48
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan kharakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2011).
Sedangkan menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah warga masyarakat
Sukasari yang menjadi anggota kelompok simpan pinjam perempuan dengan
status lancar, aktif dan minimal 2 tahun berjalan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitin ini dilaksanakan di Kecamatan Sukasari, Kabupaten
Sumedang.Penentuan lokasi ini berdasarkan prasurvey, beberapa tahun terakhir
ini Kecamatan Sukasari telah mendapat bantuan dari PNPM Mandiri Perdesaan
untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa.Menurut informasi dari fasilitator
PNPM, bahwa di wilayah kabupaten Sumedang, salah satu kegiatan PNPM yang
berhasil adalah PNPM yang ada di wilayah Sukasari.Maka peneliti ingin
mengetahui sejauh mana dampak PNPM Mandiri Perdesaan terhadap
perkembangan dan peningkatan pendapatan anggota kelompok simpan pinjam
perempuan (SPP) di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang.Kegiatan
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan selesai.
3.3 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode campuran yaitu, dengan
menerapkan dua pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode ini sesuai dengan
kebutuhan program studi Integrated Micro Management (IMM), karena masalah-
masalah yang diangkat begitu kompleks, sehingga apabila hanya menggunakan
satu metode saja, dianggap belum bisa mewakili penjabaran kompleksitas atas
49
fenomena yang terjadi. Dengan menggabungkan kedua metode ini diharapkan
akan dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dan lebih mendalam terhadap
masalah-masalah penelitian.
Penelitian ini juga merujuk pada pendekatan Leiden Ethnosystem yang
mendasari tiga konsep diantaranya sudut pandang pastisipan (the Participant’s
view/PV), bidang studi ethnology (the field of ethnological study/FES), dan
dimensi sejarah (the historical dimension/HD) (Slikkerveer: 1995)
Pada prinsipnya untuk mengukur dan menilai suatu keadaan sosial
diperlukan pengamatan yang intensif. Hal tersebut dimaksudkan agar
mendapatkan pengetahuan tentang persepsi emik (emic) dan interpretasi yang
muncul secara subjektif. Pengetahuan emic dan interpretasi adalah perspektif
mereka yang ada dalam suatu budaya, yang ditentukan oleh adat setempat, makna
dan kepercayaan (Loughry et al: 2006).
Pendekatan terhadap masalah-masalah penelitian kualitatif umumnya
menggunakan analisis desktiptif dengan orientasi retrospektif, karena melihat
kondisi subyek penelitian sebelum dan sesudah suatu peristiwa terjadi, yang
bertujuan untuk mencapai pemahaman yang dalam dan lebih luas tentang
fenomena yang akan diangkat. Fenomena dalam hal ini adalah sistem simpan
Pinjam yang dilakukan oleh PNPM. Bukan hanya pendekatan itu saja tetapi juga
menerapkan pendekatan transformatif-emansipatoris, artinya penelitian ini
sumber mendokumentasikan pengetahuan, praktik dan keyakinan tentang
perspektf masyarakat lokal. Selain itu penelitian ini juga menganalisis pengaruh
sistem simpan pinjam PNPM terhadap kemampuan ekonomi masyarakat di
kecamatan Sukasari pada usaha yang mereka jalankan.
Penelitian kualitatif dan kuantitatif yang akan dilakukan menggunakan
metode etnografi dengan tujuan untuk menganalisis sistm simpan pinjam di
PNPM sebagai upaya untuk mendeskripsikan pemahaman, pemikiran, aturan dan
perilaku masyarakat terhadap sistem simpan pinjam PNPM itu sendiri dan makna
sejahtera dimata mereka. Tahapan nya adalah dengan melakukan observasi
dilanjutkan dengan melakukan wawancara dengan tujuan untuk lebih mengetahui
seluruh aspek dalam sistem simpan pinjam PNPM, baik itu dari aktifitas, prosedur
50
dan perspektif masyarakat lokal. Dari sini akan diketahui pengaruh program
keuangan mikro yang dilakukan PNPM terhadap tingkat kesejahteraan anggota
PNPM di kecamatan Sukasari.
3.4 Metode Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah strategi eksplanatoris
sekuensial, yaitu sebuah strategi pengumpulan dan analisis data kualitatif yang
dilakukan pada tahap pertama kemudian diikuti oleh pengumpulan dan analisis
data kuantiatatif pada tahap kedua.Data tersebut didasarkan pada hasil temuan
tahap pertama. Terakhir adalah tahapan proses pencampuran antarahasil penelitian
kualitatif dan penelitian kuantitatif yang menghubungkan analisis kualitatif dan
pengumpulan data kuantitatif.
