1
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian Tanaman Toga
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil
budidaya yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat keluarga pada
hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun
ataupun ladang yang digunakan khusus untuk membudidayakan
tanaman yang berkhasiat sebagai obat (apotek hidup)(Adiputra,
2009).
Toga adalah singkatan dari Tanaman Obat keluarga.
Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun
Tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan
kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan (Anonymousa, 2012).
2.2. Manfaat Tanaman Toga
Pemanfaatan TOGA adalah untuk memenuhi keperluan
alam bagi kehidupan, termasuk keperluan untuk mengatasi
masalah-masalah kesehatan secara tradisional (obat). Kenyataan
2
menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alami
khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam
penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan
gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah: febris,
batuk, sakit perut, gatal – gatal (Lilis, 2009).
Tumbuhan obat merupakan komponen penting dalam
pengobatan tradisional yang telah digunakan sejak lama di
Indonesia. Beberapa bukti yang menunjukan hal tersebut adalah
ditemukannya beberapa naskah yang berisi pengetahuan mengenai
pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan obat, antara lain
naskah pada daun lontar “Husodo” (Jawa),“Usada” (Bali), “Lontarak
Pabbuara” (Sulawesi Selatan) dan sebagainya (Aliadi & Roemantyo
1994).
Keuntungan obat tradisional yang langsung dirasakan oleh
masyarakat adalah kemudahan untuk memperolehnya dan bahan
bakunya dapat ditanam di pekarangan sendiri. Obat tradisional
murah dan dapat diramu sendiri di rumah, sehingga hampir setiap
orang Indonesia pernah menggunakan tumbuhan obat untuk
mengobati penyakit. Penggunaan tumbuhan obat tetap besar di
masyarakat karena manfaatnya secara langsung dapat dirasakan
secara turun-temurun, walaupun mekanisme kerjanya secara ilmiah
3
masih belum banyak diketahui. Selain manfaat yang dirasakan,
penggunaan tumbuhan obat pun dilatar belakangi sulitnya
jangkauan fasilitas kesehatan, terutama di daerah-daerah
pedesaan yang terpencil (Zein 2005). Terdapat dua kelompok
masyarakat yang dapat dibedakan berdasarkan intensitas
pemanfaatan tumbuhan obat menurut Aliandi dan Roemantyo
(1994), yaitu:
1. Kelompok pertama adalah kelompok masyarakat asli yang
hanya menggunakan pengobatan tradisonal, umumnya
tinggal di pedesaan atau daerah terpencil yang tidak
memiliki sarana dan prasarana kesehatan. Kelompok ini
berusaha mencari sendiri pengobatan untuk mengatasi
berbagai penyakit, sesuai dengan norma dan adat yang
berlaku.
2. Kelompok kedua adalah kelompok masyarakat yang
menggunakan pengobatan tradisional dalam skala keluarga,
umumnya tinggal di pedesaan yang memiliki sarana dan
prasarana terbatas. Pada daerah ini sudah tersedia
Puskesmas, namun tenaga medis, peralatan dan obat-
obatan yang tersedia terbatas. Selain itu, kondisi ekonomi
masyarakat pun umumnya masih rendah sehingga
pengobatan tradisional merupakan alternatif dalam
pemenuhan kesehatan masyarakat. Pada kelompok kedua
4
ini, pemerintah telah memasyarakatkan TOGA (Tanaman
Obat Keluarga). Program ini sesuai untuk kelompok
masyarakat yang menggunakan tumbuhan obat dalam skala
keluarga dan bertujuan untuk penanggulangan penyakit
rakyat, perbaikan status gizi dan melestarikan sumberdaya
alam hayati (Aliandi & Roemantyo 1994).
Rosita (2005) mengatakan bahwa masyarakat
Sunda memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap
obat tradisional. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil
penelitian yang dilakukan, yaitu masyarakat Sunda
menggunakan obat tradisional untuk dua dari tiga kasus
gangguan kesehatan, baik melalui penggunaan sendiri
(60,9%) maupun dengan bantuan ahli pengobatan (6,5%).
Menurut hasil penelitian tersebut, terdapat 257
spesies tumbuhan yang digunakan untuk mengobati
gangguan kesehatan. Penduduk Kampung Dukuh di Garut
Jawa Barat misalnya mengenal 137 spesies tumbuhan obat
dari 52 suku. Pemanfaatan terbesar tumbuhan obat di
kampung ini adalah sebagai perawatan kesehatan ibu
melahirkan, yaitu sebanyak 41 spesies tumbuhan
(Santhyami & endah Sulistyawati 2010).
