37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa
pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem
Based Learning dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir
pembelajaran dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan
Pabelan. Letak SD Negeri Kauman Lor 01 berada di desa Kauman Lor Kecamatan
Pabelan. Akses ke SD Negeri Kauman Lor 01 cukup bisa dijangkau dikarenakan
letaknya yang tidak terlalu jauh dari pinggir jalan raya, sehingga mudah dijangkau
bagi guru maupun siswa.
Siswa SD Negeri Kauman Lor 01 berjumlah 143 siswa. terdiri dari kelas 1
sampai dengan kelas VI. Dengan jumlah ruangan kelas masing-masing 1 ruangan.
Pada setiap kelas diampu oleh 1 orang guru. Kegiatan belajar mengajar dimulai
dari pukul 07.15 sampai dengan pukul 13.00, terkecuali apabila hari Jumat dan
Sabtu selesai pada pukul 11.00.
4.2 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kauman Lor 01 pada kelas IV
semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan jumlah 25 siswa, terdiri dari 15
siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dengan Standar Kompetensi Memahami Perubahan Kenampakan
Permukaan Bumi dan Benda langit dengan menggunakan Model Problem Based
Learning dengan Berbantuan Metode Demonstrasi.
4.2.1 Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan perbaikan pembelajaran tentang perubahan
kenampakan permukaan bumi dan benda langit pada kelas IV semester 1 Sekolah
38
Dasar Negeri Kauman Lor 01 Kabupaten Semarang, peneliti memperoleh data
hasil tes formatif sebelum perbaikan pembelajaran disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Hasil Nilai Pra Siklus
No Statistik Sebelum Perbaikan
1. Nilai terendah 20
2. Nilai tertinggi 80
3. Rata-rata 47,2
4. siswa dengan nilai <65 20
5. siswa dengan nilai >65 5
7. Kriteria ketuntasan minimal 65
Hasil dari tabel tersebut terlihat hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dari 25 siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 ada 20 dan
yang mendapatkan nilai di atas 65 hanya ada 5 siswa, untuk jelasnya dapat dilihat
pada tabel kedua berikut ini:
Tabel 4.2
Tabulasi Frekuensi Pra Siklus
No. Rentang Nilai Jumlah Siswa
1. 20 – 30 4
2. 40 – 50 10
3. 51 – 60 6
4. 61 – 70 4
5. 71 – 80 1
Jumlah 25
Hasil evaluasi dari 25 siswa yang mendapat nilai 20-30 sebanyak 4 siswa,
nilai 40-50sebanyak 10 siswa, nilai 51-60 sebanyak 6 siswa, nilai 61-70 hanya 4
siswa saja dan nilai 71-80 hanya 1 siswa.
39
4.2.2 Pelaksanaan Pra Siklus
Pelaksanaan siklus ini terdiri dari 4 macam sub bab yaitu perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang sesuai dengan tahap
penelitian Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2007:16) yang
mengemukakan bahwa terdapat empat tahap dalam pelaksanaan penelitian
meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi.
Perencanaan dilaksanakan pada tanggal 29 Februari 2016, diawali dengan
berkunjung ke SD Negeri Kauman Lor 01 pada tanggal 2 Maret 2016. Kemudian
pada tanggal 4 Maret 2016 datang dan menyerahkan surat ijin untuk
melaksanakan penelitian di SD Negeri Kauman Lor 01 dan juga sekaligus untuk
melakukan observasi dan berkenalan dengan siswa kelas IV. Pada tanggal 5
Maret peneliti datang di SD Negeri Padaan 02 untuk meminta ijin melakukan uji
validitas soal pada kelas V. Di tanggal 8 Maret datang kembali di SD Negeri
Padaan 02 untuk menyerahkan surat ijin melakukan uji validitas soal pada kelas
V. Kemudian pada tanggal 10 Maret barulah peneliti melakukan uji validitas
instrumen soal di kelas V SD Negeri Padaan 02. Soal evaluasi yang digunakan
adalah pilihan ganda dan uraian tertulis. Tahap pertama dalam penyusunan soal
tersebut adalah didasarkan pada materi yang akan disampaikan sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sudah ada pada silabus kelas IV
semester II. Tahapan kedua adalah membuat kisi-kisi soal, lalu membuat 20 soal
pilihan ganda dan 5 uraian soal pada tahap siklus I, kemudian membuat 20 soal
pilihan ganda dan 5 soal uraian pada tahap siklus II. Langkah selanjutnya adalah
melakukan uji validitasi soal pada SD Negeri Padaan 02 tetapi pada kelas yang
lebih tinggi, yaitu di kelas V. Setelah melakukan uji validitas soal kemudian
peneliti menguji validitas pada soal yang sudah diujikan, namun dalam hal ini
hanya bentuk soal pilihan ganda saja yang diuji validitasnya. Setelah menguji
validitas soal, ternyata dari 20 soal yang dibuat pada siklus I hanya 16 soal yang
valid dan 4 soal tidak valid. Kemudian pada siklus II juga dibuat 20 soal pilihan
ganda dan setelah diuji validitas dan reabilitasnya ternyata hanya 12 soal saja
yang valid, maka dalam siklus I hanya menggunakan 15 soal pilihan ganda dan
pada siklus II menggunakan 10 soal pilihan ganda.
