1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian eksperimen metode latihan mata tertutup dan wall
shooting yang ditambah dengan variabel atributif yaitu power tungkai. Berikut
dijabarkan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan penelitian yang dilakukan.
a. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di lapangan Bola basket dan laboratorium
Olahraga FIK Unnes untuk pelaksanaan pemberian perlakuan atau
treatmen shooting free throw menggunakan metode wall shooting dan
mata tertutup pada anggota UKM Bola basket Putra Unnes.
b. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu dari tangggal 12 Januari 2016
untuk pengambilan data awal, sedangkan jadwal pemberian perlakuan
dimulai tanggal 14 Januari 2016 sampai 28 Februari 2016, seminggu
perlakuan atau treatmenya sebanyak 3 kali yaitu senin, rabu dan jumat.
B. Jenis dan desain penelitian
1. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimen.
2
2. Desain penelitian
Tabel 3.1 Desain dalam penelitian ini adalah faktorial 2 x 2
Metode Latihan shooting
(B)
Power Tungkai ( A )
Wall shooting
( B I )
Shooting mata tertutup
( B2 )
Power tungkai kategori sedang
( AI )
AI BI AI B2
Power Tungkai kategori kurang ( A2 )
A2 BI A2 B2
Keterangan:
1). AI BI = Kelompok mahasiswa yang memiliki power tungkai kategori sedang
diberi perlakuan metode latihan shooting menggunakan metode wall
shooting.
2). AI B2 = Kelompok mahasiswa yang memiliki power tungkai kategori sedang
di beri perlakuan metode latihan shooting menggunakan metode mata
tertutup.
3). A2 BI = Kelompok mahasiswa yang memiliki power kategori kurang diberi
perlakuan metode latihan shooting menggunakan metode wall shooting.
3
4). A2 B2 = Kelompok mahasiswa yang memiliki power tungkai kategori kurang
diberi perlakuan metode latihan shooting menggunakan metode mata tertutup.
3. Variabel penelitian
1) Variabel bebas terdiri dari :
a. Variabel bebas = Metode latihan Wall shooting dan shooting mata tertutup
b. Variable atributif =power tungkai kategori sedang dan kurang
2). Variabel terikat= hasil shooting free throw dalam permainan bola basket.
4. Definisi operasional variabel penelitian
Agar dapat memberikan penafsiran yang sama terhadap variabel–variabel
dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi operasional variabel–variabel
penelitian sebagai berikut:
1). Metode latihan shooting dengan menggunakan metode wall shooting
merupakan salah satu metode latihan shooting yang dapat dipergunakan
dalam melatih teknik shooting free throw. Metode latihan ini menggunakan
sasaran atau target yaitu dinding atau papan basket dengan ketinggian
minimal 3 (tiga) meter atau lebih dari lantai serta berjarak 1 meter dari depan
tembok atau papan dengan sasaran atau target pada suatu titik tertentu di
papan basket atau dinding,(Wisel Hal 2000:64). Proses pelaksanaan metode
wall shooting di kombinasikan dengan latihan shooting free throw sesuai
dengan program latihan terlampir
2). Metode latihan shooting dengan menggunakan metode mata tertutup yang di
kombinasikan dengan mata terbuka akan lebih meningkatkan hasil
shootingfree throw dibandingkan dengan mata terbuka saja (Wissel hal
2000:69). Metode ini merupakan salah satu metode latihan shooting free
throw dalam permainan bola basket yang bertujuan menajamkan indera yang
lain khususnya kinesthetic (perasaan akan pergerakan tubuh) dan tactile
(sentuhan), dimana pelaksanaanya testee sebelum melakukan shooting free
4
throw kedua mata testee ditutup dengan kain gelap jangan sampai testee bisa
melihat, shooting dilakukan dari belakang garis free throw, yang melakukan
reboundadalah temanya sendiri sekaligus membantu memberi arahan tentang
target bola ke ring serta membantu memberi koreksi–koreksi kesalahan atau
komentar saat shooting free throw, penembak akan menggunakan komentar-
komentar tersebut dan indera tactile dan kinesthetic untuk menyesuaikan
tembakan penembak.Metode latihan ini membantu atlet untuk lebih fokus dan
konsentrasi saat melakukan shooting. Proses pelaksanaan treatmen metode ini
menggunakan kombinasi antara mata tertutup dan terbuka sesuai dengan
program latihan terlampir.
