28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Lemahieng 02 Kecamatan
Bawen Semester II tahun pelajaran 2014/2015. Berada di dekat pemukiman
warga, jauh dari jalan raya. Jarak lokasi SDN Lemahieng 02 Kecamatan Bawen
ke pusat Kecamatan 2 km. Kondisi fisik SD masih tergolong baik. Jumlah kelas di
SD Negeri Lemahieng 02 Kecamatan Bawen ada 6 kelas dari kelas 1 sampai kelas
6, terdapat pula 1 perpustakaan, 1 kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang
komputer dan 1 ruang UKS. Jumlah guru di SD Negeri Lemahieng 02 Kecamatan
Bawen ada 9 guru , yaitu 6 guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6, 1 guru agama
islam, 1 guru olah raga dan 1 guru komputer.
Subjek penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas 4 yang berjumlah 31 siswa
yang terdiri 17 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Menurut John Piaget
(Susanto, 2013: 184), anak usia 7–12 tahun berada dalam tahap berpikir konkret.
Berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka, anak usia sekolah dasar pada
umumnya mengalami kesulitan dalam memahami IPA yang bersifat abstrak.
Karena keabstrakannya IPA relatif tidak mudah untuk dipahami oleh siswa
sekolah dasar pada umumnya.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu pembelajaran
kooperatif tipe Make A Match dan hasil belajar IPA. Pembelajaran kooperatif tipe
Make A Match merupakan variabel bebas (Independent), sedangkan keaktifan dan
hasil belajar IPA merupakan variabel terikat (Dependent).
3.2.2 Definisi Operasional
Pembelajaran kooperatif tipe Make A Match adalah suatu pembelajaran
dimana siswa dibentuk menjadi dua kelompok, satu kelompok
persoala/pernyataan dan yang satu berupa kelompok jawaban. Tugas siswa yaitu
mencari pasangan kartu yang cocok dari setiap kartu yang mereka dapat.
29
Keaktifan dalam belajar adalah mengaktifkan siswa secara fisik, namun
dalam hal tersebut tidak hanya fisiknya saja tetapi juga merujuk pada kemampuan
berpikir siswa, mental dan emosional peserta didik dalam proses pembelajaran.
Keaktifan belajar dalam penelitian ini diukur menggunakan rubrik keaktifan yang
disusun berdasarkan indikator-indikator keaktifan
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah melalui
proses pembelajaran, baik kemampuan secara kognitif, kemampuan secara afektif
maupun kemampuan secara psikomotor. Hasil belajar yang diteliti pada penelitian
ini merupakan hasil belajar kognitif yang dapat diketahui hasilnya dengan tes
tertulis setelah proses pembelajaran selesai. Hasil belajar IPA dalam bentuk besar
skor yang di dapat siswa dari hasil tes formatif yang diberikan oleh guru. Tes ini
digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa setelah
mengikuti pembelajaran Make A Match. Soal tes yang diberikan berbentuk pilihan
ganda. Pemberian tes dalam penelitian ini akan dilaksanakan pada pertemuan
ketiga dalam setiap siklus.
3.3 Rencana Tindakan
Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2008:16), model yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dengan melalui beberapa
siklus tindakan dan terdiri dari tiga komponen yaitu perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (action) dan observasi (observation), dan refleksi
(reflection). Model spiral ini merupakan model siklus berulang berkelanjutan,
dengan harapan pada setiap tindakan menunjukkan peningkatan sesuai perubahan
dan perbaikan yang ingin dicapai.
30
Gambar 2
Gambar 3.1
Skema Rencana Tindakan Model Spiral dari Kemmis dan Taggrat
Tahap-tahap penelitian dapat dijabarkan dalam uraian di bawah ini:
1) Perencanaan
Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti menyusun suatu perencanaan
mengenai hal apa yang akan diperlukan dan dilaksanakan di dalam pelaksanaan
tindakan. Sebelum menyusun perencanaan, peneliti melakukan pengamatan
terhadap kelas yang akan diteliti terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui kondisi kelas yang sebenarnya. Setelah melakukan pengamatan, maka
peneliti dapat merumuskan masalah yang ditemukan dalam pembelajaran.
