Sekolah Dasar Internasional III-1
BAB III TINJAUAN UMUM SURAKARTA dan TINJAUAN SEKOLAH DASAR
YANG DIRENCANAKAN
III.1. TINJAUAN UMUM KOTA SURAKARTA
III.1.1 Data Fisik Surakarta 1.1.1 Peta Kota Surakarta
Batas Administratif Kota Surakarta :
§ Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali
§ Selatan : Kabupaten Sukoharjo
§ Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali
§ Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo
1.1.2 Luas dan Pembagian Wilayah
Luas wilayah administratif Kotamadya Surakarta berkisar antara 4404
Ha 1yang terbagi atas lima kecamatan yaitu kecamatan Laweyan,
Serengan, Banjarsari, Jebres dan Pasar Kliwon, dan 51 kelurahan.
Berdasarkan studi dari tim P3KT (Proyek Pengembangan Program
Kota Terpadu), luas wilayah perkotaan Surakarta saat ini telah
mencapai 11.000 – 12.000 ha, atau berkembang hampir 3 kali lipat
yang meliputi seluruh wilayah Kota Surakarta seluas 4.040 ha,
sebagian Kabupaten Dati II Sukoharjo (Kecamatan Kartasura, Grogol,
1 Biro Pusat Statistik tahun 2008
Sekolah Dasar Internasional III-2
Baki, dan Mojolaban) seluas 3.1668 ha, dan sebagian Kabupaten Dati
II Karanganyar (Kecamatan Jaten, Colomadu) seluas 1.143 ha.
1.1.3 Geomorfologis dan Klimatologis
- Geografi
Secara geografis Kota Surakarta terletak antara 1100 – 1110 BT dan
7,60 - 80 LS.
- Topografi
Kota Surakarta merupakan daerah rendah dengan ketinggian rata-rata
92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar engan
kemiringan rata-rata 0 – 3 %. Di bagian Utara agak bergelombang
dengan kemiringan lebih kurang 5%.
- Geologi
Kota Surakarta sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan
pasir. Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah padas dan
agak berbatu.
- Klimatologi
Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan
musim hujan. Kelembaban udara kota sebesar 73%. Curah hujan
rata-rata 2.200 mm/tahun. Suhu rata-rata udara 260 C, suhu udara
maksimum 32,30 C dan suhu udara minimum 21,70.
III.1.2 Perkembangan Potensi Dan Fungsi Kota Surakarta
1.2.1. Pertumbuhan penduduk kota Surakarta (sumber: BPS)
Pertumbuhan penduduk kota Surakarta sekitar 0,775 per tahun, sedang
perkembangan penduduk Surakarta diperkirakan akan mencapai
602.901 jiwa, sehingga strategi pengembangan kota mengacu pada
konsep metropolitan. Proyeksi tambahan jumlah penduduk dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel proyeksi pertumbuhan penduduk kota Surakarta:
Tahun Wilayah Luas
(Km2)
Jumlah
penduduk (jiwa)
Tk. Kepadatan
(jiwa/Km2)
1991 Kotamadya Surakarta 44,040 516.967 11.699
1992 Kotamadya Surakarta 44,040 519.997 11.807
1993 Kotamadya Surakarta 44,040 527.767 11.984
Sekolah Dasar Internasional III-3
§ Kec. Laweyan
§ Kec. Serengan
§ Kec. Pasar kliwon
§ Kec. Jebres
§ Kec. Banjarsari
8,638
3,194
4,815
12,582
14,811
100.407
61.945
82.173
124.980
158.262
11.624
19.394
17.066
9.933
10.685
1998 Kotamadya Surakarta 44,040 568.280 12.904
2003 Kotamadya Surakarta 44,040 602.910 13.690
2008 Kotamadya Surakarta 44,040 639.650 14.524
2013 Kotamadya Surakarta 44,040 678.620 15.409
