Download - bab III
BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
Kegiatan pembangunan jembatan kelok 9 diperkirakan akan berdampak terhadap
komponen Fisika-Kimia, Biologi, Sosial, Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat.
Perubahan terhadap penggunaan lahan, juga akan langsung terjadi perubahan rona
lingkungan hidup awal.
3.1. Komponen Geo-Fisik-Kimia
A. Iklim
Berdasarkan data iklim pada Tabel 3.1 di bawah ini dapat diketahui bahwa
pada wilayah rencana kegiatan memiliki curah hujan tahunan sebesar 251
mm/tahun, suhu rata-rata tercatat dengan angka 27,5 °C, pada wilayah
tersebut, rata-rata kelembaban udara relatif berkisar antara 80,00 %.
Kecepatan Angin sebesar 4 m/dt.
Tabel 3.1Data Klimatologi Rata - Rata Kecamatan Harau Limapuluh Kota
No Uraian Nilai Rata-rata
1 Suhu / Temperatur (°C) 27.5
2 Penyinaran Mataharai rata-rata (%) 58
3. Kelembaban Udara rata-rata (%) 88
4. Kecepatan angin (m/det) 4
6. Curah hujan rata-rata (mm/th) 251Sumber: BPS Kabupaten Limapuluh Kota
B. Kualitas udara
Dalam kajian perubahan kualitas udara dan kebisingan yang diperkirakan terjadi
di lingkungan kegiatan pembangunan jembatan kelok 9, dilakukan pengamatan dan
pengukuran parameter udara. Berdasarkan kegiatan yang akan dilakukan, bahwa
perubahan kualitas udara akan terjadi hanya pada tahap konstruksi, akibat mobilisasi
peralatan dan material serta pembersihan lahan.
Untuk itu perlu dilakukan pengukuran kualitas udara rona awal sebelum ada
kegiatan proyek berjalan. Kualitas udara pada tapak kegiatan dapat diukur dengan
melakukan sampling udara pada titik-titik lokasi yang telah ditentukan
sebelumnya. Parameter udara yang disampling adalah gas (SO2, NO2, CO, ) dan
debu (TSP). Sampling yang dilakukan pada siang hari ini dilakukan pada 2 titik,
yaitu:
Titik 1 = Jalan Masuk Kegiatan
Titik 2 = Lokasi Kegiaatan
Data-data sampel yang didapatkan dari lapangan ini dibawa ke laboratorium untuk
dianalisis dengan metode-metode yang telah ditentukan. Hasil analisis sampel dari
laboratorium dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2. Kualitas Udara pada Tapak kegiatan pembangunan jembatan kelok 9
No Parameter SatuanTitik Sampling Baku
MutuTitik 1 Titik 2
1 Debu µg/m3 83 167 230
2 CO µg/m3
120,40 582.19 30000
3 Sox µg/m3
11,40 13,07 900
4 Nox µg/m3
28,62 94,63 400
Sumber : Hasil Analisis
Ket : *) Peraturan Pemerintah RI No. 41/1999
Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa kualitas udara pada jalan masuk
kegiatan pembangunan jembatan kelok 9 mempunyai nilai konsentrasi yang masih
di bawah baku mutu udara ambien menurut Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 1999 tentang baku mutu kualitas udara ambien.
Kegiatan pembangunan jembatan kelok 9 pada tahap pra konstruksidan konstruksi
diperkirakan akan terjadi perubahan kualitas udara, apabila tidak dikelola dengan
baik. Walaupun perubahan kualitas udara di suatu lokasi/tempat banyak faktor
yang mempengaruhi. Untuk itu dimasa yang akan datang perlu dilakukan
pengelolaan lingkungan aspek kualiatas udara
C. Kebisingan
Kebisingan merupakan salah satu faktor fisik yang berdampak terhadap kesehatan
manusia. Dampak yang ditimbulkan bisa bersifat kumulatif maupun sesaat.
Pengukuran kebisingan dilingkungan pembangunan jembatan kelok 9,
dimaksudkan untuk melihat kondisi lingkungan eksisting sebelum ada kegiatan.