5
2.3. Fungsi Tanaman TOGA
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk
mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan
masyarakat yang antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meningkatkan/menjaga kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain itu juga berfungsi untuk sarana memperbaiki status
gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal
sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran
misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.
1. Sarana untuk pelestarian alam.
Pelestarian tanaman bermanfaat, Apabila pembuatan
tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya
pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam
itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
2. Penghijauan.
Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami
penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan
penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon
misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan
lain-lain.
6
3. Sarana untuk pemerataan pendapatan.
Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk
menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi
sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
4. Sarana keindahan.
Dengan adanya Toga dan bila ditata dengan baik maka hal
ini akan menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat
yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan
diperlukan perawatan terhadap lingkungan.(Lilis, 2009)
2.4. Pengembangan Tumbuhan Obat
Menurut Hamzari (2008), tumbuhan obat yang
beranekaragam spesies, habitus dan khasiatnya mempunyai
peluang besar serta memberi kontribusi bagi pembangunan dan
pengembangan hutan. Karakteristik berbagai tumbuhan obat yang
menghasilkan produk berguna bagi masyarakat memberi peluang
untuk dibangun dan dikembangkan bersama dalam hutan di daerah
tertentu. Berbagai keuntungan yang dihasilkan dengan berperannya
tumbuhan obat dalam hutan adalah pendapatan, kesejahteraan,
konservasi berbagai sumberdaya, pendidikan nonformal,
keberlanjutan usaha dan penyerapan tenaga kerja serta keamanan
nasional. Di Indonesia, pemanfaatan dan pemasaran bahan
7
tumbuhan obat dapat digolongkan menjadi bentuk jamu gendong,
jamu kemasan modern dan fitofarmaka (Sangat 2000).
Pengembangan obat bahan alam khas Indonesia yang
dikenal sebagai jamu, dimana tanaman obat menjadi komponen
utamanya memiliki arti strategis dalam upaya meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat dan kemandirian Indonesia di
bidang kesehatan. Hal tersebut mengingat saat ini Indonesia
memiliki ketergantungan yang besar terhadap obat dan bahan baku
obat konvensional impor yang nilainya mencapai US$ 160 juta per
tahun (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2007).
Sangat (2000), mengatakan bahwa pengembangan jamu
dimulai dari keberadaan usaha jamu gendong, yaitu jamu yang
diramu dan dipasarkan dalam gendongan yang merupakan warisan
jaman kuno yang sampai saat ini masih digemari masyarakat
Indonesia, terutama orang Jawa. Jamu kemasan modern
merupakan dampak terhadap perubahan citra jamu gendong
dengan pemberian kemasan yang baik dalam bentuk serbuk,
kapsul maupun pil. Jamu kemasan modern telah memunculkan
adanya industri-industri jamu, baik dalam skala kecil maupun besar.
Industri jamu berkembang seiring dengan meningkatnya
pemanfaatan tanaman obat. Adanya industri tersebut, menuntut
keberadaan bahan baku secara kontinyu. Begitu pula dalam proses
8
pembuatannya yang memerlukan tenaga ahli dan tenaga kerja.
Peningkatan kualitas sumberdaya produsen, yaitu petani produsen
tanaman obat harus mengikuti perkembangan IPTEK, seperti
penggunaan bibit yang unggul. Cara pembudidayaan yang sesuai
untuk tanaman obat adalah cara pembudidayaan secara organik
tanpa menggunakan pestisida, mengingat banyaknya tanaman obat
yang langsung dikonsumsi tanpa diolah terlebih dahulu (Hoesen
2000).
Sedangkan dalam peningkatan perusahaan dan pabrik,
peningkatan kualitas jamu secara tidak langsung ditunjukan dengan
adanya ijin resmi dari pemerintah terhadap produk jamu yang
dibuat. Contoh perusahaan jamu skala besar yang produknya telah
dikenal di dalam maupun di luar negeri adalah Sido Muncul,
Mustika Ratu, Sari Ayu, Air Mancur dan Nyonya Meneer (Sangat
2000).
