60
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Objek penelitian adalah proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan
penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi objek di dalam
penelitian.
Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengungkapan
Enterprise Risk Management (ERM) dalam Perspektif Keuangan dan Return Saham.
Pemilihan perusahaan perbankan yang tercatat di BEI dan Bursa Malaysia sebagai
sumber data penelitian karena perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan
terbuka dan selalu merilis laporan tahunannya sehingga dapat dengan mudah untuk
mendapatkan data dari perusahaan tersebut.
Pengungkapan sendiri didefinisikan sebagai pengungkapan dalam bentuk
pernyataan yang mengacu pada hal-hal yang lebih spesifik, yaitu pada proses dan
metodologi penyediaan informasi dan pembuatan kebijakan pengambilan keputusan
yang dilakukan melalui pemahaman dan keterbukaan (Ali, 2006: 327). Sedangkan
tingkat pengungkapan ERM dalam perspektif keuangan merupakan banyaknya
informasi tentang implementasi ERM khususnya terkait dengan risiko keuangan
perusahaan dalam laporan tahunan yang dipublikasikan pada stakeholders.
Sedangkan return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari
61
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham meliputi keuntungan jual
beli saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss.
Di samping capital gain, investor juga akan menerima dividen tunai setiap tahunnya
(Samsul, 2006: 291).
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Ikhsan (2008: 88) definisi dari desain penelitian adalah rencana yang
terstruktur dari penyelidikan yang digambarkan untuk memperoleh jawaban tentang
pertanyaan penelitian. Dalam pengertian luas, desain penelitian dapat diartikan
sebagai keseluruhan proses perancangan dan pelaksanaan penelitian, sedangkan
dalam arti sempit dan khusus, desain penelitian berarti prosedur pengumpulan dan
analisis data, maksudnya menguraikan tentang metode pengumpulan dan analisis data
apa saja yang digunakan untuk menjelaskan penelitian.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan asosiatif. Penelitian
deskriptif merupakan studi yang meneliti status kelompok, objek, kondisi, sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Studi deskriptif juga
mempelajari tentang norma-norma atau standar, sehingga penelitian deskriptif ini
disebut survei normatif. Dalam studi deskriptif dapat diteliti masalah-masalah
normatif bersama-sama dengan masalah status dan sekaligus dapat membuat
perbandingan-perbandingan antar fenomena. Sedangkan metode asosiatif merupakan
62
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
suatu bentuk penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan diantara dua
variabel atau lebih.
Dengan metode ini penulis bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran,
atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat,
serta perbedaan antar fenomena yang diselidiki dalam hal ini tingkat pengungkapan
ERM dalam perspektif keuangan dan return saham serta mengetahui perngaruh
tingkat pengungkapan dalam perspektif keuangan terhadap return saham.
Selain itu, penulis juga melakukan event study. Event study merupakan studi
yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya
dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study atau studi peristiwa ini dapat
digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu
pengumuman. Tujuannya adalah untuk melihat reaksi pasar dalam menyerap
informasi yang dipublikasikan, yang tercermin dari return saham. Pada penelitian ini
akan diamati dampak dari pengumuman informasi dalam hal ini merupakan publikasi
laporan tahunan terhadap return saham sebelum dan sesudah publikasi laporan
tahunan.
