55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal)
Sebelum pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, guru melakukan proses
belajar mengajar dengan model konvensional yaitu ceramah. Dengan model
konvensional ini siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru kemudian
mengerjakan evaluasi yang diberikan oleh guru. Hasilnya KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah sebesar >75 hanya 25% siswa
yang dapat mencapainya. Selanjutnya bersama dengan guru kelas berkolaborasi
mencari masalah yang menyebabkan 75% siswa nilainya masih dibawah KKM.
Masalah tersebut adalah tingkat penguasaan materi oleh siswa terhadap materi
pembelajaran yang masih rendah. Dari 28 siswa yang mendengarkan penjelasan
guru hanya 7 siswa yang berani bertanya tentang materi yang disampaikan,
pembelajaran berpusat pada guru karena pembelajaran yang didominasi oleh guru
dengan cara ceramah pada siswa. Maka peneliti dan guru mengambil kesimpulan
untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran yaitu dengan model pembelajaran
tipe TPS. Nilai KKM juga ditingkatkan agar guru termotivasi untuk mencapai
nilai KKM tersebut. KKM tersebut yaitu 90. Jika siswa belum mencapai nilai 90
dinyatakan belum tuntas dalam belajar.
Kondisi awal sebelum diadakan tindakan penelitian ketuntasan belajar siswa
dari 28 siswa terdapat 7 siswa yang mengalami ketuntasan dan siswa yang belum
mengalami ketuntasan sebanyak 21 dengan kriteria ketuntasan minimum 90. Hal
ini dapat terlihat dalam tabel 4.1 berikut.
56
Tabel 4.1
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Kondisi Awal
No.Standar Ketuntasan
Jumlah Siswa PersentaseAngka Ketuntasan
1.
2.
< 90
90
Belum tuntas
Tuntas
21
7
75%
25%
Jumlah 28 100%
Dilihat dari tabel 4.1 hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS belum
maksimal, hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang belum tuntas dalam
belajarnya sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=90). Dari tabel
diatas diketahui terdapat hanya 7 siswa yang tuntas dalam pembelajaran sesuai
dengan KKM yang diterapkan dan terdapat 21 siswa yang belum tuntas dalam
pembelajaran IPS dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55. Sehingga dirasa
perlu mengadakan tindakan pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil
belajar siswa, khususnya siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Jogonayan
Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan
tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram lingkaran pada gambar 4.1 berikut ini
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS (Pra Siklus)
75%
25%
Ketuntasan Hasil Belajar
57
Dari gambar diagram lingkaran di atas dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil
belajar sebesar 75% siswa belum tuntas. Dengan kondisi seperti ini dilakukan
penelitian tindakan kelas sesuai rencana seperti yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya dengan rancangan penelitian menggunakan model pembelajaran TPS
dengan pendekatan inkuiri yang akan dilaksanakan dalam dua siklus (1 siklus 2
pertemuan)
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan
Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan.
Dalam Siklus I terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan,
media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi pembelajaran,
gambar peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, gambar tokoh PPKI,
lembar kerja siswa, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian (rubrik
inkuiri), lembar observasi aktifitas guru, lembar observasi aktifitas siswa dan
butir-butir soal. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat
untuk dua kali pertemuan.
Implementasi Tindakan dan Observasi
Pertemuan Pertama
Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan.
Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa
menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya guru
menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran
TPS dengan pendekatan inkuiri. Pada kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan
yaitu siswa menyimak teks materi tentang peristiwa penting sekitar proklamasi
kemerdekaan, siswa seecara individu mengidentifikasi 3 peristiwa penting sekitar
proklamasi kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu tahap
58
berfikir (think), kemudian siswa belajar secara berpasangan (Pair) untuk
menganalisis masalah 3 peristiwa penting sekitar proklamasi
kemerdekaan,merumuskan masalah 3 peristiwa penting sekitar proklamasi
kemerdekaan, merumuskan hipotesis tentang 3 peristiwa penting sekitar
proklamasi kemerdekaan, mengumpulkan informasi tentang 3 peristiwa penting
sekitar proklamasi, mengklasifikasi hal positif dari 3 peristiwa penting sekitar
proklamasi sekitar proklamasi kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3
peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan,membuat kesimpulan tentang 3
peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan, dan membuat rekomendasi
tentang 3 peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan. Kemudian tahap
berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas mempresentasikan hasil diskusi
tentang peristiwa penting sekitar proklamasi kemerdekaan.
Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang peristiwa penting
sekitar proklamasi kemerdekaan, dan siswa melakukan refleksi pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Kegiatan awal pada pertemuan kedua meliputi guru melakukan apersepsi
dengan bertanya jawab kepada siswa. Berdasarkan jawaban dari siswa guru
memberikan reward berupa pujian. Guru menegaskan tentang materi yang akan
dipelajari yaitu Pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI dan siswa
menyimak tujuan pembelajaran dari guru. Pada kegiatan inti meliputi siswa
menyimak teks materi tentang pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI,
siswa seecara individu berfikir (think) mengidentifikasi 3 peristiwa penting
pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI, kemudian siswa belajar secara
berpasangan (pairs) dalam menjawab pertanyaan,untuk menganalisis masalah,
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan informasi,
mengklasifikasi hal positif/negatif, membuat kesimpulan dan membuat
rekomendasi tentang 3 peristiwa penting pembentukan PPKI sebagai alat
kemerdekaan RI, kemudian siswa berbagi (share), siswa berbagi jawaban di
dalam kelas dengan mempresentasikan hasil diskusi tentang peristiwa penting
sekitar proklamasi kemerdekaan.
59
Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang peristiwa penting
pembentukan PPKI sebagai alat kemerdekaan RI, siswa melakukan refleksi
pembelajaran, dan terakhir siswa mengerjakan tes formatif.
Refleksi
Hasil Tindakan
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus I kemudian diambil
data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor
tertinggi yang dicapai siswa sebelum tindakan sebesar 90 dan skor terendah 55.
Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 7 siswa (25%), sedangkan yang belum
mencapai KKM 90 sebanyak 21 siswa (75%). Pada siklus I ini skor tertinggi yang
dicapai siswa telah meningkat yaitu 93, sedangkan skor terendah 79. Siswa yang
mencapai KKM 90 sebanyak 12 siswa (43%) sedangkan siswa yang belum
mencapai KKM ada 16 siswa (57%), karena masih memperoleh nilai dibawah 90.
Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru pada siklus I, pada perencanaan pembelajaran
guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran
siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan apersepsi, tujuan
pembelajaran dan langkah-langkah TPS dengan pendekatan inkuiri, memberikan
kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada manajemen kelas guru
melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu pembelajaran, pada penilaian
guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan umpan balik, dan memberikan
pujian. Namun masih ada kekurangan guru yang perlu diperbaiki misalnya
mobilitas guru ketika memberikan bimbingan pada siswa, penilaian pada setiap
siswa, pemberian pujian pada siswa.
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,
dan praktikan (pengembang). Dalam diskusi berisi tentang evaluasi (penilaian)
bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran TPS dengan
pendekatan inkuiri bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa
guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TPS menggunakan
60
pendekatan inkuiri mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran
serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa pembelajaran dirasa
mudah diterima dan dipahami serta siswa yang belum mengerti merasa terbantu
oleh temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti.
Setelah selesai pembelajaran pada siklus I maka dilaksanakan evaluasi
untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi. Hasil evaluasi
yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar. Dari hasil belajar Pada Siklus I,
di dapat nilai tertinggi yang bisa dicapai siswa telah meningkat yaitu 93,
sedangkan skor terendah 79. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 12 siswa
(43%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 16 siswa (57%). Berikut
ini tabel distribusi ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus I.
Tabel 4.2
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus I
NoStandar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase
Ketuntasan Keterangan
1.2.
< 90
90Belum tuntas
Tuntas1612
57% 43%
Jumlah 28 100%
Dari tabel di atas ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus I dengan KKM
90 siswa yang telah mencapai KKM atau dinyatakan tuntas sebanyak 43% dan
siswa yang belum mencapai KKM atau dinyatakan belum tuntas sebanyak 57%.
Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran pada
gambar 4.2 sebagai berikut.
61
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus I
Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak 43%.
Karena persentase belum memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 100% sehingga
perlu dilakukan tindakan siklus II.
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan
menghargai jasa dan peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan.
Dalam Siklus II terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi
pembelajaran, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian (rubrik inkuiri)
dan butir-butir soal, serta lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali
pertemuan.