Tujuan penggunaan strategi ekplanatoris sekuensial adalah menggunakan
data dan hasil-hasil kuantitatif secara komplementer menafsirkan penemuan-
penemuan kualitatif, atau sebaliknya. Focus utama dalam strategi ini adalah
mengeksplorasi fenomena system simpan pinjam PNPM berdasarkan perspektif
masyarakat Sukasari. Penggunaan strategi ini diharapkan dapat mempermudah
peneliti dalam mendeskripsikan dan melaporkan hasil penenitian.
Selain menggunakan strategi eksplanatoris, penelitian ini juga
menggunakan strategi deskriptif.Rumusan masalah deskriptif adalah suatu
rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan
variable mandiri, baik hanya pada satu variable atau lebih. Jadi pada penelitian ini,
peneliti tidak membuat perbandingan variable satu sama lain, melainkan mencari
hubungan antar variable. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan
penelitian deskriptif (Sugiyono,2015)
Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status pada
sekelompok manusia, suatu objek suatu set kondisi, suatu system pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan memberikan gambaran-
gambaran terhadap fenomena yang ada, serta menguji hipotesis yang ingin
dipecahkan melalui teknik wawancara serta pengisian kuesioner. Metode
penelitian deskriptif ini juga seringkali disebut metode survey.Umunya, penelitian
51
survey ini dibatasi pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas
populasi untuk mewakili seluruh populasi.
3.5 Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variable.Variabel yang dimaksud adalah
variable independent dan variable dependen. Menurut Sugiyono (2011), variabel
independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variable dependent. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah Dampak Kredit Mikro Pada Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan).
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena
adanya variabel bebas (Sugiyono: 2011). Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah kesejahteraan masyarakat. Selanjutnya penjelasan lebih rinci mengenai
keseluruhan faktor, variable dan deskripsi serta indikator kesejahteraan sosial dan
kesejahteraan ekonomi masyarakat kecamatan Sukasari akan dijabarkan melalui
table berikut:
PNPM sebagai salah satu lembaga keuangan mikro yang berlokasi di tiap desa
berperan dalam kehidupan masyarakat.Maka pada penelitian ini yang menjadi
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Indikator Konsep Deskripsi
Pencapaian Skala No. Item
Kesejahteraan
ekonomi Pendapatan Tingkat pendapatan masyarakat
setelah mendapatkan manfaat dari
PNPM
Meningkatnya
jumlah pendapatan
masyarakat
Ordinal/
Likert 1,2,3,4,10,
dan 12
Konsumsi /
Pengeluaran Tingkat konsumsi/ pengeluaran
masyarakat setelah mendapatkan
manfaat dari PNPM
Meningkatnya
jumlah konsumsi
masyarakat
Ordinal/
Likert 5,6,7,8,9,11
dan 13
Kesejahteraan
sosial Tingkat
Pendidikan Tingkat pendidikan penerima
manfaat dan keluarga penerima
manfaat PNPM
Meningkatnya
kualitas dan
kuantitas pendidikan
masyarakat
Ordinal/
Likert 1,2,3,4,5,
dan 6
Tingkat
Kesehatan Tingkat kesehatan pendidikan
penerima manfaat dan keluarga
penerima manfaat PNPM
Meningkatnya
kualitas kesehatan
masyarakat
Ordinal/
Likert 1,2,3,4,5,
dan 6
52
variable independent adalah Dampak Kredit Mikro PNPM.Faktor peran PNPM
diwakili oleh bagaimana kehadiran dan manfaat PNPM serta bagaimana pendapat
atau pengetahun masyarakat mengenai PNPM itu sendiri. Serta factor institusi
PNPM dan bagaimana kebutuhan masyarakat akan kredit dari PNPM. PNPM
memberi dampak pada kesejahteraan baik itu dalam segi ekonomi dan
social.Dengan melihat table operasional diatas maka indikator yang mewakili
variabel kesejahteraan ekonomi adalah pendapatan, dan
pengeluaran/konsumsi.Sedangkan indikator yang mewakili variabel kesejahteraan
social adalah pendidikan, dan tingkat kesehatan.Melalui operasionalisasi variable-
variabel tersebut maka dapat mengungkap bagaimana hubungan dan sejauh mana
peran PNPM terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi dan sosial.