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel
3.2.2.1 Definisi Variabel
Menurut Ikhsan (2008: 64) definisi variabel merupakan suatu sifat yang dapat
memiliki berbagai macam nilai. Kalau didefinisikan secara berlebihan, variabel
adalah sesuatu yang bervariasi. Variabel diekspresikan dalam bentuk simbol atau
63
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lambang yang padanya dilekatkan bilangan atau nilai. Sesuai dengan judul penelitian
“Hubungan Tingkat Pengungkapan Enterprise Risk Management (ERM) dalam
Perspektif Keuangan dengan Return Saham pada Emiten di Indonesia dan Malaysia”,
maka terdapat dua variabel, yaitu:
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat
pengungkapan ERM dalam perspektif keuangan yang dalam penelitian ini
disimbolkan dengan (X). Pengungkapan sendiri didefinisikan sebagai
pengungkapan dalam bentuk pernyataan yang mengacu pada hal-hal yang lebih
spesifik, yaitu pada proses dan metodologi penyediaan informasi dan pembuatan
kebijakan pengambilan keputusan yang dilakukan melalui pemahaman dan
keterbukaan (Ali, 2006: 327). Sedangkan tingkat pengungkapan ERM dalam
perspektif keuangan merupakan banyaknya informasi tentang implementasi ERM
khususnya terkait dengan risiko keuangan dalam laporan tahunan perusahaan
yang dipublikasikan pada stakeholders. Tingkat pengungkapan ERM dalam
perspektif keuangan ini menggambarkan tingkat kesesuaian penyampaian
informasi dengan ketentuan yang berlaku atau indikator yang digunakan. Tingkat
pengungkapan ataupun kualitas pengungkapan memerlukan proses kuantifikasi
yang memudahkan perhitungan dalam penelitian. Penelitian-peneltian terdahulu
menggunakan DSCORE sebagai variabel yang menggambarkan perhitungan
disclosure index untuk tiap perusahaan berdasarkan serangkaian rangkuman
64
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
beberapa kategori utama dalam annual report yang diberikan skor tertentu
tergantung keberadaan informasi yang disampaikan. Sama dengan penelitian
terdahulu, penelitian menggunakan DSCORE untuk mengetahui disclosure index
tiap perusahaan khususnya terkait dengan Enterprise Risk Management dalam
perspektif keuangan.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan jenis variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi variabel independen. Variabel dependen dari penelitian ini
adalah return saham yang dalam penelitian ini disimbolkan dengan (Y). Return
saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal
investasi. Pendapatan investasi dalam saham meliputi keuntungan jual beli
saham, dimana jika untung disebut capital gain dan jika rugi disebut capital loss
(Samsul, 2006: 291). Return merupakan selisih dari investasi sekarang dengan
harga investasi awal. Jika investasi sekarang (Pt) lebih tinggi daripada investasi
awal (Pt-1) maka akan memperoleh keuntungan modal (capital gain), sebaliknya
apabila invetasi sekarang (Pt) lebih rendah daripada investasi periode awal (Pt-1)
maka akan terjadi kerugian modal (capital loss).
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel independen pada penelitian ini adalah tingkat pengungkapan
Enterprise Risk Management (ERM) dalam perspektif keuangan. Berdasarkan ERM
65
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Framework yang dikeluarkan COSO, terdapat 108 item pengungkapan ERM yang
mencakup delapan dimensi yaitu lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi
kejadian, penilaian risiko, respon atas risiko, kegiatan pengawasan, informasi dan
komunikasi, dan pemantauan (Desender, 2007 dalam Meizaroh dan Jurica, 2011).
Pada penelitian ini, penulis hanya memfokuskan pada pengungkapan ERM dalam
perspektif keuangan sehingga berdampak pada perubuhan item pengungkapan
menjadi 61 item. Perubahan ini disebabkan oleh dipersempitnya item-item
identifikasi kejadaian hanya pada kejadian-kejadian yang berdampak pada risiko
kuangan.
Perhitungan item-item ini dilakukan dengan cara setiap item ERM yang
diungkapkan diberi nilai 1, dan nilai 0 apabila tidak diungkapkan contohnya apabila
perusahaan menyajikan informasi mengenai tanggungjawab dewan perusahaan maka
diberi nilai satu, bila tidak diberi nilai 0. Setiap item akan dijumlahkan untuk
memperoleh keseluruhan indeks ERM masing-masing perusahaan. Informasi
mengenai pengungkapan ERM diperoleh dari laporan tahunan perusahaan.