Fitofarmaka mengandung komponen aktif tertentu yang
berasal dari tumbuhan obat, mempunyai khasiat penyembuhan
penyakit lebih khusus dan dikemas seperti obat modern. Jika
berhasil dikembangkan, peluang penggunaannya selain dapat dijual
secara bebas juga dapat diperoleh melalui resep dokter. Hal
tersebut menyebabkan fitofarmaka dapat bersaing dengan obat-
obatan modern. Hingga saat ini, fitofarmaka belum banyak
9
diproduksi. Industri farmasi yang sudah memproduksi fitofarmaka,
yaitu Kimia Farma dan Endo Farma (Sangat 2000).
Tukiman (2004) mengatakan bahwa upaya pengobatan
tradisional dengan tumbuhan obat merupakan salah satu bentuk
peran serta masyarakat dan penerapan teknologi tepat guna yang
potensial untuk menunjang pembangunan kesehatan. Dalam
lingkup pembangunan kesehatan keluarga, upaya pengobatan
tradisonal dengan pemanfaatan tumbuhan obat dapat diwujudkan
melalui apotik hidup atau TOGA. Pengembangan TOGA atau
apotek hidup ditujukan sebagai alternatif penggunaan maupun
pendamping obat kimia sintetik (Hoesen 2000).
Spesies tumbuhan obat yang ditanam di TOGA atau apotek
biasanya merupakan tumbuhan yang relatif mudah tumbuh tanpa
perawatan intensif dan biasanya digunakan untuk mengobati
penyakit-penyakit ringan yang sering diderita anggota keluarga.
Hoesen (2000) mengatakan bahwa Zingiberaceae (Temu-temuan)
merupakan famili tumbuhan yang biasanya paling umum dan
banyak ditanam pada TOGA. Selain itu, sering juga dijumpai
tumbuhan dari famili Euphorbiaceae, Acanthaceae, Apocynaceae
dan Lamiaceae (jarak-jarakan, jeruju-jerujuan dan anggota
tumbuhan berbunga).
10
Tumbuhan-tumbuhan tersebut biasanya dimanfaatkan untuk
mengobati penyakit saja seperti: batuk, sariawan, sakit gigi,
mencret, demam, pegal linu, sakit perut, cacingan, penyakit kulit
dan mimisan. Namun, tumbuhan TOGA pun dapat dimanfaatkan
untuk mengobati penyakit kronis, seperti ginjal, diabetes, asma,
TBC, penyakit hati, tekanan darah tinggi dan tekanan darah rendah.
Selain untuk pengobatan, tumbuhan TOGA ada yang berfungsi
ganda sebagai sayuran, bumbu, tanaman hias/pelindung rumah
dan ada juga yang digunakan untuk menambah penghasilan
keluarga.
2.5. Manfaat Tanaman Obat Keluarga dan Khasiatnya
Banyak bahan-bahan disekitar kita yang bisa dijadikan obat
keluarga, untuk menurunkan berat badan, menggemukkan badan
dan berbagai manfaat lain sebagai obat natural/ herbal. Berikut
adalah tanaman obat tradisional dari bahan yang ada disekitar kita
seperti kencur dan kunyit dan masih banyak lagi yang bisa dijadikan
obat tradisional menyembuhkan berbagai penyakit.
Berikut adalah tanaman obat yang banyak dikenal oleh
masyarakat dan yang sering diolah menjadi produk yang baik untuk
kesehatan tubuh atau mengobati penyakit :
11
Jahe : Jahe adalah tanaman berakar rimpang dan bahan
berkasiat pada tanaman ini terletak pada akarnya. Jahe
popular sebagai minuman yang dapat menghangatkan
tubuh dan mencegah dari masuk angin. Meminum sari jahe
dipercaya juga dapat mengembalikan kesegaran tubuh.
Cara membuat minuman jahe cukup mudah, hanya
digepengkan dan kemudian diseduh dengan air hangat
kemudian dapat ditambahkan gula atau bahan lainnya
seperti kopi dan teh.
