BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil SMP Negeri 3 Tuntang
1. Sejarah Berdirinya
SMP Negeri 3 Tuntang didirikan oleh masyarakat sekitar dengan tujuan untuk
tempat mendidik anak didik menjadi siswa yang berprestasi, beriman dan bertaqwa.
Pada tahun 1997, SMP Negeri 3 Tuntang ini didirikan di atas tanah pemerintah seluas
6.475 m². Sekolah yang terletak di dusun Beran, Karangtengah, Kecamatan Tuntang,
Kabupaten semarang ini mulai beroperasi pada tahun 1998.
2. Visi SMP Negeri 3 Tuntang
a. “Unggul dalam prestasi, ImTaq, IPTek, berbudaya dan berbudi pekerti
luhur serta berwawasan lingkungan”.
Indikator Visi:
Indikator ketercapaian visi (bagi guru dan staf Tata Usaha) :
Unggul
dalam
Prestasi
1. Gemar membaca.
2. Komitmen untuk menambah ilmu
3. Berusaha mengerjakan suatu tugas dengan sebaik mungkin.
4. Berupaya mendapatkan prestasi yang baik.
5. Senang dalam kegiatan yang bersifat kompetitif.
6. Tidak cepat menyerah mengerjakan sesuatu yang
mengandung tantangan.
7. Memiliki komitmen kuat dalam berkarya.
Berwawasan
Imtaq
1. Berkata benar (tidak berbohong).
2. Berbuat sesuai tugas pokok dan fungsinya serta peraturan
yang berlaku.
3. Menepati janji yang diucapkan.
4. Bersedia menerima sesuatu atas dasar hak.
5. Menolak sesuatu pemberian yang bukan haknya
6. Berpihak pada kebenaran.
7. Menyampaikan pesan orang lain.
Satunya kata antara niat dengan perbuatan.
Iptek 1. Mampu mengerjakan suatu tugas secara benar.
2. Menambah ilmu dengan berbagai jalan/cara.
3. Mencari informasi baru melalui media yang ada dan
mengikuti perkembangan ilmu.
4. Menjadi tempat bertanya peserta didik, teman atau orang lain.
5. Selalu berusaha memecahkan masalah dalam tugas
berdasarkan konsep keilmuan.
6. Rasional dalam berbicara dan bertindak.
7. Mengerjakan suatu tugas berdasarkan pemikiran yang
mendalam.
Bersikap efisien dan efektif dalam melaksanakan tugas.
Berbudaya
Dan berbudi
pekerti
luhur
1. Sopan dan santun dalam pergaulan.
2. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang
lebih muda secara proporsional.
3. Bertutur kata menurut norma yang berlaku.
4. Menjunjung tinggi peraturan yang berlaku.
5. Berpenampilan rapi dan sopan.
6. Berpandangan positif terhadap orang lain.
7. Merasa bahagia dapat melaksanakan tugasnya dan mampu
bekerjasama dengan teman sejawat.
Memiliki rasa kebersamaan terhadap rekan sejawat
Berwawasan
Lingkungan
1. Adanya kesadaran kebersihyan itu sebagian iman
2. Adanya kesadaran bahwa besih itu sehat,indahMemiliki
kesadaran akan kebersihan
3. Adanya kesadaran bersih itu indah
4. Selalu merapikan meja kerja
5. Selalu membuang sampah pada tempatnya
Indikator ketercapaian visi (bagi peserta didik) :
Unggul dalam
prestasi
1. Gemar membaca.
2. Komitmen untuk belajar
3. Berusaha mengerjakan suatu tugas yang diberikan guru
dengan sebaik mungkin.
4. Berupaya mendapatkan prestasi belajar yang baik.
5. Senang dalam kegiatan yang bersifat kompetitif.
6. Tidak cepat menyerah bila mengalami kesulitan belajar.
7. Memiliki komitmen kuat dalam berprestasi.
Berwawasan
imtaq 1. Mengerjakan setiap perintah Tuhan Yang Maha Esa dan
menjauhi larangaNnya sesuai agama yang dianutnya.
2. Mengikuti mata pelajaran agama sesuai agama yang
dianutnya
3. Bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Tuhan.
4. Mengucapkan doa setiap memulai dan mengakhiri
kegiatan belajar.
5. Menyesal setiap membuat kesalahan dan segera mohon
ampun kepada Tuhan, serta
tidak mengulanginya.
6. Menolak setiap ajakan untuk melakukan perbuatan
tercela.
Berwawasan
iptek 1. Mampu mengerjakan suatu tugas yang diberikan guru
secara benar.
2. Menambah ilmu dengan cara membaca dan aktif dalam
pembelajaran.
3. Mencari informasi baru melalui media yang ada.
4. Menjadi tempat bertanya teman-temannya.
5. Selalu berusaha memecahkan kesulitan belajar
berdasarkan konsep keilmuan.
6. Rasional dalam berbicara dan bertindak.
7. Mengerjakan suatu tugas dalam belajar dengan penuh
semangat.
8. Bersikap efisien dan efektif dalam belajar.
Berbudaya dan
berbudipekerti
luhur
1. Sopan dan santun dalam pergaulan.
2. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang
lebih muda.
3. Bertutur kata menurut norma yang berlaku.
4. Menjunjung tinggi peraturan yang berlaku di sekolah.
5. Berpenampilan rapi dan sopan.
6. Berpandangan positif terhadap orang lain.
7. Merasa bahagia memiliki komitmen untuk belajar.
8. Memiliki rasa kebersamaan terhadap sesama teman
Berwawasan
Lingkungan
1. Adanya kesadaran kebersihyan itu sebagian iman
2. Adanya kesadaran bahwa besih itu sehat,indahMemiliki
kesadaran akan kebersihan
3. Adanya kesadaran bersih itu indah
4. Selalu merapikan meja kerja
5. Selalu membuang sampah pada tempatnya
6. Selalu mematian kran dan listrik setelah selesai di
gunakan
7. Membedakan sampah organic dan non organik
8. Adanya pembagian piket
9. Adanya kegiatanJum at bersih
b. Misi SMP Negeri 3 Tuntang
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara mandiri dan efektif
sehingga setiap siswa memiliki kompetensi yang diharapkan.
2. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri secara mandiri dan efektif
sehingga setiap siswa menemukan potensi dirinya.
3. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya,
sehingga dapat berkembang secara optimal.
4. Menumbuhkan perilaku warga SMP Negeri 3 Tuntang untuk dapat
bersikap jujur.
5. Menumbuhkan dan mendorong penerapan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni di lingkungan SMP Negeri 3.
6. Menumbuhkan perilaku warga SMP Negeri 3 Tuntang untuk bersikap
santun dalam pergaulan.
7. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut melalui
pendidian agama dan budaya bangsa sehingga terbangun siswa yang
taqwa dan berakhlak mulia.
8. Menumbuhkan semangat warga SMP Negeri 3 Tuntang untuk memiliki
budaya mutu.
9. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga SMP Negeri 3 Tuntang.
