Download - BAB III Metode Penelitian
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 1/12
16
3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2012. Penelitian
analisis komposisi kimia dan pembuatan bioetanol buah lindur dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi dan Biokimia Hasil Perairan, Departemen Teknologi
Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, penelitian histologi buah lindur dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas
Kedokteran Hewan, Intitut Pertanian Bogor dan pengujian kadar bioetanol di
Laboratorium Terpadu, Institut Pertanian Bogor.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari bahan utama,
yaitu dari buah lindur ( B. gymnorrhiza) yang diperoleh dari Pulau Kaya, Kota
Tual, Kabupaten Maluku Tenggara dan bahan untuk perhitungan proksimat misalakuades, HCl, NaOH, katalis selenium, H2SO4, H3BO3 dan pelarut heksana.
Bahan untuk pembuatan bioetanol adalah gula pasir, HCl, NaOH, pupuk NPK
(Natrium, Posfor, Kalium), pupuk ZA ( zwavelzuur ammonia), isolat
Saccharomyces cerevisiae, PDA ( Potato Dextrose Agar ), PDB ( Potato Dextrose
Broth). Sedangkan bahan – bahan yang digunakan untuk pewarnaan preparat adalah
parafin, xylol, toluidine blue, etanol, larutan seri Johansen, FAA.
Alat-alat yang digunakan antara lain mikroskop merk Olympus BH-2,
kromatografi gas SupelcoTM 37 Component FAME Mix, beker glass 2 L, kompor
listrik, alat pengaduk, timbangan digital, pH meter, gelas ukur 100 ml, saringan,
spatula, pipet volumetrik, piknometer, selang (d=3 mm), toples kaca 300 ml,
alumunium foil, jarum ose, blender, parutan kelapa, pisau, plastik, baskom,
inkubator, autoclave, thermometer, cawan porselen, oven, desikator, tabung
reaksi, gelas erlenmeyer, tabung Kjeldahl, tabung soxhlet , buret, mortar, tanur,
kertas saring, homogenizer , botol vial, waterbath, dan syringe.
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 2/12
17
3.3 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen di Laboratorium sesuai
dengan prosedur kerja. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian
pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan meliputi karakterisasi
bahan baku (buah lindur), analisis histologi, uji proksimat, pembuatan starter
(regenerasi kultur dan starter media cair), pembuatan media fermentasi,
penambahan nutrient , pengaturan pH dan pasteurisasi. Penelitian utama meliputi
pembuatan bioetanol, yaitu fermentasi alkohol, pelakuan inkubasi, dan pengujian
(uji pH akhir dan uji kadar etanol).
3.3.1 Pengambilan dan preparasi sampel
Penelitian ini diawali dengan pengambilan dan preparasi sampel buah
lindur ( B. gymnorrhiza). Buah lindur ditemukan di daerah mangrove dan banyak
terkena sinar matahari. Setelah sampel buah lindur diperoleh kemudian dibawa
dengan cool box hingga ke laboratorium kemudian dicuci dengan air bersih untuk
menghilangkan benda asing yg menempel lalu dikeringkan di bawah sinar
matahari.
3.3.2 Pembuatan preparat dengan metode parafin dan pengamatan
Pengamatan jaringan tanaman diawali dengan pembuatan preparat
tanaman lindur ( B. gymnorrhiza) kemudian pengambilan gambar objek pada
mikroskop. Pembuatan preparat dilakukan dengan metode parafin. Tahapannya
terdiri atas fiksasi, pencucian, dehidrasi dan penjernihan, infiltrasi, pemurnian
dalam blok, penyayatan, perekatan, dan pewarnaan. Bagian tanaman lindur yang
diambil adalah daun, batang dan daun.
Fiksasi dilakukan selama >24 jam (5 hari) dalam larutan FAA, setelah itu
larutan fiksasi dibuang dan sampel dicuci dengan etanol 50% sebanyak 4 kali
dengan waktu penggantian masing-masing selama 30 menit. Kemudian
didehidrasi dan dijernihkan secara bertahap melalui perendaman dalam larutan
seri Johansen pada suhu ruang. Proses infiltrasi dimulai dari perendaman sampel
dalam TBA dengan minyak parafin dengan perbandingan 1 : 1 dan 1/3 parafin
beku dan disimpan pada suhu ruang selama 4 jam yang dilanjutkan pengovenan
pada suhu 58 oC selama 18 jam. Pergantian parafin dilakukan setiap 5 jam sekali
sebanyak 4 kali.