Lidah buaya : selain berfungsi sebagai tanaman hias, lidah
buaya juga memiliki berbagai manfaat yang berguna baik
untuk kesehatan ataupun kecantikan. Sejak berabad
lamanya lidah buaya atau lebih dikenal dengan aloevera ini
digunakan sebagai bahan untuk merawat kecantikan para
putri raja. Sebagai obat, aloevera bermanfaat untuk
memperlambat tumbuhnya virus HIV, memperbaiki sistem
pencernaan, membunuh kuman dan menghilangkan rasa
sakit. Sebagai bahan kecantikan aloevera bermanfaat untuk
melindungi kulit dari kekeringan dan dehidrasi, merangsang
tumbuhnya sel sel kulit yang baru, serta dapat menyuburkan
rambut. Tak hanya itu lidah buaya ini juga dapat dikonsumsi
dan dapat digunakan sebagai bahan campuran minuman
yang menyegarkan.
12
Temulawak : merupakan tanaman obat yang sangat
popular di kalangan masyarakat Indonesia khususnya
masyarakat Jawa. Temulawak merupakan tumbuhan asli
Indonesia dan memiliki khasiat yang lengkap. Temulawak
atau juga disebut Curcuma biasanya diberikan kepada anak
anak untuk menambah nafsu makan mereka. Temulawak
juga dapat menghilangkan flek-flek hitam pada wajah dan
kandungan minyak atsirinya dapat membersihkan isi perut
serta memperlancar ASI pada wanita yang menyusui.
Penelitian lebih lanjut mengemukakan bahwa temulawak
sangat ampuh untuk mengobati penyakit hati atau penyakit
liver dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah karena
dalam temulawak terdapat kandungan kurkumin yang dapat
menyehatkan hati. Sama seperti jahe dan kencur, cara
mengkonsumsi temulawak adalah dengan diparut dan
diambil sari airnya.
Kencur : Kencur dipakai hampir di seluruh masakan
Indonesia. Sebagai tanaman obat, kencur sangat
bermanfaat untuk mengobati batuk, menghilangkan nafas
tidak sedap, menghilangkan kembung dan mual masuk
angin serta manfaat-manfaat lainnya. Selain diseduh sarinya
setelah diperas, kunir juga dapat dimakan mentah-mentah.
13
Kunir : kunir merupakan satu kelompok tanaman yang
sama dengan jahe dan kencur, yaitu tanaman berakar
rimpang. Kunir mudah dikenali karena warnanya yang
kuning. Selain menjadi bumbu masak utama untuk berbagai
makanan Indonesia, kunir juga bermanfaat untuk mencegah
sariawan, panas dalam, serta baik untuk wanita hamil dan
menyusui. Cara sederhana untuk mengkonsumsi kunir
adalah dengan memarut kunir dan memeras sari parutannya
lalu merebusnya dengan air panas.
2.6. Pengetahuan
2.6.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang
diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk,
tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip
dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau
berguna (Irmayanti, 2007).
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala
yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal.
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya
untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah
dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
14
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut
(Irmayanti, 2007).
Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan
dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas
melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan
memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil
pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data sekedar
berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan
kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk
mengarahkan tindakan. Inilah yang disebut potensi untuk menindaki
(Irmayanti,2007).
2.6.2 Jenis Pengetahuan
Khususnya dalam pokok bahasan Manajemen
Pengetahuan, terdapat dua jenis utama pengetahuan bila dilihat
dari perihal eksplisitasnya :
1.Pengetahuan Implisit
Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih
tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-
faktor yang tidak bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif,
15
dan prinsip. Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk
ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.
Kemampuan berbahasa, mendesain, atau mengoperasikan mesin
atau alat yang rumit membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu
bisa tampak secara eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya
untuk mentransferkannya ke orang lain secara eksplisit.
Contoh: sederhana dari pengetahuan implisit adalah kemampuan
mengendara sepeda. Pengetahuan umum dari bagaimana
mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang, bila
sepeda ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok ke
kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda
sudah condong ke kanan, belokkan setir ke kanan. Tapi
mengetahui itu saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa
menyetir sepeda. Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit
biasanya tidak menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan
juga bagaimana pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain.
Untuk mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan
keterampilan, namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang
tertulis. Pengetahuan implisit seringkali berisi kebiasaan dan
budaya yang bahkan kita tidak menyadarinya.
16
2. Pengetahuan Eksplisit
Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah
didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media
atau semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa
formal dan bisa dengan relatif mudah disebarkan secara luas.
Informasi yang tersimpan di ensiklopedia (termasuk Wikipedia)
adalah contoh yang bagus dari pengetahuan eksplisit.
Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit adalah
petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how to. Pengetahuan
juga bisa termediakan secara audio visual. Hasil kerja seni dan
desain produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk
pengetahuan eksplisit yang merupakan eksternalisasi dari
keterampilan, motif dan pengetahuan manusia. Bagaimana
membuat pengetahuan implisit menjadi eksplisit merupakan fungsi
utama dari strategi Manajemen Pengetahuan.
3. Pengetahuan empiris
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan
pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau
pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan
melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan
rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang
17
menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan
dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada
objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan
melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali.
Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi
dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang
manajemen organisasi.
4. Pengetahuan rasionalisme
Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang
diperoleh melalui akal budi. Rasionalisme lebih menekankan
pengetahuan yang bersifat apriori ialah tidak menekankan pada
pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam
matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman
atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran
logis akal budi (Irmayanti, 2007).
2.6.3 Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya:
a. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan
18
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat
kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan
manusia.
b. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat
yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi,
radio, koran, dan majalah.
c. Informasi
Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary, adalah
"that of which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus
lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat
diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai
transfer pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti
yang lain sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang
mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,
menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,
menganalisa, dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.
Sedangkan informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara,
kode, program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi
informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi tidak dapat
diuraikan (intangible), sedangkan informasi itu dijumpai dalam
19
kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan
terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi
(Meliono,2007).
2.7 Masyarakat
2.7.1 Pengertian Masyarakat
Masyarakat dalam istilah bahasa Inggris adalah society
yang berasal dari kata latin socius yang berarti (kawan). Istilah
masyarakat berasal dari kata bahasa Arab ”syaraka” yang berarti
ikut serta dan berpartisipasi. Masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling
berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana
melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Definisi lain,
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu,
dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama
(Koentjaraningrat 2009).
Kontinuitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki
keempat ciri yaitu:
1. Interaksi antar warga-warganya
2. Adat istiadat
3. Kontinuitas waktu
20
4. Rasa identitas kuat yang mengikat semua warga
Semua warga masyarakat merupakan manusia yang hidup
bersama, hidup bersama dapat diartikan sama dengan hidup dalam
suatu tatanan pergaulan dan keadaan ini akan tercipta apabila
manusia melakukan hubungan, (Soerjono Soekanto 2006),
memaparkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari
kebiasaan, tata cara, dari wewenang dan kerja sama antara
berbagai kelompok, penggolongan, dan pengawasan tingkah laku
serta kebiasaan-kebiasaan manusia. Masyarakat merupakan suatu
bentuk kehidupan bersama untuk jangka waktu yang cukup lama
sehingga menghasilkan suatu adat istiadat (Soerjono Soekanto
2006).
Masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah
hidup dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu
kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas
sedangkan masyarakat menurut Selo Soemardjan (dalam Soerjono
Soekanto, 2006) adalah orang-orang yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan dan mereka mempunyai kesamaan
wilayah, identitas, mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan
perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
21
2.7.2 Unsur-unsur masyarakat
Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984)
bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif
secara mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan
anggota-anggotanya.
Masyarakat sebagai sekumpulan manusia didalamnya ada
beberapa unsur yang mencakup. Adapun unsur-unsur tersebut
adalah:
1. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama;
2. Bercampur untuk waktu yang cukup lama;
3. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suatu kesatuan;
4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama.
Menurut Emile Durkheim (dalam Djuretnaa Imam Muhni,
1994) keseluruhan ilmu pengetahuan tentang masyarakat harus
didasari pada prinsip-prinsip fundamental yaitu realitas sosial
dan kenyataan sosial.
Kenyataan sosial diartikan sebagai gejala kekuatan sosial
didalam bermasyarakat. Masyarakat sebagai wadah yang paling
sempurna bagi kehidupan bersama antar manusia. Hukum adat
memandang masyarakat sebagai suatu jenis hidup bersama
22
dimana manusia memandang sesamanya manusia sebagai tujuan
bersama.
Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena
setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu dengan yang
lainnya (Soerjono Soekanto, 2006). Beberapa pendapat para ahli di
atas dapat disimpulkan masyarakat memiliki arti ikut serta atau
berpartisipasi, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut society.
Bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka
mempunyai kesamaan budaya, wilayah, dan identitas, mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh
kesamaan.