40
4.2.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dengan dua kali pertemuan
sesuai dengan RPP yang sudah dibuat. Langkah-langkan dalam pelaksaaan
pembelajaran tidak jauh berbeda dengan indikatornya. Berdasarkan uraian kondisi
awal peserta didik kelas IV Sd Negeri Kauman Lor 01 di atas, kemudian peneliti
melakukan siklus 1. Adapun tindakan yang dilakukan pada siklus 1 sebagai
berikut:
a) Perencanaan (planning)
Pada pelaksanaan siklus 1 terdiri dari 2 pertemuan dengan jangka waktu
2x35 menit. Sebelum tindakan siklus 1 dilaksanakan, terlebih dahulu
direncanakan untuk tiap pertemuan sudah dipersiapkan. Adapun perencanaan
untuk siklus 1 untuk setiap pertemuan adalah menyusun RPP dengan Standar
Kompetensi memahami perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda
langit, pembuatan lembar pengamatan yang akan digunakan untuk mengamati
pembelajaran pada peserta didik dan guru pada tiap pertemuan saat pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan alat peraga. Menyiapkan LKS
(Lembar Kerja Siswa) dan soal-soal untuk mengetahui tingkat pemahaman dan
juga kemampuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Menyiapkan
Model dan Metode yang akan digunakan pada tiap pertemuan dalam pembelajaran
siklus 1 yaitu Model Problem Based Learning dengan berbantuan Metode
Demonstrasi.
b) Tindakan Pelaksanaan dan Observasi
I. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2016 pada jam
pelajaran pertama dengan Kompetensi dasar mendeskripsikan perubahan
kenampakan permukaan bumi, misalnya adalah sebuah hutan yang awalnya hijau
kemudian terjadi kebakaran hutan yang menyebabkan hutan gundul dan kemudian
menjadi penyebab terjadinya longsor dan banjir. Indikator yang dicapai
diantaranya menjelaskan perubahan permukaan bumi dan perubahan kenampakan
bumi akibat pasang surut air laut. langkah-langkah pembelajaran yang diambil
41
pada siklus 1 diantaranya apersepsi dengan menyiapkan tempat duduk siswa dan
mengabsen kehadiran siswa di kelas, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan inti guru menjelaskan materi tentang perubahan kenampakan
permukaan bumi. Guru memberikan motivasi dengan menunjukan beberapa
susunan gambar yang berhubungan dengan perubahan kenampakan bumi. Setelah
menunjukkan gambar-gambar tersebut guru menceritakan awal bagaimana bentuk
hutan tersebut yang kemudian tiba-tiba terjadi sebuah kebakaran hutan yang
menyebabkan hutan menjadi gundul. Guru bertanya kepada siswa masalah apa
yang dapat ditimbulkan dari kebakaran ini sehingga dapat menyebabkan
perubahan kenampakan permukaan bumi seperti longsor dan banjir adalah contoh
perubahan kenampakan permukaan bumi. Guru sudah mulai menanamkan sebuah
konsep kepada siswa tentang awal bagaimana terjadinya perubahan kenampakan
bumi. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan
pertanyaan apabila masih belum jelas dan mengerti dengan apa yang sudah
disampaikan oleh guru. Setelah siswa mengerti apa yang sudah disampaikan, guru
membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas dengan cara
mengurutkan beberapa gambar yang berbeda mengenai bagaimana awal
terjadinya proses perubahan kenampakan permukaan bumi. Terakhir adalah siswa
mempresentasikan hasil dari diskusi kelompoknya dibantu dengan guru.
Kegiatan akhir atau penutup, guru menarik kesimpulan dari semua proses
kegiatan pembelajaran. Kemudian guru memberikan refleksi dengan mengajukan
beberapa pertanyaan secara lisan untuk mengetahui tingkat pemahaman materi
yang baru saja dipelajari siswa.
Selama peneliti melaksanakan pembelajaran, guru kelas IV mengamati
jalannya pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan.
Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui kelemahan dan kelebihan guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung. Dari lembar pengamatan diketahui yang
menjadi kelemahan dan kekurangan peneliti saat melaksanakan pembelajaran,
berikut adalah kelemahan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran pada
siklus I:
42
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, namun tidak menuliskannya di papan
tulis.
