Hasil Eksperimen
Thesis IV-1
BAB IV
HHAASSIILL EEKKSSPPEERRIIMMEENN
4.1 UMUM
Selain pengujian lateral siklik terhadap 10 benda uji, pada eksperimen ini juga
dilakukan pengujian material benda uji untuk keperluan analisis dan verifikasi
respon benda uji.
Respon dan perilaku benda uji terhadap beban lateral siklik ditampilkan dalam
kurva histeretik perpindahan-beban. Data perpindahan diperoleh dari
pembacaan LVDT pada bagian atas benda uji sedangkan data beban diperoleh
dari load aktuator. Hasil pembacaan strain gauge menunjukkan besar dan arah
momen, juga besarnya gaya aksial yang terjadi pada portal pengekang.
4.2 HASIL UJI MATERIAL
4.2.1 Uji Tekan Unit Bata
Hasil uji tekan unit bata dapat dilihat pada Tabel IV-1 berikut:
Tabel IV-1 Hasil uji tekan unit bata
No Tanggal Cor Tanggal Tes Umur Spesimen (hari) Berat (kg) Luas Tekan (cm2) Beban Maksimum (kg) b (MPa)1 13/3/2009 18/3/2009 5 2.26 100 3420 3.492 13/3/2009 18/3/2009 5 2.28 100 4230 4.313 13/3/2009 18/3/2009 5 2.32 100 3810 3.894 13/3/2009 20/3/2009 7 2.2 100 4600 4.695 13/3/2009 20/3/2009 7 2.26 100 3360 3.436 13/3/2009 20/3/2009 7 2.16 100 3380 3.457 13/3/2009 25/3/2009 12 2.1 100 4450 4.548 13/3/2009 25/3/2009 12 2.15 100 3660 3.739 13/3/2009 25/3/2009 12 2.12 100 4530 4.62
10 13/3/2009 25/3/2009 12 2.1 100 4590 4.684.160.60
Rata - Rata (MPa)Standard Deviasi (MPa)
Bata yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kuat tekan 4.16 MPa dengan
standar deviasi 0.6 MPa, dalam SII.0021-78, bata seperti ini berada diantara
golongan kelas-25 dan kelas-50.
4.2.2 Uji Tekan Mortar
Mortar dengan proporsi campuran 1:5 masing-masing untuk semen, pasir,
ditambah 100% air dari volume semen memiliki kuat tekan 8.74 MPa dengan
standar deviasi yang cukup besar yaitu 2.88 MPa. Hasil uji tekan mortar
ditampilkan pada Tabel IV-2 berikut:
Hasil Eksperimen
Thesis IV-2
Tabel IV-2 Hasil uji tekan mortar
No Tanggal Cor Tanggal Tes Umur Spesimen (hari) Berat (kg) Luas Tekan (cm2) Beban Maksimum (kg) fm (MPa)1 24/1/2009 18/3/2009 53 0.263 25 2410 9.832 20/1/2009 18/3/2009 57 0.26 25 1510 6.163 26/1/2009 18/3/2009 51 0.256 25 3660 14.924 29/1/2009 25/3/2009 48 0.256 25 1700 6.935 13/2/2009 25/3/2009 33 0.25 25 1700 6.936 12/2/2009 25/3/2009 34 0.254 25 2500 10.197 30/1/2009 25/3/2009 47 0.27 25 1870 7.638 30/1/2009 25/3/2009 47 0.256 25 1800 7.34
8.742.88
Rata - Rata (MPa)Standard Deviasi (MPa)
4.2.3 Uji Geser Lekatan Bata-Mortar
Hasil uji geser lekatan bata-mortar dapat dilihat pada Tabel IV-3 berikut:
Tabel IV-3 Hasil uji geser lekatan bata-mortar
No Tanggal Cor Tanggal Tes Umur Spesimen (hari) Berat (kg) Luas Tekan (cm2) Beban Maksimum (kg) fk0 (MPa)1 24/2/2009 18/3/2009 22 6.68 340 980 0.312 24/2/2009 18/3/2009 22 6.27 330 640 0.213 24/2/2009 20/3/2009 24 6.54 330 340 0.114 24/2/2009 20/3/2009 24 6.64 330 320 0.105 24/2/2009 20/3/2009 24 6.62 330 630 0.206 24/2/2009 25/3/2009 29 6.4 330 900 0.287 24/2/2009 25/3/2009 29 6.47 330 850 0.268 24/2/2009 25/3/2009 29 6.38 330 870 0.27
0.2060.078Standard Deviasi (MPa)
Rata - Rata (MPa)
Hasil uji terhadap delapan benda uji menunjukkan kuat lekatan bata-mortar
dalam penelitian ini adalah 0.206 MPa dengan standar deviasi yang sangat besar
yaitu 0.078 MPa. Kuat lekatan ini memenuhi batasan Eurocode 6 dimana kuat
lekatan bata-mortar dibatasi sebesar 0.3 MPa.
