32
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Subjek dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Wirosari Kabipaten
Grobogan yang beralamat di jalan Gajah Mada No.144 Wirosari 58192
Kabupaten Grobogan. Populasi penelitian ini adalah siswa Kelas X SMK
Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011-2012 yaitu 175
siswa dan sampel diambil 68 siswa yang terdiri atas Kelas X TPHP2 29 siswa
dan X TOSM3 39 siswa. Adapun penentuan jumlah sampel didasarkan pada
teori yang dikemukakan Arikunto (1998) menjelaskan jika jumlah subyek
penelitian lebih dari 100, maka sampel dapat diambil 20-25% atau lebih
tergantung pada keadaan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah cluster random sampling.
B. Pelaksanaan Penelitian
1. Perijinan
Pelaksanaan penelitian diawali dengan meminta ijin dari Dekan
FKIP UKSW untuk deserahkan kepada kepala sekolah SMK Negeri 1
Wirosari Kabupaten Grobogan. Berdasarkan surat ijin tertanggal 14 Juni
2012, penulis mendapatkan ijin dari Kepala Sekolah untuk melakukan
pengambilan data melalui penyebaran angket kepada siswa kelas X TPHP2
dan X TOSM3.
2. Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 15 Juni 2012 dengan
menggunakan angket kemandirian dan motivasi belajar matematika yang
disebar kepada seluruh siswa kelas X TPHP2 dan X TOSM3. Pada saat
pengambilan data dilakukan hanya 47 siswa yang mengisi angket karena
21 siswa tidak berangkat sekolah. Data nilai TTS dan TAS yang digunakan
untuk mengukur prestasi belajar matematika diperoleh dari guru
matematika kelas X TPHP2 dan X TOSM3 SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten
Grobogan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
try out terpakai, yaitu instrumen penelitian sekaligus juga dipakai untuk
perhitungan hasil penelitian setelah item-item yang tidak valid dibuang.
33
C. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan program
komputer SPSS 16.0 for Windows. Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk
variabel Kemandirian belajar matematika dan motivasi belajar matematika
adalah sebagai berikut :
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kemandirian Belajar
Matematika
Tabel 5
Hasil Uji Validitas Instrumen Kemandirian Belajar Matematika
No.
Item rx1y Keterangan
No.
Item rx1y Keterangan
1 .398 Valid 17 .445 Valid
3 .399 Valid 18 .536 Valid
4 .427 Valid 19 .597 Valid
7 .342 Valid 20 .464 Valid
8 .552 Valid 22 .569 Valid
10 .444 Valid 24 .680 Valid
11 .453 Valid 25 .386 Valid
12 .468 Valid 26 .339 Valid
13 .517 Valid 27 .502 Valid
15 .456 Valid 28 .671 Valid
16 .430 Valid
Menurut Sugiyono (2010) instrumen dikatakan valid apabila nilai r
≥ 0,3, dan dikatakan tidak valid apabila nilai r < 0,3. Pengujian validitas
menggunakan corrected-item total corelation dengan menggunakan SPSS
16.0 for windows. Item yang valid mempunyai koefisien validitas yang
bergerak dari 0,339 sampai 0,680. Hasil validitas pada Tabel 5 angket
kemandirian belajar matematika yang terdiri dari 28 item, terdapat 21
item valid dan 7 item tidak valid. Item yang tidak valid adalah item dengan
nomor 2, 5, 6, 9, 14, 21 dan nomor 23. Jumlah item yang vaild pada setiap
aspek yang digunakan untuk mengukur kemandirian belajar matematika
dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut:
34
Tabel 6
Jumlah Item Valid dan Nomor Item Favourable dan Unfavourable
Berdasarkan Aspek Kemandirian Belajar Matematika
Aspek Kemandirian Belajar Matematika Nomor Item Valid
Favorable Unfavorable
1. Bebas yang bertanggung jawab 2*, 3, 5*, 6*, 1, 4, 7
2. Ulet dan Progresif 8, 10, 11 9*
3. Inisiatif 12, 13, 15, 16 14*, 17
4. Pengendalian diri 18, 19, 21*, 24 20, 22, 23*
5. Kemantapan diri 25, 27 26, 28
Jumlah 17 item 11 item
Keterangan: * = item tidak valid
Tabel 7
Hasil Uji Reliabilitas Kemandirian Belajar Matematika
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.880 21
Reliabilitas menurut Sugiyono (2010) berkenaan dengan derajad
konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Setelah validitasnya diuji dan
membuang item yang tidak valid, maka dicari koefisien reliabilitasnya
dengan perhitungan reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach
dengan SPSS 16.0.
