Transcript

2

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Pada dasarnya lulusan sarjana Teknik Mesin tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual yang memadai, tetapi juga membutuhkan pengalaman kerja di lapangan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama proses pembelajaran. Hasil yang didapat antara kemampuan intelektual yang diimbangi dengan ketrampilan akan menghasilkan lulusan sarjana Teknik Mesin yang siap kerja dengan potensi yang telah dimiliki.Dalam usaha peningkatan kemampuan mahasiswa untuk menyajikan hasil studi lapangan diperlukan suatu upaya yang benar benar mendukung. Materi kuliah yang telah didapat selama tiga tahun dirasakan belum cukup jika tidak didukung dengan praktek langsung di lapangan. Kuliah yang berisi teori dan praktek di laboratorium merupakan pendahuluan kemudian pengaplikasian ilmu yang didapat di perkuliahan dapat direalisasikan melalui kerja praktek.Kuliah Kerja Praktek memberikan gambaran nyata mengenai ilmu Teknik Mesin Sehingga pengalaman di lapangan diharapkan mampu memperdalam pemahaman ilmu Teknik Mesin dibangku kuliah. Perkembangan dan kemajuan teknologi paling banyak diterapkan di dunia industri, sehingga kuliah kerja praktek akan memberikan informasi teknologi terkini yang dipakai oleh sebuah instansi.PT Graet Giant Pinneaple adalah sebuah perusahaan pengalengan nanas terbesar di Indonesia yang terletak di kawasan Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Hasil produksinya berupa nanas kaleng seluruhnya diekspor ke luar negri. Untuk memenuhi kebutuhan pasar luar negeri, hampir semua areal perkebunan ditanami dengan nanas sepanjang tahun. Sehingga dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut dibutuhkan alat dan mesin yang akan mendukung pemenuhan kebutuhan nanas tersebut.Di PT Graet Giant Pinneaple sendiri terdapat berbagai macam alat mulai dari bajak dengan segala jenisnya, garu dengan 2 segala jenisnya, traktor roda 4, traktor beroda karet, traktor beroda track, excavator, sampai kendaraan special equipment seperti double wing boom sprayer dan Cameco Harvester. Kelengkapan alat dan mesin tersebutlah yang menjadikan alasan dipilihnya PT Great Giant Pinneaple sebagai tempat kerja praktek. Alat dan mesin tersebut tentu saja dipelajari dalam kuliah, namun dengan kerja praktek seperti inilah mahasiswa dapat melihat langsung bagaimana bentuk serta cara kerja dari alat dan mesin tersebut. Sehingga setelah melaksanakan kerja praktek tersebut diharapkan mahasiswa bisa memperoleh ilmu dan pengalaman sebanyak mungkin untuk bisa digunakan atau diterapkan nantinya setelah masuk dunia kerja yang sebenarnya.

1.2. Batasan MasalahAgar tidak terjadi pembahasan yang harus diperbaiki dari topik permasalahan, pembahasan mencangkup perbaikan semi overhaul dozer caterpillar D8K enggine model D342 karena dinding blok cylynder mengalami kebocoran oli.

1.3. Tujuan dan Manfaat Penulisan LaporanAdapun tujuan penulisan laporan ini, selain untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kerja Praktek di jurusan Teknik Mesin, adalah : Untuk mengetahui perbaikan semi overhaul dozer caterpillar D8K enggine type D342 di PT. GREAT GIANT PAINAPPLE.Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah : Dapat mengetahui dan memperluas pandangan penulis sekaligus melakukan perbandingan antara teoritis di bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya (Praktek).

1.4. Sistematika PenulisanSistem penulisan Laporan Kerja Praktek ini pembahasan yang penulis lakukan di bagi beberapa bab, yaitu:

BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang; Latar Belakang, Batasan Masalah, Maksud dan Tujuan dan Sistematika Penulisan.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang: definisi pemeliharaan, jenis pemeliharaan, tujuan pemeliharaan, fungsi pemeliharaan, organisasi pemeliharaan, kegiatan-kegiatan pemeliharaan, prosedur pemeliharaan.

BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menguraikan tentang; Sejarah Perusahaan, Gambaran Umum PT. GGP Lokasi PT. GGP, Struktur Organisasi, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT. GGP, Visi dan Misi Perusahaan, Ketenagakerjaan, Prasarana.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang; Pengertian, Proses Kerja overhaul D8K Tracktors di PT. GREAT GIANT PAINAPPLE.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang pemecahan yang dapat di simpulkan dan rangkuman dari hal-hal utama yang telah di bahas dan masukan bagi perusahaan dalam bentuk saran.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Pemeliharaan (maintanance)Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam suatu pabrik. Sebagai suatu usaha menggunakan fasilitas atau peralatan produksi agar kontinuitas produksi dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan rencana. Selain itu fasilitas atau peralatan produksi tersebut tidak mengalami kerusakan selama dipergunakan sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. . Pemeliharaan (Maintenance), menurut The American Management Association Inc, 1971), adalah kegiatan rutin, pekerjaan berulang yang dilakukan untuk menjaga kondisi fasilitas produksi agar dapat dipergunakan sesuai dengan fungsi dan kapasitas sebenarnya secara efesian. Ini berbeda dengan perbaikan.Pemeliharaan (Maintenance) juga didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima (Corder, 1992). Di Indonesia, istilah pemeliharaan itu sendiri telah dimodifikasi oleh Kementrian Teknologi (Sekarang Departement Perdagangan dan Industri) pada bulan April 1970, menjadi Teroteknologi.Kata Teroteknologi ini diambil dari bahasa Yunani Terein yang berarti merawat, memelihrara, dan menjaga. Teroteknologi adalah kombinasi dari manajemen, keuangan, perekaysaan dan kegiatan lain yang diterapkan bagi aset fisik untuk mendapatkan biaya siklus hidup ekonomis. Hal ini berhubung dengan spesifikasi dan rancangan untuk keandalan serta mampu pelihara dari pabrik, mesin-mesin, peralatan, bangunan, instalasinya, pengetesan, pemeliharaan, modifikasi dan penggantian, dengan umpan balik informasi untuk rancangan, unjuk kerja dan biaya (Corder 1992).

2.2. Tujuan PemeliharaanMenurut Corder, 1992 tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefinisikan dengan jelas sebagai berikut:1. Untuk memperpanjang usia kegunaan aset ( yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan, dan isinya). 2. Untuk menjamin ketersediaan optimun peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi (Return of Investment) maksimum. 3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya.4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan saran tersebut.

2.3. Jenis PemeliharaanMenurut Corder, 1992 membagi kegiataan pemeliharaan ke dalam dua bentuk, yaitu pemeliharaan terencana (Planned Maintenance) dan pemeliharaan tak terencana (Uplanned Maintenance), dalam bentuk pemeliharaan darurat (Breakdown Maintenance). Pemeliharan terencana (Planned Maintenance) merupakan kegiatan perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan terlebih dahulu. Pemeliharaan terencana ini terdiri dari pemeliharaan pencegahan (Preventive Maintenance) dan pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance).

2.3.1. Pemeliharaan Pencengahan (Preventive Maintenance)Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Preventive Maintenance ini sangat efektif digunakan dalam menghadapi fasilitas produksi yang termasuk dalam Critical Unit. Sebuah fasilitas atau peralatan produksi termasuk dalam Critical Unit apabila kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan atau keselamatan para pekerja, mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan, menyebabkan kemacetan pada seluruh produksi, dan modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut cukup besar atau harganya mahal.Dalam prakteknya, Preventive Maintenance yang dilakukan oleh suatu pabrik dapat dibedakan menjadi Routine Maintenance dan Periodic Maintenance. Routine Maintenace adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari, sedangkan Periodic Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya satu minggu sekali, setiap bulan sekali, ataupun setiap tahun sekali. Selain itu kegiatan Periodic Maintenance juga dapat dilakukan berdasarkan lamanya jam kerja mesin sabagai jadwal kegiatan, misalnya seratus jam sekali, dan seterusnya. Kegiatan Periodic Maintenance ini jauh lebih berat dari Routine Maintenance.

2.3.2. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)Menurut Corder, 1992 pemeliharaan korektif (Corrective Maintenance) adalah perawatan yang dilakukan karena adanya hasil produk yang tidak sesuai dengan rencana. Kegiatan ini dimaksudkan agar fasilitas atau peralatan tersebut dapat digunakan kembali dalam operasi, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar kembali. Sedikit berbeda dengan pendapat sebelumnya selain {(Prenventive Maintenance dan Corrective Maintenance) (Patton, 1983)} menambahkan satu jenis pemeliharaan lagi, yaitu pemeliharaan kemajuan (Improvement Maintenmance) yang berfungsi untuk memodifikasi, mendesain ulang, dan merubah mesin ataupun pesanan. Di samping pemeliharaan terencana (Planned Maintenance) yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat pula pemeliharaan tidak terncana (Unplanned Maintenance).Pemeliharaan tidak terencana didefinisikan sebagai pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau pentunjuk bahwa adanya tahap kegiatan proses produksi yang tiba-tiba memberikan hasil yang tidak layak. Pelaksanaan pemeliharaan tak terencana ini dapat berupa pemeliharaan darurat (Emergency Maintenance) yaitu kegiatan perawatan mesin yang memerlukan penanggulangan yang bersifat darurat agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah.