10. Mendorong dan membantu setiap siswa untuk mengenali potensi dirinya
sehingga dapat dikembangkan secara optimal.
11. Mendayagunakan potensi seluruh warga sekolah unuk menciptakan
lingkungan yang bersih, tertib, aman, indah , dan rapi.
12. Meningkatkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga
sekolah.
3. Struktur Organisasi
KEPALA
SEKOLAH
Sigit Setyo Atmoko, S.Pd., M.Pd
WAKIL KEPALA SEKOLAH
Drs. A.M. Amirudin
PENGURUS
LABORATU
R-IUM
Eko Setiyanto
URUSAN
KURIKULUM
Sri Utami,S.Pd
URUSAN
KESISWA-
AN
Dwi Noor
Aini, S.Pd
BENDAHARA
RUTIN
Muhammad
Winarto, S.Pd
PENGURUS
PERPUSTA-
KAN
Sarini Masruro
Wali kelas VII A
Ghusniyar Susilowati,
S.Pd.
Wali kelas VII B
Yuni Tri Sumani,
S.Pd.
Wali kelas VII C
Hartanto, S.Pd.
Wali kelas VIII A
Agustinah Marfuah, S.Pd.
Wali kelas VIII B
Maria Ambarwati, S.Pd.
Wali kelas VIII C
Setiasih, S.Pd.
Wali kelas VIII D
Yuni Tri Sumani, S.Pd.
Wali kelas IX A
Sunaryo, S.Pd.
Wali kelas IX B
Tri Handoko, S.Pd.
Wali kelas IX C
Toto Budi
Nurutomo, S.Pd.
Wali kelas IX D
Elly Karuniati,
S.Pd.
KAUR TU
Siti
Murbiyanti
S.Pd
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Dalam proses pembelajaran guru merupakan elemen penting untuk
menentukan keberhasilan program pengajaran, maka dari itu guru dituntut
memiliki kemampuan, baik dalam menguasai materi ataupun pengelolaan kelas.
Adapun nama-nama pengajar atau guru pada SMP Negeri 3 Tuntang, Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013 yang pembagian tugas mengajar secara
rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.1
Pembagian Tugas Guru SMP Negeri 3 Tuntang
Tahun Pelajaran 2012/2013
No Nama/NIP Pangkat/Gol Tugas Mengajar
1
Sigit Setyo Atmoko,
S.Pd., M.Pd
NIP. 19730929 199802
1 002
Pembina/
IV a Bhs. Indonesia
2
Prihandono, S.Pd.
NIP. 19591203 197903
1 001
Pembina/
IV a
Matematika
3 Sunaryo, S.Pd.
NIP. 19600208 199103
1 007
Pembina/
IV a
IPS
4
Ghusniyar Susilowati,
S.Pd.
NIP. 19640510 198501
Pembina/
IV a
Bhs. Inggris
2 002
5
Agustinah Marfuah,
S.Pd.
NIP. 19670805 198803
2 021
Pembina/
IV a
Matematika
6
Maria Ambarwati,
S.Pd.
NIP. 19690523 198803
2 001
Pembina/
IV a
Tata Busana
7
Drs. A.M. Amirudin
NIP. 19650523 199802
1 001
Pembina/
IV a
PAI
8
Sri Utami, S.Pd.
NIP. 19730308 199903
2 004
Pembina/
IV a
Bhs. Indonesia
9
Sri Mulyani, S.Pd.
NIP. 19730513 199903
2 011
Pembina/
IV a
IPA
10
Muh. Winarto, S.Pd.
NIP. 19730520 199903
1 003
Pembina/
IV a
TIK
11
Ari Murdopo, S.Pd.
NIP. 19641020 199003
1 003
Pnt. Tk I/
III d PKn &Bhs. Jawa
12 Toto Budi Nurutomo,
Pnt. Tk I/ PKn
S.Pd.
NIP. 19690717 200012
1 003
III d
13
Elly Karuniati, S.Pd.
NIP. 19710213 200501
2 006
Penata/
III c
IPA
14
Tri Handoko, S.Pd.
NIP. 19690125 200501
1 002
Penata/
III c
Penjas OR
15
Sri Haryanti, S.Pd.
NIP. 19700406 200501
1 002
Penata/
III c
Matematika
16
Hartanto, S.Pd.
NIP. 19690914 200501
1 016
Penata/
III c
Seni Budaya
17
Yuni Tri Sumani,
S.Pd.
NIP. 19710602 200710
2 001
Pnt.Md.Tk. I/
III b
Bhs. Jawa
18
Setiasih, S.Pd.
NIP. 19621120 200701
2 001
Pnt.Md.Tk. I/
III b IPS
19 Asih Karuniyawati,
S.Pd.
NIP. 19810925 201001
Penata Md./ III
a
Bhs. Indonesia
2 001
20
Dwi Noor Aini, S.Pd.
NIP. 19790223 201001
2 013
Penata Md./ III
a BP
21
Herwanti
Pancaningsih, S.Pd.
NIP. -
- Bhs. Inggris
22
Salbani, S.Ag.
NIP. -
- PAI
23
Daryati, S.Pd.
NIP. -
- Bhs. Inggris
24
Sukaeri
NIP. -
- PAK
25
Miharti, S.Ag.
NIP. 19790614 200501
2 002
Pnt.Md.Tk. I/
III b PAB
4.2. Kondisi Awal Penelitian (Pra Siklus)
Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis di kelas VIII B di SMP Negeri 3
Tuntang, pada waktu guru PKn mengajar dengan materi : Pengertian anti korupsi dan
instrumen (hukum dan kelembaggaan) anti korupsi di Indonesia, dengan Standar Kompetensi
: Menjelaskan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan, dan Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan pengertian anti korupsi dan instrumen (hukum dan kelembaggaan) anti
koprupsi di Indonesia, ditemukan atau nampak bahwa guru hanya menggunakan metode
ceramah sehingga proses pembelajaran lebih terpusat pada guru, siswanya lebih banyak yang
pasif, guru kurang memberikan inovasi metode pembelajaran kepada siswa untuk memotivasi
siswa dalam belajarnya, serta kurangnya pengawasan dari guru sewaktu siswa mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru.
Saat guru sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas, sebagian siswa, ada yang
melakukan aktivitas sendiri seperti menggangu teman sebelahnya, mencoret meja, bermain
Hp dan bermain penggaris. Siswa yang banyak pasif ini berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa yang sebagian besar belum mencapai nilai KKM ≥ 75 setelah dilakukan post tes.
Berikut adalah tabel daftar nilai PKn pada tahap pra siklus siswa kelas VIII B di SMP Negeri
3 Tuntang:
Tabel 4.2
Daftar Nilai Post Tes
Tahap Pra Siklus
No.