Kemudian peneliti dapat menyusun suatu perencanaan yang mencakup tindakan
yang akan dilakukan untuk meningkatkan atau memperbaiki pembelajaran yang
sudah ada. Untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran peneliti
dapat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe make a match.
2) Pelaksanaan tindakan dan observasi
Pelaksanaan tindakan adalah mengimplementasikan tindakan
pembelajaran yang sesuai dengan rencana tindakan yang telah disusun. Dalam
31
pelaksanaan pembeljaran ini peneliti menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
make a match. Dalam 1 siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Dalam setiap
pertemuan, dilakukan observasi (pengamatan) terhadap proses pelaksanaan
pembelajaran make a match. Pertemuan ketiga pada setiap siklus akan diadakan
evaluasi untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa setelah mengikuti
pembelajaran make a match.
3) Refleksi
Peneliti mengkaji hasil tindakan yang telah dilakukan.Refleksi digunakan
untuk menemukan kekuranganatau kelemahan yang terjadi pada tindakan siklus I.
Kekurangan atau kelemahan yang ada kemudian di perbaiki pada siklus
berikutnya.
3.3.1 Tindakan Siklus I
3.3.1.1 Perencanaan
Dalam tahap ini dilakukan 3 kali pertemuan. Setelah meminta dan
mendapatkan ijin dari pihak sekolah, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) untuk 2 kali pertemuan dan 1 kali pertemuan untuk evaluasi
hasil belajar. Selain itu, peneliti juga menyiapkan alat peraga yang sesuai dengan
materi yang akan diajarkan, lembar observasi, kegiatan siswa, dan soal evaluasi
berbentuk pilihan ganda. Lembar observasi disusun berdasarkan sintak
pembelajaran Make A Match. Peneliti juga menyiapkan kartu permainan make a
match. Kartu permainan make a match adalah hal paling penting dalam
pembelajaran Make A Match, karena setiap siswa akan mencari pasangan dari
kartu yang mereka dapat tentang materi yang mereka pelajari.
3.3.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Tahap pelaksanaan tindakan adalah kegiatan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Dalam penelitian ini
pelaksanaan tindakan dilakukan dengan menerapkan kartu permainan make a
match. Pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan atau 6 x 35 menit.
Pertemuan pertama materi yang diajarkan adalah memahami berbagai bentuk
energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari
(energi panas dan energi bunyi). Pertemuan ketiga peneliti melakukan evaluasi
32
setelah melaksanakan pembelajaran make a match pada pertemuan sebelumnya.
Selama pelaksanaan tindakan berlangsung, dilakukan kegiatan observasi. Dalam
tahap observasi, penulis menghimpun temuan dan masukan yang diperoleh selama
proses kegiatan, baik temuan dari penelitimaupun temuan dari guru yang
diperoleh melalui lembar observasi. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan
dengan mengamati kegiatan guru dan siswa ketika melaksanakan pembelajaran
make a match. Kemudian observer menilai apakah sintak pembelajaran make a
match sudah terlaksana dengan baik atau belum.
Langkah-langkah pembelajaran dari pertemuan 1 dan 2 adalah langkah-
langkah yang sama pada setiap pertemuannya. Langkah-langkah pembelajaran
terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir sebagai berikut:
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahap
Langkah – Langkah
Tahap 1
Menyampaikan
tujuan dan
motivasi
Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru menyiapkan kondisi kelas
2. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi
- Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran
sebelumnya mengenai penyebab perubahan fisik,
“coba sebutkan apa saja yang penyebab perubahan
fisik di alam?”
- “Siapa yang pernah main ke pantai? Main apa di
pantai? Bagaimana pasirnya jika terkena ombak?”
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu
tentang faktor-faktor penyebab terjadinya erosi dan
abrasi
33
Tahap 2
Menyiapkan
kartu
Tahap 3
Membagikan
kartu
Tahap 4
Belajar
mencari
pasangan
Kegiatan Inti (45 menit)
1. Eksplorasi
a. Guru memperlihatkan gambar peristiwa erosi
b. Guru menjelaskan pengertian erosi.
c. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang faktor –
faktor penyebab dan kerugian terjadinya erosi.
d. Guru menampilkan gambar abrasi
e. Guru menjelaskan pengertian abrasi.
f. Siswa bersama guru bertanya jawab faktor – faktor
penyebab dan kerugian terjadinya abrasi.