2.4. Organisasi PemeliharaanStruktur adalah pola hubungan komponen atau bagian organisasi. Struktur merupakan susunan subsistem dan komponen dalam ruang tiga dimensi pada suatu waktu. Dapat dikatakan bahwa struktur organisasi itu sifatnya relative stabil, statis, berubah lambat, dan memerlukan waktu untuk penyesuaian. Pada suatu perusahaan, struktur organisasi yang dipakai sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan. Perkembangan suatu perusahaan akan merubah struktur organisasi untuk menampung perubahan yang diperlukan oleh manajemen. Dilapangan, salah satu langkah yang diambil agar bagian perawatan dapat berfungsi dengan baik dipengaruhi oleh diagram susunan organisasi. Diagram ini penting untuk dipublikasikan kepada seluruh karyawan dalam lingkup kerjanya dengan tidak mengabaikan rasa tanggung jawab serta kerja sama yang kompak dari semua personel yang terlibat didalam diagram tersebut, sehingga semakin jelas kepada siapa seorang pegawai harus bertanggung jawab, menanyakan haknya, dan lain-lain (Suharto, 1991). Selanjutnya presentase karyawan pemeliharaan terhadap keseluruhan karyawan tergantung pada jenis industri dan apakah industri tersebut bersifat padat karya atau padat modal. Dalam industri padat karya, angka ini hanyalah 2% sedangkan untuk industri padat modal jumlahnya dapat mencapai 50% (Corder, 1992).

2.5. Biaya PemeliharaanPerbaikan dari kerusakan yang sudah terlanjur parah akan jauh lebih mahal dan memerlukan waktu yang lebih lama (Repair After Failure). Dibandingkan dengan bila perbaikan Tersebut dilakukan pada tingkat dini atau sebelum rusak (Repair Before Failure).

2.6. OverhaulApakah "OVERHAUL" itu, Overhaul adalah pekerjaan yang mendeteksi malfungsi dan mengembalikan fungsi melalui pelepasan/pembongkaran mesin, transaxle, diferensial, dan sebagainya, dan penyetelan, perbaikan atau penggantian part sesuai keperluan. Dari sumber-sumber yang saya dapatkan di internet tidak banyak yang menjelaskan secara kongkrit apa itu definisi engine overhaul. Ada yang menyebutkan bahwa engine overhaul adalah turun mesin, ada juga yang menyebutkan kalau overhaul adalah service berat / besar, ada juga yang menyebutkan sebagai kegiatan memeriksa dengan teliti untuk memperbaiki keadaan, membuka dan memperbaiki apa yang kurang baik. Ada satu sumber yang menurut saya bisa kita jadikan acuan yang menyebutkan bahwadefinisi engine overhaul(rebuild) adalah suatu prosedur (pekerjaan / program) terorganisir yang dilakukan untuk mengembalikan performa engine ke nilai spesifikasi standar pabrik dan memberikan usia kedua dengan merekondisi komponen yang aus atau rusak mengacu pada petunjuk pemakai ulang (Reusable Parts) komponen menurut standar pabrik. Dari penjelasan diatas kesimpulannya adalah, bahwa engine overhaul adalah:1. Pekerjaan yang teroganisir (perlu adanya perencanaan yang baik).2. Bertujuan untuk mengembalikan performa engine kembali ke standar pabrik.3. Memberi usia kedua pada engine (menambah umur pemakaian engine).Penggantian atau pemakaian ulang komponen / parts mengacu pada petunjuk.Pemakaian ulang (Guiden for Reusable Parts) yang dikeluarkan oleh pabrik.

2.7. Prosedur overhaulBagian ini mengelompokkan prosedur overhaul ke dalam empat langkah dan menjelaskan setiap point - point pentingnya.1. Menegaskan Problem/Gejala2. Melepas/Membongkar3. Membersihkan/Memeriksa4. Merakit/MemasangMenentukan tujuan overhaul; apa tipe malfungsi yang sedang terjadi dan bagian mana yang perlu dilakukan overhaul.1. Menegaskan problem/gejala.2. Buatlah hipotesis tentang penyebab malfungsi itu.3. Putuskan apakah overhaul sebaiknya dilakukan atau tidak.a. MelepasLepas unit-unit yang akan dilakukan overhaul dari kendaraan sehingga dapat dibongkar.1. Lepas mesin atau transaxle dari atas atau dari bawah kendaraan menggunakan lift, dongkrak, dsb.2. Ketika melepaskan item yang berat seperti mesin atau transaxle, bekerjalah dengan perhatian penuh demi keselamatan agar tidak menjatuhkannya.3. Ketika melepas part dari kendaraan, usahakan agar jangan sampai menggores atau melukai kendaraan.b. PembongkaranBongkarlah unit-unit dalam rangka memeriksa, menyetel dan/atau memperbaiki.1. Mesin: Bongkarlah mesin menjadi setiap unit part: camshaft, cylinder head atau block, piston, crankshaft, dsb.2. Transaxle : Bongkarlah menjadi setiap unit part: ring synchronizer, shift fork, diferensial, dsb.Ketika melepas setiap bagian itu, periksalah setiap part secara visual.c. MenyusunKetika membongkar, susunlah setiap part sesuai dengan area/posisi pemasangannya supaya dapat merakit/memasangnya pada lokasi aslinya. Karena gesekan dan keausan di antara part yang sama itu berbeda, susunlah setiap part tersebut agar tidak salah dalam mengganti kombinasinya.d. MembersihkanMembersihkan part yang dibongkar akan menghasilkan efek berikut ini.1. Akan meningkatkan akurasi pengukuran.2. Akan lebih mudah untuk menemukan malfungsi.3. Akan memungkinkan mencegah benda asing menempel sewaktu pemasangan.4. Akan melepaskan deposit seperti karbon atau lumpur pelumas, membantu memulihkan performan part seperti semula.e. MemeriksaUkur dan/atau periksa unit-unit dengan metoda yang tepat sesuai manfaatnya seperti pemeriksaan visual atau pengukuran dengan alat ukur.f. Memeriksa konsistensiPeriksa apakah malfungsi yang terdeteksi oleh pengukuran atau pemeriksaan adalah penyebab dari malfungsi. Jika tidak konsisten, carilah lagi penyebab utamanya.g. Merakit/MemasangGunakan metoda/prosedur perakitan yang tepat. Pastikan untuk melihat Buku Pedoman Perbaikan.1. Pastikan untuk mematuhi momen/nilai standar.2. Pastikan untuk mengganti part yang tidak dapat digunakan kembali, seperti packing/gasket.3. Sebelum merakit, berikan oli/grease sesuai spesifikasi dalam Buku Pedoman Perbaikan pada posisi luncurnya.4. Rakitlah part sesuai dengan kondisi sebelumnya dan pada arah/posisi yang sama.h. Menyetel/Memeriksa pengoperasianKapan pun merakit part-part, lakukan penyetelan dan pemeriksaan pengoperasian part sesuai dengan standar perawatan.i. Pemeriksaan setelah perbaikanSetelah perbaikan, periksa kembali gejala dari masalah aslinya untuk menentukan apakah malfungsi sudah ditemukan atau belum. Dan juga, periksa jika terdapat kesalahan yang dilakukan dan apakah setiap unit bekerja dengan benar pada saat yang sama.