Nama
Nilai
Kriteria
1. AS 48 Belum Tuntas
2. AF 62 Belum Tuntas
3. ANW 65 Belum Tuntas
4. AN 75 Tuntas
5. AODL 78 Tuntas
6. BDS 40 Belum Tuntas
7. EP 65 Belum Tuntas
8. EDF 48 Belum Tuntas
9. IR 75 Tuntas
10. MS 60 Belum Tuntas
11. MM 62 Belum Tuntas
12. NS 80 Tuntas
13. RP 55 Belum Tuntas
14. SB 50 Belum Tuntas
15. SF 48 Belum Tuntas
16. SL 75 Tuntas
17. T 45 Belum Tuntas
18. WNT 85 Tuntas
19. WT 45 Belum Tuntas
20. WS 80 Tuntas
Dilihat dari tabel 4.2 tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan pada materi “Pengertian anti korupsi dan instrumen (hukum
dan kelembaggaan) anti korupsi di Indonesia” belum efektif karena masih banyak siswa
yang belum tuntas hasil belajarnya. Dari tabel tersebut dapat di lihat bahwa siswa yang belum
tuntas atau belum mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 13 siswa dengan prosentase 65
% dari 20 siswa, dan siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM sebanyak 7 siswa dengan
prosentase 35 %. Distribusi frekuensi nilai PKn siswa kelas VIII B pada tahap pra siklus
dengan interval nilai tertentu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
Pada Pra Siklus
No. Interval
Nilai
Jumlah
(frekuensi)
Prosentase Keterangan
1. 85-89 1 5% Tuntas
2. 80-84 2 10% Tuntas
3. 75-79 4 20% Tuntas
4. 70-74 - - -
5. 65-69 2 10% Belum Tuntas
6. 60-64 3 15% Belum Tuntas
7. 55-59 1 5% Belum Tuntas
8. 50-54 1 5% Belum Tuntas
9. 45-49 5 25% Belum Tuntas
10. 40-44 1 5% Belum Tuntas
Jumlah 20 100 %
Nilai Rata-Rata 62,05 %
Nilai Tertinggi 85 (1 siswa) 5% Tuntas
Nilai Terendah 40 (1 siswa) 5% Belum Tuntas
Dilihat dari tabel 4.3 diatas nampak bahwa pembelajaran yang dilakukan belum efektif
dengan banyaknya siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM ≥ 75 yang sudah
ditentukan yaitu 13 orang (65 %).
Diketahui siswa yang mendapat nilai antara 85-89 sebanyak 1 siswa dengan prosentase
5%, siswa yang mendapat nilai antara 80-84 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 10%, untuk
nilai antara 75-79 sebanyak 4 siswa dengan prosentase 20%, nilai antara 70-74 sebanyak 0
siswa dengan prosentase 0, nilai antara 65-69 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 10%,
untuk nilai antara 60-64 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 15%, nilai antara 55-59
sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5%, nilai antara 50-54 sebanyak 1 siswa dengan
prosentase 5%, siswa yang mendapat nilai antara 45-49 sebanyak 5 siswa dengan prosentase
25%, dan siswa yang mendapatkan nilai 40-44 sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5%.
Dari tabel tersebut maka dapat pula dijelaskan dalam bentuk diagram yaitu sebagai
berikut :
1. Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pra Siklus
Berdasarkan data hasil belajar siswa yang sebagian besar belum mencapai KKM
pada pra siklus, maka diadakan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah
diuraikan pada BAB III. Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran kooperatif
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44
Series 2
Series 1
tipe jigsaw dalam pembelajaran PKn, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang
akan dilakukan dalam dua siklus.
4.3. Hasil Penelitian
4.3.1. Deskripsi Setiap Siklus
4.3.1.1. Siklus I Pertemuan 1
Tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilakukan dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dilaksanakan pada tanggal 12 Februari
2014 (pertemuan 1) dan tanggal 19 Februari 2014 (pertemuan 2). Pada siklus ini
dilakukan beberapa langkah untuk memperbaiki kondisi siswa yang masih kurang aktif
dalam proses belajar serta membuat komunikasi dalam proses pembelajaran yang tidak
hanya berpusat pada guru. Disamping itu juga untuk meningkatkan hasil belajar siswa
yang masih belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM. Pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar untuk siklus I dengan menggunakan materi pokok “Hakikat
demokrasi”, dan standar kompetensi “Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai
aspek kehidupan” serta kompetensi dasarnya “Menjelaskan hakikat demokrasi”.
Dalam siklus I pelaksanaan pembelajaran difokuskan dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar PKn
siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang .
Adapun tahapan-tahapannya sebagai berikut :
a. Perencanaan
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi atau pra siklus, maka
dilakukan diskusi dengan guru PKn (Bapak Ari Murdopo) kelas VIII B SMP
Negeri 3 Tuntang yaitu untuk menentukan materi yang akan digunakan dalam
siklus I ini, serta alat penunjang lainnya yang akan digunakan. Pada siklus I
persiapan yang dilakukan oleh peneliti bersama guru PKn adalah sebagai berikut :
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi
pokok “Hakikat demokrasi”. Standar kompetensi: Memahami
pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek. Kompetensi dasar:
Menjelaskn hakikat demokrasi.
2) Menyiapkan materi pokok hakikat demokrasi
3) Menyiapkan lembar observasi
4) Menyiapkan soal tes yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b. Tindakan
Pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sesuai dengan RPP yang disusun. Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai
berikut : kegiatan awal yang dilakukan adalah apersepsi, motivasi, dan guru
menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kemudian guru
membagi hand out yang berisi materi tentang hakikat demokrasi, sejarah
perkembangan demokrasi, prinsip-prinsip pemerintahan demokrasi dan macam-
macam demokrasi, pengertian demokrasi pancasila, dan landasan pelaksanaan
demokrasi Indonesia. Untuk mempermudah siswa dalam memahami materi
/bahan ajar, kemudian guru membentuk kelompok secara heterogen terdiri atas 4
kelompok asal yang anggotanya 5 orang siswa. Selanjutnya siswa diberi lembar
materi yang berbeda pada tiap kelompok, guru meminta anggota kelompok asal
yang memiliki lembar materi yang berbeda untuk membentuk kelompok baru
atau yang disebut dengan kelompok ahli yang terdiri dari 5 kelompok ahli, setiap
kelompok beranggotakan 4 orang siswa. Setiap kelompok disuruh mendiskusikan
tugas yang diberikan oleh guru. Kelompok pertama (ahli); mendiskusikan tentang
hakikat demokrasi, Kelompok kedua (ahli); mendiskusikan tentang sejarah
perkembangan demokrasi, Kelompok ketiga (ahli); mendiskusikan tentang
prinsip-prinsip pemerintahan demokrasi dan macam-macam demokrasi,
Kelompok keempat (ahli); mendiskusikan tentang pengertian demokrasi
pancasila, dan Kelompok kelima (ahli); mendiskusikan tentang landasan
pelaksanaan demokrasi Indonesia. Setelah selesai diskusi guru meminta peserta
didik yang bekerja dalam kelompok ahli untuk kembali ke kelompoknya masing-
masing (kelompok asal). Kemudian guru meminta masing-masing siswa dari
kelompok ahli untuk bergantian mengajar teman dalam satu kelompok (kelompok
asal). Waktu siswa melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing, guru
menbantu dan mengarahkan jika ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam
berdiskusi. Sebelum pembelajaran diakhiri guru memberikan tugas pada masing-
masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka pada pertemuan
selanjutnya dan menjelaskan mekanisme untuk presentasi hasil diskusi tersebut.
