. 0,002. Dengan hasil signifikansi sebesar
0,002 lebih kecil dari pada 0,05 dan hasil perhitungan nilai t btung (-4,180) lebih
besar dari pada t tabei (1,833) bisa disimpulkan bahwa ada perbedaan yang nyata
antara posttest 1 dengan posttest 2.
187
Bila dikonversikan dalam bentuk grafik akan terlihat sebagaimana berikut:
D e s c r i p t i v e Stat is t ics
Statistics
Grafik 4.3. Grafik Perbedaan Hasil Posttest 1 dengan Posttest 2 Uji Coba
Terbatas
Tabel 4.13. Hasil Output SPSS Nilai Posttest 1 dan Posttest 3 Uji Coba
Terbatas
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean Pair 1 Nilai'post-testl 68,2000 10 5,64616 1,84872
Nilai Ppst-test 3 86,2000 10 6,56252 2,07525
N Correlation Sìg. Pair 1 Nilai Post-test 1 S
Nilai Post-test 3 10 -.129 ,723
Paired Differences Sig.
Mean Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
t df (2-tailed) Std.
Error Mean
Lower Upper
Pair 1 Nilai Post-test 1 - Nilai Post-test 3
-18,0000 9,33333 2,95146 -24,6767 -11,3233 -6,099 9 ,000
188
Dari output diatas dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar
yang dicapai pada posttest 1 adalah 68,20 dengan standar deviasi sebesar 5,846,
dan rata-rata hasil belajar yang dicapai pada posttest 3 adalah 86,20 dengan standar
deviasi sebesar 6,562.
Hasil korelasi menunjukkan nilai sebesar 0,129 dengan signifikansi 0,723.
Hal tersebut berarti secara statistik tidak ada hubungan antara posttest 1 dan 3.
Sedangkan rata-rata perbedaan antara hasil posttest l dengan hasil posttest 3
adalah -18,00 dengan deviasi standar 9,333 dan signifikansi 0,000. Dengan hasil
perhitungan diatas dapat dilihat bahwa harga t j , , ^ sebesar 6,099, lebih besar dari
pada harga t ^ 1,833 dengan signifikansi 0, 000. Dengan demikian probabilitas
0,000 lebih kecil dari 0,05. Kenyataan ini menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang nyata antara skor posttest 1 dengan skor posttest 3.
Bila dikonversikan dalam bentuk grafik akan terlihat sebagaimana berikut:
Descriptive Statistics
5
Statistics
Grafik 4.4. Grafik Hasil Perolehan Skor Posttest 1 dan Posttest 3 Uji Coba
Terbatas
Tabel 4.14. Hasil Output SPSS
Terbatas
Std. Error Mean N Std. Deviation Mean
Pair 1 Nilai Post-test 2 74,8000 10 2,85968 ,90431 Nila Post-test 3 86,2000 10 6,56252 2,07525
N Correlation Sig. Pair 1 Nilai Post-test 2 8
Nilai Post-lest 3 10 ,369 ,293
Paired Differences t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
t df Sig. (2-
tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Lower Upper
t df Sig. (2-
tailed)
Pair 1 Nilai Post-test 2 - Nilai Post-test 3
-11,4000 6,11374 1,93333 -15,7735 -7,0265 -5.697 9 ,000
Output S P S S ver. 11.5 Paired Samples Test
Dari hasil olahan SPSS diatas terlihat bahwa rata-rata posttest 2 adalah
7 4 , 8 0 dengan simpangan baku atau standar deviasi sebesar 2 , 8 5 9 , dan rata-rata
posttest 3 adalah 86,20 dengan standar deviasi sebesar 6 , 5 6 2 .
Hasil korelasi menunjukkan 0 , 3 6 9 dengan signifikansi sebesar 0 , 2 9 3 . Hal ini
menunjukkan adanya hubungan yang erat antara nilai posttest 2 dengan 3 secara
statistik. Dari output diatas terlihat rata-rata perbedaan hasil belajar antara
posttest 2 dan posttest 3 adalah - 1 1 , 4 0 dengan standar deviasi 6 , 1 3 4 . Hasil
penghitungan t statistik menghasilkan nilai t hitung - 5 , 8 9 7 dan signifikansi 0 , 000 .
Hasil perhitungan nilai t hitung (-5,897) lebih besar dari t tobei dengan df = 9 dan
alpha = 0 ,05 sebesar 1 ,833 . Berdasarkan hasil tersebut bisa disimpulkan terjadi
peningkatan yang nyata pada hasil posttest 3 dibandingkan dengan hasil posttest 2.
Gambaran diatas diatas memberikan indikasi adanya perbedaan prestasi belajar
190
antara uji coba 2 dengan uji coba 3 . Hasil uji t hitung 5 , 8 9 7 dengan tingkat
signifikansi 0 , 0 0 0 mengisyaratkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
prestasi belajar mahasiswa pada uji coba 2 dengan uji coba 3.
Bila digambarkan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti pada Grafik 4 . 5 .
berikut:
D e s c r i p t i v e S ta t is t ics
N Mnimum Maxhnum Mean S(d. D«vtvl>an
Stat is t ics
Grafik 4.5. Grafik Perolehan Skor Posttest 2 dan Posttest 3 Uji Coba
Terbatas
Dengan demikian aktivitas mahasiswa menampakkan peningkatan dalam
proses pembelajaran bahasa Arab. Pada sisi lain dapat dilihat mahasiswa mulai
terkonsentrasi dengan pembelajaran bahasa Arab yang disajikan melalui
multimedia.
