Transcript
Page 1: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

BAB III

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

3.1 Konsep Logika

3.1.1 Konsep Binari

Konsep binari bukanlah sesuatu yang baru. Konsep ini merupakan suatu konsep

sederhana mengenai keberadaan dari dua kondisi yang di definsiakan sebagai contoh,

lampu dapat hidup ( ON ) atau mati ( OFF ) , switch terbuka ( OPEN ) atau tertutup, motor

running atau stopped , yang mana dalam system digital, kedua kondisi di atas dapat

dianggap sebagai suatu sinyal yang ada atau tidak ada , aktif atau non-aktif , tinggi atau

rendah , dll . kedua kondisi ini merupakan dasar dalam membuat keputusan.

Untuk selanjutnya , “1” menyajikan keberadaan suatu sinyal atau suatu kejadian ,

sementara “0” adalah kebalikanya.

3.1.2 Fungsi Logika

Pada konsep binary , variable binary dapat dilihat sebagai “1” atau “0” . kombinasi

dua atau lebih variable ini dapat menghasilkan kondisi BENAR atau SALAH yang juga di

sajikan dalam “1” atau “0”, PLC/SR akan membuat keputusan dari pernyataan ini.

Operasi-operasi yang dilakukan peralatan digital , seperti hanya PLC/SR, adalah

berdasarkan ketiga fungsi dasar operasi dasar logika AND, OR, NOT. Operasi ini

digunakan untuk mengkombinasikan variable binary untuk membentuk suatu pernyataan .

masing-masing fungsi memiliki aturan dalam menghasilkan keluaran ( BENAR atau

SALAH ) dan jaga juga symbol yang digunakan.

3.1.3 Fungsi AND

Simbol dibawah ini memperlihatkan diagram logika yang disebut AND. Output

fungsi AND adalah adalah benar (“1”) hanya jika semua input adalah benar (“1”) . jumlah

input dalam diagram logika AND adalah tidak terbatas ,tetapi hanya memiliki suatu output.

&Output

Input

Gambar 1.1 Input dan Output Logika Fungsi AND

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 2: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Contoh : Sebuah alarm akan berbunyi jika tombol tekan PB1 dan PB2 adalah “1”

pada waktu yang bersamaan.

&PB1

PB2

ALARM HORN

Gambar 1.2 Logika Fungsi AND

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tabel 1.1 Tabel Kebenaran Logika Fungsi AND

PB1 PB2 ALARM HORN

Not-Pushed (0)

Not-Pushed (0)

Pushed (1)

Pushed (1)

Not-Pushed (0)

Pushed (1)

Not-Pushed (0)

Pushed (1)

Silent (0)

Silent (0)

Silent (0)

Sound (1)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

PB1 PB2

ALARM HORN

Electronic Representation

Gambar 1.3 Electronic Representation

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 3: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

PB1 PB2

Line Voltage (common)

L2L1

Electrical ladder Circuit

Line Voltage

Gambar 1.4 Electrical Ladder Circuit

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.1.4 Fungsi OR

Symbol di bawah ini diagram logika OR. Pada fungsi OR, output akan benar (“1”)

apabila salah satu atau lebih input adalah benar (“1”). Sebagaimana fungsi AND, jumlah

input pada OR adalah tidak terbatas dan outputnya hanya satu.

>=1Output

Input

Gambar 1.5 Input dan Output Logika Fungsi OR

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Contoh : Sebuah alarm akan berbunyi apabila salah satu tombol tekan PB1 atau

PB2 adalah “1” adalah bernilai “1”(ON).

>=1ALARM HORN

PB1

PB2

Gambar 1.6 Logika Fungsi OR

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 4: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Tabel 1.2 Tabel Kebenaran Logika Fungsi OR

PB1 PB2 ALARM HORN

Not-Pushed (0)

Not-Pushed (0)

Pushed (1)

Pushed (1)

Not-Pushed (0)

Pushed (1)

Not-Pushed (0)

Pushed (1)

Silent (0)

Sound (1)

Sound (1)

Sound (1)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

PB1

PB2

ALARM HORN

Electronic Representation

Gambar 1.7 Electrical Representation

Sumber : Dokumentasi Pribadi

PB1

PB2

Line Voltage (common)

L2L1

Electrical ladder Circuit

Line Voltage

Gambar 1.8 Electrical Ladder Circuit

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 5: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

3.1.5 Fungsi NOT

Symbol di bawah ini menyajikan secara grafis fungsi NOT. Output fungsi NOT

selalu terbalik dengan input oleh sebab itu fungsi NOT sering disebut juga dengan

“INVERTER”.