57%
43%
Ketuntasan Hasil Belajar
62
Implementasi Tindakan dan Observasi
Pertemuan Pertama
Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan.
Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa
menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Selanjutnya guru
menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran
TPS dengan pendekatan inkuiri. Pada kegiatan inti meliputi beberapa kegiatan
yaitu siswa menyimak teks materi tentang tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi
kemerdekaan, siswa seecara individu mengidentifikasi tokoh-tokoh penting
sekitar proklamasi kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu
tahap berfikir (think), kemudian siswa belajar secara berpasangan (pair) untuk
menganalisis masalah tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan,
merumuskan masalah tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi kemerdekaan,
merumuskan hipotesis tentang tokoh-tokoh penting sekitar proklamasi
kemerdekaan, mengumpulkan informasi tentang tokoh-tokoh penting sekitar
proklamasi kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 tokoh penting sekitar
proklamasi kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 tokoh penting sekitar
proklamasi kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3 tokoh penting sekitar
proklamasi kemerdekaan, dan membuat rekomendasi tentang 3 tokoh penting
sekitar proklamasi kemerdekaan. Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa
berdiskusi di dalam kelas mempresentasikan hasil diskusi tentang tokoh-tokoh
penting sekitar proklamasi kemerdekaan.
Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang tokoh-tokoh
penting sekitar proklamasi kemerdekaan, dan siswa melakukan refleksi
pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang bagaimana cara menghargai jasa tokoh
pejuang. Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian,
siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti
63
meliputi beberapa kegiatan yaitu siswa menyimak teks materi tentang 3 cara
menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, siswa secara
individu mengidentifikasi 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam
mempersiapkan kemerdekaan. Dalam tahapan atau langkah model TPS yaitu
tahap berfikir (think), kemudian siswa belajar secara berpasangan (pair) untuk
menganalisis masalah 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam
mempersiapkan kemerdekaan, merumuskan masalah 3 cara menghargai jasa tokoh
pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, merumuskan hipotesis tentang 3
cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan,
mengumpulkan informasi tentang 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam
mempersiapkan kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 cara menghargai
jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, mengklasifikasi hal
negatif dari 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan
kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3 cara menghargai jasa tokoh pejuang
dalam mempersiapkan kemerdekaan, dan membuat rekomendasi tentang 3 cara
menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan. Kemudian
tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas mempresentasikan hasil
diskusi tentang cara menghargai jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan
kemerdekaan.
Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang cara menghargai
jasa tokoh pejuang dalam mempersiapkan kemerdekaan, siswa melakukan refleksi
pembelajaran, dan siswa mengerjakan tes formatif.
Refleksi
Hasil Tindakan
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil
data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor
tertinggi yang dicapai siswa sebelum tindakan sebesar 90 dan skor terendah 55.
Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 7 siswa (25%), sedangkan yang belum
mencapai KKM 90 sebanyak 21 siswa (75%).
64
Pada siklus II ini skor tertinggi yang dicapai siswa telah meningkat yaitu 95,
sedangkan skor terendah 81. Siswa yang mencapai KKM 90 sebanyak 26 siswa
(93%) sedangkan siswa yang belum mencapai KKM ada 2 siswa (7%), karena
masih memperoleh nilai dibawah 90.
Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru Siklus II, pada perencanaan pembelajaran guru
menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran siswa
aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
apersepsi, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada
manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu
pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan
umpan balik, dan memberikan pujian.
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk diskusi atas
segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas,
dan praktikan(pengembang). Dalam diskusi berisi tentang evaluasi (penilaian)
bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran TPS dengan
pendekatan inkuiri bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini didapatkan bahwa
guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TPS menggunakan
pendekatan inkuiri mendapat pengalaman dan wawasan baru dalam pembelajaran
serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa pembelajaran dirasa
mudah diterima dan dipahami serta siswa yang belum mengerti merasa terbantu
oleh temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti.
Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan
apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator
yang diharapkan. Setelah selesai pembelajaran pada siklus II maka dilaksanakan
evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.
Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
65
Tabel 4.3
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPS pada Siklus II
NoStandar Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase
Ketuntasan Keterangan1.2.
