Transcript
Page 1: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya lulusan sarjana Teknik Mesin tidak hanya ditentukan oleh

kemampuan intelektual yang memadai, tetapi juga membutuhkan pengalaman

kerja di lapangan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses

pembelajaran. Hasil yang didapat antara kemampuan intelektual yang diimbangi

dengan ketrampilan akan menghasilkan lulusan sarjana Teknik Mesin yang siap

kerja dengan potensi yang telah dimiliki.

Dalam usaha peningkatan kemampuan mahasiswa untuk menyajikan hasil

studi lapangan diperlukan suatu upaya yang benar – benar mendukung. Materi

kuliah yang telah didapat selama tiga tahun dirasakan belum cukup jika tidak

didukung dengan praktek langsung di lapangan. Kuliah yang berisi teori dan

praktek di laboratorium merupakan pendahuluan kemudian pengaplikasian ilmu

yang didapat di perkuliahan dapat direalisasikan melalui kerja praktek.

Kuliah Kerja Praktek memberikan gambaran nyata mengenai ilmu Teknik

Mesin Sehingga pengalaman di lapangan diharapkan mampu memperdalam

pemahaman ilmu Teknik Mesin dibangku kuliah. Perkembangan dan kemajuan

teknologi paling banyak diterapkan di dunia industri, sehingga kuliah kerja

praktek akan memberikan informasi teknologi terkini yang dipakai oleh sebuah

instansi.

PT Graet Giant Pinneaple adalah sebuah perusahaan pengalengan nanas

terbesar di Indonesia yang terletak di kawasan Terbanggi Besar, Lampung

Tengah. Hasil produksinya berupa nanas kaleng seluruhnya diekspor ke luar

negri. Untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri, hampir semua areal

perkebunan ditanami dengan nanas sepanjang tahun. Sehingga dalam upaya untuk

memenuhi kebutuhan pasar tersebut dibutuhkan alat dan mesin yang akan

mendukung pemenuhan kebutuhan nanas tersebut.

Page 2: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

2

Di PT Graet Giant Pinneaple sendiri terdapat berbagai macam alat mulai

dari bajak dengan segala jenisnya, garu dengan 2 segala jenisnya, traktor roda 4,

traktor beroda karet, traktor beroda track, excavator, sampai kendaraan special

equipment seperti double wing boom sprayer dan Cameco Harvester.

Kelengkapan alat dan mesin tersebutlah yang menjadikan alasan dipilihnya PT

Great Giant Pinneaple sebagai tempat kerja praktek. Alat dan mesin tersebut tentu

saja dipelajari dalam kuliah, namun dengan kerja praktek seperti inilah mahasiswa

dapat melihat langsung bagaimana bentuk serta cara kerja dari alat dan mesin

tersebut. Sehingga setelah melaksanakan kerja praktek tersebut diharapkan

mahasiswa bisa memperoleh ilmu dan pengalaman sebanyak mungkin untuk bisa

digunakan atau diterapkan nantinya setelah masuk dunia kerja yang sebenarnya.

1.2. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi pembahasan yang harus diperbaiki dari topik

permasalahan, pembahasan mencangkup perbaikan semi overhaul dozer

caterpillar D8K enggine type D342.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan Laporan

Adapun tujuan penulisan laporan ini, selain untuk menyelesaikan tugas

mata kuliah Kerja Praktek di jurusan Teknik Mesin, adalah : Untuk mengetahui

perbaikan semi overhaul dozer caterpillar D8K enggine type D342 di PT. GREAT

GIANT PAINAPPLE.

Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah : Dapat mengetahui dan

memperluas pandangan penulis sekaligus melakukan perbandingan antara teoritis

di bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya (Praktek).

1.4. Sistematika Penulisan

Sistem penulisan Laporan Kerja Praktek ini pembahasan yang penulis

lakukan di bagi beberapa bab, yaitu:

Page 3: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

3

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang; Latar Belakang, Batasan Masalah, Maksud

dan Tujuan dan Sistematika Penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang: definisi pemeliharaan, jenis pemeliharaan,

tujuan pemeliharaan, fungsi pemeliharaan, organisasi pemeliharaan, kegiatan-

kegiatan pemeliharaan, prosedur pemeliharaan.

BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan tentang; Sejarah Perusahaan, Gambaran Umum PT.

GGP Lokasi PT. GGP, Struktur Organisasi, Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja, Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. GGP,

Visi dan Misi Perusahaan, Ketenagakerjaan, Prasarana.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang; Pengertian, Proses Kerja overhaul D8K

Tracktors di PT. GREAT GIANT PAINAPPLE.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang pemecahan yang dapat di simpulkan dan

rangkuman dari hal-hal utama yang telah di bahas dan masukan bagi perusahaan

dalam bentuk saran.

Page 4: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Pemeliharaan (maintanance)

Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam suatu pabrik. Sebagai

suatu usaha menggunakan fasilitas atau peralatan produksi agar kontinuitas

produksi dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaaan operasi produksi yang

memuaskan sesuai dengan rencana. Selain itu fasilitas atau peralatan produksi

tersebut tidak mengalami kerusakan selama dipergunakan sebelum jangka waktu

tertentu yang direncanakan tercapai. . Pemeliharaan (Maintenance), menurut The

American Management Association Inc, 1971), adalah kegiatan rutin, pekerjaan

berulang yang dilakukan untuk menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat

dipergunakan sesuai dengan fungsi dan kapasitas sebenarnya secara efesian. Ini

berbeda dengan perbaikan.

Pemeliharaan (Maintenance) juga didefinisikan sebagai suatu kombinasi

dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam atau

memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima (Corder, 1992). Di

Indonesia, istilah pemeliharaan itu sendiri telah dimodifikasi oleh Kementrian

Teknologi (Sekarang Departement Perdagangan dan Industri) pada bulan April

1970, menjadi Teroteknologi.

Kata Teroteknologi ini diambil dari bahasa Yunani Terein yang berarti

merawat, memelihrara, dan menjaga. Teroteknologi adalah kombinasi dari

manajemen, keuangan, perekaysaan dan kegiatan lain yang diterapkan bagi aset

fisik untuk mendapatkan biaya siklus hidup ekonomis. Hal ini berhubung dengan

spesifikasi dan rancangan untuk keandalan serta mampu pelihara dari pabrik,

mesin-mesin, peralatan, bangunan, instalasinya, pengetesan, pemeliharaan,

modifikasi dan penggantian, dengan umpan balik informasi untuk rancangan,

unjuk kerja dan biaya (Corder 1992).

Page 5: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

5

2.2. Tujuan Pemeliharaan

Menurut Corder, 1992 tujuan pemeliharaan yang utama dapat

didefinisikan dengan jelas sebagai berikut:

1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset ( yaitu setiap bagian dari suatu

tempat kerja, bangunan, dan isinya).

2. Untuk menjamin ketersediaan optimun peralatan yang dipasang untuk

produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (Return of Investment)

maksimum.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang

diperlukan dalam kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan,

unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya.

4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan saran tersebut.

2.3. Jenis Pemeliharaan

Menurut Corder, 1992 membagi kegiataan pemeliharaan ke dalam dua

bentuk, yaitu pemeliharaan terencana (Planned Maintenance) dan pemeliharaan

tak terencana (Uplanned Maintenance), dalam bentuk pemeliharaan darurat

(Breakdown Maintenance). Pemeliharan terencana (Planned Maintenance)

merupakan kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan

terlebih dahulu. Pemeliharaan terencana ini terdiri dari pemeliharaan pencegahan

(Preventive Maintenance) dan pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance).

2.3.1. Pemeliharaan Pencengahan (Preventive Maintenance)

Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan

yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak

terduga dan menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas

produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.

Preventive Maintenance ini sangat efektif digunakan dalam menghadapi

fasilitas produksi yang termasuk dalam Critical Unit. Sebuah fasilitas atau

peralatan produksi termasuk dalam Critical Unit apabila kerusakan fasilitas atau

peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja,

Page 6: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

6

mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, menyebabkan kemacetan pada

seluruh produksi, dan modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar

atau harganya mahal.

Dalam prakteknya, Preventive Maintenance yang dilakukan oleh suatu

pabrik dapat dibedakan menjadi Routine Maintenance dan Periodic Maintenance.

Routine Maintenace adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan

secara rutin, misalnya setiap hari, sedangkan Periodic Maintenance adalah

kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam

jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu sekali, setiap bulan sekali, ataupun

setiap tahun sekali. Selain itu kegiatan Periodic Maintenance juga dapat

dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin sabagai jadwal kegiatan,

misalnya seratus jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan Periodic Maintenance ini

jauh lebih berat dari Routine Maintenance.

2.3.2. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)

Menurut Corder, 1992 pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance)

adalah perawatan yang dilakukan karena adanya hasil produk yang tidak sesuai

dengan rencana. Kegiatan ini dimaksudkan agar fasilitas atau peralatan tersebut

dapat digunakan kembali dalam operasi, sehingga proses produksi dapat berjalan

lancar kembali. Sedikit berbeda dengan pendapat sebelumnya selain

{(Prenventive Maintenance dan Corrective Maintenance) (Patton, 1983)}

menambahkan satu jenis pemeliharaan lagi, yaitu pemeliharaan kemajuan

(Improvement Maintenmance) yang berfungsi untuk memodifikasi, mendesain

ulang, dan merubah mesin ataupun pesanan. Di samping pemeliharaan terencana

(Planned Maintenance) yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat pula

pemeliharaan tidak terncana (Unplanned Maintenance).