Variebel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Return
merupakan selisih dari investasi sekarang dengan harga investasi awal. Jika investasi
sekarang (Pt) lebih tinggi daripada investasi awal (Pt-1) maka akan memperoleh
keuntungan modal (capital gain), sebaliknya apabila invetasi sekarang (Pt) lebih
rendah daripada investasi periode awal (Pt-1) maka akan terjadi kerugian modal
(capital loss).
66
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Operasionalisasi variabel dalam penelitian disajikan pada tabel 3.1 sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala
Variabel X
Pengungkapan
ERM
(COSO dalam
Desender,
2007 dalam
Meizaroh dan
Jurica, 2011)
DSCORE:
)max( SCORE
SCORE
SCORE : Item yang diungkapakan
max(SCORE) : Total Item Pengungkapan
Rasio
Variabel Y
Return Saham
(Hartono,
2010: 206)
Return Saham:
𝑅𝑖,𝑡 =𝑃𝑡 − 𝑃𝑡−1
𝑃𝑡−1
𝑅𝑖,𝑡 = Return Saham
𝑃𝑡 = Harga investasi saat ini
𝑃𝑡−1 = Harga investasi periode lalu
Rasio
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Ikhsan (2008: 117) populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai
karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini seluruh perusahaan perbankan
yang tercatat di BEI dan Bursa Malaysia periode 2011. Perusahaan perbankan yang
tercatat di BEI dan Bursa Malaysia dipilih dengan alasan bahwa seluruh perusahaan
67
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
tersebut merupakan perusahaan terbuka yang selalu merilis laporan tahunannya dan
diharuskan untuk transparan mengenai informasi keuangan dan non-keuangan
perusahaan, sehingga dapat dengan mudah untuk mendapatkan data dari perusahaan
tersebut.
Sampel didefinisikan oleh Sujoko, dkk.. (2008:74) sebagai berikut:
“A Sample is a subset of the population. It comprise some members selected from the
population. In other word, some, but not all, elements of the population would from
sample”.
Jadi sampel adalah bagian dari dari populasi yang memenuhi syarat untuk dijadikan
sebagai objek penelitian.
Pada penelitian ini penulis menjadikan seluruh populasi sebagai sampel
penelitian dikarenakan anggota populasi relatif kecil dan juga agar penelitian ini
dapat benar-benar merepresentasikan kejadian yang sebenarnya terkait dengan
hubungan tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management dalam perspektif
keuangan terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang tercatat di BEI dan
Bursa Malaysia. Oleh karena itu, maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 39 Perusahaan. Berikut ini perusahaan-perusahaan perbankan yang menjadi
sampel dalam penelitian ini:
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan Sampel Penelitian
Indonesia
PT. Bank Agroniaga Tbk. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
68
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PT. Bank ICB Bumiputera Tbk.
PT. Bank Ekonomi Raharja Tbk.
PT. Bank Central Asia Tbk.
PT. Bank Bukopin Tbk.
PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
PT. Bank Nusantara parahyangan Tbk.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero)
Tbk.
PT. Bank Mutiara Tbk.
PT. Bank Danamon Indonesia Tbk
PT. Bank Pundi Indonesia Tbk.
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk.
PT. Bank QNB Kesawan Tbk.
PT. Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk.
PT. Bank Pan Indonesia Tbk.
PT. Bank Bumi Arta Tbk.
PT. Bank CIMB Niaga Tbk.
PT. Bank Internasional Indonesia Tbk.
PT. Bank Permata Tbk.
PT. Bank Sinarmas Tbk.
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional
Tbk.
PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk.
PT. Bank Mayapada Internasional Tbk.
PT. Bank Windu Kentjana Internasional
Tbk.
PT. Bank Mega Tbk.
PT. Bank Capital Indonesia Tbk.
PT. Bank of India Indonesia Tbk.
PT. Bank Victoria International Tbk.
PT. Bank OCBC NISP Tbk.
Malaysia
Affin Holdings Bhd.
Alliance Financial Group Bhd.
AMMB Holdings Bhd.
CIMB Group Ltd.
Hong Leong Bank Bhd.
Malayan Banking Bhd.
Public Bank Bhd.