Pada tahap uji coba terbatas I dilaksanakan, mahasiswa masih
terkonsentrasi kepada cara pengoperasian komputer dan program yang disajikan
hal ini berjalan selama 10 menit. Dosen dan instruktur memberikan penjelasan
191
tentang pemakaian komputer dan bagaimana menjalankan program pembelajaran
tersebut. Setelah beberapa menit mahasiswa sudah bisa menjalankan program
dengan baik akan tetapi materi terlalu padat sehingga pada tahap uji coba 1
mahasiswa belum ada yang bisa membuka semua materi yang disajikan.
Berdasarkan pengamatan dari pelaksanaan uji coba 1 tergambar bahwa materi
terlalu padat. Pada uji coba terbatas 2, materi lebih disederhanakan. Pada waktu
pelaksanaan uji coba terbatas 3, mahasiswa sudah mahir membuka komputer dan
mereka terkontsetrasi pada proses belajar dengan materi yang sudah disediakan.
Proses uji coba terbatas dihentikan setelah mahasiswa memperoleh nilai sesuai
dengan yang diharapkan.
4.3.4. Skenario Model Pengembangan.
Model pembelajaran yang dikembangkan ini adalah masuk kategori
rumpun model teknologi pembelajaran yang berorientasi kepada kemampuan
mahasiswa secara individual. Model pembelajaran ini secara konsisten berusaha
menggunakan ilmu dan teknologi dalam proses pembelajaran. Materi pelajaran
disusun sesuai dengan tingkat kesiapan mahasiswa sehingga mahasiswa mampu
mempertunjukkan perilaku tertentu yang diharapkan yaitu kemampuan dalam
penguasaan gramatika bahasa Arab. Hasil uji coba model pengembangan terhadap
langkah-langkah penerapan model pembelajaran memanfaatkan multimedia yang
dikembangkan perlu disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Hal ini dilakukan
berhubung mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang belum terbiasa untuk belajar
dengan memanfaatkan komputer. Disamping itu proses belajar mengajar yang
dilaksanakan selama ini lebih cenderung dilakukan secara komunikasi satu arah.
192
Uji coba model dilakukan kepada mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang
yang telah dipersiapkan untuk pelaksanaan uji coba. Pada awalnya mereka
kesulitan untuk mengoperasionalkan komputer dan merasakan materi terlalu padat
sehingga evaluasi tidak bisa dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut materi
disederhanakan dan evaluasi diadakan diluar program komputer. Disamping itu
karakteristik lain yang mengharuskan modifikasi adalah bahwa mahasiswa
merupakan tingkat pemula dalam pembelajaran bahasa Arab. Pada pengoperasian
program toturial mekanismenya adalah program menyajikan materi, mahasiswa
merespon dan berdasarkan respon tersebut komputer menentukan apa yang harus
ditampilkan berikutnya. Proses terjadi berulang-ulang secara bertahap sampai
akhir program. Pada uji coba pertama mahasiswa belum bisa berkonsentrasi
sehingga mereka belum sempat membuka materi yang telah dipersiapkan dalam
program. Untuk itu dosen perlu memberikan panjelasan-penjelasan berupa
pengoperasian komputer. Uji coba berlangsung di dalam laboratorium komputer.
43.5. Kendala / Hambatan Selama Uji Coba
Keefektifan dalam penggunaan sistem dan teknologi informasi dapat
memberikan solusi tentang cara mencegah dan menanggulangi berbagai masalah
kehidupan dalam era teknolog) maju. Masalah tersebut antara lain adalah upaya
penghematan materil dan energi, pencegahan polusi udara, kerugian waktu,
kehilangan peluang, kesempatan dan lain-lain. Begitu juga halnya penggunaan
media dalam pembelajaran yang berfungsi untuk mempermudah, membantu dan
memperjelas proses belajar mengajar. Namun demikian disadari sepenuhnya
193
bahwa secanggih apapun media, suatu ketika produk teknologi akan rusak dan
mengalami gangguan.
Sehubungan dengan penelitian ini kendala/hambatan yang ditemui selama
pelaksanaan uji coba model secara garis besarnya dapat diidentifikasi sebagaimana
berikut ini;
(1) Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan produktif
untuk melakukan operasional komputer untuk pembelajaran, yang
I dimiliki oleh IAIN Imam Bonjol Padang.
(2) Belum tersedianya komputer yang dapat dipakai untuk pembelajaran.
(3) IAIN Imam Bonjol Padang belum memiliki lab komputer secara mandiri.
(4) Gangguan aliran listrik, sehingga pelaksanaan uji coba sering tertunda.
(5) Faktor finansial; tidak memadainya bantuan finansial yang diterima
untuk melakukan uji coba model.
(6) Hambatan personal.
(7) Waktu
Walaupun banyak kendala yang dihadapi Alhamdulillah uji coba model
dapat dilaksanakan dengan baik dan hal yang mengembirakan adalah bahwa
mahasiswa sangat antusias untuk mengikuti mata kuliah bahasa Arab dengan
memanfaatkan multimedia.