3.6 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua
cara, yaitu teknik pengumpulan data primer melalui kuesioner dan wawancara
pendukung, serta teknik pengumpulan sekunder melalui kajian dokumen. Cara
pengumpulan data dilakukan secara beragam karena masing-masing cara tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat saling melengkapi untuk
memberikan gambaran mengenai objek penelitian.
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
a) Observasi
Orang sering mengartikan observasi sebagi suatu aktivitas yang sempit,
yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata. Di dalam pengertian
psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra (Arikunto: 2010).
Metode observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui secara
langsung kegiatan perempuan yang menerima bantuan modal PNPM Mandiri
Perdesaan.Observasi digunakan dalam rangka mencari data awal mengenai jumlah
53
penerima bantuan modal PNPM Mandiri Perdesaan, untuk mendapatkan
gambaran mengenai kondisi ekonomi masyarakat di Kecamatan Sukasari.
b) Penyebaran Kuesioner
Kuesioner yang disebarkan merupakan kombinasi kuesioner terbuka dan
tertutup, yang berarti bahwa disamping pertanyaan tertutup yang mempunyai
sejumlah jawaban, ditambah alternatif terbuka yang memberi kesempatan kepada
responden untuk memberi jawaban di luar jawaban yang tersedia (Nasution:
2008). Pertanyaan tertutup dipilih untuk menjadi pedoman responden dalam
mengklasifikasikan jawaban, khususnya untuk jawaban-jawaban yang mudah
dikategorisasikan contohnya pendapatan, konsumsi dan tabungan.Sedangkan
pertanyaan terbuka digunakan apabila jawaban tidak dapat diantisipasi karena
sulit memasukkan sejumlah kategori atau apabila populasi belum sepenuhnya
dikenal oleh peneliti. Kuesioner diberikan kepada peneliti dengan teknik
Accidental Sampling karena peneliti tidak bisa memprediksi waktu di mana para
PKL memiliki waktu luang untuk mengisi kuesioner sehingga kuesioner
disebarkan pada jam kerja responden.
c)Wawancara
Menurut (Sugiyono,2015) wawancara dilakukan apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal lebih mendalam dari responden. Interview yang sering disebut
dengan wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh informasi dari terwawancara (Arikunto: 2010). Metode wawancara
digunakan untuk mendapatkan data primer.Data yang diperoleh meliputi data
tentang identitas responden (simpan pinjam perempuan), aktivitas kegiatan
penerima bantuan secara umum, jumlah bantuan bantuan yang diterima, omset
dan pendapatan rata-rata yang diperoleh perbulan.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan.Wawancara yang dilakukan peneliti
ditujukan kepada anggota kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di
54
kecamatan Sukasari, menggunakan alat pengumpulan data berupa pedoman
wawancara.
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang barang
tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah, dokumen nilai, peraturan-peraturan,
catatan harian dan sebagainya (Arikunto: 2010). Dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan sebagai teknik dalam mencari dan mengumpulkan data dengan cara
mempelajari dan mencatat mengenai variabel atau objek yang diteliti. Metode ini
digunakan untuk mendapatkan data skunder yang diperoleh dari Kantor PNPM
Mandiri Perdesaan Kecamatan Sukasari.
3.7 Cara Penentuan Data
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2015). Populasi
merupakan keseluruhan obyek yang karakteristiknya hendak kita uji.Populasi
dalam penelitian ini (N) adalah para penerima manfaat kredit mikro dari PNPM
dan warga masyarakat yang tidak menerima manfaat dari PNPM yang sama-sama
bertempat tinggal di kecamatan Sukasari.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono,2015). Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah simple random sampling dan purposive sampling.Simple
random sampling adalah teknik pengambilan anggota sample dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut
(Sugiyono,2015). Sedangkan Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono,2015). Purposive sampling yaitu
merupakan metode penetapan sample dengan didasarkan pada kriteria-kriteria
tertentu dimana tiap anggota populasi tidak memmiliki kesempatan yang sama
untuk dijadikan sample.
55
Untuk menjawab pertanyaan pertama digunakan metode purposive
ampling.Kriteria yang ditentukan dalam purposive sampling diantaranya
merupakan warga kecamatan Sukasari yang bukan merupakan anggota dan tidak
menerima fasilitas/manfaat kredit dari PNPM. Akan dipilih sebanyak 50 orang
dengan kriteria khusus diantaranya merupakan wanita, usia produktif, pendidikan
terakhir sekolah menengah/sederajat dan memiliki usaha mikro.