Untuk itu dilakukan pengamatan dan pengukuran tingkat kebisingan. Pengukuran
intensitas kebisingan dilakukan pada beberapa titik yang dianggap mempunyai
dampak terhadap lingkungan rencana pembangunan jembatan kelok 9. Pengukuran
ini dilakukan dengan menggunakan alat sound level meter pada siang hari. Hasil
pengukuran intensitas kebisingan dapat dilihat pada Tabel 3.3 .
Tabel 3.3. Intensitas Kebisingan pada Tapak Kegiatan pembangunan
Jembatan kelok 9
No Lokasi Kebisingan (dB) Baku Mutu
1 Jalan Masuk 67,45 55
2 Lokasi kegiatan 67,45 55
3 Batas utara kegiatan 57,45 55
4 Batas Selatan Kegiatan 57,45 55
Sumber : Hasil Analisis
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas menunjukkan tingkat intensitas kebisingan yang
bervariasi di setiap titik pengukuran pada rencana kegiatan. Berarti lingkungan
sekitar rencana pembangunan jembatan kelok 9, menunjukkan intensitas kebisingan
tertinggi yaitu 67,45 dB (A). Namun hasil pengukuran kebisingan tersebut,
menunjukkan hasil yang sudah melebihi nilai ambang batas berdasarkan Baku
Mutu Kep.Men LH No. Kep.48/MEN-LH/11/1996
D. Topografi dan Geografis
Kabupaten Limapuluh Kota terletak di Propinsi Sumatera Barat. Kabupaten
Limapuluh Kota Lokasi berada di daerah kawasan hutan lindung dengan kondisi
kontur yang ekstrim, daerah pegunungan 650-800 m dpl, koridor jalan 300 m dengan
memiliki 9 tikungan tajam pada alinyemen horizontal dengan beda tinggi 40 m
sepanjang 175 m pada alinyemen vertikal. Lokasi proyek kelok 9 terletak di
Kecamatan Harau, Kabupaten Limapuluh Kota, yaitu antara KM. 145+000 sampai
dengan KM. 148+000 pada ruas Jalan Payakumbuh – batas Riau. Kondisi eksisting
lebar rata-rata adalah 6.00 meter. Kelok 9 terletak didaerah pegunungan yang terjal
dengan desain yang unik dan bagus, dan yang paling penting adalah pembangunan
kelok 9 ini sangat fungsional untuk melancarkan arus lalu lintas yang melewati
kawasan tersebut.
Dengan batas-batas wilayah adalah :
Sebelah utara berbatasan dengan propinsi Riau
Sebelah Timur berbatasan dengan propinsi Riau
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten payakumbuh.
Sebelah barat dengan Kabupaten payakumbuh.
E. Geologi
Material penyusun area kajian terutama (mayoritas) adalah piroklastik yang terdiri
dari campuran lava andesitik, tuf, aglomerat, dan breksi volkanik. Struktur geologi
berskala regional tidak ada, kecuali suatu perkiraan tentang kehadiran patahan
(sesar) tidak aktif, yaitu sepanjang ruas hulu Sungai.
Lapisan tanah di lokasi studi didominasi oleh tanah berbutir halus dari jenis
lempung (clay) dengan prosentase di atas 43 %, kemudian lanau (silt) diatas 41 %
dan sisanya pasir (sand) prosentase di atas 10%. Atas dasar Unified Soil
Classification System (USCS), tanah ini memiliki klassifikasi CH. Tanah CH
adalah tanah anorganic dengan plastisitas tinggi.
F. Bentang alam
Secara genesa, material berupa soil di lokasi kegiatan kelok 9 adalah dari aluvial
sungai dan talus (jatuhan batu-batu dari sepanjang dinding lembah). Ketebalan
soil kurang dari 60 cm. Ketebalan lempung di sawah-sawah sepanjang dasar
lembah bervariasi dari 20 hingga 40 cm. Batuan dasar adalah piroklastik.