Berdasarkan standar reliabilitas Sugiyono (2010), instrumen
dikatakan reliabel jika nilai r ≥ 0,7 dan dikatakan tidak reliabel apabila nilai
r < 0,7. Tabel 7 menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas kemandirian
belajar matematika adalah 0,880. Hal ini berarti bahwa reliabilitas angket
kemandirian belajar matematika tersebut reliabel (berdasarkan teori
Azwar, 2000).
35
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Motivasi Belajar
Matematika
Tabel 8
Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar Matematika
No.
Item rx1y Keterangan
No.
Item rx1y Keterangan
1 .690 Valid 14 .657 Valid
2 .620 Valid 15 .620 Valid
3 .613 Valid 16 .609 Valid
5 .722 Valid 17 .717 Valid
6 .562 Valid 20 .500 Valid
7 .559 Valid 21 .484 Valid
9 .529 Valid 27 .378 Valid
10 .464 Valid 28 .472 Valid
11 .331 Valid 29 .518 Valid
12 .640 Valid 30 .387 Valid
13 .325 Valid 32 .576 Valid
Tabel 9
Jumlah Item Valid dan Nomor Item Favourable dan Unfavourable
Berdasarkan Aspek Motivasi Belajar Matematika
Aspek Kemandirian Belajar
Matematika
Nomor Item Valid
Favorable Unfavorable
1. Manfaat Belajar 1, 2, 3, 4*, 5 -
2. Sasaran Belajar 6, 7, 8*, 9, 10, 11,
12 -
3. Peluang Belajar 13, 14, 15, 16, 17 -
4. Hadiah / Pujian 18*, 19*, 20, 21,
22* -
5. Sanksi 23*, 24*, 26*, 27 25*
6. Pengaruh Lingkungan 28, 29, 30, 32 31*
Jumlah 30 item 2 item
Keterangan: * = item tidak valid
Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa banyak item yang valid
sebanyak 22 item, sedangkan item yang tidak valid sebanyak 10 item. Nilai
corrected-item total correlation yang kurang dari 0,3 dikatakan tidak valid
36
(berdasarkan teori Sugiyono, 2010). Item tidak valid adalah item dengan
nomor 4, 8, 18, 19, 22, 23, 24, 25, 26 dan 31 dapat dilihat pada Tabel 9.
Hasil uji validitas memperlihatkan koefisien validitas bergerak dari 0,325
sampai 0,722.
Tabel 10
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Belajar Matematika
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.913 22
Hasil uji reliabilitas terhadap motivasi belajar matematika pada
Tabel 10 memperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,913. Nilai tersebut
berada pada kriteria sangat realibel (Azwar, 2000) sehingga data
disimpulkan bahwa angket motivasi belajar matematika tersebut adalah
reliabel dan dapat dipercaya.
D. Analisis Deskriptif
1. Variabel Kemandirian Belajar Matematika
Tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel kemandirian belajar
matematika dan motivasi belajar matematika siswa kelas X TPHP2 dan
TOSM3 SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan menggunakan 5
kategori yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah dan Sangat Rendah.
Banyaknya pilihan jawaban ada 5, sehingga skor tertinggi adalah 5 dan skor
terendah 1. Skor tertinggi pada item favourable dan unfavourable adalah
21x5 = 105 sedangkan skor terendah 21x1 = 21. Untuk mengukur tinggi
rendahnya variabel kemandirian belajar matematika digunakan interval
yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Jarak interval = Jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah
Jumlah jenjang
Jarak interval = (21x5) – (21x1)
5
= 105 – 21
5
= 16,8 ≈ 17
37
Distribusi frekuensi kemandirian belajar matematika dapat dilihat
pada Tabel 11.