Pemeliharaan tidak terencana didefinisikan sebagai pemeliharaan yang

dilakukan karena adanya indikasi atau pentunjuk bahwa adanya tahap kegiatan

proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Pelaksanaan

pemeliharaan tak terencana ini dapat berupa pemeliharaan darurat (Emergency

Page 7: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

7

Maintenance) yaitu kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan

yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

2.4. Organisasi Pemeliharaan

Struktur adalah pola hubungan komponen atau bagian organisasi. Struktur

merupakan susunan subsistem dan komponen dalam ruang tiga dimensi pada

suatu waktu. Dapat dikatakan bahwa struktur organisasi itu sifatnya relative stabil,

statis, berubah lambat, dan memerlukan waktu untuk penyesuaian. Pada suatu

perusahaan, struktur organisasi yang dipakai sangat dipengaruhi oleh besar

kecilnya perusahaan. Perkembangan suatu perusahaan akan merubah struktur

organisasi untuk menampung perubahan yang diperlukan oleh manajemen.

Dilapangan, salah satu langkah yang diambil agar bagian perawatan dapat

berfungsi dengan baik dipengaruhi oleh diagram susunan organisasi. Diagram ini

penting untuk dipublikasikan kepada seluruh karyawan dalam lingkup kerjanya

dengan tidak mengabaikan rasa tanggung jawab serta kerja sama yang kompak

dari semua personel yang terlibat didalam diagram tersebut, sehingga semakin

jelas kepada siapa seorang pegawai harus bertanggung jawab, menanyakan

haknya, dan lain-lain (Suharto, 1991). Selanjutnya presentase karyawan

pemeliharaan terhadap keseluruhan karyawan tergantung pada jenis industri dan

apakah industri tersebut bersifat padat karya atau padat modal. Dalam industri

padat karya, angka ini hanyalah 2% sedangkan untuk industri padat modal

jumlahnya dapat mencapai 50% (Corder, 1992).

2.5. Biaya Pemeliharaan

Perbaikan dari kerusakan yang sudah terlanjur parah akan jauh lebih

mahal dan memerlukan waktu yang lebih lama (Repair After Failure).

Dibandingkan dengan bila perbaikan Tersebut dilakukan pada tingkat dini

atau sebelum rusak (Repair Before Failure).

Page 8: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

8

2.6. Overhaul

Apakah "OVERHAUL" itu, Overhaul adalah pekerjaan yang mendeteksi

malfungsi dan mengembalikan fungsi melalui pelepasan/pembongkaran mesin,

transaxle, diferensial, dan sebagainya, dan penyetelan, perbaikan atau penggantian

part sesuai keperluan. Dari sumber-sumber yang saya dapatkan di internet tidak

banyak yang menjelaskan secara kongkrit apa itu definisi engine overhaul. Ada

yang menyebutkan bahwa engine overhaul adalah turun mesin, ada juga yang

menyebutkan kalau overhaul adalah service berat / besar, ada juga yang

menyebutkan sebagai kegiatan memeriksa dengan teliti untuk memperbaiki

keadaan, membuka dan memperbaiki apa yang kurang baik. Ada satu sumber

yang menurut saya bisa kita jadikan acuan yang menyebutkan bahwa definisi

engine overhaul (rebuild) adalah suatu prosedur (pekerjaan / program) terorganisir

yang dilakukan untuk mengembalikan performa engine ke nilai spesifikasi standar

pabrik dan memberikan usia kedua dengan merekondisi komponen yang aus atau

rusak mengacu pada petunjuk pemakai ulang (Reusable Parts) komponen menurut

standar pabrik. Dari penjelasan diatas kesimpulannya adalah, bahwa engine

overhaul adalah:

1. Pekerjaan yang teroganisir (perlu adanya perencanaan yang baik).

2. Bertujuan untuk mengembalikan performa engine kembali ke standar

pabrik.

3. Memberi usia kedua pada engine (menambah umur pemakaian engine).

Penggantian atau pemakaian ulang komponen / parts mengacu pada petunjuk.

Pemakaian ulang (Guiden for Reusable Parts) yang dikeluarkan oleh pabrik.

2.7. Prosedur overhaul

Bagian ini mengelompokkan prosedur overhaul ke dalam empat langkah

dan menjelaskan setiap point - point pentingnya.

1. Menegaskan Problem/Gejala

2. Melepas/Membongkar

3. Membersihkan/Memeriksa

Page 9: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

9

4. Merakit/Memasang

Menentukan tujuan overhaul; apa tipe malfungsi yang sedang terjadi dan

bagian mana yang perlu dilakukan overhaul.

1. Menegaskan problem/gejala.

2. Buatlah hipotesis tentang penyebab malfungsi itu.

3. Putuskan apakah overhaul sebaiknya dilakukan atau tidak.

a. Melepas

Lepas unit-unit yang akan dilakukan overhaul dari kendaraan sehingga

dapat dibongkar.

1. Lepas mesin atau transaxle dari atas atau dari bawah kendaraan

menggunakan lift, dongkrak, dsb.

2. Ketika melepaskan item yang berat seperti mesin atau transaxle, bekerjalah

dengan perhatian penuh demi keselamatan agar tidak menjatuhkannya.

3. Ketika melepas part dari kendaraan, usahakan agar jangan sampai

menggores atau melukai kendaraan.

b. Pembongkaran

Bongkarlah unit-unit dalam rangka memeriksa, menyetel dan/atau

memperbaiki.

1. Mesin : Bongkarlah mesin menjadi setiap unit part: camshaft, cylinder

head atau block, piston, crankshaft, dsb.

2. Transaxle : Bongkarlah menjadi setiap unit part: ring synchronizer, shift

fork, diferensial, dsb.

Ketika melepas setiap bagian itu, periksalah setiap part secara visual.

c. Menyusun

Ketika membongkar, susunlah setiap part sesuai dengan area/posisi

pemasangannya supaya dapat merakit/memasangnya pada lokasi aslinya. Karena

gesekan dan keausan di antara part yang sama itu berbeda, susunlah setiap part

tersebut agar tidak salah dalam mengganti kombinasinya.

d. Membersihkan

Membersihkan part yang dibongkar akan menghasilkan efek berikut ini.

1. Akan meningkatkan akurasi pengukuran.

Page 10: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

10

2. Akan lebih mudah untuk menemukan malfungsi.

3. Akan memungkinkan mencegah benda asing menempel sewaktu

pemasangan.

4. Akan melepaskan deposit seperti karbon atau lumpur pelumas, membantu

memulihkan performan part seperti semula.

e. Memeriksa

Ukur dan/atau periksa unit-unit dengan metoda yang tepat sesuai

manfaatnya seperti pemeriksaan visual atau pengukuran dengan alat ukur.

f. Memeriksa konsistensi

Periksa apakah malfungsi yang terdeteksi oleh pengukuran atau

pemeriksaan adalah penyebab dari malfungsi. Jika tidak konsisten, carilah lagi

penyebab utamanya.

g. Merakit/Memasang

Gunakan metoda/prosedur perakitan yang tepat. Pastikan untuk melihat

Buku Pedoman Perbaikan.

1. Pastikan untuk mematuhi momen/nilai standar.

2. Pastikan untuk mengganti part yang tidak dapat digunakan kembali, seperti

packing/gasket.

3. Sebelum merakit, berikan oli/grease sesuai spesifikasi dalam Buku

Pedoman Perbaikan pada posisi luncurnya.

4. Rakitlah part sesuai dengan kondisi sebelumnya dan pada arah/posisi yang

sama.

h. Menyetel/Memeriksa pengoperasian

Kapan pun merakit part-part, lakukan penyetelan dan pemeriksaan

pengoperasian part sesuai dengan standar perawatan.

i. Pemeriksaan setelah perbaikan

Setelah perbaikan, periksa kembali gejala dari masalah aslinya untuk

menentukan apakah malfungsi sudah ditemukan atau belum. Dan juga, periksa

jika terdapat kesalahan yang dilakukan dan apakah setiap unit bekerja dengan

benar pada saat yang sama.

Page 11: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

11

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Perusahaan

Secara yuridis formal PT. Great Giant Pineapple Co. (sekarang PT. Great

Giant Pineapple) didirikan pada tanggal 14 Mei 1979 dengan akte notaris no.48,

yang merupakan usaha pertama berdirinya perseroan yang bergerak dibidang

perkebunan dan pengalengan nanas yang dipelopori oleh PT. Umas Jaya Farm

yang secara hukum telah berdiri sejak tahun 1973, dan sudah mulai merintis

usahanya di wilayah Terbanggi Besar sekitar tahun 1973. Dengan dipelopori oleh

20 orang sebagai perintis untuk mewujudkan suatu usaha yang sebelumnya sudah

direncanakan secara matang, dimana pada awalnya sekitar tahun 1975-an

budidaya nanas terpaksa harus ditunda karena pengaruh suatu hal yaitu rencana

semula pabrik nanas akan didirikan dilokasi Way Halim sedang perkebunannya di

Terbanggi Besar tidak dapat dilaksanakan.

Sebagai tindak lanjut dari tertundanya budidaya nanas tersebut, perusahaan

memanfaatkan lahan yang sebagian telah diolah dengan menanam peppermint

sebagai bahan baku utama pembuatan permen „mentos‟ dengan tujuan ekspor,

tetapi usaha tersebut tidak dapat berjalan lama karena dinilai tidak

menguntungkan. Sebagai langkah berikutnya lahan yang sudah tersedia dan diolah

ditanami dengan tanaman singkong yang hasilnya dipasarkan ke PT. Sungai Budi

di daerah Buyut Lampung Tengah yang merupakan pabrik singkong yang cukup

besar pada saat itu, baru kemudian muncul CV. Bumi Waras yang mulai

berkembang dan dapat bersaing di wilayah Lampung. PT. Umas Jaya Farm pun

kala itu mengalihkan penjualan singkongnya ke CV. Bumi Waras yang semula

kepada PT. Sungai Budi dengan pertimbangan jarak tempuh yang relatif dekat.