Sedangkan untuk menjawab pertanyaan kedua mengunakan metode simple
random sampling.Jumlah responden ditentukan dengan menggunakan rumus
Slovin. Total warga masyarakat yang menerima manfaat kredit dari PNPM
berjumlah 1134 orang. Namun, jumlah anggora KSPP yang menjadi fokus
penelitian sekaligus dipilih sebagai sampel yakni berjumlah 124 orang. Dipilih
124 orang sebagai sample karena sejumlah orang tersebut masih secara aktif
menjadi anggota selama 5 tahun terakhir. Sedangkan sisa 1.110 hanya pernah
menjadi anggota aktif untuk kurun waktu rata-rata 6 bulan dan tidak lagi menjadi
anggota aktif (hanya tercatat sebagai anggota pasif). Untuk menentukan sample
responden, dapat digunakan rumus Slovin (Riduwan,2017), sebagai berikut:
Keterangan :
n = ukuran sample minimum
N = ukuran populasi
e2 = tingkat presisi
Jumlah populasi (N) yaitu sebanyak 120 anggota SSP dan tingkat kesalahan yang
ditentukan sebesar 10% (d=0,10), jumlah sample penelitian (n) adalah:
n = 124 = 124 = 55,3 ~ 50 orang
1+(124.0,01) 2,24
56
sesuai angka yang diperoleh maka ditetapkan 50 orang yang akan menjadi sample
untuk menjawab pertanyaan kedua (Bagaimana dampak pemberian kredit mikro
pada PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kondisi social ekonomi masyarakat di
Kecamatan Sukasari sebelum dan setelah menerima manfaat kredit?).
3.8 Teknik Analisis Data
Menurut (Sugiyono,2015), teknik analisis data yaitu diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis. Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data kedalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain. Setelah data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data.
3.8.1 Rancangan Analisis
3.8.1.1 Analisis Deskriptif-Kuantitatif
Untuk menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana dampak kredit mikro
PNPM terhadap kesejahteraan ekonomi dan social, diperlukan data yang benar,
cermat, serta akurat karena keabsahan hasil pengujian hipotesis bergantung
kepada kebenaran dan ketepatan data. Sedangkan kebenaran dan ketepatan data
yang diperoleh bergantung kepada alat pengumpul data yang digunakan
(instrumen) serta sumber data.
Dalam penelitian ini digunakan uji coba angket yang diharapkan sebagai
alat ukur penelitian yang digunakan untuk mencapai kebenaran atau mendekati
kebenaran.Sehingga dari angket inilah diharapkan data utama yang berhubungan
dengan masalah penelitian dapat terpecahkan.
Teknik pengukuran dalam instrumen pada penelitian ini akan
menggunakan skala Likert, adapun pertimbangan digunakan angket skala Likert
dalam penelitian ini adalah karena Skala Likert memiliki tingkat realibilitas tinggi
57
dalam mengurutkan manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu dan luwes serta
fleksibel daripada teknik pengukuran lainnya. (Sugiyono,2015)
Dalam menjawab skala Likert ini, responden hanya memberi tanda,
misalnya checklist atau tanda silang pada kemungkinan skala yang dipilihnya
sesuai dengan pertanyaan.Selanjutnya angket yang telah diisi responden perlu
dilakukan penyekoran.Untuk pemberian skor pada skala Likert berarah positif dan
negatif.Sedangkan untuk skala negatif, kemungkinan skor tersebut menjadi
sebaliknya tergantung kepada arah pertanyaan yang diberikan.