Disisi lain dukungan dari pimpinan baik dari fakultas maupun institut
menunjukkan bahwa model ini akan dapat diterima dan diterapkan di IAIN Imam
Bonjol Padang, Insyaallah. Hambatan/kendala yang bersifat teknis dapat diatasi
dengan membawa serta maintenance programer ke dalam laboratorium komputer
194
sehingga uji coba dapat diselesaikan dengan baik, setelah program dioperasikan
perbaikan program dapat dilakukan baik yang berhubungan dengan konten/materi
maupun hal-hal lainnya.
4.4 Hasil Uji Validasi Model Pengembangan
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil uji validasi model pembelajaran
bahasa Arab dengan memanfaatkan Multimedia. Validasi adalah proses pengujian
kemampuan model dan tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengembangan
model. Paparan akan dibagi tiga bagian yaitu: pertama, dampak dari model
terhadap kinerja dosen; kedua, dampak model terhadap kemampuan mahasiswa;
dan ketiga, interaksi model.
4.4.1. Dampak Model Terhadap Kinerja Dosen.
Validasi merupakan tahap terakhir dalam pengembangan model yang
digunakan untuk memeriksa model dengan meninjau dampak penerapannya
terhadap kinerja dosen. Dalam penelitian ini segala sesuatunya telah dipersiapkan,
terutama materi yang terdiri dari 3 topik bahasan dengan waktu 90 menit untuk
satu kali pertemuan dan kepada dosen yang akan mengajar di kelompok
eksperimen diberikan kesempatan untuk mempelajari materi yang akan disajikan
serta cara melaksanakannya. Setelah dosen memahami model pembelajaran
selanjutnya dilakukan uji validasi. Untuk dosen kelompok kontrol diberikan 3
perangkat test evaluasi hasil belajar untuk pretest dan posttest dan hasilnya diukur
tanpa mengintervensi model pembelajaran yang sedang dilaksanakan dosen.
195
Dari hasil uji validasi terlihat adanya usaha ke arah perbaikan kinerja dosen
dalam proses pembelajaran terutama dalam memberikan materi gramatika bahasa
Arab jika dibandingkan dengan kinerja dosen sewaktu survai awal dilakukan.
Perbaikan kinerja dosen dalam model pembelajaran dengan memanfaatkan
multimedia secara garis besarnya dapat diidentifikasi sebagaimana berikut:
a. Efesiensi waktu.
Teknologi multimedia merupakan kajian yang menarik dalam dunia
pendidikan, para pakar berupaya untuk memanfaatkan multimedia bagi
peningkatan mutu pendidikan. Program yang ada dapat dilihat berulang kali
sesuai dengan kebutuhan. Dosen tidak perlu mengulang pelajaran bila
mahasiswa belum mengerti, sebab mahasiswa bisa melihat program berulang
kali secara mandiri sampai mereka memahaminya. Dalam hal disain atau
rencana pelajaran dosen berusaha untuk mempersiapkannya dengan baik sebab
akan berhadapan dengan program yang dibangun secara sistematis dan terarah
sesuai dengan tujuan kurikulum. Waktu kuliah bahasa Arab yang selama ini
lebih banyak dipakai untuk menerangkan gramatika atau tata bahasa dapat
dimanfaatkan untuk mengaplikasikan kepada kemampuan komunikatif.
b. Aktivitas pembelajaran lebih terkontrol.
Materi pelajaran didisain dalam bentuk frame-frame kecil sehingga mudah
untuk dipahami mahasiswa. Dalam hal ini dosen harus memahami konten
kurikulum secara mendalam sehingga materi yang disajikan dapat memberikan
penjelasan dengan baik dan lengkap terhadap gramatika bahasa Arab,
memudahkan untuk mengulang, mengadakan latihan serta mengukur
196
kemampuan. Hal ini disebabkan oleh karena multimedia dapat memberikan
peluang bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan program pelajaran,
c. Proses pembelajaran lebih terkonsentrasi.
Pada dasarnya aplikasi teknologi multimedia dalam proses belajar mengajar
memberikan pengajaran secara individual namun hal tersebut bukan berarti
tidak adanya peran dosen yang secara langsung. Dosen dapat memberikan
pengarahan kepada mahasiswa sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang sudah
disiapkan. Dengan demikian proses pembelajaran akan lebih terkonsentrasi.
4.4.2. Dampak Model Terhadap Kemampuan Mahasiswa
Untuk melihat dampak model terhadap kemampuan mahasiswa dilakukan
eksperimen sebanyak 3 kali dengan menggunakan model pembelajaran bahasa
Arab memanfaatkan multimedia (kelompok eksperimen) dan hasil belajarnya
dibandingkan dengan mahasiswa yang belajar dengan model pembelajaran yang
sedang digunakan (kelompok kontrol).
Mahasiswa yang diberi perlakuan dan yang tidak diberi perlakuan
merupakan mahasiswa yang berasal dari sekolah umum yang kuliah di IAIN Imam
Bonjol Padang. Yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil yang diperoleh
mahasiswa melalui test evaluasi setelah proses belajar selesai dilakukan. Sesuai
dengan disain eksperimen yang dirancang yaitu pretest-posttest control group
design maka instrumen yang digunakan adalah instrumen pretest dan posttest.
