38
BAB III
FUNGSI PRIESTERRIJWIEL TERHADAP PENYEBARAN
AGAMA KRISTEN DI KOTA SEMARANG TAHUN 1934-1942
A. Sejarah Sepeda dalam Dedikasinya Terhadap Penyebaran Agama
Kristen di Kota Semarang
Terbukanya wilayah kota yang lebih moderen menjadikan munculnya
model transportasi yang lebih beragam. Akses jalan yang lebar dan juga kondisi
jalan yang lebih rata memberikan perhatian khusus bagi para produsen alat
transportasi. Mobil dan motor menjadi tren baru, namun sepeda telah memilki
beberapa konsumen yang lebih setia. Sepeda memang bukan sesuatu yang
moderen lagi jika model transportasi yang lebih moderen mulai berkembang di
jalanan kota, namun sepeda pernah menjadi spesial dan memberi prestige
terhadap pemiliknya. Sepeda untuk pemuka agama atau yang lebih dikenal dengan
sebutan priesterrijwiel merupakan sepeda dinas yang dikemudikan oleh zendeling.
Zendeling berangkat dari rumah dinas menuju wilayah kerjanya. Zendeling
mempunyai kebanggaan sendiri atas sepedanya, karena memang sepeda yang
dikendarai bukanlah sepeda yang sama seperti kepunyaan para penduduk dan
pegawai pemerintahan lainnya. Seperti para pedagang akan mengunakan sepeda
jenis transport dimana terdapat keranjang juga konstruksi yang lebih kokoh
karena memang kegunaannya adalah untuk mengantarkan barang. Sementara
zendeling menggunakan sepeda yang khusus dibuat oleh para produsen sepeda.
39
Pada tahun 1791 seorang bernama Graaf de Sivrac yang merupakan seorang
keturunan bangsawan perancis terlihat mengendarai kuda beroda didalam sebuah
Istana Raja di Paris. Kemunculannya menjadikan orang-orang disekitarnya
keheranan. Namun, dalam suatu gereja di Inggris terdapat gambar pada kaca dari
tahun 1642 yang melukiskan sebuah kendaraan beroda dua. Sivac telah
menjadikan tokoh penting terutama mengenai sejarah kemunculan sepeda di
Perancis. Di Perancis, kendaraan beroda itu disebut dengan “celerifere” yang
berarti pengangkut cepat, lalu diganti dengan nama “velocifere” dan kemudian
berubah lagi menjadi “velocipede” yang artinya adalah pejalan kaki cepat.1
1. Sejarah Kemunculan Sepeda
Baron Carl Ludwig von Drais merupakan seorang bangsawan lahir pada
tanggal 28 april 1785 di Kalsruhe Jerman. Von Drais pada saat Sivac
memamerkan kendaraan kuda berkayunya, Ia tengah berusia 4 tahun. Ketika
dewasa, Von Drais bekerja sebagai pegawai kehutanan di Bavaria. Von Drais
bukanlah seorang bangsawan yang kaya, maka dari itu dia mencurahkan
perhatiaannya terhadap pemeliharaan hutan. Disamping pekerjaannya itu, Ia juga
sempat berfikiran untuk membuat alat bantu menulis cepat, alat masak, namun
akhirnya Ia lebih tertarik untuk membuat mesin yang dapat digunakan sebagai alat
berlari. Mesin ciptaan von Drais yang dimaksudkan untuk bisa membawanya
berlari itu merupakan sebuah kerangka kayu yang di bagian depan dan di bagian
belakangnya masing-masing terpasang roda kayu. Di atas kerangka terdapat
1 Anwari., Sepeda Dari Masa Kemasa., (Jakarta: Balai Pustaka, 1991).,
hlm. 9-11.