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 3/12
18
Proses penanaman dilakukan dengan cara sampel dari tahap infiltrasi
dimasukkan ke dalam blok kotak yang berisi parafin cair dan disimpan pada suhu
ruang hingga benar-benar membeku. Proses penyayatan dilakukan dengan
menggunakan mikrotom putar setebal 10 µm. Blok parafin terlebih dahulu
dipotong dan dirapihkan kemudian ditempelkan pada holder lalu disayat. Hasil
sayatan direkatkan pada gelas objek yang telah diolesi albumin-gliserida dan
ditetesi air. Gelas berisi pita parafin kemudian dipanaskan pada hot plate dengan
suhu 45 oC selama 3-5 jam. Pewarnaan dilakukan dengan toluidin blue.
Proses selanjutnya adalah penutupan dengan pemberian entellen atau
canada balsam pada gelas objek dan ditutupi dengan gelas penutup. Proses
pengambilan gambar dilakukan dengan mikroskop cahaya. Diagram alir
pembuatan preparat dengan metode parafin, pewarnaan dan pengamatan disajikan
pada Gambar 5.
Tumbuhan Lindur
(daun, batang dan buah)
Pewarnaan
Pengamatan dengan mikroskop
Pemotongan dengan panjang 2 cm dan tebal 0,1 mm
Fiksasi FAA
Pencucian dengan etanol
Infiltrasi dengan parafin
Penanaman dalam parafin
Penyayatan blok parafin
Perekatan dengan gelas objek
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 4/12
19
Gambar 5 Diagram alir pembuatan preparat dengan metode parafin.
3.3.3 Analisis Proksimat
Analisis proksimat merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk
mengetahui komposisi kimia yang ada pada suatu bahan. Analisis proksimat
dilakukan untuk mengetahui kandungan gizi secara kasar (crude) yang meliputi
kadar air dengan menggunakan metode oven (AOAC 2005), kadar abu dengan
menggunakan tanur (AOAC 2005), protein dengan menggunakan metode kjeldahl
(AOAC 2005) dan lemak dengan menggunakan metode sokhlet (AOAC 2005).
a. Analisis Kadar air (AOAC 2005)
Kadar air dalam suatu bahan dapat diukur dengan berbagai cara. Metode
pengukuran kadar air yang umum digunakan di laboratorium adalah dengan cara
pengovenan atau destilasi. Tahap pertama yang dilakukan adalah mengeringkan
cawan porselen pada suhu 102-105 oC selama 30 menit. Cawan tersebut
diletakkan dalam desikator kurang lebih 30 menit hingga dingin kemudian
ditimbang. Sampel buah lindur ditimbang sebanyak 1-2 gram setelah terlebih
dahulu dipotong kecil-kecil, lalu dihomogenkan. Sampel yang telah
dihomogenkan dimasukkan ke dalam cawan porselen. Cawan porselen beserta
sampel ke dalam oven dengan suhu 102-105 oC selama 6 jam. Setelah 6 jam
cawan tersebut dimasukkan ke dalam desikator hingga dingin kemudian ditimbang
bobotnya.
Rumus
Keterangan: A = Berat cawan porselen kosong (gram)
B = Berat cawan porselen dengan sampel (gram) sebelum dioven
C = Berat cawan porselen dengan sampel (gram) setelah dioven
b. Analisis Kadar Abu (AOAC 2005)
Analisis kadar abu dilakukan dengan mengabukan sampel di dalam tanur.
Tahap pertama cawan abu porselen dikeringkan di dalam oven selama 30 menit
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 5/12
20
dengan suhu 105 oC, lalu didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang.
Sampel buah lindur sebanyak 1-2 gram yang telah dipotong kecil-kecil
dimasukkan ke dalam cawan abu porselen. Cawan porselen beserta sampel buah
lindur didalamnya dipijarkan dalam tungku pengabuan bersuhu 105 oC sampai
tidak berasap. Selanjutnya cawan tersebut dimasukkan ke dalam tanur pada suhu
600 oC selama 2-3 jam. Proses pengabuan dilakukan sampai abu berwarna putih.