Namun sejak penjualan singkong dialihkan ke CV. Bumi Waras ternyata banyak

singkongnya yang diafkir. Melihat keadaan seperti itu lalu dibuat terobosan baru

Page 12: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

12

dengan menanam semangka sekitar 100 Ha. Akan tetapi usaha ini belum juga

dapat berhasil, dan usaha penanaman semangka yang baru berjalan sekitar 2 tahun

tersebut akhirnya dihentikan karena dirasakan kalah bersaing di pasaran. Hingga

tanaman jagung pun pernah dicoba tetapi kembali dihentikan karena saat itu

sedang mewabah penyakit bule jagung yang kala itu masih sulit proses perawatan

dan penanamannya.

Sebenarnya lahan yang sudah diolah saat itu cukup luas sekitar 1000 Ha.

Dimana sebagian besar tetap ditanami singkong, dan sebagai terobosan terakhir

barangkali sebelum mencoba menanam nanas adalah pembangunan pabrik

pengolahan tepung singkong dimana singkong-singkong hasil PT. Umas Jaya

Farm diolah sendiri dengan nama yang masih eksis sampai sekarang yaitu Tepung

Tapioka „Cap Kodok‟.

Rencana penanaman nanas yang tertunda cukup lama baru dimulai sekitar

awal tahun 1979 dengan jenis nanas yang ditanam adalah Smooth Cayenne (nanas

tanpa duri). Tahun 1983-1984 PT. Great Giant Pineapple memulai pembangunan

pabrik perdana, dan sekitar bulan Oktober 1984 memulai ekspor perdana

sebanyak 4 kontainer dengan tujuan negara Eropa. PT. Great Giant Pineapple

memiliki lahan seluas 32.000 Ha dengan status Hak Guna Usaha dan yang efektif

ditanami nanas baru seluas 20.000 Ha.

Pada tahun 1990 didirikan PT. Great Giant Livestock Corp (PT. GGLC)

yang merupakan peternakan penggemukan sapi yang dimaksudkan untuk

memanfaatkan limbah pabrik kulit nanas sebagai pakan utama pengganti rumput,

sehingga selain menghindari adanya dampak negatif dari limbah terhadap 7

lingkungan juga meningkatkan nilai tambah dari limbah tersebut, dan juga untuk

ikut mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan pendapatan

masyarakat khususnya petani dalam pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR).

Produk olahan dengan bahan baku nanas yang diproduksi oleh PT PT.

Great Giant Pineapple antara lain :

1. Nanas kaleng

2. Coacktail

3. Concenrate

Page 13: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

13

4. Juice nanas

Produksi PT. Great Giant Pineapple sampai sekarang sudah terjual ke 33

negara diantaranya : Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Australia, Jepang,

Kanada, Timur Tengah, Korea, Taiwan, dll.

PT. Great Giant Pineapple mengekspor 99,8% dari produknya ke sekitar

30 negara di dunia, dan mensuplai sekitar 15 % kebutuhan nanas kaleng dunia,

yang 47,6 % diantaranya ke Eropa, 41,6 % ke Amerika, 7,7 % ke Asia dan 3,1 %

ke Australia.

Pada bulan Februari 1996 PT. Great Giant Pineapple telah mendapatkan

Sertifikat ISO 9002 dari Lyold Register, sehingga dengan demikian sistem

kualitas yang diterapkan di PT. Great Giant Pineapple telah memenuhi Standar

Internasional. Dengan sistem tersebut, berarti PT. Great Giant Pineapple dapat

menjaga konsistensi kualitas dan kuantitas dengan pengiriman tepat waktu.

3.2. Pengelolaan Perbengkelan

Departemen maintenance di PT. Great Giant Pineapple dibentuk untuk

melakukan kegiatan perawatan dan pemeliharaan mesin dan alat atau implement.

Dalam menjalankan tugasnya maintenance manager dibantu oleh maintenance I

dan II, planning maintenance control (PMC), dan elektrik.

Maintenance I dan II mempunyai 4 bagian yaitu seksi alat berat, seksi

traktor, seksi kendaraan dan seksi special equipment. Seksi alat berat melakukan

perawatan dan perbaikan peralatan yang mempunyai bobot kurang lebih 20 ton

seperti challenger, buldozer, excavator. Seksi traktor melakukan perawatan dan

perbaikan traktor-traktor dan peralatan yang mempunyai bobot kurang dari 20 ton.

Seksi kendaraan melakukan perawatan dan perbaikan kendaraan-kendaraan

inventaris perusahaan. Seksi special equipment melayani servis untuk alat dan

mesin khusus seperti boom sprayer dan harvester.

Elektrik mempunyai 2 bagian yaitu, listrik AC dan listrik DC. Elektrik

melayani kegiatan perawatan dan perbaikan elektrifikasi mesin. PMC mempunyai

2 bagian yaitu PMC dan Litbang. Litbang berfungsi sebagai pengembangan

sistem dan kaderisasi. Peralatan khusus biasanya dibuat sendiri atau memodifikasi

Page 14: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

14

alat yang mempunyai fungsi khusus untuk pengelolaan perkebunan nanas PT.

Great Giant Pineapple. PMC secara administratif mempunyai fungsi:

1. Membuat kartu riwayat mesin yang biasanya disebut dengan kartu servis.

2. Merencanakan dan menjadwalkan perawatan setiap unit.

3. Membuat evaluasi dan analisa kondisi unit berdasarkan laporan 5R unit

(blangko penilaian mungguan 5-R & K-3).

4. Membuat identifikasi setiap peralatan.

5. Mengendalikan inventaris spare part.

Dalam kenyataannya akan sangat tidak efisien dan efektif apabila setiap

unit/implement yang mengalami kerusakan langsung dibawa ke bengkel

maintenance department di central, selain rugi waktu juga biaya. Karena hal itu

maka maintenance department membuka bengkel-bengkel kecil yang lebih dekat

di lahan. Maka di setiap divisi terdapat bengkel-bengkel kecil maintenance

department. Pada operasional juga terdapat bengkel-bengkel kecil maintenance

department diantaranya pada OP 1 dan Lakop.

3.2.1 Kegiatan Perawatan dan Perbaikan Alat Berat

Aktifitas maintenance dapat dibagi 2 macam, yaitu aktifitas perawatan dan

aktifitas repair. Tujuan dari kegiatan perawatan yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Alat dan mesin selalu dapat siap dioperasikan setiap saat dengan hasil

kerja yang optimal dan kualitas yang baik serta biaya yang serendah-

rendahnya.

2. Mempertahankan availability machine, kualitas hasil kerja, kualitas hasil

produksi dan menekan biaya perawatan mesin.

Perawatan mesin harian dilakukan oleh operator mesin itu sendiri yang

dilakukan setiap hari sebelum peralatan digunakan dan kegiatannya meliputi

pengecekan komponen engine, komponen hidrolik, komponen transmisi tenaga,

komponen elektrik, dan komponen khusus sesuai dengan fungsi alat tersebut.

Perawatan harian cukup dilakukan di tempat operasional alat. Hasil dari

pengecekan harian tersebut diserahkan kepada bagian operasional plantation.

Page 15: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

15

Laporan dari operator-operator disatukan kemudian dikirim ke PMC. Dalam

laporan tersebut disertakan keterangan jam operasi peralatan dalam satu hari

untuk penentuan jadwal servis berkala. Selanjutnya PMC menganalisa dan

mengevaluasi laporan tersebut untuk mempertimbangkan dalam kegiatan servis.

Servis berkala dan overhaul ditangani oleh bagian maintenance dan

dilakukan oleh mekanik servis di bengkel. Servis berkala meliputi servis setelah

350 jam, 700 jam, 1500 jam, 2000 jam, 5000 jam, dan 10.000-20.000 jam pakai.

Servis 350-10.000 jam pakai tergolong pelayanan servis biasa sedangkan 10.000-

20.000 jam pakai tergolong overhaul. Pada pelayanan servis biasa bagian yang

diservis selain seperti pada check list juga ada beberapa tambahan seperti ganti oli

mesin, oli transmisi, dan oli filter udara. Aktifitas perawatan pelaksaannya

diklasifikasi menjadi 3, yaitu preventif, prediktif, dan rencana program bulanan.

Perbaikan mesin pada bagian maintenance dilakukan oleh mekanik repair.

Untuk perbaikan pada servis berkala dilakukan oleh mekanik servis, perbaikan

insidentil dilakukan oleh mekanik repair, sedangkan perbaikan sistem elektrik

dilakukan oleh mekanik elektrik. Hal ini dilakukan untuk menjaga

profesionalisme kerja dan efisiensi, karena sering kali terjadi pada saat mekanik

servis melakukan servis berkala, terdapat kerusakan yang tidak wajar atau diluar

perhitungan servis berkala.

Perbaikan mesin biasa dilakukan di bengkel, tetapi tidak menutup

kemungkinan untuk memperbaiki peralatan di lapangan langsung apabila alat

tersebut sulit dibawa ke bengkel. Untuk mendukung perbaikan alat mesin di

lapangan maka terdapat service car yang selalu berpatroli di areal.