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar Matematika
Kategori Interval Skor Kualitas
Komunikasi
Frekuensi
Siswa (%)
Sangat Tinggi 89 – 105 2 4,26%
Tinggi 72 – 88 15 31,91%
Sedang 55 – 71 25 53,19%
Rendah 38 – 54 5 10,64%
Sangat Rendah 21 – 37 0 0%
Jumlah 47 100
Berdasarkan Tabel 11 diketahui bahwa sebagian besar siswa
mempunyai tingkat kemandirian belajar matematika sedang . Hal ini dapat
dilihat dari persentasi kemandirian belajar matematika siswa yaitu sebesar
53,19% dan tidak satupun siswa dengan kemandirian belajar matematika
yang sangat rendah. Hasil analisis deskriptif variabel kemandirian belajar
matematika dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12
Hasil Analisis Deskriptif
Variabel Kemandirian Belajar Matematika
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Kemandirian 47 44 93 66.87 10.427
Valid N (listwise) 47
Rata-rata kemandirian belajar matematika siswa sebesar 66,87
berada dalam kategori sedang. Skor minimal adalah 44 dan skor
maksimum adalah 93 dengan satandar deviasi 10,427. Melalui hasil
perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMK Negeri 1
Wirosari Kabupaten Grobogan memiliki tingkat kemandirian belajar
matematika yang sedang. Besar frekuensi kemandirian belajar matematika
dapat dilihat pada Gambar 1.
38
Gambar 1 Diagram Batang Kemandirian Belajar Matematika
2. Variabel Motivasi Belajar Matematika
Penentuan tinggi rendahnya hasil pengukuran variabel motivasi
belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten
Grobogan Semester 1 Tahun Ajaran 2011/2012 menggunakan 5 kategori
yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Variabel
motivasi belajar matematika mempunyai jumlah item yang favourable
sebanyak 22. Penilaian skor tertinggi adalah 22x5 = 110 sedangkan skor
terendah 22x1 = 22. Untuk mengukur tinggi rendahnya variabel
kemandirian belajar matematika digunakan interval yang dihitung dengan
rumus sebagai berikut (Riduwan, 2003) :
Jarak interval = Jumlah skor tertinggi – jumlah skor terendah
Jumlah jenjang
Jarak interval = (22x5) – (22x1)
5
= 110 – 22
5
= 17,6 ≈ 18
Distribusi frekuensi motivasi belajar matematika dapat dilihat
pada Tabel 13.
39
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika
Kategori Interval Skor
Kualitas Komunikasi
Frekuensi
Siswa (%)
Sangat Tinggi 95 – 102 4 8,51%
Tinggi 77 – 94 23 48,94%
Sedang 59 – 76 18 38.30%
Rendah 40 – 58 2 4,25%
Sangat Rendah 22 – 39 0 0%
Jumlah 47 100
Tabel 13 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang mempunyai
motivasi belajar matematika yang sangat rendah. Sebagian besar siswa
memiliki motivasi belajar matematika yang tinggi yaitu sebesar 48,94% dari
keseluruhan jumlah siswa. Adapun Hasil analisis deskriptif variabel
motivasi belajar matematika dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14
Hasil Analisis Deskriptif
Variabel Motivasi Belajar Matematika
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Motivasi 47 51 100 78.36 10.704
Valid N (listwise) 47
Rata-rata pada Tabel 14 sebesar 78,36 berada pada kategori tinggi
dengan standar deviasi 10,704. Variabel motivasi belajar matematika
mempunyai skor maksimum 100 dan skor minimum 51. Perhitungan Tabel
14 dapat disimpulkan bahwa siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari
Kabupaten Grobogan memiliki tingkat motivasi belajar matematika yang
tinggi. Besar frekuensi motivasi belajar matematika dapat dilihat pada
Gambar 2.