G. Hidrologi
Secara ekonomis sungai - sungai ini merupakan pendukung bagi kegiatan
irigasi bagi masyarakat Harau. Berikut ini nama – nama sungai di Kawasan Lima
Puluh kota. dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Nama Sungai Daerah Lubuk Basung
N
o
Nama Sungai
1 Aaaaa
2 bbbbb
3 ccccc
1. Kualitas Air
Tabel 3.6 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air sungai aaaaa Hulu dan Hilir
No Parameter SatuanHasil pemeriksaan Baku
mutuSpesifikasi
Hulu Hilir
1 Amoniak mg/l 0,14 0,11 (-)SNI:06-6989.30-2005
2 Mangan(Mn) mg/l 0,052 <0,038 (-) SNI:06-6989.5-20043 Nitrat (NO3) mg/l 2,1 0,40 10 SNI:19-6964.7-20034 Nitrit (NO2) mg/l 0,1075 0,1034 0,06 SNI:06-6989.9-20045 BOD5 mg/l 5,5 4,0 3 SNI:06-2503-1991
6 COD mg/l 20 16 25SNI:06-6989.15-2004
7 DO mg/l 5,43 6,20 4SNI:06-6989.14-2004
8 pH mg/l 6,8 6,706,5-9,0
SNI:06-6989.11-2004
9Senyawa Fenol
mg/l <0,0005 <0,0005 0,001SNI:06-6989.21-2004
10 Tembaga(Cu) mg/l <0,002 <0,002 0,02 SNI:06-6989. 5-200411 Timbal(Pb) mg/l <0,003 <0,003 0,03 SNI:06-6989.8-2004
Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas air sungai yang berada di lokasi kegiatan,
menunjukkan bahwa ada beberapa parameter air yang sudah melebihi baku mutu
seperti Nitrit (NO2), BOD5 sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun
2001.
3.2. KOMPONEN BIOLOGI
3.2.1. Flora
Rencana lokasi pembangunan kelok 9 terletak di Kecamatan Harau Kabupaten
Limapuluh Kota. Tipe vegetasi di Lokasi proyek berupa hutan lindung.
3.2.2. Satwa Liar
Kelompok satwa liar yang diteliti dalam studi ANDAL pembangunan kelok 9
adalah Mamalia dan Burung (Aves).
Mamalia.
Hasil studi menunjukkan bahwa di lokasi rencana studi dan sekitarnya terdapat 9
(sembilan) jenis mamalia (Tabel 3-9). Dari jumlah tersebut 3 (tiga) jenis
diantaranya tergolong Satwa Dilindungi menurut Peraturan Pemerintah No. 7
Tahun 1999, jenis-jenis yang dilindungi tersebut yaitu, Kijang, Landak, dan
Kukang. Disamping itu masyarakat juga menginformasikan bahwa di lokasi studi
dan sekitarnya terdapat mamalia sebagai hama tanaman pertanian. Salah satu jenis
yang populasinya banyak ditemukan masyarakat adalah babi hutan,
Burung (Aves)
Burung termasuk satwa liar yang memiliki kemampuan terbang yang tinggi,
sehingga dengan kemampuan tersebut pula burung dapat menempati berbagai tipe
habitat di bumi, termasuk Indonesia, baik pantai, pemukiman, perkotaan, maupun
hutan. Hasil studi terhadap jenis-jenis burung menunjukkan bahwa terdapat 27
jenis burung di lokasi studi, 6 jenis diantaranya termasuk burung dilindungi
menurut PP Nomor 7 Tahun 1999. Burung-burung dilndungi yang dijumpai dalam
studi berasal dari kelompok Elang (2 jenis), Raja udang (1 jenis), dan kelompok
burung madu (3 jenis).
3.2.3. Biota Air
Perifiton
Hasil analisis sampel perifiton di lokasi studi menunjukkan bahwa terdapat 33
taxa perifiton di sungai aaaa. Jumlah jenis yang ditemukan di titik sampling
sungai aaaaa hulu 27 jenis. Pada lokasi ini Kelimpahan Relatif (KR) tertinggi
ditemukan pada jenis Achnanthes microcephala dan Gomphonema olivaceum
dengan KR 7,41%. Selanjutnya Indeks Keanekaragaman jenis yaitu 3,19.