< 90
90Belum Tuntas
Tuntas 226
7 %93 %
Jumlah 28 100 %
Dari tabel di atas ketuntasan hasil belajar IPS pada siklus II dengan KKM
90 siswa yang telah mencapai KKM atau dinyatakan tuntas sebanyak 93% dan
siswa yang belum mencapai KKM atau dinyatakan belum tuntas sebanyak 7%.
Kondisi tersebut dapat digambarkan menggunakan diagram lingkaran pada
gambar 4.3 sebagai berikut.
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus II
Dari gambar diagram lingkaran di atas siswa yang telah tuntas sebanyak 93%.
Karena persentase belum memenuhi ketuntasan klasikal sebesar 100% sehingga
perlu dilakukan tindakan siklus III.
7%
93%
Ketuntasan Hasil Belajar
66
4.4 Deskripsi Pelaksanaan Siklus III
Praktik pembelajaran pertama dilaksanakan dengan pokok bahasan
perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam Siklus
III terdapat 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut :
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah penyusunan perangkat
pembelajaran, meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan, media yang digunakan dalam pembelajaran ini antara lain materi
pembelajaran, perangkat evaluasi yang meliputi rubrik penilaian (rubrik inkuiri)
dan butir-butir soal, serta lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam siklus ini dibuat untuk dua kali
pertemuan.
Implementasi Tindakan dan Observasi
Pertemuan Pertama
Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang siapa yang tahu Tugu Muda dan
sejarahnya. Berdasarkan jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa
pujian, siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada kegiatan
inti meliputi beberapa kegiatan yaitu siswa menyimak teks peristiwa perjuangan
dalam mempertahankan kemerdekaan, siswa seecara individu mengidentifikasi 3
peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam tahapan atau
langkah model TPS yaitu tahap berfikir (think) dengan pendekatan inkuiri,
kemudian siswa belajar secara berpasangan (pair) untuk menganalisis masalah 3
peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan masalah
3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan
hipotesis tentang 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan,
mengumpulkan informasi tentang 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 peristiwa perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 peristiwa
perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3
67
peristiwa perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, dan membuat
rekomendasi tentang 3 peristiwa perjuangan dalam mempertahankan
kemerdekaan. Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas
mempresentasikan hasil diskusi tentang peristiwa perjuangan dalam
mempertahankan kemerdekaan.
Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang peristiwa
perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan, dan siswa melakukan refleksi
pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Dalam kegiatan awal untuk mengawali pembelajaran ini guru melakukan
apersepsi dengan bertanya jawab tentang perjanjian atau perundingan bangsa
Indonesia dengan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan. Berdasarkan
jawaban dari siswa guru memberikan reward berupa pujian, siswa menyimak
tujuan pembelajaran yang akan diajarkan. Pada kegiatan inti meliputi beberapa
kegiatan yaitu siswa menyimak teks materi tentang perjanjian penting dalam
mempertahankan kemerdekaan, siswa secara individu mengidentifikasi 3
perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan. Dalam tahapan atau
langkah model TPS yaitu tahap berfikir (think) dengan pendekatan inkuiri,
kemudian siswa belajar secara berpasangan (Pair) untuk menganalisis masalah 3
perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan masalah 3
perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, merumuskan hipotesis
tentang 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan,
mengumpulkan informasi tentang 3 perjanjian penting dalam mempertahankan
kemerdekaan, mengklasifikasi hal positif dari 3 perjanjian penting dalam
mempertahankan kemerdekaan, mengklasifikasi hal negatif dari 3 perjanjian
penting dalam mempertahankan kemerdekaan, membuat kesimpulan tentang 3
perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan, dan membuat
rekomendasi tentang 3 perjanjian penting dalam mempertahankan kemerdekaan.
Kemudian tahap berdiskusi (share) siswa berdiskusi di dalam kelas
mempresentasikan hasil diskusi tentang perjanjian penting dalam
mempertahankan kemerdekaan.
68
Pada kegiatan akhir guru memberikan penegasan tentang perjanjian penting
dalam mempertahankan kemerdekaan, siswa melakukan refleksi pembelajaran,
dan siswa mengerjakan tes formatif.
Refleksi
Hasil Tindakan
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II kemudian diambil
data secara kuantitatif melalui penilaian proses dan hasil belajar yaitu skor
tertinggi yang dicapai siswa sebelum tindakan sebesar 90 dan skor terendah 55.