BAB IIIGAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah PerusahaanSecara yuridis formal PT. Great Giant Pineapple Co. (sekarang PT. Great Giant Pineapple) didirikan pada tanggal 14 Mei 1979 dengan akte notaris no.48, yang merupakan usaha pertama berdirinya perseroan yang bergerak dibidang perkebunan dan pengalengan nanas yang dipelopori oleh PT. Umas Jaya Farm yang secara hukum telah berdiri sejak tahun 1973, dan sudah mulai merintis usahanya di wilayah Terbanggi Besar sekitar tahun 1973. Dengan dipelopori oleh 20 orang sebagai perintis untuk mewujudkan suatu usaha yang sebelumnya sudah direncanakan secara matang, dimana pada awalnya sekitar tahun 1975-an budidaya nanas terpaksa harus ditunda karena pengaruh suatu hal yaitu rencana semula pabrik nanas akan didirikan dilokasi Way Halim sedang perkebunannya di Terbanggi Besar tidak dapat dilaksanakan.Sebagai tindak lanjut dari tertundanya budidaya nanas tersebut, perusahaan memanfaatkan lahan yang sebagian telah diolah dengan menanam peppermint sebagai bahan baku utama pembuatan permen mentos dengan tujuan ekspor, tetapi usaha tersebut tidak dapat berjalan lama karena dinilai tidak menguntungkan. Sebagai langkah berikutnya lahan yang sudah tersedia dan diolah ditanami dengan tanaman singkong yang hasilnya dipasarkan ke PT. Sungai Budi di daerah Buyut Lampung Tengah yang merupakan pabrik singkong yang cukup besar pada saat itu, baru kemudian muncul CV. Bumi Waras yang mulai berkembang dan dapat bersaing di wilayah Lampung. PT. Umas Jaya Farm pun kala itu mengalihkan penjualan singkongnya ke CV. Bumi Waras yang semula kepada PT. Sungai Budi dengan pertimbangan jarak tempuh yang relatif dekat. Namun sejak penjualan singkong dialihkan ke CV. Bumi Waras ternyata banyak singkongnya yang diafkir. Melihat keadaan seperti itu lalu dibuat terobosan baru dengan menanam semangka sekitar 100 Ha. Akan tetapi usaha ini belum juga dapat berhasil, dan usaha penanaman semangka yang baru berjalan sekitar 2 tahun tersebut akhirnya dihentikan karena dirasakan kalah bersaing di pasaran. Hingga tanaman jagung pun pernah dicoba tetapi kembali dihentikan karena saat itu sedang mewabah penyakit bule jagung yang kala itu masih sulit proses perawatan dan penanamannya.Sebenarnya lahan yang sudah diolah saat itu cukup luas sekitar 1000 Ha. Dimana sebagian besar tetap ditanami singkong, dan sebagai terobosan terakhir barangkali sebelum mencoba menanam nanas adalah pembangunan pabrik pengolahan tepung singkong dimana singkong-singkong hasil PT. Umas Jaya Farm diolah sendiri dengan nama yang masih eksis sampai sekarang yaitu Tepung Tapioka Cap Kodok.Rencana penanaman nanas yang tertunda cukup lama baru dimulai sekitar awal tahun 1979 dengan jenis nanas yang ditanam adalah Smooth Cayenne (nanas tanpa duri). Tahun 1983-1984 PT. Great Giant Pineapple memulai pembangunan pabrik perdana, dan sekitar bulan Oktober 1984 memulai ekspor perdana sebanyak 4 kontainer dengan tujuan negara Eropa. PT. Great Giant Pineapple memiliki lahan seluas 32.000 Ha dengan status Hak Guna Usaha dan yang efektif ditanami nanas baru seluas 20.000 Ha.Pada tahun 1990 didirikan PT. Great Giant Livestock Corp (PT. GGLC) yang merupakan peternakan penggemukan sapi yang dimaksudkan untuk memanfaatkan limbah pabrik kulit nanas sebagai pakan utama pengganti rumput, sehingga selain menghindari adanya dampak negatif dari limbah terhadap 7 lingkungan juga meningkatkan nilai tambah dari limbah tersebut, dan juga untuk ikut mendukung program pemerintah dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya petani dalam pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR).Produk olahan dengan bahan baku nanas yang diproduksi oleh PT PT. Great Giant Pineapple antara lain : 1. Nanas kaleng 2. Coacktail 3. Concenrate 4. Juice nanasProduksi PT. Great Giant Pineapple sampai sekarang sudah terjual ke 33 negara diantaranya : Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Australia, Jepang, Kanada, Timur Tengah, Korea, Taiwan, dll.PT. Great Giant Pineapple mengekspor 99,8% dari produknya ke sekitar 30 negara di dunia, dan mensuplai sekitar 15 % kebutuhan nanas kaleng dunia, yang 47,6 % diantaranya ke Eropa, 41,6 % ke Amerika, 7,7 % ke Asia dan 3,1 % ke Australia.Pada bulan Februari 1996 PT. Great Giant Pineapple telah mendapatkan Sertifikat ISO 9002 dari Lyold Register, sehingga dengan demikian sistem kualitas yang diterapkan di PT. Great Giant Pineapple telah memenuhi Standar Internasional. Dengan sistem tersebut, berarti PT. Great Giant Pineapple dapat menjaga konsistensi kualitas dan kuantitas dengan pengiriman tepat waktu.

3.2. Pengelolaan PerbengkelanDepartemen maintenance di PT. Great Giant Pineapple dibentuk untuk melakukan kegiatan perawatan dan pemeliharaan mesin dan alat atau implement. Dalam menjalankan tugasnya maintenance manager dibantu oleh maintenance I dan II, planning maintenance control (PMC), dan elektrik.Maintenance I dan II mempunyai 4 bagian yaitu seksi alat berat, seksi traktor, seksi kendaraan dan seksi special equipment. Seksi alat berat melakukan perawatan dan perbaikan peralatan yang mempunyai bobot kurang lebih 20 ton seperti challenger, buldozer, excavator. Seksi traktor melakukan perawatan dan perbaikan traktor-traktor dan peralatan yang mempunyai bobot kurang dari 20 ton. Seksi kendaraan melakukan perawatan dan perbaikan kendaraan-kendaraan inventaris perusahaan. Seksi special equipment melayani servis untuk alat dan mesin khusus seperti boom sprayer dan harvester.Elektrik mempunyai 2 bagian yaitu, listrik AC dan listrik DC. Elektrik melayani kegiatan perawatan dan perbaikan elektrifikasi mesin. PMC mempunyai 2 bagian yaitu PMC dan Litbang. Litbang berfungsi sebagai pengembangan sistem dan kaderisasi. Peralatan khusus biasanya dibuat sendiri atau memodifikasi alat yang mempunyai fungsi khusus untuk pengelolaan perkebunan nanas PT. Great Giant Pineapple. PMC secara administratif mempunyai fungsi:1. Membuat kartu riwayat mesin yang biasanya disebut dengan kartu servis.2. Merencanakan dan menjadwalkan perawatan setiap unit.3. Membuat evaluasi dan analisa kondisi unit berdasarkan laporan 5R unit (blangko penilaian mungguan 5-R & K-3).4. Membuat identifikasi setiap peralatan.5. Mengendalikan inventaris spare part.Dalam kenyataannya akan sangat tidak efisien dan efektif apabila setiap unit/implement yang mengalami kerusakan langsung dibawa ke bengkel maintenance department di central, selain rugi waktu juga biaya. Karena hal itu maka maintenance department membuka bengkel-bengkel kecil yang lebih dekat di lahan. Maka di setiap divisi terdapat bengkel-bengkel kecil maintenance department. Pada operasional juga terdapat bengkel-bengkel kecil maintenance department diantaranya pada OP 1 dan Lakop.

3.2.1 Kegiatan Perawatan dan Perbaikan Alat BeratAktifitas maintenance dapat dibagi 2 macam, yaitu aktifitas perawatan dan aktifitas repair. Tujuan dari kegiatan perawatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:1. Alat dan mesin selalu dapat siap dioperasikan setiap saat dengan hasil kerja yang optimal dan kualitas yang baik serta biaya yang serendah-rendahnya.2. Mempertahankan availability machine, kualitas hasil kerja, kualitas hasil produksi dan menekan biaya perawatan mesin. Perawatan mesin harian dilakukan oleh operator mesin itu sendiri yang dilakukan setiap hari sebelum peralatan digunakan dan kegiatannya meliputi pengecekan komponen engine, komponen hidrolik, komponen transmisi tenaga, komponen elektrik, dan komponen khusus sesuai dengan fungsi alat tersebut. Perawatan harian cukup dilakukan di tempat operasional alat. Hasil dari pengecekan harian tersebut diserahkan kepada bagian operasional plantation. Laporan dari operator-operator disatukan kemudian dikirim ke PMC. Dalam laporan tersebut disertakan keterangan jam operasi peralatan dalam satu hari untuk penentuan jadwal servis berkala. Selanjutnya PMC menganalisa dan mengevaluasi laporan tersebut untuk mempertimbangkan dalam kegiatan servis.Servis berkala dan overhaul ditangani oleh bagian maintenance dan dilakukan oleh mekanik servis di bengkel. Servis berkala meliputi servis setelah 350 jam, 700 jam, 1500 jam, 2000 jam, 5000 jam, dan 10.000-20.000 jam pakai. Servis 350-10.000 jam pakai tergolong pelayanan servis biasa sedangkan 10.000-20.000 jam pakai tergolong overhaul. Pada pelayanan servis biasa bagian yang diservis selain seperti pada check list juga ada beberapa tambahan seperti ganti oli mesin, oli transmisi, dan oli filter udara. Aktifitas perawatan pelaksaannya diklasifikasi menjadi 3, yaitu preventif, prediktif, dan rencana program bulanan.Perbaikan mesin pada bagian maintenance dilakukan oleh mekanik repair. Untuk perbaikan pada servis berkala dilakukan oleh mekanik servis, perbaikan insidentil dilakukan oleh mekanik repair, sedangkan perbaikan sistem elektrik dilakukan oleh mekanik elektrik. Hal ini dilakukan untuk menjaga profesionalisme kerja dan efisiensi, karena sering kali terjadi pada saat mekanik servis melakukan servis berkala, terdapat kerusakan yang tidak wajar atau diluar perhitungan servis berkala.Perbaikan mesin biasa dilakukan di bengkel, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk memperbaiki peralatan di lapangan langsung apabila alat tersebut sulit dibawa ke bengkel. Untuk mendukung perbaikan alat mesin di lapangan maka terdapat service car yang selalu berpatroli di areal.Pada aktifitas repair atau perbaikkan pada bagian maintenance dilakukan oleh mekanik repair. Untuk perbaikan pada servis berkala dilakukan oleh mekanik servis, perbaikan insidentil dilakukan oleh mekanik repair, sedangkan perbaikkan sistem elektrik dilakukan oleh mekanik elektrik. Hal ini dilakukan untuk menjaga profesionalisme kerja dan efisiensi.Terdapat beberapa teori pada perbaikan alat dan mesin yang dipakai di PT Great Giant Pineapple, yaitu :

1. Break down maintenance yaitu menunggu suatu alat rusak baru diperbaiki.2. Corrective maintenance yaitu bagian perbengkelan menyediakan suku cadang.3. Preventive maintenance yaitu perbaikan berdasarkan historical suatu komponen misalnya suatu komponen akan rusak pada 350 jam kerja maka sebelum jam kerja tersebut diperbaiki.4. Predictive maintenance yaitu berdasarkan prediksi kerusakan, diperlukan peralatan yang canggih sehingga memerlukan biaya yang besar.