Nama-nama subjek dalam penelitian ini tidak dicantumkan dengan nama
aslinya, akan tetapi diberi kode dengan alasan untuk menjaga kerahasiaan
197
identitas. Mahasiswa yang dijadikan kelompok eksperimen diberi kode dengan
angka l sampai dengan 30 (KE). Untuk mahasiswa yang dijadikan kelompok
kontrol diberi kode dengan angka 1 sampai angka 30 (KK).
Uji validasi dilakukan sebanyak 3 kali terhadap mahasiswa IAIN Imam
Bonjol yang berlatar belakang dari sekolah umum sebagai kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen .Dalam pelaksanaan eksperimen pertama dilakukan
terhadap sampel sebanyak 30 orang mahasiswa dan sampel ini berlaku juga untuk
) eksperimen kedua dan ketiga. Setelah pelaksanaan uji validasi disebarkan angket
kepada kelompok eksperimen.
Perhitungan untuk pengujian perbedaan dua rata-rata dilakukan melalui uji
t, dengan bantuan program SPSS ver 11.5. Untuk lebih terinci dilakukan pengujian
hasil uji t perolehan skor pretest-posttestt kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol kemudian dilihat perbedaannya. Hasilnya sebagaimana terlihat dalam
Tabel 4.15. berikut ini.
Tabel 4.15 Hasil Test Evaluasi Belajar Uji Validasi Kel. Eksperimen dan
Kel. Kontrol
Kel. Eksperime
n N
Skor Mak s
Sko r Min
Rata -rata
Uji Va lid asi
Kel. Kontrol N
Skor Mak s
Skor Min
Rata-rata
Pretest 1 30 70 58 63,73 1 Pretest 1 30 70 58 63,80
Posttesttl 78 60 68,20 Posttest 1 72 60 66,47
Pretest 2 30 78 58 67,47 2 Pretest 2 30 70 60 65,40
Posttest 2 86 60 74,13 Posttest 2 74 62 68,53
Pretest 3 30 84 62 71,47 3 Pretest 3 30 70 58 66.07
Posttest 3 96 68 81,47 PosttesO 76 60 69,67
198
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil pretest mahasiswa
menggambarkan skor yang diperoleh pada 3 kali uji validasi sebesar 5 8 , 5 8 , dan 62
untuk kelompok eksperimen dan skor 5 8 , 6 0 dan 5 8 untuk kelompok kontrol. Hasil
yang diperoleh tidak berbeda dan ini memberi tanda bahwa mahasiswa
mempunyai kemampuan yang sama karena mereka semuanya adalah lulusan SMU
atau bukan berasal dari madrasah.
Bila dilakukan pengujian statistik dengan uji t maka hasilnya akan terlihat
sebagaimana tabel berikut ini:
Tabel 4.16. Hasil Uji t Skor Pretest keI.Eksperimen (KE) dan Kel. Kontrol
(KK)
Variabel N Rata-rata Stdv Nilai t m Sig
Tes I (KE) 60
63,73 4,42 0,060 58 0,952
Tes 1 (KK) 60
63,80 4,11 0,060 58 0,952
Tes 2 (KE) 60
67,47 4,92 -1,861 58 0,068
Tes 2 (KK) 60
65,40 3,57 -1,861 58 0,068
Tes 3 (KE) 60
71,47 5,51 -4,638 58 0,000
Tes 3 (KK) 60
66,07 3,22 -4,638 58 0,000
Hasil diatas menggambarkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara
hasil pretest 1 kelompok eksperimen dengan hasil pretes 1 kelompok kontrol Nilai
rata-tata kelopok eksperimen sebesar 6 3 , 7 3 dengan standar deviasi 4 , 4 2 dan nilai
rata-rata pretest 1 kelompok kontrol sebesar 6 3 , 8 0 dengan standar deviasi sebesar
4 , 1 1 . Dari hasil uji t diperoleh nilai t hitung sebesar 0 , 0 6 0 , lebih kecil dari nilai t
tabei ( 1 , 6 7 2 ) pada alpha 5% df 5 8 . Hal ini dapat dipahami bahwa pretest 1
diberikan sebelum pembelajaran berlangsung dengan materi yang sama. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa yang ada dalam kelompok eksperimen
ada dalam kelompok kontrol dapat dikatakan memiliki entry behavior yang sama.
Bila diamati hasil pretest 2 dan pretest 3 dari kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol terlihat adanya peningkatan. Perolehan hasil pretest gabungan
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dalam 3 kali uji validasi tersebut
bila dikonversikan ke dalam bentuk grafik akan terlihat sebagaimana berikut:
(KE) (KK) (KE) (KK) (KE) (KK)
Grafik 4.6. Skor Pretest KeLEksperimen (KE) dan Kel. Kontrol (KK)
Untuk mengetahui hasil uji t skor posttest gabungan antara kelompok
eksperimen (EK) dengan kelompok kontrol (KK) disajikan dalam Tabel 4.17.
berikut ini.