40
Gambar 2 Diagram Batang Motivasi Belajar Matematika
3. Variabel Prestasi Belajar Matematika Siswa
Variabel prestasi belajar matematika dalam penelitian ini dibagi
menjadi dua ategori yaitu tuntas dan tidak tuntas. Nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh pihak SMK Negeri 1 Wirosari
Kabupaten Grobogan adalah 68. Siswa yang mendapatkan nilai kurang dari
68 maka nilai siswa dianggap belum tuntas dan sebaliknya jika nilai yang
diperoleh siswa lebih dari atau sama dengan 68 maka nilai siswa
dinyatakan tuntas. Distribusi prestasi belajar matematika dapat dilihat
pada Tabel 15 berikut:
Tabel 15
Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Matematika
Kategori Prestasi Belajar
Matematika
Nilai Frekuensi %
Tuntas ≥ 68 17 36,17
Tidak Tuntas < 68 30 63,82
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa sebagian besar nilai
matematika siswa masih berada dibawah KKM atau tidak tuntas yaitu
sebesar 63,82% sebanyak 30 siswa dan baru terdapat 36,17% nilai
matematika atau 17 siswa yang dinyatakan tuntas. Hasil analisis deskriptif
prestasi belajar matematika dapat dilihat pada tabel 16.
41
Tabel 16
Hasil Analisis Deskriptif
Variabel Prestasi Belajar Matematika Siswa
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Prestasi 47 65.67 75.00 67.9451 2.24722
Valid N (listwise) 47
Tabel 16 menunjukkan bahwa rata-rata prestasi belajar
matematika siswa sebesar 67,9451 dalam kategori tidak tuntas dengan
standar deviasi 2,24722. Nilai terendah matematika siswa adalah 65,67
dan nilai tertinggi adalah 75. Diagram batang prestasi belajar matematika
dapatdilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Diagram Batang Prestasi Belajar Matematika
E. Analisis Korelasi
1. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data memiliki
sebaran yang normal. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS
16.0 for windows dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
dengan taraf signifikan 0,05. Hasil uji normalitas kemandirian dan motivasi
belajar matematika serta prestasi belajajar matematika siswa terdapat
pada Tabel 17.
42
Tabel 17
Hasil Uji Normalitas Variabel Kemandirian dan Motivasi Belajar
Matematika serta Prestasi Belajar Matematika
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Motivasi Kemandirian PBM
N 47 47 47
Normal Parametersa Mean 78.36 66.87 67.45
Std. Deviation 10.704 10.427 2.385
Most Extreme Differences Absolute .098 .069 .213
Positive .098 .069 .213
Negative -.068 -.050 -.152
Kolmogorov-Smirnov Z .674 .472 1.458
Asymp. Sig. (2-tailed) .754 .979 .029
a. Test distribution is Normal.
Ket : PBM = Prestasi Belajar Matematika
Pada Tabel 17 dapat dilihat bahwa besar nilai signifikansi variabel
kemandirian belajar matematika sebesar 0,979 dan motivasi belajar
matematika sebesar 0,754 yaitu lebih dari 0,05 sehingga variabel
kemandirian dan motivasi belajar matematika berdistribusi normal. Nilai
signifikansi prestasi belajar matematika sebesar 0,029 dimana 0,029 < 0,05
sehingga variabel prestasi belajar matematika tidak mengikuti didtribusi
normal.
2. Uji Linearitas Data
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua vaariabel
mempunyai hubungan yang linear atau tiidak secara signifikan. Pengujian
dilakukan pada SPSS 16.0 for windows dengan menggunakan test for
linearity dengan taraf signigfikansi 0,05. Hasil uji linearitas dikatakan
berpola linear jika nilai signifikansinya kurang dari 0,05. Hasil uji linearitas
variabel kemandirian belajar matematika dengan prestasi belajar
matematika dapat dilihat pada Tabel 18, sedangkan hasil uji linearitas
variabel motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar matematika
dapat dilihat pada Tabel 19.
43
Tabel 18
Hasil Uji Liniearitas Variabel Kemandirian belajar matematika dengan
Prestasi Belajar Matematika
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
PBM * Kemandirian Between Groups (Combined) 160.450 27 5.943 1.116 .409
Linearity 43.175 1 43.175 8.109 .010
Deviation
from
Linearity
117.275 26 4.511 .847 .658
Within Groups 101.167 19 5.325
Total 261.617 46
Pada Tabel 18 nilai signifikansi pada linearity variabel kemandirian
belajar matematika dengan prestasi belajar matematika sebesar 0,010.