c. Observasi
Mulai pelajaran dibuka sampai pelajaran ditutup guru mengamati apa saja
yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut
disajikan pada lembar pengamatan atau lembar observasi yang telah disediakan
peneliti. Adapun hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.4
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
Pada Saat Proses Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1
No Aspek yang dinilai Jumlah
siswa
Prosentase
1. Siswa memperhatikan penjelasan
guru
15 75%
2. Interaksi sesama anggota kelompok 12 60%
3. Kekompakan anggota dalam bekerja
kelompok
12 60%
4. Keaktifan siswa dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan dalam diskusi
kelompok
7 35%
5. Siswa mampu menjelaskan kembali
hasil diskusi yang didapat dari
kelompok ahli kepada kelompok asal
8 40%
6. Keberanian bertanya kepada guru 5 25%
Rata – rata prosentase aktivitas siswa 49,16%
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan rata-rata aktivitas siswa pada siklus I
pertemuan I kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal itu ditunjukkan dengan rata-
rata prosentase aktivitas belajar siswa pada proses pembelajaran pada siklus I
pertemuan I mencapai 49,16%. Pada siklus I ini keaktifan siswa dalam bertanya, dan
menjawab pertanyaan dalam diskusi kelompok prosentasenya hanya 35% (7 siswa),
siswa mampu menjelaskan kembali hasil diskusi yang didapat dari kelompok ahli
kepada kelompok asal hanya 8 siswa atau sebesar 40%, dan keberanian bertanya pada
guru terhadap materi yang diajarkan masih rendah ditunjukan hanya 5 siswa atau
sebesar 25%.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan I,
kemudian guru bersama observer melakukan refleksi terhadap proses kegiatan
pembelajaran. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan pada siklus I.
Hasil refleksi menunjukkan bahwa masih banyak kekurangan pada siklus I
pertemuan I, kekurangan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Tingkat keaktifan siswa di dalam kelas masih rendah. Hal itu terlihat dari
20 siswa kelas VIII B SMP 3 Tuntang hanya 7 siswa atau sebesar 35%
pada aspek keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
dalam diskusi kelompok, dan mampu menjelaskan kembali hasil diskusi
yang didapat dari kelompok asal maupun kelompok ahli sebesar 8 siswa
atau sebesar 40%, sedangkan 5 siswa atau sebesar 25% yang berani
bertanya kepada guru.
2) Guru belum dapat mengkoordinasikan waktu dengan baik. Hal itu terlihat
dari bertambahnya waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan inti. Akibatnya
kegiatan diskusi kelompok yang seharusnya dilaksanakan pada 15 menit
terakhir harus mengambil jam istirahat. Hal itu dikarenakan waktu lebih
lama digunakan untuk penjelasan model pembelajaran dan pembentukan
kelompok.
Terhadap hal diatas akan dilakukan tindakan perbaikan pada pertemuan 2
siklus 1.
4.3.1.2. Siklus I Pertemuan 2
a. Perencanaan
Pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yaitu
melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk masing-masing
kelompok. Guru membuat rencana pembelajaran untuk tindakan perbaikan pada siklus I
pertemuan II yang masih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sebagai berikut:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi
pokok “ Hakikat demokrasi”. Standar Standar kompetensi: Memahami
pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek. Kompetensi dasar:
Menjelaskn hakikat demokrasi.
2) Menyiapkan lembar observasi.
3) Menyiapkan soal tes yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b. Tindakan
Pada pertemuan kedua, saat guru masuk kelas siswa sudah siap untuk memulai
pelajaran. Guru meminta masing-masing siswa masuk dalam kelompok yang sudah
ditentukan sebelumnya (kelompok asal). Setelah itu guru sedikit menjelaskan
kembali langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang sudah
dibahas di pertemuan kemarin. Kemudian kelompok 1 (asal) presentasi, sementara
kelompok 1 (asal) presentasi, kelompok yang lain mendengarkan hasil diskusi
kelompok yang sedang presentasi. Setelah kelompok selesai mempresentasikan hasil
diskusinya, kemudian kelompok yang lain diberi kesempatan untuk memberikan
tangggapan mengenai hasil diskusi yang telah dipresentasikan. Sesudah kelompok 1,
2, 3, dan 4 selesai presentasi, kemudian siswa dan guru bersama-sama memberikan
kesimpulan. Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberi tes untuk mengetahui
hasil belajar PKn pada siklus I pertemuan ke 2.
c. Observasi
Dari peneliti memulai pelajaran sampai pada penutup, guru mengamati apa
saja yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Hasil pengamatan
tersebut disajikan pada lembar pengamatan atau lembar observasi terhadap proses
pmbelajaran pada siklus I pertemuan 2 sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang Pada
Saat Proses Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2
No Aspek Yang Diamati Jumlah
Siswa
Prosentase
1. Siswa mampu bekerjasama
dalam kelompoknya
17 85%
2. Siswa dapat mengatur
persiapan presentasi dalam
kelompoknya
13 65 %
3. Siswa mampu
mempresentasikan hasil
diskusi dengan baik
17 85%
4. Siswa dapat memberikan
tanggapan yang baik pada
saat presentasi
13 65%
5
.
Menyanggah jawaban dari
kelompok lain dengan
alasan yang tepat
12 60%
Rata-rata prosentase aktivitas
siswa
72%
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut dapat diketahui bahwa keaktifan dalam proses
pembelajaran siklus I pertemuan I sudah cukup aktif. Hal itu dapat dilihat dari rata-
rata prosentase aktivitas siswa yang mencapai 72%. Kelemahan yang masih
ditemukan pada siklus I pertemuan II adalah siswa dalam menyanggah jawaban dari
kelompok lain masih rendah prosentasenya. Pada waktu presentasi setiap kelompok,
guru menilai masing-masing anggota kelompok yang hasilnya dapat dilihat dalam
tabel berikut:
Tabel 4.6
Daftar Nilai Presentasi Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
Pada Siklus I Pertemuan 2
No
Nama
Nilai
Presentasi
Kriteria
1. AS 60 Belum Tuntas
2. AF 80 Tuntas
3. ANW 75 Tuntas
4. AN 80 Tuntas
5. AODL 75 Tuntas
6. BDS 60 Belum Tuntas
7. EP 75 Tuntas
8. EDF 75 Tuntas
9. IR 75 Tuntas
10. MS 60 Belum Tuntas
11. MM 70 Belum Tuntas
12. NS 75 Tuntas
13. RP 65 Belum Tuntas
14. SB 80 Tuntas
15. SF 65 Belum Tuntas
16. SL 75 Tuntas
17. T 60 Belum Tuntas
18. WNW 75 Tuntas
19. WS 65 Belum Tuntas
20. WH 75 Tuntas
Kriteria penilaian presentasi pada siklus 1 pertemuan 2 sebagai berikut:
1) Siswa yang mendapat nilai 80; siswa mampu mempresentasikan hasil
diskusi dengan sangat baik, siswa mampu bekerjasama dalam
kelompoknya, siswa dapat memberikan tanggapan yang baik pada saat
presentasi, dan siswa mampu menyanggah jawaban dari kelompok lain
dengan alasan yang tepat
2) Siswa yang mendapat nilai 75; siswa mampu mempresentasikan hasil
diskusi dengan sangat baik, siswa mampu bekerjasama dalam kelompok,
siswa dapat memberikan tanggapan yang baik pada saat presentasi, tetapi
kurang dalam menyanggah jawaban dari kelompok lain.