Sumber: Biro pusat statistik
1.2.2 Perkembangan Fungsi Kota Surakarta
Wilayah kotamadya Dati II Surakarta, merupakan kota yang sudah dapat
dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota
pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga
serta sosial budaya. Seperti ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel fungsi dan skala pelayanan Kotamadya Dati II Surakarta:
No Fungsi kota Skala pelayanan
1. Pemerintahan Lokal dan Regional
2. Industri Lokal, Regional dan Nasional
3. Pendidikan Lokal, Regional dan Nasional
4. Pariwisata dan Sosial Budaya Lokal, Regional dan Internasional
5. Perdagangan Lokal dan Regional
6. Pusat Olahraga Lokal, Regional dan Nasional
Sumber: Perda no. 8/1993 dan pengolahan studio
III.1.3.Perencanaan Umum Tata Ruang Kota Surakarta
Berdasar SK Walikota Dati II Srakarta No.050/ 228/ 1/ 1989 tanggal 25 Mei
1989, bahwa wilayah kotamadya Surakarta dibagi dalam 4 wilayah
pengembangan yaitu meliputi :
a. wilayah pengembangan utara
b. wilayah pengembangan barat
c. wilayah pengembangan timur
d. wilayah pengembangan selatan
Sekolah Dasar Internasional III-4
Yang kemudian dirinci dalam 10 sub wilayah pengembangan (SWP), sebagai
unit perencanaan dalam penyusunan RUTRK Surakarta 1993-2013.
I. SWP I, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Pucang Sawit. Meliputi
6 kelurahan (Pucang sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkarah, Sewu dan
Semanggi) seluas 487,52 Ha.
II. SWP II, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kampung Baru.
Meliputi 12 kelurahan (Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan
Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan,
Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan) seluas 430,90 Ha.
III. SWP III, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Gajahan. Meliputi 12
kelurahan (Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan,
Kemlayan, pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu,
dan Joyosuran) seluas 494,31 Ha.
IV. SWP IV, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sriwedari. Meliputi 8
kelurahan (Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari,
Manahan, dan Mangkubumen).
V. SWP V, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sondakan. Meliputi 3
kelurahan (Pajang, Laweyan, Sondakan) seluas 253,50 Ha.
Peta Satuan Wilayah Pembangunan Daerah Surakarta
Sekolah Dasar Internasional III-5
VI. SWP VI, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jajar. Meliputi 3
kelurahan (Karang Asem, Jajar, Kerten) seluas 327,60 Ha.
VII. SWP VII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sumber, meliputi 2
kelurahan (Sumber, Banyuanyar) seluas 258,30 Ha.
VIII. SWP VIII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jebres. Meliputi 2
kelurahan (Jebres, Tegalharjo) seluas 349,50 Ha.
IX. SWP IX, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kadipiro. Meliputi 2
kelurahan (Kadipiro, Nusukan ) seluas 715,10 Ha.
X. SWP X, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Mojosongo. Meliputi 1
kelurahan (Mojosongo) seluas 532,90 Ha.