Pada aktifitas repair atau perbaikkan pada bagian maintenance dilakukan

oleh mekanik repair. Untuk perbaikan pada servis berkala dilakukan oleh mekanik

servis, perbaikan insidentil dilakukan oleh mekanik repair, sedangkan perbaikkan

sistem elektrik dilakukan oleh mekanik elektrik. Hal ini dilakukan untuk menjaga

profesionalisme kerja dan efisiensi.

Terdapat beberapa teori pada perbaikan alat dan mesin yang dipakai di PT

Great Giant Pineapple, yaitu :

Page 16: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

16

1. Break down maintenance yaitu menunggu suatu alat rusak baru diperbaiki.

2. Corrective maintenance yaitu bagian perbengkelan menyediakan suku

cadang.

3. Preventive maintenance yaitu perbaikan berdasarkan historical suatu

komponen misalnya suatu komponen akan rusak pada 350 jam kerja maka

sebelum jam kerja tersebut diperbaiki.

4. Predictive maintenance yaitu berdasarkan prediksi kerusakan, diperlukan

peralatan yang canggih sehingga memerlukan biaya yang besar.

3.3. Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi PT. Great Giant Pineapple termasuk struktur organisasi

garis yaitu dengan adanya garis wewenang serta tanggung jawab bercabang dari

kekuasaan tertinggi sampai terendah. Dewan komisaris merupakan pemegang

kekuasaan tertinggi di PT. Great Giant Pineapple yang termasuk di dalam Gunung

Sewu Group. Dewan komisaris, presiden direktur dan managing direktur

dipegang oleh satu orang yang langsung membawahi 2 orang manajer yaitu

manajer pajak dan pengesahan serta manajer internal audit dan langsung

mengkoordinir 5 direktur yaitu direktur produksi, direktur pemasaran, direktur

pengembangan badan usaha, direktur keuangan dan direktur administrasi umum.

Dalam menjalankan tugas sehari-hari, direktur produksi dibantu oleh staff

PPC (Production Planning Control) plantation, mengkoordinir beberapa

department yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer. Field

Maintenance (FM) I menangani lahan pertanian untuk divisi 1, FM II menangani

divisi 2, FM III menangani divisi 3, FM IV menangani divisi 4, FM V menangani

divisi 5 dan FM VI menangani divisi 6.

Farming Service Department membawahi 6 department yaitu Farm

Establishment Deparement yang menangani masalah penyiapan lahan. Spraying

and Forcing Department yang menangani masalah penyemprotan tanaman dan

perangsangan pembungaan serta perawatan jalan. Harvesting Department

menangani masalah dan bertanggungjawab terhadap masalah panen dan

kendaraan panen. Maintenance Department menangani perawatan dan

Page 17: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

17

perbengkelan mesin yang dimiliki PT. Great Giant Pineapple Engineer Design

Department menangani pengembangan desain alat dan mesin yang diperlukan PT.

Great Giant Pineapple Engineer Department menangani persoalan dalam alat dan

mesin yang dimiliki PT. Great Giant Pineapple.

Gambar 3.3. Struktur Organisasi PT. Great Giant Pineapple.

3.4. Kondisi Geografis Perusahaan

Lokasi perkebunan dan pabrik PT. Great Giant Pineapple berada di jalan

raya arah Menggala KM 77, Terbanggi Besar, Lampung Tengah Indonesia.

Sedangkan berdasarkan letak geografis PT. Great Giant Pineapple berada pada

40531 LS dan 1050131 BT. Secara administratif daerah-daerah yang berbatasan

dengan PT. Great Giant Pineapple adalah :

a. Sebelah Utara

Desa Bandar Agung, Lempuyang Bandar, Bandar Sakti, Tanjung Anom,

perkebunan PT. Gunung Madu Plantation.

b. Sebelah Selatan

Way Pangubuan, Way Jorohitung, Bandar Jaya, Poncowati, CV. Bumi

Waras dan Bandar Lampung.

Page 18: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

18

c. Sebelah Timur

Desa Bandar Rejo, Desa Kijung.

d. Sebelah Barat

CV. Ratih Mustika Sari.

Di wilayah Lampung Tengah ada beberapa perusahaan yang berbatasan

dengan PT. Great Giant Pinneaple. Perusahaan tersebut antara lain industri gula

putih PT. Gunung Madu Plantation yang berjarak 24 km, PT. Gula Putih Mataram

34 km, dan CV. Bumi Waras 36 km. PT. Umas Jaya Farm berada dalam satu

kawasan industri dengan PT. GGP. Mengingat produksi PT. Great Giant

Pineapple merupakan komoditi ekspor, maka sarana jalan propinsi sangat penting

untuk memperlancar transportasi dari pabrik PT. Great Giant Pineapple sampai

dengan Pelabuhan Panjang. Jalan yang menghubungkan PT. Great Giant

Pineapple dengan Bandar Lampung sebagai ibukota Propinsi Lampung berjarak +

77 km dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam dan berjarak + 15 km dari kota

terdekat yaitu kota Bandarjaya.

3.5. Visi Perusahaan

Menjadi pemimpin global dalam industri nananas dan memperluas

penawaran produk-produk yang relevan kepada pelanggan. GGP berkomitmen

akan pertumbuhan yang berkelanjutan (secara ekonomi dan lingkungan) dan akan

terus memperkuat pengiriman produk bermutu tinggi dan pelayanan yang baik

kepada pelanggan.

3.6. Ketenaga Kerjaan

3.6.1. Pengaturan kerja

Untuk sumber daya manusianya, PT. Great Giant Pineapple banyak

merekrut tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar perusahaan dengan tujuan

untuk memberikan lapangan pekerjaan yang sekaligus dapat meningkatkan taraf

perekonomian masyarakat sekitar.

Dalam satu minggu terdapat 40 jam kerja. Hari Senin-Jumat 7 jam/hari

sedangkan hari Sabtu 4 jam/hari. Pengaturan jam masuk dan pulang tergantung

Page 19: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

19

kebijaksanaan masing-masing departemen.Sistem pembayaran upah dilakukan

dalam bentuk uang dan bentuk lain yang terdiri dari :

a. Upah bulanan/dwi mingguan

b. Upah kontrak

c. Upah harian tetap

d. Upah harian lepas

e. Upah borongan

f. Upah lembur

3.7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya untuk

menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera bedas dari

kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

a. Fokus pelaksanaan K3

1. Pencegahan kecelakaan kerja

2. Pencegahan penyakit akibat kerja

b. Kecelakaan kerja

1. Suatu proses kejadian yang tidak direncanakan.

2. Datangnya tiba-tiba.

3. Kejadian yang tidak di duga.

4. Menghentikan proses yang sedang berlangsung.

5. Akibatnya tidak diinginka : mencederai manusia, merusak aset

perusahaan, mencemari lingkungan.

3.8. Fasilitas dan Kesejahteraan Pimpinan dan Karyawan

Dalam mengelola sumber daya manusia yang begitu besar PT. Great Giant

Pineapple selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan perkembangan

perusahaan. Pada tahun 2001 PT. Great Giant Pineapple mendapatkan sertifikasi

SA 8000 (Social Accountability/Tanggung Jawab Sosial) adalah suatu bentuk

sistem manajemen yang dibuat sebagai respon terhadap ’Human Right‟ (Hak

Page 20: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

20

Asasi Manusia). Prinsip-prinsip penerapannya diambil dari hasil-hasil konvensi

ILO (International Labour Organization/Organisasi Buruh Internasional).

Beberapa fasilitas yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja antara

lain adalah sebagai berikut :

1. Tunjangan pengobatan untuk karyawan dan keluarganya (Karyawan

tetap).

2. Tunjangan bersalin dan pernikahan bagi karyawan tetap.

3. Tunjangan hari raya dan bingkisan hari raya.

4. BPJS

5. Perumahan untuk karyawan tetap yang telah berkeluarga.

6. Mess putra dan putri untuk tenaga kerja yang berstatus lajang.

7. Fasilitas kredit pemilikan rumah melalui lembaga keuangan yang ditunjuk

dengan perusahaan memberi subsidi tanah.

8. Sarana keluarga berolahraga (lapangan bola, basket, tenis lapangan,

badminton, tenis meja)

9. Sarana kesenian (Group Band).

10. Balai pengobatan.

11. Tempat Penitipan Anak (TPA).

12. Tempat ibadah (mesjid, gereja, pura).

13. Sekolah TK, SD dan SMP.

14. Koperasi karyawan Dwi Karya.

Bentuk kepedulian PT. Great Giant Pineapple terhadap kemajuan dan

perkembangan ekonomi desa-desa sekitar, selain merekrut warga yang ada di

sekitar perusahaan sebagai tenaga kerja juga memberikan bantuan kepada warga

desa sekitar perusahaan berupa :

1. Memberikan beasiswa kepada murid sekolah dasar yang keluarganya tidak

mampu.

2. Memberikan dana bergulir sebagai modal usaha baik kepada kelompok

usaha ataupun perorangan.

3. Ikut berperan di dalam memajukan dunia pendidikan dengan memberikan

SD dan SMP unggulan yang bekerjasama dengan PEMDA Lampung.

Page 21: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

21

4. Pembuatan sumur bor di desa-desa sekitar perusahaan, sebagai pengganti

pemberian air bersih secara cuma-cuma selama musim kemarau.

5. Pembagian SEMBAKO untuk masyarakat dibawah garis kemiskinan.

3.9. Kesiapan Kerja

Persiapan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan agar tenaga kerja

memperoleh kesehatan yang sempurna baik fisik maupun mental sehingga dapat

berfikir secara normal. Tujuan dari persiapan kerja yang sebaik mungkin baik

fisik maupun mental dan social, dengan tujuan:

a. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang

disebabkan oleh kondisi tenaga kerja.

b. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau dengan tenaga kerja.

c. Meningkatkan hasil kerja yang baik.