3) Siswa yang mendapat nilai 70; siswa mampu mempresentasikan hasil
diskusi dengan baik, siswa mampu bekerjasama dalam kelompoknya,
tetapi kurang dalam memberikan tanggapan yang baik pada saat presentasi,
dan kurang dalam menyanggah jawaban dari kelompok lain.
4) Siswa yang mendapat nilai 65; presentasi cukup, siswa kurang mampu
dalam memberikan tanggapan, kurang dalam menyanggah jawaban dari
kelompok lain.
5) Siswa yang mendapat nilai 60; presentasi kurang baik atau kurang aktif
dalam mempresentasikan hasil diskusi.
Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberi tes untuk mengetahui hasil
belajar pada siklus I pertemuan ke 2. Adapun hasil belajar siswa kelas VIII B SMP
Negeri 3 Tuntang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.7
Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
Pada Siklus I Pertemuan 2
No.
Nama
Nilai
Tes
Kriteria
1. AS 70 Belum Tuntas
2. AF 85 Tuntas
3. ANW 85 Tuntas
4. AN 82 Tuntas
5. AODL 75 Tuntas
6. BDS 55 Belum Tuntas
7. EP 82 Tuntas
7. 8. EDF 75 Tuntas
8. 9. IR 85 Tuntas
10. MS 64 Belum Tuntas
11. MM 65 Belum Tuntas
12. NS 80 Tuntas
13. RP 60 Belum Tuntas
14. SB 89 Tuntas
15. SF 55 Belum Tuntas
16. SL 75 Tuntas
17. T 65 Belum Tuntas
18. WNW 89 Tuntas
19. WS 65 Belum Tuntas
20. WH 89 Tuntas
Berdasarkan dari tabel 4.7 tersebut dapat disusun frekuensi nilai hasil belajar
siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang pada siklus I sebagai berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
Pada Siklus I Pertemuan 2
No. Interval
Nilai
Jumlah Prosentase Keterangan
1. 85-89 6 30% Tuntas
2. 80-84 3 15% Tuntas
3. 75-79 3 15% Tuntas
4. 70-74 1 5% Belum Tuntas
5. 65-69 3 15% Belum Tuntas
6. 60-64 2 10% Belum Tuntas
7. 55-59 2 10% Belum Tuntas
8. 50-54 - - -
9. 45-49 - - -
10. 40-44 - - -
Jumlah 20 100%
Nilai Rata-Rata 74,5%
Nilai Tertinggi 89 (6 siswa) 30% Tuntas
Nilai Terendah 55 (2 siswa) 10% Belum Tuntas
Dilihat dari tabel diatas nampak bahwa pembelajaran yang dilakukan belum efektif
dengan banyaknya siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM ≥ 75 yang sudah
ditentukan yaitu 8 orang (40%). Namun demikian apabila dibandingkan dengan hasil
belajar pada tahap pra siklus, sudah ada peningkatan yaitu dari 13 orang (65%) menjadi 8
orang (40%).
Diketahui siswa yang mendapat nilai antara 85-89 sebanyak 6 siswa dengan
prosentase 30%, siswa yang mendapat nilai antara 80-84 sebanyak 3 siswa dengan
prosentase 15%, untuk nilai antara 75-79 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 15%, nilai
antara 70-74 sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5%, nilai antara 65-69 sebanyak 3
siswa dengan prosentase 15%, untuk nilai antara 60-64 sebanyak 2 siswa dengan
prosentase 10%, nilai antara 55-59 sebanyak 2 siswa dengan prosentase 10%, nilai antara
50-54 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, siswa yang mendapat nilai antara 45-49
sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, dan siswa yang mendapatkan nilai 40-44
sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0.
Dari tabel tersebut maka dapat pula dijelaskan dalam bentuk diagram yaitu sebagai
berikut:
2. Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Pertemuan 2.
Berdasarkan data hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa siswa yang sudah
mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 12 siswa dengan prosentase 60% dari 20
siswa kelas VII B, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM
sebanyak 8 siswa dengan prosentase 40%.
d. Refleksi Siklus I Pertemuan 2
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I Pertemuan II,
kemudian peneliti bersama guru mata pelajaran PKn kelas VIII B SMP Negeri 3
Tuntang, melakukan refleksi terhadap proses kegiatan pembelajaran. Refleksi ini
digunakan sebagai bahan perbaikan pada siklus II. Hasil refleksi menunjukan bahwa
masih banyak kekurangan pada siklus I pertemuan II, kekurangan tersebut adalah
sebagai berikut :
1) Pada saat salah satu kelompok presentasi di depan, siswa yang dibelakang
cenderung ramai atau tidak memperhatikan.
0
1
2
3
4
5
6
85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44
Series 2
Series 1
2) Siswa belum berani menyanggah jawaban dari kelompok lain dengan alasan
yang tepat. Hal itu terlihat dari masih banyak siswa yang cenderung diam pada
saat kelompok yang berpresentasi memberikan kesempatan untuk bertanya
atau menanggapi jawaban kelompok.
Kekurangan pada Siklus I tersebut harus diperbaiki agar pembelajaran bisa
berhasil. Dengan demikian perlu dilaksanakan pembelajaran berikutnya untuk
memperbaiki kekurangan pada Siklus I yaitu Siklus II.
4.3.1.3 Siklus II pertemuan 1
a. Perencanaan
Tindakan perbaikan pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2014
(pertemuan 1), dan 12 Maret 2014 (pertemuan II). Hal tersebut dilakukan berdasarkan
hasil refleksi siklus I. Dalam siklus II pelaksanaan pembelajaran difokuskan dengan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajarannya, juga
untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I sebagai upaya meningkatkan keaktifan
hasil hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang. Pada pertemuan pertama siklus II merupakan tindak lanjut dari
siklus I, sebelum pelaksanaan pertemuan pertama, maka guru terlebih dahulu
merencanakan segala sesuatu yang nantinya digunakan dalam pertemuan pertama.