3.3. Organisasi PerusahaanStruktur organisasi PT. Great Giant Pineapple termasuk struktur organisasi garis yaitu dengan adanya garis wewenang serta tanggung jawab bercabang dari kekuasaan tertinggi sampai terendah. Dewan komisaris merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di PT. Great Giant Pineapple yang termasuk di dalam Gunung Sewu Group. Dewan komisaris, presiden direktur dan managing direktur dipegang oleh satu orang yang langsung membawahi 2 orang manajer yaitu manajer pajak dan pengesahan serta manajer internal audit dan langsung mengkoordinir 5 direktur yaitu direktur produksi, direktur pemasaran, direktur pengembangan badan usaha, direktur keuangan dan direktur administrasi umum.Dalam menjalankan tugas sehari-hari, direktur produksi dibantu oleh staff PPC (Production Planning Control) plantation, mengkoordinir beberapa department yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer. Field Maintenance (FM) I menangani lahan pertanian untuk divisi 1, FM II menangani divisi 2, FM III menangani divisi 3, FM IV menangani divisi 4, FM V menangani divisi 5 dan FM VI menangani divisi 6.Farming Service Department membawahi 6 department yaitu Farm Establishment Deparement yang menangani masalah penyiapan lahan. Spraying and Forcing Department yang menangani masalah penyemprotan tanaman dan perangsangan pembungaan serta perawatan jalan. Harvesting Department menangani masalah dan bertanggungjawab terhadap masalah panen dan kendaraan panen. Maintenance Department menangani perawatan dan perbengkelan mesin yang dimiliki PT. Great Giant Pineapple Engineer Design Department menangani pengembangan desain alat dan mesin yang diperlukan PT. Great Giant Pineapple Engineer Department menangani persoalan dalam alat dan mesin yang dimiliki PT. Great Giant Pineapple.

Gambar 3.3. Struktur Organisasi PT. Great Giant Pineapple.

3.4. Kondisi Geografis PerusahaanLokasi perkebunan dan pabrik PT. Great Giant Pineapple berada di jalan raya arah Menggala KM 77, Terbanggi Besar, Lampung Tengah Indonesia. Sedangkan berdasarkan letak geografis PT. Great Giant Pineapple berada pada 40531 LS dan 1050131 BT. Secara administratif daerah-daerah yang berbatasan dengan PT. Great Giant Pineapple adalah :a. Sebelah UtaraDesa Bandar Agung, Lempuyang Bandar, Bandar Sakti, Tanjung Anom, perkebunan PT. Gunung Madu Plantation.b. Sebelah SelatanWay Pangubuan, Way Jorohitung, Bandar Jaya, Poncowati, CV. Bumi Waras dan Bandar Lampung.

c. Sebelah TimurDesa Bandar Rejo, Desa Kijung.d. Sebelah BaratCV. Ratih Mustika Sari.Di wilayah Lampung Tengah ada beberapa perusahaan yang berbatasan dengan PT. Great Giant Pinneaple. Perusahaan tersebut antara lain industri gula putih PT. Gunung Madu Plantation yang berjarak 24 km, PT. Gula Putih Mataram 34 km, dan CV. Bumi Waras 36 km. PT. Umas Jaya Farm berada dalam satu kawasan industri dengan PT. GGP. Mengingat produksi PT. Great Giant Pineapple merupakan komoditi ekspor, maka sarana jalan propinsi sangat penting untuk memperlancar transportasi dari pabrik PT. Great Giant Pineapple sampai dengan Pelabuhan Panjang. Jalan yang menghubungkan PT. Great Giant Pineapple dengan Bandar Lampung sebagai ibukota Propinsi Lampung berjarak + 77 km dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam dan berjarak + 15 km dari kota terdekat yaitu kota Bandarjaya.

3.5. Visi PerusahaanMenjadi pemimpin global dalam industri nananas dan memperluas penawaran produk-produk yang relevan kepada pelanggan. GGP berkomitmen akan pertumbuhan yang berkelanjutan (secara ekonomi dan lingkungan) dan akan terus memperkuat pengiriman produk bermutu tinggi dan pelayanan yang baik kepada pelanggan.

3.6. Ketenaga Kerjaana. Pengaturan kerjaUntuk sumber daya manusianya, PT. Great Giant Pineapple banyak merekrut tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar perusahaan dengan tujuan untuk memberikan lapangan pekerjaan yang sekaligus dapat meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar.Dalam satu minggu terdapat 40 jam kerja. Hari Senin-Jumat 7 jam/hari sedangkan hari Sabtu 4 jam/hari. Pengaturan jam masuk dan pulang tergantung kebijaksanaan masing-masing departemen.Sistem pembayaran upah dilakukan dalam bentuk uang dan bentuk lain yang terdiri dari :a. Upah bulanan/dwi mingguanb. Upah kontrakc. Upah harian tetapd. Upah harian lepase. Upah boronganf. Upah lembur

3.7. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera bedas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.a. Fokus pelaksanaan K31. Pencegahan kecelakaan kerja2. Pencegahan penyakit akibat kerjab. Kecelakaan kerja1. Suatu proses kejadian yang tidak direncanakan.2. Datangnya tiba-tiba.3. Kejadian yang tidak di duga.4. Menghentikan proses yang sedang berlangsung.5. Akibatnya tidak diinginka : mencederai manusia, merusak aset perusahaan, mencemari lingkungan.

3.8. Fasilitas dan Kesejahteraan Pimpinan dan KaryawanDalam mengelola sumber daya manusia yang begitu besar PT. Great Giant Pineapple selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan perkembangan perusahaan. Pada tahun 2001 PT. Great Giant Pineapple mendapatkan sertifikasi SA 8000 (Social Accountability/Tanggung Jawab Sosial) adalah suatu bentuk sistem manajemen yang dibuat sebagai respon terhadap Human Right (Hak Asasi Manusia). Prinsip-prinsip penerapannya diambil dari hasil-hasil konvensi ILO (International Labour Organization/Organisasi Buruh Internasional).Beberapa fasilitas yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja antara lain adalah sebagai berikut :1. Tunjangan pengobatan untuk karyawan dan keluarganya (Karyawan tetap).2. Tunjangan bersalin dan pernikahan bagi karyawan tetap.3. Tunjangan hari raya dan bingkisan hari raya.4. BPJS5. Perumahan untuk karyawan tetap yang telah berkeluarga.6. Mess putra dan putri untuk tenaga kerja yang berstatus lajang.7. Fasilitas kredit pemilikan rumah melalui lembaga keuangan yang ditunjuk dengan perusahaan memberi subsidi tanah.8. Sarana keluarga berolahraga (lapangan bola, basket, tenis lapangan, badminton, tenis meja)9. Sarana kesenian (Group Band).10. Balai pengobatan.11. Tempat Penitipan Anak (TPA).12. Tempat ibadah (mesjid, gereja, pura).13. Sekolah TK, SD dan SMP.14. Koperasi karyawan Dwi Karya.Bentuk kepedulian PT. Great Giant Pineapple terhadap kemajuan dan perkembangan ekonomi desa-desa sekitar, selain merekrut warga yang ada di sekitar perusahaan sebagai tenaga kerja juga memberikan bantuan kepada warga desa sekitar perusahaan berupa :1. Memberikan beasiswa kepada murid sekolah dasar yang keluarganya tidak mampu.2. Memberikan dana bergulir sebagai modal usaha baik kepada kelompok usaha ataupun perorangan.3. Ikut berperan di dalam memajukan dunia pendidikan dengan memberikan SD dan SMP unggulan yang bekerjasama dengan PEMDA Lampung.4. Pembuatan sumur bor di desa-desa sekitar perusahaan, sebagai pengganti pemberian air bersih secara cuma-cuma selama musim kemarau.5. Pembagian SEMBAKO untuk masyarakat dibawah garis kemiskinan.

3.9. Kesiapan KerjaPersiapan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan agar tenaga kerja memperoleh kesehatan yang sempurna baik fisik maupun mental sehingga dapat berfikir secara normal. Tujuan dari persiapan kerja yang sebaik mungkin baik fisik maupun mental dan social, dengan tujuan: a. Mencegah dan melindungi tenaga kerja dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi tenaga kerja. b. Menyesuaikan tenaga kerja dengan pekerjaan atau dengan tenaga kerja. c. Meningkatkan hasil kerja yang baik. Didalam pekerjaan seseorang karyawan dituntut untuk mengetahui sumber-sumber bahaya yang timbul. Bahaya tersebut dipengaruhi beberapa hal antara lain:1. Faktor fisik, yang dapat berupa:a. Suara yang terlalu bising.b. Suhu yang terlalu tinggi dan terlalu rendah.c. Penerangan yang kurang memadai.d. Getaran mekanis.e. Tekananudara yang terlalu tinggi dan terlalu rendah. f. Kelembaban udara.2. Faktor kimia, yang berupa:a. Gas (Uap).b. Bahan-bahan kimia yang berbahaya.c. Berbauan.3. Faktor geologis, yang berupa:a. Lokasi lapangan pekerjaan.b. Debu.c. Tumbuh-tumbuhan dan lain-lain yang hidup atau timbul dalam lingkungan kerja.4. Faktor-faktor tenaga kerja, yang berupa:a. Sikap dan bahan-bahan yang baik pada waktu kerja.b. Peralatan yang tidak sesuai atau tidak cocok dengan tenaga kerja.c. Proses, sikap, dan cara kerja yang menekan.d. Bahan kerja yang malampaui batas kemampuan dan lain-lain.5. Faktor spikologis, yang berupa:a. Kerja yang dipaksa atau dipaksakan yang tidak sesuai dengan kemampuan.b. Suasana yang tidak menyenangkan. c. Pikiran yang sementara tertekan karena sikap atasan atau teman kerja yang tidak sesuai.d. Pekerjaan yang cenderung lebih mudah menimbulkan kecelakaan dan lain-lain.