Didalam pekerjaan seseorang karyawan dituntut untuk mengetahui

sumber-sumber bahaya yang timbul. Bahaya tersebut dipengaruhi beberapa hal

antara lain:

1. Faktor fisik, yang dapat berupa:

a. Suara yang terlalu bising.

b. Suhu yang terlalu tinggi dan terlalu rendah.

c. Penerangan yang kurang memadai.

d. Getaran mekanis.

e. Tekananudara yang terlalu tinggi dan terlalu rendah.

f. Kelembaban udara.

2. Faktor kimia, yang berupa:

a. Gas (Uap).

b. Bahan-bahan kimia yang berbahaya.

c. Berbauan.

Page 22: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

22

3. Faktor geologis, yang berupa:

a. Lokasi lapangan pekerjaan.

b. Debu.

c. Tumbuh-tumbuhan dan lain-lain yang hidup atau timbul dalam

lingkungan kerja.

4. Faktor-faktor tenaga kerja, yang berupa:

a. Sikap dan bahan-bahan yang baik pada waktu kerja.

b. Peralatan yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan tenaga kerja.

c. Proses, sikap, dan cara kerja yang menekan.

d. Bahan kerja yang malampaui batas kemampuan dan lain-lain.

5. Faktor spikologis, yang berupa:

a. Kerja yang dipaksa atau dipaksakan yang tidak sesuai dengan

kemampuan.

b. Suasana yang tidak menyenangkan.

c. Pikiran yang sementara tertekan karena sikap atasan atau teman kerja

yang tidak sesuai.

d. Pekerjaan yang cenderung lebih mudah menimbulkan kecelakaan dan

lain-lain.

3.10. Metode Praktek

3.10.1. Cara Kegiatan Praktek

Metode praktek yang dilakukan selama kerja praktek di PT. Great Giant

Painapple yang beralamatkan dijalan Lintas Timur km 77, Terbanggi Besar

Lampung Tengah yaitu dengan bebrapa langkah antara lain:

a. Obsevasi Lapangan

Yaitu terjun langsung ke lapangan untuk mengenal dan mengamati sistem

kerja mesin tracktors, dan proses Perawatan tracktors khususnya mesin

D342 dozer Caterpillar D8K. Juga dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan kosultasi dengan Asisten Manager Perawatan

Mesin atau Supervisor, serta teknisi pada bagian perawatan tersebut.

Page 23: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

23

b. Studi Literatur

Studi literatur yaitu dari buku-buku yang menunjang dari bagian Hukmas

dan data dari satuan kerja perawatan Secondary Sizer Volume 2 Book 4 of

7 Plant Maintenance-Mehanical PT. Ballast Indonesia Construction.

c. Metode Pelaporan

Metode pelaporan yaitu melaporkan hasil yang diperoleh selama kegiatan

kerja praktek di PT. Bukit Asam (Persero)Tbk, Unit Pelabuhan Tarahan

Bandar Lampung dan menginterpresentasikan data dan informasi yang

diperoleh selama kegiatan berlangsung guna memperoleh gambaran

tentang pelaksanaan Kerja Praktek dan kaitannya dengan topik

permasalahan yang dibahas, kemudian disajikan kedalam bentuk laporan.

3.10.2. Jadwal Kerja Praktek

Jadwal kegiatan dilakukan mulai tanggal 23 juni – 23 juli 2014.

3.10.3. Lokasi Kerja Praktek

Kerja praktek dilakukan di PT. Great Giant Painapple yang beralamatkan

dijalan Lintas Timur km 77, Terbanggi Besar Lampung Tengah, dibagian

Maintenance.

Page 24: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

24

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan kerja praktek di PT. Great Giant Pineapple, penulis

ditempatkan dibagian maintanance, dimana penulis diberikan pengarahan dan

bimbingan mengenai maintenance unit dozer Caterpillar D8K khususnya untuk

engine Model D342. Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, bidang kajian yang

penulis pilih yaitu perbaikan semi overhaul engine Model D342 dozer D8K

khususnya mengenai perbaikan semi Overhaul Engine Model D342 Dozer

Caterpillar D8K.

4.2 Biaya Pemeliharaan

Perbaikan dari kerusakan yang sudah terlanjur parah akan jauh lebih

mahal dan memerlukan waktu yang lebih lama (Repair After Failure).

Dibandingkan dengan bila perbaikan tersebut dilakukan pada tingkat dini atau

sebelum rusak (Repair Before Failure).

4.3 Bagian-bagian Dari Tracktor Dozer

Spesifikasi Teknik :

• Engine Model : D342

• Volume Cylinder : 14.6 liter

• Power : 315 HP

• Firing order : 1-5-3-6-2-4

Page 25: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

25

Gambar 4.1. Engine Model D342 dozer caterpillar D8K

a. Bagian-bagian dari track dozer

Gambar 4.2. Bagian-bagian dari track dozer

Keterangan gambar:

1. Idler

2. Segment / Hub

3. Track Roller

4. Track Link

5. Track Shoe

2

5

1

3

4

Page 26: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

26

b. Sistem Kontrol

Gambar 4.3. Sistem Kontrol Dozer D8K

Keterangan gambar :

1. Lampu indikator

2. Tuas gas

3. Steering handle

4. Kontrol indikator

Gambar 4.4. Sistem Kontrol Dozer D8K

Keterangan gambar :

1. Kopling

2. Pedal rem

12

3

4

1

2

Page 27: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

27

Gambar 4.5. Sistem Kontrol Dozer D8K

Keterangan gambar :

1. Handle hidrolik implement

2. Handle gigi (speed)

3. Handle maju-mundur

c. Bagian Umum Dozer

Gambar 4.6. Bagian umum dozer

Keterangan gambar :

1

2

3

Page 28: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

28

1. Bevel gear

2. Diesel engine

3. Final drive

4. Direct drive transmision

5. Universal join

6. Flywheel clutch

7. Track

d. Berikut bagian engine D8K tracktors engine type D342 dan fungsinya

1. Liner (Cylinder Liner)

Gambar 4.7. Liner (Cylinder Liner)

Fungsi : Sebagai tempat untuk menghasilkan energi panas dari proses

pembakaran.

2. Torak (Piston)

Gambar 4.8. Torak (Piston)

Fungsi : memindahkan tenaga yang diperoleh dari pembakaran ke poros

engkol (crank shaft) melalui batang piston (connecting rod).

3. Cincin Torak (Ring Piston)

Page 29: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

29

Gambar 4.9. Cincin torak (ring piston)

Ring Kompresi

Umumnya 2 ring kompresi terpasang pada masing-masing torak. Pegas

kompresi ini disebut top compression ring dan second compression ring. Tapi

bagian atas pegas kompresi agak runcing dan bersentuhan dengan dinding

silinder. Ini dirancang untuk menjamin agar dapat menutup hubungan antara

pegas dan silinder. Selain itu juga untuk mengikis oli mesin dari dinding

silinder secara efektif.

Ring Oli

Ring Oli (cincin oli) Juga disebut pegas pengontrol oli (Oil Control Ring)

diperlukan untuk membentuk lapisan oli (oil film) antara torak dan dinding

silinder. Selain itu juga untuk mengikis kelebihan oli untuk mencegah

masuknya oli ke dalam ruang bakar. Ring oli ini disebut pegas ketiga (third

ring).

Fungsi : - Mencegah kebocoran gas saat langkah kompressi dan usaha

- Mencegah oli masuk keruang bakar

- Memindahkan panas dari piston ke dinding silinder

4. Batang Torak (Connecting Rod)

Page 30: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

30

Gambar 4.10. Batang torak (conecting rod)

Fungsi : Menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran dan

meneruskannya ke poros engkol (crank shaft).

5. Poros Engkol (Crankshaft)

Gambar 4.11. Poros engkol (crankshaft)

Fungsi : Merubah gerak turun naik piston menjadi gerak putar yang

akhirnya menggerakkan roda-roda.

6. Bantalan (bearing)

Gambar 4.12. Bantalan (besring)

Ada dua yaitu : Main Bearing dan Bearig Conrod.

Fungsi : Mencegah keausan dan mengurangi gesekan pada poros engkol

(crank shaft).

7. Roda Penerus (flywheel)

Page 31: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

31

Gambar 4.13. Roda penerus (flywhel)

Fungsi : Menyimpan tenaga putar yang dihasilkan pada langkah usaha,

agar poros engkol (crank shaft) tetap berputar terus pada langkah lainnya.

8. Katup (valve)

Gambar 4.14. katub (valve)

Ada dua katup yaitu katup Inlet dan katup Exhaust.

Fungsi : Membuka dan menutup saluran masuk dan saluran buang.

9. Pegas katup (valve spring)

Fungsi : Mengembalikan katup pada kedudukan/posisi semula.

10. Tuas katup (rocker arm)

Gambar 4.15. tuas katub (rocker arm)

Fungsi : Menekan katup-katup sehingga dapat membuka.

11. Batang penumbuk (Push rod)

Page 32: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

32

Gambar 4.16. Batang penumbuk (push rod)

Fungsi : Meneruskan gerak lifter ke rocker arm.

12. Penumbuk katup (valve lifter)

Gambar 4.17. Penumbuk katup (valve lifter)

Fungsi : Memindahkan gerak camshaft ke rocker arm melalui push rod.

13. Camshaft

Gambar 4.18. Camshaft

Fungsi : Membuka dan menutup katup sesuai timming yang ditentukan.

14. Karter (oil pan)

Gambar 4.19. Karter (oil pan)

Fungsi : Menampung oli untuk pelumasan.