2. Guru kurang dalam membantu siswa mendefinisikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah.
3. Guru tidak membantu siswa dalam melakukan refleksi terhadap penyelidikan
atau kegiatan yang siswa lakukan.
4. Saat pembagian kelompok guru kurang dalam mengorganisasikan, sehingga
siswa gaduh dan tidak disiplin.
Sedangkan kekurangan peserta didik pada pertemuan pertama antara lain:
1. Kualitas keaktifan siswa yang masih terlihat kurang saat proses pembelajaran.
2. Pada saat proses pengamatan masih banyak siswa yang gaduh.
3. Siswa terlihat kurang aktif saat memahami materi atau pada saat membangun
pemahaman.
4. Siswa terlihat kurang aktif pada saat guru menanyakan mengenai materi yang
belum dipahami.
5. Tingkat penguasaan materi siswa yang masih lemah.
6. Siswa kurang aktif dalam bertanya hal yang belum mereka ketahui
kelebihan peserta didik dalam pertemuan pertama sebagai berikut:
1. Siswa mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan sebagian besar
siswa turut aktif dalam proses pembelajaran.
2. Siswa terlihat aktif dalam memperesentasikan hasil diskusi kelompoknya di
depan kelas.
3. Siswa aktif pada saat guru menulis di depan tulis, mereka langsung
mengeluarkan alat tulis dan mencatatnya.
Setelah memperhatikan kelemahan dan kekurangan tersebut peneliti
kembali merencanakan tindakan perbaikan pada pertemuan berikutnya tentunya
pada pertemuan siklus 2. Kegiatan tersebut diantaranya akan mengkondisikan
situasi kelas sebelum proses pembelajaran dimulai. Peneliti tidak hanya
menyampaikan tujuan pembelajaran namun juga menuliskannya di depan papan
tulis. Peneliti juga lebih mengkondisikan siswa apabila saat pembagian kelompok.
II. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama.
Sebelum melaksanakan pertemuan kedua maka peneliti mempersiapkan terlebih
dahulu segala sesuatu yang diperlukan selanjutnya. Kegiatan awal adalah guru
menanyakan materi yang pada saat pertemuan awal diberikan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam mengingat materi. Setelah memberikan beberapa
43
pertanyaan kepada siswa kemudian peneliti mulai membagikan lembar soal
kepada siswa, dikarenakan pada pertemuan awal peneliti sudah memberikan
materi mengenai perubahan kenampakan permukaan bumi, maka pada pertemuan
kedua peneliti hanya akan sedikit mengulang materi yang sudah disampaikan dan
langsung membagikan lembar soal evaluasi mandiri kepada siswa. Selanjutnya
untuk mengakhiri pertemuan kedua peneliti memberikan kesimpulan materi,
umpan balik dan motivasi serta pesan moral kepada siswa.
Pengisian data observasi pada pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh
guru kelas IV pada saat peneliti melakukan proses kegiatan pembelajaran
berlangsung, yaitu pada satu pertemuan dikarenakan pertemuan kedua peneliti
hanya membagikan lembar soal evaluasi. Hasil observasi digunakan untuk
mengetahui kegiatan peneliti selama proses pembelajaran apakah sudah
melaksanakan keseluruhan sintaks model ataukah belum melaksanakan. Hasil
observasi guru kelas IV yang diperoleh pada siklus I tahap pertama diperoleh
bahwa dari kegiatan inti dari 5 sintak yang dijabarkan menjadi 11 sintaks Problem
Based Learning, ada 8 sintak yang dilaksanakan dengan cukup baik dan 3 sintaks
belum dilaksanakan. Namun dalam 8 sintaks yang sudah dilaksanakan masih
terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang sudah terlaksana adalah
sebagai berikut:
1. Guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Menjelaskan bahan yang digunakan.
3. Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi.
4. Membimbing siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk dapat
memecahkan masalah.
5. Membantu siswa dalam menyiapkan hasil karya.
6. Membantu siswa berbagi tugas.
7. Membantu siswa melakukan proses refleksi.
Sintaks yang belum terlaksana adalah:
44
1. Membantu siswa dalam mendefinisikan tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah.
2. Membantu siswa mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah.
3. Membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikannya.
Namun peneliti masih terlihat cenderung menggunakan metode ceramah
dan masih kurang dalam mengaktifkan siswa secara maksimal dalam melakukan
proses pembelajaran. keterlaksanaan sintaks Problem Based Learning siklus I
dapat dilihat pada tabel 4.3:
Tabel 4.3
Hasil Keterlaksanaan Sintaks Problem Based Learning Siswa Kelas IV
SD Negeri Kauman Lor 01 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016
Siklus I
Kegiatan
Mengajar Siklus
I
Jumlah Sintaks
yang
Dilaksanakan
Jumlah Sintaks
yang Tidak
Dilaksanakan
Jumlah
Keseluruhan
Sintaks
Pertemuan 1 8 3 11
Pertemuan 2 8 3 11
c) Hasil Belajar
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran dengan menggunakan Model
Problem Based Learning dengan berbantuan Metode Demonstrasi peneliti
memberikan evaluasi tertulis kepada siswa pada akhir siklus 1 pertemuan kedua.