40
tempat duduk dan pegangan kemudi untuk membelok-belokan roda depan ke
kanan dan ke kiri.2
Pada saat von Drais mengendarai sepeda buatannya di sekitar Mannhein
dan Karlsruhe, namanya dan kendaraannya pun menjadi terkenal. Orang-orang
menyebutnya sebagai Draisine, yang di ambil dari nama penciptanya. Namun,
yang sebenarnya terjadi adalah orang-orang menganggap von Drais adalah orang
yang sinting. Ketika von Drais mengendarai sepedanya pun banyak anak-anak
yang mengikuti dengan mencemooh serta menertawakannya tetapi von Drais tetap
kokoh terhadap ejekan itu.3
Gambar 3 von Drais dengan mengendarai sepeda ciptaannya.
Sumber : diunduh dari jakartapedia.bpadjakarta.net pada 20 April 2016 jam 20.15.
Gagasan pembuatan mesin berlari itu tersebar pula sampai ke Inggris. Di
Inggris banyak orang yang mencoba membuat draisine. Namun dengan kondisi
jalanan di Inggris yang pada tahun 1840 belumlah rata, maka banyak pembuat
2 Ibid., hlm. 12-13. 3 Ibid., hlm. 14.
41
juga pengendara draisine banyak yang berhenti. Pasalnya kebanyakan dari mereka
tidak dapat menguasai medan jalan yang tidak rata dan seringkali terjatuh ketika
mengendarai draisine. Kilpatrick MacMillan yang juga ikut membuat draisine
tetap melanjutkan pekerjaan memperbaharui sitem pengoprasian draisine yang
cocok untuk kondisi jalan di Inggris. MacMillan muncul dengan ide penambahan
pedal untuk mengayuh sehingga dapat mengatur laju dari draisine sesuai dengan
keinginan pengendaranya. Kendaraan yang dibuat hampir serupa dengan draisine,
selain adanya penambahan pedal untuk mengayuh, MacMillan juga membuat
rancangan roda belakang yang lebih besar ketimbang dari roda depannya. 4
Gambar 4 Sepeda buatan MacMillan 1840.
Sumber : Anwari, Sepeda dari Masa ke Masa, diunduh dari pinterest.com pada 20 April 2016 jam 20.18.
Di Perancis pada tahun 1870, seorang bernama Ernest Michaux telah
berhasil meningkatkan perkembangan sepeda setaraf lebih maju lagi.
Dibandingkan dengan buatan MacMillan yang memiliki roda belakang lebih besar
4 Ibid., hlm. 16.
42
daripada roda depannya, Ernest membuat kebalikannya, yaitu roda depan yang
lebih besar dibandingkan dengan roda belakangnya. Ernest juga menempatkan
pedal untuk mengayuh pada sumbu yang sama roda depan sepeda. Tidak hanya itu
saja, Ernest juga menambahkan sistem konstruksi tingkat sederhana dari rem.
Rem yang sebenarnya memegang peranan penting dalam kendaraan apapun,
sehingga dapat meminimalisir terjadinya baha kecelakaan. Sepeda Ernest itu
kemudian dikenal dengan nama Velocipede.5
Gambar 5 Sepeda buatan Ernest 1870.
Sumber : Anwari, Sepeda dari Masa ke Masa, diunduh dari pinterest.com pada 20 April 2016 jam 20.18.
Pada tahun yang sama dengan Ernest, James Starley yang tinggal di
Inggris juga membuat sepeda yang mirip dengan buatan Ernest. Namun roda
bagian depan dari buatan Starley ini lebih besar lagi di bandingkan dengan roda
belakangnya. Bentuknya pun berubah sebagaimana rancangan awal dari
5 Ibid., hlm. 17.
43
pemikiran von Drais dan MacMillan. Sepeda buatan Starley ini sangatlah
membutuhkan keterampilan yang lebih untuk mengendarainya.6
Gambar 6 Sepeda buatan James Starley 1870
Sumber : Anwari, Sepeda dari Masa ke Masa, diunduh dari pinterest.com pada 20
April 2016 jam 20.18.
2. Mekanisme Masuknya Sepeda ke Hindia Belanda
Sejarah mengenai sepeda sendiri bisa dikatakan sangat cepat
perkembangannya. Dimulai dari kerangka sepeda dengan konstruksi besi juga
roda penggerak dengan rantai adalah awal dari perkembangan Velocipede. Pada
tahun 1845 telah ditemukan ban berisi udara yang bisa di pompa yang dimasukan
kedalam roda kereta berkuda. Sedangkan untuk sepeda sendiri baru diketemukan
pada tahun 1888 oleh seorang dokter hewan bangsa Skotlandia yang bernama J.H.