OutputInput

Gambar 1.9 Input dan Output Logika Fungsi NOT

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tidak seperti halnya fungsi AND dan OR, fungsi NOT hanya memiliki satu Input

dan satu Output, dan juga jarang sekali berdiri sendiri tetapi sering digabungkan dengan

AND dan OR.

Contoh : Sebuah alarm akan berbunyi jika tombol tekan PB1 bernilai 1 (ON) dan

tombol PB2 bernilai 0.

>=1ALARM HORN

PB1

PB2

Gambar 1.10 Logika Fungsi AND

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tabel 1.3 Tabel Kebenaran Logika Fungsi NOT

PB1 PB2 ALARM HORN

Not-Pushed (0)

Not-Pushed (0)

Pushed (1)

Pushed (1)

Not-Pushed (0)

Pushed (1)

Not-Pushed (0)

Pushed (1)

Silent (0)

Silent (0)

Sound (1)

Silent (0)

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 6: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

PB1 PB2

ALARM HORN

Electronic Representation

Gambar 1.11 Electronic Representation

Sumber : Dokumentasi Pribadi

PB1 PB2

Line Voltage (common)

L2L1

Electrical ladder Circuit

Gambar 1.12 Electrical Ladder Circuit

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Contoh di atas memperlihatkan fungsi NOT diletakkan pada input. Sedangkan NOT

yang diletakkan pada output akan membalikkan hasil outputnya. Apabila diletakkan pada

output fungsi AND, maka output kombinasi ini akan membalikkan fungsi AND. Operasi

ini merupakan operasi fungsi ANAD (NOT-AND).

&yA

B

Gambar 1.13 Logika Fungsi ANAD

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 7: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Tabel 1.4 Tabel Kebenaran Logika Fungsi AND

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Apabila NOT diletakkan pada output OR, maka outpunya merupakan kebalikan

output fungsi OR. Operasi ini adalah operasi fungsi NOR (NOT-OR).

>=1yA

B

Gambar 1.14 Input dan Output Logika Fungsi NOR

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Tabel 1.5 Tabel Kebenaran Logika Fungsi NOR

Sumber : Dokumentasi Pribadi

3.2 Prinsip Dasar Aljabar Boolean dan Logic

Pemahaman teknik mengekspresikan pernyataan logika yang kompleks akan

merupakan suatu alat yang sangat membantu apabila menciptakan program pengontrolan

dari pernyataan Boolean dan Ladder Diagram. Manfaat aljabar ini adalah untuk membantu

dalam pengertian Logic dalam implementasi digital. Dengan kata lain, aljabar Boolean

Input Output

A B Y

0 0 1

0 1 1

1 0 1

1 1 0

Input

Output

A B Y

0 0 1

0 1 0

1 0 0

1 1 0

Page 8: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

adalah untuk mempermudah penulisan maupun pemahaman kombinasi pernyataan logika

(BENAR atau SALAH).

Tabel di bawah ini menyimpulkan dasar pengoperasian aljabar Boolean

sehubungan dengan dasar digital fungsi AND, OR dan NOT dimana tanda ( . ) adalah

operasi AND, (+) operasi OR, dan (-) adalah operasi NOT.