Sedangkan pengembangan fungsi antara lain meliputi :
a. kawasan pengembangan wisata
b. kawasan pengembangan budaya
c. kawasan pengembangan olah raga
d. kawasan pengembangan relokasi industri
e. kawasan pengembangan pendidikan tinggi
f. kawasan pengembangan perbelanjaan
g. kawasan pengembangan perkantoran
h. kawasan pengembangan lingkungan perumahan
yang digambarkan dalam gambar berikut ini :
Pariwisata Pendidikan
Budaya Industri
Sekolah Dasar Internasional III-6
Olah Raga Perumahan
Perdagangan & Jasa Pergudangan
Pusat Administrasi Area Terbuka
FUNGSI KOTA SW
P Wisat
a
Budaya OR Indstri Pend. Dagang Kntor Rm
h
LOKASI
I x Pucang sawit
II x x x Mangkunegaran
Balaikota, kaw komersial
III x x x Kraton, kaw komersial
IV x x Sriwedari, Balekambang,
Manahan
V x Sondakan, Laweyan
VI x x Jajar
VII x Sumber, Banyuanyar
VIII x x x Jurug, UNS, Kaw
komersial
IX x x Kadipiro
X x Mojosongo
a. Rencana Struktur Tata Guna Tanah
Untuk memantapkan struktur yang telah digariskan dalam RUTRK 1993 – 2013,
adapun fungsi masing-masing SWP dengan prosentase kegiatannya seperti
ditunjukkan pada tabel berikut :
Skala Pelayanan Kegiatan
Ters Sekunder Primer
Fungsi / kegiatan (%) SW
P
Ling BW
K
Kota
/lokal
Regi
onal
Nas Inte
r
A B C D E F G H
Juml
ah
(%)
I ü ü ü ü ü 20 10 70 100
II ü ü ü ü ü ü 10 5 5 10 10 60 100
III ü ü ü ü ü ü 15 15 25 45 100
IV ü ü ü ü ü ü 5 15 5 10 65 100
V ü ü ü ü 15 5 10 70 100
VI ü ü ü ü 5 10 5 5 75 100
VII ü ü ü 5 5 90 100
VIII ü ü ü ü ü 10 5 10 25 5 55 100
IX ü ü ü ü ü 15 5 5 75 100
Sekolah Dasar Internasional III-7
Keterangan :
A = Fungsi Pariwisata
B = Fungsi Kebudayaan
C = Fungsi Olahraga
D = Fungsi Industri
BWK = Bagian Wilayah Kota
Inter = Internasional
E = Fungsi Pendidikan
F = Fungsi Perdagangan
G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran
H = Fungsi Perumahan
b. Penataan Bangunan
1. Penataan Lingkungan dan Bangunan
Penataan kepadatan bangunan pada penggal jalan utama untuk tiap SWP di kota
Surakarta :
a. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) tinggi (>75%), untuk
bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks 4 lantai, yang berfungsi
komersial di daerah perdagangan.
b. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) sedang (50 - 75%), untuk
bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) maks 8 lantai, yang berfungsi
komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk perumahan
c. Kawasan peruntukan Angka Lantai Dasar (ALD) rendah (20 - 50%), untuk
bangunan dengan Ketinggian Bangunan (KB) min 9 lantai, yang berfungsi
komersial di daerah perdagangan, serta KB maks. 2 lantai untuk industry
2. Penataan Bangunan Bertingkat Banyak
a. Sangat Potensial
Sepanjang jalan Slamet Riyadi, Urip Sumohardjo, Sudirman, Yos Sudarso,
Gatot Subroto, dan Dr. Rajiman (Coyudan)
b. Potensial
Sepanjang jalan A. Yani, Kapt. Mulyadi, Gadjah Mada, Sutan Syahrir, S.
Parman, Sudiarto, Veteran, Honggowongso, dan Kol. Sutarto
c. Cukup Potensial
Sepanjang jalan R.M Said,, Akhmad Dahlan, Juanda, Teuku Umar,
Ronggowarsito, Kartini, Monginsisdi, Dr. Rajiman (Laweyan), qdi Sucipto,
Dr. Moewardi, dan Brigjend Katamso
X ü ü ü 5 5 90 100
Sekolah Dasar Internasional III-8
d. Kurang Potensial
Sepanjang Jl. Kyai Mojo, Cokroaminoto, Suryo, Yosodipuro,
Bhayangkara, Perintis Kemerdekaan, Dr. Wahidin, Hasanudin, MT.
Haryono, Ir. Sutami dan Kol. Sugiono.
e. Tidak Potensial
Sepanjang Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo, Sugiyopranoto, Prof. Dr. Suharso,
Suprapto, Mangunsarkoro, Adi Sumarmo dan Ki Hajar Dewantoro.