Hasil belajar siswa masih terlihat kurang memuaskan, dikarenakan masih banyak
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (65) yang sudah ditentukan. Hal ini
dapat dilihat dari rekap nilai pada saat pra siklus sebelum memulai siklus 1 hasil
yang didapat siswa masih terlihat kurang memuaskan. Hasil belajar siswa yang
diperoleh sebelum pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based
Learning dengan berbantuan Metode Demonstrasi pada pra siklus dari jumlah 25
siswa yang mencapai ketuntasan (KKM > 65) adalah 5 peserta didik. Nilai rendah
pada pra siklus adalah 20. Sedangkan nilai tertinggi pada pra siklus adalah 80
45
dengan nilai rata-rata 47,2. Oleh karena itu perlu adanya tindakan perbaikan
kembali dalam proses pembelajaran pada siklus 1 ini, agar dapat memperoleh nilai
yang jauh lebih meningkat. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I hasil yang
diperoleh masih belum memuaskan, yaitu dari 25 siswa 17 siswa yang tuntas dan
8 siswa siswa belum mencapai nilai ketuntasan. Nilai tertinggi yang diperoleh
pada tahap siklus I adalah 84 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 44. Agar
hasil belajar mencapai ketuntasan sesuai KKM >65 maka diadakan tindakan
siklus 2 untuk mencapai indikator kinerja yaitu > 80% siswa mencapai ketuntasan
d) Refleksi
Setelah peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran dengan
menggunakan Model problem Based Learning dengan berbantuan Metode
Demonstrasi masih belum mencapai target nilai yang memuaskan. Hal ini dapat
dilihat dari hasil nilai pre tes awal yang menunjukkan nilai rata-rata dibawah 65.
Pada refleksi ini, peneliti mendapat masukan dari guru kelas IV agar
dalam proses pembelajaran lebih dapat mengkondisikan siswa dalam proses
belajar dengan baik, selain itu juga memberikan masukan agar lebih mendetail
pada saat penyampaian materi. Masukan dari guru kelas IV ini dilaksanakan untuk
perbaikan pada pertemuan berikutnya.
4.2.4 Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a) Perencanaan (planning)
Siklus II terdiri dari satu kali pertemuan saja dengan durasi waktu 2x35
menit waktu pembelajaran. Siklus II hanya dilakukan satu pertemuan dikarenakan
materi yang disampaikan hanya sedikit sehingga masih banyak waktu yang dapat
digunakan untuk melaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Sebelum
tindakan siklus II dilaksanakan, perencanaan tindakan tiap pertemuan haruslah
dipersiapkan terlebih dahulu. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti untuk
melaksanakan siklus II adalah mempersiapkan instrumen untuk pengamatan,
evaluasi dan alat peraga yang digunakan dalam Problem Based Learning agar
efektivitas pembelajaran lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I dan siswa
dapat lebih tertarik dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
46
b) Tindakan Pelaksanaan dan Observasi
I. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 7 April 2016 melalui
beberapa kegiatan. Kegiatan awal dilaksanakan dengan Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari, misalnya
perubahan siang dan malam, kapan dapat melihat bintang, dan seperti apa bentuk
bulan setiap harinya apakah selalu bulat atau berubah-ubah. Langkah-langkah
pembelajaran pada kegiatan awal diantaranya adalah sebelum pembelajaran
dimulai berdoa dulu dan mengabsensi kehadiran siswa, menuliskan tujuan
pembelajaran pada papan tulis dan penyampaian motivasi kepada siswa dengan
beberap pertanyaan.