RHB Capital Bhd.
Sumber: http://www.idx.co.id/ dan http://www.bursamalysia.com/
69
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu prosedur yang terstandarisasi dan
sistematis guna memperoleh data yang diperlukan (Ikhsan, 2008:47). Pada dasarnya,
teknik pengumpulan data sangat berkaitan dengan masalah penelitian yang ingin
dipecahkan. Sumber data dari penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diterima penulis secara tidak langsung lewat perantara seperti
dokumen-dokumen, catatan serta yang diperoleh dari situs BEI dan Bursa Malaysia.
Sesuai dengan jenis data dalam penelitian ini yaitu data sekunder, maka metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu Pengumpulan data dilakukan dengan cara
menelaah data laporan tahunan perusahaan-perusahaan yang terpilih menjadi sampel.
Pada penelitian ini, laporan tahunan yang ditelaah yaitu laporan tahunan perusahaan
perbankan yang tercatat di BEI dan Bursa Malaysia periode 2011. Laporan tahunan
perusahaan-perusahaan ini diperoleh dari situs http://www.idx.co.id/ dan
http://bursamalaysia.com/.
3.2.5. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan tingkat pengungkapan Enterprise Risk
Management (ERM) dalam perspektif keuangan terhadap return saham, penulis
melakukan pengolahan data awal seperti:
1. Memperoleh data-data yang berkaitan dengan variabel-variabel terkait, seperti
laporan tahunan periode 2011 dan harga saham perusahaan perbankan yang
tercatat di BEI dan Bursa Malaysia di sekitar tanggal publikasi laporan tahunan.
70
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Menghitung tingkat pengungkapan Enterprise Risk Management dalam
Perspektif keuangan yang terdiri dari delapan dimensi seperti lingkungan
internal, penetapan tujuan, identifikasi kejadian, penilaian risiko, respon terhadap
risiko, kegiatan pengawasan, informasi dan komunikasi serta pemantauan.
Setelah itu, untuk mendapatkan gambaran mengenai pengungkapan ERM dalam
perspektif keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dan Bursa
Malaysia digunakan metode deskriptif dengan menghitung mean, modus, dan
standar deviasi. Mean adalah nilai rata-rata, modus adalah nilai yang paling
banyak keluar, dan standar deviasi menunjukkan keheterogenan yang terjadi
dalam data yang sedang diteliti atau dapat dikatakan sebagai jumlah rata-rata
varaibilitas di dalam satu set data. Jika nilai standar deviasi 0, ini menandakan
data pengamatan homogen sedangkan bila semakin besar nilai standar deviasi,
menandakan semakin menyebar data pengamatannya atau memiliki
kecenderungan setiap data berbeda satu sama lain.
3. Mengitung return saham pada saat tanggal publikasi, 5 hari sebelum dan setelah
tanggal publikasi laporan tahunan. Studi peristiwa digunakan untuk mengetahui
return saham pada saat event tertentu. Event windows atau periode pengamatan
digunakan 10 hari disekitar tanggal publikasi laporan tahunan yaitu 5 hari
sebelum dan 5 hari sesudah dipublikasikannya laporan tahunan.
Setelah itu, penulis melakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui seberapa
erat hubungan antara pengungkapan Enterprise Risk Management dalam perspektif
71
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keuangan terhadap return saham di Indonesia dan Malaysia. Hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha) dinyatakan sebagai berikut:
H01: r ≥ 0,6, artinya terdapat hubungan positif yang kuat antara tingkat
pengungkapan ERM dalam perspektif keuangan dengan
return saham di Indonesia.
Ha1: r < 0,6, artinya tidak terdapat hubungan positif yang kuat antara tingkat
pengungkapan ERM dalam perspektif keuangan dengan
return saham di Indonesia.
H02: r ≥ 0,6, artinya terdapat hubungan positif yang kuat antara tingkat
pengungkapan ERM dalam perspektif keuangan dengan
return saham di Malaysia
Ha2: r < 0,6, artinya tidak terdapat hubungan positif yang kuat antara tingkat
pengungkapan ERM dalam perspektif keuangan dengan
return saham di Malaysia.