4.2.4 Uji Tekan Beton
Beton dengan proporsi campuran 1:2:3 masing-masing untuk semen, pasir,
aggregat ditambah 100% air dari volume semen memiliki kuat tekan 18.08 MPa
dengan standar deviasi 2.71 MPa. Beton dengan proporsi campuran seperti pada
penelitian ini masuk dalam kelas beton K-175 dengan kuat tekan karakteristik
minimum 14.53 MPa. Hasil uji kuat tekan beton ditampilkan pada Tabel IV-4
berikut:
Hasil Eksperimen
Thesis IV-3
Tabel IV-4 Hasil uji tekan silinder beton
No Tanggal Cor Tanggal Tes Umur Spesimen (hari) Berat (kg) Luas Tekan (cm2) Beban Maksimum (kg) c (MPa)
1 20/1/2009 18/3/2009 56 10.92 176.71 29200 16.852 20/1/2009 18/3/2009 56 11.1 176.71 29400 16.973 24/1/2009 18/3/2009 53 11.02 176.71 34200 19.734 24/1/2009 18/3/2009 53 10.92 176.71 22600 13.045 26/1/2009 18/3/2009 51 12.1 176.71 34500 19.916 29/1/2009 18/3/2009 48 11.02 176.71 33800 19.507 2/2/2009 18/3/2009 44 11.04 176.71 35500 20.488 12/2/2009 18/3/2009 34 11.08 176.71 35600 20.549 13/2/2009 18/3/2009 33 10.78 176.71 24000 13.85
10 29/1/2009 20/3/2009 48 10.8 176.71 23800 13.7411 4/2/2009 20/3/2009 42 10.12 176.71 34900 20.1412 4/2/2009 20/3/2009 42 10.98 176.71 34500 19.9113 12/2/2009 20/3/2009 34 11 176.71 33100 19.1014 12/2/2009 20/3/2009 34 11.18 176.71 33600 19.39
18.082.71
Rata - Rata (MPa)Standard Deviasi (MPa)
4.2.5 Uji Tarik Tulangan
Tulangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulangan ulir diameter
10mm, tulangan polos diameter 10mm, dan tulangan polos diameter 8mm. Hasil
uji tarik tulangan dapat diihat pada Tabel IV-5.
Tabel IV-5 Hasil uji tarik tulangan
Tulangan
Diameter Aktual (mm)
Luas Penampang
(mm2)Beban Leleh
(tonf)fy
(MPa)y u E (MPa) Daktilitas
D10 10.05764951 79.44798301 3 377.61 0.0020 0.0186 188803 9.30D10 10.05764951 79.44798301 3.02 380.12 0.0020 0.0196 186335 9.61D10 10.05764951 79.44798301 2.98 375.09 0.0024 0.0256 156287 10.67
384.92 0.0022 0.0217 180572 10.04912.57
10 9.733938924 74.41613588 2.45 329.23 0.0012 0.0224 274358 18.6710 9.733938924 74.41613588 2.45 329.23 0.0013 0.0188 253254 14.4610 9.733938924 74.41613588 2.05 275.48 0.0011 0.0224 250434 20.36
317.34 0.0012 0.0216 264372 18.176031.63
8 7.752010229 47.19745223 1.575 333.70 0.0009 0.0183 370783 21.338 7.752010229 47.19745223 1.75 370.78 0.0012 0.0192 308986 15.258 7.752010229 47.19745223 1.55 328.41 0.0013 0.0216 252621 16.62