Tabel 1.6 Tabel Dasar Pengoperasian Aljabar Boolean

Logical Symbol Logic Statement Boolean Equation

&yA

B

Y is”1”if A and B is “1”

Y = A.B or Y = AB

>=1yA

B

Y is”1”if A or B is “1”

Y = A + B

YA

Y is”1”if A is “0”

Y is”0”if A is “1”

Y = Ã

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Aturan Dasar Aljabar Boolean :

A + B = B + A Hukum Komutatif

AB = BA

A + ( B + C ) = ( A + B ) + C Hukum Asosiatif

A (BC) = (AB) C

A ( B + C ) = AB + AC Hukum Distributif

A + (BC) = ( A + B ) ( A + C )

Page 9: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

A ( A + B ) = A Hukum Absorbsi

A + (AB) = A

A = A Involusi

( A + B ) = A . B Hukum Inversi (Teori De Morgan)

( A . B ) = A + B

Urutan pengoperasian pernyataan Boolean adalah sangat penting karena urutan akan

mempengaruhi hasil ekspresi logic.

Prioritas pertama urutan operasi dalam Boolean diberikan pada operasi NOT, kedua

AND dan ketiga adalah OR.

3.3 Tegangan Listrik

Tegangan listrik (Voltage) adalah perbedaan potensi listrik antara dua titik dalam

rangkaian listrik. Tegangan dinyatakan dalam satuan volt (V). Besaran ini mengukur energi

potensial sebuah medan listrik untuk menyebabkan aliran listrik dalam sebuah konduktor

listrik. Tergantung pada perbedaan potensi listrik satu tegangan listrik dapat dikatakan

sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi. Tegangan adalah gaya yang

mengakibatkan terjadinya arus listrik. Terjadinya tegangan akibat beda / selisih potensial

dan dikatakan ada tegangan ( voltage ).

Sesuai dengan definisi di atas, bahwa tegangan merupakan perbedaan potensial

antara dua titik, yang bisa didefinisikan sebagai jumlah kerja yang diperlukan untuk

memindahkan arus dari satu titik ke titik lainnya, maka rumus dasar tegangan antara 2 titik

adalah:

Tenaga (the force) yang mendorong electron agar bisa mengalir dalam sebauh

rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari potensial energi

antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan pada sebuah rangkaian,

maka kita akan ditujukan pada berapa besar energi potensial yang ada untuk menggerakkan

electron pada titik satu dengan titik yang lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari

tegangan tersebut tidak ada artinya.

Page 10: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Elektron bebas cenderung bergerak melewati konduktor dengan beberapa derajat

pergesekan, atau bergerak berlawanan. Gerak berlawanan ini yang biasanya disebut dengan

hambatan. Besarnya arus didalam rangkaian adalah jumlah dari energi yang ada untuk

mendorong electron, dan juga jumlah dari hambatan dalam sebuah rangkaian untuk

menghambat lajunya arus. Sama halnya dengan tegangan hambatan ada jumlah relative

antara dua titik. Dalam hal ini, banyaknya tegangan dan hambatan sering digunakan untuk

menyatakan antara atau melewati titik pada suatu titik.

3.4 Arus Listrik

Arus listrik merupakan aliran muatan listrik. Aliran ini berupa aliran elektron atau

aliran ion. Aliran ini harus melalui media penghantar listrik yang biasa disebut sebagai

konduktor. Konduktor yang paling banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah

kabel logam.

Ketika dua ujung kabel disambungkan pada sumber tegangan, misalnya baterai,

maka elektron akan mengalir melalui kabel penghantar dari kutub negatif menuju kutub

positif baterai. Aliran elektron inilah yang disebut sebagai aliran listrik.

Arus listrik didefinisikan sebagai jumlah muatan listrik (elektron) yang mengalir

melalui konduktor dalam tiap satuan waktu. Untuk aliran yang kontinu (steady), arus listrik

dirumuskan dalam persamaan berikut:

𝐼 =𝑄

𝑡

Keterangan :

I = arus listrik

Q = muatan listrik

t = waktu

3.5 Tahanan Listrik/Hambatan Listrik

Hambatan listrik adalah perbandingan antara tegangan listrik dari suatu komponen

elektronik (misalnya resistor) dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik yang

mempunyai satuan Ohm dapat dirumuskan sebagai berikut:

Page 11: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

𝑅 =𝑉

𝐼

Keterangan :

R = hambatan listrik

V = tegangan listrik

I = arus listrik

3.5.1 Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur

suatu tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan

Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir

pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar).

Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. . Rangkaian ini dibentuk oleh empat

buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana rangkaian ini

dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0),dimana tahanan

tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur.

Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton

atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari

rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan

penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga

deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita

ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari

material tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda. Perubahan dimensi pada

penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan listrik, R = ρ.L/A. Perubahan

hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus

dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone

Page 12: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Gambar 1.15 Gambar Rangkaian Jembatan Wheatstone

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Wheatstone

Gambar 1.16 Gambar Rangkaian Jembatan Wheatstone

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Jembatan_Wheatstone

3.5.2 Galvanometer

Alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan beda

potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk

mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena

komponen-komponen internalnya yang tidak mendukung. Galvanometer bisa

digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar, jika

pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter disebut

hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt).

Galvanometer terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak yang

ditempatkan dalam sebuah medan magnet begitu rupa sehingga garis-garis medan

akan menimbulkan kopel pada kumparan apabila melalui kumparan ini ada arus.

Page 13: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Gambar 1.17 Galvanometer

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Galvanometer

3.6 Daya Listrik

Daya listrik adalah besar energi listrik yang ditransfer oleh suatu rangkaian listrik

tertutup. Daya listrik sebagai bentuk energi listrik yang mampu diubah oleh alat-alat

pengubah energi menjadi berbagai bentuk energi lain, misalnya energi gerak, energi panas,

energi suara, dan energi cahaya. Selain itu, daya listrik ini juga mampu disimpan dalam

bentuk energi kimia. Baik itu dalam bentuk kering (baterai) maupun dalam bentuk basah

(aki).

Daya merupakan jumlah energi listrik yang mengalir dalam setiap satuan waktu

(detik). Sehingga formula daya listrik bisa dituliskan sebagai berikut:

3.7 Hubungan Tegangan, Arus, Tahanan, dan Daya Listrik

Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan atau kerja yang dilakukan

per satuan waktu. Daya dilambangkan dengan P. Mengikuti definisi ini daya dapat

dirumuskan sebagai:

Dimana :

P = daya (watt)

W = Usaha (Joule)

t = waktu

V = Tegangan/beda potensial (Volt)

I = Arus (Ampere)

R = Tahanan/Hambatan/Beban (Ohm)

Page 14: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Tegangan listrik (kadang disebut sebagai Voltase) adalah perbedaan potensial

listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt. Besaran

ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran

listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya,

suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra

tinggi.

Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik

dalam sirkuit listrik tiap satuan waktu. Arus listrik dapat diukur dalam satuan

Coulomb/detik atau Ampere. Contoh arus listrik dalam kehidupan sehari-hari berkisar dari

yang sangat lemah dalam satuan mikro Ampere (μA) seperti di dalam jaringan tubuh

hingga arus yang sangat kuat 1-200 kiloAmpere (kA) seperti yang terjadi pada petir. Dalam

kebanyakan sirkuit arus searah dapat diasumsikan resistansi terhadap arus listrik adalah

konstan sehingga besar arus yang mengalir dalam sirkuit bergantung pada voltase dan

resistansi sesuai dengan hukum Ohm.

Tahanan/beban/resistansi adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain

untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua

salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya, berdasarkan hukum Ohm:

Arus hanya dapat mengalir jika ada tegangan/beda potensial. Sumber arus sampai

saat ini umumnya berasal dari PLN, sedangkan arus listrik di daerah Jawa Tengah ini

disupply dari pembangkit listrik Karangkates yang ada di daerah Malang. Untuk bisa

mengalirkan arus sampai daerah Jawa Tengah, maka harus diberi tegangan yang sangat

besar (sekitar 500.000 V) melalui sebuah jalur kabel yang dinamakan Sutet (Saluran Udara

Tegangan Ekstra Tinggi), walaupun begitu tetap setelah jarak tertentu saluran sutet ini

tegangannya harus dinaikkan kembali melalui sebuah gardu listrik (menggunakan trafo

Step-up) dikarenakan karena pengaruh hambatan, panjang, dan luas penampang

penghantar (kabel) akan mempengaruhi penurunan tegangan. Arus listrik adalah suatu

energi yang ditimbulkan akibat perpindahan elektron dari suatu unsur.Untuk memudahkan

Page 15: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

analisa arah arus arus akan mengalir dari kutub positif (+) menuju ke kutub negatif (-),

sedangkan elektron bergerak berbalikan arah dengan arah arus yang mengalir dari kutub

negatif (-) menuju kutub positif (+) .