3. Penataaan Perpetakan Bangunan Jalan-Jalan Utama
a. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak >5000 m² untuk KB
min 9 lantai.
b. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 2000 - 5000 m²
untuk KB maks 8 lantai
c. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 1000 – 2500 m²
untuk KB maks 4 lantai
d. Kawasan peruntukkan dan penggal jalan dengan petak 1000 m² untuk KB
maks 2 lantai
4. Penataan Ketinggian Bangunan
Materi atau kriteria perancangan yang diatur dalam penataan ketinggian
bangunan adalah jumlah lantai ketinggian bangunan maksimum pada jalan-jalan
utama di tiap Sub Wilayah Pengembangan Kota Surakarta yaitu :
a. Ketinggian bangunan sangat rendah, yaitu blok dengan bangunan tidak
bertingkat maksimum 2 lantai dengan tinggi puncak dasar dan dengan
Angka Luas lantai = 2x Angka Lantai Dasar.
b. Ketinggian bangunan rendah, yaitu blok dengan bangunan bertingkat
maksimum 4 lantai dengan tinggi puncak maksimum 20m dan minimum
12m dari lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 4x Angka Lantai
Dasar.
c. Ketinggian bangunan sedang, yaitu blok dengan bangunan bertingkat
maksimum 8 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 36m dan
minimum 24m dari lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 8x Angka
Lantai Dasar.
d. Ketinggian bangunan tinggi, yaitu blok dengan bangunan bertingkat
minimum 9 lantai dengan tinggi puncak bangunan minimum 40m dari
lantai dasar dan dengan Angka Luas lantai = 9x Angka Lantai Dasar,
Sekolah Dasar Internasional III-9
maksimum 20 lantai dengan tinggi puncak bangunan maksimum 84m dari
lantai dasar dan Angka Luas Lantai = 20x Angka Lantai Dasar
III.1.4. Kaitan Usia Sekolah dengan Sekolah Internasional
usia sekolah WNA yang berada di Indonesia adalah sama dengan usia
sekolah Warga Negara Indonesia (WNI) untuk tingkat Taman Kanak -
kanak hingga Sekolah Menengah Umum (SMU), yaitu usia 5 sampai
dengan 19 tahun, dengan terbagi menjadi:
· 5 — 6 tahun usia setingkat Taman Kanak-kanak.
· 7 — 11 tahun usia setingkat Sekolah Dasar (SD).
· 12 — 14 tahun usia setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
· 15 — 19 tahun usia setingkat Sekolah Menengah Umum (SMU)
Penduduk Usia Sekolah Kota Surakarta Tahun 2005 (Sumber : Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), BPS )
7-12 Tahun 13-15 Tahun 16-18 Tahun 19-24 Tahun Jumlah
55,460 28,556 28,556 60,888 173,460
Penduduk Surakarta Menurut Table Kelompok Umur dan Jenis
Kelamin Tahun 2005 (Sumber : Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas), BPS )
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0 - 4 1,283,887 1,262,883 2,546,770
5 - 9 1,551,753 1,486,848 3,038,601
10 - 14 1,734,624 1,588,100 3,322,724
15 - 19 1,523,129 1,383,220 2,906,349
20 - 24 1,286,619 1,295,800 2,582,419
25 - 29 1,241,340 1,328,521 2,569,861
30 - 34 1,177,968 1,304,950 2,482,918
35 - 39 1,251,001 1,352,976 2,603,977
40 - 44 1,191,607 1,223,268 2,414,875
45 - 49 1,068,128 1,021,627 2,089,755
50 - 54 862,162 875,795 1,737,957
55 - 59 617,353 624,095 1,241,448
60 - 64 556,159 586,334 1,142,493
Sekolah Dasar Internasional III-10
65 - 69 397,656 479,337 876,993
70 - 74 312,641 389,977 702,618
75 + 312,697 336,395 649,092
III.2 TINJAUAN SEKOLAH DASAR INTERNASIONAL YANG AKAN
DIRENCANAKAN
III.2.1 Arah Perencanaan
2.1.1 Fungsi
Sekolah Dasar Internasional yang direncanakan merupakan
suatu tempat, bangunan atau lembaga dimana didalamnya
terdapat kegiatan belajar mengajar dengan jenjang dasar
(setelah pra sekolah dan sebelum sekolah menengah) di
Surakarta dengan penekanan pengaplikasian metode student
centered dan fun learning dengan konsep pembelajaran moving
class pada fisik bangunan sekolah dasar internasional.