Perencanaan tersebut diantaranya adalah mendiskusikan bersama observer untuk
menentukan waktu pelaksanaan pertemuan pertama, membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, merancang kegiatan belajar yang lebih baik untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, dan membuat lembar observasi atau lembar pengamatan. Bersama guru
PKn mendiskusikan RPP perbaikan siklus II, materi pokok : “penerapan demokrasi
dalam berbagai bidang kehidupan, dan contoh sikap positif dalam pelaksanaan
demokrasi’. Dengan Standar Kompetensi : “Memahami pelaksanaan demokrasi dalam
berbagai aspek kehidupan”, Kompetensi Dasar : “Menjelaskan pentingnya kehidupan
demokratis dalam bermasyarakat, berbagsa, dan bernegara”. Menyiapkan lembar
observasi, dan menyiapkan soal tes yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b. Tindakan
Pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sesuai dengan RPP yang disusun, adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai
berikut : kegiatan awal yang dilakukan adalah apersepsi, motivasi, dan guru
menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Kemudian guru
membagi hand out yang berisi materi tentang penerapan demokrasi dalam berbagai
bidang kehidupan, dan contoh sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi. Untuk
mempermudah siswa dalam memahami materi /bahan ajar. Kemudian guru
membentuk kelompok setiap kelompok secara heterogen terdiri atas 10 kelompok
asal yang anggotanya 2 orang siswa. Selanjutnya siswa diberi lembar materi yang
berbeda pada tiap kelompok, guru meminta anggota kelompok asal yang memiliki
lembar materi yang berbeda untuk membentuk kelompok baru atau yang disebut
dengan kelompok ahli yang terdiri dari 2 kelompok ahli, setiap kelompok
beranggotakan 10 orang siswa. Setiap kelompok disuruh mendiskusikan tugas yang
diberikan oleh guru. Kelompok pertama (ahli); mendiskusikan tentang penerapan
demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan, Kelompok kedua (ahli);
mendiskusikan tentang contoh sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi. Setelah
selesai diskusi guru meminta peserta didik yang bekerja dalam kelompok ahli untuk
kembali ke kelompoknya masing-masing (kelompok asal). Kemudian guru meminta
masing-masing siswa dari kelompok ahli untuk bergantian mengajar teman dalam
satu kelompok (kelompok asal). Waktu siswa melakukan diskusi dengan kelompok
masing-masing, guru menbantu dan mengarahkan jika ada kelompok yang
mengalami kesulitan dalam berdiskusi. Sebelum pembelajaran diakhiri guru
memberikan tugas pada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka pada pertemuan selanjutnya dan menjelaskan mekanisme untuk
presentasi hasil diskusi tersebut.
c. Observasi
Mulai pelajaran dibuka sampai pelajaran ditutup guru mengamati apa saja
yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan tersebut
disajikan pada lembar pengamatan atau lembar observasi yang telah disediakan
peneliti. Adapun hasil observasi terhadap aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.9
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
Pada Saat Proses Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1
No Aspek yang dinilai Jumlah
siswa
Prosentase
1. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
15 75%
2. Interaksi sesama anggota
kelompok
19 95%
3. Kekompakan anggota dalam
bekerja kelompok
15 75%
4. Keaktifan siswa dalam
bertanya dan menjawab
pertanyaan dalam diskusi
kelompok
19 95%
5. Siswa mampu menjelaskan
kembali hasil diskusi yang
didapat dari kelompok ahli
kepada kelompok asal
18 90%
6. Keberanian bertanya kepada
guru
15 75%
Rata – rata prosentase aktivitas
siswa
84,16%
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran pada siklus II sudah aktif. Pada siklus II ini keaktifan
siswa dalam bertanya, dan menjawab pertanyaan dalam diskusi kelompok
prosentasenya 95% (19 siswa), siswa mampu menjelaskan kembali hasil diskusi
yang didapat dari kelompok ahli kepada kelompok asal terdapat 18 siswa atau
sebesar 90%, dan keberanian bertanya pada guru terhadap materi yang diajarkan
sebanyak 15 siswa atau sebesar 75%. Rata-rata prosentase aktivitas siswa mencapai
84,16%. Dibandingkan dengan siklus I keaktivan siswa meningkat dari 49,16%
menjadi 84,16%.
d. Refleksi
Hampir semua siswa sudah aktif mulai dari kegiatan awal pembelajaran
sampai akhir pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa sudah
baik, dan sesuai petunjuk guru. Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran pada
masing-masing kelompok, tidak bermalas-malasan untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan dalam diskusi kelompok, dan mampu menjelaskan kembali hasil diskusi
yang didapat dari kelompok ahli kepada kelompok asal, serta berani bertanya kepada
guru.
4.3.1.4. Siklus II Pertemuan 2
a. Perencanaan
Pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yaitu
melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk masing-masing
kelompok. Guru membuat rencana pembelajaran untuk tindakan perbaikan pada siklus
II pertemuan 2 yang masih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
sebagai berikut:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi
pokok “penerapan demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan, dan contoh
sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi’. Dengan Standar Kompetensi :
Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan”.
Kompetensi dasar: Menjelaskan pentingnya kehidupan demokratis dalam
bermasyarakat, berbagsa, dan bernegara. .
2) Menyiapkan lembar observasi.
3) Menyiapkan soal tes yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b. Tindakan
Pada pertemuan kedua saat guru masuk kelas siswa sudah siap untuk memulai
pelajaran. Guru meminta masing-masing siswa masuk dalam kelompok yang sudah
ditentukan sebelumnya (kelompok asal). Setelah itu guru sedikit menjelaskan kembali
langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang sudah dibahas di
pertemuan kemarin. Kemudian kelompok 1 (asal) presentasi, sementara kelompok 1
(asal) presentasi, kelompok yang lain mendengarkan hasil diskusi kelompok yang
sedang presentasi. Setelah kelompok selesai mempresentasikan hasil diskusinya,
kemudian kelompok yang lain diberi kesempatan untuk memberikan tangggapan
mengenai hasil diskusi yang telah dipresentasikan. Sesudah kelompok 1, 2, 3, dan 4
selesai presentasi, kemudian siswa dan guru bersama-sama memberikan kesimpulan.
Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberi tes untuk mengetahui hasil belajar PKn
pada siklus II pertemuan ke 2. Hasil presentase masing-masing anggota kelompok
yang hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.9
Daftar Nilai Presentasi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
Pada Siklus II Pertemuan 2
No
Nama
Nilai
Presentasi
Kriteria
1. AS 75 Tuntas
2. AF 80 Tuntas
3. ANW 80 Tuntas
4. AN 80 Tuntas
5. AODL 75 Tuntas
6. BDS 60 Belum Tuntas
7. EP 80 Tuntas
8. EDF 75 Tuntas
9. IR 75 Tuntas
10. MS 80 Tuntas
11. MM 80 Tuntas
12. NS 80 Tuntas
13. RP 75 Tuntas
14. SB 80 Tuntas
15. SF 80 Tuntas
16. SL 75 Tuntas
17. T 75 Tuntas
18. WNW 80 Tuntas
19. WS 80 Tuntas
20. WH 80 Tuntas
Kriteria penilaian presentasi pada siklus II pertemuan 2 sebagai berikut:
1) Siswa yang mendapat nilai 80; siswa mampu mempresentasikan hasil
diskusi dengan sangat baik, siswa mampu bekerjasama dalam
kelompoknya, siswa dapat memberikan tanggapan yang baik pada saat
presentasi, dan siswa mampu menyanggah jawaban dari kelompok lain
dengan alasan yang tepat
2) Siswa yang mendapat nilai 75; siswa mampu mempresentasikan hasil
diskusi dengan sangat baik, siswa mampu bekerjasama dalam kelompok,
siswa dapat memberikan tanggapan yang baik pada saat presentasi, tetapi
kurang dalam menyanggah jawaban dari kelompok lain.