2. Elaborasi
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
soal/pernyataan dan yang lainnya lagi berisi jawaban
tentang materi erosi dan abrasi
b. Guru membagikan kartu pada siswa secara acak
c. Guru menjelaskan tentang perrmainan mencari pasangan
(make a match)
d. Siswa memikirkan jawaban/soal yang didapat
e. Siswa mencari pasangan dari setiap kartu yang dimiliki
selama 5 menit
f. Siswa mempresentasikan hasil yang didapat jika sudah
menemukan pasangan kartu yang cocok
g. Siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang
cocok diberi penghargaan
h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa
34
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
i. Guru menyudahi permainan mencari pasangan (make a
match) jika waktu sudah habis.
3. Konfirmasi
a. Guru menyampaikan kesimpulan dari permainan
mencari pasangan (make a match).
Tahap 5
kesimpulan
Kegiatan Akhir (20 menit)
1. Guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang
pembelajaran hari ini.
2. Guru memberi umpan balik dan memberi penguatan.
Pertemuan 2
Tahap Langkah – Langkah
Tahap 1
Menyampaikan
tujuan dan
motivasi
Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru menyiapkan kondisi kelas
2. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi
- Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya
yaitu tentang erosi dan abrasi
- Guru bertanya kepada siswa: “coba sebutkan bencana alam
apa saja yang pernah kalian lihat selain abrasi dan erosi?”
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu
tentangfaktor-faktor penyebab banjir dan longsor.
35
Tahap 2
Menyiapakan
kartu
Tahap 3
Membagi kartu
Tahap 4
Belajar
mencari
pasangan
Kegiatan Inti (45 menit)
1. Eksplorasi
a. Guru menjelaskan pengertian banjir.
b. Guru menampilkan gambar tentang banjir
c. Siswa bersama guru bertanya jawab faktor – faktor
penyebab dan kerugian terjadinya banjir.
d. Guru menjelaskan pengertian longsor.
e. Guru menampilkan gambar tentang longsor
f. Siswa bersama guru bertanya jawab faktor – faktor
penyebab dan kerugian terjadinya longsor.
2. Elaborasi
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
soal/persoalan dan yang lainnya lagi berisi jawaban
tentang materi banjir dan longsor.
b. Guru membagikan kartu pada siswa secara acak
c. Guru menjelaskan tentang perrmainan mencari
pasangan (make a match)
d. Siswa memikirkan jawaban/soal yang didapat
e. Siswa mencari pasangan dari setiap kartu yang
dimiliki selama 5 menit
f. Siswa mempresentasikan hasil yang didapat jika
sudah menemukan pasangan kartu yang cocok
g. Siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang
cocok diberi penghargaan
h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa
36
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
i. Guru menyudahi permainan mencari pasangan (make
a match) jika waktu sudah habis.
3. Konfirmasi
a. Guru menyampaikan kesimpulan dari permainan
mencari pasangan (make a match).
Tahap 5
Kesimpulan
Kegiatan Akhir (20 menit)
1. Guru membimbing siswa menarik kesimpulan tentang
pembelajaran hari ini
2. Guru memberi umpan balik dan memberi penguatan
3. Guru menutup pembelajaran
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai observer mengamati
keterlaksanaan sintak pembelajaran make a match. Pengamatan dilakukan untuk
mengetahui apakah sintak pembelajaran make a match sudah terlaksana dengan
baik atau belum. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar
observasi keterlaksanaan sintak make a match yang sudah disediakan.
3.3.1.3 Refleksi
Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi siklus I.
Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi semua informasi dan
data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Hasil analisis itu kemudian
dijadikan sebagai bahan refleksi. Apabila masih ada kekurangan atau kelemahan
pada tindakan siklus I, maka dilakukan perbaikan pada siklus.