3). Power (daya ledak) otot tungkai adalah kemampuan seseorang untuk
mempergunakan kekuatan maksmum yang dikerahkan dalam waktu yang
sependek–pendeknya (M.Sajoto,1995:8). Daya ledak = kekuatan X
kecepatan. Dalam gerakan shooting free throw daya ledak dapat
mempengaruhi hasil tembakan free throw terutama daya ledak otot tungkai
karena membantu memberi dorongan pada saat melepaskan bola ke ring.
Untuk tes power menggunakan tes lompat tegak. Power dalam penelitian ini
yaitu power tungkai dengan kategori sedang dan kurang.
4). Hasil shooting free throw adalah kemampuan seseorang untuk dapat
memasukan bola ke ring basket dengan shooting yang dilakukan dari
belakang garis free throw yang berjarak 5,8 meter dari garis free throw
sampai garis belakang lapangan bola basket. Shooting boleh dilakukan
dengan meloncat atau tidak yang penting saat melakukn shooting kakinya
tidak menginjak garis free throw.Percobaan dilakukan sebanyak 10 kali
dengan cara setiap testee melakukan shooting free throw 2 ( dua ) kali secara
bergantian sampai 10 kali percobaan dan di hitung jumlah bola yang masuk.
5
C.Populasi,Sampel dan Teknik pengambilan sampel.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah anggota UKM bola basket Unnes
yang aktif dalam tim bola basket putra Unnes tahun 2015 yang berjumlah 12
mahasiswa.
2. Sampel dan Teknik pengambilan sampel
Sampel dalam penelitian adalah seluruh anggota UKM bola basket putra
Unnes tahun 2015. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
dengan cara mengikutsertakan semua anggota populasi menjadi sampel, jadi
metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan
jumlah 12 mahasiswa.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik–teknik
sebagai berikut: 1) Menggunakan tes power tungkai kategori sedang dan kurang,
2) Mengelompokan sampel menjadi 2 ( dua ) kelompok yaitu sampel dengan
kategori power tungkai sedang dan kurang , 3) Membagi kelompok dengan
power tungkai kategori sedang dan kurang menjadi 2 kelompok, sehingga
terbentuk 4 kelompok eksperimen, seperti tampak dalam uraian berikut:
6
Tabel 3.2. Pengelompokan Sampel Eksperimen
KELOMPOK JENIS PERLAKUAN JUMLAH
SAMPEL
A1B1 Kelompok mahasiswa yang memiliki
power tungkai kategori sedang diberi
latihan shooting dengan menggunakan
metode wall shooting
3
AIB2 Kelompok mahasiswa yang memiliki
power tungkai kategori sedang diberi
latihan shooting dengan menggunakan
metode mata tertutup
3
A2B1 Kelompok mahasiswa yang memiliki
power tungkai kategori kurang diberi
latihan shooting dengan menggunakan
metode wall shooting
3
A2B2 Kelompok mahasiswa yang memiliki
power tungkai kategori kurang diberi
latihan shooting dengan menggunakan
metode mata tertutup
3
D.Validitas Rancangan
Dalam rangka tujuan menjaga kemurnian pengaruh penggunaan metode
latihan shooting yang diberikan, maka perlu kontrol validitas rancangan baik
internal maupun eksternal.
1) Langkah pengontrolan validitas internal
a. Pengaruh sejarah, dikontrol dengan melarang subyek eksperimen melakukan
aktifitas shooting free throw diluar jadual latihan yang sudah ditentukan.
7
b. pengaruh tes, dikontrol dengan memberikan selang dua hari istirahat dari
hari terakhir latihan.
c. John henry effect, di kontrol dengan memberikan penjelasan pada subyek
eksperimen bahwa dalam penelitian ini tidak “dipertandingkan“ antar
kelompok, dengan memberikan penjelasan, diharapkan sampel eksperimen
bisa melaksanakan penelitian dengan normal tanpa ada persaingan.
d. Instrumentation, dalam penelitian ini menggunakan alat penelitian antara
lain yaitu lewis nomogram dari Jhonson & Nelson untuk mengukur power
tungkai dan instrumen tes shooting free throw dari Imam sodikun.
e. Mortality, pada penelitian ini tidak terdapat kehilangan subyek penelitian
yang dikarenakan sakit atau cidera, akan tetapi hanya karena ketidak hadiran
pada jadual penelitian pada hari tertentu, hal tersebut diganti dengan
memberikan perlakuan sesuai dengan program latihan diluar jadual
penelitian tanpa menganggu proses kegiatan penelitian.