350.97 0.0012 0.0201 316816 18.076423.54Standar Deviasi
Rata - Rata
Rata - Rata
Rata - Rata
Standar Deviasi
Standar Deviasi
Pengukuran diameter tulangan dilakukan dengan metoda pengukuran berat
tulangan. Pada tabel diatas dapat dilihat diameter aktual tulangan untuk D10
:10.057 mm, 10 : 9.73 mm, dan 8 : 7.75 mm. Tulangan D10 memiliki kuat
tarik 384.92 MPa, dengan standar deviasi 2.57 MPa, tulangan 10 memiliki kuat
tarik 317.34 MPa dengan standar deviasi yang cukup besar yaitu 31.63 MPa,
sedangkan tulangan 8 memiliki kuat tarik 350.97 MPa dengan standar deviasi
23.54 MPa.
Hasil Eksperimen
Thesis IV-4
4.3 HASIL UJI DINDING PASANGAN BATA TERKEKANG
4.3.1 Model A (Tanpa Detailing)
4.3.1.1 Pengujian dan Perilaku Histeresis
Pengujian benda uji Model A menunjukkan keretakan awal pada dinding bata
terjadi pada drift 0.067% (simpangan 2mm) di beberapa lokasi dengan arah
retak memotong unit bata. Pada tahap selanjutnya terjadi keretakan besar
dengan pola keretakan membentuk kecenderungan geser sliding antara bata-
mortar. Pola keretakan geser sliding dengan sedikit kombinasi geser diagonal
pada dinding terus berkembang sampai pada akhir tahap pengujian.
Perpotongan antara retak geser sliding arah pembebanan tarik dan dorong
terjadi pada 2/3 tinggi benda uji seperti ditunjukkan pada Gambar IV-3.
Keretakan elemen portal pengekang terjadi mulai pada drift 0.5% (simpangan
15mm) dengan pola keretakan geser pada bagian ujung atas kolom. Pada tahap
akhir pembebanan, terjadi keretakan geser yang sangat besar pada ujung atas
kolom sehingga kolom terpotong menjadi dua bagian yang dihubungkan oleh
aksi dowel dari tulangan memanjang kolom. Sementara keretakan geser lain
yang tidak terlalu besar juga terjadi pada bagian bawah kolom, Gambar IV-1.
Respon kekuatan puncak Model A terjadi pada drift 0.54% dengan tahanan
lateral sebesar 4.43 ton. Perilaku histeretik Gambar IV-2 memperlihatkan Model
A memiliki perbedaan antara kekuatan puncak beban dorong dan tarik, namun
masih memiliki kecenderungan bentuk kurva yang sama antara beban dorong
dan tarik.
Gambar IV-1 Pengujian Model A
Hasil Eksperimen
Thesis IV-5
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
-100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100
Perpindahan Lateral (mm)
Gay
a L
ate
ral (
ton
f)
Gambar IV-2 Kurva histeretik Model A
Gambar IV-3 Pola retak Model A
4.3.1.2 Disipasi Energi
Dari kurva histeretik Gambar IV-2 dapat dihitung energi input dan energi yang
terdisipasi Model A seperti ditampilkan dalam Gambar IV-4 dan Gambar II-6
Hasil Eksperimen
Thesis IV-6
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Energi Disipasi
0.0
25
0.0
33
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-4 Energi input dan energi disipasi Model A tiap siklus pembebanan
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Komulatif Energi Disipasi Kumulatif
0.0
25
0.0
33
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-5 Energi input dan energi disipasi Model A tiap drift pembebanan
Hasil Eksperimen
Thesis IV-7
4.3.1.3 Distribusi Bidang Momen Dan Gaya Aksial
Gambar IV-6 sampai Gambar IV-9 menampilkan distribusi bidang momen dan
gaya aksial pada Model A.
0
2040
6080
100120
140160
180200
220
240260
280300
320340
360380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN-m
)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Push)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-6 Bidang momen Model A pada pembebanan dorong
020
406080
100
120140160
180200220
240260280300
320340360
380400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Ak
sia
l (k
N)
Drift 0.25%
Frame Line
Cat
atan
: A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
agal
an p
emba
caan
str
ain
gaug
e
Loading
(Push)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-7 Gaya aksial Model A pada pembebanan dorong
Hasil Eksperimen
Thesis IV-8
0
2040
60
80
100120
140
160
180200
220
240
260280
300
320
340360
380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Pull)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-8 Bidang momen Model A pada pembebanan tarik
020
406080
100
120140160
180200220
240260280300
320340360
380400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Ak
sia
l (k
N)
Drift 0.25%
Frame Line
Cat
atan
: A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
agal
an p
emba
caan
str
ain
gaug
e
Loading
(Pull)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-9 Gaya aksial Model A pada pembebanan tarik
Hasil Eksperimen
Thesis IV-9
4.3.2 Model B (Benchmark)
4.3.2.1 Pengujian dan Perilaku Histeresis
Pada drift 0.067% (simpangan 2mm), terjadi keretakan awal dinding Model B di
beberapa lokasi dengan arah retak memotong unit bata. Retak diagonal
menerus pada kedua arah pembebanan mulai terbentuk saat drift 0.1% diikuti
terbentuknya satu retak diagonal menerus lain pada pembebanan tarik saat drift
0.5% sehingga membentuk suatu sistem strut sempurna pada arah
pembebanan tarik, Gambar IV-11. Pola keretakan ini terus bertahan dengan
terjadi retak-retak baru sejajar retak diagonal pembebanan tekan namun tidak
berhasil membentuk suatu mekanisme strut yang sempurna. Keruntuhan
signifikan pada dinding mulai terjadi pada drift 2.75%.