3.3.2 Tindakan Siklus II
Pembelajaran siklus II dibuat jika siklus I belum berhasil mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan pada siklus II ini merupakan
37
perbaikan dari siklus I. Pada siklus II kegiatan pembelajarannya sama dengan
siklus I hanya saja pada siklus II merupakan penyempurnaan dari kekurangan atau
kelemahan yang ada pada siklus I.
3.3.2.1 Perencanaan
Berdasarkan kekurangan pada siklus I, kegiatan perencanaan pada siklus II
yaitu merancang perbaikan pembelajaran dari kekurangan pada siklus I. Setelah
itu menyusun rencana pembelajaran (RPP) sesuai materi pada pelaksanaan siklus
II dan dilanjutkan merancang alat peraga, lembar observasi keterlaksanaan sintak
make a match, kegiatan siswa, nomor, dan soal evaluasi berbentuk pilihan ganda.
3.3.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilaksanakan adalah menerapkan RPP yang telah dibuat.
Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus II ini terdapat tiga kali pertemuan atau 6
x 35 menit. Sedangkan pada pertemuan ketiga peneliti melakukan evaluasi dengan
memberikan soal berbentuk pilihan ganda kepada siswa. Selama proses
pembelajaran, perlu dilakukan kegiatan observasi untuk sarana pengumpulan data
yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan penelitian.
Langkah-langkah pembelajaran pertemuan 1 dan 2 pada siklus II ini
adalah langkah-langkah yang sama pada setiap pertemuannya. Langkah-langkah
pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir sebagai berikut:
Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan 1
Tahap Langkah – Langkah
Tahap 1
Menyanpaikan
tujuan dan
motivaasi
Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru menyiapkan kondisi kelas
2. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi
- Guru bertanya pada siswa “Siapa yang pernah sakit?
Kalau sakit diapakan supaya sembuh? Bagaimana agar
kita tidak sakit?”
- Guru mengaitkan materi yang dipelajari di pertemuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari hari ini.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu
38
tentang cara pencegahan erosi dan pencegahan abrasi.
Tahap 2
Menyiapkan
kartu
Tahap 3
Membagi
kartu
Tahap 4
Belajar
mencari
pasangan
Kegiatan Inti (45 menit)
1. Eksplorasi
a. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang cara
pencegahan erosi.
b. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang cara
pencegahan abrasi.
2. Elaborasi
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
soal/pernyataan dan yang lainnya lagi berisi jawaban
tentang materi tentang cara pencegahan erosi dan
pencegahan abrasi.
b. Kartu dibentuk ikan dan masing-masing kartu yang berisi
soal/pernyataan dan kartu yang berisi jawaban diletakkan
pada dua tempat yang terpisah.
c. Guru membagi siswa ke dalam 2 kelompok yaitu
kelompok soal/pernyataan dan kelompok jawaban.
d. Guru meminta siswa untuk mengambil satu kartu secara
acak sesuai kelompoknya.
e. Siswa memikirkan jawaban/soal yang didapat
f. Siswa mencari pasangan dari setiap kartu yang dimiliki
selama 5 menit
g. Siswa mempresentasikan hasil yang didapat jika sudah
menemukan pasangan kartu yang cocok
h. Siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang
cocok diberi penghargaan
i. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
j. Guru menyudahi permainan mencari pasangan (make a
match) jika waktu sudah habis.
39
3. Konfirmasi
b. Guru menyampaikan kesimpulan dari permainan mencari
pasangan (make a match).
Tahap 5
Kesimpulan
Kegiatan Akhir (20 menit)
3. Guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang
pembelajaran hari ini.
4. Guru memberi umpan balik dan memberi penguatan.
Pertemuan 2,
Tahap Langkah – Langkah
Tahap 1
Menyampaikan
tujuan dan
motivasi
Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru menyiapkan kondisi kelas
2. Guru menyampaikan apersepsi dan motivasi
- Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya
yaitu tentang pencegahan erosi dan pencegahan abrasi
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini yaitu
tentang pencegahan banjir dan pencegahan longsor.