2) Langkah pengontrolan validitas eksternal
Validitas eksternal berkaitan dengan generalisasi hasil penelitian pada
situasi, kelompok orang atau lingkungan lain atau seberapa baikkah hasil
penelitian tersebut dapat digunakan untuk memprediksi, mendeskripsikan perilaku
subyek lain yang tidak terlibat dalam penelitian.Berkaitan dengan hal tersebut
dibawah ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan validitas eksternal:
1. Deskripsi eksplisit metode latihan shooting free throw menggunakan
metode wall shooting dan metode mata tertutup sudah disampaikan
kepada subyek penelitian mengenai bentuk latihannya, cara
melakukannya, kapan dan dimana, serta lamanya melakukan sehingga
apa yang dilakukan dalam penelitian ini dapat secara tepat diaplikasikan
dalam situasi dan kondisi tertentu.
8
2. Pengaruh pelaksanaan eksperimen, dikontrol dengan cara membatasi
keterlibatan langsung dari pelaksana dan bertugas sebagai pengawas
dalam melakukan latihan.
3. Expectancy, di kontrol dengan peneliti hanya sebatas memberikan
petunjuk pelaksanaan penelitian, langkah kerja dilapangan dilaksanakan
oleh pelatih bola basket yang bersangkutan.
E. Instrumen penelitian
1). Tes power tungkai
Tes power tungkai menggunakan tes loncat tegak (vertical jump) dengan tujuan
mengukur power otot tungkai dari Johnson and Nelson dalam http://zho-
day.blogspot.com/2015/08/petunjuk-pelaksanaan-tes-power-otot.html.
1. Tujuan tes: untuk mengetahui power otot tungkai.
2. Alat dan perlengkapan :
a. Alat penimbang berat badan dengan ketelitian hingga 0,5 Kg
b. Blanko dan alat tulis
3. Petugas
a. Seorang pengawas gerak yang bertugas mengawasi benar tidaknya
gerakan.
b. Seorang pencatat yang bertugas mencatat nilai yang diperoleh.
4. Pelaksanaan tes
a. Vertical powerjump test
1. The lewis nomogram ditempelkan pada dinding dengan alas yang
rata.
2. Testi berdiri tanpa alas, dengan tangan yang satu lurus ke atas
menempel pada papan skala (The lewis nomogram) tangan yang
lain dilipat kebelakang rileks. Petugas mencatat angka yang
ditunjukan oleh tangan pada papan skala.
9
3. Testee melompat dengan dengan menekuk lutut kurang lebih 115
derajat sambil menyentuhkan tangan pada papan skala. Kemudian
petugas mencatat angka yang ditunjukan oleh tangan pada papan
skala.
b. Mengukur berat badan
1. Alat penimbang berat badan ditempatkan pada permukaan yang rata.
2. Testee tanpa alas kaki dan hanya mengenakan pakaian yang ringan.
3. Testee berdiri dengan tegak dengan berat badan terdistribusi secara
merata pada bagian tengah alat penimbang.
4. Petugas mencatat berat badan testi hingga ukuran 0,5 kg yang terdekat.
5. Untuk menentukan besarnya power otot tungkai ditentukan dengan
rumus:
P=[√4,9(beratbadan)√D”]
Ket:
P=Power(kg-m/detik).
D” = Tinggi raihan (nilai saat melompat dikurangi nilai saat berdiri
tegak)
2). Program latihan shooting free throw dengan menggunakan wall shooting
dengan power otot tungkai sedang dan kurang. (program latihan terlampir).
3). Program latihan shooting dengan menggunakan mata tertutup dengan power
otot tungkai yang sedang dan kurang.
4). Tes tembakan free throw dari Imam Sodikun
Tujuan : dalam tes tembakan free throw/hukuman adalah untuk
mengukur ketepatan tembakan hukuman
Perlengkapan : lapangan bola basket, bola dan alat tulis
10
Petunjuk : testee berdiri didaerah tembakan hukuman.mendengar aba –
aba “ya” testee melakukan tembakan hukuman, tidak boleh
menginjak atau melewati garis free throw sebelum bola lepas
dari tangan. percobaan dilakukan 10 kali.
Peraturan : Boleh dilakukan dengan satu atau dua tangan
Boleh dengan loncatan(jump)
Skor : Setiap bola yang masuk diberi skor 1 (satu).Skor tes adalah
jumlah bola yang masuk syah ke basket.