Keretakan elemen portal pengekang terjadi mulai pada drift 0.25% (simpangan
7.5mm) dengan pola keretakan lentur pada bagian setengah tinggi kolom. Pada
drift 0.35% mulai terjadi retak geser pada bagian bawah kolom, yang pada
tahap-tahap pembebanan selanjutnya diikuti retak-retak lentur baru pada
bagian luar kolom. Keretakan pada sambungan balok kolom terjadi mulai drift
0.75% dengan banyak keretakan horizontal searah sumbu balok. Keretakan dan
kehancuran beton pada bagian sambungan balok-kolom mengakibatkan
terjadinya perubahan sudut 90˚ hubungan balok-kolom dan diperjelas dengan
perubahan sudut kait tulangan seperti ditunjukkan pada Gambar IV-10.
Keruntuhan signifikan portal benda uji Model B terjadi dengan kehancuran pada
hubungan balok-kolom portal.
Respon kekuatan puncak Model B terjadi pada drift 1% dengan tahanan lateral
sebesar 5.61 ton. Perilaku histeretik Gambar IV-20 memperlihatkan Model B
memiliki perbedaan kekuatan puncak dan respon histeretik antara pembeban
dorong dan tarik. Setelah melewati kekuatan puncak, Model B menunjukkan
degragasi kekuatan yang cukup cepat.
Hasil Eksperimen
Thesis IV-10
Gambar IV-10 Pengujian Model B
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
Perpindahan Lateral (mm)
Beb
an L
ate
ral (
ton
f)
Gambar IV-11 Kurva histeretik Model B
Hasil Eksperimen
Thesis IV-11
Gambar IV-12 Pola retak Model B
4.3.2.2 Disipasi Energi
Dari kurva histeretik Gambar IV-11 dapat dihitung energi input dan energi yang
terdisipasi Model B seperti ditampilkan dalam Gambar IV-13 dan Gambar IV-14.
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Energi Disipasi
0.0
25
0.0
33
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-13 Energi input dan energi disipasi Model B tiap siklus pembebanan
Hasil Eksperimen
Thesis IV-12
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Komulatif Energi Disipasi Kumulatif
0.0
25
0.0
33
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-14 Energi input dan energi disipasi Model B tiap drift pembebanan
4.3.2.3 Distribusi Bidang Momen Dan Gaya Aksial
Gambar IV-15 sampai Gambar IV-18 menampilkan distribusi bidang momen dan
gaya aksial pada Model B.
0
2040
6080
100120
140160
180200
220
240260
280300
320340
360380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Push)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-15 Bidang momen Model B pada pembebanan dorong
Hasil Eksperimen
Thesis IV-13
020
406080
100
120140160
180200220
240260280300
320340360
380400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Ak
sia
l (k
N)
Drift 0.5%
Frame Line
Cat
atan
: A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
agal
an p
emba
caan
str
ain
gaug
e
Loading
(Push)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-16 Gaya aksial Model B pada pembebanan dorong
0
2040
60
80100
120
140160
180200
220
240260
280
300320
340
360380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Pull)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-17 Bidang momen Model B pada pembebanan tarik
Hasil Eksperimen
Thesis IV-14
020
406080
100
120140160
180200220
240260280300
320340360
380400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Ak
sia
l (k
N)
Drift 0.5%
Frame Line
Cat
atan
: A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
agal
an p
emba
caan
str
ain
gaug
e
Loading
(Pull)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-18 Gaya aksial Model B pada pembebanan tarik
4.3.3 Model C (Kolom-Balok 225x100)
4.3.3.1 Pengujian dan Perilaku Histeresis
Keretakan awal dinding Model C juga terjadi pada drift 0.067% (simpangan
2mm) di beberapa lokasi dengan arah retak memotong unit bata. Keretakan
besar dengan pola keretakan membentuk kecenderungan geser sliding antara
bata-mortar dimulai pada drift 0.133%. Pada tahap pembebanan selanjutnya,
terjadi retak diagonal yang berkembang menjadi retak akhir seperti ditunjukkan
pada Gambar IV-21. Perpotongan antara retak geser sliding arah pembebanan
tarik dan dorong terjadi pada 1/2 tinggi benda uji.