• N • Rata-rata
• Stdv
Tes 1 Tes 1 Tes 2 Tes 2 Tes 3 Tes 3
200
Tabel 4.17. Perbedaan Rata-Rata Hasil Uji t Skor Posttest Kel. Eksperimen
(KE) dan Kel. Kontrol (KK)
Variabel N Rata-rata Stdv Nilai t Df Sig
Tes 1 (KE) 60
68,20 5,182 -1,476 58 0,145
Tes 1 (KK) 60
66,47 3,812 -1,476 58 0,145
Tes 2 (KE) 60
74,13 5,963 -4,521 58 0,000
Tes 2 (KK) 60
68,53 3,234 -4,521 58 0,000
Tes 3 (KE) 60
81,47 7, 276 -7,767 58 0,000
Tes 3 (KK) 60
69,67 4,037 -7,767 58 0,000
Dari tabel diatas terlihat hasil rata-rata posttest 1 kelompok eksperimen
sebesar 68,20 dengan standar deviasi 5,182 dan hasil rata-rata posttest kelompok
kontrol 66,47 dengan standar deviasi 3,812. Hasil penghitungan t statistik
menghasilkan nilai sebesar -1, 476. lebih kecil daripada t ^1 dengan df = 58
sebesar 1,672., maka dapat dikatakan tidak ada perbedaan antara posttest 1
kelompok eksperimen dengan hasil posttest kelompok kontrol. Hal ini dapat
dimengerti bahwa mahasiswa belum terbiasa belajar dengan memanfaatkan
komputer.
Untuk mengetahui perbedaan yang terjadi antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS
ver.11.5 dengan statistik uji t. Hasil pengolahan seperti berikut
201
a. Perbedaan skor posttest 1 antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
Tabel 4.18. Hasil Uji t Perolehan Skor Posttest 1 Antara Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen
J E N I S N Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Nilai Post-test Kontrol 1 & Eksperimen 1
Post-test Kontrol 1 30 66,4667 3,81226 ,69602
Post-test Eksperimen 1 30 68,2000 5.18220 ,94614
)
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Siq. t df
Sig. <2-
taite
a)
Mean Difteren
ce
Std. Error
D'rfferen ce
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper Nilai Post-test Kontrol 1 & Eksperim en 1
Equal variances assumed
1,56 4
,216 -1,476 58 .14
5 -1,7333 1,17457
4,08449 ,61783 Nilai Post-test Kontrol 1 & Eksperim en 1
Equal variances not assumed
-1,476 53,278 ,14
6 -1,7333 1,17457
4,08894 ,62227
Perbedaan perolehan skor posttest antara kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen dapat dikonversikan ke dalam bentuk grafik seperti
terlihat dalam Grafik 4.7.
Dari hasil perhitungan harga F hitung sebesar 1, 564 dengan signifikansi 0,
216. Dengan demikian probabilitas 0, 216 lebih kecil dari 0,05. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa sesungguhnya kedua kelompok yaitu kelompok kontrol
(KK) dengan kelompok eksperimen (KE) adalah sama yang berarti homogen.
202
G r o u p Sta t is t ics
Dependent variables : Nilai Post - test Kontrol 1 & Eksper imen 1
N Mean £ld Deviation Sid Error Mean
Stat is t ics
Grafik 4.7. Skor Posttestt Kelompok Kontrol & Skor Posttestt Kel
Eksperimen 1.
Dari hasil perhitungan nilai t sebesar 1, 476 dengan tingkat signifikan 0,
145. Dengan demikian probabilitas 0, 145 lebih besar dari 0, 05. Kenyataan
ini menunjukkan bahwa skor posttest 1 kelompok kontrol (KK) dengan skor
posttestt kelompok eksperimen (KE) tidak ada perbedaan.
Untuk melihat skor yang sering muncul yang diperoleh mahasiswa setelah
mengikuti model pembelajaran memanfaatkan multimedia dalam eksperimen
pertama dapat dilihat pada tabel berikut.
203
Tabel: 4.19. Frekuensi hasil Belajar Bahasa Arab Kelompok Eksperimen 1
(KE)
Skor f % % Kumulatif
60 2 6,7 6,7
62 1 3,3 10,0
64 4 13,3 23,3
66 9 30,0 53,3
68 6 20,0 73,3
72 1 3,3 76,7
74 2 6,7 83,3
76 2 6,7 90,0
78 3 10,0 100,
Jumlah 30
Tabel diatas menunjukkan bahwa skor yang banyak dicapai oleh
mahasiswa adalah 64, 66 dan 68. Skor seperti ini belum mencapai skor yang
diharapkan. Situasi ini dapat dipahami bahwa mahasiswa masih dalam taraf
adaptasi dalam mengikuti pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia
pada tahap eksperimen pertama.
Untuk melihat skor yang paling sering muncul yang diperoleh mahasiswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia pada
eksperimen kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini.
204
Tabel 4.20. Frekuensi hasil Belajar Bahasa Arab Kelompok Eksperimen 2
(KE)
Skor f % % Kumulatif
6 0 1 3,3 3 ,3
6 4 1 3 ,3 6 ,7
6 8 2 6 ,7 13 ,3
7 0 7 2 3 , 3 3 6 , 7
7 2 3 10 ,0 4 6 , 7
7 4 3 1 0 , 0 5 6 , 7
7 6 3 10 ,0 6 6 , 7
7 8 3 10 ,0 7 6 , 7
8 0 3 10,0 8 6 , 7
8 2 2 6 ,7 9 3 , 3
8 4 1 3,3 9 6 , 7
8 6 1 3 ,3 1 0 0 , 0
Jumlah 3 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil yang dicapai mahasiswa kelompok
eksperimen sudah memperlihatkan adanya peningkatan dan bervariasi, hanya
satu orang mahasiswa yang berada pada skor minimal yaitu 60.