Penilaian : Semakin banyak skor tes semakin baik
Gambar.3.1
Tes tembakan hukuman(free throw)
(Imam Sodikun 1992:125)
F. Teknik pengumpulan data
Data penelitian yang diperoleh agar dapat dipertanggung jawabkan, maka
pengambilan data penelitian melalui tes akhir atau post tes dengan melakukan
tembakan atau shooting free throw.Sebelum program latihan dilakukan, terlebih
dahulu dilakukan tes power tungkai untuk mengetahui power tungkai kategori
sedang dan kurang dan melakukan tes awal atau pre tes melakukan shooting free
throw . Pengambilan data awal dengan melakukan tes awal kemampuan shooting
11
freethrow dan tes power tungkai dilakukan pada 14 Januari 2016, treatmen
penelitian dilaksanakan selama 6 minggu seminggu 3 kali latihan (M.Sajoto
1995:35) yaitu mulai bulan 14 Januari – 28 Februari 2016 dimana program
latihan dilakukan seminggu 3 kali latihan yaitu senin, rabu, jumat dengan materi
latihan shooting menggunakan metode wall shooting dan metode mata tertutup.
Pengambilan data tes akhir kemampuan hasil shooting free throw pada 28
Februari 2016.
G. Teknik analisis data
Sesuai dengan judul penelitian, maka rancangan penelitian yang
digunakan pretest-posttest design, karena penelitian ini adalah penelitian
eksperimen. Dasar penggunaan rancangan ini adalah kegiatan percobaan yang
diawali dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu
bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.Untuk
menganalisis perolehan data adalah menggunakan uji analisis varians (ANAVA)
dengan rancangan 2x2.Untuk memenuhi asumsi dalam teknik ANAVA, maka
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians.Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis varians dua jalan (Siswandari, 2009:
113),dengan rancangan faktorial 2 x 2 pada α = 0,05. Jika tidak ada perbedaan
yang signifikan, maka analisis dilanjutkan dengan uji lanjut Scheffe.Untuk
memenuhi asumsi dalam teknik anava, maka dilakukan uji normalitas (Uji
lilliefors) dan uji homogenitas varians (dengan uji Bartlett) (Sudjana, 2005:
261).Urutan langkah-langkah analisis data penelitian ini adalah:
1. Pengujian Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas (Uji Liliefors) dan uji
homogenitas varians (dengan uji Bartlett) dilakukan sebelum analisis data.Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam
penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak.Uji homogenitas
bertujuan untuk mengetahui apakah variansi pada tiap-tiap kelompok homogen
atau tidak.
12
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas diperlukan untuk mengetahui distribusi data. Kenormalan
data diketahui melalui sebaran regresi yang merata di setiap nilai
(Wulansari,2008)
Salah satu metode yang digunakan untuk menguji kenormalan data adalah
metode Kolmogorov Smirnov . Rumus uji Kolmogorov Smirnov menurut
steel, dalam (Wulandari, 2010) :
KS = | Fn(Yi-1) – Fo(Yi) |
Keterangan :
KS : Nilai KS hitung
Fn(Yi-1) : Frekuensi persentase komulatif pada waktu sebelum i
Fo(Yi) : Frekuensi data normal pada saat i
Nilai KS hitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai KS
tabel. Jika nilai KS hitung < KS tabel, maka H0 diterima. Artinya data model
regresi sederhana atau regresi berganda mengikuti sebaran normal. Sebaliknya
jika nilai KS hitung > KS tabel makaH0 ditolak, artinya data model regresi
sederhana atau regresi berganda tidak mengikuti sebaran normal
(Wulandari,2010).
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui keseragaman data
penelitian. Dalam analisis regresi data penelitian yang baik harus mempunyai
sebaran data yang homogen dan metode yang digunakan untuk mengujinya
adalah uji Levene (Levene Test). Rumus uji Levene (Levene Test) dalam
Sugiyono (2007) adalah sebagai berikut:
13
� =(� − �) ∑ ��(�� − �����)
(� − 1) ∑(��� − ���)
Keterangan :
L : Nilai Levene hitung
X : Nilai data residual
: Rata-rata data Residual
N : Jumlah sampel
K : Jumlah kelompok
Nilai Levene hitung yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan
Levene tabel atau dapat juga menggunakan nilai perbandingan signifikansi dengan
α 5%. Jika nilai Levene hitung <Levene tabel atau P value > 5%, maka data regresi
sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang homogen. Sebaliknya
jika nilai Levene besar Levene tabel atau P Value < 5% maka data regresi
sederhana atau regresi berganda mempunyai ragam yang tidak homogen. Dalam
penelitian ini pengujian homogenitas menggunakan bantuan SPSS 16.0.