Dunlop dan juga seorang kakak-beradik Andre dan Edouard Michellin. Hingga
sekarang dua nama seperti Dunlop juga Michellin telah mendunia sebagai
produsen sekaligus pencipta pertamakali ban untuk sepeda.
6 Ibid., hlm. 18-19.
44
Masuknya sepeda ke Hindia Belanda pertama kali adalah pada tahun 1890
dengan sepeda bermerek Rover. Menurut Alwi Shahab yang merupakan
sejarahwan juga pemerhati sepeda kuno, memaparkan bahwa sepeda Rover
muncul pertama kali di Batavia pada tahun 1890. Harga sepeda itupun terbilang
mahal sekitar 500 gulden satu unitnya. Sehingga dengan harga semahal itu, sepeda
Rover sangatlah menjadi kebanggaan bagi pemiliknya. Koran De Locomotief edisi
29 Desember 1890 juga menampilkan iklan berisi penjualan sepeda dengan merek
Rover di Toko Boyer.
Sepeda Rover adalah sepeda yang diproduksi oleh perusahaan Cycle
Company, di Inggris sejak tahun 1877 oleh James Starley yang juga merupakan
pengembang sepeda buatan Sivac dan von Drais.7
Pada tanggal 12 januari 1870, Mr. FW Belle yang berada di Batavia
melakukan pemesanan sepeda dengan roda tiga untuk dewasa dan untuk anak-
anak, serta pemesanan beberapa unit velocipede roda dua yang sama bentuknya
dengan buatan MacMillan. Berarti ada usaha yang dilakukan oleh orang di
Batavia untuk mendatangkan sepeda pertamakali pada tahun 1870.8 Pada berita
yang lain seperti dalam “De Sumatra Courant” edisi 20 November 1890, sepeda
Belanda yang bermerk Samuels pertama kali dipasarkan di Hindia Belanda. Hal
ini bisa dikategorikan menjadi sepeda pertama asal Belanda yang berkarir di
Hindia Belanda. Sementara produsen lain seperti Burgers, Fongers, Simplex, dan
perusahaan sepeda asal Belanda lainnya memasuki wilayah Hindia Belanda
7 International Veteran Cycle Association (IVCA), Journal Issue No.52
Maret 2014., hlm. 7. 8 RIMG8070, Arsip Koleksi Komunitas Sepeda Tua Indonesia (KOSTI)
Pusat, Jakarta.
45
beberapa tahun sesudahnya. Pada iklan-iklan tahun 1920an, akan banyak pula di
jumpai iklan sepeda dengan merek yang berbeda dari berbagai Negara seperti
Jerman dan Inggris yang memulai bisnisnya sampai ke Hindia Belanda.
Terdapat dua metode bagaimana masuknya sepeda ke Hindia Belanda
hingga sampai ke gereja. Pertama adalah melalui pesanan langsung pendeta ke
produsen di Belanda seperti yang dilakukan oleh Mr. FW. Belle dengan
mengirimkan surat pemesanan. Kedua adalah melalui agen-agen penyalur sepeda
yang berada di Hindia Belanda. berdasarkan dua metode tersebut yang paling
sering digunakan adalah metode yang kedua yaitu membeli sepeda dari agen yang
berada di Hindia Belanda karena memang lebih mudah membeli dari agen yang
sudah berada dalam kawasan Perkabaran Injil. Gereja akan mempertimbangkan
sepeda dengan merek seperti apa yang akan dipakai seorang zendeling dalam
sidang putusan gereja yang dilakukan untukmelakukan pembahasan dan upaya-
upaya Perkebaran Injil di Hindia Belanda.