b. Perbedaan hasil posttest 2 antara kelompok kontrol dengan kelompok
eksperimen
Diperoleh hasil t hitung sebesar ( -4 ,521) . (tanda positif dan negatif tidak
usah dihiraukan) (Winamo Surachman 1 9 8 0 : 3 0 8 ) . Hasil perhitungan nilai t
hitung lebih besar daripada t tabel ( 1 , 6 7 2 ) . Perbedaan hasil posttest 2 antara
205
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen 1 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.21. Hasil Uji t Perolehan Posttest 2 antara Kel. Kontrol dengan
Kel. Eksperimen
J E N I S N Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Nilai Post-lest Kontrol 2 Post-test Kontrol 2 & Eksperimen 2
Post-test Eksperimen 2
30
30
68,5333
74,1333
3,23487
5,96388
,59060
1,08885
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
T Df
Srg. (2-
tailed Mean
Differen ce
Std. Error
Differen ce
95% Confidence Interval of the
Difference
F Sìg. Lower Upper
Nilai Post-test Kontro/ 2 & Eksperi men 2
Equal variances assumed Equal variances not assumed
9,795 ,00
3 -4,521
-4,521
58
44,70 5
,000
,000
-5,6000
-5,6000
1,23871
1,23871
8,07955
8,09535
-3,12045
-3,10465
Dari hasil perhitungan nilai t 4,521 dengan signifikansi 0,000. Dengan
demikian probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05. Kenyataan ini menunjukkan
bahwa ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang belajar dengan
memanfaatkan multimedia dengan mahasiswa yang belajar dengan model
pembelajaran biasa dalam perolehan skor posttest 2. Bila dikonversikan ke
dalam bentuk garfi akan terlihat sebagaimana berikut:
206
G r o u p Stat is t lcs
Dependen t varia tHes : Nilai PosMest K2 & Eks 2
Statistios
Grafik 4.8. Skor Posttestt Kelompok Kontrol 2 & Skor Posttestt Kel
Eksperimen 2
Untuk melihat skor yang paling sering muncul yang diperoleh mahasiswa
setelah mengikuti pembelajaran dengan memanfaatkan multimedia pada
eksperimen kedua dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.22 Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Arab Kelompok Eksperimen 2
(KE)
Skor f F kumulatif % 60 1 1 3.33
64 1 2 3,33 68 2 4 6,66 70 7 11 16,76 72 3 14 40,05 74 3 17 50,05 76 3 20 60,04 78 3 23 70,03 80 3 26 80,02 82 2 28 90,01 84 1 29 96,67 86 1 30 100,0 Jumlah 30
207
Dari tabel diatas terlihat skor yang dicapai mahasiswa sudah mulai lebih
baik dari pada perolehan skor yang dicapai pada eksperimen pertama. Skor
sudah mulai bervariasi dan skor yang sering muncul adalah 70, 72,74, 76 dan
80. Terlihat bahwa mahasiswa sudah mulai terbiasa dan berpengalaman
dengan model pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini.
Skor yang banyak diperoleh mahasiswa dalam eksperimen ketiga dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
) Tabel 4.23 Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Arab Kelompok Eksperimen 3
(KE)
Skor F % % Kumulatif
68 2 6,7 6,7
70 1 3,3 10,0
74 l 3,3 13,3
76 2 6,7 20,0
78 6 20,0 40,0
80 6 20,0 60,0
82 1 3,3 63,0
84 2 6,7 70,0
86 1 3,3 73,3
88 3 10,0 83,3
90 2 6,7 90,0
92 1 3,3 93,3
96 2 6,6 100,0
Jumlah 30
Tabel diatas menggambarkan bahwa skor yang diperoleh mahasiswa sudah
sangat bervariasi, ini berarti mahasiswa telah mengalami peningkatan skor
yang lebih baik dari eksperimen 1 dan 2. Mahasiswa yang berada pada skor
terendah (68) berjumlah dua orang dan skor yang paling banyak muncul adalah
skor 78, 80 dan 88, Dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang diberi perlakuan
dengan model pembelajaran memanfaatkan multimedia memperoleh nilai yang
jauh lebih baik.
Untuk mengetahui nilai posttest yang diperoleh mahasiswa kelompok
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.24 berikut ini:
Tabel 4.24. Frekuensi Hasil Belajar (Posttest 1) Bahasa Arab Mahasiswa
Kelompok Kontrol
Skor f % % Kumulatif
60 4 13,3 13,3
62 2 6,7 20,0
64 4 13,3 33,3
66 6 20,0 53.3
68 4 13,3 66,7
70 7 23,3 90,0
72 3 10,0 100,0
Jumlah 30
Untuk mengetahui perolehan hasil posttest 2 dari kelompok kontrol
disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.25. Frekuensi Hasil Belajar (Posttest 2) Bahasa Arab MshasfgM^
Kontrol
Skor f % % Kumulatif
62 1 3,3 3,3
64 4 13,3 16,6
66 4 13,3 29,9
68 8 26,4 56,3
70 6 20,0 76,3
72 4 13,3 90,0
74 3 10,0 100,0
Jumlah 30
Dari tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar kelompok kontrol mengalami
kenaikan yang tidak begitu besar, hal ini dapat dipahami karena tidak adanya
treatment.