Siswa yang telah mencapai KKM 90 ada 26 siswa (93%), sedangkan yang belum
mencapai KKM 90 sebanyak 2 siswa (7%). Pada siklus III ini skor tertinggi yang
dicapai siswa telah meningkat yaitu 96, sedangkan skor terendah 93. Siswa yang
mencapai KKM 90 sebanyak 28 siswa (100%) dan dapat dikatakan tuntas secara
klasikal.
Hasil Observasi
Hasil observasi kinerja guru Siklus III, pada perencanaan pembelajaran
guru menggunakan RPP, kegiatan pembelajaran menggambarkan pembelajaran
siswa aktif, pada strategi pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran,
apersepsi, memberikan kesempatan siswa mengungkapkan pendapatnya, pada
manajemen kelas guru melaksanakan tata tertib kelas, mengelola waktu
pembelajaran, pada penilaian guru melakukan penilaian pada siswa, memberikan
umpan balik, dan memberikan pujian.
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus III dari
pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi dalam bentuk
diskusi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Diskusi ini dilakukan
oleh guru kelas dan praktikan (pengembang). Dalam diskusi berisi tentang
evaluasi (penilaian) bagaimana pembelajaran IPS melalui model pembelajaran
TPS dengan pendekatan inkuiri bagi guru kelas dan siswa. Dari diskusi ini
didapatkan bahwa guru kelas dengan menerapkan model pembelajaran TPS
menggunakan pendekatan inkuiri mendapat pengalaman dan wawasan baru
dalam pembelajaran serta guru merasa lebih mudah dalam mengajar, bagi siswa
69
pembelajaran dirasa mudah diterima dan dipahami serta siswa yang belum
mengerti merasa terbantu oleh temannya tentang hal-hal yang belum dimengerti.
Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan
apakah hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator
yang diharapkan. Setelah selesai pembelajaran pada siklus III maka dilaksanakan
evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.
Distribusi ketuntasan Hasil Belajar IPS Siklus III, dari standar ketuntasan
90, semua siswa tuntas, yaitu 28 siswa (100%), dengan skor tertinggi yang dicapai
siswa telah meningkat yaitu 96, sedangkan skor terendah 93.
4.5 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil tindakan yang telah dilakukan dapat diketahui telah
terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran TPS dengan
pendekatan inkuiri pada mata pelajaran IPS dengan kompetensi menghargai jasa
dan peranan tokoh dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia bagi siswa kelas V SDN Jogonayan Pada Semester II Tahun Pelajaran
2012/2013. Keberhasilan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
dan Siklus III
Ketuntasan
Belajar
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
Frek % Frek % Frek % Frek %
Belum
Tuntas 21 75 16 57 2 7 0 0
Tuntas 7 25 12 43 26 93 28 100
Jumlah 28 100 28 100 28 100 28 100
70
Dari tabel nilai hasil belajar pada tabel 4.4 dapat dilihat adanya
peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPS. Terbukti untuk
klasifikasi tuntas, pada pra siklus ada 7 siswa yang tuntas dan 21 siswa yang tidak
tuntas, dengan skor tertinggi 90, skor terendah 55, Pada siklus I terdapat 12 siswa
yang tuntas, dan 16 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 93, skor
terendah 79. Pada siklus II terdapat 26 siswa yang tuntas, dan 2 siswa yang tidak
tuntas dengan skor tertinggi 95, skor terendah 81. Pada Siklus III semua tuntas
sebanyak 28 siswa, dengan skor tertinggi 96, dan skor terendah 93.
Dari hasil belajar pada Siklus I, didapat skor tertinggi yang bisa dicapai
siswa telah meningkat yaitu 93, sedangkan skor terendah 79. Siswa yang
mencapai KKM 90 sebanyak 12 siswa (43%) sedangkan siswa yang belum
mencapai KKM ada 16 siswa (57%).
Dari hasil belajar pada Siklus II ini didapat skor tertinggi yang bisa dicapai
siswa telah meningkat yaitu 95, sedangkan skor terendah 81. Siswa yang
mencapai KKM 90 sebanyak 26 siswa (93%) sedangkan siswa yang belum
mencapai KKM ada 2 siswa (7%).
Dari hasil belajar pada Siklus III ini didapat skor tertinggi yang bisa dicapai
siswa telah meningkat yaitu 96, sedangkan skor terendah 93. Siswa yang
mencapai KKM 90 sebanyak 28 (semua tuntas secara klasikal).