3.10. Metode Praktek3.10.1. Cara Kegiatan Praktek Metode praktek yang dilakukan selama kerja praktek di PT. Great Giant Painapple yang beralamatkan dijalan Lintas Timur km 77, Terbanggi Besar Lampung Tengah yaitu dengan bebrapa langkah antara lain:a. Obsevasi Lapangan Yaitu terjun langsung ke lapangan untuk mengenal dan mengamati sistem kerja mesin tracktors, dan proses Perawatan tracktors khususnya mesin D342 dozer Caterpillar D8K. Juga dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan kosultasi dengan Asisten Manager Perawatan Mesin atau Supervisor, serta teknisi pada bagian perawatan tersebut.

b. Studi Literatur Studi literatur yaitu dari buku-buku yang menunjang dari bagian Hukmas dan data dari satuan kerja perawatan Secondary Sizer Volume 2 Book 4 of 7 Plant Maintenance-Mehanical PT. Ballast Indonesia Construction. c. Metode Pelaporan Metode pelaporan yaitu melaporkan hasil yang diperoleh selama kegiatan kerja praktek di PT. Bukit Asam (Persero)Tbk, Unit Pelabuhan Tarahan Bandar Lampung dan menginterpresentasikan data dan informasi yang diperoleh selama kegiatan berlangsung guna memperoleh gambaran tentang pelaksanaan Kerja Praktek dan kaitannya dengan topik permasalahan yang dibahas, kemudian disajikan kedalam bentuk laporan.

3.10.2. Jadwal Kerja Praktek Jadwal kegiatan dilakukan mulai tanggal 23 juni 23 juli 2014.

3.10.3. Lokasi Kerja Praktek Kerja praktek dilakukan di PT. Great Giant Painapple yang beralamatkan dijalan Lintas Timur km 77, Terbanggi Besar Lampung Tengah, dibagian Maintenance.

BAB IVPEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Kerja PraktekDalam pelaksanaan kerja praktek di PT. Great Giant Pineapple, penulis ditempatkan dibagian maintanance, dimana penulis diberikan pengarahan dan bimbingan mengenai maintenance unit dozer Caterpillar D8K khususnya untuk engine Model D342. Dalam pelaksanaan kerja praktek ini, bidang kajian yang penulis pilih yaitu perbaikan semi overhaul engine Model D342 dozer D8K khususnya mengenai perbaikan semi Overhaul Engine Model D342 Dozer Caterpillar D8K.

4.2 Biaya PemeliharaanPerbaikan dari kerusakan yang sudah terlanjur parah akan jauh lebih mahal dan memerlukan waktu yang lebih lama (Repair After Failure). Dibandingkan dengan bila perbaikan tersebut dilakukan pada tingkat dini atau sebelum rusak (Repair Before Failure).

4.3 Bagian-bagian Dari Tracktor DozerSpesifikasi Teknik : Engine Model: D342 Volume Cylinder: 14.6 liter Power: 315 HP Firing order : 1-5-3-6-2-4

Gambar 4.1. Engine Model D342 dozer caterpillar D8Ka. Bagian-bagian dari track dozer

25134Gambar 4.2. Bagian-bagian dari track dozerKeterangan gambar:1. Idler2. Segment / Hub3. Track Roller4. Track Link5. Track Shoe

b. Sistem Kontrol

4321 Gambar 4.3. Sistem Kontrol Dozer D8KKeterangan gambar :1. Lampu indikator2. Tuas gas3. Steering handle4. Kontrol indikator

21 Gambar 4.4. Sistem Kontrol Dozer D8KKeterangan gambar :1. Kopling 2. Pedal rem

321Gambar 4.5. Sistem Kontrol Dozer D8KKeterangan gambar :1. Handle hidrolik implement2. Handle gigi (speed)3. Handle maju-mundur c. Bagian Umum Dozer

Gambar 4.6. Bagian umum dozerKeterangan gambar :1. Bevel gear2. Diesel engine3. Final drive4. Direct drive transmision5. Universal join6. Flywheel clutch7. Trackd. Berikut bagian engine D8K tracktors engine type D342 dan fungsinya1. Liner (Cylinder Liner)

Gambar 4.7. Liner (Cylinder Liner)Fungsi : Sebagai tempat untuk menghasilkan energi panas dari proses pembakaran.2. Torak (Piston)

Gambar 4.8. Torak (Piston)Fungsi : memindahkan tenaga yang diperoleh dari pembakaran ke poros engkol (crank shaft) melalui batang piston (connecting rod).3. Cincin Torak (Ring Piston)

Gambar 4.9. Cincin torak (ring piston) Ring KompresiUmumnya 2 ring kompresi terpasang pada masing-masing torak. Pegas kompresi ini disebut top compression ring dan second compression ring. Tapi bagian atas pegas kompresi agak runcing dan bersentuhan dengan dinding silinder. Ini dirancang untuk menjamin agar dapat menutup hubungan antara pegas dan silinder. Selain itu juga untuk mengikis oli mesindaridinding silinder secara efektif. Ring OliRing Oli (cincin oli) Juga disebut pegas pengontrol oli (Oil Control Ring) diperlukan untuk membentuk lapisan oli (oil film) antara torak dan dinding silinder. Selain itu juga untuk mengikis kelebihan oli untuk mencegah masuknya oli ke dalam ruang bakar. Ring oli ini disebut pegas ketiga (third ring). Fungsi : - Mencegah kebocoran gas saat langkah kompressi dan usaha- Mencegah oli masuk keruang bakar- Memindahkan panas dari piston ke dinding silinder4. Batang Torak (Connecting Rod)

Gambar 4.10. Batang torak (conecting rod)Fungsi : Menerima tenaga dari piston yang diperoleh dari pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol (crank shaft).5. Poros Engkol (Crankshaft)

Gambar 4.11. Poros engkol (crankshaft)Fungsi : Merubah gerak turun naik piston menjadi gerak putar yang akhirnya menggerakkan roda-roda.6. Bantalan (bearing)

Gambar 4.12. Bantalan (besring)Ada dua yaitu : Main Bearing dan Bearig Conrod.Fungsi : Mencegah keausan dan mengurangi gesekan pada poros engkol (crank shaft).7. Roda Penerus (flywheel)

Gambar 4.13. Roda penerus (flywhel)Fungsi : Menyimpan tenaga putar yang dihasilkan pada langkah usaha, agar poros engkol (crank shaft) tetap berputar terus pada langkah lainnya.

8. Katup (valve)

Gambar 4.14. katub (valve)Ada dua katup yaitu katup Inlet dan katup Exhaust.Fungsi : Membuka dan menutup saluran masuk dan saluran buang.9. Pegas katup (valve spring)Fungsi : Mengembalikan katup pada kedudukan/posisi semula.10. Tuas katup (rocker arm)

Gambar 4.15. tuas katub (rocker arm)Fungsi : Menekan katup-katup sehingga dapat membuka.11. Batang penumbuk (Push rod)

Gambar 4.16. Batang penumbuk (push rod)Fungsi : Meneruskan gerak lifter ke rocker arm.

12. Penumbuk katup (valve lifter)

Gambar 4.17. Penumbuk katup (valve lifter)Fungsi : Memindahkan gerak camshaft ke rocker arm melalui push rod.13. Camshaft

Gambar 4.18. CamshaftFungsi : Membuka dan menutup katup sesuai timming yang ditentukan.14. Karter (oil pan)

Gambar 4.19. Karter (oil pan)Fungsi : Menampung oli untuk pelumasan.15. Pin piston

Gambar 4.20. Pin pistonFungsi : Menghubungkan piston dengan connecting rod melalui lubang bushing.16. Bantalan luncur aksial (thrust washer)

Gambar 4.21. Bantalan luncur aksialFungsi : Menahan poros engkol (crankshaft) agar tidak bergerak maju-mundur.17. Timing chain / timing belt

Gambar 4.22. Timing chain / timing beltFungsi : Menghubungkan gerakan putar poros engkol (crankshaft) ke poros camshaft.18. Kepala Silinder (cylinder head)

Gambar 4.23. kepala silinder (cilynder head)Fungsi : Menempatkan mekanisme katup, ruang bakar dan juga sebagai tutup silinder.