Skala Likert digunakan untuk mengukur tanggapan atau respon seseorang
tentang oyek social.Jawaban dari setiap instrument yang menggunakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative.Setiap item
diberi pilihan respon yang sifat nya tertutup. Tingkat pengukuran data dalam skala
Likert adalah ordinal sehingga apabila akan dianalisis dengan statistic paramentrik
harus dinaikan terlebih dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan
Method of Successive Interval (MSI) (Ridwan,2017)
MSI atau disebut metode interval berurutan merupakan teknik tersebut
merupakan teknik yang paling sederhana dalam mentransformasi skala ordinal
menjadi skala interval. Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval
adalah sebagai berikut:
1) Menentukan frekuensi responden yang memberikan respon terhadap setiap
item kuesioner
2) Membuat proporsi untuk setiap bilangan frekuensi
3) Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon, sehingga
diperoleh nilai proporsi kumulatif
4) Menentukan nilai Z untuk setiap kategori, dengan asumsi bahwa proporsi
kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku
5) Menghitung SV (scale value) dengan rumus :
SV = density at lower limit - density at upper limit
area under upper limit - area under lower limit
( Sumber: Umar, 2008)
58
Dimana :
Density at Lower Limit = kepadatan batas bawah
Density at Upper Limit = kepadatan batas atas
Area Below Upper Limit = daerah dibawah batas atas
Area Below Lower Limit = daerah dibawah batas bawah
6) SV (scale value) yang nilainya terkecil (yang memiliki harga negatif
terbesar), diubah menjadi sama dengan satu (-1)
7) Mentransformasikan nilai skala dengan menggunakan rumus
Y = SV + │SVminimum│
8) Gantilah setiap skor dengan nilai y yang sesuai untuk masing-masing skor
dalam satu item.
Data yang telah melalui proses MSI, selanjutnya diolah dalam pengujian statistik
lanjutan untuk mendapatkan pembuktian hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya
Dalam analisis deskriptif-kuantitatif dilakukan scoring dan indeks. Dimana
data yang masuk akan dikelompokan dan dihitung frekuensi dan presentasenya,
hasil olahan data tersebut kemdian diaanalisis secara deskriptif yang lebih
mendalam dari karakteristik masing-masing komponen variable. Kemudian data
tersebut ditabulasikan, setiap komponen yang diteliti dihitung indeks
nya.Menghitung skor tiap komponen adalah dengan menjumlahkan hasil
perkalian masing-masing frekuensi data dengan nilai bobotnya (1-5).
Tabel 3.3
Alternatif Jawaban Berdasarkan Skala Likert
No Keterangan Skor
1 Sangat Setuju 4
2 Setuju 3
3 Tidak Setuju 2
4 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: (Sugiyono,2015)
59
Kemudian indeks dihitung dengan metode mean, yaitu dengan membagi total skor
dengan jumlah responden. Angka indeks tersebut menunjukan rata-rata tanggapan
responden mengenai dampak atas adanya kredit mikro pada PNPM.
3.8.1.2 Analisis Deskriptif-Kualitatif
Selain menggunakan kuesioner utnuk menjawab rumusan masalah,
penelitian ini juga menggunakan analisis deskriptif-kualitatif dengan menganalisis
hasil wawancara peneliti dengan Fasilitator PNPM dan beberapa informan
lainnya. Pada tahap ini, data mentah yang akan diolah adalah data hasil
wawancara dengan pedoman yaitu mengenai bagaimana peran serta PNPM di
kecamatan Sukasari serta, makna keberadaan PNPM khususnya dalam hal
menyalurkan kredit mikro.
3.8.2 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2012) mendefinisikan valid adalah sebagai derajad
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang
dapat dikumpulkan oleh peneliti. Berdasarkan definisi tersebut, maka validitas
dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat
pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang
diinginkan peneliti untuk diukur.
Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak
diukur dan diinginkan dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud.Validitas merupakan seberapa jauh suatu tes atau
satu set dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur (Jogiyanto:
2010). Validitas juga sebagai sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Ada tiga kategori validitas yang sering
dijumpai, yaitu validitas berdasarkan kreteria, validitas konvergen, validitas
diskriminan.
60
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
r = koefisien korelasi yang dicari
n = banyaknya subjek
X = skor pertanyaan
Y = skor total
3.8.3 Uji Reliabilitas
Pengertin reliabititas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara
berulang relative sama maka pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat
reliabilitas yang baik (Suliyanto: 2006)
Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen
pengaruh yang baik.Berdasarkan hal tersebut, maka setelah melakukan pengujian
validitas, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian reliabilitas untuk
menguji kecenderungan atau kepercayaan alat pengukuran dengan diperoleh nilai
r dari pengujian reliabilitas yang menunjukan hasil indeks korelasi yang
menyatakan ada tidaknya hubungan antara dua belah instrument. Teknik yang
digunakan untuk menguji reliabilitas (keandala) kuesioner dalam penelitian
inidigunakan teknik belah dua (split half) skor pernyataan (statement) bernomor
ganjil genap, dengan teknik korelasi Spearman Brown.