Skor rata-rata yang didapat dari Siklus I, Siklus II, dan Siklus III yaitu
Siklus I mencapai 85,35; Siklus II mencapai 91,18; Siklus III 94,40.
71
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Pada pra siklus ada 7 siswa yang tuntas dan 21 siswa yang tuntas, dengan
skor tertinggi 90, skor terendah 55, Pada siklus I terdapat 12 siswa yang tuntas,
dan 16 siswa yang tidak tuntas dengan skor tertinggi 93, skor terendah 79. Pada
siklus II terdapat 26 siswa yang tuntas, dan 2 siswa yang tidak tuntas dengan skor
tertinggi 95, skor terendah 81. Pada Siklus III semua tuntas sebanyak 28 siswa,
dengan skor tertinggi 96, dan skor terendah 93.
Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran
tipe TPS dengan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Hal ini
dapat dilihat pada diagram gambar 4.4 berikut ini:
Gambar 4.4
Grafik Perbandingan Skor Maksimal pada Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Pada penelitian ini setiap kenaikan skor maksimal juga diikuti oleh
kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III. Gambar
4.5 menyajikan tentang kenaikan skor minimal pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
dan Siklus III.
90
93
9596
8788899091929394959697
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
72
Gambar 4.5
Grafik Perbandingan Skor Minimal pada Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
Setiap kenaikan skor maksimal dan skor minimal pada Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III pada penelitian ini maka juga meningkatkan
perolehan skor rata-rata pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.
Gambar 4.6 menyajikan tentang perbandingan nilai rata-rata pada Pra
Siklus, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.
Gambar 4.6
Grafik Perbandingan Skor Rata-rata pada Pra Siklus,
Siklus I, Siklus II dan Siklus III
55
79 8193
0102030405060708090
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
69,15
85,3591,18 94,4
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus I Siklus II Siklus III
73
Dalam penelitian ini hipotesis tindakan yakni dengan menerapkan
model think pair share menggunakan pendekatan inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar IPS bagi siswa kelas V di SD Negeri Jogonayan
Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang semester II tahun ajaran
2012/2013. Setelah diadakan penelitian, hipotesis penelitian ini terbukti
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar IPS di SD Negeri Jogonayan,
mendasarkan dari kondisi awal (pra siklus) hanya ada 7 siswa (25%) yang
mencapai ketuntasan belajar dari 28 siswa. Pada siklus I meningkat menjadi
12 siswa (43%) yang mencapai ketuntasan belajar. Pada Siklus II meningkat
menjadi 26 siswa (93%) yang mencapai ketuntasan belajar, dan pada Siklus
III mencapai 28 siswa (100%).
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri
Rachmadyanti pada tahun 2011 dalam penelitiannya yang berjudul
Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share Siswa Kelas IV SDN Kendalrejo 01 Kabupaten Blitar.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran think
pair share pada IPS di kelas IV sudah sangat baik. Hal ini didukung dengan
meningkatnya hasil belajar siswa pada kegiatan think pair share. Hasil
belajar siswa meliputi aspek aktivitas belajar siswa dan nilai akhir siswa.
Prosentase aktivitas belajar siswa pada tahap pra tindakan mencapai 57,09%.
Prosentase aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 sejumlah 65,4%,
pertemuan 2 sejumlah 66,71%, dan pada pertemuan 3 sejumlah 67,95%.
Sehingga dari pra tindakan sampai siklus 1 mengalami peningkatan
prosentase aktivitas siswa sejumlah 10,86%. Pada siklus II pertemuan 1,
prosentase aktivitas siswa mencapai 71,85%, pertemuan 2 mencapai 74%,
pertemuan 3 mencapai 76,80%. Sehingga terjadi peningkatan prosentase
aktivitas siswa dari siklus 1 ke siklus 2, sejumlah 8,85%. Secara keseluruhan
terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dari pra tindakan sampai siklus II
sebanyak 19,71%.Pada aspek nilai akhir siswa pada pratindakan mencapai
58,8%, siklus 1 pertemuan 1 mencapai 57%, pertemuan 2 mencapai 62%,
dan pada pertemuan 3 mencapai 81%. Sehingga dari pratindakan ke siklus 1
74
mengalami peningkatan prosentase nilai akhir siswa sejumlah 22,2%. Pada
siklus II pertemuan 2 mencapai 85%, pada pertemuan 2 mencapai 95%, dan
pada pertemuan 3 mencapai 100%. Hal ini menunjukkan peningkatan siklus
1 ke siklus II sejumlah 19%. Sehingga terjadi peningkatan nilai siswa dari
pratindakan sampai siklus II sejumlah 41,42%.