Setelah itu cawan abu porelin didinginkan dalam desikator selam 30 menit,
kemudian ditimbang bobotnya.
Perhitungan kadar abu:
Keterangan: A = Berat cawan porselen kosong (gram)
B = Berat cawan porselen dengan sampel (gram) sebelum ditanur
C = Berat cawan porselen dengansampel (gram) setelah ditanur
c. Analisis Kadar Protein (AOAC 2005)
Tahap – tahap yang dilakukan dalam analisis protein terdiri dari tiga tahap
yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Pertama –
tama, sampel dimasukkan sebanyak 0,1 gram ke dalam tabung kjelhdal. Selanjutnya ditambahkan selenium dan 3 ml
H2SO4 ke dalam tabung tersebut. Tabung yang berisi larutan tersebut dimasukkan
ke dalam alat pemanas dengan suhu 410 0C. Proses dekstruksi dilakukan sampai
larutan berwarna bening (Tahap destruksi). Selanjutnya isi labu dituangkan ke
dalam labu destilasi, lalu ditambahkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan
larutan NaOH 40% sebanyak 20 ml. Cairan dalam ujung tabung kondensor
ditampung dalam Erlenmeyer 125 ml berisi larutan H3BO3 indikator yang ada di
bawah kondensor. Destilasi dilakukan sampai diperoleh 200 ml destilat yang
bercampur dengan H3BO3 indikator dalam erlenmeyer (Tahap destilasi). Terakhir
dilakukan titrasi dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai warna larutan
Erlenmeyer berubah menjadi pink. Kadar protein ditentukan dengan rumus:
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 6/12
21
Keterangan:
fp = Faktor pengenceran = 10
fk = Faktor konversi = 6,25
d. Analisis Kadar Lemak (AOAC 2005)
Lemak adalah senyawa yag larut dalam pelarut non polar. Sifat kelarutan
lemak sangat tergantung pada strukturnya. Metode yang sering digunakan di
Laboratorium adalah metode ekstraksi soxhlet, yakni secara langsung
mengekstraksi lemak dari bahan degan pelarut organik non polar, misal heksana,
petroleum eter, dan dietil eter. Mula – mula sampel seberat 5 gram (W1)
dimasukkan ke dalam kertas saring dan dimasukkan ke dalam selongsong lemak,
kemudian dimasukkan ke dalam labu lemak yang sudah ditimbang berat tetapnya
(W2) dan disambungkan dengan tabung soxhlet. Selongsong lemak dimasukkan
ke dalam ruang reaktor tabung soxhlet dan disiram dengan pelarut lemak. Tabung
ekstraksi dipasang pada alat destilasi soxhlet lalu dipanaskan pada suhu 40 oC
dengan pemanas listrik selama 16 jam. Pelarut lemak yang ada dalam labu lemak
didestilasi hingga semua pelarut lemak menguap. Pada saat destilasi pelarut akan
tertampung diruang ekstraktor, pelarut dikeluarkan sehingga tidak kembali ke
dalam labu lemak, selanjutnya dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 oC,
setelah itu labu didinginkan dalam desikator sampai beratnya konstan (W3).
Perhitungan kadar lemak yaitu :
% Kadar lemak =
Keterangan: W1 = berat sampel (g)
W2 = berat labu lemak tanpa lemak (g)
W3 = berat labu lemak dengan lemak (g)
e. Analisis Karbohidrat (AOAC 2005)
Pengukuran kadar karbohidrat dilakukan secara by difference, yaitu hasil
pengurangan dari 100% dari penjumlahan kadar air, kadar abu, kadar protein, dan
kadar lemak sehingga kadar karbohidrat tergantung pada faktor pengurangan. Hal
ini karena karbohidrat sangat berpengaruh terhadap zat gizi lainnya.