Reliabilitas menyangkut 3 aspek penting yaitu: alat ukur yang digunakan
harus stabil dan memiliki sifat dapat diandalkan (dependability) dan dapat
diramalkan (predictability). Sehingga alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas
yang tinggi atau dapat dipercaya (Nazir: 2011).Reliabilitas bentuk pengukuran
yang dibuktikan dengan menguji konsistensi dan stabilitas. Konsistensi
menunjukkan seberapa baik item-item yang mengukur sebuah konsep bersatu
menjadi sebuah kumpulan. Menurut Jogiyanto (2010) suatu pengukuran dikatakan
reliebel jika pengukuran tersebut dapat dipercaya, supaya dapat dipercaya
61
makahasil dari pengukuran harus konsisten. Dan dikatakan konsisten manakalah
beberapa pengukuran terhadap subyek yang sama diperoleh hasil yang tidak
berbeda.
(
∑
)
Keterangan :
r = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
St2 = deviasi standard total
ƩSb2 = jumlah deviasi standard butir
3.8.4 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing
variable berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas diperlukan untuk
melakukan pengujian-pengujian variable lainnya dengan mengasumsikan nilai
residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistic
menjadi tidak valid dan statistic parametrik menjadi tidak dapat digunakan
(Ghozali,2013). Menurut (Ghazali,2013) dasar pengambilan keputusan
adalahsebagai berikut:
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal, makadapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
memenuhiasumsi normalitas.
Selain itu uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diambil
berasal dari populasi berdistribusi normal.
62
3.8.5 Uji t
Menurut Ghazali (2013), Penggunaan uji t adalah untuk mengetahui
perbedaan nilai rata-rata antara dua kelompok. Dengan melakukan pengujian t-
statistk dapat diungkap ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variable
independent (X) terhadap variable dependent (Y). Uji t pada dasarnya
menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variable penjelas/independent secara
individual dalam menerangkan variasi variable independent (Ghozali,2013).
Untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian ini serta berdasarkan
hubungan antar populasinya, uji t yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dependent sample t-test, dan independent sample t-test:
a. Independent sample t-test
Independent sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk
membandingkan rata-rata dua grup yang tidak saling berpasangan atau tidak
saling berkaitan (Ghozali,2013). Tidak saling berpasangan dapat diartikan bahwa
penelitian dilakukan untuk dua subjek sampel yang berbeda. Prinsip pengujian uji
ini adalah melihat perbedaan variasi kedua kelompok data, sehingga sebelum
dilakukan pengujian, terlebih dahulu harus diketahui apakah variannya sama
(equal variance) atau variannya berbeda (unequal variance).
Homogenitas varian diuji berdasarkan rumus:
Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal variance) bila F-
Hitung < F-Tabel, dan sebaliknya, varian data dinyatakan tidak sama (unequal
variance) bila F-Hitung > F-Tabel. Bentuk varian kedua kelompok data akan
berpengaruh pada nilai standar error yang akhirnya akan membedakan rumus
pengujiannya. Uji t untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan rumus
Polled Varians:
63
Uji t untuk varian yang berbeda (unequal variance) menggunakan rumus
Separated Varians:
Hipotesis yang disusun, yaitu:
Tidak terdapat dampak yang positif antara kegiatan kredit mikro pada
PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kesejahteraan masyarakat.
Terdapat dampak yang positif antara kegiatan kredit mikro
pada PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kesejahteraan masyarakat.
b. Paired sample t-test
Paired sample t-test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk
membandingkan rata-rata dua grup yang saling berpasangan (Ghozali,2013).
Sampel berpasangan dapat diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang
sama namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang berbeda, yaitu
pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan sebuah treatment.
Menurut Ghazali (2011), rancangan ini paling umum dikenal dengan
rancangan pre-post, artinya membandingkan rata-rata nilai pre- test dan rata-rata
post test dari satu sampel. Metode ini menggambarkan bahwa responden akan di
ukur test pengetahuannya sebelum penyuluhan (nilai pre-test) dan di ukur test
pengetahuannya setelah penyuluhan (nilai post test) selanjutnya nilai masing-
masing responden di bandingkan antara sebelum penyuhan (pre-test) dengan
setelah penyuluhan (post-test). Jadi satu sampel akan memiliki dua buah data.