Sedangkan KR tertinggi di Batang Antokan hilir adalah jenis Cymbella sp dan
Navicula anglica, keduanya dengan KR 5,97.
Nekton (Ikan)
Berdasarkan hasil survey tim studi diketahui bahwa keragaman jenis ikan di
lokasi studi relatif rendah, yaitu hanya 13 jenis. Menurut masyarakat di sekitar
lokasi studi, bahwa ikan yang masih banyak ditemukan di Batang Antokan adalah
Gariang (Labeobarbus sp) dan Nila (Ciprinus carpio)..
3.3. Sosial Ekonomi dan Budaya
a. Kependudukan
Secara administrasi lokasi pebangunan kelok 9 initerletak di kecamatan
Harau Kabupaten limapuluh kotaini berada sangat jauh dari perumahan
penduduk.
b. Angkatan Kerja
Angkatan kerja (economically active) adalah dari tenaga kerja (penduduk usia
kerja) yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat kegiatan produktif
yaitu memproduksi barang dan jasa. Angka angkatan kerja tahun 2009 adalah
sebesar 67,59%. Persentasenya sedikit menurun dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
c. Pendapatan masyarakat
Hasil wawancara menunjukkan bahwa tingkat pendapatan yang dominan pada
jorong di wilayah studi adalah rata-rata Rp 1.657.143 per bulan, tingkat
pendapatan dominan ini di atas (Upah Minimum Provinsi) Sumatera Barat Tahun
2010 sebesar 1.035.000. Sedangkan pendapatan antara Rp 500.000,- hingga Rp
1.000.000,- relatif jumlahnya sedikit dan pendapatan lebih dari Rp 1.000.000
perbulan sangat jarang.
d. Persepsi masyarakat
Munculnya persepsi negatif sangat tergantung dari adanya sosialisasi kegiatan
pada masyarakat sekitarnya. Dari hasil wawancara dengan masyarakat sekitar
dperoleh bahwa masyarakat sudah mengetahui rencana pembangunan Kelok
9sebesar 89,3%, bersumber dari aparat pemrintahan dan Kabupaten yaitu 72%
sedangkan dari pemrakarsa langsung sebesar 28%. Umumnya masyarakat
memberikan sikap setuju rencana Pembangunan kelok 9 (96,4%), dengan alasan
dapat memberikan kesempatan kerja sebesar 51,9% dan peluang kecakaan dijalan
raya sebesar 7,4%. Masyarakat yang menyatakan tidak setuju, oleh karena
kekhawatiran dengan kemacetan Lalu lintas pasca opersi dan opersi.
e. Pola Penyakit
Berdasarkan data kunjungan pasien yang datang pada Puskesmas Kecamatan
Harau, terhadap pola penyakit di masyarakat, lebih banyak penyakit ISPA.
Melihat pola penyakit secara umum bahwa penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut lebih dominan terjadi di beberapa daerah, hal ini menunjukkan pengaruh
lingkungan udara dan bangunan masyarakat setempat.
f. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan merupakan kebutuhan bagi masyarakat untuk kegiatan
kuratif, promotif, rehabilitative. Pelayanan kesehatan merupakan indikator
kesehatan masyarakat. Keberadaan Yankes di sekitar lokasi proyek dapat
mempermudah akses pekerja apabila ada gangguan kesehatan.
Tabel Sarana dan tenaga Kesehatan di Kecamatan Harau
No. Jenis SaranaJumlah di kecamatan
1 Rumah sakit umum 12 Puskesmas Induk 13. Jumlah Pustu 134 Puskesmas keliling 45 Dokter umum 46 Dokter gigi 27 Sarjana Kesmas 28 Sarjana Farmasi 19 Jumlah Kunjungan Baru 5047710 Jumlah Kunjungan Lama 28230