B. Jenis dan Komponen-Komponen Penting dalam Sepeda
1. Jenis Sepeda hingga Priesterrijwiel
Kota Semarang memiliki pabrik-pabrik perakitan sepeda juga beberapa
agen-agen penjual sepeda dengan berbagai merek dan jenisnya. Pabrik sepeda
didirikan dengan tujuan untuk memudahkan perakitan sepeda dimana kota
semarang selain menjadi kota benteng juga menjadi kota pelabuhan. Artinya
pelabuhan di kota Semarang melakukan bongkar muat barang dagang termasuk
juga sepeda dan aksesorisnya. Sepeda dan aksesorisnya yang berada di pelabuhan
46
belumlah menjadi sepeda yang siap dikendarai, melainkan masih berupa bagian-
bagian yang harus dirakit menjadi sepeda. Pabrik sepeda tersebut berfungsi
sebagai tempat perakitan sepeda untuk kemudian didistribusikan ke agen-agen
penjual sepeda. Agen-agen sepeda juga melayani perbaikan ringan seperti
perbaikan rem dan mengisi angin ke dalam ban, sementara untuk perbaikan berat
agen akan mengirimnya ke pabrik-pabrik sepeda dengan alat yang lebih lengkap.
Gambar 7 Pabrik Sepeda Insulinde di Semarang tahun 1910
Sumber : koleksi KITLV diunduh dari strateradvies.nl/pada 28 Desember 2016
jam 10.20.
Setiap sepeda pada tahun 1900an memiliki bentuk dan nomor kode yang
unik. Kode-kode tersebut merupakan cerminan dari tahun pembuatan dan nomor
seri pembuatan dari sebuah sepeda yang diberikan oleh produsen sepeda.
Sehingga, sistem kepimilikan sepeda sama halnya dengan kepemilikan sepeda
motor atau mobil pada saat ini. Setiap sepeda dengan nomor seri tercetak pada
47
kerangka sepeda menjadi tanda bagi pemiliknya yang juga pemilik sepeda
diberikan surat pembelian sepeda sebagai surat jalan.
Theo De Kogel yang merupakan wakil dari Oude Fiets (kelompok
penggiat serta pelestari sepeda tua di Belanda) yang juga seorang peneliti sepeda
tua baru-baru ini merilis situs burgers-enr.net yang berisikan segala informasi
mengenai sepeda dengan merek Burgers. Theo berhasil memecahkan nomor seri
dari sepeda burgers sebagai katalog umum pengetahuan sepeda untuk para
penikmat sepeda tua di seluruh dunia untuk mengetahui sepeda yang dimilikinya
diproduksi pada tahun berapa.
Tabel 3 Tabel Periodisasi Nomor Seri Kerangka Sepeda bermerek Burgers
Tahun Huruf Tahun Huruf
1930-1936 C 1950-1954 H
1937-1949 E 1955-1956 K
1940 R 1956-1961 S
Sumber : diunduh dari burgers.enr.net pada 25 April 2016 jam 20.05.
48
Gambar 8 Nomer seri pada kerangka Burgers – R
Sumber : diunduh dari burgers.enr.net pada 25 April 2016 jam 20.05.
Burgers merupakan produsen sepeda asal Belanda yang juga berjaya di
Hindia Belanda. Banyak sepeda buatannya yang telah menyusuri jalanan hampir
di seluruh wilayah Hindia Belanda. Burgers juga membuat sepeda yang khusus di
gunakan seorang pendeta di Hindia Belanda, justru sebagian besar sepeda yang
digunakan oleh pendeta di Hindia Belanda bermerek Burgers.
Pada awal penggunaan sepeda sebagai fasilitas seorang zendeling di
Hindia Belanda demi melakukan Perkabaran Injil, sepeda yang digunakan adalah
berjenis perempuan atau dames. Ada juga yang menggunakan sepeda berjenis
laki-laki atau heeren namun, sepeda ini sangat disayangkan dan banyak orang
memperdebatkan bahwa sepeda dengan jenis laki-laki ini tidak bisa ditunggangi
seorang zendeling pasalnya seorang zendeling senantiasa menggunakan jubah.
49
Gambar 9 Burgers Heeren dan Dames dalam katalog 1920 & 1927.
Sumber : Katalog Burgers tahun 1920 & 1927 yang berisi mengenai spesifikasi
produk dan harga. Koleksi Oude Fiets.