2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians, maka
pemanfaatan ANAVAdalam analisis data sudah bisa dilakukan. Data hasil tes
terakhir yaitu tes keseimbangan tubuh Lansia dinalisis dengan statistika
ANAVA dua jalur dan pengujian hipotesis dengan perhitungan uji F pada taraf
signifikansi α = 0,05. Adapun pengujian ANAVA sesuai dengan disain
faktorial 2X2.
Dalam pengujian hipotesis, teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis variansi dua jalan dengan selsama, dengan model data sebagai berikut:
14
���� = � + �� + �� + (��)�� + ����
dengan:
Xijk = data (nilai) ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j
� = rerata dari seluruh data amatan (rerata besar, grand mean)
αi = efek baris ke-i pada variabel terikat, dengan i = 1, 2
βj = efek kolom ke-j pada variabel terikat, dengan j = 1, 2
(αβ)ij = interaksi baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel terikat
εijk = deviasi data Xijk terhadap rerata populasinya (�ij) yang berdistribusi
normal dengan rerata 0, deviasi data terhadap rerata populasi juga disebut
error (galat)
i = 1, 2 dengan j = 1 untuk power tungkai sedang, j = 2 untuk power tungkai
kurang.
j = 1, 2 dengan i = 1 untuk latihan Wall Shooting, i = 2 untuk latihan Mata
Tertutup.
k = 1,2,3, … � n=banyaknya data amatan pada setiap sel.
Prosedur dalam pengujian dengan menggunakan analisis variansi dua jalan
dengan sel sama, yaitu:
a. Hipotesis
1) H�� : �� = 0 untuk semua i = 1, 2.
H�� : �� ≠ 0 untuk paling sedikit satu harga i
2) H�� : �� = 0 untuk semua j = 1, 2.
H�� : �� ≠ 0 untuk paling sedikit satu harga j
3) H��� : (����) = 0 untuk paling sedikit satu harga (i, j)
H��� : (����) ≠ 0 untuk paling sedikit satu harga (i, j)
15
Ketiga hipotesis tersebut ekuivalen dengan ketiga pasang hipotesis berikut:
1) H�� : Tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat Xijk
H�� : Ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat Xijk
2) H�� : Tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat
Xijk
H�� : Ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat Xijk
3) H��� : Tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat Xijk
H��� : Ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat Xijk
b. Tingkat Signifikansi = � = 0,05
c. Komputasi
Tabel 3.3 Tata Letak Data
Faktor A Faktor B Total
b� b�
a� a�b� a�b� A� = ∑ ��������
a� a�b� a�b� A� = ∑ ��������
Total B� B� G
Keterangan:
Sel a�b�memuat X���, X���, …, X���; dengan n : cacah observasi pada sel ab��
a� : Power tungkai sedang
a� : Power tungkai rendah
b� : Latihan Wall Shooting
b� : Mata tertutup
A� : jumlah data pada baris ke-1
A� : jumlah data pada baris ke-2
B� : jumlah data pada kolom ke-1
B� : jumlah data pada kolom ke-2
16
G : jumlah seluruh data amatan
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama ini didefinisikan
notasi-notasi sebagai berikut.
n = banyaknya data amatan pada sel ij
N = banyaknya seluruh data amatan
���� = ∑ ����� −
�∑ ����� ��
����
= jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
�������� = rerata pada sel ij
�� = ∑ ��������� = jumlah rerata pada baris ke-i
�� = ∑ ��������� = jumlah rerata pada kolom ke-j
G =∑ ���������,� = jumlah rerata semua sel
Untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran (1),
(2), (3), (4), dan (5) sebagai berikut.