Gambar 1.18 Arah Arus dan Elektron pada Sumber Tegangan DC

Sumber : https://www.google.com/search?q=arah+arus+listrik

Berikut merupakan berbagai jenis tegangan :

1. Tegangan AC (Alternating Current) adalah tegangan yang besarnya selalu berubah-

ubah secara periodik. Tegangan AC dapat dilihat dengan menggunakan CRO

(Cathode Ray Oscilloscope). Contoh : tegangan PLN memiliki besar 220 VAC

dengan periode ayunan 50-60 kali per detik atau biasa dalam bahasa teknik dituliskan

dengan istilah frekuensi = 50-60Hz. Oleh karena itu orang yang kesetrum tegangan

AC rasanya seperti bergetar dan bergoyang inul.

Gambar 1.19 Tegangan AC Ideal/Sempurna Tanpa Cacat

Sumber : http://riandyerlangga.ilearning.me/2013/09/11/hubungan-daya-arus-tegangan-

dan-tahanan/

Page 16: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Gambar 1.20 Tegangan AC dilihat dari CRO

Sumber : https://cahyokrisma.wordpress.com/2010/07/23/pert-i-pengertian-daya-arus-

dan-tegangan/comment-page-1/

2. Tegangan DC (Direct Current) adalah tegangan yang memiliki besar tetap (tidak

berubah) secara periodik. Contoh tegangan keluaran dari adaptor, tegangan keluaran

dari Power Supply komputer dll. Oleh karena itu orang yang kesetrum tegangan DC

rasanya seperti dicubit tanpa merasakan getaran.

Gambar 1.21 Tegangan DC Ideal/Sempurna

Sumber : http://riandyerlangga.ilearning.me/2013/09/11/hubungan-daya-arus-tegangan-

dan-tahanan/

Page 17: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Gambar 1.22 Tegangan DC dilihat Dari CRO

Sumber : https://cahyokrisma.wordpress.com/2010/07/23/pert-i-pengertian-daya-arus-

dan-tegangan/comment-page-1/

3.8 AVO meter

Avometer berasal dari kata ”AVO” dan ”meter”. ‘A’ artinya ampere, untuk

mengukur arus listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. ‘O’

artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan. Terakhir, yaitu meter atau satuan dari

ukuran. AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum,

pengertian dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik

tegangan bolak-balik (AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.

AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena

dapat membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum

mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter

dan bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya

dan akan menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.

AVO meter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3

komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan Multimeter , dikatakan multi

sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya Ampere, Volt, Ohm,

Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan lain sebagainya.

Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang Digital sangat mudah

pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan angka digital

sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik,Nilai yang diinginkan dapat langsung

terbaca asalkan sesuai atau Benar cara pemasangan alat ukurnya.

Page 18: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Gambar 1.23 Bagian-Bagian Multimeter

Sumber : http://komponenelektronika.biz/bagian-bagian-multimeter.html

Bagian-Bagian Multimeter :

1. Sekrup Pengatur Jarum, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil, Sekrup

ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL), terkadang

jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran,

Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.

2. Tombol Pengatur Nol OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup pengatur jarum,

hanya saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk membuat jarum menunjukkan

angka NOL pada saat Saklar pemilih di posisikan menunjuk SKALA OHM.

3. Saklar pemilih ,Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin diukur,

misalnya bila ingin mengukur tegangan AC maka saklar diatur/putar hingga

menyentuh skala AC yang pada alat ukur tertulis ACV, begitu pula saat mengukur

tegangan DC, maka saklar diatur hingga menyentuh DCV.

Skala sangat penting dalam pengukuran menggunakan AVOmeter. Skala

tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran, semua

skala dapat digunakan untuk membaca, hanya saja tidak semua skala dapat

memberikan atau memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai

Baterai 9 Volt DC, kemudian saklar pemilih diatur untuk memilih skala tegangan DC

pada posisi 2,5 dan menghubungkan terminal merah dengan positif (+) baterai dan

Page 19: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

hitam dengan negatif (-) baterai. Jarum akan bergerak ke ujung kanan dan tidak

menunjukkan angka 9Volt, sebab nilai maksimal yang dapat diukur bila saklar pemilih

diposisikan pada skala 2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja, sehingga untuk mengukur Nilai

9 Volt maka saklar harus di putar menuju Skala yang lebih besar dari tegangan yang

di ukur, jadi Putar pada Posisi 10 dan Alat ukur akan menunjukkan nilai yang

diinginkan.

Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter

analog (menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital

(menggunakan display digital). Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya,

tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya. Misal sumber tenaga yang

dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel penyidik warna merah dan hitam.

3.8.1 AVO Meter Analog

AVO Meter analog menggunakan jarum sebagai penunjuk skala. Untuk

memperoleh hasil pengukuran, maka harus dibaca berdasarkan range atau divisi.

Keakuratan hasil pengukuran dari AVO Meter analog ini dibatasi oleh lebar dari skala

pointer, getaran dari pointer, keakuratan pencetakan gandar, kalibrasi nol, jumlah

rentang skala. Dalam pengukuran menggunakan AVO Meter Analog, kesalahan

pengukuran dapat terjadi akibat kesalahan dalam pengamatan (paralax).

Gambar 1.24 Multimeter Analog

Sumber : http://komponenelektronika.biz/bagian-bagian-multimeter.html

Page 20: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

3.8.2 AVO Meter Digital

Pada AVO meter digital, hasil pengukuran dapat terbaca langsung berupa

angka-angka (digit), sedangkan AVO meter analog tampilannya menggunakan

pergerakan jarum untuk menunjukkan skala. Sehingga untuk memperoleh hasil ukur,

harus dibaca berdasarkan range atau divisi. AVO meter analog lebih umum digunakan

karena harganya lebih murah dari pada jenis AVO meter digital.

Gambar 1.25 Multimeter Digital

Sumber : http://komponenelektronika.biz/bagian-bagian-multimeter.html

3.8.3 Cara Membaca AVO Meter

a. Mengukur Tegangan Listrik (Volt / Voltage)

Gambar 1.26 Hasil Pengukuran Tegangan Listrik Menggunakan AVOmeter Analog

Sumber : http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/

Page 21: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula

menggunakan rumus:

𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑠𝑎𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ

𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑥 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑢𝑚

b. Mengukur Arus Listrik (Ampere)

Gambar 1.27 Hasil Pengukuran Arus Listrik Menggunakan AVOmeter Analog

Sumber : http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/

Mengukur nilai tahanan/resistasi resistor menggunakan AVO

meter analog dapat menggunakan rumus :

𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟 = 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑖𝑙𝑖ℎ 𝑠𝑎𝑘𝑒𝑙𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖ℎ

𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑟 𝑥 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑡𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑟𝑢𝑚

c. Mengukur Nilai Tahanan / Resistansi Resistor (Ohm)

Gambar 1.28 Hasil Pengukuran Nilai Tahanan Listrik Menggunakan AVOmeter Analog

Sumber : http://teknikelektronika.com/cara-menggunakan-multimeter-multitester/

Page 22: BAB III [Unlocked by Www.freemypdf.com]

ELECTRICAL CIRCUIT APPARATUS

LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN 2014/2015

Mengukur nilai tahanan/resistasi resistor menggunakan AVO

meter analog dapat menggunakan rumus :

Tahanan Terukur = Skala yang ditunjuk x Skala Pengali

Jika dimisalkan ketika mengukur, dihasilkan nilai yang

ditunjukkan oleh skala seperti di atas maka nilai tahanannya adalah :

Nilai yang di tunjuk jarum : 26

Skala pengali : 10 k

Maka nilai resitansinya : 26 x 10 k = 260 kΩ = 260.000 Ohm.


Top Related