Kadar karbohidrat dapat dihitung dengan mengunakan rumus:
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 7/12
22
[
[
3.3.4 Pembuatan starter (Fardiaz 1992)
Pembuatan starter untuk fermentasi diantaranya melalui proses regenerasi
kultur dan starter pada media cair. Metode regenerasi kultur yang digunakan untuk
menumbuhkan khamir atau S. cerevei adalah pada PDA ( Potato Dextrose Agar )
dengan metode tebar. Isolat S. cerevei dimasukkan ke dalam agar miring. PDA
( Potato Dextrose Agar ) sebanyak 10 ml dengan cara ditebar dipermukaan media
PDA ( Potato Dextrose Agar ) sebanyak 3-5 jarum ose dan dibiakkan dalam
inkubator selama ± 48 jam dengan kondisi aerobik pada suhu 25-30 oC. Setelah
itu, biakan pada PDA ( Potato Dextrose Agar ) diinokulasi sebayak 5 jarum ose ke
dalam PDB ( Potato Dextrose Broth) 100 ml, kemudian diinkubasi selama ± 48
jam dengan kondisi aerobik pada suhu 25-30 oC. Hasil biakan ini akan dipakai
pada fermentasi utama. Diagram alir pembuatan starter disajikan pada Gambar 6.
3.3.5 Pembuatan media fermentasi (Junk dan Pancoast 1980)
Pembuatan media fermentasi yaitu dengan preparasi buah lindur,
penambahan nutrient, pengaturan pH dan pasteurisasi. Tepung buah lindur
( B. gymnorrhiza) sebanyak 100 g dibuat menjadi larutan suspensi, yakni tepung
buah lindur dicampur dengan HCl 5% (v/v) dengan perbandingan 1:20 (b/v),
kemudian diaduk hingga rata sambil dipanaskan pada suhu 100 oC selama 1 jam.
Kemudian hidrolisis dilanjutkan di autoclave pada suhu 121 oC, tekanan 1 kg/m2
dengan waktu 1 jam. Hasil hidrolisis diendapkan ± 1 jam, lalu disaring
menggunakan nilon mesh 150, dan diambil filtratnya sebagai media untuk difermentasi. Selanjutnya, cairan hasil hidrolisis ditambah dengan nutrient berupa
0,5% NPK (b/b), 1% ZA (b/b) dan 2% gula pasir (b/b), diaduk hingga rata.
Kemudian pH larutan diatur 4-5, diambil nilai tengahnya ± 4,6 dengan cara
ditambah NaOH sedikit demi sedikit. Langkah selanjutnya adalah pasteurisasi
pada suhu 80 oC selama 5 menit, lalu didinginkan hingga 30 menit. Diagram alir
pembuatan media fermentasi diperlihatkan pada Gambar 7.
3.3.6 Pembuatan bioetanol
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 8/12
23
Pembuatan bioetanol ini terdiri dari fermentasi alkohol dan perlakuan
inkubasi. Fermentasi utama dilakukan pada toples kaca 200 ml. Substrat berupa
cairan glukosa hasil hidrolisis dimasukkan ke dalam 3 toples kaca 250 ml masing-
masing 200 ml. Starter ditambahkan sebanyak 10 %. Fermentasi dilakukan pada
kondisi anaerobik. Pipa kecil dipasang pada kepala toples kaca yang sebelumnya
ditutup, ujung pipa tersebut dibenamkan ke dalam air untuk menangkap CO2 dan
menghambat adanya sirkulasi udara bebas.
Perlakuan yang diberikan yaitu saat inkubasi atau waktu fermentasi (X)
adalah 3, 5, 7 hari. Terbentuknya gelembung-gelembung udara menunjukkan
proses fermentasi pembentukan alkohol sedang berjalan. Fermentasi berlangsung
pada suhu kamar (25-30 oC). Setelah masing-masing toples kaca dan isinya
mendapat perlakuan inkubasi, kemudian dilakukan pengujian jumlah alkohol yang
didapat dari tiap perlakukan dengan menggunakan Gas Chromatography (GC).
Diagram alir proses fermentasi diperlihatkan pada Gambar 8.
3.3.7 Pengujian
Pengujian yang dilakukan diantaranya uji pH akhir fermentasi, uji kadar
dan etanol (penetapan berat jenis). Diagram alir penentuan uji pH akhir, serta
kadar alkohol disajikan pada Gambar 8.