Rumus t-test yang digunakan untuk sampel berpasangan (paired) adalah:
64
Dengan hipotesis:
Tidak terdapat dampak yang positif antara kredit mikro pada
PNPM Mandiri Perdesaan terhadap kondisi social ekonomi masyarakat
sebelum dan setelah menerima manfaat kredit mikro.
Terdapat dampak yang positif antara kredit mikro pada PNPM Mandiri
Perdesaan terhadap kondisi social ekonomi masyarakat sebelum dan
setelah menerima manfaat kredit mikro.
3.8.6 Uji Mann Withney
Menurut Santoso (2010) Uji Mann-Whitney digunakan sebagai alternatif
lain dari uji T parametrik bila anggapan yang diperlukan bagi uji T tidak dijumpai.
Teknik ini dipakai untuk mengetes signifikansi perbedaan antara dua populasi,
dengan menggunakan sampel randon yang ditarik dari populasi yang sama. Test
ini berfungsi sebagai alternatif penggunaan uji-t bilamana persyaratan persyaratan
parametriknya tidak terpenuhi, dan bila datanya berskala ordinal. Uji ini berbeda
dengan uji Wilcoxon.Uji wilcoxon untuk dua sampel yang
berpasangan.sedangkan mann whitney khusus untuk dua sampel yang
independent.
Untuk dapat melakukan pengujian dengan menggunakan metode Mann
Withney diperlukan data berskala ordinal, interval atau rasio: terdiri dari 2
kelompok yang independent atau saling bebas, data kelompok I dan kelompok II
65
tidak harus sama banyaknya, data tidak harus berdistribusi normal sehingga tidak
perlu uji normalitas
Prosedur pengujian dapat dilakukan sebagai berikut:Susun kedua hasil
Pengamatan menjadi satu kelompok sampel, hitung jenjang/ rangking untuk tiap –
tiap nilai dalam sampel gabungan, jenjang atau rangking diberikan mulai dari nilai
terkecil sampai terbesar, nilai beda sama diberi jenjang rata–rata, selanjutnya
jumlahkan nilai jenjang untuk masing-masing sampel, hitung Nilai statistik uji U.
Ada dua macam tehnik U-test ini, yaitu U-test untuk sampel-sampel kecil
dimana n ≤ 20 dan U-test sampel besar bila n > 20. Oleh karena pada sampel
besar bila n > 20, maka distribusi sampling U-nya mendekati distribusi normal,
maka test signifikansi untuk uji hipotesis nihilnya disarankan menggunakan harga
kritik Z pada tabel probabilitas normal. Sedangkan test signifikansi untuk sampel
kecil digunakan harga kritik U . Adapun formula rumus Mann-Whitney Test.
Berikut statistik uji yang digunakan dalam uji mann whitney:
Untuk sampel kecil (n1 atau n2 ≤ 20)
Untuk sampel kecil dimana n1 atau n2 ≤ 20.maka digunakan rumus umum
dari uji mann whitney. berikut statistik uji yang digunakan untuk sampel
kecil.
U1 = n1.n2 - U2
U2 = n1.n2 - U1
Bisa menggunakan salah satu dari rumus di atas. Nah untuk mencari nilai
U1 dan U2 seperti berikut.
Keterangan:
U1 = Statistik uji U1
U2 = Statistik uji U2
66
R1 = jumlah rank sampel 1
R2 = jumlah rank sampel 2
n1 = banyaknya anggota sampel 1
n2 = banyaknya anggota sampel 2
Setelah mendapatkan nilai statistik uji U1 dan U2. kemudian mengambil
nilai terkecil dari kedua nilai tersebut. Nilai terkecil yang diperoleh
kemudian dibandingkan dengan tabel mann whitney.
Untuk sampel besar (n1 atau n2 >20)
Berbeda dengan kasus jumlah sampel kecil, jumlah sampel besar
menggunakan statistik uji z karena jumlah sampel yang besar yaitu > 20
setiap sampel. Cara ini tidak membutuhkan tabel mann whitney tapi
menggunakan tabel z yang mungkin lebih populer. Caranya hampir sama
untuk sampel kecil yaitu mencari U1 dan U2. kemudian ada langkah
tambahan untuk menentukan statistik uji z. Nantinya akan digunakan
untuk membandingkan dengan tabel z. Berikut rumus yang digunakan.
Rumus diatas digunakan apabila ada rangking yang berbeda. Sedangkan
untuk ada rangking yang sama menggunakan rumus seperti berikut.