Proses selanjutnya adalah dilanjutkan dengan kegiatan inti. Kegiatan
tersebut adalah peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dan
menanyakan beberapa pertanyaan seputar apa saja benda langit. Peneliti
menunjukkan gambar satu persatu mulai dari gambar matahari dan menanyakan
apa itu matahari serta kapan dapat melihat matahari, kemudian dilanjutkan dengan
menanyakan apa perubahan yang dapat terjadi dari adanya matahari. Setelah itu
guru memperlihatkan gambar bintang dan bertanya seputar apa itu bintang dan
kapan dapat melihat bintang. Yang terakhir adalah menunjukkan gambar bulan
dan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan perubahan atau fase bulan
yang selalu berubah-ubah bentuknya. Kemudian guru membagi siswa dalam
kelompok yang terdiri dari 2 siswa yang masih dalam satu tempat duduk. Setelah
semua siswa mengerti kemudian peneliti membagikan lembar kerja kelompok
yang terdiri dari 4 pertanyaan yang tentunya seputar perubahan fase bulan yang
sudah dipraktekkan sebelumnya oleh beberapa siswa. Setelah semua siswa selesai
mengerjakan soal tersebut kemudian peneliti meminta tugas yang dikerjakan
siswa untuk dikumpulkan di depan kelas. Peneliti membacakan hasil diskusi dari
setiap kelompok. Peneliti merefleksi bersama tentang tugas yang baru dikerjakan
dan mencocokannya secara bersama-sama.
47
Sesudah melakukan refleksi kemudian peneliti kembali memberikan
pertanyaan kepada siswa tentang hal yang belum dimengerti. Peneliti melanjutkan
dengan membagikan lembar soal evaluasi mandiri kepada siswa untuk dikerjakan.
Soal evaluasi terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Soal yang sudah
diselesaikan siswa selanjutnya dicocokkan secara acak agar lebih cepat
mengetahui hasil pekerjaan siswa.
Proses kegiatan pembelajaran berlangsung guru kelas IV sebagai Observer
mengamati berlangsungnya proses pembelajaran yaitu pada satu pertemuan saja.
Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan peneliti selama proses
pembelajaran sudah melaksanakan keseluruhan sintaks model atau ada yang
belum terlaksana. Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus II diperoleh bahwa
dari 11 sintaks Problem Based Learning masih ada 2 sintaks yang belum
dilaksanakan, namun secara keseluruhan peneliti sudah sangat baik dalam proses
pembelajaran. Peneliti sudah benar dalam menjelaskan materi, membantu siswa
dalam mendefinisikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah,
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
Hasil observasi keterlaksanaan pada siklus II diperoleh data bahwa dari 11
sintaks Problem Based Learning 9 sintaks yang baru terlaksana dan 2 sintaks
belum terlaksana. Keterlaksanaan sintaks Problem Based Learning siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Hasil Keterlaksanaan Sintaks Problem Based Learning Siswa Kelas IV
SD Negeri Kauman Lor 01 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016
Siklus II
Kegiatan
Mengajar Siklus
II
Jumlah Sintaks
yang
Dilaksanakan
Jumlah Sintaks
yang Tidak
Dilaksanakan
Jumlah
Keseluruhan
Sintaks
Pertemuan 1 9 2 11
Tabel 4.4 dapat dilihat keterlaksanaan sintaks pembelajaran PBL dari 11
sintaks yang ada 2 sintaks belum terlaksana. Secara keseluruhan yang sudah
48
dilakukan peneliti dalam proses kegiatan pembelajaran sudah sangat baik sekali
hanya saja masih terdapat sedikit kekurang.
c) Hasil Belajar
Selanjutnya dilaksanakan tindakan dalam pembelajaran dengan
menggunakan Model Problem Based Learning dengan berbantuan Metode
Demonstrasi peneliti memberikan tes evaluasi mandiri secara tertulis pada akhir
pertemuan siklus II. Hasil belajar yang diperoleh jauh lebih meningkat dari hasil
yang didapat pada siklus I. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah
pembelajaran menggunakan Model Problem Based Learning dengan berbantuan
Metode Demonstrasi pada suklis II dari jumlah 25 siswa yang mencapai
ketuntasan (KKM > 65 adalah 21 siswa dan yang mendapat nilai dibawah KKM
adalah 4 siswa. Dengan kata lain bahwa ada peningkatan dalam proses
pembelajaran siklus II ini. Nilai terendah pada siklus II adalah 40 sedangkan nilai
tertingginya adalah 95 dengan nilai rata-rata 69,86. Dengan demikian
pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dengan
berbantuan Metode Demonstrasi lebih meningkat dibanding dengan siklus I dan
dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam aspek kognitif.
d) Refleksi
Peneliti melakukan proses pembelajaran menggunakan Model Problem
Based Learning dengan berbantuan Metode Demonstrasi pada siklus II ini adalah
tercapainya kriteria ketuntasan minimal. Dalam penggunaan Model Problem
Based Learning dengan berbantuan Metode Demonstrasi siswa lebih terlihat
tertarik dan termotivasi di dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran dengan
materi perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit. Hal ini terbukti
dari lembar observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa dalam pembelajaran serta
data rekapitulasi nilai pra siklus awal (terlampir) semakin meningkat. Dari siklus
II, hasil belajar IPA siswa meningkat dari hasil evaluasi terakhir pembelajaran
pada siklus I dari jumlah 25 siswa keseluruhan yang mengalami tuntas dalam
belajar adalah 17 siswa atau 68% menjadi 21 siswa atau 84%. Dengan demikian
49
hasil evaluasi yang diperoleh siswa telah mencapai nilai kriteria ketuntasan
minimal yang telah ditentukan.