Nilai signifikansi 0,010 < 0,05 sehingga antara variabel kemandirian belajar
matematika dengan prestasi belajar matematika memliki hubungan yang
linear.
Tabel 19
Hasil Uji Liniearitas Variabel Motivasi Belajar Matematika dengan
Prestasi Belajar Matematika
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
PBM * Motivasi Between Groups (Combined) 216.984 27 8.036 3.421 .004
Linearity 23.162 1 23.162 9.860 .005
Deviation
from Linearity 193.822 26 7.455 3.173 .006
Within Groups 44.633 19 2.349
Total 261.617 46
Berdasarkan Tabel 19 di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi
variabel motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar matematika
pada linearity sebesar 0,004. Nilai signifikansi 0,004 < 0,05 maka dapat
44
disimpulkan bahwa variabel motivasi belajar matematika dengan prestasi
belajar matematika memiliki hubungan yang linear.
F. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis tentang korelasi variabel penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H0 : tidak ada hubungan yang positif sinifikan antara
kemandirian (x1) dan motivasi belajar matematika (x2)
dengan prestasi belajar matematika (y) siswa kelas X SMK
Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan semester 1 tahun
ajaran 2011/2012.
H1 : ada hubungan yang positif sinifikan antara kemandirian (x1)
dan motivasi belajar matematika (x2) dengan prestasi
belajar matematika (y) siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari
Kabupaten Grobogan semester 1 tahun ajaran 2011/2012.
H0 diterima jika probabilitas (p) > 0,05 dan H0 ditolak jika
probabilitas (p) < 0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukkan
bahwa data tidak berdistribusi normal adan hasil uji linearitas variabel
kemandirian dan motivasi belajar matematika menunjukan hubungan yang
linear sehingga teknik korelasi yang digunakan dalam pengujian adalah
Spearman Rank. Intepretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2010)
adalah sebagai berikut:
0,80 – 1,000 = sangat kuat
0,60 – 0,799 = kuat
0,40 – 0,599 = sedang
0,20 – 0,399 = rendah
0,00 – 0,199 = sangat rendah (dianggap tidak ada korelasi)
45
G. Analisis Uji Korelasi antara Variabel X dan Y
1. Uji Korelasi Antara Kemandirian Belajar Matematika dengan
Prestasi Belajar Matematika
Tabel 20
Koefisien Korelasi Antara Kemandirian Belajar Matematika dengan
Prestasi Belajar Matematika
Correlations
PBM Kemandirian
Spearman's rho PBM Correlation Coefficient 1.000 .184
Sig. (1-tailed) . .108
N 47 47
Kemandirian Correlation Coefficient .184 1.000
Sig. (1-tailed) .108 .
N 47 47
Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa koefisien korelasi (r)
antara variabel kemandirian belajar matematika dengan prestasi belajar
matematika adalah 0,184 dengan probabilitas 0,108 (p > 0,05). Koefisien
korelasi (r) 0,184 menunjukkan koefisien korelasi yang sangat rendah
(0,00-0,199) dan dianggap tidak ada korelasi (Sugiyono, 2010). Nilai
signifikansi yang diperoleh sebesar 0,108 (p > 0,05) sehingga tidak ada
hubungan positif signifikan antara kemandirian belajar matematika dengan
prestasi belajar matematika. Nilai r yang diperoleh 0,184, maka nilai
determinasinya adalah r2 = 0,033856 ≈ 0,0339. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa variasi skor kemandirian belajar matematika sebesar 3,39% dan
96,61% yang lain adalah faktor kemandirian belajar matematika. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa antara kemandirian belajar matematika
dengan prestasi belajar matematika siswa tidak mempunyai hubungan
yang positif dan signifikan, artinya prestasi belajar matematika siswa tidak
dipengaruhi oleh kemandirian dalam tanggung jawab mengerjakan
pekerjaan/tugas, kesadaran tinggi akan manfaat belajar, kemauan yang
keras dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan siswa dengan
kemandirian belajar rendah tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.