1) Uji pH akhir fermentasi (AOAC 2005)
Media yang sudah difermentasi di uji pH akhirnya dengan menggunakan
pH meter. Katoda pH meter dibilas dengan akuades kemudian dikeringkan dengan
kertas tisu. Katoda dimasukkan ke dalam buffer dengan pH 6,8, ditunggu sampai
ada tanda bunyi yang menunjukkan bahwa pH meter siap digunakan. pH meter
dimasukkan ke dalam media uji, hasilnya dicatat.
2) Uji kadar etanol (Subekti 2006)
Pengukuran konsentrasi etanol yang dihasilkan dengan menggunakan
Gas Chromatography (GC). Identifikasi kadar etanol dilakukan dengan
menginjeksikan metil ester pada kromatografi gas SupelcoTM 37 Component Fame
Mix dengan kondisi sebagai berikut: gas yang digunakan sebagai fase bergerak
adalah gas nitrogen dengan aliran bertekanan 20 ml/menit, sebagai bahan
pembakar adalah hidrogen dengan aliran bertekanan 30 ml/menit, dan oksigen
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 9/12
24
dengan aliran 200-300 ml/menit, kolom yang digunakan adalah kolom kapiler
(capillary column) dB-23 berisi cyanopropil methylsil sepanjang 60 m dengan
diameter dalam 0,25 mm, dengan tebal lapisan film 0,25 µm. Temperatur
terprogram sebesar 125 oC, kemudian suhu dinaikkan 5 oC per menit hingga suhu
akhir 225 oC, suhu injektor 220 oC, dan suhu detektor 240 oC.
Konsentrasi etanol diperoleh dari perhitungan rasio Area dimana luas area
etanol sampel dibagi dengan luas area n-propanol sampel. Kemudian hasil rasio
area tersebut dibagi dengan slope hasil kurva kalibrasi etanol.
Konsentrasi etanol standar = 99,9 %
Berat Jenis etanol standar = 798,21 g/L
Rasio Area = Luas area etanol sampel : Luas area n-propanol sampel
Konsentrasi (%) = Rasio/Slope
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 10/12
25
Gambar 6 Diagram alir pembuatan kultur starter.
(Rinaldy 1987 dalam Devis 2008 dimodifikasi)
Isolat
Sacharomyces cerevei
Inokulasi 3-5 jarum ose
Inkubasi 48 jam suhu 25-30 oC
Inokulasi (5 jarum ose)
Ditumbuhkan pada PDB 200 ml
Inkubasi 48 jam suhu 25-30oC
Diambil 10 % dari media,
dimasukan ke dalam 200 ml
Kultur starter
Kultur starter
dan media
Ditumbuhkan pada PDA 10 ml
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 11/12
26
Buah Lindur ( B. gymnorrhiza)
Pengeringan dan
en halusan
Diambil 200 gr
Hidrolisis (HCl 5 % 1:20
b/v, 121 oC, 2 am)
Penyaringan (Nilon mesh 150)
Pasteurisasi 80 oC, 5 menit
Penambahan nutrisi
Perlakuan 1 (X1)
200 ml media
(toples kaca)
Media
Filtrat
Gula 2 % NPK 0,5 %
ZA 1%
Media
Perlakuan 3 (X3)200 ml media
(toples kaca) Perlakuan 2 (X2)
200 ml media
(toples kaca)
Preparasi pemisahan daging
dan kulit buah lindur
7/15/2019 BAB III Metode Penelitian
http://slidepdf.com/reader/full/bab-iii-metode-penelitian-56327fad55680 12/12
27
Gambar 7 Diagram alir pembuatan media fermentasi dari buah lindur
( B. gymnorrhiza).(Rinaldy 1987 dalam Devis 2008 dimodifikasi)
Gambar 8 Diagram alir proses fermentasi dan penentuan kadar alkohol.(Rinaldy 1987 dalam Davis 2008 dimodifikasi)
Uji pHUji Kadar etanol
Inkubasi 3 hari
(X1)
Kultur starter dan media
fermentasi 660 ml
Alkohol
Inkubasi 7 hari
(X5) Inkubasi 5 hari
(X3)