Gambaran perolehan skor posttest 3 kelompok kontrol dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
2 1 0
Tabel 4.26. Frekuensi Hasil Belajar (Posttest 3) Bahasa Arab Mahasiswa
Kel. Kontrol
Skor F % % Kumulatif
60 1 3,3 3,3
62 1 3,3 6,7
64 I 3.3 10,0
66 4 13,3 23,3
68 6 20,0 4 3 3
70 6 20,0 63,3
72 4 13,3 76,7
74 4 13,3 90.0
76 3 10,0 100,0
Jumlah 30
Dari tabel diatas terlihat hasil posttest mahasiswa mengalami kenaikan
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada posttest 1 dan posttestt 2.
Nilai yang sering muncul adalah 6 6 , 6 8 , 7 0 , 72 dan 7 4 . Terlihat peningkatan
pencapaian hasil belajar mahasiswa tidak seperti yang diharapkan .
c. Perbedaan hasil posttest 3 antara kelompok kontrol dengan hasil
posttest 3 kelompok eksperimen
Menghasilkan t hitung sebesar ( - 7 , 7 6 7 ) lebih besar dari nilai t tobel ( 1 , 6 7 2 )
dengan df = 5 8 . Perbedaan skor tersebut dapat dilihat dalam Tabel 4 .27 .
berikut ini.
2 1 1
Tabel 4.27. Hasil Uji t Perolehan Skor Posttest 3 antara Kel. Kontrol dengan
Kel. Eksperimen
J E N I S N Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean Nilai Post-test KK 3 & K E 3
Post Test Kontrol3 30 69,6667 4,03718 .73709 Nilai Post-test KK 3 & K E 3
Post-test Eksperimen 3 30 81,4667 7,27648 1,32850
Levene's Test for
Equality of Variances Mest for Equality of Means
F Sip. t df
Sig. (2-
tailed
)
Mean Drfferenc
e
Std. Error
Differenc e
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper Niiai Equal Post- variances test assumed Kontrol Equal 3 & variances Eksperi not men 3 assumed
8,172 .00
6 -7,767
-7,767
58
45,30 9
,000
,000
-11,8000
-11,8000
1,51928
1,51928
-14,84116
-14,85940
8,75884
8,74060
Dari hasil perhitungan nilai t sebesar 7,767 dengan tingkat signifikan
0,000. Dengan demikian probabilitas 0,000 lebih kecil dari dari 0,006. Disini
hasil perolehan kelompok eksperimen jauh lebih baik bita dibandingkan
dengan hasil kelompok kontrol dan memperlihatkan perbedaan yang sangat
signifikan sehingga dapat dikatakan bahwa model pembelajaran yang
memanfaatkan multimedia dalam kelompok eksperimen memberikan hasil
yang lebih baik dan berbeda secara signifikan bila dibandingkan dengan model
pembelajaran yang digunakan dalam kelompok kontrol.
Bila perbedaan perolehan skor posttest tersebut diatas dikonversikan dalam
bentuk grafik akan terlihat seperti berikut ini.
212
Group Stat is t ics
Dependent variables : Nilai Post- test K3 & E k s 3
SO.OOOOCH
3
2 5 . 0 0 0 0 0 -
0 . 0 0 OOO-1
JENIS : • Post Test KontroO i • Post-test Bcspertnen 3!
1 M e a n s i d . D e v i a t i o n s t d . Error M a a n
Stat ist ics
Grafik 4.9. Skor Posttest Kelompok Kontrol 2 & Skor Posttest Kel
Eksperimen 2
Uraian diatas memperlihatkan terjadi perbedaaan yang signifikan antara
hasil yang diperoleh kelompok eksperimen dengan hasil yang dicapai oleh
kelompok kontrol.
4.43. Interaksi Model.
Untuk mengetahui interaksi model maka diminta pendapat mahasiswa
terhadap model yang dikembangkan, berikut ini akan dikemukakan jawaban
mereka terhadap angket yang disebarkan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
213
Tabel 4.28. Opini Mahasiswa Terhadap Model
No OPINI
MAHASISWA
SS S N TS STS
1 Saya semakin bersemangat belajar bahasa Arab jika memanfaatkan sumber belajar yang didisain melalui teknologi informasi
(H).
30
(100%)
2 Saya merasa lebih cepat mengerti terhadap materi perkuliahan yang disajikan dengan memanfaatkan multimedia
28
(93,33%)
2
(6,67%)
3 Melalui multimedia yang digunakan dalam penyajian mata kuliah bahasa Arab daya ingat saya semakin baik
27
(90%)
2
(6,67%)
1
(3,33%)
4 Materi perkuliahan bahasa Arab lebih menarik dan mudah dipahami jika disajikan dalam multimedia.
30
(100%)
5 Kemampuan gramatika (qawaid) saya menjadi lebih baik jika ditampilkan dalam layar monitor.
29
(96,67%)
1
(3,33%)
6 Kemampuan gramatika (qawaid) dapat dijadikan alat untuk menggali ilmu-ilmu yang ditulis dalam bahasa Arab terutama Al-Quran dan Hadits Nabi
25
(83,33%)
3
(10%)
2
(6,67%)
214
7 Melalui multimedia penerapan konsep materi akan lebih jelas
27
(90%)
2
(6,67%)
1
(3,33%)
8 Bagi saya pengalaman belajar bahasa Arab lebih lama diingat jika disajikan dengan memanfaatkan multimedia
29
(96,67%)
1
(3,33%)
9 Materi demi materi mudah saya kaitkan jika disajikan dengan multimedia.
24
(80%)
5
(16,67%)
1
(3,33%)
10 Belajar bahasa Arab dengan memanfaatkan multimedia membantu saya dalam membedakan kalimah isim, kalimah fiil dan kalimah huruf.