46
2. Uji Korelasi Antara Motivasi Belajar Matematika dengan Prestasi
Belajar Matematika
Tabel 21
Koefisien Korelasi Antara Motivasi Belajar Matematika dengan
Prestasi Belajar Matematika
Correlations
Motivasi PBM
Spearman's rho Motivasi Correlation Coefficient 1.000 .063
Sig. (1-tailed) . .337
N 47 47
PBM Correlation Coefficient .063 1.000
Sig. (1-tailed) .337 .
N 47 47
Berdasarkan Tabel 21 di atas menunjukkan bahwa koefisien
korelasi (r) antara motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar
matematika adalah 0,063 dengan probabilitas 0,108 (p > 0,05). Menurut
Sugiyono (2010) Intepretasi koefisien korelasi antara 0,00 – 0,199 adalah
sangat rendah dan dianggap tidak mempunyai korelasi. Tingkat signifikansi
probabilitas 0,108 (p > 0,05) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
positif signifikan antara motivasi belajar matematika dengan prestasi
belajar matematika. Nilai r yang diperoleh adalah 0,063, maka r2 =
0,003969 ≈ 0,004. Hal ini dapat diartikan bahwa pada variasi skor prestasi
belajar matematika siswa dapat dijelaskan oleh variasi skor motivasi
belajar matematika dengan presentase 0,4% dan 99,6% dijelaskan oleh
faktor lain diluar motivasi belajar matematika.
H. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan melibatkan 47 siswa dari 68 siswa dari
kelas TPHP2 dan TOSM3 SMK Negeri 1 Wirosari kabupaten Grobogan
sebagai subjek penelitian karena 21 siswa tidak berangkat sekolah. Data
penelitian untuk pengukuran variabel kemandirian belajar matematika
menggunakan 5 aspek yaitu bebas bertanggung jawab, progresif dan ulet,
inisitaif, pengendalian diri dan kemantapan diri (Yulianti, 2004), sedangkan
data untuk mengukur variabel motivasi belajar matematika menggunakan
6 aspek meliputi manfaat belajar, sasaran belajar, peluang belajar, hadiah
47
atau pujian, sanksi atau hukuman, dan pengaruh lingkungan
(Setyoningrum, 2010). Data variabel prestasi belajar matematika diambil
dari nilai murni hasil Tes Akhir Semester I tahun ajaran 2011/2012.
Uji validitas dan reliabilitas alat ukur data digunakan untuk
mendapatkan data penelitian yang valid dan realibel. Uji validitas variabel
kemandirian belajar matematika didapatkan hasil bahwa dari 28 item
pertanyaan terdapat 21 item valid dan 7 item tidak valid karena nilai r <
0,3, sedangkan nilai reliabilitas didapat 0,880 yang berarti bahwa alat ukur
kemandirian belajar matematika tersebut reliabel. Angket variabel
motivasi belajar matematika sebanyak 32 item terdapat 22 item valid dan
10 item tidak valid. Nilai reliabilitas dari motivasi belajar sebesar 0,913
sehingga data tersebut dikatakan reliabel dan dapat dipercaya.
Hasil uji normalitas dengan teknik One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test didapatkan hasil bahwa data pada variabel kemandirian
belajar matematika dan data motivasi belajar matematika berdistribusi
normal, sedangkan untuk data prestasi belajar matematika tidak
mengikuti distribusi normal. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai
signifikansi > 0,05. Variabel kemandirian belajar matematika mempunyai
nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed)) sebesar 0,979 dan untuk variabel
motivasi belajar matematika mempunyai nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-
tailed)) sebesar 0,754. Pada variabel prestasi belajar matematika diperoleh
besar nilai signifikansi sebesar 0,029. Data berdistribusi normal berarti
data dari variabel-variabel yang diuji mempunyai nilai data yang berada
pada sekitar rataan.