Keretakan elemen portal pengekang terjadi mulai pada drift 0.2% (simpangan
6mm) dengan pola keretakan lentur pada bagian setengah tinggi kolom. Pada
drift 0.5% mulai terjadi retak geser pada bagian atas kolom, yang pada tahap-
tahap pembebanan selanjutnya diikuti retak-retak lentur baru pada bagian luar
kolom. Keretakan pada hubungan balok kolom terjadi mulai drift 0.75% dengan
banyak keretakan horizontal searah sumbu balok. Seperti halnya pada Model B,
keretakan dan kehancuran beton pada bagian sambungan balok-kolom
mengakibatkan terjadinya perubahan sudut 90˚ hubungan balok-kolom dan
diperjelas dengan perubahan sudut kait tulangan seperti ditunjukkan pada
Gambar IV-19. Retak geser besar juga terjadi pada bagian bawah kolom mulai
pada drift 0.75% dan terus membesar hingga tahanan lateral bagian bawah
Hasil Eksperimen
Thesis IV-15
kolom hanya dilakukan dengan mekanisme dowel action tulangan memanjang.
Garis retak bagian bawah kolom berada diantara tulangan sengkang membentuk
sudut 45˚. Keruntuhan signifikan portal benda uji Model C terjadi dengan
kehancuran pada hubungan balok-kolom portal dan kegagalan geser pada
bagian bawah serta atas kolom.
Respon kekuatan puncak Model C terjadi pada drift 1% dengan tahanan lateral
sebesar 5.84 ton. Perilaku histeretik Gambar IV-29 memperlihatkan Model C
memiliki kekuatan puncak dan respon histeretik yang relatif sama pada
pembeban dorong dan tarik.
Gambar IV-19 Pengujian Model C
Hasil Eksperimen
Thesis IV-16
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
Perpindahan Lateral (mm)
Ga
ya L
ater
al (
ton
f)
Gambar IV-20 Kurva histeretik Model C
Gambar IV-21 Pola retak Model C
4.3.3.2 Disipasi Energi
Dari kurva histeretik Gambar IV-20 dapat dihitung energi input dan energi yang
terdisipasi Model C seperti ditampilkan dalam Gambar IV-22 dan Gambar IV-23.
Hasil Eksperimen
Thesis IV-17
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Energi Disipasi
0.0
25
0.0
33
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-22 Energi input dan energi disipasi Model C tiap siklus pembebanan
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Komulatif Energi Disipasi Kumulatif
0.0
25
0
.03
3
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-23 Energi input dan energi disipasi Model C tiap drift pembebanan
Hasil Eksperimen
Thesis IV-18
4.3.3.3 Distribusi Bidang Momen Dan Gaya Aksial
Distribusi bidang momen dan gaya aksial pada Model C ditampilkan dalam
Gambar IV-24 sampai Gambar IV-27.
0
2040
6080
100120
140160
180200
220
240260
280300
320340
360380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Push)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-24 Bidang momen Model C pada pembebanan dorong
020
406080
100
120140160
180200220
240260280300
320340360
380400
-6 -4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Ak
sia
l (k
N)
Drift 0.25%
Frame Line
Cat
atan
: A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
agal
an p
emba
caan
str
ain
gaug
e
Loading
(Push)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-25 Gaya aksial Model C pada pembebanan dorong
Hasil Eksperimen
Thesis IV-19
0
2040
60
80
100120
140
160
180200
220
240
260280
300
320
340360
380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Pull)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-26 Bidang momen Model C pada pembebanan tarik
020
406080
100
120140160
180200220
240260280300
320340360
380400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Ak
sia
l (k
N)
Drift 0.25%
Frame Line
Cat
atan
: A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
agal
an p
emba
caan
str
ain
gaug
e
Loading
(Pull)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-27 Gaya aksial Model C pada pembebanan tarik
Hasil Eksperimen
Thesis IV-20
4.3.4 Model D (Angkur Pendek)
4.3.4.1 Pengujian dan Perilaku Histeresis
Keretakan awal dinding Model D terjadi pada drift 0.067% (simpangan 2mm) di
beberapa lokasi dengan arah retak memotong unit bata diikuti retak panjang
dengan arah vertikal pada muka ujung angkur-angkur dinding-kolom. Keretakan
besar dengan pola keretakan vertikal pada bagian kanan dan kiri dinding yaitu
bagian ujung pengangkuran dinding-kolom dihubungkan oleh beberapa retak
diagonal dan geser sliding. Pola keretakan benda uji Model D ditampilkan pada
Gambar IV-30. Keretakan vertikal menjadi keretakan yang sangat signifikan
pada keruntuhan dinding.