Dalam penelitian ini kelebihan yang terdapat didalamnya adalah
keberhasilan siswa dalam mengembangkan kerjasama, keberanian siswa
dalam mengungkapkan pendapat, serta melatih siswa untuk berpikir dan
kritis dalam menanggapi permasalahan yang diberikan guru. Kekurangan
yang terdapat dalam penelitian ini adalah perlunya pengawasan guru
terhadap proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran berjalan
dengan baik dan kondusif, perlunya bimbingan yang diberikan guru baik
bimbingan perseorangan maupun bimbingan pada kelompok.
Penelitian yang dilakukan oleh Primadya Anantyarta pada tahun 2010
yang berjudul Penerapan strategi pembelajaran kooperatif think pair share
(TPS) berbasis model latihan inkuiri untuk meningkatkan kemampuan
bertanya dan hasil belajar siswa kelas VII-C SMPP Negeri Satu Atap
Merjosari Malang, dan dari hasil analisis data menunjukkan bahwa sebelum
strategi pembelajaran kooperatif think pair share berbasis model latihan
inkuiri diterapkan, seluruh siswa pernah menjawab pertanyaan dari guru,
namun hanya 7 siswa (18%) yang pernah mengajukan pertanyaan dalam
kelas. Setelah strategi TPS berbasis model latihan inkuiri diterapkan
diketahui bahwa kemampuan bertanya siswa pada tahap think siklus I untuk
kategori sangat baik mengalami peningkatan dari 8,5% menjadi 38,5% pada
siklus II, untuk kategori baik juga mengalami peningkatan dari 15,3%
menjadi 17,1%. Pada tahap pair untuk kategori pertanyaan sangat baik
mengalami peningkatan dari 8,5% menjadi 39,6%, untuk kategori baik juga
mengalami peningkatan dari 15,3% menjadi 17,1%. Sebelum strategi TPS
berbasis model latihan inkuiri diterapkan, khusus untuk aspek kognitif ujian
tengah semester I hanya 17 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM
75
sebesar 70, yaitu 44 % siswa yang dikatakan tuntas, sedangkan 56% siswa
atau 22 siswa yang tidak tuntas. Sedangkan setelah strategi TPS berbasis
model latihan inkuiri diterapkan skor rata-rata klasikal siswa mengalami
peningkatan dari 77,5 pada siklus I menjadi 82,4 pada siklus II. Khusus
untuk aspek afektif, kemauan membuat pertanyaan dengan kualitas sangat
baik meningkat dari 2,6% menjadi 60,5%, untuk pertanyaan dengan kualitas
baik juga mengalami peningkatan dari 21,1% menjadi 31,6%. Kemauan
siswa dalam mengerjakan tugas dari guru dengan kategori sunggguh-
sungguh meningkat dari 55,3% menjadi 68,4%; kerjasama dalam kelompok
untuk interaksi sangat baik juga mengalami peningkatan dari 28,9% menjadi
50%; untuk interaksi yang baik juga meningkat dari 18,4% menjadi 28,9%.
Kemauan berargumentasi untuk kategori sering mengalami peningkatan dari
31,6% menjadi 39,5% dan untuk kategori pernah juga meningkat dari 28,9%
menjadi 50%.
Penelitian yang dilakukan oleh Dhuane Putri Risanti pada tahun 2012
yang berjudul Penerapan Think Pair Share (TPS) dan inkuiri untuk
meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi siswa kelas VII G SMP
Negeri 1 Pujon Malang, dan dari hasil analisis data menunjukkan Data
motivasi dan hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif. Peningkatan
persentase motivasi belajar secara keseluruhan mencapai 27,8%, yaitu dari
pra-penelitian sebesar 33,3% menjadi 61,1% pada siklus II. Peningkatan
persentase ketuntasan belajar mencapai 44%, yaitu dari pra-penelitian
sebesar 40% menjadi 84% pada siklus II.