Download - BAB III

Transcript
Page 1: BAB III

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Terkendali

Variabel Bebas Variabel Terikat

Variabel Tak Terkendali

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Terdapat pengaruh coenzyme q10 terhadap kadar kolesterol total

dalam darah tikus model periodontitis.

2. Terdapat pengaruh coenzyme q10 terhadap kadar LDL dalam darah

tikus model periodontitis.

27

1. Tikus Sprague dawley, jenis kelamin, usia dan berat badan2. Lingkungan kandang dan paka tikus3. Prosedur induksi periodontitis dan diabetes melitus4. Cara pemberian coenzyme Q10

Coenzyme Q10 Kadar kolesterol Total dan kadar LDL

1. Kondisi rongga mulut tikus2. Respon imun tikus

Page 2: BAB III

28

C. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratoris

dengan rancangan percobaan randomized pretest – posttest control

group design.

O1

R O2 X1 O3

O4 X2 O5

Keterangan:O1: Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total dan LDL awal pada

kelompok tikus sehatO2: Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total dan LDL pada tikus

periodontitis sebelum diberikan vitamin CO3: Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total dan LDL pada tikus

periodontitis yang diberikan vitamin CO4: Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total dan LD pada tikus

periodontitis sebelum diberikan coenzyme q10O5: Hasil pemeriksaan kadar kolesterol total dan LDL pada tikus

periodontitis yang diberikan coenzyme q10X1: Perlakuan tikus periodontitis yang diberikan vitamin CX2: Perlakuan tikus periodontitis yang diberikn coenzyme q10

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan di Laboraturium Pusat Studi Pangan

dan Gizi Pusat Antar Universitas (LPSG PAU) Universitas Gadjah

Mada, Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama 3 bulan, yaitu dari

bulan Mei - Juli 2016.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Coenzyme q10

2. Variabel Terikat

Kadar kolesterol total dan kadar LDL

Page 3: BAB III

29

3. Variabel Terkendali

a. Tikus sprague dawley, jenis kelamin, usia dan berat badan

b. Pakan tikus

c. Dosis Coenzyme q10

3. Variabel Tak Terkendali

a. Kondisi sistemik tikus

b. Respon imun tikus

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel

3.1, sebagai berikut.

Tabel 3.1 Definisi OperasionalNo Variabel Definisi Alat ukur Satuan Skala

Data1. Coenzyme

q10Bahan mirip dengan vitamin yang larut dalam lemak terdapat pada setiap sel tubuh yang berfungsi sebagai koenzim. Dosis coenzyme q10 1,125 mg/hari diberikan selama 3 minggu

Rasio

2. Kolesterol Total

Kolesterol total adalah lemak yang terdapat di dalam sel tubuh manusia dan hewan, terutama sel saraf dan otak, mempunyai peranan penting dalam pengangkutan lemak dan pembuatan hormon. Kadar kolesterol total, nilainya dapat ditentukan dengan pemeriksaan serum di laboratorium.

Spektofotometer panjang gelombang 412 nm.Kadar kolesterol normal tikus: 110, 85 mg/dl

Mg/dl Rasio

3. LDL Kadar LDL merupakan suatu lipoprotein yang berfungsi untuk mengangkut kolesterol dari hati ke jaringan atau

Spektofotometer panjang gelombang 412 nm.Kadar LDL

Mg/dl Rasio

Page 4: BAB III

30

membran sel. Sering disebut dengan kolesterol jahat.

normal tikus: 2-27 mg/dl

G. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan dengan 4 kelompok perlakuan.

Penentuan besar sampel minimal subjek penelitian menggunakan

rumus Frederer sebagai berikut:

(t-1) (n-1) ≥ 15

(3-1) (n-1) ≥ 15

2 (n-1) ≥ 15

2n-2 ≥ 15

2n ≥ 13

n ≥ 6,5

n ≥ 7

Keterangan:t = Kelompok perlakuann = Jumlah sampel dalam kelompok

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus

tersebut, maka didapatkan jumlah sampel adalah 7 ekor, untuk

mengantisipasi tikus yang mati ditambahkan 1 ekor pada setiap

kelompok, sehingga keseluruhan berjumlah 32 ekor.

(t-1) (n-1) ≥ 15

Page 5: BAB III

31

2. Kriteria Sampling

a) Kriteria Inklusi

1) Tikus Rattus norvegicus jantan galur Sprague dawley

2) Usia 3-4 bulan

3) Berat badan 200-300 gram

4) Tikus sehat yang ditandai dengan mata bersinar, bergerak

aktif, dan ekor berwarna merah muda

b) Kriteria eksklusi

1) Tikus mengalami kelainan periodontal sebelum diinduksi

periodontitis

2) Tikus mati saat pelaksanaan penelitian

H. Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data primer, yang diambil

secara langsung di laboratorium setelah pengamatan selesai.

I. Instrumen Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

1. Alat

a. Kandang dengan ukuran 30 cm x 40 cm x 15 cm

b. Spuit injeksi

c. Tabung mikrohematokrit

d. Elektrospektrofotometer

e. Coenzyme q10

Page 6: BAB III

32

2. Bahan

a. Pakan berupa AD II

b. Bahan untuk pembuatan tikus periodontitis agresif yaitu bakteri

A.actinomycetemcomitans dengan kekeruhan 1 McFarland

c. Coenzyme q10

J. Cara Pengumpulan Data

1. Perizinan Kelayakan Etik

Pengajuan Ethical Clearance penelitian dilakukan pada

Komisi Etik, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.

Penelitian dilaksanakan setelah surat persetujuan Etichal Clearance

dikeluarkan oleh komisi etik tersebut.