2.1.2 Tujuan
Secara garis besar tujuan perencanaan Sekolah adalah sebagai
berikut :
Menciptakan sebuah pengolahaan fisik bangunan Sekolah
Dasar Internasional di Surakarta yang dapat menampung
kegiatan belajar mengajar baik pendidikan formal maupun
kegiatan non-formal yang berbeda dengan sekolah-sekolah
internasional lain di Surakarta ( mengaplikasian metode student
centered dan fun learning dengan penerapan konsep moving
class pada fisik bangunan sekolah dasar internasional)
III.2.2 Manfaat Perencanaan
2.2.1 Bagi Masyarakat Umum
1. Mampu memberikan alternatif baru bagi warga Surakarta (warga
negara Indonesia maupun warga negara asing) yang ingin
menyekolahkan anaknya di sekolah dasar internasional yang setara
dengan sekolah-sekolah negara maju.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pentingnya metode
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan yang didukung
Sekolah Dasar Internasional III-11
dengan penerapan konsep moving class ke dalam fisik bangunan
sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
2.2.2 Bagi Pengguna
1. Meningkatkan tingkat pendidikan melalui pemenuhan fasilitas
yang ada.
2. Meningkatkan motivasi belajar pada siswa dengan metode aktif
dan menyenangkan
III.2.3 Penerapan Arsitektural Dalam Perencanaan Desain
2.3.1 Langgam Arsitektural yang Digunakan
Pengaplikasian metode student centered dan fun learning dengan
penggunaan konsep moving class ke dalam fisik bangunan sekolah
dasar internasional. Dengan penggunaan elemen-elemen pendukung
yang mencerminkan karakter anak pada fasade bangunan. Bangunan
direncanakan dengan menggunakan konsep moving class. Sirkulasi
dibuat efektif namun efisien sehingga mempercepat perpindahan siswa
saat berganti pelajaran.
2.3.2 Konsep Tampilan Fisik Bangunan
1. Secara keseluruhan konsep Perencanaan Sekolah Dasar
Internasional di Surakarta menggunakan konsep pengaplikasian
metode student centered dan fun learning dengan penggunaan konsep
moving class ke dalam fisik bangunan sekolah dasar internasional,
untuk tampilan bangunan menggunakan elemen pendukung yang
dinding fasade menggunakan bentuk geometri dan huruf alphabet yang
mencerminkan materi belajar yang dipelajari anak SD
2. Interior ruang kelas yang disesuaikan dengan karakteristik
mata pelajaran tersebut dengan bentuk pola meja dan kursi agar
interaksi guru dan siswa dapat terjadi.
Sekolah Dasar Internasional III-12
Interior kelas pendukung konsep moving class :
3. Sirkulasi dibuat efektif sehingga mempercepat perpindahan
siswa saat berganti pelajaran.Dengan didukung interior sirkulasi yang
dibuat menarik (berkelok-kelok) sehingga ssat siswa berjalan saat
pergantian pelajaran siswa lebih refresh dengan adanya interior
menarik seperti adanya ruang komunal (taman ) di tengah-tengah
deretan kelas.
4. Lansekap dan lingkungan sekitar ditata sedemikian rupa
sehingga pengguna merasa nyaman.
III.2.4 Program Perencanaan
4 3
2 1 5
Sekolah Dasar Internasional III-13
Perencanaan dilakukan dengan membuat suatu program kegiatan yang
sesuai untuk diterapkan pada bangunan Sekolah sehingga antara kegiatan
pendidikan berjalan dengan baik. Program perencanaan kegiatan yang
dilakukan antara lain:
2.4.1 Merencanakan Kegiatan Sekolah
Ø Bangunan Utama
Ø Ruang kelas dan laboraturium
§ Jenis kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan
belajar mengajar.