Page 33: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

33

15. Pin piston

Gambar 4.20. Pin piston

Fungsi : Menghubungkan piston dengan connecting rod melalui lubang

bushing.

16. Bantalan luncur aksial (thrust washer)

Gambar 4.21. Bantalan luncur aksial

Fungsi : Menahan poros engkol (crankshaft) agar tidak bergerak maju-

mundur.

17. Timing chain / timing belt

Gambar 4.22. Timing chain / timing belt

Fungsi : Menghubungkan gerakan putar poros engkol (crankshaft) ke

poros camshaft.

18. Kepala Silinder (cylinder head)

Page 34: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

34

Gambar 4.23. kepala silinder (cilynder head)

Fungsi : Menempatkan mekanisme katup, ruang bakar dan juga sebagai

tutup silinder.

19. Valve seat

Gambar 4.24. Valve seat

Fungsi : Merapatkan (mencegah kebocoran) pada saat katup menutup

20. Blok silinder

Gambar 4.25. blok silinder

Cilynder blok fungsinya adalah :

a. Sebagai kedudukan silinder dan kepala silinder.

b. Sebagai rumah mekanisme engkol (poros engkol, cinnecting rod,

piston dll).

c. Tempat terjadinya proses langkah langkah pembakaran.

d. Didalamnya terdapat silinder yang berfungsi sebagai tempat piston

naik turun untuk menghasilkan langkah usaha.

Page 35: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

35

21. Intake manifold dan exhaust manifold

Gambar 4.26. Intake manifold dan exhaust manifold

Sistem udara terdiri dari, filter udara masuk (air intake

filter), turbocharger, intercooler, saluran udara masuk air intake

manifold, katup isap dan katup buang (intake valve and exhaust

valve), exhaust manifold, dan silincer atau knalpot. Fungsi dari filter

udara masuk adalah menghalangi kotoran berupa debu dan partikel padat

lainnya masuk ke sistem udara masuk dan buang.

22. Gasket

Gasket  adalah salah satu jenis seal yang banyak digunakan pada

celah yang kecil pada komponen yang diam. Beberapa tempat yang

menggunakan gasket misalnya antara cylinderhead dan block,

antara block dan oilpan. Permukaan yang memakai gasket harus rata,

bersih, kering dan tidak ada goresan. Kekencangan pengikat dua

permukaan yang menggunakan gasket sangat penting, selalu berpedoman

pada spesifikasi torsi  untuk mencegah kebocoran.

Gambar 4.27. Gasket

23. O-ring

Page 36: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

36

Gambar 4.28. O-Ring

Sebuah O-ring adalah bentuk cincin yang sangat lunak yang terbuat

dari bahan alami atau karet synthetic atau plastik. Dalam pemakaianya O-

ring biasanya dikompres antara dua permukaan sebagai sea O-ring sering

digunakan sebagai static seal yang fungsinya sama dengan gasket.

4.4. Perawatan yang dilakukan di PT. Great Giant Painapple

a. PM. I (250 Jam)

1. Periksa tingkat oli mesin

2. Mengganti Oil Mesin & Filter

3. Tiriskan sedimen dalam tangki bahan bakar

4. Periksa penjepit / selang udara

5. Tambahkan coolant conditioner

6. Lumasi

7. Periksa dan sesuaikan van belt

8. Periksa elektrolit baterai dan terminal baterai.

b. PM II ( 500 jam )

1. Lakukan PM I + II PM

2. Mengganti minyak dan filter transmisi.

c. PM .III (1000 Jam)

1. Lakukan PM I + II PM

2. Mengganti oli transmisi dan filter.

d. PM IV (2000 Jam)

1. Lakukan PM I + II + PM PM III

2. Mengganti oli hydrolik dan filter.

Page 37: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

37

3. Mengganti oli differential.

4. Sesuaikan mesin katup lash.

5. Periksa brake wear.

6. Nozzle injection test / pasang book value

7. Uji termostat (pengatur air)

4.5. Overhaul Engine Dozer Caterpillar D8K D342

Overhaul adalah perawatan yang di lakukan setiap 10.000 jam / 5 tahun.

Overhaul yang terjadwal termasuk dalam pekerjaan perawatan pencegahan

(Preventive Maintenance) yang dilakukan berdasarkan interval waktu atau hours

meter tertentu yang direkomendasikan oleh pabrik (Time base maintenance).

Interval waktu pelaksanaan overhaul tersebut juga dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor antar lain: kondisi medan operasi, kondisi beban / load, periodic

service yang dilakukan, keterampilan operator dan lain-lain. Overhaul yang

terjadwal dilaksanakan dengan tujuan untuk merekondisi komponen kembali pada

kondisi standar sesuai dengan standar pabrik.

Ruang lingkup pekerjaan overhaul itu sendiri meliputi: Receiving

component, disassembly, washing & cleaning, measurement, parts ordering

sesuai standar part overhaul, assembly, testing & adjusting untuk mendapatkan

performance kembali standar.

4.6. Alat dan Sparepart Overhaul Engine D342 Dozer Caterpillar D8K

a. Dalam pelaksanaan Overhaul alat yang di gunakan meliputi :

1. Fulset kunci ring dan pas khusus Caterpillar dozer D8K

Gambar 4.29. Fulset kunci ring dan pas khusus Caterpillar dozer D8K

Page 38: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

38

Kunci ini berfungsi untuk melepas dan mengencangkan baut

pengikat engine dozer Caterpillar D8K, Kunci ring dengan kontruksi dua

belas sudut (mata) memungkinkan dapat digunakan pada ruangan yang

terbatas. Karena dindingnya yang tipis, kunci ring dapat digunakan pada

posisi dimana kunci pas tidak dapat digunakan. Kunci pas digunakan

untuk mengencangkan dan melepas baut dan mur yang tidak terlalu kuat

momen pengencangannya atau kepala baut dan mur yang telah

dilonggarkan dengan kunci ring.

2. Kunci momen

Kunci momen (torque wrench) berfungsi untuk mengencangkan

mur atau baut sesuai dengan ukuran kekencangan tertentu. Pada kunci

momen bagian ujungnya bisa dipasang kunci soket sesuai dengan ukuran

mur atau baut yang akan dikencangkan. Sedangkan pada ujung yang lain

(dekat dengan handle kunci momen) terdapat angka penunjuk dan angka-

angka yang menunjukkan nilai kekencangan dari mur atau baut yang

dikencangkan. Kunci momen digunakan hanya pada pengerjaan akhir dari

pengencangan baut atau mur.

Gambar 4.30. Kunci Momen

Jadi pada saat awal pengencangan kita menggunakan kunci biasa

(kunci ring, kunci soket maupun kunci pas), setelah baut terpasang lalu

dikencangkan akhir menggunakan kunci momen dan kencangkan sesuai

dengan nilai kekencangan dari mur atau baut tersebut. Kunci momen bisa

untuk mempermudah dalam menyamakan nilai kekencangan mur atau

Page 39: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

39

baut, sehingga kebengkokan pada suatu bagian karena nilai kekencangan

yang berbeda-beda dapat dihindari.

3. Feeler gauge

Gambar 4.31. Feeler gauge (Kaliper celah)

Kaliper celah adalah alat ukur yang biasa digunakan untuk

memeriksa jarak-jarak yang kecil atau ukuran celah-celah diantara dua

permukaan. Karena daerah antara permukaan ini sangat sempit maka

diperlukan alat ukur tak berskala yang dapat digunakan untuk menentukan

ukuran tersebut. Alat ini dipakai secara luas dalam bidang pemesinan.

Contoh penggunaannya adalah untuk memeriksa kelonggaran katup pada

mesin.

4. Plastigauge

Gambar 4.32. Plastigauge

Plastigauge biasanya digunakan untuk mengukur celah oli (oil

clearance) antara journal crankshaft, pin dan bearing. Bentuknya seperti

benang, dibuat dari plastic yang ketebalannya merata dan dan di bungkus

dalam amplop.

Page 40: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

40

Plastigauge mempunyai ukuran yang bermacam- macam 

• Warna hijau mempunyai range      : 0,25-0,075 mm

• Warna biru memepunyai range      : 0,102-0,229 mm

• Warna merah mempunyai range    : 0,051-0,152 mm

Metode Pengukuran :

Berikut ini diberikan cara memeriksa celah oli antara crankshaft, pin dan

bantalan batang piston.

• Bersihkan dahulu crankshaft pin dan bantalan piston

• Ambillah plastigage dari dalam amplop sesuai dengan lebar bantalan

• Letakkan plaastigage dari dalam pembungkus pada crankshaft pin seperti

gambar di bawah ini.

Gambar 4.33. pengukuran plasigauge

• Pasanglah bearingcap (tutup bantalan) pada crankshaftpin dan kencangkan

murnya sesuai dengan momen spesifikasinya.

• Lepaskan bearing cap dan ukurlah lebar plastigage dengan menggunakan

skala yang terdapat pada amplopnya. Bila lebarnya tidak merata, ukurlah

pada bagian yang paling lebar.

Tingkat pengukuran celah tercantum pada amplopnya. Pilihlah plastigage yang

ukurannya sesuai.

Page 41: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

41

5. Ring expander

Ring expander berfungsi untuk memasang cicin torak.

Gambar 4.34. Ring expander

6. Hand Puller Piston Toll

Hand Puller Piston Toll digunakan untuk memasang piston pada silynder

liner dengan cara menjepit piston.

Gambar 4.35. Hand Puller Piston Toll

7. Lifting Bracket

Lifting bracket adalah alat bantu yang di gunakan untuk

mengangkat engine dan bagian engine yang berukuran besar dan berat.