19. Valve seat

Gambar 4.24. Valve seatFungsi : Merapatkan (mencegah kebocoran) pada saat katup menutup20. Blok silinder

Gambar 4.25. blok silinderCilynder blok fungsinya adalah :a. Sebagai kedudukan silinder dankepala silinder.b. Sebagai rumah mekanisme engkol (poros engkol, cinnecting rod, piston dll).c. Tempat terjadinya proses langkah langkah pembakaran.d. Didalamnya terdapat silinder yang berfungsi sebagai tempat piston naik turun untuk menghasilkan langkah usaha.21. Intake manifold dan exhaust manifold

Gambar 4.26. Intake manifold dan exhaust manifoldSistem udara terdiri dari, filter udara masuk (air intake filter),turbocharger, intercooler, saluran udara masukair intake manifold. katup isap dan katup buang (intake valve and exhaust valve),exhaust manifold, dan silincer atau knalpot. Fungsi dari filter udara masuk adalah menghalangi kotoran berupa debu dan partikel padat lainnya masuk ke sistem udara masuk dan buang.22. GasketGasket adalah salah satu jenissealyang banyak digunakan pada celah yang kecil pada komponen yang diam. Beberapa tempat yang menggunakan gasket misalnya antara cylinderhead dan block, antarablockdan oilpan. Permukaan yang memakaigasketharus rata, bersih, kering dan tidak ada goresan. Kekencangan pengikat dua permukaan yang menggunakangasket sangat penting, selalu berpedoman pada spesifikasitorsi untuk mencegah kebocoran.

Gambar 4.27. Gasket23. O-ring

Gambar 4.28. O-RingSebuahO-ringadalah bentuk cincin yang sangat lunak yang terbuat dari bahan alami atau karetsyntheticatau plastik. Dalam pemakaianyaO-ring biasanya dikompres antara dua permukaan sebagaisea O-ringsering digunakan sebagaistatic sealyang fungsinya sama dengangasket.4.4. Perawatan yang dilakukan di PT. Great Giant Painapplea. PM. I (250 Jam) 1. Periksa tingkat oli mesin 2. Mengganti Oil Mesin & Filter 3. Tiriskan sedimen dalam tangki bahan bakar 4. Periksa penjepit / selang udara 5. Tambahkan coolant conditioner 6. Lumasi 7. Periksa dan sesuaikan van belt 8. Periksa elektrolit baterai dan terminal baterai.b. PM II ( 500 jam )1. Lakukan PM I + II PM 2. Mengganti minyak dan filter transmisi.c. PM .III (1000 Jam)1. Lakukan PM I + II PM 2. Mengganti oli transmisi dan filter.d. PM IV (2000 Jam)1. Lakukan PM I + II + PM PM III 2. Mengganti oli hydrolik dan filter. 3. Mengganti oli differential. 4. Sesuaikan mesin katup lash. 5. Periksa brake wear. 6. Nozzle injection test / pasang book value 7. Uji termostat (pengatur air)

4.5. Overhaul Engine Dozer Caterpillar D8K D342Overhaul adalah perawatan yang di lakukan setiap 10.000 jam / 5 tahun. Overhaul yang terjadwal termasuk dalam pekerjaan perawatan pencegahan (Preventive Maintenance) yang dilakukan berdasarkan interval waktu atau hours meter tertentu yang direkomendasikan oleh pabrik (Time base maintenance). Interval waktu pelaksanaan overhaul tersebut juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antar lain: kondisi medan operasi, kondisi beban / load, periodic service yang dilakukan, keterampilan operator dan lain-lain. Overhaul yang terjadwal dilaksanakan dengan tujuan untuk merekondisi komponen kembali pada kondisi standar sesuai dengan standar pabrik.Ruang lingkup pekerjaan overhaul itu sendiri meliputi: Receiving component, disassembly, washing & cleaning, measurement, parts ordering sesuai standar part overhaul, assembly, testing & adjusting untuk mendapatkan performance kembali standar.

4.5. Alat dan Sparepart Overhaul Engine D342 Dozer Caterpillar D8K a. Dalam pelaksanaan Overhaul alat yang di gunakan meliputi :1. Fulset kunci ring dan pas khusus Caterpillar dozer D8K

Gambar 4.29. Fulset kunci ring dan pas khusus Caterpillar dozer D8KKunci ini berfungsi untuk melepas dan mengencangkan baut pengikat engine dozer Caterpillar D8K, Kunci ring dengan kontruksi dua belas sudut (mata) memungkinkan dapat digunakan pada ruangan yang terbatas. Karena dindingnya yang tipis, kunci ring dapat digunakan pada posisi dimana kunci pas tidak dapat digunakan. Kunci pasdigunakan untuk mengencangkan dan melepas baut dan mur yang tidak terlalu kuat momen pengencangannya atau kepala baut dan mur yang telah dilonggarkan dengan kunci ring.2. Kunci momenKunci momen (torque wrench) berfungsi untuk mengencangkan mur atau baut sesuai dengan ukuran kekencangan tertentu. Pada kunci momen bagian ujungnya bisa dipasang kunci soket sesuai dengan ukuran mur atau baut yang akan dikencangkan. Sedangkan pada ujung yang lain (dekat dengan handle kunci momen) terdapat angka penunjuk dan angka-angka yang menunjukkan nilai kekencangan dari mur atau baut yang dikencangkan. Kunci momen digunakan hanya pada pengerjaan akhir dari pengencangan baut atau mur.

Gambar 4.30. Kunci Momen Jadi pada saat awal pengencangan kita menggunakan kunci biasa (kunci ring, kunci soket maupun kunci pas), setelah baut terpasang lalu dikencangkan akhir menggunakan kunci momen dan kencangkan sesuai dengan nilai kekencangan dari mur atau baut tersebut. Kunci momen bisa untuk mempermudah dalam menyamakan nilai kekencangan mur atau baut, sehingga kebengkokan pada suatu bagian karena nilai kekencangan yang berbeda-beda dapat dihindari.3. Feeler gauge

Gambar 4.31. Feeler gauge (Kaliper celah)Kaliper celah adalah alat ukur yang biasa digunakan untuk memeriksa jarak-jarak yang kecil atau ukuran celah-celah diantara dua permukaan. Karena daerah antara permukaan ini sangat sempit maka diperlukan alat ukur tak berskala yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran tersebut. Alat ini dipakai secara luas dalam bidang pemesinan. Contoh penggunaannya adalah untuk memeriksa kelonggaran katup pada mesin.4. Plastigauge

Gambar 4.32. PlastigaugePlastigaugebiasanya digunakan untuk mengukur celah oli (oil clearance) antara journal crankshaft, pin dan bearing. Bentuknya seperti benang, dibuat dari plastic yang ketebalannya merata dan dan di bungkus dalam amplop.Plastigaugemempunyai ukuran yang bermacam- macam Warna hijau mempunyai range : 0,25-0,075 mm Warna birumemepunyai range : 0,102-0,229 mm Warna merahmempunyai range : 0,051-0,152 mmMetode Pengukuran :Berikut ini diberikan cara memeriksa celah oli antara crankshaft, pin dan bantalan batang piston. Bersihkan dahulu crankshaft pin dan bantalan piston Ambillah plastigage dari dalam amplop sesuai dengan lebar bantalan Letakkan plaastigage dari dalam pembungkus pada crankshaft pin seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.33. pengukuran plasigauge

Pasanglah bearingcap (tutup bantalan) pada crankshaftpin dan kencangkan murnya sesuai dengan momen spesifikasinya. Lepaskan bearing cap dan ukurlah lebar plastigage dengan menggunakan skala yang terdapat pada amplopnya. Bila lebarnya tidak merata, ukurlah pada bagian yang paling lebar.Tingkat pengukuran celah tercantum pada amplopnya. Pilihlah plastigage yang ukurannya sesuai.5. Ring expanderRing expander berfungsi untuk memasang cicin torak.

Gambar 4.34. Ring expander6. Hand Puller Piston TollHand Puller Piston Toll digunakan untuk memasang piston pada silynder liner dengan cara menjepit piston.

Gambar 4.35. Hand Puller Piston Toll7. Lifting BracketLifting bracket adalah alat bantu yang di gunakan untuk mengangkat engine dan bagian engine yang berukuran besar dan berat.8. Camshaft Bearing ToolCamshaft bearing tool adalah alat bantu yang di gunakan untu memasang bearing pada camshaft.9. Mistar geser (jangka sorong)Jangka sorongadalahalat ukuryang ketelitiannya dapat mencapai seper seratusmilimeter. Jangka sorong terdiri dari dua bagian bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna maupun alat.

Gambar 4.36. jangka SorongKegunaan jangka sorong adalah: untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit. untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur. untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara menancapkan/menusukkan bagian pengukur.

b. Komponen (Sparepart)Bahan atau sparepart yang di gunakan untuk Overhaul meliputi :1. Main bearing (metal duduk)Yaitu bearing yang terletak pada Block mesin sehingga merupakan tumpuan utama bagi crankshaft saat berputar. Disebut metal duduk karena metal ini tidak bergerak/berputar hanya duduk diam di block mesin.

Gambar 4.37. Main Bearing ( Metal Duduk)2. Journal bearing (metal jalan)Posisinya terletak pada batang torak atauconnecting rod. Merupakan bearing bagi batang piston untuk bergerak keatas dan kebawah. Disebut metal jalan karena saat bekerja, metal ini bergerak mengikuti gerakcrankshaft.