Ø Ruang Pamer
§ Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan
pameran hasil Karya siswa
§ Siswa, guru dan seluruh civitas akademika sekolah
dapat melalukan kegiatan melihat hasil karya siswa
yang dipamerkan.
Ø Perpustakaan
§ Kegiatan yang dilakukan adalah membaca.
§ siswa dapat menambah ilmu pengetahuan dengan
membaca buku maupun elekronik book.
Pengunjung juga dapat mengakses Internet yang
disediakan dalam perpustakaan digital.
Ø Gedung Olah Raga, lapangan sepak bola dan kolam renang
§ Kegiatan yang dilakukan adalah olah raga.
§ Siswa, guru dan pengelola dapat melakukan
kegiatan berolah raga sesuai dengan jadwal dan
peraturan yang sudah ditetapkan.
2.4.2 Merencanakan Kegiatan Pengelola
Bangunan pengelola
Ø Kegiatan yang dilakukan adalah bekerja sesuai dengan
kepentingan masing-masing.
Ø Seluruh pengurus dan staf melakukan kegiatan sesuai
dengan kepentingannya masing-masing.
III.2.5 Pelaku Kegiatan
Sekolah Dasar Internasional III-14
Pola kegiatan siswa sumber: analisa penulis.
.Pola kegiatan Guru sumber: analisa penulis.
Datang
Istirahat Pulang
Melakukan kegiatan belajar di dalam kelas
Melakukan kegiatan belajar di luar kelas.
Datang
Parkir
Istirahat
Pulang
Melakukan kegiatan mengajar di luar kelas
Melakukan koordinasi dengan sesama guru
dan dengan pengelola.
Parkir
Melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas
2.5.1 Siswa
· Melakukan kegiatan belajar di dalam kelas.
· Melakukan kegiatan belajar di luar kelas.
2.5.2 Guru atau Tenaga Pengajar
· Melakukan kegiatan mengajar di dalam kelas.
· Melakukan kegiatan mengajar di luar kelas.
· Melakukan koordinasi dengan sesama guru dan dengan
pengelola.
2.5.3 Pegawai Sekolah
· Memantau segala kegiatan baik kegiatan umum, kegiatan belajar
mengajar dan aktifitas lain di luar jam sekolah.
· Mengelola kegiatan penunjang dan servis.
· Mengadakan kerjasama dengan sekolah lain.
Sekolah Dasar Internasional III-15
Pola kegiatan Pengelola. sumber: analisa penulis.
Datang
Parkir
mengelola keg. umum mengelola keg. penunjg mengelola keg. servis
Istirahat
Pulang
Mengadakan kerjasama dengan pihak luar
mengadakan koordinasi antar divisi
Parkir
· Mengadakan koordinasi dengan kepala-kepala divisi/bagian.
III.2.6 Pengaturan waktu
Kegiatan pembelajaran dengan sistem moving class berlangsung
selama 45 menit setiap 1 jam tatap muka dan jeda waktu untuk
perpindahan kelas / ruang adalah 5 menit.
Pengaturan jam setiap hari berlangsung sebagai berikut :
Jam ke Waktu Keterangan
1
Jeda waktu
2
Jeda waktu
3
Jeda waktu
4
Jeda waktu
5
Jeda waktu
6
Jeda waktu
7
Jeda waktu
8
07.00 – 07.45
07.45 – 07.50
07.50 – 08.35
08.35 – 08.40
08.40 – 09.25
09.25 – 09.30
09.30 – 10.15
10.15 – 10.30
10.30 – 11.15
11.15 – 11.20
11.20 – 12.05
12.05 – 12.10
12.10 – 12.55
12.55 – 13.00
13.00 – 13.45
Istirahat