3) Siswa yang mendapat nilai 70; siswa mampu mempresentasikan hasil
diskusi dengan baik, siswa mampu bekerjasama dalam kelompoknya,
tetapi kurang dalam memberikan tanggapan yang baik pada saat presentasi,
dan kurang dalam menyanggah jawaban dari kelompok lain.
4) Siswa yang mendapat nilai 65; presentasi cukup, siswa kurang mampu
dalam memberikan tanggapan, tetapi kurang dalam menyanggah jawaban
dari kelompok lain.
5) Siswa yang mendapat nilai 60; presentasi kurang baik atau kurang aktif.
Pada akhir kegiatan pembelajaran siswa diberi tes untuk mengetahui hasil
belajar pada siklus II pertemuan ke 2. Adapun hasil belajar siswa kelas VIII B SMP
Negeri 3 Tuntang adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
Pada Siklus II Pertemuan 2
No.
Nama
Nilai Tes
Kriteria
1. AS 80 Tuntas
2. AF 85 Tuntas
3. ANW 89 Tuntas
4. AN 82 Tuntas
5. AODL 80 Tuntas
6. BDS 65 Belum Tuntas
7. EP 82 Tuntas
8. EDF 80 Tuntas
9. IR 79 Tuntas
10. MS 85 Tuntas
11. MM 82 Tuntas
12. NS 89 Tuntas
13. RP 75 Tuntas
14. SB 89 Tuntas
15. SF 85 Tuntas
16. SL 79 Tuntas
17. T 82 Tuntas
18. WNW 89 Tuntas
19. WS 80 Tuntas
20. WH 89 Tuntas
Berdasarkan dari tabel 4.10 tersebut dapat disusun frekuensi nilai hasil belajar
siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
Pada Siklus 2
No. Interval Nilai Jumlah Prosentase Keterangan
1. 85-89 8 40% Tuntas
2. 80-84 8 40% Tuntas
3. 75-79 3 15% Tuntas
4. 70-74 - - -
5. 65-69 1 5% Belum Tuntas
6. 60-64 - - -
7. 55-59 - - -
8. 50-54 - - -
9. 45-49 - - -
10. 40-44 - - -
Jumlah 20 100%
Nilai Rata-Rata 82,3%
Nilai Tertinggi 89 (8 siswa) 40% Tuntas
Nilai Terendah 65 (1 siswa) 5% Belum Tuntas
Dilihat dari tabel diatas nampak bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah
efektif karena ada peningkatan dari hasil belajar siswa dan yang sudah mencapai KKM
≥ 75. Hal itu dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 75, pada siklus I
sebanyak 12 siswa (60%) menjadi 19 siswa (95%) pada siklus II.
Diketahui siswa yang mendapat nilai antara 85-89 sebanyak 8 siswa dengan
prosentase 40%, siswa yang mendapat nilai antara 80-84 sebanyak 8 siswa dengan
prosentase 40%, untuk nilai antara 75-79 sebanyak 3 siswa dengan prosentase 15%,
nilai antara 70-74 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, nilai antara 65-69 sebanyak 1
siswa dengan prosentase 5%, untuk nilai antara 60-64 sebanyak 0 siswa dengan
prosentase 0, nilai antara 55-59 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, nilai antara 50-
54 sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, siswa yang mendapat nilai antara 45-49
sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0, dan siswa yang mendapatkan nilai 40-44
sebanyak 0 siswa dengan prosentase 0.
Dari tabel tersebut maka dapat pula dijelaskan dalam bentuk diagram yaitu
sebagai berikut:
3. Diagram Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Berdasarkan data hasil belajar siswa dapat diketahui bahwa pembelajaran pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sudah efektif yaitu dengan hampir semua
siswa yang sudah tuntas dalam belajarnya (KKM = 75). Dari tabel tersebut dapat dilihat
bahwa pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya
sebanyak 19 siswa dengan prosentase 95% dari 20 siswa kelas VIII B, dan siswa yang
belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5%.
c. Observasi
Dari guru memulai pelajaran, dan saat guru mengajar sampai pada penutup,
observer mengamati apa saja yang dilakukan dalam proses pembelajaran tersebut. Hasil
pengamatan tersebut diisikan pada lembar atau lembar observasi yang telah disediakan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
85-89 80-84 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44
Series 2
Series 1
oleh peneliti. Adapun hasil observasi terhadap proses pembelajaran pada siklus II
pertemuan 2 sebagai berikut :
Tabel 4.12
Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
Pada Saat Proses Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2
No Aspek Yang Diamati Jumlah
Siswa
Prosentase
1. Siswa mampu bekerjasama
dalam kelompoknya
19 95%
2. Siswa dapat mengatur
persiapan presentasi dalam
kelompoknya
15 75 %
3. Siswa mampu
mempresentasikan hasil
diskusi dengan baik
19 95%
4. Siswa dapat memberikan
tanggapan yang baik pada
saat presentasi
17 85%
5. Menyanggah jawaban dari
kelompok lain dengan alasan
yang tepat
19 95%
Rata-rata prosentase aktivitas siswa 89%
Berdasarkan tabel 4.12 tersebut dapat diketahui bahwa keaktifan dalam proses
pembelajaran siklus I pertemuan I sudah sangat aktif. Hal itu dapat dilihat dari rata-
rata prosentase aktivitas siswa yang mencapai 89%.
d. Refleksi
Pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai presentasi dan tes siswa dan
penyampaian KKM sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditntukan. KKM yang
telah ditentukan adalah ≥ 75. Siswa yang mendapat nilai ≥ 75 pra siklus sebanyak 7
siswa, setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus I yang mendapat
nilai ≥ 75 sebanyak 12 siswa, dan setelah dilakukan tindakan perbaikan pembelajaran
pada siklus II sebanyak 19 siswa kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang. Dapat dilihat
dari hasil tes siswa pada tes pra siklus, siklus I dan siklus II.