Gambar 4.38. Journal bearing (metal jalan)

3. Piston ring kompresor

Gambar 4.39. Piston ring kompresor

Setiap ring, fungsinya berbeda. Ring 1 ring paling atas berfungsi menahan tekanan kompresi. Dalam hal ini keausan pada ring 1 harus di hindari. Jika ring aus maka akan terjadi kebocoran. Ring 2 ring ini berfungsi sebagai sil kompresi. Yaitu, untuk menahan dari kebocoran kompresi. Ring 3 ini disebut juga ring oli atau ring cacing. Ring ini punyai ulir memungkinkan sebagai tempat penyimpanan dan pembawa pelumas bagi piston dan liner.4. Liner5. PistonFungsi piston adalah untuk menerima tekanan hasil pembakaran campuran gas dan meneruskan tekanan untuk memutar poros engkol (crankshaft) melaluibatang piston (connecting rod).

Gambar 4.40. piston

6. Pin Piston

Gambar 4.41. Pin Piston

Fungsi pin piston adalah menghubungkan piston dengan bagian ujung yang kecil (small end) padabatang piston (connecting rod)melalui bushing dan meneruskan tekanan pembakaran yang diterima piston ke batang piston.7. Gasket Kit8. Valve In dan Ex9. Komponen yang wajib gantia. Oli Mesinb. Gasket (Perpak)/Gasket Kitc. Ring Pistond. Main Bearing (Metal Duduk)e. Journal Bearing (Metal Jalan)f. Cilynder Liner dan O-Ring Liner10. Komponen yang harus dilakukan pengukuran sebelum di gantia. Katup (Vafe)b. Pistonc. Pin pistond. Coneting Rode. Chamshaftf. Poros Engkol (crankshaft)

4.6. Overhaul Engine4.6.1. Penjadwalan OverhaulPekerjaanHari ke 1Hari ke 2 sd. 4Hari ke 5 sd. 7Hari ke 8 sd. 11Hari ke 12 sd.14Hari ke 15

pemeriksaaan

pembongkaran

membersihkan

pengukuran

perakitan

pengujian

Tabel 4.1. Penjadwalan Overhaul Engine D342 Dozer Caterpillar D8K

4.6.2. Pemeriksaan Pemeriksaan adalah pekerjaan yang harus dilakukan sebelum komponen dilakukan pembongkaran. Pemeriksaan terhadap komponen yang akan dilakukan overhaul bertujuan untuk mendapatkan data-data yang jelas dari komponen tersebut mengenai kondisi komponen terhadap kerusakan atau kekurangan seperti keretakan (crack), goresan (scratch), penyok (dent), bengkok (bend), maupun hilang (missing). Agar hasil visual check tersebut dapat maksimal, lakukan pembersihan terhadap bagian-bagian yang kotor oleh bocoran oli, grease, coolant maupun bagian yang tertutup dengan tanah atau debu.1. Melepas dan Membongkar Mesin (Disassembly)Disassembly adalah pekerjaan pembongkaran komponen menjadi sub-sub komponen secara terpisah. Tujuan dari disassembly adalah untuk mendeteksi kerusakan-kerusakan komponen, seperti keausan (worn), kebengkokan (bend), kemacetan (jammed) yang kemungkinan terjadi sehingga mengakibatkan kerusakan yang lebih parah terhadap komponen yang lainnya.Disassembly juga harus sesuai dengan prosedur yang ada dalam shop manual, untuk menghindari kerusakan komponen saat pelaksanaan pembongkaran. Gunakan shop manual dan special tools yang tepat. Sub komponen yang masih dapat dipakai kembali ditempatkan pada tempat khusus. Sedangkan komponen yang rusak juga ditempatkan pada tempat khusus analisa kerusakan.2. Membersihkan Komponen MesinMembersihkan komponen mesin adalah pekerjaan yang dilakukan untuk mencuci maupun membersihkan komponen untuk menghilangkan kotoran seperti tanah, debu yang menempel, oil, grease dan coolant agar komponen menjadi bersih sehingga apabila ada bagian yang rusak seperti retak dan scratch dapat terlihat dengan jelas.Sebelum pembersihan dilakukan pastikan pembersih yang dipakai tepat untuk part atau komponen tersebut dant tidak membuat part atau komponen tersebut rusak atau berubah bentuk (deformation), yang perlu diperhatikan dalam proses washing adalah:a. Washing harus dipisahkan antara small komponen dan large komponen.b. Pilih pembersih yang tepat untuk setiap komponen.c. Jika menggunakan air atau udara bertekanan, sesuaikan tekanannya dengan kotoran yang akan dibersihkan.d. Untuk membersihkan lubang dari kotoran gram-gram keausan gunakan brush yang bersifat magnet.3. Mengukur Komponen MesinMeasurment adalah pekerjaan yang wajib dilakukan dalam proses overhaul komponen. Pengukuran wajib dilakukan dengan menggunakan alat ukur (Special tools) yang sesuai dan kondisinya tidak rusak untuk mendapatkan data yang akurat tentang kondisi komponen tersebut. Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan data-data akurat berupa angka-angka hasil ukur untuk dibandingkan dengan standarnya.Hasil perbandingan antara data aktual pengukuran dengan maintenance standar akan mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa part atau komponen tersebut masih layak untuk dipakai lagi (use again) atau harus di repair sebelum dipasang (use after recondition) atau harus diganti (replace).a. Pengukuran katup (valve)

Gambar 4.42. pengukuran katub (valve) Pengukuran katup (valve) 1 :1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 4.56 mm2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 3.26 mm3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 58.915 mm4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 57.569 mm Pengukuran katup (valve) 2 :1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 4.56 mm2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 3.26 mm3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 58.915 mm4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 57.569 mm Pengukuran katup (valve) 3 :1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 4.56 mm2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 3.26 mm3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 58.915 mm4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 57.569 mm Pengukuran katup (valve) 4 :1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 4.56 mm2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 3.26 mm3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 58.915 mm4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 57.569 mm Pengukuran katup (valve) 5 :1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 4.56 mm2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 3.26 mm3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 58.915 mm4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 57.569 mm Pengukuran katup (valve) 6 :1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 4.56 mm2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 3.26 mm3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 58.915 mm4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 57.569 mmSpesifikasi standar untuk valve :1. Dimensi katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 4.70 mmDimensi minimal : 3.48 mm2. Dimensi katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.1 : 3.30 mmDimensi minimal : 2.03 mm3. Diameter lingkaran katup intake di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 58.915 0.038 mmBatas maksimal : 59.51 mm4. Diameter lingkaran katup exhaust di bawah cilynder had pada gambar no.2 : 57.569 0.038 mmBatas maksimal : 58.19 mmApabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas maka katup masih layak untuk digunakan kembali. Setelah melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas katup masih sangat layak untuk di gunakan.b. Mengukur lebar alur di piston untuk ring piston mengunakan jangka sorong.

Gambar 4.43. Mengukur lebar alur di piston untuk ring piston Hasil prngukuran lebar alur di piston untuk ring piston 1 : 1. TOP ring : 4.877 mm2. Intermediate ring : 2.474 mm3. Oil control ring : 6.385 mm Hasil prngukuran lebar alur di piston untuk ring piston 2 : 1. TOP ring : 4.867 mm2. Intermediate ring : 2.468 mm3. Oil control ring : 6.375 mm Hasil pengukuran lebar alur di piston untuk ring piston 3 : 1. TOP ring : 4.867 mm2. Intermediate ring : 2.464 mm3. Oil control ring : 6.375 mm Hasil prngukuran lebar alur di piston untuk ring piston 4 : 1. TOP ring : 4.867 mm2. Intermediate ring : 2.466 mm3. Oil control ring : 6.375 mm Hasil prngukuran lebar alur di piston untuk ring piston 5 : 1. TOP ring : 4.878 mm2. Intermediate ring : 2.465 mm3. Oil control ring : 6.378 mm Hasil prngukuran lebar alur di piston untuk ring piston 6 : 1. TOP ring : 4.867 mm2. Intermediate ring : 2.464 mm3. Oil control ring : 6.375 mm

Spesifikasi standar untuk lebar alur ring piston :1. TOP ring : 4.867 0.013 mm2. Intermediate ring : 2.464 0.013 mm3. Oil control ring : 6.375 0.013 mmApabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas maka piston masih layak untuk digunakan kembali. Setelah melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas. Piston masih sangat layak untuk di gunakan.c. Mengukur conecting rod mengunakan jangka sorong

Gambar 4.44. pengukuran connecting rod Hasil pengukuran conecting rod 1 :1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft: 100.742 mm Hasil pengukuran conecting rod 2 :1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft: 100.742 mm Hasil pengukuran conecting rod 3 :1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft: 100.742 mm Hasil pengukuran conecting rod 4 :1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft: 100.742 mm Hasil pengukuran conecting rod 5 :1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft: 100.742 mm Hasil pengukuran conecting rod 6 :1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 mm2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft: 100.742 mmSpesifikasi standar untuk conecting rod :1. diameter bantalan untuk pin piston : 60.739 0.008 mm2. bantalan bantalan bearing ke crankshaft: 100.742 0.013 mmApabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas maka conecting rod masih layak untuk digunakan kembali. Setelah melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas. Connecting rod masih sangat layak untuk di gunakan.d. Mengukur pin piston Hasil pengukuran pin piston 1 :1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm Hasil pengukuran pin piston 2 :1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm Hasil pengukuran pin piston 3 :1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm Hasil pengukuran pin piston 4 :1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm Hasil pengukuran pin piston 5 :1. Diameter luar pin piston : 60.701 mm Hasil pengukuran pin piston 6 :1. Diameter luar pin piston : 60.701 mmSpesifikasi standar untuk pin piston :1. Diameter luar pin piston : 60.701 0.005 mmApabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas maka pin piston masih layak untuk digunakan kembali. Setelah melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas. pin piston masih sangat layak untuk di gunakan.