H03: 𝜌𝐼 − 𝜌𝑀 = 0, artinya tidak terdapat perbedaan signifikan kekuatan
hubungan antara tingkat pengungkapan ERM dalam
perspektif keuangan dengan return saham antara Indonesia
dan Malaysia
Ha3: 𝜌𝐼 − 𝜌𝑚 > 0, artinya terdapat perbedaan signifikan kekuatan hubungan
antara tingkat pengungkapan ERM dalam perspektif
72
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
keuangan dengan return saham antara Indonesia dan
Malaysia.
Dalam menguji hipotesis, akan digunakan teknik analisis korelasi, karena
penulis ingin mengetahui keeratan hubungan antar variabel baik di Indonesia maupun
Malaysia. Dalam analisis korelasi ini penulis akan melakukan tahapan-tahapan antara
lain:
1. Menghitung koefisien korelasi Indonesia dan Malaysia
Menggunakan koefisien korelasi momen yang dikembangkan oleh Pearson.
Rumus koefisien korelasi tersebut dinyatakan sebagai berikut:
𝑟 =𝑛( 𝑋𝑌) − ( 𝑋) ( 𝑌)
[𝑛 𝑋2 − 𝑋)2][𝑛( 𝑌2 − ( 𝑌)2]
Di mana:
r : Nilai koefisien korelasi
∑X : Jumlah pengamatan variabel X
∑Y : Jumlah pengamatan variabel Y
∑XY : Jumlah perkalian variabel X dan Y
(∑X²) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(∑X)² : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X
(∑Y²) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(∑Y)² : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y
n : Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
73
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sumber: Suharyadi dan Purwanto (2009: 159)
Koefisien korelasi mempunyai nilai antara -1 sampai 1. Tanda positif
menyatakan bahwa antara variabel-variabel itu terdapat korelasi positif, yang berarti
nilai variabel X yang kecil berpasangan dengan nilai Variabel Y kecil dan nilai
variabel X yang besar berpasangan dengan nilai variabel Y yang besar. Sedangkan
tanda negatif menyatakan bahwa variabel X yang besat berpasangan dengan variabel
Y yang kecil dan variabel X yang kecil berpasangan dengan variabel Y yang besar
(Sudjana, 2004: 245).
Untuk mengetahui kuat atau lemahnya hubungan yang terjadi, maka dapat
digunakan dasar sebagai berikut:
Tabel 3.4
Nilai Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat lemah/rendah
0,20-0,399 Lemah/Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2010: 250)
74
Almatadema Iradhatullah, 2012 Pengaruh Tingkat Pengungkapan Interprise Risk Management Dalam Perspektif Keuangan Terhadap Return Saham Pada Emiten Di Indonesia dan Malaysia Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Melakukan uji perbedaan koefisien korelasi antara Indonesia dan Malaysia.
Untuk menguji signifikansi perbedaan antara dua koefisien korelasi antara dua
kelompok sampel yang berbeda dipergunakan rumus berikut:
𝑍𝑠𝑡 =𝑍1 − 𝑍2
1
𝑁1 − 3 +1
𝑁2 − 3
𝑍𝑠𝑡 : Nilai Z statistik yang dicari
𝑍1 dan 𝑍2 : Skor ubahan dari koefisien 𝑟1 dan 𝑟2
𝑁1 dan 𝑁2 : Jumlah Sampel Kelompok 1 dan 2
1 dan 3 : Bilangan tetap
Sumber: Nurgiyantoro (2004: 165)
Untuk menguji signifikansi perbedaan kedua koefisien korelasi r itu, langkah
pertama adalah mentransformasikan kedua koefisien itu ke dalam z-skor Fisher
(Fisher z scores) menggunakan tabel transformasi nilai z Fisher, setelah itu
dilakukan perhitungan dengan rumus di atas dengan menggunakan taraf nyata
sebesar 5%.