(1) = ��
�;
(2) = ∑ �����
�,�,� ;
(3) = ∑��
�
��� ;
(4) = ∑��
�
���
(5) = ∑��������
�
��,� ;
Pada analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terdapat lima
jumlah kuadrat, yaitu jumlah kuadrat baris (JKA), jumlah kuadrat kolom
(JKB), jumlah kuadrat interaksi (JKAB), jumlah kuadrat galat (JKG), dan
jumlah kuadrat total (JKT). Berdasarkan sifat-sifat matematis tertentu dapat
diturunkan formula-formula untuk JKA, JKB, JKAB, JKG, dan JKT sebagai
berikut:
JKA = (3) – (1)
JKB = (4) – (1)
17
JKAB = (1) + (5) – (3) – (4)
JKG = (2)-(5)
JKT = (2)-(1)
JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG
Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut
adalah:
dkA = p – 1
dkB = q – 1
dkAB = (p – 1)(q – 1)
dkG = N – pq
dkT = N – 1
Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing,
diperoleh rerata kuadrat berikut:
RKA = ���
���
RKB = ���
���
RKAB = ����
����
RKG = ���
���
d. Statistik Uji
Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama adalah:
1) untuk H�� adalah F� = ���
��� yang merupakan nilai dari variabel random
yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan N – pq;
2) untuk H�� adalah F� = ���
��� yang merupakan nilai dari variabel random
yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan N – pq;
18
3) untukH��� adalah F�� = ����
��� yang merupakan nilai dari variabel
random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p – 1)(q – 1) dan
N – pq.
e. Daerah Kritik
Untuk masing-masing nilai F di atas, daerah kritisnya adalah:
1) Daerah kritik untuk F� adalah DK { F │ F >F�;���,����}
2) Daerah kritik untuk F� adalah DK { F │ F >F�;���,����}
3) Daerah kritik untuk F�� adalah DK { F│ F>F�;( ���)(���),����}
f. Keputusan Uji
Ho ditolak jika F��� ∈ DK
Atau �� ditolak jika � < � = 0,05
Jika dalam SPSS p ditulis dengan Sig.
Analisis data menggunakan bantuan SPSS versi 16.0.
Tabel 3.4 Rangkuman Analisis Variansi
Sumber JK Dk RK FHit F� P
A (baris) JKA dkA RKA Fa F�; ���,���� < � atau > �
B
(kolom)
JKB dkB RKB Fb F�; ���,���� < � atau > �
AB JKAB dkAB RKAB Fab F�; ( ���)(���),���� < � atau > �
Galat JKG dkG RKG - - -
Total JKT dkT - - - -
(Budiyono, 2009: 229-231)
3. Uji Komparasi Ganda
Untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan baris, kolom dan sel
dilakukan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe.Uji
komparasi ganda merupakan uji lanjut dari analisis variansi apabila hasil analisis
19
variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Adapun langkah-
langkah untuk melakukan uji Scheffe adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan yang ada.
b. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
c. Menentukan tingkat signifikansi (� = 0,05)
d. Mencari nilai statistik uji F dengan rumus sebagai berikut:
1) Komparasi Rataan antar Baris
��.��. =(���. − ���.)
�
��� �1
��.+
1��.
�
dengan:
��.–�. = nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j
���. = rataan baris ke-i
���. = rataan baris ke-j
��� = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
��. = ukuran sampel baris ke-i
��. = ukuran sampel baris ke-j
Daerah kritis untuk uji tersebut adalah:
DK = {F | F > (p – 1) Fα; p-1, N-pq}
2) Komparasi Rataan antar Kolom
�.��.� =(��.� − ��.�)�
��� �1
�.�+
1�.�
�
�.� –.� = nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j
20
��.� = rataan kolom ke-i
��.� = rataan kolom ke-j
��� = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
�.� = ukuran sampel kolom ke-i
�.� = ukuran sampel kolom ke-j
Daerah kritis untuk uji tersebut adalah:
DK = {F| F> (q – 1) Fα; q-1, N-pq}
3) Komparasi Rataan antar Sel pada Kolom yang Sama
������ =(���� − ����)�
��� �1
���+
1���
�
dengan:
������ = nilai Fobs pada pembanding rataan pada sel ij dan rataan pada
sel kj
���� = rataan pada sel ij
���� = rataan pada sel kj
��� = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
��� = ukuran sel ij
��� = ukuran sel kj
Daerah kritis untuk uji tersebut adalah:
DK = {F | �> (pq – 1) Fα; pq-1, N-pq}
4) Komparasi Rataan antar Sel pada Baris yang Sama
21
������ =(���� − ����)�
��� �1
���+
1���
�
dengan:
������ = nilai Fobs pada pembanding rataan pada sel ij dan rataan pada
sel ik
���� = rataan pada sel ij
���� = rataan pada sel ik
��� = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi
��� = ukuran sel ij
��� = ukuran sel ik
Daerah kritis untuk uji tersebut adalah:
DK = {F | �> (pq – 1) Fα; pq-1, N-pq}
e. Menentukan keputusan uji (beda rataan) untuk setiap pasangan komparasi
rataan.
f. Menyusun rangkuman analisis (komparasi ganda).
(Budiyono, 2009: 215-217)