Keretakan elemen portal pengekang terjadi mulai pada drift 0.35% (simpangan
10mm) dengan pola keretakan lentur pada bagian setengah tinggi kolom. Pada
drift 0.75% mulai terjadi retak geser pada bagian atas kolom, yang diikuti retak-
retak lentur baru pada bagian luar kolom pada tahap-tahap pembebanan
selanjutnya. Retak geser besar juga terjadi pada bagian bawah kolom mulai
pada drift 1.4% dan terus membesar hingga tahanan lateral bagian bawah
kolom hanya dilakukan dengan mekanisme dowel action tulangan memanjang.
Keruntuhan signifikan portal benda uji Model D terjadi dengan kehancuran pada
hubungan balok-kolom portal dan kegagalan geser pada bagian bawah kolom.
Respon kekuatan puncak Model D terjadi pada drift 1% dengan tahanan lateral
sebesar 5.44 ton. Perilaku histeretik Gambar IV-29 memperlihatkan Model D
memiliki kekuatan puncak dan respon histeretik yang relatif berbeda pada
pembebanan dorong dan tarik.
Gambar IV-28 Pengujian Model D
Hasil Eksperimen
Thesis IV-21
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
Perpindahan Lateral (mm)
Beb
an L
ate
ral (
ton
f)
Gambar IV-29 Kurva histeretik Model D
Gambar IV-30 Pola retak Model D
4.3.4.2 Disipasi Energi
Dari kurva histeretik Gambar IV-29 dapat dihitung energi input dan energi yang
terdisipasi Model D seperti ditampilkan dalam Gambar IV-31 dan Gambar IV-32.
Hasil Eksperimen
Thesis IV-22
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
4500
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Energi Disipasi
0.0
25
0.0
33
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-31 Energi input dan energi disipasi Model D tiap siklus pembebanan
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Komulatif Energi Disipasi Kumulatif
0.0
25
0
.03
3
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-32 Energi input dan energi disipasi Model D tiap drift pembebanan
Hasil Eksperimen
Thesis IV-23
4.3.4.3 Distribusi Bidang Momen Dan Gaya Aksial
Gambar IV-33 hingga Gambar IV-36 menampilkan distribusi bidang momen dan
gaya aksial pada Model D.
0
2040
6080
100120
140160
180200
220
240260
280300
320340
360380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Push)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-33 Bidang momen Model D pada pembebanan dorong
020
406080
100120140160180
200220240260280300320340
360380400
-4 -2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Aks
ial
(kN
)
Drift 0.25%
Frame Line
Ca
tata
n : A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
aga
lan
pem
baca
an s
tra
in g
auge
Loading
(Push)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-34 Gaya aksial Model D pada pembebanan dorong
Hasil Eksperimen
Thesis IV-24
0
2040
60
80
100120
140
160
180200
220
240
260280
300
320
340360
380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Pull)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-35 Bidang momen Model D pada pembebanan tarik
020
406080
100
120140160
180200220
240260280300
320340360
380400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Ak
sia
l (k
N)
Drift 0.25%
Frame Line
Cat
atan
: A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
agal
an p
emba
caan
str
ain
gaug
e
Loading
(Pull)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-36 Gaya aksial Model D pada pembebanan tarik
Hasil Eksperimen
Thesis IV-25
4.3.5 Model E (Gerigi)
4.3.5.1 Pengujian dan Perilaku Histeresis
Pengujian benda uji model E menunjukkan keretakan awal dinding terjadi pada
drift 0.067% (simpangan 2mm) berupa retak vertikal pada muka gerigi
hubungan dinding-kolom sehingga terjadi pemisahan antara dinding dan kolom.