40
Tahap 2
Menyiapkan
kartu
Tahap 3
Membagikan
kartu
Tahap 4
Belajar
mencari
pasangan
Kegiatan Inti (45 menit)
1. Eksplorasi
a. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang cara
pencegahan banjir.
b. Siswa bersama guru bertanya jawab tentang cara
pencegahan longsor.
2. Elaborasi
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi
soal/pernyataan dan yang lainnya lagi berisi jawaban
tentang materi tentang cara pencegahan erosi dan
pencegahan abrasi.
b. Kartu dibentuk ikan dan masing-masing kartu yang berisi
soal/pernyataan dan kartu yang berisi jawaban diletakkan
pada dua tempat yang terpisah.
c. Guru membagi siswa ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok
soal/pernyataan dan kelompok jawaban.
d. Guru meminta siswa untuk mengambil satu kartu secara
acak sesuai kelompoknya.
e. Siswa memikirkan jawaban/soal yang didapat
f. Siswa mencari pasangan dari setiap kartu yang dimiliki
selama 5 menit
g. Siswa mempresentasikan hasil yang didapat jika sudah
menemukan pasangan kartu yang cocok
h. Siswa yang berhasil menemukan pasangan kartu yang
cocok diberi penghargaan
i. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
j. Guru menyudahi permainan mencari pasangan (make a
match) jika waktu sudah habis.
41
3. Konfirmasi
a. Guru menyampaikan kesimpulan dari permainan mencari
pasangan (make a match).
Tahap 5
Kesimpulan
Kegiatan Akhir (20 menit)
4. Guru membimbing siswa menarik kesimpulan tentang
pembelajaran hari ini
5. Guru memberi umpan balik dan memberi penguatan
6. Guru menutup pembelajaran
Pada pelaksanaan tindakan, peneliti sebagai observer mengamati
keterlaksanaan sintak pembelajaran make a match. Pengamatan dilakukan untuk
mengetahui apakah sintak pembelajaran make a match sudah terlaksana dengan
baik atau belum. Observer melakukan pengamatan dengan mengisi lembar
observasi keterlaksanaan sintak make a match yang sudah disediakan.
3.3.2.3 Refleksi
Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan tindakan dan observasi siklus II.
Refleksi dilakukan untuk menganalisis dan mengevaluasi semua informasi dan
data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Hasil analisis itu kemudian
dijadikan sebagai bahan refleksi. Apabila masih ada kekurangan atau kelemahan
pada tindakan siklus II, maka dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 4 setelah melakukan
pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match adalah dengan teknik tes dan
observasi. Tes hasil belajar siswa untuk mengetahui peningkatan kemampuan
42
siswa dalam menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam pembelajaran
IPA.Observasi digunakan untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar dalam
mengikuti pembelajaran dan keterlaksanaan sintaks yang dilakukan oleh guru
dalam menerapkan pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan
lembar tes hasil belajar. Lembar observasi dan lembar tes hasil belajar disusun
berdasarkan indikator keaktifan belajar, sintaks metode dan prosedur penyusunan
butir soal.
3.4.2.1 Lembar Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapi dengan format atau blanko pengamat sebagai instrumen. Lembar
observasi dalam penelitian ini adalah lembar observasi keaktifan belajar untuk
mengukur peningkatan keaktifan belajar pada saat dilaksanakan tindakan, lembar
observasi digunakan pada tiap pertemuan dan setiap individu dinilai keaktifan
belajarnya.
Lembar observasi keaktifan belajar disusun setelah membuat kisi-kisi
keaktifan siswa. Kisi-kisi dan lembar observasi keaktifan belajar berdasarkan
indikator keaktifan belajar yang dikemukakan Asmani (2011:78) yaitu
pengalaman, interaksi, komunikasi dan refleksi. Berdasarkan indikator tersebut
maka dijabarkan ke dalam beberapa item pernyataan. Data observasi keaktifan
belajar dinilai dengan kategori penskoran sebagai berikut:
Skor 1 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori kurang.
Skor 2 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori cukup.
Skor 3 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori baik.
Skor 4 = Jika pernyataan tersebut dilakukan oleh siswa dalam kategori sangat
baik
43
Untuk mengetahui keaktifan belajar setiap siswa dalam pembelajaran IPA
diperoleh melalui:
Nilai keaktifan siswa = ∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑘𝑡𝑖𝑓𝑎𝑛 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎
∑ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛
Kategori keaktifan belajar dimodifikasi berdasarkan langkah Usman dan
Akbar (2006:71) diolah dengan:
R = data tertinggi – data terendah
= 4,0 – 1,0
= 3,0
Banyak kelas = 3 kelas
P = 𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
= 3
3
= 1
Sehingga diperoleh:
Skor 1 – 1,9 = keaktifan rendah
Skor2 – 2,9 = keaktifan sedang
Skor≥3 = keaktifan tinggi
Sedangkan lembar observasi keterlaksanaan sintaks dibuat setelah
menyusun kisi-kisi keterlaksanaan sintaks. Kisi-kisi dan lembar observasi
guru ini dibuat berdasarkan sintaks pembelajaran Kooperatif Tipe Make A
Match dan penilaian menggunakan daftar cek (check list).
44
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Keaktifan Belajar Penerapan Pembelajaran
Make A Match Siswa Kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016
N
o
Indikator Deskriptor Nomor
pernyata
an
1. Pengalaman Anak akan belajar banyak melalui berbuat dan
pengalaman dengan cara mengaktifkan lebih
banyak indera daripada hanya melalui
mendengarkan.
1, 2
2. Interaksi Belajar akan terjadi dan meningkat kualitasnya
bila terjadi dalam suatu interaksi dengan orang
lain, misalnya berdiskusi, saling bertanya dan
mempertanyakan dan/saling menjelaskan.
1, 2, 3
3. Komunikasi Pengungkapan pikiran dan perasaan, baik lisan
maupun tulis, merupakan kebutuhan setiap
manusia dalam rangka mengungkapkan dirinya
untuk mencapai kepuasan.
1, 2, 3
4. Refleksi Bila seseorang mengungkapkan gagasannya
kepada orang lain dan mendapat tanggapan,
maka orang itu akan merenungkan kembali
(refleksi) gagasannya tersebut kemudian
melakukan perbaikan sehingga memiliki gagasan
yang lebih mantap lagi.
1, 2
45
Tabel 3.2
Kisi-kisi Observasi Keterlaksanaan Sintaks Penerapan Pembelajaran
Make A Match Siswa Kelas 4 SD Negeri Lemahireng 02 Semester II
Tahun Pelajaran 2015/2016
No. Aspek yang Diamati Indikator
1. Pra Pembelajaran Kesiapan ruang, alat, dan media
pembelajaran
Memeriksa kesiapan siswa
2. Kegiatan Awal Melakukan apersepsi dan motivasi
Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Kegiatan Inti Guru menyampaikan materi
Guru memberi kesempatan siswa
untuk bertanya
Guru memberikan contoh soal untuk
dikerjakan individu
Guru membahas contoh soal bersama
siswa
Guru menyiapkan kartu permainan
mencari pasangan
Guru membagi kartu
Guru menjelaskan cara permainan
kartu
Guru memberikan waktu kepada siswa
untuk mencari pasangan berdasarkan
kartu yang dipeganngnya
Guru mengamati, memberi motivasi
dan dorongan kepada siswa untuk
mendapatkan pasangannya
Guru memberikan poin kepada siswa
yang berhasil mendapatkan
46
pasangannya
Guru membimbing siswa dalam
presentasi
Setelah satu babak, guru
mengumpulkan kartu, mengocoknya
dan membagikan kembali kepada
siswa
4. Kegiatan Akhir Guru memberikan penghargaan
kepada upaya siswa dalam
pembelajaran dan yang memperoleh
poin
Guru membimbing siswa untuk
membuat kesimpulan pembelajaran
3.4.2.2 Instrumen Hasil Belajar
Untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran NHT
adalah dengan memberikan soal tes pada pertemuan ketiga tiap siklus. Soal tes
disusun berdasarkan kisi-kisi soal tiap siklus. Berikut ini adalah kisi-kisi soal
siklus I dan siklus II:
47
Tabel 3.3
Kisi- kisi Soal Pilihan Ganda
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator No
Item
Jumlah
Item
10. Memahami
perubahan li
ngkungan
fisik dan
pengaruhnya
terhadap
daratan.
Siklus I
10.2 Menjelaskan
pengaruh
perubahan
lingkungan
fisik terhadap
daratan(erosi,
abrasi, banjir,
dan longsor).
1. Menjelaskan
pengertian
erosi.
1,2
2
2. Menyebutkan
faktor-faktor
penyebab dan
kerugian
terjadinya erosi.
3,4,5, 3
3. Menjelaskan
pengertian
abrasi.
6, 7, 8 3
4. Menyebutkan
faktor-faktor
penyebab dan
kerugian
terjadinya
abrasi.
9, 10,
11. 12
4
5. Menjelaskan
pengertian
banjir.
13, 14,
15
3
6. Menyebutkan
faktor-faktor
penyebab dan
kerugian
terjadinya
banjir.
16,17,1
8
3
7. Menjelaskan
pengertian
longsor.
19,20,
21, 22
4
8. Menyebutkan
faktor -faktor
penyebab dan
kerugian
terjadinya
longsor.
23, 24,
25
3
Siklus II
10.3 Mendeskripsi-
kan cara
pencegahan
1. Menyebutkan
cara
pencegahan
erosi.
26, 27,
28, 29,
30, 31
6
48
kerusakan
lingkungan
(erosi, abrasi,
banjir, dan
longsor).
2. Menyebutkan
cara
pencegahan
abrasi.
32, 33,
34, 35,
36, 37
6
3. Menyebutkan
cara
pencegahan
banjir.
38, 39,
40, 41,
42, 43
6
4.Menyebutkan
cara pencegah
an longsor.
44, 45,
46, 47,
48, 49,
50
7
Jumlah 50
2.4.2.3 Dokumentasi
Metode dukumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable
yang berupa catatan lapangan, transkip, buku surat notulen rapat, surat kabar,
majalah, prasasti, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002:206).
Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto-foto dalam berlangsungnya
kegiatan pembelajaran Siklus I dan Siklus II sebagai bukti bahwa peneliti sudah
melakukan penelitian. Dari data tersebut akan dapat diketahui proses-proses yang
dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match.
3.4.3 Validitas dan Reliabilitas
3.4.3.1 Validitas Instrumen
Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrumen adalah untuk mengetahui
kelayakan instrumen penelitian. Priyatno (2009 : 97 ) mengemukakan bahwa
instrumen dikatakan valid artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur.
Dalam penelitian ini, uji validitas tes dihitung dengan cara
mengkorelasikan antara nilai yang diperoleh dari setiap butir soal dengan
keseluruhan yang diperoleh. Menurut Azwar (2011: 30) batasan yang digunakan
untuk menentukan validitas instrumen dalam penelitian adalah 0.20, dengan
ketentuan sebagai berikut:
49
r< 0,20 : Tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 : Validitas rendah
0,40≤ r < 0,60 : Validitas sedang
0,60≤ r <0,80 : Validitas tinggi
0,80≤ r < 1,00 : Validitas sempurna
Uji validitas masing-masing soal dalam instrumen tes dilihat dari korelasi
antara skor-skor butir soal dengan skor totalnya. Validitas butir soal dihitung
dengan menggunakan program Statistical Package For The Social Science (SPSS)
versi 16.0.
Uji validitas instrumen siklus I dan II dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II
Indikator No Item Jumlah Item Valid Tidak Valid
Siklus I
1. Menjelaskan
pengertian erosi.
1,2
2
1,2 -
2. Menyebutkan faktor-
faktor penyebab dan
kerugian terjadinya
erosi.
3,4,5, 3 4, 5 3
3. Menjelaskan pengertian
abrasi.
6, 7, 8 3 6, 7, 8 -
4. Menyebutkan faktor-
faktor penyebab dan
kerugian terjadinya
abrasi.
9, 10, 11.
12
4 9, 10, 11 12
5. Menjelaskan pengertian
banjir.
13, 14, 15 3 14 13, 15
6. Menyebutkan faktor-
faktor penyebab dan
kerugian terjadinya
banjir.
16,17,18 3 16, 17, 18 -
7. Menjelaskan pengertian
longsor.