8. Camshaft Bearing Tool

Camshaft bearing tool adalah alat bantu yang di gunakan untu

memasang bearing pada camshaft.

9. Mistar geser (jangka sorong)

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai

seper seratus milimeter. Jangka sorong terdiri dari dua bagian bagian diam

dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada

keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.

Page 42: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

42

Gambar 4.36. jangka Sorong

Kegunaan jangka sorong adalah:

untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.

untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang

(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur.

untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara

menancapkan/menusukkan bagian pengukur.

b. Komponen (Sparepart)

Bahan atau sparepart yang di gunakan untuk Overhaul meliputi :

1. Main bearing (metal duduk)

Yaitu bearing yang terletak pada Block mesin sehingga merupakan

tumpuan utama bagi crankshaft saat berputar. Disebut metal duduk karena

metal ini tidak bergerak/berputar hanya duduk diam di block mesin.

Gambar 4.37. Main Bearing ( Metal Duduk)

2. Journal bearing (metal jalan)

Posisinya terletak pada batang torak atau connecting rod. Merupakan

bearing bagi batang piston untuk bergerak keatas dan kebawah. Disebut metal

jalan karena saat bekerja, metal ini bergerak mengikuti gerak crankshaft.

Page 43: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

43

Gambar 4.38. Journal bearing (metal jalan)

3. Piston ring kompresor

Gambar 4.39. Piston ring kompresor

Setiap ring, fungsinya berbeda. Ring 1 ring paling atas berfungsi

menahan tekanan kompresi. Dalam hal ini keausan pada ring 1 harus di

hindari. Jika ring aus maka akan terjadi kebocoran. Ring 2 ring ini berfungsi

sebagai sil kompresi. Yaitu, untuk menahan dari kebocoran kompresi. Ring 3

ini disebut juga ring oli atau ring cacing. Ring ini punyai ulir memungkinkan

sebagai tempat penyimpanan dan pembawa pelumas bagi piston dan liner.

4. Liner

5. Piston

Fungsi piston adalah untuk menerima tekanan hasil pembakaran

campuran gas dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol

(crankshaft) melalui batang piston (connecting rod).

Page 44: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

44

Gambar 4.40. piston

6. Pin Piston

Gambar 4.41. Pin Piston

Fungsi pin piston adalah menghubungkan piston dengan bagian

ujung yang kecil (small end) pada batang piston (connecting rod) melalui

bushing dan meneruskan tekanan pembakaran yang diterima piston ke

batang piston. 

7. Gasket Kit

8. Valve In dan Ex

9. Komponen yang wajib ganti

a. Oli Mesin

b. Gasket (Perpak)/Gasket Kit

c. Ring Piston

d. Main Bearing (Metal Duduk)

e. Journal Bearing (Metal Jalan)

f. Cilynder Liner dan O-Ring Liner

10. Komponen yang harus dilakukan pengukuran sebelum di ganti

Page 45: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

45

a. Katup (Vafe)

b. Piston

c. Pin piston

d. Coneting Rod

e. Chamshaft

f. Poros Engkol (crankshaft)

4.7. Overhaul Engine

4.7.1 Penjadwalan Overhaul

Pekerjaan Hari ke

1

Hari ke

2 sd. 4

Hari ke

5 sd. 7

Hari ke

8 sd. 11

Hari ke

12 sd.14

Hari ke

15

pemeriksaaan

pembongkara

n

membersihkan

pengukuran

perakitan

pengujian

Tabel 4.1. Penjadwalan Overhaul Engine D342 Dozer Caterpillar D8K

4.7.2. Pemeriksaan

Pemeriksaan adalah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum

komponen dilakukan pembongkaran. Pemeriksaan terhadap komponen yang

akan dilakukan overhaul bertujuan untuk mendapatkan data-data yang jelas

dari komponen tersebut mengenai kondisi komponen terhadap kerusakan atau

kekurangan seperti keretakan (crack), goresan (scratch), penyok (dent),

bengkok (bend), maupun hilang (missing). Agar hasil visual check tersebut

dapat maksimal, lakukan pembersihan terhadap bagian-bagian yang kotor oleh

bocoran oli, grease, coolant maupun bagian yang tertutup dengan tanah atau

debu.

Page 46: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

46

1. Melepas dan Membongkar Mesin (Disassembly)

Disassembly adalah pekerjaan pembongkaran komponen menjadi sub-

sub komponen secara terpisah. Tujuan dari disassembly adalah untuk

mendeteksi kerusakan-kerusakan komponen, seperti keausan (worn),

kebengkokan (bend), kemacetan (jammed) yang kemungkinan terjadi

sehingga mengakibatkan kerusakan yang lebih parah terhadap komponen

yang lainnya.

Disassembly juga harus sesuai dengan prosedur yang ada dalam shop

manual, untuk menghindari kerusakan komponen saat pelaksanaan

pembongkaran. Gunakan shop manual dan special tools yang tepat. Sub

komponen yang masih dapat dipakai kembali ditempatkan pada tempat

khusus. Sedangkan komponen yang rusak juga ditempatkan pada tempat

khusus analisa kerusakan.

2. Membersihkan Komponen Mesin

Membersihkan komponen mesin adalah pekerjaan yang dilakukan

untuk mencuci maupun membersihkan komponen untuk menghilangkan

kotoran seperti tanah, debu yang menempel, oil, grease dan coolant agar

komponen menjadi bersih sehingga apabila ada bagian yang rusak seperti

retak dan scratch dapat terlihat dengan jelas.

Sebelum pembersihan dilakukan pastikan pembersih yang dipakai

tepat untuk part atau komponen tersebut dant tidak membuat part atau

komponen tersebut rusak atau berubah bentuk (deformation), yang perlu

diperhatikan dalam proses washing adalah:

a. Washing harus dipisahkan antara small komponen dan large komponen.

b. Pilih pembersih yang tepat untuk setiap komponen.

c. Jika menggunakan air atau udara bertekanan, sesuaikan tekanannya

dengan kotoran yang akan dibersihkan.

d. Untuk membersihkan lubang dari kotoran gram-gram keausan gunakan

brush yang bersifat magnet.

Page 47: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

47

3. Mengukur Komponen Mesin

Measurment adalah pekerjaan yang wajib dilakukan dalam proses

overhaul komponen. Pengukuran wajib dilakukan dengan menggunakan

alat ukur (Special tools) yang sesuai dan kondisinya tidak rusak untuk

mendapatkan data yang akurat tentang kondisi komponen tersebut.

Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan data-data akurat berupa angka-

angka hasil ukur untuk dibandingkan dengan standarnya.

Hasil perbandingan antara data aktual pengukuran dengan

maintenance standar akan mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa part

atau komponen tersebut masih layak untuk dipakai lagi (use again) atau

harus di repair sebelum dipasang (use after recondition) atau harus diganti

(replace).

a. Pengukuran katup (valve)

Gambar 4.42. pengukuran katub (valve)

Pengukuran katup (valve) 1 :

1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 :

4.56 mm

2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar

no.1 : 3.26 mm

3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 58.915 mm

4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 57.569 mm

Page 48: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

48

Pengukuran katup (valve) 2 :

1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 :

4.56 mm

2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar

no.1 : 3.26 mm

3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 58.915 mm

4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 57.569 mm

Pengukuran katup (valve) 3 :

1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 :

4.56 mm

2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar

no.1 : 3.26 mm

3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 58.915 mm

4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 57.569 mm

Pengukuran katup (valve) 4 :

1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 :

4.56 mm

2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar

no.1 : 3.26 mm

3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 58.915 mm

4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 57.569 mm

Pengukuran katup (valve) 5 :

1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 :

4.56 mm

Page 49: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

49

2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar

no.1 : 3.26 mm

3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 58.915 mm

4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 57.569 mm

Pengukuran katup (valve) 6 :

1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 :

4.56 mm

2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar

no.1 : 3.26 mm

3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 58.915 mm

4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 57.569 mm

Spesifikasi standar untuk valve :

1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar

no.1 : 4.70 mm

Dimensi minimal : 3.48 mm

2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar

no.1 : 3.30 mm

Dimensi minimal : 2.03 mm

3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 58.915 ± 0.038 mm

Batas maksimal : 59.51 mm

4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada

gambar no.2 : 57.569 ± 0.038 mm

Batas maksimal : 58.19 mm

Apabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas

maka katup masih layak untuk digunakan kembali. Setelah

Page 50: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

50

melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas katup

masih sangat layak untuk di gunakan.

b. Mengukur lebar alur di piston untuk ring piston mengunakan jangka

sorong.