Keretakan vertikal tersebut kemudian diikuti keretakan geser sliding pada
bagian setengah tinggi dinding. Selain itu terjadi juga retak geser sliding tepat
pada bagian bawah gerigi hubungan dinding-balok atas, Gambar IV-39.
Keretakan signifikan pada keruntuhan dinding ditunjukkan oleh keretakan geser
sliding pada bagian setengah tinggi dinding.
Keretakan elemen portal pengekang mulai terjadi pada drift 0.25% (simpangan
7.5mm) dengan pola keretakan lentur pada bagian setengah tinggi kolom. Retak
geser pada bagian atas dan bawah kolom mulai terjadi pada drift 0.75%, yang
diikuti retak-retak lentur baru pada bagian luar kolom pada tahap-tahap
pembebanan selanjutnya. Keruntuhan signifikan portal benda uji Model E terjadi
dengan kehancuran pada hubungan balok-kolom portal dan kegagalan geser
pada bagian atas dan bawah kolom, Gambar IV-37.
Respon kekuatan puncak Model E terjadi pada drift 1.4% dengan tahanan lateral
sebesar 4.26 ton. Perilaku histeretik Gambar IV-38 memperlihatkan Model E
memiliki kekuatan puncak dan respon histeretik yang relatif sama pada
pembebanan dorong dan tarik.
Gambar IV-37 Pengujian Model E
Hasil Eksperimen
Thesis IV-26
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
Perpindahan Lateral (mm)
Beb
an L
ater
al (
ton
f)
Gambar IV-38 Kurva histeretik Model E
Gambar IV-39 Pola retak Model E
4.3.5.2 Disipasi Energi
Energi input yang diberikan kepada Model E dan energi yang terdisipasi
ditampilkan dalam Gambar IV-40 dan Gambar IV-41.
Hasil Eksperimen
Thesis IV-27
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Energi Disipasi
0.0
25
0.0
33
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-40 Energi input dan energi disipasi Model E tiap siklus pembebanan
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Komulatif Energi Disipasi Kumulatif
0.0
25
0
.03
3
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-41 Energi input dan energi disipasi Model E tiap drift pembebanan
Hasil Eksperimen
Thesis IV-28
4.3.5.3 Distribusi Bidang Momen Dan Gaya Aksial
Distribusi bidang momen dan gaya aksial pada Model E ditampilkan pada
Gambar IV-42 sampai Gambar IV-45.
0
2040
6080
100120
140160
180200
220
240260
280300
320340
360380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Push)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-42 Bidang momen Model E pada pembebanan dorong
020
406080
100
120140160
180200220
240260280300
320340360
380400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Ak
sia
l (k
N)
Drift 0.25%
Frame Line
Cat
atan
: A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
agal
an p
emba
caan
str
ain
gaug
e
Loading
(Push)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-43 Gaya aksial Model E pada pembebanan dorong
Hasil Eksperimen
Thesis IV-29
0
2040
60
80
100120
140
160
180200
220
240
260280
300
320
340360
380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Pull)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-44 Bidang momen Model E pada pembebanan tarik
020
406080
100
120140160
180200220
240260280300
320340360
380400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Ak
sia
l (k
N)
Drift 0.25%
Frame Line
Cat
atan
: A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
agal
an p
emba
caan
str
ain
gaug
e
Loading
(Pull)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-45 Gaya aksial Model E pada pembebanan tarik
Hasil Eksperimen
Thesis IV-30
4.3.6 Model F (Angkur Menerus)
4.3.6.1 Pengujian dan Perilaku Histeresis
Pengujian benda uji Model F menunjukkan keretakan awal dinding terjadi pada
drift 0.05% (simpangan 1.5mm) berupa retak kecil di beberapa tempat dengan
kecenderungan diagonal. Retak diagonal menerus pada arah pembebanan tarik
mulai terbentuk saat drift 0.133% diikuti terbentuknya satu retak diagonal
menerus lain pada pembebanan tarik saat drift 0.2%, sehingga membentuk
suatu sistem strut pada arah pembebanan tarik. Retak diagonal baru kembali
muncul pada tahap pembebanan selanjutnya sehingga pada kedua arah
terbentuk beberapa strut tekan diagonal seperti ditunjukkan pada Gambar
IV-48. Pada drift 2.75%, dinding belum mengalami kerusakan signifikan yang
menyebabkan keruntuhan dinding, sementara pada model-model sebelumnya,
pada drift ini dinding mulai mengalami keruntuhan-keruntuhan bagian kecil
hingga besar. Keruntuhan pada dinding mulai terjadi pada drift 3.5% namun
baru mengalami keruntuhan signifikan pada drift 5%.