4.3 Hasil Analisis Data
Bagian ini dipaparkan hasil analisis data peneliti tentang hasil belajar siswa
menggunakan Model Problem Based Learning dengan berbantuan Metode
Demonstrasi. Pada standart Kompetensi Memahami perubahan kenampakan
permukaan bumi dan benda langit, diperoleh paparan hasil sebagai berikut:
4.3.1 Deskripsi Data
Hasil penelitian diuraikan tentang deskripsi data dan analisis data. Masing-
masing dijelaskan tentang data yang diperoleh pada siklus I yaitu hasil belajar
siswa. kemudian disajikan juga data hasil belajar pada siklus II.
4.3.2 Analisis Data Siklus I
Analisis nilai setelah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menggunakan
Model Problem Based Learning dengan berbantuan Metode Demonstrasi dalam
siklus I diperoleh data nilai seperti pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai Pra Siklus dan Siklus I Mata Pelajaran IPA Kelas IV Semester
II SD Negeri Kauman Lor 01 Tahun 2015/2016
No. Katagori Kondisi Awal Siklus I
Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 5 20% 17 68%
2 Belum tuntas 20 80% 8 32%
3 Jumlah 25 100% 25 100%
4 Nilai terendah 20
80
44
84 5 Nilai tertinggi
6 Jumlah rata-rata 45 65,36
Tabel 4.5 menunjukkan perbandingan antara kondisi awal pada saat pra
siklus dan siklus I terjadi penambahan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan
belajar. Kondisi awal siswa yang tuntas dalam belajar berjumlah 5 siswa atau 20%
menjadi 17 siswa atau 68%. Siswa yang belum tuntas pada kondisi awal 20 atau
50
80% menjadi 8 siswa atau 32% sedangkan nilai terendah pada kondisi awal 20
dan pada siklus I yaitu 44. Pada pra siklus atau kondisi awal nilai tertinggi 80 dan
masih sama juga pada siklus I 84. Untuk lebih jelasnya dapat lihat rekapitulasi
nilai pada siklus I pada gambar diagram lingkaran:
Diagram 4.1
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Kauman Lor 01
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016
Dari gambar diagram 4.1 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas
dalam mata pelajaran IPA KKM (>65) adalah 17 siswa atau 68%, sedangkan
siswa yang belum tuntas adalah 8 siswa atau 32%. Meningkatnya siswa yang
tuntas dalam pembelajaran dikarenakan peneliti menggunakan model yang tepat.
Dari hasil yang diperoleh pada siklus I terdapat 8 siswa yang belum tuntas perlu
perbaikan pada pembelajaran berikutnya. Tindakan perbaikan akan dilaksanakan
pada siklus II agar siswa dapat memperoleh hasil sesuai dengan KKM yang telah
ditentukan yaitu > 65 dan agar indikator kerja dalam penelitian ini tercapai yaitu
80%.
4.3.3 Analisis Data Siklus II
Data yang diperoleh pada hasil tes IPA pada siklus II diklakukan analisis
dengan membandingkan nilai dengan KKM (65). Siswa yang mendapat nilai di
atas KKM atau tuntas dijumlahkan begitu juga siswa yang berada di bawah KKM
17
8
Hasil Belajar IPA Siklus I
tuntas
tidak tuntas
51
(65). Analisis nilai setelah pembelajaran Siklus II dapat dilihat seperti tabel 4.6
sebagai berikut:
Tabel 4.6
Rekapitulasi Nilai Pra Siklus dan Siklus II Mata Pelajaran IPA Kelas IV
Semester II SD Negeri Kauman Lor 01 Tahun 2015/2016
No. Katagori Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 5 20% 17 68% 21 84%
2 Belum tuntas 20 80% 8 32% 4 16%
3 Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%
4 Nilai terendah 20 44 40
5 Nilai tertinggi 80 84 95
6 Jumlah rata-rata 47,2 65,36 69,6
Hasil pada tabel 4.6 perbandingan antara kondisi awal dan siklus II terjadi
penambahan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar. Kodisi awal siswa
yang tuntas dalam belajar berjumlah 5 siswa atau 20% menjadi 21 atau 84%.