30
(100%)
11 Belajar bahasa Arab dengan memanfaatkan multimedia saya merasa cepat menganalisa teks-teks berbahasa Arab
29
(96,67%)
1
(3,33%)
12 Saya merasa mampu menerjemah teks-teks berbahasa Arab jika materi tentang kaidah-kaidah bahasa Arab disajikan dengan multimedia
28
(93,33%)
2
(6,67%)
13 Saya merasa lebih mampu menyusun kalimat bahasa Arab yang benar sesuai kaidah jika belajar bahasa Arab memanfaatkan multimedia.
29
(96,67%)
1
(3,33%)
215
14 Dalam menyampaikan materi perkuliahan bahasa Arab dosen sangat membantu kami untuk memahami kaidah-kaidah bahasa Arab
26
(86,66%)
1
(3,33%)
2
(6,67%)
1
(3,33%)
15 Dosen bahasa Arab selalu memberikan dukungan terhadap peningkatan motivasi belajar saya
25
(83,33%)
4
(13,33%)
1
(3,33%)
16 Kreativitas dosen dalam menyajikan materi membuat saya semakin tertarik belajar bahasa Arab.
30
(100%)
17 Tugas-tugas yang diberikan oleh dosen selama pembelajaran berlangsung membuat saya semakin mengenal makna praktis belajar bahasa Arab.
29
(96,67%)
1
(3,33%)
18 Saya yakin mampu menguasai bahasa Arab jika pembelajaran bahasa Arab memanfaat multimedia diterapkan
27
(90%)
2
(6,67%)
1
(3,33%)
Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju N = Netral
TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
Dari tabel diatas terlihat bahwa mahasiswa sangat antusias untuk mengikuti
mata kuliah bahasa Arab memanfaatkan multimedia. Hal ini dibuktikan dengan
jawaban mereka yang diberikan melalui angket yang disebarkan setelah mereka
mengikuti mata kuliah bahasa Arab dengan memanfaatkan multimedia. Seluruh
216
mahasiswa (100%) menyatakan semakin bersemangat belajar bahasa Arab jika
memanfaatkan sumber belajar yang didisain dengan menggunakan teknologi
informasi. Mahasiswa merasa lebih cepat mengerti terhadap materi perkuliahan
yang disajikan dengan memanfaatkan multimedia. Dua puluh delapan (28) orang
mahasiswa (93,33%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut dan 2
orang mahasiswa (6,67%) menyatakan setuju.
Daya ingat mahasiswa menjadi lebih baik setelah mengikuti perkuliahan
dengan memanfaatkan multimedia. Hal ini dinyatakan oleh dua puluh tujuh (27)
orang mahasiswa (90%) yang sangat setuju dan tiga (3) orang mahasiswa (10%)
menyatakan setuju.
Materi perkuliahan bahasa Arab lebih menarik dan mudah dipahami jika
disajikan dalam multimedia. Tiga puluh (30) orang mahasiswa (100%)
menyatakan sangat setuju.
Kemampuan gramatika (gawaid) saya menjadi lebih baik jika ditampilkan
dalam layar monitor. Dua puluh sembilan (29) orang mahasiswa (96,67%)
memberikan pernyataan sangat setuju, hanya satu (1) orang mahasiswa (3,33%)
berada pada posisi netral.
Kemampuan gramatika (qawaid) dapat dijadikan alat untuk menggali ilmu-
ilmu yang ditulis dalam bahasa Arab terutama Al-Quran dan Hadits Nabi. Dua
puluh lima (25) orang mahasiswa (83,33%) menyatakan sangat setuju, tiga (3)
orang mahasiswa (10%) menyatakan setuju, dan dua (2) orang mahasiswa (6,67%)
bersikap netral. Melalui multimedia penerapan konsep materi akan lebih jelas, dua
puluh tujuh (27) orang mahasiswa (90%) menyatakan sangat setuju, dua (2) orang
217
mahasiswa (6,67%) menyatakan setuju, hanya satu (1) orang mahasiswa (3,33%)
yang bersikap netral.
Bagi saya pengalaman belajar bahasa Arab lebih lama diingat jika disajikan
dengan memanfaatkan multimedia, mahasiswa yang memberikan jawaban sangat
setuju sebanyak dua puluh sembilan (29) orang mahasiswa (96,67%) dan yang
netral satu (1) orang mahasiswa (3,33%). Kalau kita perhatikan jawaban dan
pernyataan sikap mahasiswa terhadap model pembelajaran bahasa Arab
memanfaatkan multimedia yang dikembangkan, ada kecenderungan model dapat
berinteraksi dengan mahasiswa. Hampir semua mahasiswa dapat menerima model
pembelajaran bahasa Arab memanfaatkan multimedia setelah mereka diberi
perlakuan.
I
i . 'a, :