e. Mengukur camshaft

Gambar 4.45. Mengukur camshaft mengunakan jangka sorong Hasil pengukuran camshaft 1 :1. Exhaust lobe : 10.236 mm2. Intake lobe : 10.236 mm Hasil pengukuran camshaft 2:1. Exhaust lobe : 10.236 mm2. Intake lobe : 10.236 mm Hasil pengukuran camshaft 3:1. Exhaust lobe : 10.236 mm2. Intake lobe : 10.236 mm Hasil pengukuran camshaft 4:1. Exhaust lobe : 10.236 mm2. Intake lobe : 10.236 mm Hasil pengukuran camshaft 5 :1. Exhaust lobe : 10.236 mm2. Intake lobe : 10.236 mm Hasil pengukuran camshaft 6 :1. Exhaust lobe : 10.236 mm2. Intake lobe : 10.236 mmSpesifikasi standar untuk camshaft :1. Exhaust lobe : 10.236 mm2. Intake lobe : 10.236 mmApabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas maka camshaft masih layak untuk digunakan kembali. Setelah melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas. Camshaft masih sangat layak untuk di gunakan.

f. Mengukur poros engkol (crankshaft)

Gambar 4.46. Mengukur poros engkol mengunakan plastigauge Hasil pengukuran crangkshaft :1. Jarak End play : 0.62 mm2. Celah oli bearing conecting rod : 0.100 mmSpesifikasi standar untuk poros engkol (crankshaft) :1. Jarak End play : 0.61 mmMaksimal : 0.89 mm2. Celah oli bearing conecting rod : 0.100 mmApabila hasil pengukuran masih masuk range / nilai di atas maka crankshaft masih layak untuk digunakan kembali. Setelah melakukan pengukuran didapatkan hasil seperti data di atas. Crankshaft masih sangat layak untuk di gunakan.

4. Komponen Mesin yang diganti dan Komponen yang Bisa Diperbaikia. Pompa OliPompa oli di ganti karena pada saat melakukan pemeriksaan kondisi pompa oli sudah tidak layak pakai, pompa oli tidak dapat memmompa oli secara maksimal yang mengakibatkan oli pelumas mesin tidak dapat melumasi semua bagian yang seharussnya di lumasi, dan mengakibatkan keausan pada bagian bagian messin tertentu.b. Gasket dan O-ringMengganti Gasket dan O-ring dilakukan untuk mencegah terjadinya kebocoran oli.c. Cylinder linerMengganti cylnder liner dilakukan karena dinding cylnder liner aus. Untuk menghindari kebocoran kompresi.d. Menambal blok cylnderMenambal blok cylnder dilakukan karena adanya kebocoran oli yang terjadi di area bekas tambalan akibat conecting rod menabrak dinding blok cynder .

Gambar 4.47. Bagian cylnder blok yang di tambal5. Perakitan Setelah komponen yang diorder sudah tersedia, maka komponen tersebut kita assembly kembali sesuai petunjuk atau langkah-langkah yang ada pada shop manual dengan menggunakan special tools yang sesuai.Pada pemasangan baut pengikat komponen mesin (engine) harus mengunakan torsi yang sesuai dengan ukuran baut dan mur yang di gunakan menggunakan kunci momen. Tujuan mengunakan torsi ini agar tekanan pengikat rata dan tidak merukak gasket, mur dan baut yang di gunakan, selain itu juga untuk menghindari kebocoran oli yang disebabkan tekanan atau kekuatan baut pengkat tidak rata.a. Memasang cylnder liner

Gambar 4.48. Pemasangan cylnder linerMemasang cylnder liner menggunakan liner had tols khusus caterpillar dengan cara di tekan ke bawaah.b. Memasang crankshaft

Gambar 4.49. Pemasangan crankshaftMemasang baut pengikat crankshaft mengunakan derajat, derajat baut pengikat harus sama agar tekanan pengikat crankshaft rata dan tidak menimbuklan getaran yang berlebihan pada saat mesin berputar.

c. Memasang connecting rod pada piston

Gambar 4.50. Setelah conneting rod terpasang pada pistonMemasang connecting rod dengan cara memasukan pin penguci pada lubang pin piston yang terkait dengan connecting rod lalu kunci dengan snap ring.d. Memasang piston

Gambar 4.51. Pemasangan piston mengunakan piston ring expanderMemasang piston pada cylnder liner menggunakan piston ring expander. Setelah piston terpasang lalu connecting rod di pasang pada batang crankshaft dan ikat dengan baut pengikat (16 mm) dengan torsi 175 30 lb. ft.e. Memasang camshaftMemasang camshaft setelah selesai dibersihkan dan masukan camshaft pada mesin, dan memastikan camshaft terpasang dengan benar dan bearing camshaft tidak goyang agar tidak terjadi kerusakan pada saat camshaft berputar.

f. Memasang pompa oliPompa oli baru di pasng pada cater. Pompa oli di ikat mengunakan baut (19 mm) mengunakan kunci momen, dengan torsi 75 5 lb. ft.

Gambar 4.50. Pemasangan pompa olig. Memasang cater

Gambar 4.51. Pemasangan caterMemasang cater setelah oil pump terpasang, cater adalah penutup mesin bagian bawah, karena ukuran cater cukup besar, maka pemasangan dilakukan dengan membalikan posisi mesin seperti pada gambar di atas. Cater di ikat dengan baut pengikat (14 mm) diberikan torsi 33 5 lb. ft.

h. memasangan cylnder had

Gambar 4.52. Pemasangan cylnder hadUrutan pemasangan baut pengikat cylnder had :1. Mengencangkan baut pengikat secara berurutan, dari no.1 13 (torsi 100 lb. ft.)2. Mengencangkan baut pengikat secara berurutan, dari A H (torsi 210 lb. ft.)3. Tambahkan torsi baut pengikat A H (420 lb. ft.)4. Tambahkan torsi baut pengikat no. 1 13 (200 lb. ft.)5. Mengencangkan baut pengikat secara berurutan, dari no. 14 19 (torsi 75 lb. ft.)6. Tambahkan torsi baut pengikat A H (420 lb. ft.)7. Tambahkan torsi baut pengikat no. 1 13 (200 lb. ft.)i. Memasang rocker arm

Gambar 4.53. Pemasangan rocker armMemasang rocker arm setelah valve cover selesai di pasamg dan memasang push rod dan bantalan push rod / valve livter. Torsi yang di gunakan baut pengikat valve cover (50 5 lb. ft.), sedangkan untuk baut pengikat rocker arm diberikan torsi (30 5 lb. ft.).j. Menyetel katup (valve)

Gambar 4.54. Penyetelan katup (valve)Menyetel katup mesin 6 silinder 1 5 3 6 2 4 celah katup masuk (0.41 0.08 mm) dan celah katup keluar (0.51 0.08 mm). Setelah penyetelan katup selesai kemudian cover penutup atas katup di psang.k. Memasang flywheel

Gambar 4.55. Pemasangan flywheelMemasang flywheel mengunakan kunci momen dengan ukuran baut pengikat (11/8 mm), torsi diberikan sebesar (280 20 lb. ft.) kemudian torsi ditambahkan kembali menjadi (300 20 lb. ft.).

l. Memasang roda gigi transfer kopling

Gambar 4.56. Pemasangan roda gigi transfer koplingPemasangan roda gigi transfer kopling dilakukan setelah rumah kopling terpasang. Torsi baut pengikat roda gigi transfer kopling ukuran 3/8 (33 5 lb. ft.). Setelah seluruh komponen terpasang, selanjutnya mesin ini dibawa ke unit dozer dan dipasangkan pada init dozer tersebut.

Gambar 4.57. mesin (engine model D342 dozer caterpillar D8K)6. Pengujian Pengujian dilaksanakan setelah semua part dan sub komponen selesai dilakukan assembly secara lengkap kemudian dilakukan pengujian apakah komponen tersebut siap dipakai dan telah mencapai performance yang sesuai dengan pabrik. Pengujian wajib dilakukan guna mendapatkan standar performance yang optimal dan sesuai dengan kondisi komponen dari factory.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan a. Kerusakan yang terjadi pada engine model D342 dozer caterpillar D8K disebabkan bebrapa faktor, yaitu: kebocoran dinding blok siinder akibat batang torak menabrak dinding silinder dan pompa oli tersumbat.b. dozer caterpillar D8K engine model D342 adalah alat yang sangat mendukung sekali dalam proses pengarapan lahan perkebunan khususnya perkebunan nanas, di PT. GREAT GIANT PAINAPPLE Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

5.2. Saran a. Perusahaan perlu melakukan penggantian sesuai umur pakai.b. Lakukan evaluasi terhadap hasil kerja setiap mekanik, agar kinerja lebih baik. c. Ganti segera komponen yang rusak agar tidak menggangu proses produksi.d. Prosedur penggantian komponen harus dilakukan dengan terjadwal.


Top Related