Berarti siswa yang mencapai ketuntasan KKM (>65) sejumlah 21 atau 84% dari
jumlah keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan siswa tidak merasa bosan dan lebih
tertarik belajar menggunakan media dan alat peraga, sehingga siswa lebih
berperan aktif dalam pembelajaran. Siswa yang belum tuntas pada kondisi awal
20 atau 80% menjadi 4 siswa atau 16%. Pada siklus II nilai tertinggi pada kondisi
awal 80 menjadi 95 dan nilai terendah pada kondisi awal 20 namun pada siklus II
jumlah nilai terendah justru 40. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
rekapitulasi nilai siswa siklus II pada gambar diagram 4.2 sebagai berikut:
52
Diagram 4.2
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Kauman Lor 01
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016
Gambar pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa siswa yang belum tuntas
dalam mata pelajaran IPA KKM (>65) adalah 4 siswa atau 16%, sedangkan siswa
yang sudah tuntas adalah 21 atau 84%.
4.4 Analisis Deskriptif Komparatif Hasil Belajar
Hasil dari tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Kauman Lor 01 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016. Perbandingan hasil belajar siswa disajikan pada tabel
4.7:
21
4
Hasil Nilai IPA Siklus II
tuntas
tidak tuntas
53
Tabel 4.7
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri Kauman Lor 01
Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016
No. Kategori Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Frekuens
i
% Frekuensi % Frekuensi %
1 Tuntas 5 20% 17 68% 21 84%
2 Belum tuntas 20 80% 8 32% 4 16%
3 Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%
4 Nilai terendah 20 44 40
5 Nilai tertinggi 80 84 95
6 Rata-rata 47,2 65,36 69,6
Rekapitulasi nilai pada tabel di atas, dapat dibandingkan peningkatan hasil
belajar dari kodisi awal yang mengalami ketuntasan dalam pembelajaran adalah
20% saja, pada siklus I 68% dan pada siklus II 84%. Klasifikasi yang belum
mengalami ketuntasan dalam pembelajaran pada kondisi awal 80%, siklus I 32%
dan siklus II 16%, ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
Model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram batang tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Kauman Lor 01
Gambar pada diagram batang diatas terjadi peningkatan hasil belajar dari
tiap-tiap siklus. Dari kondisi jumlah siswa yang mengalami ketuntasan adalah 5
0
5
10
15
20
25
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
54
siswa, siklus I 17 siswa dan pada siklus II 21 siswa, sehingga dengan demikian
peningkatan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pembelajaran dengan
menggunakan Model Problem Based Learning.
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian
Paparan dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas IV SD
Negeri Kauman Lor 01 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan
pokok bahasan Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi dan Benda Langit,
maka dapat diketahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan
menggunakan Model Problem Based Learning berbantuan Metode Demonstrasi.
Setelah dilakukan tindakan terkait penerapan Model Problem Based Learning
berbantuan Metode Demonstrasi hasil nilai yang didapat siswa meningkat. Pada
pra siklus sampai dengan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan
dilihat dari presentase yang sudah ada. Pada siklus I hasil belajar yang didapat
siswa masih belum mencapai KKM yang sudah ditentukan, dikarenakan siswa
masih terlihat malu-malu dan kurang dalam memperhatikan pada saat proses
pembelajaran. Kurangnya respon dari siswa saat pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan Model PBL berbantuan Metode Demonstrasi, terlihat pada
saat pembelajaran guru menjelaskan dan bertanya kepada siswa mengenai
permasalahan yang terjadi pada alam, namun tanggapan dari siswa masih terlihat
kurang merespon, terkadang pada saat guru bertanya siswa justru malah diam dan
tidak menjawab sama sekali. Ada juga siswa yang mampu menjawab pertanyaan
ketika peneliti memberikan satu sampai dua pertanyaan seputar proses perubahan
kenampakan permukaan bumi yang terjadi pada hutan yang rimbun kemudian
terbakar dan menyebabkan tanah longsor dan banjir, satu siswa mampu menjawab
dengan benar dan siswa yang lain menjawab namun dengan jawaban yang tidak
sesuai.