2. Pemeliharan Tikus

Prinsip pemeliharaan hewan coba berdasarkan prinsip 5

freedom, yaitu freedom from hunger and thirst, freedom from

discomfort, freedom from pain, injury, and disease, dan freedom to

express natural behaviour. tikus diadaptasikan dalam bak plastik

ukuran 30 cm x 40 cm x 15 cm sebagai kandang dan ditempatkan

pada ruangan yang cukup aliran udara dan cahaya. Suhu ruangan

berkisar antara 25-28°C. Kandang ditempatkan ditempat kering,

teduh, dan cukup sinar matahari pada waktu pagi. Kandang

dihindarkan dari angin, hujan dan sinar matahari yang terik serta

ditempatkan jauh dari kebisingan sehingga hewn tidak mengalami

stres. Minuman diberikan dalam botol 300 ml yang dilengkapi pipa

Page 7: BAB III

33

kecil dan diisi air matang. Makanan diberikan berupa pakan AD II dan

diletakkan dalam wadah kecil yang diberikan 3 kali sehari tiap pagi,

siang dan malam (Ridwan, 2013).

3. Pembagian Kelompok Tikus

Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling

untuk 4 kelompok yaitu

a. Kelompok kontrol negatif (K-), tikus sehat.

b. Kelompok kontrol positif (K+), tikus periodontitis yang diberikan

vitamin C.

c. Kelompok kontrol, tikus periodontitis.

d. Kelompok pelakuan (P), tikus periodontitis yang diberikan

coenzyme q10.

4. Pemeriksaan kadar koleterol total dan LDL pada Tikus Sehat

Darah tikus diambil dengan tabung mikrohematokrit pada

plexus retroorbitalis sebanyak 0,5 – 1 cc. Pengukuran kadar kolesterol

total dengan cara diambil serumnya dan diukur secara enzimatik

metode CHOD-PAP, sedangkan pengukuran kadar LDL diukur

dengan metode presipitasi CHOD-PAP.

5. Pembuatan Periodontitis pada Tikus

Inokulasi bakteri spesies A. actinomycetemcomitans dengan dosis 1

Mcfarland (setara dengn kepadatan 108) sebanyak 200 mikroliter atau

0,2 ml setia hari selama 7 hari pada labial gigi insisivus rahang bawah

(Setryarini dkk., 2014).

Page 8: BAB III

34

6. Pemeriksaan kadar koleterol total dankadar LDL pada Tikus

Periodontitis

Darah tikus diambil dengan tabung mikrohematokrit pada plexus

retroorbitalis sebanyak 0,5 – 1 cc. Pengukuran kadar kolesterol total

dengan cara diambil serumnya dan diukur secara enzimatik metode

CHOD-PAP, sedangkan pengukuran kadar LDL diukur dengan

metode presipitasi CHOD-PAP.

7. Pemberian konsumsi coenzyme q10

Dosis penggunaan coenzyme q10 yang direkomendasikan adalah

30 mg/hari. rekomendasi dosis yang diberikan untuk kasus penyakit

periodontal adalah 50 mg/hari (Squires, 2011). Konversi dosis dari

manusia untuk tikus adalah 0,018 (Laurence dan Bacharac, 1964).

Berdasarkan hasil perhitungan dosis pada manusia yang dikonversikan

ke dosis hewan coba yaitu tikus diasumsikan 250 g didapatkan dosis

coenzyme q10 1,125 mg/hari. Pemberian konsumsi obat coenzyme q10

dilakukan selama 3 minggu.

8. Pemeriksaan kadar koleterol total dan LDL (Post-test)

Darah tikus diambil dengan tabung mikrohematokrit pada plexus

retroorbitalis sebanyak 0,5 – 1 cc. Pengukuran kadar kolesterol total

dengan cara diambil serumnya dan diukur secara enzimatik metode

CHOD-PAP, sedangkan pengukuran kadar LDL diukur dengan

metode presipitasi CHOD-PAP.

Page 9: BAB III

35

K. Alur Peneliitian Kerja

Gambar 3.3 Alur Penelitian Kerja

Tikus Sprague dawley (32 ekor)

Induksi Periodontitis dengan Aa (7 hari)

Kelompok kontrol positif (K+)

Kelompok Perlakuan

Pemberian vitamin C

Pemberian konsumsi Coenzyme Q10

Pemeriksaan kadar kolesterol total dan

kadar LDL

Analisis Data

Ethical clearance

Pemeriksaan kadar kolesterol total dan kadar LDL pada kelompok (K -) tikus sehat

Pemeriksaan kadar kolesterol total dan kadar LDL tikus periodontitis

Page 10: BAB III

36

L. Analisis Data

Analisis data menggunakan Software Statistical Package for Social

Sciences (SPSS). Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu

dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Saphiro-Wiik test

untuk menguji normalitas dengan jumlah sampel kurang dari 50 dan

uji homogenitas dengan uji Levene’s test.

Jika hasil uji normalitas dan homogenitas didapatkan data

distribusi normal maka dilanjutkan dengan uji statistik yaitu uji One

Way Anova. Hasil uji Anova didapatkan Ho ditolak (terdapat

perbedaan), maka dilanjutkan dengan Post Hoc Test, yaitu Least

Significant Difference (LSD). Jika data tidak terdistribusi normal,

maka dilanjutkan dengan uji kruskal wallis test.

J. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian dapat dijelaskan pada Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

No Uraian KegiatanBulan ke-

1 2 3 4 5

1 Penyusunan Proposal

2 Pengumpulan Data

3 Analisa Data

4 Penyusunan Hasil Analisa Data


Top Related