19,20, 21,
22
4 19, 20, 21, 22
50
Siklus II
1. Menyebutkan faktor -
faktor penyebab dan
kerugian terjadinya
longsor.
23, 24, 25 3 23, 24, 25 -
2. Menyebutkan cara
pencegahan erosi.
26, 27, 28,
29, 30, 31
6 26, 27, 28, 29,
30, 31
-
3. Menyebutkan cara
pencegahan abrasi.
32, 33, 34,
35, 36, 37
6 32, 33, 34,37 35, 36
4. Menyebutkan cara
pencegahan banjir.
38, 39, 40,
41, 42, 43
6 38, 39, 40, 42,
43
41
5. Menyebutkan cara
pencegahan longsor
.
44, 45, 46,
47, 48, 49,
50
7 44, 46, 47, 48,
50
45, 49
Berdasarkan hasil tabel 6 terdapat 50 butir soal tetapi hanya 40 jumlah soal
yang valid yaitu soal nomor 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, 16, 17, 18, 19, 20, 21,
23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 40, 42, 43, 44, 46, 47, 48,
50. Sedangkan jumlah soal yang tidak valid ada 9 yaitu 3, 12, 13, 15, 22, 35, 36,
41, 45 dan 49. Soal yang tidak valid akan dibuang. Penulis akan menggunakan
soal sebanyak 40 butir soal. Untuk siklus I digunakan soal sebanyak 20 butir soal
sedangkan untuk siklus II sebanyak 20 butir soal.
3.4.3.2 Reliabilitas Instrumen
Selain uji validitas instrumen juga dilakukan uji reliabilitas instrumen pada
penelitian ini menggunakan rumus alpha – Cronbach.Reliabilitas menunjuk pada
suatu pengertian bahwa suatu instrumen apat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah dianggap baik.Reliabel
artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Untuk menguji reliabilitas
instrumen dengan menggunakan teknik Crobach’s Alpha dengan memakai
program SPSS 16.0 for windows .Menurut Sekaran ( dalam Priyatno , 2009 :98 )
mengatakan batasan penguji reliabilitas adalah:
< 0,6 : Reliabilitas kurang baik
0,6 – 0,8 : Reliabilitas dapat diterima
> 0,8 : Reliabilitas baik
51
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Siklus I dan Siklus II
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,944 50
3.5 Indikator Kinerja
3.5.1 Indikator Proses
Indikator proses digunakan untuk mengetahui apakah sintak pembelajaran
make a match sudah terlaksana atau belum. Pembelajaran dikatakan baik apabila
guru melaksanakan semua sintak pembelajaran make a match.
3.5.2 Indikator Hasil
Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan
keaktifan serta hasil belajar, maka indikator yang digunakan untuk mengukur
peningkatan keaktifan belajar adalah pengalaman, komunikasi, interaksi dan
refleksi. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar
siswa adalah peningkatan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal
serta ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan tuntas ditunjukkan dengan perolehan
nilai formatif 70 atau lebih (sesuai KKM).
Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya peningkatan
pembelajaran yang diperoleh dari kesepakatan antara guru kelas dan peneliti
adalah sebagai berikut :
a) Hasil belajar siswa dikatakan berhasil apabila 80% dari 31 siswa telah
berhasil mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk
mata pelajaran IPA adalah 70.
b) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 70%
siswa mencapai kategori keaktifan tinggi, dimana kategori keaktifan siswa:
Skor 1 – 1,9 = keaktifan rendah
Skor2 – 2,9 = keaktifansedang
Skor ≥3 = keaktifan tinggi
52
3.6 Teknik Analisi Data
Teknik analisis data menggunakan analisis uji ketuntasan dan analisis
deskriptif komparatif. Analisis uji ketuntasan adalah analisis membandingkan
skor yang diperoleh dengan KKM. Analisis deskriptif komparatif yaitu
membandingkan nilai tes sebelum perbaikan dengan nilai tes antar siklus. Data
kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka dan deskriptif kualitatif yaitu berupa
kata-kata atau penjelasan. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif
komparatif, yaitu membandingkan nilai sebelum tindakan, Siklus I dan nilai
Siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.