Tabel 4.13
Rekapitulasi Hasil Belajar PKn Antara Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Pada Siswa
Kelas VIII B SMP Negeri 3 Tuntang
No Ketuntasan
Belajar
Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas ≥75 7 35 12 60 19 95
2. Belum
Tuntas
<75 13 65 8 40 1 5
Jumlah 20 100 20 100 20 100
Nilai Rata-rata 62,05 74,5 82,3
Nilai Tertinggi 85 89 89
Nilai Terendah 40 55 65
Nilai KKM 75
Dilihat dari tabel 4.13 tersebut dapat diketahui bahwa ada peningkatan pembelajaran
pada mata Pendidikan Kewarganegaraan dari pembelajaran yang kurang efektif menjadi
efektif yaitu masih banyak siswa yang belum tuntas dalam belajarnya (KKM = 75) pada
siklus I, sedangkan pada siklus II nya sebagian besar siswa sudah mencapai nilai ketuntasan
(KKM = 75) dalam belajarnya. Hal itu ditunjukkan pada pra siklus, siswa yang tuntas atau
telah mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 7 siswa dengan prosentase 35 % dari 20
siswa kelas VIII B, dan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 13
siswa dengan prosentase 65%, siklus I siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam
belajarnya sebanyak 12 siswa dengan prosentase 60 % dari 20 siswa kelas VIII B, dan siswa
yang belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 8 siswa dengan prosentase 40%,
sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya
sebanyak 19 siswa dengan prosentase 95% dari 20 siswa kelas VIII B, dan siswa yang belum
tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 1 siswa dengan prosentase 5%.
Diagram 4.
Rekapitulasi hasil belajar siswa antara pra siklus, siklus I dan siklus II
Dari diagram terlihat bahwa pada pra siklus, siswa yang tuntas atau telah mencapai
KKM dalam belajarnya sebanyak 7 siswa dengan prosentase 35%, pada tahap siklus I siswa
yang tuntas atau telah mencapai KKM sebanyak 12 siswa dengan prosentase 60%, sedangkan
pada siklus II siswa yang tuntas atau telah mencapai KKM dalam belajarnya sebanyak 19
siswa dengan prosentase 95%. Dari setiap tahap siklus jumlah siswa yang mencapai KKM
dalam belajarnya mengalami peningkatan dan sudah mencapai target yaitu 85%.
4.4. Pembahasan Per Siklus
4.4.1. Pra Siklus
Pada pra siklus dalam pembelajaran PKn guru menggunakan metode ceramah. Hasil
belajar siswa pada waktu post tes menunjukkan sebanyak 13 siswa (65%) belum mencapai
KKM dan hanya 7 siswa (35%) yang sudah mencapai KKM. Berdasarkan permasalahan
sebagian besar hasil belajar siswa belum tuntas atau belum mencapai KKM maka dilakukan
pra siklus siklus1 siklus 2
Series 1 7 12 19
Series 2 13 8 1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
jum
lah
sis
wa
tindakan perbaikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
4.4.2 Siklus I
Pada siklus I pelaksanaan pembelajaran PKn dengan materi hakikat demokrasi
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hasil belajar siswa pada waktu
post tes yang tuntas atau telah mencapai KKM sebanyak 12 siswa (60%), dan siswa yang
belum tuntas atau belum mencapai KKM sebanyak 8 siswa (40%). Melalui tindakan
perbaikan pada siklus I ini sudah ada peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa (mencapai
KKM) dibandingkan pra siklus. Hasil belajar yang meningkat ini sebagai dampak dari
peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dimana sebagian besar siswa berani bertanya dan menjawab
pertanyaan guru, siswa aktif dalam diskusi kelompok, keberanian mengeluarkan suara,
keseriusan, dan kekompakan. Sehingga lebih memahami materi yang berdampak pada hasil
belajar meningkat. Namun demikian masih ada sebagian siswa yang belum berani bertanya
dan menjawab pertanyaan guru. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut belum mencapai
85% sesuai indikator keberhasilan penelitian sehingga dilanjutkan dengan tindakan perbaikan
pada siklus II.
4.4.2. Siklus II
Pada siklus II pelaksanaan pembelajaran PKn tetap menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ada materi penerapan demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan,
dan contoh sikap positif dalam pelaksanaan demokrasi untuk meningkatkan hasil belajar
siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, namun dengan perbaikan
berdasarkan hasil refleksi dari siklus I. Setelah dilakukan post tes, hasil belajar siswa
menunjukkan 19 siswa (95%) sudah mencapai KKM, dan 1 siswa (5%) belum mencapai
KKM. Apabila dibandingkan dengan siklus I hasil belajar siswa ada peningkatan.
Peningkatan hasil belajar siswa ini dimungkinkan karena keaktifan siswa pada saat
bekerjasama dalam satu kelompok, mampu mempresentasikan hasil diskusi dengan baik,
siswa dapat memberikan tanggapan yang baik pada saat presentasi, dan mampu menyanggah
jawaban dari kelompok lain dengan alasan yang tepat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
merupakan suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar, dan mampu
mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Rusman, 2011 : 217).
Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Jhonson DW and Jhonson RT (1991 :
27) model pembelajaran kooperatif jigsaw ialah kegiatan belajar secara kelompok kecil,
siswa belajar dan bekerja sama sampai kepada pengalaman belajar yang maksimal, baik
pengalaman individu maupun pengalaman kelompok, dalam hasil penelitiannya tentang
model pembelajaran kooperatif jigsaw yang hasilnya menunjukan bahwa interaksi kooperatif
memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Pengaruh positif tersebut
adalah meningkatkan hasil belajar, meningkatkan daya ingat, meningkatkan hubungan antar
manusia yang heterogen, meningkatkan keterampilan hidup bergotong royong, dapat
digunakan untuk mencapai tarap penalaran tingkat tinggi, dan mendorong tumbuhnya
motivasi intrinsik (kesadaran individu).
Berdasarkan pendapat tersebut maka melalui model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw siswa menjadi aktif, suasana belajar dinamis dan menyenangkan, siswa dapat
menggali atau mendalami materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa bisa dicapai secara
optimal. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh: Menurut
Titik Sri Haryanti (2008), dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya meningkatkan hasil
belajara siswa pada mata pelajaran PKn melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
siswa kelas VII B di SMP Negeri 5 Ketapang”. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai rata-
rata siswa pada siklus I sebesar 74,65 % dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 62, 50 %,
dan pada siklus II dengan ketuntasan belajar siswa sebesar 96, 88 % dengan nilai rata-rata
75, 06 % .
Sedangkan menurut Ahmad Ahyar Rasidi dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya
meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa VII D SMP Negeri 2 Gangga semester I tahun
pelajaran 2010/2011” menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar PKn setelah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan nilai ketuntasan belajar siswa secara
klasikal pada siklus I 71, 42 % (13 dari 29 siswa yang mencapai KKM ≥ 75) dan pada
siklus II 88, 88 % (26 dari 29 siswa yang mencapai KKM ≥ 75). Ini berarti bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Berdasarkan analisis data dan pembahasan
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sangat efektif digunakan
untuk meningkatkan hasil belajar PKn Siswa Kelas VII D SMP Negeri 2 Gangga.
Berdasarkan hasil penelitian maka hipotesis tindakan telah terbukti yaitu penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII
B SMP Negeri 3 Tuntang pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan.