BAB III
TINJAUAN TEORI
Tanggal Pengkajian : 12 Januari 2009
A. Identitas Pasien
Nama : Sdr. A
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa
Pendidikan : MTS
Pekerjaan : Buruh
Status : Belum menikah
Alamat : Tempuran Rt 2 Rw 1, Demak
Bangsal : Graha Hudowo (Ruang V11)
Tanggal Masuk : 10 Januari 2009
No RM : 038197
Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid
Penanggung Jawab
Nama : Tn. S
Alamat : Tempuran Rt 2 Rw 1, Demak
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan Pasien : Ayah Pasien
B. Alasan Masuk
Sdr. A dibawa ke RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang karena
dirumah sering mengamuk, mengancam dan memukul orang jika merasa sebel
yaitu memukul tetangganya. Selain itu Sdr. A juga sering menyendiri dan
jarang mengikuti kegiatan dalam masyarakat. Saat pasien mengamuk,
keluarga sudah mencoba memperingatkan dan memisah karena keluarga sudah
terbiasa dengan perilaku Sdr. A jika kambuh. Karena alasan itulah keluarga
memutuskan memasukkan Sdr. A ke RSJD Dr Amino Gondohutomo
Semarang berdasarkan musyawarah keluarga.
C. Faktor Predisposisi
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Sdr. A pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu dan dirawat di
rumah sakit jiwa yang sama yaitu RSJD Dr Amino Gondohutomo
Semarang yang keempat kalinya. Pertama kali dirawat pada tahun 1994,
kemudian masuk lagi tahun 1997, 1998 dan 2009. Sdr. A pernah
mengalami aniaya fisik di masa lalu karena pernah mengambil barang
dijalan sehingga dimassa oleh orang banyak. Pengobatan sebelumnya
kurang berhasil karena Sdr. A tidak pernah kontrol saat obat habis dengan
alasan tidak punya dana.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Dalam keluarga Sdr. A tidak ada yang mengalami sakit seperti ini.
Hubungan Sdr. A dengan keluarga dan tetangga mulai merenggang karena
± dalam satu minggu yang lalu Sdr. A sering mengamuk hingga memukul
orang, bicara sendiri, sering keluyuran dan sering tidur malam. Riwayat
asma, hipertensi, diabetus mellitus dan penyakit keturunan lain disangkal
oleh pasien dan keluarga. Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan adalah saat ibunya meninggal dunia. Sdr. A merasa
terpukul atas kepergian ibunya.
Masalah Keperawatan : Perilaku Kekerasan
D. Faktor Presipitasi
Tanda – tanda vital pada tanggal 13 Januari 2009
1. Keadaan umum pasien : TD : 130/100 mmHg
N : 80x/ menit
S : 36,50C
RR : 20x/ menit
BB : 50 kg
TB : 174 cm
2. Pemeriksaan fisik pada tanggal 13 Januari 2009
Rambut : warna hitam, kotor, berminyak
Mata : konjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : bersih, tidak ada kelainan
Telinga : bersih, tidak ada discharge
Mulut : mukosa mulut lembab, tidak ada sariawan, tidak bau
mulut
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, pengembangan paru kanan dan kiri sama, tidak
ada keluhan nyeri dada
Abdomen : bentuk datar, tidak ada ascites
Ekstrimitas : tidak ada kelemahan atau kekakuan anggota gerak
atas maupun bawah, kuku panjang dan hitam
Kulit : kering, berdaki
3. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 14 Januari 2009
Hb : 12 gr% Kolesterol : 140
GDS : 90 mg/dl Trigliserid : 69
Ureum : 23,2 mg/dl Protein total : 5,9
Creatinin : 0,98 mg/dl Asam urat : 4,88
SGOT : 15 U/L SGPT : 15 U/L
Albumin : 4,40
Masalah keperawatan :Defisit perawatan diri
E. Psikososial
1. . Genogram:
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Meninggal
: Anggota Keluarga
: Pasien
Sdr. A tinggal serumah dengan ayah, satu adik perempuan dan dua
adik laki-lakinya. Ibu dan adik laki-lakinya yang terkecil telah meninggal
dunia sejak lama. Sdr. A merupakan tulang punggung keluarga untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari. Dalam keluarga tidak ada yang
menderita gangguan jiwa.
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Sdr. A mengatakan bahwa dirinya menyukai seluruh bagian tubuhnya
tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya.
Masalah Keperawatan : -
b. Identitas Diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki dewasa dan
seorang kakak yang harus menuntun adik-adiknya agar jadi orang yang
berguna.
Masalah Keperawatan : -
c. Peran
Didalam keluarganya Sdr. A berperan sebagai seorang kakak bagi adik-
adiknya dan sebagai tulang punggung keluarga dalam membantu
perekonomian keluarganya dengan bekerja untuk mengumpulkan
uang.
Masalah Keperawatan : -
d. Ideal Diri
Sdr. A adalah seorang lelaki yang mempunyai kemampuan untuk
bekerja dan membantu perekonomian keluarga. Selain itu Sdr. A
mengatakan ingin membahagiakan keluarganya.
Masalah Keperawatan : -
e. Harga Diri
Sdr. A mengatakan pernah dihina oleh tetangganya sehingga Sdr. A
merasa malu. Meskipun begitu Sdr. A mengatakan bahwa dalam hidup
memang seperti itu, ada rasa iri dan saling menghina.
Dan saat ditanya tentang bagian tubuhnya yang paling disukai adalah
semua anggota tubuhnya tanpa terkecuali.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Sdr. A mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi dirinya adalah
semua anggota keluarganya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Sdr. A jarang mengikuti kegiatan yang diadakan oleh masyarakat seperti
kerja bakti ataupun kegiatan lainnya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Sdr. A tidak mudah bergaul dengan orang lain dan lebih sering menyendiri
daripada berinteraksi dengan orang lain.
4. Spritual
a. Nilai dan Keyakinan
Didalam keluarganya Sdr. A mempunyai nilai-nilai dan keyakinan yang
harus ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Sdr. A dan keluarga menganut
agama islam dan taat dalam beribadah.
b. Kegiatan Beribadah
Sebelum dirawat di RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang Sdr. A taat
dalam beribadah seperti sholat lima waktu dan sering mengaji dirumah.
Setelah dirawat di RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang, Sdr. A jarang
melakukan kegiatan ibadah seperti sholat.
Masalah Keperawatan : Disstres Spiritual
F. Status Mental
1. Penampilan
Pasien berpakaian kurang rapi dan agak kotor, tapi setelah mandi pasien
terlihat lebih rapi dan bersih.
Masalah Keperawatan : Sindroma Defisit keperawatan diri
2. Pembicaraan
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara cepat dan jelas. Selain itu
pasien mampu memulai pembicaraan dan menjawab pertanyaan dari
perawat.
Masalah keperawatan : -
3. Aktivitas Motorik
Pasien terlihat gelisah tetapi masih dalam tahap normal
Masalah keperawatan : -
4. Alam Perasaan
Saat dilakukan pengkajian dan ditanya, Sdr. A lebih sering tertawa dan saat
perawat bertanya, bagaimana perasaan Sdr. A hari ini ? pasien menjawab
“saya ceria dan gembira”.
Masalah keperawatan : -
5. Afek
Sdr. A mempunyai afek yang labil dimana saat dilakukan pengkajian
pasien mampu mengendalikan emosinya.
Masalah keperawatan : -
6. Interaksi selama Wawancara
Saat dilakukan pengkajian dengan interview langsung pada Sdr. A pasien
menunjukkan sikap kooperatif pada perawat dan kontak mata terjaga.
Masalah keperawatan : -
7. Persepsi
Halusinasi :
Sdr. A tidak mengalami halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan,
pengecapan, maupun penglihatan.
Masalah keperawatan : -
8. Proses Pikir
Sdr. A tidak mengalami gangguan pada proses pikirnya saat dilakukan
pengkajian. Dalam pembicaraan tidak ada pengulangan – pengulangan
ataupun pembicaraan yang berputar – putar dan gangguan proses pikir
yang lainnya.
Masalah keperawatan : -
9. Isi Pikir
Sdr. A tidak mengalami gangguan pada isi pikir seperti obsesi,
depersonalisasi, fobia, ide yang terkait, hipokondria, ataupun magis dan
juga waham.
Masalah keperawatan : -
10. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran Tn. A bingung dan mengalami disorientasi tempat saat
pertama kali datang di RSJD Dr. Amino Gondo Hutomo Semarang.
Masalah Keperawatan : -
11. Memori
Sdr. A tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang, pendek, daya
ingat saat ini.
Masalah keperawatan : -
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Sdr. A mampu berkonsentrasi dengan baik dan mampu berhitung
sederhana. Saat ditanya pengurangan pasien mampu menjawab benar.
Masalah keperawatan : -
G. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
Sdr. A makan atas inisiatif sendiri tanpa bantuan dari perawat bahkan
pasien mampu mencuci alat makannya sendiri.
2. BAB / BAK
Sdr A BAB dan BAK di kamar mandi (WC), tanpa bantuan dari perawat.
3. Mandi
Sdr. A mandi atas inisiatif sendiri. Mandi dua kali sehari yaitu pagi dan
sore hari tanpa bantuan perawat.
4. Berpakain / berhias
Dalam berpakaian atau berhias, Sdr. A tidak membutuhkan bantuan dari
perawat. Pasien ganti baju sekali dalam sehari.
5. Kebersihan diri
Sdr. A mampu merawat kebersihan dirinya sendiri tanpa bantuan perawat
seperti mandi, gosok gigi dan ganti pakaian meskipun kadang harus
disuruh terlebih dahulu.
6. Istirahat dan Tidur
Sebagian besar waktu pasien setiap harinya digunakan untuk istirahat dan
tidur.
Sdr. A tidur siang mulai pukul 13.00 sampai jam 15.00 Sore dan tidur
malam mulai pukul 21.00 sampai 05.00 pagi. Kegiatan sebelum dan
sesudah tidur hanya digunakan Sdr. A untuk nonton TV dan santai.
7. Penggunaan Obat
Dalam penggunaan obat diberikan oleh perawat dan pasien mampu
meminum obatnya sendiri.
H. Aspek Medik
1. Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid
2. Terapi Medik pada tanggal 15 Januari 2009
Clorpromazine 2 x 100 mg per hari
Halopenidol 2 x 5 mg per hari
Trihexiphenidyl 2 x 5 mg per hari
ECT 5 x ( setiap hari selasa dan kamis )
3. Rehabilisasi : Melatih ketrampilan dalam bidang pertukangan
I. Analisa Data
No Hari/ Tanggal Data Masalah TT1. Senin, 12 Januari
2009
Data Subyektif :
- Sdr. A mengatakan pernah
memukul tetangganya kerena
orangnya pelit dan sering
menghina hingga membuat
sebel Sdr. A sebel
- Sdr. A mengatakan pernah
memukul adik laki-lakinya
karena emosi dengan
tetangganya
Data Obyektif :
- Nada suara tinggi
- Otot tegang
- Muka merah
- Mata melotot
- Tangan mengepal
Perilaku kekerasan
2. Selasa, 13 Januari
2009
Data Subyektif :
- Sdr. A mengatakan kalau sebel
sering mengumpat
- Sdr. A akan memukul adiknya
saat Sdr. A sebel
Data Obyektif :
- Pandangan mata tajam
- Tampak mudah tersinggung
- Otot tegang
Resiko tinggi
menciderai diri sendiri,
orang lain dan
lingkungan
3. Rabu, 14 Januari Data Subtektif : Harga Diri Rendah
2009 - Sdr. A mengatakan pernah
dihina oleh tetangganya
sehingga Sdr. A kadang merasa
malu
- Sdr. A mengatakan lebih senang
menyendiri daripada ngobrol
dengan orang lain
Data Obyektif :
- Kontak mata kurang
- Sering menyendiri
J. Daftar Masalah Keperawatan
1. Perilaku Kekerasan
2. Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Harga Diri Rendah
K. Pohon Masalah
Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Perilaku Kekerasan
Harga Diri Rendah
L. Daftar Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko tinggi menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Harga diri rendah
M. Intervensi
Hari/ Tanggal No.
Diagnosa
Perencanaan
TTTujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Senin, 12
Januari 2009
1 TUM : Pasien dapat
mengontrol perilaku
kekerasan
TUK :
1. Pasien
dapat membina
hubungan saling
percaya
1. Setelah satu
2. kali pertemuan pasien
menunjukkan tanda-
tanda percaya kepada
perawat :
1.1 Wajah cerah,
tersenyum
1.2 Mau berkenalan
1.3 Ada kontak mata
1.4 Bersedia
menceritakan
perasaannya
1. Bina
hubungan saling percaya
dengan :
1.1 Memberi
salam setiap berinteraksi
1.2 Perkenalkan nama,
nama panggilan perawat
dan tujuan perawat
berinteraksi
1.3 Tanyakan dan panggil
nama kesukaan pasien
1.4 Tunjukkan sikap empati,
jujur dan menepati janji
setiap kali berinteraksi
1.5 Tanyakan
perasaan pasien dan
masalah yang dihadapi
pasien
1.6 Buat kontrak interaksi
yang jelas
1.7 Dengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan perasaan
pasienSelasa, 13
Januari 2009 1 2. Pasien
dapat mengidentifikasi
penyebab perilaku
kekerasan yang
dilakukannya
2. Setelah dua kali
pertemuan pasien
menceritakan penyebab
perilaku kekerasan yang
dilakukannya :
2.1 Menceritakan
penyebab perasaan
jengkel/ kesal baik
dari diri sendiri
maupun
lingkungannya
2. Bantu pasien
mengungkapkan perasaan
marahnya :
2.1 Motivasi pasien untuk
menceritakan penyebab
rasa kesal atau
jengkelnya
2.2 Dengarkan tanpa
menyela atau memberi
penilaian setiap
ungkapan perasaan
pasienSelasa, 13
Januari 2009 1 3. Pasien dapat
mengidentifikasi
tanda-tanda perilaku
kekerasan
3. Setelah dua
kali pertemuan pasien
menceritakan tanda-tanda
saat terjadi perilaku
kekerasan
3.1 Tanda fisik : mata
merah, tangan
mengepal, ekspresi
tegang dll
3.2 Tanda emosional :
perasaan marah,
jengkel, bicara kasar
3.3 Tanda sosial :
bermusuhan yang
dialami saat terjadi
perilaku kekerasan
3. Bantu pasien
mengungkapkan tanda-
tanda perilaku kekerasan
yang dialaminya :
3.1 Motivasi pasien
menceritakan kondisi
fisik (tanda-tanda fisik)
saat perilaku kekerasan
terjadi
3.2 Motivasi pasien
menceritakan kondisi
emosinya (tanda-tanda
emosional) saat terjadi
perilaku kekerasan
3.3 Motivasi pasien
menceritakan kondisi
hubungan dengan
oranglain (tanda-tanda
sosial) saat terjadi
perilaku kekerasanRabu, 14
Januari 2009 1 4. Pasien
dapat mengidentifikasi
4. Setelah tiga kali
pertemuan pasien
4. Diskusikan dengan pasien
perilaku kekerasan yang
jenis perilaku
kekerasan yang pernah
dilakukannya
menjelaskan :
4.1 Jenis-jenis ekspresi
kemarahan yang
selama ini telah
dilakukannya
4.2 Perasaannya saat
melakukan
kekerasan
4.3 Efektivitas cara yang
dipakai dalam
menyelesaikan
masalah
dilakukannya selama ini :
4.1 Motivasi pasien
menceritakan jenis-
jenis tindak kekerasan
4.2 Motivasi pasien
menceritakan perasaan
pasien setelah tindak
kekerasan tersebut
terjadi
4.3 Diskusikan apakah
dengan tindak
kekerasan yang
dilakukannya masalah
yang dialami teratasi
Rabu, 14
januari 2009 1 5. Pasien
dapat mengidentifikasi
akibat perilaku
kekerasan
5. Setelah tiga
kali pertemuan pasien
menjelaskan akibat
tindak kekerasan yang
dilakukannya :
5.1 Diri sendiri : luka,
dijauhi teman
5.2 Orang lain/ keluarga :
luka, tersinggung,
ketakutan dll
5.3 Lingkungan : barang
atau benda rusak dll
5. Diskusikan
dengan pasien akibat negatif
(kerugian) cara yang
dilakukannya pada :
5.1 Diri sendiri
5.2 Orang lain/ keluarga
5.3 Lingkungan
Kamis, 15
Januari 2009 1 6. Pasien
dapat mengidentifikasi
cara konstruktif dalam
mengungkapkan
kemarahan
6. Setelah empat
kali pertemuan pasien :
6.1 Menjelaskan cara-
cara sehat
mengungkapkan
marah
6. Diskusi dengan
pasien :
6.1 Apakah pasien mau
mempelajari cara baru
mengungkapkan marah
yang sehat
6.2 Jelaskan berbagai
alternatif pilihan untuk
mengungkapkan marah
selain perilaku
kekerasan yang
diketahui pasien
6.3 Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan marah
6.3.1 Cara fisik :
tarik nafas, pukul
bantal atau kasur,
olahraga
6.3.2 Verbal :
mengungkapkan
bahwa dirinya
sedang kesal
kepada orang lain
6.3.3 Sosial :
latihan asertif
dengan orang
lain
Spiritual :
sembahyang/
doa, dzikir,
mediasi, dsb
sesuai keyakinan
agamanya
masing-masingKamis, 15
Januari 2009 1 7. Pasien
dapat
mendemonstrasikan
cara mengontrol
perilaku kekerasan
7. Setelah empat
kali pertemuan pasien
memperagakan cara
mengontrol perilaku
kekerasan :
7.1 Fisik : tarik nafas
dalam, memukul
bantal atau kasur
7.2 Verbal :
7.1 Diskusikan cara
yang mungkin dipilih dan
anjurkan pasien memilih
cara yang mungkin untuk
mengungkapkan
perasaannya.
7.2 Latih pasien
memperagakan cara yang
dipilih :
mengungkapkan
perasaan kesal atau
jengkel pada orang
lain tanpa menyakiti
7.3 Spiritual : dzikir atau
doa, mediasi sesuai
agamanya.
7.2.1 Peragakan
cara melaksanakan
cara yang dipilih
7.2.2 Jelaskan
manfaat cara
tersebut
7.2.3 Anjurkan
pasien menirukan
peragaan yang sudah
dilakukan
7.2.4 Beri
penguatan
pada pasien,
perbaiki cara yang
masih belum
sempurnaJum’at, 16
Januari 2008 1 8. Pasien
mendapat dukungan
keluarga untuk
mengontrol perilaku
kekerasan
8. Setelah satu kali
pertemuan keluarga :
8.1 Menjelaskan cara
merawat pasien
dengan perilaku
kekerasan
8.2 Mengungkapkan
rasa puas dalam
merawat pasien
8.1 Diskusikan
pentingnya peran serta
keluarga sebagai
pendukung pasien untuk
mengatasi perilaku
kekerasan
8.2 Diskusikan
potensi keluarga untuk
membantu pasien
mengatasi perilaku
kekerasan
8.3 Jelaskan
pengertian, penyebab,
akibat dan cara – cara
merawat pasien perilaku
kekerasan yang dapat
dilaksanakan oleh
keluarga.
8.4 Peragakan cara Merawat
pasien (menangani
perilaku kekerasan)
8.5 Beri
kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang
8.6 Beri pujian
kepada keluarga setelah
peragaan
8.7 Tanyakan
perasaan keluarga setelah
mencoba cara yang
dilatihkanSabtu, 17
Januari 2009 1 9. Pasien
menggunakan obat
sesuai program yang
telah ditetapkan
9.1 Setelah lima
kali pertemuan pasien
menjelaskan :
9.1.1 Manfaat
minum obat
9.1.2 Kerugian
tidak minum
obat
9.1.3 Nama obat
9.1.4 Bentuk dan
warna obat
9.1.5 Dosis yang
diberikan
kepadanya
9.1.6 Waktu
pemakaiannya
9.1.7 Cara pemakaian
9.1.8 Efek
yang dirasakan
9.2 Setelah lima
kali pertemuan pasien
menggunakan obat
sesuai program.
9.1 Jelaskan
manfaat menggunakan
obat secara teratur dan
kerugian jika tidak
menggunakan obat
9.2 Jelaskan
kepada pasien :
9.2.1 Jenis obat ( nama,
warna dan bentuk
obat)
9.2.2 Dosis yang tepat
untuk pasien
9.2.3 Waktu
pemakaian
9.2.4 Cara
pemakaian
9.2.5 Efek yang akan
dirasakan pasien
9.3 Anjurkan pasien
9.3.1 Minta dan
menggunakan obat
tepat waktu
9.3.2 Lapor ke perawat
atau dokter jika
mengalami efek
yang tidak biasa
Senin, 19
Januari 2009
2 TUM : pasien memiliki
konsep diri yang positif.
TUK :
1. Pasien dapat
membina hubungan
saling percaya
dengan perawat
1. Setelah enam kali
interaksi, pasien
menunjukkan ekspresi
wajah yang bersahabat,
menunjukkan rasa
senang, ada kontak
mata, mau berjabat
tangan, mau
menyebutkan nama,
mau menjawab salam,
pasien mau duduk
berdampingan dengan
perawat, mau
mengutarakan masalah
yang dihadapi.
1. Bina hubungan saling
percaya dengan
menggunakan prinsip
komunikasi terapeutik:
1.1. Sapa pasien dengan
ramah baik verbal
maupun non verbal
1.2. Perkenalkan diri dengan
sopan
1.3. Tanyakan nama lengkap
dan nama panggilan
yang disukai pasien
1.4. Jelaskan tujuan
pertemuan
1.5 Jujur dan menepati janji
1.6. Tunjukkan sikap empati
dan menerima pasien
apa adanya
1.7. Beri perhatian dan
perhatikan kebutuhan
dasar pasienSelasa, 20
Januari 2009
2 2. Pasien dapat
mengidentifikasi
aspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki.
2. Setelah tujuh kali interaksi
pasien menyebutkan:
2.1. Aspek positif dan
kemampuan yang
dimiliki pasien
2.2. Aspek positif keluarga
2.3. Aspek positif
lingkungan pasien
2.1. Diskusikan dengan pasien
tentang:
2.1.1. Aspek positif yang
dimiliki pasien,
keluarga,
lingkungan
2.1.2. Kemampuan yang
dimiliki pasien
2.2. Bersama pasien buat daftar
tentang:
2.2.1. Aspek positif yang
dimiliki pasien,
keluarga,
lingkungan
2.2.2. Kemampuan yang
dimiliki pasien
2.3. Beri pujian yang realistis,
hindarkan memberi
penilaian negatifRabu, 21
Januari 2009
2 3. Pasien dapat
menilai
kemampuan
yang dimiliki
untuk
dilaksanakan.
3. Setelah delapan kali
interaksi pasien
menyebutkan
kemampuan yang dapat
dilaksanakan
3.1. Diskusikan dengan pasien
kemampuan yang dapat
dilaksanakan
3.2. Diskusikan kemampuan
yang dapat dilanjutkan
pelaksanaannya
Kamis, 22
Januari 2009
2 4. Pasien dapat
merencanakan
kegiatan sesuai
dengan
kemampuan
yang dimiliki.
4. Setelah sembilan kali
interaksi pasien membuat
rencana kegiatan harian
4.1. Rencanakan bersama pasien
aktivitas yang dapat
dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan pasien:
4.1.1. Kegiatan mandiri
4.1.2. kegiatan dengan
bantuan
4.2. Tingakatan kegiatan sesuai
kondisi pasien
4.3. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
dapat pasien lakukan Jum’at, 23
Januari 2009
2 5. Pasien dapat
melakukan
kegiatan sesuai
rencana yang
dibuat.
5. Setelah sembilan kali
interaksi pasien
melakukan kegiatan
sesuai jadwal yang dibuat
5.1. Anjurkan pasien untuk
melaksanakan kegiatan
yang tekah direncanakan
5.2. Pantau kegiatan yang
dilaksanakan pasien
5.3. Beri pujian atas usaha yang
dilakukan pasien
5.4. Diskusikan kemungkinan
pelaksanaan kegiatan
setelah pulangSabtu, 24
Januari 2009
2 6. Pasien dapat
memanfaatkan
sistem pendukung
yang ada.
6. Setelah sembilan kali
interaksi pasien
memanfaatkan sistem
pendukung yang ada di
keluarga
6.1. Beri pendidikan kesehatan
pada keluarga tentang cara
merawat pasien dengan
harga diri rendah
6.2. Bantu keluarga
memberikan dukungan
selama pasien dirawat
6.3. Bantu keluarga
menyiapkan lingkungan
dirumah
N. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama pasien : Sdr. A Usia : 25 tahun
No. CM : 038197 Ruang : Graha Hudowo (Ruang VII)
Hari /
tanggal
No. Diagnosa Implementasi Evaluasi TT
Selasa, 13
Januari
2009
1 SP1P
1. Mengidentifikasi penyebab
PK
2. Mengidentifikasi tanda dan
gejala PK
3. Mengidentifikasi PK yang
dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat PK
5. Mengajarkan cara
mengontrol PK
6. melatih pasien cara kontrol
PK fisik I (nafas dalam)
7. Membimbing pasien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
S : Pasien
mengatakan, ” Kalau
sebel saya marah –
marah dan bicara saya
keras sampai semua
orang takut dengan
saya karena saya
memukul tetangga saya
sampai terluka”
O :
1. Pasien dapat mengenal
penyebab marahnya
dan sudah mau
mencoba cara
mengontrol marahnya
dengan nafas dalam.
2. Pasien mau mengisi
jadwal kegiatan harian.
A : Pasien dapat
memahami penyebab,
tanda dan gejala,
respon, akibat dan cara
mengontrol PK dengan
nafas dalam juga
mengisi jadwal
kegiatan harian.
P : Perawat melanjutkan
SP2P ( cara kontrol
yang kadua yaitu
memukul bantal atau
kasur)
Pasien :
menganjurkan pasien
mengingat penyebab
marah yang lain dan
berlatih kembali untuk
cara kontrol PK yang
Kamis, 15
Januari
2009
1
SP2P
1. Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol
PK fisik II (memukul
bantal atau kasur)
3. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
pertama (nafas dalam)
dengan memberikan
PR.
S : pasien
mengatakan ”Saya
masih ingat pertemuan
kemarin yaitu kalau
marah saya harus tarik
nafas dalam”
O :
1. Pasien
mempraktekkan
tarik nafas dalam
saat mau marah
2. Pasien mau belajar
cara mengontrol
marah yang kedua
yaitu memukul
bantal atau kasur.
A : Pasien masih
ingat pertemuan
kemarin dan sudah bisa
cara yang kedua yaitu
memukul bantal atau
kasur dan belajar
memasukkan ke jadwal
harian.
P :
Perawat :
melanjutkan SP3P cara
kontrol yang ketiga yaitu
cara verbal dengan
mengungkapkan bahwa
dirinya sedang marah
Pasien :
Menganjurkan pasien
Kamis, 15
Januari
2009 1
SP3P
1. Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. Melatih pasien dengan cara
verbal (meminta, menolak
dan mengungkapkan marah
secara baik)
3. Membimbing pasien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian.
mengingat cara kontrol
ketiga yaitu cara verbal
dengan mengungkapkan
bahwa dirinya sedang
marah.
S : Pasien
mengatakan ” Saya
masih ingat pertemuan
tadi pagi yaitu kalau
marah saya tidak boleh
memukul orang atau
benda tapi harus
memukul bantal dan
kasur”
O :
1. Pasien mengambil
bantal dan
memukulnya
2. Pasien mau belajar
cara kontrol marah
yang ketiga yaitu
mengungkapkan
marah secara baik
A : Pasien masih
ingat pertemuan tadi
pagi dan sudah
melakukan cara kontrol
yang ketiga yaitu
mengungkapkan marah
secara baik.
P :
Perawat :
Melanjutkan ke SP4P
untuk cara kontrol PK
yang keempat secara
spritiual yaitu dengan
Selasa, 20
Januari
2009
1
SP4P :
1. Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara kontrol
PK secara spiritual (berdoa,
berwudlu dan sholat)
3. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
berdoa, berwudlu dan
sholat.
Pasien :
Menganjurkan pasien
untuk berlatih kembali
cara kontrol PK yang
sudah diajarkan dan
memasukkan kedalam
jadwal kegiatan harian
S : Sdr. A masih mengingat
pertemuan yang
kemarin dan
mengatakan ”Kalau
marah saya harus
mengungkapkan
marah secara baik”
O : Sdr. A masih
mengingat pertemuan
kemarin dan cara
kontrol PK yang ketiga
dan sudah
mempraktekkannya
juga di masukkan ke
dalam jadwal kegiatan
harian.
A : Sdr masih
ingat pertemuan
kemarin dan saat ini
belajar untuk cara
kontrol dengan spiritual
yaitu dengan berwudlu
dan sholat dan juga
memasukkan ke jadwal
harian.
P :
Perawat :
Rabu, 21
Januari
2009
1
SP5P :
1. Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. Menjelaskan cara kontrol
PK dengan minum obat
(prinsip 5 benar minum
obat)
3. Membimbing pasien
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian
Melanjutkan ke SP5P yaitu
cara kontrol PK dengan
prinsip 5 benar minum
obat.
Pasien :
Menganjurkan pada Sdr. A
untuk mengingat dan
mempraktekkan cara
kontrol PK yang sudah
diajarkan dan
memasukkannya ke dalam
jadwal harian
S : Pasien
mengatakan masih
mengingat latihan yang
kemarin dan sudah
melakukan cara kontrol
PK yang keempat yaitu
dengan berwudhu dan
sholat.
O : Sdr. A sudah
mempraktekkan cara
kontrol PK dengan
spiritual dan
memasukkan ke jadwal
kegiatan harian.
A : Sdr. A masih
ingat pertemuan
kemarin dan saat ini
belajar kontrol PK
dengan minun obat
(prinsip lima benar) dan
sudah memasukkan ke
jadwal kegiatan harian
P :
Perawat :
Melanjutkan ke SP1K
(Mendiskusikan masalah
yang dirasakan keluarga,
menjelaskan pengertian
PK, tanda dan gejala PK,
serta proses terjadinya PK
)
Pasien :
Menganjurkan pasien
untuk mengingat cara
kontrol PK dari yang
pertama sampai terakhir
dan terus
mempraktekkannya jika
mau marah kemudian
memasukkan ke dalam
jadwal kegiatan harian.