Sepeda perempuan dengan posisi tiang rangka melengkung merupakan komposisi
yang baik untuk digunakan seorang zendeling melancarkan Perkabaran Injil di
Hindia Belanda. Namun konstruksinya sangatlah tidak kokoh jika digunakan oleh
seorang zendeling Belanda yang memiliki postur tubuh yang besar. Sehingga pada
tahun 1934, produsen burgers mengeluarkan jenis sepeda yang khusus untuk
digunakan seorang zendeling melakukan Perkabaran Injil. Sepeda dames di
modifikasi dengan ditambahkan beberapa tiang penyangga untuk memperkokoh
sepeda. Bisaanya terdapat dua atau lebih tambahan tiang penyangga.
50
Gambar 10 Burgers Priesterrijwiel 1934.
Sumber : katalog burgers sebagai spesifikasi dan daftar harga produk tahun 1934. diunduh dari burgers.enr.net pada 26 April 2016 jam 10.11.
Sepeda Burgers Priester sangatlah langka karena memang hanya dimiliki
oleh gereja sebagai inventaris dan tidak diperjual-belikan kepada orang-orang
melainkan hanya memenuhi pesanan khusus dari gereja. tidak seperti kebanyakan
sepeda Priester pada masa sekarang yang banyak diburu oleh kolektor dan
diperjual-belikan dengan bandrol harga yang mahal, tetapi di Semarang terdapat
sepeda Burgers Priester yang menjadi inventaris gereja yang kondisinya masih
sangat terawat.
51
Gambar 11 Sepeda Priester Inventaris Gereja di Semarang dan Plat Inventaris
Sumber : koleksi Fahmi S (dirjen KOSTI Pusat), diunduh dari sepeda.wordpress.com pada 26 April 2016 jam 11.00.
Produsen Burgers bukanlah satu-satunya yang memproduksi sepeda yang
digunakan seorang zendeling. Selain burgers masih ada produsen lain seperti
Simplex, Phoenix, Fongers, Gazelle, dan Gruno yang juga memproduksi sepeda
jenis Priester ini. Sehingga, para zendeling bebas untuk menentukan sepeda
merek tertentu yang ingin di gunakan.
Sepeda merupakan hal populer pada masanya. Setiap sepeda dari produsen
sepeda memiliki keunggulan spesifikasi meskipun dalam sistem pengoperasian
sepeda adalah sama. Selera penduduk di Hindia Belanda mengenai sepeda adalah
beragam serta tidak dapat dipaksakan satu dengan yang lainnya. Begitu pula
dengan para zendeling yang dibebaskan menentukan jenis serta produsen sepeda
sesuai dengan seleranya atau sesuai dengan putusan dari gereja.
52
Gambar 12 Dua orang pendeta nampak mengendarai sepeda.
Sumber : koleksi Tropen Museum diunduh dari strateradvies.nl/pada 26 April 2016 jam 10.20.
2. Komponen Sepeda
Sebuah sepeda utuh yang dapat dikendarai tentu saja terdiri atas beberapa
komponen-komponen yang penting. Komponen-komponen komponen tersebut
memiliki fungsinya masing-masing untuk membuat kenyamanan saat
dikemudikan. Komponen-komponen tersebut kebanyakan tidak dibuat pada
produsen sepeda yang sama, melainkan kerjasama dengan pabrikan yang khusus
membuat komponen-komponen sepeda. Adapun komponen-komponen tersebut
terdiri dari9 :
9 Katalog Burgers tahun 1920 & 1927 yang berisi mengenai spesifikasi produk dan harga. Koleksi Oude Fiets.
53
a. Stir Kemudi
Stir kemudi merupakan alat penting yang digunakan untuk
mengemudikan sepeda. Sebuah stir juga terdapat komponen lain berupa
handle rem yang terhubung dengan roda dengan dilengkapi karet dengan
tujuan untuk menghentikan laju sepeda. Ada dua model rem yang
digunakan yaitu berbentuk jarum dengan tapak seukuran lebih besar dari
roda dengan mekanisme pengereman adalah menusuk. Kedua adalah
model capit yang berada pada velg sepeda.
Gambar 13 Stir dan Rem Model Tusuk
Sumber : Koleksi Fahmi S (dirjen KOSTI Pusat), diunduh dari sepeda.wordpress.com pada 15 Januari 2017 jam 21.00.
Pada stir kemudi juga terdapat holder lampu atau penyangga
lampu. Komponen ini merupakan tempat untuk meletakan lampu dengan
dinamo sebagai pusat tenaga listrik yang terhubung dengan roda.
b. Frame / Kerangka
Kerangka adalah komponen yang paling mendasar sebagai tempat
pengaplikasian komponen lain. Frame juga sebagai konstruksi awal
54
pembuatan sepeda. Pada beberapa produsen sepeda, frame memililiki
dasar bentuk yang sama, seperti untuk sepeda hereen dengan bentuk
seperti belah ketupat dan dames dengan tiang melengkung. Pada sepeda
yang khusus seperti sepeda transport menggunakan jenis hereen dengan
tambahan plang sejajar dengan jok. Sementara pada sepeda priester
dengan menggunakan model dames dengan tambahan satu atau dua tiang
penyangga.
c. Jok / sadel
Jok atau sadel merupakan tempat duduk bagi pengendara sepeda.
Jok terbuat dari bahan kulit dengan konstruksi kerangka berupa per agar
pengendara sepeda nyaman walaupun jalan yang dilalui sepeda tidak rata.
Jok biasanya terlepas dari produsen pembuatan sepeda, melainkan ada
produsen lain yang membuat jok. Produsen sepeda Burgers pada katalog
sepeda Burgers tahun 1920 terlihat menggunakan jok buatan sendiri
ketimbang menggunakan jok dari produsen lain.
d. Roda
Roda merupakan komponen yang penting dalam sepeda. Untuk
membuat sepeda dapat melaju dibutuhkan roda yang terdiri dari velg dan
ban berisikan udara.
e. Gear dan tuas kayuh
Gear dan tuas kayuh adalah komponen yang berfungsi sebagai
sistem penggerak roda. Untuk dapat dikendarai, sebuah sepeda
55
memerlukan gear dan tuas kayuh agar sepeda dapat melaju dan
mengantarkan pengendara ke tempat tujuan.
C. Fungsi Priesterrijwiel sebagai Alat Bantu Penyebaran Agama Kristen
oleh Lembaga Perkabaran Injil di Kota Semarang
Masalah transportasi seringkali menjadi masalah yang berkelanjutan
dimana setiap wilayah memiliki struktur geografis yang berbeda-beda. Masalah
lain yang muncul adalah bagaimana memenuhi permintaan jumlah perjalanan
yang semakin meningkat. Pada era modern sistem transportasi yang maju telah
mendapat dorongan dari struktur jalan dan infrastruktur penyedia jalan.
Kendaraan pribadi tetap merupakan moda transportasi yang dominan, baik untuk
daerah urban maupun sub urban. Hindia Belanda pada tahun 1900an dengan
kondisi jalan yang belum ber-aspal dengan dipenuhi jalan terjal juga berbatu
memiliki permasalahan yang sulit dalam hal pemilihan alat transportasi yang
tepat. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya memutuskan untuk memperbaiki jalan
dan membuatnya sedikit rata untuk mempermudah akses menuju ke wilayah-
wilayah tertentu. Pembukaan jalan untuk menuju akses ke kota juga pembangunan
moda transportasi kereta api dengan pembuatan jalus khusus kereta api adalah
bentuk memodernisasi kota dalam usaha mewujudkan sistem transportasi yang
modern. Di kota-kota besar seperti halnya Batavia, Surabaya, dan Semarang yang
merupakan pusat-pusat pemerintahan Hindia Belanda dibangun pula suatu moda
transportasi seperti trem yang berjalan di tengah kota untuk menghubungkan
56
tempat satu dengan yang lainnya sebagai fasilitas yang diberikan pemerintah
Hindia Belanda kepada masyarakat.
Sejak masuknya Sepeda sebagai alat transportasi yang bebas dimiliki oleh
siapapun, maka sepeda menjadi lebih dominan sebagai kendaran pribadi yang
memiliki prestige dikalangan masyarakat. Sepeda memiliki fungsinya sebagai alat
transportasi untuk mengantarkan pengendaranya ke wilayah tertentu, di samping
itu, dengan menggunakan sepeda dapat mengatasi permasalahan waktu tempuh
yang biasanya dengan berjalan kaki atau menggunakan trem lebih lama, maka
dengan menggunakan sepeda waktu tempuh akan sedikit lebih cepat.
Model distribusi perjalanan merupakan bagian perencanaan transportasi
yang berhubungan dengan sejumlah asal perjalanan yang adapada setiap zona dari
wilayah yang diamati dengan sejumlah tujua perjalanan yang beralokasi dalam
zona lain dalam wilayah tersebut. Sementara Zending yang dalam usahanya
adalah untuk mengabarkan Injil ke masyarakat yang lebih luas membutuhkan alat,
tenaga, dan waktu yang cukup banyak maka, dipilihlah sepeda sebagai alat bantu
penyebaran agama Kristen.
Adanya usaha intensifikasi dan diversifikasi pelayanan sosial, perluasan
pewartaan agama membutuhkan tenaga yang banyak. Hal ini dapat dipahami
mengingat “ruang” sosial dan geografis untuk mendapatkan pemeluk-pemeluk
baru semakin luas. Para zendeling berinisiatif untuk terjun langsung ke kampung-
kampung juga daerah-daerah demi mendapatkan jemaat yang lebih banyak.
Karena anggapan zendeling dalam mewartakan Injil kepada umat adalah suatu
57
keharusan. Para zendeling akan mengunjungi desa-desa juga kampung-kampung
setiap hari. Dalam perjalanannya sesekali para zendeling singgah dan membuka
pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang dilaluinya. Desa-desa yang
dikunjungi pun tidak hanya desa-desa yang mudah dijangkau dengan kereta api
atau bus, melainkan desa-desa terpencil. Sehingga peran sepeda menjadi penting
untuk mengantarkan zendeling. Biasanya para zendeling bekerja menuju desa-
desa dengan menggunakan sepeda pada pagi hari dan pulang pada petang hari.
Kalaupun desa-desa yang dilakukan Perkabaran Injil terlampau terpencil dengan
medan sukar ditembus, maka para zendeling akan menuntun sepedanya untuk
dapat menjangkau daerah Perkabaran Injil.10 Lembaga-lembaga perkabaran injil
memiliki peranan penting dalam usaha pemanfaatan fungsi transportasi khususnya
sepeda untuk mengkabarkan injil ke berbagai wilayah khususnya di kota
Semarang.
10 Anton Haryono, Awal Mulanya adalah Muntilan: Misi Jesuit di Yogyakarta 1914-1940, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2009), hlm. 163-166.
58
Gambar 14 Jalur Persebaraan Agama Kristen di Semarang tahun 1920-1942
Sumber : Semarang.nl.,Map Of Semarang Years 1930., diakses pada 28 Desember 2016 jam 1.10
Keterangan :
1. Gereja Blenduk sebagai pusat penyebaran Agama Kristen oleh orang
Belanda sebagai wadah upacara keagamaan dari kamp militer dan
pegawai Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda
59
2. Jatingaleh di wilayah Candi sebagai pusat penyebaran Agama Kristen
yang di prakarsai oleh lembaga Perkabaran Injil DZV.
3. Peterongan sebagai tempat perluasan wilayah penyebaran Agama
Kristen oleh lembaga Salatiga Zending.
4. Gereja Gereformeerd di wilayah Randusari sebagai pusat penyebaran
zending gereformeerd oleh lembaga Salatiga Zending dengan bantuan
orang-orang Tionghoa.
5. Karangtengah sebagai perluasan wilayah perkabaran injil yang
merupakan anak cabang dari gereja induk di peterongan juga Koepel
Kerk oleh Pemerintahan Hindia Belanda setelah adanya gerakan
penyatuan gereja di wilayah Hindia Belanda.