Dikarenakan pada siklus I nilai siswa belum semuanya mencapai
ketuntasan indikator kerja 75%, maka dilanjutkan pada tahap siklus II. Pada saat
pelaksanaan siklus II dengan Bab materi yang sama namun dengan pokok bahasan
yang berbeda yaitu mengenai materi perubahan kenampakan benda langit
55
menunjukkan hasil nilai belajar siswa yang meningkat jauh lebih pesat dari pada
saat proses pembelajaran siklus I, walaupun belum semua siswa mencapai nilai
ketuntasan. Hasil pada saat pra siklus menunjukan hasil nilai siswa yang tuntas
adalah hanya 5 siswa saja, kemudian pada saat proses siklus I jumlah siswa yang
mencapai nilai tuntas adalah 17 siswa, dan pada siklus terakhir yaitu siklus II
jumlah siswa yang mencapai nilai tuntas terdapat 21 siswa. Terlihat bahwa dengan
menggunakan Model Problem Based Learning berbantuan Metode Demonstrasi
hasil belajar yang didapat siswa meningkat, walaupun tidak semua siswa yang
berjumlah 25 tersebut semua mencapai nilai tuntas 65. Berikut adalah rangkuman
pembahasan hasil penelitian:
1. Ketuntasan hasil belajar siswa
Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan Model Problem Based Learning berbantuan Metode Demonstrasi
pada materi Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi dan Benda langit memiliki
dampak yang sangat positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang
disampaikan oleh guru mulai dari pra siklus yang sama sekali belum
menggunakan model dan metode, kemudian berlanjut pada siklus I dan sudah
menerapkan Problem Based Learning berbantuan Metode Demonstrasi
(ketuntasan belajar meningkat dari siklus I dan II) yaitu masing-masing 20%,
68%, 84%. Pada siklus II ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran Model Problem Based Learning dalam setiap siklus mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil siklus I peneliti sudah mulai
menggunakan Model Problem Based Learning berbantuan Metode Demonstrasi
pada materi Perubahan Kenampakan Permukaan Bumi dan Benda langit. Proses
pembelajaran siklus I di mulai dengan peneliti memperkenalkan sebuah
permasalahan kepada siswa mengenai tananh longsor dan bajir, kedua hal tersebut
merupakan suatu permasalahan yang bisa saja terjadi pada kehidupan nyata siswa.
Setelah siswa diperkenalkan dengan dua permasalahan tersebut, kemudian peneliti
56
mencoba mendemonstrasikan suatu media yang berupa gambar yaitu mengenai
bagaimana awal proses permasalahan tersebut terjadi. Selanjutnya pada siklus II
peneliti juga melakukan hal yang sama yaitu dengan memperkenalkan siswa
dengan suatu permasalahan yang terjadi pada kehidupan nyata, salah satunya
adalah dengan cara mendemonstrasikan bagaimana proses perubahan bentuk
bulan dengan cara siswa melakukan percobaan secara langsung.
3. Aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran
Analisis data diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA
pokok bahasan perubahan kenampakan permukaan bumi dan benda langit dengan
menggunakan Model Problem Based Learning berbantuan Metode Demostrasi
adalah bahwa siswa dalam proses pembelajaran saat diberikan materi mengenai
perubahan kenampakan permukaan bumi masih menunjukan sikap yang kurang
aktif dan kurang merespon. Fakta yang terjadi adalah pada saat proses
pembelajaran peneliti memberikan sebuah pertanyaan seputar permasalahan yang
terjadi pada hutan, yang kemudian berakibat pada longsor dan banjir, pertanyaan
yang diberikan sangat mudah yaitu apa penyebab terjadinya longsor dan bajir
tersebut, namun yang ditemukan adalah siswa justru tidak terlalu merespon dan
hanya 4 anak saja yang berani mengacungkan jarinya untuk menjawab, hanya satu
anak saja yang kemudian bisa menjawab dengan benar. Aktifitas siswa ditunjukan
berbeda pada siklus perbaikan selanjutnya yaitu mengenai materi perubahan
benda langit, materi yang diberikan tidak cukup banyak, sehingga siswa dapat
melakukan sebuah percobaan seputar proses perubahan bentuk bulan. Contoh
permasalahan yang diberikan adalah menanyakan kepada siswa apakah bulan itu
setiap harinya mempunyai bentuk yang sama, kemudian banyak siswa yang
menjawab tidak, hal ini menunjukan bahwa siswa sudah jauh lebih aktif dari pada
saat proses pembelajaran yang sebelumnya. Dari pemberian pertnyaan tersebut
mulailah peneliti menerapkan pembelajaran dengan Model Problem Based
Learning berbantuan Metode Demostrasi dan memperkenalkan siswa dengan
suatu masalah yaitu mengenai bentuk bulan yang berbeda-beda, yang dilanjutkan
dengan percobaan melakukan simulasi bagaimana proses perubahan bulan
tersebut terjadi.
57
Peneliti selama pembelajaran telah melaksanakan langkah Model Problem
Based Learning dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul
diantaranya aktivitas membimbing siswa dalam masuk pada Model Problem
Based Learning dengan memperkenalkan permasalahan mengenai seputar materi,
dimana siswa mulai mengerti konsep permasalahan yang diberikan dan kemudian
siswa mencoba menggali kembali bagaimana masalah tersebut dapat terjadi dan
apa solusi yang bisa dilakukan.