Pada Uji linearitas didapatkan hasil bahwa pada variabel
kemandirian belajar matematika dengan prestasi belajar matematika dan
uji linearitas variabel motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar
matematika pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten
Grobogan semester 1 tahun ajaran 2011/2012 memiliki hubungan yang
linear. Besar nilai signifikansi variabel kemandirian belajar matematika
dengan prestasi belajar matematika adalah 0,010 dimana 0,010 < 0,05,
sedangkan nilai signifikansi variabel motivasi belajar matematika dengan
prestasi belajar matematika pada linearity sebesar 0,004. Data yang linear
berarti ada kenaikan dan penurunan pada variabel x (variabel kemandirian
dan motivasi belajar matematika) maka akan diikuti dengan kenaikan dan
penurunan pada variabel y (prestasi belajar matematika) atau dengan kata
lain mempunyai hubungan yang searah antara variabel x (variabel
48
kemandirian dan motivasi belajar matematika) dan variabel y (prestasi
belajar matematika).
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMK
Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan adalah 68. Pada variabel prestasi
belajar matematika sebagian besar siswa dalam kategori tidak tuntas
(63,82%) yaitu sebanyak 30 siswa dan kategori tuntas 36,17% sebanyak 17
siswa. Rata-rata prestasi belajar matematika yang diperoleh siswa kelas
SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan masih berada dibawah
ketuntasan belajar yang dipersyaratkan yaitu 67,9451.
Koefisien korelasi antara kemandirian belajar matematika dengan
prestasi belajar matematika pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari
Kabupaten Grobogan pada Tabel 20 memperlihatkan bahwa sebesar 0,184
dengan taraf signifikansi 0,108 (p > 0,05). Koefisien korelasi (r) 0,184
menunjukkan koefisien korelasi yang sangat rendah yang terletak pada
interval 0,00–0,199. Karena besar koefisien korelasi r = 0,184, maka besar
r2 = 0,033856 ≈ 0,0339. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variasi skor
kemandirian belajar matematika sebesar 3,39% dan 96,61% yang lain
adalah faktor kemandirian belajar matematika. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa antara kemandirian belajar matematika dengan
prestasi belajar matematika siswa tidak mempunyai hubungan yang positif
dan signifikan, artinya prestasi belajar matematika siswa tidak dipengaruhi
oleh kemandirian dalam tanggung jawab mengerjakan pekerjaan/tugas,
kesadaran tinggi akan manfaat belajar, kemauan yang keras dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan siswa dengan kemandirian
belajar rendah tidak percaya pada kemampuan diri sendiri. Hasil
penelitian ini sejalan Abdulkahar (1990) tentang hubungan antara
kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa yang hasilnya
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan
dengan koefisien korelasi r = 0.073 dan signifikansi p > 0.05.
Pada Tabel 21 besarnya nilai korelasi (r) yang diperoleh adalah
0,063 masuk dalam kategori sangat rendah. Nilai signifikansi (p) yang
diperoleh pada motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar
matematika 0,337 maka nilai p > 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan positif signifikan antara motivasi belajar matematika dengan
prestasi belajar matematika. Nilai r yang diperoleh adalah 0,063, maka r2 =
0,003969 ≈ 0,004. Hal ini dapat diartikan bahwa pada variasi skor prestasi
belajar matematika siswa dapat dijelaskan oleh variasi skor motivasi
49
belajar matematika dengan persentase 0,4% dan 99,6% dijelaskan oleh
faktor lain diluar motivasi belajar matematika. Hasil penelitian pada Tabel
21 sejalan dengan hasil pra penelitian Issu (2005) kepada 24 siswa I4 SMA
Negeri 1 Mollo Selatan diperoleh kesimpulan bahwa motivasi belajar tidak
berkorelasi dengan prestasi belajar matematika (r = -0,101).
Berdasarkan dari berbagai hasil yang telah ditemukan dan diuji
maka dapat diputuskan bahwa hipotesis penelitian yaitu tidak ada
hubungan yang positif signifikan antara Kemandirian dan motivasi belajar
matematika dengan prestasi belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri
1 Wirosari Kabupaten Grobogan semester 1 tahun ajaran 2011/2012.
Adapun faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa
kelas X SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan di luar motivasi dan
kemandirian belajar matematika. Sejalan dengan pendapat Slameto (2003)
yang menyatakan bahwa ada beberapa hal yang mempengaruhi prestasi
belajar, seperti kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan, faktor keluarga, faktor sekolah
dan faktor masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dengan motivasi
kemandirian belajar matematika tinggi maupun rendah tidak
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.