Gambar 4.43. Mengukur lebar alur di piston untuk ring piston

Hasil prngukuran lebar alur di piston untuk ring piston 1 :

1. TOP ring : 4.877 mm

2. Intermediate ring : 2.474 mm

3. Oil control ring : 6.385 mm

Hasil prngukuran lebar alur di piston untuk ring piston 2 :

1. TOP ring : 4.867 mm

2. Intermediate ring : 2.468 mm

3. Oil control ring : 6.375 mm

Hasil pengukuran lebar alur di piston untuk ring piston 3 :

1. TOP ring : 4.867 mm

2. Intermediate ring : 2.464 mm

3. Oil control ring : 6.375 mm

Hasil prngukuran lebar alur di piston untuk ring piston 4 :

1. TOP ring : 4.867 mm

2. Intermediate ring : 2.466 mm

3. Oil control ring : 6.375 mm

Hasil prngukuran lebar alur di piston untuk ring piston 5 :

1. TOP ring : 4.878 mm

2. Intermediate ring : 2.465 mm

Page 51: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

51

3. Oil control ring : 6.378 mm

Hasil prngukuran lebar alur di piston untuk ring piston 6 :

1. TOP ring : 4.867 mm

2. Intermediate ring : 2.464 mm

3. Oil control ring : 6.375 mm

Spesifikasi standar untuk lebar alur ring piston :

1. TOP ring : 4.867 ± 0.013 mm

2. Intermediate ring : 2.464 ± 0.013 mm

3. Oil control ring : 6.375 ± 0.013 mm

Apabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas

maka piston masih layak untuk digunakan kembali. Setelah melakukan

pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas. Piston masih sangat

layak untuk di gunakan.

c. Mengukur conecting rod mengunakan jangka sorong

Gambar 4.44. pengukuran connecting rod

Hasil pengukuran conecting rod 1 :

1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm

2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft : 100.742 mm

Hasil pengukuran conecting rod 2 :

1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm

2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft : 100.742 mm

Hasil pengukuran conecting rod 3 :

1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm

2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft : 100.742 mm

Page 52: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

52

Hasil pengukuran conecting rod 4 :

1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm

2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft : 100.742 mm

Hasil pengukuran conecting rod 5 :

1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm

2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft : 100.742 mm

Hasil pengukuran conecting rod 6 :

1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm

2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft : 100.742 mm

Spesifikasi standar untuk conecting rod :

1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 ± 0.008 mm

2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft : 100.742 ± 0.013 mm

Apabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas

maka conecting rod masih layak untuk digunakan kembali. Setelah

melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas.

Connecting rod masih sangat layak untuk di gunakan.

d. Mengukur pin piston

Hasil pengukuran pin piston 1 :

1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm

Hasil pengukuran pin piston 2 :

1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm

Hasil pengukuran pin piston 3 :

1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm

Hasil pengukuran pin piston 4 :

1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm

Hasil pengukuran pin piston 5 :

1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm

Hasil pengukuran pin piston 6 :

1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm

Spesifikasi standar untuk pin piston :

1. Diameter luar pin piston : 60.701 ± 0.005 mm

Page 53: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

53

Apabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas

maka pin piston masih layak untuk digunakan kembali. Setelah

melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas. pin piston

masih sangat layak untuk di gunakan.

e. Mengukur camshaft

Gambar 4.45. Mengukur camshaft mengunakan jangka sorong

Hasil pengukuran camshaft 1 :

1. Exhaust lobe : 10.236 mm

2. Intake lobe : 10.236 mm

Hasil pengukuran camshaft 2:

1. Exhaust lobe : 10.236 mm

2. Intake lobe : 10.236 mm

Hasil pengukuran camshaft 3:

1. Exhaust lobe : 10.236 mm

2. Intake lobe : 10.236 mm

Hasil pengukuran camshaft 4:

1. Exhaust lobe : 10.236 mm

2. Intake lobe : 10.236 mm

Hasil pengukuran camshaft 5 :

1. Exhaust lobe : 10.236 mm

2. Intake lobe : 10.236 mm

Hasil pengukuran camshaft 6 :

1. Exhaust lobe : 10.236 mm

2. Intake lobe : 10.236 mm

Page 54: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

54

Spesifikasi standar untuk camshaft :

1. Exhaust lobe : 10.236 mm

2. Intake lobe : 10.236 mm

Apabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas

maka camshaft masih layak untuk digunakan kembali. Setelah

melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas. Camshaft

masih sangat layak untuk di gunakan.

f. Mengukur poros engkol (crankshaft)

Gambar 4.46. Mengukur poros engkol mengunakan plastigauge

Hasil pengukuran crangkshaft :

1. Jarak End play : 0.62 mm

2. Celah oli bearing conecting rod : 0.100 mm

Spesifikasi standar untuk poros engkol (crankshaft) :

1. Jarak End play : 0.61 mm

Maksimal : 0.89 mm

2. Celah oli bearing conecting rod : 0.100 mm

Apabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas

maka crankshaft masih layak untuk digunakan kembali. Setelah

melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas.

Crankshaft masih sangat layak untuk di gunakan.

Page 55: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

55

4. Komponen Mesin yang diganti dan Komponen yang Bisa Diperbaiki

a. Pompa Oli

Pompa oli di ganti karena pada saat melakukan pemeriksaan

kondisi pompa oli sudah tidak layak pakai, pompa oli tidak dapat

memmompa oli secara maksimal yang mengakibatkan oli pelumas

mesin tidak dapat melumasi semua bagian yang seharussnya di lumasi,

dan mengakibatkan keausan pada bagian – bagian messin tertentu.

b. Gasket dan O-ring

Mengganti Gasket dan O-ring dilakukan untuk mencegah terjadinya

kebocoran oli.

c. Cylinder liner

Mengganti cylnder liner dilakukan karena dinding cylnder liner aus.

Untuk menghindari kebocoran kompresi.

d. Menambal blok cylnder

Menambal blok cylnder dilakukan karena adanya kebocoran oli yang

terjadi di area bekas tambalan akibat conecting rod menabrak dinding

blok cynder .

Gambar 4.47. Bagian cylnder blok yang di tambal

Page 56: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

56

5. Perakitan

Setelah komponen yang diorder sudah tersedia, maka komponen

tersebut kita assembly kembali sesuai petunjuk atau langkah-langkah yang

ada pada shop manual dengan menggunakan special tools yang sesuai.

Pada pemasangan baut pengikat komponen mesin (engine) harus

mengunakan torsi yang sesuai dengan ukuran baut dan mur yang di

gunakan menggunakan kunci momen. Tujuan mengunakan torsi ini agar

tekanan pengikat rata dan tidak merukak gasket, mur dan baut yang di

gunakan, selain itu juga untuk menghindari kebocoran oli yang disebabkan

tekanan atau kekuatan baut pengkat tidak rata.

a. Memasang cylnder liner

Gambar 4.48. Pemasangan cylnder liner

Memasang cylnder liner menggunakan liner had tols khusus caterpillar

dengan cara di tekan ke bawaah.

b. Memasang crankshaft

Gambar 4.49. Pemasangan crankshaft

Page 57: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

57

Memasang baut pengikat crankshaft mengunakan derajat, derajat baut

pengikat harus sama agar tekanan pengikat crankshaft rata dan tidak

menimbuklan getaran yang berlebihan pada saat mesin berputar.

c. Memasang connecting rod pada piston

Gambar 4.50. Setelah conneting rod terpasang pada piston

Memasang connecting rod dengan cara memasukan pin penguci pada

lubang pin piston yang terkait dengan connecting rod lalu kunci dengan

snap ring.

d. Memasang piston

Gambar 4.51. Pemasangan piston mengunakan piston ring expander

Memasang piston pada cylnder liner menggunakan piston ring expander.

Setelah piston terpasang lalu connecting rod di pasang pada batang

crankshaft dan ikat dengan baut pengikat (16 mm) dengan torsi 175 ± 30

lb. ft.

e. Memasang camshaft

Memasang camshaft setelah selesai dibersihkan dan masukan camshaft

pada mesin, dan memastikan camshaft terpasang dengan benar dan

Page 58: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

58

bearing camshaft tidak goyang agar tidak terjadi kerusakan pada saat

camshaft berputar.

f. Memasang pompa oli

Pompa oli baru di pasng pada cater. Pompa oli di ikat mengunakan baut

(19 mm) mengunakan kunci momen, dengan torsi 75 ± 5 lb. ft.

Gambar 4.50. Pemasangan pompa oli

g. Memasang cater

Gambar 4.51. Pemasangan cater

Memasang cater setelah oil pump terpasang, cater adalah penutup

mesin bagian bawah, karena ukuran cater cukup besar, maka

pemasangan dilakukan dengan membalikan posisi mesin seperti pada

gambar di atas. Cater di ikat dengan baut pengikat (14 mm) diberikan

torsi 33 ± 5 lb. ft.

h. memasangan cylnder had

Page 59: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

59

Gambar 4.52. Pemasangan cylnder had

Urutan pemasangan baut pengikat cylnder had :

1. Mengencangkan baut pengikat secara berurutan, dari no.1 – 13

(torsi 100 lb. ft.)

2. Mengencangkan baut pengikat secara berurutan, dari A – H (torsi

210 lb. ft.)

3. Tambahkan torsi baut pengikat A – H (420 lb. ft.)

4. Tambahkan torsi baut pengikat no. 1 – 13 (200 lb. ft.)

5. Mengencangkan baut pengikat secara berurutan, dari no. 14 – 19

(torsi 75 lb. ft.)

6. Tambahkan torsi baut pengikat A – H (420 lb. ft.)

7. Tambahkan torsi baut pengikat no. 1 – 13 (200 lb. ft.)

i. Memasang rocker arm

Gambar 4.53. Pemasangan rocker arm

Page 60: BAB I,ii,ii,iv, saanndiii.docx

60

Memasang rocker arm setelah valve cover selesai di pasamg. Torsi

yang di gunakan untuk baut pengikat valve cover (50 ± 5 lb. ft.).

sedangkan untuk baut pengikat rocker arm diberikan torsi (210 lb. ft.).

j. Menyetel valve

Gambar 4.54. Penyetelan valve

6. Pengujian

Pengujian dilaksanakan setelah semua part dan sub komponen

selesai dilakukan assembly secara lengkap kemudian dilakukan pengujian

apakah komponen tersebut siap dipakai dan telah mencapai performance

yang sesuai dengan pabrik. Pengujian wajib dilakukan guna mendapatkan

standar performance yang optimal dan sesuai dengan kondisi komponen

dari factory.


Top Related