Keretakan elemen portal pengekang mulai terjadi pada drift 0.2% (simpangan
6mm) dengan pola keretakan lentur pada bagian setengah tinggi kolom.
Keruntuhan signifikan portal benda uji Model F terjadi dengan kehancuran pada
hubungan balok-kolom portal dan kegagalan kolom akibat retak lentur dan geser
pada bagian atas kolom, Gambar IV-46.
Respon kekuatan puncak Model F terjadi pada drift 1 % dengan tahanan lateral
sebesar 6.7 ton. Perilaku histeretik Gambar IV-47 memperlihatkan Model F
memiliki kekuatan puncak dan respon histeretik yang sama pada pembebanan
dorong dan tarik. Respon struktur setelah melewati beban puncak relatif masih
dapat mengakomodasi perpindahan tanpa mengalami penurunan kekuatan yang
besar.
Hasil Eksperimen
Thesis IV-31
Gambar IV-46 Pengujian Model F
Hasil Eksperimen
Thesis IV-32
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
-120 -100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120
Perpindahan Lateral (mm)
Beb
an L
ater
al (
ton
f)
Gambar IV-47 Kurva histeretik Model F
Gambar IV-48 Pola retak Model F
4.3.6.2 Disipasi Energi
Energi input dan energi yang terdisipasi Model F ditampilkan dalam Gambar
IV-49 dan Gambar IV-50.
Hasil Eksperimen
Thesis IV-33
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Energi Disipasi
0.0
25
0.0
33
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-49 Energi input dan energi disipasi Model F tiap siklus pembebanan
0
5000
10000
15000
20000
25000
30000
35000
40000
45000
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Drift(%)
En
erg
i (k
N-m
m)
Energi input Komulatif Energi Disipasi Kumulatif
0.0
25
0
.03
3
0.0
40
0.0
50
0.0
67
0.1
00
0.1
33
0.2
00
0.2
50
0.3
50
0.5
00
0.7
50
1.0
00
1.4
00
1.7
50
2.2
00
2.7
50
3.5
00
Gambar IV-50 Energi input dan energi disipasi Model F tiap drift pembebanan
Hasil Eksperimen
Thesis IV-34
4.3.6.3 Distribusi Bidang Momen Dan Gaya Aksial
Distribusi bidang momen dan gaya aksial pada Model F ditampilkan pada
Gambar IV-51 hingga Gambar IV-54.
0
2040
6080
100120
140160
180200
220
240260
280300
320340
360380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Push)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-51 Bidang momen Model F pada pembebanan dorong
020
406080
100120140160180
200220240260280300320340
360380400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 54Aksial (kN)
Aks
ial
(kN
)
Drift 0.25%
Frame Line
Ca
tata
n : A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
aga
lan
pem
baca
an s
tra
in g
auge
Loading
(Push)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-52 Gaya aksial Model F pada pembebanan dorong
Hasil Eksperimen
Thesis IV-35
0
2040
60
80
100120
140
160
180200
220
240
260280
300
320
340360
380
400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Momen (kN-m)
Mo
me
n (
kN
-m)
Drift 0.1%
Drift 0.2%
Drift 0.25%
Drift 0.35%
Drift 0.5%
Drift 0.75%
Drift 1%
Drift 1.4%
Drift 1.75%
Drift 2.2%
Frame Line
Loading
(Pull)
Actuator
Cat
atan
:M
omen
=0
men
gind
ikas
ikan
kega
gala
npe
mba
caan
stra
in
6 4 2 0 2 4 6 6 4 2 0 2 4 6
6
4
2
0
2
4
6
Gambar IV-53 Bidang momen Model F pada pembebanan tarik
020
406080
100
120140160
180200220
240260280300
320340360
380400
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50Aksial (kN)
Ak
sia
l (k
N)
Drift 0.25%
Frame Line
Cat
atan
: A
ksia
l = 0
men
gind
ikas
ikan
keg
agal
an p
emba
caan
str
ain
gaug
e
Loading
(Pull)
Actuator
-30 -20 -10 0 10 20 30 -30 -20 -10 0 10 20 30
-30
-20
-10
0
10
20
30
Gambar IV-54 Gaya aksial Model F pada pembebanan tarik